Anda di halaman 1dari 5

KERAJAAN KUTAI

Kerajaan Kutai Martapura merupakan kerajaan Hindu pertama di Indonesia, dan


dikatakan bahwaagama Hindu telah menyebar dari abad ke-II dan III tahun masehi dibawa
dengan jalan damai melaluipenganutnya yang rata-rata sebagai saudagar, pedagang dan lain-
lain. Mereka menetap di daerah-daerah wilayah Indonesia dan terjadilah pembauran
kebudayaan dan kepercayaan, Corak Hindu diIndonesia dimulainya dengan munculnya
kerajaan Kutai Martapura, Menurut seorang pujangga dari Indiabernama Walmaliki dalam
sebuah kidungnya bernama Ramayana, ia menggambarkan negeri yang kayayang menghasilkan
logam dan tumbuh-tumbuhan serta menjadikan daerah itu menjadi perhatian bangsaHindu
(India), Yunani dan Tiongkok, dan mulai terjadilah suatu gejala politik berupa pendirian
kampung-kampung yang kemudian menjadi hiasan tujuh Negara di Nusa Emas dan Perak, yang
dapat diartikanKerajaan Kutai.
Pada masa petalihan masyarakat kepulauan Indonesia, Kerajaan Kutai mendapat corak
yang luar biasa karena telah berlangsungnya pertemuan antara dua peradaban yang maju, yakni
corak budaya Hindu dan Budha dengan corak budaya asli yang dimiliki bangsa Indonesia yang
berpusat pada tenagatuah dan kesaktian.Mengenai penebaran budaya asli Indonesia menurut
seorang bernama Van Helne Geldern sejak4050 tahun yang lalu, yang meninggalkan sipat-sipat
pelaut dan cara bertani serta berbahasa dankebudayaan lainnya itu berasal dari hulu sungai
Hoang-Ho dan Jang Tse serta sungai Kiang danMekhong (Cina), sedangkan pengaruh dari
Sungai Berahmana Putra dan sungai Irwadi (India) semulaberasal dari Semenanjung (Malaysia)
yang menuju ke Kalimantan, Filipina, kepulauan Formosa, Jepang,pulau Sumatra dan Jawa,
serta Irian. Pada zaman itu orang Yunani menyebut Kepulauan Nusantaradengan nama La
Badlon, sedangkan orang Arab menyebutnya Sajabidja

SEJARAH KERAJAAN KUTAI


Kutai adalah Hindu-Buddha pertama ada di Indonesia. Letak Kutai kira-kira ada di
daerah Muarakaman, di tepi sungai Mahakam di provinsi Kalimantan Timur. Dulu, daerah
sungai Mahakam bisa dilayari sampai daerah Muarakaman sehingga cocok banget buat
perdagangan. Karena zaman dulu itu nggak ada internet, buat tahu perkembangan Kutai, kita
butuh sumber sejarah. Sumber sejarah utama Kutai adalah yupa.
Yupa itu bentuknya kayak tugu peringatan, tapi ada tulisannya. Prasasti yupa ini ada di
era raja Mulawarman, sekitar abad ke 5 Masehi. Tulisan yupa ini ditulis dalam huruf pallawa
dan bahasa sansekerta. Salah satu yupa itu memberi tahu kita silsilah keluarga Raja
Mulawarman. Mulai dari kakeknya, Kudungga, hingga ayahnya, Aswawarman, dianggap
seperti dewa Ansuman atau Dewa Matahari.
Raja Mulawarman adalah pemeluk Hindu penyembah dewa Siwa sangat dermawan.
Menurut sejarah, Raja Mulawarman bahkan mengorbankan 20 ribu ekor lembu dan kurban
emas untuk kaum Brahmana. Sebagai rasa terima kasih, kaum Brahmana membuatkan yupa
khusus untuk Raja Mulawarman.
Pada masa pemerintahan Raja Mulawarman, Kutai mengalami masa sangat baik.
Pertaniannya subur, dan dilewati jalur perdagangan.
Sementara itu pada abad XIII di muara Sungai Mahakam berdiri Kerajaan bercorak
Hindu Jawa yaitu Kerajaan Kutai Kertanegara yang didirikan oleh salah seorang pembesar dari
Kerajaan Singasari yang bernama Raden Kusuma yang kemudian bergelar Aji Batara Agung
Dewa Sakti dan beristerikan Putri Karang Melenu sehingga kemudian menurunkan putera
bernama Aji Batara Agung Paduka Nira.
Proses asimilasi (penyatuan) dua kerajaan tersebut telah dimulai pada abad XIII dengan
pelaksanaan kawin politik antara Aji Batara Agung Paduka Nira yang mempersunting Putri
Indra Perwati Dewi yaitu seorang puteri dari Guna Perana Tungga salah satu Dinasti Raja
Mulawarman (Martadipura), tetapi tidak berhasil menyatukan kedua kerajaan tersebut. Baru
pada abad XVI melalui perang besar antara kerajaan Kutai Kertanegara pada masa
pemerintahan Aji Pangeran Sinum Panji Ing dengan Kerajaan Kutai Mulawarman
(Martadipura) pada masa pemerintahan Raja Darma Setia.
Dalam pertempuran tersebut Raja Darma Setia mengalami kekalahan dan gugur di
tangan Raja Kutai Kertanegara Aji Pangeran Sinum Panji, yang kemudian berhasil menyatukan
kedua kerajaan Kutai Tersebut sehingga wilayahnya menjadi sangat luas dan nama
kerajaannyapun berubah menjadi Kerajaan Kutai Kertanegara Ing Martadipura yang kemudian
menurunkan Dinasti Raja-raja Kutai Kertanegara sampai sekarang.

