Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 CIANJUR
Jalan Pangeran Hidayatullan No. 62 Kabupaten Cianjur.
Telp. (0263) 261295 Web : www.sman1cianjur.sch.id Email : sman1cjr@yahoo.co.id

LEMBAR PENGESAHAN

MODUL PEMBELAJARAN

KELAS XI

SEMESTER 1

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

DISUSUN OLEH :

CECEP AWALUDDIN NURFAJAR, S.Pd

198508082022211015

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

KEPALA SEKOLAH

SMAN 1 CIANJUR

Dr. Agam Supriyanta, M.M.Pd., M.H.

Pembina Utama Muda

NIP. 19691227 199412 1 001


MODUL KELAS XI

PERLAWANAN DI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA


DALAM MENENTANG DOMINASI ASING PADA ABAD 19

DISUSUN DARI BERBAGAI SUMBER OLEH

DRS. OCTAVIANUS DWIANTO WISNU AJI

Standar Kompetensi : 2. Menganalisis Perkembangan Bangsa Indonesia sejak Masuknya Pengaruh


Barat sampai dengan Pendudukan Jepang

Kompetensi Dasa : 2.1. Menganalisis Perkembangan Pengaruh Barat dan Perubahan Ekonomi,
Demografi, dan Kehidupan Sosial Budaya Masyarakat di Indonesia pada masa
Kolonial

Tujuan :

Peserta didik mampu untuk mampu menjelaskan perlawanan –perlawanan Rakyat akibat Kolonialisme

MATERI :
PERLAWANAN DI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA
DALAM MENENTANG DOMINASI ASING PADA ABAD 19
1. Perlawanan Rakyat Maluku tahun 1817

Tidakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda setelah
berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan berakhirnya pemerintah Inggris di Indonesia tahun 1811-1816.

Berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia Belanda di bawah ini menyebabkan timbulnya perlawanan
rakyat Maluku.

a. Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan dan membuat garam.

b. Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.

e. Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota besar saja.
d. Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.

e. Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg terhadap tuntutan rakyat
untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga sebenarnya.

Siapakah tokoh perlawanan rakyat Maluku dan di manakah perlawanan itu berkobar. Perhatikan gambar tokoh dan peta
sebagaian daerah Maluku di berikut ini.

Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura)
untuk memimpin perlawanan. Keesokan harinya mereka berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van
den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak,
Phillip Lattumahina, Said Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkobar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan Haruku
penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland.

Untuk merebut kembali benteng Duurstede, pasukan Belanda didatangkan dari Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun
pendaratannya digagalkan oleh penduduk dan mayor Beetjes tewas. Pada bulan Nopember 1817 Belanda mengerahkan tentara
besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya tertangkap. Mereka menjalani
hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu tertangkap dan menjalani hukuman gantung di
Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang
menyebabkan sakit dan meninggal dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.

2. Perang Padri tahun 1821-1837

Pernahkan Anda berselisih dengan Saudara Anda, kemudian ada orang lain yang memusuhi Anda dan orang tersebut bersekutu
dengan Saudara Anda tadi untuk mengalahkan Anda? Bagaimana usaha Anda untuk menghadapi mereka? Pertanyaan di atas
mirip dengan perjuangan kaum Padri di Sumatra Barat yang berpusat di daerah Bonjol. Untuk memperjelas wawasan Anda
mengenai lokasi Perang Padri, perhatikanlah secara seksama gambar peta berikut ini.
Mengapa perlawanan di Sumatra Barat disebut Perang Padri? Istilah Padri berasal dari kata Padre yang berarti Ulama. Pada
mulanya perang Padri merupakan Perang Saudara antara para Ulama berhadapan denegan Kaum Adat. Setelah Belanda ikut
campur yang semula membantu kaum adat berubahlah perang itu menjadi perang Kolonial.

a. Pertentangan antara Kaum Padri dan Kaum Adat itu dapat dikemukankan sebab-sebabnya sebagai berikut :

- Kaum Adat adalah kelompok masyarakat yang walaupun telah memeluk agama Islam namun masih teguh memegang
adat dan kebiasaankebiasaan lama yang bertentangan dengan ajaran Islam.

- Kaum Padri adalah kelompok masyarakat Islam di Sumatra Barat yang telah menunaikan ibadah haji di Mekkah serta
membawa pandangan baru. Terpengaruh oleh gerakan Wahabi mereka berusaha hidup sesuai dengan ajaran Al’quran
dan Hadist, berusaha melakukan pembersihan terhadap tindakan-tindakan masyarakat yang menyimpang dari ajaran
tersebut. Beberapa tokoh kaum Padri adalah Haji Miaskin, Haji Sumanik, Haji Piobang. Tokoh lainnya adalah Malin Basa
( terkenal dengan nama Imam Bonjol), Tuanku Mesiangan, tuanku Nan Renceh dan Datok Bandaharo.

