Anda di halaman 1dari 2

Perlawanan Trunojoyo(1674-1680)

Trunojoyo, seorang keturunan bangsawan dari Madura tidak senang terhadap Amangkurat I,
karena pemerintahannya yang sewenang-wenang dan menjalin hubungan dengan Kompeni.
Perlawanan Trunojoyo di mulai pada tahun 1674, dengan menyerang Gresik. Dengan berpusat di
Demung (dekat Panarukan), Trunojoyo melakukan penyerangan dan dalam waktu singkat telah
berhasil menguasai beberapa daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah bahkan sampai pusat
Mataram di Plered (Yogyakarta). Dalam perlawanan ini, Trunojoyo dibantu oleh Raden Kajoran,
Macan Wulung, Karaeng Bontomarannu, dan Karaeng Galesung. (Suyono, 2003 : 54)
Pada tanggal 2 Juli 1677, pasukan Trunojoyo telah berhasil menduduki Plered, ibukota
Mataram. Amangkurat I yang sering sakit bersama putra mahkota, Adipati Anom melarikan diri
untuk minta bantuan kepada Kompeni di Batavia. Dalam perjalanan, Amangkurat I meninggal di
Tegal Arum (selatan Tegal), sehingga dikenal dengan sebutan Sultan Tegal Arum. Adipati Anom
kemudian menaiki takhta dengan gelar Amangkurat II. Untuk menghadapi Trunojoyo,
Amangkurat II minta bantuan Kompeni, akan tetapi tidak ke Batavia namun ke Jepara. Pimpinan
Kompeni (VOC) Speelman menerima dengan baik Amangkurat II dan bersedia membantu dengan
suatu perjanjian (1678) yang isinya:

1. VOC mengakui Amangkurat II sebagai raja Mataram.


2. VOC mendapatkan monopoli dagang di Mataram.
3. Seluruh biaya perang harus diganti oleh Amangkurat II
4. Sebelum hutangnya lunas, pantai utara Jawa digadaikan kepada VOC.
5. Mataram harus menyerahkan daerah Kerawang, Priangan, Semarang dan sekitarnya
kepada VOC.

Setelah perjanjian ini ditandatangani penyerangan di mulai. Pada waktu itu Trunojoyo telah
berhasil mendirikan istana di Kediri dengan gelar Prabu Maduretno. Tentara VOC di bawah
pimpinan Anthonie Hurdt, yang dibantu oleh tentara Aru Palaka dari Makasar, Kapten Jonker dari
Ambon beserta tentara Mataram menyerang Kediri. Dengan mati-matian tentara Trunojoyo
menghadapi pasukan gabungan Mataram-VOC, tetapi akhirnya terpukul mundur. Pasukan
Trunojoyo terus terdesak, masuk pegunungan dan menjalankan perang gerilya. Demi keselamatan
sebagian pengikutnya, pada tanggal 25 Desember 1679 menyerah dan akhirnya gugur ditikam
keris oleh Amangkurat II pada tanggal 2 Januari 1680. Dengan gugurnya Trunojoyo, terbukalah
jalan bagi VOC untuk meluaskan wilayah dan kekuasaannya di Mataram. (Suyono, 2003 : 55)

Anda mungkin juga menyukai