Puji syukur penulis ucapkan kehadiran tuhan yang maha esa yang telah memberikan
kesempatan dan kesempatan batin penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini
dengan judul “Perang Padri” tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan ini yaitu untuk meningkatkan pemahaman pembaca tentang
Perang Padri sehingga pembaca mampu memahami fenomena dan kenyataan yang telah
terjadi pada masa lampau.
Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam dalamnya terhadap komponen
yang berperan dalam menundukung penulisan ini sehinga tulisan ini dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih saya pertama :
Ayah : Syafrial
Penulis menyadari bahwasanya tulisan ini jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan tulisan ini.
Hormat saya,
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 3
A. PEMBAHASAN TEORI.................................................................................... 6
B. KERANGKA PEMIKIRAN............................................................................... 13
C. PENGAJUAN HIPOTESIS................................................................................ 13
BAB V PENUTUP......................................................................................................... 18
A. KESIMPULAN................................................................................................... 18
B. SARAN............................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 21
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perang Padri adalah konflik yang melibatkan suku Padri, sebuah kelompok etnis yang
mendiami wilayah Tapanuli Utara dan sekitarnya di Sumatera Utara, Indonesia. Konflik
ini merupakan bagian dari sejarah panjang dan kompleks di wilayah ini, yang dipicu oleh
faktor-faktor seperti persaingan sumber daya, politik, agama, dan budaya. Dalam konteks
budaya Padri yang kaya dan beragam, Perang Padri mencerminkan pertempuran antar-
suku, seringkali terkait dengan perebutan tanah, hak penguasaan, dan kepentingan
ekonomi. Dalam sejarahnya, perang-Perang Padri telah membentuk perkembangan sosial,
politik, dan budaya di wilayah ini. Meskipun banyak Perang Padri telah merenggut banyak
nyawa dan menghasilkan kerusakan, perjuangan ini juga menggambarkan semangat
keberanian dan ketahanan suku Padri dalam menghadapi tantangan sejarah mereka.
B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan, perumusan masalah menjadi tahap
selanjutnya yang penting dalam penelitian ini. Beberapa pertanyaan pokok yang akan
menjadi fokus utama penelitian ini adalah sebagai berikut:
3
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mencapai pemahaman yang lebih mendalam tentang
Perang Padri dan peran serta kontribusinya dalam sejarah Indonesia. Berikut adalah
tujuan-tujuan penelitian yang ingin dicapai:
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian mengenai Perang Padri memiliki manfaat yang signifikan dalam berbagai
aspek, baik dari segi sejarah, budaya, maupun pemahaman masyarakat. Berikut adalah
beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini:
4
pada masa itu. Ini penting dalam konteks perubahan iklim dan konservasi lingkungan
saat ini.
6. Pemahaman Tentang Perkembangan Budaya: Memahami budaya manusia praaksara
membantu kita melacak perkembangan budaya manusia sepanjang sejarah. Ini juga
dapat membantu kita mengidentifikasi pola-pola yang mungkin memengaruhi budaya
manusia modern.
7. Edukasi dan Pendidikan: Hasil penelitian ini dapat digunakan dalam konteks
pendidikan untuk mengajarkan generasi muda tentang sejarah dan perkembangan
manusia. Ini juga dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga warisan
arkeologis dan budaya.
8. Konservasi dan Pelestarian Situs Arkeologis: Penelitian ini dapat membantu dalam
upaya pelestarian dan perlindungan situs arkeologis yang berisi informasi berharga
tentang masyarakat praaksara. Ini membantu mencegah kerusakan dan kehilangan
data bersejarah.