Dengan perbedaan yang cukup mendasar tersebut terjadilah perebutan pengaruh antara kaum adat dan kaum Padri di
tengah-tengah masyarakat. Pernah diadakan pertemuan untuk mengakhiri perbedaan tadi di Koto Tengah namun tidak
berhasil dan bahkan memicu pertikaian. Untuk menghadapi kaum Padri maka kaum Adat meminta bantuan kepada
Belanda pada tahun 1821 yang dapat Anda perlajari pada uraiannya berikut ini.

b. Jalannya Perang Padri

I. Tahun 1821-1825
Pada bulan April tahun 1821 terjadi pertempuran antara kaum Padri melawan Belanda dan kaum Adat di Sulit Air dekat
danau Singkarak.
Belanda mengirimkan tertaranya dari Batavia di bawah pimpinan Letkol Raaf dan berhasil menduduki Batusangkar dekat
Pagaruyung lalu mendirikan benteng yang bernama Fort Van der Capellen.
Pada tahun 1824 dan 1825 terjadi perjanjian perdamaian antara Belanda dengan kaum Padri di Padang yang pada
pokoknya tidak akan saling menyerang.

II. Tahun 1825-1830


Pada periode ini Belanda juga sedang menghadapi perang Diponegoro sehingga perjanjian perdamaian di atas sangat
menguntungkan Belanda. Untuk menghadapi Kaum Padri, Belanda membangun benteng disebut Fort de Kock ( nama
panglima Belanda) di Bukittinggi.
III. Tahun 1831-1837
Belanda bertekad mengakhiri perang Padri setelah dapat memadamkan Perang Diponegoro. Tindakan yang dilakukan
Belanda adalah mendatangkan pasukan dipimpin oleh Letnan Kolonel Elout kemudian Mayor Michaels dengan tugas
pokok menundukkan Kaum Padri yang berpusat di Ketiangan dekat Tiku. Selain itu Belanda juga mengirim Sentot Ali Basa
Prawirodirdjo (bekas panglima Diponegoro) serta sejumlah pasukan dari pulau Jawa walaupun kemudian berpihak kepada
kaum Padri.
Sejak tahun 1831 kaum Adat bersatu dengan kaum Padri untuk menghadapi Belanda.

Pada tanggal 25 Oktober 1833 Belanda menawarkan siasat perdamaian dengan mengeluarkan Plakat Panjang yang
isinya sebagai berikut:

1. Belanda ingin menghentikan perang

2. Tidak akan mencampuri urusan dalam negeri Minangkabau

3. Tidak akan menarik cukai dan iuran-iuran.

4. Masalah kopi, lada dan garam akan ditertibkan.

Imam Bonjol tetap waspada dengan siasat Belanda itu. Setelah tahun 1834 terjadi lagi serangan sasaran utama serangan
Belanda adalah benteng Bonjol yang dapat direbutnya pada tanggal 16 Agustus 1837. Belanda mengajak Imam Bonjol
berunding namun kemudian ditangkap. Ia dibawa ke Batavia lalu dipindahkan ke Miinahasa sampai wafatnya tahun 1864
dalam usia 92 tahun. Perlawanan dilanjutkan oleh Tuanku Tambusai yang dapat dikalahkan Belanda tahun 1838.

Demikianlah uraian tentang Perang Padri yang telah anda pelajari. Sebagai kesimpulan dapat dikemukakan tiga hal pokok
sebagai berikut :

3. Perang Diponegoro 1825-1830


a. Latar Belakang Perlawanan

Nama asli Pangeran Diponegoro adalah Raden Mas Ontowiryo, putra Sultan Hamengku Buwono III. Karena pengaruh
Belanda sudah sedemikian besarnya di istana maka Diponegoro lebih senang tinggal di rumah buyutnya di desa
Tegalrejo.

Secara umum sebab-sebab perlawanan Diponegoro dan para pengikutnya adalah sebagai berikut:

1. Secara umum sebab-sebab perlawanan Diponegoro dan para pengikutnya adalah sebagai berikut:

2. Adat kebiasaan keraton tidak dihiraukan para pembesar Belanda duduk sejajar dengan Sultan.

3. Masuknya pengaruh budaya Barat meresahkan para ulama serta golongan bangsawan. Misalnya pesta dansa
sampai larut malam, minum-minuman keras.

