Anda di halaman 1dari 22

DISUSUN OLEH :

1. QUROTA AYUNIN (21)


2. RIRI AYU CAHYA NINGRUM (25)
3. SALWA SALSABILA (26)
4. SELVIA FITRIYANI (27)
5. SHELA FRANSISKA (28)
6. WIDIYAH SELVIANAH (30)
KELAS : 7 D

SMP NEGERI 2 ULUJAMI


TAHUN AJARAN 2023 / 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan kami
berbagai macam nikmat, sehingga aktivitas hidup ini banyak diberikan keberkahan.
Dengan kemurahan yang telah diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami bisa
menyelesaikan kliping yang berjudul “Kerajaan Islam Pertama di Indonesia” ini dengan baik.
Ucapan terima kasih tidak lupa kami haturkan kepada guru pembimbing dan teman-
teman yang banyak membantu dalam penyusunan kliping ini. Kami menyadari di
dalam penyusunan kliping ini masih jauh dari kesempurnaan. Masih banyak kekurangan yang
harus diperbaiki, baik dari segi tata bahasa.
Oleh karena itu kami meminta maaf atas ketidaksempurnaanya dan juga
memohon kritik dan saran untuk kami agar bisa lebih baik lagi dalam membuat kliping ini.
Harapan kami mudah-mudahan apa yang kami susun ini bisa memberikan manfaat
untuk diri kami sendiri,teman-teman, serta orang lain.

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................5
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................5
C. Tujuan............................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................6
A. Kerajaan Islam di Indonesia..........................................................................................6
B. Kegiatan Ekonomi.........................................................................................................10
1. Produksi...................................................................................................................10
2. Distribusi.................................................................................................................12
3. Konsumsi.................................................................................................................15
C. Pelaku Ekonomi.............................................................................................................17
D. Permintaan.....................................................................................................................19
BAB III PENUTUP.............................................................................................................21
A. Kesimpulan....................................................................................................................21
B. Saran..............................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum penjajah Belanda datang ke Indonesia, di Indonesia telah berdiri kerajaan-
kerajaan besar seperti : Samudera Pasai dan Aceh Darussalam (Sumatera), Pajang, Demak,
Mataram, Cirebon, dan Banten (Jawa), Banjar dan Kutai (Kalimantan), Gowa-Tallo,
Bone, Wajo, Soppeng, dan Luwa (Sulawesi).
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai yang merupakan
kerajaan kembar. Kerajaan ini terletak di pesisir timur laut Aceh. Kerajaan Aceh terletak di
daerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Di sini pula terletak
ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas
Machmud berpendapat, Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke 15 M, di atas puing-puing
kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497).
Sedangkan di Pulau Jawa juga berdiri kerajaan Demak yang dipimpin oleh Raden
Patah, kemudian berdiri pula Kesultanan Pajang yang dipandang sebagai pewaris kerajaan
Islam Demak. Kesultanan Cirebon adalah kerajaan Islam pertama di jawa Barat. Kerajaan
ini didirikan oleh Sultan Gunung Jati.
Di Kalimantan juga berdiri dua buah kerajaan yaitu kerajaan Banjar yang rajanya
bernama Sultan Suruiansyah, dan kerajaan Kutai yang salah satu rajanya bernama Tuan di
bandang atau lebih dikenal dengan sebutan Dato’ Ri Bandang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kerajaan islam pertama di Indonesia?
2. Apa saja kegiatan ekonomi?
3. Siapa saja pelaku ekonomi?
4. Apa yang dimaksud permintaan?

C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui kerjaan islam pertama di Indonesia
2. Untuk mengetahui kegiatan ekonomi
3. Untuk mengetahui pelaku ekonomi
4. Untuk mengetahui permintaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerajaan Islam Pertama di Indonesia


Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13 juga
didukung oleh faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak pedagang-
pedagang Islam dari berbagai penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga
Tiongkok masuk ke nusantara.
Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan masyarakat Indonesia.
Semakin tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini pun turut
membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara saat itu.
Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara
menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia.
Keterlibatan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya
agama Islam hingga ke seluruh penjuru tanah air.
1. Samudra Pasai

Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh, dan merupakan kerajaan Islam


pertama di Indonesia. Kerajaan ini didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.
Bukti-bukti arkeologis keberadaan kerajaan ini adalah ditemukannya makam raja-raja
Pasai di kampung Geudong, Aceh Utara. Makam ini terletak di dekat reruntuhan
bangunan pusat kerajaan Samudera di desa Beuringin, kecamatan Samudera, sekitar 17
km sebelah timur Lhokseumawe. Di antara makam raja-raja tersebut, terdapat nama
Sultan Malik al-Saleh, Raja Pasai pertama. Malik al-Saleh adalah nama baru Meurah
Silu setelah ia masuk Islam, dan merupakan sultan Islam pertama di Indonesia.
Berkuasa lebih kurang 29 tahun (1297-1326 M). Kerajaan Samudera Pasai merupakan
gabungan dari Kerajaan Pase dan Peurlak, dengan raja pertama Malik al-Saleh.
Pada masa jayanya, Samudera Pasai merupakan pusat perniagaan penting di
kawasan itu, dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri, seperti Cina, India,
Siam, Arab dan Persia. Komoditas utama adalah lada. Sebagai bandar perdagangan
yang besar, Samudera Pasai mengeluarkan mata uang emas yang disebut dirham. Uang
ini digunakan secara resmi di kerajaan tersebut. Di samping sebagai pusat
perdagangan, Samudera Pasai juga merupakan pusat perkembangan agama Islam.
2. Aceh Darussalam

Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496 M¹².
Ia berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan kecil di wilayah Aceh dan menaklukkan
Samudera Pasai, salah satu pusat Islam di Sumatera². Ia juga membangun angkatan
darat dan laut yang kuat untuk menghadapi ancaman dari Barat, terutama Portugis
yang telah menguasai Melaka.
Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636 M)¹². Di bawah kepemimpinannya, Aceh berhasil
menguasai Pahang, sumber timah utama di Nusantara, dan menyerang Melaka
beberapa kali². Sultan Iskandar Muda juga memperluas wilayah Aceh hingga ke
Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, dan Nias². Ia juga memperkuat hubungan
diplomatik dengan Kesultanan Utsmaniyah dan kerajaan-kerajaan Islam lainnya.
Kerajaan Aceh mulai mengalami kemunduran setelah kematian Sultan Iskandar
Muda. Penyebabnya antara lain adalah persaingan internal antara para ulama dan
ulèëbalang (pemimpin daerah), konflik suksesi antara para sultan dan sultanah,
serangan dari kerajaan-kerajaan tetangga seperti Minangkabau dan Banten, serta
campur tangan Belanda yang ingin menguasai perdagangan rempah-rempah.
Kerajaan Aceh berakhir pada tahun 1903 M setelah Belanda berhasil
menaklukkan ibu kota Kutaraja dalam Perang Aceh yang berlangsung selama 30
tahun¹². Sultan terakhir Kerajaan Aceh adalah Muhammad Daud Syah yang ditangkap
dan dibuang ke Sumatera Utara.
3. Demak

Kerajaan demak juga sering disebut juga sebagai Kesultanan Demak


merupakan sebuah Kerajaan Islam yang berada di daerah Demak, Jawa Tengah.
Kerajaan Demak ini cukup memiliki andil yang besar dalam persebaran Islam di tanah
air khususnya di Pulau Jawa. Kesultanan Demak ini tidak berlangsung lama
dikarenakan terjadinya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan.
Adanya perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan inilah menyebabkan
Kesultanan Demak menjadi runtuh. Masjid Agung Demak merupakan salah satu
peninggalan Kesultanan Demak yang ada sampai sekarang. Masjid Agung Demak ini
dipercaya merupakan masjid pada masa Kesultanan Demak yang didirikan oleh
Walisongo.
Kerajaan Demak merupakan Kerajaan Islam yang cukup terpandang pada masa
itu, hingga akhirnya runtuh di karenakan adanya perang saudara yang saling
memperebutkan kekuasaan. Setelah kesultanan Cirebon runtuh kemudian digantikan
oleh pewarisnya mendirikan kerajaan sendiri yang bernama kerajaan Pajang atau
Kesultanan Pajang.
4. Banten

Kerajaan Islam Banten merupakan Kerajaan Islam yang berada di daerah


Banten yang sekarang menjadi Provinsi Banten. Kesultanan Banten berawal dari
Kesultanan Cirebon dan kesultanan Demak yang sedang berekspansi memperluas
wilayahnya di wilayah utara Pulau Jawa. Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak
kemudian berhasil menaklukan beberapa kawasan pelabuhan di pesisir barat Pulau
Jawa salah satunya Banten.
Penaklukan pelabuhan di beberapa kawasan pesisir barat pulau jawa ini
dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya monopoli perdagangan antara perjanjian
Portugis dengan Kerajaan Sunda pada masa itu. Hingga akhirnya setelah berhasil
menaklukan Banten, kemudian Maulana Hasanudin yang merupakan putra dari Sunan
Gunung Jati mendirikan kesultanan sendiri yakni Kesultanan Banten dan
menjadikannya pangkalan militer karena kesultanan Banten dikenal memiliki kekuatan
militer yang kuat pada masa itu.
5. Makassar (Gowa-Tallo)
Kesultanan Gowa (kadang disebut Kerajaan Gowa atau Kerajaan Gowa Tallo)
atau Kesultanan Makassar adalah sebuah Kesultanan yang berpusat di daerah Sulawesi
Selatan, tepatnya di jazirah selatan dan pesisir barat semenanjung yang didiami oleh
suku Makassar. Wilayah inti bekas kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten
Gowa, Kotamadya Makassar, Kabupaten Takalar, kabupaten Maros, sebagian
kabupaten Pangkep, kabupaten Bantaeng, kabupaten jeneponto, kabupaten Sinjai,
kabupaten Bulukumba dan kabupaten Selayar saat ini.

Berawal dari chiefdom yang didirikan pada awal abad ke-14 (1320). Kerajaan
Gowa mencapai puncak kejayaannya bersama Kerajaan Tallo sekitar tahun 1511
hingga 1669, ketika kerajaan ini memegang hegemoni militer dan perdagangan atas
wilayah timur Nusantara, termasuk di antaranya sebagian besar Sulawesi, beberapa
bagian dari Maluku dan Nusa Tenggara, pesisir timur Kalimantan hingga Wilayah
Utara. Dalam prosesnya menjadi kekaisaran maritim, Kerajaan Gowa mengembangkan
berbagai inovasi dalam bidang pemerintahan, ekonomi dan militer. Perubahan sosial
budaya yang drastis juga terjadi seiring mengeratnya hubungan antara Kerajaan Gowa
dan dunia luar, terutama setelah Kerajaan Gowa mengadopsi Islam sebagai agama
resmi pada awal 1607.
Kekalahan Kerajaan Gowa dalam Perang Makassar yang terjadi pada tahun
1669 mengakibatkan lepasnya wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa di luar Sulawesi
Selatan, sementara sebagian kecil wilayahnya diberikan kepada VOC. Meski begitu,
Kerajaan Gowa tetap bertahan sebagai negeri merdeka hingga awal abad ke-20, ketika
pemerintah kolonial Belanda mengalahkan Gowa dalam Ekspedisi Sulawesi Selatan
dan menjadikannya daerah jajahan.
6. Mataram

Kerajaan Mataram Islam atau kesultanan Mataram Islam adalah kerajaan yang
berada di Pulau Jawa tepatnya berada di Jawa Tengah. Kerajaan Mataram menjadi
salah satu kerajaan islam yang kuat dan memiliki wilayah yang cukup luas yakni
meliputi pulau Jawa, Madura hingga Sukadana atau sekarang ini daerah Kalimantan
barat. Kerajaan Mataram dipimpin oleh dinasti yang di sebut dengan Dinasti Mataram
yang dipimpin oleh Wangsa Mataram.
Kerajaan Mataram ini puncak kejayaanya pada abad ke-16 tepatnya ketika di
bawah kepemimpinan Hanyakrakusuma. Saat penjajahan Belanda, Kesultanan
Mataram secara de facto merupakan kerajaan sendiri atau Negara sendiri yang
berdaulat dan tidak berada di bawah jajahan Belanda. Sehingga Kerajaan Mataram dan
Belanda (VOC) saling mengirim utusannya masing-masing layaknya duta besar untuk
menjalin kerjasama dan mempererat hubungan antara kerajaan Mataram dengan pihak
Belanda (VOC).
Salah satu Raja yang cukup terkenal dari kerajaan Mataram ini adalah Sultan
Agung, Raja Sultan Agung menjadi Raja yang sangat di agung-agung kan oleh
rakyatnya karena kepemimpinannya membuat kerajaan Mataram menjadi makmur,
damai dan sejahtera. Bahkan Sultan Agung juga dinobatkan sebagai salah satu
pahlawan nasional Indonesia.
Sultan Agung mendirikan pemakaman di daerah Imogiri yang terletak belasan
kilometer dari Yogyakarta, bahkan pemakaman Imogiri ini sampai sekarang masih ada
dan menjadi pemakanan khusus sultan atau keturunan kerajaan di Surakarta maupun di
Yogyakarta. Peninggalan dari Kerajaan Mataram pun masih ada hingga saat ini dan
menjadi daya tarik wisatawan karena masih terjaga dengan asli peninggalan-
peninggalannya.
7. Ternate dan Tidore

Menurut sejarah kerajaan Ternate telah berdiri sekitar abad ke 13 Masehi.


Kerajaan ini berada di Maluku Utara dan beribukotakan di Simpalu. Penyebaran Islam
di kerajaan Ternate dipengaruhi oleh ulama-ulama dari Jawa, Arab dan Melayu.
Kemudian, kerajaan ini pun resmi memeluk Islam setelah raja Zainal Abidin
belajar tentang Islam dari Sunan Giri pada tahun 1486 Masehi. Sebagai pusat
perdagangan rempah-rempah, maka banyak pedagang dari berbagai penjuru dunia
yang singgah di wilayah Ternate.
Kerajaan ini terletak di sebagian pulau Halmahera dan sebagian lagi di pulau
Seram. Kerajaan Tidore memeluk Islam sekitar abad ke 15 Masehi. Cirali Lijitu
merupakan sultan Tidore yang pertama kali memeluk agama Islam dan memiliki gelar
Sultan Jamaludin.
Sultan Jamaludin memeluk Islam berkat seorang mubaligh bernama Syekh
Mansyur. Kerajaan ini sendiri terkenal karena ekonomi perdagangan di sektor rempah-
rempah. Menurut sumber sejarah, kerajaan Tidore kala itu memiliki persekutuan yang
disebut dengan Ulisiwa yang terdiri atas wilayah Halmahera, Makyan, Kai, Jailolo
serta pulau-pulau lainnya di wilayah sebelah timur Maluku.
8. Banjarmasin

Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin atau Kerajaan Banjar adalah


sebuah kesultanan yang wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar
sampai Tanjung Aru. Kesultanan ini semula beribu kota di Banjarmasin kemudian
dipindahkan ke beberapa tempat dan terkahir di Martapura. Ketika beribu kota di
Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.
Kerajaan Banjar berdiri pada Tahun 1520 dan menjadi Kesultanan Banjar sejak
1526 Lalu dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar
tetap mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari
1905. Namun sejak 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya
Sultan Haji Khairul Saleh Al-Mu'tashim Billah, berlandaskan Permendagri No. 39
tahun 2007 tentang Pedoman Fasilitasi Organisasi Kemasyarakatan Bidang
Kebudayaan, Keraton, dan Lembaga Adat dalam Pelestarian dan Pengembangan
Budaya Daerah. Tugas melestarikan lembaga keraton, adat-istiadat, budaya, dan
sejenisnya ini dibebankan kepada kepala daerah dan masyarakat. Lewat wewenang
tersebut, Sultan Khairul Saleh (Sultan Banjar sekarang) menjalin silaturahmi dengan
tokoh-tokoh raja dan sultan se-Nusantara melalui berbagai forum komunikasi
kekerabatan guna melestarikan kebudayaan masing-masing daerah di Indonesia.
Kegiatan ini tak hanya lingkup nasional bahkan bersifat Internasional.

B. Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah sebuah aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Di dunia ini hampir tidak ada manusia yang bisa
melakukan segala hal seorang diri. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan bantuan
dari orang lain untuk menjalankan kegiatan ekonomi.
1. Produksi
Produksi merupakan kegiatan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa.
Kegiatan pokok ekonomi produksi dilakukan oleh produsen dalam rangka
menghasilkan barang untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan dari produksi
adalah guna memenuhi kebutuhan para pembeli atau konsumen dan mencari
keuntungan dalam menghasilkan barang dan jasa.
 Jenis produksi
a. Produksi Barang
Produksi barang merupakan kegiatan mengubah sifat maupun bentuk suatu
benda. Produksi barang ini dibedakan menjadi barang modal dan barang
konsumsi. Misalnya produksi roti, produksi mebel dan penjahit.
b. Produksi Jasa
Produksi jasa merupakan kegiatan menambah nilai guna suatu barang tanpa
mengubah bentuknya. Misalnya jasa perawatan kecantikan, jasa pengobatan,
jasa pariwisata.
c. Produksi Agraris
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan agraris, yaitu dengan cara
mengolah sumber daya alam terlebih dahulu sehingga menghasilkan barang
baru.
d. Produksi Ekstratif
Kegiatan produksi yang dilakukan pada perusahaan ekstraktif ialah dengan cara
mengambil kekayaan alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia tanpa mengubah sifat maupun bentuk barangnya.

 Tujuan kegiatan produksi


a. Menghasilkan barang atau jasa
Tujuan utama kegiatan produksi adalah menghasilkan barang atau jasa dengan
cara menciptakannya melalui proses produksi oleh produsen.
b. Meningkatkan nilai guna barang atau jasa
Tujuan perusahaan memproduksi suatu barang ialah untuk meningkatkan nilai
guna barang itu sendiri. Jika sebelumnya barang tersebut belum/kurang
berguna, tetapi sesudah melalui proses produksi, nilai guna dari barang tersebut
menjadi lebih tinggi.
c. Meningkatkan keuntungan
Dengan memproduksi barang dan jasa diharapkan dapat meningkatkan
keuntungan industri/perusahaan tersebut.
d. Memperluas lapangan usaha
Apabila suatu perusahaan sudah memiliki skala produksi yang besar dan
diminati maka bisa dipastikan perusahaan tersebut akan makin besar sehingga
dapat memperluas lapangan usaha.
e. Menjaga kesinambungan usaha perusahaan
Tujuan terakhir ialah untuk menjaga kesinambungan usaha perusahaan
sehingga perusahaan tersebut dapat terus berjalan baik dalam perolehan faktor-
faktor produksi, memproduksi barang dan jasa serta menjualnya ke pasar.

 Faktor-faktor kegiatan produksi


Faktor produksi merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses
produksi barang dan jasa. Kegiatan produksi tidak hanya memerlukan bahan baku,
tetapi juga faktor lain yang mendukung proses produksi dapat berjalan dengan
baik. Faktor produksi dibedakan menjadi empat yaitu.
a. Faktor alam
Faktor alam menjadi satu di antara komponen penting dalam kegiatan produksi.
Faktor alam merupakan semua hasil alam baik berupa benda maupun makhluk
hidup yang digunakan dalam kegiatan produksi untuk mencapai kemakmuran.
b. Faktor tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang menjalankan kegiatan produksi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tenaga kerja menjalankan kegiatan produksi secara langsung dan tidak
langsung dengan tenaganya untuk menghasilkan barang dan jasa. Misalnya staf
bagian produksi dan operator mesin produksi.
c. Faktor modal
Faktor modal tidak hanya berbentuk uang tunai. Faktor modal meliputi semua
barang dan benda yang digunakan untuk memperlancar dan memaksimalkan proses
produksi.
Faktor produksi modal dapat berupa peralatan, mesin, gedung, dan benda
penunjang kegiatan produksi lainnya.
d. Faktor kewirausahaan
Faktor keahlian berfungsi untuk mengontrol dan memastikan faktor-faktor
produksi berjalan dengan baik dan menghasilkan produksi yang maksimal.
Faktor produksi alam, tenaga kerja dan modal yang ada tidak akan maksimal
jika perusahaan tidak memiliki faktor keahlian yang mampu mengelola semua hal
tersebut.

2. Distribusi
Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari pihak produsen
kepada pihak konsumen. Orang yang melakukan distribusi disebut distributor. Adapun
tugas utama dari kegiatan distribusi yaitu membeli barang-barang dari pihak produsen
untuk kemudian dijual kepada pihak konsumen.
Distributor sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yakni pedagang besar (grosir),
pedagang kecil (retail), dan juga perantara. Pedagang besar merupakan membeli dan
menjual barang dalam jumlah yang besar, pedagang kecil membeli barang dari
pedagang besar untuk dijual kepada pihak konsumen. Sedangkan untuk perantara
merupakan hanya memperantarakan kegiatan ekonomi antara produsen dengan
konsumen. Contoh dari kegiatan distribusi misalnya grosir sembako yang menjual
produk dari produsen kepada masyarakat (konsumen).
 Fungsi distribusi
1. Fungsi pokok
a. Pengangkutan (Transportasi)
Seiring bertambahnya jumlah penduduk maka akan semakin bertambah
pula kebutuhan atas suatu produk. Dari adanya pernyataan tersebut,
menyebabkan produk barang harus dapat disalurkan ke berbagai tempat,
sehingga pasti lah membutuhkan alat transportasi untuk mengangkut
produk-produk tersebut supaya sampai ke tangan konsumen.
b. Penjualan (Selling)
Dalam bidang pemasaran barang, kegiatan menjual suatu produk oleh
produsen akan selalu ada. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada
pihak konsumen dapat dilakukan dengan cara penjualan. Dari proses
penjualan tersebut maka produk dapat sampai ke tangan konsumen dan
menggunakannya sesuai kebutuhan.
c. Pembelian (Buying)
Setiap aktivitas penjualan, pasti diiringi dengan adanya aktivitas pembelian
atau biasa kita sebut dengan transaksi jual-beli. Jika penjualan dilakukan
oleh produsen, maka proses pembelian ini dilakukan oleh konsumen yang
membutuhkan produk tersebut.
d. Penyimpanan (Storing)
Sebelum produk disalurkan ke tangan konsumen, biasanya produk-produk
tersebut akan disimpan lebih dahulu dalam suatu gudang. Hal tersebut
dilakukan supaya produk tetap aman dan utuh hingga diterima oleh
konsumen.
e. Pembakuan Standar Kualitas Barang
Konsumen mana pun pasti selalu menginginkan produk yang hendak
dibelinya mempunyai ketentuan mutu akan jenis dan ukuran produknya.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya pembakuan standar baik dalam jenis,
ukuran, maupun kualitas barang yang akan diperjualbelikan tersebut.
Pembakuan atau standarisasi suatu produk dilakukan supaya produk yang
akan didistribusikan sesuai dengan harapan konsumen.
f. Penanggung Risiko
Terkadang, terdapat produk distribusi yang mengalami jatuh atau pecah
sehingga produk tersebut dapat rusak. Hal tersebut akan menjadi risiko
yang harus ditanggung oleh seorang distributor. Namun, pada zaman
sekarang sudah terdapat lembaga atau perusahaan asuransi yang dapat
menanggung risiko tersebut.
2. Fungsi tambahan
Selain keenam fungsi pokok distribusi, terdapat tiga fungsi tambahan
dalam distribusi yang dilansir dari sutus Rumah Belajar Kemendikbud. Berikut
merupakan 3 fungsi tambahan kegiatan distribusi.
1. Menyeleksi Kegiatan ini biasanya diperlukan pada distribusi hasil pertanian
dan produksi yang dikumpulkan dari beberapa pengusaha. Sebagai contoh
pada produksi tembakau diperlukan penyeleksian berdasarkan mutu atau
standar yang berlaku.
Contoh lainnya pada produksi buah-buahan yang diseleksi berdasarkan
ukuran besar kecil buah.
2. Mengepak/Mengemas Kegiatan distribusi juga memiliki fungsi pengepakan
yang ditujukan untuk menghindari adanya kerusakan barang atau hilang
dalam pendistribusian. Oleh karena itu, barang hasil produksi harus
dikemas dengan baik.
3. Memberikan Informasi Distributor juga memiliki fungsi dalam
menyampaikan informasi terkait hal-hal yang perlu diinformasikan terkait
produk. Hal ini dimaksudkan untuk memberi kepuasan yang maksimal
kepada konsumen.
 Saluran distribusi
Saluran dalam aktivitas distribusi dapat dibedakan menjadi dua golongan yakni
pedagang dan perantara khusus.
1. Pedagang
Pedagang adalah seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual kembali
suatu produk tanpa mengubah bentuknya untuk mendapatkan keuntungan dari
pihak konsumen.
Pedagang dibedakan menjadi beberapa macam, yakni:
 Pedagang besar (Grosir): pedagang yang membeli suatu produk dalam
jumlah yang besar dan menjualnya kembali kepada pedagang lain.
 Pedagang eceran (Retailer): pedagang yang membeli suatu produk dan
menjualnya secara langsung kepada konsumen. Biasanya pedagang eceran
akan membeli suatu produk dari pihak produsen dalam jumlah yang besar,
kemudian menjualnya kembali dalam jumlah yang lebih kecil.
2. Perantara Khusus
Perantara khusus ini mempunyai tugas yang sama dengan penjual, tetapi
perantara khusus tidak bertanggung jawab secara penuh apabila produk tersebut
tidak laku terjual. Perantara khusus meliputi beberapa macamnya, yakni:
 Agen (Dealer): perantara pemasaran resmi atas nama perusahaan di suatu
daerah tertentu.
 Broker (Makelar): perantara pemasaran yang mempertemukan antara
penjual dengan pembeli untuk melaksanakan suatu kontrak tertentu.
 Komisioner: perantara pemasaran yang menggunakan atas namanya sendiri
dan bertanggung jawab atas dirinya sendiri.
 Eksportir: pemasaran yang kegiatannya mendistribusikan suatu produk ke
luar negeri.
 Importir: pemasaran yang kegiatannya menyalurkan suatu produk dari luar
negeri ke dalam negeri.
 Faktor kegiatan distribusi
Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan distribusi. Faktor-
faktor tersebut meliputi:
1. Faktor Pasar Dalam lingkup faktor ini, saluran distribusi dipengaruhi oleh pola
pembelian konsumen. Maksud dari pola pembelian konsumen yakni berkaitan
dengan jumlah konsumen, letak geografis konsumen, jumlah pesanan serta
kebiasaan dalam pembelian.
2. Faktor Barang
Faktor barang meliputi segi barang yang bersangkut-paut dengan nilai unit,
besar dan berat barang, mudah rusaknya barang, standar barang dan
pengemasan.
3. Faktor Perusahaan
Faktor perusahaan yang dimaksud adalah terkait pertimbangan dalam sumber
dana, pengalaman dan kemampuan manajemen serta pengawasan dan
pelayanan yang diberikan oleh perusahaan.
4. Faktor Kebiasaan dalam Pembelian
Pertimbangan lain yang diperlukan dalam kebiasaan pembelian meliputi: fungsi
perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, volume penjualan
hingga ongkos penyaluran barang.
3. Konsumsi
Konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan dengan tujuan
menghabiskan nilai guna. Di samping itu tindakan ini juga untuk memenuhi kebutuhan
baik individu atau bersamaan. Orang yang melakukan kegiatan konsumsi dapat
disebut sebagai seorang konsumen.
 Fungsi kegiatan konsumsi
1. Menghabiskan atau Mengurangi nilai Guna Suatu Barang Sekaligus
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa secara sekaligus adalah barang-barang yang habis pakai atau tidak
barang-barang yang tidak dapat bertahan lama. Yaitu seperti makanan dan
minuman. Karena jika tidak dihabiskan dalam waktu sekaligus, maka bahan-
bahan tersebut akan rusak, basi, dan kadaluarsa sehingga tidak memiliki nilai
guna lagi.
2. Mengurangi Nilai Guna Suatu Barang dan Jasa Secara Bertahap
Hal-hal yang termasuk ke dalam klasifikasi mengurangi nilai guna suatu barang
dan jasa secara bertahap adalah misalnya penggunaan barang yang tidak habis
dalam jangka waktu singkat. Yaitu seperti mobil, motor, pakaian, furniture
rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, dan sebagainya. Untuk mengurangi
nilai guna barang-barang tersebut memerlukan waktu yang cukup lama dan
bertahap.
3. Pemenuhan Kebutuhan Jasmani dan Rohani
Adanya tujuan utama dalam sebuah kegiatan pada konsumsi manusia adalah
untuk memenuhi kebutuhan fisik dan mental mereka. Kebutuhan fisik seperti
minum atau makan, olahraga dan lainnya. Sambil melakukan kebutuhan
spiritual seperti hiburan, membaca, ibadah, buku dan lain sebagainya.
4. Memuaskan Kebutuhan Secara Fisik
Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti seseorang yang
membeli produk pelangsing agar tubuh tetap langsing dan ideal, atau
mengonsumsi obat-obatan sebagai dalam sebuah kecantikan, dan dapat
membeli pakaian bagus untuk terlihat cantik dan elegan hingga untuk
memenuhi kebutuhan fisik dengan cara langsung.
5. Mendukung Aktivitas Produksi
Keinginan manusia untuk mengkonsumsi produk barang dan jasa tertentu dapat
mendorong terjadinya aktivitas produksi. Kedua aktivitas ini akan saling
menguntungkan seluruh pihak yang terlibat, yakni pihak yang memproduksi
dan menginginkan keuntungan serta pihak yang mengkonsumsi dan
menginginkan kepuasan.
6. Membantu Menyesuaikan Rumusan Tarif Upah Minimum untuk Pekerja
Aktivitas konsumsi yang dilakukan oleh masyarakat digunakan pemerintah
sebagai tolok ukur untuk menyesuaikan rumusan tarif upah minimum. Selain
itu, aktivitas ini juga bisa dijadikan acuan penentuan tarif pajak serta rasio
anggaran belanja negara.
7. Sebagai Titik Awal dan Akhir Kegiatan Ekonomi
Perilaku konsumsi masyarakat juga menempati posisi penting dalam kegiatan
ekonomi karena berperan sebagai titik awal sekaligus titik akhir kegiatan
tersebut. Seseorang yang menginginkan ponsel baru, misalnya, akan membeli
ponsel tersebut dan memulai suatu transaksi dalam kegiatan ekonomi. Setelah
ponsel dimiliki dan keinginannya terpenuhi, kegiatan ekonomi pun otomatis
berakhir pada titik itu.
 Faktor kegiatan konsumsi
1) Penghasilan – Penghasilan berpengaruh besar terhadap tingkat konsumsi
seseorang. Semakin besar penghasilan seseorang maka orang tersebut akan
mengkonsumsi lebih banyak barang atau jasa, begitu juga sebaliknya.
2) Tingkat Pendidikan – Pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang
dalam melakukan kegiatan konsumsi. Semakin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, umumnya tingkat konsumsinya juga akan semakin tinggi, begitu
juga sebaliknya.
3) Harga Barang dan Jasa – Harga barang dan jasa dapat mempengaruhi tingkat
konsumsi seseorang. Semakin tinggi harga barang dan jasa, maka tingkat
konsumsi akan semakin rendah, dan begitu juga sebaliknya.
4) Jumlah Keluarga – Keluarga yang jumlah anggotanya lebih besar akan
membuat tingkat konsumsinya semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5) Jenis Kelamin – Kebutuhan barang atau jasa antara pria dan wanita tentunya
sangat berbeda. Hal tersebut juga akan mempengaruhi tingkat konsumsi.
6) Selera dan Gaya – Sebagian orang memiliki selera dan gaya yang lebih baik,
baik dalam hal berbusana maupun hal lainnya. Hal ini membuat tingkat
konsumsi mereka menjadi lebih tinggi ketimbang mereka yang kurang
memperhatikan gaya.
7) Adat Istiadat dan Kebiasaan – Kebiasaan dan adat istiadat di suatu daerah juga
mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakatnya.
8) Tingkat bunga Ahli ekonomi klasik menganggap bahwa konsumsi merupakan
fungsi dari tingkat bunga. Khususnya mereka percaya bahwa tingkat bunga
mendorong tabungan dan mengurangi konsumsi.

C. Pelaku Ekonomi
1) Pengertian pelaku ekonomi
Pelaku ekonomi adalah individu, kelompok, atau lembaga yang memiliki keterlibatan
dalam perekonomian. Pelaku ekonomi dalam kegiatan ekonomi bisa sebagai
konsumen, distributor, atau produsen. Sehingga, bisa disimpulkan bahwa kegiatan
ekonomi tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya pelaku ekonomi.
2) Jenis-jenis pelaku ekonomi serta perannya
Para pelaku ekonomi memiliki peran masing-masing dalam kegiatan ekonomi. Di
bawah ini adalah jenis-jenis pelaku ekonomi serta perannya:
a. Rumah Tangga Konsumsi/Keluarga (RTK)
Rumah tangga konsumsi adalah individu atau kelompok yang melakukan aktivitas
konsumsi barang atau jasa dengan menggunakan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Dalam kegiatan ekonomi, rumah tangga konsumsi memiliki
peran:
 Sebagai pemasok faktor-faktor produksi (input) berupa tanah, modal, tenaga
kerja, dan keahlian kepada perusahaan untuk kegiatan ekonomi.
 Sebagai pemakai barang dan jasa yang dihasilkan rumah tangga perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. Rumah Tangga Perusahaan/Produsen (RTP)


Rumah tangga perusahaan adalah pelaku ekonomi yang cukup penting, di mana
secara umum berperan sebagai produsen barang dan jasa, termasuk distribusinya.
Berikut ini adalah rincian dari peran rumah tangga perusahaan:
 Sebagai produsen yang menghasilkan barang dan jasa untuk pemenuhan
kebutuhan konsumen. Produksi barang dan jasa yang dilakukan produsen
menggunakan faktor-faktor produksi dari RTK.
 Sebagai agen pembangunan untuk meningkatkan produksi lewat penelitian dan
pembangunan. Perusahaan tidak hanya mengejar keuntungan saja, tetapi harus
bertanggung jawab atas kesejahteraan karyawan dan masyarakat.
 Sebagai distributor dengan menyalurkan barang dan jasa untuk melayani
konsumen agar sampai dengan baik.

c. Rumah Tangga Pemerintahan/Government (RTG)


Rumah tangga pemerintah bertugas untuk mengatur, mengendalikan, hingga
melakukan kontrol akan jalannya perekonomian negara agar masyarakat lebih
sejahtera. Berikut ini adalah beberapa peran rumah tangga pemerintah:
 Sebagai investor dan produsen sehingga bisa menghasilkan barang atau jasa
yang menyangkut kebutuhan orang banyak serta dapat sebagai penanam modal
pada perusahaan yang beroperasi di negara tersebut.
 Sebagai konsumen karena ketika pemerintah menjalankan tugas pastinya
membutuhkan berbagai barang atau jasa.
 Sebagai pengatur yang membuat berbagai peraturan dan kebijakan yang
berkaitan dengan kegiatan ekonomi di negara tersebut.
d. Masyarakat/Rumah Tangga Luar Negeri (RTLN)
Rumah tangga luar negeri adalah negara hingga masyarakat di luar negeri itu.
Dalam kegiatan ekonomi sebuah negara, rumah tangga luar negeri memiliki peran
sebagai berikut:
 Sebagai konsumen dari produk barang atau jasa dengan mengimpor dari negara
lain ke negara tersebut.
 Sebagai produsen yang menghasilkan barang atau jasa, nantinya akan diekspor
ke negara lain.
 Sebagai sumber tenaga kerja ahli dengan memenuhi kebutuhan tenaga kerja di
negara lain.
 Sebagai investor dengan memberikan dana kepada perusahaan agar
perekonomian negara tersebut lebih maju.

D. Permintaan
a. Pengertian Permintaan
permintaan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk meminta sesuatu atau
meminta barang dalam jumlah tertentu, yang akan dibeli atau diminta dengan suatu harga
dan waktu tertentu. Permintaan, berhubungan erat dengan keinginan konsumen terhadap
suatu barang dan jasa yang akan dipenuhi. Permintaan konsumen akan suatu barang dan
jasa, jumlahnya tak terbatas.
b. Jenis Permintaan
Terdapat dua jenis permintaan, yaitu berdasarkan jumlah dan daya beli. Berikut
penjelasannya.
a) Berdasarkan jumlah permintaan
 Permintaan individu yaitu jumlah permintaan masing-masing individu terhadap
barang atau jasa pada berbagai tingkat harga.
 Permintaan pasar adalah gabungan jumlah permintaan individu-individu
terhadap barang atau jasa pada tingkat harga tertentu secara horizontal.
b) Permintaan berdasarkan daya beli, dibedakan menjadi tiga:
 Permintaan efektif yaitu permintaan yang disertai daya beli, kemampuan beli
dan tindakan pembelian.
 Permintaan potensial yaitu permintaan yang disertai daya beli, kemampuan
membeli tetapi belum melakukan pembelian.
 Permintaan absolut yaitu permintaan tanpa disertai daya beli dan kemampuan.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
1) Harga barang itu sendiri
jika ada promo great sale suatu produk, pasti kalian akan buru-buru
membeli barang itu kan? Itulah yang memengaruhi tingginya permintaan, karena
barangnya murah, apalagi berkualitas, maka peminatnya banyak, sehingga
permintaan tinggi. Begitu juga sebaliknya, jika harga cenderung tinggi, atau tidak
ada promo, maka permintaan terhadap barang tersebut akan cenderung sedikit.
2) Harga barang lain yang terkait
Pada teori ekonomi menyatakan, apabila harga barang pengganti dan
barang pelengkapnya turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan
semakin berkurang. Namun, apabila harga barang pengganti dan barang
pelengkapnya naik, maka permintaan terhadap barang tersebut akan meningkat.
3) Tingkat pendapatan dan daya beli konsumen
Daya beli konsumen ditentukan oleh pendapatan konsumen tersebut sendiri.
Jika pendapatan konsumen tinggi, maka secara otomatis, daya beli meningkat.
Daya beli ini, nantinya meningkatkan permintaan terhadap suatu barang.Tingkat
pendapatan konsumen akan menunjukkan daya beli konsumen. Semakin tinggi
tingkat pendapatan, maka semakin meningkat permintaan terhadap suatu barang
tersebut.
Sebagai contoh, konsumen tidak perlu menunggu promo, untuk membeli
suatu barang, karena konsumen memiliki dana yang cukup untuk membeli suatu
barang.
4) Selera masyarakat
Jika suatu produk sesuai dengan selera atau kebiasaan konsumen, maka
permintaan terhadap suatu produk itu akan meningkat. Selera yang meningkat,
dengan diikuti tren produk yang mengikuti selera, maka akan meningkatkan
permintaan barang tersebut.
5) Jumlah penduduk
Meski kebutuhannya beragam, namun jumlah penduduk memengaruhi
permintaan. Hal ini ditandai dengan, semakin besar jumlah penduduk suatu daerah
atau negara, maka akan semakin akan tinggi permintaan suatu barang dengan harga
tertentu.
d. Hukum permintaan
Hukum permintaan adalah hukum yang menjelaskan tentang adanya hubungan
yang bersifat negatif antara tingkat harga dengan jumlah barang yang diminta.
Apabila harga naik, maka jumlah barang yang diminta berkurang. Apabila harga
turun, maka jumlah barang yang diminta bertambah.
Bunyi hukum permintaan, "Semakin turun tingkat harga, maka semakin banyak
jumlah barang yang tersedia diminta, dan sebaliknya, semakin naik tingkat harga
semakin sedikit jumlah barang yang tersedia diminta."
Hukum ini menjelaskan eratnya hubungan yang bersifat negatif antara harga
dengan jumlah barang yang diminta.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Semakin berkembangnya kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia sekitar abad ke 13 juga
didukung oleh faktor lalu lintas perdagangan laut nusantara saat itu. Banyak pedagang-
pedagang Islam dari berbagai penjuru dunia seperti dari Arab, Persia, India hingga
Tiongkok masuk ke nusantara.
Para pedagang-pedagang Islam ini pun akhirnya berbaur dengan masyarakat Indonesia.
Semakin tersebarnya agama Islam di tanah air melalui perdagangan ini pun turut
membawa banyak perubahan dari sisi budaya hingga sisi pemerintahan nusantara saat itu.
Munculnya berbagai kerajaan-kerajaan bercorak Islam yang tersebar di nusantara
menjadi pertanda awal terjadinya perubahan sistem pemerintahan dan budaya di Indonesia.
Keterlibatan kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia juga turut berperan dalam tersebarnya
agama Islam hingga ke seluruh penjuru tanah air.

B. Saran
Demikian pembahasan kliping kami mengenai “Kerajaan Islam Pertama di Indonesia”.
Penulis menyadari dalam penyusunan kliping masih ada kesalahan dalam penulisan. Oleh
karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menyempurkan makalah ini. dan
selanjutnya. Semoga kliping ini dapat memberikan manfaat untuk para pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

https://acehprov.go.id/berita/kategori/jelajah/kerajaan-samudera-pasai
https://www.gramedia.com/literasi/pendiri-kerajaan-aceh/
https://www.gramedia.com/literasi/kerajaan-islam-di-indonesia-nusantara/
#Sejarah_Kerajaan_Islam_di_Indonesia_Nusantara
https://www.gramedia.com/literasi/jenis-jenis-kegiatan-ekonomi/
#2_Kegiatan_Ekonomi_Produksi
https://tirto.id/kegiatan-ekonomi-pengertian-faktor-dan-fungsi-distribusi-gkau
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-konsumsi/
https://www.quipper.com/id/blog/mapel/ekonomi/pelaku-ekonomi-pengertian-jenis-jenis-
hingga-faktor-yang-mempengaruhinya/#Pengertian_pelaku_ekonomi
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-permintaan-penawaran-dan-keseimbangan/
#1_Pengertian_penawaran

Anda mungkin juga menyukai