Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA

Sejarah Masuknya Islam di Indonesia

Datangnya islam di Indonesia tidak seluruhnya bersamaan. Demikian juga dengan kerajaan
dan daerah yang mempunyai situasi politik dan social budaya yang berlainan.

Adanya proses masuknya islam ke Indonesia memunculkan beberapa pendapat. Diantaranya


para tokoh ada yang langsung mengetahui masuk dan tersebarnya budaya dan ajaran agama
islam di Indonesia, ada pula yang melalui berbagai penelitian. Diantara tokoh-tokoh itu
adalah Marcopolo, Muhammad Ghor, Ibnu Bathuthah, Dego Lopez de Sequeira, Sir Richard
Wainsted.

Masuknya Islam di Indonesia Abad ke 7 masehi

Sejarah masuknya islam ke Indonesia dimulai pada abad ke 7 masehi, berdasarkan para
pedagang arab yang berdatangan. Dikaitkan dengan argument bahwa sejarah masuknya islam
di Indonesia terjadi saat kerajaan Sriwijaya tepat pada abad ke 7 masehi.

Wilayah yang dijamah oleh pedagang arab untuk menyebarkan islam di Indonesia adalah
pulau Sumatra bagian Samudra Pasai, yang dimulai dari selat malaka lalu pulau jawa.

Masuknya Islam di Indonesia Abad ke 11 masehi

Ahli sejarah lainnya mengatakan bahwa sejarah masuknya islam di Indonesia dimulai sejak
abad 11 masehi. Didasarkan pada bukti adanya sebuah batu nisan Fatimah binti maimun di
Gresik Jawa Timur. Batu ini berangka 1802 masehi.

Masuknya Islam di Indonesia Abad 13 masehi

Ada juga yang mengungkapkan sejarah msuknya di Indonesia baru mulai pada abad ke 13
masehi. Bukti yang kuat menyatakan bahwa runtuhnya Dinasti Abbasiah di Bagdhad (1258),
berita dari Marcopolo tahun 1292, batu nisan kubur Sultan Malik As-Saleh tahun 1297, dan
berita Ibnu Batuta tahun 1345. Pendapat ini diperkuat dengan adanya ajaran tasawuf di
Indonesia.

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

Sejarah masuknya islam di Indonesia, dilandasi oleh peran para pedagang arab yang
melakukan penyebaran agama islam di Indonesia. Awal masuknya agama islam di Indonesia
pada abad ke 7 masehi, namun dimasa ini belum banyak yang menganut dikarenakan masih
terpengaruh oleh kekuasaan Hindu-Budha di Indonesia.

Penyebaran agama islam terhitung lama karena dimulai pada abad ke 7 hingga ke 13 masehi.
Selama masa tersebut, para pedagang makin intensif dalam menyebarkan islam. Penyebaran
agama islam juga tidak lepas dari peran para pedagang Indonesia yang sudah memeluk
agama islam serta para mubaligh.
Pengaruh islam makin kuat pada masyarakat yang tinggal di daerah pantai. Pada akhir abad
ke 12 masehi. Kekuasaan eonomi dan politik kerajaan Sriwijaya mulai turun. Seiring
merosotnya sriwijaya, pedagang islam makin giat dalam melakukan peran politiknya.
Kemudian sekitar tahun 1285, mulai berdiri kerajaan yang bercorak islam yaitu Samudra
Psai. Berdiri pula kerajaan baru yaituu kesultanan malaka.

Perkembangan agama islam juga tidak lepas dari runtuhnya kerajaan majapahit pada awal
abad ke 15. Banak daerah yang akhirnya melepaskan diri dari majapahit. Kemudian pada
tahun 1500 demak berdiri sebagai kerajaan islam pertama di pulau jawa.

