TESIS
PROGRAM STUDI
MAGISTER KENOTARIATAN
Disusun Oleh :
TESIS
Disusun Oleh :
Sehubungan dengan penulisan tesis ini, yang saya beri judul “PERJANJIAN JUAL BELI
GARDEN SEMARANG”, dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil
pekerjaan saya sendiri dan di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk
memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbit maupun yang belum atau tidak
Semarang,
“Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-
Dengan mengucap syukur Alhamdullilah dan Segala Puji Bagi Allah Tuhan Semesta
Alam yang telah menciptakan kita, memberikan petunjuk dan menghiasi diri kita dengan
Ketaqwaan Kepada-Nya, serta telah meninggikan derajat bagi orang-orang yang berilmu.
Atas petunjuk dari Allah SWT, penulis akhirnya dapat menyelesaikan tesis ini
yang saya beri judul “PERJANJIAN JUAL BELI DENGAN MENGGUNAKAN L/C
(LETTER of CREDIT) PADA CV. GOLDEN TEAK GARDEN SEMARANG” yang
diajukan guna memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Pendidikan Program Pasca
Sarjana Magister Kenotariatan Universitas Diponegoro Semarang.
Saya menyadari bahwa tesis ini tidak mungkin terwujud sebagaimana yang
diharapkan, tanpa adanya bimbingan dan bantuan serta tersedianya fasilitas-fasilitas yang
diberikan oleh beberapa pihak. Oleh karena itu, saya ingin menggunakan kesempatan ini
untuk menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat saya berikan :
Semarang,
MOTTO …………………………………………………………………… iv
ABSTRAK ………………………………………………………………… xi
BAB I PENDAHULUAN
A, HASIL PENELITIAN
B, PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Tulisan ini merupakan studi kasus dan penelitian dilakukan secara langsung
kepada sumber (pelaku) perdagangan antar negara dan merupakan data primer, dengan
menggunakan kepustakaan dan bahan-bahan sekunder lainnya yang mendukung tesis ini.
Hasil penelitian menunjukkan kendala utama dalam praktek Letter of Credit adalah
ketelitian dan ketepatan data-data yang ada yang menentukan pencairan L/C.
KATA KUNCI
International Trade Constrain how the meeting between Buyer and Seller,
The most imporant is how to prevent and secure legal importance of them and its
guarantee for safety of all them.
This study is a case study and research directly to corporate, and it’s a primary
data, interviewing respondent supported by other secondary data. Practicaly use Letter of
Credit in International Trading.
Conclusion of reserch shows that the mean constrain practically using Letter of
Credit are the exact and precise specification of goods and the exact surrending of goods.
KEYWORDS
PENDAHULUAN
tidak semua barang dan jasa yang dibutuhkan tersedia di dalam negeri. Hal
pada sumber daya alam, sumber daya manusia, tingkat harga, dan struktur
Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa yang tidak diproduksi sendiri,
suatu negara melakukan pembelian barang dan jasa dari negara lain.
Realisasi dari pemenuhan kebutuhan akan barang dan jasa tersebut adalah
1
Etty Susilowati Suhardo SH.MS, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam Perdagangan Luar Negeri (
Semarang: FH UNDIP, 2001 ) halaman 2
Sebagaimana yang dikatakan H. M. N Purwosutjipto, bahwa
dipandang dari sudut jual beli perusahaan, perbuatan ekspor impor adalah
perikatan yang timbul dari perjanjian jual beli perusahaan yang telah
perjanjian jual beli tunduk pada Hukum Perjanjian pada umumnya. Batasan
tentang perjanjian dalam Hukum Perdata terdapat dalam Pasal 1313 KUH
“Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”
2
Purwosutjipto, H.M.N, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia-Jilid 4: Hukum Jual Beli Perusahaan, ( Jakarta:
Penerbit
Sesuai dengan Pasal 1338 ayat (1) KUH Perdata, perjanjian yang telah
tidak dapat ditarik kembali selain dengan kata sepakat kedua belah pihak,
secara umum, dimana disebutkan jual beli adalah suatu perjanjian timbal
telah diperjanjikan.
Jual beli secara umum diatur KUH Perdata., sedangkan jual beli
khusus menyimpang.3
3
C.S.T Kansil, Hukum Perusahaan Indonesia-Aspek Hukum Daiwa Ekonomi-bagian 2 ( Jakarta: PT Pradnya
Paramita, 2001 ) halaman 8
Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama
dan adanya transaksi jual beli. Dalam perdagangan luar negeri, kegiatan
jualnya disebut ekspor dan kegiatan belinya disebut impor dan transaksinya
adalah transaksi ekspor impor. Hanya saja wilayah atau domisili penjual dan
impor tersebut, Bank Indonesia telah mmberikan definisi dari ekspor impor
Ekspor adalah :
Impor adalah :
Jual beli dalam arti khusus ialah jual beli perdagangan dalam hal ini
transaksi ekspor impor, dimana dalam jual beli ini terdapat ciri-ciri khusus
pula. Kekhususan itu dapat ditelaah melalui unsur-unsur dalam jual beli
berikut ini :5
4
Etty Susilowati Suhardo, Op.cit, halaman 3
5
C.S.T Kansil Op.cit,. halaman7
Dua pihak ini atau salah satunya adalah pengusaha, yaitu perseorangan
Benda adalah barang dagangan, yaitu barang yang dibeli atau dijual
lagi atau disewakan. Harga adalah nilai benda sebagai imbalan yang
6
www. asiamaya.com/undang-undang/uu ppn
dalamnya berlaku Undang - undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang
Kepabeanan.
