Anda di halaman 1dari 15

Makalah Sejarah Islam Indonesia

KERAJAAN ISLAM DI PULAU JAWA (NUSANTARA)


AWAL MULA DAN PERKEMBANGAN KESULTANAN DEMAK DAN
KERAJAAN MATARAM ISLAM

Disusun Oleh :

Muhammad Nuzur Fahmi (210501047)

Haikal Satria (210501027)

Program Studi Sejarah Kebudayaan Islam


Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji selalu kami panjatkan kehadirat Allah SWT


yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah Islam Budaya Lokal dengan judul Kerajaan Islam di
Pulau Jawa (Nusantara) : Awal Mula dan perkembangan Kesultanan Demak dan
Kerajaan Mataram Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu baik materiil maupun immateriil sehingga makalah ini dapat kami
selesaikan. Dalam makalah ini kami membahas tentang awal mula dan
perkembangan kesultanan demak dan kerajaan mataram islam.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak


kekurangan. Oleh karena itu kami mengharap kritik dan saran yang membangun
guna meningkatkan kualitas makalah di masa yang akan datang.

Dan kami berharap semoga makalah ini mendatangkan manfaat bagi


penyusun dan pembaca. Aamiin.

Banda Aceh, September 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

 BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Maksud Dan Tujuan
 BAB II Pembahasan
A. Kesultanan Demak.
1. Latar Belakang berdirinya Kesultanan Demak.
2. Wilayah kekuasaan dan ibukota Kesultanan Demak.
3. Ekonomi, Sosial, Budaya, Politik dan Agama Kesultanan Demak.
4. Raja-raja dan Kebijakan-kebijakan Raja Kesultanan Demak.
B. Kesultanan Mataram Islam.
1. Pemerintahan Raden Bagus.
2. Pemerintahan Raden Mas Jolang.
3. Pemerintahan Raden Mas Wuryah.
4. Pemerintahan Raden Mas Rangsang.
5. Pemerintahan Raden Mas Sayidin.

 BAB III Penutup


A. Kesimpulan
B. Saran
 Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan islam masa kini yang telah berkembang pesat tidak
pernah lepas dari sejarah awal mula masuk dan tumbuhnya islam di
indonesia. Banyak dari kita, warga muslim di Indonesia tidak tahu tentang
bagaimana awal mula islam masuk ke indonesia dan tentang
perkembangannya. Padahal pentingnya pemaparan tentang peradaban
islam ini merupakan suplai pengetahuan tentang peradaban islam di pulau
jawa khususnya kesultanan demak dan mataram islam meskipun hanya
sebatas dasar-dasar nya saja.
Pada pemaparan dan pembahasan penulisan ini mengarah pada hal-hal
yang lebih mendasar tentang sejarah islam di pulau jawa : awal mula dan
perkembangan kesultanan demak dan kerajaan mataram islam.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang kami ambil dalam makalah ini adalah:
1. Perkembangan islam di pulau jawa, bagaimana awal mula dan
perkembangan kesultanan demak dan mataram islam.

C. Maksud dan Tujuan


1. Mengetahui perkembangan islam dipulau jawa khususnya kesultanan
demak dan kerajaan mataram islam.
BAB II
PEMBAHASAN

Berbicara tentang kedatangan Islam di Nusantara, khususnya Jawa sampai


saat ini masih menuai perdebatan di kalangan para ahli. Menurut Azyumardi Azra
perdebatan itu terkait tiga masalah pokok, yakni asal usul islam yang berkembang
di Wilayah Nusantara, pembawa dan pendakwah islam dan kapan sebenarnya
Islam mulai datang ke Nusantara.

Perlu diketahui bahwa kedatangan Islam disuatu tempat tidak selalu berarti
bahwa masyarakat setempat sudah atau telah memeluk islam. Konversi Islam
suatu masyarakat seringkali berselang waktu dengan kedatangan Islam itu sendiri.
Pusat pemerintahan raja-raja Jawa yang bermula dari era Kerajaan Medang , pusat
pemerintahan raja-raja jawa berada di Jawa Tengah (Pedalaman) dan Yogyakarta,
kemudian berlanjut ke Jawa Timur. Pada Era Kerajaan Medang periode Jawa
Timur meliputi Kahuripan, Kadiri, Janggala, Singhasari dan berakhir Majapahit.

