Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PERANG PADRI

DISUSUN OLEH :

NAMA : - RHICITHA ALEKZANDREA


- VISKA RAHMADANI
- MADONA ELVIRA
- FADHLAN NAUFAL
- M. ARIEF SAPUTRA
- NOVRIANSYAH
KELAS : XI MIPA 3

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI BENGKULU


SMAN 01 BENGKULU TENGAH
TAHUN 2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang “Perang Padri”, yang
menurut Saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari berbagai
sejarah tentang cikal bakal Bangsa Indonesia dan bisa mengetahui perjuangan dari rakyat-nya
itu sendiri.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dengan ini, Saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat untuk
semua pihak. Amin.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.     Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C.     Tujuan Pembahasan.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Latar Belakang Terjadinya  Perang............................................................ 3
B.     Proses Perang..............................................................................................3 
C.    Akhir perang............................................................................................... 4
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan.................................................................................................5
B.     Saran...........................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 6

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Pentingnya pembahasan topik ini adalah untuk mengetahui bagaimana penderitaan
bangsa Indonesia ketika di jajah oleh bangsa-bangsa Eropa, sehingga terjadi perlawanan-
perlawanan di berbagai daerah untuk mengusir para penjajah, khususnya para penjajah
Belanda.
Sampai dengan abad 18 penetrasi kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas,
bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja namun juga meluas ke bidang-bidang
lainnya seperti kebudayaan dan agama. Penetrasi dan dominasi yang semakin besar dan
meluas terhadap kehidupan bangsa Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa
perlawanan dan perang melawan penindasan dan penjajahan bangsa Eropa. Tindakan
sewenang-wenang dan penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah
menimbulkan kesengsaraan dan kepedihan bangsa Indonesia. Menghadapi tindakan
penindasan itu, rakyat Indonesia memberikan perlawanan yang sangat gigih. Perlawanan
mula-mula ditujukan kepada kekuasaan Portugis dan VOC.
Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia tersebut di bagi ke dalam dua periode,
yaitu perlawanan sebelum tahun 1800 dan perlawanan sesudah tahun 1800. Pembagian waktu
tersebut dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai sejarah perlawanan bangsa
Indonesia terhadap Bangsa-Bangsa Barat tersebut. Perlawanan sebelum tahun 1800, yaitu :
Perlawanan Rakyat Mataram, Perlawanan Rakyat Banten, Perlawanan Rakyat Makasar,
Pemberontakan Untung Surapati. Sedangkan perlawanan sesudah tahun 1800, yaitu :
Perlawanan Sultan Nuku(Tidore), Perlawanan Patimura, Perang Diponegoro,Perang Padri,
Perang Aceh, Perang Bali, Perang Banjarmasin.
Proses penjajahan di Indonesia adalah proses perjuangan yang tidak akan cukup
tergambarkan dalam satu atau dua buku. Berbagai pristiwa yang pernah dialami maupun
berbagai peninggalan yang masih tersisa merupakan saksi yang masih banyak menyimpan
rahasiah yang mungkin belum mampu terungkap.

B.     Rumusan Masalah

1. Apa latar yang membelakangi terjadinya perang?


2. Bagaimana jalannya perang kaum Padri melawan Belanda.
3. Bagaimana akhir perang tersebut?

1
C.    Tujuan Pembahasan
Supaya kita dapat mengetahui perjuangan yang dilakukan oleh leluhur kaum Padri
untuk melawan kolonial Belanda.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang Terjadinya Perang

Pentingnya pembahasan topik ini adalah untuk mengetahui bagaimana penderitaan


bangsa Indonesia ketika di jajah oleh bangsa-bangs Eropa, sehingga terjadi perlawanan-
perlawanan di berbagai daerah untuk menusir para penjajah, khususnya para penjajah
Belanda.

Perlawanan rakyat MinangKabau terhadap kolonial Belanda terjadi dikarenakan


konflik internal masyarakat oleh kaum ulama dan kaum adat. Kaum ulama ini baru pulang
untuk menunaikan haji pada abad XIX. Keberadaan kaum ulama mudah dikenali dalam segi
penampilan. Karena terdiri dari kaum ulama, Belanda menyebutnya kaum Padri. Sementara
itu ada kaum yang masih teguh adat dan menjalankan kebiasaan lama seperti mabuk
mabukan,berjudi, dan menyabung ayam.

Konflik terjadi karena kaum Padri ingin memurnikan ajaran Islam. Akibat gerakan
kaum Padri, kaum Adat yang dipimpin oleh Suraso melakukan perlawanan. Namun, kaum
Adat kalah dan sebagian dari kaum adat diusir dari MinangKabau. Setelah kekalahan, kaum
Adat meminta bantuan kepada Belanda dengan perjanjian MinangKabau diserahkan kepada
belanda.

B. Proses Perang

 Fase Pertama
 Ditandai dengan penyerangan pos pos patroli Belanda. Dalam fase ini kaum Padri di
pimpin oleh Tuanku Nan Renceh dan Tuan Pasamah. Kaum Padri menang telak
melawan kaum adat dan menguasai Sungai Pua, Guguak Sigandang, Tanjuang Alam,
dan Bonio. Perang ini membuat Belanda kewalahan dan berupaya menempuh jalan
damai, dan melakukan gencatan senjata. Tetapi pada saat damai Belanda terus
menerus menguasai wilayah yang telah dikuasai. Akibatnya belanda membatalkan
perjanjian damai tersebut dan dibawah pimpinan Imam Bonjol melakukan perlawanan
terhadap Belanda.

