OLEH
YASINTA DEVI
(20042169)
DOSEN PENGAMPU
Drs. Etmi Hardi, M.Hum,
Sub-materi minggu 4:
1. Karaktersitik Zaman Islam di Indonesia
2. Teori Kedatangan Islam dan Islamisasi di Indonesia
3. Transisi dari Hindu ke Islam
4. Kerajaan Malaka dan Pusat-pusat Pertumbuhan Kerajaan Islam Utama
5. Perbandingan Hindu dan Islam
b. Teori Persia
Persia merupakan salah satu bangsa yang membangun peradaban di wilayah
Mesopotamia atau Timur Tengah pada saat itu wilayah Persia merupakan bagian
negara Iran. Teori Persia menyatakan Islam di Indonesia berasal dari Persia,
pencetus teori ini adalah Husein djajadiningrat dan Umar Amir Husein Husein
djajadiningrat mendasarkan argumentasinya pada bukti berikut.
Kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia
dan Indonesia. Salah satu persamaan tradisi tersebut adalah tradisi
perayaan 10 Muharam atau Asyura dipersia sebagai hari suci kaum Syiah
atas wafatnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad dengan tradisi tabot
di Bengkulu dan tradisi Tabuik di Sumatera Barat.
Ajaran Sufi wihdatul wujud Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah memiliki
kesamaan dengan ajaran Sufi Al hallaj di Persia.
Kesamaan seni kaligrafi pada nisan makam makam Islam di Indonesia
dengan makam-makam Islam di Persia.
Penggunaan gelar Syah pada raja-raja Islam di Indonesia.
Umar Amir Husein mendukung bukti-bukti yang dikemukakan oleh Husein
djajadiningrat dengan mengemukakan bukti tambahan titik bukti tambahan
tersebut sebagai berikut.
Di Persia terdapat suku leran. kemungkinan besar suku leran berasal dari
Jawa. kemungkinan ini didukung dengan adanya Kampung bernama leran
di Jawa Timur.
Di Persia terdapat suku Jawa suku Jawi diduga mengajarkan huruf Arab di
Jawa. Huruf Arab tersebut dinamakan huruf Arab Pegon dan sering
digunakan dalam naskah-naskah kuno pada masa kerajaan Islam di
Indonesia.
c. Teori Mekah
Teori Mekah menyatakan Islam masuk di Indonesia pada abad 7 masehi dan
berasal langsung dari Mekkah dan Madinah Menurut teori ini Islam masuk di
Indonesia pada awal abad Hijriyah. Bahkan, ketika Nabi Muhammad masih hidup.
Teori ini muncul sebagai sanggahan dari teori Persia dan Gujarat. Pendukung
Teori Mekah antara lain Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau Hamka, Ahmad
Mansur suryanegara, A.H.johns dan T.W Arnold.
Menurut Hamka Teori Mekah didasarkan pada bukti-bukti berikut.
Catatan Ibnu Batutah yang menjelaskan Raja Samudra Pasai menganut
Mazhab Syafi'i titik Mazhab Syafi’i merupakan mazhab terbesar di Mesir
dan Arab. Hamka berpendapat jika Islam yang berkembang di Indonesia
berasal dari Persia, tentu sebagian besar penduduk Indonesia menganut
aliran Syiah. Sebaliknya, jika Islam di Indonesia berasal dari Gujarat India,
mazhab yang dianut seharusnya mazhab Hanafi seperti yang dianut
masyarakat muslim di India.
Raja-raja Samudra Pasai menggunakan gelar Al Malik yang biasa
digunakan oleh raja-raja di Mesir.
Pendapat Hamka tersebut hampir sama dengan teori sufi yang dikemukakan
oleh A.H.Johns dalam teori Sufi tersebut ia menyatakan Islamisasi di Indonesia
dilakukan oleh para musafir Arab kaum Sufi Arab biasanya mengembara dari satu
tempat ke tempat lain untuk mendirikan perguruan tarekat. Ia juga mendasarkan
pada keberadaan Mazhab Syafi’i yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
Indonesia. Mazhab Syafi'i merupakan mazhab terbesar yang dianut penduduk
muslim Arab.
T.W. Arnold dalam buku the preaching of Islam menjelaskan pada abad 7
masehi di pesisir pantai barat Sumatera terdapat komunitas muslim yang terdiri
atas pedagang Arab. Komunitas ini terbentuk akibat pernikahan anne-marie
pedagang dari Arab dengan wanita lokal. Dalam perkembangannya, Islam
menyebar ke Jawa pada abad 11 Masehi. Bukti persebaran ini ditunjukkan dengan
penemuan batu nisan makam Fatimah binti Maimun di leran Gresik, Jawa Timur.
d. Teori Cina
Laksamana Cheng Ho merupakan seorang Laksamana muslim dari Cina
Laksamana Cheng Ho pernah mencapai pulau Jawa dan membangun peninggalan
berupa kelenteng Sam Po Kong di Semarang, Jawa Tengah. Kedatangan
Laksamana Cheng Ho memunculkan teori baru mengenai kedatangan Islam di
Indonesia titik teori yang dimaksud adalah teori Cina.
