Anda di halaman 1dari 10

TUGAS RESUME 4

PENGANTAR SEJARAH INDONESIA


(KARAKTERSITIK ZAMAN ISLAM DI INDONESIA : TEORI KEDATANGAN ISLAM
DAN ISLAMISASI DI INDONESIA, TRANSISI DARI HINDU KE ISLAM, KERAJAAN
MALAKA DAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN KERAJAAN ISLAM UTAM,
PERBANDINGAN HINDU DAN ISLAM)

OLEH

YASINTA DEVI
(20042169)

DOSEN PENGAMPU
Drs. Etmi Hardi, M.Hum,

ILMU ADMINISTRASI NEGARA (NK)


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
RESUME

Sub-materi minggu 4:
1. Karaktersitik Zaman Islam di Indonesia
2. Teori Kedatangan Islam dan Islamisasi di Indonesia
3. Transisi dari Hindu ke Islam
4. Kerajaan Malaka dan Pusat-pusat Pertumbuhan Kerajaan Islam Utama
5. Perbandingan Hindu dan Islam

1. Karakteristik zaman Islam di Indonesia


a. Islam berkembang dengan cepat dan mudah diterima masyarakat karena tidak
terlalu memiliki banyak persyaratan
b. Dalam Islam tidak mengenal sistem kasta dan Islamisasi dilakukan secara damai
c. Pusat-pusat Kerajaan Islam berada di sisi pesisir pantai Sumatera seperti Samudra
Pasai, Malaka, Banten Tuban dan Makassar yang disebut dengan kota-kota
pelabuhan.
d. Penyebarannya langsung oleh orang-orang Arab yang datang ke Indonesia melalui
kegiatan pelayaran untuk berdagang sekaligus penyebaran Islam
e. Kebudayaan Islam di Indonesia mengalami akulturasi dengan kebudayaan hindu-
buddha sebelumnya misalnya penggunaan wayang juga mengalami akulturasi
dengan nuansa Islam juga kegiatan tradisi gamelan dan lain-lain.
f. Islam dibawa oleh para pedagang Arab.

2. Teori kedatangan Islam ke Indonesia dan Islamisasi di Indonesia


Teori kedatangan Islam ke Indonesia
a. Teori Gujarat
Gujarat merupakan wilayah yang gini termasuk bagian negara India. Teori
Gujarat menjelaskan Islam masuk ke Indonesia pada abad VIII masehi dibawa
oleh para pedagang dari Gujarat India. 30 Gujarat pratama kali dicetuskan oleh
J.pijnapel. teori Gujarat mendapat dukungan dari beberapa tokoh antara lain Nok
Hurgronje, W.F. Stutterheim, dqn Sucipto Wijosuparto. Menurut J.Pijnapel ,
orang-orang Arab bermazhab Syafi’i telah bermukim di Gujarat dan malabar sejak
abad VII Masehi. Penyebaran Islam di Indonesia tidak dilakukan para pedagang
Arab secara langsung, tetapi oleh para pedagang Gujarat yang telah memeluk
Islam dan Berdagang di Indonesia.
Snouck Hurgronje berpendapat bahwa Islam di Indonesia berasal dari kota-
kota di anak benua India seperti Gujarat, Bengali dan Malabar. Dalam bukunya
berjudul l'arabie et les Indes Neerlandaises, Snouck Hurgronje menyatakan teori
Gujarat berdasarkan pada pendapat bahwa orang-orang Gujarat lebih dahulu
menjalin hubungan dagang dengan masyarakat Indonesia dibandingkan dengan
para pedagang Arab.
Soetjipto wirjosoeparto berdasarkan teori Gujarat atas bukti berikut:
 Corak batu nisan makam Sultan Malik as saleh dan Maulana Malik
Ibrahim memiliki kemiripan dengan corak Nisan yang ada di Gujarat.
 Hubungan dagang antara masyarakat Indonesia dan India telah lama
terjalin, melalui jalur perdagangan Indonesia -cambay-Timur tengah-
eropa.
Teori Gujarat mendapat sanggahan dari banyak ahli. Bukti-bukti yang lebih
akurat seperti berita dari Arab, Persia, Turki dan India memperkuat keterangan
bahwa Islam masuk di Indonesia bukan dibawa pedagang Gujarat. Sejarawan
Azyumardi Azra menjelaskan Gujarat dan kota-kota di anak benua India
merupakan tempat persinggahan para pedagang Arab sebelum melanjutkan
perjalanan ke Asia Tenggara dan Asia Timur. Selain itu, pada abad 12 sampai 13
Masehi pengaruh Hindu masih kuat di wilayah Gujarat.

