Anda di halaman 1dari 87

PENERAPAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

PADA PD. PASAR KOTA MEDAN

Oleh :

Alha Ghitasya Siregar

NIM : 52144003

Program Studi

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
PENERAPAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN

PADA PD. PASAR KOTA MEDAN

SKRIPSI

Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Pada Jurursan Akuntansi Syariah

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Oleh :

Alha Ghitasya Siregar

NIM : 52.14.4.003

Program Studi

AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

MEDAN

2018
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
ABSTRAK
Alha Ghitasya Siregar (2018), “ Penerapan Pengakuan Pendapatan
dan Beban Pada PD. Pasar Kota Medan.” Dibawah bimbingan Dr. Nurlaila,
SE, MA Pembimbing Skripsi I dan Kusmilawaty, SE. Ak. M.Ak Pembimbing
Skripsi II.
Aspek-aspek masalah yang diteliti oleh penulis yaitu mengenai pencatatan
transaksi pengakuan pendapatan dan beban pada PD. Pasar Kota Medan. Tujuan
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan pengakuan
pendapatan dan beban yang dilakukan PD. Pasar Kota Medan apakah sesuai
dengan standar akuntansi atau tidak. Teknik Analisis data yang digunakan adalah
dengan pendekataan kualitatif serta data yang digunakan yaitu data primer yang
diperoleh dari hasil wawancara dan data sekunder dari dokumen-dokumen
pencatatan pendapatan dan beban PD. Pasar Kota Medan. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa penerapan pengakuan pendapatan dan beban di PD.Pasar Kota
Medan belum sepenuhnya menerapkan pengakuan pendapatan dan beban sesuai
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 23). Mereka melakukan
pencatatan tidak dengan penjurnalan tetapi saat terjadi pendapatan mereka
mencatat dibuku piutang dan saat penerimaan mereka mencatatnya di bagian
kredit buku piutang. Begitu juga dengan pencatatan beban, saat terjadi tagihan
mereka mencatatnya di buku harian beban dan saat melakukan pembayaran
mereka mencatatnya di buku kas umum perusahaan.

Kata Kunci: PSAK No. 23, Akuntansi pengakuan pendapatan, pengakuan beban

i
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


ّ ‫من‬ِ ‫الر ْح‬ ‫بِ ْس ِم ه‬
‫اَّللِ ه‬
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah
SWT Tuhan semesta Alam atas segala nikmat kesehatan, nikmat rezeki, nikmat
umur yang panjang dan nikmat kelapangan waktu yang telah Allah beri kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENERAPAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN PADA PD.
PASAR KOTA MEDAN”. Tak lupa Shalawat dan salam senantiasa Penulis
haturkan kepada Suri Tauladan Umat Islam, sosok Mulia ialah Baginda
Muhammad SAW, semoga kelak kita masuk kedalam jajaran umat nya yang
mendapatkan naungan Syafaatnya di yaumil akhir kelak. Aamiin

Skripsi ini merupakan salah satu tugas akhir sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan pendidikan dan untuk memperloh gelar Sarjana (S1)
Akuntansi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.

Terselesaikannya skripsi ini tentunya berkat bantuan dari banyak pihak


yang telah ikut membantu secara materil maupun nonmateril. Pada kesempatan
ini, Penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada orang-orang yang
terkait didalam terselesaikannya skripsi ini. Terima kasih yang teristimewa kepada
dua makhluk luar biasa yang menjadi perantara lahirnya Penulis di muka bumi ini,
ialah kedua orang tua Penulis, ayah Alm. Sori Muda Siregar S. Sos dan Ibu Juliani
tercinta yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan tak pernah henti, doa
yang tak pernah putus kepada penulis. Salam cinta dan takjub penulis untuk kalian
berdua.

ii
Penulis juga ingin mengucakpan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Saidurrahman, M.Ag selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Andri Soemitra, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
3. Bapak Hendra Harmain, M.Pd selaku Ketua Jurusan Akuntansi Syariah
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara.
4. Bapak M. Ihksan ST.M.M selaku Penasehat Akademik dari Semseter I-
VIII, yang telah sangat banyak memberikan arahan, bimbingan, nasehat,
pemahaman dalam menyelesaikan akademik ini.
5. Ibu Dr. Nurlaila, S.E, MA dan Kusmilawaty,SE.Ak, M.Ak selaku
Pembimbing Skripsi I dan II, yang telah memberikan arahan, masukan,
dan bimbingan selama menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
memberikan ilmu yang luar biasa serta membantu penulis dalam kegiatan
perkuliahan.
7. Para pegawai PD. Pasar Kota Medan, terkhusus bapak Yusuf S.E selaku
pimpinan Kepala Bagian Perizinan Perusahaan PD. Pasar Kota Medan
yang telah banyak memberikan bantuan selama penulis melakukan
penelitian.
8. Kepada Saudara-saudara penulis tersayang, Yulvi Annisa Ahla Siregar,
Raihan Oza Samudera Siregar, Nayla Nazmira Siregar dan Aulia
Ramadhani Siregar yang telah menjadi pelengkap hidup penulis dan telah
memberikan dukungan dan doa sepenuhnya kepada penulis dalam
menyelesaikan akademik ini.
9. Kepada keluarga besar yang telah memberikan semangat serta doa dalam
pengerjaan skripsi ini.

10. Teruntuk teman-teman seperjuanganku Putri Syukria Lubis, Masroyati


Putri Z lubis, Siti Hardiyanti Batubara, Arni Fadillah Nst, Lidya Asterina,
Anggi Aulia Hafnizar, Masita, Rizka Phianita Sitorus, yang tergabung

iii
dalam Grup CS Squad, terimakasih telah memberikan banyak kenangan
dan pengalaman luar biasa dan telah menjadi teman terbaik selama masa
perkuliahan. Batal wisuda bareng ber sembilan, hiks.
11. Teruntuk teman dekatku Iqromi Maulana Pratama yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan skripsi.
12. Kosma terbaik sepanjang massa Aryo Azhari dan seluruh teman-teman
AKS-C 2014, yang sama-sama berjuang mencari ilmu Akuntansi Syariah
dari awal semester I sampai semester VIII ini. Sukses untuk kita semua.
13. Seluruh teman seperjuangan KKN kelompok 28 desa Kota Tengah
Kecamatan Dolok Masihul.
14. Seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin penulis tuliskan
semuanya, terimakasih atas dukungan dan kebersamaanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya, kepada Allah jualah penulis memohon ampun dan
menyerahkan diri, semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Aamiin.

Wassalam,
Medan, 02 Juli 2018
Penulis

Alha Ghitasya Siregar


NIM: 52.14.4.003

iv
DAFTAR ISI
Abstrak ................................................................................................... i
Kata Pengantar ..................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ v
Daftar Tabel........................................................................................... viii
Daftar Gambar ...................................................................................... ix
Daftar Lampiran ................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................ 6

C. Rumusan Masalah ........................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................... 6

E. Batasan Istilah ................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis ............................................................. 8

1. Pendapatan .................................................................. 8

a. Pengertian Pendapatan .......................................... 8

b. Karakteristik Dan Klasifikasi Pendapatan ............. 9

c. Unsur-Unsur Pendapatan ...................................... 11

d. Jenis Dan Sumber Pendapatan ............................... 11

e. Pengakuan Pendapatan ........................................... 13

f. Pengukuran Pendapatan ......................................... 21

g. Pelaporan Pendapatan ............................................ 23

2. Beban ......................................................................... 24

a. Pengertian Beban ................................................... 24

v
b. Jenis-Jenis Beban ................................................... 25

c. Pengakuan Beban ................................................... 27

d. Pengukuran Beban ................................................. 28

3. Hubungan Beban Dan Pendapatan ............................. 30

4. Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam

Pandangan Islam ............................................................... 31

B. Kajian Terdahulu ............................................................. 35

C. Kerangka Pemikiran ........................................................ 38

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian ...................................................... 40

B. Lokasi Penelitian ............................................................. 40

C. objek Penelitian ............................................................... 40

D. Sumber Data .................................................................... 41

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Bahan.................... 41

F. Analisa Data .................................................................... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................ 43

1. PD. Pasar Kota Medan ................................................ 43

a. Sejarah PD. Pasar Kota Medan .............................. 43

b. Visi dan Misi PD. Pasar Kota Medan .................... 44

c. Tugas Pokok PD. Pasar Kota Medan ..................... 44

d. Struktur Organisasi dan Pembagian

Tugas PD. Pasar Kota Medan ...................................... 45

vi
B. Pembahasan Penelitian .................................................... 53

1. Pendapatan PD.Pasar Kota Medan ............................. 53

a. Sumber Pendapatan PD. Pasar Kota Medan .......... 53

b. Pengakuan Pendapatan PD. Pasar Kota Medan ..... 54

2. Beban PD. Pasar Kota Medan .................................... 58

a. Jenis Beban PD. Pasar Kota Medan ....................... 58

b. Pengakuan Beban PD. Pasar Kota Medan ............. 59

BAB V PENUTUP

1. Kesimpulan ................................................................. 62

2. Saran ........................................................................... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Buku Kas Umum PD. Pasar Kota Medan ....................... 3
Tabel 1.2. Buku Harian Biaya PD. Pasar Kota Medan..................... 4
Tabel 1.3 Buku Kas Umum ............................................................. 4
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................ 33
Tabel 4.1 Buku Kas Umum PD. Pasar Kota Medan ....................... 53
Tabel 4.2 Jurnal Pendapatan sesuai PSAK 23 ................................. 54
Tabel 4.3 Buku Piutang ................................................................... 55
Tabel 4.4 Buku Harian Biaya PD. Pasar Kota Medan..................... 57
Tabel 4.5 Buku Kas Umum PD. Pasar Kota Medan ....................... 58
Tabel 4.6 Jurnal Beban Sesuai PSAK 23 ........................................ 59

viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ....................................................... 37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PD. Pasar Kota Medan .................... 44

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penerimaan kontrak TB. Bulanan PD. Pasar Kota Medan
Lampiran 2 Surat perintah membayar uang PD. Pasar Kota Medan atau bukti
pembayaran beban perusahaan
Lampiran 3 Buku kas umum PD. Pasar Kota Medan
Lampiran 4 Buku piutang PD. Pasar Kota Medan
Lampiran 5 Pendapatan Kontribusi Bulanan per 31 Mei 2018 PD. Pasar Kota
Medan
Lampiran 6 Daftar pertanyaan pengakuan pendapatan dan beban pD. Pasar kota
medan
Lampiran 7 Daftar Jawaban atas pertanyaan pengakuan pendapatan dan beban PD.
Pasar Kota Medan

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Laba menurut akuntansi adalah sebagai kelebihan pendapatan atas beban.
Dalam akuntansi, proses perhitungan laba dikenal dengan matching cost againt
revenue atau membandingkan pendapatan dengan biaya.1 Pendapatan adalah satu
akun yang sangat penting yang dilakukan sebagai bahan pertimbangan dalam
pengambilan keputusan. Sehingga pendapatan harus di tentukan secara tepat.
Dalam akuntansi pendapatan dan beban yang menjadi permasalahan
penting yaitu bagaimana perusahaan mengakui dan mengukur komponen
pendapatan dan beban dalam suatu periode tertentu. Pengakuan pendapatan dan
beban merupakan saat dimana sebuah transaksi harus diakui sebagai pendapatan
dan beban perusahaan. Sedangkan pengukuran pendapatan dan beban adalah
berapa besar jumlah pendapatan dan beban yang harus diakui dari setiap transaksi
yang terjadi pada suatu periode tertentu. Maka pengakuan dan pengukuran
pendapatan dan beban harus dilakukan dengan akurat agar perusahaan mampu
menyajikan laporan keuangan secara wajar.
Adapun metode yang digunakan dalam pengakuan pendapatan dan beban
yaitu cash basis dan accrual basis. Apabila cash basis yang digunakan maka
pendapatan diakui pada saat kas diterima dan beban dilaporkan pada saat kas
dibayarkan. Jadi, transaksi pendapatan dan beban yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi adalah transaksi-transaksi yang melibatkan arus kas masuk (Pendapatan)
dan arus kas keluar (Beban). Dan apabila accrual basis yang digunakan maka
pendapatan diakui pada saat pendapatan itu dihasilkan dan beban diakui saat
beban terjadi. Sehingga yang dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah transaksi-
transaksi pendapatan dan beban tanpa memperhatikan arus kas masuk dan arus
kas keluar. Maka jika terjadi piutang maka pendapatan dan beban tersebut akan
diakui. Sehingga standar akuntansi yang berlaku umum menerapkan Accrual
Basis sebagai dasar pencatatan akuntansi pada perusahaan menengah sampai skala

1
LM. Samryn, Pengantar Akuntansi (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2011), h. 110

1
2

besar. Karena jika semakin banyak piutang dan utang, dan dicatat menggunakan
cash basis maka transaksi perusahaan akan kacau dan tidak mencerminkan
kondisi yang sebenarnya. Hal ini dapat mengakibatkan informasi yang disajikan
dalam laporan laba rugi tidak tepat dan dapat menyebabkan kesalahan dalam
pengambilan keputusan oleh pihak manajemen perusahaan.2
Dalam mengakui dan mengukur pendapatan dan beban, perusahaan harus
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No 23, agar pengakuan dan
pengukuran pendapatan dan bebannya tidak terjadi kesalahan. Standar Akuntansi
Keuangan merupakan konsensus tentang pencatatan sumber-sumber ekonomi,
kewajiban, modal, hasil, biaya dan perubahannya dalam bentuk laporan
keuangan.3
Menurut PSAK No. 23 Pengakuan pendapatan pada perusahaan jasa
diakui saat penyerahan jasa yang dapat ditagihkan, dan pengakuan Beban diakui
dalam pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva, seperti
timbulnya kewajiban akibat garansi produk.
PD. Pasar Kota Medan merupakan salah satu badan usaha milik daerah
yang bergerak dibidang pelayanan masyarakat dalam pengelolaan area pasar,
membina pedagang pasar, ikut membantu stabilitas harga dan kelancaran
distribusi barang dan jasa. Pendapatan yang diperoleh perusahaan adalah berupa
penerimaan kontribusi tempat berjualan baik jangka waktu harian maupun
bulanan, memberikan jasa-jasa lainnya seperti jasa pembangunan, sarana listrik,
kebersihan dan pemeliharaan kondisi fisik di pasar serta melakukan penertiban
dan keamanan pasar.
Berdasarkan pengamatan yang penulis lakukan, pendapatan PD. Pasar
Kota Medan dicatat tidak dengan penjurnalan, untuk pendapatan harian dicatat di
buku kas umum dan untuk pendapatan bulanan di hitung dari buku piutang.
Begitu juga dengan beban pada saat terjadi beban di catat di buku harian biaya
dan saat pembayaran atas beban tersebut di catat di buku kas umum. Seperti data
berikut ini.
2
Mulyadi, Pemeriksaan Akuntansi Edisi Ketiga. (Yogyakarta: STIE YKPN, 2004), h. 132
3
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011 (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada), h. 153.
3

