Anda di halaman 1dari 6

1.

TEORI GUJARAT

Teori ini dikemukan oleh Pijnappel, Moquette, Fatimi dan seorang orientalis Belanda
yang meneliti tentang Islam di Indonesia bernama Snouck Hurgronje. Ia menyatakan bahwa
agama Islam baru masuk ke Nusantara pada abad ke-13 Masehi yang dibawa oleh para pedagang
dari Cambay, Gujarat, India. Memang sebagian besar sejarahwan asal Belanda, memegang teori
bahwa Islam di Indonesia berasal dari Anak Benua India.
Sementara seorang ilmuwan Barat Pijnappel yang mengkaitkan asal mula Islam di
Indonesia dengan daerah Gujarat dan Malabar. Menurutnya, orang-orang Arab bermadzhab
Syafi’i yang bermigrasi dan menetap di wilayah India yang membawa Islam ke Nusantara.
Snouck Hurgronje kemudian mengembangkan teori ini, dia berpendapat bahwa ketika Islam tiba
di kota-kota pelabuhan Anak Benua India, banyak di antara penduduknya yang beragama Islam
dan tinggal di sana sebagai pedagang perantara dalam perdagangan Timur Tengah dengan
Indonesia. Lalu mereka datang ke dunia Melayu (Indonesia) sebagai para penyebar Islam
pertama, setelah itu disusul oleh orang-orang Arab. Dia mengatakan bahwa abad ke-12 sebagai
periode paling mungkin dari permulaan penyebaran Islam di Indonesia.
Jan Pijnappel (w.1901 M) adalah seorang orientalis dari Universitas Leiden Belanda
yang fokus pada manuskrip Melayu. Dia menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia lewat
pedagang dari Gujarat. Penjelasan ini didasarkan pada seringnya kedua wilayah India dan
Indonesia ini disebut dalam sejarah Nusantara klasik. Dalam penjelasan lebih lanjut, Pijnapel
menyampaikan logika terbalik, yaitu bahwa meskipun Islam di Nusantara dianggap sebagai hasil
kegiatan orang-orang Arab, tetapi hal ini tidak langsung datang dari Arab, melainkan dari India,
terutama dari pesisir barat, dari Gujarat dan Malabar. Jika logika ini dibalik, maka dapat
dinyatakan bahwa meskipun Islam di Nusantara berasal dari India, sesungguhnya ia dibawa oleh
orang-orang Arab juga.
Sedangkan menurut Maquette ada hubungan antara Gujarat dan Indonesia, dengan
alasan bahwa batu nisan makam Raja Malik Al-Saleh yang merupakan raja kerajaan Samudera
Pasai Aceh, bertuliskan angka tahun 686H/1297 M dengan menggunakan nisan yang berasal dari
Gujarat India. Selain itu batu nisan yang terdapat di makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik,
Jawa Timur, juga menunjukkan hal yang sama. Kedua batu nisan tersebut memiliki persamaan
bentuk dengan batu nisan yang terdapat di Cambay Gujarat India.

Refleksi
1. Siapakah tokoh pencetus Teori Gujarat?
2. Mengapa mereka beranggapan Islam masuk ke Indonesia melalui teori Gujarat?
3. Apa saja bukti yang menujukkan Islam masuk ke Indonesia pada Teori Gujarat?
4. Menurut Teori Gujarat pada abad ke barapa Islam masuk ke Indoensia?
2. TEORI ARAB / MEKAH

