Anda di halaman 1dari 31

Bentuk-bentuk Perlawanan Serta Strateginya

Terhadap Penjajah Bangsa Barat Di Indonesia, NAMA KELOMPOK :


Sebelum Dan Sesudah Abad 20 1. Adinda Cinta

2. Ali Gahtan

3. Deva Radityo Y

4. Dieva Ahmad Habibie

5. Rika Rahmatika

6. Sufi Win Rahmadandi


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas yang berisikan sejarah tentang “Perlawanan Bangsa Indonesia Terhadap
Bangsa Barat” tepat pada waktunya.
kita bisa mengetahui bagaimana pejuang bangsa Indonesia dalam memperjuangkan tanah air
Indonesia ini yang berlangsung sejak sebelum abad 20 sampai setelah abad ke 20, penetrasi
kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas, bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja,
tetapi juga meluas ke bidang-bidang lainnya seperti kebudayaan dan agama. Hal itu menyebabkan
terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan peperangan melawan penindasan dan penjajahan
Bangsa Barat. Perlawanan ini meliputi perlawanan daerah dan perlawanan nasional.
Semoga apa yang kami presentasikan diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
bagi para pembaca dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangannya karena pengetahuan
yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap kritik dan saran dari pembaca yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan
Perang Tondano

– Latar belakang
– Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara
dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad 19. Terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah
kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa. Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun
Perang Tonando dikenal dalam dua tahap.
– Perang Tondano 1
– Perang Tonando I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa Barat orang-orang Spanyol
sudah sampai di tanah Minahasa (Tondano) Sulawesi Utara. Orang-orang Spanyol di samping berdagang juga
menyebarkan agama Katolik. Hubungan dagang orang Minahasa dan Spanyol terus berkembang. Tetapi mulai
abad 17 hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC.
– VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang Minahasa menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena VOC sangat
membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan beras di Sulawesi Utara. Orang-orang Minahasa menentang usaha
monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang Minahasa.
– Perang Tondano 2
– Perang Tondano II sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19. Perang ini di latar belakangi oleh kebijakan Gubernur Jendral Deandels
yang mendapat mandat untuk memerangi Inggris. Ini memerlukan pasukan dalam jumlah besar, maka direkrut pasukan dari kalangan
pribumi yang memiliki kebernian berperang. Beberapa suku dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura, Dayak dan
Minahasa.
– Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program deandels untuk meregrut pemuda-pemuda minahasa sebagai
pasukan kolonial. Mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda yang dipimpin oleh Ukung Lonto. . Tanggal 23
Oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan Belanda yang berpusat di Danau Tondano berhasil melakukan serangan dan
merusak pertahanan orang-orang minahasa yaitu pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan Minawanua.
– Setelah pagi hari tanggal 24 Oktober 1808 pasukan Belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan
terus dilakukan Belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan.
– Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang Tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan
dari pihak Belanda. Pasukan Belanda terpaksa ditarik mundur. Seiring dengan itu Sungai Temberan yang dibendung mulai meluap
sehingga mempersulit pasukan Belanda sendiri. Dari jarak jauh Belanda terus menghujani meriam ke Kampung Minawanua, tetapi tentu
tidak efektif. Begitu juga serangan yang dari danau tidak mampu mematahkan semangat juang orang-orang Tondano, Minawanua.
Bahkan terpetik berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau Perang Tondano II berlangsung cukup lama, bahkan sampai
agustus 1809.
– Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makanan mulai ada kelompok pejuang yang memihak
kepada Belanda. Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang Tondano terus memberikan
perlawanan. Akhirnya pada tanggal 4-5 Agustus 1809 Benteng pertahanan Moraya milik para
pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dari
pada menyerah. Kekalahan rakyat Minahasa dan Tanah Minahasa kehilangan kemerdekaannya ke
tangan Hindia Belanda.
Perang Pattimura

