GURU PEMBIMBING
Ibu Mega Suci
SMA NEGERI 18
BATAM
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan kegiatan tentang
“Makalah Kerajaan Islam di Nusantara”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan lapora kegiatan ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki laporan kegiatan ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
Latar Belakang ................................................................................................................ 1
Tujuan ............................................................................................................................. 1
Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
BAB II ................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 2
1. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara ............................................................. 2
1.1 Kerajaan Samudera Pasai ................................................................................ 2
1.2 Kerajaan Malaka ............................................................................................. 3
1.3 Kerajaan Aceh ................................................................................................. 3
1.4 Kerajaan Demak.............................................................................................. 4
1.5 Kerajaan Banten .............................................................................................. 5
1.6 Kerajaan Cirebon ............................................................................................ 6
1.7 Kerajaan Mataram ........................................................................................... 6
1.8 Kerajaan Gowa................................................................................................ 7
1.9 Kerajaan Ternate ............................................................................................. 8
1.10 Kesultanan Banjar ........................................................................................... 8
2. Peninggalan-Peninggalan Kerajaan Islam di Nusantara .................................. 9
2.1 Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai ........................................................... 9
2.2 Peninggalan Kerajaan Malaka ...................................................................... 10
2.3 Peninggalan Kerajaan Aceh .......................................................................... 12
2.4 Peninggalan Kerajaan Demak ....................................................................... 14
2.5 Peninggalan Kerajaan Banten ....................................................................... 16
2.6 Peninggalan Kerajaan Cirebon...................................................................... 18
2.7 Peninggalan Kerajaan Mataram .................................................................... 21
2.8 Peninggalan Kerajaan Gowa ......................................................................... 25
2.9 Peninggalan Kerajaan Ternate ...................................................................... 27
2.10 Peninggalan Kerajaan Banjar ........................................................................ 28
BAB III............................................................................................................................. 31
KESIMPULAN ............................................................................................................... 31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Agama islam masuk pertama kali ke nusantara sekitar abad ke 6 Masehi. Saat
kerajaan-kerajaan islam masuk ke tanah air pada abad ke 13, berbagai kerajaan
Hindu Budha juga telah mengakhiri masa kejayaannya. Kerajaan Islam di Indonesia
yang berkembang saat itu turut menjadi bagian terbentuknya berbagai kebudayaan
di Indonesia. Salah satu faktor yang menjadikan kerajaan-kerajaan Islam makin
Berjaya ialah karena dipengaruhi oleh adanya jalur perdagangan yang berasal dari
Timur Tengah, India, dan negara lainnya.
Tujuan
1. Mengetahui apa saja kerajaan-kerajaan Islam yang ada di nusantara.
2. Mengetahui apa saja peninggalan kerajaan Islam yang ada di nusantara.
Rumusan Masalah
1. Kerajaan Islam di nusantara
2. Peninggalan kerajaan Islam
1
BAB II
PEMBAHASAN
Kehidupan Ekonomi
Samudera Pasai berkembang pesat sebagai bandar transito dan perdagangan
internasional. Samudera Pasai menggantikan peranan Sriwijaya di wilayah
Selat Malaka. Komoditas penjualan di Samudera Pasai diantaranya lada, sutra,
kapur, beras, dan emas dalam jumlah besar. Samudera Pasai menjalin
hubungan perdagangan dengan kerajaan di Arab dan India. Mata uang yang
digunakan dalam perdagangan adalah uang emas bernama dirham sebagai
mata uang resmi dari kerajaan Samudera Pasai. Selain berkembang sebagai
pusat perdagangan, Samudera Pasai pada masa kejayaannya juga merupakan
pusat perkembangan agama Islam.
Kehidupan Politik
Kerajaan Samudera Pasai berdiri pada tahun 1267 M setelah raja Meurah Silu
masuk ke agama Islam dan berganti nama menjadi Sultan Malik Al Saleh.
Sultan Malik Al Saleh memerintah Samudera Pasai pada tahun 1285-1297 M.
Kerajaan Samudera Pasai berhasil mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir atau Sultan Malik al Tahir
(1326-1345).
2
1.2 Kerajaan Malaka
Kerajaan Malaka adalah salah satu kerajaan Islam terbesar di Asia Tenggara
yang berdiri pada abad ke-15. Kerajaan ini menguasai jalur pelayaran dan
perdagangan antara Timur dan Barat, serta menyebarkan pengaruh budaya dan
agama Islam ke berbagai daerah di Nusantara.
3
Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami
perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya. Sultan Iskandar
Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan
Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur
perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. Di
samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi
daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan Indragiri.