b. Teori Persia
Persia merupakan salah satu bangsa yang membangun peradaban di wilayah
Mesopotamia atau Timur Tengah pada saat itu wilayah Persia merupakan bagian
negara Iran. Teori Persia menyatakan Islam di Indonesia berasal dari Persia,
pencetus teori ini adalah Husein djajadiningrat dan Umar Amir Husein Husein
djajadiningrat mendasarkan argumentasinya pada bukti berikut.
 Kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia
dan Indonesia. Salah satu persamaan tradisi tersebut adalah tradisi
perayaan 10 Muharam atau Asyura dipersia sebagai hari suci kaum Syiah
atas wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad dengan tradisi tabot
di Bengkulu dan tradisi Tabuik di Sumatera Barat.
 Ajaran Sufi wihdatul wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah memiliki
kesamaan dengan ajaran Sufi Al hallaj di Persia.
 Kesamaan seni kaligrafi pada nisan makam makam Islam di Indonesia
dengan makam-makam Islam di Persia.
 Penggunaan gelar Syah pada raja-raja Islam di Indonesia.
Umar Amir Husein mendukung bukti-bukti yang dikemukakan oleh Husein
djajadiningrat dengan mengemukakan bukti tambahan titik bukti tambahan
tersebut sebagai berikut.
 Di Persia terdapat suku leran. kemungkinan besar suku leran berasal dari
Jawa. kemungkinan ini didukung dengan adanya Kampung bernama leran
di Jawa Timur.
 Di Persia terdapat suku Jawa suku Jawi diduga mengajarkan huruf Arab di
Jawa. Huruf Arab tersebut dinamakan huruf Arab Pegon dan sering
digunakan dalam naskah-naskah kuno pada masa kerajaan Islam di
Indonesia.

c. Teori Mekah
Teori Mekah menyatakan Islam masuk di Indonesia pada abad 7 masehi dan
berasal langsung dari Mekkah dan Madinah Menurut teori ini Islam masuk di
Indonesia pada awal abad Hijriyah. Bahkan, ketika Nabi Muhammad masih hidup.
Teori ini muncul sebagai sanggahan dari teori Persia dan Gujarat. Pendukung
Teori Mekah antara lain Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka, Ahmad
Mansur suryanegara, A.H.johns dan T.W Arnold.
Menurut Hamka Teori Mekah didasarkan pada bukti-bukti berikut.
 Catatan Ibnu Batutah yang menjelaskan Raja Samudra Pasai menganut
Mazhab Syafi'i titik Mazhab Syafi’i merupakan mazhab terbesar di Mesir
dan Arab. Hamka berpendapat jika Islam yang berkembang di Indonesia
berasal dari Persia, tentu sebagian besar penduduk Indonesia menganut
aliran Syiah. Sebaliknya, jika Islam di Indonesia berasal dari Gujarat India,
mazhab yang dianut seharusnya mazhab Hanafi seperti yang dianut
masyarakat muslim di India.
 Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al Malik yang biasa
digunakan oleh raja-raja di Mesir.
Pendapat Hamka tersebut hampir sama dengan teori sufi yang dikemukakan
oleh A.H.Johns dalam teori Sufi tersebut ia menyatakan Islamisasi di Indonesia
dilakukan oleh para musafir Arab kaum Sufi Arab biasanya mengembara dari satu
tempat ke tempat lain untuk mendirikan perguruan tarekat. Ia juga mendasarkan
pada keberadaan Mazhab Syafi’i yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab terbesar yang dianut penduduk
muslim Arab.
T.W. Arnold dalam buku the preaching of Islam menjelaskan pada abad 7
masehi di pesisir pantai barat Sumatera terdapat komunitas muslim yang terdiri
atas pedagang Arab. Komunitas ini terbentuk akibat pernikahan anne-marie
pedagang dari Arab dengan wanita lokal. Dalam perkembangannya, Islam
menyebar ke Jawa pada abad 11 Masehi. Bukti persebaran ini ditunjukkan dengan
penemuan batu nisan makam Fatimah binti Maimun di leran Gresik, Jawa Timur.