– Sebelum melakukan perlawanan terhadap VOC ia pernah berkarier dalam militer sebagai mantan sersan Militer
Inggris.
– Pada tahun 1816 pihak Inggris menyerahkan kekuasaannya kepada pihak Belanda dan kemudian Belanda memuat
ketentuan bahwa Residen Inggris di Ambon harus merundingkan dahulu pemindahan koprs Ambon dengan Gubenur
dan dalam perjanjian juga dicantumkan bahwa jika pemerintahan Inggris berakhir di Maluku maka para serdadu-
serdadu Ambon harus dibebaskan atau berhak memilih untuk memasuki dinas militer pemerintah baru atau keluar
dari dinas militer, akan tetapi dalam pratiknya pemindahan dinas militer ini dipaksakan.
– Pada tahun 1817 kedatangan kembali kolonial Belanda yang mendapat tantangan keras dari rakyat. Rakyat Maluku
akhirnya bangkit mengangkat senjata di bawah pimpinan Kapitan Pattimura. Maka pada waktu pecah perang melawan
penjajah Belanda tahun 1817, Raja-raja Patih, Para Kapitan, Tua-tua Adat dan rakyat mengangkatnya sebagai
pemimpin dan panglima perang karena berpengalaman dan memiliki sifat-sfat kesatria.
Sebagai panglima perang, Kapitan Pattimura mengatur strategi perang bersama para penglimanya. Pertempuran yang menghancurkan
pasukan Belanda yaitu perebutan benteng Belanda Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw-
Ullath, Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan. Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu
muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang
gantungan pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon. Untuk jasa dan pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai
pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia.
Perang Padri

– Perang Padri adalah peperangan yang berlangsung di Sumatra Barat dan sekitarnya terutama di kawasan Kerajaan
Pagaruyung dari tahun 1803 hingga 1838.[1] Perang ini merupakan peperangan yang pada awalnya akibat
pertentangan dalam masalah agama sebelum berubah menjadi peperangan melawan penjajahan.

– Perang Padri dimulai dengan munculnya pertentangan sekelompok ulama yang dijuluki sebagai Kaum Padri terhadap
kebiasaan-kebiasaan yang marak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang disebut Kaum Adat di kawasan Kerajaan
Pagaruyung dan sekitarnya. Kebiasaan yang dimaksud seperti perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat,
minuman keras, tembakau, sirih, dan juga aspek hukum adat matriarkat mengenai warisan, serta longgarnya
pelaksanaan kewajiban ritual formal agama Islam.[2] Tidak adanya kesepakatan dari Kaum Adat yang padahal telah
memeluk Islam untuk meninggalkan kebiasaan tersebut memicu kemarahan Kaum Padri, sehingga pecahlah
peperangan pada tahun 1803.
Hingga tahun 1833, perang ini dapat dikatakan sebagai perang
saudara yang melibatkan sesama Minang dan Mandailing. Dalam
peperangan ini, Kaum Padri dipimpin oleh Harimau Nan Salapan
sedangkan Kaum Adat dipimpinan oleh Yang Dipertuan
Pagaruyung waktu itu Sultan Arifin Muningsyah. Kaum Adat yang
mulai terdesak, meminta bantuan kepada Belanda pada tahun
1821. Namun keterlibatan Belanda ini justru memperumit
keadaan, sehingga sejak tahun 1833 Kaum Adat berbalik melawan
Belanda dan bergabung bersama Kaum Padri, walaupun pada
akhirnya peperangan ini dapat dimenangkan Belanda.

