Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PERANG PATTIMURA

DISUSUN OLEH:

1. Bagas Dwi
2. Gracia Delviana
3. Raisha Alif
4. Rizka Jauharah

Kelas: Xl IPS-1

SMA YASPEN TUGU IBU DEPOK


Jl. Sentosa Raya-Depok
2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat dan limpahan rahmatNya-lah maka kami bisa
menyelesaikan makalah dengan tepat waktu.
Berikut ini kami mempersembahkan sebuah makalah tentang
“Perlawanan Pattimura”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita untuk mempelajariberbagai sejarah tentang cikal bakal
Bangsa Indonesia dan orang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pentingnya pembahasan topik ini adalah untuk mengetahui bagaimana penderitaan
bangsa Indonesia ketika di jajah oleh bangsa-bangsa Eropa, sehinggaterjadi perlawanan-
perlawanan di berbagai daerah untuk menusir para penjajah, khususnya para penjajah Belanda.

Sampai dengan abad 18 penetrasi kekuasaan Belanda semakin besar dan meluas, bukan
hanya dalam bidang ekonomi dan politik saja namun juga meluas bidang-bidang lainnya seperti
kebudayaan dan agama. Penetrasi dan dominasi yang semakin besar dan meluas terhadap
kehidupan bangsa Indonesia menyebabkan terjadinya berbagai peristiwa perlawanan dan
perang melawan penindasan dan penjajahan bangsa Eropa.Tindakan sewenang-wenang dan
penindasan yang dilakukan oleh penguasa kolonial Eropa telah menimbulkan kesengsaraan dan
kepedihan bangsa Indonesia. Menghadapi tindakan penindasan itu, rakya Indonesia
memberikan perlawanan yang sangat gigih. Perlawanan mula-mula ditujukan kepada kekuasaan
Portugis dan VOC.

Perlawanan yang dilakukan bangsa Indonesia tersebut di bagi ke dalam dua periode, yaitu
perlawanan sebelum tahun 1800 dan perlawanan sesudah tahun 1800. Pembagian waktu
tersebut dilakukan untuk memudahkan pemahaman mengenai sejarah perlawanan bangsa
Indonesia terhadap Bangsa-Bangsa Barat tersebut. Perlawanan sebelum tahun 1800,
yaitu:Perlawanan Rakyat Mataram,Perlawanan Rakyat Banten,Perlawanan Rakyat Makasar,
Pemberontakan Untung Surapati. Sedangkan perlawanan sesudah tahun 1800, yaitu:
Perlawanan Sultan Nuku (Tidore),Perlawanan Patimura,Perang Diponegoro,Perang
Paderi,Perang Aceh, Perang Bali, Perang Banjarmasin.

Proses penjajahan di Indonesia adalah proses perjuangan yang tidak akan cukup
tergambarkan dalam satu atau dua buku. Berbagai pristiwa yang pernahdialami maupun
berbagai peninggalan yang masih tersisa merupakan saksi yangmasih banyak menyimpan
rahasiah yang mungkin belum mampu terungkap.

1.2 Rumusan Masalah


1. Mengapa perang itu terjadi?
2. Bagaimana peperangan itu terjadi?
3. Dampak dan Nilai-nilai dari perang tersebut!

1.3 Tujuan Pembahasan

Supaya kita dapat mengetahui susah payahnya para pejuang yang peduli akan keadaan Bangsa
Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengapa Perang itu terjadi?

Tidakan sewenang-wenang yang dilakukan VOC di Maluku kembali dilanjutkan oleh pemerintah
kolonial india Belanda setelah berkuasa kembali pada tahun 1816 dengan berakhirnya pemerintah
Inggris di Indonesia tahun 1811-1816. Berbagai tindakan yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial Hindia
Belanda di bawah ini menyebabkan timbulnya perlawanan rakyat Maluku

 Penduduk wajib kerja paksa untuk kepentingan Belanda misalnya di perkebunan-perkebunan


dan membuat garam.
 Penyerahan wajib berupa ikan asin, dendeng dan kopi.
 Banyak guru dan pegawai pemerintah diberhentikan dan sekolah hanya dibuka di kota-kota
besar saja.
 Jumlah pendeta dikurangi sehingga kegaitan menjalankan ibadah menjadi terhalang.
 Secara khusus yang menyebabkan kemarahan rakyat adalah penolakan Residen Van den Berg
terhadap tuntutan rakyat untuk membayar harga perahu yang dipisah sesuai dengan harga
sebenarnya.

Tahun 1817 rakyat Saparua mengadakan pertemuan dan menyepakati untuk memilih Thomas
Matulessy (Kapitan Pattimura) untuk memimpin perlawanan.keesokan harinya mereka berhasil merebut
benteng Duurstede di Saparua sehingga residen Van den Berg tewas. Selain Pattimura tokoh lainnya
adalah Paulus Tiahahu dan puterinya Christina Martha Tiahahu. Anthoni Reoak, Phillip Lattumahina, Said

Perintah dan lain-lain. Perlawanan juga berkorbar di pulau-pulau lain yaitu Hitu, Nusalaut dan
Haruku penduduk berusaha merebut benteng Zeeeland. Untuk merebut kembali benteng Duurstede,
pasukan Belanda didatangkan dari Ambon dibawah pimpinan Mayor Beetjes namun pendaratannya
digagalkan oleh penduduk dan mayor Beetjes tewas. Pada bulan November 1817 Belanda mengerahkan
tentara besar-besaran dan melakukan sergapan pada malam hari Pattimura dan kawan-kawannya
tertangkap. Mereka menjalani hukuman gantung pada bulan Desember 1817 di Ambon. Paulus Tiahahu
tertangkap dan menjalani hukuman gantung di Nusalaut. Christina Martha Tiahahu dibuang ke pulau
Jawa. Selama perjalanan ia tutup mulut dan mogok makan yang menyebabkan sakit dan meninggal
dunia dalam pelayaran pada awal Januari tahun 1818.

2.3 Proses peperangan

Serangan pertama terhadap Belanda dilan%arkan pada malam hari tanggal 18 Mei 1817. Serangan
ini berhasil dengan dibakarnya perahu-perahu pos di Porto pelabuhan. Keesokan harinya mereka
menyerang Benteng 'uurstede dan berhasil merebutnya. Pada saat itu Residen Van Den Berg beserta
keluarga dan pengawalnya yang ada di benteng berhasil dibunuh.
Untuk membalas dan merebut kembali benteng Duurstede, Belanda mendatangkan bala bantuan dari
Ambon ke Haruku pada tanggal 19 Mei 1817. Bantuan itu berkekuatan 200 orang prajurit dan dipimpin
oleh seorang mayor. Mereka memusatkan kekuatan di benteng Zeelandia.

Raja-raja di Maluku mengerahkan rakyatnya untuk menyerang benteng Zeelandia. Belanda menerobos
kepungan rakyat dan melanjutkan perjalanan ke Saparua. Terjadi pertempuran sengit di Saparua.
Banyak jatuh korban dipihak tentara Belanda. Dengan demikian berhasillah pasukan Pattimura
mempertahankan benteng Duurstede.

Kemenangan yang gemilang ini menambah semangat juang rakyat Maluku, sehingga perlawanan meluas
ke daerah lain seperti Seram, Hitu dan lain-lain. Perlawanan rakyat di Hitu, ditangani oleh Ulupaha 926
(80 tahun). Karena pengkhianatan terhadap bangsa sendiri, akhirnya Ulupaha terdesak dan tertangkap
oleh Belanda.

Pada bulan Juli 1817, Belanda mendatangkan bala bantuan berupa kapal perang yang dilengkapi dengan
meriam-meriam. Benteng Duurstede yang dikuasai oleh Pattimura dihujani meriam-meriam yang
ditembakkan dari laut. Akhirnya benteng Duurstede berhasil direbut kembali oleh Belanda. Pasukan
Pattimura melanjutkan perjuangan dengan siasat perang gerilya.

Pada bulan Oktober 1817, Belanda mengerahkan pasukan besar-besaranuntuk menghadapi Pattimura.
Sedikit demi sedikit pasukan Pattimura terdesak.

Anda mungkin juga menyukai