RAJA-RAJA YANG PERNAH BERKUASA DI KERAJAAN KUTAI.


1. Maharaja Kudungga, gelar anumerta Dewawarman (pendiri)
2. Maharaja Asmawarman (anak Kundungga)
3. Maharaja Mulawarman (anak Aswawarman)
4. Maharaja Marawijaya Warman
5. Maharaja Gajayana Warman
6. Maharaja Tungga Warman
7. Maharaja Jayanaga Warman
8. Maharaja Nalasinga Warman
9. Maharaja Nala Parana Tungga Warman
10. Maharaja Gadingga Warman Dewa
11. Maharaja Indra Warman Dewa
12. Maharaja Sangga Warman Dewa
13. Maharaja Candrawarman
14. Maharaja Sri Langka Dewa Warman
15. Maharaja Guna Parana Dewa Warman
16. Maharaja Wijaya Warman
17. Maharaja Sri Aji Dewa Warman
18. Maharaja Mulia Putera Warman
19. Maharaja Nala Pandita Warman
20. Maharaja Indra Paruta Dewa Warman
21. Maharaja Dharma Setia Warman

KEHIDUPAN SOSIAL MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI.


. Kehidupan Sosial
Pada kerajaan Kutai memiliki golongan masyarakat yang telah menguasai bahasa sansekerta
dan bisa menulis huruf Pallawa yaitu golongan para Brahmana. Golongan yang lain ialah suatu
golongan ksatria yang terdiri atas kerabat dari Raja Mulawarman. Pada masyarakat kutai akan
sendiri merupakan suatu golongan penduduk yang masih erat memegang teguh suatu
kepercayaan asli dari leluhur mereka. Mulawarman kemudian menjadi penganut agama hindu
syiwa dan golongan para brahmana.

. Kehidupan politik
Kudungga tak dianggap menjadi sebagai pendiri dari dinasti karena menggunakan konsep
keluarga raja di zaman tersebut masih terbatas di para keluarga raja yang sudah menyerap
kebudayaan india pada setiap kehidupan dalam sehari-hari. Raja mulawaranman juga
menciptakan adanya stabilitas politik dimana pada masa pemerintahannya tersebut. Itu terlihat
dari adanya Yupa yang menyebutkan bahwa Mulawarman menjadi raja berkuasa, kuat dan
bijaksana.

. Kehidupan ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India.
Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut
memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat
Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.

PENINGGALAN SEJARAH KERAJAAN KUTAI


1. Singgasana Sultan adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Kutai yang masih
terjaga sampai saat ini. Benda ini diletakan di Museum Mulawarman.
Pada zaman dahulu Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji Muhammad Sulaimanserta raja-
raja Kutai sebelumnya. Sultan aji muhhammad yang namanya sekarang di jadikan nama
bandara internasional balikpapan sepinggan sejak tahun 2014.  Singgasana Sultan ini
dilengkapi dengan payung serta umbul-umbul serta peraduan pengantin Kutai Keraton.
 
2. Kering Bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri Aji Putri Karang
Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama. Berdasarkan cerita dari masyarakat
menyebutkan bahwa putri ini merupakan putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut
di atas bambu. Di dalam gong tersebut terdapat bayi perempuan, telur ayam dan sebuah kering.
Kering ini diyakini sebagai Keris Bukit Kang.
 