Perang Padri termasuk peperangan dengan rentang waktu yang


cukup panjang, menguras harta dan mengorbankan jiwa raga.
Perang ini selain meruntuhkan kekuasaan Kerajaan Pagaruyung,
juga berdampak merosotnya perekonomian masyarakat
sekitarnya dan memunculkan perpindahan masyarakat dari
kawasan konflik.
Perang Diponogoro
• Dibawah pimpinan pangeran Diponegoro terjadinya perlawanan rakyat pada 1825 hingga 1830 yaitu satu
perlawanan kepada pemerintah kolonial Belanda. penyebab terjadinya perang Diponegoro dapat disimpulkan ada
dua alasan yaitu sebab umum dan juga sebab khusus.
• Berikut ini sebab-sebab umum yang membuat terjadinya perlawanan Diponegoro antara lain sebagai berikut :
1. Timbulnya rasa kekecewaan di kalangan para ulama, karena masuknya budaya barat yang tidak sesuai dengan ajaran
agama Islam
2. Wilayah kesultanan Mataram yang semakin sempit dan para raja sebagai pengusaha Pribumi yang mulai kehilangan
kedaulatan.
3. Belanda ikut campur tangan dalam masalah kesultanan
4. Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau mengikuti adat istiadat dari keraton.
5. Para bangsawan juga merasa kecewa karena Belanda telah menghapus sistem penyewaan tanah oleh para bangsawan
kepada petani yang mulai terjadi pada tahun 1824.
6. Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja paksa dan harus membayar berbagai macam pajak.
Pajak tanah,Pajak jumlah pintu,Pajak ternak,Pajak pindah rumah,Pajak pindahnama,Pajak menyewa
tanah atau menerima jabatan
• Dan pemasangan Patok oleh Belanda untuk pembangunan jalan yang melintasi tanah dan juga makam para leluhur pangeran
Diponegoro di Tegalrejo, pemasangan ini terjadi tanpa izin dari kerajaan sehingga ditentang oleh Pangeran Diponegoro.

• Sebab khusus ialah provokasi yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk merencanakan pembuatan jalan menerobos tanah pangeran
Diponegoro dan juga membongkar makam keramat. Diponegoro tersingkir dari kekuasaan karena telah menolak untuk
berkompromi dengan Belanda dan lebih memilih untuk ke Tegalrejo dan memusatkan perhatian pada perkembangan keagamaan.
Hal ini membuat pangeran marah dan membangun pertahanan di Selarong dan dukungan kepada Diponegoro datang dari mana-
mana yang membuat pasukan Diponegoro menjadi lebih kuat.
Proses Terjadinya Perang Diponegoro
• Pangeran Diponegoro memimpin atas pasukannya dengan perang gerilya. Gubernur Jenderal Van der Capellen
menjalankan strategi yaitu mendirikan benteng di setiap tempat yang ia kuasai. Dan juga untuk mempersempit
gerakan dari pasukan Diponegoro.
• Karena melemahnya kedudukan Diponegoro sehingga menyebabkan ia menerima tawaran untuk perundingan
dengan Belanda Di Magelang. Perundingan inipun gagal dalam mencapai kata sepakat.
• Karena inilah pangeran Diponegoro ditangkap dan dipindahkan ke Manado kemudian dipindahkan lagi ke Makassar.
Perang ini berlangsung selama 5 tahun dan membawa dampak yang membuat kekuasaan wilayah yogyakarta dan
Surakarta berkurang, dan banyak menguras kas Belanda.

Akhir Perang Diponegoro


• Untuk menghadapi perang Diponegoro, Belanda harus menarik pasukan yang dipakai untuk perang di Sumatera
Barat. Pada saat itu Belanda juga sedang menghadapi perang besar yaitu perang padri.
• Namun akhirnya Belanda harus melawan kedua belah pihak itu dan belakangan bersatu untuk berbalik melawan
kolonial Belanda. Berakhirnya perang Jawa menjadi akhir dari perlawanan dari seluruh bangsawan jawa pada waktu
itu. Setelah perang ini berakhir maka jumlah penduduk menyusut.
Perang Jagaraga Bali

– Perang ini terjadi akibat protes Belanda terhadap Hak Tawan Karang, yaitu aturan yang memberikan hak
kepada kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas kapal asing beserta muatannya yang terdampar di Bali.
Protes ini tidak membuat Bali menghapuskan Hak Tawan Karang, sehingga perang puputan (habis-
habisan) antara kerajaan-kerajaan Bali yang dipimpin I Gusti Ketut Jelantik dengan Belanda terjadi.
Belanda berhasil menguasai Bali karena kekuatan militer yang lebih unggul.
Perang Banjar