Dengan memahami Perang Padri, kita dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik
tentang akar budaya dan sejarah manusia, dan hal ini memiliki relevansi penting dalam
berbagai bidang, termasuk arkeologi, antropologi, sejarah, dan pemahaman perubahan
sosial dan lingkungan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PEMBAHASAN TEORI
Pada abad ke-19 Islam berkembang pesat di daerah Minangkabau. Tokoh-tokoh Islam
berusaha menjalankan ajaran Islam sesuai Al-Quran dan Al-Hadis. Gerakan mereka kemudian
agar sesuai dengan ajaran Islam. Gerakan ini mendapat sambutan baik di kalangan ulama,
6
Perang pertama antara kaum Padri dan kaum adat terjadi di kota Iawas, kemudian meluas ke
kota lain. Pemimpin kaum Padri antara lain Dato’ Bandaro, Tuanku Nan Cerdik, Tuanku Nan
Adapun kaum adat dipimpin oeh Dato’ Sati. Pada perang tersebut kaum adat terdesak,
kemudian minta bantuan Belanda. Perang yang terjadi dapat dibagi menjadi dua tahap.
Proses Terjadinya
Pada tahap ini, peperangan terjadi antara kaum Padri dan kaum adat yang dibantu oleh
Belanda. Menghadapi Belanda yang bersenjata lengkap, kaum Padri menggunakan siasat
gerilya. kedudukan Belanda makin sulit, kemudian membujuk kaum Padri untuk berdamai.
Pada tanggal 15 Nopember 1825 di Padang diadakan perjanjian perdamaian dan tentara
Belanda ditarik dari Sumatra dan dipusatkan untuk menumpas perlawanan Diponegoro Di
Jawa.
Setelah perang Diponegoro selesai, Belanda mulai melanggar perjanjian dan perang Padri
berkobar kembali. Pada perang ini, kaum Padri dan kaum adat bersatu melawan Belanda.
Mula-mula kaum Padri mendapat banyak kemenangan. Pada tahun 1834 Belanda
mengerahkan pasukan untuk menggempur pusat pertahanan kaum Padri di Bonjol. Pada
tanggal 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol tertangkap, kemudian diasingkan di Minahasa
sampai wafatnya.
7
Dengan menyerahnya Imam Bonjol bukan berarti perang selesai, perang tetap berlanjut
antara lain :
Perlawanan Pattimura.
Perlawanan di Lampung dilakukan oleh Raden Intan 1(1826) dan Imba Kusuma. (1832), serta
Perlawanan di Palembang tahun 1819—1825 dipimpin oleh Sultan Najamudin dan Sultan
Badarudin.
Perlawanan dilakukan pula oleh para petani berupa protes petani kepada Belanda yang disebut
gerakan sosial. Penyebab terjadinya protes petani ini karena pemerasan dan penindasan oleh
Purwakarta pada tahun 1913, di mana para petani ramai-ramai mendatangi bupati menuntut
pengurangan cukai.
Tangerang, Jawa Barat pada tahun 1924 dipimpin oleh Kyai Kasan Mukmin.
8
Hanya itu saja yang dapat saya sampaikan mengenai Sejarah Perang Padri Serat Tahap dan
Sebab Terjadinya, Semoga penjelasan diatas dapat menambah pengetahuan kita khususnya
Akhir Perlawanan
Kesulitan yang diderita kaum padri di bojol berawal dengan di tutupnya jalan-jalan
penghubung dengan daerah lain oleh pasukan belanda. Pada tanggal 11-16 juni 1835,
sayap kanan pasukan belanda telah berhasil menutup jalan yang menghubungkan
Setelah daerah-daerah sekitar Bonjol dapat dikuasai oleh Belanda, serangan ditujukan
langsung ke benteng Bonjol.Membaca situasi yang gawat ini, Tuanku Imam Bonjol
perdamaian ini adalah siasat mengulur waktu, agar dapat mengatur pertahanan lebih
baik, yaitu membuat lubang yang menghubungkan pertahanan dalam benteng dengan
Belanda memerlukan waktu dua bulan untuk dapat menduduki benteng Bonjol,yang
banyak menolong, karena musuh berada dalam jarak dekat.Perkelahian satu lawan
satu tidak dapat dihindarkan lagi.Korban berjatuhan dari kedua belah pihak.Pasukan
