Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH AWAL KEDATANGAN ISLAM DI INDONESIA

(Tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam)


Dosen Pengampu : Diah Nur Khalifah, M.Pd

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 13
SONYA PRAMASWARI HADI 2211100384
DEWANTI INTAN LESTARI 2211100056
GUNAWAN 1911100309
KELAS : G
SEMESTER : 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDAIYYAHFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN
2023
A. Sejarah Awal Kedantangan Islam di Indonesia
Terdapat diskusi panjang di antara ahli sejarah mengenai masuknya Islam
di Indonesia. Perdebatan itu menyangkut tempat asal kedatangan Islam, para
pembawa, dan waktu kedatangannya. Berbagai teori dan pembahasan yang
berusaha menjawab tiga masalah pokok ini belum tuntas. Tidak hanya
kurangnya data pendukung teori tersebut, tetapi juga karena sifat sepihak dari
berbagai teori yang ada. Terdapat kecenderungan kuat adanya suatu teori yang
hanya menekankan aspek-aspek khusus dari ketiga masalah pokok, tetapi
mengabaikan aspek-aspek lainnya. Oleh karena itu,kebanyakan teori yang ada
dalam segi-segi tertentu gagal menjelaskan kedatangan Islam di Indonesia.1

Islamisasi di Indonesia merupakan suatu proses sejarah yang sangat


penting. Ricklefs menyebutkan bahwa ada dua kemungkinan proses
penyebaran agama Islam di Indonesia. Pertama, penduduk pribumi
berhubungan dengan agama Islam dan kemudian menganutnya. Kedua, orang-
orang asing Asia (Arab, India,Cina, dll.) yang telah memeluk agama Islam
bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah di Indonesia, melakukan
perpernikahanan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal sampai
sedemikian rupa, sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa atau Melayu
ataupun sudah termasuk dalam anggota suku-suku tertentu2.

Meskipun demikian, ada kepastian bahwa kedatangan Islam ke Indonesia


dilakukan secara damai. Paling tidak ada empat teori yang dimunculkan yaitu
teori India, teori Arab, teori Persia dan teori Cina.3 Akan tetapi dalam

1
Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII &
XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2013), hlm. 2
2
M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, terj. Dharmono Hardjowidjono, (Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press, 1994), hlm. 3
3
Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia, (Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media, 2007), hlm. 31-32

146
penelitian ini penulis hanya menjelaskan teori Arab sebagai landasan teori.
Menurut teori Arab atau teori Makkah, upaya yang dilakukan oleh para
pedagang Arab dalam mengenalkan Islam ke wilayah Indonesia, memiliki
pengaruh besar dalam mewarnai Islam Indonesia. Para pedagang Arab ini
terlibat aktif dalam penyebaran Islam ketika mereka dominan dalam
perdagangan Barat-Timur sejak awal abad ke-7 dan ke-8 M. Asumsi ini
didasarkan pada sumber-sumber Cina yang menyebutkan bahwa menjelang
abad ke-7, ada seorang pedagang Arab menjadi pemimpin di pemukiman Arab
Muslim di pesisir barat Sumatera. Bahkan beberapa orang Arab ini telah
melakukan pernikahan dengan penduduk pribumi yang kemudian membentuk
inti sebuah komunitas Muslim yang para anggotanya telah memeluk Islam.

Teori Arab tersebut semula dikemukakan oleh Crawfurd yang


mengatakan bahwa Islam dikenalkan pada masyarakat di Nusantara langsung
dari Tanah Arab. Dengan sedikit pengembangan teori Arab ini didukung oleh
Keyzer yang berpendapat bahwa Islam di negeri ini berasal dari Mesir. Hal
senada juga dikemukakan Niemann dan de Hollander, yang mengatakan
bahwa Islam di Indonesia berasal dari Hadramaut. Sementara P. J. Veth
berpandangan bahwa orang-orang Arab yang melakukan pernikahan dengan
penduduk pribumi yang berperan dalam penyebaran Islam di pemukiman baru
mereka di Nusantara. Sejumlah ahli Indonesia dan Malaysia mendukung teori
Arab dan madzab tersebut. Dalam seminar tentang kedatangan Islam ke
Indonesia yang diadakan pada 1963 dan 1978, disimpulkan bahwa Islam
datang langsung dari Arab, bukan dari India.4