d. Teori Cina
Laksamana Cheng Ho merupakan seorang Laksamana muslim dari Cina
Laksamana Cheng Ho pernah mencapai pulau Jawa dan membangun peninggalan
berupa kelenteng Sam Po Kong di Semarang, Jawa Tengah. Kedatangan
Laksamana Cheng Ho memunculkan teori baru mengenai kedatangan Islam di
Indonesia titik teori yang dimaksud adalah teori Cina.
Teori Cina menyatakan proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari para
perantau Cina orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia Jauh
sebelum Islam berkembang di Indonesia titik pada masa hindu-budha orang Cina
telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang.
Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad 7 masehi saat Islam sedang
berkembang. Dalam buku arus Cina Islam Jawa, Sumanto Al qurtuby menyatakan
pada abad 7 masehi di daerah Canton, zhang-zhao, quanzhou, dan pesisir Cina
bagian selatan telah terdapat sejumlah pemukiman islam.
Jika dilihat dari beberapa sumber, baik luar negeri kronik maupun lokal babad
dan Hikayat, bahkan sejumlah sumber lokal menyatakan Raja Islam pertama di
Demak yaitu Raden Patah merupakan keturunan Cina. Fakta ini didasarkan pada
keberadaan ibu Raden Patah yang berasal dari campa, Cina bagian Selatan.
Berdasarkan sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan Gelar Raja
Demak beserta leluhurnya ditulis menggunakan istilah Cina seperti cek ko po, jin
bun, cek ban cun, cun ceh, dan cu cu. Selain itu, nama-nama seperti munggul dan
moechoel ditafsirkan sebagai sebutan lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara
China berbatasan dengan Rusia.

