Abad XX
pada saat bangsa-bangsa Eropa hendak menguasai nusantara mereka harus berhadapan
dengan para penguasa lokal berupa kerajaan-kerajaan ataupun kesatuan-kesultanan yang
tersebar di wilayah nusantara.
perlawanan-perlawanan yang terjadi sebelum lahirnya kesadaran nasional memiliki ciri-ciri
yang khusus antara lain sebagai berikut.
•bersifat lokal
perlawanan ini dilakukan oleh tiap-tiap kerajaan yang merasa martabatnya dilecehkan
kedaulatannya dilanggar dan kepentingannya terancam. dengan kata lain perlawanan itu
bersifat lokal dan dipandang oleh kerajaan lain sebagai masalah internal kerajaan lain
memilih tidak terlibat kecuali jika diminta bantuannya.
4. perang Padri
perang Padri adalah perang yang berlangsung di Sumatera barat dan sekitarnya. bermula dari
konflik internal masyarakat Minangkabau
•kaum Padri melawan kaum adat
perang antar golongan ulama melawan golongan adat di tanah Minangkabau ini tidak terlepas
dari konteks sosial tanah Minang pada waktu itu.
desa-desa penghasil emas yang menopang kepentingan kerajaan terletak di wilayah tanah
datar serta di jalur-jalur ekspor penting. dari kegiatan perdagangan yang baru itu muncul
suatu gerakan pembaruan Islam pada tahun 1780-an
cikal bakal gerakan pembaruan ini adalah adanya keinginan para saudagar untuk mencari
perlindungan pada hukum Islam yang murni dari kekerasan keserakahan dan
ketidaknyamanan yang meluas yang mengancam kontrak barang dan diri mereka sendiri.
gerakan pembaruan diilhami oleh penekuk Mekah oleh kaum pembaruan pemurnian agama
Islam yaitu kaum Wahabi.
5. perang Aceh
•latar belakang
setelah menguasai Sumatera barat Belanda berencana melakukan Aceh. Belanda ingin
mewujudkan pax neerlandica yaitu sebagai berikut:
a. menguasai seluruh Nusantara termasuk pulau Sumatera
b. memperluas akses seluas-luasnya bagi pengusaha pengusaha swasta asing untuk
melakukan kegiatan ekonomi di nusantara terutama membuka perkebunan dan pertambangan.
Belanda ingin menguasai perdagangan lada dalam perkembangan selanjutnya motivasi
bertambah yaitu ingin menguasai sumber minyak di wilayah utara Aceh.
sementara itu traktat London 1824 tetap memungkinkan Inggris berdagang secara luas di
pulau Sumatera. itulah sebabnya ketika Belanda dalam perundingan dengan raja Siak
menetapkan wilayah alas dan Langkat sebagai wilayah Asia Inggris merasa keberatan.
kebijakan Inggris berubah drastis Inggris merasa lebih baik menyerahkan Aceh kepada
Belanda daripada pada Perancis maka terjadilah pertukaran besar antara Inggris dan Belanda
melalui traktat Sumatera yang berisi antara lain:
1. Belanda diberi kebebasan penuh di Sumatera atas persetujuan Inggris
2. Belanda menyerahkan Ghana di Afrika ke Inggris
3. Inggris diperkenankan mengirimkan kuli-kuli kontra India ke Suriname
4. pedagang Inggris dan Belanda mempunyai hak-hak yang sama di Sumatera yaitu dari Siak
ke arah utara
•jalannya perang Aceh
pada awal tahun 1873 utusan Aceh berunding dengan konsul Amerika serikat di Singapura
mengenai kemungkinan terwujudnya suatu perjanjian antara Aceh dan Amerika serikat
mencegah terjadinya perang utusan Belanda menghadap Sultan Mahmud di kutaraja.
utusan ini menyampaikan tuntutan agar kesultanan Aceh bersedia tunduk kepada
pemerintahan Belanda. namun Sultan Mahmud
pada bulan Maret Belanda meluncurkan serangan pertama langsung ke pusat istana. di luar
dugaan Belanda dipukul mundur dengan korban jiwa yang besar.