Hasjmy menyebutkan bahwa Islam datang pertama kali datang ke


Indonesia pada abad pertama Hijriyah atau abad ke-12 atau 13 M. Sementara
Uka Tjandrasasmita, pakar sejarah dan arkeologi Islam menduga bahwa Islam
datang ke Indonesia pada abad ke-7 dan ke-8 M. Pada abad ini, dimungkinkan

4
Nor Huda, Islam Nusantara; Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia.., hlm. 36

147
orang-orang Islam dari Arab, Persia dan India sudah banyak
5 6
yang berhubungan dengan orang-orang di Asia Tenggara dan Asia Timur
Kemajuan perhubungan pelayaran pada abad-abad tersebut sangat mungkin
sebagai akibat persaingan di antara kerajaan-kerajaan besar ketika itu, yakni
Kerajaan Bani Umayyah di Asia Barat, kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara
dan kekuasaan Cina di bawah Dinasti Tang di Asia Timur.

Pendukung teori Arab lainnya adalah Syed Muhammad Naquib al-Attas,


pakar kesusasteraan Melayu yang mengatakan bahwa bukti paling penting
yang dapat dipelajari ketika mendiskusikan kedatangan Islam di kepulauan
Melayu-Indonesia adalah karakteristik internal Islam itu sendiri. Dia
menggagas suatu hal yang disebut sebagai teori umum mengenai Islamisasi di
Kepulauan Melayu-Indonesia yang didasarkan pada sejarah literatur Islam
Melayu dan sejarah 74 pandangan dunia (worldview) Melayu Indonesia. Hal
ini dapat dilihat melaluiperubahan konsep dan istilah kunci dalam literatur
Melayu pada abad 10 sampai 11 M atau abad 16 sampai 17 M.

B. Proses Masuk Dan Tersebarnya Islam di Indonesia


Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan.
Demikian pula kerajaan-kerajaan dan daerah-daerah yang didatanginya
mempunyai situasi politik dan sosial budaya yang berlainan. Proses masuknya
Islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Para Tokoh yang
mengemukakan pendapat itu diantaranya ada yang langsung mengetahui
tentang masuk dan tersebarnya budaya serta ajaran agama Islam di Indonesia,
ada pula yang melalui berbagai bentuk penelitian seperti yang dilakukan oleh
orang-orang barat (eropa) yang datang ke Indonesia karena tugas atau
dipekerjakan oleh pemerintahnya di Indonesia. Tokoh-tokoh itu diantaranya,
Marcopolo, Muhammad Ghor, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard
Wainsted.

5
A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Medan: Percetakan
Marwati Djoned Poesponegoro dan Notosusanto Nugroho, Sejarah Nasional Indonesia III, hlm. 1.

148
Sedangkan sumber-sumber pendukung Masuknya Islam di Indonesia
diantaranya adalah:

a. Berita dari Arab


Berita ini diketahui dari pedagang Arab yang melakukan aktivitas
perdagangan dengan bangsa Indonesia. Pedagang Arab Telah datang ke
Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya (abad ke-7 M) yang menguasai
jalur pelayaran perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat termasuk
Selat Malaka pada waktu itu. Hubungan pedagang Arab dengan kerajaan
Sriwijaya terbukti dengan adanya para pedagang Arab untuk kerajaan
Sriwijaya dengan sebutan Zabak, Zabay atau Sribusa7. Pendapat ini
dikemukakan oleh Crawfurd, Keyzer, Nieman, de Hollander, Syeh
Muhammad Naquib Al-Attas dalam bukunya yang berjudul Islam dalam
Sejarah Kebudayaan Melayu dan mayoritas tokoh-tokoh Islam di Indonesia
seperti Hamka dan Abdullah bin Nuh. Bahkan Hamka menuduh bahwa teori
yang mengatakan Islam datang dari India adalah sebagai sebuah bentuk
propaganda, bahwa Islam yang
datang ke Asia Tenggara itu tidak murni.

