Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MUNCUL DAN BERKEMBANGNYA KERAJAAN DEMAK

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM INDONESIA”

Dosen Pengampu

TATANG KOSASIH, M.Hum

Disusun Oleh :

Kelomok 6

Siti Sinta Sa’Diah (221350015)

N. Leli Kh. (221350017)

PRODI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS USHULU DAN ADAB

UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji Syukur kami panjatkan kepada khadirat Allah SAW yang telah
memberi beribu-ribu nikmat baik jasmani maupun Rohani yang tak terhingga. Sholawat juga
beriringan salam tak lupa selalu dipanjatkan kepada nabi Muhammad SAW dan juga para
keluarga serta sahabat Alahmdulillah dengan diberi Kesehatan baik jasmani maupun Rohani
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Muncul dan berkembangnya
Kerajaan Mamluk” untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kebudayaan Islam I.

Ucapan terimakasih tidak lupa kami ucapkan kepada bapak dosen yang telah
membimbing kami dalam penulisan makalah ini. Ucapan terimakasih kami ucapkan kepada
seluruh pihak-pihak yang ikut berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini juga kepada para
penulus-penulis yang telah ada. Sehingga makalah yang kami susun dari berbagai sumber ini
masih begitu jauh dari kata sempurna.

Kami berharap semoga makalah yang sangat sederhana ini dapat bermanfaat. Saran dan
masukan sangat kami harapkan untuk perbaikan kami dalam Menyusun makalah ini. Tidak
lupa kami meminta maafjika terdapat banyaknya kesalahan ataupun hal lainnya.

Serang , 9 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I ......................................................................................................................1
PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar belakang ...........................................................................................1
B. Rumusan masalah .....................................................................................2
C. Tujuan penulisan .......................................................................................2
BAB II .....................................................................................................................3
PEMBAHASA .......................................................................................................3
A. Berdirinya Kerajaan Islam Demak .........................................................3
B. Kejayaan Kerajaan Demak ......................................................................7
1. Raden Patah ( 1475-1518 M ) ..........................................................7

2. Adipati Unus ( 1518 – 1521 M ) .................................................8

3. Tranggana ( 1521-1546 ) ..................................................................9


4. Sunan Prawoto ( 1546-1549 ) .......................................................... 11
5. Arya Panangsang ( 1549-1554 ) ...................................................... 11
C. Kehancuran ................................................................................................12
D. Peningalan..................................................................................................13
BAB III....................................................................................................................16
PENUTUP ..............................................................................................................16
Kesimpulan .............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................17

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Islam berkembang pesat pada abad ke 9 dan terbentuklah Kerajaan Samudra


Pasai. Sekitar abad ke-13, di Sumatera kemudian mendirikan Kerajaan Perlak.
Masuknya Islam ke Nusantara perlahan mengubah kebudayaan Hindu-Budha yang
sebelumnya mempunyai pengaruh besar di Nusantara. Masuknya Islam ke Nusantara
mempengaruhi kemunduran Kerajaan Majapahit. Keruntuhan Kerajaan Majapahit
diawali dengan kemunduran dalam bidang politik akibat dari pertikaian dalam keluarga
kerajaan, yang akhirnya berpengaruh besar dalam bidang ekonomi dan social.
Kerajaan yang kacau menjadi kesempatan bagi masyarakat yang ingin
mendirikan kerajaan Islam. Dalam kondisi tersebut, Demak yang merupakan salah satu
daerah bawahan Majapahit memutuskan untuk melepaskan diri dari kekuasaan
Kerajaan Majapahit dan mendirikan kerajaan baru.
Hal tersebut adalah awal lahirnya Kesultanan Demak berdiri pada akhir abad
ke-15 dan awal abad ke-16 merupakan kesultanan Islam pertama dan terbesar di pulau
Jawa, setelah kerajaan Kediri menyerang dan menghancurkan ibu kota kerajaan
majapahit di Trowulan pada 1474.
Kesultanan ini dipimpin oleh putra dari Brawijaya V dengan seorang putri dari
Campa, yaitu Raden Fatah. Kesultanan ini berasal dari sebuah desa bernama
Gelagahwangi dalam sejarah lokal. Konon tempat ini dulunya digunakan sebagai
pemukiman umat Islam di bawah kepemimpinan Raden Fatah, dengan tuntunan dari
Raden Rahmat atau Sunan Ampe.

