BELANDA
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
IKA SARI
NUR ASRA AMALIA K.S
AURHA
KETUT DIMAS
MUH. ARDIANSYAH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun
pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu
kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Penulis,
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejarah merupakan yang sangat penting untuk pembelajaran dalam kehidupan.
Karena dengan sejarah, kita bisa mengetahui bagaimana pejuang bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan tanah air Indonesia ini, yang sejak abad ke-18 penetrasi kekuasaan
Belanda semakin besar dan meluas, bukan hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja,
tetapi juga meluas ke bidang-bidang lainnya seperti kebudayaan dan agama. Hal itu
menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan peperangan melawan
penindasan dan penjajahan Bangsa Barat.
Oleh karena itu kita haruslah sangat bersyukur karena bisa menikmati hidup di
Indonesia hingga saat ini tanpa harus ikut berjuang melawan penjajah. Sehingga kita tetap
harus menghargai akan perjuangan para pahlawan kita dengan bisa menjadi penerus bangsa
yang bisa menjunjung tinggi nama Indonesia. Mengingat pentingnya akan bahasa sejarah,
kita sebagai warga negara Indonesia dituntut untuk lebih memahami mengenai sejarah
Indonesia dengan baik dan benar. Yang salah satunya adalah belajar dengan sebaik
mungkin.
Untuk itulah materi ini sangat penting dipelajari, karena sangat disayangkan jika
sebagai warga negara Indonesia tetapi tidak memahani mengenai negaranya sendiri.
B. Rumusan Masalah.
1. Bagaimanakah sejarah bangsa Indonesia melawan Bangsa Barat?
2. Nilai-nilai apa yang mendorong mereka melakukan perlawanan?
3. pengorbanan untuk Indonesia ?
4. Bagaimana cara para pahlawan melawan penjajah ?
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Perang Tondano
“ Perang Tondano yang terjadi pada 1808 – 1809 adalah perang yang meilbatkan
orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad
XIX. Perang pada permulaan abad XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik
pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya
mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara.”( Taufik Abdullah dan A.B.Lapian,
2012:375 )
a) Perang Tondano I
Perang Tondano I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya
bangsa barat orang-orang Spanyol sudah sampai di Tondano (Minahasa, Sulawesi Utara).
Orang Spanyol di samping berdagang juga menyebarkan agama Kristen dengan tokohnya
Franciscus Xaverius. Hubungan mengalami perkembangan tatapi pada abad ke-17
hubungan dagang mereka terganggu dengan munculnya VOC. Pada waktu itu VOC
berhasil menanamkan pengaruhnya di Ternate. Bahkan Guberbur Ternate Simon Cos
mendapatkan kepercayaan dari Batavia untuk membebaskan Minahasa dari pengaruh
Spanyol. Simon Cos kemudian menempatkan kapalnya di Selat Lembeh untuk mengawai
pantai timur Minahasa. Para pedagang Spanyol dan juga pedagang Makasar bebas
berdagang mulai tersingkir oleh VOC. Apalagi Spanyol harus meninggalkan Indonesia
menuju Filipina.
VOC berusaha memaksakan orang-orang Minahasa untuk monopoli berusaha
di Sulawesi Utara. Orang Minahasa kemudian menentang usaha tersebut maka VOC
berupaya untuk memerangi orang minahasa dengan membendung Sungai Temberan.