dari pemerintah dalam bentuk Surat Pengakuan Eksportir dan diberi Angka
Salah satu risiko yang dihadapi oleh eksportir adalah apabila terjadi
7
www. beacukai.go.id/indonesia, 2003
Pada pelaksanaan perjanjian ekspor impor tahapannya sebagai
berikut:8
Dalam tahap ini terjadi penawaran produk yang diajukan oleh penjual
serta syarat - syarat lain yang biasanya disebut an inquiry for a quotation.
c) Post kontraktual ;
lebih dari satu hukum nasional, dan masing-masing pihak yang terkait dalam
8
Etty Susilowati Suhardo, Op.cit, halaman 12
berlaku secara internasional yang disusun oleh badan internasional dan
dilakukan oleh pembeli melalui bank, yaitu Uniform Customs and Practise for
1964, Lembaran Negara No.131 Tahun 1964 tentang peraturan Lalu Lintas
Devisa, dan Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1976, Lembaran Negara No.
Lintas Devisa.
tersebut.
beli (sales contract), bukti pengiriman barang yang disebut Bill of Lading.
maupun tulisan. Jika dibuat secara tertulis, perjanjian itu disebut kontrak jual
beli (sales contract). Dalam kontrak jual beli perdagangan, dimuat syarat-
dan pembeli. Tanggung jawab ini meliputi biaya angkut, biaya muat, biaya
tersebut adalah.10
a. Faktur atau "Invoice", yaitu dokumen dari penjual sebagai, lainpiran B/L,
ditempat penjual.
9
Amir, MS, Kontrak Dagang Ekspor, ( Jakarta: Penerbit PPM,2002 ) halaman 13
10
Purwosutjipto, H.M.N, Op.cit. halaman 21
perincian barang-barang yang dikirim beserta harganya.
penjual.
b. Polis Asuransi, yaitu tanda bukti bahwa barang-barang yang dikirimkan itu
tidak mau menerima barang muatan, kalau belum diasuransikan. Hal ini
sudah terjamin.
tersebut.
d. Packing List, yaitu suatu daftar tentang koli-koli beserta isinya, dibuat oleh
1982 dalam Pasal 3 ayat (1) disebutkan bahwa cara pembayaran ekspor
2. Wesel Inkaso
wesel itu.
harus diselesaikan.
4. Konsinyasi (Consignment)
valuta hasil penjualan kepada supplier melalui Bank atau pos. Dan
dari bank atas permintaan importir yang merupakan nasabah dari bank
importir dilakukan melalui bank yang disebut opening bank atau issuing
bank
Cara pembayaran dengan Letter of Credit ini memberi rasa aman bagi
kedua belah pihak, yaitu bagi pihak penjual (eksportir) akan merasa
Karena negara Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan lautan
dianggap lebih mudah dan murah. Dalam pengiriman barang melalui laut
penerima (Cosignee).
berikut:
Bill of Lading adalah tanda terima barang yang telah dimuat dalam
kapal laut, yang juga merupakan documents of title yang berarti sebagai
bukti atas pemillikan barang, dan disamping itu merupakan bukti dan
adanya perjanjian pengangkutan barang-barang melalui laut.
Bill of Lading, biasanya dikeluarkan dalam set lengkap yang lazimnya terdiri
rangkap 3 (full set B/L ) yang penggunaannya adalah sebagai berikut :12
11 Hartono Hadisoeprapto, Kredit Berdokumen ( Letter of Credit ) Dalam Jual Beli Perniagaan, (
Yogyakarta: Liberty,1991 ) halaman 73
12
Amir, Ekspor impor: Teori dan Penerapannya , ( Jakarta : Penerbit PPM,2003 ), halaman 125
a. (satu) lembar untuk shipper
Berdasarkan Artikel 23 ayat (a) UCP No. 500 Tahun 1993, tersurat:
tersebut bertindak.
dimuat baik, maka Bill of Lading yang dikeluarkan adalah Clean Bill of
catatan sedemikan disebut Un-clean Bill of Lading atau Foul Bill of Lading.
Documentary Credits (UCP) No.500 Tahun 1993, Pasal 32, pada cara
pembayaran Letter of Credit, tidak semua B/L dapat diterima. Oleh karena
itu Bank wajib meneliti terhadap B/L mana yang boleti diterima dan mana
tidak boleh diterima, salah satunya adalah Bank akan menolak dokumen
jelas kondisi barang dan atau kemasan yang cacat, kecuali bila kredit itu
kotor (Foul B/L), B/L yang mengandung tentang kerusakan oarang atau
cacat barang. Jadl yang boleh diterima oleh Bank haruslah B/L yang bersih
atau clean B/L. Sehingga B/L, yang diserahkan harus sesuai dengan yang
Mengacu pada UCP No. 500 Tahun 1993 Artikel 32 ayat b, jenis B/L
Bank akan menolak jenis B/L ini. kecuali ada surat pernyataan/jaminan dari
pemilik barang atau pihak Shipper untuk memberikan jaminan untuk tidak
antara B/L yang diserahkan eksportir dengan ketentuan dalam L/C maka
terhadap Bill of Lading dan hambatan yang dihadapi ekportir dalam Letter
GARDEN SEMARANG
B. PERMASALAHAN
Dari uraian diatas maka skripsi yang berjudul “PERJANJIAN JUAL BELI
13
Hartono Hadisoeprapto, Op.cit halaman 70
1. Bagaimana tanggung jawab eksportir dengan cara pembayaran Letter
of Credit ?