3
 Fase Kedua
 Fase ini terjadi bersamaan dengan perang Diponegoro yang membuat Belanda
kewalahan dan memanggil pasukannya yang ada di berbagai wilayah untuk
membantu memerangi Diponegoro. Oleh karena itu, Kolonel De Strues mengajak
perundingan damai tetapi perundingan itu ditolak mentah mentah oleh Kaum Padri.
Belanda mengutus Sulaiman Aljufri untuk meminta Tuanku Imam Bonjol untuk
bersedia berdamai.
Pada 15 November 1825, Kaum Padri dan Belanda menanda tangani perjanjian
Padang. Namun Tuanku Imam Bonjol tetap tidak bersedia berdamai dengan Belanda.
Masa damai ini dimanfaatkan oleh Kaum Padri untuk menghimpun kekuatan.Kaum
Padri juga melakukan perlawanan terhadap kaum adat dan memukul mundur pasukan
Belanda yang menjaganya.

 Fase Ketiga
 Setelah berhasil memenangi Perang Diponegoro oleh Belanda yang menggunakan
strategi Benteng Stelsel, Belanda juga menggunakannya untuk mempersempit ruang
gerak kaum Padri. Melalui strategi itu, Belanda dapat melemahkan kekuatan Kaum
Padri. Bahkan, beberapa pemimpin kaum Padri menyerah yang mengakibatkan
Tuanku Imam Bonjol turun tangan memimpin peperangan. Pada fase ini Kaum Padri
mendapatkan dukungan dari kaum adat yang merasa dirugikan oleh Belanda. Kaum
Padri dan kaum adat melakukan Gerilya yang berusaha menguasai wilayahnya.
Belanda memanggil pasukannya yang ada di Jawa yang telah memenangkan perang
Diponegoro. Bantuan dari Jawa menyebabkan Kaum Padri dan kaum adat semakin
terdesak.
 Akhir Perang
 Belanda mengepung benteng Bonjol yang menjadi pusat kekuatan kaum Padri.
Setelah pertempuran yang sengit terjadi, akhirnya belanda berhasil merebut benteng
Bonjol. Akan Tetapi, Imam Bonjol dan pejuang lainnya meloloskan diri. Untuk
menangkap Imam Bonjol, Residen Francis menyerukan perundingan kepada Imam
Bonjol dan Imam Bonjol ditangkap di Palupuah dan diasingkan ke Manado.
Penangkapan Imam Bonjol mengakibatkan runtuhnya perlawanan dari kaum Padri

4
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Dari awal masyarakat Sumatra Barat memang sudah mempunyai kecenderungan yang
berbeda antara adat dan agama. Kaum Padri yang dengan gerakan pemurniannya ingin
menjadikan Sumatra Barat menjadi wilayah yang masyarakatnya bebas dari perilaku yang
negatif dan berbau maksiat. Sedangakan Kaum Adat yang berada di Sumatra Barat lebih
menginginkan adanya keselarasan antara agama dan adat.
Karena perbedaan itulah kemudian timbul perlawanan-perlawanan yang dilakukan
oleh Kaum Padri dan Kaum Adat. Dari perlawanan tersebut masuklah Belanda dalam
perlawanan tersebut setelah Inggris keluar dari wilayah Sumatra Barat untuk membantu
Kaum Adat melawan Kaum Padri. Maksud Belanda tidak hanya untuk membantu melawan
Kaum Padri namun juga ingin menguasai wilayah Sumatra Barat tersebut.
Berbagai perlawanan pun dilakukan antara Kaum Pardi yang dipimpin oleh para
Tuanku-tuanku dengan Belanda. Semua pasukan dikerahkan, alat-alat perang digunakan.
Bahkan tidak sedikit yang gugur dalam perlawanan tersebut. Kemenangan dan kekalahan
dialami oleh Belanda dan Kaum Padri. Sampai pada akhirnya Kaum Padri harus takluk
kepada kekuatan Belanda yang memang lebih kuat. Pemimpin pasukan Padri yang kuat yaitu
Tuanku Imam Bonjol akhirnya ditangkap oleh Belanda dan diasingkan di Priangan, kemudian
ke Ambon dan terakhir di Manado. Setelah itu beliau wafat tahun 1864. Kekuasaan di
Sumatra Barat akhirnya jatuh ke tangan Belanda.
B.     Saran
Semoga dengan dibuatnya makalah ini, kita bisa mengetahui bagaimana susahnya
pejuang Indonesia zaman dahulu merebut NKRI, dari bertaruh harta maupun nyawa.
Janganlah melupakan jasa pahlawan yang telah gugur dalam membela Indonesia dan semoga
kita bisa mengambil nilai-nilai luhur dari mereka.

5
DAFTAR PUSTAKA

http://manabf.blogspot.com/2015/12/makalah-perang-maluku.html

http://ruang-coretan.blogspot.com/2017/12/makalah-perang-padri.html

6
LAMPIRAN FOTO

7
8

Anda mungkin juga menyukai