Akibatnya tempat tinggal tergenang dan kemudian tempat tinggal di danau Tondano
dengan rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung orang Minahasa di Danau
Tondano. Simon Cos mengeluarkan ultimatum yang berisi 1) orang Tondano harus
menyerahkan tokoh pemberontak kepada VOC 2) orang Tondano harus membayar ganti
rugi dengan menyerahkan 50-60 nbudak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman padi. Simon
Cos kecewa karena ultimatum tidak diindahkan .Pasukan VOC kemudian dipindahkan ke
Manado. Setelah itu rakayat Tondano menghadapi masalah dengan hasil panen yang
menumpuk tidak laku terjual kepada VOC. Dengan terpaksa kemudian mereka mendekaati
VOC, maka terbukalah tanah Tondano bagi VOC. Berakhirlah perang Tondano I. Orang
Tondano memindahkan perkampungannya kedataran baru yang bernama Minawanua (ibu
negeri)
b) Perang Tondano II
Perang Tondano II terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada abad ke-19,
yakni pada masa kolonial Belanda. Perang ini dilatarbelakangi oleh kebijakan Gubernur
Jenderal Daendels. Deandels yang mendapat mandat untuk memerangi Inggris,
memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk menambah pasukan maka direkrut
pasukan dari kalangan pribumi . Mareka yang dipilih adalah suku-suku yang memiliki
keberanian adalah orang Madura, Dayak dan Minahasa. Atas perintah Deandels melalui
Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para ukung (pemimpin
walak atau daerah setingkat distrik). dari Minahasa ditarget untuk mengumpulkan pasukan
sejumlah 2.000 orang yang akan di kirim ke jawa. Ternyata orang-orang Minahasa tidak
setuju dengan program Deandels untuk merekrut pemuda-pemuda Minahasa sebagai
pasukan kolonial. Kemudian para ukung bertekad untuk mengadakan perlawanan terhadap
kolonial Belanda. Mereka memusatkan aktivitas perjuangannya di Tondano Minahasa.
Dalam suasana Gubernur Prediger untuk meyerang pertahanan orang-orang
Minahasa di Tondano, Minawanua, dengan cara membendung Sungai Temberan dan
membentuk dua pasukan tangguh. Tanggal 23 Oktober 1808 Belanda berhasil menyerang
orang-orang Minahasa. Tanggal 24 Oktober 1808 Belanda menguasai Tondano dan
mengendorkan serangan tetapi kemudian orang-orang Tondano muncul dengan melakukan
serangan.
Perang Tondano Ii berlasung lama sampai Agusttus 1809. dalam suasana
kepenatan banyak kelompok pejuang kemudian memihak Belanda. Namun dengan
kekuatan yang ada para pejuanga Tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya
tanggal 4-5 Agustus 1809 benteng pertahanan Moraya hancur bersama para pejuang.
Mereka memilih mati daripada menyerah.
D. Perang Diponegoro
Memasuki abad ke-19, keadaan di Jawa khususnya di Surakarta dan
Yogyakarta semakin memprihatinkan. Intervensi pemerintah kolonial terhadap
pemerintahan lokal tidak jarang mempertajam konflik yang sudah ada dan atau dapat
melahirkan konflik baru di lingkungan kerajaan. Hal ini juga terjadi di Surakarta dan
Yogyakarta. Campur tangan kolonial itu juga membawa pergeseran adat dan budaya
keraton yang sudah lama ada di keraton bahkan melahirkan budaya Barat yang tidak sesuai
dengan budaya Nusantara, seperti minum-minuman keras. Dominasi pemerintahan
kolonial juga telah menempatkan rakyatsebagai objek pemerasan, sehingga semakin
menderita. Pada waktu itu pemerintah kerajaan mengizinkan perusahaan asing menyewa
tanah sawah untuk kepentingan perusahaan. Pada umumnya tanah itu disewa dengan
penduduknya sekaligus. Akibatnya, para petani tidak dapat mengembangkan hidup dengan
pertaniannya, tetapi justru menjadi tenag kerja paksa. Rakyat tetap hidup
menderita.Perubahan pada masa Van der Capellen juga menimbulkan kekecewaan. Beban
penderitaan rakyat itu semakin berat, karena diwajibkan membayar berbagai macam pajak,
seperti:
welah-welit (pajak tanah),
pengawang-awang (pajak halaman kekurangan),
pecumpling (pajak jumlah pintu),
pajigar (pajak ternak),
penyongket (pajak pindah nama), dan
bekti (pajak menyewa tanah atau menerima jabatan). Di samping berbagai pajak itu
masih ada pajak yang ditarik di tempat pabean atau tol. Semua lalu lintas pengangkut
barang juga dikenai pajak. Bahkan seorang ibu yang menggendong anak di jalan
umum juga harus membayar pajak.
Sementara itu dalam kehidupan sosial kemasyarakatan terdapat jurang pemisah
antara rakyat dengan punggawa kerajaan dan perbedaan status sosial antara rakyat pribumi
dengan kaum kolonial. Adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, antara rakyat
dan kaum kolonial, sering menimbulkan kelompok-kelompok yang tidak puas sehingga
sering menimbulkan kekacauan.
Dalam suasana penderitaan rakyat dan kekacauan itu tampil seorang
bangsawan, putera Sultan Hamengkubuwana III yang bernama Rade Mas Ontowiryo atau
lebih terkenal dengan nama Pangeran Diponegoro. Pangeran Diponegoro merasa tidak
puas dengan melihat penderitaan rakyat dan kekejaman serta kelicikan Belanda. Pangeran
Diponegoro merasa sedih dengan menyaksikan masuknya budaya Barat yang tidak sesuai
dengan budaya Timur. Oleh karena itu, Pangeran Diponegoro berusaha menentang
dominasi Belanda yang kejam dan tidak mengenal perikemanusiaan. Tanggal 20 Juli 1825
meletuslah Perang Diponegoro.
E. Perlawanan di Bali
Bali adalah sebuah pulau kecil yang terkenal di Indonesia. Pada abad ke 19 bali
belum banyak menarik perhatian orang-orang. Baru tahun 1830
pemerintahan Hindia Belanda aktif menanamkan pengaruhnya. Perkembangan dominasi
belanda menyulut api perlawanan rakyat bali “perang puputan”.
Abad ke 19 bali sudah berkembang kerajaan-kerajaan berdaulat.
Contohnya Kerajan Buleleng dll. Pada masa Gubernur Jenderal Daendels ada kontak
dengan kerajaan bali menyangkut hubungan dagang dan sewa. Tapi Hindia Belanda ingin
menanamkan pengaruh dan berkuasa di bali. Pertama G.A Granpre moliere misi ekonomi,
kedua huskus koopman misi politik. Misi ekonomi jauh lebih berhasil dari pada misi
politik namun terus di usahakan dan di capai perjanjian antara raja bali dan
belanda.perjanjian kontrak antara raja-raja bali dengan belanda seputar hukum tawan
karang agar di hapuskan.
Karena kelihaian belanda raja-raja bali dapat menerima perjanjian untuk meratifikasi
penghapusan hukum tawan karang.tahun 1844 raja Buleleng dan Karang Asem belum
melaksanakan perjanjian tersebut dibuktikan dengan perampasan atas isi 2 kapal belanda
yang terdampar dipantai sangsit (Buleleng) dan Jembrana (buleleng ) . belnda memaksa
raja Buleleng untuk melaksanakan perjanjian tersebut,benda juga memaksa untuk
membayar ganti rugi antas kapal belanda. Pihak buleleng menolak dengan tegas tuntutan
tersebut yang menyebabkan perang terjadi. Pati Ktut Jelantik mempersiapkan pos-pos dan
prajurit . buleleng juga mendapat dukungan dari kerajaan karang asem dan klungkung.
Tanggal 27 juli 1846 1.700 pasukan barat menyerbu kampung-kampung tepi pantai ada
juga pasukan laut dengan kapal selam. Karena persenjataan belanda lebih lengkap dan
modern pejuang buleleng demakin terdesak dan jebol . ibu kota singaraja dikuasai belanda.
Kemudian belanda mendesak untuk menandatangani perjanjian tanggal 6 juli 1846 yang
isinya 1.dalam waktu 3 bulan,raja buleleng harus menghancurkan semua benteng buleleng
yang pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng baru, 2.raja buleleng harus
membayar ganti rugi dari biaya perang yang telah dikeluarkan belanda,sejumlah 75.000
gulden,dan raja harus menyerahkan I Gusti Ktut Jelantik kepada pemerintah
belanda,3. Belanda diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.
Tipu daya dilakukan oleh rakyat bali untuk berpura-pura menerima isi perjanjian itu.
Tapi dibalik itu raja dan patih ketut jelantik memperkuat pasukannya. Di Jagaraga
dibangun pertahanan yang kuat bagaikan gelar-supit urang. Rakyat juga mempertahankan
hukum tawan karang. Tahun 1847 kapal-kapal asing terdampar dipantai
kusumba Klungkung,dirampas oleh kerajaan, hal itu menimbulkan
amarah Belanda.belanda memaksa untuk melaksanakannya tapi raja-raja bali tidak
menghiraukan rakyat justru dipersiapkan untuk berperang.
Tanggal 7 dan 8 juni 1848 mendarat bala bantuan belanda. Tanggal 8 juni serangan
di jagaraga dimulai. Sebagai pemimpin tentara belanda J.van Swieten, Letkol Sutherland
benteng jagaraga dimulai namun dengan pertahanan gelar-supit urang berhasil
menjebak Belanda. PasukanBelanda ditarik mundur. Kekalahan itu menyakitkan perasaan
pimpinan belanda, kemudian terjadi serangan balasan awal april 1849 datang serdadu
belanda dalam jumlah belanda besar. Tanggal 15 april 1849 seranggan Belanda dimulai di
jagaraga ,tanggal 16 April Jagaraga berhasil dilumpuhkan belanda
Terbunuhnya raja buleleng dan Patih Ketut Jelantik jatuhlah Kerajaan Buleleng.
Menyusul karang asem yang ditakhlukan 18 mei 1849. Pertempuran terus terjadi. Tahun
1906 perang puputan terjadi di Bandung, tahun 1908 perang Puputan di Klungkung.
F. Perang banjar.
Di Kalimanatn Selatan berkembang kerajaan Banjar atau Banjarmasin. Pusat
kekuasaan ada di Martapura kegiatan perdaganggan berkembang pusat dengan hasil
produk yang diminati yaitu emas,intan,lada,rotan dan damar . melalui bujuk rayu dan
tekanan pada tahun 1817 terjadi perjanjiaan antara Sultan Banjar dan pemerintah belanda.
Yang berisi menyerahkan sebagian wilayah Banjar kepada Belanda.tanggal 4 mei 1826
menetapkan bahwa daerah kekuasaan banjar hanya tinggal daerah hulu sungai, martapura,
dan banjarmasin. Wilayah yang sempi membuat kesulitan dalam kehidupan sosial dan
ekonomi. Kebutuhan penguasa semakin meningkat dengan demikian menyebabkan beban
hidup semakin berat. Dalam suasana sosial ekonomi yang memprihatinkan, terjadi konflik
intern. Hal ini bermula dengan meninggalnya putra mahkota abdul rakhman secara
mendadak tahun 1852, sedangkan sultan adam memilki 3 putera. Pangeran hidayatullah
yang didukung pihak istana dan mengantongi surat wasiat dari sultn adam, pangeran anom
dijagokan mangkubumi, pangeran tamjidillah didukung belanda. Perebutan kekuasaan
terus berlanjut dan terakhir pangeran antasari menjadi raja.
Pada tanggal 28 april 1859 orang-orang muning dibawah komando panembahan
aling dan puteranya,sultan kuning menyerbu kawasan batu bara di pengaron. Tanggal 25
juni 1859 secara resmi tamjidilah mengundurkan diri dan mengembalikan legalia banjar
kepada belanda. Tamjidilah kemudian di asingkan ke bogor. Bulan agustus 1859 antasari
bersama pasukannya berhasil menyerang benteng belanda di tabanio. Kemudian pasukan
surapati berhasil menenggelamkan kapal belanda, onrust, dan merampas senjata yang ada
di kapal tersebut dengan demikian perang banjar semakin meluas.
Bulan agustus-september tahun 1859 pertempuran banjar terjadi di tiga lokasi yaitu
banualima, martapura, dan tanah laut serta sepanjang sungai barito. Pertempuran di sungai
barito di komandani oleh pangeran antasari Kiai demang di benteng Tabanio. Pertempuran
sengit terjadi dan membawa banyak korban.
Bulan september demam lehman dan beberapa tokoh lainnya di
pertemuan Kandangan menghasilkan kesepakatan yang intinya:
Pemusatan kekuatan perlawanan di daerah Amuntai
Membuat dan memperkuat pertahanan di tanah laut, Martapura, Rantau dan Kandangan.