Islamisasi di Indonesia
a. Perdagangan
Para pedagang Arab, Gujarat dan persia memiliki peran penting dalam Islamisasi di
wilayah Indonesia titik para pedagang ini Berdagang di berbagai wilayah Indonesia
sambil menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di tempat-tempat yang mereka
singgahi. Interaksi yang terjadi antara pedagang dan penduduk setempat
menyebabkan pedagang dan masyarakat indonesia memeluk Islam. Selanjutnya,
pedagang dan masyarakat Indonesia yang telah memeluk Islam menyebarkan Islam
pada orang-orang di sekitarnya.
Agama dan kebudayaan Islam disebarkan oleh pedagang muslim Arab, Gujarat
serta Persia kepada pedagang dan masyarakat Indonesia secara bertahap. Islamisasi
melalui perdagangan sangat menguntungkan dan efektif dibandingkan cara lain.
Masyarakat yang tergolong dalam perdagangan bukan hanya golongan bangsawan
dan raja tetapi melalui golongan bawah dan menengah. Kondisi ini didukung dengan
semakin ramainya jalur perdagangan di kepulauan Indonesia, terutama antara Selat
Malaka, Jawa dan Maluku titik Dalam perkembangannya jalur ini memunculkan
pusat-pusat perdagangan di sepanjang Pantai Pulau Sumatera dan Malaka.
b. Perkawinan
Kegiatan perdagangan pada masa lampau sangat tergantung oleh perubahan angin
musim. Para pedagang Islam akan menetap di suatu wilayah dalam waktu cukup
lama. Mereka biasanya tinggal di suatu wilayah dalam waktu berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun. Mereka tinggal menetap di wilayah Indonesia untuk berdagang,
mengambil bekal atau menunggu angin Timur guna melanjutkan perjalanan.
Selama menetap di suatu tempat, para pedagang akan berinteraksi dengan
penduduk lokal. Interaksi tersebut akan menimbulkan hubungan baik yang Diteruskan
dengan perkawinan antara wanita pribumi dan pedagang Islam titik wanita Indonesia
yang dinikahi pedagang Islam biasanya berasal dari golongan bangsawan. Melalui
perkawinan ini lahirlah generasi muslim baru. Dalam perkembangannya, mulai
terbentuk masyarakat muslim di berbagai daerah di Indonesia.
c. Politik
Politik juga menjadi sarana Islamisasi di Indonesia titik Dalam hal ini Raja
memiliki peranan besar dalam proses Islamisasi. Ketika Raja memeluk Islam, rakyat
akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Seorang raja selalu menjadi
panutan bahkan teladan bagi rakyatnya. Apapun titah Raja pasti dipatuhi rakyatnya
Oleh karena itu, Islam mudah tersebar di Indonesia.
Setelah agama Islam diterima oleh pihak Kerajaan Ternate, kepentingan politik
dilaksanakan melalui perluasan wilayah. Selanjutnya, beberapa kerajaan Islam
melakukan perluasan wilayah terhadap kerajaan lain meskipun penaklukan suatu
wilayah oleh kerajaan Islam dilakukan melalui jalan perang, penguasa Islam telah
bertoleransi kepada pemeluk agama lain dan tidak memaksakan Islam sebagai agama
kerajaan yang ditaklukan. Kenyataan ini menjadi salah satu faktor memperlancar
perluasan pengaruh islam.
d. Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan berkaitan erat dengan keberadaan lembaga
pendidikan tradisional seperti Pesantren titik Pesantren merupakan lembaga
pendidikan tradisional Islam yang mendidik santrinya belajar agama Islam. Materi
pembelajaran dalam Pesantren bersumber pada kitab kuning dari Timur Tengah yang
ditulis pada abad 7 sampai 8 masehi. Materi yang diajarkan dilengkapi dengan ilmu
fiqih dan tauhid.
Siswa dalam Pesantren disebut santri, sedangkan tenaga pendidik dalam Pesantren
disebut Kyai. Saat belajar di pesantren santri belajar dengan disiplin sehingga mampu
menguasai ilmu dan keterampilan yang diajarkan terutama ilmu agama.
e. Kesenian
Penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui media kebudayaan atau kesenian.
ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan masyarakat Indonesia masih
dipengaruhi oleh kepercayaan pada masa sebelumnya. Kebudayaan tersebut kemudian
disisipi ajaran Islam titik oleh karena itu, kebudayaan menjadi media efektif bagi para
penyiar Islam untuk mengembangkan ajaran Islam.
Kebudayaan periode Pra Islam tidak diubah oleh para penyiar Islam. Kebudayaan
tersebut dilanjutkan dan digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebagai contoh,
para ulama mengadakan pertunjukan seni gamelan dengan mengundang masyarakat
lokal. Dengan pertunjukan tersebut para ulama berdakwah di tengah masyarakat.
Selain gamelan, kesenian yang efektif digunakan dalam proses Islamisasi adalah
wayang. Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang menggunakan media wayang untuk
menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan,
Tetapi hanya meminta penonton mengikuti ucapan kalimat syahadat.
f. Tasawuf
Kata tasawuf berasal dari kata satu yang berarti wol. Istilah ini muncul karena
ahli tasawuf biasanya mengenakan baju atau jubah dari bulu domba. Pakaian ini
merupakan simbol orang-orang sederhana, tulus dan taat beribadah kepada Tuhan titik
orang-orang yang menjalankan kehidupan tasawuf disebut Sufi.
Unsur-unsur mistis dalam tasawuf bukan ajaran Islam asli, melainkan bentuk
perpaduan dengan budaya lokal. Perpaduan dua kebudayaan tanpa menghilangkan
unsur asli suatu kebudayaan disebut akulturasi budaya. Akulturasi budaya perlu
dilakukan agar masyarakat tidak selalu asing dengan budaya yang baru datang titik
masyarakat saling berinteraksi untuk memadukan nilai-nilai kebudayaan yang
dianggap penting untuk dijaga dan dilestarikan titik akulturasi budaya menjadikan
tasawuf mudah diterima oleh masyarakat Indonesia Oleh karena itu, tasawuf menjadi
salah satu cara untuk menyebarkan agama Islam.