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Demak terletak di pesisir utara Jawa, sehingga sumber ekonomi
utama masyarakat Demak adalah perdagangan laut. Pada masa kejayaannya,
Kerajaan Demak menguasai pelabuhan utama seperti Surabaya, Madura,
Tuban, Semarang, Jepara, Cirebon, dan Sunda Kelapa. Selain itu, kadipaten-
kadipaten di pedalaman seperti Madiun, Kediri, Malang, Pati, dan Pajang juga
merupakan sumber utama pertanian dan peternakan sebagai komoditas dagang
Kehidupan Politik
Kerajaan Demak merupakan kekuasaan terbesar di Jawa. Mengakhiri dominasi
panjang Majapahit, dan eksistensi penguasa Sunda yang secara konsisten
berdiri sejak abad ke-6 Masehi. Berdirinya Demak pada abad ke-16 kemudian
dilanjutkan dengan pendudukan Portugis di Malaka. Direbutnya Sunda Kelapa
pada tahun 1527 adalah salah satu upaya untuk menguasai seluruh pesisir utara
dan menangkal kedatangan Portugis di Jawa.
4
3. Sultan Trenggono (berkuasa 1521-1546 M)
Sultan Trenggana membawa Kesultanan Demak mencapai periode
kejayaannya. Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan
Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil
mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Saat menyerang Panarukan,
Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi),
pada 1546, terjadi insiden yang membuat Sultan Trenggana terbunuh.
5
Masa Kejayaan Kerajaan Banten
Kerajaan Banten berhasil mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan
Sultan Ageng Tirtayasa.
Sultan Ageng Tirtayasa dikenal sebagai raja yang gigih menentang
pendudukan VOC di Indonesia. Di bawah kekuasaannya, kekuatan politik dan
angkatan perang Banten maju pesat.
6
ia digantikan oleh putranya yang bernama Sutawijaya. Ternyata selama
dipimpin oleh Sutawijaya, Mataram berhasil berkembang dan mampu
mengalahkan Kerajaan Pajang. Pada saat itu wilayah Kerajaan Mataram hanya
hutan mentaok dan bekas Kerajaan Pajang.
7
bertahun-tahun berperang, Kerajaan Makassar harus mengakui kekalahannya
dan menandatangani Perjanjian Bongaya pada 1667. Dua hari setelah
perjanjian itu, Sultan Hasanuddin turun takhta dan menyerahkan kekuasaan
kepada Sultan Amir Hamzah. Perjanjian Bongaya menjadi awal keruntuhan
Kesultanan Gowa-Tallo.
8
mengembangkan agama Islam di wilayahnya. Sultan Rahmatullah meninggal
pada tahun 1570 dan digantikan oleh putranya, Sultan Hidayatullah. Sultan
Hidayatullah memindahkan ibu kotanya ke Sungai Pangeran di Banjarmasin.
Ia juga mempererat hubungan dengan Kesultanan Mataram di Jawa, yang saat
itu dipimpin oleh Panembahan Senopati. Sultan Hidayatullah meninggal pada
tahun 1595 dan digantikan oleh putranya, Sultan Mustain Billah. Sultan
Mustain Billah memindahkan ibu kotanya ke Kayu Tangi, yang kemudian
dikenal sebagai Martapura. Sultan Agung adalah sultan yang paling lama
memerintah Kesultanan Banjar, yaitu selama 50 tahun. Ia berhasil membawa
kerajaannya ke puncak kejayaan, baik dari segi politik, ekonomi, maupun
budaya. Ia juga dikenal sebagai sultan yang bijaksana, adil, dan religius.
Sultan Agung meninggal pada tahun 1692 dan digantikan oleh putranya,
Sultan Inayatullah. Sultan Inayatullah adalah sultan yang lemah dan tidak
mampu mengendalikan kerajaannya dengan baik. Ia menghadapi banyak
pemberontakan dari rakyatnya yang tidak puas dengan pemerintahannya.
2. Makam-Makam Raja
9
3. Lonceng Cakra Donya
4. Dirham
5. Relief
10
Makam Hang Tua ada di Tanjung Keling atau dikenal dengan Keramat
Keling. Warga setempat percaya bahwa kuburan panjang tersebut adalah
kuburan keramat dari pedagang Gujarat.
2. Benteng A Famosa
Laksamana Hang Tuah merupakan tokoh yang setia kepada Raja Malaka.
Sementara Amir Hamzah ialah sosok pejuang Islam yang juga ikut andil
dalam perjuangan melawan Portugis.
