Anda di halaman 1dari 127

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA

PERATURAN
DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIDANG AKUNTAN NEGARA
NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS ASESMEN PENERAPAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN YANG BAIK PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


BIDANG AKUNTAN NEGARA,

Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 24 huruf b


Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Deputi Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Bidang Akuntan
Negara menyelenggarakan fungsi penyusunan
pedoman dan petunjuk teknis pengawasan
terhadap akuntabilitas penyelenggaraan tata
kelola pada badan usaha dan badan lainnya yang
didalamnya terdapat kepentingan keuangan dan
pembangunan atau kepentingan lain dari
Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah;
b. bahwa dalam rangka tata kelola perusahaan yang
baik pada Badan Usaha Milik Daerah dan dalam
rangka meningkatkan kapabilitas pengawasan
-2-

intern pemerintah, diperlukan kesamaan


pemahaman untuk meningkatkan kualitas hasil
asesmen penerapan tata kelola perusahaan yang
baik pada Badan Usaha Milik Daerah;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Peraturan Deputi Kepala Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Bidang
Akuntan Negara tentang Petunjuk Teknis
Asesmen Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang
Baik pada Badan Usaha Milik Daerah;

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008


tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017
tentang Badan Usaha Milik Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
305, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6173);
3. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 400);
4. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Standar Kerja Pengawasan Intern Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
63);
5. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan Nomor 9 Tahun 2021 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1422);
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN
KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN BIDANG AKUNTAN
NEGARA TENTANG PETUNJUK TEKNIS ASESMEN
PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK PADA
BADAN USAHA MILIK DAERAH.

Pasal 1
Dalam Peraturan Deputi Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, yang
selanjutnya disingkat BPKP adalah aparat pengawasan
intern pemerintah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden serta
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional.
2. Tata kelola perusahaan yang baik adalah sistem
pengelolaan yang mengarahkan dan mengendalikan
perusahaan agar menghasilkan kemanfaatan ekonomi
yang berkesinambungan dan keseimbangan hubungan
antar pemangku kepentingan.
3. Badan Usaha Milik Daerah, yang selanjutnya disingkat
BUMD adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar modalnya dimiliki oleh Daerah.
4. Asesmen tata kelola perusahaan yang baik pada BUMD
adalah program untuk mengidentifikasi pelaksanaan tata
kelola perusahaan yang baik di BUMD melalui
pengukuran pelaksanaan dan penerapan tata kelola
perusahaan yang baik di BUMD.

Pasal 2
(1) Peraturan Deputi Kepala ini merupakan Petunjuk Teknis
Asesmen Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
pada BUMD.
(2) Petunjuk teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan untuk asesmen tata kelola perusahaan yang
-4-

baik pada BUMD yang bergerak di bidang Jasa Keuangan


dan Perbankan.
Pasal 3
(1) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
ayat (1) dimaksudkan sebagai acuan bagi Auditor BPKP
dalam melaksanakan asesmen tata kelola perusahaan
yang baik pada BUMD.
(2) Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan agar pelaksanaan asesmen penerapan tata
kelola perusahaan yang baik pada BUMD dapat terjaga
kualitas pelaksanaannya yang tergambarkan dalam
keseragaman pemahaman dan teknik penggunaan kartu
skor (scorecard) dan pelaporan hasil asesmen.

Pasal 4
Ruang lingkup Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) meliputi metodologi, teknik, dan
prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data dan
penilaian pemenuhan parameter serta pelaporan hasil
pelaksanaan asesmen tata kelola perusahaan yang baik pada
BUMD.

Pasal 5
Sistematika Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 terdiri atas:
a. BAB I Pendahuluan;
b. BAB II Tahapan Pelaksanaan Asesmen;
c. BAB III Pemenuhan Parameter;
d. BAB IV Penilaian; dan
e. BAB V Penutup.

Pasal 6
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat
(1) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Deputi Kepala ini.
-5-

Pasal 7
Peraturan Deputi Kepala ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 April 2022

DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIDANG AKUNTAN NEGARA,

Ditandatangani secara elektronik oleh

SALLY SALAMAH
-6-

LAMPIRAN
PERATURAN DEPUTI KEPALA BADAN
PENGAWASAN KEUANGAN DAN
PEMBANGUNAN BIDANG AKUNTAN
NEGARA
NOMOR 4 TAHUN 2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS ASESMEN
PENERAPAN TATA KELOLA
PERUSAHAAN YANG BAIK PADA BADAN
USAHA MILIK DAERAH

PETUNJUK TEKNIS ASESMEN PENERAPAN TATA KELOLA


PERUSAHAAN YANG BAIK PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
menegaskan bahwa penyelenggaraan pemerintahan daerah diarahkan
untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat,
serta peningkatan daya saing daerah. Selanjutnya, dalam Pasal 343 ayat
(1) Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah,
dinyatakan bahwa pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) paling
sedikit harus memenuhi unsur tata kelola perusahaan yang baik.
Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan Usaha Milik
Daerah juga menguraikan bahwa pengurusan BUMD dilaksanakan
sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik guna mencapai tujuan
BUMD, yaitu:
a. mengoptimalkan nilai BUMD agar perusahaan memiliki daya saing
yang kuat, baik secara nasional maupun internasional;
b. mendorong pengelolaan BUMD secara profesional, efisien, dan
efektif,;
c. memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ
BUMD;
-7-

d. mendorong agar organ BUMD dalam membuat keputusan dan


menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
kesadaran tanggung jawab sosial BUMD terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMD;
e. meningkatkan kontribusi BUMD dalam perekonomian nasional, dan
meningkatkan iklim usaha yang kondusif bagi perkembangan
investasi nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014
tentang Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
menegaskan bahwa BPKP menyelenggarakan fungsi pemberian
konsultansi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian intern, dan
tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerntah yang strategis.
Dalam menyikapi kondisi terkini berkaitan dengan penerapan tata kelola
perusahaan, Deputi Bidang Akuntan Negara telah menyusun
pedoman/petunjuk teknis dalam penugasan konsultansi terkait
penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik/Good Corporate Governance
(GCG) BUMD yang menjadi acuan untuk membantu Sumber Daya
Manusia (SDM) BPKP dalam memahami konsep dan teori tata kelola
perusahaan di lingkungan BUMD, pelaksanaan pemberian bantuan teknis
pembangunan infrastruktur tata kelola di lingkungan BUMD dan
pedoman kartu skor (scorecard) GCG BUMD yang seluruhnya berjumlah
10 (sepuluh) buku petunjuk teknis GCG BUMD (lampiran 9). Petunjuk
teknis ke-11 ini melengkapi petunjuk teknis yang telah disusun
sebelumnya, yang merupakan acuan dalam pelaksanaan asesmen
terhadap penerapan GCG di BUMD.

B. Maksud dan Tujuan


Petunjuk Teknis Asesmen Penerapan GCG BUMD ini dimaksudkan sebagai
acuan bagi asesor dari BPKP dalam melaksanakan asesmen GCG pada
BUMD, berupa metodologi dan panduan teknis pelaksanaan asesmen
penerapan GCG BUMD. Metodologi dan teknis pelaksanaan asesmen
meliputi uraian tentang jenis-jenis dokumen yang diperlukan, teknik
pengumpulan dan pengolahan data dalam penghitungan skor (scoring),
serta penetapan nilai capaian dan kategori penerapan GCG di suatu
BUMD.
-8-

Petunjuk teknis ini bertujuan agar pelaksanaan asesmen penerapan GCG


BUMD dapat terjaga kualitas pelaksanaannya yang tergambarkan dalam
keseragaman pemahaman dan teknik penggunaan kartu skor (scorecard)
dan pelaporan hasil asesmen.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup petunjuk teknis meliputi metodologi, teknik dan prosedur
yang dipakai dalam pengumpulan data dan penilaian pemenuhan
parameter serta pelaporan hasil pelaksanaan asesmen GCG BUMD, dan
merupakan standar minimal yang seharusnya dilakukan oleh seorang
asesor atau evaluator. Petunjuk teknis ini tidak membatasi asesor untuk
melakukan penyesuaian dan pengembangan dalam teknik tersebut
apabila diperlukan sesuai dengan kondisi perusahaan sehingga dapat
dicapai hasil yang optimal.
Petunjuk teknis ini disusun dengan memperhatikan kesederhanaan
prosedur dan kemudahan bagi BUMD untuk memahami pemenuhannya
dan sekaligus diharapkan dapat mendorong BUMD berinisiatif
menerapkan GCG pada semua aktifitas perusahaan dalam rangka
mencapai tujuan BUMD.
Petunjuk teknis ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan
petunjuk teknis GCG BUMD yang telah disusun sebelumnya.
Pelaksanaan asesmen penerapan GCG pada BUMD selain sebagai
pelaksanaan Agenda Prioritas Pengawasan (APP) juga mempertimbangkan
pencapaian target kinerja pada sasaran program sebagaimana yang telah
dituangkan dalam Peraturan Deputi Kepala BPKP Bidang Akuntan Negara
Nomor 14 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Deputi Bidang Akuntan
Negara Tahun 2020-2024.
Sasaran program “meningkatnya kualitas tata kelola
BUMN/BUMD/BLU/BLUD” diukur melalui 5 (lima) indikator yang salah
satunya adalah Persentase BUMD dengan Tata Kelola Korporasi Baik.
BUMD dengan tata kelola korporasi baik adalah BUMD yang memiliki
penerapan corporate governance dengan Kategori “Baik”. Indikator ini
diukur dengan menggunakan jumlah BUMD dengan tata kelola baik dibagi
jumlah total BUMD.
-9-

D. Dasar Hukum
1. Penyusunan Petunjuk Teknis Asesmen Penerapan GCG BUMD
mengacu pada aturan sebagai berikut:
a. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4890);
b. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2017 tentang Badan
Usaha Milik Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 305, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6173);
c. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 400);
d. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor 1 Tahun 2019 tentang Standar Kerja Pengawasan Intern
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 63);
e. Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor 9 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1422);
dengan memperhatikan:
Peraturan Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia Nomor PER-
01/AAIPI/DPN/2021 tentang Standar Audit Intern Pemerintah
Indonesia.
2. Dasar Hukum Program Asesmen Penerapan GCG BUMD mengacu
pada aturan sebagai berikut:
a. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan
Informasi Publik;
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik;
c. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah;
- 10 -

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2018 tentang


Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Dewan Pengawas
atau Anggota Pengawas dan Anggota Direksi Badan Usaha Milik
Daerah;
e. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 118 Tahun 2018
tentang Rencana Bisnis, Rencana Kerja dan Anggaran, Kerja
Sama, Pelaporan dan Evaluasi Badan Usaha Milik Daerah; dan
f. Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016
tentang Tata Cara Pendaftaran, Pengumuman, dan Pemeriksaan
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Komisi Pemberantasan Korupsi
Nomor 2 Tahun 2020 Perubahan atas Peraturan Komisi
Pemberantasan Korupsi Nomor 7 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pendaftaran, Pengumuman, dan Pemeriksaan Harta Kekayaan
Penyelenggara Negara.

E. Sistematika Petunjuk Teknis


Petunjuk Teknis ini disusun dengan sistematika penyajian sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan secara umum mengenai latar belakang,
maksud dan tujuan, ruang lingkup, dasar hukum dan
sistematika petunjuk teknis.
BAB II TAHAPAN PELAKSANAAN ASESMEN
Bab ini secara umum menguraikan tahapan asesmen, kriteria
asesmen, metode pengumpulan data, dan metode penilaian.
BAB III PEMENUHAN PARAMETER
Bab ini secara umum menguraikan pemenuhan parameter.
BAB IV PENILAIAN
Bab ini berisi capaian skor dan predikat, kertas kerja penilaian,
pelaporan hasil asesmen, dan penjaminan kualitas (quality
assurance).
BAB V PENUTUP
- 11 -

BAB II
TAHAPAN PELAKSANAAN ASESMEN

A. Tahapan Asesmen
Asesmen Penerapan GCG pada BUMD dapat dilaksanakan berdasarkan
amanat penugasan sesuai dengan program kerja pengawasan tahunan
BPKP dan/atau berdasarkan permintaan asesmen dari mitra BPKP.
Tahapan pelaksanaan asesmen penerapan GCG adalah sebagai berikut:

No Tahapan PKPT Permintaan Mitra


I Pra Penyiapan berkas Ekspose permintaan
Pelaksanaan penugasan asesmen
Permintaan QA Penyerahan
(sesuai kebutuhan) permintaan data
Penyusunan KAK
dan/atau RAB
Penerimaan surat
ketersediaan data dan
informasi
Penyiapan berkas
penugasan
Permintaan QA (sesuai
kebutuhan)

II Pelaksanaan Pembicaraan Pembicaraan


pendahuluan (entry pendahuluan (entry
meeting) dan meeting)
penyerahan
permintaan data
Pengumpulan dan Pengumpulan dan
analisis data yang analisis data yang
diperoleh diperoleh
Analisis pemenuhan Analisis pemenuhan
parameter dan parameter dan tabulasi
tabulasi skor skor

Pemaparan Pemaparan
pendahuluan hasil pendahuluan hasil
asesmen (pra exit asesmen (pra exit
dengan mitra dengan mitra
(counterpart) dan (counterpart) dan
pembahasan final pembahasan final (exit
(exit meeting) dengan meeting) dengan
Dewas/Dekom) Dewas/Dekom)

Penyusunan dan Penyusunan dan


penyerahan laporan penyerahan laporan
Penjaminan Kualitas Penjaminan Kualitas
(Quality Assurance) (Quality Assurance)
(sesuai dibutuhkan) (sesuai dibutuhkan)
Secara lebih rinci, tujuan dan prosedur yang harus dilaksanakan dalam
pelaksanaan tahapan di atas sebagai berikut:
- 12 -

1. Pra Pelaksanaan
a. Ekspose (berlaku bagi penugasan atas Permintaan)
 Terhadap permintaan asesmen dilakukan ekspose dengan tujuan
untuk mengetahui maksud dan tujuan dari permintaan asesmen,
serta kondisi lainnya yang relevan. Informasi hasil ekspose
digunakan untuk menjawab surat permintaan dan merencanakan
penugasan.
 Atas permintaan asesmen, BPKP menerbitkan
undangan/permintaan ekspose dengan tanggal dan tempat yang
ditentukan.
 Pada hari dan tanggal yang ditentukan, dilaksanakan ekspose oleh
Direksi Mitra dengan pokok ekspose mencakup maksud dan
tujuan, informasi umum terkait profil bisnis mitra, waktu
pelaksanaan dan hasil (output) asesmen yang diharapkan, ruang
lingkup dan batasan tanggung jawab, serta hal lainnya yang
relevan. Pada acara ekspose BPKP menggali berbagai informasi
mengenai kondisi mitra yang nantinya dapat mendukung
keberhasilan pelaksanaan asesmen GCG.
Pada akhir acara ekspose, Direktur/Kaper dapat langsung
memberikan kesediaan untuk memenuhi permintaan atau tidak
memenuhi permintaan asesmen.
 Hasil ekspose dituangkan ke dalam risalah ekspose yang
ditandatangani bersama.
b. Berdasarkan hasil ekspose:
 BPKP menyiapkan daftar permintaan data dan menyampaikannya
kepada direksi Mitra.
 Berkoordinasi dengan Mitra untuk menyusun KAK/dan atau RAB
(bila menggunakan bantuan kedinasan), dan meminta Direksi
menyampaikan surat ketersediaan data yang dibutuhkan.
c. BPKP menyiapkan berkas penugasan setelah menerima surat
ketersediaan data, atau langsung menyiapkan berkas penugasan bila
penugasan berdasarkan program kerja pengawasan tahunan (PKPT).
d. Setelah surat tugas asesmen terbit, asesor dapat meminta
dilakukannya Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) (QA) bila
dibutuhkan.
- 13 -

2. Pelaksanaan
a. Pembicaraan Pendahuluan (Entry Meeting)
Setelah surat tugas terbit dilakukan pembicaraan pendahuluan
(entry meeting) antara Tim BPKP dan Direksi Mitra. Pada kegiatan ini
Tim BPKP menyampaikan Surat Tugas dan pola interaksi yang
diharapkan dapat dibangun dalam rangka pelaksanaan asesmen
GCG. Dalam hal penugasan sebagai pelaksanaan PKPT maka saat
entry meeting Tim BPKP menyampaikan/mendiskusikan
sekurangnya hal berikut ini:
 Maksud dan tujuan asesmen, ruang lingkup, data yang
dibutuhkan, metodologi asesmen, hasil (output) penugasan,
lamanya penugasan, serta permintaan dukungan dari
manajemen.
 Tahapan asesmen dan organ perusahaan yang berkaitan dengan
pelaksanaan asesmen.
 Pola interaksi dan mitra (counterpart).
b. Pengumpulan dan analisis data
Tim BPKP mengumpulkan berbagai data yang diperlukan sesuai
kebutuhan dalam pengujian kesesuaiannya dengan berbagai sub
parameter melalui reviu dokumen, kuesioner, wawancara dan
observasi.
c. Data yang diperoleh dianalisis kecukupan pemenuhannya sesuai
pokok tata kelola yang tercantum dalam sub parameter. Dilanjutkan
dengan penentuan area perbaikan (area of improvement) dan
rekomendasi perbaikan.
d. Pemaparan Pendahuluan Hasil Asesmen (Pra-Exit Meeting)
Hasil asesmen yang diperoleh tim asesor dituangkan secara lengkap
ke dalam hasil asesmen sementara, selanjutnya dilakukan
pembahasan dengan mitra (counterpart)/manajemen untuk
memperoleh masukan dan/atau tanggapan terkait berbagai hal yang
disajikan oleh tim asesor. Hasil pembahasan dengan mitra
(counterpart) menjadi dasar penilaian final yang dilakukan oleh tim,
dan pada sisi mitra (counterpart) menjadi bahan penyampaian
informasi kepada direksi/dewas/dekom. Dalam hal terdapat
penambahan data dari direksi/dewas/dekom/bawas yang
disampaikan oleh mitra (counterpart), sepanjang berdasarkan
pertimbangan asesor terdapat relevansi yang kuat dengan pokok
- 14 -

pemenuhan yang dipersyaratkan dalam sub parameter maka asesor


melakukan penyesuaian seperlunya.
e. Pemaparan Final Kepada Direksi Dan Dekom/Dewas (Exit meeting)
Setelah seluruh hasil pengujian dan area perbaikan (area of
improvement) serta rekomendasi perbaikan selesai disusun,
dilakukan pemaparan kepada direksi dan dekom/dewas.
f. Penyusunan laporan hasil asesmen GCG.
Catatan:
Tidak tertutup kemungkinan asesor dapat melakukan penambahan
prosedur pada tiap tahapan kegiatan asesemen di atas apabila terdapat
kendala baik pada organ maupun tim asesor yang mengharuskan
dilakukannya penambahan prosedur seperti direksi atau
dewas/dekom/bawas berhalangan hadir. Ketepatan waktu pelaksanaan
asesmen dipengaruhi oleh kecepatan, dan kecukupan penyediaan data dan
informasi, baik berupa dokumen pendukung penerapan GCG, pengisian
kuesioner hasil wawancara, maupun pelaksanaan observasi.

B. Kriteria Asesmen
Kriteria asesmen sebagai alat ukur untuk menilai kualitas penerapan GCG
di lingkungan BUMD menggunakan kartu skor (scorecard) penilaian
sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 1,
dengan struktur sebagai berikut:
1. Indikator/parameter dikelompokkan dalam 4 (empat) aspek penerapan
GCG yang terdiri dari:
a. Komitmen;
b. Kebijakan;
c. Partisipan GCG yaitu KPM/Pemegang Saham/RUPS, Dewan
Pengawas/Dewan Komisaris, Direksi, SPI dan Sekper ;
d. Pengungkapan; dan
e. Lainnya.
2. Struktur penilaian dan asesmen atas penerapan GCG terdiri dari:
a. 5(lima) Aspek Penerapan GCG;
b. 47 (empat puluh tujuh) Indikator;
c. 150 (seratus lima puluh) Parameter; dan
d. 319 (tiga ratus sembilan belas) Sub Parameter.
- 15 -

Secara ringkas tabel scorecard GCG BUMD sebagai berikut:


N Indikato Paramete Sub
Aspek Bobot
o r r Parameter
1 Komitmen 15 5 14 30
2 Kebijakan 10 6 12 30
3 Partisipan GCG
a KPM/Pemegang 21 7 17 25
Saham/RUPS
b Dewan 17 10 33 65
Pengawas/Dew
an Komisaris
c Komite Dewas 5 3 8 21
d Direksi 13 7 39 102
e SPI 5 3 10 22
f Sekretaris 4 2 7 10
Perusahaan
4 Pengungkapan 5 2 8 12
5 Lainnya +/-5 2 2 2
Total 100 47 150 319

3. Setiap aspek penerapan GCG, indikator, parameter dan sub parameter


telah diberi bobot, yang merupakan capaian maksimal yang dapat
dicapai dalam setiap sub parameter, parameter, indikator dan aspek
penerapan GCG. Secara rinci kartu skor (scorecard) asesmen penerapan
GCG BUMD sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Teknis
Nomor 2.
4. Untuk menguji pemenuhan parameter terdapat petunjuk bantu
(Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 2) dalam pengisian sub parameter
yang memuat struktur/proses tata kelola/infrastruktur tata kelola yang
menjadi bukti terpenuhinya kriteria yang terkandung pada masing-
masing parameter. Jumlah sub parameter untuk parameter bervariasi
dipengaruhi substansi masing-masing parameter.

C. Metode Pengumpulan Data


Tahapan teknis yang sangat mempengaruhi kualitas asesmen adalah
tahapan pengumpulan data. Tahapan ini dilakukan pada awal asesmen
yaitu merupakan aktifitas mengumpulkan data yang relevan dan
signifikan sebagai dasar pemberian simpulan tingkat pemenuhan
penerapan tata kelola perusahaan yang baik pada satu masa tata kelola
(governance) tertentu. Data diperoleh dari berbagai dokumen, hasil
penyebaran kuesioner, hasil wawancara, dan pengamatan atau observasi
lapangan. Seluruh data yang tersedia/diperoleh dikaji secara mendalam
relevansi dan signifikansinya.
- 16 -

Metode pelaksanaan pengumpulan data pada pelaksanaan asesmen


penerapan GCG sebagai berikut:
1. Reviu Dokumen
Reviu dokumen merupakan proses perolehan data yang tersaji dalam
berbagai dokumen pendukung yang kompeten tentang penerapan tata
kelola perusahan yang baik, serta pengkajian secara mendalam relevansi
dan signifikansi data tersebut untuk memperoleh simpulan atas kondisi
penerapan GCG perusahaan. Daftar dokumen minimal yang dibutuhkan
untuk asesmen sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk
Teknis Nomor 3.
2. Kuesioner
Kuesioner dilakukan dalam rangka memperoleh informasi kualitas
praktik tata kelola perusahaan yang baik yang dalam pelaksanaannya
ada kemungkinan belum terdokumentasi secara jelas baik kebijakan
maupun pelaksanaannya. Kuesioner ini dilakukan sebagai penguat data
tertentu yang diperoleh dari reviu dokumen.
Ada dua tipe kuesioner, yaitu bersifat persepsi dan sebagai konfirmasi:
 Kuesioner persepsi
Kuesioner persepsi dengan pilihan jawaban berskala dimaksudkan
untuk mengumpulkan data atas implementasi suatu
sistem/kebijakan/ ketentuan/SOP/komitmen.
 Kuesioner konfirmasi
Kuesioner dengan pilihan jawaban “YA” dan “TIDAK” adalah
pertanyaan pendahuluan untuk mengetahui keberadaan suatu
dokumen. Dengan demikian, pemberian nilai (skor) tetap didasarkan
pada dokumen yang diterima.
Jawaban yang diberikan responden atas kuesioner persepsi akan
mempengaruhi skor capaian Sub Parameter.
Dalam hal suatu praktik tata kelola tertentu berdasarkan hasil reviu
dokumen dan wawancara ternyata tidak diselenggarakan oleh
perusahaan maka pertanyaan kuesioner terkait hal tersebut menjadi
tidak relevan dan dapat berakibat pada pemberian penilaian yang bias
bila tetap dimasukkan sebagai bagian dari kuesioner. Contoh Format
Kuesioner sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Teknis
Nomor 4.
- 17 -

3. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengeksplorasi data yang didapat dari
kuesioner, reviu dokumen, dan/atau observasi dan juga untuk
menambah tingkat keyakinan asesor sebelum mengambil simpulan
pemenuhan parameter dan indikator yang bersangkutan. Contoh Format
pokok pertanyaan untuk wawancara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 5.
4. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan yang dilakukan dalam
asesmen, terutama yang berkaitan dengan implementasi GCG , untuk
menambah tingkat keyakinan asesor apakah suatu praktik tata kelola
(governance) yang sudah diatur atau dilaporkan sudah dilaksanakan
dengan baik memang terlaksana dengan baik, sebelum asesor
mengambil simpulan pemenuhan parameter dan indikator yang
bersangkutan. Observasi pada umumnya dilakukan terhadap praktik
layanan kepada pemangku kepentingan (stakeholders), seperti pelanggan
dan karyawan maupun pemasok, sebagai contoh:
a. dalam layanan bertransaksi apakah terdapat daftar layanan beserta
tarif dan prosedur layanan yang diinformasikan kepada pelanggan
sebelum transaksi, baik yang bersifat umum maupun khusus;
b. layanan terhadap komplain yang diajukan oleh pelanggan, apakah
sudah disediakan secara baik dan diinformasikan melalui media yang
bersifat mudah diakses, pelaksanaan layanan komplain dilakukan
secara adil bagi semua pelanggan;
c. proses jalannya acara pelelangan apakah dilaksanakan secara rapi
sesuai pengaturan yang terdapat dalam pedoman pengadaan
barang/jasa.
Dan berbagai praktik proses tata kelola lainnya yang menurut
pertimbangan asesor perlu untuk dilakukan observasi. Pilihan praktik
tata kelola yang akan diobservasi bisa diidentifikasi melalui berbagai
pemberitaan pada media massa atau elektronik yang menginformasikan
adanya issu layanan pada BUMD yang diakses.
Secara teknis pelaksanaan metode perolehan data dapat dilakukan secara
bersamaan agar mempersingkat waktu pelaksanaaan asesmen, namun
sedapat mungkin menghindari pengulangan perolehan data tertentu yang
sebelumnya sudah diperoleh dari reviu dokumen. Dalam hal asesor telah
memperoleh keyakinan terhadap data yang diperoleh dari sebagian metode
- 18 -

dan perolehan data di atas, asesor tidak perlu melaksanakan keseluruhan


metode perolehan data di atas.

D. Metode Penilaian
Setelah data diperoleh, selanjutnya data dianalisis relevansi dan
signifikansinya terhadap pemenuhan kriteria yang dipersyaratkan dalam
Sub Parameter terkait. Berdasarkan data yang telah dianalisis tersebut
akan diperoleh informasi untuk melakukan penilaian pemenuhan tata
kelola perusahaan yang baik berdasarkan kriteria pada masing-masing
Sub Parameter.
Metode penilaian yang digunakan dalam asesmen penerapan GCG adalah
penilaian atas sejauh mana kondisi penerapan GCG di perusahaan dengan
memberikan nilai/skor atas pemenuhan masing-masing Sub Parameter.
Tahapan asesmen dengan menggunakan kartu skor (scorecard) asesmen
GCG BUMD dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Penilaian individu Sub Parameter, ada 2 (dua) tahapan sebagai
berikut:
a. Tahap pertama, analisis kecukupan penerapan GCG, dengan
melakukan hal-hal berikut:
1) Identifikasi Pokok Tata Kelola dalam Sub Parameter.
Identifikasi pokok tata kelola yang terkandung dalam masing-
masing “Sub Parameter” berdasarkan uraian pernyataan Sub
Parameter. Asesor mencermati pokok tata kelola pada setiap sub
parameter yang dapat mencakup sekaligus tiga komponen, yaitu
“struktur“, “proses tata kelola”, dan “infrastruktur yang
diperlukan”, namun dapat hanya mengandung salah satu atau
dua dari komponen tersebut. Dalam contoh berikut ini, komponen
yang tercakup dalam parameter ditunjukan dengan pemberian
tanda “1”, “2”, “3”, seperti Dewas/Dekom1.
Sebagai contoh:
Sub Parameter 114
Dewas/Dekom1 mengevaluasi kinerja Perusahaan terkait dengan
pencapaian target-target2 yang telah ditetapkan dalam Kontrak
Manajemen, Rencana 5 tahunan dan Rencana Tahunan 3.
Pada sub parameter 114 terdapat 3 komponen tata kelola yaitu
Dewas/Dekom berupa struktur1, mengevaluasi kinerja berupa
- 19 -

proses2, dan Kontrak Manajemen, Rencana 5 tahunan dan


Rencana Tahunan berupa infrastruktur3.
Dengan demikian maka asesor mengetahui ada 3 fokus pengujian
yang akan dilakukan pada sub parameter 114, untuk selanjutnya
diuji pemenuhannya berdasarkan data yang tersedia.
2) Analisis kecukupan pemenuhan
Selanjutnya asesor mengidentifikasi data pemenuhan yang
relevan. Semakin lengkap dan tepat data pada ketiga komponen
tata kelola tadi maka tingkat pemenuhan semakin tinggi atau
dapat mencapai nilai akhir pemenuhan maksimal 1. Penilaian
yang diberikan merupakan hasil analisis dengan cara melakukan
analisis kondisi pemenuhan sub parameter 114 yang sebenarnya,
baik dari aspek dokumentasi (reviu dokumen, kuesioner,
wawancara) maupun sejauh mana tingkat pelaksanaannya
(observasi), selanjutnya dibandingkan dengan kriteria yang
terkandung pada sub parameter sehingga diperoleh simpulan
tingkat pemenuhan masing-masing Sub Parameter.
Sebagai contoh, berdasarkan perolehan dan analisis data
diketahui kondisi sebagai berikut:
Sub Parameter 114
Dewas/Dekom1 mengevaluasi kinerja Perusahaan terkait dengan
pencapaian target-target2 yang telah ditetapkan dalam Kontrak
Manajemen, Rencana 5 tahunan dan Rencana Tahunan 3.