b. Berita Eopa
Berita ini datangnya dari Marcopolo tahun 1292 M. Ia adalah orang yang
pertama kali menginjakan kakinya di Indonesia, ketika ia kembali dari cina
menuju eropa melalui jalan laut. Ia dapat tugas dari kaisar Cina untuk
mengantarkan putrinya yang dipersembagkan kepada kaisar Romawi, dari
perjalannya itu ia singgah di Sumatera bagian utara. Di daerah ini ia
menemukan adanya kerajaan Islam, yaitu kerajaan Samudera dengan
ibukotanya Pasai. Diantara sejarawan yang menganut8

7
Kerajaan Sriwijaya di Asia Tenggara dalam upayanya memperluas kekuasaannya ke
Semenanjung Malaka sampai Kedah dapat dihubungkan dengan bukti-bukti prasasti 775, berita-
berita Cina dan Arab abad ke-8 sampai ke-10 M. hal ini erat hubungannya dengan usaha
penguasaan selat Malaka yang merupakan kunci bagi bagi pelayaran dan perdagangan
internasional
8
Busman Edyar, dkk (Ed.), Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Pustaka Asatruss, 2009), hlm. 207

149
teori ini adalah C. Snouch Hurgronye, W.F. Stutterheim,dan Bernard H.M.
Vlekke.

c. Berita India
Berita ini menyebutkan bahwa para pedagang India dari Gujarat
mempunyai Pendukung teori ini, diantaranya adalah Dr. Gonda, Van Ronkel,
Marrison, R.A. Kern, dan C.A.O. Van Nieuwinhuize.

d. Berita Cina
Berita ini diketahui melalui catatan dari Ma Huan, seorang penulis yang
mengikuti perjalanan Laksamana Cheng-Ho. Ia menyatakan melalui tulisannya
bahwa sejak kira-kira-kira tahun 1400 telah ada saudagar-saudagar Islam yang
peranan penting dalam penyebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia.
Karena disamping berdagang mereka aktif juga mengajarkan agama dan
kebudayaan Islam kepada setiap masyarakat yang dijumpainya, terutama kepada
masyarakat yang terletak di daerah pesisisr pantai.9 Teori ini lahir selepas tahun
1883 M. Dibawa oleh C. Snouch Hurgronye bertempat tinggal di pantai utara
Pulai Jawa.11 T.W. Arnol pun mengatakan para pedagang Arab yang
menyebarkan agama Islam di Nusantara, ketika mereka mendominasi
perdagangan Barat-Timur sejak abad-abad awal Hijrah atau abad ke-7
dan ke-8 M. Dalam sumber-sumber Cina disebutkan bahwa pada abad ke-7 M
seorang pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di
pesisir pantai Sumatera (disebut Ta’shih).9

e. Sumber dalam Negeri


Terdapat sumber-sumber dari dalam negeri yang menerangkan
berkembangnya pengaruh Islam di Indonesia. Yakni Penemuan sebuah batu di
Leran (Gresik). Batu bersurat itu menggunakan huruf dan bahasa Arab, yang
sebagian tulisannya telah rusak. Batu itu memuat tentang meninggalnya seorang
perempuan yang bernama Fatimah Binti Maimun (1028). Kedua, Makam Sultan

9
Busman Edyar, dkk (Ed.), op.cit., hlm. 187.

150
Malikul Saleh di Sumatera Utara yang meninggal pada bulan Ramadhan tahun
676 H atau tahun 1297 M. Ketiga, makam Syekh Maulana Malik Ibrahim di
10
Gresik yang wafat tahun 1419 M. Jirat makan didatangkan dari Guzarat dan
berisi tulisan-tulisan Arab. Mengenai masuknya Islam ke Indonesia, ada satu
kajian yakni seminar ilmiah yang diselenggarakan pada tahun 1963 di kota
Medan, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
1. Pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad 1 H/7 M, langsung dari
negeri Arab.