A. Kesultanan Demak.
Sebelum munculnya kesultanan demak, kerajaan terbesar di Tanah
Jawa adalah Majapahit. Sesudah majapahit mengalami masa suram, pusat
pemerintahan raja-raja Jawa kembali berpindah ke Pantura, Jawa Tengah.
Raden Patah, Pati Unus dan Sultan Trenggono berada di Kesultanan
Demak dari tahun 1478 sd 1546. Raden Mukmin/Sultan Prawoto di
Gunung Prawata dari 1546 sd 1549. Arya Penangsang di Jipang pada
tahun 1549. Berbicara mengenai Kesultanan Demak tidak dapat dilepaskan
dengan latar belakang berdirinya; wilayah dan ibu kota; Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Politik; Raja-raja dan kebijakannya; serta kisruh politik di era
pemerintahan Sunan Prawoto. Hingga Kesultanan Demak yang dikuasai
Arya Penangsang itu dipindahkan ibukotanya dari Gunung Prawata ke
Jipang.
1. Latar Belakang berdirinya Kesultanan Demak.
Sesudah Raden Patah dewasa, Arya Damar (Arya Dilah) ingin
menobatkannya sebagairaja di Palembang. Namun Raden Patah
menolaknya. Ia lebih memilih pergi kejawa untuk menimba ilmu
pengetahuan. Maka berangkatlah ia bersama Raden Kusen. Menuju
Ampeldenta (sekarang: Surabaya). Ia dan Raden Kusen kemudian
berguru pada Sunan Ampel. Karena ilmu yang diberikan kepada Raden
Patah dan Raden Kusen dianggap cukup oleh Sunan Ampel, maka
Raden Patah diminta untuk membuka pedukuhan disuatu tempat yang
tanahnya berbau harum. Di Hutan Glagahwangi yang tanahnya berbau
harum. Kemudian Raden Patah membuka hutan dan membangun
pedukuhan, sementara Raden Kusen memilih untuk mengabdi pada
Prabu Brawijaya. Lambat laun pedukuhan Glagahwangi yang
dibangun Raden Patah mengalami perkembangan, ramai dikunjungi
banyak pedagang. Berpangkal dari sini , Raden Patah berniat
membangun suatu negara yang merdeka dari bayang-banyang
Majapahit. Yang kemudian berdirilah Kerajaan Kesultanan Demak.

2. Wilayah kekuasaan dan ibukota Kesultanan Demak.


Kesultanan Demak menguasai beberapa wilayah yang meliputi:
Jepara, Rembang, Kudus, Tingkir, Jipang, Semarang, Pajang, dan
Juwana. Selain itu, Kesultanan Demak yang dialiri Sungai Tuntang
menuju Bandar Tuntang tersebut menguasai wilayah Rawa Pening,
Pegunungan Kapur Utara dan Pegunungan Kendeng, bahkan Gunung
Muria yang berada di wilayah Jepara tersebut berada dalam kekuasaan
Kesultanan Demak.

