PENDAHULUAN
1
agama islam juga tidak lepas dari peran para pedagang Indonesia yang sudah memeluk agama
islam serta para mubaligh.
Pengaruh islam makin kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Pada akhir abad ke
12 masehi. Kekuasaan eonomi dan politik kerajaan Sriwijaya mulai turun. Seiring merosotnya
sriwijaya, pedagang islam makin giat dalam melakukan peran politiknya. Kemudian sekitar
tahun 1285, mulai berdiri kerajaan yang bercorak islam yaitu Samudra Psai. Berdiri pula
kerajaan baru yaituu kesultanan malaka.
Perkembangan agama islam juga tidak lepas dari runtuhnya kerajaan majapahit pada awal abad
ke 15. Banak daerah yang akhirnya melepaskan diri dari majapahit. Kemudian pada tahun 1500
demak berdiri sebagai kerajaan islam pertama di pulau jawa.
Diluar jawa, perkembangan agama islam juga terlihat dari munculnya kesultanan ternate,
kesultanan banjar hingga kesultanan gowa. Melalui kerajaan-kerajaa islam inilah, agama islam
makin berkembang pesat dan tersebar hingga seluruh wilayah indoesia. Agama islam juga tidak
hanya dianut oleh para penduduk wilayah panti, namun menyebar sampai daerah-daerah di
pedalaman.
2
Moquette berpendabat ada persamaan gaya batu nisan yang ada di pasai, Sumatra Utara
dengan di Cambay, Gujarat. Jadi ada hubungan antara Indonesia denga Gujarat pada periode
tertentu.
2. Teori Arab
Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, Crawfurd, Niemann, dan De Holader. Arnold
berpendapat bahwa islam juga berasal dari Arab, dengan bukti adaya kesamaan madzhab
antara di Coromandel dan Malabar dengan madzhab mayoritas masyarakat islam yaitu
madzhab syafi'i. yang dibawa oleh pedagang yang menyebarkan islam di Indonesia antara
india dengan Indonesia. Arnold juga berpendapat bahwa pedagang Arab membawa islam ke
Indonesia sejak abad ke 7 masehi dan ke 8 masehi. Dan mereka melakukan perkawinan
dengan penduduk setempat, sehingga muncullah komunitas muslim.
Crawfurd menyatkan bahwa islam dikenalkan langsung dari Arab.dan juga menegaskan
bahwa hubugan melayu dan Indonesia dengan kaum muslim di pesisir timur india merupakan
faktor penting. Niemann dan hollader menyatakan islam datang dari Handramaut karena
adanya kesamaan madzhab.
Sejumlah para ahli setuju dengan pendapat ini, mereka memberi alasan bahwa madzhb syafi'I
di Makkah mendapat pengeruh yang luas di Indonesia. Mereka juga berpendapat pada tahun
ke 674 masehi telah terdapat perkampungan Arab islam di pantai Barat Sumatra.
Menurut Azyumardi Azra ada empat hal yang disampaikan histografi tradisional berkaitan
dengan islamisasi Indonesia. Pertama, islamiasi berasal dari Arab. Kedua, islam dibawa oleh
juru dakwah professional. Keiga, yang pertama kali masuk islam yaitu berasal dari kalangan
penguasa. Keempat, sebagian besar juru dakwah datang ke Indonesia pada abad ke 12 dan
abad 13 masehi. Tetapi baru abad ke 12 masehi dampai abad 16 masehi pengaruh islam di
Indonesia tampak jelas dan kuat.
3. Teori Persia
Teori ini dikemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dalam teori ini dinyyatakan bahwa
islam masuk ke idonesia pda abad ke 13 masehi di Sumatra yang berpusat di samudra pasai.
Bukti yang dikemukakan antara lain : adanya peringatan 10 muharram atau asyura yang
merupakan tradisi berkembang dlam masyarakat syiah untuk memperingati hari kematian
Husain di Karbelaka, adanya persamaan ajaran hallaj yaitu tokoh sufi iran dengan ajaran
Syeikh Siti Jenar, persamaan system mengeja huruf Arab bagi pengajian Al-Qur'an tingkat
awal, adanya persamaan batu nisan yang ada di makam Malik Shalih dan pada makam Malik
Ibrahim.