– Perang ini dilatarbelakangi oleh Belanda yang ingin menguasai kekayaan alam Banjar, serta keikut-campuran Belanda
dalam urusan kesultanan. Akibatnya, rakyat yang dipimpin Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari melakukan
perlawanan terhadap Belanda sekitar tahun 1859. Serangkaian pertempuran terus terjadi hingga Belanda
menambahkan kekuatan militernya. Pasukan Pangeran Hidayatullah kalah, karena pasukan Belanda lebih unggul dari
segi jumlah pasukan, keterampilan perang pasukannya, dan peralatan perangnya. Perlawanan rakyat Banjar mulai
melemah ketika Pangeran Hidayatullah tertangkap dan dibuang ke Pulau Jawa, sementara itu Pangeran Antasari
masih melakukan perlawanan secara gerilya hingga ia wafat.
Perang Aceh

– Pada tanggal 26 Maret 1873 Belanda menyatakan perang kepada Aceh, dan mulai melepaskan tembakan meriam ke
daratan Aceh dari kapal perang Citadel van Antwerpen. Pada 5 April 1873, Belanda mendarat di Pante Ceureumen di
bawah pimpinan Johan Harmen Rudolf Köhler, dan langsung bisa menguasai Masjid Raya Baiturrahman. Köhler saat itu
membawa 3.198 tentara. Sebanyak 168 di antaranya para perwira.
– Tahun 1873 pecah perang Aceh melawan Belanda. Perang Aceh disebabkan karena:
1. Belanda menduduki daerah Siak, dan mekanggar Siak
2. Aceh menuduh Belanda tidak menepati janjinya
3. Dibukanya Terusan Suez oleh Ferdinand de Lesseps
4. Perjanjian Sumatera 1871 antara Inggris dan Belanda
5. Belanda menyatakan perang terhadap Aceh pada 26 Maret 1873
Perang kembali berkobar pada tahun 1883. Pasukan Belanda berusaha membebaskan para pelaut Britania Raya yang
sedang ditawan disalah satu wilayah kekuasaan Kesultanan Aceh, dan menyerang kawasan tersebut. Menteri Perang
Belanda, August Willem Philip Weitzel, kembali menyatakan perang terbuka melawan Aceh. Tetapi pada tahun 1899
ketika terjadi serangan mendadak dari pihak Van Der Dussen di Meulaboh Teuku Umar gugur. Tetapi Cut NyaK Dhien,
istri Teuku Umar tampil menjadi komandan perang gerilya. Pada tahun 1892 dan 1893, pihak Belanda menganggap
bahwa mereka telah gagal merebut Aceh. Dr. Christiaan Snouck Hurgronje
Perlawanan Rakyat Batak

– Perlawanan rakyat Batak dipimpin Sisingamangaraja XII. Latar belakang perlawanan ini adalah bangsa
Belanda berusaha menguasai seluruh tanah Batak dan disertai dengan penyebaran agama Kristen.
Sisingamangaraja XII masih melawan Belanda sampai akhir abad ke-19. Namun, gerak pasukan
Sisingamangaraja XII semakin menyempit. Pada akhirnya, Sisingamangaraja XII wafat ditembak serdadu
Marsose, dan Belanda menguasai tanah Batak.
Sesudah Abad 20
BUDI UTOMO

– Budi utomo adalah sebuah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Soetomo dan para
mahasiswa STOVIA yaitu Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeraji pada tanggal 20 Mei 1908.
Digagaskan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo. Organisasi ini bersifat sosial, ekonomi, dan
kebudayaan.