4. Para bangsawan merasa dirugikan karena pada tahun 1823 Belanda menghentikan sistem hak sewa tanah para
bangsawan oleh pengusaha swasta. Akibatnya para bangsawan harus mengembalikan uang sewa yang telah
diterimanya.

5. Banyaknya macam pajak yang membebani rakyat misalnya pajak tanah, pajak rumah, pajak ternak.
Selain hal-hal tersebut ada kejadian yang secara langsung menyulut kemarahan Diponegoro yaitu pemasangan patok
untuk pembuatan jalan kereta api yang melewati makam leluhur Diponegoro di Tegal Rejo atas perintah Patih Darunejo
IV tanpa seijin Diponegoro. Peristiwa tersebut menimbulkan sikap terang-terangan Diponegoro melawan Belanda.

b. Jalan Perang

Bagaimana proses perlawanan yang dilakukan Diponegoro? Diponegoro memusatkan pertahannya di bukit Selarong,
sementara itu keluarganya diungsikan ke daerah Deksa. Perlawanan Diponegoro diikuti oleh para petani, para ulama
maupun bangsawan. Pengikut Pangeran Diponegoro antara lain Kyai Mojo dari Surakarta, Kyai Hasan Besari dari Kedu.
Pertempuran meluas sampai di Banyumas, Pekalongan, Semarang, Rembang, Madiun dan Pacitan. Selain dukungan
dari para Bupati juga didukung oleh Panglima perang berusia muda yaitu Sentot Ali Basa Prawiradirjo. Pada tangal 30
Juli 1826 Pasukan Diponegoro memenangkan pertempuran di dekat Lengkong dan tanggal 28 Agustus 1826 di
Delanggu. Oleh rakyat, pangeran Diponegoro diangkat menjadi Sultan dengan gelar “Sultan Abdulhamid Cokro
Amirulmukminin Sayidin Panotogomo Khalifatullah Tanah Jowo”

Bagaimana siasat Belanda untuk mematahkan perlawanan Diponegoro? Menghadapi perang gerilya yang dilakukan
pasukan Diponegoro Belanda menggunakan taktik benteng stelsel. Apa tujuan Belanda? Benteng stelsel adalah taktik
yang dilakukan dengan cara mendirikan benteng sebagai pusat pertahanan di daerah yang didudukinya untuk
mempersempit ruang gerak perlawanan Diponegoro. Selain itu Jendral De Kock menetapkan Magelang sebagai pusat
kekuatan militernya. Siasat ini cukup berhasil, beberapa pengikut Diponegoro tertangkap dan menyerah. Kyai Mojo
berunding dengan Belanda tanggal 31 Oktober 1828.

Tindakan Belanda berikutnya adalah membujuk para pengikut Diponegoro untuk menyerah dan berhasil antara lain
terhadap Mangkubumi. Sentot Ali Basa Prawirodirjo menyerah dan menandatangani perjanjian Imogiri bulan Oktober
1829.

Bagaimana upaya Belanda untuk menundukkan Dipdonegoro? Mula-mula Belanda mengumumkan pemberian hadiah
sebesar 20.000 ringgit kepada siapa saja yang dapat menyerahkan Diponegoro dalam keadaan hidup atau mati. Hal ini
tidak berhasil, maka ditempuh cara berikutnya melalui perundingan. Pertemuan pertama tanggal 16 Februari 1830 di
desa Romo Kamal oleh Kolonel Cleerens. Perundingan berikutnya tangal 28 Maret 1830 di kediaman Residen Kedu.
Perundingan gagal bahkan Diponegoro kemudian ditangkap dan ditahan di Batavia, selanjutnya tanggal 8 Januari 1855
dibawa ke Makasar.

Dengan tertangkapnya Diponegoro berakhirlah perang Diponegoro. Perang ini cukup merepotkan keuangan Belanda
karena menelan biaya perang yang cukup besar

Apakah Anda senang bermain drama?


Cobalah membuat naskah drama pendek tentang perlwanan daerah dimana Anda berasal atau memilih dari 7
perlawanan daerah yang Anda pelajari pada kegiatan tiga ini.
Hendaknya dialog mencerminkan nilai-nilai berani berjuang membela kebenaran, rela berkorban, kesetiaan dan lain-lain.
Konsultatikan naskah tersebut dengan Guru bina Bahasa Indonesia.
Kiranya pengalaman ini dapat Anda kembangkan dan berguna kelak.
4. Perang Aceh tahun 1873-1904

Tentu Anda masih ingat materi pelajaran kelas I mengenai perkembangan Kerajaan Aceh terutama pada masa kejayaan Sultan
Iskandar Muda. Kini Anda dapat melanjutkan perkembangan sejarah Aceh melalui perang Aceh yang penuh dnegan semangat
heroik guna menghadapi Belanda.

