Anda di halaman 1dari 1

Tugas Review Film “Soekarno”

Nama : Anggi Andrean


NIM : 190413629675
Offr : NN

Soekarno adalah film drama Indonesia yang dirilis pada 11 Desember 2013 dengan


durasi 137 menit. Film ini dibintangi oleh Ario Bayu, Maudy Koesnaedi, dan artis terkemuka
lainnya. Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Diproduseri oleh Raam Punjabi. Film
ini didistribusikan oleh MVP Picture, Mahaka Picture, dan Dapur Films. Pada awal mulai film
ini diawali dengan lagu Indonesia Raya dan meminta penonton untuk berdiri hingga lagu
selesai. Alur pada film ini yaitu alur maju – mundur.
Cerita awal dimulai ketika masa kecil Soekarno yang sakit-sakitan sehingga membuat
sang ayah memutuskan untuk mengganti namanya dari Koesno menjadi Soekarno dengan
harapan kelak menjadi kesatria layaknya Adipati Karno. Harapan ayahnya terpenuhi, umur 24
tahun Soekarno berhasil mengguncang podium, berteriak: Kita Harus Merdeka Sekarang!!!
Akibatnya, dia harus dipenjara. Dituduh menghasut dan memberontak. Tapi keberanian
Soekarno tidak pernah padam. Pledoinya yang sangat terkenal, Indonesia Menggugat,
mengantarkannya ke pembuangan di Ende, lalu ke Bengkulu.
Di Bengkulu Soekarno sempat istirahat dari politik dan memilih mengajar di sebuah
sekolah Muhammadiyah. Darisana dia bertemu dengan seorang gadis yang juga merupakan
siswinya yaitu Fatmawati. Soekarno kagum dengan jawaban Fatmawati tentang ‘Mengapa
Indonesia harus merdeka?’. Sejak saat itu soekarno jatuh cinta padanya yang saat itu dia masih
menjadi suami dari Inggit Garnasih. Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang
mengobarkan perang Asia Timur Raya. Semangat politik Soekarno kembali bergelora.
Hatta dan Sjahrir, rival politik Soekarno, mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah
bengisnya dibanding Belanda. Tapi Soekarno punya keyakinan, Jika kita cerdik, kita bisa
memanfaatkan Jepang untuk meraih kemerdekaan. Hatta terpengaruh, tetapi Sjahrir tidak.
Kelompok pemuda progresif pengikut Sjahrir bahkan mencemooh Sukarno-Hatta sebagai
kolaborator. Keyakinan Soekarno tak goyah. Berbagai rintangan dilalui oleh Soekarno dan
Hatta untuk memerdekakan Indonesia tidak sia-sia, pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
mencapai kemerdekaannya melalui proklamasi yang dibacakan Soekarno.
Dari keseluruhan, film ini mampu membuat penonton berada di era 1940an dengan latar
belakang pedesaan serta teknologi yang masih belum berkembang pesat. Penggunaan
bahasanya juga bagus. Pada bulan September 2013, puteri dari
Soekarno, Rachmawati mengkritik bahwa film ini tidak cocok dengan Ario Bayu yang
berperan sebagai Soekarno. Ia merasa aktor Anjasmara yang layak memerankan tokoh tersebut.
Kesimpulan film ini sangat baik untuk membangkitkan rasa nasionalisme kita, di film
ini kita diperlihatkan masa muda Soekarno sang proklamator Indonesia. Tidak hanya itu di film
ini juga mengangkat tokoh-tokoh pejuang lainnya.

Anda mungkin juga menyukai