1
B. Rumusan masalah
1. Kapan Berdirinya Kerajaan Islam Demak?
2. Bagai mana Kejayaan Kerajaan Demak?
3. Bagai mana Kehancuran Kerajaan Demak?
4. Apa saja Peningalannya?
C. Tujuan penulisan
1. Agar mengetahui Berdirinya Kerajaan Islam Demak.
2. Agar mengetahui Kejayaan Kerajaan Demak.
3. Agar mengetahui Kehancuran Kerajaan Demak.
4. Agar mengetehui Peningalannya.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Berdirinya Kerajaan Islam Demak


Kerajaan Demak adalah kerajaan islam pertama dan terbesar di Pantai utara
Jawa. Demak sebelumnya merupakan kadipaten dari kerajaan Majapahit, kemudian
muncul sebagai kekuatan barumewarisi kebesaran Majapahit. Kerajaan ini tercatat
menjadi pelopor penyebaran agama islam di pulau Jawa dan Indonesia pada uumnya.
Walau tidak berumur Panjang karena terjadi perebutan kekuasaan diantara kerabat
kerajaan. Pada tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke kerajaan Pajang. Salah satu
peninggalan bersejarah kerajaan Deak ialah Mesjid Agung Demak, yang didirikan oleh
Wali Songo, sedangkan raja pertamanya adalah Raden Fatah (1475-1518 M) yang
masih keturunan Majapahit.
Pada akhir abad ke-15 awal abad ke-16, kerajaan Demak menjelma menjadi
kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu
menandingi usaha kerajaan ini dalam memperluas kekuasaannya dengan menundukan
beberapa Kawasan pelabuan dan pedalaman Nusantara.1
Sebelum berdirinya Kesultanan Demak, beberapa pelabuhan perdagangan Islam
telah dikembangkan di Jawa, seperti Jepara, Tuban dan Gresik, namun kota-kota niaga
ini masih dalam penguasaan Majapahit. Demak adalah wilayah yang diberikan
Brawijaya V kepada putranya Raden Fatah. Banyaknya sungai dan pantai di kawasan
itu memungkinkan Demak berkembang karena mendapat dukungan Syah Bandar dari
Tuban, Gresik dan Ampeldenta, serta para pedagang Islam, dan juga memiliki kekayaan
potensi sumber daya alam. Selama tahun 1476-1478, Demak menjadi daerah yang
ramai, pusat ilmu pengetahuan dan penyebaran agama Islam. Sejak Raden Fatah
mengambil alih kekuasaan, Demak juga memiliki Pelabuhan besar yang berfungsi
sebagai transportasi nelayan dan perdagangan, hingga Kesultanan menjadi Kerajaan
Islam pertama di Jawa.2

1
Saeful Bhri,”Sejarah peradaban islam perkembangan islam di Nusantara”cv.hawa kreasundo (Rayhan
Advertusing)Ruku Sukses 2 No.7, Jl. Kyai H. Abdu Latif, Sumurpecung, Kec. Serang.2020. p.34-35
2
Zuliani Putri, Zuliani Putri. Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, Sejarah Kesultanan Demak: Dari Raden
Fatah Sampai Arya Penangsang Vol. 9 Issue1,July 2021 p.187-188

3
Sebagai kesultanan Islam pertama di pulau Jawa, Kesultanan Demak memegang
peranan penting dalam proses islamisasi saat itu. Kesultanan Demak berkembang
menjadi pusat perdagangan dan pusat penyebaran Islam. Wilayah Demak meliputi
beberapa wilayah di Jepara, Tuban, Sedayu Palembang, Jambi dan Kalimantan. Selain
itu Kesultanan Demak juga memiliki pelabuhan-pelabuhan penting seperti Jepara,
Tuban, Sedayu, Jaratan dan Gresik yang telah berkembang menjadi pelabuhan
penghubung. Secara strategis daerah Demak terletak di tepi sungai selat diantara
pegunungan Muria dan Jawa. Tempat ini akhirnya menjadi pusat perdagangan bagi para
pedagang muslim. Banyak dari mereka melakukan aktivitas perdagangan di selat ini
dan saling berdagang. Selain menjual belikan daganganya para pedagang muslim ini
juga sedikit banyak melakukan penyebaran ajaran agama Islam kepada masyarakat
yang pada masa itu masyarakat juga sudah memeluk agama Islam. Pedagang terus
berdatangan ke Demak Bintoro, selain ramai berdagang, tempat ini juga diuntungkan
karena letaknya yang strategis dan dukungan teori pedagang yang baik, yang menarik
para pedagang untuk datang ke sana.3
Letak Demak sebagai sebuah kerajaan sangat strategis terutama untuk
kepentingan perdagangan dalam skala nasional. Strategis karena menghubungkan jalur
perdagangan antara bagian Barat Indonesia dengan bagian Timur Indonesia. Setelah
kehancuran Majapahit, Demak berkembang menjadi sebuah kerajaan yang makmur di
pulau Jawa, di bawah pimpinan Raden Patah. Dilihat dari posisinya, Kesultanan Demak
sangat strategis karena terletak di utara Pulau Jawa atau dipesisir pantai Utara Pulau
Jawa. Dalam jalur perdagangan nusantara, Demak berperan sebagai penghubung antara
daerah penghasil rempah-rempah di bagian barat Indonesia dan daerah penghasil
rempah-rempah di bagian timur Indonesia. Pada zaman dulu Demak terletak di pinggir
pantai Selat Muria yang memisahkan Jawa dari pegunungan Muria. Sampai sekitar
abad ke-17 selat cukup lebar dan dalam serta dapat dilayari, sehingga kapalkapal para
pedagang dari Semarang dapat mengambil jalan pintas berlayar melalui Demak dan
terus ke Rembang. Kemudian Demak berkembang menjadi pelabuhan yang amat
penting, karena pelayaran dunia yang melintang di laut Nusantara dari Malaka ke
Maluku dan sebaliknya mesti melalui dan transit di Bandar Demak. Selain bergerak di
bidang maritim, Demak juga bergerak di bidang pertanian. Demak juga memperhatikan
masalah pertanian, sehingga beras menjadi salah satu hasil pertanian dan komoditas