3. kura-kura emas. Benda yang memiliki ukuran sebesar kepalan tangan ini ditemukan di
daerah Long Lalang, daerah yang berada di hulu Sungai Mahakam. Dari riwayat yang
diketahui benda ini merupakan persembahan dari seorang pangeran dari Kerajaan China untuk
Putri Raja Kutai, Aji Bidara Putih. Kura-kura emas ini merupakan bukti dari pangeran tersebut
untuk mempersunting sang putri.
 
4. Pedang Sultan Kutai terbuat dari emat padat. ciri ciri dari pedanh sultan kutai ini
terdapat pada corak gagang pedang terdapat ukiran gambar seekor harimau yang siap untuk
menerkam mangsanya. kemudian pada bagian ujung pedang terdapat hiasan seekor buaya.
Namun anda tidak akan menemukan pedang sultan kutai ini di museum Mulawarman kutai,
namun tersimpan di Museum Nasional di Jakarta.
 
5. Kalung Ciwa yang ditemukan oleh pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman. Kalung
ini ditemukan oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan Muara Kaman pada tahun 1890.
Saat ini Kalung Ciwa masih digunakan sebagai perhiasan oleh sultan dan hanya dipakai ketika
ada pesta penobatan sultan baru.
 
6. Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan Kutai yang terbuat dari
emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat ini masih tersimpan di Museum Nasional
Jakarta. Benda bersejarah yang satu ini ditemukan di Mura Kaman, Kutai Kartanegara pada
tahun 1890. Sedangkan yang dipajang di Museum Mulawarman merupakan ketopong tiruan.
 
7. Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai yang paling tua. Dari
prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai di Kalimantan. Di dalam prasasti ini
terdapat tulisan-tulisan yang menggunakan bahasa Sansekerta dan juga aksara/huruf
Pallawa. Isi dari Prasasti Yupa mengungkapkan sejarah dari Kerajaan Hindu yang berada di
Muara Kaman, di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Secara garis besar prasasti
tersebut menceritakan tentang kehidupan politik, sosial dan budaya Kerajaan Kutai.
 
KERUNTUHAN KERAJAAN KUTAI
Kerajaan Kutai berakhir saat Raja Kutai yang bernama Maharaja Dharma Setia tewas
dalam peperangan di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji Pangeran Anum Panji
Mendapa. Perlu diingat bahwa Kutai ini (Kutai Martadipura) berbeda dengan Kerajaan Kutai
Kartanegara yang ibukotanya pertama kali berada di Kutai Lama (Tanjung Kute). Kutai
Kartanegara inilah, di tahun 1365, yang disebutkan dalam sastra Jawa Negarakertagama. Kutai
Kartanegara selanjutnya menjadi kerajaan Islam yang disebut Kesultanan Kutai
Kartanegara.Kerajaan.
Sejak tahun 1735 kerajaan Kutai Kartanegara yang semula rajanya bergelar Pangeran berubah
menjadi bergelar Sultan (Sultan Aji Muhammad Idris) dan hingga sekarang disebut Kesultanan
Kutai Kartanegara.

KESIMPULAN
Kerajaan Kutai berada di kalimantan Timur, yaitu di sungai hulu Mahakam. Nama
kerajaan ini disesuaikan dengan nama tempat penemuan  prasasti, yaitu didaerah Kutai.
kaltim telah berdiri dan berkembang kerajaan yang mendapatkan pegaruh Hindu adalah
beberapa penemuan berupa batu bertulis atau Prasasti. Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu
yang disebut Yupa. Yupa ini berfungsi utuk mengikat hewan Korban. Korban itu merupakan
pwersembahan rakyat kepada para Dewa yang dipujanya.
Kehidupan sosial dan budayanya pun sangat menjujung tinggi nilai kebudayaan yang
ada. Kehidupan ekonomi masyarakat kutai sangat makmur, dengan bukti bahwa Kerajaan Kutai
berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang
menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan
perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah
memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Masa keruntuhan Kerajaan Kutai runtuh ketika Raja Dharma Setia  tewas ditangan Raja Kutai
Kartanegara.  Raja Dhamarmasetia adalah anak dari Raja Mulawarman, cucu dari Raja
Asmawarman, buyut dari Raja Kudungga. Dan Raja Dharma Setia adalah Raja terakhir
diKerajaan Kutai

Anda mungkin juga menyukai