3. Ekonomi, Sosial, Budaya, Politik dan Agama Kesultanan Demak.


Kesultanan Demak senantiasa memperhatikan beberapa sektor
yang ditujukan untuk kesejahteraan negara dan rakyatnya. Beberapa
sektor yang mendapat perhatian penuh dari pemerintahan Kesultanan
Demak, meliputi : ekonomi, sosial budaya, agama dan politik.
 Ekonomi
Kesultanan Demak memiliki pelabuhan Niaga yang terletak
di Bonang dan Bandar Tuntang. Karenanya, Kesultanan Demak
memiliki peran penting dalam menjalankan roda perekonomian
antar pulau. Selain pelabuhan Kesultanan Demak juga
mengandalkan hasil pertanian. Sehingga perekonomian yang
meningkat karena keuntungan dari pelabuhan dan pertanian
Kesultanan Demak menjadi negeri yang makmur dan sejahtera.
 Sosial budaya
Dalam kehidupan sosial dan bedaya, rakyat Kesultanan
Demak hidup dalam keteraturan dengan berdasarkan hukum
islam. Sisa peradaban Kesultanan Demak yang berhubungan
dengan islam dan masih dapat dilihat sampai sekarang adalah
Masjid Agung Demak. Masjid yang merupakan lambang
kebesaran Kesultanan Demak dimasa silam.
 Agama
Dalam bidang agama yang dikembangkan Kesultanan
Demak bukan hanya ditandai dengan keberadaan Majelis
Dakwah Walisongo, melainkan pula dengan dibangunnya
Masjid Agung Demak. Raden Patah mendirikan Masjid Agung
Demak bersama para wali.
 Politik
Sejak pemerintahan Raden Patah hingga Pati Unus, Sultan
Trenggono dan Sultan Prawata; kesultanan Demak tidak dapat
dilepaskan dengan persoalan politik. Melalui politik diharapkan
agar Kesultanan Demak dapat merealisasikan tujuannya
didalam mengembangkan perekonomian di dalam negeri,
agama islam, sosial dan kebudayaannya. Namun semasa
pemerintahan Sunan Prawata yang sekedar ingin
mengembangkan agama, Kesultanan Demak yang beribukota
di Gunung Prawata mengalami kemunduran. Bahkan dimasa
pemerintahan Raden Prawoto kekuasaan Kesultanan Demak
diambil alih oleh Arya Penangsang, sesudah berhasil
membunuh Sunan Prawoto melalui utusannya yang bernama
Rangkud.

4. Raja-raja dan Kebijakan Kebijakan-kebijakan Raja Kesultanan


Demak.
Selama berlangsungnya Kesultanan Demak dari tahun 1478 hingga
1549, Kesultanan Demak hanya diperintah lima orang raja yaitu:
1. Raden Patah (1478-1518)
Kebijakan Raden Patah yaitu:
a. Memperkenalkan pemakaian Salokantara yang dijadikan
sebagai kitab Undang-undang Kerajaan.
b. Mengembangkan Syiar Islam bersama Majelis Dakwah
Walisongo.
c. Menjunjung Toleransi Agama
d. Melaksanakan Ekspedisi I terhadap portugis yang bercokol di
Malaka.
2. Pati Unus (1518-1521)
a. Melakukan penyerangan terhadap portugis yang ada di Malaka,
meskipun pada akhirnya Pati Unus mengalami kegagalan
seperti pada Ekspedisi I Raden Patah. Bahkan Pati Unus
beserta putra pertama dan ketiganya gugur dalam penyerangan
tersebut.
3. Sultan Trenggono (1521-1546)
a. Menaklukkan Majapahit pada tahun 1527 dan wilayah timur
antara lain: Tuban (1527), Wirasari atau Madiun (1529),
Medangkungan atau Blora (1530), Surabaya (1531), Pasuruhan
(1535), Lamongan, Blitar, Wirasaba atau Mojoagung /
Jombang (1541-1542), Gunung Pananggungan yang
merupakan pusat sisa sisa pelarian orang majapahit (1543) dan
Sengguruh di Malang (1545).
4. Sunan Prawoto (1546-1549)
a. Memindahkan ibukota Kesultanan Demak dari Bintoro ke
Gunugn Prawata (Desa Prawata, Sukajila, Pati)
5. Arya Penangsang (1546-1549)
B. Kesultanan Mataram Islam.
Mataram Islam merupakan kerajaan yang muncul pada tahun 1587
dibawah kekuasaan Raden Bagus, Danang Sutawijaya atau Raden Ngabehi
Loringpasar. Putra Ki Ageng Pemanahan (Ki Ageng Mataram) yang
menggunakan nama gelar Panembahan Senopati Ngalaga Sayidin
Panatagama Khalifatullah Tanah Jawa. Keberadaan Kesultanan Mataram
Islam tidak dapat dilepaskan dengan sejarah perjuangan Ki Ageng
Pemanahan beserta Ki Ageng Penjawi, Juru Mrentani Beserta Raden
Bagus sendiri yang telah memenangkan sayembara dari Sultan Hadiwijaya
(Raja Kesultanan Pajang Pertama) untuk membunuh Arya Penangsang
(Adipati Jipang) pada tahun 1549. Pada Tahun 1556 Ki ageng Pemanahan
mendapat dukungan dari sunan kalijaga untuk memperoleh Tanah
Mentaok sebagai hadiah dari Sayembara yang di adakan Sultan
Hadiwijaya. Sepeninggal Ki Ageng Pemanahan pada tahun 1575, Raden
Bagus menggantikan kedudukannya sebagai pembesar mataram. Pada
tahun 1587 atau 5 tahun sesudah Sultan Hadi Wijaya Mangkat (1582),
Raden Bagus menobatkan diri sebagai raja Kesultanan Mataram.
Semenjak waktu penobatan Raden Bagus sebagai Sultan, Mataram telah
menjadi Kesultanan (Kerajaan) yang merdeka dari baying-bayang
kekuasaan Pajang.
Sejarah tentang keberlsngsungan Kesultanan Mataram yang
didirikan Raden Bagus tersebut tidak mencapai satu abad (1587-1677),
karena semasa pemerintahan Raden Mas Sayidin (Sunan Amangkurat I)
pada tahun 1645-1677, Kesultanan Mataram ditaklukkan oleh Trunajaya.
Pasca runtuhnya Kesultanan Mataram, kemudian muncullah
kerajaan-kerajaan baru yang merupakan pecahan dari Kesultanan
Mataram. Antara lain: Kesunanan Kartasura, Kasunanan Surakarta, dan
Kesultanan Yogyakarta. Untuk mengetahui tentang pemerintahan
Kesultanan Mataram marilah kita tinjau kehidupan kesultanan Mataram
semenjak Pemerintahan Raden Bagus hingga Raden Mas Sayidin.