Diluar jawa, perkembangan agama islam juga terlihat dari munculnya kesultanan ternate,
kesultanan banjar hingga kesultanan gowa. Melalui kerajaan-kerajaa islam inilah, agama
islam makin berkembang pesat dan tersebar hingga seluruh wilayah indoesia. Agama islam
juga tidak hanya dianut oleh para penduduk wilayah panti, namun menyebar sampai daerah-
daerah di pedalaman.

Teori Masuknya Islam

Masukya agama islam pertama ke indoesia identic dengan masuknya orang islam ke
Indonesia, yang semakin medekati nilai kebenaran sebuah sejarah. Hal ini di buktikan dengan
adanya literature dan bukti tertulis di kitab arab tetag peta-peta pekayaran pedagang arab
pada masa lalu, juga memperjelas kebenaran sejarah masuknya islam pertama ke Indonesia.
Ada beberapa teori tentang islamisasi awal di Indonesia, yaitu :

Teori India

Teori ini dikemukakan oleh Pijnappel, Snouck Hurgrounje, Mouquette, dan Fatimi. Pada
teori ini dijelaskan bahwa islam pertama kali datang di Indonesia berasal dari benua India
sekitar abad ke 13.

Pijnappel berpendapat bahwa islamisasi di Indonesia dilakukan oleh orang Arab, tetapi bukan
datang langsung dari Arab, melaikan dari India, terutama dari Gujarat dan Malabar.

Snouck Hurgronje menyatakan bahwa islam nusantara bukan berasal dari Arab, karena
sedikitnya fakta yang menyebutkan peranan mengenai bangsa Arab dalam penyebaran agama
islam di Indonesia. Ia berpendapat bahwa islam berasal dari India, karena sudah lama terjalin
hubungan dagang antara Sumatra dan Gujarat. Snouck menyebutkan adanya tiga batu nisan
dari abad ke 15 masehi. Ketiga batu nisan tersebut memiliki kesamaan dengan batu nisan
Maulana Malik Ibrahim di Gresik yang meninggal pada 1419 masehi.

Moquette berpendabat ada persamaan gaya batu nisan yang ada di pasai, Sumatra Utara
dengan di Cambay, Gujarat. Jadi ada hubungan antara Indonesia denga Gujarat pada periode
tertentu.

Teori Arab

Teori ini dikemukakan oleh Sir Thomas Arnold, Crawfurd, Niemann, dan De Holader.
Arnold berpendapat bahwa islam juga berasal dari Arab, dengan bukti adaya kesamaan
madzhab antara di Coromandel dan Malabar dengan madzhab mayoritas masyarakat islam
yaitu madzhab syafi'i. yang dibawa oleh pedagang yang menyebarkan islam di Indonesia
antara india dengan Indonesia. Arnold juga berpendapat bahwa pedagang Arab membawa
islam ke Indonesia sejak abad ke 7 masehi dan ke 8 masehi. Dan mereka melakukan
perkawinan dengan penduduk setempat, sehingga muncullah komunitas muslim.

Crawfurd menyatkan bahwa islam dikenalkan langsung dari Arab.dan juga menegaskan
bahwa hubugan melayu dan Indonesia dengan kaum muslim di pesisir timur india merupakan
faktor penting. Niemann dan hollader menyatakan islam datang dari Handramaut karena
adanya kesamaan madzhab.

Sejumlah para ahli setuju dengan pendapat ini, mereka memberi alasan bahwa madzhb syafi'I
di Makkah mendapat pengeruh yang luas di Indonesia. Mereka juga berpendapat pada tahun
ke 674 masehi telah terdapat perkampungan Arab islam di pantai Barat Sumatra.

Menurut Azyumardi Azra ada empat hal yang disampaikan histografi tradisional berkaitan
dengan islamisasi Indonesia. Pertama, islamiasi berasal dari Arab. Kedua, islam dibawa oleh
juru dakwah professional. Keiga, yang pertama kali masuk islam yaitu berasal dari kalangan
penguasa. Keempat, sebagian besar juru dakwah datang ke Indonesia pada abad ke 12 dan
abad 13 masehi. Tetapi baru abad ke 12 masehi dampai abad 16 masehi pengaruh islam di
Indonesia tampak jelas dan kuat.