Teori ini di kemukakan oleh Sir Thomas Arnold, ia berpandangan bahwa, para pedagang Arab
telah menyebarkan Islam ketika mereka menguasai secara dominan perdagangan Barat-Timur sejak abad-
abad awal Hijriah atau abad ke-7 dan 8 Masehi. Meskipun tidak terdapat catatan-catatan sejarah tentang
kegiatan mereka dalam penyebaran Islam, namun ia berasumsi bahwa mereka juga terlibat dalam
penyebaran Islam kepada penduduk lokal di Indonesia. Dalam sejarah masuknya Islam ke Indonesia
Teori ini mengatakan bahwa Islam datang ke Indonesia secara langsung dari Arab, tidak melalui perantara
bangsa lain. Beberapa bukti sejarah dikemukakan untuk menguatkan teori ini. Teori ini mengatakan
bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Makkah (Arab) sebagai pusat agama Islam sejak abad ke-
7 M.
Salah satu sejarawan yang mendukung teori ini ialah Prof. HAMKA. Dia menyatakan bahwa
Islam sudah datang ke Indonesia pada abad pertama Hijriah (abad ke 7-8 M) langsung dari Arab dengan
bukti jalur perdagangan yang ramai dan bersifat internasional sudah dimulai melalui selat Malaka yang
menghubungkan Dinasti Tang di China (Asia Timur), Sriwijaya di Asia Tenggara, dan Bani Umayyah di
Asia Barat. Menurutnya, motivasi awal kedatangan orang Arab tidak dilandasi oleh nilai-nilai ekonomi,
melainkan didorong oleh motivasi spirit penyebaran agama Islam. Dalam pandangan HAMKA, jalur
perdagangan antara Indonesia dengan Arab telah berlangsung jauh sebelum tarikh Masehi.
HAMKA berpendapat bahwa pada tahun 625 M, berdasarkan sebuah naskah Tiongkok yang
dicatat oleh pendeta Budha I-Tsing yang melakukan perjalanan dari Canton menuju India. Perjalanan
tersebut menggunakan kapal Posse, dan pada tahun 674 M ia singgah di Bhoga (yang sekarang dikenal
dengan Palembang, Sumatera Selatan). Di Bhoga ia menemukan sekelompok bangsa Arab yang telah
bermukim di pantai Barat Sumatera (Barus). Sebagian orang-orang Arab ini diceritakan melakukan
perkawinan dengan wanita lokal. Komunitas Arab ini disebutnya sebagai komunitas Ta-Shih dan Posse.
Mereka adalah para pedagang yang telah lama menjalin hubungan perdagangan dengan kerajaan
Sriwijaya. Karena demi hubungan perdagangan itulah kemudian kerajaan Sriwijaya memberikan daerah
khusus untuk mereka.
Sejarawan lain juga mendukung teori Arab adalah Uka Tjandrasasmita, A. Hasymi, dan
Azyumardi Azra. Selain informasi tersebut, Azyumardi Azra menambahkan, bahwa ditemukannya
adaptasi lain yang dilakukan oleh bangsa Indonesia adalah atas pengaruh bangsa Arab ini. Misalnya dari
segi bahasa dan tradisi, seperti pada kata dan tradisi bersila yang sering dilakukan oleh bangsa Indonesia
yang merupakan tradisi yang dilakukan oleh bangsa Arab atau Persia yang egaliter. Disamping alasan di
atas, makam Fatimah Binti Maimun di Leran Jawa Timur semakin menguatkan teori ini.
Fatimah binti Maimun bin Hibatullah adalah seorang perempuan beragama Islam yang wafat
pada hari Jumat, 7 Rajab 475 Hijriyah (2 Desember 1082 M). Inskripsi nisan terdiri dari tujuh baris, dan
berikut ini adalah hasil bacaan Jean Piere Moquette yang diterjemahkan oleh Muh. Yamin terhadap
tulisan pada batu Nisan tersebut: Atas nama Tuhan Allah Yang Maha Penyayang dan Maha Pemurah.
Tiap-tiap makhluk yang hidup di atas bumi itu bersifat fana. Tetapi wajah Tuhan-mu yang bersemarak
dan gemilang itu tetap kekal adanya. Inilah kuburan wanita yang menjadi syahid bernama Fatimah binti
Maimun. Putera Hibatu’llah yang berpulang pada hari Jumiyad ketika tujuh. Sudah berlewat bulan
Rajab dan pada tahun 495 H/ 475 H, Yang menjadi kemurahan Tuhan Allah Yang Maha Tinggi Beserta
Rasulnya yang Mulia.
Azyumardi Azra menambahkan, Islam datang di Indonesia pada abad ke-7 M, namun baru
dianut secara terbatas oleh para pedagang Arab yang berdagang di Indonesia, dan baru mulai tersebar dan
dianut oleh masyarakat Indonesia pada abad ke-12, yang disebarkan oleh para sufi pengembara yang
berasal dari Arab. Alasan ini dikuatkan oleh corak Islam awal yang dianut oleh masyarakat Indonesia
adalah Islam bercorak sufistik, karena pada masa al-Ghazali (Dinasti Abbasiyah) muncul sufi-sufi
pengembara yang bertujuan untuk menyebarkan Islam tanpa pamrih, maka sufi-sufi inilah yang disinyalir
datang dan menyebarkan Islam di Indonesia