3. Transisi dari Hindu ke Islam


Perluasan Islam di Nusantara pada abad ke-14-15 menandai masa terjadinya
pergeseran kehidupan keagamaan dan budaya masyarakat di kepulauan nusantara dari
kebudayaan Hindu-Buddha ke arah Kebudayaan Islam. Masa pergeseran pada abad itu
menjelaskan bahwa Nusantara telah masuk ke dalam masa transisi atau ’persimpangan
jalan” (cross- road ).
Pergeseran sosial-keagamaan yang terjadi pada masa itu pada hakekatnya diperkuat,
paling tidak, oleh empat kecenderungan perubahan penting. Pertama, kecenderungan
pergeseran rute perdagangan maritim dan zona-zona perdagangan maritim di Asia
Tenggara dari zona lama ke zona-zona baru, yang terjadi pada abad ke 14-15. Kedua,
kecenderungan terjadinya kemunduran dan keruntuhan pusat-pusat politik Tradisi Besar
Hindu- Budha dan merosotnya proses Hinduisasi. Ketiga, kecende- rungan terjadinya
kelahiran pusat-pusat politik baru di bawah pengaruh tradisi besar Islam yang berorientasi
pada kehidupan maritim. Keempat, munculnya pusat-pusat tradisi besar Islam.
Keruntuhan Kerajaan Hindu Majapahit pada akhir abad ke-15 telah memberikan
keleluasaan kelahiran kerajaan-kerajaan Islam Malaka (abad ke-15), Demak (abad ke-15),
Cirebon, Banten, dan kerajaan Islam lainnya di nunsantara, di antaranya Kerajaan Ternate
dan Tidore di Maluku. Kelahiran kota-kota bandar Emporium di sepanjang Pantai Utara
Jawa, seperti Banten, Cirebon, Demak, Jepara, Tuban, Gresik, dan Surabaya lahir di
Pantai Utara Jawa bertepatan dengan mero- sotnya pusat Kerajaan Majapahit. Kota-kota
perdagangan emporium ini kemudian berkembang menjadi pusat tumbuhnya penduduk
kota (urban), yang sebagian besar terdiri dari kaum pedagang dan para mubalig Islam,
yang berperan dalam proses Islamisasi, baik di Jawa maupun daerah lain di luar Jawa.
Pergeseran pusat politik yang sekaligus diikuti oleh pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi di wilayah pantai yang terjadi pada masa itu juga telah dikuti oleh pergeseran
orientasi sosial-budaya ma- syarakat pendukungnya. Pergeseran orientasi budaya Hindu-
Budha ke budaya Islam, pada hakekatnya berlangsung sejak abad ke-14-15 secara alami
dan melalui proses transisional. Rep- resentasi pergeseran orientasi keagamaan dan
tradisi-tradisi besarnya yang terjadi pada masa itu, nampak baik dalam rep- resentasi
wujud budaya fisik maupun non fisik, yang sebagian telah menjadi bahan kajian sejarah,
arkeologi, bahasa, sastra dan seni.