Tabel 1.1
BUKU KAS UMUM
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
Nomor Penerimaan Pengeluaran
Tanggal URAIAN Perkiraan
Urut (Rp.) (Rp.)
7 Juni Pasar Petisah 4101.01.4102. 1.150.000
2018 Tahap II 01.02.03
Pasar Medan 1103.01.08.41 1.090.000
Deli 02.02
Pasar 4101.01.4102. 930.000
Sukaramai 01
Pasar 4101.01.4102. 1.200.000
Helvetia 07
Medan
Pasar Sambu 4101.01.4102. 1.005.000
07
Pasar Glugur 4101.01.4102. 845.000
Kota 01.07
Sumber : Dokumen perusahaan

Dari data diatas, diketahui setiap ada pendapatan yang diperoleh dari
pelanggan langsung dicatat di buku kas umum dengan hanya mengakui nama
pelanggan dan jumlah kas yang diterima. Sedangkan untuk jenis pendapatan di
akui berdasarkan perkiraan atau kode pendapatannya.
Sedangkan untuk pendapatan bulanan langsung dicatat di buku piutang di
bagian debet dengan hanya mengakui piutangnya saja. Dan saat pelaporan jumlah
pendapatan dihitung dari bagian kredit piutang karena saat kas diterima di catat di
bagian kredit. Lalu jumlah tersebut dimasukan ke daftar pendapatan kontribusi
bulanan PD. Pasar Kota Medan. Data piutang terlampir dan daftar pendapatan
kontribusi bulanan PD. Pasar Kota Medan terlampir.
Tabel. 1.2
PD. Pasar kota Medan
Buku Harian Biaya
No Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Bukti (Rp) (Rp)
5 Mei Pembayaran biaya lembur
1.350.000
2018 supir dumptruk BK 8730 j
Pembayaran biaya 2.941.000
4

honorarium personel Polda


Sumut atas pengamanan dan
penertiban PD. Pasar Kota
Medan
Pembayaran biaya extra
puding jaga malam pusat 985.000
pasar
Sumber Data : Dokumen Perusahaan
Dari data diatas, diketahui setiap terjadi beban di catat dalam buku harian
biaya tanpa penjurnalan dengan langsung menjelaskan jenis beban yang terjadi
dan jumlah pembayaran di catat di sisi debit, sama seperti pencatatan secara
accrual dimana beban di catat di sisi debit.

Tabel 1.3
BUKU KAS UMUM
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
Nomor Penerimaan Pengeluaran
Tanggal URAIAN Perkiraan
Urut (Rp) (Rp)
7 Juni Dibayarkan kepada
2018 Hadi kebersihan PD.
Pasar Kota Medan
untuk pembayaran 5501 1.350.000
biaya lembur supir
dumptruk untuk bulan
mei 2018
Dibayarkan kepada
Romel Iskandar
Ginting, St Kabag
kepegawaian PD. 5605 2.941.000
Pasar Kota Medan
untuk pembayaran
biaya Honorarium
5

personel PoldaSumut
atas pengamanan
dan penertiban PD.
Pasar Kota Medan
untuk bulan mei
2018
Dibayarkan kepada Ir.
Ferdianto koordinator
pegawal jaga malam
pusat pasar untuk
5605 985.000
pembayaran biaya
extra puding jaga
malam untuk bulan
mei 2018
Sumber data : Dokumen perusahaan
Saat di keluarkan kas untuk pembayaran beban maka di catat langsung di
buku kas umum di sisi kredit. Seperti tabel diatas.
Dari penjelasan di atas terjadi permasalahan dalam pencatatan pengakuan
pendapatan dan beban dimana PD. Pasar tidak melakukan penjurnalan sesuai
standar akuntansi dan tidak mencatatnya di buku khusus pendapatan sehingga
tidak terlihat jelas pendapatan yang bertambah dan terjadi kesulitan jika mengukur
pendapatannya dan untuk pengakuan bebannya terjadi permasalahan dalam
pengakuan hutangnya karena tidak terlihat jelas saat mencatat beban yang terjadi.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul
“Penerapan Pengakuan Pendapatan dan Beban Pada PD. Pasar Kota
Medan”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka identifikasi masalah pada
penelitian ini yaitu PD. Pasar Kota Medan tidak melakukan penjurnalan transaksi
sesuai standar akuntansi.
6

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibuat maka peneliti merumuskan masalah
“Apakah penerapan pengakuan pendapatan dan beban PD. Pasar Kota Medan
sudah benar sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Pasal 23 ?”

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


Tujuan peneliti mengadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah
Penerapan pengakuan pendapatan dan beban di PD. Pasar Kota Medan sudah
sesuai dengan PSAK No.23.
Kegunaan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah
pengetahuan tentang pengakuan pendapatan dan beban serta sebagai bahan
perbandingan antara teori dari berbagai sumber bacaan ilmiah dengan
praktik di lapangan.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan
mengenai kebijakan akuntansi yang tepat dalam mengukur dan mengakui
pendapatan dan beban operasionalnya.
3. Bagi pihak lain, diharapkan sebagai bahan referensi dan bahan informasi
tambahan khususnya pada jenis perusahaan yang sama, serta kepada pihak
akademik yang mengetahui lebih lanjut mengenai pengakuan pendapatan
dan beban.
4. Bagi Akuntansi Syariah, diharapkan sebagai bahan materi untuk pembeda
antara pengakuan pendapatan dan beban konvensional dengan syariah.

E. Batasan Istilah
Dalam penelitian ini, agar tidak keluar dari pembahasan dan mencapai
fokus yang diharapkan. Maka, peneliti perlu membuat batasan-batasan dalam
penulisan ini yaitu membahas mengenai penerapan Pengakuan Pendapatan dan
Beban yang sesuai dengan PSAK No. 23 dari dokumen pencaatan pendapatan dan
beban bulan mei-juni tahun 2018.
BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Tinjauan Teoritis
1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam perhitungan laba rugi, menunjukan pendapatan yang
diperoleh, beban yang dikeluarkan serta hasil usaha yang diperoleh dalam
satu periode, yang berakhir pada tanggal yang tertera di neraca.
Pendapatan merupakan hasil yang diperoleh atas kegiatan-kegiatan
perusahaan dalam satu periode. Pendapatan merupakan hal yang penting
karena pendapatan adalah objek atas kegiatan perusahaan. Pendapatan
timbul dari peristiwa ekonomi antara lain penjualan barang, penjualan
jasa, penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti, dan dividen.
Adapun defenisi pendapatan menurut PSAK 23 adalah arus masuk
kotor dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas
selama suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.4
Pengertian pendapatan dapat ditinjau dari aspek fisik dan aspek
moneter. Dilihat dari aspek fisik, pendapatan merupakan hasil akhir dari
suatu aliran fisik dalam proses menghasilkan laba. Hasil akhir dari aliran
fisik tersebut berupa barang/jasa yang dihasilkan dari proses
produksi.sementara itu, dari aspekmoneter, pengertian pendapatan dengan
aliran masuk aktiva berasal dari seluruh kegiatan operasi perusahaan.5
Pendapatan diartikan sebagai aliran masuk sumber-sumber atau
kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban dari suatu entitas (atau
kombinasi dari keduanya) dari penyerahan barang, penyediaan jasa, atau

4
Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Jakarta : Salemba
Empat, 2016), h. 204
5
Arfan Ikhsan dkk, Pengantar Akuntansi (Bandung : Citapustaka Media, 2014), h. 48

7
8

aktivitas lain yang merupakan operasi berkelanjutan atau usaha pokok dari
entitas terkait.6
Dalam pengertian ini pendapatan yang diperoleh dari transaksi
penyerahan barang atau jasa atau aktivitas usaha lainnya itu adalah
berhubungan langsung dengan kegiatan untuk memperoleh laba usaha
yang dapat mempengaruhi jumlah ekuitas pemilik.
Pendapatan diinterprestasikan sebagai :
1) Aliran masuk aset bersih yang berasal dari penjualan barang
dan jasa.
2) Aliran keluaran barang atau jasa dari perusahaan kepada
pelanggan, dan
3) Produk perusahaan yang dihasilkan dari penciptaan barang
atau jasa oleh perusahaan selama periode waktu tertentu.7
Pendapatan diartikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama
satu periode tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva
atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang
tidak berasal dari kontribusi penanam modal.8
Dari beberapa pengertian pendapatan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pendapatan adalah hasil yang di terima perusahaan melalui
aktivitas normal yang dilakukan entitas selama satu periode untuk
meningkatkan manfaat ekonomi dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban.
b. Karakteristik dan Klasifikasi Pendapatan
Setelah ditelaah secara cermat terhadap defenisi pendapatan
tersebut akan diperoleh beberapa karakteristik penting yang harus dimiliki
atau terdapat dalam suatu peristiwa atau transaksi untuk dapat diakui
sebagai suatu elemen pendapatan. Karakteristik pendapatan adalah sebagai
berikut :

6
Harnanto, Akuntansi Keuangan menengah (Yogyakarta: BPFE, 2003), h. 388
7
Ahmad Riahi Belkaoui, Teori Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 178
8
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar (Jakarta: Salemba Empat, 2005), h. 230
9

1) Pendapatan itu didasarkan pada transaksi sesungguhnya yang


dilibatkan oleh perusahaan dalam penghasilan utama yang
berasal dari penjualan barang dan jasa.
2) Pendapatan itu didasarkan pada dalil periode
3) Pendapatan itu didasarkan pada prinsip realisasi
4) Pendapatan memerlukan pengukuran yang berkenaan dengan
perusahaan.
5) Pendapatan itu menghendaki bahwa penghasilan yang telah
direalisasi selama periode harus berkaitan dengan biaya-biaya
relevan dengan penghasilan.9
Karakteristik pendapatan adalah bahwa pendapatan itu muncul dari
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan dalam mencari laba dan sifatnya
berulang ulang dan berkesinambungan.10
Dengan mengetahui sumber pendapatan, maka perusahaan dapat
mengadakan evaluasi dalam menargetkan yang akan diperoleh.
Pendapatan dapat dipandang dari beberapa sudut pandang yaitu:
1) Sudut pandang perusahaan yang dinyatakan dalam bentuk
rupiah.
pendapatan yang diperoleh perusahaan pada akhirnya
ditunjukkan dengan aliran dana yang masuk ke perusahaan dari
konsumen sebagai penukar produk perusahaan baik barang
ataupun jasa.
2) Dari sudut pandang perusahaan.
Pendapatan dipandang sebagaipendapatan netto yaitu
kelebihan aliran sumber ekonomi yang masuk diatas aliran
potensi jasa yang keluar dari kesatuan usaha dalam bentuk
biaya-biaya yang dapat dibebankan.
Dilain waktu Soemarso juga menjelaskan, pendapatan adalah
jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang
9
Ahmad Riahi Belkaoui, Teori Akuntansi (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 56
10
Henry Simamora, Akuntansi Basis Pengambilan keputusan bisnis (Jakarta: Jilid Satu
Penerbit Salemba Empat, 200), h. 359
10

dijual. Pendapatan juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal


(biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal
dari barang dan jasa yang dijual.
Transaksi yang bukan berupa produk pendapatan adalah:
1) Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa produk dari
perusahaan.
2) Revaluasi aktiva. Transaksi modal atau pendapatan yang
mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh
pemegang saham dan pemegang obligasi
c. Unsur-Unsur Pendapatan
Ada tiga unsur dalam pendapatan yaitu sebagai berikut:
1) Penjualan hasil produksi barang dan jasa merupakan unsur
pendapatan pokok perusahaan.
2) Imbalan yang diterima atas penggunaan aktiva atau sumber-
sumber ekonomi perusahaan oleh pihak lain dapat menjadi
unsur pendapatan lain-lain bagi perusahaan jenis lain.
Misalnya, pendapatan sewa untuk perusahaan penyewa
ruangan perkantoran menjadi unsur utama pendapatan
sedangkan ruangan yang tidak terpakai di perusahaan jasa yang
disewa oleh perusahaan lain maka pendapatan tersebut
merupakan pendapatan lain-lain.
3) Penjualan aktiva di luar barang dagang merupakan unsur
pendapatan lain-lain suatu perusahaan. Misalnya, jasa
penjualan gedung kantor, kendaraan bermotor, dan lain-lain.
d. Jenis Dan Sumber Pendapatan
Kesalahan dalam menentukan sumber dan jenis pendapatan yang
kurang tepat dapat mempengaruhi besarnya pendapatan yang akan
diperoleh dan berhubungan erat dengan masalah pengukuran pendapatan
tersebut.
Pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai
pendapatan operasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah
11

pendapatan yang diperoleh dari aktivitas utama perusahaan. Sedangkan,


pendapatan non operasi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari
kegiatan utama perusahaan.11
Jumlah nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai
transaksi tetapi tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya
pendapatan.Dalam penentuan laba adalah membedakan kenaikan aktiva
yang menunjukan dan mengukur pendapatan kenaikan jumlah nilai
nominal aktiva yang menunjukan dan mengukur pendapatan kenaikan
jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1) Transaksi modal atau endapan yang mengakibatkan adanya
tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2) Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “Barang
dagangan” seperti aktiva tetap, surat-surat berharga, atau
penjualan anak atau cabang perusahaan.
3) Hadiah, Sumbangan, atau Penemuan
4) Revaluasi Aktiva
5) Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan
produk.12
Dari beberapa pengertian mengenai pendapatan yang dibahas pada
bagian sebelumnya, perlu diketahui lebih lanjut jenis-jenis pendapatan
dalam perusahaan. Laba (income) dapat berasal dari sejumlah sumber daya
namun pendapatan (revenue) hanya berasal dari kegiatan utama
perusahaan, untuk itu dapatdibedakanjenis-jenis penerimaan yang
dimasukan (dicatat) kedalam pendapatan dengan jenis-jenis penerimaan
yang bukan merupakan pendapatan.13
e. Pengakuan Pendapatan
1) Pengertian Pengakuan

11
Soemarso, Akuntansi Suatu Pengantar II (Jakarta: Salemba Empat, 2003), h. 130
12
Rizal Yaya dkk, Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik Kontemporer
(Jakarta: Salemba Empat, 2009), h. 11
13
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), h. 14
12

Pengakuan adalah pencatatan suatu jumlah rupiah (biaya)


kedalam sistem akuntansi sehingga jumlah tersebut akan
mempengaruhi suatu pos dan tercermin dalam laporan keuangan. Jadi
pengakuan berhubungan dengan masalah apakah suatu transaksi
dicatat atau tidak. Standar akuntansi mengatur tentang pengakuan ini
dengan memberikan beberapa kriteria pengakuan yaitu syarat-syarat
apakah yang harus dipenuhi agar suatu transaksi dapat diakui serta
saat pengakuan.14
Pengakuan juga merupakan pencatatan suatu item dalam akun-
akun dan laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan,
beban, keuntungan atau kerugian.
2) Kriteria Pengakuan
Sebuah item dapat diakui secara formal, bila memenuhi salah
satu dari defenisi berbagai unsur laporan keuangan. Dalam Ikatan
Akuntansi Indonesia menjelaskan kriteria pengakuan sebagai berikut:
pos yang memenuhi defenisi suatu unsur harus diakui kalau :15
a) Ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi suatu yang
berkaitan dengan pos tesebut akan mengalir dari atau
kedalam perusahaan.
b) Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat
diukur dengan anda.
Menurut Dyckman terdapat empat kriteria mendasar yang
harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui, yaitu :
a) Defenisi
Suatu item atau informasi tertentu memerlukan defenisi
operasional yang jelas untuk bisa dimasukan ke dalam
elemen laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas,
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian)
b) Dapat diukur
14
Arfan Ikhsan dkk, Pengantar Akuntansi (Bandung : Citapustaka Media, 2014), h.46
15
Ikatan Akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan (Jakarta : Salemba Empat,
2002), h. 20
13

Suatu item tertentu harus dapat diukur dengan atribut yang


relevan untuk menentukan keandlaan daya ujinya, yaitu
karakteristik, sifat, atau aspek yang dapat dikuantifikasi
dan diukur, contohnya adalah biaya historis, biaya
sekarang, nilai pasar, nilai bersih yang dapat direlaisasi,
dan nilai sekarang bersih.
c) Relevan
Apabila digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan,
informasinya mampu menghasilkan manfaat tertentu.
d) Keandalan
Informasi mengenai tersebut dapat disajikan secara wajar,
dapat diuji dan netral.
3) Pengakuan Pendapatan
Permasalahan utama dalam akuntansi pendapatan adalah
menentukan saat kapan pendapatan diakui. Mengacu kepada prinsip
pengakuan unsur laporan keuangan di kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan (KDP2LK), dengan demikian,
pendapatan diakui ketika besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomi
akan mengalir ke dalam perusahaan dan nilai manfaat tersebut dapat
diukur dengan andal.16
Untuk masing-masing jenis pendapatan, berikut adalah
penjelasan mengenai saat kapan umumnya kedua kondisi tersebut
terpenuhi untuk dapat diakui sebagai pendapatan.
a) Penjualan Barang : umumnya pendapatan diakui pada saat
penjualan yaitu saat penyerahan barang.
b) Pendapatan Jasa : umunya pendapatan diakui saat
penyerahan jasa yang dapat ditagihkan.
c) Pendapatan yang berasal dari penggunaan aset, misalnya
pendapatan bunga, sewa atau royalti, umumnya

16
Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Jakarta : Salemba
Empat, 2016), h.207
14

pendapatan dapat diakui pada saat berlalunya waktu atau


pada saat aset digunakan.
d) Pendapatan yang berasal dari penjualan aset selain
persediaan, umunya pendapatan (keuntungan dari
pelepasan aset) diakui pada saat penjualan atau pertukaran.
Ketika ketidakpastian timbul dari kolektibiitas jumlah tertentu
yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak dapat
ditagih atau jumlah yang kemungkinan pemulihannya tidak besar lagi,
maka jumlah tersebut diakui sebagai beban, bukan penyesuaian
terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.
Kondisi yang tidak umum mungkin saja terjadi, misalnya
entitas mengakui pendapatan lebih cepat atau mengakui lebih lambat
daripada saat penjualan atau penyerahan barang. Pengakuan lebih
awal dapat dilakukan ketika terdapat kepastian yang tinggi atas jumlah
pendapatan yang dapat diakui. Pengakuan lebih lambat mungkin
terjadi ketika ketidak pastian yang tinggi terkait jumlah pendapatan
atau biaya atau saat dimana penyerahan barang dilakukan belum
terlihat penyelesaian proses perolehan pendapatan yang substansial.
Masalah lain yang mungkin muncul dalam pegakuan
pendapatan adalah kesulitan mengidentifikasi transaksi. Jika transaksi
pendapatan bersifat kompleks, maka kriteria pengakuan pendapatan
harus diterapkan untuk masing-masing komponen. Misalnya, jika
harga penjualan dari suatu produk termasuk jasa perawatan pasca-
penjualan. Dalam hal ini, jumlah yang dapat diidentifikasikan untuk
jasa tersebut ditangguhkan dan diakui sebagai pendapatan selama
beberapa periode kedepan selama jasa tersebut dilaksanakan paska
penjualan. Pembahasan mengenai syarat pengakuan pendapatan jasa
selama beberapa periode kedepan dibahas pada bagian pendapatan
jasa.17

17
Ibid, h. 208
15

Pengakuan pendapatan harus memenuhi kriteria pengakuan


seperti yang dikemukakan oleh IAI : pengakuan merupakan sutu
proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defenisi unsur serta
kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba rugi. Kelalaian
dalam mengakui pos semacam itu tidak dapat diralat melalui
kebijakan akuntansi yang digunakan melalui catatan atau materi
penjelasan.18
Pada tahap awal transaksi, seringkali perusahaan tidak dapat
mengestimasi hasil transaksi dengan andal, namun besar kemungkinan
perusahaan akan memperoleh kembali biaya yang terjadi. Pada
kondisi tersebut, pendapatan jasa diakui hanya sebesar jumlah beban
yang teah terjadi yang dapat dipulihkan. Karena hasil transaksi
tersebut tidak dapat diestimasi dengan andal, maka tidak ada laba yang
diakui.
Jika hasil transaksi tidak dapat diestimasi dengan andal dan
kemungkinan kecil biaya yang terjadi dapat dipulihkan, maka
pendapatan jasa tidak dapat diakui dengan biaya yang timbul diakui
sebagai beban.
Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh
pihak lain yang menghasilkan bunga,royalti,atau deviden diakui
sebagai berikut :
a) Pengakuan pendapatan bunga mengikuti konsep akuntansi
akrual. Pendapatan bunga diakui menggunakan metode
suku bunga efektif
b) Pendapatan royalti diterima dari penggunaan aset
perusahaan seperti paten, hak cipta musik dan film, akan
diakui berdasarkan garis lurus selama periode waktu
perjanjian royalti

18
Sofyan Syafri Harahap, Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011 (Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada), h. 249
16

c) Pendapatan deviden diakui ketika muncu hak pemegang


saham untuk menerima pembayaran dividen, yaitu tanggal
pengumuman dividen.19
Menurut Kriteria pengakuan pendapatan yang terdapat dalam
PSAK No. 23, suatu entitas dapat mengakui pendapatan jika
memenuhi kriteria dibawah ini :
a) Entitas telah memindahkan resiko dan manfaat
kepemilikan barang secara signifikan kepada pembeli
b) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya
terkait dengan kepemilikan atas barang atau apapun
melakukan pengendalian efektif atas barang yang
dijual
c) Jumlah pendapatan dapat diukur secara handal
d) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan
transaksi tersebut mengalir ke entitas
e) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan
dengan transaksi penjualan tersebut dapat diukur secara
handal.
Secara umum, ada beberapa kriteria yang dapat dijadikan dasar
untuk mengakui pendapatan. Menurut FASB (1980) dalam SFAC No.
5, kiteria tersebut adalah :
a) Telah terealisasi, yaitu bila telah terjadi transaksi
pertukaran antara barang yang dihasilkan perusahaan
dengan kas atau klaim untuk menerima kas. Atau, ada
kepastian akan segera terealisasi, dimana barang hasil
pertukaran dapat segera diubah (dikonversi) menjadi kas
atau klaim untuk menerima kas.
b) Syarat barang yang mudah dikonversi adalah memiliki
harga perunit yang pasti dan barang barang tersebut tidak

19
Dwi Martani dkk, Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK (Jakarta : Salemba
Empat, 2016), h. 215-217
17

terpengaruh oleh perubahan bentuk dan ukuran barang.


Misalnya logam mulia.
c) Mudah dijual tanpa memerlukan biaya yang besar
d) Pendapatan telah terbentuk, yaitu bila
kegiatanmenghasilkan barang dan jasa telah berjalan dan
secara substansial telah selesai.20
Dengan memperhatikan kriteria pengakuan pendapatan yang
telah dijelaskan, berikut merupakan waktu pengakuan pendapatan
yang umum digunakan. Yaitu:
a) Pendapatan diakui selama kegiatan produksi
Pendapatan dapat diakui meskipun produk yang dihasilkan
perusahaan masih dalam proses produksi. Prosedur yang
digunakan adalah persentase penyelesaian. Cara ini
umumnya dijumpai pada perusahaan kontraktor yang
mengerjakan proyek - proyek yang memakan waktu
beberapa periode akuntansi. misalnya, perusahaan
pembuat kapal, lokomotif, gedung dan jalan raya.
Pendapata dapat diakui secara periodik atas dasar
pekerjaan yang telah diselesaikan.
b) Pendapatan diakui saat produk selesai
Pengakuan pendapatan atas adasar ini biasanya dianggap
tepat untuk industri pertambangan, dan pertanian seperti
emas, timah gandum dan sebagainya. Pada jenis usaha ini,
umumnya produk yang dihasilkan memiliki harga yang
sudah pasti dan pemasarannya terjamin. Dengan demikian,
apabila produk tertentu dapat dipastikan akan terjual
dengan harga tertentu, maka pendapatan dapat diakui pada
saat selesainya produksi.
c) Pengakuan pendapatan pada saat penjualan

20
Arfan Ikhsan dkk, Pengantar Akuntansi (Bandung : Citapustaka Media, 2014), h. 49
18

Pada kebanyakan perusahaan, pengakuan pendapatan ini


merupakan dasar yang paling jelas dan obyektif dari pada
dasar pengakuan yang lain. Pengakuan pendapatan pada
saat penjualan didasarkan pada alasan yang mengarah
pada pengertian dan konsep pendapatan seperti berikut :
(1) Pendapatan merupakan jumlah nominal (rupiah) yang
menyatakan produk akhir operasi perusahaan. Oleh
karena itu, harus diakui dan diukur pada tingkat/titik
kegiatan yang menentukan dalam aliran kegiatan
operasi perusahaan
(2) Pendapatan harus benar-benar terjadi dan didukung
dengan timbulnya aktiva baru yang sah.21
Ada empat metode pengakuan dalam mengakui pendapatan
yaitu :
a) Full accrual, berdasarkan metode ini, pendapatan dari
penjualan diakui penuh tanpa memperhatikan apakah
pembayaran sudah diakui seluruhnya atau masih sebagian,
asalkan sudah memberi uang muka.
b) Installment method atau metode penjualan cicilan,
menurut metode ini, pendapatan lebih baik diakui ketika
kas diterima daripada saat penjualan.
Penerapan yang paling umum untuk metode ini adalah :
(1) Untuk barang dagangan, laba akan diakui sebesar
persentase laba (laba dibagi penjualan) dikalikan
penerimaan cicilan.
(2) Untuk real estate, dengan rumusan yang sama dengan
barang dagangan, maka rumus untuk mencari laba
yang direalisasi juga dapat diterapkan pada
perusahaan real estate, hanya terdapat beberapa
perbedaan dalam jurnalnya. Hal ini dikarenakan

21
Arfan Ikhsan dkk, Pengantar Akuntansi (Bandung : Citapustaka Media, 2014), h. 49-50
19

karakteristik perusahaan real estate berbeda dengan


perusahaan dagang.
(3) Cost recovery method ( Metode Perolehan kembali
Harga Pokok) Menurut metode ini, tidak ada laba
yang diakui untuk suatupenjualan sampai harga pokok
barang yang dijual diperoleh kembali melalui
penerimaaan kas.Setelah itu,semua penerimaan
berikutnya diaporkan sebagai pendapatan.Metode ini
hanya digunakan apabila keadaan-keadaan yang
melingkupi suatu penjualan sangat tidak pasti
sehingga pengakuan yang lebih awal tidak mungkin
dilakukan.
(4) Reduced profit method, Kriteria yang harus dipenuhi
apabila suatu perusahaan ingin menerapkan metode
ini, yaitu :
(5) Apabila pembayaran awal yang disyaratkan telah
terpenuhi.
(6) Pembayaran tiap tahun harus mencakup amortisasi
bunga dan hutang pokok dari pinjaman maksimal
penjual yang dapat diperoleh untuk properti tersebut.22
Ada dua dasar akuntansi mengenai pengakuan pendapatan
menurut teori Akuntansi, yaitu :
a) Dasar Kas (cash basis)
Bahwa pendapatan dan beban diakui pada saat penerimaan
dan pengeuaran kas (baik dalam bentuk uang tunai
maupun pembayaran melalui bank). Pengakuan dengan
dasar ini mempunyai kelemahan yaitu pada prinsip
matching antara pendapatan dan biaya karena mungkin
ada biaya-biaya yang harus diakui pada periode yang akan

22
Stice dkk, Akuntansi Intermediate, edisi kelima belas, terjemahan safrida dkkI (Jakarta:
Salemba Empat, 2005), h. 603
20

datang, contohnya biaya sewa, pendapatan sewanya diakui


pada periode saat ini. Jadi kedua pos tersebut menjadi
timpang (tidak match) dalam laporan laba rugi.
b) Dasar akrual (acrual basis)
Dalam dasar akrual, akuntansi mengakui pengaruh
transaksi pada saat transaksi tersebut terjadi. Apabila
terjadi transaksi pemberian jasa, penjualan barang atau
pengeluaran biaya, maka transaksi - transaksi tersebut
akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau
biaya, tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau
dikeluarkan.23
f. Pengukuran Pendapatan
1) Pengertian Pengukuran
Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah sebagai unit
pengukur pada suatu obyek yang timbul dari suatu transaksi keungan.
Jumlah rupiah hasil pengukuran akan dicatat untuk dijadikan data
dasar dalam penyusunan laporan keuangan. Standar akuntansi
memberikan berbagai dasar pengakuan yang dapat digunakan untuk
dapat menentukan berapa jumlah rupiah yang harus diperhitungkan
dan dicatat dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang
harus diperhitungkan dan dicatat dalam suatu transaksi atau berapa
jumlah rupiah yang harus diletakan pada suatu elemen atau pos
laporan keungan.
2) Pengukuran Pendapatan
Menurut PSAK No.23 Pendapatan harus diukur dengan nilai
wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Nilai wajar adalah
harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran. Nilai pendapatan