1. Pemerintahan Raden Bagus.


Berdirinya Kesultanan Mataram tidak lepas dari langkah politis
Raden Bagus terhadap kebijaksanaan Sultan Hadiwijaya yang ingin
tetap menjadikannya sebagai penguasa Mataram bawahan Pajang.
Meskipun dihalang-halangi Juru Mrentani, namun Raden Bagus tetap
merealisasikan Kesultanan Mataram. Langkah Politisnya untuk
menjadi penguasa Mataram yang merdeka antara lain:
1. Membujuk 8.000 mantri pemajekan agar supaya mau menghamba
pada Mataram sehingga penghasilan Mataram mengalami
peningkatan yang signifikan. Oleh raden Bagus sebagian
pendapatan digunakan untuk membangun benteng pertahanan
Mataram.
2. Tidak bersedia menghadap Sultan Hadiwijaya sesudah setahun
menjadi pembesar Mataram dibawah Kesultanan Pajang, karena
Tekad Raden Bagus untuk menjadi raja yang merdeka telah bulat.
3. Membentuk dan melatih pasukan perang.
4. Menempuh langkah spiritual dengan melakukan pendekatan ke
penguasa Gunung Merapi dan Penguasa Laut Selatan (Ratu Kidul).
5. Bersama pasukan Jipang mataram menaklukkan Pajang, dan Raden
Bagus naik tahta sebagai Sultan Pajang bergelar Panembahan
Senopati Ing Ngalaga Sayidin.
6. Mempersatukan Pajang, Demak dan Pati dengan Mataram sebagai
pusat komando.
7. Melakukan ekspansi wilayah Mataram ke wilayah timur (Madiun
dan Pasuruhan).
2. Pemerintahan Raden Mas Jolang.
Sebagaimana Panembahan Senopati ayahnya, Raden Mas Jolang
yang dinobatkan sebagai raja Mataram ke 2 bergelar Sri Susuhunan
Adi Prabu Hanyakrawati Senopati ing Ngalaga Mataram pada tahun
1601 tersebut memiliki misi ekspansi kekuasaan Mataram di wilayah
timur. Semasa pemerintahan Raden Mas Jolang wilayah kekuasaan
Mataram tidak mengalami perkembangan bahkan keutuhan wilayah
Mataram terancam koyak karena kudeta yang dilancarkan oleh
Pangeran Puger atau Raden Mas Kentol Kejuron dan Pangeran
Jayaraga (Adipati Ponorogo).