AUntuk memperjelas wawasan Anda mengenai lokasi geografis perang Aceh dan perang Tapanuli, perhatikan gambar peta
Sumatra bagian Utara di bawah ini.

Sampai abad 19 Aceh merupakan daerah yang berdaulat dan dihormati oleh dua imperialis di Indonesia dan sekitarnya yaitu
Inggris dan Belanda. Berdasarkan Traktat/perjanjian London 1824 maka Aceh dijadikan daerah penyangga (Bufferstate) antara
kekuasaan Inggris di Malaka dengan Bengkulu yang diserahkan Inggris kepada Belanda. Tahukah Anda negara penyangga
jajahan Inggris dengan Perancis di Asia Tenggara? Ya benar, negara itu adalah Muangthai yang tidak pernah dijajah.

Keadaan tersebut tidak dapat bertahan lama karena adanya kepentingan Belanda yang berniat menduduki Aceh sehingga
timbullah perlawanan rakyat Aceh.

a. Sebab-sebab Perang Aceh:

- Belanda merasa berhak atas daerah Sumatra Timur yang diperoleh dari Sultan Siak sebagai upah membantu Sultan
dalam perang saudara melalui Traktat Siak tahun 1858, sementara Aceh berpendapat daerah terebut merupakan
wilayahnya.

- Sejak Terusan Suez dibuka tahun 1869 perairan Aceh menjadi sangat penting sebagai jalur pelayaran dari Eropa ke
Asia.

- Keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871 yang menyatakan bahwa Inggris tidak akan menghalangi usaha Belanda untuk
meluaskan daerah kekusaannya sampai di Aceh dalam rangka Pax Netherlandica

Bagaimana reaksi Aceh menanggapi Traktat Sumatra yang mengancam kedaulatannya? Aceh berusaha untuk mencari
bantuan dengan mengirim utusan ke Turki. Selain itu juga dijalin hubungan ke perwakilan negara Amerika Serikat dan
Italia di Singapura. Tindakan Aceh ini mencemaskan Belanda lalu menuntut Aceh agar mengakui kedautalan Belanda.
Aceh menolak tututan tersebut sehingga Belanda melakukan penyerangan.

Sifat perlawanan Aceh ada dua macam yaitu politik dan keagamaan. Perlawanan politik bertujuan untuk
mempertahankan kedaulatan Aceh. Perlawanan politik dipimpin oleh para bangsawan yang bergelar Teuku.

Siapakah tokoh-tokoh bangsawan tersebut? Mereka antara lain Teuku Umar dan isterinya bernama Cut Nyak Dien,
Panglima Polim, Sultan Dawutsyah, Teuku Imam Lueng Batta. Perang juga bersifat keagamaan yaitu menolak
kedatangan Belanda yang akan menyebarkan agama kristen di Aceh. Tokoh keagamaan adalah para ulama yang
bergelar Teungku contoh Teungku Cik Di Tiro. Golongan ulama tidak mudah menyerah dan kompromi terhadap Belanda.

b. Jalan perang
- Pada bulan April tahun 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral JHR Kohler menyerang Aceh namun
gagal bahkan Jendral Kohler tewas dalam pertempuran memperebutkan masjid Raya.

- Pada bulan Desember 1873 pasukan Belanda dipimpin oleh Letnan Jendral Van Swieten dapat menduduki istana
serta memproklamirkan bahwa kejaraan Aceh sudah takluk. Nama Banda Aceh kemudian diganti kota raja. Apakah
Aceh benar-benar sudah takluk kepada Belanda? Ternyata tidak demikian. Raja Aceh yaitu Sultan Mahmudsyah wafat
karena sakit. Putranya yang bernama Muhammad Dawotsyah menjalankan pemerintahan di Pagar Aye. Rakyat Aceh
tetap melanjutkan perlawanan dipimpin oleh Panglima Polim.

- Fase berikutnya sejak tahun 1884 Belanda mempertahankan kekuasaan hanya di daerah yang didudukinya saja.
Disitu dibentuk pemerintahan sipil. Sistem ini disebut Konsentrasi Stelsel.

Pada tahun 1893 Teuku Umar melakukan siasat menyerah kepada Belanda dan memperoleh kepercayaan memimpin
250 orang pasukan bersenjata lengkap lalu diberi gelar Teuku Umar Johan Pahlawan. Apakah tindakan Teuku Umar
merupakan penghianaatan bagi bangsanya ? Ternyata siasat itu hanya untuk mendapatkan senjata yang cukup guna
menghadapi Belanda berikutnya.

- Belanda cukup sulit menghadapi perlawanan rakyat Aceh. Bagaimana tindakan Belanda selanjutnya? Guna
mengetahui sistem sosial serta rahasia keuletan rakyat Aceh maka dikirimlah Dr. Snouck Hurgronye seorang ahli
dalam agama islam untuk menyelidiki hal itu.Hasil penyelidikannya dibukukan dengan judul “De Atjehers” menurut
Hurgronye ada dua cara untuk menundukkan Aceh yaitu melakukan pendekatan kepada para bangsawan dan
mengangkat putra-putra mereka menjadi pamong praja pada pemerintah Belanda. Kaum ulama harus dihadapi
dengan kekuatan senjata sampai menyerah.

- Sejak 1896. Belanda bertekad menyelesaikan perang dengan mengirim pasukan marsose (polisi militer) dengan
panglimanya Letnan Kolonel Van Geuts. Dalam pertempuran di Meulaboh pada tanggal 11 Pebruari 1899 Teuku Umar
gugur. Perlawanan masih berlanjut sampai akhirnya bulan Januari 1903 Sultan Dawutsyah menyerah, September
1903 Panglima Polim juga menyerah. Mengapa Sultan Aceh menyerah kepada Belanda? Ternyata hal itu karena
kelicikan Belanda yaitu mengultimatum Sultan untuk menyerah setelah menangkap isteri dan anak-anaknya. Belanda
masih melanjutkan pembersihan terhadap daerah yang terakhir bergolak yaitu Gayo Alas (Aceh Tenggara) dipimpin
oleh Letkon Van Daalen tahun 1904, rakyat yang gugur 2922 orang. Perlawanan Cut Nyak Dien masih berlanjut
selama 5 tahun. Ia memimpin pasukan keluar masuk hutan rimba dengan tekad rela mengorbankan jiwa raga demi
kemerdekaan bangsanya serta mengusir Belanda. Perlawanan Cut Nyak Dien berakhir tahun 1905. Ia ditangkap dan
dibuang ke Cianjur lalu Sumedang hingga wafat 6 Nopembeer 1908, sedangkan Cut Meutia gugur tahun 1910.

Sampai disini uraian mengenai perang Aceh, selanjutnya kerjakanlah latihan soal yang tersaji di bawah ini untuk menguji
pemahaman Anda.

Perhatikan gambar tokoh di samping ini kemudian jawablah


beberapa Pertanyaan sebagai berikut:

1. Siapakah tokoh yang tampak gambarnya di samping ini

2. Bagaimana sikapnya dalam Menghadapi Belanda?

3. Tuliskan tiga nilai luhur yang dapat Anda teladani dari tokoh
terebut
                             

4. Apa perbedaan Teuku dan Teungku dan peranan masing-masing dalam perang Aceh.

5. Jelaskan perbedaan atara konsentrasi stelsel dan Benteng stelsel yang dilakukan Belanda dalam menghadapi
perlawanan di Indonesia

6. Jelaskan sebab khusus perang Aceh

7. Buatlah kesimpulanmu minimal empat hal yang dapat dipelajari dari perang Aceh ini yang bermanfaat bagi Anda!
Apakah jawaban Anda sudah sesuai? Mungkin sedikit berbeda ungkapannya yang penting tetap dalam lingkup yang sama.
Sebagai uraian perang terakhir, Anda dapat mempelajari perang Tapanuli berikut ini.

5. Perang Tapanuli 1878-1907

Di wilayah Tapanuli terdapat beberapa kerajaan suku Batak salah satunya berpusat di Bakkara. Raja terakhir di Bakkara ialah
Sisingamangaraja XII.

Apa sebab terjadi perang Tapanuli? Sebab-sebab terjadinya peperangan adalah:

- Raja Sisingamangaraja tidak senang daerah kekuasaannya dikuasai Belanda yaitu Tapanuli Selatan.

- Untuk mewujudkan Pax Netherlandica, Belanda berniat menguasai Tapanuli Utara pada saat yang sama Belanda juga
melancarkan peperangan di Aceh.

Perang dimulai ketika Belanda menempatkan pasukannya di Tarutung, untuk melindungi penyebaran agama kristen yang
dilakukan oleh Nommensen yang berkebangsaan Jerman. Sisingamangaraja XII menyerang kedudukan Belanda di Tarutung.
Selama 7 tahun terjadi peperangan di Tapanuli Utara yaitu di daerah Bahal Batu, Soborong-borong, Balige Laguboti dan Lumban
Julu.

