Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KERAJAAN ISLAM BANTEN

DISUSUN OLEH :
1. Jannicka Putri Soleha
2. Adista Aviliani Agza
3. Dinda Annisa Rahmadanti
4. Muhammad Farrell Tristan Adrian

Guru Pengampuh :
Mardiana, S.Pd

SMA NEGERI 3 PRABUMULIH TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb

Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Berkat rahmat dan hidayah nya kami dapat menyelesaikan makalah
“Kerajaan Islam Banten” tepat pada waktu nya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan oleh Ibu Mardiana, S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah. Selain itu,
makalah ini bertujuan untuk menambah dan memperluas wawasan kami semua sebagai
penulis khususnya dan pembaca mengenai Kerajaan Mataram.
Kami semua mengucapkan terima kasih kepada Ibu Mardiana, S.Pd yang telah
memberikan tugas ini sehingga kami semua menyadari bahwa masih ada beberapa
pengetahuan yang belum kami ketahui didalam materi ini. Juga terima kasih bagi yang
sudah menyumbangkan dan berkontribusi untuk semua ide-ide dan refrensi yang di
dapatkan dengan usaha dan kerja keras semua orang sehingga makalah ini dapat di
selesaikan dengan baik.
Meskipun makalah ini telah di selesaikan dengan baik, jika Ibu Guru atau pembaca
yang telah membaca makalah ini menemukan kesalahan baik dari segi teknik penulisan
maupun isi, maka kami mohon maaf kepada kalian semua. Oleh karena itu, kritik dan
saran akan kami persilahkan agar makalah yang akan dibuat selanjutnya dapat menjadi
lebih baik dan lebih baik lagi.

Prabumulih, 5 Juni 2023

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

Bab I PENDAHULUAN 4

A.Latar Belakang 4

B.Rumusan masalah 4

C.Tujuan 4

Bab II PEMBAHASAN 5

A.Berdirinya Kerajaan Banten 5

B.Perjalanan Kerajaan Banten5

C.Sumber Sejarah Kesultanan Banten 6

D.Aspek Kehidupan Masyarakat 9

Bab III PENUTUP 11

A. Kesimpulan 11
B. Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada awalnya Kesultanan Banten hanyalah sebuah kadipaten yang berada di
bawah kerajaan padjajaran yang bercorak Hindu. Wilayah kerajaan ini adalah salah
satu wilayah dalam jalur perdagangan internasional. Banten merupakan salah satu
pelabuhan kerajaan ini dan wilayah wilayah lain. Ekspor utama pelabuhan Banten
adalah lada dan beras.

Kerajaan Banten adalah kerajaan yang islam yang berdiri pada tahun 1528,
saat Kerajaan Demak memperluas pengaruhnya ke kawasan pesisir barat pulau
Jawa, dengan menaklukan beberapa kawasan pelabuhan salah satunya Banten yang
kemudian menjadikannya sebagai pangkalan militer serta kawasan perdagangan.
Penaklukan ini dilakukan oleh Maulana Hasanudin. Setelah penaklukan, Maulana
Hasanuddin mendirikan benteng pertahanan yang dinamakan surosowa, yang
akhirnya menjadi Kerajaan Banten.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana berdirinya kesultanan banten?
2. Apa saja sumber sejarah kesultanan banten?
3. Bagaimana sejarah kejayaan dan keruntuhan kesultanan banten?
4. Bagaimana kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya kesultanan banten ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya kesultanan banten.
2. Untuk mengetahui sumber sejarah kesultanan banten.
3. Untuk mengetahui sejarah kejayaan dan keruntuhan kesultanan banten.
4. Untuk mengetahui kondisi politik, ekonomi dan sosial budaya kesultanan
banten

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Berdirinya Kerajaan Banten


Kesultanan Banten merupakan kerajaan Islam yang pernah berdiri dan berjaya
di ujung barat pulau Jawa, yaitu di Provinsi Banten saat ini. Kesultanan Banten
didirikan pada abad ke-16 Masehi oleh Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah,
meski sang sunan tidak pernah menjadi raja di sana.