3
4. Teori Cina
Teori ini menyatakan bahwa islam datang di Indonesia bukan dari timur tengah, Arab maupun
Gujarat atau india tetapi dari Cina. Pada abad ke 9 masehi adanya pengungsi cina ke jawa,
kemudian pada abad ke 8 masehi sampek abad ke 11 masehi sudah ada pemukiman Arab
muslim di Cina dan di Campa.
Cina memiliki peranan yang besar dalam perkembangan islam di Indonesia. Arsitektur
Demak dan juga berdasarkan beberapa catatan sejarah beberapa sultan dan sunan yang
berperan dalam penyebaran agama islam di Indonesia adalah keturunan Cina, misalya Raden
Patah yang memiliki nama Cina Jin Bung.
Nurcholis Majdid mengemukakan bukti bahwa islam tidak berasal dari Arab dengan adanya
kata-kata dari bahasa arab yang tidak murni menurut lafal aslinya.
Proses islamisasi tidak memiliki awal yang pasti, juga tidak berakhir. Islamisasi merupakak
proses berkesinambungan yang selain mempengaruhi msa kini, uga masa yang kan datang.
Islam telah dipengaruhi oleh lingkungannya, tempat islam berpijak dan berkembang.
Disamping itu islam menjadi tradisi tersendiri yang tertanam dalam konteks sosio, ekonomi
dan politik.
4
mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampong-
kampung, daerah-drah, dan krajaan-kerajaan muslim.
3. Saluran Pendidikan
Menyebarkan agama islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok
pesantren yang merupakan tempat pengajaran agama islam bagi para santri. Untuk
memperdalam ajaran-ajaran agama islam yang kemudian menyebarkannya di Indonesia.
4. Saluran Kesenian
Penyebaran islam menggunakan media-media kesenian seperti pertunjukan wayang, yang
digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang yang disisipkan ajaran agama islam.
Seni gamelan juga mengundang masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut, yang
selanjutnya diadakan dakwah agama islam.
5. Saluran Tasawuf
Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dalam membentuk kehidupan social bangsa
Indonesia. Dalam hal ini ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, dan selalu berusaha
menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya.
Jalur tasawuf, yaitu proses penyebaran islam yang dilakukan dengan cara menyesuaikan
pola pikir masyarakat Indonesia yang masih berorientasi pada ajaran-ajaran agama Hindu-Budha
di Indonesia dengan nilai-nilai islam yang mudah dimengerti dan diterima.
6. Saluran Dakwah
Yaitu proses penyebaran islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang
agama islam seperti yang dilakukan oleh para uama terutama peran wali songo.
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KISAH KEBIJAKSANAAN HIDUP SUNAN KALIJAGA
Seorang tokoh yang dulunya terkenal sebagai “Berandal Lokajaya”, dan kelak dipanggil Sunan
Kalijaga, adalah salah satu dari sembilan wali (Wali Songo) yang menyebarkan ajaran Islam di
Pulau Jawa secara pesat—bahkan meluas hingga ke penjuru Nusantara. Beliau lahir pada tahun
1450 M sebagai putera dari seorang Bupati Tuban, Tumenggung Wilatikta, dengan nama asli Raden
Sahid.
Namun seiring perjalanan hidup, banyak masyarakat dari daerah yang berbeda yang mengenal
Sunan Kalijaga dengan julukan-julukan tertentu. Beberapa di antaranya; Syeikh Melaya, Lokajaya
(ketika di Hutan Jatisari), Raden Abdurrahman, Pangeran Tuban, Ki Dalang Sida Brangti (di
Pajajaran), Ki Dalang Kumendung (di daerah Purbalingga), Ki Dalang Bengkok (Tegal), dan Ki
Unehan (di Majapahit).
