Anda di halaman 1dari 31

ANGGARAN

“Anggaran Kas Perusahaan”

Oleh:

Kelompok 1

1. Dawami Fauzan (14) 1411021028


2. Lidya Shinta Diantika (20) 1411022004

Jurusan DIV Akuntansi


Politeknik Negeri Padang
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan judul “Anggaran Kas Perusahaan”. Makalah ini merupakan salah
satu tugas dalam mata kuliah Anggaran.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa tanpa belajar, kami
belumlah tentu dapat menyelesaikan makalah ini. Kami sangat menyadari bahwa
dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kami
sangat mengharapkan saran serta kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya kami berharap agar makalah ini dapat memberikan informasi


yang bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa serta para pembaca pada umumnya.

Padang, Oktober 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Kas ......................................................... 3


B. Tujuan Penganggaran Kas ........................................................ 4
C. Fungsi Penganggaran Kas ........................................................ 4
D. Sumber dan Penggunan Kas ..................................................... 5
E. Faktor Yang Mempengaruhi Penganggaran Kas ...................... 5
F. Pendekatan Dalam Penganggaran Kas ..................................... 7
G. Jenis-jenis Penganggaran Kas .................................................. 9
H. Format Anggaran Kas............................................................... 13
I. Contoh Aplikasi ........................................................................ 15

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ...................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan akhir yang ingin dicapai perusahaan pada umumnya adalah


keuntungan yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan
yang maksimal, tingkat biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama
dalam hubungannya dengan proyeksi arus kas keluar dan pengawasan biaya.

Kas merupakan bagian aset yang paling likuid, jika keadaan kas suatu
perusahaan tidak tertata dengan baik maka kemungkinan besar perusahaan
tersebut akan menghadapi banyak kendala dalam keadaan operasinya, baik
kendala yang muncul dalam waktu dekat maupun dalam jangka waktu yang lam.

Pada hampir setiap organisasi bisnis, terdapat sejumlah aktivitas berbeda


yang berjalan serempak, seperti penjualan, produksi, pembelian, distribusi, dan
pendanaan. Semua aktivitas itu saling berkalitan dengan cara yang sedemikian
rupa sehingga aktivitas tersebut mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi.
Dengan demikian, perencanaan bagi seluruh organisasi berarti perencanaan bagi
setiap aktivitas di dalamnya. Anggaran kas merupakan suatu pengendalian yang
tepat terhadap hal-hal tersebut,seperti penekanan dalam penagihan piutang
pertimbangan dalam penjualan dan pembelian tunai maupun kredit.

Dengan demikian maka penganggaran kas harus disusun dengan baik dan
dijalankan denga hati-hati, karena kas itu sendiri bisa dibilang sebagai darah dari
suatu perusahaan. Jika darah dalam suatu tubuh (badan) tidak mengalir/bejalan
lancar maka aktivitas dari tubuh tersebut akan terganggu karena kesehatan tubuh
tersebut menjadi buruk. Pada makalah ini akan dibahas mengenai anggaran biaya
pemasaran dan biaya administari & umum perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka dapat


dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan anggaran kas?


2. Apa pendekatan yang digunakan dalam penganggaran kas?
3. Apa saja jenis-jenis penganggaran kas?
4. Bagaimana format anggaran kas?
5. Bagaimana contoh perhitungannya?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang akan dicapai dari pembuatan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Mengetahui tentang Anggaran Kas


2. Mengetahui tentang pendekatan dalam penganggaran kas.
3. Mengetahui cara menghitung anggaran kas.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Anggaran Kas


Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas digunaka untuk
membiayai kegiatan umum perusahaan. Anggaran merupakan rencana
keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan
dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang
dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan
moneter untuk jangka waktu tertentu.

Sifat aliran kas terdiri dari:

1. Aliran kas masuk, terdiri dari:


a. Aliran kas masuk bersifat kontinyu, dapat berasal dari hasil
penjualan secara tunai dan hasil pelunasan piutang.
b. Aliran kas masuk bersifat tidak kontinyu, dapat berasal dari
penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit
bank dan penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi
2. Aliran kas keluar, terdiri dari:
a. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu, misalnya pembelian bahan
baku dan pembayaran upah dan gaji.
b. Aliran kas keluar yang bersifat tidak kontinyu,misalnya
pengeluaran kas untuk pembayaran bungan, dividen, pajak
pendapatan,pembayan anggaran hutang, pembelian kembali saham
perusahaan dan pembelian aktiva tetap.