Pangeran antasari memperkuat pertahanan di dusun atas
Mengusahakan senjata tambahan
“ haram manyarah waja sampai kaputing” para pejuang tidak akan menyerah sampai
titik darah penghabisan.
Sebenarnnya pangeran hidayatullah telah meninggalkan martapura dan berkumpul
dengan seluruh anggota keluarga dan pasukannya ia berangkat ke Amuntai. Meskipun
tidak dengan perangkat kebesaaran Sultan Hidayatullah menyatakan perang jihad fi
sabilillah.gerakan perlawanan pangeran hidayatullah kemudian di pusatkan di
barabai.pasukan demang datang untuk memperkuat pasukan pangeran hidayatullah.juga
mengerahkan kapal-kapal terang dari suriname,bone dan kapal-kapal kecil terjadi
pertempuran sengit dengan seruan”allahu akbar”.mereka penuh dengan keberanian
menghadapi musuh karena yakin mati dalam perang ini adalah mati syahid.pasukan
Belanda lebih unggul dari segi persenjataan.kemudian mereka membangun pertahanan di
madang.setelah pertahanan jebol kemudian mereka berjuang berpindah – pindah.namun
belanda terus memburuh dan mempersempit ruang gerak hidayatullah. Pada tanggal 28
februari 1862 berhasil di tangkap dan di asingkan di cianjur jawa barat berakhirlah
perlawanan hidayatullah.
Dari pihak Antarsari terus melnjutkan perlawanan.oleh parah pengikutnya pangeran
antarsari di angkat sebagai pejuang dan pemimpin agama islam dengan gelar amirudin
kalifatullah mukminin
G. Aceh Berjihad.
Aceh dikenal karena adanya tsunami tahun 2004 dan seburtan serambi mekkah.
ibarat serambi mekkah merupakan daerah dan kerajaan yang berdaulat. Tetapi kedaulatan
terganggu karena keserakaan dan dominasi belanda.dominasi dan kekejaman tersebut
melahirkan Perang Aceh,perang terjadi pada tahun 1873-1912
a) Latar Belakang Perang Aceh.
Aceh memiliki kedudukan yang strategis juga menjadi pusat perdagangan.
Daerahnnya luas dengan hasil penting seperti ladang, hasil tambng, dan hasil hutan.karena
itu dalam rangka mewujudkan pax neerlandica belanda berambisi menguasai aceh.tetapi
orang aceh dan para sultan bersikeras mempertahankan aceh hal tersebut di dukung oleh
traktat london hal tersebut menjadi kendala belanda. Perkembangan politik yang semakin
memohok kesultanan aceh adalah ditandatanganinya traktat sumatera antara belanda
dengan inggris 2 november 1871. isi traktat tersebut antara lain inggris memberi kebebasan
kepada Belanda untuk memperluas daerah kekuasaannya diseluruh sumatera. Tahun
1873 Aceh mengirim Habib Abdurahman pergi ke Turki untuk meminta bantuan senjata.
Langkah-langkah tersebut diketahui ole pihak belanda, kemudian Belanda
mengancam dan mengultimatum agar Kesultanan Aceh tunduk dibawah
pemerintahan Hindia Belanda. Tanggal 26 maret 1873 Aceh dinilai membangkang.
Kemudian pecahlah pertempuran aceh melawanBelanda. Para pejuang aceh dibawah
pemerintahan Sultan Mahmud Syah II mengobarkan semangat jihad angkat senjata untuk
melawan kezaliman Belanda.
Persiapan acehalam menmghadapi pemerintahan Hindia Belanda seperti pendirian
pos-pos pertahanan,dibangun kuta semacam benteng untuk memperkuat pertahanan
wilayah, penyiapan sejumlah pasukan dan persenjataan.
b) Syahid atau Menang.
Agresi belanda terjadi pada tanggal 5 April 1873. Tentara belanda dibawah pimpinan
jendral Mayor J.H.R kohler terus melakukan serangan terhadap pasukan Aceh. Pasukan
aceh terdiri dari ulebalang ulama,dan rakyat terus mendapat gempuran dari Belanda.
Tanggal 14 April 1873 terjadi pertempuran sengit dibawah pimpinan Teuku Imeung lueng
bata melawan tentara belanda dibawah pimpinan kohler untuk
memperebutkan Masjid Raya Baiturahman. Pasukan tersebut bershasil mengalahkan kohler
dibawah pohon. Kemudian pon tersebut dinamakanKohler Boom.
Setelah melipatgandakan kekuataanya tanggal 9 Desember 1873 belanda melakukan
serangan atau agresi yang kedua. Dipimpin oleh J.van Swieten. Tanggal 6 Januari 1874
masjid tersebut dibakar. Tanggal 15 januari 1874 Belanda dapat menduduki istana setelah
dikosongkan sultan mahmud syah. Tanggal 28 januari sultan mahmud syah meninggal
dunia karena penyakit kolera.
Dengan jatuhnya masjid Baiturahamn Belanda mengakui bahwa Aceh merupakan
daerah kekuasann belanda, namun Aceh tidak peduli. Dan Pada tahun 1884 mereka
mengangkat putra mahkota muhammad daud syah sebagai sultan Aceh. Semangat juang
semakin meningkat seiring pulangnya Habib Abdulrahman dari turki tahun 1877.
Kemudian belanda menambah kekuatannya dan berhasil mendesak
pasukan Habib Abdulrahman.
c) Perang Sabil.
Tahun 1884 muhammad daud syah telah dewasa dan dinobatkan sebagai sultan. Pada
waktu upacra penobatan ini para pemuka Aceh memproklamirkan “ikrar prang sabil’
( prang sabil). Dengan perang sabil perlawanan rakyat Aceh semakin meluas. Di Aceh
bagian barat tampil teuku umar bersama istrinya cut nyak dien. Pertempuran sengit terjadi
dimeulaho. Beberapa por pertahan berhasil direbut umar. Strategi konsentrasi stelsel belum
efektif menghentikan perang Aceh. Tahun 1891 teungku cik di tiro meninggal, tahun 1893
teuku umar menyerah pada belanda. Pada 29 maret 1896 teuku umar berbalik melwan
belanda. Peristiwa itu membuat belanda semakin marah dan geram. Snouck horgronye agar
melakukan kajian tentang seluk beluk kehidupan dan semangat juang rakyat aceh. Oleh
karena itu snouck horgronye mengusulkan beberapa cara:
Perlu memecah belah persatuan dan kekuatan masyarakat aceh, sebab di lingkungan
aceh terdapat rasa persatuaan antara kaum bangsawan,ulama dan rakyat.
Menghadapi kaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan
kekerasan,yaitu dengan kekuatan senjata
Bersikap lunak terhadap kaum bangsawan dan keluarganya diberi kesempatan untuk
masuk kedalam korps pamong praja dalam pemerintahan konial Belanda.
Genderang perang dimulai tahun 1899.perang ini berlangsung selama 10 tahun. Oleh
karena itu selama 10 tahu terakhir 1899-1909 di aceh disebut masa sepuluh tahun berdarah
(Tien bloedige jaren). Karena tekanan yang terus menerus januari 1903 sultan Muhammad
Daud Syah terpaksa menyerah. Cara licik ini berhasil dan digunakan untuk mematahkan
perlawanan panglima pop. lem dan tuanku raha keumala. Tanggal 6 September panglima
polem juga menyarah. Tahun 1906 Cut Nyak Dien berhasil ditangkap dibuang di
Sumedang, Jawa Barat dan meninggal tanggal 8 November 1908. Pada tahun 1911 tangse
Teungku Ma’at Tiro berhasil ditembak mati.
Pada tanggal 26 september 1910 terjadi pertempuran sengit di Paya Cicem. Pang
Nanggru tewas dan Cut Nyak Mutia berhasil meloloskan diri. Perang aceh berakhir pada
tahun 1912 namun sebenarnya perang itu berakhir pada tahun 1942.
H. Perang Batak
Di Batak terdapat beberapa kelompok batak. Misalnya Batak Toba, Batak Karo,
Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Pakpak. Basis masyarakat batak berada di
daerah kompleks perkampungan yang disebut huta. Gabungan dari huta disebut horja.