kegagalan serangan pertama memicu serangan kedua, dalam serangan ini Belanda berhasil
menduduki istana.
meskipun begitu perjuangan rakyat Aceh tidak berhenti, di tengah perjuangan gerilya Sultan
Mahmud wafat karena kolera ia digantikan oleh tuanku Muhammad Daud Syah. meskipun
terjadi pergantian pemimpin perlawanan rakyat Aceh tetap berlangsung hal itu membuat
bangsa Belanda menerapkan strategi baru.
perlawanan yang konsisten dengan taktik gerilya telah memakan banyak korban jiwa dan
keuangan Belanda. di situasi damai secara mengejutkan teuku Umar dan pasukannya
menyerah kepada Belanda. Belanda bergembira bahkan langsung mengangkatnya sebagai
panglima perang selain itu pasukannya diberi senjata serta perbekalan lengkap.
hanya berselang tiga tahun setelah peristiwa itu Teuku Umar dan seluruh pasukannya kembali
bergabung pada rakyat Aceh melancarkan serangan bergerilya terhadap Belanda.
hurgronje mengusulkan satu-satunya cara menguasai Aceh adalah meredakan perlawanan
dari kaum ulama yang fanatik mereka harus dikalahkan sementara untuk menjaga kestabilan.
6. perlawanan Sisingamangaraja
sebagai akibat dari perang Padri pengaruh Belanda juga menembus wilayah Tapanuli yang
terletak di sebelah utara Minangkabau. kehadiran Belanda memicu perang Tapanuli. kota
Natal madailing dikuasai Belanda.
pada Februari raja Sisingamangaraja melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di
bahal Batu dekat truntung Tapanuli Utara.
pada tahun 1904 pasukan Belanda bertugas di Aceh diperintahkan menuju Tapanuli ia
berhasil memukul mundur perlawanan raja Sisingamangaraja. raja Sisingamangaraja dan para
pengikutnya berhasil melarikan diri ia menolak tawaran untuk menyerah. dalam pertempuran
17 Juni raja Sisingamangaraja gugur bersama putri dan dua orang putranya gugurnya raja
Sisingamangaraja menandai berakhirnya perang Tapanuli.
7. perlawanan kerajaan-kerajaan di Bali
perang dengan kerajaan-kerajaan Bali berlangsung dalam tiga tahapan yaitu tahun 1846 1848
dan 1849.
perang itu dipicu oleh kegigihan raja-raja Bali mempertahankan apa yang disebut hak Tawan
karang hak Tawan karang adalah hak yang dimiliki kerajaan Bali untuk merampas perahu
dan muatannya yang terdampar di pantai wilayah kekuasaan. adanya hak itu merugikan
Belanda.
Belanda meminta kepada semua raja Bali untuk menghapus hak itu sebagai gantinya Belanda
akan membayar sejumlah uang untuk setiap kapal yang terdampar di pantai Bali. Bali
menyetujui tetapi Belanda tidak pernah menepati janjinya untuk memberikan uang kepada
setiap kapal yang terdampar.
pada tahun 1944 raja Buleleng Gusti nguru Made Karangasem rampas kapal Belanda yang
secara kebetulan terdampar di pantai bululang. Belanda meminta kembali kapalnya namun
tidak dihiraukan.
pada tahun 1846 Belanda menyerang burung namun karena kala persenjataan kerajaan
Buleleng yang dipimpin Gusti Ketut jelantik tidak mampu menahan serangan Belanda.
Jelantik kemudian membangun persekutuan dengan kerajaan-kerajaan lain. dari gabungan
pasukan-pasukan kerajaan Bali menyerang pos-pos Belanda di wilayah kerajaan tersebut
serta menawan para serdadunya.
pada tahun 1849 Belanda kembali mengirimkan pasukan kali ini dengan jumlah yang lebih
besar Belanda kemudian menyerang Jagaraga, karena kalah persenjataan banyak pasukan
Bali gugur.
Belanda berhasil menguasai Jagaraga. namun akhirnya mereka ditangkap dan terbunuh di
sana selanjutnya Belanda menaklukkan Karangasem dan klung klung