Tujuan Penelitian
Letter of Credit.
of Credit.
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Teoritis
penelitian.
ekspor impor.
Letter of Credit.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Dalam penulisan skripsi ini akan dibatasi menjadi Lima Bab, adapun
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
Bab ini mengetengahkan kesimpulan pelaksanaan transaksi
TINJAUAN PUSTAKA
(International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan
Kepabeanan.
dalam KUH Perdata maupun dalam KUH Dagang, akan tetapi secara
umum ketentuan dalam KUH Perdata dalam Bab V Buku III dan
ekspor–impor Indonesia.
letter of credit.
yaitu:14
14
Etty Susilowati Suhardo, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam Perdagangan Luar Negeri (
Semarang: FH UNDIP, 2001 ) halaman 12
c. Post kontraktual ;
Merupakan realisasi dari perjanjian yaitu pelaksanaan kontrak
atau kredit.
15
Etty Susilowati Suhardo, Op.cit. halaman 16
Kesepakatan tersebut tercantum dalam kontrak jual beli (sales
dengan perjanjian.
kemudian.
dibedakan :
belum;
importir membayar.
mengaksep wesel.
harus diselesaikan.
pengertian :
waktunya,
Issuing Bank.
16
Henry D. Gabriel, Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits? Columbia Business
Law Review, vol 1988 Num3, halaman 139 - 153
atau surat berharga yang dapat dipindahtangankan
(negotiable instrument).17
persyaratan L/C.18
17
David D. Command, “The Uniform Commercial Code Law Journal. Vol.17 Num 1, Summer 1984, hal
44.
18
UCP 500, Artikel 2. Lihat juga misalnya kasus Bank of N,C,N,A v Rock Island Bank, 570 F.2d 202.
a. Hubungan hukum antara pembeli (pemohon) dan penjual
“Letter of Credit atau biasa disingkat L/C adalah suatu Bank atas
permintaan importir langganan Bank tersebut yang ditujukan kepada
eksportir di luar negeri yang menjadi relasi importir itu, yang memberi
HAK kepada eksportir itu untuk menarik wesel-wesel atas importir
bersangkutan untuk sejumlah uang yang disebutkan dalam surat itu.”
Inti dari definisi Amir M.S. yaitu bahwa L/C merupakan “Surat
pembayaran.”
19
Amir M.S. Seluk-beluk dan Tehnik Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun IMPOR & EKSPOR.
1991, hal.37
f. Barter
g. Barter Konsinyasi
tinggi harganya dari pada barang impor maka selisih harga harus
Amir MS:
Letter of credit adalah suatu surat yang dikeluarkan bank devisa atas
permintaan importir nasabah bank devisa bersangkutan dan
ditujukan kepada eksportir di luar negeri yang menjadi relasi dari
importir tersebut. Isi surat itu menyatakan bahwa eksportir penerima
L/C diberi hak oleh importir importir untuk menarik wesel (surat
perintah untuk melunasi utang) atas Bank Pembuka untuk sejumlah
uang yang disebut dalam surat itu. Bank yang bersangkutan
menjamin untuk mengakseptir atau menghonorir wesel yang ditarik
tersebut asal sesuai dan memenuhi syarat yang tercantum di dalam
surat itu.
oleh pernbeli melalui Bank. Peraturan UCP ini telah diterima oleh
1982 yang secara rinci mengatur L/C belum ada. Sesuai dengan
(bank umum) boleh tunduk atau tidak pada UCP. Bank Indonesia
Indonesia untuk menentukan sikap. Dalam hal L/C tunduk pada UCP,
maka agar UCP mempunyai kekuatan hukum mengikat atas L/C bank
20
Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, ( Jakarta: Salemba empat, 2000 )
halaman 18
penerbit harus melakukan suatu tindakan yaitu mencantumkan suatu
klausul dalam L/C yang menyatakan bahwa L/C tunduk pada UCP
sesuai dengan ketentuan dalam Artikel 1 UCP No. 500 tahun 1993 yang
mengatakan :
21
Eddie Renaldy, istilalt Perdagsangan Intentasional, ( Jakarta. PT Rajagrolindo Persada, 2000 ) halaman
151
kewajibannya
3. Biaya yang dipungut bank untuk negosiasi dokumen relatif kecil bila
ada L/C
4. Terhindar dari risiko pembatasan transfer valuta
dan utuh, karena akan diteliti oleh bank yang sudah mempunyai
yang pasti akan dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang
23
Ibid halaman 6
B.2. Perjanjian Dasar Pembukaan Letter of Credit
jual beli yang tertuang dalam kontrak dagang (Sales Contract) antara
Opening Advising/
/
BANK BANK Negotiating
1 3
er Beneficiar
24
Amir, Ekspor impor: Teori dan Penerapannya , ( Jakarta : Penerbit PPM,2003 ) halaman 86
Luar Negeri Dalam Negeri
dalam Miles Contract dan merujuk pada ketentuan dari The Uniform
dibuka adalah untuk dan atas nama eksportir atau orang atau badan
contract.