Pada mulanya, di usia remaja, Raden Sahid tumbuh menjadi jagoan ilmu silat tetapi semakin
nakal. Raden Sahid muda suka melakukan tindak kekerasan semena-mena, bertarung, dan
merampok. Karena itulah Raden Sahid diusir oleh keluarga, sehingga melanjutkan bertempat
tinggal di Hutan Jatisari dan masih merampok kalangan ningrat yang melewati jalur tersebut untuk
dibagikan kepada kalangan rakyat jelata. Dari situlah julukan Lokajaya tenar (Yudi Hadinata, Sunan
Kalijaga, 2015). Sampai suatu ketika, Raden Sahid bertemu dengan Sunan Bonang, dan merampas
tongkatnya yang berdaun emas. Sunan Bonang justru terharu, sambil menasehati Raden Sahid yang
masih muda, tentang tindakannya yang seakan berniat suci, tetapi dilakukan dengan cara yang
kotor. “Bagai wudlu’ menggunakan air kencing”, ungkap Sunan Bonang. Maka sebelum
meninggalkan Raden Sahid, dengan sedikit rasa iba Sunan Bonang pun mengubah buah kolang-
kaling, yang masih di pohonnya, menjadi emas seluruhnya. Seketika itu juga Raden Sahid
mengikuti sosok yang baru dijumpainya tersebut, karena ingin berguru ilmu kesejatian kepadanya.
Dengan bekal ilmu silat dan jiwa yang tangguh, Raden Sahid akhirnya mempelajari banyak ilmu
dari Sunan Bonang. Seperti kesenian, kebudayaan masyarakat lokal, yang membuatnya memahami
dan menguasai kesusastraan Jawa, pengetahuan falak, serta ilmu pranatamangsa (pembacaan
cuaca). Bahkan ilmu-ilmu ruhaniah dalam ajaran Islam juga beliau selami sampai diangkat menjadi
wali di Tanah Jawa. Setelah mendapatkan gelar Sunan Kalijaga, beliau disarankan oleh Sunan
Bonang agar pergi haji, mengunjungi Ka’bah di Mekkah. Namun pada perjalanannya, saat tiba di
wilayah Malaka, beliau bertemu dengan guru-guru lainnya, yakni Maulana Maghribi dan Nabi
Khidir. Kemudian Sunan Kalijaga disarankan untuk kembali ke Jawa dan berdakwah di sana.
Daripada sekadar melihat Ka’bah bikinan Nabi Ibrahim secara zhahir, yang justru akan rentan
menjadi berhala di hati jika terus terbayang-bayang, alangkah baiknya engkau ajarkan ilmumu
6
kepada masyarakat di Tanah Jawa, begitu nasehat dari guru barunya. Sunan Kalijaga menuruti
kembali ke Jawa dan memutuskan untuk mengawali dakwah di daerah Cirebon, tepatnya di desa
Kalijaga, untuk mengislamkan penduduk sekitar, termasuk Indramayu dan Pamanukan.
11
yang dikeramatkan umat Hindu serta membangun menara Masjid yang hampir sama dengan
bangunan candi Hindu.
2. Mendekati Masyarakat Budha
Metode ini berbeda dengan yang diterapkan ke masyarakat Hindu, disini beliau membuat
tempat wudhu yang berbentuk pancuran sebanyak delapan titik pancuran.Setiap pancuran diberi
arca Kebo Gumarang yang dihormati di agama Budha. Sehingga mereka menjadi penasaran dan
akhirnya masuk ke area masjid kemudian terpengaruh dengan penjelasan Sunan lalu ikut
menjadi umat Islam.
3. Mengubah Ritual Mitoni (Selametan)
Acara ini merupakan acara yang sejak zaman dahulu disakralkan oleh masyarakat Hindu-
Budha. Isi dari mitoni adalah cara mengungkapkan rasa syukur karena telah dikaruniai seorang
anak.Wujud syukur mereka dipersembahkan kepada patung dan arca, bukan kepada Allah SWT.
Tugas utama Sunan adalah meluruskan isi acara tersebut yaitu acara dibuat ke jalan islami dan
tidak dihilangkan begitu saja.
12
arsitektur Islam, Hindu, dan Budha ini memiliki keunikan dan keindahan sehingga
menunjukkan terjadinya proses akulturasi.