Teori Cina menyatakan proses kedatangan Islam di Indonesia berasal dari para
perantau Cina orang Cina telah berhubungan dengan masyarakat Indonesia Jauh
sebelum Islam berkembang di Indonesia titik pada masa hindu-budha orang Cina
telah berbaur dengan penduduk Indonesia, terutama melalui kontak dagang.
Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad 7 masehi saat Islam sedang
berkembang. Dalam buku arus Cina Islam Jawa, Sumanto Al qurtuby menyatakan
pada abad 7 masehi di daerah Canton, zhang-zhao, quanzhou, dan pesisir Cina
bagian selatan telah terdapat sejumlah pemukiman islam.
Jika dilihat dari beberapa sumber, baik luar negeri kronik maupun lokal babad
dan Hikayat, bahkan sejumlah sumber lokal menyatakan Raja Islam pertama di
Demak yaitu Raden Patah merupakan keturunan Cina. Fakta ini didasarkan pada
keberadaan ibu Raden Patah yang berasal dari campa, Cina bagian Selatan.
Berdasarkan sejarah Banten dan Hikayat Hasanuddin, nama dan Gelar Raja
Demak beserta leluhurnya ditulis menggunakan istilah Cina seperti cek ko po, jin
bun, cek ban cun, cun ceh, dan cu cu. Selain itu, nama-nama seperti munggul dan
moechoel ditafsirkan sebagai sebutan lain dari Mongol, sebuah wilayah di utara
China berbatasan dengan Rusia.
Islamisasi di Indonesia
a. Perdagangan
Para pedagang Arab, Gujarat dan persia memiliki peran penting dalam Islamisasi di
wilayah Indonesia titik para pedagang ini Berdagang di berbagai wilayah Indonesia
sambil menyebarkan agama dan kebudayaan Islam di tempat-tempat yang mereka
singgahi. Interaksi yang terjadi antara pedagang dan penduduk setempat
menyebabkan pedagang dan masyarakat indonesia memeluk Islam. Selanjutnya,
pedagang dan masyarakat Indonesia yang telah memeluk Islam menyebarkan Islam
pada orang-orang di sekitarnya.
Agama dan kebudayaan Islam disebarkan oleh pedagang muslim Arab, Gujarat
serta Persia kepada pedagang dan masyarakat Indonesia secara bertahap. Islamisasi
melalui perdagangan sangat menguntungkan dan efektif dibandingkan cara lain.
Masyarakat yang tergolong dalam perdagangan bukan hanya golongan bangsawan
dan raja tetapi melalui golongan bawah dan menengah. Kondisi ini didukung dengan
semakin ramainya jalur perdagangan di kepulauan Indonesia, terutama antara Selat
Malaka, Jawa dan Maluku titik Dalam perkembangannya jalur ini memunculkan
pusat-pusat perdagangan di sepanjang Pantai Pulau Sumatera dan Malaka.
b. Perkawinan
Kegiatan perdagangan pada masa lampau sangat tergantung oleh perubahan angin
musim. Para pedagang Islam akan menetap di suatu wilayah dalam waktu cukup
lama. Mereka biasanya tinggal di suatu wilayah dalam waktu berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun. Mereka tinggal menetap di wilayah Indonesia untuk berdagang,
mengambil bekal atau menunggu angin Timur guna melanjutkan perjalanan.
Selama menetap di suatu tempat, para pedagang akan berinteraksi dengan
penduduk lokal. Interaksi tersebut akan menimbulkan hubungan baik yang Diteruskan
dengan perkawinan antara wanita pribumi dan pedagang Islam titik wanita Indonesia
yang dinikahi pedagang Islam biasanya berasal dari golongan bangsawan. Melalui
perkawinan ini lahirlah generasi muslim baru. Dalam perkembangannya, mulai
terbentuk masyarakat muslim di berbagai daerah di Indonesia.
c. Politik
Politik juga menjadi sarana Islamisasi di Indonesia titik Dalam hal ini Raja
memiliki peranan besar dalam proses Islamisasi. Ketika Raja memeluk Islam, rakyat
akan mengikuti karena rakyat sangat patuh kepada raja. Seorang raja selalu menjadi
panutan bahkan teladan bagi rakyatnya. Apapun titah Raja pasti dipatuhi rakyatnya
Oleh karena itu, Islam mudah tersebar di Indonesia.
