PERATURAN
KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOMOR : PER-687/K/D4/2012
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN
SISTEM PENGENDALIAN INSTANSI PEMERINTAH (SPIP)
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) ini,
yang dimaksud dengan:
(1) Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah adalah
kerangka bentuk atau rancangan proses pengintegrasian antar unsur SPIP dan
pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam mengembangkan masing-
masing unsur sebagai bentuk konkret penyelenggaraan SPIP.
(2) Instansi Pemerintah adalah unsur penyelenggara pemerintahan pusat atau unsur
penyelenggara pemerintahan daerah.
(3) Level entitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada
tingkatan Kementerian/ Lembaga/ Pemda atau unit eselon I/ II atau unit mandiri
yang meliputi aspek strategis dan organisasional.
(4) Level aktivitas Penyelenggaraan SPIP adalah Penyelenggaraan SPIP pada
tingkatan aktivitas yang berkaitan dengan aspek operasional.
(5) Aspek strategis adalah aspek yang menjadi tanggung jawab menteri, kepala
lembaga, gubernur atau bupati/walikota.
(6) Aspek organisasional adalah aspek yang bersifat manajerial yang menjadi
tanggung jawab eselon I, eselon II atau eselon mandiri lainnya (entitas pelaporan).
(7) Aspek operasional adalah pada tingkat kegiatan operasional.
(8) Quick win Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan SPIP yang
akan dicapai dalam jangka waktu 3 bulan atau 100 hari.
(9) Tujuan jangka pendek Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan
SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 1 tahun.
(10) Tujuan jangka menengah Penyelenggaraan SPIP adalah tujuan Penyelenggaraan
SPIP yang akan dicapai dalam jangka waktu 5 tahun.
-3-
BAB II
TUJUAN DAN RUANG LINGKUP
DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP
Pasal 2
(2) Ruang lingkup Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP terdiri atas
penyelenggaraan SPIP pada level entitas dan level aktivitas institusi K/L/Pemda.
(3) Level entitas meliputi aspek strategis dan organisasional, sedangkan level aktivitas
berkaitan dengan aspek operasionalnya.
BAB III
SASARAN PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP
Pasal 3
BAB IV
PENYUSUNAN DESAIN PENYELENGGARAAN SPIP
Bagian Kesatu
Pendahuluan
-4-
Pasal 4
Desain Penyelenggaraan SPIP harus disesuaikan dengan karakteristik, fungsi, sifat,
tujuan, dan kompleksitas unit kerja dan perencanaan penganggarannya.
Pasal 5
Untuk kemudahan dan kelancaran penyelenggaraan SPIP, harus ada pengintegrasian
antar unsur SPIP dan pengaturan langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
mengembangkan masing-masing unsur sebagai bentuk konkret penyelenggaraan
SPIP.
Bagian Kedua
Strategi Penyelenggaraan SPIP
Pasal 6
(1) Para penanggung jawab tugas pada K/L/Pemda wajib memahami tugas dan fungsi
organisasi sebagai dasar pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan organisasi.
(2) Untuk mendesain SPIP diperlukan pemahaman terhadap ketatalaksanaan dan
ketatausahaan (bussiness process) K/L/Pemda serta struktur organisasinya.
Pasal 7
Untuk memudahkan operasionalisasi dan komunikasi konsep kepada semua personel
dalam menerapkan SPIP, harus dibuat gambar visual tentang konsep SPIP dan
adaptasi definisi SPIP ke suatu organisasi.
Pasal 8
Ruang lingkup penyelenggaraan SPIP disusun secara spesifik dan memadai, dengan
prakondisi unit organisasi K/L/Pemda harus sudah memiliki analisis lingkungan,
rencana kinerja, serta batasan tentang kegiatan utama yang akan dilakukan dalam
menjalankan perannya atau mencapai kinerjanya.
Pasal 9
K/L/ Pemda wajib merumuskan tujuan penyelenggaraan SPIP dan menetapkan prioritas
pencapaian tujuan SPIP sesuai dengan kondisi dan kebutuhan K/L/Pemda dan masing-
masing unit kerjanya.
Pasal 10
(1) K/L/Pemda wajib mengetahui dengan jelas tujuan jangka pendek, jangka
menengah, dan quick win penerapan SPIP yang akan dicapai berdasarkan telaahan
yang dilakukan.
(2) Pertimbangan yang perlu dilakukan meliputi permasalahan yang dihadapi, unit kerja
terkait yang melaksanakan ketercapaian tahapan tujuan SPIP, dan sumber daya
yang dimiliki.
-5-
(3) Pertimbangan tersebut dilakukan agar permasalahan yang dihadapi K/L/Pemda saat
ini dapat teratasi, demikian pula potensi atas risiko berulangnya permasalahan
tersebut dapat diantisipasi.
Bagian Ketiga
Rencana Kerja Penyelenggaraan SPIP
Pasal 11
(1) Efektivitas Lingkungan Pengendalian harus dinilai untuk mengenali risiko
bawaannya dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis aspek-aspek
dalam Lingkungan Pengendalian yang berpengaruh dalam penilaian risiko.
(2) Lingkungan Pengendalian terkait dengan faktor manusia, sehingga penilaian harus
dilaksanakan secara obyektif untuk mendapatkan hasil yang optimal.
(3) Hasil penilaian efektivitas Lingkungan Pengendalian merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari risiko yang teridentifikasi.
Pasal 12
(1) Pimpinan K/L/Pemda wajib melakukan penilaian risiko pada level entitas dan level
kegiatannya.
(2) Penilaian risiko mencakup identifikasi dan analisis risiko-risiko yang dihadapi
Instansi Pemerintah dalam pencapaian tujuannya.
(3) Identifikasi dan analisis risiko dilakukan dengan metodologi yang sesuai dengan
karakteristik kegiatan utama organisasi.
Pasal 13
(1) Penguatan Lingkungan Pengendalian harus dilakukan untuk menindaklanjuti
temuan tentang inefektivitas Lingkungan Pengendalian dan mengaitkannya dengan
risiko yang telah dipetakan pada penilaian risiko.
(2) Penguatan Lingkungan Pengendalian merupakan bagian dari aktivitas
pengendalian, khususnya tentang penegakan aturan yang menunjukkan
penambahan kesadaran (kultur) pengendalian dalam suatu unit kerja K/L/Pemda.
(3) Unsur-unsur yang harus dikuatkan oleh unit kerja tergantung dari hasil penilaian
efektivitas Lingkungan Pengendalian.
Pasal 14
(1) Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dapat membantu
memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan K/L/Pemda untuk mengurangi risiko
yang telah diidentifikasi selama proses penilaian risiko.
(2) Kegiatan pengendalian dirancang dengan mempertimbangkan aspek biaya dan
manfaat (cost-benefit).
(3) Kegiatan pengendalian dilakukan untuk membantu pimpinan instansi/unit kerja
memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan untuk mengurangi risiko yang telah
-6-
Pasal 15
Untuk memastikan pencapaian tujuan penyelenggaraan SPIP dan tujuan penyusunan
rencana kerja penerapan SPIP, pengembangan SPIP harus dipantau secara terus-
menerus.
Bagian Keempat
Penutup
Pasal 16
K/L/Pemda atau unit organisasi yang mengembangkan SPIP perlu memperhatikan
manfaat-biaya pengembangan SPIP, sifat kekhususan desain penyelenggaraan SPIP,
dan keterbatasan kompetensi auditor internal dalam menguatkan penyelenggaraan
SPIP.
Pasal 17
(1) Komitmen dari manajemen puncak merupakan dukungan yang sangat ideal untuk
menyelenggarakan SPIP pada tingkat K/L/ Pemda secara menyeluruh.
