“PERANG BANJAR”
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
XI MIPA 1
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penyusun mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas mata pelajaran SEJARAH
INDONESIA dengan judul “Perang Banjar”.
Penyusun tentu menyAdari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penyusun mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penyusun mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................10
B. Saran.................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Melihat banyaknya sumber daya alam yang dimiliki oleh Kerajaan Banjar,
Belanda semakin ingin menguasai wilayah Kerajaan Banjar ini. Setelah melakukan
berbagai macam paksaan dan tipu daya, Belanda berhasil melakukan sebuah perjanjian
dengan Sultan Banjar atau Sultan Sulaiman di tahun 1817. Dalam perjanjian itu, Sultan
Sulaiman harus mau untuk menyerahkan sebagian wilayah Banjar seperti daeah Dayak,
Sintang, Bakumpai, Tanah Laut, Mundawai, Kotawaringin, Lawai, Jalai, Pigatan, Pasir
Kutai dan Beran. Dengan adanya perjanjian itu, wilayah Kesultanan Banjar semakin
sedikit dan wilayah Belanda semakin besar.
Bahkan, ada sumber sejarah yang mengatakan bahwa sisa wilayah Banjar hanya
tinggal Hulu Sungai, Martapura dan Banjarmasin. Penyempitan wilayah itu
menyebabkan perubahan kondisi ekonomi Kerajaan Banjar. Penghasilan para
pemimpin kerajaan juga semakin mengecil. Masuknya pola hidup Barat semakin
membuat biaya hidup yang harus dikeluarkan semakin besar. Dengan kesulitan hidup
ini, para pejabat Kerajaan dan Belanda menaikkan jumlah pajak harus dibayarkan oleh
rakyat. Hal ini membuat rakyat semakin menderita dan hal ini juga yang menjadi awal
dari terjadinya perang Bajnar yang terjadi di Kalimantan ini.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai tugas mata pelajaran
SEJARAH INDONESIA dan juga untuk menambah pengetahuan penyusun tentang
sejarah Perang Banjar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada abad keenam belas, Belanda atas nama East United India Company sudah
datang dan menjalin kontrak di Pulau Kalimantan. Tepatnya pada tahun 1606. Pada
tahun 1635, kontrak pertama perdagangan lada ditandatangani bersama dengan
Kesultanan Banjar. Waktu itu, lada merupakan produk mewah di Eropa dan tentunya
menjadi alasan utama Belanda berada di tempat ini. Beberapa dekade berikutnya sudah
muncul peperangan kecil dan bentrokan senjata karena kontrak lada yang tidak
dipenuhi. Yang paling serius adalah insiden pembunuhan 64 orang Belanda dan 21
orang Jepang di Kota Waring pada tahun 1638.
Pada abad kesembilan belas, Herman Willem Daendels selaku Gubernur Hindia
Belanda, memutuskan untuk meninggalkan Banjarmasin atas pertimbangan tidak
ekonomis. Kemudian Inggris mengambil alih Kalimantan sebagai akibat dari Perang
Napoleon pada tahun 1811. Namun, pada Desember 1816, kewenangan Kalimantan
kembali dari Inggris ke Belanda. Belanda menandatangi kontrak baru dengan Sultan.
Pada Januari 1817, bendera Sultan diganti dengan bendera Belanda. Perlahan,
kekuasaan Sultan digantikan oleh Hindia Belanda. Di tahun-tahun berikutnya, timbul
pemberontakan kecil dan ada kontrak tidak adil yang ditandatangani.
3
ini tidaklah gratis. Sultan Tahmidillah II harus membayar daerah Kotawaringin,
Bulungan, Pasir dan Kutai kepada Belanda.
Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Amir yang lahir di tahun 1809.
Pangeran Antasari kecil sudah membenci kehidupan istana yang penuh politik, intrik
dan pengaruh kekuasaan kolonial Belanda. Dia lebih sering hidup di masyarakat biasa,
bermain bersama rakyat biasa, hidup bertani dan berdagang serta mempelajari agama
Islam pada para ulama.
4
Perjanjian yang tidak seimbang ini tentu dipengaruhi oleh tindakan pendahulu
Sultan Adam yaitu Pangeran Nata. Pangeran Nata yang dibantu oleh Belanda untuk
merebut kekuasaan bagaikan bersekutu dengan setan. Akibatnya, Pangeran Nata harus
membalas budi Belanda dengan perjanjian yang sangat menguntungkan Belanda baik
dari jangka pendek maupun jangka panjang.
Pada tanggal 28 April 1859 pecahlah Perang Banjar. Pihak Kesultanan Banjar
dipimpin oleh pahlawan nasional yang sangat dikenal yaitu Pangeran Antasari.
Pangeran
5
Antasari dibantu oleh Pangeran Hidayatullah, Demang Lehman, Haji Buyasin,
Tumenggung Antaluddin, Pangeran Amrullah dan lain-lain. Serangan mengarah ke
tambang Nassau Oranje milik belanda dan Benteng Pengaron. Sebagai reaksi,
Pemerintah Hindia Belanda melakukan intervensi dan mengutus Kolonel Augustus
Johannes Andersen untuk mengambil alih komando militer. Dia dibantu oleh Letnan
Kolonel G. M. Verspyck.
Perang semakin meluas setelah para kepala daerah dan para ulama juga
bergabung dengan pemberontak. Mereka memperkuat tentara Pangeran Antasari dan
Pangeran Hidayatullah melawan penjajah. Sayangnya, pasukan pemberontak kalah oleh
persenjataan Belanda yang begitu canggih dan modern. Setelah terus berperang hingga
tiga tahun, Pangeran Hidayatullah menyerah ke Belanda pada tahun 1861 dan dibuang
ke daerah Cianjur.
6
persediaan dan pasukan bantuan dari Batavia. Karena terus terdesak, Pangeran Antasari
memindahkan markas komando di Sungai Teweh. Dari sana, Pangeran Antasari dibantu
oleh dua putranya seperti Gusti Muhammad Said dan Gusti Muhammad Seman. Selain
itu juga dibantu oleh Kiai Demang Lehman dan Tumenggung Surapati. Tapi beberapa
hari kemudian Pangeran Antasari wafat lalu dimakamkan di Hulu Teweh.
Sejarah Perang Banjar selesai pada tahun 1906 yang ditandai dengan kekalahan
Pangeran Antasari dan Kesultanan Banjarmasin. Korban di pihak Banjar lebih dari
enam ribu jiwa. Sementara pihak kolonial kehilangan tiga ribu hingga lima ribu orang
dan dua kapal uap yang tenggelam. Pasca perang ini, Belanda semakin menusukkan
taring dan kukunya di tanah Kalimantan.
7
D. Tokoh Pahlawan Perang Banjar
1. Pangeran Hidayatullah
2. Pangeran Antasari
3. Demang Lehman
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/perang-banjar.html
http://www.guruips.com/2016/09/perlawanan-rakyat-banjar-pangeran.html
http://warofweekly.blogspot.com/2010/09/perang-banjar-1859-1905.html
https://sejarahlengkap.com/indonesia/sejarah-perang-banjar
https://sultansinindonesieblog.wordpress.com/perang-belanda/kalimantan-perang-
banjar-1859-1905/
https://www.merdeka.com/pendidikan/awal-mula-terjadinya-perang-banjar-di-
kalimantan.html
https://haruai-wirang.blogspot.com/2016/11/10-daftar-pahlawan-perang-banjar_32.html
11