Anda di halaman 1dari 11

PERLAWANAN RAKYAT DIPONEGORO DAN BANJAR TERHADAP

KOLONIAL BELANDA

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok yang dibina oleh Bu Mahrita, S.Pd

Disusun oleh:
Azkiya Permata Hafziah
Jilan Sakha’ Zahra
Muhammad Aufa Nabilurrahman
Nabila Khalisha
Rangga Bintang Samudra

SMAN 7 BANJARMASIN
SEPTEMBER 2021
KATA PENGANTAR

Puji syujur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Hidayah,
Inayah, dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyusun dan menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perlawanan Rakyat Diponegoro dan Rakyat Banjar
Terhadap Kolonial Belanda” dengan sebaik-baiknya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kelompok mata pelajaran Sejarah Wajib dan juga untuk meningkatkan kesadaran
anak bangsa dalam mempelajari sejarah Indonesia. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua puhak yang telah membantu dan memperlancar
penyusunan makalah ini.

Akhir kata, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah di masa
mendatang. Kami berharap makalah ini dapat menamvah referensi para pembaca.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dikutip dari A History of Modern Indonesia since c. 1200 (2008) karya
MC Ricklefs, Belanda pertama tiba di Nusantara pada 1596 di bawah pimpinan
Cornelis de Houtman. Kedatangan Belanda di Indonesia pada akhir abad ke-16 itu
awalnya untuk berdagang. Reaksi rakyat pribumi saat itu beragam. Ada yang
menolak, namun ada yang menyambut ramah bahkan bekerja sama. 
Namun, munculnya keserakahan kolonial belanda untuk menguasai
Nusantara yang notabene nya pada saat itu daerah penghasil rempah-rempah
menjadikan mereka banyak memeras, menindas, dan merampas hak-hak rakyat
Nusantara. Dari situ, mulai banyak perlawanan dari pahlawan-pahlawan kita yang
masih bersifat kedaerahan. Salah satu nya, perlawanan rakyat Diponegoro dan
rakyat Banjar.
Tugas kita sebagai penerus bangsa sudah semestinya harus bisa
melanjutkan perjuangan para pendahulu yang rela berkorban tanpa jasa dan berani
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Sebagai generasi muda seharusnya
dapat melanjutkan tonggak harapan ini untuk mengisi kemerdekaan dengan cara
meningkatkan akhlak dan pengetahuan tentang sejarah Indonesia.
Nah, makalah ini akan memuat apa saja yang melatarbelakangi, bagaimana
berjalan dan berakhirnya tentang “Perlawanan Rakyat Diponegoro dan Rakyat
Banjar Terhadap Kolonial Belanda”

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa latar belakang terjadinya perlawanan rakyat Diponegoro dan rakyat
Banjar?
1.2.2 Bagaimana Perang Diponegoro dan Perang Banjar berjalan?
1.2.3 Bagaimana akhir dari Perang Diponegoso dan Perang Banjar?
1.3 Metode Penulisan
Data dan informasi yang mendukung penulisan dikumpulkan dengan
melakukan penelusuran pustaka, pencarian sumber-sumber yang relevan dan
pencarian data melalui internet. Beberapa data dan informasi yang diperoleh pada
tahap pengumpulan data, kemudian diolah dengan menggunakan suatu metode
analisis deskriptif berdasarkan data sekunder. Aspek-aspek yang akan dianalisis
yaitu latar belakang, jalannya perang, dan berakhinya Perang Diponegoro dan
Perang Banjar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Perlawanan Rakyat Diponegoro dan Rakyat Banjar


I. Perang Diponegoro
Perang Diponegoro adalah perang terbesar yang dialami Belanda. Perlawanan ini
dipimpin Pangeran Diponegoro yang didukung pihak istana, kaum ulama, dan rakyat
Yogyakarta. Perang ini terjadi karena Belanda memasang patok-patok jalan yang melalui
makam leluhur Pangeran Diponegoro. Perang ini terjadi tahun 1825 – 1830.
Berikut sebab-sebab umum yang melatarbelakangi terjadinya perlawanan
Diponegoro, antara lain sebagai berikut :
1. Timbulnya rasa kekecewaan di kalangan para ulama, karena masuknya budaya
barat yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam
2. Belanda ikut campur tangan dalam masalah kesultanan
3. Sebagian dari bangsawan merasa kecewa karena Belanda tidak mau mengikuti
adat istiadat dari keraton.
4. Kehidupan rakyat yang semakin menderita dan juga disuruh kerja paksa dan
harus membayar berbagai macam pajak.

