Anda di halaman 1dari 5

.

KERAJAAN SAMUDERA PASAI


Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan islam yang pertama di
Indonesia.
a. Letak Geografis
Kerajaan ini berdiri pada abad ke-13 M. Kerajaan ini terletak di sebelah utara
Perlak di daerah Lhok Seumawe sekarang (pantai timur Aceh), berbatasan
langsung dengan Selat Malaka.
b. Sumber Sejarah
a) Inksripsi (tulisan) pada nisan makam Sultan Malik al Saleh
b) Catatan Ibnu Battutah. Ia berasal dari Delhi, India. Menurutnya, istana
kerajaan samudra pasai seperti istana raja-raja india, dan susunan
pemerintahannya di atur seperti susunan pemerintahan kerajaan di persia.
c) Catatan Marcopolo. Menurutnya, di Sumatera Utara terdapat dua kerajaan,
yaitu Kerajaan Perlak dan Samudra Pasai. Rakyat di dua Kerajaan tersebut
telah ada yang beragama islam.
d) Kronik Raja Pasai
e) Ditemukannya mata uang dirham sebagai alat tukar dagang. Pada mata
uang ini tertulis nama para sultan yang memerintah kerajaan. Nama-nama
sultan (memerintah dari abad ke-14 hingga 15) yang tercetak pada mata
uang tersebut diantaranya : Sultan Alauddin, Mansur Malik Zahir, Abu Zaid
Malik Zahir, Muhammad Malik Zahir, Ahmad Malik Zahir dan Abdullah Malik
Zahir.
c. Politik
Kerajaan samudra pasai dibangun oleh Nazimudin al Kamil, seorang
laksamana laut dari Mesir. Raja pertamanya adalah Marah Silu dengan gelar
Sultan Malik al Saleh (1290-1297). Pada tahun 1297 M, Sultan Malik al Saleh
wafat kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Sultan al-Tahir
Malik. Setelah Sultan Malik al-Tahir wafat, Samudra Pasai digantikan oleh
putranya yang bernama Sultan Malik al-Zahir. Sultan Malik al-Zahir adalah
seorang Sultan yang taat pada agama dan mengaut madzhab syafii. Pada
masa pemerintahan Malik al-Zahir terdapat orang persia yang menjadi
pejabat istana. Pada tahun 1348 Sultan Malik al-Zahir wafat, kemudian tahta
kerajaan dipegang oleh Zainal Abidin. Pada masa Zainal Abidin, Majapahit
berhasil menguasai Samudra Pasai. Dengan demikian, Samudra Pasai berada
di bawah kekuasaaan Majapahit. Setelah Majapahit mengalami kemunduran,
Samudera Pasai tegak kembali. Keberadaan Samudra Pasai sampai tahun
1405 masih terdengar diberitakan oleh Mohammad Cheng Ho pemimpin
armada Cina yang beragama islam dan sempat singgah di Samudra Pasai.
d. Sosial
Kehidupan sosial masyarakat Samudra Pasai diatur menurut aturan-aturan
dan hukum-hukum islam yang mempunyai kesamaan dengan daerah Arab,
sehingga daerah Kerajaan Samudra Pasai mendapat julukan daerah Serambi
Mekkah.
e. Ekonomi

f.

g.

h.
a)
b)
c)

Perekonomian masyarakat Samudra Pasai tergantung dari perdagangan.


Posisinya yang berada di jalur perdagangan internasional dimanfaatkan oleh
kerajaan ini untuk kemajuan ekonomi rakyatnya. Menurut beberapa sumber
sejarah, diketahui bahwa banyak pedagang dari berbagai negara berlabuh di
Pelabuhan Pasai. Kerajaan ini berusaha menyiapkan bandar-bandar yang
dapat digunakan untuk menambah bahan perbekalan, mengurus perkapalan,
mengumpulkan dan menyimpan barang dagangan baik yang akan dikirim ke
luar negeri maupun yang disebarkan di dalam negeri.
Budaya
Kerajaan Samudra Pasai berkembang sebagai penghasil karya tulis yang
baik. Beberapa orang berhasil memanfaatkan huruf arab yang di bawa oleh
agama islam untuk menulis karya mereka dalam bahasa Melayu, yang
kemudian di sebut dengan Bahasa Jawi dan hurufnya disebut Arab Jawi.
Selain itu juga berkembang ilmu Tasawuf yang diterjemahkan ke dalam
bahasa Melayu.
Faktor kemajuan
Perkembangan ekonomi masyarakat kerajaan Samudra Pasai bertambah
pesat, sehingga selalu menjadi perhatian sekaligus incaran dari kerajaankerajaan disekitarnya. Setelah Samudra Pasai berhasil dikuasai oleh kerajaan
Malaka, maka pusat perdagangan di pindahkan ke bandar Malaka.
Faktor kemunduran
Kerajaan Majapahit berambisi menyatukan nusantara
Berdirinya bandar Malaka yang letaknya lebih strategis
Setelah Sultan Malik al-Tahir meninggal, tidak ada yang menggantikan
sehingga penyebaran agama islam diambil kerajaan Aceh.

2. KERAJAAN ACEH
Aceh semula menjadi daerah taklukan kerajaan Pedir. Namun, dengan
jatuhnya Malaka ke tangan Portugis (tahun 1511) dan makin surutnya
pengaruh Kerajaan Samudra Pasai, maka para pedagang di Selat Malaka
beralih ke pelabuhan Aceh (Olele). Aceh segera berkembang dengan cepat
dan akhirnya melepaskan diri dari kekuasaan Pedir.
a. Letak geografis
Letak kerajaan Aceh adalah di ujung pulau utara pulau sumatera dengan ibu
kotanya banda Aceh.

b. Sumber sejarah
Sumber keberadaan kerajaan Aceh dapat diketahui dari Kitab
Bustanussalatin karya Nurudin Ar-Raniri. Isi kitab tersebut berisi raja-raja
yang memerintah Kerajaan Aceh adalah sebagai berikut :
a) Sultah Ali Mughayat Syah (1514-1528)
b) Sultan Salahudin (1528-1537)
c) Sultan Aluddin Riayat Syah Al Kahar (1537-1568)
d) Sultan Iskandar Muda (1607-1636)
e) Sultan Iskandar Tani (1636-1641)
c. Politik
Kerajaan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514.
Pada tahun 1520, Kerajaan Aceh berhasil menguasai daerah Pasai, Deli dan
Aru. Penguasaan terhadap daerah-daerah tersebut menyebabkan Aceh dapat
mengontrol daerah penghasil lada dan emas. Pada masa pemerintahan
Sultan Iskandar Muda (1607-1636), Kerajaan Aceh mencapai puncak
kejayaan. Bandar Aceh di buka menjadi bandar internasional dengan jaminan
pengamanan gangguan laut dari kapal perang Portugis. Sultan Iskandar
mendasarkan pada pemerintahan sipil dan militer dengan menciptakan adat
yang berdasarkan Islam disebut Adat Makuta Alam. Pada masa Sultan
Iskandar Muda ini, juga dibangun masjid besar Aceh yang berdiri hingga saat
ini yaitu Masjid Baiturrahman. Sultan Iskandar Muda wafat pada tahun 1636
dan digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar Tani (1636-1641). Masa
pemerintahannya tidak lama karena ia tidak memiliki kepribadian dan
kecakapan yang kuat seperti Sultan Iskandar Muda. Seusai Sultan Iskandar
Tani, yang memerintah Aceh berikutnya adalah empat orang sultanah (sultan
perempuan)berturut-turut. Sultanah yang pertama adalah Syafiatuddin Tajul
Alam (1641-1675), janda Iskandar Tani. Kemudian berturut-turut adalah Sri
Ratu Naqiyatuddin Nurul Alam, Inayat Syah dan Kamalat Syah. Pada masa
sultanah Kamalat Syah ini turun fatwa dari Mekkah yang melarang Aceh
dipimpin oleh kaum wanita. Pada 1699 pemerintahan Aceh pun dipegang
oleh kaum pria kembali. Pada tahun 1816, sultan aceh yang bernama Saiful
Alam bertikai dengan Jawharul Alam Aminuddin. Kesempatan ini
dipergunakan oleh Gubernur Jenderal asal Inggris, Thomas Stanford Raffles
yang ingin menguasai Aceh yang belum pernah ditundukkan oleh Belanda.
Pada tanggal 22 April 1818, Raffles yang ketika itu berkedudukan di
Bengkulu, mengadakan perjanjian dagang dengan Aminuddin.
Berkat bantuan pasukan Inggris akhirnya Aminuddin menjadi sultan Aceh
pada tahun 1816, menggantikan Sultan Saiful Alam. Pada tahun 1824, pihak
Inggris dan Belanda mengadakan perjanjian di London, Inggris. Traktat
London ini berisikan bahwa Inggris dan Belanda tak boleh mengadakan
praktik kolonialisme di Aceh. Namun, pada 1871 berdasarkan keputusan
Traktat Sumatera, Belanda kemudian berhak memperluas wilayah jajahannya
ke Aceh. Dua tahun kemudian, tahun 1873 Belanda menyerbu Kerajaan
Aceh. Alasan Belanda adalah karena Aceh selalu melindungi para pembajak
laut. Sejak saat itu, Aceh terus terlibat peperangan dengan Belanda. Lahirlah