23
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah (Jakarta: Zikrul
Hakim, 2003), h. 10
21

biasanya dapat ditentukan dengan mudah dari kontrak atau


kesepakatan antara entitas dengan pembeli atau pengguna aset. Jumlah
tersebut merupakan jumlah yang diterima atau dapat diterima setelah
memperhitungkan diskon dagang dan potongan penjualan. Jika
transaksi pertukaran barang atau jasa yang tidak serupa tesebut
sebagian melibatkan aliran kas, mka pendapatan diukur pada nilai
wajar setelah disesuaikan dengan jumlah kas yang dialihkan.
Cara terbaik untuk mengukur pendapatan adalah dengan
menggunakan nilai tukar dari barang atau jasa. Nilai tukar ini
merupakan kas atau setara kas atau nilai sekarang dari tagihan-tagihan
yang diharapkan akan diterima dari transaksi pendapatan. Dalam
banyak situasi ini adalah harga yang telah disepakati dengan
langganan. Akan tetapi suatu pendapatan yang akan diterima harus
dibuat karena penjual harus menunggu sampai saat uang tunainya
diperoleh.
Ada empat dasar pengukuran yang dilakukan dalam akuntansi,
yaitu :
a) Harga pertukaran masa lalu (harga pokok historis)
Harga ini adalah harga pokok sumber daya tersebut saat
mendapatkannya. Biasanya digunakan untuk mengukur
persediaan, peralatan, dan aktiva lain.
b) Harga pertukaran pembeli
Harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga pokok
pergantian karena sumber daya yang ditimbulkan oleh
sumber daya yang diukur dengan harga beli yang berlaku
saat ini akan dibayar untuk memperoleh sumber daya
tersebut apabila sumber daya ini tidak dimiliki.
Contohnya: menerapkan aturan harga pokok terendah atau
harga pasar pada persediaan.
c) Harga pertukaran penjualan
22

Harga ini biasanya diidentifikasikan sebagai harga yang


berlaku saat ini dan kondisi harga kemungkinan besar
stabil atau perubahan tidak material, misalnya untuk
pertukaran logam mulia.
d) Harga pertukaran masa mendatang
Harga ini mencerminkan penerimaan tunai dimasa
mendatang dan mendiskontokannya terhadap nilai yang
berlaku sehingga realisasi dan kesetaraan pendapatan
dapat terjamin. Penggunaannya untuk menaksir harga
pokok dimasa yang akan datang atas dasar persentase
selesai atau penjualan kredit.24
g. Pelaporan Pendapatan
Pelaporan pendapatan suatu perusahaan biasanya dilaporkan pada
akhir periode akuntansi baik bulanan, kuartalan, semesteran atau
tahunan. Pendapatan yang dilaporkan dan disajikan dalam laporan
keuangan merupakan pendapatan yang telah terhimpun dan telah
direalisasi.
Pendapatan yang telah terhimpun ditandai dengan berlakunya
waktu sebagai pengakuan pendapatan pada periode tertentu.
sedangkan realisasinya ditandai dengan adanya tambahan aktiva baru
(kas atau piutang). Pendapatan harus dilaporkan pada waktu
ketidakpastian dapat dikurangi sampai tingkat yang dapat ditolerir.
Pendapatan yang dilaporkan dikelompokan atas pendapatan
operasi dan pendapatan non operasi agar informasi yang disajikan
lebih lengkap kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
laporan tersebut. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar
Akuntansi Penyajian Pendapatan meliputi : “Arus masuk bruto dari
manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama

24
Budi Mulia, “Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Menurut Psak 23 Pada PT
RAYA UTAMA TRAVEL MEDAN,” (http:// repository.usu.ac.id) Diakses 28 Desember 2017, h.
20-21
23

satu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.”25

2. Beban
a. Pengertian Beban
Pengertian Beban seringkali disamakan dengan Biaya.
Sebenarnya Beban dan Biaya memiliki perbedaan. Dimana Biaya adalah
pengeluaran yang belum habis manfaatnya, jadi harus dibebankan pada
periode berikutnya sedangkan Beban mencakup semua biaya yang telah
habis dipakai yang dapat dikurangkan dari pendapatan.
Menurut Harmanto memberikan pendapat tentang pengertian
biaya yaitu Biaya adalah nilai yang dikorbankan untuk memperoleh
barang atau jasa yang diukur dengan rupiah, penurunan aktiva atau
kenaikan kewajiban, sedangkan beban adalah biaya ynag bermanfaat dan
telah dikorbankan.26
Biaya adalah mengukur pengorbanan ekonomis yang dilakukan
utnuk mencapai tujuan organisasi (perusahaan). Untuk suatu produk,
biaya yang menunjukan ukuran moneter sumber daya yang digunakan
seperti bahan, tenaga kerja dan overhead. Untuk suatu jasa, biaya
merupakan pengorbanan moneter untuk menyediakan jasa.27
Defenisi Beban menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI)
menyatakan beban adalah penurunan manfaat ekonomis selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal.28

25
Nurdiana, “ Analisis Akuntansi Pendapatan dan Beban Pada PT. TUAH TANAH
MELAYU PEKANBARU ,” (http://repository.uin-suska.ac.id) Diakses 28 Desember 2017, h. 28-
29
26
Ibid, h. 29
27
Gayle L. Rayburn, Akuntansi Biaya (Jakarta : Erlangga, edisi kelima, 1999), h. 4
28
Ikatan Akuntansi Indonesia, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 dan 26
(Jakarta : Salemba Empat, 2004), h. 1
24

Adapun ruang lingkup dari beban, menurut Ikatan Akuntan


Indonesia adalah:
1) Beban mencakup baik kerugian maupun biaya yang timbul
akibat pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.
2) Beban yang biasa timbul dalam pelaksanaan aktivitas
perusahaan antara lain meliputi misalnya beban pokok
penjualan, gaji dan penyusutan.
3) Beban biasanya berbentuk arus kas keluar atau berkurangnya
aktiva seperti kas atau setara kas, persediaan atau aktiva
tetap. Sementara itu kerugian akan mencerminkan pos lain
yang memenuhi definsi beban yang mungkin dari aktivitas
perusahaanyang biasa. Kerugian merupaka manfaat ekonomis
yang pada dasarnya sama dengan beban yang lain.29
b. Jenis-Jenis Beban
Terdapat jenis-jenis beban yaitu sebagai berikut:
1) Beban Akrual
Beban akrual adalah beban yang masih harus dibayar (beban-
beban tertentu mungkin telah terjadi), tetapi pembayarannya
belum dilakukan sampai pada periode berikutnya. Pada akhir
periode akuntansi adalah perlu untuk menentukan dan
mencatat beban-beban yang telah terjadi ini meskipun
belum dibayarkan.
2) Beban Kredit Macet
Beban kredit macet adalah beban yang timbul atas tindakan
tertagihnya piutang usaha. Contohnya beban piutang ragu-
ragu, dan beban piutang yang tidak dapat ditagih
3) Beban Lain-lain
Beban lain-lain adalah beban yang berasal dari transaksi
peripheral (transaksi di luar operasi utama atau operasi
29
Rezki Rahmadani, “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada Pt. Rajawali Indah
Pekanbaru,” (http://repository.uin-suska.ac.id/5122) Diakses 16 Januari 2018, h. 35
25

sentral perusahaan) atau aktivitas sekunder perusahaan.


Contohnya adalah beban sewa dan bunga.
4) Beban Operasional
Beban operasional adalah beban-beban yang terdiri dari
beban penjualan, beban umum dan beban administrasi. Laba
ope-rasi dihitung dengan cara mengurangkan laba kotor
dengan beban operasional.
5) Beban Penjualan
Beban penjualan adalah beban-beban yang terkait langsung
dengan segala aktivitas toko atau aktivitas yang mendukung
ope-rasional penjualan barang dagang. Contohnya adalah
beban gaji atau beban upah karyawan, beban iklan, beban
perlengkap-an/keperluan, dan beban penyusutan per-alatan.
6) Beban Penyusutan
Beban penyusutan adalah pengakuan atas penggunaan
manfaat potensial dari suatu aktiva. Sifat beban penyusutan
secara konsep tidak berbeda dengan baban yang mengakui
pemanfaatan atas premi asuransi ataupun sewa yang dibayar
di muka selama periode berjalan. Beban penyusutan adalah
beban yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas. Alokasi
harga perolehan aktiva tetap dila-kukan dengan cara
mendebet akun beban penyusutan dan mengkredit akun
akumu-lasi penyusutan. Akun beban penyusutan akan tampak
dalam laporan laba-rugi, sedangkan akun akumulasi
penyusutan akan terlihat dalam neraca.
7) Beban Umum dan Administrasi
Beban umum dan beban administrasi merupakan beban-
beban yang dikeluarkan dalam rangka mendukung
aktiva/urusan kantor (administrasi) dan operasi umum.
Contohnya beban gaji, beban perlengkapan dan beban
penyusutan peralatan.
26

8) Beban yang Ditangguhkan.


Beban yang ditangguhkan adalah beban dibayar di muka/
pengeluaran-pengeluaran tertentu yang telah dibayarkan
namun atas barang atau jasa yang belum digunakan. Untuk
bagian dari pengeluaran-pengeluaran yang baru akan
digunakan dalam periode berikutnya memerlukan pengakuan
sebagai aktiva.30
c. Pengakuan Beban
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan menjelaskan tentang pengakuan beban sebagai
berikut:
1) Beban diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan
penurunan aktiva atau peningkatan kewajiban telah terjadi
dan dapat diukur dengan modal. Ini berarti pengakuan beban
terjadi bersamaan dengan kenaikan kewajiban dan atau
penurunan aktiva.
2) Beban diakuidalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara beban yang timbul dan pos penghasilan
tertentu diperoleh. Proses ini biasanya tersebut dengan
pengaitan pendapatan dan beban
3) Kalau manfaat ekonomi diharapkan timbul selain beberapa
periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan
hanya dapat ditentukan secara luas atau tidak langsung, beban
diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi
rasional dan sistematis. Hal ini sering terjadi dalam
penyusutan aktiva tetap dan amortisasi aktiva tetap tidak
berwujud.
30
Anis Wahdatana, “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada PT. Duta Satrya
Adhi Persada Banjarbaru,” (http://sia.stiepancasetia.ac.id) Diakses17 Januari 2018, h. 3
27

4) Beban segera diakui dalam laporan rugi kalau pengeluaran


tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau kalau
sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak memenuhi
syarat atau tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui.
5) Beban juga diakui dalam laporan laba rugi pada saat timbul
kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva, seperti timbulnya
kewajiban akibat garansi produk.
d. Pengukuran Beban
Menurut para ahli yang mendefenisikan beban sebagai penurunan
dalam aktivitas perusahaan suatu alat ukur yang logis adalah nilai pada
barang dan jasa pada waktu digunakan dalam operasi perusahaan. Dilain
pihak menganjurkan bahwa beban harus diukur berdasarkan transaksi
yang dilakukan dan pengeluaran kas yang ada sekarang atau yang akan
datang.
Menurut Hery terdapat 5 atribut pengukuran yang digunakan
dalam praktik akuntansi, yaitu:
1) Biaya historis
yaitu harga tukar barang dan jasa pada saat tanggal
pembelian. Contoh item yang diukur dengan biaya historis
adalah tanah, bangunan, peralatan, dan kebanyakan
persediaan,
2) Biaya pengganti
yaitu harga yang dibayarkan saat ini untuk membeli atau
menggantikan barang atau jasa yang serupa. Contoh item
yang diukur dengan biaya pengganti adalah beberapa
persediaan yang mengalami penurunan nilai sejak diperoleh.
Persediaan yang termasuk dalam katagori ini adalah
persediaan yang dimana jenisnya terus berkembang
mengikuti kemajuan teknologi, seperti komputer, telepon
genggam dan lain-lain. Sehingga dengan munculnya produk
28

jenis baru akan membuat harga dari produk jenis sebelumnya


menjadi turun.
3) Nilai pasar
yaitu harga jual aktiva yang berlaku di pasar saat ini. Nilai ini
merupakan exit value, dimana berbeda dengan biaya historis
dan biaya pengganti yang merupakan entry value atau input
value.
4) Nilai bersih yang dapat direalisasikan
yaitu jumlah kas yang diperkirakan akan diterima dari
konversi aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
Contohnya adalah nilai bersih piutang, yang merupakan nilai
piutang yang kemungkinan besar dapat ditagih atau
dikonversi menjadi kas.
5) Nilai sekarang atau nilai yang di diskontokan
yaitu jumlah bersih arus kas masuk atau arus kas keluar di
masa yang akan datang yang di diskontokan ke nilai
sekarangnya dengan tingkat suku bunga tertentu. Contoh item
yang diukur dengan nilai ini adalah piutang wesel jangka
panjang, utang obligasi, utang wesel jangka panjang, dan
aktiva yang disewa atas dasar capital lease.31
Pengukuran Beban yang paling umum ada 2 yaitu :
1) Biaya Historis, alasan utama untuk menganut biaya ini adalah
karena biaya historis asumsi dapat diverifikasi karena
merupakan pengeluaran secara tunai oleh perusahaan.
2) Harga Berjalan, karen pendapatan biasanya diukur
berdasarkan harga yang sedang berjalan maka sering
kali beban yang dibandingkan harus diukur dengan harga
berjalan. Pengukuran beban dengan harga berjalan memiliki

31
Suci Purigawati Ningsih, “Analisis Atas Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada
Perusahaan Jasa Konstruksi Studi Kasus Pada Cv. Taruna Bintan
Tanjungpinang”(http;//jurnal.umrah.ac.id)Diakses 17 Januari 2018, h. 6
29

keuntungan atau rugi yang timbul karena menahan aktiva


sebelum dipakai.

3. Hubungan Beban Dan Pendapatan


Secara operasional terdiri atas dua tahap untuk akuntansi beban.
Pertama, biaya dikapitalisasi sebagai aktiva yang mencerminkan gabungan
potensi atau manfaat jasa. Kedua, setiap aktiva dihapus sebagai beban untuk
mengakui proporsi dari aktiva potensi jasa yang telah habis masa berlakunya
dalam menghasilkan pendapatanselama periode.
Menurut Belkaoui hubungan antara pendapatandan bebantergantung
pada satu dari keempat kriteria:
a. Pengaitan langsung dari biaya yang habis masa berlakunya
dengan suatu pendapatan (misalnya, harga pokok penjualan
dikaitkan dengan penjualan terkait).
b. Pengaitan langsung dari biaya yang telah habis masa berlakunya
pada periode tersebut (misalnya, gaji pimpinan perusahaan untuk
periode tersebut).
c. Alokasi biaya sepanjang periode yang memperoleh manfaat dari
biaya tersebut (misalnya, depresiasi).
d. Membebankan semua biaya lainnya dalam periode terjadinya,
kecuali dapat ditunjukkan bahwa biaya-biaya tersebut memiliki
masa depan (misalnya, beban iklan).
Dalam penentuaan konsep penandingan pendapatan dan beban ditemui
kesulitan karena adakalanya beban yang timbul tidak dihasilkan pendapatan.
Oleh karena membandingkan beban dan pendapatan dalam penerapannya
cukup sulit bahkan dalam beberapa hal ditemui hubungan yang tidak
mungkin maka akuntan lebih menetapkan peraturan dan prosedur-prosedur
khusus atau kriteria dasar untuk waktu pengakuan beban, yaitu dengan
menarik perbedaan antara beban yang secara langsung berkaitan dengan
pendapatan yang dihasilkan dan beban yang terjadi dalam periode dimana
pendapatan diakui.
30

Beban yang secara langsung berkaitan dengan pendapatan dilaporkan


dalam periode yang sama dengan pendapatan yang diakui. Sedangkan beban
yang tidak secara langsung dengan pendapatan dibebankan pada periode
terjadinya.