Raja pertama Kesultanan Banten adalah Sultana Maulana Hasanuddin (1552-


1570 Masehi), yang juga putra Sunan Gunung Jati. Adapun raja terbesar Kesultanan
Banten adalah Sultan Ageng Tirtayasa, yang berkuasa pada periode 1651-1683
Masehi. Kesultanan Banten berdiri sebagai manifestasi dari penyebaran Islam dan
kemenangan pasukan Demak mengusir Portugis dari Sunda Kelapa.

Sebelum menjadi daerah Islam, Banten merupakan bagian dari Kerajaan


Pajajaran. Dalam catatan sejarah disebutkan, Pajajaran menjalin kerja sama dengan
Portugis yang saat itu sudah berkuasa di Malaya. Dari kerja sama ini, Pajajran
berharap dapat bantuan Portugis untuk membendung pengaruh Demak yang sudah
mencapai Jawa bagian barat. Namun, usaha Pajajaran tersebut gagal. Portugis yang
sudah berada di Sunda Kelapa berhasil diusir tentara gabungan Demak dan Cirebon
yang dipimpin Fatahillah. Di Pelabuhan Banten juga demikian. Belum sempat
Portugis bercokol di pelabuhan itu, Sunan Gunung Jati keburu menguasainya dari
Pajajaran. Keberhasilan Sunan Gunung Jati merebut Banten tercatat pada periode
tahun 1525-1526. Sunan Gunung Jati kemudian menetap beberapa saat di Banten
dan membentuk suatu pemerintahan. Pada tahun 1552, Sunan Gunung Jati memilih
kembali ke Cirebon, dan kekuasaan Banten diserahkan kepada anaknya, Maulana
Hasanuddin. Maulana Hasanuddin lantas dinobatkan sebagai raja pertama
Kesultanan Banten, dan mengembangkan Pelabuhan Banten menjadi pusat
perdagangan internasional. Lambat laun Banten menjelma menjadi pusat
perdagangan besar yang melibatkan pedagang-pedagang dari mancanegara.
Komoditas utama Kesultanan Banten adalah lada, yang menjadi primadona dalam
perdagangan pada zaman itu.

Kesultanan Banten sendiri mencapai puncak kejayaannya saat diperintah oleh


Sultan Ageng Tirtayasa 1651-1683. Sultan Ageng mengembangkan wilayah
Kesultanan Banten hingga hampir separuh Jawa Barat, Selat Sunda, hingga
Lampung. Pelabuhan Banten sangat diminati pedagang pada saat itu. Pasalnya,
Kesultanan Banten tidak menerapkan monopoli, sehingga perdagangan bisa
berlangsung secara terbuka. Selain perdagangan, Banten juga menjadi daerah yang
inklusif bagi semua golongan. Meskipun diperintah dengan sistem Islam, namun
kebebasan beragama sangat terjamin di Banten. Bahkan pada tahun 1673, dibangun
sebuah kelenteng di Pelabuhan Banten sebagai simbol kebebasan beragam
Kemajuan Banten ini menarik perhatian kekuatan besar saat itu, seperti Portugis,
Spanyol, hingga Belanda

5
B. Perjalanan Kerajaan Banten

1. Masa Kejayaan Kerajaan Banten


Puncak kejayaan ini terjadi pada era Sultan Ageng Tirtayasa. Puncak kejayaan
tersebut dapat terlihat dari meluasnya wilayah perdagangan Banten, yaitu sampai
ke wilayah selatan Pulau Sumatera dan Kalimantan.

Pada masa itu, Kerajaan Banten adalah kerajaan Islam terbesar di Indonesia
dan Sultan Ageng Tirtayasa menjadi tokoh yang gencar melawan dominasi dan
pengaruh VOC, yaitu kongsi dagang Belanda.

Selain itu, era pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa menjadikan Banten


sebagai wilayah perdagangan internasional, yaitu bertemunya pedagang lokal dan
pedagang Eropa. Tidak hanya itu, masa kejayaan ini mencakup berdirinya armada
laut yang tujuannya melindungi aktivitas perdagangan dari ancaman kerajaan-
kerajaan lainnya, termasuk kerajaan di Eropa.

Singkatnya, masa kejayaan ini mencakup majunya kekuatan politik dan


angkatan perang Kerajaan Banten.