3
Ibid. p.188

4
perdagangan utama Demak. Berkat lancarnya aliran sungai, pertanian di Demak bisa
sukses. Pada abad ke-16, Demak menjadi pusat penimbunan beras dari daerah di
sepanjang Selat Muria. Sehingga pada akhirnya Demak menjadi satu-satunya eksportir
produk beras di lautan Indonesia, dan ekspor lainnya adalah kain tenun Jawa. Kain
tenun Jawa sebanding dengan tekstil yang diimpor dari India atau Cina.4
Secara geografis kerajaan Demak terletak di kabupaten Demak propinsi Jawa
Tengah. Pada awalnya daerah Demak dikenal dengan sebutan Bintoro atau disebut juga
Glagah Wangi, yang merupakan kerajaan bawahan Majapahit. Terdapat beberapa
pendapat tentang dari mana asal istilah Demak. Pertama, Demak berasal dari bahasa
Kawi yang artinya pegangan atau pemberian. Kedua, Demak barasal dari bahasa Arab
dama’, yang artinya air mata. Pemberian nama tersebut dikaitkan dengan usaha susah-
payah yang dilakukan untuk menegakan Islam di Jawa. Ketiga, Demak juga berasal
dari bahasa Arab dimyat.
Kerajaan Islam Demak berdiri di penghujung masa berakhirnya kerajaan
Majapahit. Para ahli sejarah pada umumnya mengatakan, bahwa perkembangan Islam
di Jawa bersamaan waktunya dengan masa melemahnya kerajaan Majapahit. Keadaan
ini memberi peluang kepada para penguasa Islam di pesisir untuk membangun pusat-
pusat kekuasaan yang independen.
Di bawah pimpinan Sunan Ampel Denta, Wali Songo bersepakat untuk
mengangkat Raden Fatah menjadi raja pertama di Demak dan sekaligus kerajaan Islam
pertama di Jawa, dengan gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan
Palembang Sayyidina Panatagama. Dalam menjalankan pemerintahannya ini Raden
Fatah dibantu oleh para ulama yang tergabung dalam Walisongo, terutama dalam hal
yang berkaitan dengan urusan Agama, dengan berpusat di Demak yang sebelumnya
bernama Bintoro yang merupakan daerah Majapahit yang diberikan kepada Raden
Fatah. Pemerintahan Raden Fatah ini berlangsung antara akhir abad ke-15 dan awal
abad ke-17. Dialah seorang raja Islam anak raja Majapahit dari seorang ibu muslim
keturunan Campa.5

4
Ibid. p.189-190
5
Nur Afidah, Jurnal Studi Islam dan Kemuhammadiyahan Perkembangan Islam pada Masa Kerajaan Demak
(JASIKA) Volume 1, Nomor 1, 2021 p. 66-67

5
Setelah Raden Fatah meninggal pada tahun 1518 M, Demak di pimpin oleh Pari
Unus. Cita-cita besarnya adalah menjadikan Demak sebagai kerajaan maritim yag
besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak terancam dengan penduduk portugis di
Malaka Beberapa kali ia mengirimkan armada lautnya untuk menyerang Portugis di
Malaka.
Setelah Pati Unus kerajaan Demak dipimpin oleh Trenggana yang dilantik
sebagai sultan oleh Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin dan
memerintah pada tahun 1524-1546. Pada masa pemerintahannya inilah Islam
berkembang pesat ke seluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan.
Demikian pula dengan penakhlukan Sunda Kelapa yang berakhir tahun 1527 dan
dilakukan oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fadhilah
Khan. Pada masa itu pula Majapahit dan Tuban jatuh dibawah kekuasaan Kerajaan
Demak. Selanjutnya pada Tahun 1529, Demak berhasil menundukkan Madiun, Blora
(1530), Surabaya (1531), Pasuruan (1535), Lamongan, Blitar, Wirasaba, dan Kediri.
Selain itu Palembang dan Banjarmasin juga mengakui kekuasaan Demak. Demikian
pula dengan daerah Jawa Tengah bagian selatan sekitar Gunung Merapi, Pengging dan
Panjang yang dikuasai berkat pemuka Islam, Syeh Siti Jenar dan Sultan Tembayat. Ia
berjasa dalam penyebaran islam di Jawa Tengah. Di bawahnya,Demak mulai
menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran
serta menghalau tantara Portugis yag akan mendarat di Tuban, Madium, Surabaya,
Pasuruan, Malang dan Blambangan. Trenggana meninggal pada tahun 1546 M Karena
terbunuh ketika melakukan penyerbuan ke Blambangan. dalam sebuah pertempuran
menaklukkan pasuruan.6
ia digantikan oleh Sunan Prawoto sebagai raja Demak yang ke-4. Pada
masanya terjadi persaingan panas antara keluarga kerajaan yang saling memperebutkan
kekuasaan yang menyebabkan kematian Sunan Prawoto. Setelah Prawoto Dwmak
dipimpin oleh Arya Panangsang sebagai raja Demak yang ke-5. Pada asanya juga
prsaingan belum berakhir, adipati-adipati(bupati)Demak menunjukan sikap tidak loyal
kepada Arya Panangsang sebagai raja Demak, salah satunys adalah Adipati Pajang
Hadiwijoyo ( Joko Tingkir ). Pada tahun 1554 M terjadi pemberontakan dilakukan oleh
adipati Pajang Hadiwijoyo untuk merebut kekuasaan dari Arya Panangsang. Dalam
Peristiwa ini Arya Penangsang tewas oleh Sutawijaya, anak angkat Joko Tingkir.