Masjid yang didirikan pada tahun 1549 M ini ramai dikunjungi masyarakat untuk
beribadah serta ziarah ke makam Sunan. Masjid ini menjadi pusat keramaian saat festival
Dhandhangan dalam menyambut bulan Ramadhan.
2. Keris Cintoko
Pusaka ini merupakan salah satu peninggalan sejarah yang masih dirawat sampai
sekarang. Terdapat ritual rutin setiap tahun usai idul adha yaitu menjamas atau memandikan
keris.
Acara ini merupakan suatu rangkaian sakral wujud menghormati peninggalan Sunan
Kudus. Dilakukan saat menyambut tradisi buka luwur (pergantian kerai di cungkup makam).
3. Dua Tombak Sunan Kudus
Sama dengan Keris Cintoko. Dua tombak ini juga merupakan peninggalan yang masih
dilestarikan sampai sekarang. Upacara tradisi yang sudah berusia ratusan tahun dilaksanakan di
dekat pintu makam Sunan.
Sebagai acara sakral menghormati peninggalannya ini dilakukan dengan cara dijamas atau
dimandikan. Selain menjaga pusaka peninggalannya, acara ini bertujuan mengingat nilai yang
terkandung didalamnya yaitu kebijaksanaan dan kekuasaan (Dapur Panimbal).
4. Tembang Asmarandana
Salah satu peninggalan kesenian yang masih ditembangkan oleh beberapa masyarakat.
Melalui tembang ini Sunan Kudus mengajarkan agama Islam dengan memasukkan lirik yang
terkandung didalamnya. Sehingga dengan mudah diterima baik oleh masyarakat Hindu Budha
saat itu.
5. Peninggalan Lainnya
Adalah permintaan kepada masyarakat untuk tidak menyembelih hewan sapi untuk
berkurban saat Idul Adha. Bertujuan untuk menghormati masyarakat Hindu, sehingga mereka
mengganti hewan kurban dengan memotong kerbau. Dan kepercayaan ini masih dianut
masyarakat sampai sekarang.
13
BAB III
KESIMPULAN
Islam masuk di Indonesia tidak secara instan, melalui proses yang sangat lama, mulai
dari abad tujuh masehi dan baru ramai di akhir abad ke 12 masehi. Datangnya islam di
Indonesia itupun dilakukan secara damai, metode penyalurannya pun beragam; ada yang lewat
perdagangan, perkawinan, kesenian, dakwah dan lainnya.
Sampai kini, Islam yang ada di Indonesia berkembang pesat hingga Indonesia menjadi
pemeluk Islam terbanyak di dunia, bukan malah di Arab Saudi.
Itu semua tak lain dan tak bukan atas jasa ulama’ yang merelakan waktunya dulu kala.
Salah satu penyebar Islam di Indonesia adalah Wali 9.
Disini kami memaparkan dua Wali dari kesembilan wali tersebut, yaitu Sunan Kalijaga
dan Sunan Kudus. Dari dua sunan tersebut banyak yang bisa diambil kisah inspiratifnya. Sunan
Kalijaga yang mulanya brandal bisa jadi handal, berubah 180 drajat, sedang sunan kudus
merupakan putra dari raja yang merantau untuk berdakwah. Dakwahnya tidak ekstrim dan
secara perlahan merangkul ummat yang asalnya hindu ataupun budha masuk ke agama Islam.
Mereka adalah penerus ajaran Nabi yang sesungguhnya, menyebarkan secara tulus bukan malah
modus. Ketulusanlah yang menjadikan Islam besar dan berkembang pesat mulai jaman dahulu
sampai sekarang. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan mampu menerapkannya di
kehidupan sehari-hari kita.
Sekian, terimakasih
14
DAFTAR PUSTAKA
https://Sejarah%20Masuknya%20Islam%20di%20Indonesia%20Halaman
%201%20-%20Kompasiana.com.html
Sumber: https://www.nu.or.id/post/read/98552/belajar-kebijaksanaan-hidup-dari-
sunan-kalijaga
https://www.romadecade.org/sunan-kudus/#!
15