Refleksi
1. Siapakah tokoh pencetus Teori Arab/Mekah?
2. Mengapa mereka beranggapan Islam masuk ke Indonesia melalui Teori Arab/Mekah?
3. Apa saja bukti yang menujukkan Islam masuk ke Indonesia pada Teori Arab/Mekah?
4. Menurut Teori Arab/Mekah pada abad ke barapa Islam masuk ke Indoensia?
3. TEORI PERSIA (IRAN)

Menurut Teori Persia, agama Islam masuk ke Indonesia pada rentang waktu abad ke-7
M hingga ke-13 M. Adapun yang membawa Islam adalah para pedagang dari Persia, yang
pertama kali menyebarkan agama Islam di Pulau Sumatera. Teori ini didukung oleh sejarawan
seperti Prof. Hoeseom Djajadiningrat dan Prof. Umar Amir Husen.
Seperti diketahui bahwa posisi Pulau Sumatera sangat dekat dengan Selat Malaka, yang
merupakan pusat perdagangan serta bisnis pada saat itu. Sejak dulu, Selat Malaka telah dipenuhi
oleh pedagang asing dari segala penjuru dunia, salah satunya adalah pedagang dari wilayah
Timur Tengah seperti Persia. Pedagang dari Persia inilah, yang selama berdagang juga sembari
melakukan penyebaran agama Islam di Nusantara. Teori Persia lebih menitik beratkan
tinjauannya pada aspek persamaan kebudayaan yang hidup di kalangan masyarakat Islam
Indonesia dengan Persia.
Bukti Teori Persia yang menjadi kelebihannya adalah adanya perayaan 10 Muharam di
Bengkulu dan Sumatera Barat yang dikenal sebagai Tradisi Tabot. Pasalnya, tradisi untuk
mengenang cucu Nabi Muhammad SAW, Husain bin Ali, ini juga dikenal di Persia. Sedangkan
di pulau Jawa ditandai dengan pembuatan bubur Syuro. Selain itu, Kesamaan ajaran Sufi yang
dianut oleh Syeh Siti Jenar dengan Sufi Iran yaitu Al Halaj terdapat kesamaan, dan adanya
penyerapan dan penambahan kosa kata bahasa Persia ke dalam bahasa Melayu. Hal itu
dibuktikan dalam beberapa buku yang memuat kosa kata Persia, yang diserap ke dalam bahasa
Melayu.
Sementara itu, Umar Amir Husen mengatakan bahwa di Persia terdapat suku
bangsa ”Leren”. orang-orang inilah yang dahulu datang ke tanah Jawa sebab di Giri terdapat
Kampung Leran.
Akan tetapi, ajaran Islam yang masuk dari Persia kemungkinan adalah syiah, karena
Iran (Persia) adalah penganut syiah Teori ini cukup lemah karena mayoritas pemeluk Islam di
Indonesia adalah bermazhab Sunni.

Refleksi
1. Siapakah tokoh pencetus Teori Persia (Iran)?
2. Mengapa mereka beranggapan Islam masuk ke Indonesia melalui Teori Persia (Iran)?
3. Apa saja bukti yang menujukkan Islam masuk ke Indonesia pada Teori Persia (Iran)?
4. Menurut Teori Persia (Iran) pada abad ke barapa Islam masuk ke Indoensia?