6
Ibid. p.67

6
Dengan kematian Arya Penangsang sebagai Raja Demak ke 5. Maka berakhirlah era
kerajaan Demak. Joko Tingkir memindahkan Pusat Pemerinthan ke Pajang dan
mendirikan kerajaan Pajang. 7
Dengan demikian, raja-raja kerajaan Demak lima Orang, yaitu: Raden Fatah, Pati Unus,
Trenggono (terbunuh), Prawoto (dibunuh Aria Panangsang) dan Aria Panangsang
dibunuh oleh Jaka Tingkir

B. Kejayaan Kerajaan Demak

1. Raden Patah ( 1475-1518 M )

Nama kecil raden patah adalah pangeran Jimbun. Pada masa mudanya raden
Fatah memperoleh pendidikan yang berlatar belakang kebangsawanan dan politik. 20
tahun lamanya ia hidup di istana Adipati Palembang. Sesudah dewasa ia kembali ke
majapahit. Raden Patah memiliki adik laki-laki seibu, tapi beda ayah. Raden Patah
adalah putra prabu Brawijaya raja terakhir. Di ceritakan prabu Brawijaya selain
menikah dengan Ni Endang Sasmitapura, juga menikah dengan putri cina dan putri
campa. Karena Ratu Dwarawati sang permaisuri yang berasal dari Campa merasa
cemburu, prabu Brawijaya terpaksa memberikan putri Cina kepada putra sulungnya,
yaitu Arya Damar bupati Palembang. Setelah melahirkan Raden Fatah, setelah itu putri
Cina dinikahi Arya Damar, dan melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama
Raden Kusen. Demikianlah Raden Fatah dan Raden Kusen adalah saudara sekandung
berlainan bapak. Saat memasuki usia belasan tahun, Raden Fatah bersama adiknya berlayar
ke Jawa untuk belajar di Ampel Denta. Mereka mendarat di pelabuhan Tuban pada tahun 1419
M.8
Raden Fatah sempat tinggal beberapa lama di Ampel Denta, bersama para
saudagar muslim ketika itu. Di sana pula ia mendapat dukungan dari utusan Kaisar
Cina, yaitu laksamana Cheng Ho yang juga dikenal sebagai Dampo Awang atau Sam

7
Saeful Bhri,”Sejarah peradaban islam perkembangan islam di Nusantara”cv.hawa kreasundo (Rayhan
Advertusing)Ruku Sukses 2 No.7, Jl. Kyai H. Abdu Latif, Sumurpecung, Kec. Serang.2020. p.35-36

8
Nur Afidah, Jurnal Studi Islam dan Kemuhammadiyahan Perkembangan Islam pada Masa Kerajaan Demak
(JASIKA) Volume 1, Nomor 1, 2021 p. 67

7
Poo Tai- jin, seorang panglima muslim. Raden Fatah mendalami agama Islam bersama
pemuda-pemuda lainnya, seperti raden Paku (Sunan Giri), Makhdum ibrahim (Sunan
Bonang), dan Raden Kosim (Sunan Drajat). Setelah dianggap lulus, Raden Fatah
dipercaya menjadi ulama dan membuat permukiman di Bintara. Ia diiringi oleh Sultan
Palembang, Arya Dilah 200 tentaranya. Raden Fatah memusatkan kegiatannya di
Bintara, karena daerah tersebut direncanakan oleh Walisanga sebagai pusat kerajaan
Islam di Jawa.
Di Bintara, Raden Fatah juga mendirikan pondok pesantren. Penyiaran agama
dilaksanakan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan. Perlahan-lahan, daerah
tersebut menjadi pusat keramaian dan perniagaan. Raden patah memerintah Demak
hingga tahun 1518, dan Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Jawa sejak
pemerintahannya. Secara beruturut-turut, hanya tiga sultan Demak yang namanya
cukup terkenal, Yakni Raden Fatah sebagai raja pertama, Adipati Muhammad Yunus
atau Pati Unus sebagai raja kedua, dan Sultan Trenggana, saudara Pati Unus, sebagai
raja ketiga (1524 – 1546)
Masa kejayaan Demak terjadi pada masa Raden Fatah. Dimana pada masa
kepemimpinannya, kerajaan Demak berkembang dengan cepat karena pengaruh dari
Wali Songo. Kerajaan Demak pun tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjadi
kerajaan Islam yang besar. Kejayaan Raden Fatah dalam memimpin kerajaan Demak
terjadi pada tahun 1511. Daerah kekuasaannya pun meluas hingga daerah pesisir Jawa
Tengah dan Jawa Timur. Dalam memimpin kerajaan Demak, Raden Patah tidak seorang
diri. Ia dibantu oleh anaknya Pati Unus. Pada tahun 1518 Raden Patah wafat kemudian
digantikan putranya yaitu Pati Unus.9