(2) Dalam hal dukungan dari manajemen puncak belum diperoleh, maka
pengembangan SPIP dapat dilakukan dari unit eselon I, eselon II atau unit mandiri
yang mau menjadi pionir pengembangan pada suatu K/L/Pemda, dengan tetap
mengupayakan dukungan pimpinan puncak agar dapat mengupayakan
pengembangan SPIP secara menyeluruh.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 18
Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah di Lingkungan Instansi Pemerintah Pusat dan Daerah, sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Peraturan ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Kepala BPKP ini.
Pasal 19
Peraturan Kepala BPKP ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2012
KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,
MARDIASMO
PEDOMAN PENYUSUNAN
Desain PENYELENGGARAAN
SISTEM PENGENDALIAN INTERN
PEMERINTAH
i
KATA PENGANTAR
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah, yang selanjutnya disingkat SPIP,
adalah Sistem Pengendalian Intern yang harus diselenggarakan secara menyeluruh
di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan SPIP yang
dilakukan di Kementerian/ Lembaga (K/L) dan Pemerintah Daerah (Pemda)
mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan
pertanggungjawaban. Penyelenggaraan SPIP juga harus dilakukan secara
menyeluruh dan terintegrasi dengan kegiatan operasional K/L dan pemda.
Pedoman ini masih jauh dari sempurna sehingga, masukan dan saran
perbaikan dari para pengguna sangat diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.
Kepala BPKP,
Mardiasmo
NIP 19580510 198303 1 004
ii
DAFTAR ISI
iii
C. RENCANA KERJA PENGUATAN LINGKUNGAN PENGENDALIAN ............................................. 20
1. RK PENEGAKAN INTEGRITAS DAN NILAI ETIKA ........................................................ 21
a. Prinsip dan Tujuan .......................................................................... 21
b. Output ........................................................................................ 21
c. Langkah Kerja ............................................................................... 21
2. RK PENERAPAN STANDAR KOMPETENSI............................................................... 22
a. Prinsip dan Tujuan .......................................................................... 22
b. Output ........................................................................................ 23
c. Langkah Kerja ............................................................................... 23
3. RK KEPEMIMPINAN YANG KONDUSIF .................................................................. 23
a. Prinsip dan Tujuan .......................................................................... 24
b. Output ........................................................................................ 24
c. Langkah Kerja ............................................................................... 24
4. RK PEMBENTUKAN ORGANISASI SESUAI KEBUTUHAN .................................................. 25
a. Prinsip dan Tujuan .......................................................................... 25
b. Output ........................................................................................ 25
c. Langkah Kerja ............................................................................... 26
5. RK PENDELEGASIAN WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB YANG TEPAT ............................... 26
a. Prinsip dan tujuan .......................................................................... 27
b. Output ........................................................................................ 27
c. Langkah Kerja ............................................................................... 28
6. RK PENYUSUNAN DAN PENERAPAN KEBIJAKAN YANG SEHAT TENTANG PEMBINAAN SUMBER DAYA
MANUSIA ............................................................................................ 28
a. Prinsip dan tujuan .......................................................................... 29
b. Output ........................................................................................ 29
c. Langkah Kerja ............................................................................... 29
7. RK PEMBINAAN APIP YANG EFEKTIF ................................................................. 30
a. Prinsip dan Tujuan .......................................................................... 31
b. Output ........................................................................................ 31
c. Langkah Kerja ............................................................................... 31
8. RK PEMBINAAN HUBUNGAN KERJA ................................................................... 32
a. Prinsip dan tujuan .......................................................................... 32
b. Output ........................................................................................ 33
c. Langkah Kerja ............................................................................... 33
D. RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGENDALIAN ......................................... 33
1. PRINSIP DAN TUJUAN KEGIATAN PENGENDALIAN ..................................................... 34
2. PRA KONDISI PENYELENGGARAAN KEGIATAN PENGENDALIAN .......................................... 34
3. OUTPUT KEGIATAN .................................................................................. 35
4. LANGKAH KERJA UTAMA ............................................................................. 35
E. RENCANA KERJA PENEMBANGAN INFORMASI DAN KOMUNIKASI............................................ 36
1. PRINSIP DAN TUJUAN ................................................................................ 36
2. PRAKONDISI PENGEMBANGAN INFOKOM .............................................................. 37
3. OUTPUT KEGIATAN .................................................................................. 38
4. LANGKAH KERJA UTAMA ............................................................................. 38
F. RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN PEMANTAUAN SPIP ................................................ 38
1. PRINSIP DAN TUJUAN ................................................................................ 39
2. PRAKONDISI PENGEMBANGAN PEMANTAUAN SPIP .................................................... 39
3. OUTPUT KEGIATAN .................................................................................. 40
4. LANGKAH KERJA UTAMA ............................................................................. 40
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 41
A. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN ................................................................... 41
1. PRINSIP COST AND BENEFIT .......................................................................... 41
2. PENYUSUNAN DESAIN TIDAK BISA DILAKUKAN SECARA GENERALISASI ................................. 41
iv
3. KETERBATASAN KOMPETENSI INTERNAL AUDITOR ..................................................... 42
B. KOMITMEN DALAM PENYELENGGARAAN SPIP ............................................................. 42
LAMPIRAN 1. PERAGA PENYUSUNAN STRATEGI PENYELENGGARAAN SPIP....................... 44
LAMPIRAN 2. PERAGA PENYUSUNAN RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP............... 49
v
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB I PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
Menyelenggarakan suatu kegiatan di Instansi Pemerintah, termasuk
menyelenggarakan SPIP, memerlukan proses perencanaan dan penganggaran yang
cukup panjang, mengikuti prosedur perencanaan dan penganggaran yang berlaku di
Instansi Pemerintah tersebut. Bab I ini memberikan latar belakang dan tujuan
penyusunan Pedoman Penyusunan Desain Penyelenggaraan SPIP termasuk di
dalamnya untuk mengisi kebutuhan perencanaan dan penganggaran dimaksud.
A. LATAR BELAKANG
Sesuai Pasal 59 ayat (1) PP Nomor 60 Tahun 2008, salah satu tugas pembinaan
penyelenggaraan SPIP adalah menyusun pedoman teknis penyelenggaraan SPIP.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPKP telah menerbitkan pedoman, yang
dituangkan dalam dalam Peraturan Kepala BPKP Nomor PER-1326/K/LB/2009
tanggal 7 Desember 2009 tentang Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pedoman ini juga telah dilengkapi
dengan 25 buah Pedoman Teknis Penyelenggaraan unsur-unsur SPIP tersebut.
1
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB I PENDAHULUAN
C. SISTEMATIKA PEDOMAN
Bab III, Rencana Pengembangan SPIP yang berisi lima subbab, akan
menguraikan langkah-langkah yang lebih konkrit tentang perencanaan
2
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB I PENDAHULUAN
Bab IV, Penutup, akan menyajikan pesan penting tentang hal-hal yang perlu
menjadi perhatian seluruh K/L/Pemda, termasuk pesan tentang perlunya
komitmen bersama untuk melaksanakan penyelenggaraan SPIP.
3
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
BA
AB II
ST
TRATE
EGI PENYE
P ELENG
GGARA
AAN SPIP
S
Dalam rangka pen
nyelenggara
aan SPIP, K/L/Pemda
K perlu men
nyusun terle
ebih dahulu
u
Desain Penyelengg
garan SPIP dengan me
emperhatika
an karakterristik K/L/P
Pemda yang
g
meliputti komplekssitas organ
nisasi, SDM,, dan perspektif penggembangan
nnya. Untuk
k
bisa me
enyusun de
esain penyelenggaraan dimaksud
d, K/L/Pem
mda harus memahami
fungsi organisasi, an
kemudia mendefinisikan S
SPIP sesua
ai fungsi organisasi.