– Berdirinya organisasi ini didasarkan atas adanya gagasan dr. wawahidin sudirohusodo
tentang perlunya memperluas dan meningkatkan pendidikan bagi bangsa Indonesia, yang
kemudian diperluas oleh para mahasiswa STOVIA

– Tujuan budi utomo adalah memperoleh kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa
Jawa dan Madura
Bentuk perjuangan budi utomo :
• membentuk Dana Pelajar (Studiefonds) untuk para pelajar Indonesia. Dengan dana ini, para pelajar daat belajar
dilembaga pendidikan seperti STOVIA.
• menempatkan perwakilannya (Mas Ngabehi Dwidjosewojo, dan Raden Sastrowidjono ) di Volksraad atau “Dewan
Rakyat”, lembaga perwakilan di Hindia Belanda (1918)
• mendorong pemerintah kolonial Hindia-Belanda memberlakukan milisi bumiputera, yaitu wajib militer bagi warga
pribumi.

Pada tahun 1935 budi utomo resmi dibubarka karena muncul nya perpecahan di dalam Budi Utomo, dan muncul
kelompok radikal dan moderat di tubuh organisasi ini. Selain itu, Budi Utomo juga tidak pernah mendapat dukungan
massa, karena kedudukannya di dalam arena politik kurang begitu penting
SAREKAT ISLAM

– Syarikat Islam (disingkat SI), atau Sarekat Islam, dahulu bernama Sarekat Dagang Islam
(disingkat SDI) didirikan pada tanggal 16 Oktober 1905 oleh Haji Samanhudi. Pada
mulanya organisasi ini bergerak pada bidang ekonomi,sosial dan agama tetapi
kemudian bergerak ke arah politik. Munculnya pergerakan ini di dasari atas adanya
reaksi terhadap monopoli penjualan bahan baku oleh pedagang China yang dirasakan
sangat merugikan pedagang.
– Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di
antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Bentuk perjuangan SI
dengan cara mendirikan organisasi organisasi tersendiri di kota kota yang dianggap
penting. Terpecahnya organisasi ini dikarenakan masuknya pengaruh komunisme, yang
menyebabkan SI terbagi menjadi 2 yaitu, SI pitih SI merah
Indische Vereeniging

– Indische Vereeniging atau Perhimpunan Hindia adalah organisasi pelajar dan mahasiswa
Hindia di Negeri Belanda yang berdiri pada tahun 1908.
– Indische Vereeniging berdiri atas prakarsa Soetan Kasajangan Soripada dan R.M. Noto
Soeroto yang tujuan utamanya ialah mengadakan pesta dansa-dansa dan pidato-pidato.

– Sejak Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk,
pada 1913, mulailah mereka memikirkan mengenai masa depan Indonesia. Mereka mulai
menyadari betapa pentingnya organisasi tersebut bagi bangsa Indonesia. Semenjak itulah
vereeninging ini memasuki kancah politik. Waktu itu pula vereeniging menerbitkan sebuah
buletin yang diberi nama Hindia Poetera, tetapi isinya sama sekali tidak memuat tulisan-
tulisan bernada politik
– Akhir Organisasi dan dikuasai PKI
– Pada 1926, Mohammad Hatta diangkat menjadi ketua Perhimpunan Indonesia/Indische Vereeniging.Di
bawah kepemimpinannya, PI memperlihatkan perubahan. Perhimpunan ini lebih banyak memperhatikan
perkembangan pergerakan nasional di Indonesia dengan memberikan banyak komentar di media massa
di Indonesia.
– Semaun dari PKI datang kepada Hatta sebagai pimpinan PI untuk menawarkan pimpinan pergerakan
nasional secara umum kepada PI.Stalin membatalkan keinginan Semaun dan sebelumnya Hatta memang
belum bisa percaya pada PKI.Pada masa kepemimpinannya, majalah PI, yakni Indonesia Merdeka banyak
disita pihak kepolisian, maka masuknya majalah ini dengan cara penyelundupan.
Indische Partij

– nilah organisasi kaum Indo pertama yang menanamkan kesadaran kebangsaan Indonesia. Didirikan oleh tiga serangkai,
yaitu E.F.E Douwes Dekker, Tjipto Mangoenkoesoemo dan Ki Hadjar Dewantara yang merupakan organisasi orang-orang
Indonesia dan Eropa di Indonesia.Organisasi yang dirintis oleh Douwes Dekker, bertujuan menghapuskan kolonialisme
dan eksploitasi Belanda atas rakyat Hindia Belanda. Pada tahun 1912, ia mengajak Suwardi Suryaningrat dan Cipto
Mangunkusumo untuk mengembangkan organisasi. Sebagai organisasi yang berhaluan nasionalis, anggotanya berlatar
belakang lintas etnis dan budaya. Oleh karena itu, semboyan organisasi ini adalah Hindia untuk bangsa Hindia.
– Indische Partij adalah partai politik pertama yang terang-terangan menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat
Belanda memperingati 100 tahun kemerdekaannya dari Prancis, Suwardi Suryaningrat menulis artikel yang berjudul Als
Ik een Nederlander was atau Seandainya Saya Seorang Belanda. Tulisan ini berisi kritikan terhadap pemerintah Belanda
atas rencana pengumpulan dana bagi peringatan tersebut. Akhirnya, pada tahun 1913 Indische Partij dinyatakan
sebagai organisasi terlarang dan para tokohnya menyebar ke berbagai organisasi.
Pergerakan Muhammadiyah

– Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da‘wah amar ma‘rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur’an dan As-Sunnah,
yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330, bertepatan pada tanggal 18 November 1912 di kota
Yogyakarta. Muhammadiyah berdiri dengan tujuan untuk mencontoh dan meneladani jejak perjuangan Nabi Muhammad saw.
Dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam semata-mata demi terwujud nya ‘izzul Islām wal muslimīn yaitu
kejayaan Islam sebagai kemuliaan hidup umat Islam.
– Gerakan Muhammadiyah pada mulanya sama sekali menjauhkan bias dari komitmen politis-praktis. Inilah yang membuat gerakan
ini tidak begitu banyak dicurigai oleh kalangan penguasa Belanda pada waktu itu, begitu pula kalangan elit dan kelas sosial
menengah ke atas, merasa gerakan Muhammadiyah mempunyai tingkat penguasaan dan pengamalan praktis terhadap ajaran Islam.
– Daerah operasi Muhammadiyah mulai diluaskan setelah tahun 1917. Pada tahun itu Budi Utomo mengadakan kongresnya di
yogyakarta, ketika nama K.H.Ahmad Dahlan telah dapat mempesona kongres itu melalui tablig yang dilakukannya sehingga
pengurus Muhammadiyah menerima permintaan dari berbagai tempat di Jawa untuk mendirikan cabang-cabangnya. Pada tahun
1920 bidang kegiatan muhammadiyah diluaskan meliputi seluruh pulau Jawa dan pada tahun 1921 seluruh Indonesia.
Partai Komunis Indonesia (PKI)

– Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah sebuah partai politik di Indonesia yang telah bubar. PKI adalah
partai komunis non-penguasa terbesar di dunia setelah Rusia dan Tiongkok sebelum akhirnya PKI
dihancurkan pada tahun 1965 dan dinyatakan sebagai partai terlarang pada tahun berikutnya.
– Banyak orang yang mengenal PKI karena kejadian tahun 1965 dan bahkan memberi pengaruh besar
terhadap Indonesia. Setidaknya ada sekitar 3 juta rakyat Indonesia bergabung dengan PKI setelah
kemerdekaan. Anda perlu mengetahui sejarah PKI mulai dari tujuan partai komunis Indonesia hingga
sejarah gerakan 30 september PKI yang ada pada poin di bawah ini.
A. Tujuan PKI
• Tujuan Partai Komunis Indonesia pada zaman kemerdekaan lebih menitik beratkan pada tujuan menegakkan ideologi
komunis sebagai dasar negara. Akan tetapi, rencana ini terhalang karena negara sudah menentukan ideologi
Pancasila melalui sidang BPUPKI. Satu-satunya cara agar PKI bisa mengubah ideologi adalah dengan cara terjun ke
dunia politik.
• Bahkan, PKI menjadi empat partai terbesar pada tahun 1955. Tetapi, PKI salah langkah akibat tujuan Partai Komunis
Indonesia yang utama ini tercium sampai ke permukaan. Sehingga muncul isu politik bahwa PKI dan Uni Soviet
berbahaya untuk Indonesia. Sehingga pada tahun 1965, Partai Komunis Indonesia dibubarkan.