Teori Persia

Teori ini dikemukakan oleh P.A. Hoesein Djajadiningrat. Dalam teori ini dinyyatakan bahwa
islam masuk ke idonesia pda abad ke 13 masehi di Sumatra yang berpusat di samudra pasai.
Bukti yang dikemukakan antara lain : adanya peringatan 10 muharram atau asyura yang
merupakan tradisi berkembang dlam masyarakat syiah untuk memperingati hari kematian
Husain di Karbelaka, adanya persamaan ajaran hallaj yaitu tokoh sufi iran dengan ajaran
Syeikh Siti Jenar, persamaan system mengeja huruf Arab bagi pengajian Al-Qur'an tingkat
awal, adanya persamaan batu nisan yang ada di makam Malik Shalih dan pada makam Malik
Ibrahim,

Teori Cina

Teori ini menyatakan bahwa islam datang di Indonesia bukan dari timur tengah, Arab
maupun Gujarat atau india tetapi dari Cina. Pada abad ke 9 masehi adanya pengungsi cina ke
jawa, kemudian pada abad ke 8 masehi sampek abad ke 11 masehi sudah ada pemukiman
Arab muslim di Cina dan di Campa.

Cina memiliki peranan yang besar dalam perkembangan islam di Indonesia. Arsitektur
Demak dan juga berdasarkan beberapa catatan sejarah beberapa sultan dan sunan yang
berperan dalam penyebaran agama islam di Indonesia adalah keturunan Cina, misalya Raden
Patah yang memiliki nama Cina Jin Bung.
Nurcholis Majdid mengemukakan bukti bahwa islam tidak berasal dari Arab dengan adanya
kata-kata dari bahasa arab yang tidak murni menurut lafal aslinya.

Proses islamisasi tidak memiliki awal yang pasti, juga tidak berakhir. Islamisasi merupakak
proses berkesinambungan yang selain mempengaruhi msa kini, uga masa yang kan datang.

Islam telah dipengaruhi oleh lingkungannya, tempat islam berpijak dan berkembang.
Disamping itu islam menjadi tradisi tersendiri yang tertanam dalam konteks sosio, ekonomi
dan politik.

Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Datangnya islam di Indonesia dan penyebarannya dilakukan secara damai. Adapun saluran-
saluran islam yang berkembang adalah :

Saluran Perdagangan

Secara umum perdagangan yang dilakukan pedagang muslim dapat digambarkan dengan :
mula-mula mereka berdatangan di tempat-tempat pusat perdagangan yang kemudian
diantaranya ada yang bertempat tinggal, baik untuk sementara maupun untuk menetap.
Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan (pejokan).[1]
Merupakan saluran yang dipilih di awal.

Saluran Perkawinan

Saluran islam yang melalui perkawinan yaitu antara pedagang atau saudagar dengan wanita
pribumi yang memiliki jalinan erat, jalinan baik ini kadang diterukan dengan perkawinan
antara kaum putri pribumi dengan para pedagang islam yang kemudian wanita tersebut
masuk islam. Melalui perkawinan inilah terlahir seorang muslim.[2]

Dari sudut ekonomi, para pedagang muslim memiliki status social yang lebih baik dari pada
kebanyakan pribumi, sehigga penduduk pribumi, terutama putri bangsawan tertarik untuk
menjadi istri saudagar tersebut. Sebelum kawin, mereka di islamkan terlebih dahulu. Setelah
mereka memiliki keturunan, lingkungan mereka semakin luas. Akhirnya timbul kampong-
kampung, daerah-drah, dan krajaan-kerajaan muslim.

Saluran Pendidikan

Menyebarkan agama islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren


yang merupakan tempat pengajaran agama islam bagi para santri. Untuk memperdalam
ajaran-ajaran agama islam yang kemudian menyebarkannya di Indonesia.

Saluran Kesenian

Penyebaran islam menggunakan media-media kesenian seperti pertunjukan wayang,[3] yang


digemari oleh masyarakat. Melalui cerita-cerita wayang yang disisipkan ajaran agama islam.
Seni gamelan juga mengundang masyarakat untuk melihat pertunjukan tersebut, yang
selanjutnya diadakan dakwah agama islam.[4]
Saluran Tasawuf

Tasawuf termasuk kategori yang berfungsi dalam membentuk kehidupan social bangsa
Indonesia. Dalam hal ini ahli tasawuf hidup dalam kesederhanaan, dan selalu berusaha
menghayati kehidupan masyarakatnya dan hidup bersama ditengah-tengah masyarakatnya.

Jalur tasawuf, yaitu proses penyebaran islam yang dilakukan dengan cara menyesuaikan pola
pikir masyarakat Indonesia yang masih berorientasi pada ajaran-ajaran agama Hindu-Budha
di Indonesia dengan nilai-nilai islam yang mudah dimengerti dan diterima.

Saluran Dakwah

Yaitu proses penyebaran islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan tentang
agama islam seperti yang dilakukan oleh para uama terutama peran wali songo.

Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

Surat raja Sriwijaya

Prof. Dr. Azyumardi Azra dalam bukunya 'jaringan ulama nusantara' menyebutkan bahwa
islam masuk di Indonesia pada masa kerajaan Sriwijaya. Hal ini dibuktikan dengan adanya
surat yang dikirim oleh raja Sriwijaya pada Umar bin Abdul Aziz yang berisi ucapan selamat
atas terpilihnya Umar bin Abdul Aziz sebagai pemimpin dinasti Muawiyah.

Makam Fatiman binti Maimun

Berdasarkan penelitian sejarah telah ditemukan sebuah akam islam di Leran, Gresik. Pada
batu nisan dari makam tersebut tertulis nama seorang wanita, yaitu Fatimah binti Maimun
dan angka tahun 1082. Artinya, dapat dipastikan bahwa pada akhir abad ke 11 islam telah
masuk di Indonesia. Dengan demikian, dapat diduga bahwa islam telah masuk dan
berkembang di Indonesia sebelum tahun 1082.

Makam Sultan Malik As-Saleh

Makam sultan Malik As-Saaleh yang berangka tahun 1297 merupakan bukti bahwa islam
telah masuk dan berkembang di daerah Aceh pada abad ke 12 masehi. Mengingat Malik As
Saleh adalah seorang Sultan, maka dapat diperkirakan bahwa islam telah masuk ke daerah
Aceh jauh sebelum Malik As Saleh mendirikan samudra pasai.

Cerita Marco Polo

Pada tahun 1092 Marco Polo, seorang musafir dariVenesia (italia) singgah di Perlak dan
beberapa tempat di Aceh bagian Utara. Marco Polo sedang melakukan peralanan dari
Venesia ke negeri Cina. Ia menceritakan bahwa pada abad ke 11, islam telah berkembang di
Sumatra bagian utara. Ia juga menceritakan bahwa islam telah berkembang sangat pesat di
jawa.
Cerita Ibnu Battutah

Pada tahun 1345, Ibnu Battutah mengnjungi amudra pasi. Ia menceritakan bahwa sultan
samudra pasai sangat baik terhadap ulama dan rakyatnya. Disamping itu, ia menceritakan
bahwa samudra pasai merupakan kesultanan dagang yang sangat maju. Disana Ibnu
Battutahbertemu dengan para pedagang dari India, Cina, dan Jawa.

Penerimaan Islam Oleh Pribumi

Islam datang di Indonesia melalui perdagangan-perdagangan dengan damai, bukan melalui


perang, kekerasan atau paksaan. Penerimaan islam melalui beberapa hal diantaranya :

Melalui perdagangan oleh pra pedagang yang melakukan pelayaran.