Berdasa
arkan pend
definisian SPIP
S tersebut, K/L/Pe
emda perlu
u menetapk
kan tujuan,
manfaa
at dan lingk
kup desain penyelengg
garaan SPIP
P termasuk menetapkan prioritass
dan stra
ategi penge
embangan SPIP.
S
A. ME
EMBANGU
UN KEPED
DULIAN TE
ENTANG PE
ERAN ORG
GANISASII
Kesa
adaran settiap person
nel dalam organisasi tentang pe
eran organisasi dalam
m
kehidupan o
organisasi (lingkunga
an) adalah
h modal awal yang perlu
u
umbuhkemb
ditu bangkan da
alam menyu
usun strate
egi penerap
pan SPIP (liihat peraga
a
2.1)). Kepeduliian tentang
g peran ini perlu diba
angun, agar arah pen
ngembangan
n
tuju
uan organissasi sesuaii dengan visi
v dan misinya.
m Bia
asanya, kessadaran ini
dike n tugas dan fungsi dengan visi, misi, tujuan dan dengan
etahui dari kesesuaian n
kegiatan yang dilaksanak
kan organissasi dalam mencapai tujuan terrsebut serta
a
darii adanya ke
epedulian personel
p dalam melaku
ukan evalua
asi terhadap tugas dan
n
fung asi agar selalu berada
gsi organisa a dalam arrah yang te
elah ditetap
pkan dalam
m
RPJM dan Rensstra baik K/
/L dan Pemd
da.
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
Para penanggung
gjawab tu
ugas pada
a K/L/Pem
mda wajib
b
hami
memah tugass dan fungsi organ
nisasi seba
agai dasar
pelaksa
anaan tugass dan penccapaian tujuan organiisasi. Untuk
k
memastikan penc
capaian tujuan ini, diiperlukan SPIP.
S Untuk
k
mendessain SPIP
P diperlu
ukan pemahaman terhadap
p
4
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
2
2. OutputK
Kegiatan
n
Output yang diha
asilkan darri langkah ini adalah
h ringkasan
n
tugas dan
d fungsi, kegiatan utama da
an strukturr organisassi
serta wujud
w kepe
edulian ma
anajemen dan seluru
uh persone
el
dalam organisasi
o untuk
u menyyelenggarakkan SPIP.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja uttama untuk
k mendapa
atkan outpu
ut tersebutt
adalah sebagai berikut:
a. Dap
patkan kep
putusan te
entang pem
mbentukan organisassi
K/L
L/Pemda. Contoh:
C Pe
erpres untu
uk K/L ata
au Undang-
Und
dang untuk Pemda;
b. Ring
gkaskan tugas dan fu
ungsi utam
ma K/L/Pem
mda sampa
ai
ting
gkat unit ke
erja mandirri (eselon II atau eselo
on III). Lihatt
Peraga 2.2;
patkan stru
c. Dap uktur orga
anisasi K/L
L/Pemda sa
ampai unitt
kerjja mandirii dalam bentuk
b baggan organiisasi. Lihatt
Peraga 2.3;
patkan kepu
d. Dap utusan tenttang Penye
elenggaraan
n SPIP pada
a
K/L
L/Pemda be
erupa Peratturan Mentteri, Peratu
uran Kepala
a
Lem
mbaga atau Peratura
an Kepala D
Daerah dan
n keputusan
n
tentang Satuan
n Tugas Pen
nyelenggara
aan SPIP;
5
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
B. OPE
ERASIONA
ALISASI SP
PIP SESUA
AI UNIT OR
RGANISAS
SI
Aga
ar lebih efe
ektif dan terkendali,
t pengemba
angan SPIP di suatu K/L/Pemda
a
perllu dilakuka
an secara gradual,
g me
enurut unitt organisassinya. Oleh karena itu
u
setiiap unit organisasi
o dalam K/
/L/Pemda, termasuk unit man
ndiri perlu
u
aya menerjemahkan definisi SPIP sampai kepada taraf operasional
mellakukan upa
sesu masing-masing organisa
uai dengan kegiatan m asi pelaksan
na.
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
Mengha
adirkan ga
ambar visu
ual tentan
ng konsep SPIP dan
n
mengad
daptasi de
efinisi SPIP ke sua
atu organ
nisasi akan
n
memud
dahkan ope
erasionalisa
asi dan ko
omunikasi konsep ke
e
semua personel da
alam menerrapkan SPIP
P.
2.
2 Outputt
Output yang diha
asilkan darii langkah iini adalah (1) gambar
visual SPIP
S dan (2)) definisi op
perasional SSPIP unit orrganisasi.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja uttama untuk
k mendapa
atkan outpu
ut tersebutt
adalah sebagai berikut:
a. Iden
ntifikasi unit anisasi
orga da
an kegiatan utama
a
K/L
L/Pemda se
erta adapta
asi ke KUBU
US SPIP. Liihat Peraga
a
2.4;;
b. Sep
pakati rumu
usan atau definisi
d SPIP sesuai dengan
d unitt
orga
anisasi yang
g akan ber-SPIP. Lihat Peraga 2.7
7.
n langkah-langkah imp
Unttuk dapat merumuskan
m plementasi konsep ini, unit kerja
a
suda
ah memah
hami SPIP melalui so
osialisasi da
an diklat SPIP. Pene
entuan unitt
orga
anisasi dan
n kegiatan utama K/L
L/Pemda diilakukan de
engan mem
mperhatikan
n
tuga
as dan fung
gsi utama (core busine
ess), faktorr risiko pada
a tingkat makro,
m serta
a
quicck win yang ingin dicapai
d eh masing-masing K/L/Pemda. Selain itu,
ole
6
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
keempat tujua
an dalam definisi
d SPIIP unit kerrja menjadi arah pen
ngembangan
n
ntahapan atau penenttuan priorita
(pen as) dan pen
nerapan SPIP di unit ke
erja.
Pen
nerapan un
nsur SPIP sebagaima
ana dimakssud dalam PP 60 Tahun
T 2008
8
dilaksanakan menyatu dan
d menja
adi bagian integral d
dari kegiata
an Instanssi
merintah, oleh
Pem o karena
a itu dikena
al adanya level entita
as dan level aktivitass.
Dala
am pedoma
an ini level entitas meliputi
m pek strateggis dan organisasional,
asp
seda
angkan leve ngan aspek operasionalnya. Aspek
el aktivitas adalah berrkaitan den k
stra
ategis adala
ah aspek ya
ang menjadi tanggung jawab men
nteri, kepalla lembaga,
gub
bernur atau
u bupati/w
walikota; asspek organisasional a
adalah aspe
ek kegiatan
n
yang bersifat manajerial
m yang menjadi tanggung jawab E
Eselon I, Ese
elon II atau
u
eselon mandirri lainnya (entitas pe
elaporan); aspek operrasional ad
dalah aspek
k
kegiatan opera
asional.
C. PER
RUMUSAN
N TUJUAN
N PENYUSU
UNAN DES
SAIN PENY
NYELENGG
GARAAN
SPIIP
Sala
ah satu hassil penerapa
an pedoma
an ini adala
ah perumusan tujuan penyusunan
n
Desain Penyelenggaraan SPIP. Tuju
uan ini harrus ekplisit dinyatakan di dalam
m
enggaraan SPIP.
Desain Penyele S
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
Tujuan penyusun
nan Desain
n Penyelen
nggaraan SPIP perlu
u
dilakuk
kan bukan
n hanya untuk me
engarahkan
n aktivitass
pengem
mbangannya
a tetapi jug
ga untuk me
engukur keb
berhasilan.
2.