2. Adipati Unus ( 1518 – 1521 M )

Pati Unus terkenal sebagai panglima perang yang gagah berani dan pernah
memimpin perlawanan terhadap Portugis di Malaka. Karena keberaniannya itulah ia
mendapatkan julukan Pangeran Sabrang Lor. asal-usul dan pengalaman Pati Unus.
Dikatakan bahwa nenek Pati Unus berasal dari Kalimantan Barat Daya. Ia merantau ke
Malaka dan menikah dengan wanita Melayu. Dari perkawinan itu lahir ayah Pati Unus,
ayah Pati Unus kemudian kembali ke Jawa dan menjadi penguasa di Jepara.

9
Ibid. p.67-68

8
Setelah dewasa beliau diambil mantu oleh Raden Fatah yang telah menjadi
Sultan Demak I. Dari Pernikahan dengan putri Raden Patah, Adipati Unus resmi
diangkat menjadi Adipati wilayah Jepara (tempat kelahiran beliau sendiri). Karena
ayahanda beliau (Raden Yunus) lebih dulu dikenal masyarakat, maka Raden Abdul
Qadir lebih lebih sering dipanggil sebagai Adipati bin Yunus (atau putra Yunus).
Kemudian hari banyak orang memanggil beliau dengan yang lebih mudah Pati Unus.
Kemudian hari banyak orang memanggil beliau dengan yang lebih mudah Pati
Unus. Tahun 1512 giliran Samudra Pasai yang jatuh ke tangan Portugis. Hal ini
membuat tugas Pati Unus sebagai Panglima Armada Islam tanah Jawa semakin
mendesak untuk segera dilaksanakan. Maka tahun 1513 dikirim armada kecil, ekspedisi
Jihad I yang mencoba mendesak masuk benteng Portugis di Malaka gagal dan balik
kembali ke tanah Jawa. Kegagalan ini karena kurang persiapan menjadi pelajaran
berharga untuk membuat persiapan yang lebih baik. Maka direncanakanlah
pembangunan armada besar sebanyak 375 kapal perang di tanah Gowa, Sulawesi yang
masyarakatnya sudah terkenal dalam pembuatan kapal. Di tahun 1518 Raden Patah,
Sultan Demak I bergelar Alam Akbar Al Fattah mangkat, beliau berwasiat supaya
mantu beliau Pati Unus diangkat menjadi Sultan Demak berikutnya. Maka diangkatlah
Pati Unus atau Raden Abdul Qadir bin Yunus. Armada perang Islam siap berangkat dari
pelabuhan Demak dengan mendapat pemndari Para Wali yang dipimpin oleh Sunan
Gunung Jati. Setelah Pati Unus Kerajaan Demak dipimpin oleh Tranggana.10

3. Tranggana ( 1521-1546 )

Pati Unus ini tidak mempunyai keturunan, maka adiknya yang bernama Sultan
Trenggono menggantikannya sebagai sultan Demak. Setelah Pati Unus kerajaan
Demak dipimpin oleh Trenggana. Ia berjasa dalam penyebaran islam di Jawa Tiur dan
Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya
seperti merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran serta menghalau tantara Portugis yang
akan mendarat di Tuban, Madium, Surabaya, Pasuruan,Malang dan Blambangan.11

10
Ibid. p.68-69
11
Saeful Bhri,”Sejarah peradaban islam perkembangan islam di Nusantara”cv.hawa kreasundo (Rayhan
Advertusing)Ruku Sukses 2 No.7, Jl. Kyai H. Abdu Latif, Sumurpecung, Kec. Serang.2020. p.35

9
Pada tahun 1522 M Kerajaan Demak mengirim pasukannya ke Jawa Barat di
bawah pimpinan Fatahillah, Daerah-daerah yang berhasil dikuasainya antara lain
Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon. Penguasaan terhadap daerah ini bertujuan untuk
menggagalkan hubungan antara Portugis dan Kerajaan Pajajaran. Armada Portugis
dapat dihancurkan oleh armada Demak pimpinan Fatahillah. Dengan kemenangan itu,
Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta (berarti kemenangan
penuh). Peristiwa yang terjadi pada tanggal 22 juni 1527 M itu kemudian di peringati
sebagai hari jadi kota Jakarta.