Bagaimana tindakan Belanda menghadapi perlawanan rakyat Tapanuli? Pada tahun 1894 pasukan Belanda dikerahkan untuk
merebut Bakkara sebagai pusat kekusaan Sisingamangaraja XII. Akibat penyerangan terebut Sisingamangaraja pindah ke Dairi
Pakpak.

Pada tahun 1904 pasukan Belanda pimpinan Van Daalen dari Aceh Tengah melanjutkan gerakannya ke Tapanuli Utara dan
berhasil mendesak pertahanan Sisingamangaraja XII. Pada tahun1907 pasukan marsose dipimpin oleh Kapten Hans Christoffel
berhasil menangkap Boru Sagala, isteri Sisingamangaraja XII serta dua orang anaknya, sementara itu ia dan para pengikutnya
menyelamatkan diri ke hutan Simsim. Bujukan agar raja mau menyerah ditolaknya. Akhirnya dalam pertempuran tanggal 17 Juni
1907 Sisingamangaraja XII gugur juga Lopian puterinya dan dua orang puteranya yaitu Sutan nagari dan Patuan Anggi.
Jenasahnya dimakamkan di depan markas militer Belanda di Tarutung lalu dipindahkan ke Balige. Gugurnya Sisingamangaraja
XII telah menambah deretan pahlawan perjuangan kemerdekaan. Perang Tapanuli adalah perang terakhir menghadapi Belanda
dengan senjata. Setahun kemudian perlawanan bangsa Indonesia ditandai dengan munculnya pergerakan nasional melalui
lahirnya Budi Utomo yang dapat Anda pelajari pada kegiatan belajar 3 di kelas II ini.

Sebagai akhir pembahasan perlawanan di berbagai daerah di Indonesia dalam menentang dominasi asing pada abad 19 maka
dapat ditarik berbagai kesimpulan sebagai berikut.

6. Struktur perlawanan bangsa Indonesia dalam menentang dominasi asing.


Untuk materi terakhir ini tidak ada penjelasan tambahan yang perlu Anda pelajari. Justru untuk menguji pemahaman Anda
terhadap materi belajar secara keseluruhan, Anda dapat membuat kesimpulan melalui beberapa permasalahan di bawah ini:

1. Ditinjau dari segi waktu lamanya perlawanan, daerah manakah yang paling lama berlangsung? Buatlah tabel batang
untuk menginformsikan kurun waktu berlangsungnya msing-masing perlawanan.

2. A. Dari segi pemimpin pada umumnya adalah elite tradisional baik bangsawan maupun kalangan agama.

B. Pemimpin perlawanan ada tokoh sentral ada yang kelompok

C. Pengikut perang

Carilah rinciannya masing-masing di 7 daerah perlawana di Indonesia.

3. Dari segi persenjataan:

A. Tradisional – carilah contoh senjata tradisional masing-masing daerah perlawanan

B. Senjata api – dari mana asalnya?

4. Proses perlawanan

A. bentuk perlawanan adalah ………………

B. taktik perlawanan adalah ……………….

5. Strategi Belanda untuk memadamkan perlawanan yaitu ……………..


6. Kesimpulan umum sebab-sebab kekalahan bangsa Indonesia dalam menentang dominasi asing adalah
……………………..

I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !

1. Sebab khusus berkobarnya perlawanan rakyat Saparua tahun 1817 terhadap Belanda adalah …..
A. penolakan residen Belanda untuk membayar harga perahu yang dipesan dari rakyat.
B. Penolakan rakyat atas peraturan wajib berupa ikan asin, dan dendeng kepada Belanda
C. Rakyat tidak mendapatkan pendidikan karena banyak guru diberhentikan
D. Rakyat menolak wajib bekerja di perkebunan milik Belanda
E. Pengurangan jumlah pendeta sehingga rakyat tidak dapat menjalankan ibadahnya.

