Anda di halaman 1dari 11

KERAJAAN ACEH

Kelompok 1:

1.Amelia Amanda

2.M.Aziz Irfansyah

3.Aldo Apriyansa

4.Fani Rahmadani

5.Dimas Juliansyah

MAN 2 KOTA BENGKULU

TAHUN AJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatnyalah
kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "kerajaan Aceh" .Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas mata pelajaran Sejarah Indonesia.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Semoga makalah ini memberikan
informasi bagi siswa-siswi pada khususnya dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Terlepas dari segala hal tersebut,kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh karenanya kami dengan
lapang dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ilmiah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah ini
memberikan manfaat maupun inspirasi untuk pembaca.

Bengkulu,25 Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang............................................................................

B.Rumusan Masalah..........................................................................

C.Tujuan penulisan Makalah...................................................................

Bab I I Pembahasan

A.Awal Berdiri..............................................................................

B.Kondisi Sosial-Politik.......................................................................

C.Kondisi Ekonomi...........................................................................

D.Puncak Kejayaan..........................................................................

E.Keruntuhan...............................................................................

Bab I I I Penutup

A.Kesimpulan...............................................................................

B.Saran....................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bangsa yang besar adalah bangsa yang mengenal sejarah dan peradaban
bangsanya,dan berusaha melestarikannya sehingga dikenal pula oleh Bangsa-bangsa
lain di dunia.Sebagaimana halnya Aceh yang dulunya merupakan negara Islam
termasyhur di kawasanAsia Tenggara dengan julukan“Serambi Mekkah”bahkan dikenal
pula sebagai salah satunegara yang makmur di antara lima negara terkuat di
dunia,yaitu:Aceh,Aqra,Maroko,Istanbul,dan Isfahan (Persia).

Aceh yang terletak di ujung pulau Sumatra sekarang merupakan salah satu
provinsidalam negara Indonesia yang disebut Provinsi Nanggroe Aceh
Darussalam.Aceh sebelum bergabung dengan Indonesia pada tahun 1945 merupakan
wilayah kerajaan Islam yang beribukota Banda Aceh.

Asal nama Aceh juga terdapat cerita di dalam sebuah buku bangsa Pegu (Hindia
Belakang) yang menceritakan perjalanan Budha ke Indo Cina dan kepulauan
Melayu.Mereka melihat di atas gunung di pulau Sumatra.Sebuah pancaran cahaya
beraneka ragamwarna dari gunung itu,sehingga mereka berseru:“Acchera Baa
(Atjaram Bata Bho=Alangkah indahnya) jadi dari kata itulah kemudian menjadi asal
sebutan nama Aceh.Gunung yang bercahaya itu di ceritakan terletak dekat pasai yang
sekarang tidak ada lagikarena telah di tembak hancur dengan meriam oleh kapal
perang Portugis.

Kreemer dalam bukunya“Atjeh”(Leiden 1922) mengatakan bahwa kerajaan Aceh pasti


belum tahun 1500 sudah berdiri dengan kuat dan megahnya,untuk mengetahui
darimana tepatnya asalnya mula orang Aceh belum di dapat data-data yang relatif
akurat dalamsejarah kini mungkin seseorang menemukan di antara penduduk Pribumi
Aceh orangdengan ciri-ciri bangsa Melayu,Pakistan,India, Cina dan bahkan dalam
jumlah yang lebihkecil orang-orang dengan ciri-ciri Portugis,Turki,Arab,dan Parsi.
B.RUMUSAN MASALAH

1.Kapan awal sejarah berdirinya kerajaan Aceh?

2.Bagaimana kondisi sosial-politik yang ada di kerajaan Aceh?

3.Bagaimana kondisi ekonomi yang ada di kerajaan Aceh?

4.Kapan masa puncak kejayaan kerajaan Aceh?

5.kapan kerajaan Aceh mengalami keruntuhan?

C.TUJUAN PENULISAN MAKALAH

• Untuk Mengetahui awal sejarah berdirinya kerajaan Aceh

• Untuk Mengetahui kondisi sosial-politik yang ada di kerajaan Aceh

• Untuk Mengetahui kondisi ekonomi yang ada di kerajaan Aceh

• Untuk Mengetahui kapan masa puncak kejayaan kerajaan Aceh

• Untuk Mengetahui kapan kerajaan Aceh mengalami keruntuhan


BAB I I

PEMBAHASAN

A.AWAL BERDIRI

Kerajaan Aceh dirintis oleh Mudzaffar Syah.Ketika awal kedatangan Bangsa Portugisdi
Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatra,terdapat dua pelabuhan dagang yang besar
sebagai tempat transit para saudagar luar negeri,yakni Pasai dan Pedir.Pasai dan Pedir
mulai berkembang pesat ketika kedatangan bangsa Portugis serta negara-negara
Islam.Namun disamping pelabuhan Pasai dan Pedir, Tome Pires menyebutkan adanya
kekuatan ketiga,masih muda,yaitu “Regno dachei” (Kerajaan Aceh).

Aceh berdiri sekitar abad ke-16,dimana saat itu jalur perdagangan lada yang
semulamelalui Laut Merah,Kairo,dan Laut Tengah diganti menjadi melewati sebuah
Tanjung Harapan dan Sumatra. Hal ini membawa perubahan besar bagi perdagangan
Samudra Hindia,khususnya Kerajaan Aceh.Para pedagang yang rata-rata merupakan
pemeluk agama Islamkini lebih suka berlayar melewati utara Sumatra dan
Malaka.Selain pertumbuhan ladang yang subur,disini para pedagang mampu menjual
hasil dagangannya dengan harga yang tinggi,terutama pada para saudagar dari
Cina.Namun hal itu justru dimanfaatkan bangsa Portugis untuk menguasai Malaka dan
sekitarnya.Dari situlah pemberontakan rakyat pribumi mulai terjadi,khususnya wilayah
Aceh (Denys Lombard: 2006, 61-63)

Pada saat itu Kerajaan Aceh yang dipimpin oleh Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan
Ibrahim,berhasil melepaskan diri dari kekuasaan Kerajaan Pedir pada tahun 1520.Dan
padatahun itu pula Kerajaan Aceh berhasil menguasai daerah Daya hingga berada
dalam kekuasaannya.Dari situlah Kerajaan Aceh mulai melakukan peperangan dan
penaklukan untuk memperluas wilayahnya serta berusaha melepaskan diri dari
belenggu penjajahan bangsa Portugis.

Sekitar tahun 1524,Kerajaan Aceh bersama pimpinanya Sultan AliMughayat Syah


berhasil menaklukan Pedir dan Samudra Pasai.Kerajaan Aceh dibawah pimpinan Sultan
Ali Mughayat Syah tersebut juga mampu mengalahkan kapal Portugis yangdipimpin
oleh Simao de Souza Galvao di Bandar Aceh (Poesponegoro: 2010, 28)Setelah memiliki
kapal ini, Sultan Ali Mughayat Syah atau Sultan Ibrahim bersiap-siap untuk menyerang
Malaka yang dikuasai oleh Bangsa Portugis.

B.KONDISI SOSIAL-POLITIK

• Kehidupan Sosial kerajaan Aceh

Adalanya penggolongan masyarakat menjadi beberapa golongan,yaitu teuku(kaum


bangsawan), golongan teungku (Kaum ulama yang memegang),Hulubalang (prajurit)
serta rakyat biasa.Antara Golongan teuku dan Teungku sering timbul persaingan yang
mengakibatkan melemahnya kerajaan Aceh.

• kehidupan Politik kerajaan Aceh

Aceh tumbuh secara cepat menjadi kerajaan besar karena didukung oleh letaknya yang
strategis,kemudian Kerajaannya memiliki Bandar pelabuhan.Aceh juga memiliki daerah
yang kaya akan tanaman lada.Tanaman ini sendiri merupakan komoditi ekspor yang
sangat penting.Selain itu,jatuhnya malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang
Islam banyak singgah ke Aceh,ditambah Jalur pelayaran beralih melalui sepanjang
pantai barat Sumatera.

C.KODISI EKONOMI

Letaknya yang sangat strategis,di jalur pelayaran dan perdagangan Selat malakah
menitik beratkan pada,maka Kerajaan Aceh menitikberatkan pada perekonomian pada
bidang perdagangan. Penguasaan atas daerah pantai barat dan timur sumatera banyak
menghasilkan lada.Sementara di Semenanjung Malaka menghasilkan lada dan timah.

D.PUNCAK KEJAYAAN

Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaannya pada permulaan abad ke-17,pada


masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda.Pada masa itu pengaruh agama dan
kebudayaan Islam begitu besar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Aceh,sehingga
daerah ini mendapat julukan “ Seuramo Mekkah” (Serambi Mekkah).

Kerajaan Aceh menjalani masa keemasan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar
Muda,yaitu sekitar tahun 1607 sampai tahun 1636.Pada masa ini,kerajaan aceh
mengalami banyak kemajuan di berbagai bidang,baik dalam hal wilayah
kekuasaan,ekonomi,pendidikan,politik luar negeri,maupun kemiliteran kerajaan.

Sultan Iskandar Muda memperluas wilayah teritorialnya dan terus meningkatkan


perdagangan rempah-rempah menjadi suatu komoditi ekspor yang berpotensial
bagikemakmuran masyarakat Aceh.Ia mampu menguasai Pahang tahun 1618,daerah
Kedahtahun 1619,serta Perak pada tahun 1620, dimana daerah tersebut merupakan
daerah penghasil timah.Bahkan dimasa kepemimpinannya Kerajaan Aceh mampu
menyerang Johor dan Melayu hingga Singapura sekitar tahun 1613 dan 1615.Ia pun
diberi gelarI skandar Agung dari Timur.

Kemajuan dibidang politik luar negeri pada era Sultan Iskandar Muda,salah satunay
yaitu Aceh yang bergaul dengan Turki,Inggris,Belanda dan Perancis.Ia
pernahnmengirimkan utusannya ke Turki dengan memberikan sebuah hadiah lada
sicupak atau ladasekarung,lalu dibalas dengan kesultanan Turki dengan memberikan
sebuah meriam perangdan bala tentara,untuk membantu Kerajaan Aceh dalam
peperangan.Bahkan pemimpinTurki mengirimkan sebuah bintang jasa pada sultan
Aceh.

Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah melahirkan
beberapa ulama ternama,yang karangan mereka menjadi rujukan utama dalam bidang
masing-masing,seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U
Adyan,Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman,Nuruddin
Al-Raniridalam bukunya Sirat al-Mustaqim,dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam
bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi Fashil.

Dalam hubungan ekonomi-perdagangan dengan Mesir, Turki, Arab, juga


denganPerancis, Inggris, Afrika, India, Cina, dan Jepang. Komoditas-komoditas yang
diimporantara lain: beras, guci, gula (sakar), sakar lumat, anggur, kurma, timah putih
dan hitam, besi, tekstil dari katun, kain batik mori, pinggan dan mangkuk, kipas, kertas,
opium, airmawar, dan lain-lain yang disebut-sebut dalam Kitab Adat Aceh. Komoditas
yang diekspordari Aceh sendiri antara lain kayu cendana, saapan, gandarukem (resin),
damar, getah perca,obat-obatan.

Di bawah kekuasannya kendali kerajaan berjalan dengan aman, tentram dan


lancar.Terutama daerah-daerah pelabuhan yang menjadi titik utama perekonomian
Kerajaan Aceh,dimulai dari pantai barat Sumatra hingga ke Timur, hingga Asahan yang
terletak di sebelah selatan. Hal inilah yang menjadikan kerajaan ini menjadi kaya raya,
rakyat makmur psejahtera, dan sebagai pusat pengetahuan yang menonjol di Asia
Tenggara.

E.KERUNTUHAN

Kerajaan Aceh mengalami masa kemunduran pada tahun 1641,atau sepeninggal Sultan
Iskandar Thani.Hal ini disebabkan karena perebutan kekuasaan di antara para pewaris
takhta.Selain itu,Belanda semakin menguasai wilayah pulau Sumatra dan selat Malaka.

Meskipun telah berjuang selama 30 tahun, akhirnya Kerajaan Aceh menyerah kepada
Belanda. Dengan demikian,faktor umum runtuhnya Kerajaan Aceh adalah pemimpin
yang tidak cakap, perpecahan internal kerajaan,dan lepasnya wilayah
kekuasaan.Sedangkan faktor khususnya adalah perang antara Belanda dan Aceh pada
1873-1903.
BAB I I I

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Kerajaan Aceh di perkirakan berdiri pada tahun 1511 M, dengan raja pertamanya
Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528).Pada masa pemerintahannya kerajaan Aceh
berkembang selama empat abad, sampai Belanda mengalahkannya dalam perang
Aceh(1873-1912). Sultan Iskandar Muda (1607-1636) adalah pengganti Sultan Ali
MughayatSyah,yang pada masa pemerintahannya Aceh mengalami puncak
kejayaannya.Ia berhasil menaklukkan Semenanjung Malaka Yakni : Pahang, Kedah,
Perlak, Johor,dan sebagainya.Kehidupan ekonomi yang utama masyarakat Aceh
pelayaran dan perdagangan. Aceh juga penghasil Lada dan Timah,sehingga
perdagangan-perdagangan Barat bisa membeli Ladadari Aceh.

Salah satu masjid terindah di Indonesia adalah Mesjid Baiturrahman yang dibangun
pada masa Sultan Iskandar Muda.Mesjid ini pernah dibakar dan dikuasai oleh Belanda
padamasa perang Aceh. Namun dibangun kembali pada tahun 1875.Aliran Ahli Sunnah
Waljama’ah adalah aliran agama terbesar dalam islam,mengaku sebagai pengikut
tradisi Nabi Muhammad Saw.Aliran Syiah adalah pengikut Ali Bin Ani Thalib,sekarang
salahsatu aliran besar dalam agama islam yang menyakini kepemimpinan (imamah) Ali
dan keturunannya setelah Nabi.

B.SARAN

Dari keberadaanya Kerajaan Aceh di nusantara pada masa yang lalu.Maka kita wajib
mensyukurinya.Rasa syukur tersebut dapat di wujudkan dalam sikap dan perilaku
dengan hati yang tulus serta di dorong rasa tanggung jawab yang tinggi untuk
melestarikan dan memelihara budaya nenek moyang kita.Jika kita ikut berpartisipasi
dalam menjaminkelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri
bangsa.Oleh karena itu marilah kita bersama sama menjaga dan memelihara
peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua.

Anda mungkin juga menyukai