Komponen Data Penerapan


Struktur √ Dewas/Dekom √ Lengkap
Proses √ Evaluasi Kinerja √ Lengkap
Infrastruktu √ Kontrak manajemen X Tidak digunakan
r Rencana 5 tahunan X Tidak digunakan
Rencana Tahunan √ Lengkap

b. Tahap kedua, setelah melakukan analisis pemenuhan penerapan


GCG per Sub Parameter, asesor melakukan penilaian sesuai hasil
pengolahan data dengan ketentuan sebagai berikut:
- Nilai 1,00 : bila nilai pemenuhan sub Parameter
terpenuhi seluruhnya
- Nilai : bila sebagian unsur pemenuhan sub
proporsional Parameter terpenuhi
- Nilai 0,00 : bila tidak satupun unsur pemenuhan sub
parameter terpenuhi
- 20 -

Contoh Penilaian:
Parameter 144: Dewas/Dekom1 mengevaluasi kinerja Perusahaan
terkait dengan pencapaian target-target2 yang telah ditetapkan dalam
Kontrak Manajemen, Rencana 5 tahunan dan Rencana Tahunan 3.
Berdasarkan analisis terhadap data yang tersedia dan relevan pada
pemenuhan Sub Parameter 144, diketahui bahwa Kontrak manajemen
dan Rencana 5 Tahunan tidak digunakan Dewas/Dekom untuk
mengevaluasi kinerja Perusahaan, atau dapat disimpulkan bahwa sub
parameter ini pemenuhannya tidak mencapai 1, atau hanya tiga
perlima dari yang ditentukan dalam sub parameter. Dengan demikian
perhitungan penilaian sub parameter 144 adalah sebagai berikut:
Nilai Nilai Sub
No Parameter Sub Parameter
Pemenuhan Parameter
1 Dewas/Dekom Dewas/Dekom1 0,600 0,600 x
mengawasi dan mengevaluasi 0,0957 =
memantau kinerja 0,0574
kepatuhan Perusahaan
Direksi dalam terkait dengan
menjalankan pencapaian
perusahaan target-target2
sesuai RKT dan yang telah
RJPP/Renbis. ditetapkan
dalam Kontrak
Manajemen,
Rencana 5
tahunan dan
Rencana
Tahunan3.

Perhitungan penilaian ini bervariasi untuk setiap sub parameter,


dipengaruhi oleh jumlah komponen tata kelola yang terkandung pada
sub parameter dan ketersediaan data pemenuhan dan tingkat
kesesuaian data tersebut.
2. Nilai Parameter
Nilai capaian setiap parameter merupakan penjumlahan dari nilai
capaian seluruh sub parameter dalam parameter yang bersangkutan.
3. Nilai Indikator
Nilai capaian setiap indikator merupakan jumlah dari nilai capaian
seluruh parameter dalam indikator yang bersangkutan.
- 21 -

4. Nilai Aspek Penerapan GCG


Nilai capaian masing-masing Aspek Penerapan GCG merupakan jumlah
dari nilai capaian seluruh Indikator dalam aspek yang bersangkutan.
5. Nilai Akhir
Nilai akhir adalah penjumlahan seluruh nilai keseluruhan dari 4 (empat)
Aspek Penerapan GCG sehingga diperoleh nilai skor keseluruhan dan
selanjutnya skor tersebut diberikan predikat sesuai ambang batas skor
tersebut.
- 22 -

BAB III
PEMENUHAN PARAMETER

Secara umum pemenuhan parameter/sub parameter ditentukan berdasarkan


kelengkapan data dan pemenuhan pokok tata kelola yang diuji dalam setiap
parameter/sub parameter, semakin lengkap data dan semakin tepat
pemenuhan maka semakin memenuhi kriteria atau secara angka dapat
memenuhi angka 1. Terdapat beberapa hal yang memerlukan perhatian
asesor dalam melakukan asesmen, yaitu:
A. Pemenuhan Parameter
Dihubungkan dengan waktu penerapan tata kelola perusahaan, terdapat
kelompok parameter yang dalam keadaan normal siklus pemenuhannya
berulang dalam tahun yang sama, seperti kegiatan pelaksanaan RKAP atau
rapat Dewan Pengawas/Dewan Komisaris, namun ada yang tidak berulang
setiap tahun yaitu dalam siklus lima/empat tahunan seperti pengangkatan
Direksi atau dalam siklus dua/tiga tahunan seperti pengangkatan Komite
Dewan Pengawas/Dewan Komisaris, karena diatur oleh ketentuan.
Penilaian pemenuhan parameter yang seperti hal tersebut menggunakan
nilai asesmen sebelumnya sepanjang tidak terdapat perubahan proses
governance setelah penilaian/asesmen, sebagai berikut:
a. Siklus lima/empat tahunan, merupakan siklus proses tata kelola
(governance) yang secara normal terjadi setiap lima/empat tahun sekali
kecuali ada perubahan lingkungan yang menyebabkan perlu dilakukan
penyesuaian atau perubahan, seperti proses Penetapan Rencana Bisnis
(Renbis) 5 (lima) Tahunan dan Pengangkatan Direksi. Nilai pemenuhan
Parameter terkait proses governance ini sama dengan menggunakan
nilai yang dihasilkan dari asesmen sebelumnya, kecuali terhadap proses
governance tersebut belum pernah dilakukan asesmen atau terdapat
kegiatan revisi formal maka asesor harus melakukan penilaian sesuai
prosedur baku asesmen.
Contohnya terhadap Parameter 91 (sembilan puluh satu) Direksi
menyusun Rencana Kerja
5 Tahunan (Renbis/Corporate Plan/Business Plan) yang disahkan oleh
KPM/RUPS atau Dewas/Dekom misalnya pada bulan September tahun
2017 Perusahaan menetapkan Rencana Bisnis 5 (lima) Tahunan untuk
periode 2018-2022, dan pada tahun 2018 dilakukan asesmen oleh
asesor independen untuk masa governance 2018 dan parameter ini
- 23 -

mencapai nilai pemenuhan 0,438 (untuk selanjutnya dikalikan dengan


bobot untuk mendapatkan skor). Maka apabila dilakukan asesmen
untuk masa governance 2019, sepanjang tidak terdapat proses
governance yang baru terkait Penetapan Rencana Bisnis 5 (lima)
Tahunan ini (tidak disusun Penetapan Rencana Bisnis 5 (lima) Tahunan
baru atau dilakukan revisi) maka nilai pemenuhan menggunakan nilai
pemenuhan asesmen independen sebelumnya sebesar 0,438.
b. Siklus Dua/Tiga tahunan, merupakan siklus proses governance yang
secara normal terjadi setiap dua atau tiga tahun sekali kecuali ada
perubahan lingkungan yang menyebabkan perlu dilakukan
penyesuaian atau perubahan, misalnya dalam hal perusahaan
menetapkan ketentuan/kebijakan masa jabatan untuk anggota Komite
perusahaan adalah maksimum 3 (tiga) tahun maka Nilai pemenuhan
Parameter terkait proses governance ini sama dengan nilai yang
dihasilkan dari asesmen pertama setelah proses governance tersebut
dinilai pertama kali oleh asesor atau menggunakan nilai asesmen
sebelumnya.
Contoh: Perusahaan mengangkat seluruh Anggota Komite secara
serentak pada tahun 2018 untuk periode masa jabatan sesuai
ketentuan intern perusahaan adalah selama tiga tahun yaitu 2018 s.d
2021, dan dapat diperpanjang satu kali selama dua tahun masa
jabatan. Pada tahun 2019 Perusahaan diases oleh asesor independen
untuk masa governance 2018 dengan nilai pemenuhan 0,500. Sejak
pengangkatan tersebut tidak terdapat penggantian sebagian maupun
seluruh anggota Komite Audit, maka untuk asesmen masa governance
tahun 2020 nilai pemenuhan menggunakan nilai asesmen tersebut
(0,500).
Catatan: dalam hal sampai dengan saat asesmen tidak terdapat hasil
asesmen sebelumnya maka asesor harus melakukan penilaian terhadap
parameter yang terkait penjelasan tersebut di atas.

B. Sub parameter/parameter/indikator Not Applicable (N/A)


Tidak semua sub parameter/parameter/indikator scorecard asesmen GCG
BUMD dapat diimplementasikan untuk setiap perusahaan. Hal ini
tergantung pada jenis proses governance, jenis operasi, bentuk badan
hukum, dan tingkat penguasaan pasar (monopoli atau nonmonopoli) dari
perusahaan yang bersangkutan, atau dengan kata lain ada kemungkinan
- 24 -

terdapat sub parameter/parameter/indikator yang not applicable (N/A).


Apabila terdapat sub parameter/parameter/indikator yang not applicable
(N/A), maka bobot sub parameter/parameter/indikator tersebut
disitribusikan kepada sub parameter/parameter/indikator yang lain di
indikator yang sama.
Not applicable parameter dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perusahaan tidak diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan
Contohnya pembentukan sekretaris Perusahaan
2. Perusahaan belum menerapkan struktur bisnis tertentu
Contohnya pembentukan anak perusahaan
3. Perusahaan belum menjalankan jenis praktek bisnis tertentu
Contohnya perusahaan belum melakukan kerjasama usaha patungan
(joint venture)
Tingkatan pendistribusian bobot adalah sebagai berikut:
 Bila terdapat sub parameter yang bersifat N/A maka terhadap bobot
sub parameter N/A tersebut dilakukan pendistribusian kedalam sub
parameter lainnya pada parameter yang sama.
 Bila terdapat parameter yang bersifat N/A maka terhadap bobot
Parameter N/ tersebut didistribusikan ke Parameter lainnya pada
Indikator yang sama,
 Bila terdapat Indikator yang bersifat N/A maka bobot Indikator tersebut
disebar ke Indikator dalam Aspek yang sama. Pendistribusian dilakukan
secara proporsional sesuai bobot awal.
Contoh pendistribusian bobot parameter Indikator N/A.
Aspek II Kebijakan memiliki 6 Indikator dengan rincian sebagai berikut:
II Kebijakan Bobot
6 Ketersediaan pedoman/ kebijakan GCG 1.6667
7 Ketersediaan kebijakan pengelolaan dan administrasi Laporan 1.6667
Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
8 Ketersediaan kebijakan pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan 1.6667
yang berlaku.
9 Ketersediaan kebijakan sistem pelaporan atas dugaan 1.6667
penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan (whistle
blowing system ).
10 Ketersediaan kebijakan pengelolaan hubungan induk dengan 1.6667
anak perusahaan
11 Ketersediaan Kebijakan Pengendalian Dokumen 1.6667
10.0000
Dalam hal BUMD tidak memiliki Anak Perusahaan maka bobot Indikator 10
- 25 -

disebar ke dalam lima indikator lainnya pada aspek II secara proporsional


sesuai komposisi bobot masing-masing Indikator, sebagai berikut:
1. Jumlah seluruh bobot Indikator selain Indikator 10 adalah penjumlahan
bobot Indikator 6, 7, 8, 9, dan 11 atau sebesar 5x1,6666667=8,3333335
2. Distribusi bobot Indikator 10
1,6666667/8,3333335x1,6666667=0,3333334
3. Bobot baru Indikator 6 adalah = bobot awal + bobot distribusi =
1,6666667+0,3333334=2,0000000
Karena bobot Indikator pada Aspek II Kebijakan adalah sama besar maka
Indikator yang lainnya memiliki bobot baru masing-masing menjadi 2,0000
sebagai berikut:

II Kebijakan Bobot
6 Ketersediaan pedoman/ kebijakan GCG 2.0000
7 Ketersediaan kebijakan pengelolaan dan administrasi 2.0000
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
8 Ketersediaan kebijakan pengendalian gratifikasi sesuai 2.0000
ketentuan yang berlaku.
9 Ketersediaan kebijakan sistem pelaporan atas dugaan 2.0000
penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan
10 (whistle blowing
Ketersediaan systempengelolaan
kebijakan ). hubungan induk 0.0000
dengan anak perusahaan
11 Ketersediaan Kebijakan Pengendalian Dokumen 2.0000
10.0000
Selanjutnya karena terjadi perubahan bobot pada seluruh Indikator di
Aspek II maka terhadap bobot seluruh Parameter dan Sub Parameter pada
Aspek II dilakukan penyesuaian dengan cara yang sama dengan
penyebaran bobot Indikator N/A di atas.
Contoh perubahan distribusi bobot Parameter dan Sub Parameter pada
lingkup Indikator nomor 7 menjadi sebagai berikut:
- 26 -

Indikator Parameter Sub Parameter


7 Ketersediaan 2.0000 20 Perusahaan memiliki 1.0000 46 Terdapat 1.0000
kebijakan kebijakan tentang kebijakan/SOP
pengelolaan kepatuhan pelaporan tentang pengelolaan
dan harta kekayaan terhadap kepatuhan
administrasi penyelenggara negara dan penyampaian
Laporan Harta (LHKPN) bagi LHKPN.
Kekayaan Dewas/Dekom, Direksi
Penyelenggar dan pejabat satu tingkat
a Negara di bawah Direksi.
(LHKPN). 21 Perusahaan 1.0000 47 Perusahaan 1.0000
melaksanakan melaksanakan
kebijakan/SOP tentang kebijakan/SOP
kepatuhan pelaporan tentang kepatuhan
harta kekayaan pelaporan harta
Penyelenggara Negara. kekayaan
2.0000 2.0000
Selanjutnya perhitungan capaian pemenuhan dan skor menggunakan
bobot yang baru.

C. Penyesuaian Penerapan Parameter dan Sub Parameter karena Perubahan


Peraturan
Dalam hal terdapat perubahan perundang-undangan dan ketentuan saat
dilakukan asesmen yang menimbulkan perbedaan kriteria yang
terkandung pada parameter/sub parameter sebagaimana yang tersaji
dalam rincian dalam scorecard maka asesor menyesuaikan kriteria
penilaiannya dengan peraturan perundang-undangan/ ketentuan terbaru
tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
Perusahaan. Dalam hal Anggaran Dasar berbeda dengan Peraturan
perundang-undangan yang berlaku, maka asesor dapat
mempertimbangkan sebagai area perbaikan (area of improvement) dengan
rekomendasi berupa penyesuaian terhadap anggaran dasar guna
mematuhi ketentuan peraturan-perundang-undangan.

D. Kesesuaian Pokok Governance dengan Data Pemenuhan


Secara kategori/kelompok, pengujian penerapan tata kelola perusahaan
yang baik dalam pedoman ditujukan pada struktur dan proses serta
infrastruktur tata kelola perusahaan yang baik. Struktur di sini
dimaksudkan sebagai pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap
pelaksanaan tata kelola dalam berbagai bentuk, seperti jabatan dalam
struktur organisasi perusahaan misalnya Direksi, Dewan Pengawas,
Manager, Tim atau Satuan Tugas, Panitia, dan lain sebagainya yang
memiliki otoritas/kewenangan sesuai batas dan lingkup tertentu.
- 27 -

Sebagai bagian dari struktur ini adalah berbagai infrastruktur tata kelola
perusahaan seperti berbagai kebijakan dan pedoman operasional
Perusahaan. Sebagai contoh Anggaran Dasar, SOP, Standar/Norma, Surat
Keputusan Direksi, Surat Edaran Direksi, Risalah Rapat RUPS, Risalah
Rapat Direksi atau Dekom dan lain sebagainya yang pada pokoknya
adalah aturan main yang diberlakukan di Perusahaan.
Selanjutnya proses tata kelola (governance) adalah berupa berbagai
aktivitas yang dilakukan struktur tata kelola (governance) dalam
menjalankan aktivitas bisnis perusahaan agar sesuai dengan ketentuan
(infrastruktur) peraturan perundang-undangan atau standar dan berbagai
aturan main.
Dengan demikian pemenuhan penerapan tata kelola perusahaan yang
baik dalam asesmen agar memperhatikan kesesuaian pokok tata kelola
(governance) yang diuji (struktur termasuk infrastruktur, dan proses tata
kelola (governance) yang menggambarkan penerapan prinsip GCG dengan
data dan informasi yang tersedia. Sehingga harus dihindari ketidaktepatan
atau kesalahan penggunaan data dan informasi yang tersedia, seperti
data proses tata kelola (governance) sebagai pemenuhan infrastruktur tata
kelola (governance), begitu pula sebaliknya.
Untuk memperjelas hal tersebut dapat dilihat contoh berikut:
Parameter 90, Direksi menempatkan pejabat-pejabat perusahaan yang
sesuai dengan kualifikasi yang ditetapkan. Parameter tersebut memuat
pokok tata kelola (governance) yang dinilai, berupa:
a. Ketepatan (struktur) dalam hal ini Direksi yang melaksanakan
penempatan pejabat,
b. Terlaksananya (proses tata kelola (governance) dalam hal ini proses
penempatan pejabat, dan
c. Adanya (infrastruktur) dalam hal ini pedoman atau panduan bagaimana
tata cara Direksi menempatkan pejabat.
Maka data yang dijadikan pemenuhan adalah data bahwa Direksi
(struktur) yang melaksanakan penempatan pejabat, terjadi pelaksanaan
(proses) penempatan pejabat, serta infrastruktur dalam hal ini pedoman
atau panduan bagaimana tata cara Direksi menempatkan pejabat.
Katerkaitan pemenuhan aspek tata kelola (governance) dengan tujuan
GCG BUMD sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk Teknis
Nomor 6.
- 28 -

E. Penilaian Aspek Lainnya


Aspek ini merupakan aspek yang menguji adanya praktik tata kelola yang
melebihi standar, dan praktik tata kelola yang menyimpang dari prinsip-
prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
Pada aspek ini terdapat dua indikator dengan masing-masing indikator
dijabarkan pada satu parameter dan satu sub-parameter.
1. Indikator 46
Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau pembanding
(benchmark) bagi perusahaan-perusahaan lainnya di Indonesia;
 Parameter 149
Perusahaan memiliki bidang/area yang menjadi praktik terbaik (best
practices) di Industrinya atau menjadi tujuan pembandingan
(benchmark) bagi perusahaan lain (baik bagi BUMD, BUMN maupun
perusahaan swasta). Bidang/area tersebut dapat terdiri dari produk,
proses, fungsi pendukung, kinerja organisasi, dan strategi.
 Sub Parameter 318
Adanya bidang/area yang diunggulkan Perusahaan dalam
berbisnis, yang dinyatakan dalam berbagai dokumen strategis
perusahaan serta telah mendapat penghargaan dari lembaga yang
independen dan berkompeten, atau adanya aktivitas
pembandingan (benchmarking) yang dilaksanakan secara resmi
dari perusahaan lain (baik bagi BUMD maupun perusahaan
swasta). Bidang/area tersebut dapat terdiri dari produk, proses,
fungsi pendukung, kinerja organisasi, dan strategi.
Indikator/Parameter/Sub Parameter ini menguji apakah terdapat
praktik tata kelola perusahaan yang melebihi standar pada bidang/area
yang diunggulkan perusahaan yang ditandai dengan adanya perolehan
penghargaan dari lembaga independen yang berkompeten baik
internasional, nasional, maupun provinsi, dan/atau perusahaan secara
resmi menjadi tempat pembandingan (benchmarking) atau tujuan
menjadi studi banding terbaik bagi perusahaan lain terkait
bidang/topik yang menjadi keunggulan BUMD. Bila asesor
menyimpulkan bahwa perusahaan memperoleh penilaian praktik tata
kelola yang melebihi standar dapat diberikan penghargaan (reward)
berupa tambahan skor maksimal +5.
- 29 -

Fokus penilaian pada indikator ini adalah:


a. Ada perusahaan lain yang melakukan pembandingan
(benchmarking) untuk bidang/area di perusahaan, antara lain:
produk, proses, fungsi pendukung, kinerja organisasi, strategi
perusahaan
b. Ada pengakuan dari Lembaga Independen atau Lembaga
Pemeringkat Internasional/Nasional.
c. Ada undangan dari Perusahaan lain kepada
Dekom/Dewas/Direksi/Manajemen atas nama perusahaan untuk
menjadi pembicara dalam seminar, workshop dsb menyampaikan
praktik terbaik/membagian (best practices/sharing) tentang praktik
dan proses pengelolaan perusahaan.
1) Pencapaian kinerja perusahaan terbaik di sektor usaha BUMD atau
di industrinya.
Penghargaan terkait dengan pencapaian kinerja yang dikeluarkan
oleh lembaga peringkat yang diakui secara nasional atau lembaga
pemerintah terkait sektor usaha atau industri BUMD.
Apabila seluruh fokus penilaian diatas terpenuhi berdasarkan bukti yang
valid dapat diberikan tambahan nilai maksimal +5. Pemenuhan
sebagian, diberikan penambahan nilai proporsional.

2. Indikator 47
Praktik Tata Kelola Perusahaan menyimpang dari prinsip-prinsip Tata
Kelola Perusahaan yang Baik sesuai Pedoman Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha
Milik Daerah, Pedoman Umum Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance) Indonesia, dan standar-standar praktik dan
ketentuan lainnya.
 Parameter 150
Terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
yang baik.
 Sub Parameter 319
Terdapat kasus yang menimpa atau melibatkan perusahaan
berupa praktik tata kelola yang menyimpang dari prinsip
- 30 -

transparansi, prinsip akuntabilitas, prinsip responsibilitas, prinsip


independensi, dan prinsip fairness (kewajaran)
Penyimpangan prinsip-prinsip ini mencakup berbagai bidang yang
mempengaruhi perusahaan seperti kasus pada bidang lingkungan
hidup, kasus pada bidang keuangan, kasusu pada sumber daya
manusia, kasus sosial, politik dan lain sebagainya. Bila
perusahaan memperoleh penilaian praktik tata kelola yang
menyimpang dari prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik
diberikan hukuman (punishment) berupa pengurangan skor
maksimal -5.
Untuk menguji pemenuhan parameter 150, asesor melakukan
prosedur sebagai berikut:
a) Asesor mengidentifikasi kasus-kasus penyimpangan prinsip tata
kelola perusahaan yang baik dari sumber internal dan sumber
eksternal. Perolehan data kasus dari sumber internal harus
dilakukan melalui permintaan data tertulis.
b) Setelah memperoleh data dari sumber eksternal dan/atau
internal, asesor melanjutkan pengujian secara lengkap adanya
penyimpangan penerapan pada semua prinsip tata kelola
perusahaan yang baik.
Bila sumber data kasus sepenuhnya berasal dari sumber
eksternal maka dapat disimpulkan prinsip tranparansi telah
diterapkan secara menyimpang oleh perusahaan.
Fokus penilaian pada indikator ini adalah:
1) Terdapat penyimpangan dari prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
yang baik yaitu prinsip Tranparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Independensi, dan Kewajaran. Semakin banyak penerapan prinsip
yang dilaksanakan menyimpang, maka semakin besar potensi
pengurangan skor.
2) Tinjauan penyimpangan prinsip-prinsip tersebut adalah:
a. Dilakukan oleh organ utama perusahaan (KPM/PS/RUPS atau
Dewas/Dekom atau Direksi) maupun oleh insan perusahaan
lainnya yang aktivitasnya terkait dengan perusahaan.
b. Mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi perusahaan.
c. Mengganggu kepedulian (going concern) perusahaan.
d. Menurunkan citra perusahaan (corporate image).
- 31 -

3) Frekuensi kasus penimpangan prinsip-prinsip tata kelola


perusahaan yang baik.
Jumlah kasus penimpangan yang menimpa perusahaan pada
lingkup masa yang diases bisa lebih dari satu kasus, dan dapat
berbeda-beda jumlahnya antar BUMD. Semakin banyak kasus
penyimpangan prinsip tata kelola perusahaan yang baik semakin
besar potensi pengurangan skor.
Apabila seluruh fokus penilaian penyimpangan prinsip-prinsip di atas
terpenuhi berdasarkan bukti yang valid dapat diberikan pengurangan
nilai maksimal (-5). Penyimpangan sebagian, diberikan nilai proporsional.
Bila berdasarkan penilaian penyimpangan prinsip tata kelola
perusahaan yang baik disimpulkan terdapat penyimpangan prinsip-
prinsip, maka asesor melakukan peninjauan kembali terhadap
peniliaian pemenuhan parameter/subparameter yang memiliki korelasi
dengan kasus penyimpangan prinsip yang terjadi, dan selanjutnya
melakukan penyelarasan skor parameter/subparameter dimaksud.
Contoh penyelarasan skor:
Pada tahun 20xx di PT ABC (BUMD Kabupaten XYZ) terjadi kasus
penyimpangan pengadaan barang/jasa senilai Rp750.000.000,00 yang
telah masuk pada tahap penegakan hukum. Tersangka adalah jajaran
direksi dan manajer satu tingkat di bawah direksi serta pemasok
barang/jasa yang bersangkutan. Setelah melakukan analisis
kecukupan penyimpangan prinsip pada kasus di atas asesor
menyimpulkan bahwa diberikan pengurangan nilai sebesar -3 bagi PT
ABC.
Selanjutnya berdasarkan simpulan di atas asesor mencari
parameter/subparameter yang berkorelasi dengan penyimpangan yang
terjadi, salah satunya adalah par 117 dengan subpar 253 dan 254
yaitu:
Nomor Uraian Bobot Nomor
Subparameter
Parameter Parameter Parameter Subpar
117 Direksi 0.2188 253 Terdapat
menatakelolakan pelaksanaan
pelaksanaan komunikasi
kebijakan dan sosialisasi
pengendalian tentang
gratifikasi Pengendalian
Gratifikasi
kepada
Dewas/Bawas/
Dekom,
- 32 -

Direksi,
karyawan
perusahaan
dan
stakeholders
lainnya.
254 Tingkat
pemahaman
Dewas/Bawas
/Dekom,
Direksi dan
karyawan dan
stakeholders
lainnya yang
memadai
terhadap
kebijakan
Pengendalian
Gratifikasi.
Asesor melakukan penyesuaian pemenuhan terhadap kedua
subparameter di atas dengan pengertian bahwa perusahaan belum
sepenuhnya berhasil memenuhi subpar 253 dan 254.
Daftar contoh korelasi kejadian kasus pada Parameter 150 dengan
Parameter Lainnya sebagaimana tercantum dalam Lampiran Petunjuk
Teknis Nomor 7.

F. Hasil Asesmen
Berdasarkan Kertas Kerja Asesmen GCG, Asesor perlu membuat
Kesimpulan Umum Hasil Asesmen Penerapan GCG BUMD, yang
menggambarkan pemenuhan kecukupan seluruh Faktor Penilaian, paling
kurang meliputi:
a. Nilai/Skor Asesmen GCG dan klasifikasinya;
b. Nilai Akhir masing-masing Aspek Penerapan GCG;
c. Kelemahan dan penyebab tidak dijalankannya kriteria yang diuji dalam
lingkup sub parameter, Parameter, Indikator dan Aspek Penerapan
GCG, rekomendasi yang merupakan rencana tindakan korektif beserta
target waktu pelaksanaannya;
d. Pengaruh capaian penerapan GCG terhadap pencapaian tujuan BUMD
yang bersangkutan.
e. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan atau dapat mempengaruhi
penyimpulan akhir hasil asesmen, antara lain:
1) Kondisi Perusahaan yang merugi atau mengalami peningkatan
kerugian dibanding tahun sebelumnya;
- 33 -

2) Tidak diberikannya deviden kepada Pemegang Saham baik karena


belum terlampauinya syarat untuk pembagian laba maupun karena
adanya kebutuhan investasi strategis perusahaan yang
membutuhkan penggunaan laba untuk menangkap peluang bisnis;
3) Menurunnya kinerja Perusahaan secara signifikan dibanding tahun
sebelumnya;
4) Adanya kasus hukum yang menimpa Organ Utama Perusahaan yang
mempengaruhi citra dan/atau kinerja Perusahaan;
5) Naik/turunnya kualitas pengelolaan BUMD secara profesional,
efisien, dan efektif, serta pemberdayaan fungsi dan meningkatkan
kemandirian organ BUMD;
6) Naik/turunnya efektifitas organ BUMD dalam membuat keputusan
dan menjalankan tindakan dengan dilandasi nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
kesadaran tanggung jawab sosial BUMD terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMD;
7) Naik/turunnya kontribusi BUMD dalam perekonomian
daerah/nasional.
- 34 -

BAB IV
PENILAIAN

A. Capaian Skor dan Predikat


Capaian Skor hasil asesmen Penerapan GCG BUMD sebagai cerminan
kualitas penerapan GCG BUMD, dirinci sebagai berikut:
No. Nilai/Skor Predikat
1. Skor > 85 : Sangat Baik
2. 75 < Skor ≤ 85 : Baik
3. 60 < Skor ≤ 75 : Cukup Baik
4. 50 < Skor ≤ 60 : Kurang Baik
5. Skor ≤ 50 : Tidak Baik
Penetapan predikat kualitas penerapan GCG tersebut memperhatikan
batasan sebagai berikut:
Penetapan predikat kualitas penerapan GCG tersebut harus
memperhatikan capaian dari Aspek Komitmen yaitu apabila capaian Aspek
Komitmen kurang dari/atau sama dengan 50% maka predikat penerapan
GCG sesuai tabel di atas diturunkan satu tingkat di bawahnya. Ketentuan
tersebut di atas hanya berlaku untuk capaian predikat “Sangat Baik” dan
“Baik” atau dengan capaian skor di atas 75.
Sebagai contoh pemberian predikat dengan memperhatikan batasan-
batasan tersebut disajikan berikut ini:
a. Skor hasil asesmen GCG mencapai 86 (Sangat Baik), namun capaian
Aspek Komitmen sebesar 7,4 (kurang dari 50%) maka predikat yang
awalnya “Sangat Baik” diturunkan menjadi “Baik”.
b. Apabila capaian skor 80 (Baik), namun capaian Aspek Komitmen
sebesar 5 (kurang dari 50%) maka predikat yang awalnya “Baik”
diturunkan menjadi “Cukup Baik”.
c. Dalam hal capaian skor adalah 70 dan nilai Aspek Komitmen 5 (Kurang
dari 50%), maka tidak ada penurunan predikat sehingga tetap predikat
“Cukup Baik”.
Keseluruhan nilai hasil asesmen dituangkan kedalam Ringkasan Hasil
Asesmen untuk ditandatangani oleh Ketua Dewas/Komisaris Utama dan
Direktur Utama BUMD dengan format sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 1 dalam lampiran Format Laporan Asesmen
Penerapan GCG BUMD.
- 35 -

B. Kertas Kerja Penilaian


Asesor menyusun kertas kerja penilaian, Kertas Kerja harus memuat:
1. Dokumen perencanaan
2. Dokumentasi pelaksanaan prosedur asesmen (contoh untuk entry
meeting memuat materi, daftar hadir, bahan dan risalah entry meeting)
3. Perolehan data dan informasi yang berisi (daftar permintaan data,
tanda terima data, lembar kuisioner dan penyampaiannya, proses
wawancara)
4. Analisis pemenuhan scorecard yang memuat data pemenuhan sub
parameter, assessor copies, komputasi perhitungan kecukupan
5. Simpulan, berisi argumentasi analisi aseor terhadap kesesuaian data
yang diperoleh dengan sub parameter dan parameter.
6. Pelaporan, memuat draf laporan dan jejak reviunya.
Seluruh KKA dapat berupa salinan dalam bentuk cetak (hardcopy) atau
salinan dalam bentuk file (softcopy).