2 Outputt
Output kegiatan ini ada
alah rumusan tenta
ang tujuan
n
penyusu
unan Desain Penyelen
nggaraan SP
PIP antara lain
l sebaga
ai
berikutt:
a. Mem
mberikan da
asar pengem
mbangan SP
PIP secara menyeluruh
h
hing
gga terciptta keterpa
aduan anta
ara sub-sub
b unsurnya
a
(harrd control)) dan penciiptaan kulttur pengend
dalian (soft
control) dalam
m aktivitas sehari-hari;
s
7
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
b. Mem
mberikan basis perrencanaan dan pe
enganggaran
n
Pen
nyelenggara
aan SPIP;
c. Mem
mberikan basis
b pendo
okumentasiian, peman
ntauan dan
n
pen
ngukuran prrogres penyelenggaraan SPIP;
d. Mem
mberikan basis n
pemantauan dan pengukuran
n
keb
berhasilan penyelengga
p araan SPIP.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja utama untuk
k mendapattkan outpu
ut dimaksud
d
adalah sebagai berikut:
a. Yak
kinkan seluruh tim pe
erumus ba
ahwa perum
musan yang
g
tepat tentang tujuan Pen
nyusunan De
esain Penye
elenggaraan
n
P akan men
SPIP ngefektifkan
n pencapaia
an tujuan kegiatan
k itu
u
sendiri;
b. Bua
atkan rumusan tujuan yang palin
ng sesuai dengan
d Unitt
Kerjja, dengan
n mengacu pada keempat butirr tujuan di
atass.
Con
ntoh rumussan tujuan penyusunan
p enyelenggarraan SPIP dapat dilihatt
n desain pe
pad
da Peraga 2.8.
2
D. PER
RUMUSAN
N LINGKU
UP DESAIN
N PENYELE
ENGGARA
AAN SPIP
Sesu
uai karakte
eristik SPIP,, ruang Lin
ngkup penye
elenggaraan
n SPIP sang
gatlah luas.
Nam
mun, langka
ah pengemb
bangan SPIP
P per unit organisasi m
memberikan arah bag
gi
unitt organisassi untuk m
mengembangkan SPIP dalam ruang lingku
up kegiatan
n
erasional yang lebih spesifik dengan
ope d ma ng unit orrganisasi di
asing-masin
ling
gkungan sua
atu K/L/Pem
mda.
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
Untuk bisa menja
adikan ruan
ng lingkup lebih spessifik secara
a
dai, unit org
memad ganisasi KL dan Pemda
a harus sudah memilik
ki
8
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
analisiss lingkunga
an, rencana
a kinerja sserta batassan tentang
g
kegiata
an utama yang akan dilakukan
n dalam menjalankan
m n
perannyya atau me
encapai kine
erjanya.
2.
2 Outputt
Output yang diha
asilkan darii langkah iini adalah adanya (1)
hasil analisis liingkungan yang telah ukan
dilaku (bisa
a
unakan me
menggu etode SWOT
T, Value C
Chain, Crittical Success
aan stratejjik lainnya)
Factor (CSF) atau metode perencana
sudah sesuai
s deng
gan tujuan strategisnyya, (2) renc
cana kinerja
a
dan program yang logis unttuk mencapai kinerja
a, serta (3)
batasan
n tentang aktivitas uta
ama dengan
n tujuan yan
ng jelas.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja uttama untuk
k mendapa
atkan outpu
ut tersebutt
adalah sebagai berikut:
b. Pastikan bahw
wa program
m dan keggiatan dala
am rencana
a
erja adalah logis dan SMART.
kine S Liha
at Peraga 2.5.
c. Pastikan bahw
wa semua kegiatan
k ama K/L/Pemda telah
uta h
efinisikan karakteristiik dan tujjuannya (lihat peraga
dide a
2.9)). Pembua
atan flowcchart sanggat dianjurrkan untuk
k
perssiapan peniilaian risiko
o.
d. Jika
a tidak, buat perenca
anaan dan penganggarran tentang
g
ana
alisis lingku
ungan, peru
umusan ren
nstra, dan perumusan
n
bata
asan tentan
ng masing-m
masing kegiatan utama
a.
9
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
E. PER
RUMUSANN DAN PEN
NENTUAN
N PRIORIT
TAS TUJUA
AN SPIP UN
NIT
OR
RGANISASII
Emp
pat tujuan SPIP yaitu efisiensi da
an efektivittas kegiata
an, keandalan laporan,
pen
ngamanan aset,
a dan ke
etaatan pelaksanaan kegiatan
k terrhadap kete
entuan yang
g
berllaku tidak selalu bisa
a dicapai dalam
d satu masa pen
ngembangan
n SPIP atau
u
tida
ak bisa dite
erapkan un
ntuk setiap unit organ
nisasi atau kegiatan karena
k sifatt
ketiidakmandiriannya dalam pengelolaan atau
u karena ha
al lainnya. Atau, jika
a
tida
ak semua unit
u mandirri dapat me
encapai kee
empat tuju
uan SPIP, maka
m tujuan
n
SPIP
P suatu K/L
L/Pemda jug
ga belum te
ercapai.
Jika
a suatu un
nit organisa
asi tidak bertanggung
b g jawab se
ecara langssung dalam
m
pen
ncapaian keempat
k tu
ujuan SPIP
P, maka unit
u organiisasi dimaksud perlu
u
merrumuskan tujuan
t yang
g relevan dan dalam kendali p
pelaksanaan
n tugas dan
n
fung
gsi unitnya..
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
K/L/ Pemda wajib merumusskan tujuan
n penerapa
an SPIP dan
n
apkan priorritas pencapaian tujua
meneta an SPIP sessuai dengan
n
kondisi dan kebutuhan K/L/
/Pemda da
an masing-m
masing unitt
kerjanyya.
2.
2 Outputt
Output yang dihasilkan dari langkah ini adala
ah rumusan
n
tentang
g tujuan penerapan
p SPIP dan a
adanya prioritas yang
g
didahullukan penge
embangannya.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja uttama untuk
k mendapa
atkan outpu
ut tersebutt
adalah sebagai berikut:
a. Dap
patkan kepu
utusan tentang prioriitas tujuan penerapan
n
SPIP
P sesuai dengan kebutuhan
n K/L/Pemda yang
g
berssangkutan
10
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
b. Dala
am hal pencapaian tujuan
t pela
aporan keuangan yang
g
men
njadi fokus pengemban
ngan SPIP:
2) Pastikan ad
danya pene
etapan tentang apa saja laporan
n
keuangan yang
y akan dihasilkan
d o
oleh unik ke
erja apakah
h
laporan keuangan K/L
L/ Pemda ittu sendiri atau
a laporan
n
dukungan kepada
k unitt utamanya
3) Pastikan adanya
a gambaran allur perenc
canaan dan
n
penganggaran kegiatan, pengguna
aan dan
n
ngjawaban keuangan p
pertanggun pada setiap
p unit kerja
a
hingga K/L
L/ Pemda;
4) Buatkan re
encana kerja
a anggaran jika belum
m ada.