Kesatuan dari beberapa bius itu terbentuklah satu wilayah kerajaan. Tahun 1870 yang
menjadi raja patuan bosar ompu pulo yang bergelar Si Singamangaraja XII. Masuknya
dominasi belanda ketanah batak disertai dengan penyebaran agama kristen. Namun hal
tersebut ditolak oleh raja si singamangaraja karena ditakutkan akan menghilngkan tatanan
tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.
Dalam menghadapi perang melawan Belanda rakyat batak sudah menyiapkan
benteng pertahanan seperti benteng alam yang terdapat di dataran tinggi toba dan
silindung. Dilur tembok ditanami bambu berduru dan disebelah luarnya lagi dibuat selokan
keliling yang cukup dalam. Pertempuran pertama terjadi di bahal batu yang berhasil
dimenangkan belanda. Perang belanda semakin menyebar luas ke daerah-daerah lain.
Dengan jumlah pasuka yang cukup besar belanda mulai mengepung bakkara, akhirnya
benteng dan istana Bakkara ditembaki hujatan-hujatan senjata yang besar. Si
singamangaraja berhasi meloloskan diri dan menyingkir. Namun berhasil diburu belanda.
Dengan kekuatannya belanda berhasil menguasai tempat-tempat itu semua.
Juli tahun 1889 Si Singamangaja XII ke Bali angkat senjata. Tetapi tanggal 4
Desember 1899 huta puong jatuh ke tangan belanda. Pasukan Belanda dibawah pimpinan
van Daden mengadakan operasi sapu bersih. Tahun 1907 belanda fokus menangkap si
singamangaraja XII. Taggal 17 junio 1907 belanda berhasil menangkap Si Singamangaraja
XII, dalam kleadan terdesak dia dan putera puteranya melarikan diri. Namun dalam
pertempuran tersebut Si Singamangaraja berhasil tertembak mati, begitu juga puterinya dan
kedua puteranya Sutan Nagari dari Patuan. Dengan demikian berakhirlah perlawanan
Batak.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perang yang terjadi pada abad ke-18 dan 19 dan awal 20 merupakan perlawanan
pada pemerintah kolonial Hindia Belanda.Pemerintah kolonial Belanda tetap menjalankan
taktik perang yang licik dan kejam.Tipu daya pura-pura mengajak damai, mengadu domba
dan menangkapi anggota keluarga pimpinan perang Indonesia terus dilakukan.Perang
melawan penjajahan pemerintahan kolonial Hindia Belanda memang belum berhasil, tetapi
semangat juang rakyat dan para pemimpin perang kita tidak pernah padam. Kedaulatan dan
kemerdekaan rakyat Indonesia wajib terus diperjuangkan agar bebas dari penjajahan.
Penjajahan pada hakikatnya selalu kejam, menangnya sendiri, serakah, tidak
memperhatikan penderitaan orang lain. Penjajahan senantiasa bertentangan dengan harkat
dan hak asasi manusia. Banyak nilai-nilai keteladanan yang dapat kita terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, misalnya semangat cinta tanah air, rela berkorban, kebersamaan,
kerja keras pantang menyerah dengan berbagai tantangan, sehingga dapat memotivasi kita
untuk kerja keras dan giat belajar. Kolonialisme dan imperialisme Barat memberikan
pengaruh yang sangat besar terhadap bidang politik dan struktur pemerintah,bidang
ekonomi, bidang sosial-budaya,dan bidang pendidikan. Salah satu dampak negatif dari
peristiwa tersebut adalah adanya pengambilan hak penduduk di Indonesia secara paksa,dan
hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan
harta penduduk saat itu.
B. Saran
Setelah kita mempelajari mengenai pentingnya sejarah, kita harus bisa tetap
memperjuangkan negara kita dan juga dengan tetap menghargai para pejuang bangsa.
Sehingga sebagai siswa kita harus belajar dengan sebaik-baiknya agar penerus bangsa kita
bisa lebih memajukan negara ini. Dan sebagai penyusun kami merasa masih ada
kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran
dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
https://keyliona.blogspot.com/2017/08/makalah-perang-melawan-belanda.html
https://azzahra-official.com/makalah-sejarah-perang-melawan-penjajahan-kolonial-belanda/