4. Pengakuan Pendapatan dan Beban dalam Pandangan Islam


a. Akuntansi dalam Islam
Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan masalah kepatuhan dan
ketaatandalam berniaga dan pencatatan akuntansi khususnya penyajian
laporan keuangan seperti dalam Surah Al-Baqarah ayat 282
‫ا‬
َ‫بَاَ ْن‬ِ
‫ات‬‫ك‬َ َ‫ب‬ْ‫ٰي‬ ‫َل‬
‫و‬
َ
ٓۗ
َ
‫د‬ ‫ع‬ْ‫ل‬‫ا‬ِ
‫ب‬ َ
‫ب‬ِ‫ات‬‫ك‬َ َ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫ي‬ ‫ب‬
َّ ‫ب‬ ‫ْت‬‫ك‬ ‫ي‬ْ‫ل‬‫و‬ ٓۗ
َ
‫ه‬‫و‬ ‫ب‬ ‫ت‬ ‫ك‬
ْ ‫ا‬ ‫ف‬ ‫ى‬ ‫م‬
ِّ ‫س‬ ‫م‬
ُّ ٍ
‫ل‬ ‫ج‬‫ا‬
َ ‫ى‬ ۤ
‫ل‬ ِ‫اٰۤيَيُّهاالَّ ِذيَناۤمن َوآاِذَاتداي ن تمبِدي ٍنَا‬
ْ
ٌ َ َ َ َ ٌ ْ ْ ْ َ َ ُُْ َ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ ُ َْ َ َ ْ ُ َ َ ْ َ
ِ ْ ‫َعلَْي ِو‬ ِ ِ
َ‫س‬
ْ ‫َاْلَ ُّق ََولْيَ تَّقَهللاَ ََربَّوُ ََوَلَيَْب َخ‬ َ ‫بۗٓ َولْيُ ْمل ِلَالَّذ ْي‬
َْ ُ‫اعلَّ َموَُهللاَُفَ ْليَكْت‬
َ ‫بَ َك َم‬
َ ُ‫يَّكْت‬
َُ‫َى َوفَ ْليُ ْملِ ْل ََولِيُّو‬ ِ ِ ِ ‫َاْل ُّقَس ِفي هااَو‬
ُ ‫ضعْي ًفااَْوََليَ ْستَطْي ُعَاَ ْن َُُّّي َّل‬
َ ْ ً ْ َ َْ ‫َعلَْيو‬
ِ َ ‫ِمْن ه َشي ئاۗٓفَاِ ْنَكاَ َنَالَّ ِذي‬
َ ْ ًْ ُ

َ‫ض ْو َن َِم َن‬ ِ َّ ‫اش ِهْي َديْ ِن َِم ْنَ ِر َجالِ ُك َْمجفَِا ْن‬ ٓۗ ِ
ِ ْ َ‫ََّلَْيَ ُكو ََنر ُجل‬
َ ‫ْيَفَ َر ُج ٌل ََّو ْامَراَۤت ِنَِم َّْنَتَ ْر‬ َ ْ َ ‫استَ ْش ِه ُد ْو‬
ْ ‫ِِبلْ َع ْد َل َو‬
‫ا‬ ِ ‫ضلَاِح ۤدىهمافَت َذ ّكراِح ۤدىهماَاْﻼُخ ۤرىۗٓوَلَٰيْبَالش ا‬ ِ َ‫الشُّه َد اا ِءاَ َْنَت‬
َ‫ادعُ ْواۗٓ َوَلَتَ ْسىَ ُم ْوااَ ْن‬
ُ ‫ُّه َداءُا َذ َام‬
َ َ َ َ ْ َُ ْ َ َُ ْ ُ َّ َ
‫ا‬ ‫ا‬ ِ‫تَكْت ب وهَصغِي رااَوَكبِي رااِ اۤلَاَجلَِِوۗٓ ۤذل‬
َ‫َّه َادةِ َواَ ْد ٰۤنَاَََّلتَ ْرََتبُ ْوااَََِّلاَ ْنَتَ ُك ْو َن‬
‫لش‬ ِ‫َعْندهللاَِواَقْ ومَل‬
َ َُ َ َ ِ ‫ط‬ُ ‫س‬ْ‫ق‬
َ َْ‫ا‬ َ‫م‬ ‫ك‬
ُ َ ً ْ ْ ً ْ َ ُ ْ ُُ
َ‫ب‬ِ‫اضرًةتُ ِدي رونَىهاب ي نَ ُكمَفَلَيسَعلَي ُكمَجنَاحَاَََّلتَكْتُب وىاۗٓواَ ْش ِه ُدواااِ َذاتَباي عتُ َمۗٓوََليض اا َّرَكات‬
ِ ِ
ٌ َ ُ َ ْ َْ َ ْ َ َ ُْ ٌ ُ ْ ْ َ َ ْ ْ َْ َ ْ ُ ْ َ ‫ِتَ َارًة َح‬
﴾۲۸۲﴿‫َش ْي ٍء َعلِْي ٌم‬ ِ ِ ٓۗ
َ ‫َّوَلَ َش ِهْي ٌَد َوا ْنَتَ ْف َعلُ ْوافَانَّوَُفُ ُس ْوقٌبِ ُك َْم َواتَّ ُقواهللاََ َويُ َعلّ ُم ُك ُماهللَُ َوهللاَُبِ ُك ّل‬
ٓۗ ‫قلى‬ ٓۗ

Artinya:“Hai orang-orang yang beriman, apabila


kamubermu'amalahtidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar dan janganlah penulis
enggan menuliskannya asebagaimana Allah
mengajarkannya,mereka hendaklah ia menulis, dan
hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwakepada
31

Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi


sedikitpundaripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnyaatau lemah (keadaannya) atau
Dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka
hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang
lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka
(boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuandari
saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa
maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-
saksi itu enggan (memberiketerangan) apabila mereka
dipanggil dan janganlah kamu jemu menulishutang itu,
baik kecil maupun besar sampai batas waktu
membayarnya.yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah
dan lebih menguatkan persaksiandan lebih dekat kepada
tidak (menimbulkan)keraguanmu.(Tulislahmu'amalahmu
itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai
yangkamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamutidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli danjanganlah
penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu
lakukan (yang demikian), maka Sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan padadirimu. dan bertakwalah
kepada Allah. Allah mengajarmu dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu.”32

Maksud dari ayat diatas adalah menjelaskan tentang proses dari


akuntansi yaitu pencatatan dan dan informasi berupa jual beli, hutang
piutang dan sewa menyewa yang merupakan bagian dari laporan keuangan
dalam menyediakan informasi yang sangat penting bagi pengguna laporan
keuangan tersebut.

b. Pengakuan Pendapatan dalam pandangan islam.


Menurut Muhammad Baqir Ash-Shadr pendapatan yang berhak
diterima dapat ditentukan melalui dua metode. Metode pertama adalah
ujrah (kompensasi,imbal jasa, upah),sedangkan yang kedua adalah bagi
hasil.33

32
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Burhan, (Bandung : CV. Media Fitrah Rabbani
2012) hal. 48
33
Muhammad Ash-Sahdr Baqir, Buku Induk Ekonomi IslamI (Jakarta : Zahra, 2008), h. 25
32

Ada dua pandangan mengenai komponen pendapatan


yangdikemukakan oleh para ahli yaitu:
1) Pandangan luas atau komprehensif dari pendapatan
memasukkan semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan
investasi. Seperti firman Allahdalam surah Al-baqarah ayat
265 yang berbunyi :
ِ ‫ات‬
َ‫َهللا ََوتَثْبِْي تً ّام ْنَاَنْ ُف ِس ِه ْمَ َك َمثَ ِل‬ ِ ‫ومثلَالَّ ِذينَي ْن ِف ُقو َنَاَموا ََلمابتِ اَغَاءمرض‬
َ ْ َ َ ْ ُُ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ َ َ
َُ‫صْب َه َاوابِ ٌلَفَطَ َلّّ َ َوهللا‬ ِ ‫ََّلَي‬ ِ َِ ‫اضع َف‬
ِ ٍ ِ ‫ٍم‬
ُ َّْ ‫ْي َفَا ْن‬ ْ َ‫صابَ َه َاوابِ ٌلَفَاَۤت‬
ْ ْ ‫تَاُ ُكلَ َه‬ َ َ‫َجن ََّة بَربْ َوةا‬
‫قلى‬ ‫ج‬

﴾۲۳۲﴿َ‫صْي ٌر‬ ِ ‫ِِبَاتَعملُو َنَب‬


َ ْ َْ
Artinya :
“Dan perumpamaan orang-orang yang
membelanjakan hartanya karena mencari
keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa
mereka, seperti sebuah kebun yang terletak
di dataran tinggi yang disiram oleh hujan
lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya
dua kali lipat. jika hujan lebat tidak
menyiraminya,maka hujan gerimis (pun
memadai). dan Allah Maha Melihat apa
yang kamu perbuat”.34
Hubungan ayat ini dengan pandangan tersebut adalah bahwajika
semua penghasilan dari aktivitas bisnis dan operasi dimasukkansebagai
pendapatan sama halnya dengan membelanjakan harta untuksesuatu yang
bermanfaat atau memiliki nilai tambah yang lebih besar.
2) Pandangan yang lebih sempit dari pendapatan hanya
memasukkan hasil dari aktivitas penghasilan pendapatan dan
mengeluarkan laba investasi serta keuntungan dan kerugian
dari penjualan aktiva tetap. Pandangan ini mengharuskan
pemisahan yang jelas, dibuat antara pendapatan dengan
keuntungan dan kerugian.
Penjelasan pendapatan tentang upah dalam Al-Quran
memerintahkan kepada majikan untuk membayar pendapatan para pekerja
dengan bagian yang seharusnya mereka terima sesuai kerja mereka, dan

34
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Burhan, (Bandung : CV. Media Fitrah Rabbani
2012) hal. 45
33

pada saat yang sama dia telah menyelamatkan kepentingannya sendiri.


Demikian pula para pekerja akan dianggap penindas jika dengan memaksa
majikan untuk membayar melebihi kemampuannya.
Prinsip keadilan yang sama tercantum dalam surah Al-Jasiyah
ayat 22 yaitu :
ِ ‫َِب ْْل ِقَولْتُجَۤزىَ ُك ُّلَنَ ْف ٍَم‬ ِ َّ ‫وخلَقَهللا‬
﴾۲۲﴿ََ‫ت ََوُى ْم َََليُظْلَ ُم ْو َن‬
ْ َ‫س َِبَا َك َسب‬ ْ َ ِ‫ض‬ َ ‫َالس َۤم َۤوت ََو ْاَلَْر‬ُ َ ََ
Artinya : “Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan
tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri
terhadap apa yang dikerjakannya, dan mereka tidak
akan dirugikan.”35
Prinsip dasar ini mengatur kegiatan manusia karena mereka akan
diberi balasan di dunia dan di akhirat. Setiap manusia akan mendapat
imbalan dari apa yang telah dikerjakannya dan masing-masing tidak
dirugikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengakuan pendapatan berdasarkan Al-Quran diakui sesuai dengan
pekerjaan yang telah selesai dilakukan pada periode waktu tertentu.

c. Laba/Keuntungan Menurut Pandangan Islam


Hampir semua perusahaan di dunia ini mendirikan usahanya
dengan tujuan utnuk memperoleh laba. Pada sisi Allah SWT telah dengan
tegas mengatakan bila manusia hanya menginginkan keuntungan dunia,
maka keuntungan tersebut hanya akan ditambahkan meskipun dalam
jumlah yang sedikit menurut ukuran Allah. Artinya keuntungan
perusahaan tidak hanya menambah modal perusahaan namun juga dapat
bermanfaat bagi kemaslahatan umat.Seperti dalam surah An-Nahl ayat 14
yaitu :

َ‫ك‬ ‫ج‬ ِ ‫وىوالَّ ِذيَس َّخرالْبحرلِتَأْ ُكلُو ِامْن َوَ َْلماطَ ِرِّٰي َّوتَستَخ ِرجو ِامْنو‬
َ ‫َح ْليَةًتَ ْلبَ ُس ْونَ َها َ َوتَ َرىَالْ ُف ْل‬ُ ُْ ْ ْ ًْ ُ ْ َ ْ َ َ َ ْ َُ َ

35
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Burhan, (Bandung : CV. Media Fitrah Rabbani
2012) hal. 449
34

َ﴾۴۱﴿َ‫ضلِ ِو ََولَ َعاَّ ُك ْمَتَ ْش ُك ُرْو َن‬ ِ ِ ِ ‫مو‬


ْ َ‫اخ َلرفْي َِوَ َولتَ ْب تَ غُ ْو ِام ْنَف‬ ََ
Artinya : “Dan Dialah, Allah yang menundukkan lautan
(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya
daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai dan
kamu melihatbahtera berlayar padanya, dan supaya
kamu mencari keuntungan dari karunia-Nya, dan
supaya kamu bersyukur.”36

B. KAJIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh beberapa peneliti adalah sebagai berikut.

Tabel 2.1
N Nama Judul Tahun Hasil Persamaan Perbedaan
o Peneliti Penelitian Penelitian Penelitian
1 Dwi Pengakuan dan 2017 Hasil penelitian pada Meneliti Objek yang
Rinawati pengukuran PT.Megananda pengakuan berbeda dan
pendapatan Trans, metode yang pendapatan hanya
menurut PSAK diterapkan untuk sesuai melakukan
No. 23 pada mengakui PSAK No. penelitian
perusahaan pendapatannya 23 pengakuan
birojasa adalah metode dasar dan
perjalanan kas dimana pengukuran
pendapatan diakui pendapatan
pada saat
penerimaan
pembayaran.37
2 Eugenia Analisis 2017 Pengakuan Meneliti Objek yang

36
Departemen Agama RI, Mushaf Al-Burhan, (Bandung : CV. Media Fitrah Rabbani
2012) hal. 267
37
Dwi Rinawati,Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23 Pada
Perusahaan Biro JasaPerjalanan, Volume 6, Nomor 1, Januari 2017, (Http://ejournal.
Stesia.ac.id) Diakses tanggal 10 mei 2018
35

Rosalie pengakuan pendapatan pada PT. pengakuan berbeda, dan


dan Novi pendapatan Asuransi Tri Pakarta pendapatan standar
S. dan beban menggunakan dan akuntansi
Budiarso menurut PSAK metode accural basis beban yang berbeda
No. 28 pada yaitu pendapatan sesuai
PT. Asuransi diakui berdasarkan standar
Tri Pakarta kontrak efektif atau akuntansi
Cabang yang diperhitungkan
Manado sesuai dengan masa
manfaatnya
pencatatan
pengakuan beban
pada PT. Asuransi
Tri Pakarta telah
menggunakan
metode accrual basis
yaitu,beban klaim,
beban komisi.38
3 Pando Analisis 2016 Pengakuan Meneliti Objek yang
Magdalena pengakuan, pendapatan AJB pengakuan berbeda,
Ruttahun pengukuran Bumiputera tidak pendapatan melakukan
dan berdasarkan PSAK dan analisis
pengungkapan no. 36, karena untuk beban pengukuran
pendapatan premi kontrak sesuai dan
dan beban jangka pendek yang standar pengungkapa
berdasarkan diakui pendapatan akuntansi n dan Standar
Psak No. 36 AJB Bumiputera Akuntansi
pada AJB 1912 Manado pada yang berbeda

38
Eugenia Rosalie dan Novi S. Budiarso, Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban
menurut PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang Manado, Volume 06, Nomor 01,
2017(Http://ejournal.unsrat.ac.id) Diakses tanggal 10 mei 2018
36

Bumiputera periode kontrak dan


1912 Manado tidak mengakui
pendapatan pada
periode resiko yang
berbeda dengan
periode kontrak,
pengakuan dan
pengukuran beban
berdasarkan PSAK
No. 36 beban klaim
dalam AJB
Bumiputera 1912
Manado yaitu klaim
yang telah disetujui,
klaim dalam proses
penyelesaian dan
klaim yang terjadi
namun belum
dilaporkan39
4 May Penerapan 2017 Hasil penelitian di Meneliti Meneliti
Lestari Psak No.23 Perum Perumnas pengakuan pengakuan
atas pengakuan Regional 1 Medan pendapatan pendapatan
pendapatan mengakui sesuai jasa saja
jasa pada pendapatan dengan PSAK No. tidak
Perum menggunakan dasar 23 meneliti
Perumnas akrual (acrual pengakuan
Regional I basis). Jumlah beban dan
Medan pendapatan yang objek yang

39
Pando Magdalena Ruttahun, Analisis Pengakuan, Pengukuran dan Pengungkapan
Pendapatan Dan Beban berdasarkan Psak No. 36 Pada AJB Bumiputera 1912 ManadoVol.4 No.1
Maret 2016 (Http://ejournal.unsrat.ac.id) Diakses tanggal 10 mei 2018
37

diakui perusahaan berbeda.


sebesar harga jual
kepembeli.
sedangkan menurut
BUMN menerapkan
metode accrual
basis sebagai dasar
pencatatan
pengakuan
pendapatan
pengakuan terjadi
pada saat adanya
transaksi penjualan
jasa dan perjanjian

C. Kerangka Pemikiran
Pengakuan pendapatan dan beban merupakansuatukomponen yang
sangatberpengaruhkepadapenyajianlaporankeuangankhususnyadalamperhitunganl
abarugi.Sumber pendapatan pada PD. Pasar berasal dari penerimaan kontribusi
tempat berjualan baik jangka waktu harian maupun bulanan, memberikan jasa-
jasa lainnya seperti jasa pembangunan, sarana listrik, kebersihan dan
pemeliharaan kondisi fisik di pasar serta melakukan penertiban dan keamanan
pasar demi tujuan tercapainya rasa aman dan nyaman baik bagi pihak penjual
maupun bagi pihak pembeli yang ada di pasar.Selain sumber pendapatan PD.
Pasar juga memiliki jenis-jenis beban yang dapat membantu kelancaran operasi
perusahaan, seperti beban pegawai, beban administrasi, beban penelitian, beban
pembinaan, beban pemeliharaan, beban umum, beban penyisihan piutang, beban
penyusutan aktiva tetap dan beban penyusutan nilai asset tetap dan piutang.
Melalui sumber pendapatan dan jenis beban PD. Pasar Kota Medan,
penulis ingin meneliti bagaimana pengakuan yang dilakukan perusahaan dan akan
dibandingkan kesesuaiannya dengan pengakuan pendapatan dan beban sesuai
38

PSAK No.23, yang dapatdilihatdari kerangka berpikir dibawah ini.

Pendapatan dan Beban


PD. Pasar Kota Medan

Versi perusahaan Versi PSAK 23

Bandingkan

Sesuai Tidak Sesuai

Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan Penelitian yang saya lakukan adalah pendekatan penelitian
kualitatif. Dimana pengertian pendekatan penelitian kualitatif adalah suatu proses
penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki
suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti
menekankan pada sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara
peneliti dan subjek yang diteliti.40 Metode ini diwujudkan dengan cara membuat
analisis dan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dengan dasar teori yang
relevan, dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari
objek penelitian seperti buku kas umum, buku piutang, harian biaya bukti
penerimaan tempat berjualan bulanan dan surat perintah membayar uangdan
literatur-literatur lainnya kemudian menguraikan secara rinci untuk kemudian
menarik kesimpulan bagaimana penerapan pengakuan pendapatan dan beban pada
PD. Pasar Kota Medan.

B. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka penulis melakukan
penelitian ini pada PD. Pasar Kota Medan di Jl. Kota Baru 3, Petisah Tengah,
Medan Petisah, Kota Medan Sumatera Utara.

C. ObjekPenelitian
yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah buku kas umum, buku
piutang, harian biaya serta yang berhubungan dengan penelitian.

40
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian,(Jakarta : Kencana, 2012) h. 33

39
40

D. Sumber Data
Data yang saya gunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek
yang diteliti, yang memerlukan pengolahan lebih lanjut. Data tersebut
berupa hasil wawancara dengan kepala bagian keuangan dan kasubag
keuangan bagian keuangan yang berhubungan dengan pengakuan
pendapatan dan beban pada PD. Pasar Kota Medan.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari perusahaan yang sudah
diolah dan terdokumentasi di perusahaan. Data sekunder pada umumnya
dapat berupa bukti, catatan, atau laporan historis, majalah, artikel yang
telah tersusun dalam arsip baik yang dipublikasikan dan yang tidak
dipublikasikan. Dalam hal ini data sekunder yang saya ambil berupa buku
kas umum, buku harian beban, buku piutang pada bulan Mei sampai
dengan Juni, bukti pembayaran kontrak tempat berjualan bulanan, surat
perintah membayar uang.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Bahan


Teknik yang saya lakukan dalam penelitian ini yaitu teknik wawancara
dan teknik dokumentasi
1. Teknik wawancara
Teknik wawancara yaitu dengan melakukan teknik tanya jawab secara
langsung dengan kepala bagian keuangan dan karyawan-karyawan yang
terkait yang dapat memberikan informasi yang dibutuhkan dan data-data
yang dapat digunakan dalam penulisan skripsi ini. Daftar wawancara yang
dilakukan terlampir.
2. Teknik dokumentasi
Teknik dokumentasi yaitu dengan melakukan Penelitian terhadap
dokumen yang berisi informasi yang dibutuhkan. Dengan ini peneliti
41

mampelajari dokumen seperti buku harian beban, buku kas umum dan
buku piutang serta bukti-bukti yang bersangkutan dengan pembayaran
yang dibutuhkan. Dan bukti-bukti tersebut terlampir.

E. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif kualitatif, yaitu
analisis yang menggambarkan suatu keadaan secara objektif untuk menarik
kesimpulan mengenai data-data yang diamati. Analisis data deskriptif kualitatif
bertujuan untuk memberikan gambaran yang jelas keadaan objek penelitian yang
sebenarnya dengan melihat fakta-fakta yang ada. Setelah data diperoleh dilakukan
analisis dan interprestasi berdasarkan sumber teori yang relevan dengan masalah
yang dibahas dengan demikian dapat dikatakan bahwa analisis deskriptif ini
dimaksudkan untuk menguraikan atau memaparkan hasil penelitian untuk
kemudian diadakan interprestasi berdasarkan landasan teori yang telah disusun.
Berikut tahapan analisis data yang penulis lakukan yaitu :
1. Mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan pengakuan
pendapatan dan beban di PD. Pasar Kota Medan seperti buku harian
beban, buku kas umum, buku piutang, bukti pembayaran kontrak tempat
berjualan bulanan, surat perintah membayar uang serta melakukan
wawancara pada kepala bagian keuangan, kasubag dan beberapa karyawan
di bagian keuangan.
2. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan
dalam bentuk deskriptif.
3. Data hasil analisis tersebut dilakukan perbandingan antara pengakuan
pendapatan dan beban yang di lakukan PD. Pasar Kota Medan dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 23.
4. Melakukan evaluasi dan menarik suatu kesimpulan serta saran-saran bagi
perusahaan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. PD. Pasar Kota Medan
a. Sejarah PD Pasar Kota Medan
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah salah satu Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) yang merupakan peralihan dari Dinas Pasar
Kotamadya Tk.II Medan yang ditetapkan berdasarkan keputusan Walikota
No. 188/784/SK/ 1993. Pada awalnya Perusahaan ini dikelola berdasarkan
Peraturan Daerah No. 15 tahun 1992 tentang pembentukan Perusahaan
Daerah Pasar Kota Medan, kemudian diubah dengan Peraturan Daerah
Kota Medan No. 08 tahun 2001 tentang pembentukan Perusahaan Daerah
Pasar Kota Medan. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Daerah
tersebut, diterbitkan Keputusan Walikota Nomor 28 Tahun 2001 tentang
Pembentukan Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
Sementara sebagai landasan manajemen didasari kepada Peraturan
Daerah Nomor 5 tahun 1997 tentang Status Badan Pengawas, Direksi, dan
Kepegawaian Perusahaan Daerah dan Surat Keputusan Walikota Medan
Nomor 188.342/SK/1998 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah No. 05
tahun 1997 Surat Keputusan Walikota Medan Nomor 14 tahun 2004
tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Pasar Kota
Medan. Sedangkan landasan operasional didasari kepada Peraturan Daerah
No. 31 tahun 1993 tentang Pemakaian Tempat Berjualan dan Surat
Walikota Medan Nomor 188.342/834/SK/1994 tentang Pelaksanaan Perda
No. 31 Tahun 1993 dan Surat keputusan Direksi PD. Pasar Kota Meda No.
974/1332/PDPKM/20043 tanggal 05 Maret 2003 tentang Klasifikasi dan
Besarnyatarif kontribusi pada pasar-pasar di wilayah tingkat II Medan
yang di sahkan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan dengan Surat
keputusan Badan Pengawas PD. Pasar Kota Medan No.
36/04/BP/PD/20003 tanggal 13 Maret 2003.

42
43

Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagaimana dijelaskan


dalam Pasal 1 Angka 1 Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Daerah (untuk selanjutnya dalam tulisan ini disingkat
UUBUMD) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
modalnya dimiliki oleh pemerintah daerah melalui penyertaan secara
langsung yang berasal dari kekayaan daerah yang dipisahkan. BUMD juga
merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang signifikan dalam
bentuk berbagai jenis pajak, dividen dan hasl privatisasi.
Tujuan perusahaan daerah ialah untuk turut serta melaksanakan
pembangunan daerah khususnya dan pembangunan ekonomi nasional
umumnya dalam rangka ekonomi terpimpin untuk memenuhi kebutuhan
rakyat dengan mengutamakan industrialisasi dan ketenteraman serta
ketenangan kerja dalam perusahaan, menuju masyarakat yang adil dan
makmur.

b. Visi dan Misi PD. Pasar Kota Medan


Visi :
Adapun Visi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan adalah
Menyediakan pasar tradisional dan modern yang bersih, nyaman, aman
dan berwawasan lingkungan serta memenuhi kebutuhan barang dan jasa
yang lengkap, segar, murah dan bersaing.
Misi :
Adapun Misi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan Adalah
Menjadikan pasar tradisional dan modern sebagai sarana unggulan dalam
penggerak perekonomian daerah provinsi Sumatera Utara.

c. Tugas Pokok PD. Pasar Kota Medan


Tugas pokok PD. Pasar Kota Medan adalah :
1) Perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan perawatan area
pasar.
44

2) Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan sarana dan


kelengkapan area pasar.
3) Pengawasan dan pengendalian pemanfaatan area pasar.
4) Pengelolaan dan pengembangan area pasar
5) Pembinaan pedagang dalam rangka pemanfaatan area pasar.
6) Bantuan terhadap stabilitas harga barang.
7) Bantuan terhadap ketersediaan dan kelancaran distribusi
barang dan jasa.
8) Pelaksanaan dan pengembangan kerjasama
9) Pengendalian keamanan dan ketertiban dalam area pasar

d. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas PD. Pasar Kota


Medan
Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung
jawab dan fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk
melaksanakan kegiatan pokok perusahaan dan agar perusahaan dapat
berjalan kearah tujuan yang diinginkan.
45

LAMPIRAN 1 : Struktur Perusahaan


walikota

Badan

Direktur utama

Direktur SDM Direktur adm/ Direktur operasi


keuangan

Satuan Bag. Bag. Bag. usaha Bag. penertiban


pengawasan kepegawaia perencanaan
Bag. umum Bag. keuangan Bag. hukum

Sub bag. Sub bag.


Komisi
Sub bag. Sub bag. Sub bag. Sub bag. Sub bag. pemasaran penertiban
pengawasan
umum dan Adm SDM perencanaa Tata usaha anggaran hukum
keuangan Sub bag. Sub Bag.
Sub bag. Sub bag. Sub bag. Sub bag. Sub bag. administrasi kebersihan
Komisi penggajia Pengolahan pengadaan akuntansi humas
pengawasan data Sub Bag.
pendapatan Sub bag. perawatan
Kas/pajak

Cabang I Cabang II Cabang III

Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala Kepala


urusan urusan urusan urusan urusan urusan urusan urusan urusan
umum pendapata penertiba umum pendapata penertiba umum pendapatan penertiban

9 kepala pasar 9 kepala pasar 9 kepala pasar


46

Adapun susunan organisasi Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan


adalah :
1) Walikota merupakan pimpinan tertinggi yang membawahi
Direktur Utama.
Tugas dan wewenang Walikota adalah :
a) Mengangkat dan Memberhentikan Direktur Utama
b) Mengawasi Direktur Utama dalam melaksanakan Tugas
yang telah dibebankan kepadanya.
c) Sebagai pengesahan atau meresmikan kegiatan-kegiatan
utama.
d) Mengendalikan dan melaksanakan pengawasan kegiatan
operasi
e) Mengkoordinasikan hubungan kerja secara terpadu dengan
pihak luar
2) Direktur Utama : Drs. Rusdi Sinuraya
Tugas dan Wewenang Direktur Utama adalah :
a) Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-
kegiatan yang ada di PD. Pasar Kota Medan
b) Merencanakan dan mengembangkan sumber-sember
pendapatan
c) Bertindak sebagai perwakilan PD. Pasar Kota Medan
dalam hubungan ke organisasi luar.
d) Mengkoordinasikan penyusunan laporan mengenai
kegiatan perusahaan
3) Direktur Pengembangan/SDM : Arifin Rambe S. Kom
Tugas dan Wewenang adalah :
a) Melaksanakan pengelolaan administrasi kepegawaian
b) Melaksanakan mutasi pegawai
c) Mengawasi dan mengkoordinir pekerjaan pegawai PD.
Pasar Kota Medan.
d) Mengawasi proses perekrutan, seleksi, dan penempatan
47

karyawan baru PD. Pasar Kota Medan.


4) Direktur Administrasi/Keuangan : Osman Manalu, SP. Msi
Tugas dan Wewenang adalah :
a) Mengkoordinir, menganalisa serta mengelola seluruh
data laporan keuangan PD. Pasar Kota Medan.
b) Bertanggung jawab atas kegiatan keuangan PD. Pasar
Kota Medan
c) Mengatur kebijaksanaan dan mengendalikan
keuangan dan biaya pengeluaran PD. Pasar Kota
Medan.
d) Membuat laporan rencana sumber dan penggunaan
dana pengelolaan harta kekayaan perluasan setiap
akhir tahun. Mengkoordinir penyusunan Rencana
Anggaran Pendapatan Biaya Perusahaan.
e) Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan
pelaksaan tugas unit kerja bawahan.
f) Menyelenggarakan kegiatan administrasi surat
menyurat, keuangan dan kegiatan rumah tangga
hukum dan humas.
g) Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan,
kebijakan, strategi dalam pengembangan perusahaan.
h) Memberikan laporan tertulis dan pertanggung
jawaban tertulis secara berkala setiap triwulan kepada
Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksaan
program kerja pada bagian-bagian di bawah
administrasi dan keuangan.
i) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan
Direktur Utama sesuai dengan bidang tugasnya.
5) Direktur Operasi : Dr. Yohny Anwar SE. MM
Tugas dan Wewenang adalah :
a) Mengatur sistem kerja di PD. Pasar Kota Medan
48

b) Menyiapkan standard operasional PD. Pasar Kota Medan.


c) Menyusun kebijakan/ strategi Perusahaan dalam bidang
usaha dan penertiban/ kebersihan untuk mewujudkan pasar
bersih, tertib, aman, rapih dan indah.
d) Mengkoodinir penertiban dan penataan pedagang yang
dilaksanakan terpadu dengan instansi terkait pemerintah
kota Medan dalam penertiban dan penataan pedagang
yang berada diluar pasar.
e) Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan
pelaksanaan tugas unit kerja bawahan. Membantu Direktur
Utama dalam rencana keputusan, kebijakan , strategi
dalam pengembangan perusahaan.
f) Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban
tertulis secara berkala setiap bulan kepada Direktur Utama
atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja pada
bagian-bagian di bawah administrasi dan keuangan.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur
Utama sesuai dengan bidang usahanya.
6) Kepala Satuan Pengawasan Internal
Bertugas:
a) Membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas
pengawas intern.
b) Menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pembinaan
atas pelaksanaan
c) sistem dan mekanisme manajemen perusahaan
d) Membuat laporan hasil pengawasan intern secara berkala
kepada Direktur Utama
e) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur
Utama sesuai dengan bidang usahanya.
49

7) Kepala Bagian Kepegawaian


Bertugas:
a) Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang
berhubungan dengan tugasnya.
b) Merencanakan dan mengendalikan program kerja
bagiannya.
c) Menyusun program rekruitmen, kesejahteraan pegawai
serta kesehatan dan keselamatan kerja.
d) Membuat rencana program kriteria dan proses penerimaan
dan pemberhentian kenaikan pangkat
e) gaji berkala cuti sanksi dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan
yang berlaku serta biaya perjalanan dinas.
f) Membuat dan melaksanakan proses penggajian serta honor
lainnya yang berhubungan dengan ini.
g) Mengajukan dan memproses uang honor rutin Badan
Pengawas, Penasehat Hukum dan instansi terkait.
h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur
Pengembangan dan SDM sesuai dengan bidang tugaasnya.
8) Kepala Bagian Perencanaan
Bertugas:
a) Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang
berhubungan dengan bagiannya.
b) Merencanakan dan mengendalikan program kerja
bagiannya.
c) Melaksanakan dan membuat studi kelayakan revitalisasi,
mengawasi serta mengkaji pembangunan maupun
peremajaan pasar serta menetapkan nilai pasar.
d) Merencanakan dan menyusun planning usaha bekerjasama
dengan bagian lainnya baik planning jangka pendek
maupun jangka panjang.
50

e) Mengevaluasi dan menganalisa potensi pasar terhadap


tujuan perusahaan.
f) Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut
perkembangan pasar.
g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur
pengembangan SDM sesuai dengan bidang tugasnya.
h) Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Direktur
Pengembangan dan SDM sesuai dengan bagiannya.
i) Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait untuk
mengawasi stabilitas harga pasar dan distribusi harga
pokok melaksanakan program terkait.
9) Kepala Bagian Umum
Bertugas:
a) Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang
berhubungan dengan sub bagiannya.
b) Merencanakan dan mengendalikan program kerja
bagiannya.
c) Menyelenggarakan dan menata sistem pengarsipan surat
menyurat perusahaan.
d) Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara
dokumen perusahaan dan barang-barang keperluan
operasional perusahaan.
e) Membuat dan memproses uang koordinasi dengan instansi
terkait.
f) Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut
perkembangan pasar.
g) Menyelenggarakan kegiatan rumah tangga dan menyusun
kebutuhan perlengkapan operasional.
h) Mengendalikan kegiatan expedisi surat menyurat dan
perlengkapan.
51

10) Kepala Bagian Keuangan


Bertugas:
a) Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang
berhubungan dengan bagiannya.
b) Merencanakan dan mengendalikan program kerja
bagiannya
c) Melaksanakan optimalisasi dalam pelaksanaan realisasi
anggaran pendapatan dan biaya perusahaan
d) Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang
jangka pendek, menengah dan jangka perusahaan
e) Menyusun, mengevaluasi serta meneliti proses
penggunaan dana dan surat berharga sesuai standarisasi
keuangan dan peraturan perundang undangan yang berlaku
f) Membuat laporan harta kekeayaan dan kewajiban
perusahaan secara periodik.
g) Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran
11) Kepala Cabang I
Tugas dan Wewenang adalah :
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawasan
terhadap 9 pasar yang dikelola
b) Sebagai penghubung terhadap kantor pusat
c) Penanggung jawab atas kegiatan-kegiatan 9 pasar yang di
bawahinya.
12) Kepala Cabang II
Tugas dan Wewenang adalah :
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawasan
terhadap 9 pasar yang dikelola.
b) Sebagai penghubung terhadap kantor pusat
c) Penanggung jawab atas kegiatan-kegiatan 9 pasar yang di
bawahinya.
52

13) Kepala Cabang III


Tugas dan Wewenang adalah :
a) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan pengawasan
terhadap 9 pasar yang dikelola.
b) Sebagai penghubung terhadap kantor pusat
c) Penanggung jawab atas kegiatan-kegiatan 9 pasar yang di
bawahinya.

B. Pembahasan Penelitian
1. Pendapatan PD. Pasar Kota Medan
a. Sumber Pendapatan PD. Pasar Kota Medan
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan merupakan bentuk Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD) yang etrletak di Jalan Kota Baru No. 1-A
Pasar Petisah lantai III Medan dan pemerintah kota Medan sebagai pihak
penyedia dana kebutuhan pembangunan pasar. PD. Pasar Kota Medan
diartikan sebagai lembaga pelayanan umum yang bergerak dibidang sarana
pasar. Kegiatan operasionalnya adalah melakukan pelayanan jasa terkait
kebutuhan tempat dan fasilitas berjualan serta menyediakna fasilitas umum
berupa sarana pembelanjaan kotamadya Medan yang merupakan produk
jual Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan kepada para pedagang yang
akan menggunakannya sebagai tempat berjualan.
Sumber Pendapatan yang diperoleh PD. Pasar Medan yaitu :
1) Pendapatan tempat berjualan yaitu pendapatan yang
diperoleh dari penerimaan kontribusi tempat berjualan harian
dan bulanan pasar-pasar yang dikelola PD. Pasar Kota
Medan.
2) Pendapatan pemeliharaan pasar yaitu pendapatan yang
diperoleh dari penerimaan jasa atas pemeliharaan pasar-pasar
yang dikelola PD. Pasar Kota Medan, seperti iuran listrik,
iuran air, iuran kamar mandi, dan lain-lain.
3) Pendapatan kebersihan / keamanan pasar yaitu pendapatan
53

yang diperoleh dari pendapatan jasa atas kebersihan harian


dan bulanan juga jaga malam pasar-pasar yang dikelola PD.
Pasar Kota Medan.
4) Pendapatan kerja sama yaitu pendapatan yang diperoleh atas
kerja sama PD. Pasar Kota Medan dengan pihak-pihak lain.
b. Pengakuan Pendapatan PD. Pasar Kota Medan
Salah satu faktor yang menunjang pengakuan pendapatan adalah
perlu adanya metode pengakuan pendapatan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 yang menjelaskan bahwa pendapatan
diakui hanya jika kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut akan mengalir ke entitas. Akan tetapi jika
ketidakpastian timbul atas kolektibilitas jumlah yang telah termasuk dalam
pendapatan, maka jumlah yang tidak tertagih atau jumlah pemulihan yang
kemungkinannya tidak lagi besar diakui sebagai beban bukan sebagai
penyesuaian terhadap jumlah pendapatan yang diakui semula.
PD. Pasar Kota medan mengakui pendapatan tidak diterapkan
dalam penjurnalan tetapi pada saat terjadi pendapatan harian dicatat di
buku kas umum saat kas diterima dengan mencatat nama pelanggan di
kolom uraian dan jenis pendapatan pada kolom perkiraan dan jumlah
pendapatan di kolom debit. Seperti contoh kasus yang penulis uraikan di
bawah ini.
Pada tanggal 7 juni 2018 PD. Pasar menerima pembayaran berupa
tempat berjualan harian dan kebersihan harian atas jumlah seluruh karcis
yang diberikan kepada para pedagang Pasar Sukarami sebanyak Rp.
1.150.000. PD. Pasar melakukan pencatatan sebagai berikut.
Tabel : 4.1
BUKU KAS UMUM
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
Nomor Penerimaan Pengeluaran
Tanggal URAIAN Perkiraan
Urut (Rp.) (Rp.)
7 Juni Pasar Sukarami 4101.01 1.150.000
2018
Sumber : Data olahan penulis
54

Pendapatan bulanan di catat di buku piutang dengan mencatat


jumlah piutang di kolom debit dan saat terjadi penerimaan kas di catat di
kolom kredit buku piutang. Jumlah pendapatan tidak ditulis secara jelas
oleh PD. Pasar Kota Medan, mereka hanya mengakui piutang di kolom
debit dan saat pengukuran pendapatan untuk di catat di daftar pendapatan
kontribusi bulanan PD. Pasar Kota Medan melihat dari bagian kredit
piutang. Seperti contoh kasus yang penulis uraikan di bawah ini.
Pada tanggal 10 februari PD. Pasar mengeluarkan bukti
penerimaan kontrak tempat berjualan bulanan dan keberdihan kepada
pedagang atas nama Khairul sebesar Rp. 85.000 dan Rp 47.000 untuk
kontrak bulan februari. Pada tanggal 20 februari pegawai PD. Pasar
membagikan bukti tersebut ke pedagang dan diberi jangka waktu
pembayaran selambatnya tanggal 30 februari. Tanggal 25 februari Khairul
membayar tagihan tersebut sebanyak Rp. 132.000. PD. Pasar melakukan
pencatatan di buku piutang seperti tabel 4.3 yang penulis cantumkan di
halaman berikutnya.
Dari pencatatan yang di lakukan PD. Pasar Kota Medan pada
tabel 4.3 belum menerapkan metode pencatatan sesuai standar akuntansi,
karena tidak terlihat jelas pendapatan transaksi tersebut, dan tidak terlihat
jelas apakah piutang dicatat secara accrual atau cash basis karena tidak
dicatat tanggal pengakuan piutangnya. Dalam pengakuan pendapatan
sesuai standar harus dilakukan penjurnalan secara accrual basis sehingga
terlihat jelas akun-akun yang bepengaruh pada transaksi yang
bersangkutan dan mudah dalam pengukurannya untuk dilaporkan.
Seharusnya perusahaan melakukan jurnal seperti berikut :
55

Tabel 4.2
Jurnal Pendapatan sesuai PSAK No. 23
Debit Kredit
Tanggal Uraian
(Rp) (Rp)
10 Feb Piutang 132.000
2018 Pendapatan tempat berjualan bulanan 85.000
Pendapatan kebersihan bulanan 47.000

25 Feb Kas 132.000


2018 Piutang 132.000

Sumber : Data Olahan

Seperti yang telah dijelaskan di atas, jurnal yang dilakukan sesuai PSAK
No. 23 terlihat jelas akun-akun yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi,
pada saat terjadi pendapatan yang dapat ditagih perusahaan mencatatnya sebagai
piutang di debit dan pendapatan tempat berjualan bulanan dan kebersihan bulanan
di kredit sesuai tanggal terjadinya penagihan. Pada saat terjadi penerimaan dari
tagihan perusahaan, maka dicatat sebagai kas di debit dan piutang di kredit
sebagai tanda bahwa kas perusahaan bertambah dan piutang berkurang sesuai
tanggal penerimaan kas.
Dari penjurnalan yang dilakukan ini, perusahaan dapat memasukannya ke
dalam buku besar piutang, kas dan pendapatan sehingga saat pelaporannya
kedalam laporan keuangan perusahaan lebih mudah menghitung jumlah kas,
piutang, dan pendapatannya dengan disajikan dengan benar.
56

Tabel 4.3
Buku Piutang
PD. Pasar Kota Medan
Tahun : 2018
N Nama Jenis Jenis Tarif Saldo Debit Tunggakan Kredit Saldo
o Pedagang Jualan Piutang Perbulan Awal Jan Feb Mar Jumlah Rp Rp Jan Feb Mar Jumlah Akhir
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (RP) (Rp) (Rp) (Rp)
1 Khairul Sayuran Kontribusi 85.000 85.000 85.000 85.000 170.000 85.000 85.000 170.000 -
T. Berjualan 15/01 25/02
Kebersihan 47.000 47.000 47.000 47.000 94.000 47.000 47.000 94.000 -
15/01 25/02

Sumber : Data olahan penulis

Dari kasus yang sudah dijelaskan sebelumnya, PD. Pasar mencatat di bagian debit sebagai jumlah piutang dan di
bagian kredit sebagai jumlah kas pada saat diterima dan mencantumkan tanggal penerimaan di bawah jumlah kas yang
diterima. Dan kolom saldo akhir untuk menjelaskan jumlah piutang pedagang yang berasal dari pengurangan antara jumlah
bagian debit dengan jumlah bagian kredit.
57

Dari tabel 4.3 yang sesuai PSAK 23, terlihat jelas akun-akun yang
berhubungan dengan transaksi yang terjadi. Saat terjadi penagihan
pendapatan apda para pedagang, dicatat sebagai piutang perusahaan yang
bertambah dan pendapatan tempat berjualan juga pendapatan kebersihan
bertambah. Saat terjadi pembayaran dari para pedagang dicatat sebagai kas
perusahaan bertambah dan piutang berkurang.