4. Kerajaan Malaka dan Pusat-pusat pertumbuhan kerajaan islam utama


a. Letak Kerajaan Malaka
Kerajaan ini terletak di wilayah yang strategis karena dekat dengan jalur
pelayaran dan perdagangan internasional. Ibu kota kerajaan ini berada di Melaka,
yakni daerah yang dekat dengan Selat Malaka.
b. Raja Kerajaan Malaka
Pendiri kerajaan ini adalah Parameswara. Ia merupakan salah satu anak dari
raja di Sriwijaya dan berhasil selamat saat ada serangan dari kerajaan Majapahit
yang dikenal dengan nama Perang Paragreg.Ia memimpin kerajaan sejak tahun
1403 hingga 1424. Ia baru memeluk agama Islam di pertengahan masa
pemerintahannya, yakni di tahun 1414 dan berganti nama menjadi nama Iskandar
Syah.
Keputusannya memeluk Islam tak lepas dari pengaruh para pedagang Islam.
Diketahui, Malaka merupakan pusat perdagangan besar yang banyak dikunjungi
para pedagang Islam.
Setelah Muhammad Iskandar Syah, kepemimpinan kerajaan Malaka dipegang
oleh anaknya, yakni Sultan Muhammad Syah di tahun 1424-1444. Di masa
kepemimpinannya, wilayah kerajaan diperluas ke seluruh Semenanjung Malaka.
Setelah itu, ia digantikan oleh saudaranya Sultan Muzaffar Syah dari tahun 1444
hingga 1459 dengan cara dikudeta pemerintahan. Selanjutnya, pemerintahan
dipegang oleh Sultan Mansur Syah di tahun 1459-1477, Sultan Alauddin Syah
pada 1477 hingga 1488, dan terakhir Sultan Mahmud Syah 14488 hingga 1528.
c. Kehidupan Politik dan Sosial Kerajaan Malaka
Sistem pemerintahan yang dianut adalah kerajaan. Mereka mewariskan tahta
kepada penerus putra mahkota dari era Muhammad Iskandar Syah hingga Sultan
Mahmud Syah.Untuk kehidupan sosial, walaupun memiliki tanah yang tidak
subur, masyarakat kerajaan Malaka sangat pintar dalam berdagang. Malaka
akhirnya berhasil menjadi pusat perdagangan yang menyatukan wilayah Barat dan
Timur.Berdasarkan berita dari pedagang China, Ma Huan kegiatan perdagangan di
Malaka dilakukan di atas jembatan yang membentang di atas sungai. Para penjual
dan pembeli pun berasal dari berbagai daerah.Selain itu, kekayaan alam Malaka
berasal dari timah dan berhasil diekspor ke berbagai negara. Berkat itu juga,
Malaka bisa mengalahkan kemajuan kerajaan Samudera Pasai.
d. Masa Kejayaan Kerajaan Malaka
Kejayaan kerajaan diperoleh di masa kepemimpinan Sultan Mudzafar Syah. Ia
berhasil menjadikan Malaka sebagai pusat perdagangan antara Timur dan Barat.
Bahkan, Malaka berhasil membuat kerajaan SIam bertekuk lutut. Malaka juga
berhasil memperluas wilayahnya hingga ke Pahang, Kampar, dan Indragiri.
Kemudian, kejayaan terus dirasakan di masa kepemimpinan Sultan Mansyur
Syah.Di masa kepemimpinan Sultan Mansyur Syah, hidup seorang laksamana
bernama Hang Tuah yang berjasa besar dalam melakukan ekspansi wilayah.
e. Penyebab Keruntuhan Kerajaan Malaka
Keruntuhan Kerajaan Malaka mulai dirasakan di era Sultan Alaudin Syah dan
Sultan Mahmud Syah. Di masa ini, wilayah yang dikuasai Malaka perlahan-lahan
dilepas hingga akhirnya Malaka berhadapan dengan Portugis.Perebutan kekuasaan
oleh Portugis dipimpin oleh Alfonso D'albuquerque. Perlawanan kerajaan
Malaka pun gagal hingga akhirnya wilayah tersebut dikuasai oleh Portugis.

Pusat-pusat pertumbuhan kerajaan islam utama


Pusat pertumbuhan jerajaan islam utama adalah di pesisir utara pantai sumatra,
dan daerah pantai karena islam berkembang melalui kegiatan pelayaran dan
perdagangan yang terjadi di pelabuhan yang strategis. Seiring waktu muncullah
kerajaan-kerajaan islam seperti kerajaan samudera pasai, kerajaan malaka, kerajaan
aceh darussalam, jerajaan demak, kerajaan mataram islam,dll.
a. Kerajaan Samudera Pasai
Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Letaknya di
daerah Lhokseumawe, pantai timur Aceh. Raja-rajanya adalah Sultan Malik as-
Saleh, Sultan Muhammad yang bergelar Malik Al-Tahir (1297-1326), Sultan
Akhmad yang bergelar Malik Az Zahir (1326-1348) dan Zainal Abidin. Pada
pertengahan abad ke-15 Samudra Pasai mengalami kemunduran karena diserang
oleh Kerajaan Aceh.
b. Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ibrahim pada tahun 1514. Aceh
bekembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis. Para pedagang Islam
memindahkan kegiatan berdagang dari Malaka ke Aceh. Aceh mencapai
kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1607-1635). Karena
menjadi pusat agama Islam, Aceh sering disebut Serambi Mekah.
c. Kerajaan Demak
Kerajaan Demak terletak di pantai utara Jawa Tengah, didirikan Raden Patah
pada tahun 1478. Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.
Demak menjadi pusat kegiatan Wali Songo. Raden Patah mempunyai putera
bernama Adipati Unus yang mendapat julukan Pangeran Sabrang Lor. Pada masa
pemerintahan Sultan Trenggono, Demak menyerang Sunda Kelapa, Banten, dan
Cirebon. Ketiga daerah dapat direbut tahun 1526. Ketika menyerang Panarukan,
Sultan Trenggono tewas dalam pertempuran.
d. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Agung.
Beliau banyak berjasa dalam bidang kebudayaan dan agama. Beliau mengarang
Serat Sastra Gending yang berisi filsafat Jawa, menciptakan penanggalan tahun
Jawa, dan memadukan unsur Jawa dan Islam, seperti penggunaan gamelan dalam
perayaan Sekaten untuk memperingati Maulud Nabi.
e. Kerajaan Banten
Banten dikuasai Demak setelah direbut Falatehan. Kerajaan Banten dipimpin
putra Falatehan yang bernama Hasanuddin. Dia berhasil mengusir Portugis dari
Sunda Kelapa pada tahun 1527. Di bawah pemerintahannya, Banten menyebarkan
agama Islam ke pedalaman Jawa Barat. Selain itu, Banten berhasil menguasai
Lampung. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682).
f. Kerajaan Gowa-Tallo (Makasar)
Kerajaan Gowa-Tallo terletak di Sulawesi Selatan. Pada tahun 1605, agama
Islam masuk ke kerajaan Gowa-Tallo melalui seorang ulama dari Minangkabau
bernama Dato ri Bandang. Karaeng Tunigallo adalah raja Gowa pertama yang
memeluk agama Islam. Gelar Karaeng Tunigallo adalah Sultan Alauddin.
Kerajaan Gowa Tallo mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Hassanuddin (1653-1669).
g. Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore letaknya berdekatan. Keduanya menganut agama
Islam sejak abad ke-16. Ajaran Islam dibawa oleh para pedagang dari Malaka dan
Jawa. Raja-rajanya antara lain Zainal Abidin (1486-1500), Sultan Baabullah,
Sultan Hairun, dan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan lain di sekitar Ternate seperti
kerajaan Tidore, Bacan, dan Jailolo mengikuti Ternate memeluk agama Islam.
Raja-rajanya memakai gelar sultan dan nama-nama Arab.