Bank devisa yang diminta eksportir membuka L/C itu disebut opening
surat pengantar dari Advising Bank. Surat pengantar itu disebut L/C
beneficiary dari L/C itu. Bila Advising Bank diminta dengan tertulis oleh
sebagai "beneficiary".
1. Bill of Lading
2. Faktur perdagangan
3. Daftar Pengepakan
4. Daftar kubikasi
5. Daftar timbangan
7. Sertifikat mutu
lain-lain.
1. Tahap pembukaan
negara lain.
eksportir.
Formulir PEB tersebut diajukan kepada kantor Bea dan Cukai untuk
eksportir.
dan sebagainya.
dipenuhi secara cepat dan cermat, maka bank dari importir yang
Revocable L/C.
1. Sight L/C
2. Usance L/C
25 Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Transaksi Bisnis InternasionalEkspor
Impor dan Imbal Beli, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2001 ) halaman 28
Yaitu yang L/C yang pembayarannya baru dapat dilunasi jika L/C
Yaitu L/C dimana bank pembuka L/C memberi kuasa kepada bank
menyerahkan dokumen.
1. Open L/C
Yaitu suatu L/C yang memberi hak kepada eksportir penerima L/C
diingininya.
2. Restricted L/C
3. Documentary L/C
memperoleh pembayaran.
4. Revolving L/C
Yaitu L/C di mana kredit yang, tersedia dapat dipakai ulang tanpa
Yaitu L/C yang dapat dibuka lagi oleh eksportir penerima L/C
tiga.
bergantung pada nama baik dan reputasi dari bank devisa yang
c. Advising Bank
26
Amir, Letter of Credit: dalam Bisnis Ekspor Impor.Op.cit halaman 3
Opening bank membuka L/C untuk eksportir melalui bank lain di
Amanat.
d. Beneficiary
menarik uang dari dana L/C yang tersedia itu disebut sebagai
e. Negotiating Bank
melalui L/C di dalam Pasal 13 (a) UCP No. 500 Tahun 1993 disebutkan:
Dokumen yang tidak sesuai satu dengan yang lainnya akan dianggap
bahwa:
tersebut adalah:27
1. Dokumen Induk
a. Dokumen Pengangkutan:
i. Bill of Lading
27
Etty Susilowati Suhardo SH.MS.Op.cit. halaman 60
Lading (Marine Bill of Lading/Konosemen) menunjukkan hal
i. Profoma Invoice:
berhak menandatangani.
c. Dokumen Asuransi:
i. Insurance Policy:
Polis Asuransi ini menyatakan bukti kontrak asuransi atas
dikeluarkan.
d. Draft (wesel)
tersebut.
kuasa yang diberikan kepada Bank pembayar oleh Issuing Bank, maka
1. Pembayaran Tunai
2. Pembayaran bertangguh
28
Etty Susilowati Suhardo, Op.cit. halaman 53
dilakukan pada waktu jatuh tempo atau sebelumnya, Bank
3. Akseptasi
mendapat kuasa dari pihak Bank pembuka. Hal ini berarti bahwa
4. Negosiasi
alih (menegosiasi) wesel itu atas dasar kuasa dari pihak Bank
dengan kapal laut. Bill of Lading (B/L) lebih dikenal dengan nama
laut.
of Lading:
sebagai berikut:29
ditandatangani;
sejumlah barang;
for Documentary Credit (UCP) no 500 tahun 1993, pasal 32, pada sistem
diterima bank diatur dalam UCP 500 pasal 23 sampai dengan pasal 26.
Ciri Bill of Lading yang dapat diterima bank berdasarkan pasal 23 UCP
500 adalah:
29
Ibid halaman 62
Marine Ocean Bill of Lading
tersebut bertindak.
sudah ditentukan.
Pemuatan di atas kapal atau pengapalan dengan suatu kapal
pengapalan.
iv. Terdiri dari hanya asli Bill of Lading, atau bila diterbitkan lebih dari
(penerima barang/Importir).
30
Soperiyo Adhibroto, Letter of Credit: dalam teori dan praktek, ( Sernarang: Dahara Prize, 1992 ) halaman
22
C.4. Bentuk dan Jenis Bill of Lading
dengan Cessie
endossemet.
Mengacu pada UCP No. 500 tahun 1993 pasal 32, B/L terbagi dua
ayat b tersebut, maka bank akan menolak jenis B/L ini kecuali
dapat diterima.
berikut:31
mengenal Non Negotiable B/L yaitu copy B/L yang tidak dapat
maka bank akan menolak jcnis B/L ini, kecuali ada surat
6. Express B/L
Express B/L adalah B/L yang dikirim melalui faxcimile, dan untuk
7. Stale B-L
Stale B/L merupakan B/L yang sudah "basi" karena B/L tersebut
8. Switch B/L
Switch B/L merupakan B/L, yang diganti. Hal seperti ini biasanya
Dalam jenis B/L ini nama shipper yang tercantum dalam L/C
shipper lain. Syarat penggunaan B/L jenis ini adalah jika L/C
dipergunakan.
mencharter kapal.
32 Rivai Wirasasmita: Kuidah Bangun;Yosc Arie Purnomo, Se1tik Beluk Kredit Berdokumen
dan Peraturan Devisa, ( Bandung: Pionir Jaya,1999 ) halaman 138
a. Shipper (pengirim/eksportir);
importir.
C.6. Tanggung jawab Eksportir terhadap Bill of Lading dalam Letter of Credit
Letter of Credit.
Penyimpangan dari syarat-syarat yang tercantum dalam L/C
dapat dijadikan alasan Bank untuk menolak pembayaran. Hal ini berarti
dikirimkan. Salah satu hal yang harus diperhatikan eksportir terhadap B/L
adalah penanggalan yang terdapat pada B/L. Dalam Article 22a UCP
dokumen harus diserahkan pada atau sebelum tanggal jatuh tempo dari
L/C tersebut.
hari setelah tanggal Bill of Lading. Hal ini tercantum dalam Article 43a
33
Amir, MS. Op.cit. halaman 83
1. B/L yang diajukan harus merupakan seperangkat dokumen sah yang
persayaratan kredit.
6. Tidak ada klausul tambahan luar biasa pada konosemen yang secara
unclean.
(expired).
Discrepancies)
(Uncorrectable Discrepancies)
34
Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, ( Jakarta: Penerbit Erlargga,1996 halaman 211
Uncorrectable discrepancies adalah penyimpangan-
BAB III
METODE PENELITIAN
suatu metode yang tepat agar dapat menganalisa masalah secara akurat
analisa dan konstruksi terhadap data yang telah dikumpulkan dan diolah.35
35 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normal & Suatu Tinjauan Singkat, (
Jakarta : Rajawali Pers, 2003 ), halaman 1
36
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, ( Jakarta : UI Press, 1986 ), halaman 7
melaksanakan Penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap.
belum diketahui.
interdisipliner.
Jual Beli Dengan Menggunakan L/C (Letter Of Credit) Pada CV. Golden Teak
Garden Semarang”
menyatakan:
37
Ibid, halaman 6
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa metodologi merupakan bagian
A. Metode Pendekatan
antara lain:
38
Soerjono Soekanto,Sri Mamudji,Op.cit, halaman 52
39
Ronny,Hanitijo Soemitro, MPH dan Jurimetri, ( Jakarta : Gahlia Indonesia,1980 ), halaman 64
1. Buku III KUH Perdata tentang Perikatan.
6. The Uniform Customs and Practice No. 500 Revisi Tahun 1993.
ensiklopedia.
B. Spesifikasi Penelitian
bersifat deskriptif analitis ini bertujuan agar hasil penelitian yang diperoleh,
40
H. Barda Nawawi A, HM Martini Hardadi, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, ( Yogyakarta :
Gajahmada University Press, 1992 ) hal.42
cara pembayaran Letter of Credit serta memperoleh gambaran mengenai
Letter of Credit.
Populasi biasanya sangat besar dan luas maka tidak mungkin untuk
meneliti seluruh populasi sehingga cukup diambil sebagaian saja untuk diteliti
sebagai sample. Untuk itu penulis mengambil sample yang mewakili populasi
sebagai berikut:41
41
Ronny,Hanitijo Soemitro, Op.cit, halaman 64
2. Obyek yang diambil sebagai sampel harus benar-benar merupakan
populasi.
pendahuluan.
Penulis mengambil sampel yang mewakili yaitu CV. Golden Teak Garden
ataupun sumber lain dengan pemisahan secara garis besar antara data
1. Data Primer
Observasi langsung
obyek penelitian.
teoritis berupa pendapat atau tulisan para ahli dan pihak yang
perundang-undangan.
metode kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif analitis yaitu apa yang
tesis.42
BAB IV
A. Hasil Penelitian
CV. Golden Teak Garden berlokasi di Jl. Puri Executive A1/31 Puri
perusahaan ini telah berhasil menembus pasar dunia seperti Eropa, Timur
Tengah, Amerika Serikat dan Asia. Sejak didirikan perusahaan ini memang
berorientasi ekspor. Agar ticlak kalah bersaing dipasar dunia, maka CV.
42 H. Mursaleh dan Musanef, Pedoman Membuat Skripsi, ( Jakarta : Gunung Agung, 1985
), halaman 18
Supaya produk yang diproduksi lebih dikenal dalam dunia internasional
dibidang industri mebel kayu, seperti meja, kursi, lemari, style yang dihasilkan
1. Memberi rasa aman bagi CV. Golden Teak Garden sendiri, mendapatkan
3. Risiko yang harus diliadapi oleh kedua belah pihak berkurang dengan
harus dipatuhi oleh eksportir agar dapat menarik uang dari L/C yang
tersedia.
