Studi Islam 2
Disusun Oleh:
Kelompok 7
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Kerajaan-Kerajaan di Indonesia”. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam konsep pendidikan menurut para pemikir dunia. Harapan kami
semoga makalah ini membantu dalam menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.
i
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................................................................. 1
BAB II............................................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................................... 2
A. Kerajaan Demak........................................................................................................................... 7
PENUTUP ................................................................................................................................................................... 17
A. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 17
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam lahir di Jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa oleh pedagang
dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima dengan
baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat berkembang
di indonesia antara lain karena syarat masuk Islam mudah, islam bersifat terbuka, tidak
mengenal sistem kasta, disebarkan secara damai, upacara sederhana.
Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar Agama Islam yang di kenal sebagai Wali
Sanga. Peranan Wali Sanga ini termasuk menjadi pendukung berdirinya kerajaan islam di
indonesia.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kerajaan - kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana kehidupan nya
C. Tujuan
Untuk mengetahui apa aja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana
kehidupan nya
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar abad ke-7 dan 8,
Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam pelayarannya ke
negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Di Sumatera, daerah yang pertama kali
disinggahi oleh orang-orang Islam adalah pesisir Samudera
Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan masyarakat.
Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman
malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya,
berdirilah kerajaan Samudera Pasai.
1. Nazimuddin Al-Kamil
2. Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)
3. Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)
4. Sultan Ahmad Perumadat Perumal
5. Zainal Abidin (1383-1405)
6. Sultan Shalahudin (1405 - 1412).
2
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun
langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang
digunakan untuk :
Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu
menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera
Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan
okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial
masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.
Di bidang agama
Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah,
telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula,
diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai
dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang
telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan
kepatuhannya kepada sang raja.
3
• Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran Syamsudin as-
Sumatrani dan penganut ajaran Naruddin ar Raniri.
B. Kerajaan Malaka
Hubungan perdagangan antara Samodra Pasai dengan Malaka yang semakin ramai telah
membawa pengaruh islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat islam di Malaka. Pada
abad ke-14 M, Malaka menjadi bandar paling penting di Asia Tenggara. Karena pada saat itu
Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran islam. Dalam perkembangannya
masyarakat muslim Malaka semakin banyak sehingga kemudian muncul sebagai kerajaan besar.
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka.
Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang
pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan
dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.
Sedangkan kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam
dan lingkungan wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial
4
masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat
individualisme. Kelompok masyarakat pun bermunculan, seperti adanya golongan buruh dan
majikan.
Kehidupan Ekonomi
Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang
banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting
memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat kaya.
Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang berisi
pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya
komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.
C. Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan Aceh
Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh
Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena
mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.
Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak pemerintahan
di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan, disebut golongan
teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau
teungku.
5
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar Muda. Semasa
pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke Semenanjung Malaya (Johor,
Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada
angkatan lautnya merupakan yang terkuat di masa itu
Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan
internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Islam.
Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan
bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada sekitar
abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri,
Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.
Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya.
Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang
kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.
6
2. Kerajaan islam di Jawa
A. Kerajaan Demak
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan
oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan
Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini
didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam
paling awal di pulau jawa.
B. Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan
Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah
7
menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi
kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon.
1. Sultan Hasanudin
2. Syeh Maulana Yusuf
3. Maulana Muhammad
4. Abdulmufakhir
5. Sultan Ageng Tirtayasa
6. Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar
Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang perdagangan. Hal
tersebut disebabkan karena:
• Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
• Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
• Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat sebagai
pelabuhan dagang yang baik.
C. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal
perkembangannya adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajang.
Kerajaan mataram berada di daerah jawa tengah bagian selatan dengan pusat Kerajaan ini
terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede.
8
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati
Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli : Raden Mas
Jatmika )
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)
6. Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas Rahmat )
7. Amangkurat III (Nama aslinya adalah Raden Mas Sutikna )
Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam
tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat
kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas
memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana terdapat jabatan
jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh
kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh
penduduk
D. Kerajaan Pajang
Pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura menulis seluk
beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai pendahulunya. Pajang sendiri
sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah
ladangnya oleh pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Di bekas kompleks keraton
Raja Pajang yang dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri Cina.
Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di Kartasura, ada
kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana bupati Surabaya. Pada masa itu
seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
10
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di
dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya bermata air di
lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di
sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.
12
4. kerajaan Islam di Sulawesi
Kerajaan Makasar
Kesultanan Makassar merupakan kesultanan Islam di Sulawesi bagian selatan pada
abad ke-16 Masehi yang pada mulanya masih terdiri atas sejumlah kerajaan kecil yang saling
bertikai. Daerah ini kemudian dipersatukan oleh kerajaan kembar yaitu Kerajaan Gowa dan
Kerajaan Tallo menjadi Kesultanan Makassar. Cikal bakal Kesultanan Makassar adalah dua
kerajaan kecil bernama Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo ini terletak di semenanjung barat-
daya Sulawesi dengan kedudukan strategis dalam perdagangan rempah-rempah.Seperti yang
terjadi di bandar rempah-rempah lainnya, para pedagang muslim juga berupaya menyebarkan
ajaran Islam di Makassar.
Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar
dibedakan atas 3 lapisan atau kelas, yaitu:
• Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
• Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
• Ata untuk Hamba Sahaya.
Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur perdagangan
antara Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut berkembang menjadi pusat
perdagangan.
13
Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang bersifat
maritime, yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Masyarakat Kerajaan
Makasar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab lontara.
A. Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan
Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah
berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku,
Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang,
baik dari Nusantara maupun pedagang asing.
B. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate
dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik tahta pada tahun 1081
M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh
Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk
Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpukan bahwa, islam masuk indonesia kira-kira
pada Abad ke -7. Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia antara lain adalah Kerajaan
Samudra Pasai, Kerajaan Malaka, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Pajang, Kerajaan Makassar, Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, dan
sebagainya.
B. SARAN
Sebagai mahasiswa Indonesia perlu diketahui bahwa sangat banyak pelajaran serta
pengetahuan tentang sejarah negara ini mulai dari sebelum penjajahan maupun sesudahnya.
Maka kita sebagai penerus bangsa ini harus terus menjaga dan melestarikan bahwa sejarah tidak
hanya dicatat dan disampaikan namun sejarah harus itu dikenang dan terus menjadi pelajaran
bagi seluruh masyarakat Indonesia.
17
Daftar Pustaka
http://knowledgeprovider.blogspot.com/2011/10/kerajaan-samudra-pasai.html
http://www.g-excess.com/sejarah-kerajaan-islam-kerajaan-aceh.html
https://dinanurfadhilah.wordpress.com/2014/06/26/kerajaan-samudra-pasai/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/5-raja-yang-pernah-memerintah-kerajaan.html
http://noviapingkanita.blogspot.com/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/raja-raja-yang-pernah-menguasai-kerajaan-
banten.html
http://kerajaan-mataram-islam.blogspot.com/
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/kerajaan-pajang.html
18