Anda di halaman 1dari 6

Nama : Yesica Wulandari

NIM : 616080718038

Prodi : S1 Keperawatan tk 3

Resume Artikel Palliative Care pada Pasien

Dengan Kondisi Terminal/Kronis

Artikel 1

Perawatan Paliatif dan Kualitas Hidup Penderita Kanker

World Health Organization (WHO) 2013 menyatakan kanker menjadi penyebab

kematian nomor dua didunia sebesar 13% setelah Kardiovaskuler. Diperkirakan tahun 2030

insiden kanker mencapai 26 juta orang dan 12 juta diantaranya meninggal akibat kanker

(kemenkes, mediakom, edisi 5/2015). Kanker merupakan penyebab kematian no 7 di

Indonesia. Penderita tertinggi di Indonesia adalah kanker payudara dan kanker leher rahim

(kemenkes, mediakom, edisi 5). Berdasarkan sistem informasi RS (SIRS), jumlah penderita

rawat jalan maupun rawat inap pada kanker payudara terbanyak yaitu 12.014 orang (28,7%)

dan kanker serviks 5.349 orang (12,8%). Kanker memiliki berbagai macam jenis dengan

berbagai akibat yang timbul. Ancaman kematian dan penurunan kualitas hidup membayangi

jutaan penderita kanker. Menurut persatuan ahli bedah onkologi Indonesia (2005) yang

dikutip oleh Lutfa (2008), penatalaksanaan/pengobatan utama kanker meliputi pembedahan,

radioterapi, kemoterapi dan hormonterapi.


Perawatan paliatif adalah perawatan kesehatan terpadu yang bersifat aktif dan

menyeluruh dengan peningkatan multi disiplin yang terintegrasi. Pelayanan paliatif pasien

kanker adalah pelayanan terintegrasi oleh tim paliatif untuk meningkatkan kualitas hidup

pasien dan memberikan dukungan bagi keluarga yang menghadapi masalah yang

berhubungan dengan kondisi pasien dengan mencegah dan mengurangi penderitaan melalui

identifikasi dini, penilaian yang seksama serta pengobatan nyeri dan masalah-masalah lain,

baik masalah fisik, psikososial dan spiritual (WHO, 2002).

Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mengurangi penderitaan, memperpanjang

umur, meningkatkan kualitas hidup, dan memberikan support kepada keluarga penderita.

Meski pada akhirnya penderita meninggal, yang terpenting sebelum meninggal penderita siap

secara psikologis dan spiritual, serta tidak stres menghadapi penyakit yang diderita.

Seperti apa perawatan paliatif itu?

Langkah-langkah dalam pelayanan paliatif (kemenkes, 2013), adalah :

1) Menentukan tujuan perawatan dan harapan pasien

2) Memahami pasien dalam membuat wasiat dan keinginan terakhir

3) Pengobatan penyakit penyerta dan aspek sosial

4) Tatalaksana gejala

5) Informasi dan edukasi

6) Dukungan psikologis, kultural dan sosial

7) Respon fase terminal

8) Pelayanan pasien fase terminal

Perubahan pada penderita kanker menyebabkan perubahan kualitas hidup, kualitas

hidup terdiri dari dimensi fisik, psikologis, hubungan sosial dan lingkungan, keseluruhan
dimensi kehidupan tidak hanya dapat ditangani secara kuratif, tetapi perlu pendekatan yang

lebih personal berupa perawatan paliatif. Perawatan paliatif diberikan sejak diagnosa

ditegakkan sampai akhir hayat. Perawatan paliatif tidak berhenti setelah penderita meninggal,

tetapi masih diteruskan dengan memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang

berduka.

Artikel 2

Peran Perawat dalam Pemberian Paliative Care untuk

Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Terminal.

Penyakit terminal merupakan penyakit progresif yaitu penyakit yang menuju kearah

kematian, contohnya seperti penyakit jantung, kanker atau penyakit terminal ini dapat

dikatakan harapan untuk hidup tipis, tidak ada lagi obat-obatan, tim medis sudah give up

(menyerah) dan penyakit terminal ini mengarah kearah kematian. Agama dan keyakinan

spiritual sebagai sumber kekuatan dan dukungan dalam penyakit fisik yang serius profesional

kesehatan memberikan perawatan medis menyadari pentingnya pasien dalam memenuhi

kebutuhan spiritual dan keagamaan serta pentingnya psiko-onkologi (Fitria, 2010)

Palliatif Care berarti mengoptimalkan perawatan pasien dan keluarga untuk

meningkatkan kualitas hidup dengan mengantisipasi, mencegah dan mengobati penderitaan.

Palliative Care meliputi seluruh rangkaian penyakit melibatkan penanganan fisik, kebutuhan

intelektual, emosional, sosial dan spiritual untuk memfasilitasi otonomi pasien, dan pilihan

dalam kehidupan (Ferrell, 2015)


Perawat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan

dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang

optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu (Simamora, 2017)

Menurut American Nurse Asociation Scope and Standart Practice dalam (Margaret,

2013) perawat yang terintegrasi harus mampu berkomunikasi dengan pasien, keluarga dan

tenaga kesehatan lainnya mengenai perawatan pasien dan ikut berperan serta dalam

penyediaan perawatan tersebut dengan berkolaborasi dalam membuat rencana yang berfokus

pada hasil dan keputusan yang berhubungan dengan perawatan dan pelayanan,

mengindikasikan komunikasi dengan pasien, keluarga dan lainnya.

Kepala ruangan dapat mengarahkan perawat dalam menerapkan proses pemberian

asuhan keperawatan paliative care, yaitu dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan

bagi para perawat paliative care dalam memberikan perawatan yang berkesinambungan pada

pasien dan keluarga (De ROO et al, 2013; Dy et al., 2015).

Adapun panduan bagi perawat paliative care dijelaskan sbb :

1) Semua perawat harus menerima pendidikan tentang paliative care primer baik itu

tingkat sarjana, magister dan doctor.

2) Semua perawat harus diberikan pendidikan lanjut tentang paliative care primer.

3) Semua perawat menerima orientasi paliative care primer yang termasuk didalamnya

mengenai sikap, perilaku, pengetahuan dan keterampilan dalam domain paliative care

ini termasuk penilaian dasar dan manajemen gejala nyeri, keterampilan komunikasi

dasar tentang penyakit lanjut, prinsip etika, kesedihan dan kehilangan keluarga,

komunitas dan pemberi pelayanan.

4) Semua perawat harus mampu melaksanakan paliative care dengan kerjasama tim dari

multidisiplin ilmu.
5) Perawat hospice dan perawat paliative care harus tersertifikasi dalam memberikan

pelayan paliative care.

6) Semua perawat harus berpartisipasi dalam inisiatif memperbaiki kualitas layanan

paliative care.

7) Perawat hospice dan perawat paliative care mempromosikan kontinuitas dalam

paliative care sesuai aturan kesehatan dan mempromosikan hospice sebagai pilihan

(Forrell et al, 2007; Ferrell, 2015).

Artikel 3

Hubungan Kualitas Hidup dengan Kebutuhan Perawatan Paliatif pada

Pasien Kanker di RSUP Sanglah Denpasar

WHO (2010) menyatakan bahwa semua pasien kanker membutuhkan perawatan

paliatif. Hal ini berarti bahwa perawatan paliatif diberikan sejak awal diagnosa ditegakkan

tanpa memperdulikan stadium penyakit. Pendapat yang berbeda diungkapkan oleh Australian

Paliative Care, yang menyatakan bahwa ketentuan perawatan paliatif tidak harus berdasarkan

waktu, namun atas dasar kebutuhan fisik dan psikososial yang diidentifikasi dari pasien dan

keluarga. Tidak semua orang dengan penyakit yang mengancam nyawa akan membutuhkan

perawatan paliatif (Waller et al, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang di lakukan di RSUP Sanglah Denpasar,

diperoleh data bahwa perawatan paliatif baru mulai diberikan pada pasien dengan kondisi

terminal yang akan segera meninggal. Hal ini karena keterbatasan sumber daya dari tim

perawatan paliatif. Adanya perbedaan pendapat mengenai pemberian perawatan paliatif,


maka dibutuhkan suatu pengkajian tentang kebutuhan perawatan paliatif pasien terkait

dengan kualitas hidupnya.

Hasil analisis hubungan kualitas hidup dengan kebutuhan perawatan paliatif

menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas hidup dengan

kebutuhan perawatan paliatif pada pasien kanker di RSUP Sanglah Denpasar. Berdasarkan

nilai keefisien korelasi (r) dapat disimpulkan tingkat hubungan antar variabel tersebut sangat

kuat. Hasil penelitian ini menemukan bahwa semakin rendah kualitas hidup, berhubungan

dengan tingkat isolasi sosial yang tinggi dan distress emosional, yang juga berhubungan

dengan rendahnya fungsi fisik dan adanya ketidakmampuan, serta gejala-gejala fisik. Hal ini

menyebabkan dibutuhkan perawatan kesehatan dan sosial yang lebih tinggi dimana

perawatan paliatif diharapkan bisa menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan pasien

kanker. Kualitas hidup sangat terkait dengan normalitas, termasuk fungsi normal atau

kebutuhan minimal manusia yang harus terpenuhi. Menilai kualitas hidup dengan jelas dan

menyeluruh membantu menentukan kapan harus memberikan perawatan paliatif (World

Health Organization Quality of Life Group, 2010).

Anda mungkin juga menyukai