C. Pelaporan Hasil Asesmen


Pelaporan hasil asesmen merupakan tahapan akhir dari pelaksanaan
evaluasi/asesmen penerapan GCG. Sebelum pelaporan tertulis disusun,
terlebih dahulu dilaksanakan pemaparan final hasil asesmen pada forum
pembahasan akhir (exit meeting) kepada Direksi/Manajemen dengan
menyampaikan setidaknya:
1. Profil BUMD
2. Skor hasil asesmen
3. Area yang masih memerlukan perbaikan (area of improvement)
4. Kondisi Perusahaan yang merugi atau mengalami peningkatan
kerugian dibanding tahun sebelumnya;
5. Tidak diberikannya deviden kepada Pemegang Saham baik karena
belum terlampauinya syarat untuk pembagian laba maupun karena
adanya kebutuhan investasi strategis perusahaan yang membutuhkan
penggunaan laba untuk menangkap peluang bisnis;
6. Naik/turunnya kinerja Perusahaan secara signifikan dibanding tahun
sebelumnya;
7. Adanya kasus hukum yang menimpa Organ Utama Perusahaan yang
mempengaruhi citra dan/atau kinerja Perusahaan;
- 36 -

8. Naik/turunnya kualitas pengelolaan BUMD secara profesional, efisien,


dan efektif, serta pemberdayaan fungsi dan meningkatkan
kemandirian organ BUMD;
9. Naik/turunnya efektifitas organ BUMD dalam membuat keputusan
dan menjalankan tindakan dengan dilandasi nilai moral yang tinggi
dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, serta
kesadaran tanggung jawab sosial BUMD terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian lingkungan di sekitar BUMD;
10. Naik/turunnya kontribusi BUMD dalam perekonomian
daerah/nasional.

Selanjutnya setelah dilakukan pembahasan final (exit meeting) dan


ditandatanganinya Ringkasan Hasil Asemen maka dilakukan penyusunan
laporan hasil asesmen.
Beberapa hal yang perlu dicermati asesor dalam menyusun Laporan Hasil
Asesmen, meliputi:
1. Hasil penilaian diharapkan juga dilaporkan oleh Direksi/Manajemen
kepada Kepala Daerah bersamaan dengan penyampaian Laporan
Tahunan. Yang dimaksud dengan bersamaan dengan penyampaian
Laporan Tahunan adalah Laporan Penilaian Penerapan GCG BUMD
menjadi lampiran yang tidak terpisahkan dari Laporan Pelaksanaan
Good Corporate Governance BUMD yang dimuat dalam Laporan
Tahunan BUMD yang bersangkutan.
2. Format laporan hasil penilaian penerapan GCG, terdiri dari:
a. Halaman judul
b. Daftar isi
c. Daftar lampiran
d. Ringkasan Eksekutif
e. Simpulan dan Saran
f. Uraian hasil asesmen
g. Lampiran

3. Dalam Bab “Uraian Hasil Asesmen Penerapan GCG” harus diungkapkan


pula mengenai frekuensi rapat anggota Dewan Komisari/Dewan
Pengawas dan rapat anggota Direksi serta rapat yang dihadiri oleh
Dewan Pengawas/Dewan Pengawas dan Direksi, paling kurang
mencakup:
a. jumlah rapat yang diselenggarakan dalam 1 (satu) tahun;
- 37 -

b. jumlah rapat yang dihadiri secara fisik dan/atau melalui teknologi


telekonferensi;
c. kehadiran masing-masing anggota di setiap rapat.
4. Lampiran laporan hasil asesmen terdiri dari:
a. Ringkasan hasil asesmen penerapan GCG.
b. Daftar capaian penerapan GCG per indikator.
c. Area perbaikan (Area of improvements) dan rekomendasi.
d. Daftar Keuangan BUMD tiga tahun terakhir
5. Dalam hal terjadi kesalahan dalam laporan atas asesmen GCG baik
menyangkut angka maupun narasi, dapat dilakukan seperlunya sesuai
ketentuan yang berlaku di BPKP.
Format Laporan Asesmen Penerapan GCG BUMD sebagaimana tercantum
dalam Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 8.

D. Penjaminan Kualitas (Quality Assurance) (QA)


Untuk menjamin mutu pelaksanaan asesmen yang dilakukan oleh asesor
Perwakilan BPKP, dapat dilakukan QA oleh Rendal sesuai kebutuhan.
- 38 -

BAB V
PENUTUP

Asesor diharapkan dapat melakukan pengumpulan dan pengolahan data


untuk keperluan asesmen GCG BUMD secara cermat. Pemahaman atas aspek
pengumpulan dan pengolahan data sangat membantu asesor dalam memilih
metode dan teknik yang tepat untuk menggali informasi yang relevan dan
valid. Metode dan teknik yang tepat dalam pengumpulan dan pengolahan data
pada gilirannya akan menghasilkan simpulan asesmen yang lebih andal
untuk menggambarkan kondisi penerapan GCG pada BUMD. Hal tersebut
juga memungkinkan asesor untuk memberikan rekomendasi atas area
perbaikan yang lebih tepat. Pelaksanaan asesmen yang cermat dan akurat
akan menghasilkan simpulan dari tata kelola yang bebas dari bias makna.
- 39 -

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 1

KARTU SKOR (SCORECARD) ASESMEN PENERAPAN TATA KELOLA


PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE) PADA BADAN
USAHA MILIK DAERAH

No ASPEK PENGUJIAN / BOBOT NO PARAMETER BOBOT


INDIKATOR YG IND PAR PAR
TERPENGARUH

I Komitmen (15)
1 Pernyataan sikap perusahaan 4,0909 1 Direksi dan Dewas/Dekom 1,0227
terhadap penerapan tata menandatangani Pernyataan Pakta
kelola perusahaan yang baik Integritas pada saat pengangkatan dan
setiap awal tahun selama masa jabatan.

2 Setiap transaksi penting disertai dengan 1,0227


penandatanganan pernyataan komitmen
bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan
dan praktik tata kelola perusahaan yang
baik.
3 Pernyataan kepatuhan terhadap Code of 1,0227
Conduct/Pedoman Perilaku
ditandatangani oleh setiap insan
perusahaan
4 Dewas/Dekom dan Direksi 1,0227
menandatangani kontrak manajemen
tahunan yang ditetapkan oleh Pemilik
Modal/ Pemegang Saham
2 Pelaksanaan aturan corporate 2,7273 5 Perusahaan membentuk atau menunjuk 0,5455
governance Tim yang menangani ketaatan aturan
GCG dan secara berkala melaporkannya
kepada Dewas/Dekom dan Direksi
6 Pedoman corporate governance 0,5455
dikomunikasikan dan dipahami oleh
seluruh jajaran Perusahaan.
7 Pedoman perilaku dikomunikasikan dan 0,5455
dipahami oleh seluruh jajaran
perusahaan
8 Perusahaan memberikan reward and 0,5455
punishment atas penerapan pedoman
perilaku
9 Perusahaan melakukan pengukuran 0,5455
terhadap penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik.
- 40 -

3 Kepatuhan perusahaan 4,0909 10 Perusahaan menjalankan peraturan 2,0455


terhadap peraturan yang perundangan yang berlaku dari
berlaku Pemerintah Pusat yang terkait dengan
bidang usahanya.

11 Perusahaan menjalankan peraturan 2,0455


perundangan yang berlaku dari
Pemerintah Daerah yang terkait dengan
bidang usahanya.
4 Perusahaan telah 2,7273 12 Perusahaan telah memberikan 2,7273
memperhatikan kepentingan pengakuan hak yang seimbang kepada
seluruh stakeholders stakeholders Perusahaan.
perusahaan
5 Ketepatan dalam penyampaian 1,3636 13 Ketepatan dalam penyampaian 0,6818
pelaporan kepada stakeholder pelaporan periodik manajemen kepada
KPM/Pemegang Saham/RUPS

14 Ketepatan dalam penyampaian laporan 0,6818


tahunan kepada stakeholders

15,0000 15,0000

II Kebijakan (10)

6 Ketersediaan pedoman/ 1,6667 15 Perusahaan memiliki Pedoman 0,3333


kebijakan GCG Corporate Governance (Code of Corporate
Governance)
16 Perusahaan memiliki aturan Kode Etik 0,3333
dan/atau Kode Perilaku yang tertulis.

17 Perusahaan memiliki board manual 0,3333

18 Perusahaan memiliki kebijakan sistem 0,3333


pengendalian internal

19 Perusahaan memiliki kebijakan 0,3333


mengenai tanggung jawab sosial
perusahaan
7 Ketersediaan kebijakan 1,6667 20 Perusahaan memiliki kebijakan tentang 0,8333
pengelolaan dan administrasi kepatuhan pelaporan harta kekayaan
Laporan Harta Kekayaan bagi Dewas/Dekom, Direksi dan pejabat
Penyelenggara Negara satu tingkat di bawah Direksi.
(LHKPN).

21 Perusahaan melaksanakan 0,8333


kebijakan/SOP tentang kepatuhan
pelaporan harta kekayaan.

8 Ketersediaan kebijakan 1,6667 22 Perusahaan memiliki 1,6667


pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan/kebijakan tentang
ketentuan yang berlaku. Pengendalian Gratifikasi.

9 Ketersediaan kebijakan sistem 1,6667 23 Perusahaan memiliki kebijakan tentang 1,6667


pelaporan atas dugaan pelaporan atas dugaan penyimpangan
penyimpangan pada pada perusahaan (whistle blowing
perusahaan yang system).
- 41 -

bersangkutan (whistle blowing


system).

10 Ketersediaan kebijakan 1,6667 24 Terdapat kebijakan umum pengelolaan 0,8333


pengelolaan hubungan induk hubungan induk dengan anak
dengan anak perusahaan perusahaan/ perusahaan
patungan/KSO
25 Penerapan prinsip-prinsip tata kelola 0,8333
perusahaan yang baik (good corporate
governance) pada Anak Perusahaan

11 Ketersediaan Kebijakan 1,6667 26 Penyelenggaraan dokumentasi data 1,6667


Pengendalian Dokumen perusahaan sehingga terjaga keamanan
dan kerahasiaannya
10,0000 10,0000
III Partisipan GCG (70)
A. Pemilik Modal/Pemegang
Saham (21)
12 Kebijakan Pengambilan 1,2857 27 Perusahaan memiliki kebijakan 1,2857
Keputusan oleh Pemilik mengenai pengambilan keputusan oleh
Modal/Pemegang Saham dan pemilik modal/pemegang saham dan
Pelimpahan Kewenangannya kewenangan pengambilan keputusan
yang dilimpahkan kepada pejabat
perangkat daerah
13 Hak-hak pemegang 4,7143 28 Pemilik Modal/Pemegang Saham 1,1786
saham/pemilik modal berperan aktif jika ingin mengadakan
Rapat KPM/Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS).

29 Pemilik Modal/Pemegang Saham 1,1786


berperan aktif terkait haknya untuk
memperoleh informasi material
mengenai keadaan perusahaan secara
tepat waktu dan teratur.
30 Pemilik Modal/Pemegang Saham 1,1786
berperan aktif dalam pemilihan anggota
Dewas/Dekom dan Direksi

31 Pemilik Modal/Pemegang saham 1,1786


mayoritas melindungi Hak Pemilik
Modal/ Pemegang Saham minoritas
14 Pelaksanaan Rapat KPM atau 3,0000 32 Panggilan Rapat KPM/RUPS memuat 0,6000
RUPS berdasarkan atas agenda yang berisi semua hal penting
ketentuan yang ada untuk diputuskan sesuai dengan
ketentuan yang ada
33 Terdapat ketentuan yang mengatur 0,6000
tentang pelaksanaan Rapat KPM/RUPS
- 42 -

34 Pengambilan keputusan Rapat 0,6000


KPM/RUPS dilaksanakan melalui
prosedur yang adil dan transparan.

35 Risalah Rapat KPM/RUPS memuat 0,6000


dinamika rapat.

36 Rapat KPM/RUPS dilaksanakan tepat 0,6000


waktu

15 Transparansi dalam sistem 4,7143 37 Proses pengangkatan Dewas/Dekom 2,3571


pengangkatan/Pemberhentian dilaksanakan secara transparan melalui
Dewas/Dekom dan Direksi fit and proper test sesuai sistem yang
telah ditetapkan.

38 Proses pengangkatan Direksi 2,3571


dilaksanakan secara transparan melalui
fit and proper test sesuai sistem yang
telah ditetapkan

16 Penilaian Kinerja 3,0000 39 KPM/RUPS menetapkan dan 1,5000


melaksanakan sistem penilaian kinerja
Dewas/Dekom secara formal

40 KPM/RUPS menetapkan dan 1,5000


melaksanakan sistem penilaian Direksi
secara formal

17 Sistem Remunerasi untuk 1,2857 41 KPM/RUPS menetapkan sistem 0,6429


Dewas/Dekom dan Direksi perhitungan penghasilan dan jasa
pengabdian untuk Dewas/Dekom.

42 KPM/RUPS menetapkan sistem 0,6429


perhitungan penghasilan dan jasa
pengabdian untuk Direksi

18 Penetapan Auditor Eksternal 3,0000 43 KPM/RUPS menetapkan Auditor 3,0000


Eksternal
21,0000 21,0000

B.1 Dewan Pengawas/Dewan Komisaris (17)

19 Kesempatan pembelajaran 1,6217 44 Perusahaan menetapkan program 0,5406


bagi Dewas/Dekom pengenalan

45 Program pengenalan dilaksanakan 0,5406

46 Dewas/Dekom menetapkan program 0,5406


pelatihan dalam rangka meningkatkan
kompetensi anggota Dewas/Dekom
sesuai kebutuhan.

20 Dewas/Dekom melakukan 1,6217 47 Dewas/Dekom menetapkan kebijakan 1,6217


pembagian tugas dan pembagian tugas diantara anggota
menetapkan faktor-faktor yang Dewas/Dekom.
dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan
tugas Dewas/Dekom.
- 43 -

21 Dewas/Dekom menyusun 1,6217 48 Dewas/Dekom menyusun Rencana 1,6217


Rencana Kerja Tahunan Kerja Tahunan (RKT)
Dewas/Dekom.
22 Dewas/Dekom melakukan 1,6217 49 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,8109
pemantauan terhadap faktor- serta pemantauan terhadap perubahan
faktor yang dapat lingkungan bisnis yang memiliki
mempengaruhi perusahaan dampak signfikan terhadap perusahaan
secara signifikan.
50 Dewas/Dekom dalam batas 0,8109
kewenangannya, merespon saran,
harapan, permasalahan dan keluhan
dari stakeholders (pelanggan, pemasok,
kreditur, dan karyawan) yang
disampaikan langsung kepada
Dewas/Dekom ataupun penyampaian
oleh Direksi.
23 Dewas/Dekom memberikan 1,6217 51 Dewas/Dekom memberikan arahan atas 0,8109
arahan dalam penyusunan rancangan Renbis/Corporate Plan yang
Corporate Plan dan RKAP. disampaikan oleh Direksi.
52 Dewas/Dekom memberikan arahan atas 0,8109
rancangan RKAP yang disampaikan oleh
Direksi.

24 Dewas/Dekom memberikan 1,6217 53 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


arahan terhadap Direksi atas tentang penguatan sistem pengendalian
implementasi rencana dan intern perusahaan.
kebijakan perusahaan.

54 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


tentang manajemen risiko perusahaan.

55 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


tentang sistem teknologi informasi yang
digunakan perusahaan.

56 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


tentang kebijakan dan pelaksanaan
pengembangan karir.

57 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


tentang kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia (SAK).

58 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317


tentang kebijakan pengadaan
barang/jasa dan pelaksanaannya.
59 Dewas/Dekom memberikan arahan 0,2317
tentang kebijakan mutu dan pelayanan
serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
- 44 -

25 Dewas/Dekom melaksanakan 1,6217 60 Dewas/Dekom mengawasi dan 0,2703


pengawasan terhadap Direksi memantau kepatuhan Direksi dalam
atas implementasi rencana menjalankan peraturan perundangan
dan kebijakan perusahaan. yang berlaku dan perjanjian dengan
pihak ketiga.
61 Dewas/Dekom mengawasi dan 0,2703
memantau kepatuhan Direksi dalam
menjalankan perusahaan sesuai RKAP
dan/atau Renbis/Corporate Plan.

62 Dewas/Dekom memberikan 0,2703


persetujuan atas transaksi atau
tindakan dalam lingkup kewenangan
Dewas/Dekom.
63 Dewas/Dekom (berdasarkan usul dari 0,2703
Komite Audit) mengajukan calon Auditor
Eksternal kepada KPM/RUPS.

64 Dewas/Dekom memastikan audit 0,2703


eksternal dan audit internal
dilaksanakan secara efektif serta
melaksanakan telaah atas pengaduan
yang berkaitan dengan BUMD yang
diterima oleh Dewas/ Dekom.
65 Dewas/Dekom melaporkan dengan 0,2703
segera kepada KPM/RUPS apabila
terjadi gejala menurunnya kinerja
perusahaan yang signifikan.

26 Dewas/Dekom melakukan 1,6217 66 Dewas/Dekom melaksanakan 1,6217


pengawasan terhadap pengawasan terhadap kebijakan
pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak
pengelolaan anak perusahaan/perusahaan patungan dan
perusahaan/perusahaan pelaksanaannya.
patungan.
27 Dewas/Dekom berperan dalam 1,6217 67 Dewas/Dekom mengusulkan calon 0,5406
pencalonan anggota Direksi, anggota Direksi kepada KPM/RUPS
menilai kinerja Direksi sesuai kebijakan dan kriteria seleksi
(individu dan kolegial) dan yang ditetapkan.
mengusulkan tantiem/
68 Dewas/Dekom menilai Direksi dan 0,5406
insentif kinerja sesuai
melaporkan hasil penilaian tersebut
ketentuan yang berlaku dan
kepada KPM/RUPS
mempertimbangkan kinerja
Direksi. 69 Dewas/Dekom mengusulkan 0,5406
remunerasi Direksi sesuai ketentuan
yang berlaku dan penilaian kinerja
Direksi.
28 Dewas/Dekom memantau dan 2,4043 70 Dewas/Dekom memastikan prinsip- 0,3435
memastikan bahwa prinsip- prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
prinsip Tata Kelola Baik telah diterapkan secara efektif dan
Perusahaan yang Baik telah berkelanjutan.
- 45 -

diterapkan secara efektif dan 71 Dewas/Dekom melakukan pengukuran 0,3435


berkelanjutan. dan penilaian terhadap kinerja
Dewas/Dekom.

72 Perusahaan menetapkan tata tertib 0,3435


rapat Dewas/Dekom dan
melaksanakannya
73 Sekretariat Dewas/Dekom memiliki 0,3435
uraian tugas yang jelas.

74 Sekretariat Dewas/Dekom melakukan 0,3435


administrasi dan penyimpanan
dokumen.
75 Sekretaris Dewas/ Dekom 0,3435
menyelenggarakan rapat Dewas/ Dekom
dan rapat/pertemuan antara
Dewas/Dekom dengan Pemilik Modal/
Pemegang Saham, Direksi maupun
pihak-pihak terkait lainnya.
76 Sekretaris Dewas/Dekom menyediakan 0,3435
data/informasi yang diperlukan oleh
Dewas/Dekom dan komite-komite di
lingkungan Dewas/Dekom.
17,0000 17,0000
B.2 Komite Dewas/Dekom (5)

29 Keberadaan Komite 2,5000 77 Dewas/Dekom memiliki Komite 1,2500


Dewas/Dekom Dewas/Dekom sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku dan
kebutuhan Dewas/Dekom.

78 Komposisi keanggotaan yang 1,2500


mendukung pelaksanaan fungsi Komite
dan independensi dari masing-masing
Komite Dewas/Dekom.
30 Sarana dan Prasarana Komite 0,8333 79 Komite Dewas/Dekom memiliki 0,8333
Dewas/Dekom piagam/charter

31 Komite Dewas/Dekom 1,6667 80 Terdapat program kerja tahunan Komite 0,3333


melaksanakan perannya Dewas/Dekom yang
sebagai pendukung disetujui/ditetapkan oleh Dewas/Dekom
Dewas/Dekom dalam .
melaksanakan fungsi 81 Komite Dewas/Dekom melaksanakan 0,3333
pengawasan pertemuan rutin sesuai dengan program
kerja tahunan serta melakukan kegiatan
lain yang ditugaskan Dewas/Dekom.

82 Komite audit melaksanakan perannya 0,3333

83 Komite lainnya melaksanakan perannya 0,3333

84 Komite Dewas/Dekom melaporkan 0,3333


kegiatan dan hasil penugasan yang
diterimanya kepada Dewas/Dekom.
- 46 -

5,0000 5,0000
22,0000 22,0000
C.1 Direksi (13)

32 Kesempatan pembelajaran 1,6071 85 Perusahaan menetapkan program 0,5357


bagi Direksi pengenalan

86 Program pengenalan dilaksanakan 0,5357

87 Direksi memiliki program pelatihan 0,5357


dalam rangka meningkatkan kompetensi
anggota Direksi sesuai kebutuhan.

33 Direksi melakukan pembagian 1,6071 88 Direksi menetapkan struktur/susunan 0,5357


tugas/fungsi, wewenang dan organisasi yang sesuai dengan
tanggung jawab secara jelas. kebutuhan perusahaan.

89 Direksi menetapkan uraian tugas dan 0,5357


tanggungjawab Direksi dan manajemen
di bawahnya
90 Direksi menempatkan pejabat-pejabat 0,5357
perusahaan yang sesuai dengan
kualifikasi yang ditetapkan

34 Direksi menyusun 1,6071 91 Direksi menyusun Rencana Kerja 5 0,4018


perencanaan perusahaan. Tahunan (Rencana Bisnis
(Renbis)/Corporate Plan (CP)) yang
disahkan oleh KPM/RUPS setelah
dibahas bersama dengan oleh
Dewas/Dekom
92 Direksi menyusun Rencana Kerja 0,4018
Tahunan yang merupakan penjabaran
dari Rencana Kerja Rencana
Bisnis/Corporate Plan
93 Rencana Kerja Tahunan diserahkan 0,4018
tepat waktu

94 Direksi menyusun remunerasi Direksi 0,4018


sesuai ketentuan yang berlaku dan
mengusulkan kepada Dewas/Dekom
35 Peran Direksi dalam Kegiatan 2,4821 95 Direksi memiliki rencana suksesi bagi 0,2068
Operasional Perusahaan manajer / pejabat kunci (key managers)
perusahaan dengan dasar yang dapat
dipertanggungjawabkan dan
melaporkannya ke Dewas/Dekom.

96 Direksi mengidentifikasi setiap peluang 0,2068


bisnis

97 Direksi merespon isu-isu terkini dari 0,2068


eksternal mengenai perubahan
lingkungan bisnis dan
permasalahannya, secara tepat waktu
dan relevan.
- 47 -

98 Direksi membangun sistem 0,2068


pengendalian internal yang memadai

99 Perusahaan memiliki SPI Charter 0,2068


(Internal Audit Charter)

100 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068


manajemen risiko

101 Direksi menerapkan manajemen risiko 0,2068


sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan
102 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068
teknologi informasi

103 Direksi menerapkan sistem tentang 0,2068


teknologi informasi sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan

104 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068


mengenai hak-hak konsumen

105 Direksi melaksanakan sistem 0,2068


peningkatan mutu produk dan
pelayanan
106 Direksi melaksanakan pengadaan 0,2068
barang dan jasa sesuai aturan yang
berlaku
36 Upaya Direksi dalam 2,4821 107 Direksi menetapkan sistem pengukuran 1,2411
mengevaluasi keberhasilan kinerja dalam perusahaan
strategi yang ditetapkan
108 Direksi mempertimbangkan hasil 1,2411
pengukuran kinerja untuk percepatan
pencapaian tujuan.
37 Peran Direksi dalam 2,4821 109 Pengambilan keputusan oleh Direksi 0,2068
pengambilan keputusan dilakukan secara objektif tanpa
(decision maker) operasional. dipengaruhi oleh pihak lain

110 Pengambilan keputusan oleh Direksi 0,2068


dilakukan melalui analisis yang
memadai
111 Perusahaan menetapkan kebijakan 0,2068
pembinaan SDM untuk mendukung
efektifitas pencapaian perusahaan.

112 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068


mengenai hak-hak dan kewajiban
karyawan
113 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068
mengenai hak-hak dan kewajiban
pelanggan
114 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068
mengenai hak-hak dan kewajiban
pemasok
- 48 -

115 Perusahaan memiliki kebijakan 0,2068


mengenai hak-hak dan kewajiban
kreditur
116 Terdapat mekanisme untuk 0,2068
menindaklanjuti keluhan-keluhan
stakeholders.
117 Direksi menatakelolakan pelaksanaan 0,2068
kebijakan pengendalian gratifikasi

118 Direksi menatakelolakan pelaksanaan 0,2068


kebijakan whistle blowing system

119 Direksi menindaklanjuti hasil 0,2068


pemeriksaan SPI dan auditor eksternal
(KAP dan BPK).
120 Upaya untuk meningkatkan nilai 0,2068
Pemegang Saham secara konsisten dan
berkelanjutan.
38 Mekanisme pelaporan 0,7321 121 Direksi menindaklanjuti arahan, 0,2440
dan/atau keputusan Dewas/Dekom

122 Direksi menyusun laporan berkala 0,2440


sebagai bentuk pertanggungjawaban
kegiatannya
123 Perusahaan menetapkan tata tertib 0,2440
rapat dan melaksanakannya
13,0000 13,0000

C.2 SPI (5)

39 SPI dilengkapi dengan faktor- 1,0000 124 Posisi SPI di dalam struktur organisasi 0,2500
faktor pendukung berada langsung di bawah Direktur
keberhasilan pelaksanaan Utama
tugasnya 125 Kualitas personil yang ditugaskan di SPI 0,2500
sesuai dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan tugas SPI
126 Kuantitas personil yang ditugaskan di 0,2500
SPI sesuai dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan tugas SPI

127 SPI memiliki pedoman pengawasan 0,2500


intern, mekanisme kerja dan supervisi
di dalam organisasi SPI.

40 SPI menjalankan peran 2,0000 128 SPI melaksanakan kegiatan pengawasan 0,5000
pengawasan intern melalui sesuai program kerja tahunan yang
kegiatan assurance dan sudah ditetapkan
konsultansi
129 SPI melaporkan pelaksanaan tugasnya 0,5000
kepada Direktur Utama dengan
tembusan kepada Dewas/Dekom dan
atau Komite Audit (jika ada)
- 49 -

130 SPI melaksanakan kegiatan-kegiatan 0,5000


pengujian keandalan sistem
pengendalian internal perusahaan.

131 SPI memantau tindak lanjut 0,5000


rekomendasi hasil kegiatan pengawasan
SPI dan hasil pengawasan pihak
eksternal (audit,reviu,evaluasi,dsb)

41 SPI menjalankan fungsi 2,0000 132 SPI memberikan masukan atas prosedur 1,0000
konsultansi dan sebagai mitra dan pengendalian proses-proses bisnis
strategis (strategic partner) perusahaan
manajemen
133 SPI memberikan masukan tentang 1,0000
upaya pencapaian strategi bisnis
perusahaan.
5,0000 5,0000

C.2 Sekretaris Perusahaan (4)

42 Sekretaris Perusahaan 1,3333 134 Sekretaris Perusahaan atau petugas 0,6667


dilengkapi dengan faktor- yang memerankan fungsi Sekretaris
faktor pendukung Perusahaan memiliki kualifikasi yang
keberhasilan pelaksanaan memadai
tugasnya 135 Struktur organisasi Sekretaris 0,6667
Perusahaan sesuai dengan kebutuhan
untuk pelaksanaan tugasnya

43 Sekretaris perusahaan 2,6667 136 Sekretaris Perusahaan atau petugas 0,5333


menjalankan fungsinya yang memerankan fungsi Sekretaris
Perusahaan menjalankan fungsinya
sebagai penghubung (liaison officer) dan
penjalin komunikasi (relation officer)
137 Sekretaris perusahaan atau petugas 0,5333
yang memerankan fungsi Sekretaris
Perusahaan memberikan informasi yang
materil dan relevan kepada stakeholders
138 Sekretaris perusahaan atau petugas 0,5333
yang memerankan fungsi Sekretaris
Perusahaan mendokumentasikan
kearsipan yang menjadi tanggung
jawabnya
139 Sekretaris perusahaan atau petugas 0,5333
yang memerankan fungsi Sekretaris
Perusahaan menjalankan fungsi
pelaksanaan dan pendokumentasian
Rapat KPM/RUPS dan rapat Direksi

140 Sekretaris perusahaan atau petugas 0,5333


yang memerankan fungsi Sekretaris
Perusahaan melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada Direksi.
4,0000 4,0000
- 50 -

22,0000 22,0000

IV Pengungkapan (5)

44 Perusahaan menyediakan 3,3333 141 Terdapat kebijakan formal yang 0,6667


akses informasi perusahaan yg mengatur keterbukaan informasi publik
relevan bagi stakeholders perusahaan
142 Terdapat kebijakan yang mengatur 0,6667
tentang pengelolaan media/website

143 Media/website perusahaan 0,6667


mempublikasikan kebijakan dan
informasi penting perusahaan.
144 Perusahaan menyediakan media lain 0,6667
untuk mengkomunikasikan kebijakan
informasi penting perusahaan.