Anggaran kas (Cash Budget) ialah anggaran yang merencanakan secara


lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahan dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa
permintaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Anggaran

3
kas merupakan alat penting dalam proses perencanaan dan pengendalian
keuangan perusahaan, karena di dalam nya terdapat estimasi penerimaan
dan pengeluaran kas untuk periode tertentu dimasa datang sehingga akan
bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas.

B. Tujuan Utama Anggaran Kas


1. Memberikan taksiran posisi kas pada akhir setiap periode sebagai hasil
dari operasi yang dijalankan, yaitu dengan membandingkan uang kas
mausk dan uang kas keluar. Sehingga saldo kas akhir pada suatu periode
akan sama dengan kas awal ditambah penerimaan dan dikurangi dengan
pengeluaran kasa dalam suatu periode.
2. Mengetahui kelebihan atau kekurangan kas pada waktu nya. Defisit bila
saldo kas awal ditambah dengan penerimaan kas lebih kecil dari
penegeluaran kas dalam satu periode. Sehingga keadaan ini harus
diwaspadai oleh perusahaan.
3. Menentukan kebutuhan pembiayaan atau kelebihan kas menganggur
untuk investasi
4. Menyelaraskan kas dengan modal, pendapatan, beban, investasi dan
utang
5. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. Besar kecilnya kas yang
tersedia akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membelanjaakan modal kerjanya. Kemampuan membelanjakan modal
kerja ini pada akhirnya juga akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk
menggunakan kebijakan kredit sebagai upaya untuk meningkatkan
volume penjualan.

C. Fungsi Anggaran Kas


Fungsi Anggaran Kas ada beberapa macam yaitu:
1. Menunjukkan jumlah dan waktu kas perusahaan dimasa yang akan
datang

4
2. Memberikan dasar untuk melakukan tindakan perbaikan jika jumlah kas
dalam anggaran tidak cocok dengan jumlah yang sebenarnya terjadi
3. Anggaran kas memberikan dasar evaluasi atas kinerja manajer keuangan

D. Sumber Kas dan Penggunaan kas


Sumber Kas adalah tempat/sumber darimana kas yang diterima oleh
perusahaan yang digunakan dalam kegiatan perusahaan tersebut,
diantaranya sumber kas adalah:
1. Hasil Penjualan produk/jasa secara tunai
2. Hasil penagihan piutang perusahaan
3. Pendapatan lain seperti bunga bank, jasa giro, deviden
4. Adanya pengurangan pada aktiva tetap, seperti penjualan aktiva
5. Penerimaan diluar penghasilan seperti kredit bank, penjualan obligasi,
6. Penambahan modal sendiri oleh pemilik.

Penggunaan Kas yaitunya pengalokasian kas yang telah diperoleh oleh


perusahaan ke dalam bagian-bagian kegiatan yang dilakukan oleh
perusahaan, seperti:
1. Berbagai pembayaran untuk operasional perusahaan seperti biaya tenaga
kerja, biaya penjualan, dan biaya administrasi
2. Pembayaran pada kreditur, baik berupa bunga maupun angsurannya
3. Penambahan berbagai aktiva tetap seperti pembelian aktiva tetap
4. Pembayaran pada pemilik modal, seperti pembayaran deviden atau
pengembalian modal
5. Pembayaran pada pemerintah seperti membayar pajak, cukai, materai,
restitusi dan lainnya.

E. Faktor yang mempengaruhi penyusunan Anggaran Kas


Agar penyusunan anggaran kas suatu perusahaan bisa berjalan dengan
baik maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan

5
anggaran kas tersebut. Faktor-faktor ini bisa berasal dari dalam (intern)
maupun dari luar (Ekstern).
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas diantaranya
(Munandar 2000;1):
1. Faktor yang mempengaruhi penerimaan kas:
a. Budget penjualan khususnya rencana tentang jenis dan jumlah
barang yang akan dijual dari waktu ke waktu selama periode yang
akan datang.
b. Keadaan persaingan dipasar
c. Posisi perusahaan dalam persaiangan.
d. Syarat-syarat pembayaran (Term of Payment) yang ditawarkan oleh
perusahaan.
e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang.
f. Budget perubahan aset tetap. Khususnya rencana tentang penjualan
aset tetap yang ada.
g. Rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari
sumber lain (Non-Operating). Seperti penghasilan bung, sewa,
pinjaman bank, dan lainnya.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Kas, antara lain:
a. Budget pembelian bahan mentah, khususnya rencana tentang jenis
(kualitas) dan jumlah (kuntitas) bahan mentah yang akan dibeli dari
waktu-ke-waktu selama periode yang akan datang.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar persaingan
yang lebih keras akan memperkecil pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana
posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat
"memaksakan" pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil
pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran (tenn of payment) yang ditawarkan oleh supplier
bahan mentah.

6
e. Budget upah tenaga kerja langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran
kas yang akan dilakukan.
f. Budget biaya pabrik tidak langsung. Semakin besar biaya pabrik
tidak langsung yang harus dibayar, akan semakin besar pula
pengeluaran kas yang akan dilakukan.
g. Budget biaya administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang
harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan
dilakukan.
h. Budget perusahaan aktiva tetap, khususnya rencana tentang
penambahan aktiva tetap. Penambahan aktiva tetap memperbesar
pengeluaran kas.
i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas
untuk keperluan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya untuk
biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya.
F. Pendekatan dalam penyusunan Anggaran Kas perusahaan
Menurut Ellen Christina et al (2001:188) ada dua macam anggaran kas
yang diperlukan oleh perusahaan, yakni:
1. Anggaran Kas Jangka Pendek
Anggaran ini merupakan alat operasional pengendalian kas sehari-
hari.
Jangka waktunya disesuaikan dengan anggaran tahunan.Anggaran
ini juga berfungsi sebagai alat pemberian otoritas kas keluar yang
secara terusmenerus disesuaikan dengan arus kas masuk dan situasi
keuangan pada umumnya.
2. Anggaran Kas Jangka Panjang
Anggaran ini meliputi jangka waktu lima sampai sepuluh tahun yang
disesuaikan dengan Perencanaan perusahaan yang telah disusun.
Anggaran ini juga berguna untuk mengetahui kemampuan
perusahaan menambah dana dari sumber-sumber internal dan

7
sekaligus memperkirakan saldo kas pada akhir setiap tahun
anggaran.

Menurut M. Nafarin (2009:312) terdapat dua pendekatan dalam


penyusunan anggaran kas, yaitu :

(1) pendekatan kas masuk dan kas keluar,

(2) pendekatan akunting keuangan.

Pendekatan kas masuk dan kas keluar kadang- kadang disebut juga dengan
metode langsung. Pendekatan akunting keuangan kadang-kadang disebut
juga dengan metode ikhtisar laba rugi atau metode tak langsung.

 Pendekatan Kas Masuk dan Kas Keluar

Metode ini didasarkan pada analisis naik dan turun kas yang
dianggarkan yang mencerminkan semua arus kas masuk dan kas
keluar dari anggaran jualan, anggaran biaya/beban, dan anggaran
tambahan produk modal. Metode ini sering digunakan untuk
anggaran kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba
tahunan. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan
anggaran kas jangka pendek. Disebut pendekatan anggaran kas
jangka pendek, karena biasanya anggaran dengan metode ini dibuat
paling lama periodenya setahun. Selama setahun tersebut periode
anggaran dibagi dalam tiap triwulan, bulan, minggu, atau hari.

Disebut pendekatan kas masuk dan kas keluar, karena dalam


menyusun anggaran kas lebih dahulu ditaksir sumber kas masuk,
kemudian ditaksir kas keluar. Setelah itu ditentukan apakah terjadi
kelebihan kas atau kekurangan kas. Dikatakan metode langsung
karena metode ini langsung secara rinci mengidentifikasi dari

8
transaksi sumber kas atau arus kas masuk dan belanja kas atau arus
kas keluar.

 Pendekatan Akunting Keuangan

Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih diubah dari dasar
akrual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan
rekening penundaan rekening bukan kas, seperti: beban/biaya
terutang, beban/biaya bayar di muka, depresiasi/ penyusutan/
penghapusan/ amortisasi. Pendekatan ini tidak membutuhkan data
yang rinci dan lebih sedikit rinciannya tentang arus kas masuk dan
arus kas keluar. Metode ini lebih cocok untuk anggaran kas jangka
panjang. Oleh karena itu metode ini disebut juga dengan pendekatan
anggaran kas jangka panjang. Metode ini dikatakan pendekatan
akunting keuangan, karena cara penyusunan anggaran kas
berdasarkan ikhtisar laba rugi dan neraca yang dihasilkan akunting
keuangan. Oleh karena penyusunan anggaran kas didasarkan ikhtisar
laba rugi dan neraca maka disebut metode tak langsung.

G. Jenis Anggaran Kas


a. Anggaran Kas Jangka Pendek

Anggaran kas jangka pendek umumnya disusun dengan cara


menulusuri jejak berbagai kegiatan perusahaan yang mengakibatkan
terjadinya arus fisik masuk dan arus fisik keluar. Arus balik dari jejak
arus fisik yang masuk akan mengakibatkan terjadinya arus kas keluar.
Demikian pula sebaliknya arus balik dari jejak berbagai arus fisik keluar
akan mengakibatkan terjadinya arus kas masuk.

Skema berikut ini akan memberikan gambaran yang jelas adanya


berbagai keluar dan masuknya arus kas dan arus fisik.

9
Dalam skema tersebut terlihat adanya empat pihak yang
sekaligus menjadi penyalur dana dan penerima dana. Mereka itu adalah:

1. Perusahaan yang melaksanakan proses produksi barang/jasa sebagai


pihak pertama dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus
kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu.
2. Para rekanan/pemilik faktor produksi; yang bergerak dalam pasaran
faktor produksi dan pengambil inisiatif atas terjadinya keseluruhan arus
kas dan arus fisik dalam keseluruhan sistem itu.
3. Konsumen/pembeli produk perusahaan merupakan pihak yang
membutuhkan produk perusahaan untuk dikonsumsikan sendiri atau
dijual kembali.
4. Pemilik dana/pemerintah adalah sebagai pihak yang mempercayakan
modalnya untuk digunakan oleh perusahaan

Di antara keempat pihak yang membentuk sistem itu terjadilah arus


fisik maupun arus kas yang merupakan arus masuk maupun arus keluar
di antara mereka satu sama lain. Arus fisik masuk terjadi pada saat
perusahaan membeli berbagai faktor produksi yang dibutuhkannya, dan
sebagai gantinya terjadi arus kas keluar pada saat perusahaan membayar

10
faktor produksi yang digunakannya dalam proses produksi. Arus fisik
keluar terjadi pada saat perusahaan berhasil menjual produknya pada
pembeli/konsumen, sebagai gantinya terjadi arus kas masuk pada saat
pembeli membayar harga pokok yang dibelinya. Arus kas masuk dan
arus kas keluar yang terjadi diantara rekanan, perusahaan, dan konsumen
membentuk transaksi rutin atau transaksi operasional yang sifatnya
kontinu.

Di antara perusahaan, Pemilik Modal dan Pemerintah hanya terjadi


arus kas masuk dan arus kas keluar. Arus kas masuk terjadi pada saat
pemilik dan kreditur menyerahkan modalnya pada perusahaan sebagai
penyertaan atau sebagai kredit, sedangkan arus kas keluar terjadi pada
saat perusahaan membayar kewajiban dalam bentuk pajak,restitusi, bea
meterai dan sebagainya pada Pemerintah.

Transaksi ini disebut transaksi keuangan yang sifatnya terputus-putus


(internittent). Dengan memahami berbagai kegiatan yang terjadi diantara
empat pihak inilah perusahaan akan mampu memperkirakan baik jumlah
maupun waktu terjadinya arus kas masuk dan arus kas keluar, baik yang
bersifat operasional maupun yang berupa transaksi keuangan. Hasil
perekaman arus kas masuk dan arus kas keluar ini kita sebut anggaran
kas.

b. Anggaran Kas Jangka Panjang.

Bila anggaran kas tahunan disusun dengan cara menelusuri jejak arus
fisik masuk dan arus fisik keluar, maka anggaran kas jangka panjang
disusun dengan cara membandingkan neraca yang disusun antara dua
periode anggaran dan perhitungan rugi laba perusahaan yang terjadi
selama periode antara kedua neraca tersebut.

Untuk anggaran kas jangka panjang ini sesuai dengan dimensi waktu
dari pengeluaran modal dan rencana laba strategik jangka panjang.

11
Estimasi penerimaan kas (terutama dari penjualan barang atau jasa dan
pinjaman), sedangkan estimasi pengeluaran kas adalah terutama untuk
biaya-biaya, pengeluaran modal dan pembayaran hutang,yang merupakan
dasar yang tepat untuk keputusan-keputusan yang berkaitan dengan
keuangan.

Secara hipotesis neraca suatu perusahaan adalah sabagai berikut;

Neraca

Suatu konsep neraca yang paling awal yang menyatakan bahwa neraca
selalu seimbang jumlah kekayaan perusahaan sama dengan
jumlah modal yang dimiliki ditambah hutang-hutangnya.
Misalkan Selama satu tahun usaha terjadi transaksi sebagai berikut ini:

1. Perusahaan memperoleh laba dan memakai sebagian dari laba ini


2. Perusahaan memperoleh hutang lancar baru
3. Perusahaan menambah hutang jangka panjang
4. Perusahaan menambah setoran modalnya
5. Perusahaan mengurangi sebagian dari aktiva lancar non kas (seperti
piutang dan persediaan)
6. Perusahaan menjual sebagian dari aktiva tetapnya

Dengan transaksi-transaksi diatas maka akibat yang terrjadi adalah:

12
1. Meningkatnya jumlah modal dan hutang-hutang perusahaan
2. Menurunnya jumlah aktiva non kas dan aktiva tetap yang dimiliki
3. Meningkatnya seluruh kekayaan perusahaan yang tercermin dalam
meningkatnya jumlah uang kas

Pendekatan seperti diatas berdasarkan suatu anggapan bahwa


seluruh transaksi yang terjadi adalah transaksi kas. Berbagai transaksi
yang menyebabkan meningkatnya/menurunnya jumlah kas yang
dipolakan adalah sebagai berikut:

Sumber-sumber kas Penggunaan kas


(Penambahan) (Pengurangan)
1. TR  TC = Laba 1. TC  TR = Rugi
2. Akumulasi penyusutan 2. Pembelian aktiva tetap
3. Penambahan: 3. Berkurangnya:
 Hutang jangka pendek  Hutang jangka pendek
 Hutang jangka penjang  Hutang jangka panjang
4. Bertambahnya eguity 4. Berkurangnya equity
Modal disetor  Modal disetor
Cadangan  Cadangan
Laba ditahan  Laba ditahan

H. Format Anggaran Kas

Walaupun tidak ada ketentuan baku tentang bagaimana seharusnya


anggaran kas disusun, tetapi terdapat suatu format yang dinilai baik dan
sistematis tentang penyusunan anggaran kas sekaligus laporan arus kas
suatu perusahaan.
Format tersebut membagi arus kas kedalam 3 kelompok, yaitu
1. Aktivitas Operasi
Adalah berbagai aktivitas yang berkaitan dengan upaya perusahaan untuk
menghasilkan produk perusahaan sekaligus semua upaya yang terkait

13
dengan upaya menjual produk tersebut. Karena di dalam aktivitas ini
tercakup beberapa aktivitas utama, yaitu :
 Penjualan Produk Perusahaan
Adalah semua penerimaan yang berasal dari penjualan tunai semua
produk yang menjadi sumber penghasilan perusahaan. Untuk
perusahaan jasa adalah jasa yang di jual perusahaan tersebut. Untuk
perusahaan dagang adalah barang yang diperjualbelikan perusahaan
tersebut. Sedangakan perusahaan manufaktur adalah barang yang di
produksi dan di jual perusahaan tersebut. Penjualan produk tersebut
akan menghasilkan penerimaan bagi perusahaan.
 Penerimaan Piutang
Adalah penerimaan yang bersal dari penjualan kredit yang dilakukan
perusahaan. Penjualan kredit menghasilkan piutang, pada saat piutang
tersebut dibayar akan menyebabkan penerimaan piutang bagi
perusahaan.
 Pendapatan dari sumber luar usaha
Adalah pendapatan diluar penjualan produk perusahaan. Penjualan di
luar produk utama perusahaan akan mengakibatkan penerimaan kas
bagi perusahaan.
 Pembelian bahan baku/barang dagangan
Adalah aktivitas pembelian bahan utama dari suatu produk yang
dihasilkan perusahaan manufaktur. Sedangkan pembelian barang
dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan dagang untuk dijual
lagi. Pembelian bahan baku atau barang dagangan secara tunai adalah
aktivitas pengeluaran
 Pembayaran biaya tengaga kerja
Adalah semua pembayaran upah orang yang terlibat secara langsung
dalam proses produksi. Pembayaran upah tenaga kerja merupakan
aktivitas pengeluaran kas bagi perusahaan.
 Pembayaran biaya-biaya overhead

14
Adalah pembayaran semua biaya produksi selain biaya tenaga kerja
dan biaya bahan baku.
 Pembayaran biaya-biaya pemasaran
Adalah semua aktivitas distribusi produk perusahaan sejak dari
gudang perusahaan sampai ke tangan konsumen. Aktivitas
pembayaran biaya pemasaran merupakan aktivitas pengeluaran kas
perusahaan.
 Pembayaran biaya-biaya administrasi dan umum
Adalah semua pembayaran aktivitas operasi kantor dan umum.
Pembayaran semua biaya administrasi dan umum merupakan aktivitas
pengeluaran kas perusahaan.

2. Aktivitas Investasi
Adalah berbagai aktivitas yang terkait dengan pembelian dan penjualan
harta perusahaan yang dapat menjadi sumber pendapatan perusahaan.
Seperti pembelian dan penjualan gedung, tanah, kendaraan, pembelian
obligasi/saham perusahaan lain.

3. Aktivitas Pembiayaan
Adalah semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung
operasi perusahaan dengan menyediakan kebutuhan dana dari berbagai
sumbernya beserta konsekuensinya. Misalnya penerbitan surat utang,
penerbitn obligasi, penerbitan saham baru, pembayaran dividen,
pelunasan utang.

I. Contoh Aplikasi
1. Anggaran Kas Jangka Pendek.
Data anggaran pada PT. Demina untuk tahun 2012 sebagai berikut:
 Rencana penjualan sebagai berikut:
- Januari Rp. 90.000.000
- Februari Rp. 85.000.000

15
- Maret Rp. 85.000.000
- Triwulan II Rp. 250.000.000
- Triwulan III Rp. 230.000.000
- Triwulan IV Rp. 300.000.000
 Kerugian piutang tak tertagih sebesar 1%
 Sistematika pengumpulan piutang adalah:
 75% pada bulan penjualan
 15% pada satu bulan berikutnya
 10% pada 2 bulan berikutnya
 90% pada triwulan penjualan
 10% pada triwulan berikutnya
 Saldo kas pada awal tahun adalah sebesar Rp. 15.000.000
 Rencana pengeluaran modal:
 Membeli mesin pada bulan Maret sebesar Rp. 2.500.000 dan pada
triwulan III sebesar Rp. 30.000.000
 Pembentukan dana untuk degung pada bulan Desember sebesar
Rp. 30.000.000
 Pembelian lainnya pada Februari sebesar Rp. 600.000 triwulan II
dan III Rp. 500.000 dan triwulan IV sebesar Rp. 700.000
 Penerimaan dan Pengeluaran lainnya
Bulan Pendapatan Lainnya Pengeluaran lainnya

Januari Rp. 1.500.000 Rp. 2000.000


Februari Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000
Maret Rp. 1.000.000 Rp. 1.500.000
Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Triwulan II Rp. 3.000.000 Rp. 5.000.000
Triwulan III Rp. 4.000.000 Rp. 6.000.000
Triwulan IV

 Pembelian Bahan Baku dan biaya tenaga kerja

16
Waktu Bahan Baku Tenaga Kerja

Januari Rp. 14.500.000 Rp. 66.400.000

Februari Rp. 16.200.000 Rp. 63.200.000

Maret Rp. 15.200.000 Rp. 65.600.000

Triwulan II Rp. 46.400.000 Rp. 187.100.000

Triwulan III Rp. 39.300.000 Rp. 161.100.000

Triwulan IV Rp. 48.500.000 Rp. 198.500.000

 Pengeluaran lainnya
 Polis Asuransi pada bulan Juni sebesar Rp. 750.000
 Pajak kekayaan bulan Februari sebesar Rp. 1.400.000
 Fee Ahli hukum setiap bulan sebesar Rp. 150.000
 Fee akuntan sebesar Rp. 2.500.000 pada bulan Februari

Penyelesaian

17
Tabel Penjualan
Penjualan Penjualan
Uraian Total Penjualan Bad Debt Piutang Netto
Tunai Kredit
Januari 90.000.000 63.000.000 27.000.000 270.000 26.730.000

Februari 85.000.000 59.500.000 25.500.000 255.000 25.245.000

Maret 85.000.000 59.500.000 25.500.000 255.000 25.245.000

Triwulan II 250.000.000 175.000.000 75.000.000 750.000 74.250.000

Triwulan III 230.000.000 161.000.000 69.000.000 690.000 68.310.000

Triwulan IV 300.000.000 161.000.000 90.000.000 900.000 89.100.000


Total 1.040.000.000 728.000.000 312.000.000 3.120.000 3.08.880.000

Tabel Anggaran Piutang


Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Januari 20.047.500 4.009.500 2.673.000 - - -

Feb - 18.933.750 3.786.750 2.524.500 - -

Mar - - 18.933.750 6.311.250 - -

Tw II - - - 66.825.000 7.425.000 -

Tw III - - - - 61.4790.00 6.831.000

Tw IV - - - - - 80.190.000

Total 20.047.500 22.943.250 25.393.500 75.660.750 75.215.250 87.021.000

Anggaran Penerimaan Kas

18
Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

Piutang 20.047.50 22.943.25 25.393.50 75.660.750 75.215.250 87.021.000


0 0 0
Penjuala 175.000.00 161.000.00 210.000.00
n 63.000.00 59.500.00 59.500.00 0 0 0
0 0 0
Pdpt Lain 3.000.000 3.000.000 4.000.000
1.500.000 1.000.000 1.000.000

84.547.50 83.443.25 85.893.50 253.660.75 239.215.25 301.021.00


Total
0 0 0 0 0 0

Anggaran Pengeluaran Kas


Uraian Jan Feb Maret Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

P. Mesin - - 2.500.000 - 30.000.000 -

P. Dana Gedung - - - - - 30.000.000

Pembelian Lain - 600.000 - 500.000 500.000 700.000

Pengeluaran lain 2.000.000 2.000.000 1.500.000 5.000.000 5.000.000 6.000.000

BBB 14.500.000 16.200.000 15.200.000 46.400.000 39.300.000 48.500.000

BTK 66.400.000 63.200.000 65.600.000 187.100.000 161.100.000 198.500.000

Polis Asuransi - - - 750.000 - -

Pajak Kekayaan - 1.400.000 - - - -

Fee Ahli Hukum 150.00-0 150.000 150.000 150.000 150.000 150.000

Fee Akuntan 2.500.000 - - - -

Total 83.050.000 86.050.000 84.950.000 239.900.000 236.050.000 283.850.000

Anggaran Kas
Uraian Jan Feb Mar TW II TW III TW IV

19
Saldo Awal 15.000.000 16.497.500 13.890.750 14.834.250 28.595.000 31.760.250

Penerimaan 84.547.500 83.443.250 85.893.500 253.660.750 239.215.250 301.021.000

Tersedia 99.547.500 99.940.750 99.784.250 268.495.000 267.810.250 332.781.250

Pengeluaran 83.050.000 86.050.000 84.950.000 239.900.000 236.050.000 283.850.000

Saldo Akhir 16.497.500 13.890.750 14.834.250 28.595.000 31.760.250 48.931.250

2. Anggaran Kas Jangka Panjang.

MARI manufacturer merencanakan menambah kapasitas produksinya


pada tahun 2016. Manajemen menyusun perencanaan kas jangka lima
tahun (2016-2020).
Data yang sudah berhasil dikumpulkan sebagai berikut :

 Penjualan pada 2016 sebesar Rp 800 juta ; diharapkan akan


meningkat terus sebesar Rp 40 juta setahun sampai 2020.
 Perkiraan Biaya Variabel sebesar 40% dari penjualan; sedang Biaya
Fixed untuk 2016 sebesar Rp 380 juta dan akan meningkat dengan
10% pada 2019.
 Depresiasi dan Amortisasi merupakan 30% dari Rp 300 juta fixed
cost.
 Saldo Kas Riil pada awal 2016 sebesar Rp 70 juta. Modal kerja non
kas pada waktu tersebut sebesar 150 juta. Modal kerja non kas ini
akan meningkat pada proporsi yang sama dengan meningkatnya
penjualan.
 Pajak pendapatan sebesar 30%
 Sumber kas lainnya:

1. Penjualan aktiva tak terpakai: 2016/5 juta ; 2017/5 juta; 2018/50


juta; 2019/5 juta dan 2020/5 juta

20
2. Menjual saham portofolio: 2018/100 juta
3. Utang Bank jangka panjang: 2017/200 juta.

 Kebutuhan Kas:

1. Saldo sinking fund pada awal 2016 sebesar 150 juta dan akan
ditambah dengan 50 juta lagi pada 2016.
2. Pembayaran kembali hutang obligasi sebesar 600 juta dari sinking
fund pada 2017.
3. Pengeluaran modal: 2016/40 juta; 2017/50 juta; 2018/350.000
(beli mesinnya): 2019/100 juta; dan 2020/150 juta.
4. Pembayaran deviden: 2016/2017 masing-masing sebesar 20 juta
setahun; 2018/2019 dan 2020 sebesar 25 juta setahun.
5. Pengeluaran lainnya: 2016/5,0 juta; 2017/10 juta; 2018/5,0 juta;
2019/5,0 juta dan 2020/5,0 juta.

Dengan data tersebut diminta untuk:


1. Menyusun perkiraan rugi/laba 5 tahun yang akan datang.
2. Menyusun anggaran kas jangka panjang.

Penyelesaian :

21
 Menyusun perkiraan rugi/laba 5 tahun yang akan datang.

MARI Manufacturer

Perkiraan Rugi Laba Tahunan


2016-2020 (jutaan)

Keterangan Perkiraan Rugi Laba Tahunan:

1. Penjualan : Sebesar Rp 800 juta didapat dari data soal, dan pada
tahun berikutnya meningkat Rp 40 juta setahun sampai 2020.
2. Biaya Variabel (40%) : Penjualan x 0,4 (biaya variabel). Misal
pada tahun 2016 (Rp 800 x 0,4 = Rp 320.000).
3. Fixed : dari data soal.
4. Keseluruhan : Penjumlahan Variabel dan Fixed.
5. Laba Sebelum Pajak : Penjualan – Keseluruhan. Misal, tahun
2016 (Rp 800 – Rp 700 = Rp 100).
6. Pajak Pendapatan 30% : Laba sebelum pajak x 0,3 (pada setiap
tahunnya).

22
7. Laba sesudah Pajak : Laba sebelum pajak - pajak pendapatan 30%
(pada setiap tahunnya)

 Menyusun anggaran kas jangka panjang

MARI Manufacturer
Perkiraan Kebutuhan Modal Kerja Non Kas
2016-2020 (jutaan)

Keterangan Perkiraan Kebutuhan Modal Kerja Non Kas:

1. Saldo Kas Awal dari data soal.


2. Meningkatnya penjualan 2016 ke 2017 = = 5%. Berpengaruh pada
Modal Kerja non Kas pada setiap tahunnya dengan dikalikan
105%.
3. Keseluruhan Modal Kerja : Saldo kas awal + Modal kerja non kas
(pada setiap tahunnya).
4. Kenaikan Modal Kerja Non Kas : Pengurangan hasil modal kerja
non kas dari tahun ke tahun berikutnya.

23
MARI Manufacturer
Anggaran Kas Tahunan
2016-2020

Keterangan Anggaran Kas Tahunan :

1. Saldo Kas Awal tahun : Untuk tahun 2016 didapat dari data soal,
Sedangkan untuk tahun berikutnya didapat dari saldo kas akhir tahun.
2. Keuntungan untuk Pajak : Dari data laba sesudah pajak (pada
perkiraan rugi laba tahunan).
3. Depresiasi dan Amortisasi : 30% dari Rp 300 juta fixed cost.
4. Penjualan aktiva tak terpakai, penjualan saham dan utang bank jangka
panjang , sudah tertera pada soal.
5. Kas tersedia : Dari penjumlahan saldo kas awal tahun, keuntungan
untuk pajak, depresiasi dan amortisasi, penjualan aktiva tak terpakai,
penjualan saham, dan utang bank jangka panjang.
6. Pengeluaran- pengeluaran : sudah tertera pada data yang terkumpul.

24
7. Saldo kas akhir tahun : Kas tersedia – penjumlahan (pengeluaran-
pengeluaran), pada setiap tahunnya.

25
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukann
perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu
tertentu, biasanya satu tahun.

Kas merupakan alat pembayaran yang siap dan bebas


digunaka untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Anggaran
merupakan rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program
yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan
suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya
dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu.

Sifat aliran kas terdiri dari:

3. Aliran kas masuk, terdiri dari:


c. Aliran kas masuk bersifat kontinyu, dapat berasal dari hasil
penjualan secara tunai dan hasil pelunasan piutang.
d. Aliran kas masuk bersifat tidak kontinyu, dapat berasal dari
penyertaan pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit
bank dan penjualan aktiva tetap yang sudah tidak terpakai lagi
4. Aliran kas keluar, terdiri dari:
a. Aliran kas keluar yang bersifat kontinyu, misalnya pembelian bahan
baku dan pembayaran upah dan gaji.
b. Aliran kas keluar yang bersifat tidak kontinyu,misalnya
pengeluaran kas untuk pembayaran bungan, dividen, pajak
pendapatan,pembayan anggaran hutang, pembelian kembali saham
perusahaan dan pembelian aktiva tetap.

26
Anggaran kas (Cash Budget) ialah anggaran yang merencanakan secara
lebih terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahan dari waktu
ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa
permintaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas. Anggaran
kas merupakan alat penting dalam proses perencanaan dan pengendalian
keuangan perusahaan, karena di dalam nya terdapat estimasi penerimaan
dan pengeluaran kas untuk periode tertentu dimasa datang sehingga akan
bisa diketahui kapan perusahaan dalam keadaan defisit kas atau surplus kas.

27
DAFTAR PUSTAKA

Sadeli, Lili M dkk. AKUNTANSI MANAJEMEN Anggaran Biaya Operasional.


1997. Jakarta: Bumi Aksara

Supriyono. proses pengendalian manajemen. 2001. Yogyakarta : BPFE-


yogyakarta

Simamora, henry. Akutansi manajemen edisi II. 2002. Jakarta selatan : UUP AMP
YKPN.

28

Anda mungkin juga menyukai