Dilakukan oleh para mubaligh datang bersama para pedagang, juga para sufi, mereka adalah
sufi pengembara.

Melalui perkawinan pedagang muslim, mubaligh denga anak bangsawan Indonesia.

Para pedaganng yang sudah mapan, mereka mendirikan pusat pendidikan atau pusat
penyebaran islam, kerajaan samudra pasai misalnya sebagai pusat dakwah.

Melalui para sufi dengan kelompok terekatnya, menyebar ke Indonesia.

Dengan demikian pada abad sekitar 13 masehi islam telah menyebar di Indonesia dan
diterima oleh penduduk, bukan saja pada daerah pantai dan pesisir, akan tetapi sudah
diperkirakan sampai ke pelosok-pelosok kampung.

Indonesia Masa Perkembangan Islam di Kerajaan-Kerajaan

Islam dimulai dari kehadiran iindividu-individu dari arab, atau penduduk asli yang telah
memeluk islam. Dengan uaha mereka islam tersebar sedikit demi sedikit dan secara perlahan-
lahan. Langkah penyebaran islam mulai dilakukan secara besar-besran ketika dakwah telah
memiliki orang-orang khusus untuk menyebarkan dakwah. Setelah fase itu kerajaan-kerajan
islam mulai terbentuk di kepulauan ini.[5] Diantara kerajan-kerajaan tersebut yaitu :

Kerajaan Malaka (803-917 H/1400-1511M)

Malaka dikenal sebagai pintu gerbang Nusantara. Letak geografis malaka sangat
menguntungkan, yang menjadi jalan silang antara Asia Timur dan Asia Barat. Yang membuat
Malaka menjadi kerajaan yang berpengaruh atas daerahnya.[6] Malaka menjalin hubungan
baik dengan jawa, juga menjalin hubungan dengan pasai. Dengan kedatangan jawa dan pasai
perdagangan di Malaka menjadi ramai. Kesultanan Malaka merupakan pusat [erdagangan
internasioal antara Barat dan Timur. Maka dengan didudukinyakesultanan Malaka oleh
portugis tahun 1511, maka kerajaan di Nusantara menjadi tumbuh dan berkembang karena
jalur Selat Malaka tidak digunakan lagi oleh pedagang muslim sebab telah diduduki oleh
portugis.[7] Degan demikian tidaklah akan dicapai kemajuan oleh kerajaan Malaka jika
kerajaan itu tidak mempunyai peraturan-peraturan tertentu, yang memberi jaminan lumayan
kepada keamanan perdagangan. Disamping aturan yang diterapkan juga system
pemerintahannya sangat baik dan teratur.[8]

Kerajaan Aceh (920-1322 H/1514-1904 M)

Pendiri kerajaan Aceh adalah Sultan Ibrahim (1514-1528), Aceh menerima islam dari pasai
yang kini menjadi bagian wilayah Aceh dan pergantian agama diperkirakan terjadi mendekati
pertengahan abad ke 14. Pada abad ke 16, Aceh mulai memeganng peranan penting dibagian
utara pulau Sumatra. Pengaruh Aceh ini meluas dari Barus di sebelah utara higga sebelah
selatan di daerah Indrapura.

Kerajaan Aceh yang letaknya di daerah yang sekarang dikenal dengan kebupaten Aceh Besar.
Disini pula terletak ibu kotanya. Aceh mengalami kemajuan ketika sudagar-saudagar muslim
yang sebelumnya datang di Malaka kemudian memindahkan perdagangannya ke Aceh, ketika
Portugis menguasai Malaka tahun 1511. Ketika Malaka dikuasai portugis, maka daerah
pengaruhnya yang terdapat di Sumatra mulai melepaskan diri dari Malaka. Hal ini sangat
menguntungkan kerajaan Aceh yang mulai berkembang. Dibawah kekuasaan Ibrahim,
kerajaan Aceh mulai melebarkan kekuasaannya ke daerah-daerah sekitar.

Kejayaan krajaan Aceh ada puncaknya ketika diperintahkan oleh Iskandar Muda, ia mampu
menyatukan kembali wilayah yang telah memisahkan diri dari Aceh kebawah kekuasaannya
kembali.[9]

Pada masanya, Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju
dengan pesat. Akan tetapi tatkala beberapa sultan perempuan menduduki singgasana tahun
1641-1699, beberapa wilayah taklukannya lepas dan kesultanan menjadi pecah belah. Pada
abad ke 18 Aceh hanya sebagai kenangan masa silam dari bayangannya sendiri. Akhirnya
kesultanan Aceh menjadi mundur.

Kerajaan Demak (918-960 H/ 1512-1552 M)

Di jawa, islam di sebarkan oleh para wali songo (wali Sembilan), mereka tidak hanya
berkuasa dalam lapangan keagamaan, tetapi juga dalam hal pemerintahan dan politik, bahkan
sering kali seorang raja baru akan sah menjadi raja apabila ia sudah diakui dan diberkahi wali
songo.[10]

Demak merupakan salah satu kerajaan bercorak islam yang berkembang di pantai utara pulau
jawa, raja pertamanya adalah Raden Patah. Sebelum berkuasa penuh atas Demak, Demak
masih menjadi daerah Majapahit. Baru Raden Patah berkuasa penuh setelah mengadakan
pemberontakan yang dibantu oleh para ulama atas Majapahit. Dapat dikatakan bahwa pada
abad ke 16, Demak telah menguasai seluruh Jawa.

Perkembangan dan kemajuan islam di pulau jawa ini bersamaan dengan melemahnya posisi
raja Majapahit.[11] Hal ini memberi peluang kepada raja-raja islam pesisir uuntuk
membngun pusat-pusat kekuasaan yang independen. Dibawah bimbingan Sunan Kudus,
meskipun bukan yang tertua dari wali songo. Demak akhirnya berhasil menggantikan
Majapahit sebagai keratin pusat.[12] Demak menempatkan pengaruhnya di pesisir utara Jawa
Barat itu tidak dapat diisahkan dari tujuannya yang bersifat politis dan ekonomi. Politiknya
adalah untuk memtahkan kerajaan pajajaran yang masih berkuasa di daerah pedalaman,
dengan portugis di Malaka.

Kerajaa Banten (960-1096 H/1552-1684 M)

Banten merupakan kerajaan islam yang mulai berkembang pada abad ke 16, setelah pedagag-
pedagang India, Persia, mulai menghindari Malaka yang sejak tahun 1511 telah dikuasai
Portugis. Dilihat dari geografisya, Banten, pelabuhan yang penting dan ekonominya
mempunyai letak yang strategis dalam penguasa Selat Sunda.

Kerajaan islam di Banten yang semula kedudukannya di Banten Girang dipindahkan ke kota
Surosowan, di Banten lama dekat pantai. Dilihat dari sudut ekonomi dan politik, pemindahan
ini dimaksudkan untuk memudahkan hubunngan antara pesisir utara jawa dengan Sumatra,
melalui selat sunda dan samudra Indonesia. Situasi ini berkaitan dengan kondisi politik di
Asia Tenggara masa itu setelah Malaka jatuh ke tangan Portugis, para pedagang yang segan
berhubungann dengan Portugis mengalihkan jalur pelayarannya melalui Selat Sunda.

Tentang keberadaan islam di Banten, Tom Pires menyebutkan, bahwa di daerah Cimanuk,
kota pelabuhan dan batas kerajaan Sunda dengan Cirebon, banyak dijumpai orang islam. Ini
berarti pada akhir abad ke 15 masehi di wilayah kerajaan Sunda Hindu sudah ada masyarakat
yang beragama islam. Karena tertarik dengan budi pekerti dan ketinggian ilmuya, maka
Bupati Banten menikahkan Syaraif Hidayatullah dengan adik perempuannya yang bernama
Nhay Kawungaten. Dan dikaruniai dua anak yang diberi nama Ratu Winoan dan Hasanuddin.
Karena panggilan uwaknya, tugas penyebara islam di Banten diserahkan pada Hasanuddin.
Yang kemudian menikahi puteri Demak. Dan dianggap raja islam pertma di Banten.

Kerajaan Goa (Makassar) (1078 H/1667 M)

GoaTallo adalah kerajaan bercorak islam di semenanjug Sulawesi. Kerajaan ini menerima
islam pada tahun 1605 M. Rajanya yang terkenal dengan nama umaparisi-Kallona yang yag
berkuasa pada akhir abad ke 15 dan permulaan abad ke 16. Kerajaan Goa Tallo menjalin
hubungan dengan Ternate yang menerima islam dari Gresik atau Giri.[13] Ternate mengajak
Goa Tallo untuk masuk islam, namun gagal. Islam baru berhasil masuk goa Tallo pada waktu
datuk ri Bandang datang ke kerajan Goa Tallo. Sultan Alauddin adalah raja pertama yang
memeluk agama islam tahun 1605 masehi. Penyebaran islam yng dilakukan Goa Tallo
berhasil, hal ini merupakan tradisi yang mengharuskan seorang raja untuk menyampaikan hal
baik pada yang lain. Seperti Wulu, Wajo, Sopeg, dan Bone. Luwu terlebih dulu masuk islam,
sedangkan Wajo dan Bone harus melalui peperangan dahulu. Raja Bone yang pertama masuk
islam ialah yang dikenal sebagai Sultan Adam.[14]

Kerajaan Maluku

Kerajaan Maluku terletak di daerah idonesia bagian timur. Kedatangan islam ke Indonesia
bagian timur yaitu Maluku, tidak bisa dipisahkan dari jalan perdagangan yang terbentang
antar Jawa dan Maluku.
Menurut tradisi setempat, sejak abad ke 14 islam sudah datang di daerah Maluku. Masuknya
islam di Maluku, di bawa oleh Maulana Hasayu. Hal ini terjadi pada masa pemerintahan
Marhum di Ternate.[15]

Raja pertama yang benar-benar muslim adalah Zayn Al-Abidin (1486-1500), ia sendiri
mendapat ajaran agama tersebut dari madrasah Giri. Zainal Abidin ketika di Jawa terkenal
sebagai Raja Bulawa, artinya raja cengkeh, karena membawa cengkeh dari Maluku untuk
persembahan.

Tetang masuknya islam ke Maluku, Tome Pires mengatakann bahwa kapal-kapal dagang dari
Gresik ialah milik Pate Cucuf. Raja ternate yang disebut Sultan sedang yang lainnya digelari
raja.

Di Banda, Hitu, Maluku dan Bacan sudah terdapat masyarakat muslim. Siuasi politik ketika
kedatangan islam di kepulauan Maluku tidak seperti di jawa. Disana orang-orang muslim
tidak menghadapi kerajan-kerajaan yang sedang mengalami perpecahan karena usia islam
masih muda di ternate.

Dalam proses masuknya islam di Maluku menghadapi persaingan politik dan moopoli
peragangan di antara orag-orang portugis, spanyol, belanda, dan inggris. Persaingan diantara
pedagang-pedgang ini pula menyebabkan persaingan diantara kerajaan-kerajaan islam sendiri
sehingga pada akhirnya daerah Maluku jatuh ke bawah kekuasaan politik dan ekonomi
Belanda.perebutan kekuasaan Negara, mereka datang dan mengembangkan islam dengan
melalui pedagangan, dakwah dan melalui perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai