Disampaikan oleh
Dr. Dra. L. Rizka Andalucia, M.Pharm, Apt
Direktur Standardisasi Obat, NPPZA
Sistematika Peraturan
Isi Peraturan
Penutup
2
PRE-
MARKET PENGAWASAN FULL SPECTRUM
R&D PRODUK REGISTRASI DISTRIBUSI
MARKETING
AUTHORIZATION
QA
QC
STANDAR TOKO
INDUSTRI OBAT
FARMASI REGULASI ONLINE APOTEK
RS
LAW
ENFORCEMENT INSPEKSI PRODUKSI DAN SURVEILANCE DAN PENGAWASAN
POST- DISTRIBUSI FARMAKOVIGILANS LABEL DAN IKLAN
KONSUMEN
MARKET 3
Perlakuan dan
standar yang
sama serta
Perpres 80 Tahun 2017 jaminan kepastian
hukum kepada Peningkatan
tentang pelaku usaha daya saing
Badan Pengawas Obat Obat dan
Perlindungan Makanan
dan Makanan masyarakat dari
Obat dan
Makanan yang
berisiko
terhadap
kesehatan Standar
dan Acuan Petugas
Regulasi dalam
melaksanakan
kegiatan
Jaminan Pengawasan
Penyusunan Standar keamanan, Obat dan
dan Regulasi di khasiat/manfaat, Makanan
dan mutu Obat
bidang Pengawasan dan Makanan Penegakan hukum
Obat dan Makanan dan penindakan di
bidang
pengawasan Obat
dan Makanan
TAHAPAN PENYUSUNAN PERATURAN
• penyelarasan
PerUU yang
• Penyusunan draf sedang disusun, • memberikan
rancangan agar peraturan informasi kepada
standar/regulasi PerUU yang masyarakat
dan pembahasan dihasilkan sesuai (stakeholder)
27 Oktober – prinsip hukum dan 14 Oktober 2021 terhadap suatu
2019 09 November 2020 PerUU yang baik
peraturan PerUU
6
LATAR BELAKANG DAN TUJUAN REVISI PERATURAN
PERBPOM NOMOR 24
PERBPOM NOMOR 4 REVISI
TAHUN 2021
TAHUN 2018
7
KRONOLOGIS PENYUSUNAN PERATURAN
Verbal dan
Pembahasan Awal Pembahasan
• Usulan dari Unit Teknis • 14 Jan 2020 – 3 Sept • 27 Okt 2020 – 9 Nov 2020 Persetujuan Eselon 1
ND 14 Feb 2019 2020 • Melalui laman jdih.pom.go.id
• Pembahasan progsun • 14 Jan 2020 • Penyusunan Draft • 4 Sept 2020 • Didapatkan masukan dari Asosiasi
Pelaku Usaha • 3 Des 2020
2020-14 Feb 2019 • Identifikasi kebutuhan Rancangan Peraturan • 9 Sept 2020
• PROGSUN 2020 pengawasan dan • 21 Sept 2020
review implementasi
PerBPOM 4/2018
Pembahasan Konfirmasi
hasil Drafting Biro Hukor
Penetapan
dengan Unit Teknis
• Biro Hukor BPOM Pemarkasa • 5 Agustus 2021 • Tanggal 14
• KemenhumHAM Oktober 2021
• 9 Maret 2021 • PERATURAN • BNRI Tahun 2021
• Badan POM BADAN POM
• Kementerian Nomor 1152
NOMOR 24
Kesehatan TAHUN 2021
Finalisasi Rancangan
Harmonisasi Pengundangan
Peraturan
8
DASAR HUKUM
PP 40/2013 tentang Pelaksanaan Undang- Permenkes No. 9 Tahun 2014
Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang
Narkotika tentang Klinik
10
Isi Batang Tubuh
PerBPOM 24/2021
ISI BATANG TUBUH PERBPOM 24/2021 (1)
Toko Obat
Hanya Obat Tanpa
12
Resep Dokter
ISI BATANG TUBUH PERBPOM 24/2021 (2)
Pasal 9
Pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika , Psikotropika dan Prekursor Farmasi
mengacu kepada:
- Standar pelayanan kefarmasian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
- Pedoman pengelolaan Obat, Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika,
dan Prekursor Farmasi yang baik di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian LAMPIRAN PERBPOM 24/2021
14
ISI BATANG TUBUH PERBPOM 24/2021 (3)
15
ISI BATANG TUBUH PERBPOM 24/2021 (4)
SANKSI Pasal 13
16
ISI BATANG TUBUH PERBPOM 24/2021 (5)
• Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Badan POM
Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pengawasan Pengelolaan Obat,
Bahan Obat, Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi di
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
17
Isi Lampiran PerBPOM
24/2021
1. Lampiran A. Pedoman Pengelolaan Obat dan
Bahan Obat Yang Baik di Fasilitas Pelayanan
Kefarmasian
2. Lampiran B. Pedoman Pengelolaan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi Yang Baik
di Fasilitas Pelayanan Kefarmasian
SIMPUL PENGELOLAAN YANG DIATUR
Penerimaan
Pengadaan Penyimpanan
Pengelolaan
Obat, Bahan
Obat dan
Pelaporan NPP Penyerahan
Pemusnahan Pengembalian
1. PENGADAAN
PERUBAHAN PENGADAAN
Peraturan Peraturan
Substansi Badan POM Badan POM Keterangan
No. 4/2018 No.24/2021
Menjelaskan bahwa pengadaan
Belum diatur ketentuan mengenai Obat dan Bahan Obat harus
Sumber Pengadaan Obat Telah diatur ketentuan mengenai
kualifikasi pemasok dalam berasal dari fasilitas resmi/fasilitas
kualifikasi pemasok yaitu pada
dan/Bahan Obat pengadaan Obat dan/atau Bahan legal termasuk juga harus
butir 1.1. dan 1.9
Obat memastikan produk yang akan
dipesan merupakan produk legal
Pengharmonisasian dengan
kebijakan di Kementerian
Pengadaan Obat dari Kesehatan dimana puskesmas
Puskesmas ke Butir 1.5 dan 1.6 dihapus N/A tidak boleh melakukan pengadaan
Puskesmas ke puskesmas lain melainkan
harus berdasarkan LPLPO ke
Instalasi Farmasi Pemerintah.
IF INST. FARMASI RS
LPLPO
TOKO OBAT
INST. FARMASI
PEMERINTAH INST. FARMASI
PUSAT RSUP/TNI/POLRI
PENGADAAN & PENYALURAN
NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & OBAT MENGANDUNG PREKURSOR
Bersumber
dari fasilitas PBF
resmi PBF
NARKOTIKA: APOTEK Perhatikan izin dan kewenangan
sarana tujuan penyaluran
IZIN KHUSUS PENYALURAN
IF SP –>
SP –> ttd
ttd APJ/Ka.
APJ/Ka. INST. FARMASI RS
Inst
Inst
Sumber Pengadaan
Dalam hal Apoteker Penanggung Jawab di RS, Klinik, dan
Puskesmas tidak dapat melaksanakan tugas, Apoteker yang
bersangkutan harus menunjuk Apoteker lain yang memiliki Surat
bersumber dari fasilitas resmi Izin Praktik Apoteker (SIPA) yang bertugas paling lama untuk
berupa Industri Farmasi atau waktu 3 (tiga) bulan
Pedagang Besar Farmasi
Ketentuan Penunjukkan Apoteker lain, harus:
a.dilaporkan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Kepala Unit Pelaksana Teknis Badan POM di daerah setempat
dalam hal pengadaan bersumber dengan mencantumkan jangka waktu penugasan; dan
dari PBF harus dipilih PBF yang b.diinformasikan kepada fasilitas pemasok atau sumber
telah memiliki sertifikat Cara pengadaan obat dan/atau bahan obat dengan melampirkan
Distribusi Obat yang Baik spesimen tanda tangan.
Surat Pesanan
Harus Mencantumkan:
nama sarana sesuai izin (disertai nomor izin) dan alamat lengkap (termasuk nomor telepon/ faksimili bila ada) dan stempel sarana.
nama fasilitas pemasok beserta alamat lengkap
nama, bentuk dan kekuatan sediaan, jumlah (dalam bentuk angka dan huruf) dan isi kemasan (kemasan penyaluran terkecil atau tidak dalam
bentuk eceran) dari Obat/Bahan Obat yang dipesan;
nomor urut surat pesanan, nama kota dan tanggal dengan penulisan yang jelas;
• harus bisa menjamin otoritas penggunaan sistem hanya oleh Apoteker/TTK Penanggung Jawab
• harus bisa menjamin ketertelusuran produk (min 5 th)
• harus dapat ditunjukan dan dipertanggungjawabkan kebenarannya pada saat pemeriksaan
Sistem • harus tersedia sistem backup data
Elektronik • harus mudah dalam evaluasi & penarikan data pada saat dibutuhkan
• ada mekanisme pemberitahuan secara elektronik dari pihak pemasok bahwa pesanan tersebut telah diterima
• pengadaan NPP harus dilengkapi SP manual asli, 7 (tujuh) hari setelah konfirmasi dari pihak pemasok
• asli dan dibuat sekurang-kurangnya rangkap 2 (NPP 3) serta tidak dibenarkan dalam bentuk faksimili dan fotokopi
Manual • ditandatangani oleh Apt/TTK PJ, nama jelas, dan nomor SIPA/SIPTTK
Hal-Hal yang harus diperhatikan dalam Pengadaan
Surat Pesanan
Surat Pesanan
Narkotika, Asli, min rangkap 3
Nama , alamat dan
(NPP), tdk SP harus terpisah
Psikotropika dan diperkenankan
Telp IF/PBF
dari obat lain
pemasok
fax/f.kopi/e-mail
Prekursor
Farmasi
nama, bentuk &
Di-TT APJ, nama kekuatan sediaan, SP Narkotika hanya
jelas dan no. isi kemasan & jmlh berlaku untuk 1
SIPA/SIPTTK dlm bentuk angka & item jenis Narkotika
huruf (NPP)
Catatan: SP yg tdk bisa dilayani/dipenuhi harus: a) dibuat Surat Penolakan Pesanan paling lama 7 hari kerja, b) tetap
diarsipkan dan diberi tanda pembatalan yg jelas
PENGADAAN DILAKUKAN MELALUI SISTEM PENGADAAN
BARANG/JASA PEMERINTAH, TERMASUK E-PURCHASING
SP yang tidak dapat digunakan karena suatu hal, harus diberi tanda pembatalan yang jelas dan
diarsipkan bersama dengan Surat Pesanan lainnya
SP yang tidak bisa dilayani baik sebagian atau seluruhnya, harus meminta surat penolakan
pesanan dari pemasok
SP harus disimpan sekurang-kurangnya selama 5 (lima) tahun berdasarkan tanggal dan nomor
urut Surat Pesanan/LPLPO
Arsip SP Narkotika, SP Psikotropika atau SP Prekursor Farmasi harus dipisahkan dengan arsip
Surat Pesanan produk lain
Surat penolakan pesanan dari pemasok harus diarsipkan menjadi satu dengan arsip Surat
Pesanan
Seluruh arsip harus mampu telusur dan dapat ditunjukkan pada saat diperlukan
2. PENERIMAAN
PENERIMAAN
Substansi Peraturan Badan POM No. 4/2018 Peraturan Badan POM Keterangan
No.24/2021
Ketentuan pengadaan 2.11. Apabila pengadaan Obat/Bahan Obat dilakukan 2.11. Apabila pengadaan Menyesuaikan dengan
Obat/Bahan Obat yang melalui sistem pengadaan barang/jasa pemerintah Obat/Bahan Obat dilakukan melalui pelaksanaan kebijakan
dilakukan melalui sistem maka: sistem pengadaan barang/jasa terkini mengenai
pengadaan barang /jasa a. penerimaan Obat/Bahan Obat harus melibatkan pemerintah maka: pengadaan barang/jasa
pemerintah Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian sebagai a. penerimaan Obat/Bahan Obat pemerintah sesuai
Panitia Penerimaan Barang dan Jasa Pemerintah. harus melibatkan masukan dari
Apabila Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian tidak Apoteker/Tenaga Teknis Kementerian Kesehatan.
termasuk dalam Panitia Penerima Barang, maka Kefarmasian yang ditunjuk
penerimaan dilakukan oleh Apoteker Pejabat Penandatangan
Penanggungjawab atau Tenaga Kefarmasian yang Kontrak; dan
ditunjuk oleh Apoteker Penanggungjawab. b. Apoteker Penanggung Jawab
b. penerimaan Obat/Bahan Obat dari Pedagang wajib mendokumentasikan
Besar Farmasi dilakukan oleh Panitia Penerimaan salinan Berita Acara Serah
Barang dan Jasa Pemerintah; Terima Barang dan Berita Acara
c. Panitia Penerimaan Barang dan Jasa Pemerintah Penyelesaian Pekerjaan
segera menyerahkan Obat/Bahan Obat kepada
Apoteker Penanggung Jawab atau Tenaga
Kefarmasian yang ditunjuk oleh Apoteker
Penanggungjawab;
d. Apoteker Penanggung Jawab wajib
mendokumentasikan salinan Berita Acara Serah
Terima Barang dan Berita Acara Penyelesaian
Pekerjaan.
PENERIMAAN
khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product) harus diperiksa kondisi cool
box dan catatan pemantauan suhu saat diterima. Jika Produk Rantai Dingin
(Cold Chain Product) dilengkapi dengan Vaccine Vial Monitor (VVM), dilakukan
PERIKSA: pemeriksaan kondisi VVM pada saat diterima
1. KONDISI KEMASAN
• Penerimaan harus DALAM KEADAAN BAIK
berdasarkan Faktur sesuai
2. KESESUAIAN OBAT YANG
pembelian / SPB/ LPLPO DITERIMA DG SP/LPLPO
yang sah. 3. KESESUAIAN OBAT YANG
• Hanya dapat melakukan DITERIMA DG FAKTUR
penerimaan yang
ditujukan untuk Ketidaksesuaian ketidaksesuaian TTD
Fasyanfar sesuai SP/LPLPO nama produsen, nomor bets FAKTUR/LPLPO/SPB
• Harus dilakukan oleh nama pemasok, atau tanggal & NAMA, SIPA/SIPTTK,
Apt/TTK PJ nama Obat/Bahan kedaluwarsa STEMPEL
Obat, jumlah,
• Bila Apt/TTK PJ bentuk, kekuatan
berhalangan, dapat sediaan Obat, dan isi
didelegasikan ke Tenaga kemasan KOREKSI
kefarmasian (Surat BETS/KADALUARSA
pendelegasian) PRODUK
& KONFIRMASI KE
DIKEMBALIKAN
• Bila Apt PJ Puskesmas PEMASOK
berhalangan,
didelegasikan ke Tenaga
BERITA
kefarmasian/ tenaga DIHARI ACARA
medis/ tenaga kesehatan YANG PENERIMAAN
lain SAMA TIDAK SESUAI
3. PENYIMPANAN
PENYIMPANAN
Penyimpanan Obat untuk Belum diatur 3.5. Khusus penyimpanan Obat untuk keadaan -
keadaan darurat darurat (Emergensi) pada Puskesmas, Rumah
(emergensi) Sakit dan Klinik, penyimpanan Obat harus:
a. memperhatikan aspek keamanan dalam
penyimpanannya dan hanya digunakan pada
saat emergensi;
b. dilakukan monitoring secara berkala terhadap
kelengkapan, kondisi, dan kedaluwarsa obat
emergensi yang disimpan;
c. dilakukan penggantian segera obat emergensi
yang terpakai, kedaluwarsa, atau rusak;
d. dilengkapi dengan kunci pengaman disposable
yang menjamin integritas/keutuhan dan
keamanan penyimpanan obat emergensi dari
akses pihak yang tidak berwenang;
e. ditetapkan jumlah, jenis, dan penempatan obat
emergensi dengan melibatkan Apoteker; dan
f. dilaporkan segera oleh petugas yang
membuka dan menggunakan obat emergensi
yang tersedia untuk setiap obat emergensi
yang digunakan kepada Apoteker Penanggung
Jawab.
PENYIMPANAN
Substansi Peraturan Badan POM Peraturan Badan POM No.24/2021 Keterangan
No. 4/2018
Keharusan Belum diatur 3.8.e. Harus memiliki sistem perlindungan data -
adanya elektronik melalui sistem otorisasi pengguna (misal
perlindungan memiliki password) untuk mencegah akses yang
data terkait tidak berwenang terhadap data elektronik.
pencatatan
kartu stok
secara
elektronik
Penjelasan 3.8. Pencatatan yang 3.9. Pencatatan pada kartu stok harus dilakukan Memberikan
terkait dilakukan harus tertib dan secara tertib dan akurat, yaitu: penjelasan
pencatatan akurat a. pencatatan dilakukan setiap kali ada transaksi kegiatan
kartu stok yang penerimaan atau penyerahan/penggunaan; pencatatan
tertib dan akurat b. jumlah persediaan sesuai dengan mutasi kartu stok yang
(penerimaan dan penyerahan/penggunaan) yang dilakukan
dilakukan termasuk jika ada Obat atau Bahan secara tertib
Obat yang hilang, rusak/kedaluwarsa; dan dan akurat
c. kartu stok manual diletakkan bersama/berdekatan
dengan Obat atau Bahan Obat yang
bersangkutan.
PENYIMPANAN
Substansi Peraturan Badan POM Peraturan Badan POM No.24/2021 Keterangan
No. 4/2018
Pelaksanaan 3.10. Melakukan stok 3.11. Melakukan stok opname secara berkala Menjelaskan
stok opname opname secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 6 (enam) terkait
sekurang-kurangnya bulan dibuktikan dengan keterangan yang informasi
sekali dalam 6 (enam) memuat: yang harus
bulan a. tanggal pelaksanaan stok opname, dicantumkan
b. rekonsiliasi jumlah pada
pemasukan/penerimaan, jumlah pencatatan
pengeluaran/penggunaan dan stok akhir, pelaksanaan
dan stok opname
c. paraf manual/elektronik petugas yang
melakukan stok opname.
PENYIMPANAN (1)
Bila diperlukan pemindahan dari wadah asli nya untuk pelayanan resep disimpan di dalam wadah baru yang
dapat menjamin keamanan, mutu, dan ketertelusuran obat dengan dilengkapi dengan identitas obat
meliputi nama obat dan zat aktifnya, bentuk dan kekuatan sediaan, nama produsen, jumlah, nomor bets dan
tanggal kedaluwarsa
terlindung dari dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban atau faktor eksternal lain;
39
memperhatikan bentuk sediaan dan kelas terapi Obat serta disusun secara alfabetis
PENYIMPANAN (2)
memperhatikan kemiripan penampilan dan penamaan Obat tidak berdekatan & penandaan
khusus
Obat yang sudah mendekati kedaluwarsa (3-6 bulan sebelum tanggal daluwarsa) diberikan
penandaan untuk kehati-hatian. Hentikan penggunaan jika sisa masa kedaluwarsa kurang dari
masa pemakaian yang dibutuhkan oleh pasien untuk menghabiskan Obat
dalam hal tempat penyimpanan Obat dilengkapi label identitas Obat (nama, bentuk sediaan, dan
kekuatan), maka harus dipastikan label identitas Obat pada tempat penyimpanan
40 sesuai dengan
identitas Obat yang disimpan di dalamnya
PENYIMPANAN (3)
Mutasi Obat dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit ke depo/unit antara lain
rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, instalasi gawat darurat, harus
tercatat pada kartu stok dengan disertai bukti serah terima obat dari
instalasi farmasi kepada depo/unit
Prekursor Farmasi dan Obat-obat tertentu harus disimpan di tempat yang aman berdasarkan analisis
risiko (pembatasan akses personil, mudah diawasi langsung Penanggung Jawab)
Obat/ Bahan Obat Rusak dan/atau kedaluwarsa harus disimpan terpisah dari obat/bahan obat
yang masih layak guna dan diberi penandaan yg jelas, serta dilengkapi dengan
41 pencatatan
berupa kartu stok (manual/ elektronik)
PENYIMPANAN (4)
Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan alat monitoring suhu yang terkalibrasi
a)Harus dilakukan pemantauan suhu tempat penyimpanan minimal 2 (dua) kali sehari pada pagi dan sore hari.
Tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan generator otomatis atau generator manual yang dijaga oleh personil
khusus selama 24 jam
Penyimpanan obat tidak terlalu padat sehingga sirkulasi udara dapat dijaga, jarak antara produk sekitar 1-2 cm
Khusus Produk Rantai Dingin (Cold Chain Product) yang dilengkapi dengan Vaccine Vial Monitor (VVM), dilakukan
pemeriksaan kondisi VVM secara berkala
PENYIMPANAN (8)
PENYIMPANAN (9)
a) Contoh : kalium klorida 2meq/ml atau yang lebih pekat, kalium fosfat,
natrium klorida lebih pekat dari 0,9% dan magnesium sulfat 50% atau yang
lebih pekat)
b) Tidak disimpan di unit perawatan kecuali untuk kebutuhan klinis yang
penting.
c) Penyimpanan pada unit perawatan pasien harus dilengkapi dengan
pengaman, diberi label yang jelas dan disimpan pada area yang dibatasi
ketat untuk mencegah penatalaksanaan yang kurang hati-hati.
PENCATATAN DALAM PENYIMPANAN
c) Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stok opname dan
mendokumentasikan hasil investigasi dalam bentuk Berita Acara hasil
investigasi selisih stok
PASIEN
4. Isosorbidinitrat 5 dan 12. Klorpromazin inj 5 mg
10 mg
PUSKESMAS 5. Oksigen 13. Difenhidramin inj 10 mg
RSUP/TNI/POLRI
OBAT KERAS
RESEP
PENYERAHAN OBAT OLEH BIDAN
(PMK 28 Th. 2017)
53
PEREDARAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA & OBAT MENGANDUNG
PREKURSOR
KHUSUS N & P
• INJ
• DAERAH TERPENCIL DOKTER
• SURAT PERMINTAAN
TERTULIS
APOTEK
INST. FARMASI RS
APOTEK
TOKO OBAT
PASIEN
Hanya untuk Prekursor
Obat Bebas Terbatas
INST. FARMASI
RSUP/TNI/POLRI
PUSKESMAS RESEP
ISI LAMPIRAN A PERBPOM 23/2021 (4)
PENYERAHAN
Ketentuan Resep:
a. Resep harus memuat: Nama, Surat Izin Praktik (SIP),
Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian Penanggung Jawab wajib alamat, dan nomor telepon dokter; Tanggal penulisan
bertanggung jawab terhadap penyerahan Obat resep; Nama, potensi, dosis, dan jumlah obat; Aturan
pemakaian yang jelas; Nama, alamat, umur, jenis kelamin,
dan berat badan pasien; Tanda tangan atau paraf dokter
Penyerahan Obat Golongan Obat Keras kepada pasien penulis resep
hanya dapat dilakukan berdasarkan resep dokter b. Resep Obat dengan permintaan iter dilarang diserahkan
sekaligus
c. Salinan resep adalah salinan yang dibuat dan
ditandatangani oleh apoteker menggunakan blanko
Resep yang diterima dalam rangka penyerahan Obat
wajib dilakukan skrining salinan resep dan bukan berupa fotokopi dari resep asli
d. Resep dan/ atau surat permintaan tertulis harus mampu
telusur dan dapat ditunjukkan pada saat diperlukan
Fasilitas Pelayanan Kefarmasian hanya dapat e. Resep dan/ atau surat permintaan tertulis disimpan
menyerahkan Obat kepada pasien. selain dapat
menyerahkan Obat kepada pasien, Apotek juga dapat sekurang-kurangnya selama 5 (lima) tahun
menyerahkan obat kepada Apotek lainnya, puskesmas,
IFRS, IFK, Dokter dan Bidan Praktik Mandiri
Penyerahan CCP:
a. Penyerahan dilakukan kepada dokter penulis resep, tenaga
Penyerahan Obat hanya dapat dilakukan dalam bentuk obat jadi, kesehatan yang melakukan tindakan
termasuk dalam bentuk racikan obat b. Pengiriman menggunakan wadah kedap dengan yang
dilengkapi icepack/coolpack
c. Harus dilakukan validasi pengiriman produk
d. tidak boleh bersentuhan langsung dengan icepack/coolpack
e. dilakukan pemeriksaan suhu produk rantai dingin sebelum
dilakukan pengiriman dan pada saat penerimaan
Pengelolaan Resep Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi
a) Resep dan/ atau surat permintaan tertulis Narkotika harus disimpan
terpisah dari resep dan/ atau surat permintaan tertulis lainnya.
b) Resep dan/ atau surat permintaan tertulis Psikotropika harus disimpan
terpisah dari resep dan/ atau surat permintaan tertulis lainnya.
c) Resep dan/ atau surat permintaan tertulis Prekursor Farmasi harus
disimpan terpisah dari resep dan/ atau surat permintaan tertulis lainnya.
d) Resep yang di dalamnya tertulis Narkotika bersama Psikotropika
dan/atau Prekursor Farmasi harus disimpan bergabung dengan resep
Narkotika lainnya.
e) Resep yang di dalamnya tertulis Psikotropika bersama Prekursor
Farmasi harus disimpan bergabung dengan resep Psikotropika lainnya.
5. PENGEMBALIAN
PENGEMBALIAN
Substansi Peraturan Badan POM Peraturan Badan POM No.24/2021 Keterangan
No. 4/2018
Pengembalian Belum diatur A. 5.2. Pengembalian Obat juga dapat Untuk memberikan
obat dari dilakukan dari depo/unit antara lain rawat kejelasan apabila
depo/unit di inap, rawat jalan, kamar operasi, instalasi terdapat sisa obat di
rumah sakit ke gawat darurat kepada Instalasi Farmasi depo/unit di ruah sakit
Instalasi Rumah Sakit dalam hal : antara lain rawat inap,
Farmasi a. rusak atau kedaluwarsa; rawat jalan, kamar
Rumah Sakit b. pengalihan penggunaan antar operasi, instalasi gawat
depo/unit; dan/atau darurat dikembalikan
c. sisa penggunaan/pelayanan. kepada Instalasi
Farmasi Rumah Sakit
Pengaturan Belum diatur B. 5.3. Dalam hal sisa Sebagai mitigasi
spesifik terkait penggunaan/pelayanan berupa Narkotika terjadinya keberulangan
pengembalian berasal dari kamar operasi, kasus diversi Narkotika
Narkotika dari pengembalian harus disertai sisa sediaan dari sisa penggunaan di
Kamar Operasi dan sisa kemasan primer Narkotika kamar operasi.
terpakai. Petugas Instalasi Farmasi
Rumah Sakit melakukan konfirmasi
jumlah Narkotika terpakai di dalam kamar
operasi.
PENGEMBALIAN
Pengembalian Obat juga dapat dilakukan dari depo/unit antara lain rawat inap, rawat jalan, kamar operasi, instalasi
gawat darurat kepada Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal :
• rusak atau kedaluwarsa;
• pengalihan penggunaan antar depo/unit; dan/atau
• sisa penggunaan/pelayanan.
Dalam hal sisa penggunaan/pelayanan berupa Narkotika berasal dari kamar operasi, pengembalian harus disertai
sisa sediaan dan sisa kemasan Narkotika terpakai
Seluruh dokumen pengembalian harus terdokumentasi dengan baik dan mampu telusur
Dokumen pengembalian yang memuat Narkotika, Psikotropika dan Prekursor Farmasi harus disimpan terpisah dari
dokumen pegembalian obat lainnya
6. PEMUSNAHAN dan
7. PELAPORAN
PEMUSNAHAN DAN PELAPORAN
Pelaporan Ketentuan
Pemusnahan baru
Thank You
Satu Tindakan Untuk Masa Depan
Baca Label Sebelum Membeli
@ halobpom@pom.go.id; www.pom.go.id; @bpom_ri; Bpom RI
62
63
64
65
66
67