3. Pemerintahan Raden Mas Wuryah.


Raden Mas Wuryah merupakan putra Raden Mas Jolang dan Ratu
Tulungayu dari Ponorogo. Namun karena memiliki cacat grahita,
Raden Mas Wuryah atau Adipati Martapura hanya dinobatkan sultan
di Kesultanan Mataram Islam selama sehari (1613) yang kemudian
kedudukannya sebagai sultan di gantikan oleh Raden Mas Rangsang.
Muncul dugaan bahwa, penobatan Raden Mas Wuryah sebagai sultan
hanya untuk memenuhi janji Raden Mas Jolang pada Ratu Tulungayu
untuk mewariskan tahta kekuasaan Mataram pada putranya.

4. Pemerintahan Raden Mas Rangsang.


Raden Mas Rangsang atau Raden Mas Jatmiko merupakan sultan
di Kesultanan Mataram Islam ke 4 (1613-1645). Semasa pemerintahan
Raden Mas Rangsang, Kesultanan Mataram mencapai puncak
kejayaan yang tidak sekedar ditandai dengan perluasan wilayah
kekuasaan, namun pula diwarnai dengan berkembangnya kebudayaan.
1. Perluasan Wilayah
Semasa pemerintahan Raden Mas Rangsang Kesultanan Mataram
mengalami perluasan wilayah yang signifikan. Antara lain:
a. Pada tahun 1614 ekspansi wilayah ke Surabaya.
b. Pada tahun 1615 ekspansi wilayah Wirasaba ( Mojoagung,
Jombang)
c. Pada tahun 1616 ekspansi wilayah Lasem dan Pasuruhan.
d. Pada tahun 1617 ekspansi wilayah Pajang.
e. Pada tahun 1624 ekspansi wilayah Madura.
f. Pada tahun 1640 ekspansi wilayah Blambangan.

2. Perkembangan Kebudayaan
Bidang-bidang kebudayaan yang mendapat perhatian dari Raden
Mas Rangsang antara lain:
a. Penggunaan Bahasa Bagongan di lingkup bangsawan dan
pejabat untuk mempererat rasa persatuan.
b. Pemaduan kalender Hijriyah dan Kalender Saka sehingga
lahirlah Kalender jawa islam sebagai pemersatu rakyat
mataram.
c. Membangun Astana Imogiri sebagai makam raja-raja Mataram.
d. Penciptaan Karya Sastra , Raden Mas Rangsang adalah seorang
sastrawan yang telah menggubah Serat Sastra Gendhing.

5. Pemerintahan Raden Mas Sayidin.


Raden Mas Sayidin merupakan putra Raden Mas Rangsang dan
Ratu Wetan tersebut naik tahta sultan Mataram Islam bergelar Sri
Susuhunan Amangkurat Agung atau Sunan Amangkurat I pada tahun
1645. Semasa pemerintahannya Mataram Islam mengalami
kemunduran. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan
runtuhnya Kesultanan Mataram Islam antara lain:
1. Kebijakan yang sangat otoriter.
2. Hubungan eksternal dan internal yang semakin memburuk.
3. Pemberontakan Trunajaya.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Sejarah perkembangan Islam di Kesultanan Demak merupakan
perkembangan dari kerajaan Majapahit yang mengalami kemunduran.
2. Perkembangan Islam di Kesultanan Demak tidak lepas dari peran
Majelis Dakwah Walisongo.
3. Kerajaan Mataram Islam Muncul karena keinginan Raden Bagus
sebagai Raja pertama Kerajaan Mataram Islam pertama untuk menjadi
negara merdeka dari bayang-bayang Kerajaan Pajang.

B. SARAN
1. Perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam dan berbagai sumber
sejarah yang lebih untuk membuat makalah ini lebih detail dan objektif
sesuai Sejarah yang sebenarnya.
DAFTAR PUSTAKA

- Sri Wintala Achmad.2017.Sejarah Islam di Tanah Jawa Mulai dari Masuk


HinggaPerkembangannya.Yogyakarta.: Araska

- https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Demak

- https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-demak-sejarah-raja-dan-
peninggalan-beserta-masa-kejayaannya-secara-lengkap/

- https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Mataram

- https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-mataram-islam-sejarah-raja-
dan-peninggalan-beserta-kehidupan-politiknya-secara-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai