Anda di halaman 1dari 21

Kerajaan-kerjaan Islam di Indonesia

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Studi Islam 2

Dosen Pengampu : Atep Abdurofiq, M. Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 7

1. Tirta Farahgta Fanshab (11190490000107)

2. Bella Septiko Putri (11190490000106)

3. Mochammad Nurul Amin (1119049000105)

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Kerajaan-Kerajaan di Indonesia”. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca dalam konsep pendidikan menurut para pemikir dunia. Harapan kami
semoga makalah ini membantu dalam menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah
ini.

i
Daftar Isi
BAB I ............................................................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................... 1

C. Tujuan ................................................................................................................................................. 1

BAB II............................................................................................................................................................................ 2

PEMBAHASAN ........................................................................................................................................................... 2

1. Kerajaan islam di Sumatera ................................................................................................................ 2

A. Kerajaan Samudara Pasai ............................................................................................................. 2

B. Kerajaan Malaka ......................................................................................................................... 4

C. Kerajaan Aceh .............................................................................................................................. 5

2. Kerajaan islam di Jawa ................................................................................................................... 7

A. Kerajaan Demak........................................................................................................................... 7

B. Kerajaan Banten .......................................................................................................................... 7

D. Kerajaan Pajang ...................................................................................................................... 10

3. Kerajaan Islam di Kalimantan............................................................................................................ 11

4. kerajaan Islam di Sulawesi................................................................................................................. 13

Kerajaan Makasar .............................................................................................................................. 13

5. Kerajaan Islam di Maluku .................................................................................................................. 14

A. Kerajaan Ternate ........................................................................................................................... 14

B. Kerajaan Tidore ............................................................................................................................ 15

BAB III ........................................................................................................................................................................ 17

PENUTUP ................................................................................................................................................................... 17

A. KESIMPULAN ................................................................................................................................. 17

Daftar Pustaka ............................................................................................................................................................ 18


ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam lahir di Jazirah Arab. Islam berkembang sampai ke Indonesia dibawa oleh pedagang
dari Arab, Persia, dan Gujarat, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-8. Islam diterima dengan
baik dan berkembang dengan pesat di Indonesia. Faktor pendorong Islam cepat berkembang
di indonesia antara lain karena syarat masuk Islam mudah, islam bersifat terbuka, tidak
mengenal sistem kasta, disebarkan secara damai, upacara sederhana.

Di pulau Jawa, ada sembilan tokoh penyebar Agama Islam yang di kenal sebagai Wali
Sanga. Peranan Wali Sanga ini termasuk menjadi pendukung berdirinya kerajaan islam di
indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja kerajaan - kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana kehidupan nya

C. Tujuan
Untuk mengetahui apa aja kerajaan-kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia dan bagaimana
kehidupan nya

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Kerajaan islam di Sumatera

A. Kerajaan Samudara Pasai


Kerajaan Samudra Pasai adalah kerajaan islam pertama di Indonesia. Letak Samudra Pasai
di pantai timur Pulau Sumatrabagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran perdagangan
internasional waktu itu, yaitu Selat Malaka. Pusat pemerintahanya di kota pasai. Dengan posisi
yang strategis tersebut Kerajaan Samudra Pasai berkembang dengan cukup pesat baik dalam
kehidupan politik, ekonomi, dan social budaya.

Awal masuk islam di Kerajaan Samudra Pasai

Kedatangan Islam di berbagai daerah Indonesia tidaklah bersamaan. Sekitar abad ke-7 dan 8,
Selat Malaka sudah mulai dilalui oleh pedagang-pedagang Muslim dalam pelayarannya ke
negeri-negeri di Asia Tenggara dan Asia Timur. Di Sumatera, daerah yang pertama kali
disinggahi oleh orang-orang Islam adalah pesisir Samudera

Kehadiran agama Islam di Pasai mendapat tanggapan yang cukup berarti di kalangan masyarakat.
Di Pasai agama Islam tidak hanya diterima oleh lapisan masyarakat pedesaan atau pedalaman
malainkan juga merambah lapisan masyarakat perkotaan. Dalam perkembangan selanjutnya,
berdirilah kerajaan Samudera Pasai.

Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan samudra pasai

1. Nazimuddin Al-Kamil
2. Sultan Malik Al-Saleh (1285-1297)
3. Sultan Malik Al-Thahir / Sultan Muhammad (1297-1326)
4. Sultan Ahmad Perumadat Perumal
5. Zainal Abidin (1383-1405)
6. Sultan Shalahudin (1405 - 1412).

2
Kehidupan Ekonomi
Karena letak geografisnya yang strategis, ini mendukung kreativitas mayarakat untuk terjun
langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar – bandar yang
digunakan untuk :

• Menambah perbekalan untuk pelayaran selanjutnya


• Mengurus soal-soal atau masalah-masalah perkapalan
• Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri

Perkembangan ekonomi masyarakat Kerajaan Samudera Pasai bertambah pesat, sehingga selalu
menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaan – kerajaan di sekitarnya. Setelah Samudera
Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka maka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka.

Kehidupan Sosial

Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai diatur menurut aturan – aturan dan
okum – okum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial
masyarakat di negeri Mesir maupun di Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
mendapat julukan Daerah Serambi Mekkah.

Di bidang agama

Sesuai dengan berita dari Ibn Battutah tentang kehadiran ahli-ahli agama dari Timur Tengah,
telah berperan penting dalam proses perkembangan Islam di Nusantara. Berdasarkan hal itu pula,
diceritakan bahwa Sultan Samudra Pasai begitu taat dalam menjalankan agama Islam sesuai
dengan Mahzab Syafi’I dan ia selalu di kelilingi oleh ahli-ahli teologi Islam. Dengan raja yang
telah beragama Islam, maka rakyat pun memeluk Islam untuk menunjukan kesetiaan dan
kepatuhannya kepada sang raja.

Kemunduran Kerajaan Samudra Pasai

Faktor-faktor yang menyebabkan keemunduran kerajaan samudra pasai yaitu:

• Kekalahan Acah dalam melawan portugis di malaka pada tahun 1629M.


• Tokoh penggganti Sultan Iskandar Muda tidak secakap pendahulunya.

3
• Permusuhan yang hebat di antara kaum ulama yang menganut ajaran Syamsudin as-
Sumatrani dan penganut ajaran Naruddin ar Raniri.

Peninggalan Kerajaan Samudra Pasai

a. Makam Sultan Malik AL-Saleh


b. Makam Sultan Maulana Al Zhahir
c. Makam Nahriyah

B. Kerajaan Malaka
Hubungan perdagangan antara Samodra Pasai dengan Malaka yang semakin ramai telah
membawa pengaruh islam di Malaka. Muncullah kemudian masyarakat islam di Malaka. Pada
abad ke-14 M, Malaka menjadi bandar paling penting di Asia Tenggara. Karena pada saat itu
Kerajaan Malaka merupakan pusat perdagangan dan penyebaran islam. Dalam perkembangannya
masyarakat muslim Malaka semakin banyak sehingga kemudian muncul sebagai kerajaan besar.
Letak Kerajaan Malaka diperkirakan berada di Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaka.

Raja – raja yang memerintah Kerajaan Malaka antara lain :

1. Iskandar Syah (1396-1414 M)


2. Muhammad Iskandar Syah (1414-1424 M)
3. Mudzafat Syah (1424-1458 M)
4. Sultan Mansyur Syah (1458-1477 M)
5. Sultan Alaudin Syah (1477-188 M)
6. Sultan Mahmud Syah (1488-1511 M)

Kehidupan Sosial – Budaya

Pada kehidupan budaya, perkembangan seni sastra Melayu mengalami perkembangan yang
pesat seperti munculnya karya-karya sastra yang menggambarkan tokoh-tokoh kepahlawanan
dari Kerajaan Malaka seperti Hikayat Hang Tuah, Hikayat Hang Lekir dan Hikayat Hang Jebat.
Sedangkan kehidupan sosial Kerajaan Malaka dipengaruhi oleh faktor letak, keadaan alam
dan lingkungan wilayahnya. Sebagai masyarakat yang hidup dari dunia maritim, hubungan sosial
4
masyarakatnya sangatlah kurang dan bahkan mereka cenderung mengarah ke sifat-sifat
individualisme. Kelompok masyarakat pun bermunculan, seperti adanya golongan buruh dan
majikan.

Kehidupan Ekonomi

Malaka memungut pajak penjualan, bea cukai barang-barang yang masuk dan keluar, yang
banyak memasukkan uang ke kas negara. Sementara itu, raja maupun pejabat-pejabat penting
memperoleh upeti atau persembahan dari pedagang yang dapat menjadikan mereka sangat kaya.

Suatu hal yang penting dari Kerajaan Malaka adalah adanya undang-undang laut yang berisi
pengaturan pelayaran dan perdagangan di wilayah kerajaan. Untuk mempermudah terjalinnya
komunikasi antar pedagang maka bahasa Melayu (Kwu-lun) dijadikan sebagai bahasa perantara.

C. Kerajaan Aceh
Sejarah Kerajaan Aceh

Kerajaan Islam berikutnya di Sumatra ialah Kerajaan Aceh. Kerajaan yang didirikan oleh
Sultan Ibrahim yang bergelar Ali Mughayat Syah (1514-1528), menjadi penting karena
mundurnya Kerajaan Samudera Pasai dan berkembangnya Kerajaan Malaka.

Para pedagang kemudian lebih sering datang ke Aceh.

Pusat pemerintahan Kerajaan Aceh ada di Kutaraja (Banda Acah sekarang). Corak pemerintahan
di Aceh terdiri atas dua sistem: pemerintahan sipil di bawah kaum bangsawan, disebut golongan
teuku; dan pemerintahan atas dasar agama di bawah kaum ulama, disebut golongan tengku atau
teungku.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Aceh


1. Sultan Ali Mughayat Syah
2. Salahudin
3. Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
4. Sultan Iskandar Muda
5. Sultan Iskandar Thani

5
Tokoh sejarah yang terkenal pada masa Kerajaan Aceh adalah Sultan Iskandar Muda. Semasa
pemerintahannya Aceh mampu memperluas wilayah hingga ke Semenanjung Malaya (Johor,
Pahang, dan Kedah). Kekuatan utamanya terletak pada angkatan perang Kerajaan Aceh. Armada
angkatan lautnya merupakan yang terkuat di masa itu

Kehidupan sosial budaya

Dalam bidang sosial, letaknya yang strategis di titik sentral jalur perdagangan
internasional di Selat Malaka menjadikan Aceh makin ramai dikunjungi pedangang Islam.
Terjadilah asimilasi baik di bidang sosial maupun ekonomi. Dalam kehidupan
bermasyarakat, terjadi perpaduan antara adat istiadat dan ajaran agama Islam. Pada sekitar
abad ke-16 dan 17 terdapat empat orang ahli tasawuf di Aceh, yaitu Hamzah Fansuri,
Syamsuddin as-Sumtrani, Nuruddin ar-Raniri, dan Abdurrauf dari Singkil.

Kehidupan ekonomi
Dalam kehidupan ekonomi, Aceh berkembang dengan pesat pada masa kejayaannya.
Dengan menguasai daerah pantai barat dan timur Sumatra, Aceh menjadi kerajaan yang
kaya akan sumber daya alam, seperti beras, emas, perak dan timah serta rempah-rempah.

Penyebab kemunduran Kerajaan Aceh


• Setelah Sultan Iskandar Muda wafat tahun 1636, tidak ada raja-raja besar yang
mampu mengendalikan daerah Aceh yang demikian luas.
• Timbulnya pertikaian yang terus-menerus di Aceh antara golongan bangsawan (teuku)
dengan golongan ulama (teungku) yang mengakibatkan melemahnya Kerajaan Aceh.
• Daerah-daerah kekuasaannya banyak yang melepaskan diri seperti Johor, Pahang,
Perak, Minangkabau dan Siak.

6
2. Kerajaan islam di Jawa

A. Kerajaan Demak
Demak adalah kesultanan atau kerajaan islam pertama di pulau jawa. Kerajaan ini didirikan
oleh Raden Patah (1478-1518) pada tahun 1478, Raden patah adalah bangsawan kerajaan
Majapahit yang menjabat sebagai adipati kadipaten Bintara, Demak. Pamor kesultanan ini
didapatkan dari Walisanga, yang terdiri atas sembila orang ulama besar, pendakwah islam
paling awal di pulau jawa.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Demak


1. Raden Fatah
2. Adipati Unus
3. Sultan Trenggana

Kehidupan sosial budaya


Salah satu peninggalan budaya Kerajaan Demak adalah Masjid Agung
Demak yang terkenal dengan salah satu tiangnya yang terbuat dari pecahan kayu
(tatal). Pembangunan masjid dipimpin oleh Sunan Kalijaga. Di pendopo masjid
inilah Sunan Kalijaga meletakkan dasar-dasar perayaan sekaten yang tujuannya
untuk menyebarkan tradisi Islam. Tradisi tersebut sampai sekarang masih
berlangsung di Yogyakarta dan Surakarta.

Keruntuhan Kerajaan Demak


Setelah wafatnya Sultan Trenggana menimbulkan kekacauan politik yang hebat di
keraton Demak. Negeri-negeri bagian (kadipaten) berusaha melepaskan diri dan tidak
mengakui lagi kekuasaan Demak. Di Demak sendiri timbul pertentangan di antara para
waris yang saling berebut tahta. Hal itu menyebabkan runtuhnya Kerajaan Demak.

B. Kerajaan Banten
Kerajaan yang terletak di barat Pulau Jawa ini pada awalnya merupakan bagian dari Kerajaan
Demak. Banten direbut oleh pasukan Demak di bawah pimpinan Fatahillah. Fatahillah adalah
7
menantu dari Syarif Hidayatullah. Syarif Hidayatullah adalah salah seorang wali yang diberi
kekuasaan oleh Kerajaan Demak untuk memerintah di Cirebon.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Banten

1. Sultan Hasanudin
2. Syeh Maulana Yusuf
3. Maulana Muhammad
4. Abdulmufakhir
5. Sultan Ageng Tirtayasa
6. Sultan Abdulnasar Abdul-Kahar

Kehidupan ekonomi
Kerajaan Banten dalam kehidupan perekonomiannya bertumpu pada bidang perdagangan. Hal
tersebut disebabkan karena:
• Kedudukan kerajaan banten sangat strategis di tepi Selat Sunda.
• Banten memiliki hasil ekspor penting, yaitu lada.
• Kerajaan Banten terletak di Teluk Banten dan pelabuhannya memenuhi syarat sebagai
pelabuhan dagang yang baik.

Kehidupan social budaya


Dalam bidang seni bangunan,peninggalan kerajaan banten adalah bangunan Masjid Agung
Banten yang di bangun sekitar abad ke-16. Menara Masjid Agung Banten yang mirip mercusuar
dibangun oleh Hendriik Lucozoon Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang masuk
islam).
Masjid Agung Banten ini beratap tumpang atau sususn lima. Selain Masjid Agung Banten,
juga terdapat gapura di kaibon banten, dan istana model Eropa yang dibangun olej Jan Lukas
Cardeel (orang Belanda pelarian dari Batavia yang telah menganut islam).

C. Kerajaan Mataram
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Kerajaan Mataram pada awal
perkembangannya adalah daerah kadipaten yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Pajang.
Kerajaan mataram berada di daerah jawa tengah bagian selatan dengan pusat Kerajaan ini
terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede.

8
Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram
1. Ki Ageng Pamanahan ( Ki Gede Pamanahan )
2. Sutawijaya ( Danang sutawijaya )
3. Raden Mas Jolang ( Panembahan Hanyakrawati / Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati
Senapati-ing-Ngalaga Mataram )
4. Raden Mas Rangsang (Sultan Agung Adi Prabu Hanyakrakusuma )( nama asli : Raden Mas
Jatmika )
5. Amangkurat I (Sri Susuhunan Amangkurat Agung)
6. Amangkurat II (Nama asli Amangkurat II ialah Raden Mas Rahmat )
7. Amangkurat III (Nama aslinya adalah Raden Mas Sutikna )

Kehidupan Sosial
Kehidupan masyarakat di kerajaan Mataram, tertata dengan baik berdasarkan hukum Islam
tanpa meninggalkan norma-norma lama begitu saja. Dalam pemerintahan Kerajaan Mataram
Islam, Raja merupakan pemegang kekuasaan tertinggi, kemudian diikuti oleh sejumlah pejabat
kerajaan. Di bidang keagamaan terdapat penghulu, khotib, naid, dan surantana yang bertugas
memimpin upacara-upacara keagamaan. Di bidang pengadilan,dalam istana terdapat jabatan
jaksa yang bertugas menjalankan pengadilan istana. Untuk menciptakan ketertiban di seluruh
kerajaan, diciptakan peraturan yang dinamakan anger-anger yang harus dipatuhi oleh seluruh
penduduk

Kehidupan Ekonomi dan Kebudayaan


Kerajaan Mataram adalah kelanjutan dari Kerajaan Demak dan Pajang. Kerajaan ini
menggantungkan kehidupan ekonominya dari sektor agraris. Hal ini karena letaknya yang berada
di pedalaman. Akan tetapi, Mataram juga memiliki daerah kekuasan di daerah pesisir utara Jawa
yang mayoritas sebagai pelaut. Daerah pesisir inilah yang berperan penting bagi arus
perdagangan Kerajaan Mataram. Kebudayaan yang berkembang pesat pada masa Kerajaan
Mataram berupa seni tari, pahat, suara, dan sastra. Bentuk kebudayaan yang berkembang adalah
Upacara Kejawen yang merupakan akulturasi antara kebudayaan Hindu-Budha dengan Islam. Di
samping itu, perkembangan di bidang kesusastraan memunculkan karya sastra yang cukup
9
terkenal, yaitu Kitab Sastra Gending yang merupakan perpaduan dari hukum Islam dengan adat
istiadat Jawa yang disebut Hukum Surya Alam.
Kemunduran Mataram Islam
Kemunduran Mataram Islam berawal saat kekalahan Sultan Agung merebut Batavia dan
menguasai seluruh Jawa dari Belanda. Setelah kekalahan itu, kehidupan ekonomi rakyat tidak
terurus karena sebagian rakyat dikerahkan untuk berperang.

D. Kerajaan Pajang
Pada akhir abad ke 17 dan awal abad ke-18 para penulis kronik di Kartasura menulis seluk
beluk asal usul raja-raja Mataram dimana Pajang dilihat sebagai pendahulunya. Pajang sendiri
sebagai kelanjutan dari Pengging pada tahun 1618 yang pernah dihancurkan ibukota dan sawah
ladangnya oleh pasukan-pasukan dari Mataram karena memberontak. Di bekas kompleks keraton
Raja Pajang yang dikubur di Butuh banyak ditemukan sisa-sisa keramik asal negeri Cina.

Raja-raja yang pernah memerintah kerajaan pajang


1. Jaka Tingkir
2. Arya Pangiri
3. Pangeran Benawa

Kehidupan Sosial Budaya


Pada zaman Pakubuwono I dan Jayanegara bekerja sama untuk menjadikan Pajang
semakin maju dibidang pertanian sehingga Pajang menjadi lumbung beras pada abad ke-16
sampai abad 17, kerja sama tersebut saling menguntungkan bagi kedua belah pihak. Kehidupan
rakyat Pajang mendapat pengaruh Islamisasi yang cukup kental sehingga masyarakat Pajang
sangat mengamalkan syariat Islam dengan sungguh-sungguh.

Kehidupan Ekonomi
Pada zaman Paku Buwono 1 (1708) ketika Ibukota Mataram masih ada di Kartasura, ada
kerjasama yang baik antara Surakarta pusat dengan Jayengrana bupati Surabaya. Pada masa itu
seluruh Jawa Timur kompak dalam mendukung kerjasama antara PakuBuwono 1 dan Jayengrana.
10
Pajang mengalami kemajuan di bidang pertanian. Lokasi pusat kerajaaan Pajang ada di
dataran rendan tempat bertemunya sungai Pepe dan Dengkeng (ke dua-duanya bermata air di
lereng gunung Merapi) dengan bengawan sala. Irigasi berjalan lancar karena air tanah di
sepanjan tahun cukup untuk mengairi sehingga pertanian di Pajang maju.

Kemunduran Kerajaan Pajang


Sepulang dari perang, Sultan Hadiwijaya jatuh sakit dan meninggal dunia. Terjadi
persaingan antara putra dan menantunya, yaitu Pangeran Benawa dan Arya Pangiri sebagai raja
selanjutnya. Arya Pangiri didukung Panembahan Kudus berhasil naik takhta tahun 1583.
Pemerintahan Arya Pangiri hanya disibukkan dengan usaha balas dendam terhadap
Mataram. Kehidupan rakyat Pajang terabaikan. Hal itu membuat Pangeran Benawa yang sudah
tersingkir ke Jipang, merasa prihatin. Pada tahun 1586 Pangeran Benawa bersekutu dengan
Sutawijaya menyerbu Pajang.
Perang antara Pajang melawan Mataram dan Jipang berakhir dengan kekalahan Arya
Pangiri. Ia dikembalikan ke negeri asalnya yaitu Demak. Pangeran Benawa kemudian menjadi
raja Pajang yang ketiga. Pemerintahan Pangeran Benawa berakhir tahun 1587. Tidak ada putra
mahkota yang menggantikannya sehingga Pajang pun dijadikan sebagai negeri bawahan
Mataram. Yang menjadi bupati di sana ialah Pangeran Gagak Baning, adik Sutawijaya.
Sutawijaya sendiri mendirikan Kesultanan Mataram di mana ia sebagai raja pertama bergelar
Panembahan Senopati

3. Kerajaan Islam di Kalimantan


Di Kalimantan juga terdapat beberapa kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam. Kerajaan
tersebut antara lain Kesultanan Pasir (1516), Kesultanan Banjar (1526-1905), Kesultanan
Kotawaringin, Kerajaan Pagatan (1750), Kesultanan Sambas (1671), Kesultanan Kutai
Kartanegara, Kesultanan Berau (1400), Kesultanan Sambaliung (1810), Kesultanan Gunung
Tabur (1820),Kesultanan Pontianak (1771),Kesultanan Tidung,dan Kesultanan Bulungan (1731).
Kerajaan-kerajaan yang terletak di daerah Kalimantan Barat antara lain Tanjungpura dan Lawe.
Kedua kerajaan tersebut pernah diberitakan Tome Pires (1512-1551). Tanjungpura dan Lawe
menurut berita musafir Portugis sudah mempunyai kegiatan dalam perdagangan baik dengan
11
Malaka dan Jawa, bahkan kedua daerah yang diperintah oleh Pate atau mungkin adipati
kesemuanya tunduk kepada kerajaan di Jawa yang diperintah Pati Unus. Tanjungpura dan Lawe
(daerah Sukadana) menghasilkan komoditi seperti emas,berlian,padi,dan banyak bahan makanan.
Pada abad ke-17 kedua kerajaan itu telah berada di bawah pengaruh kekuasaan Kerajaan
Mataram terutama dalam upaya perluasan politik dalam menghadapi ekspansi politik VOC.
Meskipun kita tidak mengetahui dengan pasti kehadiran Islam di Pontianak, konon ada
pemberitaan bahwa sekitar abad ke-18 atau 1720 ada rombongan pendakwah dari Tarim
(Hadramaut) yang di antaranya dating ke daerah Kalimantan Barat untuk mengajarkan membaca
al- Qur’an, ilmu fikih, dan ilmu hadis. Mereka di antaranya Syarif Idrus bersama anak buahnya
pergi ke Mampawah, tetapi kemudian menelusuri sungai ke arah laut memasuki Kapuas Kecil
sampailah ke suatu tempat yang menjadi cikal bakal kota Pontianak. Syarif Idrus kemudian
diangkat menjadi pimpinan utama masyarakat di tempat itu dengan gelar Syarif Idrus ibn
Abdurrahman al-Aydrus yang kemudian memindahkan kota dengan pembuatan benteng atau
kubu dari kayu-kayuan untuk pertahanan. Sejak itu Syarif Idrus ibn Abdurrahman al-Aydrus
dikenal sebagai Raja Kubu. Daerah itu mengalami kemajuan di bidang perdagangan dan
keagamaan, sehingga banyak para pedagang yang berdatangan dari berbagai negeri.Syarif Idrus
memerintah pada 1199-1209 H atau 1779-1789
Cerita lainnya mengatakan bahwa pendakwah dari Tarim (Hadramaut) yang mengajarkan
Islam dan datang ke Kalimantan bagian barat terutama ke Sukadana ialah Habib Husin al-Gadri.
Ia semula singgah di Aceh dan kemudian ke Jawa sampai di Semarang dan di tempat itulah ia
bertemu dengan pedagang Arab namanya Syaikh, karena itulah maka Habib al-Gadri berlayar ke
Sukadana. Habib mendapat banyak simpati dari raja, Sultan Matan dan rakyatnya. Kemudian
Habib Husin al- Gadri pindah dari Matan ke Mempawah untuk meneruskan syiar Islam. Setelah
wafat ia diganti oleh salah seorang putranya yang bernama Pangeran Sayid Abdurrahman Nurul
Alam. Ia pergi dengan sejumlah rakyatnya ke tempat yang kemudian dinamakan Pontianak dan
di tempat inilah ia mendirikan keraton dan masjid agung.

12
4. kerajaan Islam di Sulawesi

Kerajaan Makasar
Kesultanan Makassar merupakan kesultanan Islam di Sulawesi bagian selatan pada
abad ke-16 Masehi yang pada mulanya masih terdiri atas sejumlah kerajaan kecil yang saling
bertikai. Daerah ini kemudian dipersatukan oleh kerajaan kembar yaitu Kerajaan Gowa dan
Kerajaan Tallo menjadi Kesultanan Makassar. Cikal bakal Kesultanan Makassar adalah dua
kerajaan kecil bernama Kerajaan Gowa dan Kerajaan Tallo ini terletak di semenanjung barat-
daya Sulawesi dengan kedudukan strategis dalam perdagangan rempah-rempah.Seperti yang
terjadi di bandar rempah-rempah lainnya, para pedagang muslim juga berupaya menyebarkan
ajaran Islam di Makassar.

Raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Makasar


1. Sultan Alauddin (1591-1629 M)
2. Sultan Muhammad Said (1639-1653 M)
3. Sultan Hasanuddin (1653-1669 M)
4. Raja Mapasomba

Kehidupan sosial
Kehidupan sosial Kesultanan Makassar adalah feodal. Masyarakat Makassar
dibedakan atas 3 lapisan atau kelas, yaitu:
• Kareng yang terdiri dari kaum Bangsawan.
• Tumasaraq adalah gelar untuk rakyat biasa.
• Ata untuk Hamba Sahaya.

Kehidupan ekonomi
Letak Kerajaan Makasar sangat staregis yaitu di tengah-tengah jalur perdagangan
antara Maluku dan Malaka, sehingga kerajaan tersebut berkembang menjadi pusat
perdagangan.

13
Kehidupan budaya
Kebudayaan Kerajaan Makasar dipengaruhi oleh kondisi kerajaan yang bersifat
maritime, yaitu pembuatan alat penangkap ikan dan kapal pinisi. Masyarakat Kerajaan
Makasar juga mengembangkan seni sastra, yaitu kitab lontara.

5. Kerajaan Islam di Maluku

A. Kerajaan Ternate
Pada abad ke-13 di Maluku sudah berdiri Kerajaan Ternate. Ibu kota Kerajaan
Ternate terletak di Sampalu (Pulau Ternate). Selain Kerajaan Ternate, di Maluku juga telah
berdiri kerajaan lain, seperti Jaelolo, Tidore,Bacan, dan Obi. Di antara kerajaan di Maluku,
Kerajaan Ternate yang paling maju. Kerajaan Ternate banyak dikunjungi oleh pedagang,
baik dari Nusantara maupun pedagang asing.

Aspek Kehidupan Politik dan Pemerintahan


Raja Ternate pertama adalah Sultan Marhum (1465-1495 M). Raja berikutnya
adalah putranya, Zainal Abidin. Pada masa pemerintahannya, Zainal Abidin giat
menyebarkan agama Islam ke pulau-pulau di sekitarnya, bahkan sampai ke Filiphina
Selatan. Zainal Abidin memerintah hingga tahun 1500 M. Setelah mangkat, pemerintahan
di Ternate berturut-turut dipegang oleh Sultan Sirullah, Sultan Hairun, dan Sultan
Baabullah. Pada masa pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mengalami
puncak kejayaannya. Wilayah kerajaan Ternate meliputi Mindanao, seluruh kepulauan di
Maluku, Papua dan Timor. Bersamaan dengan itu, agama Islam juga tersebar sangat luas.

Aspek Kehidupan Ekonomi, Sosial, dan Kebudayaan


Perdagangan dan pelayaran mengalami perkembangan yang pesat sehingga pada
abad ke-15 telah menjadi kerajaan penting di Maluku. Para pedagang asing datang ke
Ternate menjual barang perhiasan, pakaian, dan beras untuk ditukarkan dengan rempah-
rempah. Ramainya perdagangan memberikan keuntungan besar bagi perkembangan
14
Kerajaan Ternate sehingga dapat membangun laut yang cukup kuat.Sebagai kerajaan
yang bercorak Islam, masyarakat Ternate dalam kehidupan sehari-harinya banyak
menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Hairun dari Ternate
dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat sumpah
dibawah kitab suci Al-Qur’an. Hasil kebudayaan yang cukup menonjol dari kerajaan
Ternate adalah keahlian masyarakatnya membuat kapal, seperti kapal kora-kora.

Kemunduran Kerajaan Ternate.


Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan
Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang bertujuan untuk
memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Ternate dan
Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda
untuk menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate
dengan strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi
yang kuat.

B. Kerajaan Tidore
Kerajaan tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-raja Ternate
dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Muhammad Naqalyang naik tahta pada tahun 1081
M. Baru pada tahun 1471 M, agama Islam masuk di kerajaan Tidore yang dibawa oleh
Ciriliyah, Raja Tidore yang kesembilan. Ciriliyah atau Sultan Jamaluddin bersedia masuk
Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.

Aspek Kehidupan Politik dan Kebudayaan


Raja Tidore mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku (1780-
1805 M). Sultan Nuku dapat menyatukan Ternate dan Tidore untuk bersama-sama melawan
Belanda yang dibantu Inggris. Belanda kalah serta terusir dari Tidore dan Ternate.
Sementara itu, Inggris tidak mendapat apa-apa kecuali hubungan dagang biasa. Sultan Nuku
15
memang cerdik, berani, ulet, dan waspada. Sejak saat itu, Tidore dan Ternate tidak diganggu,
baik oleh Portugis, Spanyol, Belanda maupun Inggris sehingga kemakmuran rakyatnya terus
meningkat. Wilayah kekuasaan Tidore cukup luas, meliputi Pulau Seram, Makean
Halmahera, Pulau Raja Ampat, Kai, dan Papua. Pengganti Sultan Nuku adalah adiknya,
Zainal Abidin. Ia juga giat menentang Belanda yang berniat menjajah kembali.

Aspek Kehidupan Ekonomi dan Sosial


Sebagai kerajaan yang bercorak Islam, masyarakat Tidore dalam kehidupan sehari-
harinya banyak menggunakan hukum Islam . Hal itu dapat dilihat pada saat Sultan Nuku
dari Tidore dengan De Mesquita dari Portugis melakukan perdamaian dengan mengangkat
sumpah dibawah kitab suci Al-Qur’an.Kerajaan Tidore terkenal dengan rempah-rempahnya,
seperti di daerah Maluku. Sebagai penghasil rempah-rempah, kerajaan Tidore banyak
didatangi oleh Bangsa-bangsa Eropa. Bangsa Eropa yang datang ke Maluku, antara lain
Portugis, Spanyol, dan Belanda.

Kemunduran Kerajaan Tidore


Kemunduran Kerajaan Tidore disebabkan karena diadu domba dengan Kerajaan
Ternate yang dilakukan oleh bangsa asing ( Spanyol dan Portugis ) yang bertujuan untuk
memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah Sultan Tidore dan Sultan
Ternate sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh Portugis dan Spanyol, mereka
kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku.
Namun kemenangan tersebut tidak bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk
menguasai perdagangan rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan
strategi dan tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpukan bahwa, islam masuk indonesia kira-kira
pada Abad ke -7. Kerajaan Islam yang berkembang di Indonesia antara lain adalah Kerajaan
Samudra Pasai, Kerajaan Malaka, Kerajaan Aceh, Kerajaan Demak, Kerajaan Banten, Kerajaan
Mataram, Kerajaan Pajang, Kerajaan Makassar, Kerajaan Ternate, Kerajaan Tidore, dan
sebagainya.

B. SARAN
Sebagai mahasiswa Indonesia perlu diketahui bahwa sangat banyak pelajaran serta
pengetahuan tentang sejarah negara ini mulai dari sebelum penjajahan maupun sesudahnya.
Maka kita sebagai penerus bangsa ini harus terus menjaga dan melestarikan bahwa sejarah tidak
hanya dicatat dan disampaikan namun sejarah harus itu dikenang dan terus menjadi pelajaran
bagi seluruh masyarakat Indonesia.

17
Daftar Pustaka

http://knowledgeprovider.blogspot.com/2011/10/kerajaan-samudra-pasai.html
http://www.g-excess.com/sejarah-kerajaan-islam-kerajaan-aceh.html
https://dinanurfadhilah.wordpress.com/2014/06/26/kerajaan-samudra-pasai/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/5-raja-yang-pernah-memerintah-kerajaan.html
http://noviapingkanita.blogspot.com/
http://sejarahnasionaldandunia.blogspot.com/2015/02/raja-raja-yang-pernah-menguasai-kerajaan-
banten.html
http://kerajaan-mataram-islam.blogspot.com/
http://mujtahid269.blogspot.com/2013/07/kerajaan-pajang.html

18

Anda mungkin juga menyukai