145 Tingkat kemudahan akses terhadap 0,6667


kebijakan dan informasi penting
perusahaan yang disediakan dalam
media/website perusahaan.

45 Kelengkapan penyajian 1,6667 146 Perusahaan menyusun Laporan 0,5556


Laporan tahunan Tahunan
147 Laporan Tahunan dan laporan 0,5556
keuangan diinformasikan di
media/website perusahaan
148 Laporan Tahunan minimal memuat: 0,5556
a. Visi dan Misi Perusahaan

b. Strategi dan tujuan Perusahaan

c. Komposisi pemegang saham


d. Profil Komisaris
e. Profil Direksi
f.Jumlah rapat dan kehadiran masing-
masing anggota pada rapat Komisaris,
rapat Direksi, dan rapat gabungan
Komisaris
dengan Direksi.
g.Jumlah remunerasi bagi masing-
masing anggota Komisaris dan Direksi
yang tetap dan variabel.

h.Uraian mengenai organ pendukung


GCG
i.Uraian Komisaris Independen
j. Upaya ikut menjaga
keseimbangan sosial dan lingkungan

k.Profil Perusahaan
l.Penerapan praktik Tata Kelola
Perusahaan

m.Sistem manajemen risiko


- 51 -

n.Laporan Keuangan audited

o.Hasil asesmen penerapan GCG oleh


pihak independen

p. Pengungkapan (disclosure) yang


memadai atas kasus-kasus material dan
signifikan di perusahaan pada
laporan tahunan dan laporan berkala
kepada pemegang saham misalnya
klaim material yang diajukan
stakeholders atau perkara di pengadilan

q. Pengungkapan transaksi dengan


pihak luar yang secara material/
signifikan mempengaruhi kinerja
perusahaan serta transaksi dengan
pihak yang terafiliasi di dalam
laporan tahunan
r.Pengungkapan kepemilikan saham
oleh Dewas/Dekom dan Direksi beserta
keluarganya pada perusahaan lain.

5,0000 5,0000

V Aspek Lainnya

46 Praktik Tata Kelola 5,0000 149 Perusahaan memiliki bidang/area yang 5,0000
Perusahaan menjadi contoh menjadi best practices di Industrinya
atau benchmark bagi atau menjadi tujuan benchmark bagi
perusahaan perusahaan perusahaan lain (baik bagi BUMD
lainnya di Indonesia; maupun perusahaan swasta).
Bidang/area tersebut dapat terdiri dari
produk, proses, fungsi pendukung,
kinerja organisasi, dan strategi.
47 Praktik Tata Kelola -5,0000 150 Terdapat penyimpangan dari prinsip- -5,0000
Perusahaan menyimpang dari prinsip Tata Kelola Perusahaan yang
prinsip-prinsip Tata Kelola baik.
Perusahaan yang Baik sesuai
Pedoman Penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance)
pada Badan Usaha Milik
Daerah, Pedoman Umum Good
Corporate Governance
Indonesia, dan standar-
standar praktik dan ketentuan
lainnya.
100,0000 100,0000
Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 2

PANDUAN PENILAIAN ATAS SETIAP SUB PARAMETER PENERAPAN GCG BUMD


PEROLEH
NO AN DATA
NO BOBOT SU Bobot D = Dokumen SKOR % CAPAIAN SKOR
URAIAN PARAMETER SUB PARAMETER K = Kuesioner PEMENUHAN SKOR PAR
PAR PAR BP Sub Par SUB PAR PAR INDIKATOR
W =
AR
Wawancara
O = Observasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Komitmen (15)
1 Direksi dan Dewas/Dekom 1,0227 1 Direksi menandatangani Pernyataan Pakta Integritas pada saat 0,2557 v Nilai 1 jika Sub 9=8*6 10= 11=10/3 12=10.1+…+1
menandatangani pengangkatan; Parameter terpenuhi. 9.1+9.2+9.3 0.14
Pernyataan Pakta Nilai proporsional +9.4
Integritas pada saat sesuai dengan tingkat
pengangkatan dan setiap pemenuhan . Nilai 0
awal tahun selama masa jika tidak ada yang
jabatan. terpenuhi.

2 Dewas/Dekom menandatangani Pernyataan Pakta Integritas 0,2557 v


pada saat pengangkatan;
3 Direksi menandatangani Pernyataan Pakta Integritas setiap awal 0,2557 v
tahun selama masa jabatan.
4 Dewas/Dekom menandatangani Pernyataan Pakta Integritas 0,2557 v
setiap awal tahun selama masa jabatan.
2 Setiap transaksi penting 1,0227 5 Direktur yang terkait menandatangani pernyataan bahwa 0,2557 v
disertai dengan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-
penandatanganan undangan dan praktik tata kelola perusahaan yang baik;
pernyataan komitmen 6 Dewas/Dekom menandatangani pernyataan bahwa 0,2557 v
bahwa pelaksanaan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan perundang-
kegiatan sesuai dengan undangan dan praktik tata kelola perusahaan yang baik;
peraturan perundang- 7 Pejabat perusahaan yang terkait menandatangani pernyataan 0,2557 v
undangan dan praktik tata bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan peraturan
kelola perusahaan yang perundang-undangan dan praktik tata kelola perusahaan yang
- 53 -

baik. baik;
8 Penyedia barang/jasa atau pihak terkait lainnya menandatangani 0,2557 v
pernyataan bahwa pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan praktik tata kelola
perusahaan yang baik;
3 Pernyataan kepatuhan 1,0227 9 Setiap insan perusahaan menandatangani surat pernyataan 1,0227 v
terhadap Code of kepatuhan terhadap Pedoman Perilaku
Conduct/Pedoman
Perilaku ditandatangani
oleh setiap insan
perusahaan
4 Dewas/Dekom dan Direksi 1,0227 10 Dewas/Dekom dan Direksi menandatangani kontrak manajemen 1,0227 v
menandatangani kontrak tahunan yang ditetapkan KPM/RUPS
manajemen tahunan yang
ditetapkan oleh
KPM/RUPS
5 Perusahaan membentuk 0,5455 11 Adanya tim/fungsi yang secara formal bertugas menangani 0,2727 v
atau menunjuk Tim yang ketaatan aturan GCG
menangani ketaatan 12 Tim atau unit yang berfungsi menangani ketaatan aturan GCG 0,2727 v
aturan GCG dan secara tersebut menyusun laporan kegiatannya secara berkala kepada
berkala melaporkannya Direksi
kepada Dewas/Dekom dan
Direksi
6 Pedoman corporate 0,5455 13 Pedoman corporate governance dikomunikasikan ke seluruh 0,2727 v v v v
governance jajaran perusahaan
dikomunikasikan dan 14 Insan perusahaan memahami materi pedoman corporate 0,2727 v v v
dipahami oleh seluruh governance
jajaran Perusahaan.
7 Pedoman perilaku 0,5455 15 Pedoman perilaku dikomunikasikan ke seluruh jajaran 0,2727 v v v v
dikomunikasikan dan perusahaan
dipahami oleh seluruh 16 Insan perusahaan memahami materi pedoman perilaku 0,2727 v v v
jajaran Perusahaan
8 Perusahaan memberikan 0,5455 17 Perusahaan memiliki dan melaksanakan program pemberian 0,1818
reward and punishment penghargaan kepada karyawan terbaik (bisa dari hasil penilaian
atas penerapan pedoman konsumen ataupun dari pimpinan)
- 54 -

perilaku a. Perusahaan memiliki program pemberian penghargaan v


kepada karyawan terbaik
b. Perusahaan melaksanakan program pemberian penghargaan v
kepada karyawan terbaik
18 Terdapat laporan penegakan disiplin 0,1818 v
19 Pemberian reward and punishment atas penerapan pedoman 0,1818 v v v
perilaku diterapkan secara adil sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan.
9 Perusahaan melakukan 0,5455 20 Perusahaan melakukan asesmen terhadap pelaksanaan Tata 0,1818 v
pengukuran terhadap Kelola Perusahaan yang Baik secara berkala sekali dalam
penerapan Tata Kelola setahun.
Perusahaan yang Baik. 21 Pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik menjadi salah 0,1818 v
satu unsur indikator keberhasilan perusahaan.
22 Tingkat pencapaian yang memadai atas pelaksanaan Tata Kelola 0,1818 v v v
Perusahaan.
10 Perusahaan menjalankan 2,0455 23 Tidak ada tuntutan atau sanksi atas pelanggaran peraturan 2,0455 v
peraturan perundangan Pemerintah Pusat
yang berlaku dari
Pemerintah Pusat yang
terkait dengan bidang
usahanya.
11 Perusahaan menjalankan 2,0455 24 Tidak ada tuntutan atau sanksi atas pelanggaran peraturan 2,0455 v
peraturan perundangan Pemerintah Daerah
yang berlaku dari
Pemerintah Daerah yang
terkait dengan bidang
usahanya.
12 Perusahaan telah 2,7273 25 Keberadaan dan kecukupan kebijakan yang berkaitan dengan 1,3636
memberikan pengakuan kepentingan stakeholders yang menyangkut:
hak yang seimbang a transparansi dalam pengungkapan informasi yang relevan v v v
kepada stakeholders b pemenuhan kewajiban tepat waktu v
Perusahaan. 26 Kebijakan tersebut di atas diterapkan sesuai dengan ketentuan 1,3636 v v v
13 Ketepatan dalam 0,6818 27 Ada laporan periodik manajemen kepada KPM/RUPS 0,3409 v
penyampaian pelaporan 28 Laporan disampaikan tepat waktu 0,3409 v
periodik manajemen
- 55 -

kepada KPM/RUPS
14 Ketepatan dalam 0,6818 29 Laporan tahunan disampaikan kepada stakeholders 0,3409 v
penyampaian laporan 30 Laporan tahunan disampaikan tepat waktu 0,3409 v
tahunan kepada
stakeholders
15,0000 15,0000
Kebijakan (10)
15 Perusahaan memiliki 0,3333 31 Adanya Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Code of 0,1111 v
Pedoman Tata Kelola CG)
Perushaan yang Baik 32 Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Code of CG) paling 0,1111 v
(Code of Corporate sedikit memuat uraian mengenai partisipan GCG dan proses tata
Governance/Code of CG) kelola yang ada dalam perusahaan, yaitu:
a Latar Belakang v
b Tujuan Penerapan GCG v
c Prinsip-prinsip GCG v
d Visi misi dan nilai-nilai BUMD v
e Struktur Tata Kelola v
f Proses Tata Kelola v
G Pengangkatan dan Pemberhentian Dewas/Dekom dan Direksi v
h Program Pengenalan Perusahaan v
i Penyusunan Rencana Strategis Bisnis, Rencana Bisnis dan v
Anggaran Tahunan dan Kontrak Manajemen
j Konflik Kepentingan v
k Pengambilan Keputusan v
l Media Komunikasi dan Informasi v
m Pendelegasian Wewenang v
n Pengelolaan Keuangan v
o Tanggung Jawab Sosial Perusahaan v
p Pengendalian Internal v
q Rapat Pemilik Modal, Rapat Lainnya dan Risalah Rapat v
r Penilaian Kinerja v
s Proses Penunjukan dan Peran Auditor Eksternal v
t Mekanisme Kerja Komite Audit, SPI dan Auditor Eksternal v
u Pemantauan Ketaatan GCG v
33 Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang Baik (GCG Code) 0,1111 v
- 56 -

ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala.


16 Perusahaan memiliki 0,3333 34 Adanya Kode etik atau Pedoman Perilaku 0,1111 v
aturan Kode Etik dan/atau 35 Muatan Pedoman Perilaku, paling sedikit memuat: 0,1111 v
Kode Perilaku yang a Pernyataan komitmen Direksi dan Dewas/Dekom; v
tertulis. b Nilai-nilai perusahaan (values); v
c Benturan kepentingan; v
d Pemberian dan penerimaan hadiah, jamuan, hiburan dan v
pemberian donasi;
e Kepedulian terhadap kesehatan dan keselamatan kerja serta v
pelestarian;
f Kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan dan v
promosi;
g Integritas laporan keuangan; v
h Perlindungan informasi perusahaan dan intangible asset; v
i Informasi orang dalam; v
j Perlindungan harta perusahaan; v
k Kegiatan sosial dan politik; v
l Etika yang terkait dengan stakeholders. v
m Mekanisme penegakan Pedoman Perilaku termasuk v
pelaporan atas pelanggaran;
n Pelanggaran dan sanksi. v
36 Pedoman Perilaku ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala. 0,1111 v
17 Perusahaan memiliki 0,3333 37 Adanya Board Manual 0,0833 v
Board Manual
38 Board Manual paling sedikit memuat: 0,0833 v
a Latar Belakang v
b Landasan Hukum v
c Sejarah Singkat BUMD v
d Visi dan Misi BUMD v
e Nilai-nilai/Budaya Kerja BUMD v
f Struktur Organisasi BUMD v
g Rencana dan Realisasi Usaha BUMD v
h Opini atas Laporan Keuangan v
i Prinsip Dasar Keseimbangan Hubungan Kerja Dewas/Dekom v
dan Direksi
- 57 -

j Fungsi Keseimbangan Hubungan Kerja Dewas/Dekom dan v


Direksi
k Tujuan Keseimbangan Hubungan Kerja Dewas/Dekom dan v
Direksi
39 Board Manual ditinjau dan dimutakhirkan secara berkala 0,1667 v
18 Perusahaan memiliki 0,3333 40 Terdapat kebijakan sistem pengendalian internal 0,0833 v
kebijakan sistem 41 Kebijakan sistem pengendalian internal meliputi unsur: 0,0833 v
pengendalian internal a Lingkungan Pengendalian, v
b Pengkajian dan pengelolaan risiko, v
c Aktifitas pengendalian, v
d Sistem informasi dan komunikasi v
e Monitoring v
42 Kebijakan sistem pengendalian internal ditinjau dan 0,1667 v
dimutakhirkan sesuai kebutuhan.
19 Perusahaan memiliki 0,3333 43 Perusahaan telah memiliki kebijakan-kebijakan terkait dengan 0,0833 v
kebijakan mengenai corporate social responsibility (CSR)
tanggung jawab sosial 44 Perusahaan setiap tahun telah menetapkan prioritas program 0,0833 v
perusahaan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar/CSR
45 Kebijakan terkait dengan CSR ditinjau dan dimutakhirkan sesuai 0,1667 v
kebutuhan
20 Perusahaan memiliki 0,8333 46 Terdapat kebijakan/SOP tentang pengelolaan terhadap 0,8333 v
kebijakan tentang kepatuhan dan penyampaian LHKPN.
kepatuhan pelaporan harta
kekayaan bagi
Dewas/Dekom, Direksi
dan pejabat satu tingkat di
bawah Direksi.
21 Perusahaan 0,8333 47 Perusahaan melaksanakan kebijakan/SOP tentang kepatuhan 0,8333 v
melaksanakan pelaporan harta kekayaan Penyelenggara Negara.
kebijakan/SOP tentang
kepatuhan pelaporan
harta kekayaan.
22 Perusahaan memiliki 1,6667 48 Terdapat kebijakan/ketentuan tentang Pengendalian Gratifikasi. 0,5556 v
ketentuan/kebijakan 49 Kebijakan/ketentuan tentang Pengendalian Gratifikasi yang 0,5556 v
tentang Pengendalian meliputi:
- 58 -

Gratifikasi. a Komitmen Dewas/Dekom dan Direksi, v


b Ketentuan-ketentuan tentang gratifikasi, v
c Fungsi yang ditugaskan mengelola gratifikasi, v
d Mekanisme pelaporan gratifikasi, v
e Pemantauan atas pelaksanaan dan sanksi atas v
penyimpangan ketentuan gratifikasi.
50 Terdapat peninjauan dan penyempurnaan berkala terhadap 0,5556 v
ketentuan/kebijakan tentang Pengendalian Gratifikasi.
23 Perusahaan memiliki 1,6667 51 Terdapat kebijakan mengenai pelaporan atas dugaan 0,4167 v
kebijakan tentang penyimpangan pada perusahaan (whistle blowing system).
pelaporan atas dugaan 52 Materi Pedoman penerapan sistem pelaporan pelanggaran 0,4167 v
penyimpangan pada (whistle blowing system):
perusahaan (whistle a Perlindungan pelapor; v
blowing system). b Unit pengelola sistem pelaporan pelanggaran; v
c Kewajiban untuk melakukan pelaporan atas pelanggaran v
d Mekanisme penyampaian pelanggaran (infrastruktur dan v
mekanisme, kerahasiaan dan perlindungan pelapor,
komunikasi dengan pelapor);
e Pelaksanaan investigasi; v
f Pelaporan atas penyelenggaraan sistem pelaporan v
pelanggaran.
53 Terdapat peninjauan dan penyempurnaan berkala terhadap 0,8333 v
kebijakan tentang pelaporan atas dugaan penyimpangan pada
perusahaan (whistle blowing system).
24 Terdapat kebijakan umum 0,8333 54 Kebijakan umum mengatur tentang pendirian dan pembubaran 0,2778 v
pengelolaan hubungan anak perusahaan antara lain:
induk dengan anak a tata cara pendirian anak perusahaan, v
perusahaan/ perusahaan b tata cara pembubaran (likuidasi) anak perusahaan, v
patungan/KSO c tata cara penetapan kuasa Pemegang Saham bagi v
perusahaan anak
55 Terdapat Kebijakan Pengangkatan dan Pemberhentian Direksi 0,2778 v
dan Dewas/Dekom Anak Perusahaan.
56 Kebijakan umum mengatur tentang keselarasan kebijakan anak 0,2778 v
dan induk perusahaan, antara lain:
a kebijakan keuangan, v
- 59 -

b kebijakan SDM v
c kebijakan lainnya (GCG, CSR) v
25 Penerapan prinsip-prinsip 0,8333 57 Terdapat Penerapan Perlakuan yang setara kepada Pemilik 0,4167 v
tata kelola perusahaan Modal/Pemegang Saham Anak Perusahaan
yang baik (good corporate 58 Penerapan prinsip fairness terhadap Anak-Anak Perusahaan 0,4167 v
governance) pada Anak
Perusahaan
26 Penyelenggaraan 1,6667 59 Terdapat kebijakan pengendalian dokumen perusahaan 0,8333 v
dokumentasi data 60 Kebijakan pengendalian dokumen perusahaan minimum 0,8333 v
perusahaan sehingga memuat:
terjaga keamanan dan a kerahasiaan v
kerahasiaannya b keamanan v
c masa penyimpanan (file aktif dll) v
10,0000 10,0000
Partisipan GCG (65)
Pemilik Modal/Pemegang Saham (21)
27 Perusahaan memiliki 1,2857 61 Perusahaan memiliki kebijakan mengenai pengambilan 1,2857 v
kebijakan mengenai keputusan oleh pemilik modal/pemegang saham dan
pengambilan keputusan kewenangan pengambilan keputusan yang dilimpahkan kepada
oleh pemilik pejabat perangkat daerah
modal/pemegang saham
dan kewenangan
pengambilan keputusan
yang dilimpahkan kepada
pejabat perangkat daerah
28 Pemilik Modal/Pemegang 1,1786 62 Pemilik Modal/Pemegang Saham berperan aktif jika ingin 1,1786 v
Saham berperan aktif jika mengadakan Rapat KPM/RUPS
ingin mengadakan Rapat a Rapat Tahunan v
KPM/RUPS b Rapat Luar biasa v
29 Pemilik Modal/Pemegang 1,1786 63 Pemilik Modal/Pemegang Saham memperoleh informasi material 1,1786 v v v
Saham berperan aktif mengenai keadaan perusahaan secara tepat waktu dan teratur.
terkait haknya untuk
memperoleh informasi
material mengenai
keadaan perusahaan
- 60 -

secara tepat waktu dan


teratur.
30 Pemilik Modal/Pemegang 1,1786 64 Pemilik Modal/Pemegang Saham berperan aktif dalam pemilihan 0,5893 v v v
Saham berperan aktif anggota Dewas/Dekom
dalam pemilihan anggota 65 Pemilik Modal/Pemegang Saham berperan aktif dalam pemilihan 0,5893 v v v
Dewas/Dekom dan Direksi
Direksi
31 Pemilik Modal/Pemegang 1,1786 66 Pemilik Modal/Pemegang saham mayoritas melindungi Hak 1,1786 v v v
saham mayoritas Pemilik Modal/Pemegang Saham minoritas
melindungi Hak Pemilik
Modal/ Pemegang Saham
minoritas
32 Panggilan Rapat 0,6000 67 Panggilan Rapat KPM/RUPS memuat agenda yang berisi semua 0,6000 v
KPM/RUPS memuat hal penting untuk diputuskan sesuai dengan ketentuan yang ada
agenda yang berisi semua a Rapat Rencana Strategi Bisnis (RSB) /Corporate Plan: v
hal penting untuk Ada undangan rapat, undangan rapat memuat agenda yang
diputuskan sesuai dengan akan dibahas
ketentuan yang ada b Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) v
Ada undangan rapat, undangan rapat memuat agenda yang
akan dibahas
c Rapat Luar biasa: v
Ada undangan rapat, undangan rapat memuat agenda yang
akan dibahas
33 Terdapat ketentuan yang 0,6000 68 Terdapat ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan Rapat 0,6000 v
mengatur tentang KPM/RUPS
pelaksanaan Rapat
KPM/RUPS
34 Pengambilan keputusan 0,6000 69 Pengambilan keputusan Rapat KPM/RUPS dilaksanakan melalui 0,6000 v v v
Rapat KPM/RUPS prosedur yang adil dan transparan.
dilaksanakan melalui
prosedur yang adil dan
transparan.
35 Risalah Rapat KPM/RUPS 0,6000 70 Rapat didukung dengan risalah rapat/rekaman 0,3000 v
memuat dinamika rapat. 71 Risalah rapat memuat dinamika rapat 0,3000 v
36 Rapat KPM/RUPS 0,6000 72 Rapat KPM/RUPS dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan 0,6000 v
- 61 -

dilaksanakan tepat waktu


37 Proses pengangkatan 2,3571 73 KPMl/ RUPSmenetapkan pedoman pengangkatan dan 1,1786 v
Dewas/Dekom pemberhentian Dewas/Dekom
dilaksanakan secara 74 Proses pengangkatan Dewas/Dekom dilaksanakan: 1,1786
transparan melalui fit and a sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan.
proper test sesuai - secara transparan v v v
ketentuan yang berlaku. - fit and proper test v
b Profil Dewas/Dekom terpilih dipublikasikan v
c Komposisi Dewas/Dekom sesuai dengan ketentuan yang v
berlaku.
38 Proses pengangkatan 2,3571 75 KPM/Pemegang Saham menetapkan pedoman pengangkatan 1,1786 v
Direksi dilaksanakan dan pemberhentian Direksi
secara transparan melalui 76 Proses pengangkatan Direksi dilaksanakan: 1,1786
fit and proper test sesuai a -sesuai dengan sistem yang telah ditetapkan. v
ketentuan yang berlaku -secara transparan v v v
-melalui fit and proper test v
b Profil Direksi terpilih dipublikasikan v
c Komposisi Direksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan v
kebutuhan perusahaan daerah
39 KPM/RUPS menetapkan 1,5000 77 KPM/RUPS menetapkan mekanisme Penilaian kinerja 0,7500 v
dan melaksanakan sistem Dewas/Dekom
penilaian kinerja 78 KPM/RUPS melaksanakan penilaian kinerja Dewas/Dekom 0,7500 v
Dewas/Dekom secara secara kolegial (board)
formal
40 KPM/RUPS menetapkan 1,5000 79 KPM/RUPS menetapkan mekanisme Penilaian kinerja Direksi 0,7500
dan melaksanakan sistem secara:
penilaian Direksi secara a kolegial v
formal b individual. v
80 KPM/RUPS melaksanakan Penilaian kinerja Direksi secara: 0,7500 v
a kolegial v
b individual. v
41 KPM/RUPS menetapkan 0,6429 81 Terdapat ketetapan KPM/RUPS tentang sistem perhitungan 0,3214 v
sistem perhitungan penghasilan dan jasa pengabdian Dewas/Dekom
penghasilan dan jasa 82 Pelaksanaan pemberian penghasilan dan jasa pengabdian 0,3214 v
pengabdian untuk Dewas/Dekom sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
- 62 -

Dewas/Dekom.
42 KPM/RUPS menetapkan 0,6429 83 Terdapat ketetapan KPM/RUPS tentang sistem perhitungan 0,3214 v
sistem perhitungan penghasilan dan jasa pengabdian Direksi
penghasilan dan jasa 84 Pelaksanaan pemberian penghasilan dan jasa pengabdian 0,3214 v
pengabdian untuk Direksi Direksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan
43 KPM/Pemilik Modal/Rapat 3,0000 85 KPM/RUPS menetapkan Auditor Eksternal untuk: 3,0000 v
Umum Pemegang Saham a Penunjukan auditor eksternal baru v
(RUPS) menetapkan b Penunjukan auditor eksternal berulang untuk periode v
Auditor Eksternal berikutnya.
21,0000 21,0000
Dewan Pengawas/Dewan Komisaris (17)
44 Perusahaan menetapkan 0,5406 86 Dewas/Dekom memiliki kebijakan program pengenalan. 0,2703 v
program pengenalan 87 Program pengenalan minimal memuat: pelaksanaan prinsip 0,2703 v
GCG, gambaran tentang BUMD, pendelegasian wewenang,
sistem dan kebijakan pengendalian internal, tugas dan tanggung
jawab Dewas/Dekom

45 Program pengenalan 0,5406 88 Semua Dewas/Dekom yang baru diangkat mengikuti program 0,5406 v
dilaksanakan pengenalan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
46 Dewas/Dekom 0,5406 89 Dewas/Dekom memiliki program pelatihan 0,2703 v
menetapkan program 90 a Materi program pelatihan Dewas/Dekom apabila dikaitkan 0,2703
pelatihan dalam rangka dengan bisnis perusahaan:
meningkatkan kompetensi - Relevan v v v
anggota Dewas/Dekom - Tepat Waktu v
sesuai kebutuhan. b Dianggarkan secara khusus bagi Dewas/Dekom v
c Program pelatihan dilaksanakan v
47 Dewas/Dekom 1,6217 91 Dewas/Dekom memiliki kebijakan pembagian tugas diantara 1,6217
menetapkan kebijakan anggota Dewas/Dekom
pembagian tugas diantara a Kebijakan telah diformalkan v
anggota Dewas/Dekom. b Kebijakan telah dilaksanakan v v v
48 Dewas/Dekom menyusun 1,6217 92 Dewas/Dekom menyusun rencana kerja setiap tahun. 0,4054 v
Rencana Kerja Tahunan 93 Rencana kerja tahunan memuat sasaran/target yang ingin 0,4054 v
(RKT) dicapai.
94 Muatan RKT Dewas/Dekom berisi topik yang cukup dan relevan 0,4054 v v v
dengan kondisi terkini perusahaan.
- 63 -

95 Rencana kerja tahunan disampaikan secara tertulis kepada 0,4054 v


KPM/RUPS.
49 Dewas/Dekom 0,8109 96 Terdapat perubahan lingkungan bisnis yang memiliki dampak 0,4054 v v v
memberikan arahan serta signifikan terhadap perusahaan (informasi dapat berasal dari
pemantauan terhadap KPM/Pemegang Saham dan/atau Direksi)
perubahan lingkungan 97 Dewas/Dekom memberikan arahan terhadap perubahan tersebut 0,4054
bisnis yang memiliki secara:
dampak signfikan terhadap a Tertulis v
perusahaan b Relevan v v v
c Tepat waktu v
50 Dewas/Dekom dalam 0,8109 98 Terdapat permasalahan dan keluhan/masalah dari stakeholders 0,4054 v
batas kewenangannya, yang memerlukan perhatian dari Dewas/Dekom
merespon saran, harapan, 99 Dewas merespon keluhan/masukan stakeholders tersebut 0,4054
permasalahan dan secara:
keluhan dari Stakeholders a Tertulis v
(pelanggan, pemasok, b Relevan v v v
kreditur, dan karyawan) c Tepat waktu v
yang disampaikan
langsung kepada
Dewas/Bawas/Dekom
ataupun penyampaian
oleh Direksi.
51 Dewas/Dekom 0,8109 100 Terdapat arahan Dewas/Dekom dalam penyusunan corporate 0,4054
memberikan arahan atas plan secara:
rancangan RJPP/Renbis a Tertulis v
yang disampaikan oleh b Relevan v v v
Direksi. c Tepat waktu v
101 Terdapat persetujuan Dewas/Dekom atas rancangan 0,4054
RJPP/Corporate Plan/Renbis yang disampaikan oleh Direksi.
a RJPP ditandatangani; v
b Persetujuan atas RJPP tepat waktu. v
52 Dewas/Dekom 0,8109 102 Terdapat arahan Dewas/Dekom dalam penyusunan dalam 0,4054
memberikan arahan atas penyusunan RKAP secara:
rancangan RKAP yang a. Tertulis v
disampaikan oleh Direksi. b. Relevan v v v
- 64 -

c. Tepat waktu v
103 Terdapat persetujuan Dewas/Dekom atas rancangan RKAP yang 0,4054
disampaikan oleh Direksi.
a. RKAP ditandatangani; v
b. Persetujuan atas RKAP tepat waktu. v
53 Dewas/Dekom 0,2317 104 Arahan tentang penguatan sistem pengendalian intern 0,2317
memberikan arahan perusahaan.
tentang penguatan sistem a. Tertulis v
pengendalian intern b. Relevan v v v
perusahaan. c. Tepat waktu v
54 Dewas/Dekom 0,2317 105 Arahan tentang manajemen risiko perusahaan. 0,2317
memberikan arahan a. Tertulis v
tentang manajemen risiko b. Relevan v v v
perusahaan. c. Tepat waktu v
55 Dewas/Dekom 0,2317 106 Arahan tentang sistem teknologi informasi yang digunakan 0,2317
memberikan arahan perusahaan.
tentang sistem teknologi a. Tertulis v
informasi yang digunakan b. Relevan v v v
perusahaan. c. Tepat waktu v
56 Dewas/Dekom 0,2317 107 Arahan tentang kebijakan dan pelaksanaan pengembangan karir. 0,2317
memberikan arahan a. Tertulis v
tentang kebijakan dan b. Relevan v v v
pelaksanaan c. Tepat waktu v
pengembangan karir.
57 Dewas/Dekom 0,2317 108 Arahan tentang kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan 0,2317
memberikan arahan keuangan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku umum di
tentang kebijakan Indonesia (SAK).
akuntansi dan penyusunan a. Tertulis v
laporan keuangan sesuai b. Relevan v v v
dengan standar akuntansi c. Tepat waktu v
yang berlaku umum di
Indonesia (SAK).
58 Dewas/Dekom 0,2317 109 Arahan tentang kebijakan pengadaan barang dan jasa dan 0,2317
memberikan arahan pelaksanaannya.
tentang kebijakan a. Tertulis v
- 65 -

pengadaan barang/jasa b. Relevan v v v


dan pelaksanaannya. c. Tepat waktu v
59 Dewas/Dekom 0,2317 110 Arahan tentang kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan 0,2317
memberikan arahan kebijakan mutu.
tentang kebijakan mutu a. Tertulis v
dan pelayanan serta b. Relevan v v v
pelaksanaan kebijakan c. Tepat waktu v
tersebut.
60 Dewas/Dekom mengawasi 0,2703 111 Dewas/Dekom membahas kepatuhan Direksi terhadap Anggaran 0,0901 v v v
dan memantau kepatuhan Dasar/Perda Pendirian
Direksi dalam menjalankan 112 Dewas/Dekom membahas kepatuhan Direksi terhadap ketentuan 0,0901 v v v
peraturan perundangan perundangan yang berlaku terkait dengan bisnis perusahaan
yang berlaku dan 113 Jika terjadi pelanggaran oleh Direksi, Dewas/Dekom melakukan 0,0901 v v v
perjanjian dengan pihak tindakan sesuai dengan kewenangannya dan melaporkan kepada
ketiga. Pemegang Saham/ RUPS
61 Dewas/Dekom 0,2703 114 Dewas/Dekom mengevaluasi kinerja Perusahaan terkait dengan 0,0901 v v v
mengawasi dan memantau pencapaian target-target yang telah ditetapkan dalam Kontrak
kepatuhan Direksi dalam Kinerja, RJPP/Renbis dan RKT
menjalankan perusahaan 115 Dewas/Dekom melakukan pembahasan hasil evaluasi yang 0,0901 v v v
sesuai RKT dan dilakukan Komite Dewas/Dekom dan dikomunikasikan dengan
RJPP/Renbis. Direksi.
116 Dewas/Dekom melaporkan hasil evaluasi tersebut kepada KPM/ 0,0901 v
RUPS
62 Dewas/Dekom 0,2703 117 Adanya otorisasi Dewas/Dekom atas transaksi yang memerlukan 0,2703 v
memberikan persetujuan persetujuannya sesuai dengan Anggaran Dasar/Perda Pendirian
atas transaksi atau dan ketentuan yang berlaku
tindakan dalam lingkup
kewenangan
Dewas/Dekom atau
KPM/RUPS.
63 Dewas/Dekom 0,2703 118 Dewas/Dekom (berdasarkan usul dari Komite Audit) mengajukan 0,2703 v
(berdasarkan usul dari calon Auditor Eksternal kepada KPM/RUPS.
Komite Audit) mengajukan
calon Auditor Eksternal
kepada KPM/RUPS.
- 66 -

64 Dewas/Dekom 0,2703 119 Memastikan efektifitas pelaksanaan Audit Eksternal. 0,0901 v v v


memastikan audit 120 Memastikan efektifitas pelaksanaan Audit Internal. 0,0901 v v v
eksternal dan audit internal 121 Terdapat telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan BUMD. 0,0901 v v v
dilaksanakan secara
efektif serta melaksanakan
telaah atas pengaduan
yang berkaitan dengan
BUMD yang diterima oleh
Dewas/Dekom.
65 Dewas/Dekom 0,2703 122 Terdapat gejala penurunan kinerja perusahaan yang signifikan 0,1351 v
melaporkan dengan 123 Terdapat pelaporan kepada KPM/RUPS apabila terjadi gejala 0,1351 v
segera kepada menurunnya kinerja perusahaan yang signifikan
KPM/RUPS apabila terjadi
gejala menurunnya kinerja
perusahaan yang
signifikan.
66 Dewas/Dekom 1,6217 124 Dewas/Dekom melakukan pembahasan mengenai kebijakan 1,6217 v v v
melaksanakan pengelolaan perusahaan anak perusahaan/perusahaan patungan
pengawasan terhadap dan pelaksanaannya.
kebijakan pengelolaan
anak
perusahaan/perusahaan
patungan dan
pelaksanaannya.
67 Peran Dewas/Dekom 0,5406 125 Dewas/Dekom memiliki kebijakan dan kriteria seleksi bagi calon 0,1802 v
dalam mengusulkan calon Direksi dan/atau Dewas/Dekom Anak Perusahaan/Perusahaan
anggota Direksi dan/atau Patungan dan pengusulan calon tersebut kepada KPM/RUPS.
Dewas/Dekom Anak
Perusahaan/ Perusahaan 126 Dewas/Dekom melakukan telaah dan/atau penelitian/pemeriksaan 0,1802 v v v
Patungan kepada terhadap calon-calon Direksi dan/atau Dewas/Dekom Anak
KPM/RUPS sesuai Perusahaan yang diusulkan, sebelum disampaikan kepada
kebijakan dan kriteria KPM/RUPS.
seleksi yang ditetapkan. 127 Adanya usulan tertulis Dewas/Dekom atas calon-calon anggota 0,1802 v
Direksi dan/atau Dewas/Dekom Anak Perusahaan/Perusahan
Patungan yang baru kepada KPM/RUPS.
- 67 -

68 Dewas/Dekom menilai 0,5406 128 Dewas/Dekom menilai kinerja Direksi berdasarkan kriteria yang 0,1802 v
Direksi dan melaporkan telah ditetapkan secara individu.
hasil penilaian tersebut 129 Dewas/Dekom menilai kinerja Direksi berdasarkan kriteria yang 0,1802 v
kepada KPM/RUPS telah ditetapkan secara kolegial.
130 Dewas/Dekom menyampaikan hasil penilaian kepada KPM/RUPS 0,1802 v
69 Dewas/Dekom 0,5406 131 Dewas/Dekom melakukan telaah terhadap kebijakan dan besaran 0,2703 v
mengusulkan remunerasi remunerasi Direksi.
Direksi sesuai ketentuan 132 Dewas/Dekom menyampaikan usulan remunerasi (gaji, tunjangan 0,2703 v
yang berlaku dan penilaian dan fasilitas serta tantiem/insentif kinerja) Direksi kepada
kinerja Direksi. KPM/RUPS.
70 Dewas/Dekom 0,3435 133 Kegiatan pemantauan GCG menjadi bagian dari RKT 0,1717 v
memastikan prinsip-prinsip Dewas/Dekom.
Tata Kelola Perusahaan 134 Dewas/Dekom memantau penerapan prinsip-prinsip GCG dalam 0,1717 v
yang Baik telah diterapkan perusahaan.
secara efektif dan
berkelanjutan.
71 Dewas/Dekom melakukan 0,3435 135 Terdapat penilaian kinerja Dewas/Dekom yang dilakukan oleh 0,3435 v
pengukuran dan penilaian Dewas/Dekom atau Komite Dewas/Dekom (self assessment)
terhadap kinerja
Dewas/Dekom.
72 Perusahaan menetapkan 0,3435 136 Dewas/Dekom memiliki pedoman/tata tertib Rapat yang minimal 0,0687 v
tata tertib rapat dan mengatur etika rapat dan penyusunan risalah rapat, evaluasi tindak
melaksanakannya lanjut hasil rapat sebelumnya, serta pembahasan atas
arahan/usulan dan/atau keputusan Dewas/Dekom .
137 Terdapat mekanisme persetujuan (validasi) terhadap isi risalah 0,0687 v
rapat kepada peserta rapat
138 Jangka waktu penyampaian keberatan atas risalah rapat maksimal 0,0687 v
14 hari setelah pengiriman risalah
139 Dewas/Dekom menyelenggarakan Rapat Dewas/Dekom sesuai 0,0687 v
kebutuhan, paling sedikit sekali dalam setiap bulan.
140 Anggota Dewas/Dekom menghadiri setiap rapat Dewas/Dekom 0,0687 v
maupun rapat gabungan Direksi & Dewas/Dekom, jika tidak dapat
hadir yang bersangkutan harus menjelaskan alasan
ketidakhadirannya.
73 Sekretariat Dewas/Dekom 0,3435 141 Adanya uraian tugas (job description) bagi Sekretariat 0,1717 v
- 68 -

memiliki uraian tugas yang Dewas/Dekom yang ditetapkan oleh Ketua Dewas/Komisaris
jelas. Utama
142 Kejelasan uraian Tugas Pokok dan fungsi dalam job description 0,1717 v
tersebut.
74 Sekretariat Dewas/Dekom 0,3435 143 Sekretaris Dewas/Dekom mempunyai fasilitas penyimpanan 0,1717 v
melakukan administrasi dokumen Dewas/Bawas/Dekom yang disediakan oleh perusahaan.
dan penyimpanan 144 Sekretaris Dewas/Dekom mengadministrasikan surat keluar dan 0,1717 v
dokumen. surat masuk ke Dewas/Dekom, dan dokumen lainnya dengan
tertib.
75 Sekretaris Dewas/Dekom 0,3435 145 Terdapat undangan rapat Dewas/Dekom, yang disampaikan 0,1145 v
menyelenggarakan rapat kepada seluruh anggota Dewas/Dekom dan pihak-pihak lain yang
Dewas/Dekom dan diundang.
rapat/pertemuan antara 146 Bahan-bahan rapat disediakan dan disampaikan kepada peserta 0,1145 v
Dewas/Dekom dengan rapat paling lambat 3 (tiga) hari sebelum diadakan rapat.
KPM/RUPS, Direksi 147 Pendokumentasian secara memadai atas hasil rapat 0,1145 v
maupun pihak-pihak terkait Dewas/Dekom.
lainnya.
76 Sekretaris Dewas/Dekom 0,3435 148 Terdapat data/informasi berkaitan dengan monitoring tindak lanjut 0,1145 v
menyediakan hasil keputusan, rekomendasi dan arahan Dewas/Dekom.
data/informasi yang 149 Terdapat bahan/materi yang bersifat administrasi mengenai 0,1145 v
diperlukan oleh laporan/kegiatan Direksi dalam mengelola perusahaan.
Dewas/Dekom dan komite- 150 Terdapat data/informasi yang berkaitan dengan dukungan 0,1145 v
komite di lingkungan administrasi dan monitoring yang berkaitan dengan hal-hal yang
Dewas/Dekom. harus mendapatkan persetujuan atau rekomendasi dari
Dewas/Dekom sehubungan dengan kegiatan pengelolaan
perusahaan yang dilakukan oleh Direksi.
17,0000 17,0000
Komite Dewas/Dekom (5)
77 Dewas/Dekom memiliki 1,2500 151 Terdapat komite audit yang bekerja secara kolektif dan berfungsi 0,3125 v
Komite Dewas/Dekom membantu Dewas/Dekom dalam melaksanakan tugasnya.
sesuai dengan ketentuan 152 Pembentukan Komite Dewas/Dekom dilaporkan kepada 0,3125 v
perundang-undangan yang KPM/RUPS.
berlaku dengan 153 Ketua Komite Dewas/Dekom adalah salah seorang Dewas/Dekom. 0,3125 v
mempertimbangkan 154 Pengangkatan ketua Komite Dewas/Dekom ditetapkan oleh 0,3125 v
kemampuan keuangan Dewas/Dekom
- 69 -

perusahaan
78 Komposisi keanggotaan 1,2500 155 Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Dewas/Dekom. 0,2500 v
yang mendukung
pelaksanaan fungsi Komite 156 Anggota Komite Dewas/Dekom berasal dari pihak luar perusahaan 0,2500 v
dan independensi dari 157 Anggota Komite Dewas/Dekom tidak memiliki hubungan keuangan, 0,2500 v
masing-masing Komite kepengurusan, kepemilikan saham dan atau hubungan keluarga
Dewas/Dekom. dengan Dewas, Direksi dan atau KPM/Pemegang Saham.
158 Salah seorang anggota Komite Dewas/Dekom memiliki 0,2500 v
pengetahuan dan pengalaman kerja yang cukup di bidang tugas
masing-masing Komite.

159 Jumlah keanggotaan masing-masing Komite yang berasal dari luar 0,2500 v
Dewas/Dekom sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
79 Komite Dewas/Dekom 0,8333 160 Terdapat Piagam Komite Audit yang ditetapkan oleh Dewas/Dekom 0,2778 v
memiliki piagam/charter 161 Muatan Piagam Komite Audit sesuai dengan ketentuan yang 0,2778 v
berlaku/praktik yang berlaku umum
162 Piagam komite audit ditinjau dan dimutakhirkan sesuai dengan 0,2778 v
peraturan yang berlaku/praktik yang berlaku umum.
80 Terdapat program kerja 0,3333 163 Terdapat program kerja tahunan yang disetujui/ditetapkan oleh 0,1667 v
tahunan Komite Dewas/Dekom.
Dewas/Dekom yang 164 Program kerja tahunan Komite Audit minimal memuat telaah untuk: 0,1667 v
disetujui/ditetapkan oleh a. memastikan efektivitas sistem pengendalian manajemen dan v
Dewas/Dekom . memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem
pengendalian manajemen beserta pelaksanaannya
b. efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan SPI v
c. menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang v
dilaksanakan oleh auditor eksternal dan SPI
d. telah terdapat prosedur reviu yang memadai terhadap segala v
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
81 Komite Dewas/Dekom 0,3333 165 Jumlah pertemuan berkala dan agenda yang dibahas sesuai 0,1667 v
melaksanakan pertemuan dengan program kerja tahunan serta jumlah kegiatan lain sesuai
rutin sesuai dengan yang ditugaskan Dewas/Dekom.
program kerja tahunan 166 Risalah Rapat Komite Dewas/Dekom harus dibuat untuk setiap 0,1667 v
serta melakukan kegiatan rapat, memuat hasil-hasil analisis, telaahan, dan evaluasi atas
lain yang ditugaskan acara yang diagendakan, serta risalah asli dari setiap Rapat Komite
- 70 -

Dewas/Dekom. Dewas/Dekom diserahkan kepada Sekretaris Dewas/Dekom untuk


disimpan di perusahaan.
82 Komite audit 0,3333 167 Komite audit melakukan telaahan terhadap TOR eksternal Auditor 0,1111 v
melaksanakan perannya 168 Komite Audit melakukan penilaian terhadap efektifitas sistem 0,1111 v
pengendalian internal
169 Komite Audit melakukan penelaahan atas: 0,1111 v
a. Rencana kerja SPI v
b. Efektifitas pelaksanaan tugas SPI v
c. Tindak lanjut manajemen atas temuan SPI v
83 Komite Dewas/Dekom 0,3333 170 Komite Dewas/Dekom lainnya melaksanakan peran sesuai tupoksi 0,3333 v
lainnya melaksanakan yang telah ditetapkan Ketua Dewas/Komisaris Utama
perannya
84 Komite Dewas/Dekom 0,3333 171 Terdapat laporan triwulanan dan tahunan Komite Dewas/Dekom 0,3333 v
melaporkan kegiatan dan kepada Dewas/Dekom minimal memuat perbandingan realisasi
hasil penugasan yang kegiatan dengan program tahunan
diterimanya kepada
Dewas/Dekom.
5,0000 5,0000
22,0000 22,0000
Direksi (13)
85 Perusahaan menetapkan 0,5357 172 Direksi menetapkan kebijakan program pengenalan. 0,2679 v
program pengenalan 173 Program pengenalan minimal memuat: pelaksanaan prinsip GCG, 0,2679 v
gambaran ttg BUMD, pendelegasian wewenang, sistem dan
kebijakan pengendalian internal, tugas dan tangungjawab Direksi

86 Program pengenalan 0,5357 174 Semua Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan 0,5357 v
dilaksanakan yang diselenggarakan oleh perusahaan.
87 Direksi memiliki program 0,5357 175 Direksi memiliki program pelatihan 0,2679 v
pelatihan dalam rangka 176 a. Materi program pelatihan Dewas/Dekom apabila dikaitkan 0,2679 v
meningkatkan kompetensi dengan bisnis perusahaan:
anggota Direksi sesuai - Relevan v v v
kebutuhan. - Tepat Waktu v
b. Dianggarkan secara khusus bagi Direksi v
c. Program pelatihan dilaksanakan v v v
88 Direksi menetapkan 0,5357 177 Terdapat struktur organisasi yang telah ditetapkan secara formal 0,2679 v
- 71 -

struktur/susunan 178 Struktur organisasi sesuai kebutuhan perusahaan 0,2679 v v v


organisasi yang sesuai
dengan kebutuhan
perusahaan.
89 Direksi menetapkan uraian 0,5357 179 Direktur Utama menetapkan uraian tugas dan tanggungjawab 0,2679 v
tugas dan tanggungjawab Direksi
Direksi dan manajemen di 180 Direksi menetapkan uraian tugas dan tanggungjawab manajemen 0,2679 v
bawahnya di bawahnya
90 Direksi menempatkan 0,5357 181 Direksi memiliki pedoman kualifikasi (spesifikasi) untuk masing- 0,2679 v
pejabat-pejabat masing jabatan yang mencakup: kompetensi dan kinerja
perusahaan yang sesuai 182 Pedoman dilaksanakan 0,2679 v v v
dengan kualifikasi yang
ditetapkan
91 Direksi menyusun 0,4018 183 Direksi menyusun Renbis/CP 0,1004 v
Rencana Kerja 5 Tahunan 184 Direksi menyampaikan draft Renbis/CP kepada Dewas/Dekom 0,1004 v
(Renbis/Corporate 185 Direksi menyampaikan draft Renbis/CP yang telah dibahas dengan 0,1004 v
Plan/Business Plan) yang Dewas/Dekom kepada KPM/RUPS untuk mendapat persetujuan
disahkan oleh KPM/RUPS 186 Renbis/CP yang diserahkan Direksi minimal memuat unsur berikut 0,1004
atau Dewas/Dekom ini:
a. Evaluasi pelaksanaan Renbis/RJPP sebelumnya v
b. Posisi perusahaan saat ini (Terdapatnya analisis SWOT atau v
analisis peluang bisnis dan manajemen risiko dalam penentuan
Renbis/CP)
c. Asumsi yang dipakai dalam penyusunan Renbis/CP v
d. Penetapan sasaran, strategi, kebijakan dan program kerja v
Renbis/CP.
92 Direksi menyusun 0,4018 187 Adanya keselarasan Rencana Kerja Tahunan dengan Renbis/CP 0,2009 v v v
Rencana Kerja Tahunan 188 Rencana Kerja Tahunan yang diserahkan Direksi minimal memuat: 0,2009 v
yang merupakan a. Rencana kerja yang dirinci atas misi, sasaran, strategi, v
penjabaran dari kebijakan dan program kerja
Renbis/RJPP b. Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap program v
kegiatan
c. Proyeksi keuangan BUMD dan anak perusahaannya v
d. Hal-hal lain yang memerlukan keputusan KPM/RUPS v
93 Rencana Kerja Tahunan 0,4018 189 Rencana Kerja Tahunan selambat-lambatnya diserahkan Direksi 0,4018 v
- 72 -

diserahkan tepat waktu kepada KPM/RUPS untuk disahkan 3 bulan sebelum tahun buku
berakhir setelah diverifikasi oleh Dewas/Dekom
94 Direksi menyusun 0,4018 190 a. Penyusunan remunerasi Direksi yang mengacu pada 0,2009 v
remunerasi Direksi sesuai ketentuan yang berlaku
ketentuan yang berlaku b. Direksi mengusulkan remunerasi kepada Dewas/Dekom 0,2009 v
dan mengusulkan kepada
Dewas/Dekom
95 Direksi memiliki rencana 0,2068 191 Terdapat pola karir yang dibakukan 0,0689 v v v
suksesi bagi manajer / 192 Direksi memiliki rencana (list) orang yang memiliki kompetensi 0,0689 v
pejabat kunci (key untuk menduduki jabatan
managers) perusahaan 193 Penyampaian laporan rencana tsb dari Direksi kepada 0,0689 v v v
dengan dasar yang dapat Dewas/Dekom.
dipertanggungjawabkan
dan melaporkannya ke
Dewas/Dekom.
96 Direksi mengidentifikasi 0,2068 194 Adanya upaya Direksi untuk merespon peluang bisnis 0,1034 v v v
setiap peluang bisnis 195 Adanya upaya Direksi untuk merealisasikan peluang bisnis 0,1034 v
dilaksanakan, antara lain dengan menganalisis risiko, studi
kelayakan dll
97 Direksi merespon isu-isu 0,2068 196 Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai 0,1034 v
terkini dari eksternal perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya
mengenai perubahan a. Respon terhadap isu yang relevan. v v v
lingkungan bisnis dan b. Tanggapan dilaksanakan tepat waktu v
permasalahannya, secara 197 Jika lingkungan bisnis berdampak besar pada perusahaan dan 0,1034 v v v
tepat waktu dan relevan. kinerja perusahaan, Direksi menyampaikan ke Dewas/Dekom
untuk meminta arahan dan respon dan selanjutnya dilakukan
pembahasan bersama.
98 Direksi membangun 0,2068 198 Terdapat mekanisme terkait pelaksanaan dan pelaporan 0,1034 v
sistem pengendalian pengendalian internal
internal yang memadai 199 Terdapat mekanisme pengujian sistem pengendalian intern secara 0,1034 v
berkala dan dilaksanakan.
99 Perusahaan memiliki SPI 0,2068 200 Terdapat Piagam Pengawasan (Internal Audit Charter) yang 0,0414 v
Charter (Internal Audit disepakati dan ditetapkan oleh Direksi, setelah mempertimbangkan
Charter) saran-saran Dewas/Dekom.
201 Muatan Piagam Pengawasan Intern: 0,0414 v
- 73 -

a. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Peraturan OJK, UU PT v


dan peraturan pelaksanaannya lainnya).
b. Mempertimbangkan Standar Profesional Audit Intern yang v
dibuat oleh FK-SPI perusahaan dan/atau Konsorsium
Organisasi Profesi Audit Intern atau International Professional
Practices Framework of Internal Auditing.
c. Paling sedikit menjelaskan: posisi fungsi Audit Internal dalam v
organisasi: kewenangan Fungsi Audit Internal untuk
mendapatkan akses terhadap semua catatan, personil dan aset
perusahaan yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
tugasnya; dan menjelaskan ruang lingkup Fungsi Audit
Internal.
202 Piagam SPI ditinjau dan dimutakhirkan sesuai kebutuhan. 0,0414 v
203 Piagam SPI dikomukasikan ke seluruh jajaran Satuan Pengawasan 0,0414
Intern (SPI)
204 Perusahaan menetapkan mekanisme pemantauan kinerja SPI 0,0414 v
100 Perusahaan memiliki 0,2068 205 Adanya kebijakan manajemen risiko yang mengatur tentang 0,0414 v
kebijakan manajemen pengelolaan risiko di perusahaan
risiko 206 Kebijakan manajemen risiko minimal memuat: kerangka, tahapan 0,0414 v
pelaksanaan manajemen risiko, pelaporan risiko dan
penanganannya.
207 Kebijakan Manajemen Risiko disosialisasikan ke seluruh jajaran 0,0414 v
perusahaan
208 Jajaran perusahaan memahami materi manajemen risiko 0,0414 v
209 Kebijakan manajemen risiko ditinjau dan dimutakhirkan sesuai 0,0414 v
kebutuhan.
101 Direksi menerapkan 0,2068 210 Kebijakan manajemen risiko diterapkan dalam kegiatan operasional 0,1034 v
manajemen risiko sesuai perusahaan.
dengan kebijakan yang 211 Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen risiko kepada 0,1034 v
telah ditetapkan Dewas/Dekom
102 Perusahaan memiliki 0,2068 212 Adanya kebijakan teknologi informasi yang mengatur tentang tata 0,0414 v
kebijakan teknologi kelola teknologi informasi
informasi 213 Kebijakan teknologi informasi minimal memuat: kerangka, tahapan 0,0414 v
pelaksanaan teknologi informasi, pelaporan dan pengendaliannya.
214 Kebijakan Teknologi Informasi dikomunikasikan ke seluruh jajaran 0,0414 v
- 74 -

perusahaan
215 Jajaran perusahaan memahami materi Kebijakan Teknologi 0,0414 v
Informasi
216 Kebijakan teknologi informasi ditinjau dan dimutakhirkan sesuai 0,0414 v
kebutuhan.
103 Direksi menerapkan 0,2068 217 Sistem teknologi informasi diterapkan dalam kegiatan operasional 0,1034 v
sistem tentang teknologi perusahaan.
informasi sesuai dengan 218 Direksi melaporkan pelaksanaan sistem Teknologi Informasi 0,1034 v
kebijakan yang telah kepada Dewas/Dekom
ditetapkan
104 Perusahaan memiliki 0,2068 219 Perusahaan telah memiliki Kebijakan/SOP pengendalian kualitas 0,0689 v
kebijakan mengenai hak- produk dan jasa yang dihasilkan
hak konsumen 220 Kebijakan/SOP pengendalian kualitas produk dan jasa yang 0,0689 v
dihasilkan ditinjau dan dimutakhirkan sesuai kebutuhan.
221 Seluruh Kebijakan/SOP disampaikan kepada Sekretaris Daerah 0,0690
105 Direksi melaksanakan 0,2068 222 Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk dan 0,2068 v
sistem peningkatan mutu pelayanan
produk dan pelayanan
106 Direksi melaksanakan 0,2068 223 Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai aturan 0,2068 v
pengadaan barang dan yang berlaku
jasa sesuai aturan yang
berlaku
107 Direksi menetapkan sistem 1,2411 224 Terdapat indikator kinerja yang mengukur capaian strategi yang 0,4137 v
pengukuran kinerja dalam telah ditetapkan
perusahaan 225 Indikator kinerja berimbang antara keuangan dan non keuangan 0,4137 v
226 Pengukuran kinerja dilaksanakan. 0,4137 v
108 Direksi 1,2411 227 Ada analisis terhadap capaian kinerja 0,6205 v
mempertimbangkan hasil 228 Ada upaya perbaikan strategi berdasarkan hasil analisis. 0,6205 v
pengukuran kinerja untuk
percepatan pencapaian
tujuan.
109 Pengambilan keputusan 0,2068 229 Pengambilan keputusan oleh Direksi dilakukan secara objektif 0,1034 v
oleh Direksi dilakukan tanpa dipengaruhi oleh pihak lain
secara objektif tanpa 230 Pengambilan keputusan dalam pencapaian tujuan perusahaan 0,1034 v
dipengaruhi oleh pihak lain tetap mempertimbangkan kepentingan stakeholders (fairness).
- 75 -

110 Pengambilan keputusan 0,2068 231 Pengambilan keputusan oleh Direksi telah mempertimbangkan al: 0,2068 v
oleh Direksi dilakukan a. Keseimbangan kepentingan stakeholders. v
melalui analisis yang b. Risiko v
memadai c. SWOT v
111 Perusahaan menetapkan 0,2068 232 Kebijakan pembinaan SDM memenuhi prinsip-prinsip GCG, 0,2068 v
kebijakan pembinaan meliputi:
SDM untuk mendukung a. Sistem perekrutan; v
efektifitas pencapaian b. Pengembangan kompetensi pegawai yang berkelanjutan v
perusahaan. c. Pola mutasi, promosi dan demosi (pola karir) v
d. Sistem reward and punishment v
e. Sistem remunerasi pegawai v
f. Sistem kesejahteraan pegawai v
g. Sistem pemberhentian pegawai v
112 Perusahaan memiliki 0,2068 233 Kebijakan hak-hak karyawan telah diformalkan. 0,0345 v
kebijakan mengenai hak- 234 Perusahaan memiliki kebijakan reward and punishment 0,0345 v
hak dan kewajiban 235 Kebijakan hak-hak karyawan minimal memuat mengenai: 0,0345 v
karyawan a. lingkungan, kesehatan dan keselamatan kerja; v
b. Pola karier, sistem penilaian kinerja karyawan, sistem v
penggajian,
c. program pengembangan keahlian. v
236 Kebijakan hak-hak dan kewajiban karyawan telah disosialisasikan 0,0345 v
237 Kebijakan hak-hak karyawan ditinjau dan dimutakhirkan sesuai 0,0345 v
kebutuhan.
238 Pengukuran kepuasan karyawan 0,0345 v
113 Perusahaan memiliki 0,2068 239 Terdapat kebijakan mengenai hak-hak pelanggan, kebijakan 0,0414 v
kebijakan mengenai hak- keamanan, keselamatan dan kesehatan pelanggan sesuai
hak dan kewajiban ketentuan
pelanggan 240 Terdapat kontak pelanggan untuk menerima umpan balik secara 0,0414 v
mudah
241 Terdapat program untuk mengkomunikasikan informasi 0,0414 v
produk/layanan kepada pelanggan
242 Perusahaan melaksanakan survei secara berkala untuk 0,0414 v
mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
243 Manajemen memiliki unit untuk melaksanakan tindak lanjut hasil 0,0414 v
survei
- 76 -

114 Perusahaan memiliki 0,2068 244 Perusahaan mengembangkan kemitraan dengan pemasok untuk 0,0517 v
kebijakan mengenai hak- memperoleh barang dan jasa
hak dan kewajiban 245 Perusahaan melakukan evaluasi terhadap pemasok berdasarkan 0,0517 v
pemasok pencapaian quality, cost, delivery dan service
246 Perusahaan secara berkala melakukan survei kepuasan kepada 0,0517 v
pemasok
247 Perusahaan menindaklanjuti hasil survei 0,0517 v
115 Perusahaan memiliki 0,2068 248 Perusahaan memiliki kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban 0,0689 v
kebijakan mengenai hak- perusahaan kepada kreditur yang telah diformalkan.
hak dan kewajiban kreditur 249 Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban perusahaan kepada 0,0689 v
kreditur minimal memuat:

a. perencanaan kredit v
b. penerimaan (kualifikasi dari kreditur) v
c. penggunaan sesuai dengan peruntukannya v
d. pembayaran kredit tepat waktu v
250 Kebijakan mengenai hak-hak dan kewajiban perusahaan kepada 0,0689 v
kreditur ditinjau dan dimutakhirkan sesuai kebutuhan.
116 Terdapat mekanisme 0,2068 251 Terdapat mekanisme untuk menindaklanjuti keluhan-keluhan 0,1034 v v v
untuk menindaklanjuti stakeholders.
keluhan-keluhan 252 Perusahaan memberikan respons atau tanggapan yang tepat dan 0,1034 v v v
stakeholders. cepat atas keluhan-keluhan stakeholders.
117 Direksi menatakelolakan 0,2068 253 Terdapat pelaksanaan komunikasi dan sosialisasi tentang 0,1034 v v v
pelaksanaan kebijakan Pengendalian Gratifikasi kepada Dewas/Dekom, Direksi, karyawan
pengendalian gratifikasi perusahaan dan stakeholders lainnya.
254 Tingkat pemahaman Dewas/Dekom, Direksi dan karyawan dan 0,1034 v v v
stakeholders lainnya yang memadai terhadap kebijakan
Pengendalian Gratifikasi.
118 Direksi menatakelolakan 0,2068 255 Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system 0,0345 v
pelaksanaan kebijakan kepada karyawan perusahaan.
whistle blowing system
256 Terdapat kegiatan sosialisasi kebijakan whistle blowing system 0,0345 v
kepada stakeholders perusahaan.
257 Terdapat sarana/media perusahaan yang memadai untuk 0,0345 v
- 77 -

mendukung pelaksanaan kebijakan whistle blowing system.