Namun demikian, LC juga mempunyaj kelemahan-kelemahan
2. Besamya biaya yang harus ditanggung oleh importir dan eksportir dalam
kaitannya dengan jasa Bank, yaitui: biaya komisi, biaya bunga, biaya
Golden Teak Garden terutama staff bagian L/C, kurangnya tenaga kerja
Prosedur yang harus dilalui oleh CV. Golden Teak Garden dapat
5
2
4
7
ADVINSING BANK
3 ISSUING BANK
NEGOTIATING BANK
6 OPENING BANK
PAYING BANK
Keterangan :
eksportir membuka L/C itu disebut Opening Bank. Opening Bank inilah
applicant.
pembukaan L/C dalam bentuk tertulis itu disebut L/C Confirmation yang
advising bank. Surat pengantar itu disebut L/C advis, sedangkan eksportir
penerima L/C disebut Beneficiary dari L/C itu. Bila Advising Bank diminta
tertulis oleh Opening Bank untuk turut menjamin pembayaran atas L/C
Ekspor dan Pajak Ekspor Tambahan melalui advising Bank, mengurus izin
muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di pelabuhan muat. Setelah
yang disepakati.
jumlah yang ditagih oleh eksportir dari dana L/C yang tersedia.
Bank, mengurus izin muat kepada Kantor Inspeksi Bea dan Cukai di
setelah mendapat persetujuan muat dari Pejabat Bea dan Cukai. Dan telah
diteliti baik berupa penelitian dokumen maupun penelitian fisik, dalam hal
; atau ;
Pejabat Bea dan Cukai memberikan jaminan bahwa barang yang diekspor
Salah satu hal pokok yang perlu diperhatikan oleh eksportir dalam
44
http://www. beacukai.go.id
dokumen ini sangat penting karena Bank membayar atas dokumen yang
diserahkan oleh eksportir yang telah sesuai dengan L/C. Dan pembayaran
diisyaratkan dalam L/C atas dasar L/C yang dibuka oleh sebuah bank untuk
2. Commercial Invoice
paling penting karena mempunyai sifat jaminan atau pengamanan. Asli B/L
menunjukkan hak pemilikan atas barang - barang dan tanpa B/L tersebut
seseorang atau orang lain yang ditunjuk tidak dapat menerima barang -
dan sebagai bukti atau pemilikan barang. Dengan Bill of Lading ini importir
45
Hasil wawancara dengan Chndra Wicaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden
bank harus lebih memperhatikan B/L sehingga tidak ada discrepancies yang
akan merugikan eksportir. Hal - hal yang harus diperhatikan terhadap B/L :46
asli yang lengkap, seperti yang dikeluarkan. Jumlah B/L asli yang
5. Sifat dari B/L adalah Clean. Tidak ada klausul tambahan luar biasa pada
B/L yang secara tegas menerangkan keadaan tidak baik dari barang -
L/C. Apabi!a waktu tersebut tidak disebutkan dalam L/C, bank akan
46
Hasil wawancara dengan Chndra Wicaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden
menolak dokumen yang disampaikan kepadanya lewat dari 21 hari, dari
9. Uraian barang - barang pada B/L tidak boleh berlawanan dengan yang
terdapat di L/C.
10. Bukti bahwa barang - barang telah dimuat di atas kapal (on board). On
11. Dalam C&F atau C. I. F harus tercantum kata – kata : freight prepaid.
tidak bisa diperbaiki langsung oleh eksportir tanpa adanya persetujuan dari
syarat L/C.
dokumen yang telah ditentukan, antara dokumen yang satu dengan yang
lain tidak konsisten, melampaui batas akhir tanggal pengapalan, L/C sudah
lengkap, adanya kesalahan ketik atau kesalahan serta yang diterima, tidak
47
Roselyne Hutabarat, Transaksi Ekspor Impor, ( Jakarta: Penerbit Erlargga,1996) halaman 211
tanda tangan pada dokumen yang bersangkutan, isi dokumen tidak sesuai
dokumen yang dialami CV. Golden Teak Garden dalam transaksi ekspor
diperbaiki, dalam hal ini CV. Golden Teak Garden masih bisa
memperbaiki.
48
Hasil wawancara dengan Chndra Wicaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden
Garden setelah adanya pemberitahuan mengenai kesalahan
memproduksi.
Garden berupa jumlah dollar / amount dalam hal ini terjadi karena
jumlah dollar dalam invoice dengan yang tertera dalam L/C tidak
sesuai. Hal ini disebabkan karena komoditi yang diekspor oleh CV.
faktor :49
49
Hasil wawancara dengan Chndra Wicaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden
barang yang mengakibatkan pengiriman barang melampaui batas
(amount) yang tertulis dalam invoice tidak sesuai dengan jumlah amount
d. Karena adanya prinsip dagang yang tidak jujur yang dilakukan importir.
B. PEMBAHASAN
1. Pembeli dan penjual mengadakan perjanjian jual beli atas suatu barang
Contract.
3. Kredit Advis ini dikirim oleh Issuing Bank kepada Advising Bank ;
50
Etty Susilowati Suhardo, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam Perdagangan Luar Negeri (
Semarang: FH UNDIP, 2001 ) halaman 49
dalam kredit advis, maka penjual segera menyiapkan barang - barang,
dikirim.
dokumen lain yang diisyaratkan kepada Advising Bank atau bank lain
negosiasi.
a. Pembayaran Tunai
b. Akseptasi
c. Negoisasi.
L/C, maka Bank tersebut dapat mengambil alih (menegoisasi wesel itu
atas dasar kuasa dari pihak Bank pembuka. Kemudian mengirimkan
telah disepakati.
antara kedua beleh pihak (eksportir dengan importir). Di dalam suatu Sales
hal yang dianggap penting. Sales Contract atau perjanjian jual beli harus
antara satu orang atau lebih yang masing masing pihak bertempat tinggal
adalah melalui darat, laut, udara. Dan cara penyerahan barang disertai
KUHPerdata secara khusus memang tidak diatur mengenai Ekspor impor ini
tetapi secara umum ketentuan Bab V buku ke III tetap berlaku bagi
perjanjian jual beli tunduk pada hukum perjanjian pada umumnya yang
diatur dalam :
4. Pasal 1457 KUH Perdata menyebutkan definisi perjanjian jual beli secara
impor merupakan cara pembayaran yang dianggap paling aman, baik bagi
Pengertian L/C menurut UCP No. 500 tahun 1993 tercantum dalam
1. L/C menjadi jembatan bagi eksportir maupun importir yang terpisah oleh
negara dan apabila belum saling kenal dengan baik. L/C akan
3. Bagi importir dengan adanya L/C tersebut berarti dengan dana minimum
51
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Transaksi Bisnis Internasional Ekspor Impor dan
Imbal Beli, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2001 ) halaman 29
pembayaran lain tetapi L/C juga mempunyai kelemahan. Kelemahan
Penyimpangan Dokumen/Discrepancies
tersebut apakah telah sesuai dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam L/C
dalam hal ini. Mengingat Bank adalah sebagai pihak perantara yang
dokumen tersebut.
Di dalam peraturan yang mengatur tentang L/C yaitu UCP Revision, ICC
1993 disebutkan :
diatur dalam UCP No.500 Tahun 1993. Dokumen-dokumen yang secara nyata
tidak sesuai dengan yang lainnya akan dianggap sebagai tidak sesuai dengan
harus diserahkan eksportir harus sesuai dengan ketentuan dan syarat yang
disebutkan dalam L/C beserta perubahannya, maka Bank akan segera meneliti
kelengkapan dan kebenaran formal dari dokumen tersebut dan sesegera
yang baik oleh Bank. Sebab kekurangtelitian dan ketidakcermatan Bank dalam
meneliti dokumen ini akan mengakibatkan kerugian baik oleh eksportir maupun
importir.
bank adalah UCP No.500 tahun 1993, Surat Keputusan dan Surat Edaran dari
Bank Indonesia yang berlaku dan kebijaksanaan yang dikeluarkan oleh bank
yang bersangkutan. 52
dokumennya. Karena dokumen yang tidak sesuai dengan L/C akan merugikan
52
Hasil wawancara dengan Chandra Wicaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden Semarang
53
Roselyne Hutabarat, Op.cit. halaman 205 - 208
penentuan dokumen tersebut mungkin dipenuhi oleh eksportir. Kemudian
setelah sampai kepada Bank yang mengadvis L/C tersebut kepada eksportir
setempat. Dalam hal eksportir tidak sanggup memenuhi persyaratan, L/C yang
discrepancies.
merebut pasar;
54
Etty Susilowati Suhardo, Op.cit. halaman 89
dari adanya penyimpangan dokumen ini adalah eksportir tidak akan
berdasarkan dokumen.
dokumen ini adalah petugas Bank yang menegoiser tidak bisa langsung
tersebut dianggap kecil. Oleh karena itu perlu kiranya diperhatikan oleh petugas
55
Hasil wawancara dengan Chandra Witjaksono, Direktur CV, Golden Teak Garden Semarang
Bank hal–hal yang harus dinyatakan kepada importir importir tersebut, antara
lain: 56
tersebut;
(waktu jatuh tempo masih panjang), maka bank yang bersangkutan akan
dapat dilengkapi, diperbaiki, serta disesuaikan dengan syarat L/C. Setiap koreksi
tersebut, harus dibubuhi Stempel koreksi serta paraf dari pihak yang berwenang.
minor discrepancies.
Discrepancies)
importir (non-delivery).
c. Biaya polis
Salah satu dokumen yang penting dalam transaksi ekspor impor adalah
dokumen pengangkutan yaitu Bill of Lading. Karena dengan adanya B/L ini
Shipper : pengirim/beneficiary
tentang
tibanya barang
(penerima barang/importir).
58
Soperiyo Adhibroto, Letter of Credit: dalam teori dan praktek, ( Sernarang: Dahara Prize, 1992 )
halaman 22
c. Sebagai kuitansi pembayaran uang tambang (freight) apabila uang
Lading:
59
Amir, Ekspor impor: Teori dan Penerapannya , ( Jakarta : Penerbit PPM,2003 ), halaman 125
Tanggal penerbitan B/L atau on board sangat penting, antara lain untuk:60
syarat L/C, yakni dalam batas 21 hari dari tanggal penerbitan B/L, kecuali
dinyatakan lain dalam L/C atau kecuali dengan jelas dinyatakan bahwa
sejak tanggal pengapalan, harus diberi tanggal tidak lewat dari tanggal
penerbitan B/L.
Bank dalam meneliti atau memeriksa B/L, mengacu pada ketentuan UCP
yaitu UCP No.500 tahun 1993, hal-hal yang ditentukan dalam L/C dan tidak
Practise for Documentary Credits (UCP) no 500 tahun 1993, kecuali apabila
60
Roselyne Hutabarat, Op.cit. halaman 66
Eksportir bertanggung jawab melengkapi dokumen-dokumen yang
didalamnya Bill of Lading, harus sesuai dengan kondisi syarat kredit. Dimana
dijadikan alasan Bank untuk menolak pembayaran. Hal ini berarti eksportir
persyaratan kredit.
61
Amir, MS.Op.cit. halaman 83
setidak-tidaknya merupakan penjelasan umum dari barang yang
6. Tidak ada klausul tambahan luar biasa pada konosemen yang secara
unclean
1. Charier party13/1,
3. Nama pihak yang harus diberitahu setibanya barang (notify party) tidak
8. B/L yang yang diajukan termasuk B/L kotor atau Unclean B/L
62
Op.cit. halaman 209
10. Catatan on board tidak diberi tanggal dan tidak ditandatangani
12. Tidak terdapat catatan Freight telah dibayar sebagaimana syarat L/C
(dapat diperbaiki).
63
Roselyne Hutabarat,Op.cit, halaman 224
pembuka.
1. Pada penyimpangan ringan atau yang masih dapat diperbaiki, Bank dapat
melakukan.
penyimpangan.
64
Etty Susilowati Suhardo,Op.cit, halaman 98-104
(on collection basis). Pihak Bank atas persetujuan eksportir akan mengurus
eksportir tersebut.
bersangkutan.
dan membetulkan semua kekeliruan itu dan eksportir dapat memberikan surat
oleh eksportir.
Dokumen penting dalam L/C adalah Bill of Lading karena B/L adalah
bukti bahwa barang telah dikirimkan kepada importir. Namun dalam B/L sendiri
discrepancies.
Berdasarkan basil penelitian, tanggung jawab eksportir terhadap Bill of
Lading adalah menyiapkan B/L sesuai dengan permintaan L/C dan apabila
berupa barang tidak sesuai dengan pesanan maka importir dapat melakukan
barang dari pelabuhan maka bank sudah menyelesaikan tugasnya dan importir
menurut CV. Golden Teak Garden, adanya pemberian diskon bagi importir dan
bila importir masih menuntut maka akan diberikan penggantian barang. Hal ini
sangat penting adalah Bill of lading. Oleh karena itu eksportir harus lebih berhati-
hati dalam penyiapan Bill of Lading agar tidak terdapat permasalahan yang
KESIMPULAN
5.1. KESIMPULAN
L/C berpedoman pada UCP No. 500 Tahun 1993. Di Indonesia ketentuan
devisa tunduk pada UCP No.500 tahun 1993. Secara umum ketentuan
adalah Bill of lading. B/L tersebut sebagai bukti bahwa eksportir telah
untuk menolak pembayaran. Hal ini berarti eksportir tidak menerima hak
disyaratkan dalam L/C. Namun apabila CV. Golden Teak Garden dapat
menghambat.
5.2. SARAN-SARAN
dipergunakan;
1. Pelaksanaan pembayaran dengan L/C pada transaksi ekspor impor perlu
lancar.
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes Moerjono, Melangkah Menuju Ekspor Suatu Petunjuk Praktis, 1993
Amir M.S. Seluk-beluk dan Tehnik Perdagangan Luar Negeri; Suatu Penuntun
IMPOR & EKSPOR. 1991
Amir, Letter of Credit: dalam Bisnis Ekspor Impor, (Jakarta: Penerbit lPM, 2002),
David D. Command, “The Uniform Commercial Code Law Journal.” Vol.17 Num
1, Summer 1984
Etty Susilowati Suhardo SH.MS, Cara Pembayaran dengan Letter of Credit dalam
Perdagangan Luar Negeri ( Semarang: FH UNDIP, 2001 )
Gunawan Widjaja & Ahmad Yani, Seri Hukum Bisnis: Transaksi Bisnis Internasional
Ekspor Impor dan Imbal Beli, ( Jakarta: Rajawali Pers, 2001 )
Henry D. Gabriel, Standby Letter of Credit Does the Risk Out Weigh the Benefits?
Columbia Business Law Review, vol 1988 Num3
H. Mursaleh dan Musanef, Pedoman Membuat Skripsi, (Jakarta : Gunung Agung,
1985),
Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normal & Suatu Tinjauan
Singkat, (Jakarta : Rajawali Pers, 2003),
Ramlan Ginting, Letter of Credit: Tinjauan Aspek Hukum dan Bisnis, ( Jakarta:
Salemba empat, 2000 )
UCP 500, Artikel 2. Lihat juga misalnya kasus Bank of N,C,N,A v Rock Island Bank,
570 F.2d 202
LAMPIRAN