4. George Town
George Town adalah kota bersejarah di Selat Malaka yang menjadi
warisan multikultural. Kota ini ialah saksi perdagangan sekaligus
pertukaran budaya antara Barat dan Timur di Selat Malaka dahulu.
11
5. Masjid Raya Baiturrahman
12
3. Taman Sari Gunongan
13
2.4 Peninggalan Kerajaan Demak
1. Masjid Agung Demak
Masjid Agung Demak merupakan masjid kuno yang dibangun oleh Raden
Patah pada abad ke-15 Masehi. Masjid ini terletak di Kampung Kauman,
Kelurahan Bintoro, Demak, Jawa Tengah.
2. Saka Tatal
Saka Tatal atau Saka Guru merupakan empat tiang utama yang berada di
dalam Masjid Agung Demak. Seluruh tiang ini dibuat langsung oleh Wali
Sanga.
3. Pintu Bledeg
14
4. Dampar Kencana
Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Sanga yang memiliki andil
besar dalam penyebaran Islam di Pulau Jawa. Sunan Kalijaga meninggal
pada tahun 1520 dan dimakamkan di Desa Kadilangu, Demak.
15
2.5 Peninggalan Kerajaan Banten
1. Benteng Speelwijk
2. Danau Tarikardi
3. Keraton Kaibon
16
4. Keraton Surosowan
6. Meriam Ki Amuk
17
7. Vihara Avalokitesvara
Vihara Avalokitesvara dibangun oleh Sunan Gunung Jati pada tahun 1542,
letak vihara dekat dengan Masjid Agung Banten.
2. Keraton Kanoman
18
3. Keraton Kacirebonan
4. Keraton Keprabonan
Kereta Singa Barong Kasepuhan dibuat pada 1549. Kereta kencana ini
merupakan karya Panembahan Losari, cucu Sunan Gunung Jati. Depan
kereta Singa Barong berbentuk belalai gajah yang melambangkan
persahabatan Kesultanan Cirebon dengan India.
19
6. Masjid Sang Cipta Rasa
Makam Sunan Gunung Jati terletak di Jl. Alun-Alun Ciledug Nomor 53,
Desa Astana, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon. Makam ini
berada di sebuah bukit kecil yang dikenal dengan nama Gunung Sembung.
20
9. Alun-Alun Sangkala Buana
21
2. Prasasti Kalasan
3. Prasasti Canggal
4. Prasasti Kelurak
22
Prasasti ini mengisahkan tentang pembuatan Arca Manjusri yang
dilakukan Raja Indra.
5. Candi Borobudur
6. Candi Mendut
7. Candi Sewu
23
8. Candi Pawon
9. Candi Bima
24
10. Candi Arjuna
2. Istana Tamalate
25
3. Kompleks Pemakaman Raja Gowa
4. Benteng Rotterdam
26
6. Istana Balla Lampoa
Istana Balla Lompoa adalah rumah Sultan Gowa yang juga menjadi pusat
pemerintahan kerajaan. Istana Balla Lompoa dibangun oleh Raja I
Mengimingi Daeng Matutu pada 1936. Lokasi Istana Balla Lompoa saat
ini adalah Jalan Sultan Hasanuddin No 48, Kota Sungguminasa,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Istana Sultan Ternate punya dua lantai yang menghadap ke arah laut.
Wilayah istana dikelilingi perbentengan yang letaknya satu kompleks
dengan masjid Ternate.
2. Masjid Ternate
Masjid Ternate didirikan oleh Sultan Hamzah. Keunikan masjid ini yaitu
memiliki atap bersusun tujuh. Masjid tersebut memiliki luas 22.40 X 39.30
m dengan tinggi keseluruhan 21.74 M.
27
3. Senjata Perang
28
3. Makam Sultan Inayatullah
29
6. Masjid Kuin
30
BAB III
KESIMPULAN
Singgahnya pedagang-pedagang Islam di Pelabuhan Nusantara sumbernya
adalah dari berita luar negeri terutama Cina. Proses masuknya Islam di
Indonesia berkembang ada 6 yaitu perdagangan, perkawinan, tasawuf,
Pendidikan, kesenian dan politik, ditambah dengan adanya saluran dakwah
menurut referensi lain. Dari saluran di ataslah isalm bisa menjangkau
hamper ke seluruh pelosok Indonesia yang salah satu pengaruhnya diakui
sebagai kebudayaan Indonesia sampai sekarang. Seperti pengaruh basaha,
nama, ada-istiadat dan pengaruh kesenian. Sebab itulah, masuknya Islam
di Nusantara tidak merusak tatanan kebudayaan, melainkan
mengakomodir yang direnkontruksi formulasinya dalam ajaran Islam.
31