Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH

KELOMPOK 1
An nisha
Andi dimas putra f.
Sri wahyuni

SMK SMTI MAKASSAR


2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga kita dapat menyusun makalah ini baik dan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat dengan berbagai metode studi pusaka yang melalui penelusuran bahan
yang ada di internet dan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan tugas makalah ini. Oleh karena
itu, kami mengucapkan terimakasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan tugas makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada tugas makalah
ini.Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konsruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas makalah selanjutnya.

Akhir kata semog tugas makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Makassar,15 Maret 2023

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................

A. Latar Belakang Masalah .................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penulisan .............................................................................

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................

A. Sejarah Berdirinya Kesultanan Samudera Pasai ........................................

B. Perkembangan Kesultanan Samudera Pasai ...............................................

C. Raja Raja Kesultanan Samudera Pasai ........................................................

D. Runtuhnya Kesultanan Samudera Pasai ......................................................

BAB III PENUTUP .........................................................................................

A. Kesimpulan.......................................................................................

B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSAKA.........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kerajaan Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia yang berada di
Aceh, dan didirikan oleh Meurah Silu pada tahun 1267 M.
Samudera Pasai yang saat itu menjadi pusat perkembangan agama Islam di Nusantara,
dengan turut menerapkan aturan-aturan hukum Islam menjadikan kerajaan ini sering disebut
sebagai serambi Makkah.
Ajaran agama Islam yang semakin meluas tentu tak lepas dari sosok pemimpin mereka, yaitu
para Sultan Samudera Pasai sebagai sosok yang sangat menjunjung tinggi agama dan berhasil
membuat penduduk di daerah-daerah sekitarnya untuk memeluk Islam.
Dalam sebuah naskah kuno karya Ar-Raniri, arti dari Serambi Mekkah ini ditujukan kepada
Aceh yang dianggap sebagai sebuah kota megah seperti Makkah, sehingga dipandang sebagai
Mekkah kawasan Timur.
Sedangkan menurut pandangan salah seorang Belanda bernama Snouck Hurgronje,
mengartikan Serambi Mekkah sebagai gerbang ke tanah suci. Penyebutan tersebut
dilatarbelakangi oleh fakta bahwa Aceh kerap kali digunakan oleh para calon haji sebagai
tempat persinggahan sebelum mereka berangkat ke Makkah.

B .Rumusan Masalah
1.Bagaimana berdirinya kerajaan samudera pasai?
2.Siapa saja raja yang memerintah kerajaan samudera pasai?
3.Pada masa raja siapakah kerajaan samudera pasai mengalami masa keemasan?
4.Bagaimana aspek sosial budaya,ekonomi dan politik pada masa itu?
C.Tujuan
1.Untuk memaparkan bagaimana asal-usul berdirinya kerajaan samudera pasai.
2.Untuk mendeskripsikan siapa saja yang pernah menjadi di kerajaan samudera pasai
3.Untuk memaparkan pada masa raja siapa kerajaan samudera pasai mengalami masa
keemasan
4.Untuk memaparkan aspek sosial budaya,ekonomi dan politik pada masa itu

BAB II PERMABAHAN

A.Sejarah Berdirinya Kesultanan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam di Sumatera yang berkuasa dari abad ke-13
hingga abad ke-16.

Wilayah kerajaan ini menjadi daerah di nusantara yang pertama kali dikunjungi oleh para
pedagang dan pelayaran.

Hal ini dikarenakan letaknya yang sangat strategis di jalur perdagangan internasional, yakni
di pesisir utara Sumadera, tepatnya di dekat Kota Lhokseumawe, Aceh.

Kesultanan Pasai didirikan oleh Marah Silu, yang setelah masuk Islam bergelar Sultan Malik
Al-Saleh.

Kerajaan Samudera Pasai kemudian berhasil mencapai puncak keemasan pada masa
pemerintahan Sultan Mahmud Malik Az Zahir.
Di bawah kekuasaan Sultan Samudera Pasai ketiga yang berkuasa antara 1326-1345 M
tersebut, kerajaan ini menjadi pusat perdagangan internasional.

Setiap tahunnya, Kerajaan Samudera Pasai mampu mengekspor lada, sutra, kapur barus, dan
emas dalam jumlah besar.

Dari sumber sejarah berupa catatan Ibnu Battutah, dapat dipastikan bahwa Kerajaan
Samudera Pasai berdiri lebih awal dibandingkan Dinasti Utsmani di Turki, kira-kira pada
1297 M.

Pendapat ini dikuatkan dengan catatan Marcopolo, seorang saudagar dari Venesia, Italia,
yang singgah di Samudera Pasai pada 1292 M.

Marcopolo menerangkan bahwa telah melihat keberadaan kerajaan Islam yang berkembang
pada waktu itu, yakni Samudera Pasai dengan ibukota di Pasai.

Selain dua catatan tersebut, sejarah Kerajaan Samudera Pasai juga dapat dilacak dari Hikayat
Raja Pasai dan penyelidikan sejumlah ahli sejarah Eropa.

Menurut para ahli sejarah Eropa, Kerajaan Samudera Pasai muncul sekitar pertengahan abad
ke-13 dengan Sultan Malik Al-Saleh sebagai raja pertamanya.

Pada awalnya, kerajaan ini adalah kelanjutan dari kerajaan-kerajaan pra-Islam yang sudah
ada sebelumnya.

Nazimuddin Al-Kamil adalah laksamana laut dari Dinasti Fatimiyah di Mesir yang berhasil
menaklukkan kerajaan Hindu-Buddha di Aceh dan mendirikan kerajaan di Pasai.

Setelah Nazimuddin Al-Kamil wafat dan Pasai dikuasai oleh Laksamana Johan Jani dari
Pulau We, Dinasti Mamaluk yang menggantikan Dinasti Fatimiyah berniat untuk merebut
kerajaan pendahulunya.

Mereka kemudian mengutus pendakwah bernama Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad yang
sebelumnya berdakwah di Pantai Barat India untuk ke Pasai.

Di Pasai, dua pendakwah tersebut bertemu dengan Marah Silu, salah satu anggota angkatan
perang Kerajaan Pasai.

Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad berhasil membujuk Marah Silu untuk memeluk Islam
dan mendirikan Kerajaan Samudera, demi menandingi Pasai.

Akhirnya Marah Silu masuk Islam dengan gelar Sultan Malik Al-Saleh dan menjadi raja
pertama Kerajaan Samudera.

Kerajaan Samudera terletak di kiri dari Sungai Pasai, menghadap ke arah Selat Malaka.

Sultan Malik Al-Saleh kemudian menikah dengan putri Ganggang Sari, keturunan Sultan
Aladdin Muhammad Amin dari Kerajaan Perlak.

Sejak saat itulah dua kerajaan Islam ini bergabung menjadi Kerajaan Samudera Pasai.
Nama Samudera Pasai sebenarnya adalah "Samudera Aca Pasai" yang berarti Kerajaan
Samudera yang baik dengan ibu kota di Pasai.

Sultan Malik Al-Saleh berusaha meletakkan dasar-dasar kekuasaan Islam dan


mengembangkan kerajaannya melalui perdagangan.

Setelah Malik Al-Saleh wafat, takhta kerajaan digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Muhammad atau Malik Al Tahir (1297-1326 M).

B. Raja raja yang pernah memerintah kerajaan samudera pasai

Berikut ini adalah Sultan dan Sultanah yang pernah memerintah sebagai raja Kerajaan
Samudera Pasai.

1. Sultan Malik Al-Saleh (1267-1297)

2. Sultan Muhammad Malik az-Zahir I/Muhammad I (1297-1326)

3. Sultan Mahmud Malik Az-Zahir/Ahmad I (1326-1345)

4. Sultan Mansur Malik Az-Zahir II (1345-1349)

5. Sultan Zainal Abidin I (1349-1406)

6. Sultanah Malikah Nahrasyiyah (1406-1428)

7. Sultan Zainal Abidin II (1428-1438)

8. Sultan Shalahuddin (1438-1462)

9. Sultan Ahmad II (1462-1464)

10. Sultan Abu Zaid Ahmad III (1464-1466)

11. Sultan Ahmad IV (1466-1466)

12. Sultan Mahmud (1466-1468)

13. Sultan Zainal Abidin III (1468-1474)

14. Sultan Muhammad Syah II (1474-1495)

15. Sultan Al-Kamil (1495-1495)

16. Sultan Adlullah (1495-1506)

17. Sultan Muhammad Syah III (1506-1507)

18. Sultan Abdullah (1507-1509)


19. Sultan Ahmad V (1509-1514)

20. Sultan Zainal Abidin IV (1514-1517)

C.Masa keemasan
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Sultan
Muhammad Malikul Zahir (Sultan Malik al Tahir). Puncak kejayaan di bawah pimpinan
Sultan Malik al Tahir ini dikuatkan dalam catatan Ibnu Batutah, dimana dalam catatan
tersebut diketahui bahwa Kerajaan Samudera Pasai memiliki wilayah-wilayah dengan tanah
yang subur, serta aktivitas bisnis dan perdagangan kerajaan amat maju dengan penggunaan
mata uang yang terbuat dari emas.
Dalam catatan Ibnu Batutah tersebut juga diketahui bahwa Sultan Malik al Tahir merupakan
sosok pemimpin yang memiliki semangat tinggi dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam. Di
puncak kejayaannya ini, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional yang
dikunjungi pedagang juga saudagar dari berbagai belahan dunia, seperti Asia, Afrika, Cina,
maupun Eropa.
Kerajaan Samudera Pasai juga menjadi pusat perkembangan agama Islam dan merupakan
pemerintahan pertama di Indonesia yang menganut ajaran Islam.

D.Aspek Sosial budaya,Ekonomi dan Politik

Kehidupan Politik
Dalam struktur pemerintahan terdapat istilah menteri,
syahbandar dan kadi. Sementara anak-anak sultan baik
lelaki maupun perempuan digelari dengan Tun, begitu juga
beberapa petinggi kerajaan. Kesultanan Pasai memiliki
beberapa kerajaan bawahan, dan penguasanya juga bergelar
sultan.
Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Malik az-Zahir,
Kerajaan Perlak telah menjadi bagian dari kedaulatan Pasai,
kemudian ia juga menempatkan salah seorang anaknya
yaitu Sultan Mansur di Samudera. Namun pada masa Sultan
Ahmad Malik az-Zahir, kawasan Samudera sudah menjadi
satu kesatuan dengan nama Samudera Pasai yang tetap
berpusat di Pasai. Pada masa pemerintahan Sultan Zain al-
Abidin Malik az-Zahir, Lide (Kerajaan Pedir) disebutkan
menjadi kerajaan bawahan dari Pasai. Sementara itu Pasai
juga disebutkan memiliki hubungan yang buruk dengan
Nakur, puncaknya kerajaan ini menyerang Pasai dan
mengakibatkan Sultan Pasai terbunuh.
Kehidupan Ekonomi
Pasai merupakan kota dagang, mengandalkan lada sebagai
komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan
100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Dalam
perdagangan Kesultanan Pasai mengeluarkan koin emas
sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini
disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni
dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat.
Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi
di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi
perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah
penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang
disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari
bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun
dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau
pandan.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Kerajaan Samudera Pasai
diatur menurut aturan – aturan dan hukum – hukum Islam.
Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan
kehidupan sosial masyarakat di negeri Mesir maupun di
Arab. Karena persamaan inilah sehingga daerah Aceh
(Dahulu Samudera Pasai) mendapat julukan Daerah Serambi
Mekkah.
Kehidupan Budaya
Dari catatan Ma Huan dan Tomé Pires, telah
membandingkan dan menyebutkan bahwa sosial budaya
masyarakat Pasai mirip dengan Malaka, seperti bahasa,
maupun tradisi pada upacara kelahiran, perkawinan dan
kematian. Kemungkinan kesamaan ini memudahkan
penerimaan Islam di Malaka dan hubungan yang akrab ini
dipererat oleh adanya pernikahan antara putri Pasai dengan
raja Malaka sebagaimana diceritakan dalam Sulalatus
Salatin.
Kerajaan Samudera Pasai juga berkembang sebagai
penghasil karya tulis yang baik. Beberapa orang berhasil
memanfaatkan huruf Arab yang dibawa oleh agama Islam
untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang
kemudian disebut dengan bahasa Jawi dan hurufnya disebut
Arab Jawi. Selain itu juga berkembang ilmu tasawuf yang
diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu.

Anda mungkin juga menyukai