5. Perbandingan Hindu dan Islam


HINDU ISLAM
Percaya kepada dewa-dewa, dengan Percaya kepada Allah SWT
konsep 3 dewa (Trimurti) yaitu;
- Brahmana sebagai dewa
pencipta segala sesuatu
- Wisnu sebagai dewa pemelihara
alam
- Siwa sebagai dewa perusak
Menggunakan sistem kasta Tidak menggunakan sistem
kasta
Tempat ibadah adalah Vihara Tempat ibadah adalah Mesjid
Kitab suci adalah Weda Kitab suci adalah Al-Quran
Hari raya besar adalah Nyepi Hari raya besar islam adalah Idul
Fitri, Idul Adha
Kerajaan di Indonesia yaitu; Kerajaan di Indonesia yaitu;
- Kutai - Samudera pasai
- Tarumanegara - Aceh darussalam
- Majapahit - Malaka
- Kediri - Demak
- Sriwijaya - Mataram islam
- Singasari - Gowa/Tallo
Peninggalan Sejarah Prninggalan Sejarah
- Candi, prasasti, yupa dan - Masjid, makam, kraton
makam dan kaligrafi
- Kitab sutasoma - Hikayat, syair , babat dan
- Sistem kasta suluk
- Sistem kalender menggunakan - Sekaten, grebeg maulid,
saka dll
Referensi

Ringo Rahata, Melkisedek Bagas Fenetiruma, Vicky Nurul Islamiyah. (2016). Sejarah Indoesia. klaten:
PT Intan Pariwara.
Amurwani Dwi L., R. G. (2016). Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.

Nusantara dalam Masa Transisi: Dari Hindu-Buddha ke Islam Abad XIV-XV. (t.thn.). Dipetik Maret 10,
2021, dari 123dok.com: https://text-id.123dok.com/document/1y9jo1jrq-nusantara-dalam-
masa-transisi-dari-hindu-buddha-ke-islam-abad-xiv-xv-transformasi-masyarakat-indonesia-
dalam-historiografi-indonesia-modern.html

Yasmin, P. (2020, Juli 29). Kerajaan Malaka: Raja, Masa Kejayaan, dan Penyebab Runtuhnya. Dipetik
Maret 10, 2021, dari detiktravel.com: https://travel.detik.com/travel-news/d-
5112980/kerajaan-malaka-raja-masa-kejayaan-dan-penyebab-runtuhnya

Anda mungkin juga menyukai