Setelah agama Islam diterima oleh pihak Kerajaan Ternate, kepentingan politik
dilaksanakan melalui perluasan wilayah. Selanjutnya, beberapa kerajaan Islam
melakukan perluasan wilayah terhadap kerajaan lain meskipun penaklukan suatu
wilayah oleh kerajaan Islam dilakukan melalui jalan perang, penguasa Islam telah
bertoleransi kepada pemeluk agama lain dan tidak memaksakan Islam sebagai agama
kerajaan yang ditaklukan. Kenyataan ini menjadi salah satu faktor memperlancar
perluasan pengaruh islam.
d. Pendidikan
Penyebaran Islam melalui pendidikan berkaitan erat dengan keberadaan lembaga
pendidikan tradisional seperti Pesantren titik Pesantren merupakan lembaga
pendidikan tradisional Islam yang mendidik santrinya belajar agama Islam. Materi
pembelajaran dalam Pesantren bersumber pada kitab kuning dari Timur Tengah yang
ditulis pada abad 7 sampai 8 masehi. Materi yang diajarkan dilengkapi dengan ilmu
fiqih dan tauhid.
Siswa dalam Pesantren disebut santri, sedangkan tenaga pendidik dalam Pesantren
disebut Kyai. Saat belajar di pesantren santri belajar dengan disiplin sehingga mampu
menguasai ilmu dan keterampilan yang diajarkan terutama ilmu agama.
e. Kesenian
Penyebaran agama Islam juga dilakukan melalui media kebudayaan atau kesenian.
ketika agama Islam masuk ke Indonesia, kebudayaan masyarakat Indonesia masih
dipengaruhi oleh kepercayaan pada masa sebelumnya. Kebudayaan tersebut kemudian
disisipi ajaran Islam titik oleh karena itu, kebudayaan menjadi media efektif bagi para
penyiar Islam untuk mengembangkan ajaran Islam.
Kebudayaan periode Pra Islam tidak diubah oleh para penyiar Islam. Kebudayaan
tersebut dilanjutkan dan digunakan untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebagai contoh,
para ulama mengadakan pertunjukan seni gamelan dengan mengundang masyarakat
lokal. Dengan pertunjukan tersebut para ulama berdakwah di tengah masyarakat.
Selain gamelan, kesenian yang efektif digunakan dalam proses Islamisasi adalah
wayang. Sunan Kalijaga merupakan tokoh yang menggunakan media wayang untuk
menyebarkan agama Islam Sunan Kalijaga tidak pernah meminta upah pertunjukan,
Tetapi hanya meminta penonton mengikuti ucapan kalimat syahadat.
f. Tasawuf
Kata tasawuf berasal dari kata satu yang berarti wol. Istilah ini muncul karena
ahli tasawuf biasanya mengenakan baju atau jubah dari bulu domba. Pakaian ini
merupakan simbol orang-orang sederhana, tulus dan taat beribadah kepada Tuhan titik
orang-orang yang menjalankan kehidupan tasawuf disebut Sufi.
Unsur-unsur mistis dalam tasawuf bukan ajaran Islam asli, melainkan bentuk
perpaduan dengan budaya lokal. Perpaduan dua kebudayaan tanpa menghilangkan
unsur asli suatu kebudayaan disebut akulturasi budaya. Akulturasi budaya perlu
dilakukan agar masyarakat tidak selalu asing dengan budaya yang baru datang titik
masyarakat saling berinteraksi untuk memadukan nilai-nilai kebudayaan yang
dianggap penting untuk dijaga dan dilestarikan titik akulturasi budaya menjadikan
tasawuf mudah diterima oleh masyarakat Indonesia Oleh karena itu, tasawuf menjadi
salah satu cara untuk menyebarkan agama Islam.
Ringo Rahata, Melkisedek Bagas Fenetiruma, Vicky Nurul Islamiyah. (2016). Sejarah Indoesia. klaten:
PT Intan Pariwara.
Amurwani Dwi L., R. G. (2016). Sejarah Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemdikbud.
Nusantara dalam Masa Transisi: Dari Hindu-Buddha ke Islam Abad XIV-XV. (t.thn.). Dipetik Maret 10,
2021, dari 123dok.com: https://text-id.123dok.com/document/1y9jo1jrq-nusantara-dalam-
masa-transisi-dari-hindu-buddha-ke-islam-abad-xiv-xv-transformasi-masyarakat-indonesia-
dalam-historiografi-indonesia-modern.html
Yasmin, P. (2020, Juli 29). Kerajaan Malaka: Raja, Masa Kejayaan, dan Penyebab Runtuhnya. Dipetik
Maret 10, 2021, dari detiktravel.com: https://travel.detik.com/travel-news/d-
5112980/kerajaan-malaka-raja-masa-kejayaan-dan-penyebab-runtuhnya