B. Tokoh-tokoh PKI
1.DN Aidit
2.Musso
3.Amir Syariffudin
4.Njoto(nyoto)
5.MH Lukman
C. Kejadian G30S/PKI

– Secara singkat, sejarah gerakan 30 September PKI ini dimulai pada 1 juli 1960 di mana PKI secara terang-terangan mengecam cabinet
dan tentara. Saat para tentara bereaksi, Ir. Soekarno langsung turun tangan hingga permasalahan ini selesai hingga membuat hubungan
PKI dan Ir. Soekarno menjadi dekat.
– Lalu pada tahun 1960, Partai Sosialis Indonesia serta Masyumi dibubarkan pemerintah sehingga PKI semakin giat untuk mencari
anggota. Tidak hanya PSI dan Masyumi, partai-partai lain juga diruntuhkan oleh PKI. Seperti Partai Nasionalis Indonesia dan Nadhlatul
Ulama.
– Tahun ke tahun, Partai Komunis Indonesia semakin mendesak untuk mendapatkan kekuasaan yang besar. Sehingga, PKI mengeluarkan
strategi offensive agar tujuan mereka tercapai. Umumnya, partai ini hanya melancarkan kritik terhadap pemerintahan sedangkan di
daerah justru malah bersinggungan dengan konflik yang lebih parah.
– Perlawanan terhadap aksi sepihak antara PKI dan Angkatan darat atau AD semakin kuat dan semakin memanas. Kejadian ini terjadi
sekitar tahun 1964 dan kritikan terhadap petinggi AD terus dilancarkan. Kemudian pertentangan antara PKI dan AD semakin memanas
hingga pada 30 September 1965 yang memunculkan gerakan 30 September yang ditandai dengan penculikan para Jenderal dan perwira.
PARTAI NASIONAL INDONESIA

– LATAR BELAKANG SOEKARNO MENDIRIKAN PNI (PARTAI NASIONAL INDONESIA)


Partai Nasional Indonesia atau dikenal juga PNI adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan
pada 4 Juli 1927 dengan nama Perserikatan Nasional Indonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Dr.
Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr. Iskak Tjokroadisurjo, dan Mr. Sunaryo.
Lahirnya PNI dilatarbelakangi oleh situasi sosio-politik yang kompleks dan mau tidak mau organisasi ini
harus dapat menyesuaikan diri dengan orientasi baru. Pemberontakan PKI tahun 1926 membangkitkan
semangat baru untuk menyusun kekuatan baru dalam menghadapi pemerintah. Mereka berkesimpulan
bahwa penggunaan kekerasan tidak akan membawa hasil,Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia
Merdeka, sedangkan tiga asasnya yakni berdiri di atas kaki sendiri, non kooperasi, dan Marhaenisme.
Bentuk perjuangan PNI

Mengusahakan perubahan ketatanegaraan,menuntut agar undang² yg melarang berdirinya sekolah dihapus,


menghapus perbedaan politik, sosial dan intelektual dalam menghadapi penjajah

Strategi yg digunakan PNI

• Bentuk strategi PNI (Partai Nasional Indonesia) :


1. Non-kooperatif, tidak mau bekerjasama dengan penjajah
2. Self-help, menolong diri sendiri
3. Macht vorming, yaitu dengan kekuatan sendiri
4. Radikal dan ekstrim terhadap penjajah
5. Mendasarkan kekuatan pada rakyat kecil, istilahnya Marhaenisme
Sekian Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai