Anda di halaman 1dari 224

MENTERIKEUANGAN

REPUBLIK INDONESIA
SALINAN

KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 54 /KMK.01/2023

TENTANG

TATA CARA PEMBENTUKAN JABATAN PELAKSANA DAN MEKANISME PENETAPAN


PEJABAT PELAKSANA KE DALAM JABATAN DAN PERINGKAT BAGI
JABATAN PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 3 ayat (2),


Pasal 4 ayat (2), clan Pasal 6 ayat (2) Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 200/PMK.01/2022 tentang Pedoman
Penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam Jabatan clan
Peringkat bagi Jabatan Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan, perlu menetapkan Keputusan
Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembentukan
Jabatan Pelaksana clan Mekanisme Penetapan Pejabat
Pelaksana ke dalam Jabatan clan Peringkat bagi Jabatan
Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan;

Mengingat 1. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2019 tentang


Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6340);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 202,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6718);
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
154/PMK.01/2019 tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia pada Lembaga National Single Window (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 1404);
4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
146/PMK.01/2020 tentang Manajemen Sumber Daya
Manusia pada Unit Organisasi Non Eselon
Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1155);
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor


182/PMK.01/2020 tentang Pedoman Penunjukan
Pelaksana Tugas dan/ atau Pelaksana Harian di
Lingkungan Kementerian Keuangan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1347);
6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
164/PMK.01/2021 tentang Pedoman Tata Naskah
Dinas di Lingkungan Kementerian Keuangan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 1291);
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor
200/PMK.01/2022 tentang Pedoman Penetapan
Pejabat Pelaksana ke dalam Jabatan dan Peringkat
bagi Jabatan Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 1280);
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
464/KMK.01/2018 tentang Pejabat di Lingkungan
Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan yang
Memiliki Kewenangan untuk Melaksanakan
Pengelolaan Kinerja dan Penegakan Disiplin di
Lingkungan Politeknik Keuangan Negara STAN;
9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
223/KMK.01/2020 tentang Implementasi Fleksibilitas
Tempat Bekerja (Flexible Working Space) di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/2022
tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah
Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Kementerian Keuangan;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor
300/KMK.01/2022 tentang Manajemen Kinerja di
Lingkungan Kementerian Keuangan;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN TENTANG TATA


CARA PEMBENTUKAN JABATAN PELAKSANA DAN
MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE
DALAM JABATAN DAN PERINGKAT BAGI JABATAN
PELAKSANA DI LINGKUN GAN KEMENTERIAN
KEUANGAN.

KESATU Menetapkan ketentuan mengenai Jabatan Pelaksana di


lingkungan Kementerian Keuangan yang meliputi:
a. tata cara pembentukan Jabatan Pelaksana;
b. mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam
jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana; dan
c. tata cara pelaksanaan monitoring dan evaluasi.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

KEDUA Jabatan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam


Diktum KESATU merupakan sekelompok jabatan yang
berisi fungsi dan tugas pelaksanaan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan di lingkungan Kementerian Keuangan.

KETIGA Pejabat Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KESATU merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil dan
Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan yang
menduduki Jabatan Pelaksana dan tidak termasuk
Jabatan Pimpinan pada unit organisasi non eselon di
lingkungan Kementerian Keuangan.

KEEMPAT Jabatan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam


DIKTUM KEDUA, berkedudukan di bawah:
a. Jabatan Pimpinan Tinggi Madya atau Jabatan
Pimpinan pada unit organisasi non eselon yang
memiliki bobot jabatan dalam rentang (range)
peringkat jabatan bagi Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya;
b. Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama atau Jabatan
Pimpinan pada unit organisasi non eselon yang
memiliki bobot jabatan dalam rentang (range)
peringkat jabatan bagi Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama;
c. Jabatan Administrator atau Jabatan Pimpinan pada
unit organisasi non eselon yang memiliki bobotjabatan
dalam rentang (range) peringkat jabatan bagi Jabatan
Administrator; atau
d. Jabatan Pengawas atau Jabatan Pimpinan pada unit
organisasi non eselon yang memiliki bobot jabatan
dalam rentang (range) peringkat jabatan bagi Jabatan
Pengawas.

KELIMA Jabatan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam


DIKTUM KEDUA terdiri atas:
a. Jabatan Pelaksana Umum, yang merupakan Jabatan
Pelaksana dengan persyaratan pangkat/ golongan
ruang dan pendidikan;
b. Jabatan Pelaksana Khusus, yang merupakan Jabatan
Pelaksana dengan persyaratan pendidikan dan/ atau
masa kerja;
c. Jabatan Pelaksana Tugas Belajar, yang merupakan
Jabatan Pelaksana bagi Pejabat Pelaksana yang
menjalankan tugas belajar secara penuh waktu sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan selama
paling sedikit 6 (enam) bulan; dan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

d. Jabatan Pelaksana Tertentu, yang merupakan Jabatan


Pelaksana dengan persyaratan tertentu selain Jabatan
Pelaksana Umum, Jabatan Pelaksana Khusus, dan
Jabatan Pelaksana Togas Belajar.

KEENAM Tata cara pembentukan Jabatan Pelaksana sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KESATU huruf a terdiri atas:
a. Pembentukan Jabatan Pelaksana Umum;
b. Pembentukan Jabatan Pelaksana Khusus;
c. Pembentukan Jabatan Pelaksana Togas Belajar; dan
d. Pembentukan Jabatan Pelaksana Tertentu.

KETUJUH Pembentukan Jabatan Pelaksana Umum sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEENAM huruf a meliputi:
a. Jenis Jabatan Pelaksana Umum yang terdiri atas:
1. Jabatan Penelaah Teknis Kebijakan;
2. Jabatan Penata Layanan Operasional;
3. Jabatan Pengolah Data dan Informasi;
4. Jabatan Pengadministrasi Perkantoran; dan
5. Nomenklatur Jabatan Pelaksana lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan,
dengan rincian sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.
b. Mekanisme pembentukan Jabatan Pelaksana Umum
sebagai berikut:
1. Pembentukan Jabatan Pelaksana Umum mengacu
pada peringkat jabatan atasan langsung.
2. Pembentukan Jabatan Pelaksana Umum
dilaksanakan dengan memperhatikan
penyelarasan terhadap tugas dan peran pada
jabatan dimaksud dalam suatu unit organisasi
terkecil dengan ketentuan sebagai berikut:
a) dalam hal atasan langsung merupakan jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT huruf a, huruf b, atau huruf c, maka
Jabatan Pelaksana Umum dibentuk sampai
dengan peringkat 12;
b) dalam hal atasan langsung merupakan jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT huruf d yang memiliki peringkat
jabatan tertinggi pada Jabatan Pengawas,
maka Jabatan Pelaksana Umum dibentuk
sampai dengan peringkat 12;
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

c) dalam hal atasan langsung merupakan jabatan


sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT huruf d yang memiliki peringkat
jabatan satu tingkat lebih rendah dari
peringkat jabatan tertinggi pada Jabatan
Pengawas, maka Jabatan Pelaksana Umum
dibentuk sampai dengan peringkat 11 dan
dapat dibentuk sampai dengan peringkat 12
dengan memperhatikan kompleksitas danjenis
pekerjaan; atau
d) dalam hal atasan langsung merupakan jabatan
sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KEEMPAT huruf d yang memiliki peringkat
jabatan terendah pada Jabatan Pengawas,
maka Jabatan Pelaksana Umum dibentuk
sampai dengan peringkat 10 dan dapat
dibentuk sampai dengan peringkat 11 dengan
memperhatikan kompleksitas dan Jen1s
pekerjaan.
3. Pembentukan Jabatan Pelaksana Umum
sebagaimana dimaksud pada angka 2
memperhatikan penyelarasan implementasi
Jabatan Fungsional pada unit organisasi terkecil
Jabatan Pelaksana berkedudukan.

KEDELAPAN Pembentukan Jabatan Pelaksana Khusus sebagaimana


dimaksud dalam Diktum KEENAM huruf b meliputi:
a. Jabatan Pelaksana Khusus merupakan Jabatan
Penata Keprotokolan dengan rincian sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
b. Pembentukan Jabatan Pelaksana Khusus dilakukan
pada unit organisasi terkecil yang menyelenggarakan
urusan dukungan pimpinan kepada:
1) Menteri Keuangan;
2) Wakil Menteri Keuangan;
3) Pejabat Pimpinan Tinggi Madya/Pimpinan pada
unit organisasi non eselon dengan bobot jabatan
dalam rentang (range) peringkat jabatan bagi
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya;
4) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Pimpinan pada
unit organisasi non eselon dengan bobot jabatan
dalam rentang (range) peringkat jabatan bagi
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang
mempunyai peta strategi; dan
5) Pejabat Administrator yang mempunyai peta
strategi.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

KESEMBILAN Pembentukan Jabatan Pelaksana Togas Belajar


sebagaimana dimaksud clalam Diktum KEENAM huruf c
sebagai berikut:
a. clilakukan pacla unit organisasi clengan mengacu pada
ketentuan peraturan perunclang-unclangan; clan
b. rincian Jabatan Pelaksana Togas Belajar sebagaimana
tercantum clalam Lampiran I yang merupakan bagian
ticlak terpisahkan clari Keputusan Menteri ini.

KESEPULUH Hasil pembentukan jabatan sebagaimana dimaksud


clalam Diktum KETUJUH, Diktum KEDELAPAN, clan
Diktum KESEMBILAN berupajabatan clan peringkat bagi
Jabatan Pelaksana yang ditetapkan clalam Keputusan
Menteri Keuangan yang clitanclatangani oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi Maclya yang membiclangi pembinaan clan
penataan organisasi clan tata laksana Kementerian
Keuangan untuk dan atas nama Menteri Keuangan.

KESEBELAS Jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana yang telah


ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam DIKTUM
KESEPULUH clicantumkan clalam sistem informasi
sumber claya manusia Kementerian Keuangan clan
clijabarkan lebih lanjut oleh unit organisasi Jabatan
Pimpinan Tinggi Maclya yang mempunyai tugas clan
fungsi pembinaan dan penataan organisasi clan tata
laksana lingkup Kementerian Keuangan.

KEDUABELAS Mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke clalam


jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
sebagaimana climaksucl clalam Diktum KESATU huruf b
tercliri atas:
a. mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke clalam
jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana Umum,
Jabatan Pelaksana Khusus, clan Jabatan Pelaksana
Togas Belajar; clan
b. mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke clalam
jabatan clan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
Tertentu.

KETIGABELAS Mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke clalam


jabatan clan peringkat bagi Jabatan Pelaksana Umum,
Jabatan Pelaksana Khusus, clan Jabatan Pelaksana
Togas Belajar sebagaimana dimaksucl clalam Diktum
KEDUABELAS huruf a tercliri atas:
a. Penetapan Pertama yaitu pemberian jabatan clan
peringkat bagi Pejabat Pelaksana untuk pertama kali
saat menclucluki Jabatan Pelaksana Umum, Jabatan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7 -

Pelaksana Khusus, atau Jabatan Pelaksana Togas


Belajar di lingkungan Kementerian Keuangan;
b. Penetapan Kembali yaitu pemberian jabatan dan
peringkat bagi Pejabat Pelaksana yang kembali
menduduki Jabatan Pelaksana Umum, Jabatan
Pelaksana Khusus, atau Jabatan Pelaksana Togas
Belajar setelah Pejabat Pelaksana ditugaskan pada
jabatan dan/ atau unit lain;
c. Penetapan berdasarkan Hasil Sidang Penilaian yaitu
pemberian jabatan dan peringkat bagi Pejabat
Pelaksana berdasarkan hasil sidang penilaian; dan
d. Penetapan berdasarkan Simulasi Sidang Penilaian
yaitu pemberian jabatan dan peringkat bagi Pejabat
Pelaksana berdasarkan kinerja pegawai yang
disimulasikan sesuai dengan ketentuan sidang
penilaian,
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Menteri ini.

KEEMPATBELAS Pembentukan Jabatan Pelaksana Tertentu sebagaimana


dimaksud dalam DIKTUM KEENAM huruf d dan
mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam
jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana Tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUABELAS
huruf b ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan.

KELIMABELAS Implementasi mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana


ke dalam jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUABELAS
huruf a dilakukan monitoring dan evaluasi dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. monitoring dan evaluasi lingkup Kementerian
Keuangan dilakukan oleh unit organisasi Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani bidang
organisasi dan ketatalaksanaan Kementerian
Keuangan;dan
b. monitoring dan evaluasi lingkup unit organisasi
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya dilakukan oleh
masing-masing unit organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama yang menangani bidang organisasi
dan sumber daya manusia,
dengan tata cara sebagaimana tercantum dalam
Lampiran III yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Keputusan Menteri ini.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

KEENAMBELAS Ketentuan lebih lanjut mengenai monitoring dan evaluasi


lingkup unit organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KELIMABELAS
huruf b dapat ditetapkan oleh masing-masing Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya.

KETUJUHBELAS Ketentuan mengenai perubahan terhadap Lampiran


Keputusan Menteri ini ditetapkan oleh Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya yang membidangi pembinaan dan penataan
organisasi dan tata laksana Kementerian Keuangan
untuk dan atas nama Menteri Keuangan.

KEDELAPANBELAS Pelaksanaan mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke


dalam jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
sebagaimana dimaksud dalam Diktum KEDUABELAS
dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. dapat diproses secara digital dan ditetapkan
menggunakan digital signature sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di lingkungan Kementerian
Keuangan;
b. dapat dilakukan oleh Pelaksana Togas (Pit.) dan/atau
Pelaksana Harian (Pih.) dalam ha! mem1mp1n
pelaksanaan sidang penilaian dan penetapan
keputusan mengenai penetapan Pejabat Pelaksana ke
dalamjabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana;
c. dapat dilakukan di dalam jaringan maupun luar
jaringan sesuai dengan ketentuan pelaksanaan rapat
di lingkungan Kementerian Keuangan; dan/ atau
d. dapat dilakukan mutasi Jabatan Pelaksana pada masa
sidang penilaian yaitu bulan Januari sampai dengan
Maret setiap tahunnya dengan berkoordinasi pada
unit organisasi lama sebelum Pejabat Pelaksana
dimutasi.

KESEMBILANBELAS Ketentuan batas waktu dalam mekanisme penetapan


Pejabat Pelaksana ke dalam jabatan dan peringkat bagi
Jabatan Pelaksana sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KETIGABELAS dapat dilakukan perubahan
dalam ha! terdapat kondisi tertentu antara lain:
a. kebutuhan organisasi; atau
b. kahar (force majeur) meliputi:
1) bencana alam;
2) bencana non alam; atau
3) bencana sosial.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-9 -

KEDUAPULUH Perubahan sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KESEMBILANBELAS, dapat dilakukan dengan
ketentuan:
a. diusulkan oleh unit organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya dan mendapatkan persetujuan dari unit
organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang
menangani bidang organisasi dan ketatalaksanaan
Kementerian Keuangan untuk dan atas nama Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya; atau
b. ditetapkan perubahan batas waktu oleh unit
organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang
menangani pembinaan dan penataan organisasi dan
tata laksana Kementerian Keuangan.

KEDUAPULUHSATU Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku:


a. Hasil pembentukan Jabatan Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan harus disesuaikan dengan
ketentuan dalam Keputusan Menteri ini paling lambat
1 (satu) tahun sejak Keputusan Menteri ini ditetapkan.
b. Selama jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
huruf a, ketentuan mengenai mekanisme penetapan
Pejabat Pelaksana ke dalamjabatan dan peringkat bagi
Jabatan Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan, berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Bagi Jabatan Pelaksana Umum dan Jabatan
Pelaksana Tugas Belajar yaitu:
a) jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 929/KMK.01/2019 tentang Jabatan dan
Peringkat bagi Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor
544/KMK.01/2021 tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor
929/KMK.01/2019 tentang Jabatan dan
Peringkat bagi Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan serta ketentuan
mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
di lingkungan unit organisasi non Eselon; dan
b) mekanisme penetapan jabatan dan peringkat
berpedoman pada Keputusan Menteri ini.
2. Bagi Jabatan Pelaksana Khusus yaitu:
a) jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
Khusus mengacu pada Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 929/KMK.01/2019 tentang
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di


lingkungan Kementerian Keuangan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
544/KMK.01/2021 tentang Perubahan Kedua
atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor
929/KMK.01/2019 tentang Jabatan dan
Peringkat bagi Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan serta ketentuan
mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
di lingkungan unit organisasi non Eselon; dan
b) mekanisme penetapan jabatan dan peringkat
bagi Jabatan Pelaksana Khusus mengacu pada
Peraturan Menteri K~uangan Nomor
176/PMK.01/2018 tentang Mekanisme
Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi
Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1734) dengan penyesuaian
terkait Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
sebagai dasar evaluasi, status sebagai pelaksana
khusus pada saat sidang penilaian, batas waktu
pelaksanaan sidang penilaian, waktu
berlakunya penetapan jabatan dan peringkat
berdasarkan sidang penilaian serta
penyampaian distribusi keputusan penetapan
berpedoman pada Keputusan Menteri ini.
c. Bagi Pejabat Pelaksana yang menduduki Jabatan
Pelaksana Khusl.:ts Bendahara dan belum berpindah ke
Jabatan Fungsional di bidang perbendaharaan,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
1. Dalam ha! pegawai yang bersangkutan tidak
memenuhi syarat diangkat dalam Jabatan
Fungsional:
a) ditetapkan peringkatjabatannya menggunakan
mekanisme simulasi sidang penilaian ke dalam
Jabatan Pelaksana Umum; atau
b) ditetapkan peringkatjabatannya menggunakan
mekanisme penetapan kembali ke dalam
Jabatan Pelaksana Khusus dengan tugas
jabatan selain bendahara.
2. Dalam ha! pegawai yang bersangkutan
dipertimbangkan memenuhi syarat untuk diangkat
dalam Jabatan Fungsional di bidang
perbendaharaan, dapat ditetapkan dalam Jabatan
Pelaksana Umum dengan peringkatjabatan sesuai
dengan peringkat jabatan terakhir sebagai
Pelaksana Khusus Bendahara sampai dengan 2
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

(dua) tahun setelah Keputusan Menteri 1n1


ditetapkan dan tetap melaksanakan tugas sebagai
Bendahara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangan-undangan.
3. Dalam ha! pegawai sebagaimana dimaksud pada
angka 2 tidak dapat memenuhi syarat untuk
dipertimbangkan diangkat dalam Jabatan
Fungsional di bidang perbendaharaan, pegawai
yang bersangkutan ditetapkan dalam Jabatan
Pelaksana Umum melalui mekanisme penetapan
kembali dengan dilakukan simulasi sidang
penilaian sejak pegawai yang- · bersarigkutan
menduduki Jabatan Pelaksana Khusus
Bendahara.
d. Dalam pelaksanaan mekanisme penetapan Pejabat
Pelaksana ke dalam jabatan dan peringkat bagi
Jabatan Pelaksana tahun 2023, Nilai Evaluasi
Pelaksana (NEP) tahun 2021 dan/atau sebelumnya
yang akan digunakan dilakukan konversi ke dalam
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dengan ketentuan
sebagai berikut:
1. NEP Baik dikonversi menjadi Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai Baik;
2. NEP Sedang dikonversi menjadi Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai Butuh Perbaikan; dan
3. NEP Kurang dikonversi menjadi Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai Kurang.
e. Dalam ha! mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke
dalam jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana
Tertentu belum ditetapkan, pelaksanaan Sidang
Penilaian bagi Jabatan Pelaksana Tertentu tahun 2023
dilakukan penyesuaian terkait Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai sebagai dasar evaluasi, status
sebagai Pelaksana Tertentu pada saat sidang
penilaian, batas waktu pelaksanaan sidang penilaian,
waktu berlakunya penetapan peringkat jabatan
berdasarkan sidang penilaian serta penyampaian
distribusi keputusan penetapan berpedoman pada
Keputusan Menteri ini.

KEDUAPULUHDUA Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Salinan Keputusan Menteri ini disampaikan kepada:


1. Menteri Keuangan;
2. Wakil Menteri Keuangan;
3. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal dan para
Direktur Jenderal/Kepala Badan di lingkungan
Kementerian Keuangan;
MENTEr~I KEUANGAN
HEPUBLII< INDONESIA

- 12 -

4. Kepala Lembaga National Single Window;


5. Kepala Biro Umum, Sekretaris Inspektorat
Jenderal/Direktorat Jenderal/Badan/Lembaga
National Single Window di lingkungan Kementerian
Keuangan;
6. Direktur Kepatuhan Internal dan Sumber Daya
Aparatur, Direktorat Jenderal Pajak;
7. Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Keuangan;
8. Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,
Sekretariat Jenderal, Kementerian Keuangan;
9. Kepala Biro Hukum, Sekretariat Jenderal,
Kementerian Keuangan; dan
10. Kepala Biro Sumber Daya Manusia, Sekretariat
Jenderal, Kementerian Keuangan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 10 Februari 2023
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Umum SRI MULYANI INDRAWATI
u.b.
Kepala Bagian enan

I
MAS SOEHARTO
NIP 19690922 199
LAMPIRAN I
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 /KMK.01/2023
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN JABATAN PELAKSANA DAN
MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE
DALAM JABATAN DAN PERINGKAT BAGI JABATAN
PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

RINCIAN NOMENKLATUR JABATAN PELAKSANA UMUM, JABATAN


PELAKSANA KHUSUS DAN JABATAN PELAKSANA TUGAS BELAJAR

A. RINCIAN JABATAN PELAKSANA UMUM


Jabatan Pelaksana Umum menggunakan nomenklatur jabatan sebagai
berikut.

1. Penelaah Teknis Kebijakan


Penelaah Teknis Kebijakan merupakan Jabatan Pelaksana yang
melaksanakan dukungan teknis dalam rangka penyiapan bahan
berdasarkan urusan pemerintahan. Rincian Penelaah Teknis
Kebijakan sebagai berikut.

No. Nomenklatur Peringkat Syarat Syarat


jabatan Jabatan oendidikan Gol./Ruang
1. Penelaah Teknis 12 S-1/D-4 III/c
Kebijakan Tk. I
2. Penelaah Teknis 11 S-1/D-4 III/b
Kebiiakan Tk. II
3. Penelaah Teknis 10 S-1/D-4 III/a
Kebiiakan Tk. III
4. Penelaah Teknis 9 S-1/D-4 III/a
Kebiiakan Tk. IV
5. Penelaah Teknis 8 S-1/D-4 III/a
Kebiiakan Tk. V

2. Penata Layanan Operasional


Penata Layanan Operasional merupakan Jabatan Pelaksana yang
melaksanakan kegiatan pelayanan dan pengelolaan layanan teknis.
Rincian Penata Layanan Operasional sebagai berikut.

No. Nomenklatur Peringkat Syarat Syarat


iabatan iabatan oendidikan Gol./Ruang
1. Penata Layanan 12 S-1/D-4 III/c
Operasional Tk. I
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-2 -

No. Nomenklatur Peringkat Syarat Syarat


iabatan iabatan nendidikan Gol. /Ruane:
2. Penata Layanan 11 S-1/D-4 III/b
Operasional Tk. II
3. Penata Layanan 10 S-1/D-4 III/a
Operasional Tk. III
4. Penata Layanan 9 S-1/D-4 III/a
Operasional Tk. IV
5. Penata Layanan 8 S-1/D-4 III/a
Operasional Tk. V
3. Pengolah Data dan Informasi
Pengolah Data dan Informasi merupakan Jabatan Pelaksana yang
melaksanakan pengelolaan, verifikasi, dan penyusunan terhadap
data, dan laporan berdasarkan urusan pemerintahan. Rincian
Pengolah Data dan Informasi sebagai berikut.

No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat


Jabatan nendidikan Gol./Ruane:
1. Pengolah Data dan 10 D-3 III/a
Informasi Tk. I
2. Pengolah Data dan 9 D-3 II/d
Informasi Tk. II
3. Pengolah Data dan 8 D-3 II/c
Informasi Tk. III
4. Pengolah Data dan 7 D-3 II/c
Informasi Tk. IV
5. Pengolah Data dan 6 D-3 II/c
Informasi Tk. V

4. Pengadministrasi Perkantoran
Pengadministrasi Perkantoran merupakan Jabatan Pelaksana yang
melakukan kegiatan dukungan administrasi perkantoran,
pemerintahan, dan pelayanan publik (customer service). Rincian
Pengadministrasi Perkantoran sebagai berikut.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 3 -

No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat


Jabatan oendidikan Gol./Ruang
1. Pengadministrasi 8 D-I II/c
Perkantoran Tk. I
2. Pengadministrasi 7 D-I II/b
Perkantoran Tk. II
3. Pengadministrasi 6 SLTA II/a
Perkantoran Tk. III Sederaiat
4. Pengadministrasi 5 SLTA II/a
Perkantoran Tk. IV Sederaiat
5. Pengadministrasi 4 SLTA II/a
Perkantoran Tk. V Sederaiat

5. Account Representative
Account Representative merupakan Jabatan Pelaksana yang
melaksanakan pemberian bimbingan, konsultasi, analisis dan
pengawasan terhadap wajib pajak yang bertujuan untuk menggali
potensi penerimaan negara di bidang perpajakan. Rincian Account
Representative sebagai berikut.
No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat
Jabatan oendidikan Gol./Ruang
1. Account 11 S-1/D-4 III/b
Reuresentative Tk. I
2. Account 10 D-3 III/a
Representative Tk. II
3. Account 9 D-3 II/d
Reuresentative Tk. III
4. Account 8 D-3 II/c
Reuresentative Tk. IV
5. Account 7 D-3 II/c
Reuresentative Tk. V

6. Penelaa:h Keberatan
Penelaah Keberatan merupakan Jabatan Pelaksana yang
melaksanakan penelaahan terhadap permohonan keberatan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan
pengurangan a tau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar yang
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 4 -

diajukan oleh wajib pajak. Rincian Penelaah Keberatan sebagai


berikut.

No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat


Jabatan nendidikan Gol./Ruang
1. Penelaah Keberatan 12 S-1/D-4 III/c
Tk. I
2. Penelaah Keberatan 11 S-1/D-4 III/b
Tk. II
3. Penelaah Keberatan 10 D-3 III/a
Tk. III
4. Penelaah Keberatan 9 D-3 II/d
Tk. IV
5. Penelaah Keberatan 8 D-3 II/c
Tk. V

7. Juru Sita
Juru Sita merupakan Jabatan Pelaksana yang melaksanakan
Tindakan penagihan yang meliputi penagihan seketika dan sekaligus,
pemberitahuan surat paksa, penyitaan berdasarkan surat perintah
melakukan penyitaan, dan penyanderaan berdasarkan surat perintah
penyanderaan terhadap hasil sitaan pajak, bea dan cukai, dan/ atau
kekayaan negara. Rincian Juru Sita sebagai berikut.

No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat


Jabatan pendidikan Gol./Ruang
1. Juru Sita Tk. I 11 S-1 /D-4 III/b
2. Juru Sita Tk. II 10 D-3 III/a
3. Juru Sita Tk. III 9 D-3 II/d
4. Juru Sita Tk. IV 8 D-I Il/c
5. Juru Sita Tk. V 7 D-I II/b
6. Juru Sita Tk. VI 6 SLTA II/a
Sederaiat

8. Penilai Aset
Penilai Aset merupakan Jabatan Pelaksana yang melakukan penilaian
aset, menyiapkan bahan perencanaan penilaian, dan menyusun
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

laporan periodik rekapitulasi basil penilaian. Rincian Penilai Aset


sebagai berikut.

No. Nomenklatur jabatan Peringkat Syarat Syarat


Jabatan oendidikan Gol./Ruang
1. Penilai Aset Tk. I 11 S-1/D-4 III/b
2. Penilai Aset Tk. II 10 D-3 III/a
3. Penilai Aset Tk. III 9 D-3 II/d
4. Penilai Aset Tk. IV 8 D-I II/c
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

B. RINCIAN JABATAN PELAKSANA KHUSUS


Jabatan Pelaksana Khusus menggunakan nomenklatur Jabatan Penata Keprotokolan. Jabatan Penata Keprotokolan merupakan
Jabatan Pelaksana yang melaksanakan kegiatan keprotokolan di lingkungan instansi pemerintah sesuai dengan tugas jabatan
masing-masing. Rincian Jabatan Penata Keprotokolan dengan rincian sebagai berikut.

No. Nomenklatur Tugas Jabatan Peringkat. Syarat Syarat


Jabatan Jaba,tan pendidikan Qol./
Ru.ang
1. Penata Sekretaris/ Pengemudi/ Ajudan 12 D-I II/a
Keprotokolan bagi Menteri/Wakil Menteri
Menteri/
Wakil Menteri
2. Penata Sekretaris/ Pengemudi/ Ajudan 12 D-I II/a
Keprotokolan bagi Eselon I, Sekretaris /
Tk. I Pengemudi/ Ajudan bagi
Pimpinan Lembaga non Eselon
A, dengan masa kerja paling
sedikit 4 tahun
3. Penata Sekretaris/ Pengemudi/ Ajudan Protokol 11 D-I II/a
Keprotokolan bagi Eselon I, Sekretaris / dengan masa
Tk. II Pengemudi/ Ajudan bagi kerja paling
Pimpinan Lembaga non Eselon sedikit 6
A, dengan masa kerja paling tahun
sedikit 2 tahun
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7-

No. Nomenklatur Tugas Jabatan Peringkat Syarat Sy,;irat


Jabatan Jabatan pendidikan Gol./
Ruang
4. Penata Sekretaris/ Pengemudi/ Ajudan Sekretaris / Pengemudi bagi Protokol 10 D-1 II/a
Keprotokolan bagi Eselon I, Sekretaris / Eselon II/Eselon III yang dengan masa
Tk.III Pengemudi/ Ajudan bagi mempunyai peta strategi, kerja paling
Pimpinan Lembaga non Eselon Sekretaris / Pengemudi bagi sedikit 4
A, dengan masa kerja kurang Pimpinan Lembaga non Eselon tahun
dari 2 tahun B, dengan masa kerja paling
sedikit 4 tahun
5. Penata Sekretaris/ Pengemudi bagi Protokol 9 D-1 II/a
Keprotokolan Eselon II/Eselon III yang dengan masa
Tk. IV mempunyai peta strategi, kerja paling
Sekretaris/ Pengemudi bagi sedikit 2
Pimpinan Lembaga non Eselon B tahun
dengan masa kerja paling sedikit
2 tahun
6. Penata Sekretaris / Pengemudi bagi Protokol 8 D-I II/a
Keprotokolan Eselon II/Eselon III yang dengan masa
Tk. V mempunyru peta strategi, kerja kurang
Sekretaris / Pengemudi bagi dari 2 tahun
Pimpinan Lembaga non Eselon B
dengan masa kerja kurang dari 2
tahun
MENTEHI KEUANGJ\N
REPUBUK !NDONESIA

- 8 -

C. RINCIAN JABATAN PELAKSANA TUGAS BELAJAR


Jabatan Pelaksana Tugas Belajar menggunakan nomenklatur jabatan
s ebagai berikut.

No. Nomenklatur Jabatan Peringkat Jabatan


1. Pelaksana Tugas Belajar Tk. I 12
2. Pelaksana Tugas Belajar Tk. II 11
3. Pelaksana Tugas Belajar Tk. III 10
4. Pelaksana Tugas Belajar Tk. IV 9
5. Pelaksana Tugas Belajar Tk. V 8
6. Pelaksana Tugas Belajar Tk. VI 7
7. Pelaksana Tugas Belajar Tk. VII 6
8. Pelaksana Tugas Belaja r Tk. VIII 5
9. Pelaksana Tugas Belajar Tk. IX 4

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
Salinan sesuai denga n a slinya,
Kepala Biro Umum SRI MULYANI INDRAWATI
u.b.
Kepala Bagia n ,s~ 1;as1,J."t erian

I
MAS SOEHARTO
NIP 19690922 199
LAMPIRAN II
KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 /KMK.01/2023
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN JABATAN PELAKSANA DAN
MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE
DALAM JABATAN DAN PERINGKAT BAGI JABATAN
PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MENT.ERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE DALAM JABATAN DAN


PERINGKAT BAGI JABATAN PELAKSANA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

A. PENDAHULUAN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 201 7 ten tang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah melalui
Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2020, Jabatan Pelaksana
merupakan salah satu Jabatan Administrasi pada jenjang terendah.
Jabatan Pelaksana merupakan jabatan yang bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan pelayanan publik secara administrasi
pemerintahan dan pembangunan.

Dalam rangka pengembangan kompetensi danjenjang karir bagi Jabatan


Pelaksana, perlu disusun mekanisme perpindahan dalam Jabatan
Pelaksana. Selanjutnya, untuk memastikan perpindahan dalam Jabatan
Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan dilakukan secara adil
dan terstandardisasi, maka disusun mekanisme penetapan Pejabat
Pelaksana ke dalam Jabatan dan Peringkat bagi Jabatan Pelaksana.

Mekanisme penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam Jabatan dan Peringkat


bagi Jabatan Pelaksana digunakan sebagai pedoman bagi seluruh Unit
Kerja di lingkungan Kementerian Keuangan dalam menetapkan Jabatan
dan Peringkat bagi Jabatan Pelaksana.

Guna menjamin efektivitas atas implementasi mekanisme penetapan


Pejabat Pelaksana ke dalam Jabatan dan Peringkat bagi Jabatan
Pelaksana sesuai dengan ketentuan, dilakukan monitoring dan evaluasi.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dimaksud dapat dilakukan
perbaikan atas penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam Jabatan dan
Peringkat bagi · Jabatan Pelaksana maupun perbaikan terhadap
mekanisme penetapan.

B. DEFINISI
1. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Warga
Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai
Pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
2. Calon Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat CPNS adalah
Warga Negara Indonesia yang melamar, lulus seleksi, dan diangkat
untuk dipersiapkan menjadi Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 2 -

3. Togas Belajar adalah penugasan untuk mengikuti pendidikan dengan


gelar dalamjangka waktu paling singkat 6 (enam) bulan, baik di dalam
maupun di luar negeri.
4. Izin Mengikuti Pendidikan di Luar Kedinasan yang selanjutnya disebut
Izin adalah izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada
pegawai untuk melanjutkan pendidikan di luar kedinasan.
5. Unit Kerja adalah unit organisasi eselon dan unit organisasi non
eselon di lingkungan Kementerian Keuangan yang memiliki peta
strategi.
6. Unit Kerja Terkecil adalah unit struktur organisasi dalam Unit Kerja
yang membawahi jabatan pelaksana secara langsung.
7. Formasi Jabatan Pelaksana yang selanjutnya disebut Formasi
adalah kebutuhanjabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana pada
unit kerja terkecil sesuai dengan ketentuan mengenai jabatan dan
peringkat bagi Jabatan Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan.
8. Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat yang selanjutnya disingkat
UPKP adalah ujian yang .diperuntukkan bagi PNS di lingkungan
Kementerian Keuangan yang akan diberikan kenaikan pangkat pilihan
karena telah memperoleh Surat Tanda Tamat Belajar atau ljazah yang
le bih tinggi.
9. Atasan Langsung Pelaksana yang selanjutnya disebut Atasan
Langsung adalah pimpinan Unit Kerja Terkecil yang langsung
membawahi Pelaksana, atau pejabat yang diberikan kewenangan
sebagai atasan langsung Pelaksana.
10. Evaluasi adalah proses penilaian terhadap Pelaksana oleh Atasan
Langsung untuk 1 (satu) periode evaluasi.
11. Periode Evaluasi adalah rentang waktu penilaian Pelaksana yang
dihitung mulai bulan Januari sampai dengan bulan Desember pada
tahun yang sama.
12. Kemampuan Kerja Pelaksana Umum adalah kemampuan Pelaksana
Umum dalam melaksanakan tugas pada jabatan satu tingkat lebih
tinggi dari jabatan yang diduduki saat ini.
13. Predikat Kinerja Tahunan Pegawai adalah penggabungan Rating Hasil
Kerja dan Rating Hasil Perilaku Kerja dalam kuadran kinerja pegawai.
14. Pejabat Penilai adalah kelompok pejabat yang bertugas melakukan
penilaian akhir atas hasil Evaluasi bagi Pelaksana.
15. Masa Kerja Pelaksana Khusus yang selanjutnya disebut Masa Kerja
adalah lamanya waktu Pelaksana menduduki jabatan Pelaksana
Khusus.
16. Pelaksana Umum adalah Pejabat Pelaksanayang menduduki Jabatan
Pelaksana Umum.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-3 -

17. Pelaksana Khusus adalah Pejabat Pelaksana yang menduduki


Jabatan Pelaksana Khusus.
18. Pelaksana Tugas Belajar adalah Pejabat Pelaksana yang menduduki
Jabatan Pelaksana Tugas Belajar.
19. Pelaksana Tertentu adalah Pejabat Pelaksana yang menduduki
Jabatan Pelaksana Tertentu.

C. MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE DALAM JABATAN


DAN PERINGKAT BAGI JABATAN PELAKSANA
1. Pelaksana Umum
a. Sidang Penilaian
Penetapan Pelaksana Umum berdasarkan Sidang Penilaian
dilaksanakan melalui tahapan berikut:
1) Evaluasi Pelaksana Umum
Evaluasi Pelaksana Umum dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a) Persyaratan Pelaksana Umum yang dilakukan evaluasi:
(1.) telah diangkat menjadi PNS lebih dari 6 (enam) bulan
dalam tahun berjalan;
(2.) telah melaksanakan tugas dalam Jabatan Pelaksana
lebih dari 6 (enam) bulan dalam tahun berjalan; dan
(3.) pada saat sidang penilaian, Pelaksana yang
bersangkutan berstatus Pelaksana Umum.
(4.) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka (1)
sampai dengan angka (3) berlaku juga bagi Pelaksana
Umum yang sedang menjalani hukuman disiplin.
b) Pelaksanaan Evaluasi:
(1.) Evaluasi dilakukan oleh Atasan Langsung pejabat
pelaksana yang bersangkutan paling lambat tanggal 31
Maret tahun berikutnya.
(2.) Dalam hal Atasan Langsung berhalangan tetap atau
sementara, maka Evaluasi dilakukan oleh Pelaksana
Tugas atau Pelaksana Harian dari Atasan Langsung
pejabat pelaksana yang bersangkutan, dengan jabatan
yang setingkat dengan atau lebih tinggi dari Atasan
Langsung.
(3.) Dalam hal Pelaksana Tugas atau Pelaksana Harian
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada angka (2), maka Evaluasi dilakukan oleh pejabat
lain yang •ditugaskan oleh atasan dari Atasan
Langsung, dengan ketentuan:
(a.) setingkat dengan Atasan Langsung Pelaksana
Umum yang bersangkutan; dan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-4 -

(b.) memiliki atasan yang sama dengan atasan dari


Atasan Langsung Pelaksana Umum yang
bersangkutan.
(4.) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada
angka (2) dan (3) tidak terpenuhi, maka Evaluasi
dilakukan oleh pejabat denganjabatan yang lebih tinggi
dari Atasan Langsung Pelaksana Umum yang
bersangkutan secara berjenjang.
c) Dasar Evaluasi
Evaluasi paling sedikit didasarkan pada:
(1.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai, dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a.) Setiap Evaluasi bagi Pelaksana Umum dilakukan
dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai.
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai digunakan
sebagai bahan Sidang Penilaian apabila Pelaksana
Umum yang dinilai telah memiliki 2 (dua) Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai.
(2.) Penilaian Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum,
dengan ketentuan sebagai berikut:
(a.) Hanya dilakukan bagi Pelaksana Umum yang telah
memiliki 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
bernilai Sangat Baik atau Baik dan memenuhi
persyaratan untuk diusulkan kenaikan jabatan
dan peringkat.
(b.) Mengacu pada indikator Kemampuan Kerja bagi
Jabatan Pelaksana Umum sesuai contoh format
sebagaimana tercantum dalam Lampiran II huruf
E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
(c.) Hasil penilaian Kemampuan Kerja bagi Jabatan
Pelaksana Umum berupa kriteria sebagai berikut:
i. memenuhi Kemampuan Kerja bagi Jabatan
Pelaksana Umum; atau
11. tidak memenuhi Kemampuan Kerja bagi
Jabatan Pelaksana Umum.
(3.) Dalam ha! unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
menambahkan dasar Evaluasi bagi Pelaksana Umum
pada masing-masing unit selain yang telah ditentukan
pada angka (1.) dan (2.), harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama yang menangani organisasi dan
ketatalaksanaan Kementerian Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

(4.) Penilaian Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum dan


kriteria lain yang dipersyaratkan yang telah digunakan
dalam Sidang Penilaian tidak dapat digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
d) Hasil Evaluasi
Terhadap hasil Evaluasi berupa pengumpulan Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai dan penilaian Kemampuan Kerja
bagi Pelaksana Umum, dilakukan:
(1.) penyusunan hasil Evaluasi sesuai contoh format yang
tercantum dalam Lampiran II huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini;
dan
(2.) penyampaian hasil Evaluasi oleh Atasan Langsung atau
pejabat lain yang melakukan Evaluasi kepada pejabat
pengawas yang menangani bidang kepegawaian di
lingkungan unit kerja masing-masing.
2) Sidang Penilaian bagi Pelaksana Umum
a) Pelaksanaan Sidang
Sidang Penilaian diselenggarakan paling lambat tanggal 31
Maret setelah pelaksanaan Evaluasi.
b) Pejabat Penilai
(1.) Pejabat Penilai kantor pusat pada Inspektorat Jenderal,
terdiri atas:
(a.) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
kepegawaian Inspektorat Jenderal sebagai
pimpinan sidang;
(b.) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan
Inspektorat Jenderal;
(c.) Pejabat administrator di lingkungan Sekretariat
Inspektorat Jenderal;
(d.) Pejabat pengawas pada seluruh Inspektorat; dan
(e.) Pejabat pengawas bidang kepegawaian yang
menangani analisis dan penetapan peringkat
pelaksana di lingkungan Sekretariat Inspektorat
Jenderal.
(2.) Pejabat Penilai kantor pusat pada unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya selain Inspektorat Jenderal,
terdiri atas:
(a.) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan
unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang
bersangkutan sebagai pimpinan sidang;
(b.) Pejabat administrator di lingkungan unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan;
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-6 -

(c.) Pejabat administrator yang menangani bidang


kepegawaian di lingkungan unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama yang bersangkutan; dan
(d.) Pejabat pengawas yang menangani bidang
kepegawaian di lingkungan unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(3.) Pejabat Penilai pada instansi vertikal dan unit
pelaksana teknis setingkat unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama, terdiri atas:
(a.) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan
instansi vertikal atau unit pelaksana teknis
setingkat unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
yang bersangkutan sebagai pimpinan sidang;
(b.) Pejabat administrator di lingkungan instansi
vertikal atau unit pelaksana teknis setingkat unit
Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang
bersangkutan; dan
(c.) Pejabat pengawas yang menangani bidang
kepegawaian di lingkungan instansi vertikal atau
unit pelaksana teknis setingkat unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(4.) Pejabat penilai pada instansi vertikal setingkat unit
jabatan administrator dan unit pelaksana teknis
setingkat unitjabatan administrator, terdiri atas:
(a.) Pejabat administrator di instansi vertikal atau unit
pelaksana teknis setingkat unit jabatan
administrator yang bersangkutan sebagai
pimpinan sidang;
(b.) Pejabat pengawas di instansi vertikal atau unit
pelaksana teknis setingkat unit jabatan
administrator yang bersangkutan; dan
(c.) Pejabat pengawas yang menangani bidang
kepegawaian di lingkungan instansi vertikal atau
unit pelaksana teknis setingkat unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang membawahi
instansi vertikal setingkat unit jabatan
administrator yang bersangkutan.
(5.) Pejabat Penilai pada unit organisasi non eselon, terdiri
atas:
(a.) Atasan 2 (dua) tingkat dari Atasan Langsung
sebagai pimpinan sidang;
(b.) Atasan dari Atasan Langsung; dan
(c.) Pejabat yang menangani bidang kepegawaian yang
setingkat dengan Atasan Langsung.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7-

(6.) Sidang Penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


harus:
(a.) dihadiri paling kurang 50% (lima puluh persen)
dari jumlah seluruh Pejabat Penilai ditambah 1
(satu) Pejabat Penilai; dan
(b.) dihadiri pimpinan sidang.
c) Rekomendasi Hasil Sidang
(1.) Hasil Sidang Penilaian
(a.) Hasil Sidang Penilaian dituangkan dalam berita
acara Sidang Penilaian yang mengacu pada contoh
format yang tercantum dalam Lampiran II huruf E
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
(b.) Hasil Sidang Penilaian digunakan oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama sebagai bahan
pertimbangan dalam penetapan jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana Umum.
(c.) Dalam ha! Sidang Penilaian dilaksanakan pada
instansi vertikal setingkat unit jabatan
administrator dan/atau jabatan pengawas dan
unit pelaksana teknis setingkat unit jabatan
administrator, sebelum dilakukan penetapan
jabatan dan peringkat sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), harus melalui mekanisme verifikasi
sebagai berikut:
1. hasil Sidang Penilaian dan hasil Evaluasi
Pelaksana yang dilakukan Sidang Penilaian
disampaikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama di lingkungan unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama yang membawahi instansi
vertikal setingkat unit jabatan administrator
dan/ atau jabatan pengawas dan unit
pelaksana teknis setingkat unit jabatan
administrator yang bersangkutan;
11. hasil Sidang Penilaian dilakukan verifikasi ·
terlebih dahulu oleh pejabat administrator
yang menangani bidang kepegawaian di
lingkungan unit Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama yang membawahi instansi vertikal
setingkat unit jabatan administrator dan/ a tau
unit jabatan pengawas dan unit pelaksana
teknis setingkat unit jabatan administrator
yang bersangkutan sebelum ditetapkan oleh
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama di lingkungan
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-8-

unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang


bersangkutan; dan
m. dalam hal berdasarkan hasil verifikasi terdapat
rekomendasi yang tidak sesuai dengan
ketentuan dalam Keputusan Menteri ini,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
i.) Pejabat administrator pada instansi
vertikal setingkat unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama yang bersangkutan
berkoordinasi dengan pejabat
administrator pada instansi vertikal
dan/ atau unit pelaksana teknis setingkat
unit jabatan administrator untuk
melakukan penyesuaian atas
rekomendasi hasil Sidang Penilaian;
ii.) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
menyampaikan hasil penyesuaian atas
rekomendasi hasil Sidang Penilaian
kepada pejabat administrator pada
instansi vertikal dan/atau unit pelaksana
teknis setingkat unit jabatan
administrator yang bersangkutan; dan
iii.) hasil penyesuaian atas rekomendasi hasil
Sidang Penilaian menjadi dasar bagi
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama dalam
menetapkan jabatan dan peringkat bagi
pejabat pelaksana.
(2.) Kenaikan Jabatan dan Peringkat
(a.) Kriteria
Pelaksana Umum direkomendasikan kenaikan
jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi
oleh Pejabat Penilai apabila memenuhi kriteria
sebagai berikut:
1. memiliki Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
Sangat Baik atau Baik selama 2 (dua) Periode
Evaluasi;
11. memenuhi syarat pangkat/ golongan ruang;
111. memenuhi syarat pendidikan;
1v. tersedianya Formasi pada jabatan yang
direkomendasikan;
v. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat pada saat Sidang Penilaian;
vi. tidak sedang cuti di luar tanggungan negara
pada saat Sidang Penilaian;
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 9 -

vu. memenuhi penilaian Kemampuan Kerja bagi


Jabatan Pelaksana Umum; dan
vm. memenuhi kriteria lain yang dipersyaratkan,
dalam ha! unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
menambahkan dasar Evaluasi Pelaksana
selain Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dan
Penilaian Kemampuan Kerja bagi Jabatan
Pelaksana Umum.
(b.) Ketentuan Pangkat/Golongan Ruang dan
Pendidikan bagi Pelaksana Umum mengacu pada
ketentuan sebagai berikut:
1. Pangkat/ golongan ruang
i.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang III/c sampa1
dengan IV/ e dapat diberikan peringkat
paling tinggi 12 (dua belas);
ii.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang III/b dapat
diberikan peringkat paling tinggi 11
(sebelas);
iii.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/ golongan ruang III/a dapat
diberikan peringkat paling tinggi 10
(sepuluh);
iv.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang II/d dapat
diberikan peringkat paling tinggi 9
(sembilan);
v.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang II/c dapat
diberikan peringkat paling tinggi 8
(delapan);
vi.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang II/b dapat
diberikan peringkat paling tinggi 7 (tujuh);
vii.) Pelaksana Umum dengan
pangkat/golongan ruang II/a dapat
diberikan peringkat paling tinggi 6 (enam);
11. Syarat pendidikan:
i.) Pelaksana Umum dengan jenjang
pendidikan Strata 1, Diploma IV, Strata 2,
atau Strata 3 dapat diberikan peringkat
paling tinggi 12 (dua belas);
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 10 -

ii.) Pelaksana Umum dengan JenJang


pendidikan Diploma III atau Diploma II
dapat diberikan peringkat paling tinggi 10
(sepuluh);
iii.) Pelaksana Umum dengan JenJang
pendidikan Diploma I dapat diberikan
peringkat paling tinggi 8 (delapan);
iv.) Pelaksana Umum dengan jenjang
pendidikan SLTA Sederajat dapat diberikan
peringkat paling tinggi 6 (enam); dan
(c.) Dalam hal Pelaksana Umum telah selesai
melaksanakan Tugas Belajar atau Izin, pendidikan
hasil Tugas Belajar atau Izin dapat digunakan
dalam penetapan jabatan dan peringkat, dengan
melampirkan salinan laporan penyelesaian
pendidikan sesuai dengan ketentuan yang
mengatur mengenai Tugas Belajar atau Izin di
lingkungan Kementerian Keuangan sebelum
dilakukannya Sidang Penilaian oleh Pejabat
Penilai.
(d.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan
peringkat tidak dapat digunakan kembali sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
(3.) Penurunan Jabatan dan Peringkat
(a.) Pelaksana Umum direkomendasikan penurunan
jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat lebih rendah
oleh Pejabat Penilai apabila memiliki Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai dengan kriteria Kurang
atau Sangat Kurang selama 2 (dua) Periode
Evaluasi.
(b.) Pelaksana Umum yang telah ditetapkan
penurunan jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat
lebih rendah, direkomendasikan penurunan
kembalijabatan dan peringkat 2 (dua) tingkat lebih
rendah dari jabatan dan peringkat terakhir apabila
memiliki Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
dengan kriteria Kurang atau Sangat Kurang dalam
2 (dua) Periode Evaluasi berikutnya.
(c.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan sebagai dasar penurunan jabatan dan
peringkat tidak dapat digunakan kembali sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 11 -

(4.) Tetap dalam Jabatan dan Peringkat


(a.) Pelaksana Umum direkomendasikan tetap dalam
jabatan dan peringkat oleh Pejabat Penilai, dalam
hal:
1. tidak memenuhi syarat kenaikan jabatan dan
peringkat atau kategori penurunan jabatan
dan peringkat; atau,
ii. Pelaksana Umum yang bersangkutan:
i.) telah menduduki peringkat yang melebihi
peringkat sesuai ketentuan
pangkat/ golongan ruang a tau ketentuan
pendidikan Pelaksana Umum; dan
ii.) tidak masuk dalam kategori penurunan
jabatan dan peringkat.
(b.) Bagi Pelaksana Umum yang direkomendasikan
tetap dalamjabatan dan peringkat, dalam hal pada
Periode Evaluasi kedua memiliki Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai dengan kriteria Sangat Baik,
Baik, Kurang atau Sangat Kurang, Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai berkenaan digunakan secara
bersama dengan Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai pada 1 (satu) Periode Evaluasi tahun
berikutnya sebagai dasar penilaian pada Sidang
Penilaian.
d) Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana Umum
yang mendapatkan kenaikan pangkat/ golongan karena
lulus UPKP atau Lulus Tugas Belajar
(1.) Penetapanjabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum
yang mendapat kenaikan pangkat/ golongan ruang
karena lulus UPKP atau lulus Tugas Belajar dan pada
saat Sidang Penilaian telah memiliki 1 Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai, berlaku ketentuan sebagai berikut:
(a.) Terhadap Pelaksana Umum yang bersangkutan:
1. dilakukan penilaian Kemampuan Kerja bagi
Pelaksana Umum, dalam hal pejabat pelaksana
memiliki 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai bernilai Sangat Baik atau Baik dan
diusulkan kenaikan jabatan dan peringkat,
dengan mengacu pada indikator penilaian
Kemampuan Kerja Pelaksana Umum dan
rekomendasi penilaian Kemampuan Kerja
Jabatan Pelaksana Umum;
11. dilakukan penilaian kriteria lain yang
dipersyaratkan, dalam hal unit Jabatan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Pimpinan Tinggi Madya menambahkan dasar


evaluasi Pelaksana selain Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai dan Penilaian Kemampuan
Kerja bagi Pelaksana Umum; dan
iii. dilakukan Sidang Penilaian pada tahun
berikutnya berdasarkan 1 (satu) Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai terakhir yang dimiliki
dan mempertimbangkan basil penilaian
Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum dan
kriteria lain.
(b.) Sidang Penilaian menghasilkan rekomendasi, yang
terdiri atas:
1. Kenaikan jabatan dan peringkat 1 (satu)
tingkat lebih tinggi dalam ha!:
i.) 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir yang bersangkutan bernilai Sangat
Baik atau Baik;
ii.) memenuhi syarat pangkat/golongan ruang;
iii.) memenuhi syarat pendidikan;
iv.) tersedia Formasi pada jabatan yang
direkomendasikan;
v.) tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat pada saat Sidang
Penilaian;
vi.) tidak sedang menjalankan cuti di luar
tanggungan negara pada saat Sidang
Penilaian;
vii.) memenuhi penilaian Kemampuan Kerja
bagi Pelaksana Umum yang
dipersyaratkan; dan
viii.) memenuhi kriteria lain yang
dipersyaratkan, dalam ha! unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya menambahkan
dasar Evaluasi Pelaksana selain Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai dan Penilaian
Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum;
atau
11. Tetap dalam jabatan dan peringkat dalam ha!
tidak memenuhi syarat kenaikan jabatan dan
peringkat.
(c.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan dalam Sidang Penilaian, tidak dapat
digunakan kembali sebagai bahan Sidang
Penilaian berikutnya.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 13 -

(2.) Penetapanjabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum


yang mendapat kenaikan pangkat/ golongan ruang
karena lulus UPKP atau lulus Togas Belajar dan pada
saat sidang penilaian telah memiliki 2 Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai, berlaku ketentuan sebagai berikut:
(a.) Terhadap Pelaksana Umum yang bersangkutan
dilakukan Sidang Penilaian pada tahun berikutnya
berdasarkan 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai terakhir yang dimiliki.
(b.) Sidang Penilaian menghasilkan rekomendasi
berupa kenaikan, penurunan, atau tetap sesuai
ketentuan rekomendasi hasil sidang penilaian.
(c.) Pada 1 (satu) Periode Evaluasi setelah Sidang
Penilaian, pejabat pelaksana yang bersangkutan
dapat ditetapkan kembali jabatan dan
peringkatnya dengan mengacu pada ketentuan
sebagai berikut:
1. Terhadap Pelaksana Umum yang
bersangkutan:
i.) dilakukan penilaian Kemampuan Kerja bagi
Pelaksana Umum, dalam ha! Pelaksana
Umum memiliki 1 (satu) Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai bernilai Sangat Baik atau
Baik dan diusulkan kenaikan jabatan dan
peringkat, dengan mengacu pada indikator
penilaian Kemampuan Kerja bagi
Pelaksana Umum dan rekomendasi
penilaian Kemampuan Kerja bagi
Pelaksana Umum;
ii.) dilakukan penilaian kriteria lain yang
dipersyaratkan, dalam ha! unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya menambahkan
dasar Evaluasi Pelaksana selain Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai dan Penilaian
Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum;
dan
iii.) dilakukan Sidang Penilaian dengan
menggunakan 1 (satu) Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai terakhir yang dimiliki
dan mempertimbangkan hasil penilaian
Kemampuan Kerja bagi Pelaksana Umum;
iv.) Sidang Penilaian menghasilkan
rekomendasi kenaikan jabatan dan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 14 -

peringkat 1 (satu} tingkat lebih tinggi


apabila:
(i.) 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai terakhir yang bersangkutan
bernilai Baik atau Sangat Baik;
(ii.) memenuhi syarat pangkat/ golongan
ruang;
(iii.) memenuhi syarat pendidikan;
(iv.) tersedia Formasi pada jabatan yang
direkomendasikan;
(v.) tidak sedang menjalani hukuman
disiplin sedang atau berat pada saat
sidang penilaian;
(vi.) tidak sedang menjalankan cuti di luar
tanggungan negara pada saat sidang
penilaian;
(vii.) memenuhi Kemampuan Kerja bagi
Pelaksana Umum yang dipersyaratkan;
dan
(viii.} memenuhi kriteria lain yang
dipersyaratkan, dalam hal unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya menambahkan
dasar Evaluasi Pelaksana selain
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dan
Penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana
Umum; atau
v.) Sidang Penilaian menghasilkan
rekomendasi tetap dalam jabatan dan
peringkat dalam hal tidak memenuhi syarat
kenaikan jabatan dan peringkat.
vi.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang
telah digunakan dalam Sidang Penilaian,
tidak dapat digunakan kembali sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
(3.) Dalam hal hasil Sidang Penilaian sebagaimana
dimaksud angka (1) atau (2) berupa rekomendasi tetap
padajabatan dan peringkat, dan Pelaksana Umumyang
bersangkutan memiliki Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai dengan kriteria Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang pada Periode Evaluasi kedua, Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai berkenaan digunakan secara
bersama dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
pada 1 (satu} Periode Evaluasi setelah Sidang Penilaian
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 15 -

sebagai clasar penilaian pacla Siclang Penilaian tahun


berikutnya.
3) Penetapan Jabatan Peringkat
a) Penetapan jabatan clan peringkat bagi Pelaksana Umum
berclasarkan Siclang Penilaian clitetapkan clengan keputusan
Pejabat Pimpinan Tinggi Maclya, yang clitanclatangani oleh
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang secara aclministratif
membawahi pejabat pelaksana yang bersangkutan untuk
clan atas nama Pejabat Pimpinan Tinggi Maclya.
b) Keputusan penetapan jabatan clan peringkat bagi Pelaksana
Umum berclasarkan Siclang Penilaian, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
(1.) memuat penetapan jabatan clan peringkat Pelaksana
Umum berclasarkan Siclang Penilaian clan claftar
jabatan clan peringkat bagi Pelaksana Umum yang ticlak
clilakukan Siclang Penilaian pacla Periocle Evaluasi
berkenaan;
(2.) clitetapkan paling lambat tanggal 31 Maret pacla tahun
yang sama clengan pelaksanaan Siclang Penilaian clan
berlaku sejak:
(a.) tanggal 1 Januari pacla tahun yang sama clengan
pelaksanaan Siclang Penilaian clalam hal
rekomenclasi siclang berupa kenaikan atau tetap;
(b.) tanggal 1 April pacla tahun yang sama clengan
pelaksanaan Siclang Penilaian clalam hal
rekomenclasi siclang berupa penurunan; atau
(c.) tanggal mutasi clalam hal Pelaksana Umum
climutasi ke jabatan/Unit Kerja Terkecil lain
sebelum siclang penilaian clan terjacli
kenaikan/penurunan peringkat jabatan karena
mutasi atau ticlak terclapat formasi sebelumnya.
c) Keputusan penetapan jabatan clan peringkat bagi pejabat
Pelaksana yang menclucluki Jabatan Pelaksana Umum
berclasarkan Siclang Penilaian, clisampaikan kepacla Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani biclang organisasi
clan sumber claya manusia paling lambat 1 (satu) bulan
setelah keputusan clitetapkan.

