Sultan Salahuddin
Aru,
pahang,
Kedah,
Perlak,
dan
Indragiri,
sehingga
di
bawah
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah
2.1.1 Awal Mula
Kesultanan aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1514. Pada
awalnya sering dilakukan upacara menerbangkanbabi untuk menyembah dewa
semut, kemudian menyatukan wilayah kerjaan mencakup Daya, Pesir, Lodie, Fakur,
Parai. Pada tahun 1528, Ali M. Syah digantikan oleh salahuddin. Kemudian
digantikan oleh sultan alauddin riayat syah al- kahar.
2.1.3 Kemunduran
Kemunduran Aceh disebabkan oleh beberapa factor diantaranya adalah
makin
Hal ini bisa ditelusuri lebih awal setelah Kemangkotan Sultan Iskandar Tsani
hingga serangkaian peristiwa nantinya, dimana para bangsawan ingin mengurangi
control ketat kekuasaan Sultan. Sejak itu masa damai terasa diaceh, para ulebolang
bebas berdagang dengan pedagang asing tanpa harus melalui pelabuhan sultan di
ibukota. Namun dibeberapa elemen masyarakat dari kaum wujidiyah menginginkan
penguasa nanti adalah seorang laki2 bergelar dultan.
Pada masa sultan alaudin jauhar alamsiyah (1795-1824) seorang keturunan
sultan yang terbuang sayyid Husain mengklaim mahkota kesultanan dengan
mengangkat anaknya menjadi sultan al-alam. Sultan juga berusaha membentuk
persekutuan bdengan pihak luar sebagai usaha untuk memebentuk agrasi belanda.
Dikirim utusan kembalu ke Istanbul serta mengirimkan sejumlah dana bantuan untuk
perang krimpa.
Sultan juga berusaha membentuk aliansi dengan perancis dengan mengirim
surat kepada raja perancis dan presiden perancis.
Kemunduran terus berlangsung dengan naiknya sultan Mahmud syah.
Setelah kembali ke ibukota habib bersaing dengan seorang india tengku panglima
maharaja tibang untuk menancapkan pengaruh dalam pemerintahan aceh.
Pada akhir November 1871, lahirlah traktat sumatera dimana disebutkan
dengan jelas inggris wajib melepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap
perluasan kekuasan belanda maupun di sumatera. Pembatasan2 traktat London
1024 mengenai aceh dibatalkan semenjak itu usaha untuk menyerbu aceh makin
disuarakan baik dari belanda dan Batavia maret 1873 pasukan belanda mendarat
dipantai cermin mereka menandai awal invasi belanda aceh.
Selain itu di ibukota juga banyak terdapat pandai emas, tembaga, dan suasa yang
mengolah barang mentah menjadi barang jadi. SedangPidie merupakan lumbung
beras bagi kesultanan.[15] Namun di antara semua yang menjadi komoditas unggulan
untuk diekspor adalahlada.
Produksi terbesar terjadi pada tahun 1820. Menurut perkiraan Penang, nilai ekspor
Aceh mencapai 1,9 juta dollar Spanyol. Dari jumlah ini $400.000 dibawa ke Penang,
senilai $1 juta diangkut oleh pedagang Amerika dari wilayah lada di pantai barat.
Sisanya diangkut kapal dagang India, Perancis, dan Arab. Pusat lada terletak di
pantai Barat yaitu Rigas,Teunom, dan Meulaboh.[6]
2.3 Pemerintahan
Sultan Aceh
Sultan Aceh atau Sultanah Aceh merupakan penguasa / raja dari Kesultanan
Aceh. Sultan awalnya berkedudukan di Gampng Pande,Bandar Aceh
Darussalam kemudian pindah ke Dalam Darud Dunia di daerah sekitar pendopo
Gubernur Aceh sekarang. Sultan/Sultanah diangkat maupun diturunkan atas
persetujuan oleh tiga Panglima Sagoe dan Teuku Kadi Malikul Adil (Mufti Agung
kerajaan). Sultan baru sah jika telah membayar "Jiname Aceh" (mas kawin Aceh),
yaitu emas murni 32 kati, uang tunai seribu enam ratus ringgit, beberapa puluh ekor
kerbau dan beberapa gunca padi.
Perangkat Pemerintahan[sunting | sunting sumber]
Perangkat pemerintahan Sultan kadang mengalami perbedaan tiap masanya.
Berikut adalah badan pemerintahan masa Sultanah di Aceh:
Balai Rong Sari yaitu lembaga yang dipimpin oleh Sultan sendiri, yang
anggota-anggotanya terdiri dari Hulubalang Empat dan Ulama Tujuh. Lembaga
ini bertugas membuat rencana dan penelitian.
Balai Majlis Mahkamah Rakyat, yaitu lembaga yang dipimpin oleh Kadli
Maiikul Adil, yang beranggolakan tujuh puluh tiga orang; kira-kira semacam
Dewan Perwakilan Rakyat sekarang.
Balai Gading, yaitu Lembaga yang dipimpin Wazir Mu'adhdham Orang Kaya
Laksamana Seri Perdana Menteri; kira-kira Dewan Menteri atau Kabinet kalau
sekarang, termasuk sembilan anggota Majlis Mahkamah Rakyat yang diangkat.
Balai Furdhah, yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal ekonomi, yang
dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Menteri Seri Paduka; kira-kira
Departemen Perdagangan.
Balai Laksamana, yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal angkatan perang,
yang dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Laksamana Amirul Harb; kirakira Departemen Pertahanan.
Balai Baitul Mal, yaitu lembaga yang mengurus hal ihwal keuangan dan
perbendaharaan negara, yang dipimpin oleh seorang wazir yang bergelar Orang
Kaya Seri Maharaja Bendahara Raja Wazir Dirham; kira-kira Departemen
Keuangan.
Demi Allah, kami sekalian hulubalang khadam Negeri Aceh, dan sekalian kami yang
ada jabatan masing-masing kadar mertabat, besar kecil, timur barat, tunong baroh,
sekalian kami ini semuanya, kami thaat setia kepada Allah dan Rasul, dan kami
semua ini thaat setia kepada Agama Islam, mengikuti Syariat Nabi Muhammad Saw,
dan kami semua ini taat setia kepada raja kami dengan mengikuti perintahnya atas
yang hak, dan kami semuanya cinta pada Negeri Aceh, mempertahankan dari pada
serangan musuh, kecuali ada masyakkah, dan kami semua ini cinta kasih pada
sekalian rakyat dengan memegang amanah harta orang yang telah dipercayakan
oleh empunya milik. Maka jika semua kami yang telah bersumpah ini berkhianat
dengan mengubah janji seperti yang telah kami ikral dalam sumpah kami semua ini,
demi Allah kami semua dapat kutuk Allah dan Rasul, mulai dari kami semua sampai
pada anak cucu kami dan cicit kami turun temurun, dapat cerai berai berkelahi,
bantah dakwa-dakwi dan dicari oleh senjata mana-mana berupa apa-apa sekalipun.
Wassalam.
Sumpah Ulee Balang
11
12
DAFTAR PUSTAKA
http://ninapurnama.blogspot.co.id/2013/11/kesultanan-aceh-didirikan-olehsultan.html
13
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh
https://www.google.co.id/search?
q=kesultanan+aceh&safe=off&espv=2&biw=1366&bih=667&source=lnms&tbm=isch
&sa=X&ved=0ahUKEwiH7o_w8ZLLAhWLVY4KHf1NDYcQ_AUIBigB&dpr=1#imgrc=
ZxaDRZ-LbAAW2M%3A
Lampiran :
14
15
16
17
18
19
20