2. Daerah pertama yang dimasuki Islam adalah pesisir sumatera Utara.


Setelah itu masyarakat Islam membentuk kerajaan Islam Pertama yaitu
Aceh.
3. Para dai yang pertama, mayoritas adalah para pedagang. Pada saaat itu
dakwah disebarkan secara damai.11

C. Teori Masuknya Islam di Indonesia


Proses masuknya agama Islam ke nusantara tidak berlangsung
secara revolusioner, cepat, dan tunggal, melainkan berevolusi, lambat-
laun, dan sangat beragam. Menurut para sejarawan, teori-teori tentang
kedatangan Islam ke Indonesia dapat dibagi menjadi:
1. Teori Mekah, mengatakan bahwa proses masuknya
Islam ke Indonesia adalah langsung dari Mekah atau Arab. Proses ini
berlangsung pada abad pertama Hijriah atau abad ke-7 M. Tokoh yang
memperkenalkan teori ini adalah Haji Abdul Karim Amrullah atau
HAMKA, salah seorang ulama sekaligus sastrawan Indonesia. Hamka
mengemukakan pendapatnya ini pada tahun 1958, saat orasi yang
disampaikan pada dies natalis Perguruan Tinggi Islam Negeri (PTIN)
di Yogyakarta. Ia menolak seluruh anggapan para sarjana Barat yang

10
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Press, 2007), hlm. 191-192
11
Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam, Sezak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar
Media, 2003), hlm. 336.

151
mengemukakan bahwa Islam datang ke Indonesia tidak langsung dari
Arab. Bahan argumentasi yang dijadikan bahan rujukan HAMKA
adalah sumber lokal Indonesia dan sumber Arab. Dalam hal ini, teori
HAMKA merupakan sanggahan terhadap Teori Gujarat yang banyak
kelemahan. Ia malah curiga terhadap prasangka- prasangka penulis
orientalis Barat yang cenderung memojokkan Islam di Indonesia.
Pandangan HAMKA ini hampir sama dengan Teori Sufi yang
diungkapkan oleh A.H. Johns yang mengatakan bahwa para
musafirlah (kaum pengembara) yang telah melakukan Islamisasi awal
di Indonesia.12

2. Teori Gujarat, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke


Indonesia berasal dari Gujarat pada abad ke-7 H atau abad ke-13 M.
Gujarat ini terletak di India bagain barat, berdekaran dengan Laut
Arab. Tokoh yang mensosialisasikan teori ini kebanyakan adalah
sarjana dari Belanda. Sarjana pertama yang mengemukakan teori ini
adalah J. Pijnapel dari Universitas Leiden pada abad ke 19
Menurutnya, orang-orang Arab bermazhab Syafei telah bermukim di
Gujarat dan Malabar sejak awal Hijriyyah (abad ke 7 Masehi), namun
yang menyebarkan Islam ke Indonesia menurut Pijnapel bukanlah dari
orang Arab langsung, melainkan pedagang Gujarat yang telah
memeluk Islam dan berdagang ke dunia timur, termasuk Indonesia.
teori Pijnapel ini disebarkan oleh seorang orientalis terkemuka
Belanda, Snouck Hurgronje. Menurutnya, Islam telah lebih dulu
berkembang di kota-kota pelabuhan Anak Benua India. Orang-orang
Gujarat telah lebih awal membuka hubungan dagang dengan Indonesia
13
dibanding dengan pedagang Arab. Dalam pandangan Hurgronje,

12
Ahmad Mansur Suryanegara. Menemukan Sejarah : Wacana
Pergerakan Islam Di Indonesia. (Bandung: Penerbit Mizan, 1996), hlm. 81-82. Lihat
juga A. Hasymy, Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia, (Al-
Ma’arif, 1989), hlm. 7
13
Syed Nagib Alatas, Preliminary Statement on a General Theory of the
Islamization of Malay-Indonesian Archipelago, (Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan

152
kedatangan orang Arab terjadi pada masa berikutnya. Orang-orang
Arab yang datang ini kebanyakan adalah keturunan Nabi Muhammad
yang menggunakan gelar “sayid” atau “syarif ” di depan namanya.
Teori Gujarat kemudian juga dikembangkan oleh J.P. Moquetta (1912)
yang memberikan argumentasi dengan batu nisan Sultan Malik Al-
Saleh yang wafat pada tanggal 17 Dzulhijjah 831 H/1297 M di Pasai,
Aceh. Menurutnya, batu nisan di Pasai dan makam Maulanan Malik
Ibrahim yang wafat tahun 1419 di Gresik, Jawa Timur, memiliki
bentuk yang sama dengan nisan yang terdapat di Kambay, Gujarat.
Moquetta akhirnya berkesimpulan bahwa batu nisan tersebut diimpor
dari Gujarat, atau setidaknya dibuat oleh orang Gujarat atau orang
Indonesia yang telah belajar kaligrafi khas Gujarat. Alasan lainnya
adalah kesamaan mahzab Syafei yang di anut masyarakat muslim di
Gujarat dan Indonesia.

3. Teori Persia, mengatakan bahwa proses kedatangan Islam ke


Indonesia berasal dari daerah Persia atau Parsi (kini Iran). Pencetus
dari teori ini adalah Hoesein Djajadiningrat, sejarawan asal Banten.
Dalam memberikan argumentasinya, Hoesein lebih menitik beratkan
analisisnya pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara
masyarakat Parsi dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain: tradisi
merayakan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah
atas 14kematian Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad, seperti yang
berkembang dalam tradisi tabut di Pariaman di Sumatera Barat. Istilah
“tabut” (keranda) diambil dari bahasa Arab yang ditranslasi 9 melalui
bahasa Parsi. Tradisi lain adalah ajaran mistik yang banyak kesamaan,
misalnya antara ajaran Syekh Siti Jenar dari Jawa Tengah dengan
ajaran sufi Al-Hallaj dari Persia. Bukan kebetulan, keduanya mati

Pustaka, 1969), hlm. 11


14
GWJ Drewes, New Light on the Coming of Islam in Indonesia, compiled
by Ahmad Ibrahim, Sharon Siddique & Yasmin Hussain, Readings on Islam in
Southeast Asia, (Singapore: Institue of Southeast Asia Studies, 1985), hlm. 7-19.

153
dihukum oleh penguasa setempat karena ajaran-ajarannya dinilai
bertentangan dengan ketauhidan Islam (murtad) dan membahayakan
stabilitas politik dan sosial. Alasan lain yang dikemukakan Hoesein
yang sejalan dengan teori Moquetta, yaitu ada kesamaan seni kaligrafi
pahat pada batu-batu nisan. yang dipakai di kuburan Islam awal di
Indonesia. Kesamaan lain adalah bahwa umat Islam Indonesia
menganut mahzab Syafei, sama seperti kebanyak muslim di Iran.

4. Teori Cina, bahwa proses kedatangan Islam ke Indonesia (khususnya


di Jawa) berasal dari para perantau Cina. Orang Cina telah
berhubungan dengan masyarakat Indonesia jauh sebelum Islam dikenal
di Indonesia. Pada masa Hindu-Buddha, etnis Cina atau Tiongkok
telah berbaur dengan penduduk Indonesia terutama melalui kontak
dagang. Bahkan, ajaran Islam telah sampai di Cina pada abad ke-7 M,
masa di mana agama ini baru berkembang. Sumanto Al Qurtuby
dalam bukunya 15Arus Cina-Islam-Jawa menyatakan, menurut kronik
masa Dinasti Tang (618-960) di daerah Kanton, Zhang-zhao,
Quanzhou, dam pesisir Cina bagian selatan, telah terdapat sejumlah
pemukiman Islam. Menurut sejumlah sumber lokal tersebut ditulis
bahwa raja Islam pertama di Jawa, yakni Raden Patah dari Bintoro
Demak, merupakan keturunan Cina. Ibunya disebutkan berasal dari
Campa, Cina bagian 10 selatan (sekarang termasuk Vietnam). Bukti-
bukti lainnya adalah masjid-masjid tua yang bernilai arsitektur
Tiongkok yang didirikan oleh komunitas Cina di berbagai tempat,
terutama di Pulau Jawa. Pelabuhan penting sepanjang pada abad ke-15
seperti Gresik, misalnya, menurut catatan-catatan Cina, diduduki
pertama-tama oleh para pelaut dan pedagang Cina.
5. Semua teori di atas masing-masing memiliki
kelemahan dan kelebihan tersendiri. Tidak adakemutlakan da kepastian