Padri terdesak dan benteng Bonjol dapat dimasuki oleh pasukan Belanda
9
menyebabkan Tuanku Imam Bonjol beserta sisa pasukannya menyerah pada tanggal
25 Oktober 1937.
Tuanku imam bonjol kemudian dibuang ke cianjur, jawa barat. Tada tanggal 19
januari 1839 beliau dibuang ke ambon, lalu pada tahun 1841 dipindahkan ke manado,
Walaupun Tuanku Imam Bonjol telah menyerah tidak berarti perlawanan kaum Padri
Tambusai pada tahun 1838. Setelah itu berakhirlah perang Padri dan daerah
1772. Meskipun beliau lahir beratus ratus tahun sebelum Indonesia meraih merdeka, namun
besarnya perjuangan beliau telah tergores di dalam buku buku sejarah dan terdengar sampai
saat ini.
Pria yang bernama asli Peto Syarif Ibnu Pandito Bayanuddin ini merupakan sosok pendakwah
tersohor di Pulau Sumatra. Beliau sangat menjunjung tinggi ajaran agama Islam dengan
melakukan pencegahan atas maksiat dan kerusakan yang terjadi di sekitar lingkungannya,
10
serta praktik sabung ayam /laga ayam. Bahkan tidak berhenti sampai disitu, penentangan
Tuanku Imam Bonjol juga terlihat sangat jelas, saat Belanda mencoba menguasai wilayah
Sumatra Barat dengan semboyan 3G yaitu Gold, Glory, dan Gospel. Dari sinilah munculnya
11
B. KERANGKA PEMIKIRAN
C. PENGAJUAN HIPOTESIS
Hipotesis: Perang Padri adalah hasil dari persaingan berkepanjangan antara suku-suku
Padri yang terkait dengan kontrol terhadap wilayah, sumber daya, dan kekuasaan
dalam konteks yang penuh dengan aspek-aspek agama, budaya, dan politik. Kami
menduga bahwa perang-perang tersebut memiliki akar yang dalam dalam tatanan
sosial Padri dan memiliki dampak yang signifikan pada perkembangan sejarah dan
identitas etnis suku Padri di Sumatera Utara. Penelitian kami akan mencoba untuk
memahami peran Perang Padri dalam membentuk dinamika sosial dan politik di
wilayah ini dan apakah konflik tersebut mendorong proses-proses perubahan budaya
atau penguatan identitas Padri.
12
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
4. Analisis Data:
13
Mengorganisir dan menganalisis data dari berbagai sumber, baik data primer
maupun data sekunder, menggunakan teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.
Menyusun data untuk menciptakan narasi kronologis perkembangan Perang
Padri.
8. Diseminasi Hasil:
Menyebarkan hasil penelitian melalui publikasi ilmiah, presentasi dalam
konferensi, atau media lainnya agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat akademik dan masyarakat umum.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hasil Penelitian
1. Penelitian kami menggali sejarah Perang Padri dan dampaknya terhadap
masyarakat suku Padri di Sumatera Utara. Hasil penelitian ini mengungkap
beberapa temuan kunci:
2. Akar Sejarah yang Kaya: Perang Padri tidak bisa disederhanakan menjadi satu
konflik tunggal, tetapi merupakan serangkaian konflik dan perselisihan selama
berabad-abad. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa persaingan sumber daya,
perubahan politik, dan ketegangan agama memainkan peran penting dalam
memicu berbagai konflik tersebut.
3. Pengaruh Agama dalam Perang Padri: Agama, terutama agama-agama
tradisional Padri, memainkan peran yang signifikan dalam konflik ini. Perang
sering kali terjadi karena perbedaan keyakinan agama dan upacara adat, yang
mendorong perselisihan antar kelompok Padri.