TEORI CHINA

Teori China menyebutkan bahwa masuknya Islam ke Indonesia berasal dari China,
Islam berkembang di China pada masa Dinasti Tang (618-905 Masehi). Islam masuk ke China
dibawa oleh panglima Muslim, Saad bin Waqash, dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman
bin Affan. Pada masa itu, kota Kanton pernah menjadi pusat dakwah muslim di China. 
Jean A. Berlie (2004) dalam buku Islam in China menyebut relasi antara orang Islam
dari Arab dengan orang Cina terjadi pada 713 Masehi. Masuknya Islam ke nusantara diyakini
bersamaan dengan migrasi orang Cina muslim ke Asia Tenggara. Kebanyakan, mereka
memasuki wilayah Sumatra bagian selatan pada 879 Masehi atau abad ke-9 Masehi.
Daerah yang mula-mula menerima agama Islam adalah Pantai Barat pulau Sumatera.
Dari tempat itu, Islam kemudian menyebar ke seluruh Indonesia. Pelabuhan penting sepanjang
abad ke-15 M seperti Gresik, menurut catatan-catatan China, diduduki pertama-tama oleh para
pelaut dan pedagang China.
Menurut teori ini, orang China telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh
sebelum Islam dikenal di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis China atau Tiongkok telah
berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak dagang.
Ahli sejarah yang mendukung teori ini anatra lain; Prof. Slamet Muljana, H.J, De Graaf.
Teori China ini di dasarkan pada asumsi adanya unsur kebudayaan China dalam sejumlah unsur
kebudayaan Islam di Indonesia, berdasarkan sumber klonik dari klenteng Sampokong di
Semarang yang memperlihatkan pengaruh orang-orang China dalam penyebaran Islam di
Indonesia
Sumanto al-Qurtuby dalam bukunya Arus China-Islam-Jawa menyatakan, menurut
kronik (sumber luar negeri) pada masa Dinasti Tang (618- 960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dan pesisir China bagian selatan, telah terdapat sejumlah pemukiman Islam.
Teori China didasarkan pada sumber luar negeri (kronik) maupun lokal (babad dan
hikayat). Bahkan menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis bahwa raja Islam pertama di
Jawa, yakni Raden Fatah dari Bintoro Demak, merupakan keturunan China. Ibunya disebutkan
berasal dari Campa, China bagian selatan (sekarang termasuk Vietnam).
Berdasarkan Sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan gelar raja raja Demak
beserta leluhurnya ditulis dengan menggunakan istilah China, seperti “Cek Ko Po”, “Jin Bun”,
“Cek Ban Cun”, “Cun Ceh”, serta “Cu-Cu”. Nama-nama seperti “Munggul” dan “Moechoel”
ditafsirkan merupakan kata lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara China yang berbatasan
dengan Rusia.
Pengaruh China dalam penyebaran Islam di Indonesia lainnya bisa kita saksikan pada
bukti-bukti arkeologis. Pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada sekitar abad 15 M. Masjid
Agung Demak, Masjid Agung kesepuhan Cirebon, masjid agung Kudus di dinding masjid
tertempel berbagi piring porselin dari masa dinasti Ming.
Pada dasarnya semua teori memiliki kelebihan dan kelemahan tidak ada kebenaran yang
mutlak dari landasan teori-teori tersebut. Namun hal yang sangat penting bahwa Islam tersebar di
negeri Indonesia tidak dengan jalan kekerasan melainkan dakwah dengan hikmah, nasehat yang
baik.

Refleksi
1. Siapakah tokoh pencetus Teori China?
2. Mengapa mereka beranggapan Islam masuk ke Indonesia melalui Teori China?
3. Apa saja bukti yang menujukkan Islam masuk ke Indonesia pada Teori China ?
4. Menurut Teori China pada abad ke barapa Islam masuk ke Indoensia?

Anda mungkin juga menyukai