2. Masa Kemunduran Kerajaan Banten


Kerajaan Banten mengalami kemunduran setelah Sultan Ageng Tirtayasa turun
takhta dan digantikan dengan putranya, Sultan Haji (1671-1686). Berbeda dengan
ayahnya yang anti VOC, Sultan Haji cenderung ingin menjalin hubungan baik dengan
VOC.

Hal ini menyebabkan perselisihan di antara keduanya. VOC memanfaatkan


situasi ini dengan memberi dukungan terhadap Sultan Haji dan pada akhirnya
berhasil meraih kemenangan atas konflik terhadap Sultan Ageng Tirtayasa.

Pada tahun 1813, Kerajaan Banten menyerahkan kekuasaannya kepada


pasukan Inggris, di bawah kepemimpinan Sir Thomas Stamford Raffles. 

C. Sumber Sejarah Kesultanan Banten


Dari mana saja sumber sejarah Kerajaan Islam Banten ini? Ada 8 yang bisa kami
sampaikan, yaitu sebagai berikut:

1. Sumber Lisan dan Tradisional


Dalam cerita sejarah Banten, disebutkan bahwasanya ketika gabungan
pasukan dari kesultanan Cirebon dan Demak mencapai wilayah Wahanten Girang,
kedua kelompok pasukan tersebut memihak kepada Maulana Hasanuddin yang
kemudian mendirikan kesultanan Banten.

Sumber lisan dan tradisional menceritakan bahwa Maulana Hasanuddin


melakukan banyak aktivitas dakwah di wilayah pedalaman Wahanten. Aktivitas
dakwah ini berhasil menarik simpati masyarakat, namun salah satu tokoh bernama
Arya Suranggana menentang kegiatan dakwah tersebut.

6
Arya Suranggana kemudian menantang Maulana Hasanuddin untuk
bertanding sabung ayam, apabila dimenangkan oleh Arya Suranggana maka
Maulana Hasanuddin harus menghentikan dakwahnya, dan sebaliknya jika berhasil
memenangkannya maka aktivitas dakwah tetap dilanjutkan.

Sabung ayang tersebut akhirnya dimenangkan oleh Maulana Hasanuddin, dan


ia berhak melanjutkan dakwahnya. Sementara Arya Suranggana dan beberapa
masyarakat yang ikut menolak dakwah tersebut memilih untuk pergi ke hutan di
sebelah selatan. Wilayah Banten Girang kemudian dijadikan sebagai pesanggrahan
penguasa Islam.

2. Catatan Joa De Barros


Joa de Barros merupakan sejarawan Portugis yang hidup pada tahun 1496
hingga 1570. Setelah melakukan perjalanan di Asia, ia membuat catatan berjudul
Decadas da Asia. Dalam catatannya tersebut, ia menyebutkan bahwa semenjak
Banten dan Sunda Kelapa dikuasai oleh kesultanan Islam, wilayah Banten kemudian
lebih ramai dikunjungi oleh kapal-kapal dari berbagai negara di dunia.

3. Sumber dari Eropa


Dari berbagai sumber sejarah kerajaan Banten yang berasal dari Eropa,
disebutkan bahwa sekitar tahun 1672 di kesultanan Banten diperkirakan kurang
lebih sekitar 100 ribu hingga 200 ribu orang laki-laki yang siap untuk berperang.
Sementara dari sumber lainnya menyebutkan bahwa terdapat 10 ribu orang yang
siap memanggul senjata.

Berdasarkan sumber dari Eropa, yang paling dapat dipercaya berasal dari
Dagh Register (16.1.1673). Isi sumber ini menyebutkan bahwa telah dilakukan
sensus oleh VOC pada tahun 1673, dalam sensus tersebut disebutkan bahwa sekitar
55 ribu orang di kota Banten mampu untuk menggunakan senapan dan tombak.
Sementara jika keseluruhan penduduk dihitung, jumlahnya mencapai 150 ribu,
termasuk, perempuan, anak dan lansia.

