KELAS : X IPS 1
Penulis
A. KERAJAAN DEMAK
SEJARAH KERAJAAN DEMAK
Kerajaan Demak adalah sebuah kerajaan Islam pertama yang ada di
pantai utara Jawa. Dulu, wilayah Demak pertama muncul sebagai kabupaten dari
Kerajaan Majapahit. Kesultanan atau Kerajaan Demak menjadi salah satu
pelopor yang cukup besar dalam menyebarkan Agama Islam di wilayah Pulau
Jawa. Namun, umur Kerajaan Demak relatif pendek dibandingkan dengan
kerajaan lainnya. Salah satu peninggalan yang cukup terkenal dari Kerajaan
Demak yaitu Masjid Agung Demak, yang didirikan oleh para Wali Songo.
Selain itu, Kerajaan Demak juga menjadi salah satu pusat persebaran
Agama Islam yang ada di Indonesia. Pastinya, Kerajaan Demak mempunyai
sejarah yang cukup kompleks. Mulai dari proses berdirinya sampai berakhirnya
kerajaan tersebut.
Tak hanya itu saja, berdirinya Kerajaan Demak ditandai oleh keberadaan
condro sengkolo. Menurut cerita yang beredar hingga saat ini, ketika Raden
Patah pergi berkunjung ke Glagah Wangi, Ia berjumpa dengan seorang yang
dikenal dengan panggilan Nyai Lembah. Disana Raden Patah kemudian
disarankan untuk menetap di Glagah Wangi.
1. Raden Patah
2. Pati Unus
3. Sultan Trenggana
4. Sunan Prawoto
5. Arya Penangsang
Kedatangan Sunan Gunung Jati ke Banten adalah bagian dari misi Sultan
Trenggono dari Kerajaan Demak untuk mengusir Portugis dari nusantara.
Setelah berhasil menguasai Banten, Sunan Gunung Jati segera mengambil alih
pemerintahan, tetapi tidak mengangkat dirinya sebagai raja. Pada 1552 M,
Sunan Gunung Jati kembali ke Cirebon dan menyerahkan Banten kepada putra
keduanya, Sultan Maulana Hasanuddin. Sejak saat itu, Sultan Maulana
Hasanuddin resmi diangkat sebagai raja pertama Kerajaan Banten.
Selain itu, Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai raja yang gigih
menentang pendudukan VOC di Indonesia. Di bawah kekuasaannya, kekuatan
politik dan angkatan perang Banten maju pesat.
Sejak saat itu, Kesultanan Banten tidak lagi memiliki kedaulatan dan
penderitaan rakyat semakin berat. Dengan kondisi demikian, sangat wajar
apabila masa pemerintahan Sultan Haji dan sultan-sultan setelahnya terus
diwarnai banyak kerusuhan, pemberontakan, dan kekacauan di segala bidang.