15
Musyrifah Sunanto, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2005),
hlm. 8

154
yang jelas dalam masing-masing teori tersebut. Meminjam istilah
Azyumardi Azra, sesungguhnya kedatangan Islam ke Indonesia
datang dalam kompleksitas; artinya tidak berasal dari satu tempat,
peran kelompok tunggal, dan tidak dalam waktu yang bersamaan.

155
A. Kesimpulan
Perkembangan Islam tidak lepas dari adanya para pedagang yang datang ke
indonesia dengan tujuan berdagang. contoh nya teori gujarat, pedagang dari
gujarat datang ke indonesia dan membawa agama islam, ada juga pedagang dari
arab namanya teori arab. Selain itu ada lagi teori lain yang awalnya juga
berdagang seperti dengan adanya Teori Tiongkok dan Teori Persia.

Penduduk pribumi berhubungan dengan agama Islam dan kemudian


menganutnya. orang-orang asing Asia yang telah memeluk agama Islam
bertempat tinggal secara permanen di suatu wilayah di Indonesia, melakukan
perpernikahanan campuran dan mengikuti gaya hidup lokal sampai sedemikian
rupa, sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa atau Melayu ataupun sudah
termasuk dalam anggota suku-suku tertentu.

B. Saran
Sebagai manusia biasa yang tidak sempurna, tentulah tulisan-tulisan kami pun
banyak terdapat kekurangan, untuk itu kami menyarankan kepada pembaca yang
ingin lebih memahami Pendidikan Islam di Indonesia untuk tidak menjadi
makalah ini sebagai satu-satunya rujukan, tetapi sebaiknya juga mencari tulisan-
tulisan baik dari buku-buku maupun koran sebagai referensi.

156
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, (2013) Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara
Abad XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia, Jakarta: Kencana.
M.C. Ricklefs, (2002) Sejarah Indonesia Modern, terj. Dharmono
Hardjowidjono, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Huda Nor, (2007) Islam Nusantara, Sejarah Sosial Intelektual Islam di
Indonesia, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Busman Edyar, dkk (Ed.), (2009) Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka
Asatruss.
Badri Yatim, (2007), Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: Raja Grafindo Press.
Ahmad Al-Usairy,(2003), Sejarah Islam, Sezak Zaman Nabi Adam Hingga
Abad XX, Jakarta: Akbar Media.
Ahmad Mansur Suryanegara.(1996) Menemukan Sejarah : Wacana
Pergerakan Islam Di Indonesia Bandung: Mizan.
A. Hasymy, (1989), Sejarah Masuk dan Berkembangnya Islam di Indonesia,
Al-Ma’arif.
Syed Nagib Alatas, (1969), Preliminary Statement on a General Theory of
the Islamization of Malay-Indonesian Archipelago, Kuala Lumpur: Dewan
Bahasa dan Pustaka.
GWJ Drewes, (1985), New Light on the Coming of Islam in Indonesia,
compiled by Ahmad Ibrahim, Sharon Siddique & Yasmin Hussain, Readings on
Islam in Southeast Asia, Singapore: Institue of Southeast Asia Studies.
Musyrifah Sunanto, (2005), Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta:
RajaGrafindo Persada.

157

Anda mungkin juga menyukai