SEJARAH INDONESIA
Tentang :
Kerajaan Aceh
Disusun oleh
Ahmad Syabil Mangus
Kelas : XII TL 2
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi
pendidikan dalam profesi keguruan.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
1.2 Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Kerajaan Aceh dirintis serta perkembangannya hingga mencapai
masa kejayaan
2. Mengetahui kehidupan social, politik dan ekonomi dari Kerajaan Aceh
3. Mengetahui factor-faktor apa saja yang mengakibatkan kerajaan Aceh mengalami
kemunduran.
Kerajaan Aceh mulai mengalami masa keemasan atau puncak kekuasaan di bawah
pimpinan Sultan Iskandar Muda, yaitu sekitar tahun 1607 sampai tahun 1636. Pada masa
Sultan Iskandar Muda, Kerajaan Aceh mengalami peningkatan dalam berbagai bidang, yakni
dalam bidang politik, ekonomi-perdagangan, hubungan internasional, memperkuat armada
perangnya, serta mampu mengembangakan dan memperkuat kehidupan Islam. Bahkan
kedudukan Bangsa Portugis di Malaka pun semakin terdesak akibat perkembangan yang
sangat pesat dari Kerajaan Aceh di bawah pimpinan Sultan Iskandar Muda (Poesponegoro:
2010, 31)
Sultan Iskandar Muda memperluas wilayah teritorialnya dan terus meningkatkan
perdagangan rempah-rempah menjadi suatu komoditi ekspor yang berpotensial bagi
kemakmuran masyarakat Aceh. Ia mampu menguasai Pahang tahun 1618, daerah Kedah
tahun 1619, serta Perak pada tahun 1620, dimana daerah tersebut merupakan daerah
penghasil timah. Bahkan dimasa kepemimpinannya Kerajaan Aceh mampu menyerang Johor
dan Melayu hingga Singapura sekitar tahun 1613 dan 1615. Ia pun diberi gelar Iskandar
Agung dari Timur.
Kemajuan dibidang politik luar negeri pada era Sultan Iskandar Muda, salah satunya
yaitu Aceh yang bergaul dengan Turki, Inggris, Belanda dan Perancis. Ia pernah
mengirimkan utusannya ke Turki dengan memberikan sebuah hadiah lada sicupak atau lada
sekarung, lalu dibalas dengan kesultanan Turki dengan memberikan sebuah meriam perang
dan bala tentara, untuk membantu Kerajaan Aceh dalam peperangan. Bahkan pemimpin
Turki mengirimkan sebuah bintang jasa pada sultan Aceh (Harry Kawilarang, 2008: 21-22)
Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh telah melahirkan
beberapa ulama ternama, yang karangan mereka menjadi rujukan utama dalam bidang
masing-masing, seperti Hamzah Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan,
Syamsuddin al-Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin Al-Raniri
dalam bukunya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf Singkili dalam bukunya Mi'raj al-
Tulabb Fi Fashil (http://ridwanaz.com/umum/sejarah/sejarah-kerajaan-aceh-pada-masa-
kejayaan-dan-keruntuhannya/)
Dalam hubungan ekonomi-perdagangan dengan Mesir, Turki, Arab, juga dengan
Perancis, Inggris, Afrika, India, Cina, dan Jepang. Komoditas-komoditas yang diimpor antara
2. Kehidupan Politik
Aceh tumbuh secara cepat menjadi kerajaan besar karena didukung oleh letaknya yang
strategis, kemudian Kerajaannya memiliki Bandar pelabuhan. Aceh juga memiliki daerah
yang kaya akan tanaman lada. Tanaman ini sendiri merupakan komoditi ekspor yang sangat
penting. Selain itu, jatuhnya malaka ke tangan Portugis menyebabkan pedagang Islam banyak
singgah ke Aceh, ditambah Jalur pelayaran beralih melalui sepanjang pantai barat Sumatera.
3. Kehidupan Ekonomi
Letaknya yang sangat strategis, di jalur pelayaran dan perdagangan Selat malakah
menitikberatkan pada , maka Kerajaan Aceh menitikberatkan pada perekonomian pada
bidang perdagangan. Penguasaan atas daerah pantai barat dan timur sumatera banyak
menghasilkan lada. Sementara di Semenanjung Malaka menghasilkan lada dan timah.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kerajaan Aceh merupakan
kerajaan bercorak Islam yang letaknya sangat strategis di jalur pelayaran dan perdagangan
internasional. Aceh juga memiliki daerah kekuasaan yang sangat luas, sehingga Kerajaan ini
sangan maju terutama di bidang perekonomiannya. Perkembangannya sangat pesat terlebih
saat pemerintahan Sultan Iskandar Muda. Dibawah kepemimpinannya, kerajaan Aceh
tumbuh menjadi kerajaan yang besar dan berkuasa atas perdagangan Islam. Bahkan telah
menjadi Bandar transito yang dapat menghubungkan seluruh pedagang dunia barat.
3.2 Saran
Makalah yang ditulis adalah makalah yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran dari pembaca demi kemajuan dari makalah tersebut.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh
http://awal-berdiri-kerajaan-aceh.blogspot.com/
Tim Edukatif HTS, Modul Sejarah IPS, Surakarta, CV Hayati Tumbuh Subur
10 | M a k a l a h S e j a r a h I n d o n e s i a
11 | M a k a l a h S e j a r a h I n d o n e s i a