c. Lak
kukan hal serupa
s dallam hal pe
engamanan aset yang
g
men
njadi fokus pengemban
ngan SPIP:
d. Lak
kukan hal serupa d
dalam hal ketaatan
n terhadap
p
perundang-und
dangan yan
ng menjadi fokus pen
ngembangan
n
SPIP
P:
e. Dala
am hal efissiensi dan efektivitas sudah me
enjadi fokuss
utama pengem
mbangan SPIIP:
11
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
2) pastikan adanya in
ndikator p
pengukuran efisiensi,
efektivitas untuk ma
asing-masin
ng unit kerrja mandirri
atau kegiattan
3) pastikan ad
danya sistem pengump
pulan data pengukuran
n
efisiensi da
an efektivittas
4) pastikan adanya
a pe
enetapan ttentang la
aporan dan
n
pelaporan efisiensi da
an efektivita
as
F. PEN
NETAPAN
N TAHAP-T
TAHAP PEN
NGEMBAN
NGAN SPIP
P
Pen
nyelenggara
aan SPIP dirancang
d mengikuti kegiatan operasiona
al (businesss
proccess) dari setiap
s unit organisasi
o suatu
s K/L/P
Pemda. Tah
hap pengem
mbangan SP
PI
mullai dari tah
hap knowin
ng, diagnozzing (mappiing), intern
nalizing (no
orming dan
n
form
ming) serta
a performing yang te
elah ditetapkan dalam
m 25 pedo
oman tekniss
haru
us dipastik
kan telah dilaksanaka
an walaupu
un termasu
uk sebelum
m pedoman
n
terssebut ada. Desain Pe
enyelenggaraan ini se
ekaligus m
menetapkan bahwa 25
5
Ped
doman Tekn
nis Penyelen
nggaraan SPIP menjad
di standar a
acuan bagi K/L/Pemda
a
dala
am pengem
mbangan 25
5 subunsur SPIP. Peng
gembangan SPIP pada suatu unitt
orga
anisasi atau
u kegiatan tidak haruss dimulai da
ari tahap p
pemahaman (knowing),
nam
mun terganttung dengan
n kondisi pe
enerapan SP
PIP yang telah dilaksan
nakan.
Pen
netapan Ta
ahapan Pen
ngembangan
n SPIP pad
da K/L da
an Pemda disesuaikan
n
den
ngan priorittisasi tujua
an dan bu
usiness proccess unit o
organisasi. Prioritisassi
tuju
uan juga terkait
t den
ngan komplleksitas keg
giatan unitt organisassi, sehingga
a
pen
netapan tah
hapan dan rentang wa
aktu implementasi ma
asing-masin
ng tahapan,
dan unit organ a dapat berrbeda-beda. Gambaran
nisasi pada setiap K/L dan Pemda n
atass hal terseb
but dapat ditunjukkan
d n oleh hasill Diagnosticc Assesment (DA) yang
g
tela
ah dilakuka
an, yang merupakan
m bagian da
ari tahapan
n mapping
g. Hasil DA
A
terssebut meru
upakan pottret Areas of Impro
ovement ya
ang selanju
utnya akan
n
men
njadi dasar penetapan tahap-taha
ap pengemb
bangan SPIP
P berikutnyya.
12
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
G. PRI
RIORITAS PENERAPA
P AN SPIP UNIT
U MAND
DIRI
Pen
ncapaian em
mpat tujua
an SPIP ya
aitu ketaattan pada p
peraturan perundang-
und
dangan, pen
ngamanan aset, keandalan laporan keuanggan, dan effisiensi dan
n
efek
ktivitas operasi di su
uatu K/L atau
a Pemd
da menuntu
ut dikemba
angkan dan
n
dise
elenggaraka
annya SPIP agaimana konsepnya,
P di selurruh organiisasi. Seba
pen
nyelenggara
aan kelima unsur SPIIP berjenja
ang mulai dari kegia
atan hingga
a
lem
mbaga yang melaksana
akannya. Semakin
S be
esar organiisasi, sema
akin banyak
k
unitt-unit atau
u kegiatann
nya, dan semakin
s me
emerlukan pembangu
unan sistem
m
pen
ngendalian yang leb
bih besar karena dikembanggkan sesuai dengan
n
kara
akteristik masing-masi
m ing unit org
ganisasi.
Men
ngingat bah
hwa penca
apaian selu
uruh tujuan tersebutt akan me
embutuhkan
n
sum
mber daya dan
d waktu yang
y besar,, mengingatt keterbata
asan sumber daya, dan
n
men
ngingat pen
ngembangan SPIP haru
us tetap te
erintegrasi maka perlu
u dilakukan
n
pen
nentuan priioritas (prio
oritisasi) pemilihan
p tujuan yangg akan dicapai dalam
m
butuhan K/L/Pemda dan pene
periiode tertentu berdassarkan keb entuan unitt
orga
anisasi yang
g mendahullui pengemb
bangannya..
Pen
nentuan prrioritas tu
ujuan SPIP
P terkait dengan kkompleksitas kegiatan
n
K/L
L/Pemda, sehingga
s pe
enetapan tahapan
t da
an rentangg waktu im
mplementassi
massing-masing
g tahapan,d
dan unit org
ganisasi pad
da tiap K/L/
/Pemda aka
an berbeda-
bed
da tergantu
ung karakte
eristik K/L/
/Pemda, ya
ang melipu
uti permasa
alahan yang
g
diha
adapi K/L/P
Pemda, kom
mpleksitas organisasi,
o dan sumberr daya orga
anisasi.
1. Pr
rinsip dan
an Tujuan
n
K/L/Pe
emda mengetahui den
ngan jelas ttujuan jang
gka pendek
k
dan jangka mene
engah pene
erapan SPIIP yang ak
kan dicapa
ai
arkan telaa
berdasa ahan yang dilakukan. Pertimba
angan yang
g
perlu dilakukan
d akan terka
ait dengan
n permasalahan yang
g
13
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
dihadap
pi, unit kerrja terkait yang melakksanakan ke
etercapaian
n
tahapan
n tujuan SP
PIP, dan su
umber daya
a yang dimiliki. Hal ini
ntuk memasstikan quick win yang diharapkan
perlu dilakukan un n
dapat tercapai
t se
ehingga permasalahan yang sedan
ng dihadap
pi
K/L/Pe
emda dapatt teratasi, demikian
d pula potensii atas risiko
o
berulan
ngnya permasalahan te
ersebut.
3. Lang
gkah Kerjja Utama
a
Langkah kerja uttama untuk
k mendapa
atkan outpu
ut tersebutt
adalah sebagai berikut:
b. Iden
ntifikasi pe
ermasalaha
an K/L/Pem
mda di level entitass
berdasarkan data hasill Diagnosttic Assessm
ment SPIP,
muan BPK, temuan inspektoratt, Profil Risiko
tem R atau
u
info
ormasi laiin yang dapat memberikan informassi
permasalahan K/L/Pemda
a
ompokkan permasala
c. Kelo ahan berda
asarkan em
mpat jeniss
tuju
uan SPIP
d. Ten
ntukan prio
oritas tujua
an SPIP ya
ang akan dicapai
d unitt
orga
anisasi K/L/Pemda be
erdasarkan pertimbang
gan langkah
h
a da
an b serta sumber
s dayya yang ada di K/L/Pem
mda.
14
PEDOMA
AN PENYUSUNAN DESAIN PE
ENYELENGGA ARAAN SPIP TE
ERINTEGRASI
BABB II STRATEGI PENYELENGGGARAAN SPIP
e. Iden
ntifikasi un
nit mandiri yang ada
a di K/L/P
Pemda dan
n
permasalahan yang ada di butir b
f. Ten
ntukan prio
oritas unit mandiri
m (je
enis dan ju
umlah) yang
g
haru
us segera menerapkan
m n SPIP berd
dasarkan pe
ertimbangan
n
ban
nyak dan je
enis permassalahan serrta sumberr daya yang
g
dim
miliki unit ke
erja mandirri tersebut.
Pen
nyelenggara
aan SPIP de
engan tujua
an tertentu
u dapat sa
aja dilakuka
an jika ada
a
unitt organisasi yang berrsedia seba
agai pelopo
ornya. Penccapaian em
mpat tujuan
n
SPIP
P yaitu kettaatan pada peratura
an perundang-undanga
an, pengam
manan aset,
oran keuangan, dan efisiensi dan
keandalan lapo n efektivita
as operasi di
d suatu K/L
L
u Pemda sulit dilak
atau ksanakan sekaligus
s jika prasya
arat tidak terpenuhi.