2. Dalam menindas perlawanan, Belanda menggunakan siasat adudomba. Untuk menyelesaikan perang Padri, Belanda
mengirim pasukan dari Jawa pimpinan ………
A. Mangkubumi
B. Danudirjo IV
C. Untung Suropati
D. Kyai Mojo
E. Sentot Alibasa Prawirodirjo

3. Perang Padri berubah menjadi perang kolonial setelah rakyat menyadari bahwa Belanda ……..
A. tidak menaati perjanjian yang telah disepakati
B. ingin menguasai seluruh Sumatra Barat
C. membantu kaum adat untuk mendapat keuntungan
D. melarang penyebaran agama islam
E. merebut benteng Imam Bonjol

4. Perhatikan pernyataan di bawah ini!


1.   mempertahankan tradisi dan adat
2.   menganut hukum waris matrilinial
3.   menganut hukum waris patrilinial
4.   pedoman hidupnya Al’Quran dan Hadist
5.   menghormati pendapat golongan adat
Ciri kehidupan kaum Padri di Sumatra Barat adalah ............
A.    1, 2
B.    2, 4
C.    3, 4
D.    3, 5
E.    4, 5

6. Perjuangan Diponegoro menentang penjajah disebut juga perang Jawa karena bergolak di berbagai daerah dan didukung
lapisan masyarakat Jawa kecuali …………
A. memperkuat pertahanan Belanda
B. melindungi pasukan Belanda
C. memusatkan pertahanan di daerah lawan
D. mengacaukan perhatian musuh
E. mempersempit ruang gerak lawan

7. Secara ekonomi, salah satu sebab perang Diponegoro adalah tindakan pemerintah Belanda sangat menyengsarakan rakyat
terutama masalah ……
A. Kewajiban bekerja di perkebunan milik Belanda
B. Paksaan menyetorkan seluruh hasil bumi rakyat
C. Berbagai macam pajak misalnya pajak tanah dsb.
D. Wajib bekerja secara sukarela untuk pemerintah Belanda
E. Wajib mengembalikan uang sewa tanah yang diterimanya.

8. Perhatikan pernyataan di bawah ini :


1.   kematian di medan pertempuran merupakan kehormatan
2.   lebih baik mati dalam pertempuran dari pada hidup menderita
3.   orang yang mati dalam pertempuran akan masuk surga
4.   kematian yang sempurna adalah gugur di medan perang
5.   bagi seorang ksatria tidak mengenal istilah menyerah
Tiga dasar utama yang melandasi rakyat Bali melakukan perang puputan yaitu …………..
A.    1, 2, 3
B.    1, 3, 5
C.    2, 3, 4
D.    2, 3, 5
E.    3, 4, 5

9. Perang Bali yang berkobar tahun 1846-1849 disebabkan karena Belanda ……


A. ingin menghapus sistem kasta di Bali
B. menolak untuk menghargai hak tawan karang
C. memaksakan monopoli kekuasaan
D. tidak menghargai adat istiadat umat hindu di Bali
E. melarang hubungan raja Bali dengan bangsa asing lain

10. Ada kesamaan sebab perlawanan Diponegoro dengan rakyat Banjar yaitu Belanda turut campur dalam pengangkatan pejabat
di istana. Hanya orangorang yang menguntungkan Belanda yang diangkat yaitu ....…

11. Untuk menghadapi masuknya kekuasan Belanda di Aceh sejak keluarnya Traktat Sumatra tahun 1871, usaha yang dilakukan
Raja Mahmudsyah mulamula adalah ......
A. membangun benteng yang kuat di Kotaraja
B. melatih pasukannya dengan semangat jihad
C. menyatukan kaum ulama dan bangsawan
D. mencari bantuan dari turki, Amerika Serikat dan Italia
E. mempertahankan Aceh sebagai negera penyangga.

12. Dr. Snouck Hurgronye ditugasi oleh Belanda untuk memenangkan erang Aceh dengan cara
A. menjalin hubungan yang harmonis dengan rakyat Aceh
B. mengadakan penelitian sosial budaya rakyat Aceh
C. memperbaiki kehidupan sosial rakyat Aceh
D. menyebarkan ilmu pengetahuan dan budaya ke Aceh
E. membujuk rakyat Aceh untuk menyerahkan dir

13. Tindakan Sisingamangarja XII yang pantas diteladani dalam perang melawan Belanda adalah
A. pantang menyerah sekalipun keluarganya ditangkap Belanda, tetap berjuang hingga gugur
B. menolak kehadiran Belanda yang ingin menghapus adat istiadat nenek moyangnya.
C. dengan senjata seadanya namun penuh keberanian menyerang markas Belanda di Tarutung
D. sekalipun pusat pertahannya di Bukkara dikuasai Belanda, ia tidak mudah takluk kepada musuh.
E. Menolak tawanan Belanda untuk menyerah dan mendapat imbalan yang menguntungkan

14. Perlawanan rakyat di berbagai daerah dalam menentang penjajah mudah dipatahkan karena
A. Senjatanya tidak lengkap
B. Pemimpin kurang berwibawa
C. Sangat tergantung kepada pemimpin
D. Tidak didukung oleh seluruh masyarakat
E. Para pemipinnya mudah menyerah

15. Perlawanan rakyat terhadap pemerintah Kolonial Belanda pada abad 19 hampir merata terjadi di seluruh Indonesia karena
……
A. Perjuangan sudah dilakukan secara terorganisir
B. Adanya kesadaran nasional untuk menentang penjajah
C. Hapusnya tanam paksa yang merugikan rakyat
D. Belanda mempraktekkan politik etika di seluruh Indonesia
E. Belanda ingin mewujudkan para Pax Netherlandica keserluruh Nusantara.

II. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas!


1. Jelaskan alasan Belanda melakukan perjanjian perdamaian dengan kaum Padri tahun 1824, 1825
2. Tuliskan peristiwa yang secara langsung menyulut kemarahan Diponegoro untuk menentang Belanda.
3. Berikan bukti bahwa rakyat Bali konsekuen dalam melaksanakan perang puputan
4. Anak yang baik adalah anak yang sanggup menjaga nama baik keluarga dan melanjutkan cita-cita luhur orangtuanya.
Buktikan pernyataan ini pada perlawanan rakyat Banjar.
5. Apakah yang Anda ketahui tentang pasukan marsose dan peperangan manakah pasukan tersebut dikerahkan Belanda ?
GLOSARI
Absolutisme : bentuk pemerintahan tanpa undang-undang dasar, semua kekuasaan terletak di tangan penguasa (raja, kaisar dan
sebagainya)
Benteng stelsel : sistem pertahanan yang diciptakan Belanda untuk mempersempit gerak perlawanan Diponegoro (1825-1830)
dengan cara mendirikan benteng di setiap daerah yang didudukinya.
Bufferstate : sebutan untuk daerah penyangga/pemisah antara dua daerah jajahan yang berbeda penjajahnya untuk menghindari
sengketa. Contoh : Aceh penyangga jajahan Inggris di Malaya dengan Belanda di Bengkulu.

Code Napoleon : Kitab hukum yang disusun pada masa Napoleon Bonaprte terdiri dari kitab hukum pertada, pidana dan dagang.
Pengaruh Code Napoleon sampai di Indonesia sejak pemerintahan H.D. Daendels.
Cultuur Procenten : merupakan bonus/hadiah bagi para petugas pelaksana tanam paksa berupa bagian/jprosentase dari
Cultuur/tanaman yang dapat disetorkan ke pemerintah Belanda dari tanah para petani.
Demokrasi : sistem pemerintahan yang melibatkan rakyat melalui para wakilnya untuk memerintah. Lebih terkenal dengan
semboyan = pemerintahan dari , oleh dan untuk rakyat.
Ekstirpasi : merupakan tindakan VOC berupa penebangan pohon rempah-rempah rakyat di Maluku dan sekitarnya untuk
mempertahankan agar harga jual tidak merosot.

Emigrasi : pindah dari tanah air sendiri ke negeri lain untuk tinggal menetap di sana.

Feodalisme : sistem sosial dan politik yang memberikan kekuasaan yang besar kepada golongan bangsawan (pada abad
pertengahan di Eropa terdiri dari tuan tanah).

Imigrasi : perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain untuk tinggal menetap di sana.

Latifundia : sistem ekonomi tertutup, berupa lahan luas yang dimiliki seorang tuan tanah kaya, memiliki para tenaga penggarap
menghasilkan dan mencukupi kebutuhan sendiri.

Manufaktur : kegiatan ekonomi dengan memproduksi barang mengguankan alatalat produksi secara manual/tenaga manusia.
Kegiatan ini mempercepat lahirnya industrialisasi di Inggris.

Marsose : korps yang dibentuk pemerintah Hindia Belanda tahun 1890 untuk tugas kepolisian dan membantu tugas kemiliteran.
Dikerahkan untuk menghadapi perang Aceh dan Tapanuli.

Merkantilisme : sistem ekonomi yang bertujuan meningkatkan kekayaan negara dan kebijakannya diatur sepenuhnya oleh
pemerintah, untuk mendapatkan logam mulia (emas) sebanyak-banyaknya melalui berbagai cara misalnya monopoli
perdagangan.

Oktroi : hak istimewa dari pemerintah diberikan kepada badan atau orang untuk memproduksi atau memperdagangkan barang -
menyerupai hak paten.

Reconquesta : semangat menaklukkan atau menguasai daerah bangsa lain.

Reformasi : perubahan yang mendasar dalam bidang tertentu (politik, sosial, agama) dalam suatu masyarakat atau negara.

DAFTAR PUSTAKA 

Anda mungkin juga menyukai