pahlawan-pahlawan tangguh dari Aceh, pria-wanita, diantaranya Teuku


Umar, Cut Nyak Dien dan Panglima Polim.
d. Sosial
Dalam kehidupan sosial, di Aceh muncul dua golongan yang saling berebut
pengaruh, yakni golongan Teuku dan golongan Tengku. Golongan Teuku
adalah kaum bangsawan yang memegang kekuasaan sipil. Adapun golongan
Tengku adalah kaum ulama yang memegang peranan penting dalam bidang
agama. Di antara golongan agama sendiri juga ada persaingan, yakin antara
aliran Syiah an aliran Sunni. Lapisan sosial masyarakat Aceh berbasis pada
jabatan struktural, kualitas keagamaan dan kepemilikan harta benda. Mereka
yang menduduki jabatan struktural di kerajaan menduduki lapisan sosial
tersendiri, lapisan teratasnya adalah sultan, dibawahnya ada para penguasa
daerah. Sedangkan lapisan berbasis keagamaan merupakan lapisan yang
merujuk pada status dan peran yang dimainkan oleh seseorang dalam
kehidupan keagamaan. Dalam lapisan ini, juga terdapat kelompok yang
mengaku sebagai keturunan Nabi Muhammad. Mereka ini menempati posisi
istimewa dalam kehidupan sehari-hari, yang laki-laki bergelar Sayyed, dan
yang perempuan bergelar Syarifah. Lapisan sosial lainnya dan memegang
peranan sangat penting adalah para orang kaya yang menguasai
perdagangan, saat itu komoditasnya adalah rempah-rempah, dan yang
terpenting adalah lada.
e. Ekonomi
Kehidupan perekonomian yang utama dari masyarakat Aceh adalah
perdagangan. Pada masa kejayaan Aceh, perekonomian Aceh berkembang
pesat. Pengusaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatera
banyak menghasilkan lada. Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada
dan timah. Hal ini menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh sehingga
perdagangan Aceh maju dan pesat.
f. Budaya
Aceh sering disebut sebagai Negeri Serambi Mekah, karena Islam masuk
pertama kali ke Indonesia melalui kawasan paling barat pulau Sumatera ini.
Orang Aceh mayoritas beragama Islam dan kehidupan mereka sehari-hari
sangat dipengaruhi oleh ajaran Islam ini. Oleh sebab itu, para ulama
merupakan salah satu sendi kehidupan masyarakat Aceh. Pengaruh Islam
yang sangat kuat juga tampak dalam aspek bahasa dan sastra Aceh.
Peninggalan Islam di Nusantara banyak di antaranya yang berasal dari Aceh,
seperti Bustanussalatin dan Tibyan fi Marifatil Adyan karangan Nuruddin arRaniri pada awal abad ke-17 . Kitab Tarjuman al-Mustafid yang merupakan
tafsir Al Quran Melayu pertama karya Shaikh Abdurrauf Singkel tahun 1670an dan Tajussalatin karya Hamzah Fansuri. Ini bukti bahwa Aceh sangat
berperan dalam pembentukan tradisi intelektual Islam di Nusantara. Karya
sastra lainnya, seperti Hikayat Perang Sabi, Hikayat Malem Diwa, Syair
Hamzah Fansuri, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, merupakan bukti
lain kuatnya pengaruh Islam dalam kehidupan masyarakat Aceh.
g. Faktor kamajuan

a)
b)
c)
d)
e)
h.
a)
b)
c)
d)
e)
f)

Letaknya strategis dipintu gerbang pelayaran internasional


Pelabuhan Olele memiliki persyaratan sebagai pelabuhan dagang yang baik
Aceh kaya akan tanaman lada
Aceh berkembang pesat setelah Malaka dikuasai Portugis
Para pedagang islam memindahkan kegiatan perdagangan dari Malaka ke
Aceh.
Faktor kemunduran
Pengganti-pengganti Sultan Iskandar Muda kurang cakap
Adanya perebutan kekuasaan
Adanya perselisihan antara golongan bangsawan(teuku) dan golongan
agama(tengku)
Adanya bangsa Barat yang ingin menguasai Aceh antara lain Belanda dan
Inggris
Kekalahan perang antara Aceh dan Portugis (1629)
Daerah yang jauh dari pemerintahan pusat, melepaskan diri dari Aceh,
seperti Johor, Perlak, Pahang, Minangkabau dan Siak

Anda mungkin juga menyukai