Sebab khusus ialah provokasi yang dilakukan oleh pihak Belanda untuk
merencanakan pembuatan jalan menerobos tanah pangeran Diponegoro dan juga
membongkar makam keramat. Diponegoro tersingkir dari kekuasaan karena telah
menolak untuk berkompromi dengan Belanda dan lebih memilih untuk ke Tegalrejo dan
memusatkan perhatian pada perkembangan keagamaan. Hal ini membuat pangeran marah
dan membangun pertahanan di Selarong dan dukungan kepada Diponegoro datang dari
mana-mana yang membuat pasukan Diponegoro menjadi lebih kuat.

II. Perang Banjar


Perang banjar adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda
yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan Selatan dan
Kalimantan Tengah. Perang Banjar berlangsung antara tahun 1859-1905 (menurut
sumber Belanda 1859-1863. Konflik dengan Belanda sebenarnya sudah dimulai sejak
Belanda memperoleh hak monopoli dagang di Kesultanan Banjar. Dengan ikut
campurnya Belanda dalam urusan kerajaan, kekalutan makin bertambah.
Berikut ini terdapat beberapa sebab umum perang banjar, yaitu sebagai berikut:
1. Rakyat tidak senang dengan merajalelanya Belanda yang mengusahakan
perkebunan dan pertambangan di Kalimantan Selatan.
2. Belanda terlalu banyak campur tangan dalam urusan intern kesultanan.
3. Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan karena daerah ini
ditemukan pertambangan batubara.

Sebab khusus terjadinya perang banjar karena Pangeran Hidayatullah yang


seharusnya menjadi Sultan Banjar tidak disetujui oleh Belanda yang kemudian
menganggap Tamjidullah sebagai sultan yang sebenarnya tidak berhak menjadi sultan.
Kemudian setelah Belanda mencopot Tamjidullah dari kursi sultan, Belanda
membubarkan Kesultanan Banjar. Selain itu juga karena Faktor ekonomi dan politik.

2.2 Jalannya Perang Diponegoro dan Perang Banjar


I. Perang Diponegoro
Pangeran Diponegoro memimpin atas pasukannya dengan perang gerilya.
Gubernur Jenderal Van der Capellen menjalankan strategi yaitu mendirikan benteng di
setiap tempat yang ia kuasai. Dan juga untuk mempersempit gerakan dari pasukan
Diponegoro.
Karena melemahnya kedudukan Diponegoro sehingga menyebabkan ia menerima
tawaran untuk perundingan dengan Belanda Di Magelang. Perundingan inipun gagal
dalam mencapai kata sepakat.
Karena inilah pangeran Diponegoro ditangkap dan dipindahkan ke Manado
kemudian dipindahkan lagi ke Makassar. Perang ini berlangsung selama 5 tahun dan
membawa dampak yang membuat kekuasaan wilayah yogyakarta dan Surakarta
berkurang, dan banyak menguras kas Belanda.

II. Perang Banjar


Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang
gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-benteng
pertahanan di hutan-hutan. Semangat perlawanan dari persatuan rakyat Banjar dan Dayak
diikat dengan relasi kekeluargaan dan kekerabatan melalui ikatan pernikahan. Ikatan
tersebut melahirkan status pegustian dan temenggung yang menjadi sarana pemersatu dan
solidaritas Banjar – Dayak menghadapi Belanda.
Pangeran Antasari juga menggalang kerja sama dengan Kesultanan Kutai
Kertanegara melalui kerabatnya di Tenggarong. Pangeran Antasari menyurati pangeran-
pangeran lainnya dari Kutai seperti Pangeran Nata Kusuma, Pangeran Anom, dan Kerta.
Mereka semua adalah mata rantai penyelundupan senjata api dari Kutai ke Tanah Dusun
(Banjar).
Namun, ketika Perang Banjar dilanjutkan oleh keturunan Pangeran Antasari,
Sultan Kutai Aji Muhammad Sulaiman tidak merespon positif permintaan bantuan dari
Pangeran Perbatasari. Bahkan, Pangeran Perbatasari diserahkan kepada Belanda pada
1885.

2.3 Akhir dari Perang Diponegoro dan Perang Banjar


I. Perang Diponegoro
Untuk menghadapi perang Diponegoro, Belanda harus menarik pasukan yang
dipakai untuk perang di Sumatera Barat. Pada saat itu Belanda juga sedang menghadapi
perang besar yaitu perang padri.
Namun akhirnya Belanda harus melawan kedua belah pihak itu dan belakangan
bersatu untuk berbalik melawan kolonial Belanda. Berakhirnya perang Jawa menjadi
akhir dari perlawanan dari seluruh bangsawan jawa pada waktu itu. Setelah perang ini
berakhir maka jumlah penduduk menyusut.