b. Simulasi Siclang Penilaian


1) Kriteria
Penetapan jabatan clan peringkat berclasarkan simulasi siclang
penilaian bagi Pelaksana Umum setelah yang bersangkutan
clitugaskan pacla jabatan selain Jabatan Pelaksana Umum atau
kembali clari penugasan tertentu, berlaku bagi:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 16 -

a) Pejabat Pelaksana yang ditugaskan pada jabatan selain


Jabatan Pelaksana Umum, meliputi:
(1.) Pelaksana Khusus; dan
(2.) Pelaksana Tertentu;
dan dimutasi sebagai Pelaksana Umum;
b) Pelaksana yang melaksanakan penugasan tertentu, yaitu
pelaksana pada unit organisasi non eselon di lingkungan
Kementerian Keuangan yang tidak memiliki jabatan dan
peringkat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan mengenaijabatan dan peringkat bagi Pelaksana di
lingkungan Kementerian Keuangan dan dimutasi sebagai
Pelaksana Umum;
c) Pelaksana yang ditugaskan pada jabatan selain Jabatan
Pelaksana Umum sebagaimana dimaksud pada huruf a) dan
yang melaksanakan penugasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada huruf b), yang tidak aktif bertugas di
Kementerian Keuangan karena cuti di luar tanggungan
negara atau diberhentikan sementara darijabatan PNS, dan
pada saat kembali aktif bertugas di Kementerian Keuangan
ditetapkan sebagai Pelaksana Umum; dan
d) Pelaksana pada unit organisasi non eselon di lingkungan
Kementerian Keuangan yang semula tidak memiliki jabatan
dan peringkat yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan mengenaijabatan dan peringkat bagi Pelaksana di
lingkungan Kementerian Keuangan kemudian ditetapkan
jabatan dan peringkat yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan mengenai jabatan dan peringkat bagi
pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan.
2) Penetapan jabatan dan peringkat Simulasi Sidang
Penetapan jabatan dan peringkat dilaksanakan melalui tahapan
sebagai berikut:
a) pengumpulan syarat penilaian, dengan ketentuan sebagai
berikut:
(1.) Pada tahap pengumpulan syarat penilaian, pejabat
pengawas yang membidangi kepegawaian pada Unit
Kerja masing-masing mengumpulkan kelengkapan
data pelaksana yang bersangkutan, yang meliputi:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai;
(b.) Pangkat/golongan ruang;
(c.) Riwayat hukuman disiplin;
(d.) Pendidikan; dan
(e.) kenaikan pangkat/golongan ruang karena UPKP
atau Tugas Belajar, dalam hal Pelaksana yang
bersangkutan pernah mendapatkan kenaikan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 17 -

pangkat/ golongan ruang karena UPKP atau Tugas


Belajar.
(2.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai meliputi:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang belum
digunakan dalam Sidang Penilaian Pelaksana
Umum bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang, dan yang bersangkutan
direkomendasikan tetap dalam jabatan dan
peringkat pada Sidang Penilaian terakhir sebelum
yang bersangkutan ditugaskan padajabatan selain
Jabatan Pelaksana Umum atau melaksanakan
penugasan tertentu; dan/ a tau
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai setiap tahun
selama yang bersangkutan ditugaskan pada
jabatan selain Jabatan Pelaksana Umum atau
melaksanakan penugasan tertentu.
(3.) Penggunaan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
mengikuti ketentuan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
(4.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dapat digunakan
dalam simulasi Sidang Penilaian dalam ha! Pelaksana
yang bersangkutan telah berstatus PNS selama lebih
dari 6 (enam) bulan dalam tahun yang bersangkutan.
(5.) Kelengkapan data Pelaksana dikumpulkan untuk
setiap bulan Januari sejak Pelaksana yang
bersangkutan ditugaskan pada jabatan selain Jabatan
Pelaksana Umum atau melaksanakan penugasan
tertentu sampai dengan bulan Januari pada tahun
yang bersangkutan ditetapkan menjadi Pelaksana
Umum.
(6.) Kelengkapan data Pelaksana dituangkan dalam contoh
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
huruf E yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Menteri ini.
b) Simulasi Sidang Penilaian;
Simulasi Sidang Penilaian Pelaksana, dilakukan melalui
tahapan sebagai berikut:
(1.) Penentuan peringkat awal, dengan ketentuan sebagai
berikut.
(a.) bagi Pejabat Pelaksana yang belum pernah
ditetapkan jabatan dan peringkat dalam Jabatan
Pelaksana Umum, Pejabat Pelaksana yang
bersangkutan diberikan peringkat 2 (dua) tingkat
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 18 -

di bawah peringkat maksimal pada


pangkat/ golongan ruang pada saat mulai
ditugaskan padajabatan selain Jabatan Pelaksana
Umum atau penugasan tertentu; atau
(b.) bagi Pejabat Pelaksana yang pernah ditetapkan
jabatan dan peringkat Pelaksana Umum, yang
bersangkutan diberikan peringkat sama dengan
peringkat terakhir Pelaksana Umum sebelum
ditugaskan padajabatan selain Jabatan Pelaksana
Umum atau melaksanakan penugasan tertentu.
(2.) Pelaksanaan simulasi Sidang Penilaian, dengan
ketentuan sebagai berikut:
(a.) menilai setiap 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai secara berurutan dan/atau 1 (satu)
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai bagi Pelaksana
yang rri.emperoleh kenaikan pangkat/ golongan
ruang karena UPKP /Tugas Belajar;
(b.) penilaian Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
sebagaimana dimaksud pada huruf a dilakukan
dari Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pertama
sampai dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir;
(c.) mempertimbangkan syarat penilaian pada tahap
pengumpulan syarat penilaian.
(d.) Simulasi Sidang Penilaian Pelaksana dilakukan
oleh Pejabat Pengawas yang membidangi
kepegawaian pada Unit Kerja masing-masing.
(e.) Simulasi Sidang Penilaian tidak dilakukan bagi
Pelaksana yang memiliki kurang dari 2 (dua)
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai.
(f.) Penilaian yang dilakukan untuk setiap 2 (dua)
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai secara
berurutan, menghasilkan keputusan berupa:
i. Kenaikan peringkat;
ii. Penurunan peringkat; atau
iii. Tetap dalam peringkat.
(g.) Pelaksana Umum diberikan kenaikan peringkat
sebagaimana apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut:
1. memiliki Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
Sangat Baik atau Baik selama 2 (dua) Periode
Evaluasi berturut-turut atau memiliki Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai minimal Baik selama
1 (satu) Periode Evaluasi bagi Pelaksana yang
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 19 -

memperoleh kenaikan pangkat/ golongan


ruang karena UPKP /Tugas Belajar;
11. memenuhi syarat pangkat/ golongan ruang
mengacu ketentuan pangkat/golongan ruang
Pelaksana Umum;
iii. memenuhi syarat pendidikan mengacu
ketentuan pendidikan Pelaksana Umum; dan
1v. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat pada periode evaluasi yang
disimulasikan.
(h.) Mekanisme penurunan peringkat mengikuti
ketentuan sebagaimana rekomendasi hasil Sidang
Penilaian pada mekanisme Sidang Penilaian.
(i.) Mekanisme tetap dalam peringkat sebagaimana
dimaksud mengikuti ketentuan sebagaimana
sebagaimana rekomendasi hasil Sidang Penialain
pada mekanisme Sidang Penilaian Pelaksana
Umum.
U-) Terhadap Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir yang tidak digunakan untuk Simulasi
Sidang Penilaian, atau digunakan dalam Simulasi
Sidang Penilaian terakhir dengan hasil penilaian
tetap dan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
berkenaan memiliki kriteria Sangat Baik, Baik,
Kurang atau Sangat Kurang, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1. Bagi pejabat pelaksana yang ditugaskan pada
jabatan selain Jabatan Pelaksana Umum,
penugasan tertentu dan pelaksana non eselon
sesuai dengan kriteria Simulasi Sidang
Penilaian sebagaimana angka 1) huruf a), huruf
b) dan huruf d), Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai berkenaan dapat digabungkan dengan
1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
berikutnya, sebagai dasar penilaian pada
Sidang Penilaian berikutnya;
11. Bagi pejabat pelaksana yang diberhentikan
sementara dari jabatan PNS sebagaimana
dimaksud angka 1) huruf c) kurang dari 6
(enam) bulan atau cuti di luar tanggungan
negara, Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
berkenaan dapat digabungkan dengan 1 (satu)
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai berikutnya,
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 20 -

sebagai dasar penilaian pada Sidang Penilaian


berikutnya; atau
111. Bagi pejabat pelaksana yang diberhentikan
sementara dari jabatan PNS sebagaimana
dimaksud angka 1) huruf c) paling sedikit 6
(enam) bulan, Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai berkenaan tidak dapat digabungkan
dengan 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai berikutnya, sebagai dasar penilaian
pada Sidang Penilaian berikutnya.
(3.) Penentuan batas peringkat tertinggi
Penentuan batas tertinggi digunakan sebagai acuan
dalam pemberian peringkat maksimal Pelaksana Umum
yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut:
(a.) dalam hal yang bersangkutan paling kurang
memiliki 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
untuk syarat penilaian, maka batas peringkat
tertinggi merupakan peringkat terakhir
berdasarkan hasil simulasi Sidang Penilaian
Pelaksana; atau
(b.) dalam ha! yang bersangkutan memiliki kurang dari
2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk
syarat penilaian, maka batas peringkat tertinggi
sama dengan peringkat awal Pelaksana yang
bersangkutan sebelum ditugaskan pada jabatan
selain Pelaksana Umum atau melaksanakan
penugasan tertentu.
(4.) Pemberian rekomendasijabatan dan peringkat.
Pemberian rekomendasi jabatan dan peringkat berupa
pemberian peringkatjabatan paling tinggi sama dengan
batas peringkat tertinggi, dengan mempertimbangkan
Formasi jabatan yang diusulkan. Pemberian
rekomendasi jabatan dan peringkat, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
(a.) dilakukan oleh pejabat pengawas yang
membidangi kepegawaian pada masing-masing
Unit Kerja, setelah mendapat persetujuan Atasan
Langsung dari pejabat pengawas yang membidangi
kepegawaian pada masing-masing Unit Kerja;
(b.) disampaikan oleh Atasan Langsung dari pejabat
pengawas yang membidangi kepegawaian pada
masing-masing Unit Kerja kepada Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama yang membawahi
Pelaksana Umum yang bersangkutan, sebagai
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 21 -

bahan pertimbangan bagi Pejabat Pimpinan Tinggi


Pratama yang secara administratif membawahi
Pelaksana Umum yang bersangkutan dalam
menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Umum.
c) Penetapan jabatan dan peringkat
(1.) Penetapanjabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum
dituangkan dalam keputusan Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yang secara administratif membawahi
pejabat pelaksana yang bersangkutan untuk dan atas
nama Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
(2.) Keputusan penetapan jabatan dan peringkat, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(a.) ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak yang
bersangkutan dimutasi dalam Jabatan Pelaksana
Umum;
(b.) berlaku surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan dimutasi dalam Jabatan Pelaksana
Umum; dan
(c.) menggunakan contoh format yang tercantum
dalam Lampiran II huruf E yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri
lnl.
(3.) Keputusan penetapan jabatan dan peringkat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan
kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
membidangi organisasi dan sumber daya manusia pada
masing-masing unit organisasi Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya paling lambat 1 (satu) bulan setelah
keputusan ditetapkan.

c. Penetapan Pertama Pelaksana Umum


1) Kriteria dan Pemberian Peringkat Jabatan
Penetapan pertama Pelaksana Umum berlaku bagi:
a) CPNS yang berdasarkan hasil rekrutmen ditetapkan ke dalam
Jabatan Pelaksana Umum, diberikan peringkat jabatan
sebagai berikut:
(1.) diberikan peringkat 2 (dua) tingkat di bawah peringkat
maksimal pada pangkat/ golongan ruang; dan
(2.) diberikanjabatan yang didasarkan pada hasil rekrutmen
masing-masing Pelaksana Umum
b) PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih status
menjadi PNS Kementerian Keuangan dan ditetapkan ke
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 22 -

dalam Jabatan Pelaksana Umum diberikan peringkat dengan


mengacu pada ketentuan Simulasi Sidang Pelaksana umum
dengan memperhatikan pangkat/ golongan ruang, pendidikan
dan tersedianya Formasi pada jabatan yang diusulkan;
c) PNS dari luar Kementerian Keuangan yang ditugaskan di
Kementerian Keuangan dan ditetapkan ke dalam Jabatan
Pelaksana Umum, diberikan jabatan dan peringkat dengan
ketentuan sebagai berikut diberikan peringkat dengan
mengacu pada ketentuan Simulasi Sidang Penilaian
Pelaksana Umum dengan memperhatikan pangkat/ golongan
ruang, pendidikan dan tersedianya Formasi pada jabatan
yang diusulkan;
d) Pejabat Pelaksana yang ditugaskan pada jabatan selain
Jabatan Pelaksana Umum atau kembali dari penugasan
tertentu sebagaimana kriteria Simulasi Sidang Penilaian dan
sebelum ditetapkan sebagai Pelaksana Umum untuk pertama
kali, tidak aktif bertugas di Kementerian Keuangan karena
ditugaskan di luar Kementerian Keuangan, diberikan jabatan
dan peringkat dengan ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi pada
pangkat/ golongan ruang terakhir Pejabat Pelaksana
yang bersangkutan, dalam hal:
(a.) memenuhi syarat pendidikan; dan
(b.) tersedianya Formasi padajabatan yang diusulkan,
atau
(2.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi sesuai
pendidikan yang dimiliki, dalam hal yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada angka (1.) huruf (a.).
e) Pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatan
fungsional yang bersangkutan dan ditetapkan ke dalam
Jabatan Pelaksana Umum, diberikan jabatan dan peringkat
dengan ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi pada
pangkat/ golongan ruang terakhir Pejabat fungsional
yang bersangkutan dan tidak melebihi peringkat
jabatan terakhir sebagai pejabat fungsional sebelum
diberhentikan darijabatannya, dalam hal:
(a.) memenuhi syarat pendidikan; dan
(b.) tersedianya Formasi padajabatan yang diusulkan,
atau
(2.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi sesuai
pendidikan yang dimiliki, dalam hal yang bersangkutan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 23 -

tidak memenuhi ketentuan pendidikan sebagaimana


dimaksud pada angka (1) huruf a.
f) Pejabat struktural/pimpinan pada unit organisasi non eselon
yang dibebastugaskan/diberhentikan dari jabatan
struktural/pimpinan pada unit organisasi non eselon yang
bersangkutan dan ditetapkan ke dalam Jabatan Pelaksana
Umum, diberikan jabatan dan peringkat dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi pada
pangkat/golongan ruang terakhir pejabat
struktural/pimpinan non eselon yang bersangkutan,
dalam hal:
(a.) memenuhi syarat pendidikan; dan
(b.) tersedianya Formasi padajabatan yang diusulkan,
atau
(2.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi sesuai
pendidikan yang dimiliki, dalam ha! yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada angka (1) huruf a.
2) Penetapan Jabatan dan Peringkat
a) Penetapan pertama pejabat bagi Pelaksana Umum
ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pimpinan Tinggi
Madya yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama yang secara administratif membawahi pejabat
pelaksana yang bersangkutan untuk dan atas nama Pejabat
Pimpinan Tinggi Madya.
b) Keputusan penetapan pertama bagi Jabatan Pelaksana
Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberlakukan surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan melaksanakan tugas sebagai Pelaksana
Umum; dan
(2.) dituangkan dalam contoh format yang tercantum dalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.
c) Keputusan penetapan pertama bagi Pelaksana Umum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan kepada
Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi
organisasi dan sumber daya manusia pada masing-masing
unit organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Madya paling
lambat 1 (satu) bulan setelah keputusan ditetapkan.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 24 -

d. Penetapan Kembali Pelaksana Umum


1) Kriteria dan Pemberian Peringkat Jabatan
Penetapan kembali Pelaksana Umum berlaku bagi:
a) CPNS yang menduduki Jabatan Pelaksana Umum yang
diangkat menjadi PNS pada Jabatan Pelaksana Umum
berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberikan peringkat sama dengan peringkat pada
penetapan terakhir sebagai CPNS Pelaksana Umum;
dan
(2.) diberikan jabatan yang didasarkan pada Keputusan
Menteri Keuangan mengenaijabatan dan peringkat bagi
Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan.
b) Pelaksana Umum yang dimutasi dalam/antar Unit Kerja
Terkecil;
(1.) dalam hal terdapat Formasi, diberikan peringkat yang
sama dengan peringkat sebelum mutasi atau dalam ha!
tidak terdapat Formasi, diberikan peringkat paling
tinggi pada Unit Kerja Terkecil setelah dimutasi.
(2.) Dalam hal Pelaksana Umum mengalami penurunan
peringkat setelah diberikan peringkat sebagaimana
dimaksud angka (1), pada saat dimutasi kembali, yang
bersangkutan dapat diberikan peringkat:
(a.) sama dengan peringkat terakhir sebelum yang
bersangkutan diberikan penurunan peringkat,
dalam ha! memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. terdapat Formasi pada Unit Kerja Terkecil yang
baru;dan
11. yang bersangkutan tidak pernah ditetapkan
turun jabatan dan peringkat berdasarkan
Sidang Penilaian selama ditugaskan di Unit
Kerja Terkecil sebelum dimutasi kembali, atau
(b.) sama dengan peringkat terakhir sebelum dimutasi
kembali, dalam hal Pejabat Pelaksana pernah
ditetapkan turun jabatan dan peringkat
sebagaimana dimaksud pada huruf (a) angka ii.
(3.) Bagi Pelaksana Umum yang dimutasi dalam/antar Unit
Kerja Terkecil, dalam ha!:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir dalam
Jabatan Pelaksana Umum belum digunakan
untuk Sidang Penilaian; atau
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir dalam
Jabatan Pelaksana Umum bernilai Sangat Baik,
Baik, Kurang, atau Sangat Kurang, dan yang
bersangkutan direkomendasikan tetap dalam
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 25 -

jabatan dan peringkat pada Sidang Penilaian


terakhir,
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai berkenaan
digabungkan dengan Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai pada 1 (satu} Periode Evaluasi tahun
berikutnya sebagai dasar penilaian pada Sidang
Penilaian.
c) Pelaksana Umum yang tidak aktif bertugas di Kementerian
Keuangan karena:
(1.) cuti di luar tanggungan negara;
(2.) diberhentikan sementara darijabatan PNS; atau
(3.) ditugaskan di luar Kementerian Keuangan,
dan pada saat kembali aktif bertugas di Kementerian
Keuangan ditetapkan kembali dalam Jabatan Pelaksana
Umum, diberikan jabatan dan peringkat dengan ketentuan
sebagai berikut:
(1.) bagi Pelaksana Umum sebagaimana dimaksud huruf c}
nomor (1) dan (2):
(a.) Pemberian peringkat jabatan dalam hal terdapat
Formasi, diberikan peringkat yang sama dengan
peringkat sebelum cuti di luar tanggungan negara
atau diberhentikan sementara dari jabatan PNS
atau dalam hal tidak terdapat Formasi, diberikan
peringkat paling tinggi pada Unit Kerja Terkecil
berkenaan.
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang dimiliki
oleh Pejabat Pelaksana sebelum yang
bersangkutan cuti di luar tanggungan negara atau
diberhentikan sementara dari jabatan PNS dan
belum digunakan untuk Sidang Penilaian, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
i. dalam hal yang diberhentikan sementara dari
jabatan PNS kurang dari 6 (enam} bulan,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
i.) 1 (satu} Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir sebagai Pejabat Pelaksana dalam
Jabatan Pelaksana Umum yang belum
digunakan untuk Sidang Penilaian; atau
ii.) 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir sebagai Pelaksana Umum yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang, dan yang bersangkutan
direkomendasikan tetap dalamjabatan dan
peringkat pada Sidang Penilaian terakhir,
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 26 -

dapat digabungkan dengan Predikat Kinerja


Tahunan Pegawai pada 1 (satu) Periode
Evaluasi tahun berikutnya sebagai dasar
penilaian pada Sidang Penilaian.
ii. dalam hal yang bersangkutan cuti di luar
tanggungan negara, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
i.) 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir sebagai Pejabat Pelaksana dalam
Jabatan Pelaksana Umum yang belum
digunakan untuk Sidang Penilaian dapat
digunakan sebagai dasar evaluasi pada
Sidang Penilaian setelah Kembali aktif
bertugas; atau
ii.) 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir sebagai Pejabat Pelaksana dalam
Jabatan Pelaksana Umum yang belum
digunakan untuk Sidang Penilaian atau 1
(satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
terakhir sebagai Pelaksana Umum yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang, dan yang bersangkutan
direkomendasikan tetap dalamjabatan dan
peringkat pada Sidang Penilaian terakhir,
dapat digabungkan dengan Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai pada 1 (satu)
Periode Evaluasi tahun berikutnya sebagai
dasar penilaian pada Sidang Penilaian.
(c.) Dalam ha! Pelaksana Umum mengalami
penurunan peringkat setelah diberikan peringkat
sebagaimana dimaksud pada huruf (a), pada saat
dimutasi, yang bersangkutan dapat diberikan
peringkat:
1. sama dengan peringkat sebelum yang
bersangkutan diberikan peringkat sebagaimana
dimaksud pada huruf (a), dalam hal memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
i.) terdapat Formasi pada Unit Kerja Terkecil
yang baru; dan
ii.) yang bersangkutan tidak pernah ditetapkan
turun jabatan dan peringkat berdasarkan
sidang penilaian selama ditugaskan di Unit
Kerja Terkecil sebelum dimutasi, atau
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 27 -

11. sama dengan peringkat terakhir sebelum


dimutasi, dalam ha! yang bersangkutan pernah
ditetapkan turun jabatan dan peringkat
sebagaimana dimaksud pada huruf {i) angka ii.
{d.) Bagi Pelaksana Umum sebagaimana dimaksud
pada huruf {c), dalam hal:
1. Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir
dalam Jabatan Pelaksana Umum belum
digunakan untuk Sidang Penilaian; atau
11. Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir
dalam Jabatan Pelaksana Umum bernilai
Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang
dan yang bersangkutan direkomendasikan tetap
dalam jabatan dan peringkat pada Sidang
Penilaian terakhir,
maka Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
sebagaimana dimaksud pada huruf {i) atau huruf
{ii) digabungkan dengan Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai pada 1 (satu) Periode Evaluasi
tahun berikutnya sebagai dasar penilaian pada
Sidang Penilaian.
(2.) bagi Pelaksana Umum sebagaimana dimaksud huruf c)
nomor 3) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi
pada pangkat/ golongan ruang Pejabat Pelaksana yang
bersangkutan, dalam ha!:
{a.) memenuhi syarat pendidikan; dan
{b.) tersedianya Formasi padajabatan yang diusulkan,
atau
diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi sesuai
pendidikan yang dimiliki, dalam ha! yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan pendidikan dan Predikat
Kinerja Tahunan Pegawai yang dimiliki oleh Pelaksana
Umum, tidak dapat digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian berikutnya.
d) Pelaksana Umum yang ditugaskan pada jabatan selain
Jabatan Pelaksana Umum atau kembali dari penugasan
tertentu sebagaimana kriteria Simulasi Sidang Penilaian dan
sebelum ditetapkan kembali dalam Jabatan Pelaksana
Umum, tidak aktif bertugas di Kementerian Keuangan
karena ditugaskan di luar Kementerian Keuangan, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi pada
pangkat/golongan ruang Pejabat Pelaksana yang
bersangkutan, dalam ha!:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 28 -

(a.) memenuhi syarat pendidikan; dan


(b.) tersedianya Formasi padajabatan yang diusulkan,
atau
(2.) diberikan jabatan dan peringkat paling tinggi sesuai
pendidikan yang dimiliki, dalam hal yang bersangkutan
tidak memenuhi ketentuan pendidikan.
(3.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang dimiliki oleh
Pelaksana Umum, tidak dapat digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
e) Pelaksana Tugas Belajar yang kembali aktif dan ditetapkan
dalam Jabatan Pelaksana Umum, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
(1.) diberikan peringkat yang sama dengan peringkat
terakhir dalam Jabatan Tugas Belajar.
(2.) Pengakuan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir dalam
Jabatan Pelaksana Tugas Belajar belum
digunakan untuk Sidang Penilaian; atau
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir dalam
Jabatan Pelaksana Tugas Belajar bernilai Sangat
Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang dan yang
bersangkutan direkomendasikan tetap dalam
jabatan dan peringkat pada Sidang Penilaian
terakhir,
maka Predikat Kinerja Tahunan Pegawai sebagaimana
dimaksud pada huruf (a) atau huruf (b) digabungkan
dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada 1
(satu) Periode Evaluasi tahun berikutnya sebagai
dasar penilaian pada Sidang Penilaian.
2) Penetapan
a) Penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Umum ditetapkan dengan keputusan Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yang secara administratif membawahi
Pelaksana Umum yang bersangkutan untuk dan atas nama
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
b) Keputusan penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Umum, berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak yang
bersangkutan dimutasi a tau aktif kembali
melaksanakan tugas dalam Jabatan Pelaksana Umum;
(2.) berlaku surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan dimutasi atau aktif kembali
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 29 -

melaksanakan tugas clalam Jabatan Pelaksana Umum;


clan
(3.) clituangkan clalam contoh format yang tercantum clalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian ticlak
terpisahkan clari Peraturan Menteri ini.
c) Keputusan penetapan kembali pejabat pelaksana ke clalam
jabatan clan peringkat bagi Jabatan Pelaksana Umum
clisampaikan kepacla Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
membiclangi organisasi clan sumber claya manusia pacla
masing-masing unit Jabatan Pimpinan Tinggi Maclya paling
lambat 1 (satu) bulan setelah keputusan clitetapkan.

2. Pelaksana Khusus
a. Siclang Penilaian
Penetapan jabatan clan peringkat bagi Pelaksana Khusus
berclasarkan Siclang Penilaian clilaksanakan melalui tahapan
berikut:
1) Evaluasi Pelaksana Khusus
Evaluasi clilakukan clengan ketentuan sebagai berikut:
a) Persyaratan Pelaksana Khusus yang clilakukan evaluasi:
(1.) telah cliangkat menjacli PNS lebih clari 6 (enam) bulan
clalam tahun berjalan;
(2.) telah melaksanakan tugas sebagai Pelaksana lebih clari
6 (enam) bulan clalam tahun berjalan; clan
(3.) pacla saat siclang penilaian, Pelaksana yang
bersangkutan berstatus sebagai Pelaksana Khusus.
(4.) Ketentuan (1) s.cl. (3) berlaku juga bagi Pelaksana
Khustis yang seclang menjalani hukuman clisiplin.
b) Pelaksanaan Evaluasi
(1.) Evaluasi sebagaimana clilakukan oleh Atasan Langsung
Pelaksana Khusus yang bersangkutan paling lambat
tanggal 31 Maret tahun berikutnya.
(2.) Dalam hal Atasan Langsung berhalangan tetap atau
sementara, maka Evaluasi clilakukan oleh Pelaksana
Tugas atau Pelaksana Harian clari Atasan Langsung
Pelaksana Khusus yang bersangkutan, clengan jabatan
yang setingkat clengan atau lebih tinggi clari Atasan
Langsung.
(3.) Dalam hal Pelaksana Tugas atau Pelaksana Harian
ticlak memenuhi ketentuan sebagaimana climaksucl
pacla ayat (2), maka Evaluasi clilakukan oleh pejabat
lain yang clitugaskan oleh atasan clari Atasan Langsung,
clengan ketentuan:
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 30 -

1. setingkat dengan Atasan Langsung Pelaksana


Khusus yang bersangkutan; dan
11. memiliki atasan yang sama dengan atasan dari
Atasan Langsung Pelaksana Khusus yang
bersangkutan.
(4.) Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada
angka (2) dan (3) tidak terpenuhi, maka Evaluasi
dilakukan oleh pejabat denganjabatan yang lebih tinggi
dari Atasan Langsung Pelaksana Khusus yang
bersangkutan secara berjenjang.
c) Dasar Evaluasi
(1.) Evaluasi paling sedikit didasarkan pada:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai; dan
(b.) Akumulasi Masa Kerja.
(2.) Setiap Evaluasi bagi Pelaksana Khusus dilakukan
penghitungan Predikat Kinerja. Predikat Kinerja
diperhitungkan telah memenuhi 1 (satu) Periode
Evaluasi, apabila yang bersangkutan telah diangkat
menjadi PNS dan melaksanakan tugas sebagai
Pelaksana lebih dari 6 (enam) bulan dalam tahun
berjalan.
(3.) Akumulasi Masa Kerja diperhitungkan dengan cara
menjumlahkan Masa Kerja tahun berjalan dengan
akumulasi Masa Kerja pada penetapan terakhir sebagai
Pelaksana Khusus.
(4.) Masa Kerja tahun berjalan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), berlaku ketentuan sebagai berikut:
(a.) diperhitungkan 1 (satu) tahun bagi Pelaksana
Khusus yang sudah diangkat menjadi PNS yang
telah melaksanakan tugas sebagai Pelaksana
Khusus lebih dari 6 (enam) bulan; atau
(b.) diperhitungkan O (no!) tahun bagi Pelaksana
Khusus yang melaksanakan tugas sampai dengan
6 (enam) bulan.
d) Hasil Evaluasi
Terhadap hasil Evaluasi berupa Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai dan akumulasi Masa Kerja, dilakukan:
(1.) penyusunan sesuai contoh format yang tercantum
dalam Lampiran I huruf E yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini; dan
(2.) penyampaian oleh Atasan Langsung atau pejabat lain
yang melakukan Evaluasi kepada Pejabat Pengawas
yang menangani bidang kepegawaian di lingkungan
Unit Kerja masing-masing.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 31 -

2) Sidang Penilaian Pelaksana Khusus


a) Pelaksanaan Sidang
Sidang Penilaian bagi Pelaksana Khusus diselenggarakan
secara bersamaan dengan Sidang Penilaian bagi Pelaksana
Umum dengan mengacu pada ketentuan mengenai waktu
pelaksanaan dan Pejabat Penilai pada Sidang Penilaian
Pelaksana Umum.
b) Persyaratan
(1.) Terhadap Pelaksana Khusus dilakukan Sidang
Penilaian, dalam hal yang bersangkutan telah memiliki
akumulasi Masa Kerja yang dipersyaratkan dan yang
bersangkutan telah memiliki:
(a.) 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai sebagai
Pelaksana Khusus yang belum digunakan dalam
Sidang Penilaian; atau
(b.) 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai sebagai
Pelaksana Khusus, dengan kriteria sebagai
berikut:
1. 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
yang bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang dan dapat digunakan pada
Sidang Penilaian berikutnya karena yang
bersangkutan ditetapkan tetap dalam jabatan
dan peringkat; dan
ii. 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
yang belum digunakan dalam Sidang
Penilaian.
(2.) Terhadap Pelaksana Khusus yang memberikan
dukungan kepasa Menteri/Wakil Menteri dilakukan
Sidang Penilaian, dalam hal yang bersangkutan telah
memiliki 1 (satu) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
sebagai Pelaksana Khusus yang belum digunakan
dalam Sidang Penilaian. Masa kerja selama menduduki
jabatan Pelaksana Khusus yang memberikan dukungan
kepada Menteri/Wakil Menteri tetap diakumulasikan.
c) Rekomendasi Hasil Sidang
(1.) Hasil Sidang Penilaian
Sidang Penilaian bagi Pelaksana Khusus menghasilkan
rekomendasi, yang terdiri atas:
(a.) kenaikan dalam jabatan dan peringkat; atau
(b.) tetap dalamjabatan dan peringkat.
Penyusunan hasil sidang dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 32 -

(a.) Hasil Sidang Penilaian bagi Pelaksana Khusus


dituangkan dalarn berita acara Sidang Penilaian
yang sama dengan berita acara Sidang Penilaian
bagi Pelaksana Umum.
(b.) Hasil Sidang Penilaian sebagaimana digunakan
oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratarna sebagai
bahan pertimbangan dalarn penetapan jabatan
dan peringkat bagi Pelaksana Khusus yang
bersangkutan.
(c.) Dalarn hal Sidang Penilaian dilaksanakan pada
instansi vertikal setingkat unit jabatan
administrator dan/ a tau unit jabatan pengawas
dan unit pelaksana teknis setingkat unit jabatan
administrator, sebelum dilakukan penetapan
jabatan dan peringkat, harus melalui mekanisme
verifikasi dengan mengacu pada mekanisme
verifikasi Pelaksana Umum.
(2.) Kenaikan Jabatan dan Peringkat
(a.) Pejabat Pelaksana yang menduduki Jabatan
Pelaksana Khusus direkomendasikan kenaikan
peringkat 1 (satu) tingkat lebih tinggi oleh Pejabat
Penilai apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. memenuhi akumulasi Masa Kerja yang
dipersyaratkan;
11. seluruh Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
bernilai Sangat Baik atau Baik;
111. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat pada saat Sidang Penilaian;
dan
1v. tidak sedang menjalani cuti di luar
tanggungan negara pada saat Sidang
Penilaian.
(b.) Akumulasi Masa Kerja yang dipersyaratkan yaitu
sekurang-kurangnya memiliki akumulasi Masa
Kerja 2 (dua) tahun pada setiap peringkat jabatan
kecuali untuk jabatan Pelaksana Khusus yang
memberikan dukungan kepada Menteri/Wakil
Menteri; atau
(c.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan
peringkat tidak dapat digunakan kembali sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
(3.) Tetap dalam Jabatan dan Peringkat Pelaksana
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 33 -

(a.) Pelaksana Khusus direkomendasikan tetap pada


jabatan dan peringkat, dalam ha! yang
bersangkutan:
1. tidak memenuhi syarat kenaikan jabatan dan
peringkat;
11. telah memiliki peringkat tertinggi sesuai tugas
jabatannya;
111. menduduki peringkatyang melebihi peringkat
sesuai akumulasi Masa Kerja pada jabatan
yang bersangkutan; atau
1v. memiliki pendidikan yang tidak sesuai dengan
syarat pendidikan pada penetapan pertama
bagi Pelaksana Khusus.
(b.) Pelaksana Khusus Penata Keprotokolan yang
memberikan dukungan kepada Menteri/Wakil
Menteri direkomendasikan tetap dalam jabatan
dan peringkat.
(c.) Bagi Pelaksana Khusus yang direkomendasikan
tetap dalam jabatan dan peringkat sebagaimana
dimaksud huruf (a), dalam ha! Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai pada Periode Evaluasi terakhir
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat
Kurang, Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
berkenaan digabungkan dengan Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai pada 1 (satu) Periode Evaluasi
tahun berikutnya sebagai dasar penilaian pada
Sidang Penilaian.
3) Penetapan Jabatan dan Peringkat Pelaksana.
a) Penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Khusus
berdasarkan Sidang Penilaian ditetapkan dalam keputusan
yang sama dengan keputusan penetapan jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana Umum berdasarkan Sidang
Penilaian.
b) Keputusan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Khusus berdasarkan Sidang Penilaian, berlaku ketentuan
mutatis mutandis sebagaimana ketentuan mengenai
keputusan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Umum.
4) Ketentuan Lain-Lain
a) Pelaksana Khusus yang ditetapkan tetap pada jabatan dan
peringkat berdasarkan rekomendasi sidang penilaian, harus
dimutasi ke dalam jabatan Pelaksana Umum, Pelaksana
Tertentu, atau Pelaksana Khusus pada tugas jabatan yang
berbeda, dalam ha! memiliki Predikat Kinerja Tahunan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 34 -

Pegawai bernilai Kurang atau Sangat Kurang selama 2 (dua)


Periode Evaluasi terakhir.
b) Mutasi Pelaksana Khusus dilakukan paling lama 1 (satu)
bulan setelah tanggal penetapan hasil Sidang Penilaian.

b. Penetapan Pertama
1) Kriteria
Penetapan pertama jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Khusus berlaku bagi:
a) CPNS yang berdasarkan hasil rekrutmen ditetapkan dalam
Jabatan Pelaksana Khusus;
b) PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih status
menjadi PNS Kementerian Keuangan dan ditetapkan sebagai
Pelaksana Khusus;
c) PNS dari luar Kementerian Keuangan yang ditugaskan di
Kementerian Keuangan dan ditetapkan sebagai Pelaksana
Khusus;
d) Pelaksana Umum, Pelaksana Tertentu, Pelaksana Togas
Belajar atau Pelaksana pada unit organisasi non eselon di
lingkungan Kementerian Keuangan yang tidak memiliki
jabatan dan peringkat yang ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Keuangan mengenai jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana di lingkungan Kementerian Keuangan yang
dimutasi sebagai Pelaksana Khusus untuk pertama kali;
e) Pelaksana Umum atau Pelaksana Tertentu yang tidak aktif
bertugas di Kementerian Keuangan karena:
(1.) cuti di luar tanggungan negara;
(2.) ditugaskan di luar Kementerian Keuangan; atau
(3.) diberhentikan sementara dari jabatan PNS,
dan pada saat kembali aktif bertugas di Kementerian
Keuangan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus untuk
pertama kali;
f) Pejabat fungsional yang diberhentikan dari jabatan
fungsionalnya dan ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus;
g) Pejabat struktural/pimpinan pada unit organisasi non eselon
yang dibebastugaskan/ diberhentikan dari jabatan
strukturalnya/pimpinan pada unit organisasi non eselon dan
ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus; dan
h) Pelaksana Tugas Belajar yang kembali aktif dan ditetapkan
sebagai Pelaksana Khusus untuk pertama kali.
2) Persyaratan
Penetapan pertama bagi Pelaksana Khusus harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a) memenuhi syarat pendidikan; dan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 35 -

b) tersedia Formasi pada jabatan yang diusulkan;


3) Pemberian Peringkat Jabatan
Pelaksana yang ditetapkan sebagai Pelaksana Khusus untuk
pertama kali, berlaku ketentuan:
a) Untuk Pelaksana Khusus yang berasal dari CPNS, diberikan
jabatan dengan mengacu pada hasil rekrutmen masing-
masing Pelaksana Khusus dan diberikan peringkat jabatan
dengan mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan
mengenai jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di
lingkungan Kementerian Keuangan, dengan akumulasi
Masa Kerja O (nol) tahun.
b) Untuk Pelaksana Khusus selain dimaksud huruf a)
diberikan jabatan dan peringkat dengan mengacu pada
Keputusan Menteri Keuangan mengenai jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan, dengan akumulasi Masa Kerja O (no!) tahun.
4) Penetapan
a) Penetapan pertama jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Khusus ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yang secara administratif membawahi
Pelaksana Khusus yang bersangkutan untuk dan atas nama
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
b) Keputusan penetapan pertama jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberlakukan surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan melaksanakan tugas sebagai Pelaksana
Khusus;dan
(2.) dituangkan dalam contoh format yang tercantum dalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
c) Keputusan penetapan pertama jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Khusus disampaikan kepada Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yang membidangi organisasi dan sumber
daya manusia pada masing-masing unit organisasi Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya paling lama 1 (satu) bulan setelah
keputusan ditetapkan.

c. Penetapan Kembali
1) Kriteria dan Pemberian Peringkat Jabatan
Penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Khusus berlaku ketentuan sebagai berikut:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 36 -

Pelaksana Khusus yang kembali ditetapkan sebagai Pelaksana


Khusus setelah:
a) ditugaskan pada tugas jabatan yang berbeda dalam jabatan
pelaksana khusus/diangkat menjadi PNS;
b) ditugaskan pada Unit Kerja Terkecil lain;
c) ditugaskan padajabatan pelaksana lain; atau
d) tidak aktif bekerja di Kementerian Keuangan karena:
(1.) ditugaskan di luar Kementerian Keuangan;
(2.) cuti di luar tanggungan negara; dan/atau
(3.) diberhentikan sementara dari jabatan PNS,
diberikan peringkat jabatan mengacu pada Keputusan Menteri
Keuangan mengenai jabatan dan peringkat bagi pelaksana
dengan memperhatikan masa kerja.
2) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai berlaku sebagai berikut.
a) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir sebagai
Pelaksana Khusus yang belum digunakan pada Sidang
Penilaian; atau
b) bemilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang dan
yang bersangkutan direkomendasikan tetap dalam jabatan
dan peringkat pada Sidang Penilaian terakhir,
dapat digabungkan dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
pada 1 (satu) Periode Evaluasi tahun berikutnya sebagai dasar
penilaian pada Sidang Penilaian.
3) Penetapan
a) Penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Khusus ditetapkan dengan Keputusan Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya yang ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan
Tinggi Pratama yang secara administratif membawahi
Pelaksana Khusus yang bersangkutan untuk dan atas nama
Pejabat Pimpinan Tinggi Madya.
b) Keputusan penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) ditetapkan paling lambat 1 (satu) bulan sejak yang
bersangkutan dimutasi a tau aktif kembali
melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Khusus;
(2.) berlaku surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan dimutasi a tau aktif kembali
melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Khusus; dan
(3.) dituangkan dalam contoh format yang tercantum dalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
c) Keputusan penetapan kembali jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 37 -

disampaikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang


membidangi organisasi dan sumber daya manusia pada
masing-masing unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya paling
lambat 1 (satu) bulan setelah keputusan ditetapkan.

3. Pelaksana Togas Belajar


a. Sidang Penilaian
Penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Togas Belajar
berdasarkan Sidang Penilaian dilaksanakan melalui tahapan
berikut:
1) Evaluasi Pelaksana Togas belajar;
Evaluasi dilakukan bagi Pelaksana Togas Belajar dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Persyaratan Pelaksana Togas Belajar yang dilakukan
evaluasi:
(1.) telah diangkat menjadi PNS lebih dari 6 (enam) bulan
dalam tahun berjalan;
(2.) telah melaksanakan tugas sebagai Pelaksana Togas
Belajar sebagaimana lebih dari 6 (enam) bulan dalam
tahun berjalan; dan
(3.) Pelaksana yang bersangkutan berstatus sebagai
Pelaksana Togas Belajar pada saat Sidang Penilaian.
(4.) Ketentuan (1) s.d. (3) berlakujuga bagi Pelaksana Tugas
Belajar yang sedang menjalani hukuman disiplin.
b) Pelaksanaan Evaluasi
(1.) Evaluasi dilakukan oleh Atasan Langsung Pelaksana
Togas Belajar yang bersangkutan paling lambat 31
Maret tahun berikutnya.
(2.) Dalam ha! Atasan Langsung berhalangan tetap atau
sementara, maka Evaluasi dilakukan oleh Pelaksana
Togas atau Pelaksana Harian dari Atasan Langsung
Pelaksana Togas Belajar yang bersangkutan, dengan
jabatan yang setingkat dengan atau lebih tinggi dari
Atasan Langsung.
(3.) Dalam ha! Pelaksana Togas atau Pelaksana Harian
tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4), maka Evaluasi dilakukan oleh pejabat
lain yang ditugaskan oleh atasan dari Atasan Langsung,
dengan ketentuan:
(a.) setingkat dengan Atasan Langsung Pelaksana
Togas Belajar yang bersangkutan; dan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 38 -

(b.) memiliki atasan yang sama dengan atasan dari


Atasan Langsung Pelaksana Tugas Belajar yang
bersangkutan.
(4.) Dalam ha! ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) dan ayat (3) tidak terpenuhi, maka Evaluasi
dilakukan oleh pejabat denganjabatan yang lebih tinggi
dari Atasan Langsung Pelaksana Tugas Belajar yang
bersangkutan secara berjenjang.
c) Dasar Evaluasi
Evaluasi didasarkan pada Predikat Kinerja Tahunan
Pegawai. Kriteria Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian apabila
Pelaksana Tugas Belajar yang dinilai telah memiliki 2 (dua)
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai.
d) Hasil Evaluasi
Terhadap hasil Evaluasi dilakukan:
(1.) penyusunan sesuai contoh format yang tercantum
dalam Lampiran II huruf E yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini; dan
(2.) penyampaian oleh Atasan Langsung atau pejabat lain
yang melakukan Evaluasi kepada Pejabat Pengawas
yang menangani bidang kepegawaian di lingkungan
Unit Kerja masing-masing.
2) Sidang Penilaian;
a) Pelaksanaan Sidang
Sidang Penilaian bagi Pelaksana Tugas Belajar
diselenggarakan secara bersamaan dengan Sidang Penilaian
bagi Pelaksana Umum dengan mengacu pada ketentuan
mengenai waktu pelaksanaan dan Pejabat Penilai pada
Sidang Penilaian Pelaksana Umum.
b) Rekomendasi Hasil Sidang
(1.) Hasil Sidang Penilaian
Sidang Penilaian menghasilkan rekomendasi, yang
terdiri atas:
(a.) kenaikan dalam jabatan dan peringkat;
(b.) penurunan dalam jabatan dan peringkat; atau
(c.) tetap dalamjabatan dan peringkat.
Penyusunan hasil sidang dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
(a.) Hasil Sidang Penilaian bagi Pelaksana Tugas
Belajar dituangkan dalam berita acara Sidang
Penilaian yang sama dengan berita acara Sidang
Penilaian bagi Pelaksana Umum.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 39 -

(b.) Hasil Sidang Penilaian bagi Pelaksana Togas


Belajar digunakan oleh Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama sebagai bahan pertimbangan dalam
penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Togas Belajar.
(c.) Dalam ha! Sidang Penilaian dilaksanakan pada
instansi vertikal setingkat unit Jabatan
Administrator dan/ atau unit Jabatan Pengawas
dan unit pelaksana teknis setingkat unit Jabatan
Administrator, sebelum dilakukan penetapan
jabatan dan peringkat, harus dilakukan verifikasi
dengan mengacu pada mekanisme verifikasi pada
Pelaksana Umum.
(2.) Kenaikan Jabatan dan Peringkat
(a.) Pelaksana Togas Belajar direkomendasikan
kenaikan jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat
lebih tinggi oleh Pejabat Penilai apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. memiliki Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
Baik atau Sangat Baik selama 2 (dua) Periode
Evaluasi;
ii. memenuhi syarat pangkat/ golongan ruang;
iii. memenuhi syarat pendidikan;
1v. tersedianya Formasi pada jabatan yang
direkomendasikan; dan
v. tidak sedang menjalani hukuman disiplin
sedang atau berat pada saat sidang penilaian.
(b.) Syarat pangkat/golongan ruang mengacu pada
ketentuan syarat pangkat/golongan ruang bagi
Pelaksana Umum.
(c.) Syarat pendidikan mengacu pada ketentuan
syarat pendidikan bagi Pelaksana Umum.
(d.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan sebagai dasar kenaikan jabatan dan
peringkat tidak dapat digunakan kembali sebagai
bahan Sidang Penilaian berikutnya.
(3.) Penurunan Jabatan
(a.) Pelaksana Togas Belajar direkomendasikan
penurunan jabatan dan peringkat 1 (satu) tingkat
lebih rendah oleh Pejabat Penilai apabila memiliki
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai Kurang atau
Sangat Kurang selama 2 (dua) Periode Evaluasi.
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang telah
digunakan sebagai dasar penurunan jabatan dan
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 40 -

peringkat tidak dapat digunakan kembali sebagai


bahan Sidang Penilaian berikutnya.
(4.) Tetap dalam Jabatan dan Peringkat Pelaksana
(a.) Pelaksana Togas Belajar direkomendasikan tetap
dalam jabatan dan peringkat oleh Pejabat Penilai,
dalam ha!:
1. tidak memenuhi syarat kenaikan jabatan dan
peringkat dan tidak masuk dalam kategori
penurunan jabatan dan peringkat; atau
11. Pelaksana Togas Belajar yang bersangkutan:
i.) menduduki peringkat yang melebihi
peringkat sesuai ketentuan
pangkat/ golongan ruang, peringkat
sesuai ketentuan pendidikan, atau
peringkat tertinggi sesuai Formasi pada
Unit Kerja Terkecil berkenaan yang
mengacu pada Keputusan Menteri
Keuangan mengenai jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana di lingkungan
Kementerian Keuangan; dan
ii.) tidak masuk dalam kategori penurunan
jabatan dan peringkat.
(b.) Bagi Pelaksana Togas Belajar yang
direkomendasikan tetap pada jabatan dan
peringkat, dalam ha! pada Periode Evaluasi kedua
memiliki Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
dengan kriteria Sangat Baik, Baik, Kurang atau
Sangat Kurang, Predikat Kinerja Tahunan Pegawai
berkenaan digabungkan dengan Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai pada 1 (satu) Periode Evaluasi
tahun berikutnya sebagai dasar penilaian pada
sidang penilaian.
3) Penetapan Jabatan dan Peringkat.
a) Penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Togas
Belajar berdasarkan Sidang Penilaian ditetapkan dalam
keputusan yang sama dengan keputusan penetapanjabatan
dan peringkat bagi Pelaksana Umum berdasarkan Sidang
Penilaian.
b) Keputusan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Togas Belajar berdasarkan Sidang Penilaian, berlaku
ketentuan mutatis mutandis sebagaimana ketentuan
penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 41 -

b. Penetapan Pertama Pelaksana Tugas Belajar


1) Kriteria dan Pemberian Peringkat Jabatan bagi Jabatan
Pelaksana yang melaksanakan Tugas Belajar sebagai berikut:
a) Pelaksana Tugas Belajar yang sebelumnya Pelaksana Umum
(1.) Pelaksana Umum yang melaksanakan Tugas Belajar,
berlaku ketentuan sebagai berikut:
(a.) diberikan peringkat yang sama dengan peringkat
terakhir sebagai Pelaksana Umum sebelum yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar; dan
(b.) selama melaksanakan Tugas Belajar, kepada yang
bersangkutan dilakukan Evaluasi dan Sidang
Penilaian.
(2.) Pengakuan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai bagi
Pelaksana Umum yang melaksanakan Tugas Belajar,
dalam hal:
(a.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir sebagai
Pelaksana Umum belum digunakan untuk Sidang
Penilaian; atau
(b.) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir sebagai
Pelaksana Umum bernilai Sangat Baik, Baik,
Kurang atau Sangat Kurang, dan yang
bersangkutan direkomendasikan tetap dalam
jabatan dan peringkat pada Sidang Penilaian
terakhir,
maka Predikat Kinerja Tahunan Pegawai sebagaimana
dimaksud pada huruf a) atau huruf b) digabungkan
dengan Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada 1 (satu)
Periode Evaluasi tahun berikutnya sebagai dasar
penilaian pada Sidang Penilaian.
b) Pelaksana Tugas Belajar yang sebelumnya Pelaksana
Khusus atau Pelaksana Tertentu
Pelaksana Khusus atau Pelaksana Tertentu yang
melaksanakan Tugas Belajar, berlaku ketentuan sebagai
berikut:
(1.) diberikan peringkat dengan mengacu pada ketentuan
Simulasi Sidang Penilaian Pelaksana Umum;
(2.) diberikan jabatan Pelaksana Tugas Belajar sesuai
dengan peringkat hasil Simulasi Sidang Penilaian
sebagaimana dimaksud angka (1) dan
(3.) selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang
bersangkutan dilakukan Evaluasi dan Sidang
Penilaian.
c) Pelaksana Tugas Belajar yang sebelumnya Pejabat
fungsional
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 42 -

Pejabat fungsional yang melaksanakan Tugas Belajar,


berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberikan peringkat dengan ketentuan mutatis
mutandis sebagaimana ketentuan penetapan pertama
pejabat fungsional ke dalam pelaksana umum;
(2.) diberikan jabatan Pelaksana Tugas Belajar sesuai
dengan peringkat sebagaimana dimaksud angka (l);
dan
(3.) selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang
bersangkutan dilakukan Evaluasi dan Sidang
Penilaian.
d) Pelaksana Tugas Belajar yang sebelumnya Pejabat
struktural/pimpinan pada unit organisasi non eselon
Pejabat struktural/pimpinan pada unit organisasi non
eselon yang melaksanakan Tugas Belajar berlaku ketentuan
sebagai berikut:
(1.) diberikan peringkat 12 (dua belas); dan
(2.) selama menjalankan Tugas Belajar, kepada yang
bersangkutan tidak dilakukan Evaluasi dan Sidang
Penilaian.
2) Penetapan jabatan dan peringkat
a) Penetapa pertama Pelaksan Tugas Belajat ditetapkan dengan
Keputusan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang
ditandatangani oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang
secara administratif membawahi Pelaksana Tugas Belajar
yang bersangkutan untuk dan atas nama Pejabat Pimpinan
Tinggi Madya.
b) Keputusan penetapan pertama jabatan dan peringkat bagi
Pelaksana Tugas Belajar, berlaku ketentuan sebagai berikut:
(1.) diberlakukan surut terhitung mulai tanggal yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar
sebagaimana ditetapkan dalam surat Tugas Belajar;
dan
(2.) dituangkan dalam contoh format yang tercantum dalam
Lampiran II huruf E yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
c) Keputusan penetapan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Tugas Belajar, disampaikan kepada Pejabat Pimpinan Tinggi
Pratama yang membidangi organisasi dan sumber daya
manusia pada masing-masing unit Jabatan Pimpinan Tinggi
Madya paling lambat 1 (satu) bulan setelah keputusan
ditetapkan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 43 -

c. Penetapan Kembali
Penetapan kembali Pelaksana Togas Belajar setelah menduduki
jabatan pelaksana lain dan/atau Unit Kerja Terkecil lain berlaku
ketentuan sebagai berikut:
1) Pelaksana Togas Belajar yang telah kembali aktif dan ditetapkan
sebagai Pelaksana Umum, kemudian ditetapkan kembali
sebagai Pelaksana Togas Belajar berlaku ketentuan mutatis
mutandis dengan ketentuan penetapan pertama Pelaksana
Togas Belajar yang sebelumnya Pelaksana Umum.
2) Pelaksana Togas Belajar yang telah kembali aktif dan ditetapkan
Sebagai Pelaksana Khusus atau Pelaksana Tertentu kemudian
ditetapkan kembali sebagai Pelaksana Togas Belajar berlaku
ketentuan mutatis mutandis dengan ketentuan penetapan
pertama Pelaksana Togas Belajar yang sebelumnya Pelaksana
Khusus atau Pelaksana Tertentu.
3) Pelaksana Togas Belajar yang dimutasi ke Unit Kerja Terkecil
lain, berlaku ketentuan mutatis mutandis dengan ketentuan
penetapan pertama Pelaksana Togas Belajar yang sebelumnya
Pelaksana Umum.

D. KONVERSI HASIL KINERJA PEGAWAI


Hasil kinerja pegawai yang telah ditetapkan, dilakukan konversi ke
Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dengan ketentuan sebagai berikut:
NKP NPKP NEP Predikat Kinerja
- Sane:at Baik - Sane:at Baik
Baik Baik Baik Baik
Sedang Cukup Sedang Butuh Perbaikan
Kurang Kurang Kurang Kurang
- Buruk - Sane:at Kurane:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 44 -

E. FORMAT DOKUMEN DAN KEPUTUSAN PENETAPAN


1) SIDANG PENILAIAN

(1.) CONTOH FORMAT HASIL EVALUASI BAGI PELAKSANA UMUM


HASIL EVALUASI PELAKSANA UMUM PADA ........

TAHUN20XX

EVALUASI PELAKSANA UMUM

PANGKAT/ PREDIKAT
NAMA/NIP YANG PERINGKAT
NO. GOLONGAN RUANG/ PENDIDIKAN JABATAN/KEDUDUKAN KINERJA
DINILAI LAMA PREDIKAT
TMTGOL. TAHUN 20XX-1 KEMAMPUAN KERJA
KINERJA TAHUN
PELAKSANA
20XX

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

I.

2.

dst...
.. ........... , ................... 20XX (10)

Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung

........................... (11) ........................... (12)


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 45 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat/golongan ruang terakhir Pelaksana Umum yang dilengkapi


dengan TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum sesuai data pada unit


kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan jabatan yang bersangkutan


sebagai Pelaksana Umum.

(6) Peringkatjabatan yang bersangkutan sebagai Pelaksana Umum.

(7) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai yang belum digunakan sebagai bahan
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja Periode Evaluasi kedua yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai akibat
penetapan tetap pada Periode Evaluasi sebelumnya.

(8) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada tahun Periode Evaluasi Sidang
Penilaian.

(9) Kemampuan Kerja Pelaksana diisi hanya untuk Pelaksana Umum yang
telah memiliki 2 (dua) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai bernilai Sangat
Baik atau Baik sebagai bahan Sidang Penilaian dan diusulkan kenaikan
peringkat jabatan.

(10) Tempat dan tanggal penetapan hasil evaluasi.

(11) Nama atasan dari Atasan Langsung Pelaksana Umum.

(12) Nama Atasan Langsung dari Pelaksana Umum.


MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 46 -

(2.) CONTOH FORMAT KUESIONER PENILAIAN KEMAMPUAN KERJA PELAKSANA UMUM


KUESIONER PENILAIAN KEMAMPUAN KERJA PELAKSANA UMUM

A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Dimohon Bapak/Ibu memberikan penilaian pada setiap indikator penilaian/pemyataan dengan memberikan tanda silang pada salah satu level
kemampuan kerja yang menggambarkan kemampuan pelaksana dalam melaksanakan tugas, yaitu:
Level 1 : Memahami/mengidentifikasi
Level 2 : Mengimplementasikan
Level 3 : Menganalisis dan mengevaluasi
2. Kemampuan Kerja Pelaksana Umum yang dinilai adalah kemampuan Pelaksana Umum dalam melaksanakan tugas padajabatan satu tingkat lebih
tinggi dari jabatan yang diduduki saat ini.
3. Pada kolom penjelasan penilaian, Bapak/Ibu harus memberikan penjelasan mengenai alasan disertai dengan bukti kerja atas pemilihan level penilaian
pada setiap pemyataan. Bukti kerja dapat berupa dokumen tertulis (seperti nota dinas, hasil kajian, notula) atau keterangan atas kegiatan yang
pemah dilakukan oleh Pelaksana yang bersangkutan. Pelaksana Umum yang dinilai tanpa diberikan penjelasan penilaian serta bukti kerja, dianggap
tidak memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum.
4. Pelaksana dikategorikan memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum apabila setiap pernyataan memiliki level penilaian Kemampuan Kerja
Pelaksana Umum sekurang-kurangnya 2.
5. Conteh pengisian:
.
. .· .

1ndika~9r Pe.~ilalaii' Kei!J."aDlp~n Level Kei"~a~pua~ Kerja Pelaksana Umum


No. ,·..-. ~i:'"·.. . . ;a·'. ' . B.uktl Kerja
Kerja: ~laksalla U:lllum ..
Level i Le'Vel2 Level3
Mampu □ Mampu menganalisis Yang bersangku tan mampu menganalisis


Kemampuan menganalisis Mampu
masalah dan menemukan solusi mengidentifikasi dan menemukan solusi dan mengevaluasi permasalahan/kasus terkait .... dan mampu memberikan
terbaik menerjemahkan inti atas permasalahan dampak solusi atas permasalahan tersebut, yaitu ....
permasalahan sesuai bidang permasalahan
sesuai bidang tugasnya terhadap tugas lain
tugasnya yang berkaitan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 47 -

B. KUESIONER UNTUK PELAKSANA UMUM YANG SAAT INI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 10 YANG DIUSULKAN KENAIKAN
PERINGKAT JABATAN 11 ATAU PELAKSANA UMUM YANG SAAT IN! MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 11 YANG YANG DIUSULKAN
KENAIKAN PERINGKAT JABATAN 12
Nama Pelaksana :
NIP Pelaksana
Peringkat Saat Ini
Jabatan Saat Ini :
Pangkat/ Golongan Saat Ini
Pendidikan Saat ini
Unit Organisasi :

Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum Bukti Kerja


No. Indikator Penilaian Kemampuan
Kerja Pelaksana Umum Level 1 Level 2 Level 3


□ Mampu menganalisis dan

1. Kemampuan memahami Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan
peraturan terkait, proses bisnis peraturan terkait, peraturan terkait, proses mengevaluasi permasalahan
dan SOP sesuai dengan bidang proses bisnis dan SOP bisnis dan SOP sebagai acuan pada peraturan terkait, proses
tugas dan menjadikannya sesuai dengan bidang kerja dalam menyelesaikan bisnis dan SOP yang menjadi
sebagai acuan kerja tugas pekerjaan acuan kerja


□ Mampu menganalisis dan

2. Kemampuan menganalisis Mampu mengidentifikasi Mampu menemukan solusi
masalah dan menemukan solusi dan menerjemahkan inti atas permasalahan sesuai mengevaluasi dampak
terbaik permasalahan sesuai bidang tugasnya permasalahan terhadap tugas
bidang tugasnya lain yang berkaitan
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 48 -

Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum Bukti Kerja


No. Indikator Penilaian Kemampuan
Kerja Pelaksana Umum Level I Level 2 Level 3
-

□ □
3. Kemampuan menyusun Mampu mengidentifikasi Mampu menentukan prioritas □ Mampu melakukan .

rencana kerja sesuai bidang tugas-tugas yang harus atas pekerjaan berdasarkan penyesuaian rencana kerja
tugasnya dan memastikan diselesaikan tingkat kepentingan clan berdasarkan hasil analisis dan
rencana kerja terlaksana memastikan rencana kerja evaluasi terhadap kebutuhan
terlaksana organisasi

Kemampuan untuk melakukan □ Mampu menggunakan

□ □
4. Mampu memahami Mampu menggunakan
kerja sama dalam rangka pentingnya kerjasama kemampuan kerjasama untuk kemampuan kerjasama untuk
koordinasi dengan atasan, dengan atasan, rekan kepentingan tugas jabatan kepentingan organisasi
rekan kerja, clan stakeholders kerja, dan stakeholders

Keputusan penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana*:

B Memenuhi Kemampuan Kei:ia Pelaksana Umum (4 dari 4 indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai sekurang-kurangnya 2}
Tidak memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (salah satu atau lebih indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai kurang dari 2)
* berikan tanda silang pada salah satu pilihan

Mengetahui: ................. , .................... 20XX

Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 49 -

C. KUESIONER UNTUK PELAKSANA UMUM YANG SAAT !NI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 8 YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN 9 ATAU PELAKSANA UMUM YANG SAAT !NI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 9 YANG YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN 10
Nama Pelaksana
NIP Pelaksana
Peringkat Saat Ini
Jabatan Saat Ini
Pangkat/ Golongan Saat Ini
Pendidikan Saat ini
Unit Organisasi

Indikator Penilai?,n Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana_Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3

□ □
1. Kemampuan memahami peraturan Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan peraturan □ Mampu menganalisis dan
terkait, proses bisnis dan SOP sesuai peraturan terkait, proses terkait, proses bisnis clan SOP mengevaluasi
dengan bidang tugas dan bisnis dan SOP sesuai sebagai acuan kerja dalam permasalahan pada
menjadikannya sebagai acuan kerja dengan bidang tugas menyelesaikan pekerjaan peraturan terkait, proses
bisnis dan SOP yang
menjadi acuan kerja

□ Mampu menganalisis dan


□ □
2. Kemampuan menggunakan Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan
metode/aplikasi/peralatan khusus metode/aplikasi/ peralatan metode/aplikasi/ peralatan mengevaluasi
(misal: aplikasi SPAN, ABK, SIMAK khusus yang dibutuhkan khusus yang dibutuhkan untuk metode/ aplikasi/
BMN, APPROWEB dll) un tuk menyelesaikan menyelesaikan pekerjaan peralatan khusus sesuai
pekerjaan bidang tugasnya
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 50 -

Indikator Penilaian Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3

□ □
3. Kemampuan menyusun rencana kerja Mampu mengidentifikasi Mampu menentukan prioritas □ Mampu melakukan
sesuai bidang tugasnya dan tugas-tugas yang harus atas pekerjaan berdasarkan penyesuaian rencana kerja
memastikan rencana kerja terlaksana diselesaikan tingkat kepentingan dan berdasarkan hasil analisis
memastikan rencana kerja dan evaluasi terhadap
terlaksana kebutuhan organisasi

Kemampuan untuk melakukan kerja □ Mampu menggunakan

□ □
4. Mampu memahami Mampu menggunakan
sama dalam rangka koordinasi dengan pentingnya kerjasama kemampuan kerjasama untuk kemampuan kerjasama
atasan, rekan kerja, clan stakeholders dengan atasan, rekan kerja, kepentingan tugas jabatan untuk kepentingan
dan stakeholders organisasi

Kef)utusan penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana*:

D Memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (4 dari 4 indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai sekurang-kurangnya 2)
D berikanTidak memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (salah satu atau lebih indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai kurang dari 2)
tanda silang pada salah satu pilihan
*

Mengetahui: ................. , .................... 20XX

Atasan dari Atasan Langsung Atasan ~angsung

............................................................... ...............................................................
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 51 -

D. KUESIONER UNTUK PELAKSANA UMUM YANG SAAT INI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 6 YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN 7 ATAU PELAKSANA UMUM YANG SAAT INI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 7 YANG YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN 8
Nama Pelaksana
NIP Pelaksana
Peringkat Saal Ini
Jabatan Saat Ini
Pangkat/Golongan Saal Ini
Pendidikan Saat ini
Unit Organisasi

Indikator Penilaian Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3


□ Mampu menganalisis dan

1. Kemampuan memahami peraturan Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan
terkait, proses bisnis dan SOP sesuai peraturan terkait, proses peraturan terkait, proses mengevaluasi permasalahan
dengan bidang tugas dan bisnis dan SOP sesuai bisnis dan SOP sebagai acuan pada peraturan terkait,
menjadikannya sebagai acuan kerja dengan bidang tugas kerja dalam menyelesaikan proses bisnis dan SOP yang
pekerjaan menjadi acuan kerja

□ □
2. Kemampuan menggunakan Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan □ Mampu menganalisis dan
metode/aplikasi/peralatan umum metode / aplikasi/ peralatan metode / aplikasi/ peralatan mengevaluasi
(misal: aplikasi MS Office), komputer, umum yang dibutuhkan umum yang dibutuhkan metode / aplikasi/ peralatan
printer, dll) un tuk menyelesaikan untuk menyelesaikan umum sesuai bidang
pekerjaan pekerjaan tugasnya
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 52 -

Indikator Penilaian Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3


3. Mampu mengidentifikasi □ Mampu melakukan


Kemampuan menyusun rencana kerja Mampu menentukan prioritas
sesuai bidang tugasnya dan tugas-tugas yang harus atas pekerjaan berdasarkan penyesuaian rencana kerja
memastikan rencana kerja terlaksana diselesaikan tingkat kepentingan dan berdasarkan hasil analisis
memastikan rencana kerja dan evaluasi terhadap
terlaksana kebutuhan organisasi

Kemampuan untuk melakukan kerja

□ □
4. Mampu memahami Mampu menggunakan □ Mampu menggunakan
sama dalam rangka koordinasi dengan pentingnya kerjasama kemampuan kerjasama untuk kemampuan kerjasama
atasan, rekan kerja, dan stakeholders dengan atasan, rekan kerja, kepentingan tugas jabatan untuk kepentingan
dan stakeholders organisasi

Keputusan penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana*:

D Memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (4 dari 4 indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai sekurang-kurangnya 2)

D Tidak memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (salah satu atau lebih indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai kurang dari 2)

* berikan tanda silang pada salah satu pilihan


Mengetahui: .................. , .................... 20XX

Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung

............................................................... ...............................................................
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 53 -

E. KUESIONER UNTUK PELAKSANA UMUM YANG SAAT INI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 4 YANG YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN 5, ATAU PELAKSANA UMUM YANG SAAT INI MEMILIKI PERINGKAT JABATAN 5 YANG YANG DIUSULKAN KENAIKAN PERINGKAT
JABATAN6

Nama Pelaksana
NIP Pelaksana
Peringkat Saat Ini
Jabatan Saat Ini
Pangkat/ Golongan Saat Ini
Pendidikan Saat ini
Unit Organisasi

Indikator Penilaian Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3
□ Mampu menganalisis dan
□ □
1. Kemampuan memahami peraturan Mampu mengidentifikasi Mampu menggunakan peraturan
terkait, proses bisnis dan SOP sesuai peraturan terkait, proses terkait, proses bisnis dan SOP mengevaluasi permasalahan
dengan bidang tugas dan bisnis dan SOP sesuai sebagai acuan kerja dalam pada peraturan terkait,
menjadikannya sebagai acuan kerja dengan bidang tugas menyelesaikan pekerjaan proses bisnis dan SOP yang
menjadi acuan kerja

□ Mampu melakukan
□ □
2. Kemampuan menyusun rencana kerja Mampu mengidentifikasi Mampu menentukan prioritas
sesuai bidang tugasnya dan tugas-tugas yang harus atas pekerjaan berdasarkan penyesuaian rencana kerja
memastikan rencana kerja terlaksana diselesaikan tingkat kepentingan dan berdasarkan hasil analisis
memastikan rencana kerja dan evaluasi terhadap
terlaksana kebutuhan organisasi
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 54 -

Indikator Penilaian Kemampuan Kerja Level Kemampuan Kerja Pelaksana Umum


No. Bukti Kerja
Pelaksana Umum
Level 1 Level 2 Level 3
Kemampuan untuk melakukan kerja □ Mampu menggunakan
□ □
3. Mampu memahami Mampu menggunakan
sama dalam rangka koordinasi dengan pentingnya kerjasama kemampuan kerjasama untuk kemampuan kerjasama
atasan, rekan kerja, dan stakeholders
dengan atasan, rekan kepentingan tugas jabatan untuk kepentingan
kerja, dan stakeholders organisasi

Keputusan penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana*:

D Memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (3 dari 3 indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaks8.na bernilai sekurang-kurangnya 2)

D Tidak memenuhi Kemampuan Kerja Pelaksana Umum (salah satu atau lebih indikator penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana bernilai kurang dari 2)

* berikan tanda silang pada salah satu pilihan

Mengetahui: ···················• .................... 20XX

Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung


MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 55 -

(3.) CONTOH FORMAT HASIL EVALUASI PELAKSANA KHUSUS

HASIL EVALUASI PELAKSANA KHUSUS PADA ................. .


TAHUN20XX

PREDIKAT EVALUASI PELAKSANA KHUSUS


PANGKAT DAN JABATAN/ TUGAS KINERJA AKUMULASI TAHUN 20XX
NAMA/ GO LONGAN/ JABATAN/ PERINGKAT TERAKHIR PADA MASAKERJA
PENDIDIKAN AKUMULASI MASA
NO. NIP YANG RUANG/TMT GOL. KEDUDUKAN LAMA PERINGKAT TERAKHIR PADA PREDIKAT
DINILAI PERINGKAT LAMA KERJA S.D TAHUN KINERJA
LAMA
20XX TAHUN20XX

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.

3. dst...

Mengetahui: ................... , .................... 20XX (11)

Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung

............................................................... (12) .............................................................. (13)


MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 56 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Khusus yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan, tugas jabatan dan kedudukan jabatan yang
bersangkutan pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus.
(7) diisi Predikat Kinerja Tahunan Pegawai terakhir yang belum digunakan
dalam Sidang Penilaian pada periode sebelumnya atau Predikat Kinerja
Tahunan Pegawai Sangat Baik/ Baik/Kurang/Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap pada periode sebelumnya.
(8) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus.
(9) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus
digabungkan dengan Masa Kerja pada Periode Evaluasi yang dihitung
dan/atau Masa Kerja yang belum dihitung pada periode sebelumnya).
(10) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada tahun Periode Evaluasi Sidang
Penilaian.
(11) Tempat dan tanggal penetapan hasil evaluasi.
(12) Nama atasan dari Atasan Langsung dari Pelaksana Khusus.
(13) Nama Atasan Langsung dari Pelaksana Khusus.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 57 -

(4.) CONTOH FORMAT HASIL EVALUASI BAGI PELAKSANA TUGAS BELAJAR

HASIL EVALUASI PELAKSANA TUGAS BELAJAR PADA ....... .


TAHUN 20XX

EVALUASIPELAKSANA
PANGKAT/ PREDIKAT TUGAS BELAJAR
NAMA/NIP YANG JABATAN/ PERINGKAT TAHUN 20xx
NO. GOLONGAN RUANG/ PENDIDIKAN KINERJA
DINILAI KEDUDUKAN LAMA
TMTGOL. TAHUN 20XX-1 PREDIKAT KINERJA
TAHUN 20xx

( 1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

1.

2.

dst ...

. ............ ,............... 20XX (9)


Mengetahui,
Atasan dari Atasan Langsung Atasan Langsung

........................... (10) ........................... (11)


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 58 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Togas Belajar.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Togas Belajar yang


dilengkapi dengan TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Togas Belajar sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan jabatan yang bersangkutan pada


SK terakhir sebagai Pelaksana Togas Belajar.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Togas Belajar.

(7) Predikat Kinerja yang belum digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian
atau Predikat Kinerja periode kedua yang bernilai Sangat Baik, Baik,
Kurang atau Sangat Kurang sebagai akibat penetapan tetap pada Periode
Evaluasi sebelumnya.

(8) Predikat Kinerja pada periode sidang penilaian.

(9) Tempat dan tanggal penetapan hasil Evaluasi.

(10) Nama atasan dari Atasan Langsung Pelaksana Togas Belajar.

(11) Nama Atasan Langsung dari Pelaksana Togas Belajar.


MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 59 -

(5.) CONTOH FORMAT BERITA ACARA HASIL SIDANG PENILAIAN PELAKSANA

KOP

BERITA ACARA HASIL SIDANG PENILAIAN


PELAKSANA UMUM, PELAKSANA KHUSUS, DAN PELAKSANA TUGAS BELAJAR
NOMOR: BA-
Pada hari ini, .. . .. . . . . tanggal . . . . . . bulan ... . . . . tahun . . . . . . . !ll, bertempat di
................... !21,
telah dilaksanakan Sidang Penilaian dalam rangka penetapan jabatan
dan peringkat bagi Pelaksana di ................. !3 1, dengan uraian sebagai berikut:
1. Sidang Penilaian dipimpin ............... , ....... 1•1
oleh
2. Peserta Sidang Penilaian 1. ............... , ....... (51
2 ................ , ...... .
3 ................ , ...... .
4 ................ , ...... .
5 ................ , ...... .
6 ................ , ...... ..
3. Hasil penilaian atas Pelaksana di ........... 131, adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Berita Acara ini.
4. Hasil penilaian sebagaimana dimaksud pada angka 3 akan digunakan sebagai dasar
penetapan Keputusan Pimpinan Tinggi Madya tentang Penetapan bagi Pelaksana
dalam Jabatan dan Peringkat di .............. 13 1 yang penetapannya dilakukan oleh
Pimpinan Tinggi Pratama atas nama Pimpinan Tinggi Madya.
Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

1. ............................ 161 1. .............................. .

2. . ........................... 161 2 .............................. ..

3. .. .......................... (61 3 .............................. ..

4. . ........................... (61 4 .............................. ..

5. . ........................... 161 5 .............................. .

6. . ........................... 161 6 ............................. ..

7. . .......................... .161 7 .............................. :


MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 60 -

KETERANGAN:

(1) Hari, tanggal, bulan, tahun pelaksanaan Sidang Penilaian.

(2) Tempat pelaksanaan Sidang Penilaian.

(3) Unit organisasi Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama (untuk kantor pusat,
kantor wilayah atau UPT setingkat Jabatan Administrator)/ unit Jabatan
Administrator (untuk kantor pelayanan atau UPT setingkat Jabatan
Administrator) tempat dimana Pelaksana yang dinilai bekerja.

(4) Nama clan jabatan pimpinan Sidang Penilaian.

(5) Nama clan jabatan peserta Sidang Penilaian.

(6) Nama disertai tanda tangan pimpinan clan peserta Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 61 -

LAMPIRAN I

BERITA ACARA SIDANG PENILAIAN

TANGGAL

HASIL SID ANG PENILAIAN PELAKSANA UMUM DI LINGKUNGAN ........ .

A. PELAKSANA UMUM YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP


LAMA HASIL EVALUASI BARU
TMT
PANGKAT/ GOLONGAN REKOMENDASI
RUANG/ TMT GOL.. PENDIDIKAN PERINGKAT KEMAMPUAN KET
NO. NAMA/NIP TERAKHIR PREDIKAT PREDIKAT
KERJA
JABATAN PERINGKAT KINERJA KINERJA JABATAN PERINGKAT
PELAKSANA
PERIODEI PERIODE II
UMUM

(I) (2) (3) (4) (SJ (6) (7) (8) (9) (!OJ (I I) (12) (13) (14)

Bagian/Subdit A

Subbagiim/ Seksi Al

1.

2.

Bagian/Subdit B

Subbagian/ Seksi Bl

1.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 62 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Umum.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Umum.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik/turun.
(8) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk periode I.
(9) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk periode II.
(10) Kriteria hasil penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana Umum
(11) Rekomendasi hasil Sidang Penilaian (naik/turun/tetap).
(12) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan sesuai dengan rekomendasi
Sidang Penilaian.
(13) Peringkat jabatan yang bersangkutan sesuai dengan rekomendasi
Sidang Penilaian.
(14) Keterangan mengenai alasan pemberian rekomendasi kenaikan,
penurunan, atau tetap dalam jabatan dan peringkat.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 63 -

B. PELAKSANA UMUM YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP (BARU MENGUMPULKAN 1 PREDIKAT KINERJA/BELUM
MEMPUNYAI PREDIKAT KINERJA)

PANGKAT/ KETERANGAN
TMT PERINGKAT
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT PREDIKAT KINERJA
TERAKHIR
TMTGOL PERIODE I
(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Bagian/ Subdit A
Subbagian/Seksi Al

I.

2.

a.n. . ........................ 1111

•••••••••••••••••••••••••• (12)

••••••••••••••••••••••••• (13)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 64 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama clan NIP Pelaksana Umum.
(3) Pangkat/golongan ruang terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian sesuai
data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Umum.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Umum.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik/turun
(8) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk periode I.
(9) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(11) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 65 -

LAMPIRAN II

BERITA ACARA SIDANG PENILAIAN

TANGGAL

HASIL SIDANG PENILAIAN PELAKSANA KHUSUS DI LING KUN GAN .........

A. PELAKSANA KHUSUS YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TETAP

LAMA HASIL EVALUASI BARU KET


PANGKAT
DAN
REKOMENDASI
NAMA/NIP GOLONGAN/ TMT
PENDIDIKAN JABATAN/ PREDIKAT AKUMULASI JABATAN/
NO. YANG RUANG/TMT PERINGKAT PERINGKAT
TUGAS AKUMULASI KINERJA MASA TUGAS
DINILAI GOL. TERAKHIR PERINGKAT
JABATAN MASA KERJA JABATAN
KERJA AKHIR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14)

Bagian/Subdit B

Subbagian/ Seksi Bl

1.

2.

- . ..
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 66 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan tugas jabatan yang bersangkutan pada SK
terakhir sebagai Pelaksana Khusus pada jabatan yang sama.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus.
(7) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus.
(8) TMT Peringkat Pelaksana Khusus terakhir ditetapkan naik pada
jabatan Pelaksana Khusus yang sama.
(9) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai dengan ketentuan:
a. Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 2 (dua) Periode Evaluasi
terakhir.
b. Untuk Pelaksana Khusus yang memberikan dukungan kepada
Menteri/Wakil Menteri diisi Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 1
(satu) Periode Evaluasi yang berpredikat Sangat Baik, Baik atau
Butuh Perbaikan atau Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 2 (dua)
Periode Evaluasi yang berpredikat Kurang atau Sangat Kurang.
(10) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus
digabungkan dengan Masa Kerja pada Periode Evaluasi yang dihitung
dan/atau Masa Kerja yang belum dihitung pada Periode Evaluasi
sebelumnya.
(11) Rekomendasi hasil Sidang Penilaian (naik/tetap).
(12) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan sesuai dengan rekomendasi
Sidang Penilaian.
(13) Peringkat jabatan yang bersangkutan sesuai dengan rekomendasi
Sidang Penilaian.
(14) Keterangan mengenai alasan pemberian rekomendasi kenaikan/tetap
dalam jabatan dan peringkat.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 67 -

B. PELAKSANA KHUSUS YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TETAP

KETERANGAN
JABATAN/ AKUMULASI
PANGKAT/ GOL TMT PERINGKAT
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN TUGAS PERINGKAT MASA
/ TMTGOL TERAKHIR AKUMULASI MASA
JABATAN KERJA PREDIKAT KERJA TERAKHIR
KINERJA
(!} (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

I.

2.

a.n. .. ....................... 1111

.......................... (12)

......................... (13)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 68 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus pada jabatan yang sama.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus pada jabatan yang sama.
(7) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus dengan jabatan yang sama.
(8) TMT Peringkat Pelaksana Khusus terakhir ditetapkan naik pada jabatan
Pelaksana Khusus yang sama.
(9) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 1 (satu) Periode Evaluasi terakhir.
(10) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus
digabungkan dengan Masa Kerja pada Periode Evaluasi yang dihitung
dan/ atau Masa Kerja yang belum dihitung pada Periode Evaluasi
sebelumnya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(12) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(13) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 69 -

LAMPIRAN III

SERITA ACARA SIDANG PENILAIAN

TANGGAL

HASIL SID ANG PENILAIAN PELAKSANA TU GAS BELAJAR DI LINGKUN GAN ........ .

A. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP

PANGKAT/ LAMA HASIL EVALUASI BARU


TMT
GOLONGAN REKOMENDASI
PENDIDIKAN PERINGKAT PREDIKAT KET
RUANG/TMT PREDIKAT
NO. NAMA/NIP TERAKHIR
GOL. JABATAN PERINGKAT KINERJA KINERJA JABATAN PERINGKAT
PERIODE I PERIODE II

(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Bagian/Subdit A

Subbagian/ Seksi Al

1.

2.

fy
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 70 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Tugas Belajar.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Tugas Belajar pada saat
Sidang Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan
ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Tugas Belajar pada saat Sidang
Penilaian sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tugas Belajar.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tugas Belajar.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Tugas Belajar terakhir ditetapkan
naik/turun pada Periode Evaluasi sebelumnya.
(8) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada Periode I.
(9) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai pada Periode II.
(10) Rekomendasi hasil Sidang Penilaian (naik/turun/tetap).
(11) Keterangan mengenar alasan pemberian rekomendasi
kenaikan/penurunan/tetap dalam jabatan dan peringkat.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 71 -

B. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP

KETERANGAN
PANGKAT/ GOL/TMT TMT PERINGKAT
NO. NAMA / NIP PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT
GOL TERAKHIR
PREDIKAT KINERJA PERIODE I

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

1.

a.n. .. ....................... (91

.......................... (10)

.......................... (11)
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 72 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Tugas Belajar.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Tugas Belajar pada saat
Sidang Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan
ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Tugas Belajar pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tugas Belajar.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tugas Belajar.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Tugas Belajar terakhir ditetapkan naik/turun
pada Periode Evaluasi sebelumnya.
(8) Predikat Kinerja Periode Evaluasi I.
(9) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(11) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 73 -

(6.) CONTOH FORMAT KEPUTUSAN PEJABAT PIMPINAN TINGGI MADYA


TENTANG PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA
UMUM, PELAKSANA KHUSUS, DAN/ATAU PELAKSANA TUGAS BELAJAR
BERDASARKAN HASIL SIDANG PENILAIAN

KEPUTUSAN ........................................... .11!


NOMOR ••••••••• (2)

TENTANG
PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA UMUM,
PELAKSANA KHUSUS, DAN/ATAU PELAKSANA TUGAS BELAJAR
BERDASARKAN HASIL SIDANG PENILAIAN
DI LINGKUNGAN ....................... .13!

••••••••••••••••••••••••••••••• (1).

Menimbang bahwa sebagai bentuk pembinaan pegawai dan untuk


melaksanakan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
•••••••.. ••• . . . . . . (4 l, perlu menetapkan Keputusan .............. .

tentang Penetapan Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana


Umum, Pelaksana Khusus, dan/atau Pelaksana Togas
Belajar Berdasarkan Hasil Sidang Penilaian di Lingkungan
••••••••••••••••••• (3);

Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ·················.(5)


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ............. (6 l ten tang
Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
3. Keputusan Menteri Keungan Nomor .......... .!4 l tentang
Tata Cara Pembentukan Jabatan Pelaksana dan
Mekanisme Penetapan Pejabat Pelaksana ke dalam
Jabatan dan Peringkat bagi Jabatan Pelaksana di
lingkungan Kementerian Keuangan;
Memperhatikan: Berita Acara Hasil Sidang Penilaian Nomor ..... tanggal ..... .
(7)

MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN ............................ (ll TENTANG PENETAPAN
JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA UMUM,
PELAKSANA KHUSUS, DAN/ATAU PELAKSANA TUGAS
BELAJAR BERDASARKAN HASIL SIDANG PENILAIAN DI
LING KUN GAN . ... ... ........... ... (3!
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 74 -

KESATU Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Umum


di lingkungan .................... !3 l sebagaimana tercantum
dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak
. ahk an d an. Keput usan . . . . . . . . . . . . . . . !ll 1n1.
terp1s · ·

KEDUA Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Khusus


di lingkungan .................... !3 l sebagaimana tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak
. ahkan d an. Keput usan . . . . .. . . .. .. . . . !ll mi.
terp1s · ·

KETIGA Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana Tugas


Belajar di lingkungan .................... !3 l sebagaimana
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
. ahk an d an. Keput usan . . . . . . . . . . . . . . . !ll 1n1.
terp1s · ·

KEEMPAT Keputusan . . . . . . . . .. . . . . . . !1l ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan pemberian peringkat jabatan berlaku
ketentuan sebagai berikut: !8 l
1. berlaku surut sejak tanggal 1 Januari pada tahun yang
sama dengan pelaksanaan Sidang Penilaian dalam hal
rekomendasi sidang berupa kenaikan atau tetap;
2. berlaku mulai tanggal 1 April pada tahun yang sama
dengan pelaksanaan Sidang Penilaian dalam hal
rekomendasi sidang berupa penurunan; atau
3. berlaku surut sejak tanggal mutasi dalam hal
Pelaksana dimutasi ke jabatan/Unit Kerja Terkecil lain
sebelum sidang penilaian dan terjadi
kenaikan/penurunan peringkat jabatan karena mutasi
atau tidak terdapat formasi sebelumnya.

.
Sal man Keputusan . . . . . . . . . . . !1l m1
• • d.1sampa1.kan k epad a:
1. Sekretaris Direktorat/Inspektorat/Badan/Lembaga;
dan/atau
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
bidang organisasi dan sumber daya manusia.

Petikan Keputusan ............. (ll ini disampaikan kepada yang


bersangkutan untuk diketahui dan digunakan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di ....... (9l
pada tanggal ........ (9)
a.n .......................... 1101
•••••••••••••••••••••••••• (11)

•••••••••••••••••••••••••• (12)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 75 -

KETERANGAN:

(1) Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang bersangkutan.


(2) Nomor keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya mengacu pada
ketentuan mengenai penomoran di lingkungan Kementerian Keuangan.
(3) Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(4) Nomor Keputusan Menteri Keuangan mengenai mekanisme penetapan
jabatan dan peringkat bagi pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan.
(5) Nomor Peraturan Menteri Keuangan terbaru tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan/Instansi Vertikal dan UPT.
(6) Nomor Keputusan Menteri Keuangan ten tang Jabatan dan Peringkat bagi
Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan terbaru.
(7) Nomor dan tanggal Berita Acara Hasil Sidang Penilaian Pejabat Penilai.
(8) Tanggal berlakunya peringkat jabatan terdapat beberapa ketentuan
sebagai berikut.
(a.) berlaku surut sejak tanggal 1 Januari pada tahun yang sama dengan
pelaksanaan Sidang Penilaian dalam ha! rekomendasi sidang berupa
kenaikan atau tetap.
(b.) berlaku mulai tanggal 1 April pada tahun yang sama dengan
pelaksanaan Sidang Penilaian dalam ha! rekomendasi sidang berupa
penurunan.
(c.) berlaku surut sejak tanggal mutasi dalam ha! Pelaksana dimutasi ke
jabatan/Unit Kerja Terkecil lain sebelum sidang penilaian dan terjadi
kenaikan/penurunan peringkat jabatan karena mutasi atau tidak
terdapat formasi sebelumnya.
(9) Tempat dan Tanggal Penetapan Keputusan Penetapan Jabatan dan
Peringkat Pelaksana.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(12) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 76 -

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN ...

A. PELAKSANA UMUM YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP

LAMA BARU KETERANGAN


PANGKAT/ TMT PREDIKAT KEMAMPUAN
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN PERINGKAT PREDIKAT
KINERJA KERJA
JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT KINERJA
TMTGOL PERIODE II PELAKSANA
PERIODE I
UMUM
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al

1.

2.

Bagian/Subdit B
Subbagian/Seksi Bl

3.

4.

5.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 77 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakbir.

(4) Pendidikan terakbir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian sesuai
data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakbir sebagai


Pelaksana Umum.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakbir sebagai


Pelaksana Umum.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakbir ditetapkan naik/turun.

(8) Nomenklatur jabatan Pelaksana Umum yang diberikan berdasarkan


basil Sidang Penilaian.

(9) Peringkat Pelaksana Umum yang diberikan berdasarkan basil Sidang


Penilaian.

(10) Predikat Kinerja untuk Periode Evaluasi I.

(11) Predikat Kinerja untuk Periode Evaluasi II.

(12) Kriteria basil penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana Umum.


MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 78 -

B. PELAKSANA UMUM YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK KARENA MEMPEROLEH KENAIKAN PANGKAT/GOLONGAN RUANG KARENA LULUS
UPKP /TU GAS BELAJAR

LAMA BARU KETERANGAN

PANGKAT/ TMT
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN PERINGKAT PREDIKAT KEMAMPUAN
JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT KINERJA KERJA
TMTGOL
PERIODE I PELAKSANA
UMUM

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

1.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 79 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat/golongan ruang terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang


Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian sesuai
data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Umum.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan · pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Umum.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik/turun.

(8) Nomenklatur jabatan Pelaksana Umum yang diberikan berdasarkan


hasil Sidang Penilaian.

(9) Peringkat Pelaksana Umum yang diberikan berdasarkan hasil Sidang


Penilaian.

(10) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk Periode Evaluasi I.

(11) Kriteria hasil penilaian Kemampuan Kerja Pelaksana Umum.


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 80 -

C. PELAKSANA UMUM YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP (BARU MENGUMPULKAN 1 PREDIKAT KINERJA/BELUM
MEMPUNYAI PREDIKAT KINERJA)

PANGKAT/ KETERANGAN
TMT PERINGKAT
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT
TERAKHIR PREDIKAT PERIODE I
TMT GOL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al

1.

2.

a.n. . ........................ (9)

•••••••••••••••••••••••••• (IOI

..................•....•• (Ill
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 81 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian sesuai
data pada unit kepegawaian di unit kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Umum.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Umum.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik/turun.

(8) Predikat Kinerja Tahunan Pegawai untuk Periode Evaluasi I.

(9) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.

(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(11) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 82 -

A. PELAKSANA KHUSUS YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TETAP

LAMA BARU KETERANGAN

PANGKAT/ GOL TMT PERINGKAT


NO NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN/ AKUMULASI JABATAN/ AKUMULASI
/ TMTGOL TERAKHIR
TUGAS PERINGKAT MASA TUGAS PERINGKAT PREDIKAT MASAKERJA
JABATAN KERJA JABATAN KINERJA TERAKHIR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (1-0) (11) (12)

Bagian/Subdit A

Sub bagian / Seksi A 1

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 83 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus pada jabatan yang sama.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus padajabatan yang sama.
(7) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus dengan jabatan yang sama.
(8) TMT Peringkat Pelaksana Khusus terakhir ditetapkan naik padajabatan
Pelaksana Khusus yang sama.
(9) Nomenklatur jabatan Pelaksana Khusus yang diberikan berdasarkan
Sidang Penilaian.
(10) Peringkat Pelaksana Khusus yang diberikan berdasarkan Sidang
Penilaian.
(11) Predikat Kinerja dengan ketentuan:
a. Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 2 (dua) Periode Evaluasi terakhir.
b. Untuk Pelaksana Khusus yang memberikan dukungan kepada
Menteri/Wakil Menteri diisi Predikat Kinerja 1 (satu) Periode
Evaluasi yang berpredikat Sangat Baik, Baik atau Butuh Perbaikan
atau Predikat Kinerja Tahunan Pegawai 2 (dua) Periode Evaluasi
yang berpredikat Kurang atau Sangat Kurang.
(12) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus
digabungkan dengan Masa Kerja pada Periode Evaluasi yang dihitung
dan/atau Masa Kerja yang belum dihitung pada Periode Evaluasi
sebelumnya.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDDNESIA

- 84 -

B. PELAKSANA KHUSUS YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TETAP

KETERANGAN
JABATAN/ AKUMULASI
PANGKAT/ GOL / TMT PERINGKAT
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN TUGAS PERINGKAT MASA
TMTGOL TERAKHIR AKUMULASI MASA
JABATAN KERJA PREDIKAT KERJA TERAKHIR
KINERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Bagian/ Subdit A

Subbagian/Seksi Al

1.

a.n. .. ....................... 1111

.......................... (12)

......................... (13)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 85 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang
Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang
terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus pada saat Sidang Penilaian


sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Khusus padajabatan yang sama.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Khusus pada jabatan yang sama.

(7) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Khusus dengan jabatan yang sama.

(8) TMT Peringkat Pelaksana Khusus terakhir ditetapkan naik pada jabatan
Pelaksana Khusus yang sama.

(9) Predikat Kinerja 1 (satu) Periode Evaluasi terakhir.

(10) Akumulasi Masa Kerja yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus


digabungkan dengan Masa Kerja pada Periode Evaluasi yang dihitung
dan/atau Masa Kerja yang belum dihitung pada Periode Evaluasi
sebelumnya.

(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.

(12) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(13) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.


MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 86 -

A. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP


LAMA BARU KETERANGAN
TMT
PANGKAT/
NO. NAMA / NIP PENDIDIKAN PERINGKAT PREDIKAT PREDIKAT
GOL/TMTGOL
JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT KINERJA KINERJA
PERIODE I PERIODE II
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 87 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Togas Belajar.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Togas Belajar pada saat
Sidang Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan
ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Togas Belajar pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Togas Belajar.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Togas Belajar.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Tugas Belajar terakhir ditetapkan naik/turun


pada periode sebelumnya.

(8) Nomenklatur jabatan Pelaksana Togas Belajar yang diberikan


berdasarkan hasil Sidang Penilaian.

(9) Peringkat Pelaksana Togas Belajar yang diberikan berdasarkan hasil


Sidang Penilaian.

(10) Predikat Kinerja periode I.

(11) Predikat Kinerja periode II.


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 88 -

B. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG BELUM DIREKOMENDASIKAN NAIK/TURUN/TETAP

KETERANGAN
PANGKAT/ GOL/TMT
NO. NAMA / NIP PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT TMT PERINGKAT TERAKHIR
GOL
PREDIKAT KINERJA PERIODE I

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

1.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 89 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Togas Belajar.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana Togas Belajar pada saat
Sidang Penilaian yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan
ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Togas Belajar pada saat Sidang Penilaian
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Togas Belajar.

(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Togas Belajar.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Togas Belajar terakhir ditetapkan naik/turun


pada periode sebelumnya.

(8) Predikat Kinerja Periode Evaluasi I.

(9) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.

(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(11) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.


MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 90 -

2) SIMULASI SIDANG PENILAIAN


(1) CONTOH FORMAT DATA PELAKSANA YANG AKAN DILAKUKAN
SIMULASI SIDANG PENILAIAN

KELENGKAPAN DATA PELAKSANA


Nama Pelaksana
NIP Pelaksana
Unit Organisasi

Data
Status
Per Hasil Predikat Pendidikan
Gol. Ruang Hukuman
Januari Evaluasi Kinerja
Disiplin
Tahun
( 1) (2) (3) (4) (5) (6)
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 91 -

(2) CONTOH FORMAT REKOMENDASI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI


PELAKSANA YANG DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM
SETELAH YANG BERSANGKUTAN DITUGASKAN PADA JABATAN
SELAIN PELAKSANA UMUM ATAU KEMBALI DARI PENUGASAN
TERTENTU

SIMULASI SIDANG PENILAIAN

Nama Pelaksana: 111

NIP Pelaksana : 111


Unit Organisasi : 111

a) Penentuan peringkat awal


Peringkat awal adalah ... 121
b) Pelaksanaan simulasi Sidang Penilaian 131

Data Per Status Hasil


Hasil Predikat Gol.
Januari Hukuman Pendidikan simulasi
Evaluasi Kinerja Ruang
Tahun Disiplin

c) Penentuan batas peringkat tertinggi


Batas peringkat tertinggi yang dapat diberikan adalah ... 14 1
d) Berdasarkan pertimbangan huruf b) dan memperhatikan formasi pada jabatan
yang diusulkan, maka yang bersangkutan direkomendasikan peringkat ...
dengan nomenklatur jabatan ... 15 1

............. , ............... 20xx 161


Mengetahui,

•••••••••••• ••••••••••••••• (9) ··························.171

••••••••••••••••••••••••••• (IOI ....•.•••...•••........•• ,.181


MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 92 -

A. CONTOH FORMAT KEPUTUSAN PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT


BAGI PELAKSANA BERDASARKAN SIMULASI SIDANG PENILAIAN

KEPUTUSAN ........................................... .111


NOMOR ••••••••• (2)

TENTANG

PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA


BERDASARKAN SIMULASI SIDANG PENILAIAN
DI LING KUN GAN ........................ (31

.•..•..••••.••..•..•..•..•••••. (1).

Menimbang bahwa sebagai bentuk pembinaan pegawai dan untuk


melaksanakan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
. ,, ,, ••••...•••.•• (4 1, perlu menetapkan Keputusan .............. .
tentang Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi
Pelaksana Berdasarkan Simulasi Sidang Penilaian di
. k ungan ................... (31·.
L mg

Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ................. .1 51


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor .... ......... (61
tentang Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ................... (4)
tentang Tata Cara Pembentukan Jabatan Pelaksana
dan Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat
bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;

Memperhatikan: SK Mutasi atau SK pengaktifan kembali ...... (71

MEMUTUSKAN:
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 93 -

Menetapkan KEPUTUSAN (1) TENTANG


PENETAPAN JABATAN DAN PERINGKAT BAGI
PELAKSANA BERDASARKAN SIMULASI SIDANG
PENILAIAN DI LINGKUN GAN . .. . .. . .. . .. . . . . . . . . . 13)
KESATU Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana
Umum di lingkungan .................... 13 ) sebagaimana
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Keputusan ............... 11) ini.
KEDUA Keputusan ................ 11l ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan dan berlaku surut sejak
tanggal.. .................. (Bl .

Salinan Keputusan ........... ini disampaikan kepada:


1. Sekretaris Direktorat/ Inspektorat/Badan/ Lembaga;
dan/atau
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
bidang organisasi dan sumber daya manusia.

Petikan Keputusan ............. 11l ini disampaikan kepada


yang bersangkutan untuk diketahui dan digunakan
sebagaimana mestinya.

. t ap k an d.1 ...... . 19 l
D 1te

pada tanggal .................. (9l

a.n. . ........................ 11oi


•••••••••••••••••••••••••• (11)

•••••••..•••.••...•.•••••• (12)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 94 -

KETERANGAN:
(1) Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang bersangkutan.
(2) Nomor Keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(3) Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(4) Nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang Mekanisme Penetapan
Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
(5) Nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan.
(6) Nomor Keputusan Menteri Keuangan tentang Jabatan dan Peringkat
bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.
(7) SK Mutasi atau SK pengaktifan kembali pegawai yang bersangkutan.
(8) TMT pelaksana yang bersangkutan aktif bekerja di unit yang baru
(9) Tempat dan tanggal penetapan Surat Keputusan.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(12) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 95 -

1. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA UMUM


BARU
LAMA (HASIL SIMULASI SIDANG
PENILAIAN)
.
PANGKAT/GOL
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN. TMT KET
/ TMTGOL
TUGAS AKUMULASI PERINGKAT
TERAKHIR JABATAN DAN
JABATAN PERINGKAT MASA PERINGKAT
KEDUDUKAN
DAN KERJA
KEDUDUKAN

(!) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.

2.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDDNESIA

- 96 -

2. PELAKSANA KHUSUS YANG TIDAK AKTIF BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA CUTI DILUAR TANGGUNGAN
NEGARA/DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SMT AKTIF KEMBALI BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN
DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM
BARU
LAMA
(HASIL SIMULASI SIDANG
PENILAIAN)
TMT
PANGKAT/GOL/
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN, PERINGKAT KET
TMTGOL JABATAN,
TUGAS AKUMULASI TERAKHIR
TUGAS
JABATAN PERINGKAT MASA PERINGKAT
JABATAN DAN
DAN KERJA
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN

( I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.

2.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 97 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat mutasi menjadi Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi
menjadi Pelaksana Umum sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus sebelum dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak
aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus
sebelum dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus
sebelum dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.
(8) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik pada
jabatan Pelaksana Khusus sebelum dimutasi menjadi Pelaksana
Umum/tidak aktifbekerja di Kementerian Keuangan.
(9) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum hasil
simulasi Sidang Penilaian.
(10) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum hasil simulasi Sidang
Penilaian.
(11) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak
aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
- TMT yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.
- Predikat Kinerja yang dapat di-cany over berdasarkan hasil
simulasi Sidang Penilaian.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 98 -

3. PELAKSANA TERTENTU YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA UMUM


BARU
LAMA (HASIL SIMULASI SIDANG
TMT
PANGKAT/GOL/ PENILAIAN)
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT KET
TMTGOL
JABATAN AKUMULASI UKURAN TERAKHIR
JABATAN DAN
DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN KERJA KAPAL

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 99 -

4. PELAKSANA TERTENTU YANG TIDAK AKTIF BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA CUTI DILUAR TANGGUNGAN NEGARA ATAU
DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SAAT AKTIF KEMBALI BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN
SEBAGAI PELAKSANA UMUM

BARU
LAMA (HASIL SIMULASI SIDANG
TMT
PANGKAT/GOL/ PENILAIAN}
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT KET
TMT GOL
JABATAN AKUMULASI UKURAN TERAKHIR
JABATAN DAN
DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT
KEDUDU!(AN
KEDUDUKAN KERJA I(APAL

(!} (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 100 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat mutasi menjadi Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi


menjadi Pelaksana Umum sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Awak Kapal Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Umum/tidak aktifbekerja di Kementerian Keuangan.

(6) Peringkat jabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Awak


Kapal Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana
Umum/tidak aktif bekerja di Kementerian Keuangan.

(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Awak Kapal
Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana
Umum/tidak aktif bekerja di Kementerian Keuangan.

(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai


dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Awak Kapal Patroli sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.

(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam


jabatan Awak Kapal Patroli sebelum dimutasi menjadi Pelaksana
Umum/tidak aktifbekerja di Kementerian Keuangan.

(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum hasil


simulasi Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 101 -

(11) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum hasil simulasi Sidang


Penilaian.

(12) Keterangan mengenai:

- TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Umum/tidak


aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
- TMT yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.
- Predikat Kinerja yang dapat di-cany over berdasarkan hasil simulasi
Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 102 -

5. PELAKSANA PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG TIDAK MEMILIKI JABATAN DAN
PERINGKAT YANG DIATUR DALAM KETENTUAN MENGENAI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN YANG DITETAPKAN MENTER! KEUANGAN YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA UMUM

HASIL SIMULASI SIDANG


PANGKAT/GOL/ PENILAIAN
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN KET
TMTGOL JABATAN DAN
PERINGKAT
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 103 -

6. PELAKSANA PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG TIDAK MEMILIKI JABATAN DAN
PERINGKAT YANG DIATUR DALAM KETENTUAN MENGENAI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN YANG DITETAPKAN MENTER! KEUANGAN YANG TIDAK AKTIF BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA CUTI DILUAR
TANGGUNGAN NEGARA ATAU DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SAAT AKTIF KEMBALI BEKERJA DI
KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM

HASIL SIMULASI SIDANG


PANG KAT/ GOL/TMT PENILAIAN
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN KET
GOL JABATAN DAN
PERINGKAT
KEDUDUKAN
(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 104 -

7. PELAKSANA PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG SEMULA TIDAK MEMILIKI
JABATAN DAN PERINGKAT YANG DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN MENGENAI JABATAN DAN PERINGKAT
BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN KEMUDIAN DITETAPKAN JABATAN DAN PERINGKAT YANG
DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN MENGENAI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN

HASIL SIMULASI SIOANG


PANGKAT/GOL/TMT PENILAIAN
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN KET
GOL JABATAN DAN
PERINGKAT
KEDUDUKAN
(!) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1.
2.

a.n. .. ....................... (81

.......................... (9)

......................... (10)
MENTER) KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
105

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat dimutasi menjadi Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat golongan/ruang terakhir yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi


menjadi Pelaksana Umum sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada saat yang bersangkutan


dimutasi menjadi Pelaksana Umum.

(6) Peringkatjabatan yang diberikan pada saat yang bersangkutan dimutasi


sebagai Pelaksana Umum berdasarkan hasil simulasi Sidang Penilaian.

(7) Keterangan mengenai:

Jabatan dan Peringkat pelaksana yang bersangkutan pada saat


ditugaskan pada unit organisasi non eselon.
TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Umum.
Predikat Kinerja yang dapat di-carry over berdasarkan hasil simulasi
Sidang Penilaian.
(8) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.

(9) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(10) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.


MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 106 -

3) PENETAPAN PERTAMA

KEPUTUSAN ........................................... .11)


NOMOR ................. 12!

TENTANG

PENETAPAN PERTAMA JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA


DI LINGKUNGAN ....................... .13!

............................... 11),

Menimbang bahwa sebagai bentuk pembinaan pegawai dan untuk


melaksanakan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
.................. 14 l, perlu menetapkan Keputusan .............. .
tentang Penetapan Pertama Jabatan dan Peringkat bagi
Pelaksana di Lingkungan ................... 13);
Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor .................. ISJ
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ............. 16l
tentang Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ................... 14 )
tentang tentang Tata Cara Pembentukan Jabatan
Pelaksana dan Mekanisme Penetapan Pejabat
Pelaksana ke dalam Jabatan dan Peringkat bagi
Jabatan Pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan;

Memperhatikan: Surat/Keputusan sebagai dasar penetapan pertama bagi


Pejabat Pelaksana dalam Jabatan Pelaksana Umum,
Jabatan Pelaksana Khusus atau Jabatan Pelaksana Togas
Belajar;

MEMUTUSKAN:
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 107 -

Menetapkan KEPUTUSAN ............................ (11 TENTANG PENETAPAN


PERTAMA JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA
DI LING KUN GAN ... .. ................ (31

KESATU Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di


lingkungan .................... (3 1sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ............... (11 ini.

KEDUA Keputusan ................ (11 ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal.. ............... (71.

Salinan Keputusan ........... (11 ini disampaikan kepada:


1. Sekretaris Direktorat/Inspektorat/Badan/Lembaga;
dan/atau
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
bidang organisasi dan sumber daya manusia.

Petikan Keputusan . . . . . . . . . . . . . (11 ini disampaikan kepada


yang bersangkutan untuk diketahui dan digunakan
sebagaimana mestinya.

.
D 1tetapk an d.1 ...... . !81
pada tanggal ........ (81

a.n .......................... (91


•••••••••••••••••••••••••• (10)

.......................... (11)
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 108 -

LAMPIRAN
KEPUTUSAN .......
NOMOR. .....
TENTANG
PENETAPAN PERTAMA JABATAN DAN PERINGKAT BAGI
PELAKSANA DI LINGKUNGAN ...................

A. PELAKSANA UMUM
1) CPNS YANG BERDASARKAN HASIL REKRUTMEN SEBAGAI PELAKSANA UMUM

NO. NAMA PANGKAT/GOL/ TMT GOL PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Baoian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al

1.

2.

Subbagian/Seksi A2

3.

4.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 109 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP CPNS.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir CPNS sesuai dengan SK CPNS yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir CPNS.
(5) Nomenklatur jabatan CPNS.
(6) Peringkatjabatan CPNS.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 110 -

2) PNS DARI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN YANG BERALIH STATUS MENJADI PNS KEMENTERIAN KEUANGAN DAN DITETAPKAN
SEBAGAI PELAKSANA UMUM

HASIL SIMULASI SIDANG PENILAIAN

NO. NAMA/NIP PANGKAT/GOL/ TMT GOL PENDIDIKAN KETERANGAN


JABATAN . PERINGKAT

(!} (2) (3) (4) (5) (6) (7)


Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al
I.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 111 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(3) Pangkat/golongan ruang terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan
yang beralih status menjadi pegawai Kementerian Keuangan yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(5) Nomenklatur jabatan yang diberikan kepada PNS dari luar Kementerian
Keuangan yang beralih status menjadi pegawai Kementerian Keuangan
(6) Peringkat jabatan PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan sesuai hasil simulasi
sidang penilaian.
(7) Keterangan mengenai instansi tempat pegawai yang bersangkutan
bekerja sebelum ditugaskan di Kementerian Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 112 -

3) PNS DARI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN YANG DITUGASKAN DI KEMENTERIAN KEUANGAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI
PELAKSANA UMUM
PENDIDIKAN HASIL SIMULASI SIDANG PENILAIAN
PANGKAT/GOL/
NO. NAMA KETERANGAN
TMTGOL
JABATAN PERINGKAT

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al

I.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 113 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama clan NIP PNS dari luar Kementerian Keuangan yang ditugaskan
di Kementerian Keuangan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan
yang ditugaskan di Kementerian Keuangan yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan yang
ditugaskan di Kementerian Keuangan.
(5) Nomenklatur jabatan yang diberikan kepada PNS dari luar Kementerian
Keuangan yang ditugaskan di Kementerian Keuangan.
(6) Peringkat jabatan yang diberikan kepada PNS dari luar Kementerian
Keuangan yang ditugaskan di Kementerian Keuangan sesuai hasil
simulasi sidang penilaian.
(7) Keterangan mengenai instansi tempat pegawar yang bersangkutan
bekerja sebelum ditugaskan di Kementerian Keuangan.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 114 -

4) PELAKSANA YANG DITUGASKAN PADA JABATAN SELAIN PELAKSANA UMUM ATAU KEMBALI DARI PENUGASAN TERTENTU DAN
SEBELUM DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM UNTUK PERTAMA KALI, TIDAK AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN
KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN
a) PELAKSANA KHUSUS YANG SEBELUM DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM UNTUK PERTAMA KALI, TIDAK AKTIF BERTUGAS
DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN

LAMA BARU
PANGKAT/GOL/
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN TMT PERINGKAT KET
TMTGOL JABATAN DAN AKUMULASI JABATAN DAN
PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN MASA KERJA KEDUDUKAN
TERAKHIR
Ill 12) 13) 14) 15) 16) 17) 18) 19) 110) I 11 l
1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 115 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.

(2) Narna dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat aktif kembali bekerja di Kementerian Keuangan yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat aktif


kembali bekerja di Kementerian Keuangan sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Khusus sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus


sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus


sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(8) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik pada


jabatan Pelaksana Khusus ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(9) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum pada


saat kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.

(10) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum pada saat kembali aktif
bekerja di Kementerian Keuangan.

(11) Keterangan mengenai:


- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

- TMT yang bersangkutan aktif kembali bekerja di lingkungan


Kementerian Keuangan.

- Predikat Kinerja dan Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang


belum diperhitungkan sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 116 -

b) PELAKSANA TERTENTU YANG SEBELUM DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM UNTUK PERTAMA KALI, TIDAK AKTIF BERTUGAS DI
KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN

LAMA BARU
PANGKAT/
NO. NAMA/NIP GOL/ TMT PENDIDIKAN AKUMULASI UKURAN TMT KET
JABATAN DAN JABATAN DAN
GOL PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN KEDUDUKAN
KERJA KAPAL TERAKHIR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

2.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 117 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat kembali aktif bekerja di lingkungan Kementerian Keuangan yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat kembali
aktifbekerja di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar
Kementerian Keuangan.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai
dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelum yang
bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan ditugaskan di
luar Kementerian Keuangan.
(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum pada
saat kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
(11) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum pada saat kembali aktif
bekerja di Kementerian Keuangan.
(12) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan
- TMT yang bersangkutan aktif kembali bekerja di lingkungan
Kementerian Keuangan.
- Predikat Kinerja dan Masa Kerja sebagai Pelaksana Tertentu yang
belum diperhitungkan sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 118 -

5) PEJABAT FUNGSIONAL YANG DIBERHENTIKAN DARI JABATAN FUNGSIONAL YANG BERSANGKUTAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM

KETERANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/ GOL / TMT
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN
GOL
JABATAN DAN JABATANDAN
PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN KEDUDUKAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 119 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
ditetapkan menjadi Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
menjadi Pelaksana Umum sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan
sebagai Pejabat Fungsional.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat
Fungsional.
(7) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan ditetapkan menjadi Pelaksana Umum.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan ditetapkan
menjadi Pelaksana Umum.
(9) Keterangan mengenai TMT yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatan fungsionalnya.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 120 -

6) PEJABAT STRUKTURAL/PIMPINAN PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON YANG DIBEBASTUGASKAN/DIBERHENTIKAN DARI JABATAN
STRUKTURAL/PIMPINAN PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON YANG BERSANGKUTAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM

KETERANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/ GOL /
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN
TMTGOL JABATAN DAN JABATAN DAN
PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN KEDUDUKAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

2.

a.n. .. ....................... 1101


.......................... (111

.......................... (12)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 121 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan
menjadi Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
menjadi Pelaksana Umum sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja
yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan sebagai
Pejabat Struktural.
(6) Peringkatjabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat Struktural
(7) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan ditetapkan menjadi Pelaksana Umum.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
Pelaksana Umum.
(9) Keterangan mengenai TMT yang bersangkutan diberhentikan dari jabatan
strukturalnya.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(12) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 122 -

B. PELAKSANA KHUSUS
1) CPNS YANG BERDASARKAN HASIL REKRUTMEN SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

NO. NAMA PANGKAT/GOL/ TMT GOL PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 123 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama clan NIP PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih status
menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(3) Pangkat /golongan ruang terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan
yang beralih status menjadi pegawai Kementerian Keuangan yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(5) Nomenklatur jabatan CPNS.
(6) Peringkat jabatan PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 124 -

2) PNS DARI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN YANG BERALIH STATUS MENJADI PNS KEMENTERIAN KEUANGAN DAN
DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

NO. NAMA PANGKAT/GOL/ TMT GOL PENDIDIKAN JABATAN/ PERINGKAT AKUMULASI KETERANGAN
TUGAS MASAKERJA
JABATAN
(1) [2) [3) [4) [5) [6) [7) [8)
Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al

1.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 125 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih status
menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(3) Pangkat / golongan ruang terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan
yang beralih status menjadi pegawai Kementerian Keuangan yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan kepada PNS dari
luar Kementerian Keuangan yang beralih status menjadi pegawai
Kementerian Keuangan.
(6) Peringkat jabatan PNS dari luar Kementerian Keuangan yang beralih
status menjadi pegawai Kementerian Keuangan.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus.
(8) Keterangan mengenai instansi tempat pegawai yang bersangkutan bekerja
sebelum ditugaskan di Kementerian Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 126 -

3) PNS DARI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN YANG DITUGASKAN DI KEMENTERIAN KEUANGAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI
PELAKSANA KHUSUS

NO. NAMA/NIP PANGKAT/GOL/ TMT GOL PENDIDIKAN JABATAN/ TUGAS PERINGKAT AKUMULASI MASA KETERANGAN
JABATAN KERJA

(1) (2) (3) (41 (5) (6) (7) (8)


Bagian/Subdit A
Subbagian/Seksi Al
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 127 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP PNS dari luar Kementerian Keuangan yang ditugaskan di
Kementerian Keuangan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan
yang ditugaskan di Kementerian Keuangan yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir PNS dari luar Kementerian Keuangan yang
ditugaskan di Kementerian Keuangan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan kepada PNS dari
luar Kementerian Keuangan yang ditugaskan di Kementerian Keuangan
(6) Peringkat jabatan yang diberikan kepada PNS dari luar Kementerian
Keuangan yang ditugaskan di Kementerian Keuangan.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus.
(8) Keterangan mengenai status kepegawaian yang bersangkutan sebelum
ditugaskan di Kementerian Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 128 -

4) PELAKSANA UMUM, PELAKSANA TERTENTU, ATAU PELAKSANA PADA UNIT NON ESELON/BADAN LAYANAN UMUM DI LINGKUNGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN YANG TIDAK MEMILIKI JABATAN DAN PERINGKAT YANG DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN
MENGENAI JABATAN DAN PERINGAT BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA
KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI
a) PELAKSANA UMUM YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI

LAMA BARU
TMT
PANGKAT/ GOL
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT AKUMULASI KETERANGAN
/ TMTGOL JABATAN, TUGAS
JABATAN DAN TERAKHIR MASAKERJA
PERINGKAT JABATAN DAN PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 129 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir yang bersangkutan pada saat
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir yang bersangkutan pada saat dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerjayang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan sebelum
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan sebelum dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus.
(7) TMT Peringkat yang bersangkutan ditetapkan naik pada jabatan
sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan pada saat
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(9) Peringkat yang bersangkutan pada saat dimutasi menjadi Pelaksana
Khusus.
(10) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(11) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
- Predikat Kinerja Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang bernilai
Baik/Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum digunakan
untuk Sidang Penilaian yang dimiliki pada saat yang bersangkutan
menduduki Jabatan Pelaksana Umum sebelum dimutasi.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 130 -

b) PELAKSANA TERTENTU YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI

LAMA BARU
UKURAN TMT JABATAN, AKUMU
PANGKAT/
NAMA/ JABATAN AKUMULASI PANJANG PERINGKAT TUGAS LAS!
NO. GOL / TMT PENDIDIKAN KET
NIP DAN PERINGKAT MASA KAPAL TERAKHIR JABATAN PERINGKAT MASA
GOL
KEDUDUKAN KERJA DAN KERJA
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 131 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat dimutasi menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Awak Kapal
Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana
Khusus.
(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai
dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus.
(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan pada saat
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(11) Peringkat yang bersangkutan pada saat dimutasi menjadi Pelaksana
Khusus.
(12) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(13) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
- Predikat Kinerja Pelaksana Tertentu yang belum digunakan sebagai
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang bernilai
Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai akibat
penetapan tetap yang belum digunakan untuk Sidang Penilaian yang
dimiliki pada saat yang bersangkutan menduduki J abatan Pelaksana
Umum sebelum dimutasi.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 132 -

c) PELAKSANA PADA UNIT NON ESELON DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG TIDAK MEMILIKI JABATAN DAN
PERINGKAT YANG DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN MENGENAI JABATAN DAN PERINGAT BAGI PELAKSANA
DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI

JABATAN, TUGAS
PANGKAT/GOL/ AKUMULASI MASA
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN DAN PERINGKAT KET
TMTGOL KERJA
KEDUDUKAN
Ill (21 (31 (41 151 161 171 181

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 133 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat dimutasi menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat golongan/ruang terakhir yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada saat dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus.
(6) Peringkatjabatan yang diberikan pada saat dimutasi menjadi Pelaksana
Khusus.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(8) Keterangan mengenai:
Jabatan dan peringkat pelaksana yang bersangkutan pada saat
penugasan di unit organisasi non eselon.
TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 134 -

5) PELAKSANA UMUM ATAU PELAKSANA TERTENTU YANG TIDAK AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA CUTI DI LUAR
TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN ATAU DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA
SAAT KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI
a) PELAKSANA UMUM YANG CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN ATAU DIBERHENTIKAN
SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SAAT KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN SEBAGAI
PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI

LAMA TMT BARU


PANGKAT/ GOL /
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT KETERANGAN
TMTGOL JABATAN DAN JABATAN DAN AKUMULASI
PERINGKAT TERAKHIR PERINGKAT
KEDUDUKAN KEDUDUKAN MASA KERJA

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 135 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan dilengkapi dengan
TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat kembali
aktif bekerja di Kementerian Keuangan sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Umum yang bersangkutan sebelum Cuti Di Luar Tanggungan
Negara/ ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/ diberhentikan
sementara darijabatan PNS.
(6) Peringkat jabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Umum
sebelum Cuti Di Luar Tanggungan Negara/ditugaskan di luar
Kementerian Keuangan/diberhentikan sementara darijabatan PNS.
(7) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Umum sebelum yang bersangkutan Cuti di Luar
Tanggungan Negara/ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/diberhentikan sementara darijabatan PNS.
(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan sebagai
Pelaksana Khusus pada saat kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.
(9) Peringkat yang bersangkutan sebagai Pelaksana Khusus pada saat
kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
(10) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan kembali aktifbekerja di Kementerian Keuangan.
(11) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan tidak aktif bekerja.
- TMT yang bersangkutan pada saat kembali aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 136 -

b) PELAKSANA TERTENTU YANG CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN ATAU
DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SMT KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN
SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI
LAMA BARU

PANGKAT/ UKURAN TMT JABATAN, AKUMULASI


NO. NAMA/NIP GOL/ TMT PENDIDIKAN JABATAN AKUMULASI PANJANG PERINGKAT KET
TUGAS MASA
GOL DAN PERINGKAT MASA KAPAL TERAKHIR JABATAN PERINGKAT KERJA
KEDUDUKAN KERJA DAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 137 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan dilengkapi dengan
TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat kembali
aktif bekerja di Kementerian Keuangan sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan Cuti di Luar
Tanggungan Negara/ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/ diberhentikan sementara dari jabatan PNS.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan Cuti di Luar Tanggungan
Negara/ ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/ diberhentikan
sementara dari jabatan PNS.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan Cuti Di Luar Tanggungan Negara/
ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/diberhentikan sementara
dari jabatan PNS.
(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai
dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelum yang
bersangkutan Cuti Di Luar Tanggungan Negara/ ditugaskan di luar
Kementerian Keuangan/ diberhentikan sementara dari jabatan PNS.
(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan Cuti Di Luar
Tanggungan Negara/ ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/diberhentikan sementara darijabatan PNS.
(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan pada saat
kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
(11) Peringkat yang bersangkutan pada saat kembali aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.
(12) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
(13) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
- TMT yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 138 -

6) PEJABAT FUNGSIONAL YANG DIBERHENTIKAN DARI JABATAN FUNGSIONAL YANG BERSANGKUTAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA
KHUSUS

LAMA BARU
PANGKAT/
NO NAMA/NIP GOL/ TMT PENDIDIKAN JABATAN, KETERANGAN
GOL JABATAN DAN TUGAS AKUMULASI
PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN JABATAN DAN MASA KERJA
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 139 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama clan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
ditetapkan menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan clan kedudukan terakhir yang bersangkutan
sebagai Pejabat Fungsional.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat
Fungsional.
(7) Nomenklatur jabatan clan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan ditetapkan menjadi Pelaksana Khusus.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan ditetapkan
menjadi Pelaksana Khusus.
(9) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus.
(10) Keterangan mengenai TMT yang bersangkutan diberhentikan dari
jabatan fungsionalnya.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 140 -

7) PEJABAT STRUKTURAL/PIMPINAN PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON YANG DIBEBASTUGASKAN/DIBERHENTIKAN DARI JABATAN
STRUKTURAL/PIMPINAN PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON YANG BERSANGKUTAN DAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

LAMA BARU
PANGKAT/
JABATAN, AKUMULASI
NO NAMA/NIP GOL / TMT PENDIDIKAN KETERANGAN
JABATAN DAN TUGAS MASAKERJA
GOL PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN JABATAN DAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.

a.n. . ........................ 1111

.......................... (12)

" " " " " " " " " " " " " (13)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 141 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Narna dan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan
menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan sebagai
Pejabat Struktural.
(6) Peringkatjabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat Struktural
(7) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan ditetapkan menjadi Pelaksana Khusus.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan ditetapkan menjadi
Pelaksana Khusus.
(9) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus.
(10) Keterangan mengenai TMTyang bersangkutan diberhentikan darijabatan
strukturalnya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(12) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratarna.
(13) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 142 -

8) PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG KEMBALI AKTIF DAN DITETAPKAN DALAM JABATAN PELAKSANA KHUSUS UNTUK PERTAMA KALI

LAMA BARU
TMT
PANGKAT/ GOL
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT AKUMULASI KETERANGAN
/ TMTGOL JABATAN, TUGAS
JABATAN DAN TERAKHIR MASA KERJA
PERINGKAT JABATAN DAN PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.

2.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 143 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir yang bersangkutan pada saat
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir yang bersangkutan pada saat dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan sebelum
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan sebelum dimutasi menjadi
Pelaksana Khusus.
(7) TMT Peringkat yang bersangkutan ditetapkan naik pada jabatan
sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan pada saat
dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
(9) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan dimutasi sebagai
Pelaksana Khusus.
(10) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(11) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.
- Predikat Kinerja Pelaksana Tugas Belajar yang belum digunakan
sebagai Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan untuk Sidang
Penilaian yang dimiliki pada saat yang bersangkutan menduduki
Jabatan Pelaksana Tugas Belajar sebelum dimutasi.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 144 -

C. PELAKSANA TUGAS BELAJAR


1. PELAKSANA UMUM YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR UNTUK PERTAMA KALI

KETERANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/ GOL TMT PERINGKAT
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN
/ TMTGOL JABATAN DAN TERAKHIR JABATAN DAN
PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN KEDUDUKAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 145 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang . bersangkutan


melaksanakan Tugas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan
sebagai Pelaksana Umum sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(6) Peringkatjabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana Umum
sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(7) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai
Pelaksana Umum sebelum yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar.
(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.
(9) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Tugas Belajar.
(10) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.
- Predikat Kinerja sebagai Pelaksana Umum yang belum digunakan
sebagai bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua
yang bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 146 -

2. PELAKSANA KHUSUS YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR UNTUK PERTAMA KALI

BARU
LAMA (HASIL SIMULASI
PANGKAT/ TMT SIDANGPENILAIAN)
NAMA/NIP GOL / TMT PENDIDIKAN PERINGKAT KETERANGAN
GOL JABATAN AKUMULASI TERAKHIR
JABATAN DAN
DAN PERINGKAT MASA PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN KERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 147 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Togas Belajar.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Togas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Togas Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana
Khusus sebelum melaksanakan Togas Belajar.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana
Khusus sebelum melaksanakan Togas Belajar.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus sebelum yang
bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(8) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai
Pelaksana Khusus sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar.
(9) Jabatan yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Togas Belajar.
(10) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Togas Belajar.
(11) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
Hasil simulasi Sidang Penilaian sebelum yang bersangkutan
melaksanakan Togas Belajar.
- Predikat Kinerja yang belum digunakan sebagai bahan simulasi
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja Periode Evaluasi kedua yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan
Sidang Penilaian.

fy
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 148 -

3. PELAKSANA TERTENTU YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR UNTUK PERTAMA KALI


BARU
LAMA (HASIL SIMULASI S!DANG
PANGKAT/GOL PENILAIAN)
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN KET
/ TMTGOL
JABATAN AKUMULASI UKURAN TMT JABATAN
DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT DAN PERINGKAT
KEDUDUKAN KERJA KAPAL TERAKHIR KEDUDUKAN

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 149 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Togas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesua1
dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelum yang
bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Tertentu sebelum melaksanakan Togas Belajar.
(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Togas Belajar
hasil simulasi Sidang Penilaian.
(11) Peringkatjabatan sebagai Pelaksana Togas Belajar hasil simulasi Sidang
Penilaian.
(12) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
- Predikat Kinerja yang belum digunakan sebagai bahan simulasi
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang bernilai
Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai akibat
penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 150 -

4. PEJABAT FUNGSIONAL YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR

LAMA BARU
PANGKAT/
NO NAMA/NIP GOL / TMT PENDIDIKAN JABATAN KETERANGAN
JABATAN DAN
GOL DAN PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 151 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Tugas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan
sebagai Pejabat Fungsional sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat
Fungsional sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(7) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Tugas Belajar.
(9) Keterangan mengenai TMT yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 152 -

5. PEJABAT STRUKTURAL/PIMPINAN PADA UNIT ORGANISASI NON ESELON YANG MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR

LAMA BARU
PANGKAT/
NO NAMA/NIP GOL / TMT PENDIDIKAN JABATAN KETERANGAN
GOL JABATAN DAN
DAN PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

1.

2.

a.n. . ........................ 1101

•••••••••••••••••••••••••• 11 l)

•••••••••••••••••••••••••• 1121
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 153 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Tugas Bela.jar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan
sebagai Pejabat Struktural/Pimpinan pada unit organisasi non eselon
sebelum melaksanakan Togas Belajar.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pejabat
Struktural/Pimpinan pada unit organisasi non eselon sebelum
melaksanakan Togas Belajar.
(7) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(8) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Togas Belajar.
(9) Keterangan mengena1 TMT yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(11) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(12) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 154 -

4) PENETAPAN KEMBALI

KEPUTUSAN ............................................ (11


NOMOR ......... (2)

TENTANG

PENETAPAN KEMBALI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA


DI LINGKUNGAN ........................ (31

............................... (1),

Menimbang bahwa sebagai bentuk pembinaan pegawai dan untuk


melaksanakan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
.................. (4 1, perlu menetapkan Keputusan .............. .
tentang Penetapan Kembali Jabatan dan Peringkat bagi
Pelaksana Umum di Lingkungan .................. .(31;

Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor ................. .(51


tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ............. (61 tentang
Jabatan Dan Peringkat Bagi Pelaksana Di Lingkungan
Kementerian Keuangan;
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor .................. .(41
tentang Tata Cara Pembentukan Jabatan dan
Mekanisme Penetapan Pejabat Pelaksana ke Dalam
Jabatan Dan Peringkat Bagi Pelaksana Di Lingkungan
Kementerian Keuangan;

Memperhatikan: Surat/Keputusan sebagai dasar penetapan kembali


pelaksana dalam Jabatan Pelaksana Umum/Jabatan
Pelaksana Khusus/Jabatan Pelaksana Togas belajar;
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 155 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN ............................ (11 TENTANG PENETAPAN


KEMBALI JABATAN DAN PERINGKAT BAGI PELAKSANA
DI LING KUN GAN .. .......... ... ... ... (31
PERTAMA Menetapkan jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di
lingkungan .................... (31 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keput usan . . . . . . . . . . . . . . . (I) m1.
..

KEDUA Keputusan . . . . . . . . . . . . . . . . (II ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal.. ................. (7 1.
Salinan Keputusan ........... (11 ini disampaikan kepada:
1. Sekretaris Direktorat/Inspektorat/Badan/Lembaga;
dan/atau
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
bidang organisasi dan sumber daya manusia.

Petikan Keputusan . . . . . . . . . . . . . (II ini disampaikan kepada


yang bersangkutan untuk diketahui dan digunakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ....... (81

pada tanggal ........ (81

a.n .......................... (91

•••••••••••••••••••••••••• (10)

•••••••••••••••••••••••••• (11)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 156 -

KETERANGAN:
(1) Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang bersangkutan.
(2) Nomor keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(3) Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(4) Nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang Mekanisme Penetapan
Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
(5) Nomor Peraturan Menteri Keuangan tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Keuangan/Instansi Vertikal dan UPT.
(6) Nomor Keputusan Menteri Keuangan tentang Jabatan dan Peringkat
bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.
(7) TMT Pelaksana Umum yang bersangkutan dimutasi a tau aktif bekerja di
lingkungan Kementerian Keuangan.
(8) Tempat dan tanggal penetapan Keputusan Penetapan Kembali Jabatan
dan Peringkat bagi Pelaksana Umum.
(9) Nama jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(10) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(11) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 157 -

1. PELAKSANA UMUM

a) CPNS PELAKSANA UMUM YANG DIANGKAT MENJADI PNS PELAKSANA UMUM

PANGKAT/ LAMA TMT PERINGKAT BARU


NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN TERAKHIR KETERANGAN
JABATAN PERINGKAT JABATAN PERINGKAT
TMTGOL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 158 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat golongan/ruang CPNS Pelaksana Umum yang dilengkapi


dengan TMT SK pangkat golongan/ruang CPNS Pelaksana Umum.

(4) Pendidikan terakhir CPNS Pelaksana Umum yang dilengkapi dengan


TMT SK pangkat golongan/ruang CPNS Pelaksana Umum.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan Pelaksana Umum sesuai hasil


rekrutmen CPNS.

(6) Peringkat jabatan Pelaksana Umum sesuai nomenklatur hasil


rekrutmen CPNS.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum (TMT SK CPNS).

(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan kepada PNS


Pelaksana Umum sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang
mengatur mengenai Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di
Lingkungan Kementerian Keuangan.

(9) Peringkat yang diberikan kepada PNS Pelaksana Umum sesuai dengan
Keputusan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai Jabatan dan
Peringkat bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.

(10) Keterangan mengenai TMT yang bersangkutan diangkat menjadi PNS.


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 159 -

b) PELAKSANA UMUM YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA UMUM

PANGKAT/ LAMA TMT BARU


NAMA / PERINGKAT
NO. GOL. RUANG/ PENDIDIKAN KETERANGAN
NIP JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT
TMTGOL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 160 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.
(3) Pangkat golongan/ruang Pelaksana Umum pada saat dimutasi yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat golongan/ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat dimutasi sesuai data
pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir yang diduduki
Pelaksana Umum.
(6) Peringkatjabatan pada SK terakhir yang diduduki Pelaksana Umum.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik.
(8) Jabatan dan kedudukan yang diberikan kepada Pelaksana Umum pada
saat mutasi.
(9) Peringkat yang diberikan kepada Pelaksana Umum pada saat mutasi.
(10) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi.
- Predikat Kinerja Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang
bernilai Baik/Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 161 -

c) PELAKSANA UMUM YANG AKTIF KEMBALI BEKERJA DI KEMENTERIAN KEUANGAN SETELAH SELESAI MENJALANI CUTI
DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN, ATAU DIBERHENTIKAN SEMENTARA
DARI JABATAN PNS DAN DITETAPKAN SEBAGAI PELAKSANA UMUM
PANGKAT/ LAMA BARU
TMT PERINGKAT
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN TERAKHIR KETERANGAN
JABATAN PERINGKAT JABATAN PERINGKAT
TMTGOL

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
-
1.

2.
-
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 162 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat golongan/ruang Pelaksana Umum pada saat aktif kembali


bekerja yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat golongan/ruang
terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat aktif kembali bekerja
sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Umum.

(6) Peringkatjabatan pada SK terakhir sebagai Pelaksana Umum.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik.

(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan kepada Pelaksana


Umum pada saat aktif kembali bekerja di Kementerian Keuangan.

(9) Peringkat yang diberikan kepada Pelaksana Umum pada saat aktif
kembali bekerja di Kementerian Keuangan.

(10) Keterangan mengenai:

- TMT yang bersangkutan menjalankan Cuti Di Luar Tanggungan


Negara, Ditugaskan di Luar Kementerian Keuangan, atau
Diberhentikan Sementara dari Jabatan PNS.
- TMT yang bersangkutan aktif kembali bekerja.
- Predikat Kinerja Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 163 -

d) PELAKSANA UMUM YANG DITUGASKAN PADA JABATAN SELAIN PELAKSANA UMUM ATAU KEMBALI DARI PENUGASAN
TERTENTU DAN SEBELUM DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA UMUM, TIDAK AKTIF BERTUGAS DI
KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN
1) PELAKSANA UMUM YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA KHUSUS DAN SEBELUM DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI
PELAKSANA UMUM, TIDAK AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR
KEMENTERIAN KEUANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/GOL JABATAN AKUMULASI TMT
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN DAN KET
/ TMTGOL DAN PERINGKAT MASA PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN KERJA TERAKHIR

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 164 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada
saat aktif kembali bekerja di Kementerian Keuangan yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat aktif
kembali bekerja di Kementerian Keuangan sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Khusus sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(6) Peringkat jabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus
sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Khusus
sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(8) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik pada
jabatan Pelaksana Khusus ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
(9) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum pada
saat aktif kembali bekerja di Kementerian Keuangan.
(10) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum pada saat aktif kembali
bekerja di Kementerian Keuangan.
(11) Keterangan mengenai:
- Jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Umum sebelum
menduduki jabatan Pelaksana Khusus.
- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.
- TMT yang bersangkutan aktif kembali bekerja di lingkungan
Kementerian Keuangan.
- Predikat Kinerja dan Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang
belum diperhitungkan sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 165 -

2) PELAKSANA UMUM YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA TERTENTU DAN SEBELUM DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI
PELAKSANA UMUM, TIDAK AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN
KEUANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/GOL JABATAN AKUMULASI UKURAN TMT JABATAN
NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN KET
/ TMTGOL DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT DAN PERINGKAT
KEDUDUKAN KERJA KAPAL TERAKHIR KEDUDUKAN

(!) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

a.n. . ........................ (10)

•••••••••••••••••••••••••• (11)

•••••••••••••••••••••••••• (12)
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 166 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat aktif kembali bekerja di lingkungan Kementerian Keuangan yang
dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat aktif


kembali bekerja di lingkungan Kementerian Keuangan sesuai data pada
unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar
Kementerian Keuangan.

(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu


sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu


sebelum yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai


dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelum yang
bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan.

(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam


jabatan Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan ditugaskan di
luar Kementerian Keuangan.

(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Umum pada


saat aktif kembali bekerja di Kementerian Keuangan.

(11) Peringkat jabatan sebagai Pelaksana Umum pada saat aktif kembali
bekerja di Kementerian Keuangan.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 167 -

(12) Keterangan mengenai:

- Jabatan dan peringkat sebagai Pelaksana Umum sebelum


menduduki jabatan sebagai Pelaksana Tertentu.
- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian Keuangan
- TMT yang bersangkutan aktif kembali bekerja di lingkungan
Kementerian Keuangan.
- Predikat Kinerja dan akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana
Tertentu yang belum diperhitungkan sebelum ditugaskan di luar
Kementerian Keuangan.
(13) Namajabatan Pimpinan Tinggi Madya.

(14) Namajabatan Pimpinan Tinggi Pratama.

(15) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.


MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 168 -

e) PELAKSANA TUGAS BELAJAR KEMBALI AKTIF MENJADI PELAKSANA UMUM

PANGKAT/ LAMA TMT BARU


NAMA/ PERINGKAT KETERANGAN
NO. GOL. RUANG/ PENDIDIKAN
NIP JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT
TMTGOL
(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 169 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama clan NIP Pelaksana Umum.

(3) Pangkat golongan/ruang Pelaksana Umum pada saat dimutasi yang


dilengkapi dengan TMT SK pangkat golongan/ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat dimutasi sesuai data
pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan clan kedudukan pada SK terakhir yang diduduki


Pelaksana Umum.

(6) Peringkat jabatan pada SK terakhir yang diduduki Pelaksana Umum.

(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik.

(8) Jabatan clan kedudukan yang diberikan kepada Pelaksana Umum pada
saat mutasi.

(9) Peringkat yang diberikan kepada Pelaksana Umum pada saat mutasi.

(10) Keterangan mengenai:

- TMT yang bersangkutan dimutasi.


- Predikat Kinerja Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang
bernilai Baik/Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 170 -

2. PELAKSANA KHUSUS

A. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS PADA TUGAS JABATAN LAIN/UNIT KERJA
TERKECIL LAIN ATAU DIANGKAT MENJADI PNS
BARU KETERANGAN
LAMA
TMT
NAMA/ PANGKAT/ GOL /
NO PENDIDIKAN JABATAN AKUMULASI PERINGKAT AKUMULASI
NIP TMTGOL JABATANDAN
DAN PERINGKAT MASA TERAKHIR PERINGKAT MASA
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN KERJA KERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

tr-
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 171 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Khusus.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
dimutasi sebagai Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan dimutasi sebagai
Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja
yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan sebelum
dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(6) Peringkat jabatan yang bersangkutan sebelum dimutasi sebagai
Pelaksana Khusus.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus pada sebelum yang
bersangkutan dimutasi.
(8) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai
Pelaksana Khusus sebelum yang bersangkutan dimutasi.
(9) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.
(10) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan dimutasi
sebagai Pelaksana Khusus.
(11) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus pada saat yang
bersangkutan dimutasi.
(12) Keterangan mengenai:
- TMT yang bersangkutan dimutasi.
- Predikat Kinerja sebagai Pelaksana Khusus yang sama yang belum
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja
periode kedua yang bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat
Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum digunakan
sebagai bahan Sidang Penilaian.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 172 -

B. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI KE DALAM JABATAN PELAKSANA LAIN KEMUDIAN DIMUTASI KEMBALI SEBAGAI
PELAKSANA KHUSUS

1. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA UMUM YANG KEMUDIAN DIMUTASI KEMBALI SEBAGAI
PELAKSANA KHUSUS
LAMA BARU
TMT
PANGKAT/ GOL /
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT JABATAN AKUMULASI KETERANGAN
TMTGOL
DAN PERINGKAT TERAKHIR DAN PERINGKAT MASAKERJA
KEDUDUKAN KEDUDUKAN
(I) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

I.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 173 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan


dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan
TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan dimutasi kembali


menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan


sebagai Pelaksana Umum sebelum dimutasi kembali menjadi
Pelaksana Khusus.

(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana


Umum sebelum dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus.

(7) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai


Pelaksana Umum sebelum dimutasi kembali menjadi Pelaksana
Khusus.

(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada saat yang bersangkutan


dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus.

(9) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan dimutasi


kembali menjadi Pelaksana Khusus.

(10) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus pada saat yang
bersangkutan dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus.

(11) Keterangan mengenai:

- Jabatan dan peringkat Pelaksana Khusus yang pernah diduduki


sebelumnya disertai NEP dan akumulasi Masa Kerja.
- TMT yang bersangkutan dimutasi kembali menjadi Pelaksana
Khusus.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 174 -

- NEP sebagai Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai


bahan Sidang Penilaian atau NEP periode kedua yang bernilai
Baik/Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 175 -

2. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI SEBAGAI PELAKSANA TERTENTU YANG KEMUDIAN DIMUTASI KEMBALI SEBAGAI
PELAKSANA KHUSUS

LAMA BARU
PANGKAT/
NO. NAMA/NIP GOL/ TMT PENDIDIKAN JABATAN .AKUMULASI UKURAN TMT KET
JABATAN AKUMULASI
GOL DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT DAN PERINGKAT MASA
KEDUDUKAN KERJA KAPAL TERAKHIR KEDUDUKAN KERJA
I1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 176 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat dimutasi menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi dengan TMT
SK pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi


menjadi Pelaksana Khusus sesuai data pada unit kepegawaian di Unit
Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai


Pelaksana Awak Kapa! Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus.

(6) Peringkat jabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Awak


Kapa! Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana
Khusus.

(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Awak Kapa!
Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.

(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai


dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Awak Kapa! Patroli sebelum yang
bersangkutan dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.

(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam


jabatan Awak Kapa! Patroli sebelum yang bersangkutan dimutasi
menjadi Pelaksana Khusus.

(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang bersangkutan pada saat


dimutasi menjadi Pelaksana Khusus.

(11) Peringkat yang bersangkutan pada saat dimutasi menjadi Pelaksana


Khusus.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 177 -

(12) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi sebagai Pelaksana Khusus.

(13) Keterangan mengenai:

- Jabatan dan peringkat Pelaksana Khusus yang pernah diduduki


sebelumnya disertai akumulasi Masa Kerja.
- TMT yang bersangkutan diangkat menjadi Pelaksana Tertentu.
- TMT yang bersangkutan dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus.
- NEP sebagai Pelaksana Khusus yang belum digunakan sebagai bahan
Sidang Penilaian atau NEP periode kedua yang bernilai Baik/Kurang
sebagai akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan
Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 178 -

3. PELAKSANA KHUSUS YANG DIMUTASI MENJADI PELAKSANA PADA UNIT NON ESELON DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
KEUANGAN YANG TIDAK MEMILIKI JABATAN DAN PERINGKATYANG DITETAPKAN DALAM KEPUTUSAN MENTER! KEUANGAN
MENGENAI JABATAN DAN PERINGAT BAGI PELAKSANA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG KEMUDIAN
DIMUTASI KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

PANGKAT/GOL/ JABATANDAN AKUMULASI


NO. NAMA/NIP PENDIDIKAN PERINGKAT KET
TMTGOL KEDUDUKAN MASAKERJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

-
1.
-
2.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 179 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada


saat dimutasi kembali menjadi Pelaksana Khusus yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat golongan/ruang terakhir yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana yang bersangkutan pada saat dimutasi


kembali menjadi Pelaksana Khusus sesua1 data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada saat dimutasi kembali


menjadi Pelaksana Khusus.

(6) Peringkat jabatan yang diberikan pada saat dimutasi kembali menjadi
Pelaksana Khusus.

(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan dimutasi kembali sebagai Pelaksana Khusus.

(8) Keterangan mengenai:

- Jabatan, peringkat, dan akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana


Khusus sebelum dimutasi menjadi pelaksana pada unit organisasi
non eselon yang tidak memiliki peringkat Kementerian Keuangan
- Jabatan dan peringkat pelaksana yang bersangkutan pada saat di
unit organisasi non eselon.
- TMT yang bersangkutan dimutasi kembali menjadi Pelaksana
Khusus.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 180 -

C. PELAKSANA YANG TIDAK AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN KARENA DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN
KEUANGAN, CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA ATAU DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SAAT
KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

1. PELAKSANA KHUSUS YANG CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN ATAU
DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS DAN PADA SAAT KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN
KEUANGAN DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS
LAMA BARU
TMT
NAMA/ PANGKAT/ GOL JABATAN AKUMULASI JABATAN AKUMULASI
NO PENDIDIKAN PERINGKAT KETERANGAN
NIP / TMTGOL DAN PERINGKAT MASA DAN PERINGKAT MASA
TERAKHIR
KEDUDUKAN KERJA KEDUDUKAN KERJA
( 1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 181 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir yang bersangkutan pada saat


kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan, yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Khusus yang bersangkutan pada saat


kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan, sesuai data pada unit
kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan Pelaksana Khusus sebelum


ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan
Negara/Diberhentikan Serilentara Dari Jabatan PNS.

(6) Peringkat jabatan Pelaksana Khusus sebelum ditugaskan di luar


Kementerian Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan
Negara/Diberhentikan Sementara Dari Jabatan PNS.

(7) Akumulasi Masa Kerja sesuai dengan SK terakhir yang diduduki


Pelaksana Khusus sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan
Sementara Dari Jabatan PNS.

(8) TMT Peringkat ditetapkan naik sebagai Pelaksana Khusus sebelum


ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan
Negara/Diberhentikan Sementara Dari Jabatan PNS.

(9) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Khusus yang


diberikan pada saat yang bersangkutan kembali aktif bekerja di
Kementerian Keuangan.

(10) Peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada saat yang
bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 182 -

(11) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada
saat yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.

(12) Keterangan mengenai:

- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian


Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan
Sementara Dari Jabatan PNS.
- TMT yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.
Masa Kerja dan/atau Predikat Kinerja yang belum digunakan
sebagai Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang
bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan pada Sidang
Penilaian yang dimiliki pada saat yang bersangkutan menduduki
jabatan sebagai Pelaksana Khusus.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 183 -

2. PELAKSANA UMUM YANG CUTI DI LUAR TANGGUNGAN NEGARA, DITUGASKAN DI LUAR KEMENTERIAN KEUANGAN ATAU
DIBERHENTIKAN SEMENTARA DARI JABATAN PNS (SEBELUMNYA PERNAH MENJADI PELAKSANA KHUSUS) DAN PADA SAAT
KEMBALI AKTIF BERTUGAS DI KEMENTERIAN KEUANGAN DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA KHUSUS

LAMA BARU
TMT
PANGKAT/ GOL
NO NAMA/NIP PENDIDIKAN JABATAN PERINGKAT JABATAN AKUMULASI KETERANGAN
/ TMTGOL
DAN PERINGKAT TERAKHIR DAN PERINGKAT MASAKERJA
KEDUDUKAN KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

1.

2. -
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 184 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang · terakhir pada saat yang bersangkutan


kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan yang dilengkapi
dengan TMT SK pangkat/golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan kembali aktif


bekerja di Kementerian Keuangan sesuai data pada unit kepegawaian
di Unit Kerja yang bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan


sebagai Pelaksana Umum sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan
Sementara Dari Jabatan PNS.

(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana


Umum sebelum ditugaskan di luar Kementerian Keuangan/Cuti Di
Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan Sementara Dari Jabatan
PNS.

(7) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai


Pelaksana Umum sebelum ditugaskan di luar Kementerian
Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan
Sementara Dari Jabatan PNS.

(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Khusus pada


saat yang bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian
Keuangan.

(9) Peringkat sebagai Pelaksana Khusus yang diberikan pada saat yang
bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.

(10) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus pada saat yang
bersangkutan kembali aktif bekerja di Kementerian Keuangan.

(11) Keterangan mengenai:


- Jabatan dan peringkat Pelaksana Khusus yang pernah diduduki
sebelumnya disertai akumulasi Masa Kerja.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 185 -

- TMT yang bersangkutan ditugaskan di luar Kementerian


Keuangan/Cuti Di Luar Tanggungan Negara/Diberhentikan
Sementara Dari Jabatan PNS.
- TMT yang bersangkutan aktif kembali bertugas di Kementerian
Keuangan.
NEP sebagai Pelaksana Umum yang belum digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian atau NEP periode kedua yang bernilai
Baik/Kurang sebagai akibat penetapan tetap yang belum
digunakan sebagai bahan Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 186 -

3. PELAKSANA TUGAS BELAJAR

A. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG KEMBALI MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR SETELAH AKTIF MENJADI PELAKSANA UMUM
ATAU PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG DITETAPKAN KEMBALI SEBAGAI PELAKSANA TUGAS BELAJAR SETELAH DIMUTASI
KE UNIT KERJA TERKECIL LAIN

KETERANGAN
LAMA BARU
PANGKAT/
TMT PERINGKAT
NO NAMA/NIP GOL/ TMT PENDIDIKAN JABATAN TERAKHIR JABATAN DAN
GOL DAN PERINGKAT PERINGKAT
KEDUDUKAN
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 187 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.

(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan


melaksanakan Tugas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.

(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Tugas


Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.

(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan terakhir yang bersangkutan


sebagai Pelaksana Umum sebelum melaksanakan Tugas Belajar.

(6) Peringkatjabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana Umum


sebelum melaksanakan Tugas Belajar.

(7) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai


Pelaksana Umum sebelum yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar.

(8) Nomenklatur jabatan dan kedudukan yang diberikan pada saat yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.

(9) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan


Tugas Belajar.

(10) Keterangan mengenai:

- TMT yang bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.


- Predikat Kinerja sebagai Pelaksana Umum yang belum digunakan
sebagai bahan Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua
yang bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai
akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 188 -

B. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG KEMBALI MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR SETELAH AKTIF MENJADI PELAKSANA
KHUSUS

BARU (HASIL SIMULASI


LAMA
SIDANG PENILAIAN)
TMT
NAMA/ PANGKAT/ GOL JABATAN AKUMULASI
NO PENDIDIKAN PERINGKAT KETERANGAN
NIP / TMTGOL DAN MASA JABATAN DAN
PERINGKAT TERAKHIR PERINGKAT
KEDUDUKA KERJA KEDUDUKAN
N
(!) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

I.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 189 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Tugas Belajar.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Tugas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Tugas Belajar sesuai data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana
Khusus sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(6) Peringkat jabatan terakhir yang bersangkutan sebagai Pelaksana
Khusus sebelum melaksanakan Tugas Belajar.
(7) Akumulasi Masa Kerja sebagai Pelaksana Khusus sebelum yang
bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar.
(8) TMT Peringkat yang bersangkutan terakhir ditetapkan naik sebagai
Pelaksana Khusus sebelum yang bersangkutan melaksanakan Tugas
Belajar.
(9) Jabatan yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Tugas Belajar.
(10) Peringkat yang diberikan pada saat yang bersangkutan melaksanakan
Tugas Belajar.
(11) Keterangan mengenai:
- Jabatan dan peringkat Pelaksana Tugas Belajar yang pernah
diduduki sebelumnya.
- TMT yang bersangkutan melaksanakan Tugas Belajar
- Hasil simulasi Sidang Penilaian sebelum yang bersangkutan
melaksanakan Tugas Belajar.
- Predikat Kinerja yang belum digunakan sebagai bahan simulasi
Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja Periode Evaluasi kedua
yang bernilai Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang
sebagai akibat penetapan tetap yang belum digunakan sebagai
bahan Sidang Penilaian.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 190 -

C. PELAKSANA TUGAS BELAJAR YANG KEMBALI MELAKSANAKAN TUGAS BELAJAR SETELAH AKTIF MENJADI PELAKSANA
TERTENTU

BARU (HASIL SIMULASI


LAMA
PANGKAT/ SIDANG PENILAIAN)
NO. NAMA/NIP GOL / TMT PENDIDIKAN JABATAN AKUMULASI UKURAN TMT KET
GOL JABATAN
DAN PERINGKAT MASA PANJANG PERINGKAT DAN PERINGKAT
KEDUDUKAN KERJA KAPAL TERAKHIR KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1.

2.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 191 -

KETERANGAN:
(1) Nomor urut.
(2) Nama dan NIP Pelaksana yang bersangkutan.
(3) Pangkat/ golongan ruang terakhir pada saat yang bersangkutan
melaksanakan Tugas Belajar yang dilengkapi dengan TMT SK
pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir pada saat yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar sesuai data pada. unit kepegawaian di Unit Kerja yang
bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan dan kedudukan pada SK terakhir sebagai
Pelaksana Tertentu sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas
Belajar.
(6) Peringkatjabatan terakhir pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(7) Akumulasi Masa Kerja pada SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu
sebelum yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(8) Ukuran panjang kapal tempat yang bersangkutan ditugaskan sesuai
dengan SK terakhir sebagai Pelaksana Tertentu sebelurn, yang
bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
(9) TMT peringkat terakhir yang bersangkutan ditetapkan naik dalam
jabatan Pelaksana Tertentu sebelum melaksanakan Togas Belajar.
(10) Nomenklatur jabatan dan kedudukan sebagai Pelaksana Togas Belajar
hasil simulasi Sidang Penilaian.
(11) Peringkatjabatan sebagai Pelaksana Togas Belajar hasil simulasi Sidang
Penilaian.
(12) Keterangan mengenai:
- Jabatan dan peringkat Pelaksana Togas Belajar yang pernah
diduduki sebelumnya.
- TMT yang bersangkutan melaksanakan Togas Belajar.
- TMT yang bersangkutan dimutasi kembali menjadi Pelaksana Togas
Belajar.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 192 -

- Predikat Kinerja yang belum digunakan sebagai bahan simulasi


Sidang Penilaian atau Predikat Kinerja periode kedua yang bernilai
Sangat Baik, Baik, Kurang atau Sangat Kurang sebagai akibat
penetapan tetap yang belum digunakan sebagai bahan Sidang
Penilaian.
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 193 -

F. CONTOH PENERAPAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DAN BERAT

1. Hukuman Disiplin Sedang berupa Penundaan Kenaikan Gaji


Berkala selama 1 tahun 'I

Contoh: Sdr. Bagas merupakan Pembina tingkat I gol. IV /b. Pada


tanggal 1 Juli 2023 yang bersangkutan baru memperoleh kenaikan
gaji berkala (KGB) dengan masa kerja 18 tahun 00 bulan.
Terhitung mulai tanggal 1 September 2023 dijatuhi hukuman
disiplin tingkat sedang berupa penundaan KGB selama 1 tahun,
maka KGB yang seharusnya diberikan mulai 1 Juli 2025, baru
dapat dipertimbangkan terhitung mulai 1 Juli 2026. Dengan
demikian masa menjalani hukuman disiplin terhadap yang
bersangkutan mulai 1 Juli 2025 sampai dengan 1 Juli 2026. Di luar
periode tersebut, dalam hal memenuhi persyaratan, tetap dapat
diberikan kenaikan peringkat jabatan pada saat Sidang
Penilaian/ Simulasi Sidang Penilaian.

2. Hukuman Disiplin Sedang berupa Penundaan Kenaikan Pangkat


selama 1 Tahun'l

Contoh: Sdr. Ayu merupakan Penata Muda dengan golongan ruang


III/a, terhitung mulai 1 April 2020. Pada tanggal 12 November 2023,
yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan
kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun.
Berdasarkan peraturan yang bersangkutan baru bisa
dipertimbangkan kenaikan pangkatnya mulai 1 April 2024, karena
yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penundaan
kenaikan pangkat selama 1 tahun, maka kenaikan pangkat menjadi
Penata Muda Tk. I dengan golongan ruang III/b baru dapat
dipertimbangkan terhitung mulai tanggal 1 April 2025 dan kenaikan
pengkat berikutnya menjadi Penata golongan ruang III/c baru dapat
dipertimbankan untuk periode 1 April 2029. Dengan demikian masa
menjalani hukuman disiplin terhadap yang bersangkutan mulai 1
April 2024 sampai dengan 31 Maret 2025. Di luar periode tersebut,
dalam hal memenuhi persyaratan, tetap dapat diberikan kenaikan
grading pada saat Sidang Penilaian/ Simulasi Sidang Penilaian.

3. Hukuman Disiplin Sedang berupa Penurunan Pangkat Setingkat


lebih rendah selama 1 Tahun'l

Contoh: Sdr. Bali merupakan Penata Muda dengan golongan ruang


III/ a, terhitung mulai 1 April 2020. Pada tanggal 12 November 2023,
yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan
pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun. Berdasarkan
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
- 194 -

keputusan penjatuhan hukuman disiplin tersebut, yang


bersangkutan diturunkan pangkatnya menjadi Pengatur Tingkat I
(Gol. II/d) dengan TMT 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember
2023 dan per tanggal 1 Januari 2024 pangkat dan golongan ruang
yang bersangkutan kembali seperti semula. Dengan demikian masa
menjalani hukuman disiplin terhadap yang bersangkutan yaitu
mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember 2023. Di luar
periode tersebut, dalam ha! memenuhi persyaratan, tetap dapat
diberikan kenaikan grading pada saat Sidang Penilaian/ Simulasi
Sidang Penilaian.

4. Hukuman Disiplin Berat berupa Pembebasan Dari Jabatan Menjadi


Jabatan Pelaksana Selama 12 bulan -1

Contoh: Sdri. Lamaria menduduki jabatan Pengadministrasi


Perkantoran Tk. III, berdasarkan hasil pemeriksaan yang
bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa pembebasan dari
jabatannya menjadi pelaksana selama 12 (dua belas) bulan dengan
keputusan tertanggal 1 Desember 2022. Pada saat penjatuhan
hukuman disiplin, yang bersangkutan menduduki jabatan dengan
peringkat jabatan 6. Peringkat jabatan terendah pada Kementerian
Keuangan yaitu peringkat jabatan 4. Dalam hal demikian yang
bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan dari
kelasjabatan 6 menjadi kelasjabatan 4 selama 12 (dua belas) bulan
dengan keputusan penetapan pada peringkat jabatan yang baru
tertera TMT 1 Januari 2023. Dengan demikian masa menjalani
hukuman disiplin terhadap yang bersangkutan mulai 1 Januari
2023 sampai dengan 31 Desember 2023. Setelah periode tersebut,
yang bersangkutan mengikuti prosedur kenaikan peringkatjabatan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan untuk dapat
naik ke peringkatjabatan lebih tinggi.

5. Hukuman Disiplin Berat berupa Penurunan Jabatan Selama 12


bulan -1

Contoh: Sdri. Septria menduduki jabatan Pengadministrasi


Perkantoran Tk. III, berdasarkan hasil pemeriksaan yang
bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin berupa Penurunan
Jabatan selama 12 (dua belas) bulan dengan keputusan tertanggal
1 Desember 2022. Pada saat penjatuhan hukuman disiplin, yang
bersangkutan menduduki jabatan dengan peringkat jabatan 6.
Dalam ha! demikian yang bersangkutan dijatuhi hukuman disiplin
berupa penurunan dari kelas jabatan 6 menjadi kelas jabatan 5
selama 12 (dua belas) bulan dengan keputusan penetapan pada
peringkat jabatan yang baru tertera TMT 1 Januari 2023. Dengan
MENTEHIKEUANGAN
REPUBUK INDONESIA
- 195 -

demikian masa menjalani hukuman disiplin terhadap yang


bersangkutan mulai 1 Januari 2023 sampai dengan 31 Desember
2023. Setelah periode tersebut, yang bersangkutan mengikuti
prosedur kenaikan peringkat jabatan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan untuk dapat naik ke peringkat jabatan lebih
tinggi.

Keterangan:
*) Jenis Hukuman Disiplin Sedang masih mengacu pada Peraturan
Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil sepanjang belum ditetapkan Peraturan Pemerintah mengenai
Gaji, Tunjangan dan Fasilitas
**) Penerapan hukuman disiplin untuk Jabatan Fungsional jenjang
terendah, Jabatan Pengawas, dan Pelaksana mengikuti ketentuan
dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 5/KMK.01/2022
tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 94
Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Kementerian Keuangan

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Umum SRI MULYANI INDRAWATI
u.b.
Kepala Bagian enan

I
MAS SOEHARTO
NIP 19690922 199
LAMPIRAN III
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 54 /KMK.01/2023
TENTANG
TATA CARA PEMBENTUKAN JABATAN PELAKSANA DAN
MEKANISME PENETAPAN PEJABAT PELAKSANA KE DALAM
JABATAN DAN PERINGKAT BAGI JABATAN PELAKSANA DI
LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

MONITORING DAN EVALUASI IMPLEMENTASI MEKANISME PENETAPAN


PEJABAT PELAKSANA DALAM JABATAN DAN PERINGKAT BAGI JABATAN
PELAKSANA

A. Kewenangan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi


Kewenangan pelaksanaan monitoring dan evaluasi atas implementasi
penetapan jabatan dan peringkat bagi Jabatan Pelaksana dibedakan
menjadi dua yaitu:
1. Monitoring dan evaluasi lingkup Kementerian Keuangan
Merupakan monitoring dan evaluasi atas penetapan jabatan dan
peringkat bagi Jabatan Pelaksana yang dilakukan oleh Unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi organisasi dan
ketatalaksanaan Kementerian Keuangan. Monitoring dan evaluasi
lingkup Kementerian Keuangan dilakukan atas penetapanjabatan dan
peringkat bagi Jabatan Pelaksana di seluruh unit di lingkungan
Kementerian Keuangan. Monitoring dan evaluasi lingkup Kementerian
Keuangan dilakukan berdasarkan hasil analisis oleh Unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi organ1sas1 dan
ketatalaksanaan Kementerian Keuangan dan dilakukan paling sedikit
1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.
2. Monitoring dan evaluasi lingkup Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
Merupakan monitoring dan evaluasi atas penetapan jabatan dan
peringkat bagi Jabatan Pelaksana yang dilakukan oleh Unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani bidang kepegawaian atau
unit lain yang mempunyai fungsi di bidang evaluasi Jabatan
Pelaksana. Monitoring dan evaluasi lingkup Unit Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya dilakukan atas penetapan jabatan dan peringkat bagi
Jabatan Pelaksana di seluruh Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Madya
yang bersangkutan. Monitoring dan evaluasi lingkup Unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan dan dilakukan untuk seluruh keputusan yang diterbitkan
pada tahun berjalan.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
-2-

B. Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi


Hasil monitoring dan evaluasi atas implementasi penetapan jabatan dan
peringkat bagi Jabatan Pelaksana disusun dalam bentuk laporan dan
disampaikan kepada:
1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi pembinaan dan
penataan organisasi dan tata laksana lingkup Kementerian Keuangan
untuk laporan monitoring dan evaluasi lingkup Kementerian
Keuangan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan; dan
2. Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang membidangi organisasi
dan sumber daya manusia Kementerian Keuangan untuk lingkup Unit
Jabatan Pimpinan Tinggi Madya paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
(tiga) bulan.
C. Tindak Lanjut Hasil Monitoring dan Evaluasi
Terhadap hasil monitoring dan evaluasi atas implementasi penetapan
jabatan dan peringkat bagi pelaksana di lingkungan Kementerian
Keuangan, dilakukan hal-hal sebagai berikut.
1. Dalam hal terdapat kesalahan dalam penyusunan keputusan
penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana berdasarkan hasil
monitoring dan evaluasi, maka dilakukan perbaikan pada keputusan
penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana bersangkutan yang
berlaku sejak keputusan yang salah mulai berlaku.
2. Perbaikan keputusan mengacu pada data/dokumen yang dibutuhkan
dalam mekanisme penetapan jabatan dan peringkat dan mengacu
pada contoh format sebagaimana Lampiran III huruf E.
3. Dalam hal terdapat kendala atas implementasi mekanisme, hasil
monitoring dan evaluasi dapat digunakan sebagai dasar
penyempurnaan mekanisme penetapan jabatan dan peringkat.
D. Instrumen Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi atas penetapan jabatan dan peringkat bagi
pelaksana sekurang-kurangnya memuat indikator:
1. Kesesuaian nomenklatur jabatan pelaksana dengan formasi yang
tersedia pada Unit Kerja Terkecil.
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-3-

E. Contoh Format Laporan Monitoring dan Evaluasi dan Contoh Format


Perubahan Keputusan Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana
1. Contoh Format Laporan Monitoring dan Evaluasi Unit Jabatan
Pimpinan Tinggi Madya.

Laporan Hasil Monitoring dan Evaluasi


Penetapan Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana pada ... (Unit Pimp.Tinggi Madya/
non Eselon)
Periode Bulan ...... s.d ....... Tahun ....

No Jenis Mekanisme Jumlah Hasil Monitoring Tindak Lanjut Keterangan


Penetapan Keputusan dan Evaluasi

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


1. Penetapan Pertama 2 Pemberian Sudah Penetapan
grading tidak dilakukan pertama bagi
sesuai dengan revisi dan PUdan PK
ketentuan pengangkatan
pendidikan bagi pada jabatan
PK yang sesuai2

2. dst.

Mengetahui,

......................
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-4-

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.

(2) Jenis mekanisme penetapan diisi dengan penetapan pertama,


penetapan kembali atau penetapan berdasarkan sidang penilaian.

(3) Jumlah Keputusan diisi dengan jumlah keputusan pada masing-


masing mekanisme pada periode pelaporan.

(4) Hasil monitoring dan evaluasi diisi dengan hasil monev yang telah
dilakukan baik itu terdapat kesalahan maupun tidak terdapat
kesalahan (NIHIL).

(5) Tindak Lanjut diisi dengan tindak lanjut yang telah dilakukan
berdasarkan hasil monev maupun rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.

(6) Keterangan diisi dengan hal-hal lain yang perlu dilaporkan di luar
dari nomor 2 s.d. 5 misalnya status pembayaran tunjangan kinerja
berdasarkan peringkatjabatan dan lain-lain.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 5 -

2. Contoh Format Perubahan Keputusan Penetapan Jabatan dan


Peringkat bagi Pelaksana

KEPUTUSAN ............................................ (1l


NOMOR ......... (2l
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN .............. (1l NOMOR ......... (3 l
TENTANG ........................ (4J

••••••••••..•..•..•..•..•..•.•• (!),

Menimbang a. bahwa jabatan dan peringkat bagi Pelaksana di


lingkungan .................. (51 telah ditetapkan dengan
Keputusan .................... .( 11 Nomor ................... (3 1
Tentang ....................... .(41;
b. bahwa berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
atas Keputusan ........... J11Nomor ............ (3 ) Tentang
.......... J41, perlu dilakukan penyesuaian jabatan dan
peringkat bagi Pelaksana di lingkungan .............. (51;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan huruf
b, perlu menetapkan Keputusan ............... (11 ten tang
Perubahan Atas Keputusan .............. .( 11 Nomor
............ (31Tentang ................. (41;

Mengingat 1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor .................. (61


tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Keuangan;
2. Keputusan Menteri Keuangan Nomor ............. (7 1
tentang Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di
Lingkungan Kementerian Keuangan;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor .................. .(81
tentang Tata Cara Pembentukan Jabatan Pelaksana
dan Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat
bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan;
MENTER! KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 6 -

Memperhatikan : Nota Dinas ....... Nomor ....... tanggal ......... hal ...... 19!;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN ............................ 11! TENTANG PERUBAHAN


ATAS KEPUTUSAN ................ 11! NOMOR ......... 13!
TENTANG ........................ 14!

Pasal I

Angka ..... 110) dalam Lampiran ....... 111 ! Keputusan ....... 11!
Nomor ......... 13) tentang ........................ 14 ! diubah sehingga
berbunyi sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
••••••••••••••• 11! ini.

Pasal II
Keputusan . . . . . . . . . . . . . . . . 11! ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan dan berlaku surut sejak tanggal.. ................. .
112).

Salinan Keputusan . . . . . . . . . . . 11! ini disampaikan kepada:


1. Sekretaris Direktorat/Inspektorat/Badan/Lembaga;
dan/atau
2. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama yang menangani
bidang organisasi dan sumber daya manusia.

Petikan Keputusan . . . . . . . . . . . . . 11! ini disampaikan kepada


yang bersangkutan untuk diketahui dan digunakan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di ....... 113)

pada tanggal ........ (13)

a.n. •••••••••••••••••••••••••• 114)

• ••••••••••••••••••••••••• 115)

•••••••••••••••••••••••••• 116)
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

-7 -

KETERANGAN:

(1) Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang bersangkutan.


(2) Nomor keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(3) Nomor Keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang akan diubah.
(4) Judul Keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang akan diubah.
(5) Unit Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama yang bersangkutan.
(6) Nomor Peraturan Menteri Keuangan terbaru tentang Organisasi dan Tata
Kerja Kementerian Keuangan/Instansi Vertikal dan UPT.
(7) Nomor Keputusan Menteri Keuangan tentang Jabatan dan Peringkat
Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan terbaru.
(8) Nomor Keputusan Menteri Keuangan tentang Tata Cara Pembentukan
Jabatan Pelaksana dan Mekanisme Penetapan Pejabat Pelaksana ke
dalam Jabatan dan Peringkat bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian
Keuangan.
(9) Nota dinas basil monitoring dan evaluasi atas SK Penetapan Jabatan Dan
Peringkat Bagi Pelaksana.
(10) Angka/nomor urut Pelaksana yang akan disesuaikan jabatan dan
peringkatnya yang tercantum dalam Lampiran Keputusan pimpinan Unit
Pimpinan Tinggi Madya yang akan diubah.
(11) Lampiran dalam Keputusan Jabatan Pimpinan Tinggi Madya yang akan
diubah yang memuat jabatan dan peringkat Pelaksana yang akan
disesuaikan.
(12) Tanggal berlakunya SK yang direvisi.
(13) Tempat dan Tanggal Penetapan Keputusan Penetapan Jabatan dan
Peringkat Pelaksana.
(14) Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.
(15) Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(16) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.
MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA

- 8 -

LAMPIRAN

KEPUTUSAN ...... .

NOMOR. .....

PANGKAT/ LAMA TMT BARU


KETERANGAN
NO. NAMA / NIP GOL. RUANG/ PENDIDIKAN PERINGKAT
JABATAN PERINGKAT TERAKHIR JABATAN PERINGKAT
TMTGOL .

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Bagian/Subdit A

Subbagian/Seksi Al
1

a.n. . ........................ (lll


••••••••••••••••••.••..... (12)

...•••...•..•••.••....•••. (13)
,I~ ·- '

f:-
~'{

-,~
~fl,;lt~,
MENTEi:./! KEUANGAN
REPUBUK INDONESIA

-9 -

KETERANGAN:

(1) Nomor urut.


(2) Nama dan NIP Pelaksana Umum.
(3) Pangkat/ golongan ruang Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian
yang dilengkapi dengan TMT SK pangkat/ golongan ruang terakhir.
(4) Pendidikan terakhir Pelaksana Umum pada saat Sidang Penilaian sesuai
data pada unit kepegawaian di Unit Kerja yang bersangkutan.
(5) Nomenklatur jabatan pada SK terakhir yang diduduki Pelaksana Umum.
(6) Peringkat jabatan pada SK terakhir yang diduduki Pelaksana Umum.
(7) TMT Peringkat Pelaksana Umum terakhir ditetapkan naik/turun.
(8) Jabatan Pelaksana Umum berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
(9) Peringkat Pelaksana Umum berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi.
( 10) Alasan dilakukan perubahan atas nomenklatur jabatan dan peringkat.

(11) Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Madya.


(12) Nama Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
(13) Nama Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama.

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,


ttd.
Salinan sesuai dengan aslinya,
Kepala Biro Umum SRI MULYANI INDRAWATI
u.b.
Kepala Bagian •~ ~as~~~~t:.e erian

I
MAS SOEHARTO
NIP 19690922 199

Anda mungkin juga menyukai