4. Naskah Sanghyang Siksakanda Ng Karesia


Sumber sejarah kerajaan Banten selanjutnya isinya berkaitan dengan
perekonomian di kesultanan Islam ini. Selain bertumpu pada bidang perdagangan
(daerah pesisir), kegiatan ekonomi perladangan juga sudah dilakukan oleh
masyarakat kawasan pedalaman. Dalam naskah ini disebutkan istilah pahuma
(peladang), panyadap (penyadap) dan panggerek (pemburu). Selain itu, terdapat
juga nama-nama peralatan, seperti baliung, kujang, kored, patik dan sadap.

7
5. Masjid Agung Banten
Setelah mengetahui sumber lisan dan tertulis yang sudah disebutkan diatas,
salah satu sumber sejarah kerajaan Banten dalam bentuk bangunan adalah masjid
Agung Banten. Masjid ini merupakan peninggalan kesultanan Banten. Lokasinya
berada di Desa Banten Lama, jaraknya kira-kira 10 km dari kota Serang.

Masjid Agung Banten dibangun pada tahun 1652, yaitu pada masa Sultan
Maulana Hasanuddin (putera Sunan Gunung Jati). Masjid ini memiliki corak yang
unik, seperti menaranya mirip dengan mercusuar, terdapat serambi di bagian kanan
dan kiri bangunan, dan atap masjid menyerupai atap pagoda.

6. Istana Keraton Kaibon Banten


Selain masjid Agung Banteng, peninggalan sejarah kerajaan Banten yang dapat
dijadikan sumber sejarah yaitu istana keraton Kaibon. Menurut sejarahnya, istana
ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Bunda Ratu Aisya (ibunda dari Sultan
Syaifudin).

Namun sangat disayangkan, bangunan istana telah hancur dan menyisakan


reruntuhannya saja. Hancurnya bangunan Istana disebabkan karena serangan yang
dilakukan oleh pihak kolonial Belanda, tepatnya pada masa pemerintahan Gubernur
Daendels pada tahun 1832.

7. Istana Keraton Surosowan Banten


Istana kedua peninggalan kesultanan Banten adalah istana keraton
Surosowan. Istana ini dulunya digunakan sebagai tempat tinggal Sultan Banten,
sekaligus sebagai kantor pusat pemerintahan. Namun nasib istana ini sama dengan
istana sebelumnya, yaitu hanya menyisakan puing-puing saja. Namun yang menarik
di bekas istana ini terdapat bangunan kolam pemandian pada putri.

8. Benteng Speelwijk
Sumber sejarah kerajaan Banten selanjutnya adalah berupa benteng bernama
Speelwijk. Sebagai salah satu kerajaan maritim, Banten memiliki benteng dan
mercusuar. Benteng ini dibangun pada tahun 1585, dan memiliki tinggi 3 meter.
Fungsi utama benteng ini digunakan sebagai pertahanan terdepan dari upaya
serangan laut yang dilakukan oleh pihak musuh.

Selain itu, benteng Speelwijk juga digunakan sebagai lokasi yang strategis
untuk mengawasi aktivitas pelayaran di Selat Sunda. Uniknya, di benteng ini
terdapat sebuah terowongan yang menuju ke istana keraton Surosowan. Selain
terowongan, di benteng ini juga terdapat beberapa meriam.

Selain beberapa peninggalan kerajaan Banten yang sudah disebutkan tersebut.


Terdapat juga peninggalan lain yang dapat dijadikan sumber sejarah kerajaan
Banten, seperti keris panunggul naga, mahkota binokasih, dan keris naga sasra.

8
C. Aspek Kehidupan Masyarakat
Aspek kehidupan Kerajaan Banten meliputi :

1) Kehidupan Politik
Sultan pertama Kerajaan Banten ini adalah Sultan Hasanuddin yang
memerintah tahun 1522-1570. Ia adalah putra Fatahillah, seorang panglima tentara
Demak yang pernah diutus oleh Sultan Trenggana menguasai bandarbandar di Jawa
Barat. Pada saat Kerajaan Demak berkuasa, daerah Banten merupakan bagian dari
Kerajaan Demak. Namun setelah Kerajaan Demak mengalami kemunduran, Banten
akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak.

Jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (1511) membuat para pedagang muslim


mengangkut jalur kapal pesiarnya melalui Selat Sunda. Pada masa pemerintahan
Sultan Hasanuddin, Kerajaan Banten berkembang menjadi pusat
perdagangan. Hasanuddin memperluas kekuasaan Banten ke daerah penghasil lada,
Lampung di Sumatera Selatan yang sejak lama memiliki hubungan dengan Jawa
Barat. Karena itu, ia telah meletakkan dasar-dasar bagi kemakmuran Banten sebagai
pelabuhan lada. Pada tahun 1570, Sultan Hasanuddin wafat.

Penguasa Banten selanjutnya adalah Maulana Yusuf (1570-1580), putra


Hasanuddin. Di bawah kekuasaannya Kerajaan Banten pada tahun 1579 berhasil
menaklukkan dan menguasai Kerajaan Pajajaran (Hindu). Akibatnya pendukung
setia Kerajaan Pajajaran menyingkir ke pedalaman, yaitu daerah Banten Selatan,
mereka dikenal dengan Suku Badui. Setelah Pajajaran ditaklukkan, konon kalangan
elite Sunda menganut agama Islam.

Maulana Yusuf diwajibkan oleh Maulana Muhammad (1580-1596). Pada akhir


kekuasaannya, Maulana Muhammad menyerang Kesultanan Palembang. Dalam
upaya menaklukkan Palembang, Maulana Muhammad tewas dan selanjutnya putra
mahkotanya yang bernama Pangeran Ratu naik tahta. Ia bergelar Sultan Abul
Mufakhir Mahmud Abdul Kadir. Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaan pada
masa putra Pangeran Ratu yang bernama Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682). Ia
sangat melawan kekuatan Belanda.Usaha untuk mengalahkan orang-orang Belanda
yang telah membentuk VOC serta menguasai pelabuhan Jayakarta yang dilakukan
oleh Sultan Ageng Tirtayasa mengalami kegagalan. Setelah pemerintahan Sultan
Ageng Tirtayasa, Banten mulai dikuasai oleh Belanda di bawah pemerintahan Sultan
Haji.

2) Kehidupan Ekonomi

Banten di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa dapat berkembang


menjadi bandar perdagangan dan pusat penyebaran agama Islam. Adapun faktor-
faktornya ialah: (1) letaknya strategis di lalu lintas perdagangan; (2) jatuhnya
Malaka ke tangan Portugis, sehingga para pedagang Islam tidak lagi singgah di

9
Malaka namun langsung menuju Banten; (3) Banten mempunyai bahan ekspor
penting yakni lada.

Banten yang menjadi maju banyak dikunjungi pedagang-pedagang dari Arab,


Gujarat, Persia, Turki, Cina dan sebagainya. Di kota dagang Banten segera terbentuk
perkampungan-perkampungan menurut asal bangsa itu, seperti orang-orang Arab
mendirikan Kampung Pakojan, orang Cina mendirikan Kampung Pacinan, orang-
orang Indonesia mendirikan Kampung Banda, Kampung Jawa dan sebagainya.

3) Kehidupan Sosial – Budaya


Sejak Banten di-Islamkan oleh Fatahilah (Faletehan) tahun 1527, kehidupan
sosial masyarakat secara bertahap-angsur mulai berlandaskan ajaran-ajaran
Islam. Setelah Banten berhasil mengalahkan Pajajaran, pengaruh Islam semakin
kuat di daerah pedalaman. Pendukung kerajaan Pajajaran menyingkir ke
pedalaman, yakni ke daerah Banten Selatan, mereka dikenal sebagai Suku
Badui. Kepercayaan mereka disebut Pasundan Kawitan yang artinya Pasundan yang
pertama. Mereka mempertahankan tradisi-tradisi lama dan menolak pengaruh
Islam.

Kehidupan sosial masyarakat Banten semasa Sultan Ageng Tirtayasa cukup


baik, karena sultan menjaga kehidupan dan kesejahteraan rakyatnya. Namun
setelah Sultan Ageng Tirtayasa meninggal, dan adanya campur tangan Belanda
dalam berbagai kehidupan sosial masyarakat berubah menurun tajam. Seni budaya
masyarakat ditemukan pada bangunan Masjid Agung Banten (tumpang lima), dan
bangunan gapura-gapura di Kaibon Banten. Di samping itu juga bangunan istana
yang dibangun oleh Jan Lukas Cardeel, orang Belanda, pengungsi dari Batavia yang
menganut agama Islam. Susunan istananya menyerupai istana raja di Eropa.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada tahun 1546, Sultan Trenggono, Sultan kerajaan Demak gugur dalam
penyerangan Kerajaan Demak ke Pasuruan. Hal ini menyebabkan terjadinya
kekacauan dalam tubuh Kerajaan Demak sendiri. Negara-negara bagian atau
kadipaten berusaha untuk memisahkan diri. Kerajaan Banten yang saat itu dipimpin
oleh Hassanudin merupakan salah satu kadipaten yang ikut berusaha melepaskan
diri dari kerajaan induknya, Demak. Akhirnya padatahun 1568, Banten benar-benar
terlepas dari kerajaan Demak. Pada tahun tersebut pula, Kerajaan Banten resmi
berdiri dengan Maulana Hassanudin sebagai Sultan pertamanya.

Islam telah memasuki wilayah Banten sebelum Kesultanan Banten berdiri.


Agama ini dibawa oleh para pedagang Arab pada akhir abad ke-15. Karena itu,
posisi Banten sebagai jalur perdagangan internasional sangat menentukan dalam
penyebaran Islam ke tanah Banten ini.

Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan Ageng


Tirtayasa. Kejayaan tersebut berhasil diraih dalam berbagai bidang seperti politik,
ekonomi, perdagangan, kebudayaan, maupun keagamaan. Dalam bidang politik
misalnya, Banten selalu membangun hubungan persahabatan dengan daerah-
daerah lainnya.

Daerah-daerah sahabat Banten yang berada di wilayah nusantara antara lain


Cirebon, Lampung, Gowa, Ternate, dan Aceh. Selain itu, Kesultanan Banten juga
menjalin hubungan persahabatan dengan negara-negara lain yang jauh dari
nusantara. Salah satunya adalah dengan mengirim utusan diplomatik ke Inggris
yang dipimpin oleh Tumenggung Naya Wipraya dan Jaya Sedana pada 10 November
1681.

Pada masa Sultan Ageng Tirtayasa berkuasa, Belanda sudah memulai taktik
untuk menghancurkan Banten dari dalam, yakni dengan menghasut Sultan Haji,
putra dari Sultan Ageng Tirtayasa. Belanda mengadu domba Sultan Haji dengan
ayahnya. Mereka menyebarkan isu bahwa orang yang akan menjadi pewaris tahta
Banten adalah Pangeran Purbaya saudara Sultan Haji. Hal ini membuat Sultan Haji
merasa iri hati dan memutuskan untuk melancarkan serangan melawan ayahnya
sendiri.

Peninggalan pertama dari Kesultanan Banten adalah Masjid Agung Banten.


Masjid Agung Banten dibangun oleh Sultan Banten, yakni Maulana Hassanuddin dan
putranya Maulana Yusuf pada bulan Dzulhijjah tahun 966 H atau 1566 M. Masjid
Agung ini merupakan salah satu peninggalan yang sangat penting dikarenakan itu
adalah salah satu dari 4 komponen utama yang “wajib” ada di pusat kota Jawa

11
zaman dahulu. Masjid ini berlokasi di Desa Banten Lama, Kecamatan Kasemen, Kota
Serang, Provinsi Banten

B. Saran
Kita sebagai siswa khususnya pendidikan sejarah harus mengetahui tentang
awal berdirinya suatu kerajaan dengan mengusung corak agama islam yang seperti
kita tahu bahwa islam menjadi negara mayoritas didunia. Kita bisa belajar tentang
bagaimana suatu kerajaan dalam memulai suatu pemeritahan hingga mencapai
puncak kejayaan yang memerlukan waktu yang sangat lama. Kita bisa mengambil
pelajaran dari peristiwa tersebut untuk kehidupan yang akan datang

12
DAFTAR PUSTAKA

 Viola Fransiska Gina. 15 November 2022. Sumber sejarah kesultanan banten


 Mandala Eka. 14 April 2023. Sumber sejarah kesultanan banten
 Mizart Al Fatih. 25 januari 2022. Masa kejayaan kerajaan banten

13

Anda mungkin juga menyukai