II. Perang Banjar


Kekuatan-kekuatan dari pasukan banjar makin lama makin lemah. Disamping
persenjataan yang kurang seimbang juga banyaknya pemimpin yang gugur. Tumenggung
Jalil gugur sewaktu mempertahankan Benteng Tundakan tahun 1861. Pada tahun 1862,
Pangeran Hidayat diasingkan ke cianjur pada tahun ini juga Pangeran Antasari wafat
karena sakit. Sultan Kuning anak Datu Aling tertangkap pada tahu 1864.
Yang masih bertahan adalah daerah Tabalong yang dipimpin oleh Penghulu
Rasyid dan Haji Bador, mereka membuat kubu-kubu pertahanan di Sungai Hanyar dan
Pasar Arba. Setelah meninggal Penghulu Rasyid, perang di wilayah Banjar dan hulu
sungai tidak ada lagi, yang masih berlangsung secara sporadic di wilayah Barito di
pimpin oleh Haji Bitahir, Panglima Wangkang, Pangeran Mohammad Seman, Pangeran
Perbatasari, Tumenggung Gamar, dan lain-lain. Perlawanan-perlawanan kecil ini
dianggap berakhir oleh belanda, setelah gugur Pangeran Mohammad Seman anak
Pangeran Antasari di tembak marsose belanda pada tahun 1905.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1.Perang Diponegoro : perjuangan Pangeran Diponegoro atau yang disebut sebagai
Perang Diponegoro atau Perang Jawa adalah, perlawanan Pangeran Diponegoro
melawan penjajah Belanda dan kesultanan Yogyakarta yang dianggap sebagai
boneka Belanda perang ini dimulai pada tahun 1825 terjadi selama 5 tahun sampai
tahun 1830.
ketika Pangeran Diponegoro melancarkan serangan terhadap Kesultanan
Yogyakarta dan Belanda saat itu Jawa dikuasai Belanda dan ditindas oleh
kebijakan Belanda yang sangat merugikan rakyat, maupun para bangsawan barang
berlangsung sengit karena Diponegoro didukung banyak rakyat namun Diponegoro
tidak bisa mengalahkan Belanda karena tidak bisa menaklukkan kota Jogjakarta
dan juga tidak bisa mengalahkan Belanda yang menggunakan sistem benteng yang
membatasi gerakan Diponegoro perang ini berakhir pada tahun 1830 setelah
Belanda menipu Pangeran Diponegoro dengan ajakan bimbing namun malah
ditawan dan dibuang ke Sulawesi.

2.Perang Banjar:
Perang banjar adalah perang perlawanan terhadap penjajahan kolonial Belanda
yang terjadi di Kesultanan Banjar yang meliputi wilayah provinsi Kalimantan
Selatan dan Kalimantan Tengah, Perang Banjar berlangsung antara tahun 1859-
1905. Pangeran Hidayatullah dan Pangeran Antasari menggunakan strategi perang
gerilya dengan membuat kerajaan baru di pedalaman dan membangun benteng-
benteng pertahanan di hutan-hutan. Semangat perlawanan dari persatuan rakyat
Banjar dan Dayak diikat dengan relasi kekeluargaan dan kekerabatan melalui
ikatan pernikahan, Pangeran Antasari juga menggalang kerja sama dengan
Kesultanan Kutai Kertanegara melalui kerabatnya di Tenggarong, Pangeran
Antasari menyurati pangeran dari Kutai, seperti Pangeran Nata Kusuma, Pangeran
Anom, dan Kerta Kutai ke Tanah Dusun (Banjar).
Namun, ketika Perang Banjar dilanjutkan oleh keturunan Pangeran Antasari,
Sultan Kutai Aji Muhammad Sulaiman tidak merespon positif, lalu Pangeran
Perbatasari diserahkan kepada Belanda pada 1885.
Pada tahun 1862, Pangeran Hidayat diasingkan ke cianjur pada tahun ini juga
Pangeran Antasari wafat karena sakit

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
Salamadian. 2019. “PERANG DIPONEGORO : Latar Belakang, Penyebab, Kronologi &
Akhir Perang”, https://salamadian.com/pangeran-perang-diponegoro/ , diakses pada tanggal 3
September 2021. (online)

Kelasips. 2020. “Latar Belakang Perang Banjar (1859-1905)” , https://kelasips.com/perang-


banjar/ , diakses pada tanggal 3 September 2021. (online)

Nailufar, Nibras Nada. 2020. “Reaksi Bangsa Indonesia Terhadap Kedatangan Belanda” ,
https://amp.kompas.com/skola/read/2020/02/06/133000069/reaksi-bangsa-indonesia-
terhadap-kedatangan-belanda , diakses pada tanggal 3 Sepetember 2021 (online)

Alfari, Shabrina. 2018. “Sejarah kelas 11 | Perlawanan Indonesia terhadap Belanda sampai
Awal Abad 20” , https://www.ruangguru.com/blog/strategi-perlawanan-bangsa-indonesia-
terhadap-penjajahan-belanda?hs_amp=true , diakses pada tanggal 3 September 2021 (online)

Sulistiyowati, Anik. 2020. “Sejarah Indonesia” (modul)

Anda mungkin juga menyukai