4. Dampak Sosial dan Ekonomi: Perang Padri berdampak pada kehidupan sehari-
hari masyarakat Padri, dengan kerugian manusia dan kerusakan properti.
Selain itu, perang mengganggu perdagangan, pertanian, dan perkembangan
ekonomi masyarakat.
5. Penguatan Identitas Etnis Padri: Meskipun perang-perang tersebut telah
merenggut banyak nyawa dan menyebabkan kerusakan, mereka juga berperan
dalam memperkuat identitas etnis suku Padri. Suku-suku Padri mulai
merasakan perlunya bersatu untuk melindungi kepentingan bersama mereka.
6. Peran Mitos dan Tradisi Lisan: Suku Padri memiliki banyak mitos, cerita
rakyat, dan tradisi lisan yang berkaitan dengan perang-perang tersebut. Mitos-
mitos ini membantu menjelaskan sejarah dan konflik tersebut dan memiliki
dampak besar pada memori kolektif masyarakat Padri.
7. Perdamaian dan Versoepati: Terlepas dari konflik yang ada, masyarakat Padri
juga mengembangkan mekanisme resolusi konflik, seperti perdamaian
15
tradisional dan versoepati (pemberian damai). Ini merupakan upaya untuk
mengakhiri konflik dan memulihkan hubungan antar suku yang terlibat.
8. Penelitian ini memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang sejarah dan
dampak Perang Padri pada masyarakat Padri. Meskipun konflik ini pernah
merusak, itu juga membantu membentuk dinamika sosial, budaya, dan politik
suku Padri di Sumatera Utara. Temuan ini mengilustrasikan kompleksitas
sejarah masyarakat dan konflik etnis, serta upaya mereka dalam menjaga
perdamaian dan keberlanjutan.
16
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam keseluruhan konteks sejarah Perang Padri, konflik ini adalah bagian dari
perjalanan panjang dalam evolusi sosial dan budaya masyarakat Padri. Meskipun
perang-perang tersebut menciptakan ketegangan dan kerugian, mereka juga
mengilustrasikan semangat keberanian dan ketahanan masyarakat Padri dalam
menghadapi tantangan sejarah mereka.
Dalam masyarakat Padri, cerita-cerita dan tradisi lisan seputar Perang Padri memainkan
peran penting dalam memahami sejarah dan memori kolektif mereka. Perdamaian
tradisional dan versoepati (pemberian damai) juga menjadi bagian dari upaya mereka
dalam menjaga perdamaian dan memulihkan hubungan antar suku yang terlibat dalam
konflik.
Kesimpulannya, Perang Padri adalah cerminan dari sejarah dan identitas etnis suku
Padri yang kaya dan kompleks. Konflik ini telah membentuk perjalanan sejarah mereka
dan memengaruhi perkembangan sosial, budaya, dan politik mereka, sambil tetap
menjadi bagian integral dari memori kolektif masyarakat Padri.
B. SARAN
17
Saran untuk Perang Padri akan bertumpu pada pemeliharaan dan pengembangan
kerajaan serta kesejahteraan rakyatnya. Berikut beberapa saran yang dapat
dipertimbangkan oleh pemerintah dan pemimpin Perang Padri:
18
6. Publikasi dan Penyampaian Hasil: Berbagi hasil penelitian Anda melalui
publikasi dalam jurnal ilmiah atau presentasi di konferensi dapat menjadi cara
untuk membagikan pengetahuan Anda dengan komunitas ilmiah dan akademik.
8. Kerjasama dengan Peneliti Lain: Anda juga dapat menjajaki peluang untuk
berkolaborasi dengan peneliti lain yang memiliki minat serupa atau pengetahuan
yang dapat melengkapi penelitian Anda.
19
DAFTAR PUSTAKA
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Noto S. 1984. Sejarah Nasional Jilid
VI.Jakarta : balai Pustaka
Ricklefs, M.C., 2005. A History of Modern Indonesia Since c. 1200. alih bahasa
Satrio
20