258 Terdapat penanganan/tindak lanjut sesuai dengan kebijakan atas 0,0345 v
pengaduan yang diterima perusahaan.
259 Terdapat pelaporan atas pelaksanaan kebijakan tentang pelaporan 0,0345 v
atas dugaan penyimpangan pada perusahaan (whistle blowing
system).
260 Terdapat pelaksanaan evaluasi dan pelaporan terhadap 0,0345 v
pelaksanaan kebijakan whistle blowing secara berkala.
119 Direksi menindaklanjuti 0,2068 261 Direksi menindaklanjuti hasil pemeriksaan: 0,2068 v
hasil pemeriksaan SPI dan a SPI v
auditor eksternal (KAP dan B auditor eksternal (KAP dan BPK). v
BPK).
120 Upaya untuk 0,2068 262 Pemutakhiran kebijakan dan SOP terhadap perkembangan bisnis. 0,0517 v
meningkatkan nilai 263 Konsistensi penerapan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dalam 0,0517 v
Pemegang Saham secara pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan
konsisten dan 264 Direksi bertindak sebagai role model bagi pegawai 0,0517 v
berkelanjutan. 265 Konsisten dalam penerapan kebijakan yang telah ditetapkan 0,0517 v
121 Direksi menindaklanjuti 0,2440 266 Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan Dewas/Dekom 0,2440 v
arahan, dan/atau
keputusan Dewas/Dekom
122 Direksi menyusun laporan 0,2440 267 Direksi menyusun laporan keuangan dan manajemen yang 0,1220 v
berkala sebagai bentuk memuat antara lain manajemen risiko, teknologi informasi, sistem
pertanggungjawaban manajemen kinerja, dan informasi-informasi yang relevan, secara:
kegiatannya a triwulanan v
B tahunan v
268 Muatan laporan keuangan dan manajemen minimal sesuai dengan 0,1220 v
katentuan
123 Perusahaan menetapkan 0,2440 269 Direksi memiliki pedoman/tata tertib Rapat yang minimal mengatur 0,0488 v
tata tertib rapat dan etika rapat dan penyusunan risalah rapat, evaluasi tindak lanjut
melaksanakannya hasil rapat sebelumnya, serta pembahasan atas arahan/usulan
dan/atau keputusan Direksi.
270 Terdapat mekanisme persetujuan (validasi) terhadap isi risalah 0,0488 v
rapat kepada peserta rapat
271 Jangka waktu penyampaian keberatan atas risalah rapat maksimal 0,0488 v
14 hari setelah pengiriman risalah
- 78 -

272 Direksi menyelenggarakan Rapat Direksi sesuai kebutuhan, paling 0,0488 v


sedikit sekali dalam setiap bulan.
273 Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi maupun rapat 0,0488 v
gabungan Direksi & Dewas/Dekom, jika tidak dapat hadir yang
bersangkutan harus menjelaskan alasan ketidakhadirannya.
13,0000 13,0000
SPI (5)
124 Posisi SPI di dalam 0,2500 274 Posisi SPI di dalam struktur organisasi berada langsung di bawah 0,0833 v
struktur organisasi berada Direktur Utama
langsung di bawah 275 SPI diberi kewenangan yang cukup untuk menjalankan tugasnya 0,0833 v v v
Direktur Utama dan akses kepada Direksi dan jajaran manajemen
276 SPI memiliki akses komunikasi yang memadai dengan 0,0833 v v v
Dewas/Dekom atau Komite Audit.
125 Kualitas personil yang 0,2500 277 Kepala SPI memiliki latar belakang pendidikan/pelatihan sesuai 0,0833 v v v
ditugaskan di SPI sesuai kualifikasi
dengan kebutuhan untuk 278 Setiap personil SPI memiliki pengetahuan, ketrampilan dan 0,0833 v v v
pelaksanaan tugas SPI kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan audit serta
melakukan pengembangan profesional berkelanjutan
279 Direksi pada umumnya berpendapat positif atas kualitas personil 0,0833 v v v
SPI.
126 Kuantitas personil yang 0,2500 280 Kuantitas personil yang ditugaskan di SPI sesuai dengan 0,2500 v v v
ditugaskan di SPI sesuai kebutuhan untuk pelaksanaan tugas SPI
dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan tugas SPI
127 SPI memiliki pedoman 0,2500 281 Terdapat pedoman pengawasan, mekanisme kerja, dan supervisi 0,1250 v
pengawasan, mekanisme di dalam organisasi SPI.
kerja dan supervisi di 282 Pedoman pengawasan, mekanisme kerja, dan supervisi sudah 0,1250 v v v
dalam organisasi SPI. memadai.
128 SPI melaksanakan peran 0,5000 283 Ada program kerja pengawasan yang ditetapkan setiap tahun 0,1667 v
pengawasan sesuai 284 Program kerja pengawasan telah mencakup atas kegiatan 0,1667 v
program kerja assurance seperti audit kepatuhan, efisiensi dan efektifitas, serta
pengawasan tahunan yang mendeteksi indikasi kecurangan dan konsultasi seperti sosialisasi,
sudah ditetapkan bimtek
285 Program kerja pengawasan tahunan dilaksanakan 0,1667 v v v
129 SPI melaporkan 0,5000 286 SPI menyampaikan laporan hasil audit dan laporan kegiatan 0,2500 v
- 79 -

pelaksanaan tugasnya lainnya seperti pelaksanaan manajemen risiko, governance, dsb


kepada Direktur Utama kepada Direktur Utama
dengan tembusan kepada 287 Terdapat pelaporan kegiatan SPI kepada Dewas/Dekom melalui 0,2500 v
Dewas/Dekom dan atau Komite Audit (jika ada) dengan persetujuan Diriktur Utama
Komite Audit (jika ada)
130 SPI melaksanakan 0,5000 288 SPI telah melakukan kegiatan mengevaluasi kecukupan dan 0,2500 v v v
kegiatan-kegiatan efektifitas sistem pengendalian intern yang diterapkan manajemen
pengujian keandalan 289 SPI memberikan masukan kepada manajemen untuk perbaikan 0,2500 v v v
sistem pengendalian pengendalian internal
internal perusahaan.
131 SPI memantau tindak 0,5000 290 SPI memantau pelaksanaan tindak lanjut hasil kegiatan 0,2500 v
lanjut rekomendasi hasil pengawasan SPI dan pihak eksternal
kegiatan pengawasan SPI 291 SPI menilai kecukupan pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi 0,2500 v v v
dan hasil pengawasan hasil kegiatan pengawasan (audit, reviu, evaluasi, dsb)
pihak eksternal
(audit,reviu,evaluasi,dsb)
132 SPI memberikan masukan 1,0000 292 SPI memberi masukan atas prosedur atau proses manajemen 0,5000 v v v
atas prosedur dan risiko
pengendalian proses- 293 SPI memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengelolaan 0,5000 v v v
proses bisnis perusahaan risiko dan pengendalian kepada manajemen
133 SPI memberikan masukan 1,0000 294 SPI mengevaluasi sejauh mana sasaran dan tujuan program serta 0,5000 v v v
tentang upaya pencapaian kegiatan operasi telah ditetapkan sejalan dengan tujuan organisasi.
strategi bisnis perusahaan. 295 SPI memberi masukan atas konsistensi hasil-hasil yang diperoleh 0,5000 v v v
dari kegiatan dan program dengan tujuan dan sasaran yang telah
ditetapkan kepada manajemen
5,0000 5,0000
Sekretaris Perusahaan (4)
134 Sekretaris Perusahaan 0,6667 296 Sekretaris perusahaan atau petugas yang memerankan fungsi 0,3333 v
atau petugas yang Sekretaris Perusahaan telah memenuhi kualifikasi pendidikan
memerankan fungsi dan/atau pelatihan yang ditentukan oleh perusahaan.
Sekretaris Perusahaan 297 Pengalaman di bidang kehumasan, hukum, kesekretariatan, dsb 0,3333 v v v
memiliki kualifikasi yang yang relevan.
memadai
135 Struktur organisasi 0,6667 298 Posisi Sekretaris Perusahaan atau Petugas yang memerankan 0,3333 v
Sekretaris Perusahaan fungsi Sekretaris Perusahaan dalam struktur organisasi di bawah
- 80 -

sesuai dengan kebutuhan Direktur Utama


untuk pelaksanaan 299 Kecukupan uraian tugas untuk mendukung pelaksanaan tugas 0,3333 v v v
tugasnya Sekretaris Perusahaan atau petugas yang memerankan fungsi
Sekretaris Perusahaan
136 Sekretaris Perusahaan 0,5333 300 Sekper atau petugas yang memerankan fungsi Sekretaris 0,2667 v
atau petugas yang memerankan fungsi penghubung (liaison officer), yaitu:
memerankan fungsi a. membuat daftar pemegang saham termasuk kepemilikan lima v
Sekretaris Perusahaan persen saham atau lebih.
menjalankan fungsinya b. menyiapkan daftar khusus yang berkaitan dengan direksi, v
sebagai penghubung komisaris, dan keluarganya dalam perusahaan tersebut yang
(liaison officer) dan mencakup kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peranan
penjalin komunikasi lainnya yang dapat menimbulkan benturan kepentingan.
(relation officer) c. menghadiri rapat direksi dan membuat berita acara rapat. v
d. bertanggung jawab dalam penyelenggaraan RPB/RPM/RUPS v
perusahaan.
301 Sekper atau petugas yang memerankan fungsi Sekretaris 0,2667 v
memerankan fungsi komunikasi (relation officer)
137 Sekretaris perusahaan 0,5333 302 Kualitas informasi yang diberikan oleh Sekper atau petugas yang 0,5333 v
atau petugas yang memerankan fungsi Sekretaris Perusahaan :
memerankan fungsi a. Relevan v v v
Sekretaris Perusahaan b. Tepat Waktu v
memberikan informasi
yang materil dan relevan
kepada stakeholders
138 Sekretaris Perusahaan 0,5333 303 Sekretaris Perusahaan atau petugas yang memerankan fungsi 0,5333 v
atau petugas yang Sekretaris Perusahaan mendokumentasikan:
memerankan fungsi a. Rapat Direksi v
Sekretaris Perusahaan b. Rapat Direksi dengan Dewas/Dekom v
mendokumentasikan c. RPB/RPM/RUPS v
kegiatan yang menjadi d. Kegiatan lainnya dengan stakeholders a.l press conference, v
tanggung jawabnya dengar pendapat dengan anggota Dewan, dsb
139 Sekretaris Perusahaan 0,5333 304 Sekretaris Perusahaan atau petugas yang memerankan fungsi 0,5333 v
atau petugas yang Sekretaris Perusahaan menatausahakan serta menyimpan
memerankan fungsi dokumen perusahaan misalnya Daftar Pemegang saham, Daftar
Sekretaris Perusahaan Khusus dan Risalah Rapat Direksi maupun RPB/RPM/RUPS.
- 81 -

menjalankan fungsi
penatausahaan dan
pengarsipan hasil
RPB/RPM/RUPS dan
rapat Direksi
140 Sekretaris perusahaan 0,5333 305 Adanya laporan pelaksanaan tugas Sekper atau petugas yang 0,5333 v
atau petugas yang memerankan fungsi Sekretaris Perusahaan kepada Direksi secara
memerankan fungsi berkala
Sekretaris Perusahaan
melaporkan pelaksanaan
tugasnya kepada Direksi.
4,0000 4,0000
22,0000 22,0000
Pengungkapan (5)
141 Terdapat kebijakan formal 0,6667 306 Perusahaan memiliki kebijakan formal keterbukaan informasi publik
yang mengatur dan di update secara berkala
keterbukaan informasi a. Terdapat kebijakan formal keterbukaan informasi publik 0,1667 v
publik perusahaan b. Kebijakan formal keterbukaan informasi publik di update secara 0,1667 v
berkala sesuai perkembangan peraturan perundangan yang
berlaku
307 Perusahaan melaksanakan kebijakan formal keterbukaan informasi 0,3333 v v v
publik
142 Terdapat media/website 0,6667 308 Terdapat kebijakan formal untuk pengelolaan media/website
sebagai prasarana dalam perusahaan yang diupdate secara berkala
menyampaikan informasi a. Terdapat kebijakan formal untuk pengelolaan media/website 0,1111 v
perusahaan kepada perusahaan
stakeholders b. Kebijakan formal untuk pengelolaan media/website perusahaan 0,1111 v
di update secara berkala sesuai peraturan perundangan yang
berlaku
309 Ada media/website perusahaan yang dapat diakses oleh publik 0,2222 v
310 Informasi yang tercantum dalam media/ website dimutakhirkan 0,2222 v v v
secara berkala.
143 Media/ website 0,6667 311 Terdapat kebijakan dan informasi penting lainnya yang
perusahaan dipublikasikan, antara lain:
mempublikasikan
- 82 -

kebijakan dan informasi a. Profil Perusahaan (nama, dasar pendirian, kegiatan utama 0,0556 v
penting perusahaan. perusahaan, dll sesuai perda pendirian/anggaran dasar)
b. Pedoman Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang baik (GCG 0,0556 v
Code)
c. Pedoman Perilaku 0,0556 v
d. Board Manual 0,0556 v
e. Kebijakan sistem pengendalian intern 0,0556 v
f. Kebijakan terkait corporate social responsibility 0,0556 v
g. kebijakan/SOP tentang pengelolaan terhadap kepatuhan dan 0,0556 v
penyampaian LHKPN.
h. Program Pengendalian Gratifikasi Perusahaan. 0,0556 v
i. Kebijakan whistle blowing system 0,0556 v
j. Kebijakan Penerapan Manajemen Risiko 0,0556 v
k. Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa 0,0556 v
l. Kegiatan CSR, Program Kegiatan Bina Lingkungan, dll 0,0556 v
(informasi penting selain Laporan Tahunan dan Laporan
Keuangan)
144 Perusahaan menyediakan 0,6667 312 Terdapat majalah internal, buletin, dan sebagainya. 0,3333 v
media lain untuk 313 Terdapat pertemuan/gathering dengan stakeholders dan bentuk 0,3333 v v v
mengkomunikasikan lainnya.
kebijakan atau informasi
penting perusahaan.
145 Tingkat kemudahan akses 0,6667 314 Informasi yang dimuat dalam media/website perusahaan mudah 0,6667 v v v
terhadap kebijakan dan diakses dan/atau diunduh (download).
informasi penting
perusahaan yang
disediakan dalam
media/website
perusahaan.
146 Perusahaan menyusun 0,5556 315 Perusahaan menyusun laporan tahunan sesuai ketentuan yang 0,5556 v
Laporan Tahunan berlaku
147 Laporan Tahunan dan 0,5556 316 Laporan Tahunan dan laporan keuangan diinformasikan di 0,5556 v
laporan keuangan media/website perusahaan
diinformasikan di
media/website perusahaan
- 83 -

148 Laporan Tahunan minimal 0,5556 317 Terpenuhinya materi a sampai dengan r. v
memuat:
a.Visi dan Misi 0,0309 v
Perusahaan
b.Strategi dan tujuan 0,0309 v
Perusahaan
c.Komposisi kepemilikan 0,0309 v
modal/saham
d.Profil Komisaris 0,0309 v
e.Profil Direksi 0,0309 v
f.Jumlah rapat dan 0,0309 v
kehadiran masing-masing
anggota pada rapat
Komisaris, rapat Direksi,
dan rapat gabungan
Komisaris
dengan Direksi.
g.Jumlah remunerasi bagi 0,0309 v
masing-masing anggota
Komisaris dan Direksi
yang tetap dan variabel.
h.Uraian mengenai organ 0,0309 v
pendukung GCG
i.Uraian Komisaris 0,0309 v
Independen
j.Upaya ikut menjaga 0,0309 v
keseimbangan sosial dan
lingkungan
k.Profil Perusahaan 0,0309 v
l.Penerapan praktik Tata 0,0309 v
Kelola Perusahaan
m.Sistem manajemen 0,0309 v
risiko
n.Laporan Keuangan 0,0309 v
audited
- 84 -

o.Hasil assessment 0,0309 v


penerapan GCG oleh
pihak independen
p.Pengungkapan 0,0309 v
(disclosure) yang memadai
atas kasus-kasus material
dan signifikan di
perusahaan pada laporan
tahunan dan laporan
berkala kepada
pemegang saham
misalnya klaim material
yang diajukan
stakeholders atau perkara
di pengadilan
q.Pengungkapan transaksi 0,0309 v
dengan pihak luar
yang secara material/
signifikan mempengaruhi
kinerja perusahaan serta
transaksi dengan pihak
yang terafiliasi di
dalam laporan tahunan
r.Pengungkapan 0,0309 v
kepemilikan saham oleh
Dewas/Dekom dan Direksi
beserta keluarganya pada
perusahaan lain.
5,0000 5,0000
Aspek Lainnya
149 Perusahaan memiliki 5,0000 318 Adanya bidang/area yang diunggulkan Perusahaan dalam 5,0000
bidang/area yang menjadi berbisnis, yang dinyatakan dalam berbagai dokumen strategis
best practices di perusahaan serta telah mendapat penghargaan dari lembaga
Industrinya atau menjadi yang independen dan berkompeten, atau adanya aktifitas
tujuan benchmark bagi benchmarking yang dilaksanakan secara resmi dari perusahaan
- 85 -

perusahaan lain (baik bagi lain (baik bagi BUMD maupun perusahaan swasta). Bidang/area
BUMD maupun tersebut dapat terdiri dari produk, proses, fungsi pendukung,
perusahaan swasta). kinerja organisasi, dan strategi.
Bidang/area tersebut
dapat terdiri dari produk,
proses, fungsi pendukung,
kinerja organisasi, dan
strategi.
150 Terdapat penyimpangan -5,0000 319 Terdapat kasus yang menimpa atau melibatkan perusahaan (5,0000)
dari prinsip-prinsip Tata berupa praktik tata kelola yang menyimpang dari prinsip
Kelola Perusahaan yang transparansi, prinsip akuntabilitas, prinsip responsibilitas, prinsip
baik. independensi, dan prinsip fairness (kewajaran)

Beberapa contoh penyimpangan yang dapat mengurangi kualitas


penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik, diantaranya
adalah:
(1) Perkara penting berindikasi tindak pidana korupsi yang
dihadapi anggota Direksi dan Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas;
(2) Pembekuan produk utama perusahaan atau mengalami
kondisi yang berpotensi mengakibatkan pembekuan produk
utama perusahaan.
(3) Pencemaran lingkungan oleh perusahaan yang menyebabkan
kematian, menimbulkan kerusakan yang sangat serius pada
lingkungan sekitar dan masyarakat, dan kerugian finansial yang
sangat besar,
(4) Adanya permohonan pailit atau permohonan penundaan
kewajiban pembayaran utang, baik yang dilakukan oleh BUMD
tersebut maupun oleh kreditur atau oleh instansi yang
berwenang.
(5) Penyimpangan prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan
lainnya.

100,0000 100,0000
Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 3

DAFTAR KEBUTUHAN DATA ASESMEN PENERAPAN GCG BUMD

List/Daftar data/dokumen yang diperlukan pada dasanya akan mengikuti


kondisi perusahaan. Kebutuhan yang lebih detail atas dokumen disesuaikan
dengan kebutuhan pada saat Asesmen dilaksanakan. Sebagai panduan
umum dokumen untuk asesmen GCG BUMD sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah tentang Pendirian BUMD
2. Anggaran Dasar BUMD (Untuk BUMD berbentuk Perseroda)
3. Laporan Tahunan/Annual Report Perusahaan
4. Code of Conduct
5. Code of Corporate Governance
6. Board Manual
7. Dokumen Pengadaan Barang atau Jasa
8. Laporan Pengadaan Barang dan Jasa yang dilaksanakan
9. Dokumen Rapat Direksi dan atau Dewan Pengawas/Komisaris
10. Dokumen pelaksanaan RUPS
11. CV Anggota Komite Audit dan Komite Komisaris lainnya,Kepala SPI &
personal SPI, Sekper
12. Data Jumlah pegawai dirinci menurut unit kerja, jabatan, dan level
pendidikan (pusat dan cabang)
13. Kajian mengenai Struktur Organisasi Perusahaan
14. Kebijakan Hak dan Kewajiban Pegawai
15. Kebijakan Manajemen Risiko
16. Kebijakan mengenai hak dan kewajiban Konsumen
17. Kebijakan mengenai hak dan kewajiban Pemasok
18. Kebijakan mengenai hak dan kewajiban Kreditur
19. Kebijakan mengenai tanggung jawab sosial perusahaan
20. Kebijakan Reward & Punishment
21. Kebijakan Teknologi Informasi
22. Kontrak Manajemen Komisaris dan Direksi dengan Pemegang Saham
23. Kebijakan mengenai benturan kepentingan
24. Kebijakan dan SOP lainnya
25. Laporan Hasil Assessment GCG tahun sebelumnya
26. Laporan Kepatuhan terhadap Peraturan yang berlaku dan Pengendalian
Intern
27. Laporan Kinerja
- 87 -

28. Laporan Manajemen


29. Laporan mengenai Rencana Suksesi Bagi Manajer Senior dari Direksi ke
Dewan Pengawas/Komisaris
30. Laporan Pelaksanaan Manajemen Risiko Kepada Komisaris
31. Laporan Pelaksanaan Teknologi informasiI Kepada Komisaris
32. Laporan pelaksanaan sistem manajemen kinerja secara tertulis dari
Direksi kepada Komisaris
33. Laporan Pelaksanaan Tindak Lanjut atas Rekomendasi Hasil Audit dari
Auditor Eksternal dan Internal yang disampaikan oleh Direksi ke
Dewan Pengawas/Komisaris
34. Laporan Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan Kepada Direksi
35. Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN)
36. Daftar Khusus, daftar kepemilikan saham direksi di perusahaan lain
37. Pernyataan Direksi tidak memiliki benturan kepentingan dan hal-hal
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
38. Program Pengembangan Pengetahuan bagi Direksi/Dewas/Komisaris
39. Program Pengenalan untuk Direksi/Dewas/Komisaris Baru dan laporan
pelaksanaannya
40. Rencana suksesi bagi manajer kunci
41. Risalah Rapat Direksi/Dewas/Komisaris
42. Risalah RUPS Pengesahan Laporan Keuangan
43. Risalah RUPS Pengesahan RKAP 2011 dan perubahannya
44. Surat Penunjukkan KAP untuk audit Laporan keuangan
45. Risalah RUPS Pengesahan RJPP terakhir
46. RJPP terakhir
47. RKAP dan perubahannya
48. Sistem Pola Karir perusahaan
49. SK Pengangkatan Direksi
50. SK penunjukan Tim Komite Pemantau GCG
51. SOP Pengadaan Barang dan Jasa
52. Statement of Corporate Intent
53. Struktur Organisasi
54. Struktur Organisasi Sekretaris Perusahaan
55. Mekanisme baku untuk menindaklanjuti keluhan-keluhan stakeholders.
56. Tata Tertib Rapat Direksi
57. Indikator Kinerja sampai tingkat unit kerja
58. Uraian tugas dan tanggungjawab Direksi dan manajemen di bawahnya
- 88 -

59. Persyaratan jabatan/job specification untuk semua jabatan


60. Asersi/pernyataan Direksi mengenai efektifitas pengendalian internal
Perusahaan
61. Contoh usulan yang berisi identifikasi dan analisis peluang bisnis yang
dibuat oleh Direksi
62. Rekapitulasi jumlah rapat Direksi dan kehadiran anggota Direksi dalam
rapat Direksi
63. Pernyataan kepatuhan terhadap Code of Conduct/Pedoman Perilaku
ditandatangani oleh setiap insan perusahaan
64. Persetujuan Dewas/Komisaris atas tindakan direksi untuk Hal-Hal
Penting yang Memerlukan Persetujuan Dewas/Komiasaris
65. Undangan Rapat Internal Dewan Pengawas/Komisaris
66. Undangan Rapat Dewan Pengawas/Komisaris yang Mengundang Direksi
67. SK Pembagian Tugas Komisaris
68. Kebijakan/mekanisme pengambilan Keputusan oleh Dewan
Pengawas/Komisaris Komite Audit Charter dan Charter Komite
Komisaris Lainnya
69. Laporan Komite Audit dan Komite Komisaris lainnya (jika ada) kepada
Dewan Pengawas/Komisaris
70. Pernyataan Komisaris tidak memiliki benturan kepentingan dan hal-hal
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
71. Program Kerja Dewan Pengawas/Komisaris
72. Program Kerja Komite Audit dan Komite Komisaris Lainnya
73. Program Pengembangan Pengetahuan bagi Dewan Pengawas/Komisaris
74. Program Pengenalan untuk Dewan Pengawas/Komisaris Baru dan
laporan pelaksanaannya
75. Risalah Rapat Dewan Pengawas/Komisaris
76. Kriteria yang ditetapkan Dewan Pengawas/Komisaris dan Direksi
mengenai informasi yang dapat diberikan oleh Dewan
Pengawas/Komisaris kepada stakeholders
77. Risalah Rapat Komite Audit
78. Risalah Rapat Komite Komisaris lainnya (Jika ada)
79. SK Pembentukan dan pengangkatan anggota Komite Audit dan Komite
Komisaris Lainnya
80. SK Pengangkatan Dewan Pengawas/Komisaris
81. SK Pengangkatan Sekretaris Dewan Pengawas/Komisaris
82. Tanggapan Dewan Pengawas/Komisaris atas RJPP
- 89 -

83. Tanggapan Dewan Pengawas/Komisaris atas RKAP


84. Kajian atas kelayakan visi dan misi Perusahaan
85. Arahan dan masukan Dewan Pengawas/Komisaris tentang manajemen
risiko Perusahaan
86. Arahan dan masukan Dewan Pengawas/Komisaris tentang sistem
teknologi informasi yang digunakan Perusahaan
87. Usulan Dewan Pengawas/Komisaris atas calon Auditor Eksternal kepada
RUPS untuk audit
88. Kriteria yang digunakan untuk melakukan seleksi untuk calon
Dewan Pengawas/Komisaris, Direksi dan eksekutif lainnya
89. Usulan Komisaris atas calon-calon anggota Direksi yang baru kepada
RUPS.
90. Rekapitulasi jumlah rapat Dewan Pengawas/Komisaris dan kehadiran
anggota Dewan Pengawas/Komisaris dalam rapat Dewan
Pengawas/Komisaris
91. Tata Tertib Rapat Komisaris
92. Uraian Tugas Komite Audit dan Komite Dewan Pengawas/Komisaris
lainnya
93. Uraian Tugas Sekretariat Dewan Pengawas/Komisaris
94. Laporan Hasil Audit SPI dan Tindak lanjutnya
95. Laporan audit atas pelaksanaan pengadaan barang dan jasa
96. Masukan yang diberikan SPI atas prosedur dan pengendalian proses-
proses bisnis perusahaan Contoh masukan yang diberikan SPI
tentang upaya pencapaian strategi bisnis perusahaan.
97. Kebijakan Sistem Pengendalian Intern
98. Laporan Pelaksanaan Tugas SPI Kepada Dirut dan KA
99. Pedoman Audit SPI dan Program Kerja SPI
100. SPI Charter
101. Struktur Organisasi BUMD
- 90 -

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 4

Contoh Form Kuesioner Asesmen Penerapan GCG BUMD

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN


DEPUTI BIDANG AKUNTAN NEGARA
Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Telp/Facs : (021) 85910031 ext 0827

Kuesioner ini disusun dalam rangka evaluasi penerapan Good


Corporate Governance di BUMD X untuk periode tahun XYZ. Kuesioner terdiri
dari Kuesioner dengan jawaban "Ya" atau "Tidak" dan Kuesioner dengan skala
5 (lima) yang menunjukkan angka penilaian 5 (kuat) sampai dengan 1
(lemah). Apabila ada pendapat, komentar atau informasi lain yang relevan
dengan pertanyaan dapat diisi pada kolom "keterangan".
Kisaran penilaian kuesioner dengan skala 5 adalah sebagai berikut:
5 = Sangat Baik 85 < Nilai
4 = Baik 75 ≤ Nilai ≤ 85
3 = Cukup 50 ≤ Nilai < 75
2 = Kurang 25 ≤ Nilai < 50
1 = Sangat Kurang Nilai < 25

Contoh Kuesioner untuk Dewas/Dekom


NO No Par KUESIONER JAWABAN

1 I .1.6.14 Bagaimana pemahaman 5 4 3 2 1


Bapak/Ibu terhadap
"Pedoman/Kebijakan GCG''
(Code of Corporate Governance)
BUMD X?
2 I .1.7.16 Bagaimana pemahaman 5 4 3 2 1
Bapak/Ibu terhadap "Pedoman
Perilaku BUMD X"?
3 II .10.25.57 Bagaimana tingkat kesetaraan 5 4 3 2 1
Pemegang Saham Anak
Perusahaan (Skor 5
menunjukkan Perlakuan yang
setara kepada Pemegang Saham
anak perusahaan)
- 91 -

4 II .10.25.58 Bagaimana penerapan prinsip 5 4 3 2 1


fairness Pemegang Saham
(BUMD X) terhadap Anak-Anak
Perusahaan (Skor 5
menunjukkan Pemegang Saham
memperlakukan anak
perusahaan secara fair)
5 Bagaimana tingkat keaktifan
III.1A.13.28.62 Pemilik Modal/Pemegang Saham
jika ingin mengadakan Rapat
KPM/RUPS.
6 a. Rapat Tahunan 5 4 3 2 1
7 b. Rapat Luar Biasa 5 4 3 2 1
8 Apakah terdapat ketetapan YA TIDAK
III.1A.13.29.63 KPM/RUPS mengenai sistem
penyampaian informasi material
perusahaan dari Direksi dan
atau Komisaris?
9 Apakah dalam tahun XXX, YA TIDAK
III.1A.13.29.63 terdapat informasi material yang
disampaikan kepada Pemilik
Modal/Pemegang Saham ?
10 III.1A.13.29.63 Terkait pertanyaan di atas,
bagaimana penyampaian
informasi material perusahaan
dari Direksi dan atau Komisaris
kepada Pemilik
Modal/Pemegang Saham,
ditinjau dari:
11 a. Ketepatan waktu? 5 4 3 2 1
12 b. Kesesuaiannya dengan 5 4 3 2 1
aturan?
13 Bagaimana tingkat keaktifan
Pemilik Modal/Pemegang Saham
dalam:
14 III.1A.13.31.64 b. Pemilihan anggota 5 4 3 2 1
Dewas/Dekom
15 III.1A.13.30.65 a. Pemilihan Direksi? 5 4 3 2 1
16 III.1A.13.31.66 Bagaimana tingkat perlindungan 5 4 3 2 1
pemegang saham mayoritas
terhadap Hak Pemilik Modal/
Pemegang Saham minoritas
17 III.1A.13.34.69 Bagaimana pengambilan
keputusan RUPS dilaksanakan,
ditinjau dari:
18 a. prinsip fairness? 5 4 3 2 1
19 b. prinsip transparansi? 5 4 3 2 1
20 III.1A.13.37.74a Bagaimana proses
pengangkatan Dewas/Dekom
dilaksanakan ditinjau dari:
21 a. tingkat transparansi 5 4 3 2 1
22 b. Kesesuaiannya dengan sistem 5 4 3 2 1
fit and proper test
- 92 -

23 III.1A.13.37.74c Bagaimana kesesuaian 5 4 3 2 1


komposisi Dekom dengan
ketentuan yang berlaku.
24 III.1A.13.38.76a Bagaimana proses
pengangkatan Direksi
dilaksanakan ditinjau dari:
25 a. tingkat transparansi 5 4 3 2 1
26 b. Kesesuaiannya dengan sistem 5 4 3 2 1
fit and proper test
27 III.1A.13.38.76c Bagaimana kesesuaian 5 4 3 2 1
komposisi Direksi dengan
ketentuan yang berlaku.
28 III.B.1.19.46.88 Apakah setiap anggota YA TIDAK
Dewas/Dekom yang baru
diangkat wajib mengikuti
program pengenalan?
29 III.B.1.19.46.89 Apakah bentuk program YA TIDAK
pengenalan yang telah dijalani
setiap anggota Dewas/Dekom
sesuai dengan kebijakan
program pengenalan?
30 III.B.1.19.46.90 Bagaimana kecukupan materi 5 4 3 2 1
atas program pengenalan yang
telah dijalani oleh anggota
Dewas/Dekom?
dst ……………………. …………………….

Pertanyaan diatas dapat disesuaikan dengan Sub Parameter yang belum dapat
disimpulkan pemenuhannya dari proses reviu dokumen.
- 93 -
Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 5
CONTOH FORM WAWANCARA ASESMEN PENERAPAN GCG BUMD X

Contoh Wawancara Dewas/Dekom


Nama Responden :
"Hari/Tanggal" :

No Kode Pertanyaan Jawaban


1 13.41 Bagaimana pelaksanaan program
pengenalan dan pelatihan
Dewas/Dekom

2 15 dan Bagaimana Mekanisme pemberian


16 arahan kepada Direksi dari hasil
telahan Dewas/Dekom atas:
kepatuhan Direksi menjalankan
RKAP dan RJPP, kesesuaian Visi
dan misi perusahaan, kebijakan
suksesi manajemen, MR, IT dan
lain-lain

3 Bagaimana mekanisme
Dewas/Dekom untuk meyakinkan
bahwa hasil telaahan
ditindaklanjuti oleh Direksi

4 17.63.(2) Apakah langkah-langkah/


arahan/mekanisme Dewas/Dekom
jika terjadi gejala menurunnya
kinerja perusahaan

5 17.58 Bagaimana Mekanisme


Dewas/Dekom mengawasi dan
memantau kepatuhan Direksi
dalam menjalankan peraturan
perundangan yang berlaku dan
perjanjian dengan pihak ketiga?
Terkait perencanaan untuk
membahas kepatuhan Direksi dan
pelaksanaan pembahasannya.

6 19.66 Bagaimana mekanisme pemilihan


dan pengangkatan Direksi pada
BUMD X dan bagaimana peran
Dewas/Dekom terkait hal tersebut?

7 24 Sejauh mana keterlibatan Komite


dalam proses evaluasi terhadap
kepatuhan Direksi dalam
menjalankan Perusahaan dan
apakah menurut bapak jumlah dan
- 94 -

kompetensi komite yang ada telah


memadai

8 23 Bagaimana Peran Sekdekom dalam


menjalankan kegiatan
Dewas/Dekom
- 95 -

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 6

DAFTAR SUMBER INFORMASI PENCAPAIAN TUJUAN GCG BUMD

No. Tujuan penerapan Tata Kelola Dokumen/Parameter Sumber Informasi


Perusahaan yang Baik menurut Pemenuhan
Pasal 92 (3) PP 54 Tahun 2017
a Mencapai Tujuan BUMD
a.1 memberikan manfaat bagi Data kontribusi Deviden/PAD, Pajak
perkembangan perekonomian Daerah,CSR
Daerah;
a.2 menyelenggarakan kemanfaatan Profil, Laporan Keuangan, Perda Pendirian ,
umum berupa penyediaan Ijin Usaha
barang dan/atau jasa yang
bermutu bagi pemenuhan hajat
hidup masyarakat sesuai
kondisi, karakteristik dan
potensi Daerah yang
bersangkutan berdasarkan tata
kelola perusahaan yang baik;
a.3 memperoleh laba dan/atau Profil dan Laporan Keuangan
keuntungan.
b mengoptimalkan nilai BUMD 4,5,6,7,8,9,12,13,15,16,17,18,19,20,21,22,
agar perusahaan memiliki daya 23,24,25,26,37,38,85,86,87,88,89,90,91,92
saing yang kuat, baik secara ,93,94,96,97,99,100,101,102,103,104,105,
nasional maupun internasional; 120,141,142,143,144,145,146,147,148
perekonomian nasional;
c mendorong pengelolaan BUMD 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,15,16,17,18,19,20,2
secara profesional, elisien, dan 1,22,23,24,25,26,27,28,29,30,31,32,33,34,
efektif, serta memberdayakan 35,36,37,38,3940,4,100,101,102,103,1041,
fungsi dan meningkatkan 42,43,44,45,46,47,48,49,50,51,52,53,54,55
kemandirian organ BUMD; 56,57,58,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69
,70,71,72,73,74,75,76,77,78,79,80,81,82,8
3,84,85,86,87,88,89,90,91,92,93,94,,95,96,
97,98,99,106,107,108,111,112,120,121,12
2,123,124,125,126,127,128,129,130,131,1
32,133,134,135,136,137,138,139,140,141,
- 96 -

142,143,144,145,146,147,148

d mendorong agar organ BUMD 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,13,14,15,16,17,18,19,2


dalam membuat keputusan dan 0,21,22,23,24,25,,32,33,34,35,36,37,38,39,
menjalankan tindakan dilandasi 40,42,42,43,49,50,51,52,53,54,55,56,57,58
nilai moral yang tinggi dan ,59,60,61,62,63,64,65,66,67,68,69,70,71,7
kepatuhan terhadap peraturan 2,98,109,110,117,118,119,120,121,122,12
perundang-undangan, serta 3,124,125,126,127,128,129,130,131,132,1
kesadaran tanggung jawab sosial 33,134,135,136,137,138,139,140
BUMD terhadap pemangku
kepentingan maupun kelestarian
lingkungan di sekitar BUMD;
e meningkatkan kontribusi BUMD 113,114,115
dalam perekonomian nasional; Laporan Pajak (setoran pajak pusat),Lporan
Program PEN
f meningkatkan iklim usaha yang 1,2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,96,97,113,114,1
kondusif bagi perkembangan 41,142,143,144,145,146,147,148
investasi nasional Kredit Produktif, Kerjasama dengan pihak
lain, KPBU
- 97-

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 7

DAFTAR CONTOH KORELASI KEJADIAN KASUS PADA PARAMETER 150


DENGAN PARAMETER LAINNYA

Bidang/Area Beberapa contoh penyimpangan yang dapat Parameter


Bisnis mengurangi kualitas penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik, diantaranya adalah:

Keuangan (1) Perkara penting berindikasi tindak pidana Par 2, 58, 106, 117, 143
korupsi pada kegiatan Pengadaan barang dan
jasa yang dihadapi anggota Direksi dan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas;
Produk (2) Pembekuan produk utama perusahaan atau Par 59, 104, 105
mengalami kondisi yang berpotensi
mengakibatkan pembekuan produk utama
perusahaan. Misalnya: pengaduan terdapat
kandungan berbahaya/tidak halal/tidak
memperoleh izin.

Lingkungan (3) Pencemaran lingkungan oleh perusahaan Par 16, 19


Hidup yang menyebabkan kematian, menimbulkan
kerusakan yang sangat serius pada lingkungan
sekitar dan masyarakat, dan kerugian finansial
yang sangat besar. Misalnya: terdapat
pengaduan pembuangan limbah yang tidak
sesuai AMDAL.
Perjanjian (4) Adanya permohonan pailit atau permohonan Par 60, 114, 115, 116,
penundaan kewajiban pembayaran utang, baik
yang dilakukan oleh BUMD tersebut maupun
oleh kreditur atau oleh instansi yang
berwenang. Misalnya: tuntutan kepailitan oleh
mitra perusahaan karena BUMD gagal melunasi
pinjaman sesuai perjanjian.
Lainnya (5) Penyimpangan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan lainnya.

Catatan: Contoh di atas tidak membatasi asesor dalam mengembangkan parameter lainnya
yang berkorelasi dengan kasus yang dialami, baik menyangkut penyimpangan seluruh maupun
sebagian prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
- 98-

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 8

CONTOH FORMAT LAPORAN ASESMEN PENERAPAN GCG BUMD

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI
PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
B. SARAN
BAB II URAIAN HASIL ASESMEN
A. DATA UMUM
1. Dasar penugasan
2. Tujuan Asesmen
3. Ruang Lingkup dan Periode Asesmen
4. Metodologi Asesmen
5. Batasan Tanggung Jawab
6. Data Umum Perusahaan
B. HASIL ASESMEN
1. Aspek Komitmen
2. Aspek Kebijakan GCG
3. Aspek Partisipan GCG
a. Pemegang Saham
b. Dewan Komisaris
c. Komite Dewan Komisaris
d. Direksi
e. Satuan Pengawas Intern
f. Sekretaris Perusahaan
4. Aspek Pengungkapan Informasi
5. Aspek Lainnya
C. LAMPIRAN
Lampiran 1 : Ringkasan Hasil Asesmen Penerapan GCG … (Nama
BUMD)
Lampiran 2 : Daftar Capaian Penerapan GCG Per Indikator Tahun ….
Lampiran 3 : Area Perbaikan (Area Of Improvements) Dan Rekomendasi
(Nama BUMD)
Lampiran 4 : Data Keuangan Tahun 20xx-2 - 20xx
- 99 -

RINGKASAN EKSEKUTIF
Pengembangan dan penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good
Corporate Governance/GCG) merupakan wujud komitmen perusahaan untuk
meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitasnya dalam jangka
panjang yang diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan berupa
peningkatan kinerja (performance) dan tujuan perusahaan.

Asesmen terhadap penerapan GCG pada …. (Nama BUMD) sebagai badan


usaha milik Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota… dilakukan untuk
memperoleh gambaran mengenai kondisi penerapan GCG dikaitkan dengan
ketentuan yang berlaku dan praktik-praktik terbaik (best practices) penerapan
GCG, sehingga area-area yang memerlukan perbaikan dapat diidentifikasi dan
diberikan saran perbaikan.

Guna menghindarkan kerancuan dalam penggunaan laporan dan


pelaksanaan saran yang disampaikan, perlu dijelaskan bahwa Asesmen
penerapan GCG ini tidak ditujukan untuk memperbandingkan capaian
penerapan praktik-praktik GCG antar Partisipan GCG di Perusahaan, yaitu
antara Direksi dan Dewan Pengawas/Komisaris maupun antara keduanya
dengan KPM/Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Praktik GCG pada
masing-masing partisipan tersebut diukur dengan kriteria tersendiri sesuai
dengan struktur dan proses terbaik atau ideal seperti yang tertuang secara
rinci dalam tabel scorecard pada lampiran 2 laporan ini.

Berdasarkan Asesmen yang kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa kondisi


penerapan GCG pada … (nama BUMD) memperoleh predikat “…………”,
dengan skor ……... Capaian skor untuk masing-masing aspek governance
terinci sebagai berikut
Capaian Persentase
No Aspek Governance Bobot
Perusahaan (%)
I Komitmen 15 …. ….
II Kebijakan GCG 10 …. ….
III Partisipan GCG 65 .… ….
IV Pengungkapan Informasi 5 …. ….
V Aspek Lainnya ±5
TOTAL 100 ……

Contoh narasi:
Dalam tahun 20xx Perusahaan telah menjalankan amanat PP 54 Tahun 2017
dalam penerapan tata kelola perusahaan yang baik, yang secara umum
ditandai dengan telah adanya komitmen menjalankan tindakan yang
dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-
undangan, pengelolaan perusahaan secara profesional, namun organ
- 100 -

perusahaan belum sepenuhnya melaksanakan tugas pokok dan kewenangan


dengan baik, termasuk SPI dan Sekretaris Perusahaan belum sepenuhnya
berhasil membantu Direksi sesuai perannya, serta masih terdapat informasi
pokok terkait kinerja perusahaan yang belum diungkapkan secara cukup
terhadap stakehorders. (pengungkapan ini agar sesuaikan dengan hasil
asesmen).

Saran perbaikan atas kelemahan dalam penerapan GCG tidak akan berarti
apapun apabila tidak segera dibuat rencana aksi perbaikan dan
pelaksanaannya. Tindak lanjut atas rencana aksi yang didasari dengan
komitmen semua pihak terkait akan meningkatkan penerapan praktik GCG
yang mengacu pada peraturan yang berlaku dan praktik terbaik/best
practices, yang terus berkembang.
………..,
...........................20...
Direktur/Kepala
Perwakilan,

……………………………………
NIP …………………………….
- 101 -

BAB I
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN

Kami telah melakukan Asesmen penerapan Good Corporate Governance (GCG)


pada (..Nama BUMD..) tahun 2016 yang mencakup 4 (empat) aspek, yaitu
Komitmen, Kebijakan GCG, Partisipan GCG, dan Pengungkapan Informasi,
dengan tujuan memberikan gambaran penerapan GCG dan saran-saran
perbaikan.

Berdasarkan Asesmen terhadap penerapan GCG pada (....Nama BUMD...)


untuk periode tahun …… yang dilakukan sejak tanggal ……. Sampai dengan
tanggal ……., dapat disimpulkan bahwa kondisi penerapan GCG pada (..Nama
BUMD..) mencapai predikat “………” dengan skor ….. dari skor maksimal 100
atau ……%.

Secara ringkas, capaian skor tersebut terinci sebagai berikut:

Capaian Persentase
No Aspek Governance Bobot
Perusahaan (%)
I Komitmen 15 … ….
II Kebijakan GCG 10 … .…
III Partisipan GCG 65 .… ….
IV Pengungkapan Informasi 5 … ….
V Lainnya ±5
TOTAL 100 …

Tabel di atas menggambarkan hasil perbandingan antara kondisi penerapan


GCG pada (..Nama BUMD..) dengan praktik terbaik (best practices) penerapan
GCG.

Pada masing-masing aspek governance terdapat penerapan yang sudah


mendekati atau mencapai praktik terbaik (kalimat ini sesuaikan dengan
hasil yang diperoleh) tetapi pada area tertentu masih diperlukan upaya
perbaikan/penyempurnaan.

Indikator tata kelola yang secara signifikan memerlukan perbaikan untuk


meningkatkan kualitas penerapan tata kelola perusahaan yang baik adalah
sebagai berikut: (Indikator dengan skor ≤ 75)

I. Aspek Komitmen
a. …..
b. …..
- 102 -

c. …dst
II. Aspek Kebijakan GCG
a. …..
b. …dst
III. Aspek Partisipan GCG
1. Pemegang Saham
a. …..
b. …dst
2. …..dst
IV.Aspek Pengungkapan Informasi
a. …..
b. …..
c. …dst
V. Aspek Lainnya

B. SARAN
Terhadap kelemahan penerapan GCG sebagaimana diuraikan di atas dan
dalam upaya memperbaiki kinerja pencapaian praktik-praktik terbaik
penerapan GCG, kami menyarankan beberapa hal yang memerlukan
perbaikan sebagai berikut:
I. Aspek Komitmen
a. …..
b. …..
c. …dst
II. Aspek Kebijakan GCG
III. ……dst

Uraian selengkapnya hasil Asesmen berikut saran disajikan dalam Bab II.
- 103 -

BAB II
URAIAN HASIL ASESMEN
A. DATA UMUM

1. Dasar Penugasan

Dasar penugasan asesmen penerapan GCG pada (..Nama BUMD..) adalah:


a. Peraturan Pemerintah Nomor: 60 Tahun 2008, tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah;
b. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor: 192 Tahun 2014 tentang
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan;
c. Surat permintaan Direksi/Dewas BUMD untuk pelaksanaan asesmen
GCG (apabila ada);
d. Surat Tugas Kepala Perwakilan/Direktur …… Nomor ……. Tanggal ……
Tentang…….

2. Tujuan Asesmen

- Memberikan gambaran yang independen terhadap kualitas penerapan


GCG pada (Nama BUMD) untuk periode tahun …;
- Memberikan gambaran umum pengaruh penerapan tata kelola yang baik
terhadap pencapaian tujuan BUMD;
- Identifikasi bidang-bidang penerapan GCG yang mendekati atau telah
mencapai praktik terbaik dan yang memerlukan perbaikan (areas of
improvements);
- Memberikan saran perbaikan.

3. Ruang Lingkup Dan Periode Asesmen

a. Ruang Lingkup Asesmen


Ruang lingkup penerapan asesmen GCG pada (..Nama BUMD..) meliputi
semua aspek yang mendukung penerapan GCG yang terbagi dalam
empat aspek, yaitu:
1) Komitmen;
2) Kebijakan GCG;
3) Partisipan GCG;
- KPM/RUPS
- Dewan Pengawas/Komisaris (Komite Dewas)
- Direksi (Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan Sekretaris
- 104 -

Perusahaan);
4) Pengungkapan Informasi.

b. Periode Asesmen
Periode asesmen penerapan GCG (Nama BUMD) adalah 1 Januari …
sampai dengan 31 Desember……. serta periode sebelum maupun
sesudahnya sepanjang memiliki kaitan sebagai dasar pengambilan
kesimpulan.

4. Metodologi Asesmen

Metodologi yang digunakan dalam asesmen penerapan GCG pada (..Nama


BUMD..) adalah:
1) Pengumpulan Data
a. Reviu Dokumen
Reviu dokumen dilakukan terhadap dokumen (..Nama BUMD..) yang
terkait dengan struktur dan proses governance perusahaan, antara
lain: Anggaran Dasar, Pedoman Tata Kelola (Code of Corporate
Governance/CoCG), Pedoman Tata Laku (Code of Conduct/CoC),
Kebijakan Perusahaan, Kebijakan Manajemen, Risalah RUPS, Risalah
Rapat Dewan Komisaris dan Direksi termasuk Rapat Komite, Laporan
Keuangan Tahunan, Dokumen SPI, dan dokumen lainnya.
b. Kuesioner
Pengisian kuesioner dilakukan untuk memperoleh gambaran persepsi
responden atas implementasi peraturan/sistem/ kebijakan/SOP
sebagai bentuk penerapan GCG. Rancangan kuesioner dan kriteria
pemilihan responden ditentukan oleh Tim BPKP (asesor), sedangkan
penetapan penunjukkan responden ditetapkan oleh BUMD.
Rencana dan realisasi pendistribusian kuesioner adalah sebagai
berikut:
Respon
Responden Rencana Realisasi
Rate (%)
Pemegang Saham .... .... ....
Dewas/Dekom .... .... ....
Sekretaris Dewan .... ....
Komisaris ....
Komite .... .... ....
Direksi .... .... ....
SPI .... .... ....
Sekper .... .... ....
Kepala Divisi .... .... ....
- 105 -

Karyawan .... .... ....


Jumlah .... .... ....

Pilihan kategori responden disesuaikan dengn keberadaannya di


BUMD.

c. Wawancara
Wawancara dilakukan sebagai pendalaman lebih lanjut terhadap data
yang tidak dapat diperoleh melalui reviu dokumen.

d. Observasi
Observasi dilakukan untuk memperoleh data melalui pengamatan
atas implementasi penerapan tatakelola tertentu yang dilaksanakan
perusahaan.

2) Pengolahan Data

a. Tabulasi dan analisis Data


Berbagai data yang diperoleh dari hasil asesmen ditabulasi sesuai
kategori yang ditetapkan selanjutnya data tersebut dianalisis
pemenuhannya tehadap pokok governance yang terdapat pada
parameter/sub parameter untuk memperoleh gambaran kualitas atas
penerapan GCG pada (..Nama BUMD..).

b. Pemaparan
Hasil sementara asesmen praktik penerapan GCG dipaparkan kepada
Tim Mitra (counterpart) perusahaan untuk mendapatkan konfirmasi.
Tingkatan capaian aktual atas penerapan GCG dikategorikan ke
dalam lima kelompok predikat, yaitu: Sangat Baik, Baik, Cukup,
Kurang dan Sangat Kurang dengan penjelasan sebagai berikut:

Kategori Range Score


Predikat
Sangat Baik 85 ≤ X ≤ 100
Baik 75 ≤ X < 85
Cukup 60 ≤ X < 75
Kurang 50 ≤ X < 60
Sangat Kurang < 50
- 106 -
3) Pelaporan
Tahap akhir dari kegiatan Asesmen implementasi GCG adalah
penyusunan laporan hasil Asesmen penerapan GCG di (..Nama BUMD..).

5. Batasan Tanggung Jawab


Kebenaran atas data terkait penerapan GCG adalah tanggung jawab
perusahaan, sedangkan tanggung jawab Tim BPKP adalah pada simpulan
hasil Asesmen berdasarkan metodologi penilaian yang telah ditetapkan,
dengan batasan sebagai berikut:
a. Tidak melakukan penilaian atas kebijakan atau peraturan yang
dikeluarkan oleh instansi di luar perusahaan, namun terbatas untuk
melihat dampaknya terhadap penerapan GCG pada perusahaan.
b. Tidak melakukan penilaian atas beban kerja (work load) masing-masing
organ perusahaan yang diperlukan untuk memastikan keseimbangan
alokasi tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada (..Nama BUMD..).
c. Penilaian dilakukan sebatas data yang diperoleh Tim BPKP selama
proses Asesmen, sedangkan rekomendasi didasarkan pada hasil analisis
terhadap hal-hal yang perlu ditingkatkan.
d. Penilaian dilakukan sebatas aspek governance dan pengungkapan
informasi lainnya terkait pelanggaran peraturan perundang-
perundangan.

6. Data Umum Perusahaan

a. Profil Perusahaan

Melihat potensi (bisnis properti, pertanian, perdagangan, pertambangan,


air minum, dll cantumkan yang sesuai di daerah Provinsi/Kab/Kota),
Pemerintah (Provinsi/Kab/Kota) merasa perlu untuk mendirikan BUMD
(sebutkan nama BUMD dan uraian bisnis utamanya) guna dapat lebih
mengembangkan potensi sehingga mampu menjadi penggerak bagi
pertumbuhan ekonomi di … (bagian ini disesuaikan dengan latar
belakang pendirian BUMD yang tercantum dalam Perda.
BUMD … didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Daerah (Perda)
Provinsi/Kab/Kota … Nomor … tahun 20xx tentang pendirian BUMD …
(beserta perubahan terakhir).
Pada tahun 20xx, Pemerintah Provinsi/Kab/Kota … (uraikan
perkembangan usaha BUMD … sejak berdiri sampai dengan saat
asesmen).
Tambahkan informasi mengenai:
a. Komposisi kepemilikan saham
b. Anak perusahaan yang dimiliki
- 107 -

c. Kerja sama yang sedang dijalankan


d. Wilayah kerja yang menjadi cakupan

b. Visi Dan Misi Perusahaan

Uraikan Visi, Misi beserta penjelasannya

c. Kegiatan Bisnis Perusahaan

Uraikan jenis-jenis usaha perusahaan berdasarkan jenis produk barang


dan jasa, volume, wilayah pemasaran, manfaat yang diberikan BUMD
untuk ekonomi daerah. Sebagai contoh: BUMD bergerak dalam bidang
galian tambang batubara yang dapat menyerap jumlah tenaga kerja
relatif banyak sehingga secara tidak langsung memberikan pendapatan
bagi masyarakat yang dapat digunakan untuk kebutuhan hidup atau
pada saat yang sama menggerakkan pasar di daerah bersangkutan.

Kegiatan usaha BUMD …. adalah pengusahaan di bidang …, meliputi: …


(sesuai Perda dan Izin usaha).

Pada tahun 20XX posisi perusahaan dalam bisnis adalah sebagai


berikut:

NO Perkembangan Bisnis BUMD Tahun 20XX-1 Tahun 20XX


1 Penjualan … (nama produk/jasa) Volume dan rupiah Volume dan
rupiah
2 Wilayah penjualan Prov/Kab/Kota Prov/Kab/Kota
3 Kerja sama dengan pihak ketiga Jumlah KSO Jumlah KSO
4 …
5 …

Data ini iisi dengan kondisi actual Perusahaan.

Dari tabel di atas terlihat bahwa bisnis perusahaan mengalami


peningkatan/penurunan pada jenis usaha, namun volume penjualan
meningkat /menurun dari tahun 20XX sampai dengan 20XX. (Uraikan
sesuai kondisi peningkatan/penurunan pada table di atas).

d. Susunan Dewan Pengawas/Komisaris dan Direksi

Uraikan susunan Dewan Pengawas/Komisaris/dan Direksi (sesuai


bentuk Badan Hukum BUMD) sampai pada saat asesmen.

e. Data keuangan

Uraikan secara naratif perkembangan data keuangan antara lain jumlah


aset, ekuitas, laba/rugi.
- 108 -

Contoh: Perkembangan nilai aset yang dikelola perusahaan perusahaan


per 31 Desember 20XX sebesar Rp….. mengalami
peningkatan/penurunan dari tahun 20XX sebesar Rp…. Atau …%.
Peningkatan/penurunan terutama berasal dari aset jenis …. Hal ini
disebabkan oleh….., misalnya: peningkatan permintaan produk barang
dagangan perusahaan…sehingga perusahaan meningkatkan investasi
dalam penyediaan aset ….

Uraikan kontribusi fiskal kepada Pemerintah Pusat/Provinsi/Kab/Kota.

Contoh: pada tahun 202x BUMD …. telah menyetorkan


pajak/deviden/retribusi lainnya ke kas negara sebesar Rp….. mengalami
peningkatan/penurunan dari tahun 202x, hal ini disebabkan oleh…..

(rincian pada lampiran 4)

B. HASIL ASESMEN

Kami telah melakukan asesmen penerapan GCG pada (..Nama BUMD..) periode
1 Januari ….s.d. 31 Desember ….. yang mencakup empat aspek pengujian.
Penerapan perangkat GCG adalah tanggung jawab manajemen perusahaan,
tanggung jawab kami terletak pada hasil asesmen atas penerapan tersebut.
Asesmen penerapan GCG pada (..Nama BUMD..) dilaksanakan berdasarkan
metode dan prosedur asesmen dengan Indikator Penilaian dan Asesmen atas
Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik pada Badan Usaha Milik Daerah.

Adapun aspek penerapan GCG yang dinilai mencakup: (a) Komitmen,


(b) Kebijakan GCG, (c) Partisipan GCG, dan (d) Pengungkapan Informasi. Aspek
yang dinilai terangkum dalam 45 indikator dengan 148 parameter.
Hasil asesmen penerapan GCG pada (..Nama BUMD..) mencapai predikat ‘’…’’
dengan skor ….. dari skor maksimum …. atau ….% , dengan rincian sebagai
berikut:

Capaian Persentase
No Aspek Governance Bobot
Perusahaan (%)

I Komitmen 15 … ….
II Kebijakan GCG 10 … ….
III Partisipan GCG
a. KPM/Pemegang
21
Saham/RUPS … ….
b. Dewan Komisaris 17 … ….
c. Komite Dewas 5 … ….
d. Direksi 13 … ….
e. SPI 5 … ….
- 109 -

f. Sekretaris Perusahaan 4 … ….
IV Pengungkapan 5 … ….
V Aspek Lainnya ±5
Jumlah 100 … ….

Rincian skor per aspek dan indikator masing-masing disajikan pada Lampiran
2.

Dibandingkan dengan praktik terbaik penerapan GCG, kondisi penerapan GCG


pada (..Nama BUMD..) belum sepenuhnya sesuai pada ketentuan yang
berlaku atau best practices penerapan GCG sehingga masih memerlukan
upaya-upaya perbaikan.

Dari empat aspek pengujian terhadap penerapan GCG (..Nama BUMD..)


persentase capaian tertinggi ada pada aspek……. yaitu sebesar …. dari skor
maksimal …… dan capaian terendah pada aspek …. sebesar …. dari skor
maksimal 10 (atau ……%).
Indikator yang sudah tergolong baik adalah indikator dengan capaian skor di
atas 75, sehingga hanya sedikit bidang yang perlu perbaikan. Sedangkan
indikator yang masih perlu perbaikan adalah indikator dengan capaian 75 ke
bawah, dimana terdapat bidang yang cukup besar untuk dilakukan perbaikan.

Uraian atas hasil Asesmen penerapan GCG pada (..Nama BUMD..) adalah
sebagai berikut:
1. Aspek Komitmen
Aspek governance yang terkait dengan Komitmen dinilai berdasarkan 5
indikator, yaitu:
a. Pernyataan sikap perusahaan terhadap penerapan tata kelola perusahaan
yang baik.
b. Pelaksanaan aturan corporate governance.
c. Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku.
d. Perusahaan telah memperhatikan kepentingan seluruh stakeholders
perusahaan.
e. Ketepatan dalam penyampaian pelaporan kepada stakeholders.
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 5 indikator dengan 14
parameter menghasilkan skor … dari skor maksimum 15 atau …..%.
Tingkat pemenuhan masing-masing indikator diuraikan sebagai berikut:
a. Pernyataan sikap perusahaan terhadap penerapan tata kelola
perusahaan yang baik.
1) …;
2) …..dst
- 110 -

Disarankan kepada:
1) Dewan Komisaris dan/atau Direksi agar:
a) ….
b) …dst
2) ….dst

b. Pelaksanaan aturan corporate governance


1) …;
2) …..dst
Disarankan kepada:
1) Dewan Komisaris dan/atau Direksi agar:
a) ….
b) …dst

c. ….dst

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa BUMD telah/belum


berkomitmen dalam menjalankan tindakan yang dilandasi nilai moral
yang tinggi dan kepatuhan terhadap perundang-undangan, (bila skor
aspek komitmen > 75 berarti telah berkomitmen, dan sebaliknya
menerapkan tata kelola perusahaan yang baik sebagaimana
diamanatkan pada pasal 92 ayat 3 PP Nomor 54 Tahun 2017).

2. Aspek Kebijakan GCG


Aspek governance yang terkait dengan Kebijakan GCG dinilai berdasarkan 6
indikator, yaitu:
a. Ketersediaan pedoman/kebijakan GCG;
b. Ketersediaan kebijakan pengelolaan dan administrasi Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN);
c. Ketersediaan kebijakan pengendalian gratifikasi sesuai ketentuan yang
berlaku;
d. Ketersediaan kebijakan sistem pelaporan atas dugaan penyimpangan
pada perusahaan yang bersangkutan (whistle blowing system);
e. Ketersediaan kebijakan pengelolaan hubungan induk dengan anak
perusahaan;
f. Ketersediaan Kebijakan Pengendalian Dokumen.
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 6 indikator dengan 12
parameter menghasilkan skor … dari skor maksimum 10 atau ….%.
Tingkat pemenuhan masing-masing indikator diuraikan sebagai berikut:
- 111 -

a. Ketersediaan Pedoman/Kebijakan GCG


1) …;
2) …..dst
Disarankan kepada:
1) Dewan Komisaris dan/atau Direksi agar:
a) ….
b) …dst
2) ….dst
b. ….dst

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kebijakan yang disusun BUMD


telah/belum mendukung BUMD dalam pengelolaan secara profesional,
efisien dan efektif serta memberdayakan fungsi dan kemandirian organ.
Selain itu juga telah dapat mendorong organ BUMD dalam membuat
keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan
kepatuhan terhadap perundang-undangan (bila skor aspek kebijakan > 75%
berarti telah mampu mendorong BUMD dalam membuat keputusan dan
menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap perundang-undangan, dan sebaliknya) menerapkan tata kelola
perusahaan yang baik sebagaimana diamanatkan pada pasal 92 ayat 3
huruf c dan d, PP Nomor 54 Tahun 2017.

3. Aspek Partisipan GCG


a. KPM/RUPS
Aspek governance yang terkait dengan KPM/RUPS dinilai berdasarkan 7
indikator, yaitu:
1) Struktur kepemilikan saham/modal;
2) Hak-hak KPM/RUPS;
3) Pelaksanaan RUPS berdasarkan atas ketentuan yang ada;
4) Transparansi dalam sistem pengangkatan/Pemberhentian Dewan
Pengawas/Komisaris dan Direksi;
5) Penilaian Kinerja;
6) Sistem remunerasi untuk Dewan Pengawas/Komisaris dan Direksi;
7) Penetapan Auditor Eksternal.
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 7 indikator dengan 20
parameter menghasilkan skor …. dari skor maksimum 21 atau ….%.
Tingkat pemenuhan masing-masing indikator diuraikan sebagai berikut:
1) Struktur kepemilikan saham/modal;
- 112 -

a. ……………………………………
2) Hak-hak KPM/RUPS;
a. …………………………………
3) ….dst…..
…….
Dengan demikian bahwa pengurusan BUMD oleh KPM/RUPS dapat
disimpulkan telah/belum mendukung pencapaian tujuan BUMD, yang
ditandai dengan (sebutkan tugas pokok dan kewenangan KPM/RUPS
yang dilaksanaan dengan baik, seperti proses penetapan Rencana
Bisnis/RJPP dalam RUPS, pengngkatan dan pemberhentian
Dewas/Dekom dan Direksi, dll). Bila skor aspek KPM/RUPS > 75%
disimpulkan mendukung, sebagaimana diamanatkan pada pasal 92 ayat 3
PP Nomor 54 Tahun 2017.

b. Dewan Pengawas/Komisaris
Aspek governance yang terkait dengan Dewan Pengawas/Komisaris
dinilai berdasarkan 10 indikator, yaitu:
1) Kesempatan pembelajaran bagi Dewan Pengawas/Komisaris;
2) Dewan Pengawas/Komisaris melakukan pembagian tugas dan
menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk mendukung
pelaksanaan tugas Dewan Pengawas/Komisaris;
3) Dewan Pengawas/Komisaris menyusun Rencana Kerja Tahunan
Dewan Pengawas/Komisaris;
4) Dewan Pengawas/Komisaris melakukan pemantauan terhadap faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi perusahaan secara signifikan.;
5) Dewan Pengawas/Komisaris memberikan arahan dalam penyusunan
corporate plan dan RKAP.;
6) Dewan Pengawas/Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi
atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.;
7) Dewan Pengawas/Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap
Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.;
8) Dewan Pengawas/Komisaris melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak perusahaan/perusahaan
patungan.;
9) Dewan Pengawas/Komisaris berperan dalam pencalonan anggota
Direksi, menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan
mengusulkan tantiem/ insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku
dan mempertimbangkan kinerja Direksi;
- 113 -

10) Dewan Pengawas/Komisaris memantau dan memastikan bahwa


prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 10 indikator dengan 33
parameter menghasilkan skor …. dari skor maksimum 17 atau ….%.
Tingkat pemenuhan masing-masing indikator diuraikan sebagai berikut:
1. Kesempatan pembelajaran bagi Dewan Pengawas/Komisaris;
………………………………….dst
Dengan demikian pengurusan BUMD oleh Dewan Pengawas/Komisaris
melalui tugas-tugas pengawasan dan tugas lainnya disimpulkan bahwa
telah/belum mendukung pencapaian tujuan BUMD, yang ditandai
dengan (sebutkan tugas pokok dan kewenangan Dewan
Pengawas/Komisaris yang dilaksanaan dengan baik, seperti proses
memberikan pertimbangan dalam pengangkatan Direksi/Kepala SPI,
memberikan arahan penyususunan Renbis dan RKA, serta melaporkan
seluruh hasil pengawasannya kepada KPM/RUPS, dll). Bila skor aspek
Dewan Pengawas/Komisaris > 75% disimpulkan mendukung,
sebagaimana diamanatkan pada pasal 92 ayat 3 PP Nomor 54 Tahun
2017.

c. Komite Dewan Pengawas/Komisaris


Aspek governance yang terkait dengan Komite Dewan Komisaris dinilai
berdasarkan 3 indikator, yaitu:
1) Keberadaan Komite Dewan Komisaris
2) Sarana dan Prasarana Komite Dewan Komisaris
3) Komite Dewan Komisaris melaksanakan perannya sebagai pendukung
Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan.
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 3 indikator dengan 8
parameter menghasilkan skor …. dari skor maksimum 5 atau ….%.
Tingkat pemenuhan masing-masing indicator diuraikan sebagai berikut:
1. Keberadaan Komite Dewan Komisaris
….

2. Sarana dan Prasarana Komite Dewan Komisaris

3. …dst…

Dengan demikian Komite Dewan Pengawas/Komisaris disimpulkan


bahwa telah/belum membantu Dewas/Dekom dalam melakukan
- 114 -

pengawasan terhadap jalannya operasi BUMD, yang ditandai dengan


(sebutkan tugas pokok dan kewenangan Komite Dewan
Pengawas/Komisaris yang dilaksanaan dengan baik, seperti melakukan
telaahan terhadap TOR eksternal Auditor, melakukan penilaian terhadap
efektifitas sistem pengendalian internal, dll). Bila skor aspek Komite
Dewan Pengawas/Komisaris > 75% disimpulkan telah membantu
Dewas/Dekom dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya operasi
BUMD, sebagaimana diamanatkan pada pasal 85 PP Nomor 54 Tahun
2017.
d. Direksi
Aspek governance yang terkait dengan Direksi dinilai berdasarkan 7
indikator, yaitu:
1) Kesempatan pembelajaran bagi direksi.
2) Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung
jawab secara jelas.
3) Direksi menyusun perencanaan perusahaan.
4) Peran direksi dalam kegiatan operasional perusahaan.
5) Upaya direksi dalam mengasesmen keberhasilan strategi yang
ditetapkan.
6) Peran direksi dalam pengambilan keputusan (decision maker)
operasional.
7) Mekanisme pelaporan.

Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 7 indikator dengan 39


parameter menghasilkan skor …. dari skor maksimum 13 atau ……%.

Tingkat pemenuhan masing-masing indicator diuraikan sebagai berikut:


1. Kesempatan pembelajaran bagi direksi
…..
Atas permasalahan di atas, kami menyarankan Direksi agar:
a. …
b. …dst

2. Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan tanggung


jawab secara jelas
……..

3. …dst…

Dengan demikian disimpulkan bahwa Direksi telah/belum berhasil


- 115 -

dalam pengurusan perusahaan untuk pencapaian tujuan BUMD, yang


ditandai dengan (sebutkan tugas pokok dan kewenangan Direksi yang
dilaksanaan dengan baik, seperti menyusun perencanaan perusahaan,
kegiatan operasional perusahaan, pelaporan, dll). Bila skor aspek Direksi
> 75% disimpulkan telah berhasil dalam pengurusan perusahaan untuk
pencapaian tujuan BUMD, sebagaimana diamanatkan pada pasal 55 PP
Nomor 54 Tahun 2017

e. Satuan Pengawasan Intern (SPI)

Aspek governance yang terkait dengan SPI dinilai berdasarkan 3


indikator, yaitu:
1. SPI dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan
pelaksanaan tugasnya.
2. SPI menjalankan perannya sebagai pengawas dan evaluator.
3. SPI menjalankan peran sebagai mitra strategis manajemen.

Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 3 indikator dengan 10


parameter menghasilkan skor …. Dari skor maksimum 5 atau …..%.

Tingkat pemenuhan masing-masing indicator diuraikan sebagai berikut:


1. SPI dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung keberhasilan
pelaksanaan tugasnya
…….

2. ……
Atas permasalahan di atas, kami menyarankan Direksi agar mendorong
SPI untuk …...
Dengan demikian disimpulkan bahwa SPI telah/belum berhasil dalam
membantu Direksi dalam pengawasan intern perusahaan untuk
pencapaian tujuan BUMD, yang ditandai dengan (sebutkan tugas pokok
dan kewenangan SPI yang dilaksanaan dengan baik, seperti membantu
direktur utama dalam melaksanakan
pemeriksaan operasional dan keuangan BUMD, menilai pengendalian,
pengelolaan, dan pelaksanaannya pada BUMD, dan memberikan saran
perbaikan, dll). Bila skor aspek SPI > 75% disimpulkan telah berhasil
dalam membantu Direksi dalam pengawasan intern perusahaan untuk
pencapaian tujuan BUMD, sebagaimana diamanatkan pada pasal 80 PP
Nomor 54 Tahun 2017
- 116 -
f. Sekretaris Perusahaan
Aspek governance yang terkait dengan Sekretaris Perusahan dinilai
berdasarkan 2 indikator, yaitu:
1. Sekretaris perusahaan dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
keberhasilan pelaksanaan tugasnya
2. Sekretaris perusahaan menjalankan fungsinya
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 2 indikator dengan 7
parameter menghasilkan skor …. Dari skor maksimum … atau …..%.

1. Sekretaris perusahaan dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung


keberhasilan pelaksanaan tugasnya
…..

2. Sekretaris perusahaan menjalankan fungsinya


a. ….

Atas permasalahan di atas, kami menyarankan Direksi agar …….

Dengan demikian disimpulkan bahwa Sekretaris Perusahaan


telah/belum berhasil membantu Direksi dalam pengurusan perusahaan
melalui peran sebagai pejabat penghubung perusahaan dengan pihak
luar dan menyediakan berbagai informasi administratif bagi Direksi
untuk mengambil keputusan, menyelenggarakan fungsi kesekretariatan
untuk pencapaian tujuan BUMD. Bila skor aspek Sekretaris Perusahaan
> 75% disimpulkan telah berhasil dalam membantu Direksi sebagai
pejabat penghubung perusahaan dengan pihak luar dan menyediakan
berbgai informasi administrative bagi Direksi untuk mengambil keputusan,
menyelenggarakan fungsi kesekretariatan.

4. Pengungkapan Informasi

Aspek governance yang terkait dengan Pengungkapan Informasi dinilai


berdasarkan 2 indikator, yaitu:
1) Perusahaan menyediakan akses informasi perusahaan yg relevan bagi
stakeholders.
2) Kelengkapan penyajian laporan tahunan.
Asesmen yang dilakukan terhadap penerapan 2 indikator dengan 8
parameter menghasilkan skor…….dari skor maksimum ….atau ….%.

Tingkat pemenuhan masing-masing indikator diuraikan sebagai berikut:


1) Perusahaan menyediakan akses informasi perusahaan yg relevan bagi
stakeholders.
a) ………..
- 117 -

b) ….dst

Disarankan kepada Direksi agar:


a) ……
b) ….dst

2) Kelengkapan penyajian laporan tahunan.


……..
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Pengungkapan Informasi yang
disajikan oleh BUMD pada berbagai media informasi baik untuk
kepentingan internal dan eksternal perusahaan telah/belum
menggambarkan tingkat keterbukaan perusahaan untuk memenuhi
kebutuhan informasi baik bagi Stakeholders internal maupun eksternal,
dan telah mampu memberikan gambaran kondisi perusahaan secara
menyeluruh. Kondisi ini ditandai dengan tersedianya akses informasi bagi
kebutuhan internal berupa (rencana karir pegawai, kegiatan pengembangan
perusahaan, Kondisi keuangan keuangan, berbagai infrastruktur
administrasi perusahaan, informasi perencanaan perusahaan, dll).
Sedangkan kebutuhan eksternal berupa (kondisi keuangan perusahaan,
produk-produk perusahaan, cara akses layanan perusahaan, dll) sesuaikan
dengan kondisi yang ada. Bila skor aspek Pengungkapan Informasi > 75%
berarti telah mampu mendukung BUMD dalam menyediakan akses informasi
perusahaan yg relevan bagi stakeholders. Sebagaimana diamanatkan pada
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik
pasal 14 dan pasal 92 ayat 3 huruf d PP Nomor 54 Tahun 2017.

5. Aspek Lainnya
Contoh bila ada benchmarking
Pada masa governance 20XX perusahaan menerima kunjungan dari
perusahaan … dan …. (jika ada kunjungan) untuk melakukan studi
banding (benchmarking) teknologi sortasi barang produksi berdasarkan
mutu dan ukuran yang dilakukan secara akurat dan menguntungkan
perusahaan. Perusahaan telah memperoleh sertifikasi berstandar ASEAN
yang dijadikan acuan bagi perusahaan …… untuk diterapkan dalam
produksi yang mereka laksanakan. Terhadap kunjungan ini para
perusahaan telah memberikan surat ucapan terima kasih dan penyerahan
berbagai dokumentasi hasil penerapan studi banding yang dilakukan oleh
perusahaan. Terhadap hal ini perusahaan reward skor tata kelola sebesar
+…
- 118 -

Bila tidak ada benchmarking tidak perlu ada pengungkapan dalam laporan

Contoh bila ada penyimpangan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang


baik
Pada masa governance 20XX terjadi kasus hukum berupa pencemaran
lingkungan oleh limbah BUMD X yang dibuang secara ilegal ke sungai yang
mencemari sungai yang menimbulkan dampak kesehatan bagi warga
sekitar perusahaan berupa timbulnya berbagai penyakit dan kematian ikan
dan ternak yang mengkonsumsi air yang tercemar tersebut. Warga secara
resmi mengadukan pencemaran lingkungan tersebut ke Bapedalda dan
telah diproses untuk selanjutnya diajukan ke penegak hukum disertai
bukti-bukti. Berdasarkan hasil asesmen, informasi kasus ini diperoleh
asesor hanya dari sumber-sumber eksternal, tidak terdapat pengungkapan
pada sistem pelaporan BUMD X, serta tidak terlihat adanya upaya BUMD X
untuk menyelesaikan permasalahan yang ada maupun memberikan
bantuan administratif kepada penegak hukum agar permasalahan dapat
diselesaikan dengan cepat. Dari hasil wawancara sampai dengen saat
asesmen berakhir tidak terdapat tekanan kepada perusahaan dari pihak
tertentu maupun adanya kepentingan bisnis bagi oknum perusahaan atas
pembuangan limbah tersebut. Berdasarkan hasil ini, asesor berkesimpulan
bahwa terdapat penyimpangan prinsip transparansi dan akuntabilitas
sehingga memberikan punishment sebesar - ….

Uraian terkait aspek lainnya agar disesuaikan dengan kondisi faktual


kejadian bencmarking dan/atau penyimpangan prinsip-prinsip tata kelola
yang baik BUMD yang bersangkutan.
- 119 - Lampiran 1

Ringkasan Hasil Asesmen BPKP ….


Atas Penerapan Good Corporate Governance pada
(…Nama BUMD…)
Tahun 20….

Capaian Persentase
No Aspek Governance Bobot
Perusahaan (%)

I Komitmen 15 …. ….
II Kebijakan GCG 10 …. ….
III Partisipan GCG
a. KPM/Pemegang
21
Saham/RUPS …. ….
b. Dewan Pengawas/Dewan
17
Komisaris …. ….
c. Komite Dewas 5 …. ….
d. Direksi 13 …. ….
e. SPI 5 …. ….
f. Sekretaris Persh 4 …. ….
IV Pengungkapan 5 …. ….
V Aspek Lainnya ±5

Jumlah 100 …. ….

Menyetujui,

Ketua Dewan Pengawas/Komisaris


Direktur/Direktur Utama
Utama

………. …………………
- 120 -

Lampiran 2

DAFTAR CAPAIAN PENERAPAN GCG PER INDIKATOR TAHUN 20…

(…NAMA BUMD…)

%
No Uraian Bobot Skor
Capaian

I Komitmen (15)
1 Pernyataan sikap perusahaan terhadap penerapan tata
kelola perusahaan yang baik 4,0909 … …
2 Pelaksanaan aturan corporate governance 2,7273 … …
3 Kepatuhan perusahaan terhadap peraturan yang berlaku 4,0909 … …
4 Perusahaan telah memperhatikan kepentingan seluruh
stakeholders perusahaan 2,7273 … ….
5 Ketepatan dalam penyampaian pelaporan kepada
1,3636 … ….
stakeholder
Jumlah I 15,0000
II Kebijakan (10)
6 Ketersediaan pedoman/ kebijakan GCG 1,6667 … …
Ketersediaan kebijakan pengelolaan dan
7 administrasi Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara 1,6667 … …
Negara (LHKPN).
Ketersediaan kebijakan pengendalian gratifikasi sesuai
8 1,6667
ketentuan yang berlaku.
Ketersediaan kebijakan sistem pelaporan atas dugaan
9 penyimpangan pada perusahaan yang bersangkutan 1,6667
(whistle blowing system).
Ketersediaan kebijakan pengelolaan hubungan induk
10 1,6667 … ….
dengan anak perusahaan

11 Ketersediaan Kebijakan Pengendalian Dokumen 1,6667 … ….

Jumlah II 10,0000
III Partisipan GCG (70)
A. Pemilik Modal (21)
12 Struktur kepemilikan saham/modal 1,2857 … …
13 Hak-hak pemegang saham/pemilik modal 4,7143 … …
Pelaksanaan Rapat Pembahasan Bersama
14 (RPB/RPM) atau RUPS berdasarkan atas ketentuan 3,0000 … …
yang ada
Transparansi dalam sistem
15 pengangkatan/Pemberhentian Dewas/Dekom dan 4,7143 … ….
Direksi
16 Penilaian Kinerja 3,0000
17 Sistem Remunerasi untuk Dewas/Dekom dan Direksi 1,2857 … ….
18 Penetapan Auditor Eksternal 3,0000 … ….
Jumlah III A 21,0000
B.1 Dewan Pengawas/Komisaris (17)
19 Kesempatan pembelajaran bagi Dewas/ Dekom 1,6217 … …
Dewas/Dekom melakukan pembagian tugas dan
20 menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk 1,6217 … …
mendukung pelaksanaan tugas Dewas/Dekom.
- 121 -

Dewas/Dekom menyusun Rencana Kerja Tahunan


21 1,6217 … …
Dewas/Dekom.
Dewas melakukan pemantauan terhadap faktor-faktor
22 yang dapat mempengaruhi perusahaan secara 1,6217 … ….
signifikan.
Dewas/Dekom memberikan arahan dalam penyusunan 1,6217
23
corporate plan dan RKAP..
Dewas/Dekom memberikan arahan terhadap Direksi atas 1,6217
24 … ….
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
Dewas/Dekom melaksanakan pengawasan terhadap 1,6217
25 Direksi atas implementasi rencana dan kebijakan … ….
perusahaan.
Dewas/Dekom melakukan pengawasan terhadap 1,6217
26 pelaksanaan kebijakan pengelolaan anak … ….
perusahaan/perusahaan patungan.
Dewas/Dekom berperan dalam pencalonan anggota 1,6217
Direksi, menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial)
27 dan mengusulkan tantiem/insentif kinerja sesuai … ….
ketentuan yang berlaku dan mempertimbangkan kinerja
Direksi.
Dewas/Dekom memantau dan memastikan bahwa
28 prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah 2,4043 … ….
diterapkan secara efektif dan berkelanjutan.
Jumlah III.B.1 17,0000
B.2 Komite Dewas/Dekom (5)
29 Keberadaan Komite Dewas/Dekom 2,5000 … ….
30 Sarana dan Prasarana Komite Dewas/Dekom 0,8333 … ….
Komite Dewas/Dekom melaksanakan perannya sebagai
31 pendukung Dewas/Dekom dalam melaksanakan fungsi 1,6667 … ….
pengawasan
Jumlah III.B.2 5,0000
Jumlah III.B 22,0000
C.1 Direksi (13)
32 Kesempatan pembelajaran bagi Direksi 1,6071 … ….
Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang 1,6071
33 … ….
dan tanggung jawab secara jelas.
34 Direksi menyusun perencanaan perusahaan. 1,6071 … ….
35 Peran Direksi dalam Kegiatan Operasional Perusahaan 2,4821 … ….
Upaya Direksi dalam mengasesmen keberhasilan
36 2,4821 … ….
strategi yang ditetapkan
Peran Direksi dalam pengambilan keputusan
37 2,4821 … ….
(decision maker ) operasional.
38 Mekanisme pelaporan 0,7321 … ….
Jumlah C.1 13,0000
2C SPI (5)
SPI dilengkapi dengan faktor-faktor pendukung
39 1,0000 … …
keberhasilan pelaksanaan tugasnya
SPI menjalankan perannya sebagai pengawas dan
40 2,0000 … …
evaluator
SPI menjalankan peran sebagai mitra strategis (strategic
41 2,0000 … …
partner) manajemen
Jumlah III.C.2 5,0000
C.
Sekretaris Perusahaan (4)
2
- 122 -

Sekretaris Perusahaan dilengkapi dengan faktor-faktor


42 1,3333 … …
pendukung keberhasilan pelaksanaan tugasnya
43 Sekretaris perusahaan menjalankan fungsinya 2,6667 … …
Jumlah III.C.3 4,0000
Jumlah III.C 22,0000
Jumlah III 65,0000
IV Pengungkapan (5)
Perusahaan menyediakan akses informasi perusahaan
44 3,3333 … …
yg relevan bagi stakeholders
45 Kelengkapan penyajian Laporan tahunan 1,6667 … …
Jumlah IV 5,0000
V Aspek Lainnya
Praktik Tata Kelola Perusahaan menjadi contoh atau
46 benchmark bagi perusahaan perusahaan lainnya di +5
Indonesia
Praktik Tata Kelola Perusahaan menyimpang dari
prinsip-prinsip Tata Kelola Perusahaan yang Baik sesuai
Pedoman Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
47 (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik -5
Daerah, Pedoman Umum Good Corporate Governance
Indonesia, dan standar-standar praktik dan ketentuan
lainnya.
Jumlah IV 5,0000
TOTAL 100,0000
- 123-

Lampiran 3

AREA PERBAIKAN (AREA OF IMPROVEMENTS) DAN REKOMENDASI

(…NAMA BUMD…)

No. AOI USULAN SARAN KPM/RUPS Dewas/Dekom DIREKSI

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
dst
- 124 -

Lampiran 4

DATA KEUANGAN TIGA TAHUN TERAKHIR

(…NAMA BUMD…)

1) Perkembangan Posisi Keuangan (Audited/Unaudited)


(dalam ribuan rupiah)

No URAIAN TAHUN
20xx 20xx-1 20xx-2
1 Aset Lancar … … …

2 Aset Tidak Lancar … … …

Jumlah Aset … … …

3 Kewajiban Lancar … … …

4 Kewajiban Jangka Panjang … … …

5 Kewajiban Lain-lain … … …

6 Modal Dan Cadangan … … …


Jumlah Liabilitas Dan
… … …
Ekuitas

2) Perkembangan Usaha (Audited/Unaudited)


(dalam ribuan rupiah)

No URAIAN TAHUN
20xx 20xx-1 20xx-2
1 Pendapatan Usaha … … …

2 Beban Usaha … … …

3 Laba Usaha … … …

4 Pajak Penghasilan … … …

5 Laba Bersih … … …
- 125 -

3) Perkembangan Rasio Keuangan

No URAIAN TAHUN
20xx (%) 20xx-1 (%) 20xx-2 (%)
1 Current Ratio … …. …

2 Laba Bersih Terhadap Ekuitas … …. …

3 Laba Bersih Terhadap Aset … …. …

4 Rasio Total Liabilitas Terhadap … …. …

5 Rasio Total Liabilitas Terhadap … …. …


- 126 -

Lampiran Petunjuk Teknis Nomor 9

Daftar Petunjuk Teknis GCG BUMD

1. Konsep dan Teori GCG BUMD


2. Petunjuk Teknis GCG BUMD
3. Pedoman Asistensi Penyusunan Code of Corporate Govenance BUMD
4. Pedoman Asistensi Penyusunan Code of Conduct BUMD
5. Pedoman Asistensi Penyusunan Board Manual BUMD
6. Pedoman Asistensi Penyusunan Piagam SPI BUMD
7. Pedoman Asistensi Penyusunan piagam Komite Audit BUMD
8. Pedoman pelaporan hasil evaluasi GCG BUMD
9. Pedoman Scorecard GCG BUMD
10. Petunjuk Teknis Pemberian Konsultansi Penguatan Akuntabilitas
Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kekayaan Daerah yan Dipisahkan
melalui penerapan tata kelola perusahaan yang baik.

DEPUTI KEPALA BADAN PENGAWASAN


KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
BIDANG AKUNTAN NEGARA,

Ditandatangani secara elektronik oleh

SALLY SALAMAH

Anda mungkin juga menyukai