Dalam usaha memperluas kekuasaannya ke Jawa Timur, Sultan Trenggana


memimpin sendiri pasukannya. Satu persatu daerah Jawa Timur berhasil di kuasai,
seperti Maduin, Gresik, Tuban dan Malang. Akan tetapi ketika menyerang Pasuruan
953 H/1546 M Sultan Trenggana gugur. Usahanya untuk memasukan kota pelabuhan
yang kafir itu ke wilayahnya dengan kekerasan ternyata gagal. Dengan demikian,
maka Sultan Trenggana berkuasa selama 25 tahun.12

Sepeninggalan Sultan Trenggana, keluarganya mengalami perpecahan terkait


dengan siapa yang akan meneruskan kepemimpinan Demak. Kemudian, adik dari
Sultan Trenggana menaiki tahta Kerajaan Demak pada tahun 1546 M. Karena banyak
keluarganya tidak setuju atas kepemimpnan Prawoto, maka Adipati Jipang
(Bojonegoro), Arya Penangsang, membunuh Prawoto pada tahun 1546 M. Dari
perpecahan itulah timbul pembunuhan yang pada akhirnya Kerajaan Demak berakhir
pada saat itu. Bahkan dikabarkan, kerajaan hancur karena pertempuran keluarga
tersebut.

Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa Kerajaan Demak selama masa
berdirinya kerajaan tersebut dipimpin oleh empat orang raja yang semua itu
merupakan anggota keluarga kerajaan. Dengan adanya empat kepemimpinan tersebut
maka terdapat pula empat macam jenis model kepemimpinan hal ini disebabkan oleh
karakter dari masingmasing pemimpin kerajaan Demak tersebut.13

12
Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam Di Nusantara..., hlm. 80

13
Ibid. p.81

10
4.Sunan Prawoto ( 1546-1549 )

Pada tahun 1546, Sultan Trenggono wafat. Hal ini menyebabkan kekosongan tahta
Kesultanan Demak. Sunan Giri dan sesepuh Kesultanan Demak sepakat mengangkat
putra sulung Sultan Trenggono, Sunan Prawoto sebagai sultan keempat Demak
bergelar Sultan Syah Alam Akbar Jiem-Boen-ningrat IV. Sunan Prawoto menderita
penyakit mata yaitu kebutaan. Kebutaan Sunan Prawoto dikaitkan dengan kutukan
pamannya, yang dibunuh oleh pangeran Sunan Prawoto yang memberontak saat itu.
Penobatan Sunan Prawoto mengecewakan Arya Penangsang. Arya Penangsang marah
karena kematian ayahnya. Akhirnya Arya Penangsang mengirimkan utusan untuk
membunuh Sunan Prawoto dan anggota keluarganya.
Pada masanya terjadi persaingan panas antara keluarga kerajaan yang saling
memperebutkankekuasaan yang menyebabkan kematian Sunan Prawoto. Setelah
Prawoto Demak dipimpin oleh Arya Penangsang sebagai raja Demak yang ke-5.14

5. Arya Panangsang ( 1549-1554 )

Setelah Prawoto Demak dipimpin oleh Arya Penangsang sebagai raja Demak yang
ke-5.pada masanya juga persaingan belum berakhir. Adipati-adipati (bupati)Demak
menunjukan sikap tidak loyak kepada Arya Penangsang sebagai raja Demak, salah
satunya adalah Adipati PajangHadiwijoyo ( Joko Tingkir ). Pada tahun 1554 M terjadi
pemberontakan dilakukan oleh adipati Pajang Hadiwijoyo untuk merebut kekuasaan
dari Arya Penangsang. Dalam peristiwa ini Arya Penangsang tewas oleH Sutawijaya,
anak angkat Joko Tingkir.
Dengan kematian Arya Penangsang sebagai Raja Deak ke-5, Arya Penangsang
wafat dalam pertempuran. Rencana yang dijalankan oleh Ki Ageng Pemanahan, Ki
Ageng Penjawi, Juru Mertani, dan Raden Bagus berhasil dilaksanakan dengan baik,
karena keberhasilan tersebut Hadiwijaya memberikan imbalan yang setimpal kepada
mereka. Sayembara yang dilaksanakan Hadiwijaya sukses meredakan pergolakan
politik yang terjadi di Kesultanan Demak. Wafatnya Arya Penangsang ini sekaligus
mengakhiri kekuasaan Kesultanan Demak

14
Maryam, Transformadi islam kultural ke structural(Studi Atas Kerajaan Demak)vol. no.1, janari-juni 2016 p.68

11
C. Kehancuran
Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang hebat
di keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan
tidak mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan di antara
para waris yang saling berebut tahta. Orang yang seharusnya menggantikan kedudukan
Sultan Trengggana adalah pengeran Sekar Seda Ing Lepen. Namun, ia dibunuh oleh
Sunan Prawoto yang berharap dapat mewarisi tahta kerajaan. Adipati Jipang yang
beranama Arya Penangsang, anak laki-laki Pangeran Sekar Seda Ing Lepen, tidak
tinggal diam karena ia merasa lebih berhak mewarisi tahta Demak. Sunan Prawoto
dengan beberapa pendukungnya berhasil dibunuh dan Arya Penangsang berhasil naik
tahta. Akan tetapi, Arya Penangsang tidak berkuasa lama karena ia kemudian di
kalahkan oleh Jaka Tingkir yang di bantu oleh Kiyai Gede Pamanahan dan putranya
Sutawijaya, serta Ki Penjawi. Jaka tingkir naik tahta dan penobatannya dilakukan oleh
Sunan Giri. Setelah menjadi raja, ia bergelar Sultan Handiwijaya serta memindahkan
pusat pemerintahannya dari Demak ke Pajang pada tahun 1568.
Sultan Handiwijaya sangat menghormati orang-orang yang telah berjasa.
Terutama kepada orang-orang yang dahulu membantu pertempuran melawan Arya
Penangsang. Kyai Ageng Pemanahan mendapatkan tanah Mataram dan Kyai Panjawi
diberi tanah di Pati. Keduanya diangkat menjadi bupati di daerah-daerah tersebut.
Sutawijaya, putra Kyai Ageng Pemanahan diangkat menjadi putra angkat
karena jasanya dalam menaklukan Arya Penangsang. Ia pandai dalam bidang
keprajuritan. Setelah Kyai Ageng Pemanahan wafat pada tahun 1575, Sutawijaya
diangkat menjadi penggatinya.15
Pada tahun 1582 Sultan Hadiwijaya wafat. Putranya yang bernama Pangeran
Benawa diangkat menjadi penggantinya. Timbul pemberontakan yang dilakukan oleh
Arya Panggiri, putra Sunan Prawoto, ia merasa mempunyai hak atasa tahta
Pajang.Pemberontakan itu dapat digagalkan oleh Pangeran Benawan dengan bantuan
Sutawijaya.

15
Rokhman Nur, dkk, Pengembangan Maket Pusat Kerajaan Demak Sebagai Mwdia Pembelajaran Sejarah.
P.388

12
Pengeran Benawan menyadari bahwa dirinya lemah, tidak mampu mengendalikan
pemerintahan, apalagi menghadapi musuh-musuh dan bupatibupati yang ingin melepaskan diri
dari kekuasaan Pajang kepada saudara angkatnya, Sutawijaya pada tahun 1586. Pada waktu itu
Sutawijaya telah menjabat bupati Mataram, sehingga pusat kerajaan Pajang dipindahkan ke
Mataram.

D. Peningalan
Raden Fattah bersama Wali Songo mendirikan Masjid Maha karya abadi yang
karismatik ini dengan memberi prasasti bergambar bulus. Ini merupakan Condro
Sengkolo Memet, dengan arti Sariro Sunyi Kiblating Gusti yang bermakna tahun 1401
Saka. Gambar bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 (satu), kaki 4 berarti angka
4 (empat), badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu).Bisa
disimpulkan, Masjid Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.16

Di museum ini utamanya disimpan bagian-bagian soko guru yang rusak


(sokoguru Sunan Kalijaga, sokoguru Sunan Bonang, sokoguru Sunan Gunungjati,
sokoguru Sunan Ampel), sirap, kentongan dan bedug peninggalan para wali, dua buah
gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV, pintu
bledeg buatan Ki Ageng Selo yang merupakan condrosengkolo berbunyi Nogo Mulat

16
Rohaedjo Supratikno, KOTA Demak Sebagai Bandara Dagang Di Jalur Sutra. Jakarta 1997. P.22

13
Saliro Wani yang berarti angka tahun 1388 Saka atau 1466 M atau 887 H, foto-foto
Masjid Agung Demak tempo dulu, lampu- lampu dan peralatan rumah tangga dari
kristal dan kaca hadiah dari PB I tahun 1710 M, kitab suci Al-Qur’an 30 juz tulisan
tangan, maket masjid Demak tahun 1845 – 1864 M, beberapa prasasti kayu memuat
angka tahun 1344 Saka, kayu tiang tatal buatan Sunan Kalijaga, lampu robyong masjid
Demak yang dipakai tahun 1923 – 1936 M.
Pendirian masjid itu dibantu sepenuhnya oleh Walisanga beserta Adibati Unus.
Masjid agung Demak sebagai lambang kekuasaan bercorak Islam adalah sisi tak
terpisahkan dari kesultanan Demak Bintara. Kegiatan walisanga berpusat di Masjid. Di
sanalah tempat kesembilan wali bertukar pikiran tentang soal-soal keagamaan. Masjid
demak didirikan oleh Walisanga secara bersama-sama. Pada awalnya, majid agung
Demak menjadi pusat kegiatan kerajaan Islam pertama di Jawa. Bangunan ini juga
dijadikan markas para wali untuk mengadakan Sekaten. Pada upacara sekaten,
dibunyikanlah gamelan dan rebana di depan serambi masjid, sehingga masyarakat
berduyun-duyun mengerumuni dan memenuhi depan gapura. Lalu para wali
mengadakan semacam pengajian akbar, hingga rakyat pun secara sukarela dituntun
mengucapkan dua kalimat syahadat. Cepatnya kota Demak berkembang menjadi pusat
perniagaan dan lalu lintas serta pusat kegiatan pengislaman tidak lepas dari andil masjid
Agung Demak. Dari sinilah para wali dan raja dari Kesultanan Demak mengadakan
perluasan kekuasaan yang dibarengi oleh kegiatan dakwah Islam ke seluruh Jawa. Kini
Masjid Agung Demak difungsikan sebagai tempat peribadatan dan ziarah.17

17
Ibid. p.37

14
a) Pintu beledeg

b) dua buah gentong (tempayan besar) dari Dinasti Ming hadiah dari Putri Campa abad XIV,

c) Gambar bulus terdiri dari kepala yang berarti angka 1 (satu), kaki 4 berarti angka 4 (empat),
badan bulus berarti angka 0 (nol), ekor bulus berarti angka 1 (satu).Bisa disimpulkan, Masjid
Agung Demak berdiri pada tahun 1401 Saka.

d) bedug peninggalan para wali18

18
Ibid. p. 106-116

15
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kesultanan Demak merupakan kesultanan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh
Raden Patah pada tahun 1478 setelah Demak berdiri sendiri terlepas dari Majapahit yang telah
hancur. Dalam waktu singkat, Demak berkembang menjadi kerajaan besar. Wilayah kerajaan
Demak meliputi Jepara, Semarang, Tegal, serta lembang, jambi, pulau pulau antara kalimantan,
dan sumatera, serta beberapa daerah di pulau kalimantan. Pelabuhan pelabuhan penting yang
dikuasai Demak ialah Jepara, Tuban, Sidayu, Jaratan, dan Gresik. Demak mempunyai peran
penting dalam pengembangan agama Islam di Pulau Jawa dan Demak menjadi pusat
penyebaran agama islam. Penyebar penyebar agama islam terkenal dengan sebutan wali. Untuk
tempat beribadah dan pusat kegiatan agama, para wali mendirikan masjid di Demak.

Kerajaan Demak mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Trenggana yang
memerintah dari tahun 1521-1546 M. Sultan Trenggana berusaha untuk memperluas daerah
kekuasaannya hingga ke daerah Jawa Barat. Pada tahun 1522 Kerajaan Demak mengirimkan
pasukan ke Jawa Barat di bawah pimpinan Fatahillah. Ia adalah seorang ulama dari pasai yang
datang ke demak untuk mengabdi kepada Sultan. Kedatangannya diterima dengan baik oleh
Sultan Trenggana. Pada tahun 1527 armada Demak dibawah pimpinan Faletehan menuju ke
Banten, Sunda kelapa, dan Cirebon. Ketiga daerah tersebut termasuk wilayah kerajaan
Pajajaran. Banten dapat direbut, kemudian dilakukan penyerangan ke Sunda kelapa, ketika itu
orang-orang Portugis juga datang ke Sunda Kelapa. Mereka akan mendirikan kantor dagang
dan benteng di Sunda Kelapa. Kemudian terjadi perang antara orang Portugis dengan armada
Demak. Demak kemudian menang dan armada portugis dapat dihancurkan. Tepat pada tanggal
22 Juni 1527 Sunda Kelapa data dikuasai dan dganti nama dengan Jayakarta.

16
DAFTAR PUSTAKA

Saeful Bhri,”Sejarah peradaban islam perkembangan islam di Nusantara”cv.hawa kreasundo


(Rayhan Advertusing)Ruku Sukses 2 No.7, Jl. Kyai H. Abdu Latif, Sumurpecung, Kec. Serang.2020.

Zuliani Putri, Zuliani Putri. Jurnal Sejarah dan Kebudayaan Islam, Sejarah Kesultanan Demak:
Dari Raden Fatah Sampai Arya Penangsang Vol. 9 Issue1,July 2021.

Nur Afidah, Jurnal Studi Islam dan Kemuhammadiyahan Perkembangan Islam pada Masa
Kerajaan Demak (JASIKA) Volume 1, Nomor 1, 2021.

Mundzirin Yusuf, Sejarah Peradaban Islam Di Nusantara...,

Rokhman Nur, dkk, Pengembangan Maket Pusat Kerajaan Demak Sebagai Mwdia
Pembelajaran Sejarah

Rohaedjo Supratikno, KOTA Demak Sebagai Bandara Dagang Di Jalur Sutra. Departemrn
Pendidikan Dan Kebudayaan RI Jakarta 1997.

Maryam, Transformadi islam kultural ke structural(Studi Atas Kerajaan Demak)Jl. Raden


Fatah Pagar Dewa Bengkulu vol. no.1, janari-juni 2016

17

Anda mungkin juga menyukai