Biassanya terca
apainya tujjuan “keandalan lapo
oran keuanggan” adalah prasyaratt
utam
ma untuk mencapai
m tu
ujuan “efisiensi dan effektivitas op
perasi”.
Dala
am hal tujjuan SPIP meningkat pada “efiisiensi dan efektivita
as operasi”,
K/L
L/Pemda pe
erlu merum
muskan petta strategiis (strategiic map) ya
ang hendak
k
dica
apai oleh suatu
s instansi pemerintah. Peta strategis memuat ru
umusan dan
n
jaringan kinerjja yang hendak dicap
pai oleh ma
asing-masing unit orga
anisasi yang
g
akan mengarrahkan K/L/Pemda pada e
efektivitas pencapaia
an tujuan
n
anisasinya yang
orga y disusu
un, dimonito
or dan dike
endalikan da
alam empatt perspektiff
(ballanced scorrecard). Lihat Peraga 2.6.
2
15
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
BAB III
Dalam rangka membangun pondasi atau kultur pengendalian yang bersifat soft
ini, instansi pemerintah harus mampu mengidentifikasi area-area lingkungan
pengendalian yang masih lemah dan membutuhkan penguatan lebih lanjut.
16
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
3. Output Kegiatan
Output yang dihasilkan dari langkah ini adalah Rencana Kerja
Penilaian Efektivitas Lingkungan Pengendalian di tingkat unit
organisasi dan kegiatan pada K/L atau Pemda.
17
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
Penilaian risiko direncanakan dilakukan untuk setiap aktivitas utama unit kerja.
Aktivitas utama dimaksud dapat dikategorikan dalam tindakan manajerial dan
kegiatan teknis unit kerja.
18
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
3. Output Kegiatan
Output yang dihasilkan dari langkah ini adalah Rencana Kerja
Penilaian risiko di tingkat unit organisasi dan kegiatan K/L
atau Pemda.
19
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a) Identifikasi risiko
b) Analisis risiko
20
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan Tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian harus ada aturan
dan etika etika/perilaku bagi pegawai K/L dan Pemda untuk
dijalankan dan ditegakkan di organisasi.
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) penyusunan/penyempurnaan aturan perilaku atau
mekanisme penegakan aturan perilaku K/L dan Pemda.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah:
21
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan Tujuan
Penyelenggaraan suatu standar kompetensi untuk setiap
tugas dan fungsi pada masing-masing posisi, secara kultural
merupakan basis penguatan pengendalian bagi K/L dan
Pemda yang bersangkutan, karena eksistensi persyaratan
minimal dalam standar tersebut menjadi bahan untuk
mencari dan menempatkan orang yang tepat pada posisi yang
tepat.
22
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) penyusunan standar kompetensi K/L dan Pemda.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah:
23
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan Tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian, target kinerja
menjadi alat pengendali dengan sendirinya bagi personel
yang berpeduli kinerja. Target kinerja untuk organisasi
maupun untuk individu harus ada agar pimpinan K/L dan
Pemda dapat menerapkan manajemen berbasis kinerja
dengan mempertimbangkan risiko
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) penyusunan/penyempurnaan target pencapaian kinerja
yang berbasis risiko.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah:
24
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan Tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian, organisasi yang
tepat setidaknya memastikan (1) Adanya struktur organisasi
yang tepat sesuai dengan ukuran dan sifat kegiatan instansi
pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan; (2) Adanya
kejelasan wewenang dan tanggung jawab, (3) Adanya
kejelasan hubungan dan jenjang pelaporan intern, (4) Adanya
evaluasi dan penyesuaian periodik terhadap struktur
organisasi sehubungan dengan perubahan lingkungan
strategis; dan (5) Penetapan jumlah pegawai yang sesuai,
terutama untuk posisi pimpinan.
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) untuk memastikan bahwa pembentukan struktur
organisasi telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan.
25
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah
memastikan bahwa:
26
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian adanya organisasi
yang tepat dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab
setidaknya memastikan sekurang-kurangnya bahwa (1)
Wewenang telah diberikan kepada pejabat/pegawai yang
tepat sesuai dengan tingkat tanggungjawabnya dalam rangka
pencapaian tujuan; (2) Pejabat/pegawai yang mendapat
wewenang dan tanggung jawab harus memahami bahwa
wewenang dan tanggungjawab yang diberikan terkait dengan
pihak lain, (3) Pejabat/pegawai yang mendapat wewenang
dan tanggung jawab harus memahami pelaksanaan
tanggungjawab dan wewenangnya terkait dengan penerapan
sistem pengendalian intern.
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) yang dapat memastikan bahwa pendelegasian
kewenangan telah dilakukan dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan (misal pendelegasian penjatuhan hukuman,
penetapan angka kredit, penilaian pegawai).
27
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah
memastikan bahwa:
28
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian Pembinaan
Pegawai yang matang, transparan, konsisten, akan menuntun
sikap dan perilaku semua pegawai dalam pencapaian tujuan
organisasi. SPIP harus memastikan ada dan diberlakukannya
(1) kebijakan dan prosedur sejak rekrutmen sampai dengan
pemberhentian dan pemensiunan pegawai, (2) Penelusuran
latar belakang calon pegawai dalam proses rekrutmen; (3)
Supervisi periodik yang memadai terhadap pegawai.
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) penyusunan/penyempurnaan Kebijakan Pembinaan
Sumber Daya manusia yang sehat.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah
memastikan adanya:
29
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
30
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan Tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian berperannya APIP
akan mengefektifkan pengendalian yang telah dilaksanakan
baik oleh manajemen sendiri, maupun oleh mekanisme
pengendalian yang sengaja dibangun untuk itu. APIP dapat
mengefektifkan early warning system K/L dan Pemda.
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) evaluasi tentang efektivitas APIP bagi K/L dan Pemda.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah:
31
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
a. Prinsip dan tujuan
Dalam penguatan lingkungan pengendalian kualitas hubungan
kerja internal dan eksternal adalah faktor signifikan dalam
mencapai tujuan. Gangguan hubungan kerja merupakan risiko
signifikan yang dapat mengganggu interaksi kerja eksternal.
32
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
b. Output
Output kegiatan ini adalah adanya Rencana Kerja (termasuk
TOR) penyusunan/penyempurnaan aturan baku interaksi
organisasi dengan instansi lain antara lain tentang (1) Proses
rekonsiliasi data keuangan dan non keuangan; (2) Musyawarah
perencanaan pembangunan, (3) Rapat koordinasi, atau (4)
Forum komunikasi antar K/L dan Pemda.
c. Langkah Kerja
Langkah kerja utama untuk menghasilkan output ini adalah:
33
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
34
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
3. Output Kegiatan
Output dari kegiatan ini adalah Rencana Kerja kegiatan
pengendalian dan integrasi kegiatan pengendalian dengan
bussines proces unit yang telah ditetapkan.
35
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
36
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
• Perseorangan
• Tim
• Bagian/ Bidang
• Eselon II / I, dan
• IP secara keseluruhan
37
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
3. Output Kegiatan
Output yang dihasilkan dari langkah ini adalah Rencana Kerja
Pengembangan Sistem Infokom SPIP K/L atau Pemda.
38
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
Pemantauan harus dilakukan secara terus menerus oleh Satuan Tugas atau oleh
unit yang ditugaskan untuk itu.
39
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB III RENCANA KERJA PENYELENGGARAAN SPIP
3. Output Kegiatan
Output yang dihasilkan dari langkah ini adalah Rencana Kerja
Pemantauan Pengembangan/ Penyelenggaraan SPIP K/L atau
Pemda.
40
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB IV PENUTUP
BAB IV
PENUTUP
Penyelenggaraan SPIP yang dilakukan di K/L danPemda tidak terlepas kondisi
lingkungan yang dihadapi masing-masing organisasi. Oleh karena itu dalam
menyusun Desain Penyelenggaraan SPIP masih diperlukan adanya perhatian pada
hal-hal berikut ini:
41
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB IV PENUTUP
42
PEDOMAN PENYUSUNAN DISAIN PENYELENGGARAAN SPIP TERINTEGRASI
BAB IV PENUTUP
43
LAMPIRAN 1 : PERAGA PENYUSUNAN RENCANA KERJA
PENYELENGGARAAN SPIP
Peraga 2.1
Peran Assurance & Consultancy BPKP
Memberikan assurance kpd
Menteri/Kepala Daerah bahwa
pelaksanaan control, risk & proses
governance sudah sesuai kualitas
Peraga 2.2
Tugas dan Fungsi Biro Perencanaan Pengawasan
Sinkronisasi penyusunan kebijakan pengawasan intern pemerintah dan
kebijakan teknis pengawasan di lingkungan BPKP
45 |
1. Penyusunan Renstra/RPJM
1. Penyusunan Jakwas
100% RKT se-
Dokumen
laras KAP Jak- 1. Penyusunan KAP
Renwas
was &Renstra
1. Penyusunan Renja/Renkin
Termonitornya
Tersusunnya dokumen pelaksanaan program
perencanan pengawasan yg selaras
Stakeholders pengawasan tepat waktu dg Visi
Terwujudnya
Terselenggaranya
perancanaan Terpenuhinya
Internal komunikasi yang
pengawasan kepatuhan terhadap
Process efektif dgn
berpeduli risiko proses governance
stakehoders
Optimalisasi
Learn and Peningkatan Penerapan
Budaya
Growth Kompetensi IPMS
Kerja
penganggaran yang
Financial
sesuai kebutuhan
1
46 |
Peraga 2.7.
Definisi SPIP Biro perencanaan
Sistem Pengengendalian Intern Biro Perencanaan
Pengawasan merupakan suatu proses yang integral
pada tindakan manajerial pejabat struktural dan
kegiatan teknis Perencanaan Pengawasan yang
dilakukan secara terus menerus oleh seluruh pejabat
struktural dan seluruh pegawai Biro Perencanaan
Pengawasan, untuk memberikan keyakinan yang
memadai atas tercapainya tujuan Biro Perencanaan
Pengawasan melalui kegiatan yang efektif dan efisien,
ketaatan terhadap peraturan perundangundangan,
pengamanan aset dan keandalan laporan realisasi
anggara di lingkungan Biro Perencanaan Pengawasan.
Peraga 2.8.
Tujuan Penyusunan Design Penyelenggaraan
SPIP Biro Perencanaan Pengawasan
47 |
Peraga 2.9.
Pendefinisian Kegiatan Utama
(Penyusunan Renstra BPKP suatu contoh)
Penyusunan Renstra BPKP adalah penyusunan rencana
jangka menengah (5 tahunan) yang berisi visi, misi, tujuan,
program dan kegiatan BPKP. Rencana yang tertuang dalam
Renstra adalah rencana kinerja utama, indikator kinerja,
target kinerja dan rencana kebutuhan pendanaan
pengawasan BPKP. Renstra menjadi dasar perencanaan
kegiatan tahunan pengawasan bagi seluruh unit kerja BPKP.
Pada periode transisi (satu tahun menjelang awal periode
Renstra), Rancangan Renstra sudah harus tersedia, agar
dapat dijadikan sebagai acuan penyusunan baseline
anggaran. Sedangkan Renstra final diselesaikan setelah
melalui tahap pembahasan dan sinkronisasi dengan RPJMN
yang disiapkan oleh Bappenas, sekitar bulan Desember
sebelum awal periode Renstra.
48 |
LAMP
PIRAN 2. P
PERAGA PENYUSU
UNAN RE
ENCANA K
KERJA
PENYE
ELENGGAARAAN SPIP
Peraga 3
3.1 Skor Pem
mahaman Peegawai Tenttang SPIP
3,50
3,00
2,50
2,00
Sko
or
1,50
1,00
0,50
‐
Langkah Peran dan Peran APIP Rata‐rata
Penerapan Tanggung Aspek
SPIP Jawab Pemahaman
Pimpinan
2,35 3,07 3,06 2,83
Peragga 3.2 Areas of Immprovement Linngkungan Pengen ndalian
Unsur
U Bidang Yangg Perlu Dikuatkaan
Penegakkan
Integritaas dan Nilai Pennghargaan kepad da pegawai berb basis etika dan iintegritas belumm ada;
Etika
Pennegakan disipliin masih perllu ditingkatkan n, termasuk pemantauan
p teerhadap pegaw wai yang
men ninggalkan tugaas pada jam kerja, serta pemberrian sanksi secara tepat;
Peddoman yang men ngatur pertangggungjawaban disskresi pimpinan n atas pengendaalian intern belu
um ada.
Komitmen
Bebban kerja belum m adil dan meraata, sehingga terdapat pegawaii dengan jabataan sama memiliiki beban
terhadap
kerjja lebih banyak dari lainnya;
Kompetensi
Kebbutuhan diklat p pegawai sesuai d dengan tugas daan fungsi belum disusun;
Sebagian pimpinan n perlu ditingkattkan kemampuaan leadership maupun manajer
m rialnya.
Kepemim mpinan
Petaa risiko belum ssepenuhnya dijaadikan dasar pen netapan kebijak kan dan pelaksaanaan kegiatan;
yang Kondusif
Pejaabat fungsional auditor relatif m masih kurang kaarena mutasi.
Pemben ntukan Tuggas dan fungsi Subbagian
S Bimb bingan Perencanaan, yang mem mpunyai tugas memberikan biimbingan
Strukturr Organisasi tekn nis penyusunan n PKPT di lingku ungan APIP lainn nya dan Subbaggian Evaluasi Perencanaan APIP P lainnya,
yang Sessuai yang mempunyai tugas t melaksan nakan pemantau uan dan penyiaapan bahan evalluasi pelaksanaaan PKPT
dengan Kebutuhan APIP lainnya tidak dapat dilaksanaakan karena ketterbatasan keweenangan dan perkembangan lin ngkungan
Pendeleegasian
Wewenaang dan
Terdapat pegawai y yang;
Tanggun ng Jawab
yang Tep pat
Beluum memahami tugas dan tangggung jawabnya;
Beluum melaksanak kan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang d dibebankan;
Bersifat pasif dalam m melaksanakan n tugas sehari‐h
hari.
Penyusu unan dan
Penerap pan Pannduan penilaian kinerja belum disosialisasikan n, sehingga peniilaian yang dilak kukan cenderun ng belum
Kebijakaan yang objeektif, hanya dilaakukan pada akh hir tahun, dan masih
m bersifat fo
ormalitas untukk memenuhi perrsyaratan
Sehat teentang terttentu.
Pembinaaan SDM
Mek kanisme peringatan dini dan peningkatan
p efekktivitas manajemen risiko atass penyelenggaraaan tugas
Perwuju udan Peran
dann fungsi belum adaa yang disebabkan belum adaanya evaluasi/rreviu Inspektoraat terhadap pelaaksanaan
APIP yan ng Efektif
kegiatan;
Prosedur tindak lan njut atas hasil teemuan belum dibakukan ke dallam suatu SOP.
49 |
Peraga 3.3 Rencana Kerrja Penguatan LLingkungan Pengendalian
Peraga 3.4 Reencana Kerja Penilaian Risiko
No. Reencana Kegiataan Output Waktu
u
1 Penilaian risiko atas p
penyusunan rencana kinerja Daftaar dan Peta Rissiko 2012
2
termasu
uk anggaran
Penilaian risiko atas p
pengukuran daan pemantauan
n
2 Dafttar dan Peta Riisiko 2012
2
kinerja d
dan pelaksanaaan anggaran
3 Penilaian risiko atas p
pertanggungjaw
waban pencap
paian Daftaar dan Peta Rissiko 2012
2
dan penggunaaan anggaran
kinerja d
Penilaian risiko atas p
penyusunan Reenstra BPKP
4 Dafttar dan Peta Riisiko 2012
2
termasuuk RPJM pengaawasan
5 penyusunan Keebijakan Pengaawasan Daftaar dan Peta Rissiko
Penilaian risiko atas p 2012
2
(Jakwas)) termasuk Keebijakan Teknis Pengawasann
(Jatekwaas)
Penilaian risiko atas p
penyusunan Keerangka Acuan
n
6 Dafttar dan Peta Riisiko 2012
2
Pengawaasan (KAP)
7 Penilaian risiko atas p
penyusunan Reencana Kinerjaa Daftaar dan Peta Rissiko 2012
2
Tahunan n (Renja, Renkkin, dan Tapkin
n)
8 Penilaian risiko atas p
penyusunan RK
KT Dafttar dan Peta Riisiko 2012
2
50 |
Peraga 3.5 Areas of Improvement Kegiatan Pengendalian
No Uraian Areas of Improvement Analisis
1 Kebijakan dan prosedur tertulis belum sepenuhnya dikaitkan dengan risiko teridentifikasi, C
dan belum adanya monitoring terhadap efektivitas pengendalian intern
2 Belum ada sistem pengembangan kompetensi pegawai yang sistimatis dan terstruktur... UC
3 Penilaian risiko yang dilakukan baru pada tingkat kegiatan, dan belum dilakukan terhadap N/A
risiko sistem informasi.
4 Belum terdapat ruangan untuk penyimpanan aset, khususnya aset penting seperti UC
hardware, software , dan back-up data .
5 Hasil reviu atas ukuran dan indikator kinerja ... belum dijadikan sebagai ukuran kinerja yang C
baru.
6 Biro Renwas belum mempunyai kebijakan tertulis dan SOP tentang mekanisme otorisasi C
terhadap transaksi/kejadian penting
7 Belum ada Surat Keputusan pejabat berwenang tentang level akses, serta belum C
dilaksanakannya reviu atas pembatasan akses
8 Kepala Biro belum melakukan reviu secara berkala terhadap penugasan pegawai yang C
menangangi inventaris, sistem informasi dan database
9 Proses dan kejadian yang berkaitan dengan efektivitas pengendalian intern belum C
sepenuhnya didokumentasikan secara tertib
Peraga 3.6 Rencana Kerja untuk Kegiatan Pengendalian
No. Rencana Kegiatan Output Waktu
1 Pengembangan Control Design atas penyusunan rencana kinerja KSOP 2012
termasuk anggaran
Pengembangan Control Design atas pengukuran dan pemantauan
2 KSOP 2012
kinerja dan pelaksanaan anggaran
3 Pengembangan Control Design atas pertanggungjawaban pencapaian KSOP 2012
kinerja dan penggunaan anggaran
Pengembangan Control Design atas penyusunan Renstra BPKP termasuk
4 KSOP 2013
RPJM pengawasan
5 Pengembangan Control Design atas penyusunan Kebijakan Pengawasan KSOP 2013
(Jakwas) termasuk Kebijakan Teknis Pengawasan (Jatekwas)
Pengembangan Control Design atas penyusunan Kerangka Acuan
6 KSOP 2013
Pengawasan (KAP)
7 Pengembangan Control Design atas penyusunan Rencana Kinerja KSOP 2013
Tahunan (Renja, Renkin, dan Tapkin)
8 Pengembangan Control Design atas penyusunan RKT KSOP 2013
9 Pengembangan Control Design atas analisis prioritas RKP sebagai bahan KSOP 2013
penyusunan Jakwas
Pengembangan Control Design atas analisis atau standarisasi HP dan
10 KSOP 2012
biaya penugasan
11 Pengembangan Control Design atas monitoring dan evaluasi Program KSOP 2013
Pengawasan dalam RKT
12 Pengembangan Control Design atas evaluasi Jakwas dan KAP KSOP 2013
13 Pengembangan Control Design atas evaluasi Renstra dan Indikator KSOP 2013
Kinerja Utama (IKU) BPKP
14 Pengembangan Control Design atas Revitalisasi APIP KSOP 2013
51 |
Peraga 3.7 Areas of Improvement Informasi dan Komunikasi
No Uraian Areas of Improvement Analisis
1 Masih dijumpai kelemahan tentang informasi, terutama penerbitan C
laporan kegiatan dan kinerja yang sebagian masih belum tepat waktu.
2 Belum ada saluran/media untuk menampung masukan atau pengaduan, C
serta penanganan/respon terhadap masukan dari unit kerja lain belum
sepenuhnya memadai.
3 Adanya sarana komunikasi untuk seluruh pegawai, meskipun belum C
seluruh pegawai memanfaatkan sarana komunikasi tersebut
Catatan: C=Controllabel oleh Biro Perencanaan
Peraga 3.8 Rencana Kerja Penyelenggaraan Informasi dan Komunikasi
No. Rencana Kegiatan Output Waktu
1 Analisis Kebutuhan User di Biro Perencanaan User Specification 2012
2 Analisis Efektivitas Sistem Informasi yang ada Laporan Analisis 2013
3 Penyusunan Desain Sistem Informasi SPIP Biro Perencanaan Design Sistem 2013
Informasi SPIP
Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi SPIP Biro
4 Aplikasi 2013
Perencanaan
5 Penyusunan SOP untuk Penyelenggaraan SPIP Biro SOP 2013
Perencanaan
LAN dan Perangkat
6 Penyediaan Sarana Sistem Informasi SPIP Biro Perencanaan 2013
Sistem
7 Penggunaan Sistem Informasi SPIP dalam mengolah dan Form, SOP, dan 2013
menginformasikan kinerja, risiko, dan kendali dalam kegiatan Laporan
sehari‐hari
Peraga 3.9 Areas of Improvement Pemantauan SPIP
No Uraian Areas of Improvement Analisis
1 Biro Renwas belum menelusuri dan menindaklanjuti terhadap penyajian C
data yang tidak akurat
2 Biro Renwas belum memiliki SOP tentang tata cara menjawab pertanyaan C
dari forum monev
3 Belum ada upaya untuk menjaring masukan dari pihak eksternal C
4 Belum sepenuhnya dilakukan internal cek maupun rekonsiliasi akibat tidak C
pernah terjadi perputaran tugas.
5 Belum secara khusus melakukan rapat berkala terkait dengan pengendalian C
unit kerja, dan belum seluruh masukan dari pegawai direspon positif oleh
pimpinan
6 Biro Perencanaan Pengawasan belum melakukan evaluasi terpisah atas C
sistim pengendalian intern.
Peraga 3.10 Rencana Kerja Pemantauan
No. Rencana Kegiatan Output Waktu
1 Pelaksanaan Evaluasi Terpisah atas SPIP Biro Laporan Evaluasi S 2012
Perencanaan
2 Control Self Assessment SPIP Biro Perencanaan AOI SPIP 2013
3 Pengukuran Maturity Level SPIP Biro Perencanaan Level Efektivitas 2013
SPIP
52 |