2. Beban PD. Pasar Kota Medan


a. Jenis Beban PD. Pasar Kota Medan
Selain pendapatan PD. Pasar Kota Medan juga mempunyai
beberapa beban yang harus dibayar perusahaan untuk menunjang
kelancaran operasi perusahaan. Jenis bebannya yaitu :
1) Beban pegawai yaitu jumlah biaya-biaya yang keluarkan
perusahaan kepada para pegawai yang bekerja di PD. Pasar
yang terdiri dari gaji, tunjangan dan pesangon atas hasil
pekerjaan para pegawai.
2) Beban administrasi yaitu jumlah biaya-biaya yang
dikeluarkan perusahaan yang mengacu pada biaya operasi
bisnis yang tidak berkaitan dengan produksi barang atau jasa
3) Beban penelitian yaitu jumlah biaya-biaya yang di keluarkan
perusahaan atas kegiatan penelitian atau pemasaran yang
terjadi.
4) Beban pembinaan dan tenaga ahli yaitu jumlah biaya-biaya
yang dikeluarkan perusahaan atas terjadinya pembinaan atau
penyuluhan yang dilakukan perusahaan
5) Beban pemeliharaan yaitu jumlah biaya- biaya yang
dikeluarkan perusahaan untuk kerusakan yanag terjadi pada
aktiva perusahaan
6) Beban umum yaitu beban yang dikelurkan perusahaan untuk
setiap biaya-biaya yang terjadi.
58

7) Beban penyisihan piutang


8) Beban penyusutan aktiva tetap
9) Beban penyusutan nilai asset tetap dan piutang

b. Pengakuan Beban PD. Pasar Kota Medan


Selain untuk pengakuan Standar Akuntansi Keuangan juga
diperlukan untuk metode pengakuan beban. Dalam pengakuan beban PD.
Pasar Kota Medan juga mengunakan standar akuntansi.
PD. Pasar Kota Medan mengakui beban juga tidak melakukan
penjurnalan sesuai standar akuntansi. Saat terjadi beban PD. Pasar
mencatatnya kedalam buku harian beban dan buku kas umum. Dari
pencatatan yang dilakukan terlihat beban diakui secara accrual tetapi
tidak terlihat jelas akun-akun yang berkaitan dengan transaksi tersebut.
Contoh kasus yang penulis uraikan berikut ini berhubungan
dengan pencatatan beban yang dilakukan perusahaan.
Pada tanggal 5 mei 2018 PD. Pasar mendapat tagihan atas
kewajiban membayar honorarium kepada Polda Sumut untuk
pengamanan PD. Pasar sebesar Rp. 2.941.000 dan pada tanggal 7 juni
2018 PD. Pasar membayar tagihan tersebut. Dari kasus di atas PD. Pasar
melakukan pencatatan seperti berikut.
Tabel 4.4
PD. Pasar kota Medan
Buku Harian Biaya
No Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Bukti (Rp) (Rp)
Pembayaran biaya honorarium
5 Mei personel Polda Sumut atas
2.941.000
2018 pengamanan dan penertiban PD.
Pasar Kota Medan
Sumber : Data olahan penulis
59

Tabel di atas menjelaskan pencatatan yang dilakukan PD. Pasar


kota Medan pada transaksi yang penulis uraikan sebelumnya. Pada saat
terjadi tagihan pada tanggal 5 mei 2018 dicatat pada buku harian biaya
dengan mencatat secara lengkap tagihan yang harus di bayar dan jumlah
yang ditagih di catat di debit. Tanggal 7 juni dilakukan pembayaran
sebesar Rp. 2.941.000 atas tagihan tersebut, dan PD. Pasar melakukan
pencatatan seperti berikut :

Tabel 4.5
BUKU KAS UMUM
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
Nomor Penerimaan Pengeluaran
Tanggal URAIAN Perkiraan
Urut (Rp) (Rp)
7 Juni Dibayarkan kepada
2018 Romel Iskandar
Ginting, St Kabag
kepegawaian PD.
Pasar Kota Medan
untuk pembayaran
biaya Honorarium 5605 2.941.000
personel Polda
Sumut atas
pengamanan dan
penertiban PD. Pasar
Kota Medan untuk
bulan mei 2018
Sumber : Data olahan penulis

Pada saat pembayaranpun PD. Pasar Kota Medan mencatatnya di


buku kas umum dengan hanya mencatat penjelasan pembayarannya dan
mencatat jumlah tagihan di kredit sebagai tanda pengeluaran kas. Dari
kedua buku tersebut tidak terlihat jelas hutang yang terjadi.
60

Dari pencatatan beban yang dilakukan, perusahaan belum


menerapkan sesuai standar akuntansi karena tidak terlihat jelas hutang
yang terjadi pada saat pengakuan secara accrual. Seharusnya perusahaan
melakukan penjurnalan sesuai standar sebagai berikut agar terlihat jelas
akun-akun yang berhubungan dengan transaksi dan tidak ada kekeliruan
dalam pengukuran transaksi saat pelaporan.
Tabel 4.6
Jurnal beban yang sesuai PSAK No. 23
No Debet Kredit
Tanggal Keterangan
Bukti (Rp) (Rp)
5 Mei Beban pengamanan 2.941.000
2018 Hutang usaha 2.941.000
7 Juni Hutang usaha 2.941.000
2018 Kas 2.941.000
Sumber : Data olahan penulis

Seperti yang telah dijelaskan diatas, jurnal yang dilakukan sesuai


PSAK No. 23 terlihat jelas akun-akun yang berhubungan dengan
transaksi yang terjadi, pada saat terjadi tagihan beban pada perusahaan
maka dicatat sebagai beban pengamanan bertambah dan hutang
perusahaan juga bertambah. Pada saat perusahaan membayar beban
tersebut terlihat jelas juga hutang perusahaan berkurang di sisi debit dan
kas perusahaan berkurang di sisi kredit.
Dari penjurnalan yang dilakukan ini, perusahaan dapat
memasukannya ke dalam buku besar beban, hutang dan kas, sehingga
saat pelaporannya kedalam laporan keuangan, perusahaan lebih mudah
menghitung jumlah beban, hutang dan kasnya dan disajikan secara benar.
61

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data yang diperoleh dari PD. Pasar
Kota Medan. Penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pengakuan pendapatan yang dilakukan PD. Pasar Kota Medan belum sepenuhnya
menerapkan secara benar sesuai PSAK No. 23. PD. Pasar tidak melakukan
penjurnalan dari setiap pendapatan yang terjadi, sehingga tidak terlihat jelas
transaksi yang terjadi apakah dicatat saat terjadi transaksi ataukah saat kas
diterima. Namun dari hasil penelitian yang dilakukan penulis PD. Pasar masih
melakukan pengakuan pendapatan saat kas diterima karena mereka menghitung
hasil pendapatan saat pelaporan melalui sisi kredit buku piutang. Begitu juga
untuk pengakuan beban, perusahaan melakukan pencatatan beban di buku harian
beban dan saat beban dibayarkan dicatat di buku kas umum.
B. Saran
Berdasarkan penulisan skripsi ini serta fakta yang terjadi di lapangan, maka
penulis ingin menyampaikan saran yang ditujukan bagi pembaca, masyarakat luas
maupun pihak-pihak yang terkait yaitu:
1. Bagi PD. Pasar Kota Medan Penulis dapat menyarankan diharapkan
perusahaan melakukan penjurnalan sesuai standar akuntansi untuk
pengakuan pendapatan dan bebannya agar bisa lebih dipahami
pembacanya dan setelah melakukan penjurnalan dilakukan buku besar
sehingga perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengukur akun-akun
yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi dan tidak sering terjadi
kekeliruan dan menghasilkan nilai yang sebenarnya dalam laporan
keuangan PD. Pasar Kota Medan.
2. Bagi pihak lain yang membaca dan ingin meneliti topik yang sama penulis
menyarankan agar dapat menganalisis pengakuan pendapatan dan beban
secara keseluruhan yang terdapat dalam perhitungan laba rugi.
DAFTAR PUSTAKA

Akuntansi, Ikatan Indonesia. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba


Empat, 2002.
Agama RI Departemen, Mushaf Al-Burhan, Bandung : CV. Media Fitrah Rabbani 2012.
Harnanto. Akuntansi Keuangan menengah. Yogyakarta: BPFE, 2003.

Hasanuh, Nanu.Akuntansi Dasar :Teori dan Praktik. Jakarta: Mitra Waca Media,
2011.

Heri. Teori Akuntansi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009.

Hery. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Ikhsan, Arfan, dkk. Pengantar Akuntansi. Bandung : Citapustaka Media, 2014.

L. Rayburn, Gayle. Akuntansi Biaya. Jakarta : Erlangga, edisi kelima, 1999.

Martani Dwi, dkk. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK . Jakarta :


Salemba Empat, 2016.

Riahi, Ahmad Belkaoui. Teori Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat, 2000.

Samryn, LM. Pengantar Akuntansi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011.

Simamora, Henry. Akuntansi Basis Pengambilan keputusan bisnis. Jakarta: Jilid


Satu Penerbit Salemba Empat, 2000.

Soemarso. Akuntansi Suatu Pengantar. Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Stice, dkk. Akuntansi Intermediate, edisi kelima belas, terjemahan safrida dkk.
Jakarta: Salemba Empat, 2005.

Syafri, Sofyan Harahap. Teori Akuntansi Edisi Revisi 2011. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Yaya, Rizal dkk. Akuntansi Perbankan Syariah : Teori dan Praktik Kontemporer.
Jakarta: Salemba Empat, 2009.

Zulkifli, Sunarto. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul


Hakim, 2003.
Rinawati, Dwi.“Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Menurut PSAK No. 23
Pada Perusahaan Biro Jasa Perjalanan,” Volume 6, Nomor 1, Januari
2017, http://ejournal. Stesia.ac.id diakses tanggal 10 mei 2018

Budiarso, SNovi Eugeniadan Rosalie.“Analisis Pengakuan Pendapatan dan


Beban menurut PSAK No. 28 Pada PT. Asuransi Tri Pakarta Cabang
Manado,” Volume 06, Nomor 01, 2017 http://ejournal.unsrat.ac.id
Diakses tanggal 10 mei 2018

Mulia, Budi. “Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Menurut Psak 23 Pada


PT Raya Utama Travel Medan. ” http:// repository.usu.ac.id diakses
28 Desember 2017.

Nurdiana. “ Analisis Akuntansi Pendapatan dan Beban Pada PT. Tuah Tanah
Melayu Pekanbaru. ”http://repository.uin-suska.ac.id diakses 28
Desember 2017.

Ruttahun Magdalena Pando, “Analisis Pengakuan, Pengukuran dan


Pengungkapan Pendapatan Dan Beban berdasarkan Psak No. 36 Pada
AJB Bumiputera 1912 Manado” Vol.4 No.1 Maret 2016
http://ejournal.unsrat.ac.id Diakses tanggal 10 mei 2018

Purigawati, Suci Ningsih.“Analisis Atas Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada


Perusahaan Jasa Konstruksi (Studi Kasus Pada Cv. Taruna Bintan
Tanjungpinang)” http;//jurnal.umrah.ac.id diakses 17 Januari 2018.

Rahmadani,Rezki.“Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada PT.


Rajawali Indah Pekanbaru. ”http://repository.uin-suska.ac.id/5122 di
akses 6 Januari 2018.

Wahdatana, Anis. “Analisis Pengakuan Pendapatan Dan Beban Pada PT. Duta
Satrya Adhi Persada Banjarbaru.
”http://sia.stiepancasetia.ac.iddiakses 17 Januari 2018.
LAMPIRAN I

Bukti penerimaan kontrak TB. Bulanan PD. Pasar Kota Medan


LAMPIRAN II
Surat perintah membayar uang PD. Pasar Kota Medan atau bukti pembayaran
beban perusahaan.
LAMPIRAN III

Buku kas umum PD. Pasar Kota Medan


LAMPIRAN IV

BUKU PIUTANG
PD. PASAR KOTA MEDAN
Tarif Saldo Debit Tunggakan
N Nama Jenis Jenis
Perbulan Awal Jan Feb Mar Apr Mei
o Pedagang Jualan Piutang Jumlah Rp Rp
(Rp) (RP) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
Kontribusi 83.000 83.000 83.000 83.000 83.000 83.000 83.000 415.000
1 Budi Sayuran
TB. Bulanan
Kebersihan 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 200.000
Bulanan
Kontribusi 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 97.000 485.000
2 Andi Emas
TB. Bulanan
Kebersihan 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 40.000 200.000
Bulanan
Sumber : Dokumen PD. Pasar Kredit Saldo
Jan Feb Mar Apr Mei Akhir
Jumlah
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
83.000 83.000 83.000 83.000 83.000 415.000 -
20/01 25/02 22/03 20/04 29/05
LAMPIRAN V

PD. Pasar Kota Medan


Pendapatan Kontribusi Bulanan per 31 Mei 2018
Jumlah Pendapatan Kontribusi Bulanan
No Bulan Sewa IPP Jumlah
TB.Bulanan Kebersihan Listrik
Toko
1 Jan 180.000 80.000 260.000

2 Feb 180.000 80.000 260.000

3 Mar 180.000 80.000 260.000

4 Apr 180.000 80.000 260.000

5 Mei 83.000 40.000 123.000

6 Jun

7 Jul

8 Agt

9 Sept

10 Okt

11 Nov

12 Des

Total

Sumber : Dokumen PD. Pasar Medan


LAMPIRAN VI

DAFTAR PERTANYAAN PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN


PD. PASAR KOTA MEDAN
Narasumber : Zulfadli, SE ( Kasubag Akuntasi ) dan Kabag Akuntansi

1. Apa kegiatan operasional yang dilakukan PD. Pasar Kota Medan ?

2. Pasar apa sajakah yang dikelola PD. Pasar Kota Medan ?

3. Darimana saja pendapatan PD. Pasar Medan diperoleh ?

4. Apasajakah yang menjadi beban untuk menunjang kegiatan PD. Pasar Kota

Medan ?

5. Standar apakah yang digunakan PD. Pasar Kota Medan untuk pencatatan

pendapatan dan bebannya ?

6. Bagaiamanakah metode yang dilakukan PD. Pasar Kota Medan untuk

mengakui pendapatan dan bebannya ?

7. Pada saat terjadi transaksi, dimanakah transaksi tersebut di catat ?

8. Setiap tanggal berapa rekening penerimaan di terbitkan dan berapa lama

jangka waktu pembayaran ?

9. Mengapa perusahaan tidak melakukan penjurnalan ?

10. Apakah pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan perusahaan telah

dievaluasi dengan baik ?


LAMPIRAN VII

JAWABAN PERTANYAAN PENELITIAN

1. Kegiatan operasionalnya yaitu melakukan pelayanan jasa terkait

kebutuhan tempat dan fasilitas berjualan serta menyediakan fasilitas

umum berupa sarana pembelanjaan Kotamadya Medan yang

merupakan produk juala PD. Pasar Kota Medan kepada para pedagang

yang akan menggunakannya sebagai tempat berjualan.

2. PD. Pasar Kota Medan mengelola beberapa pasar yang dibagi menjadi

3 cabang yakni masing-masing cabang terdiri dari 9 pasar.

3. Pendapatan perusahaan diperoleh dari penerimaan kontribusi tempat

berjualan dalam jangka waktu harian maupun bulanan, memberikan

jasa-jasa seperti pembangunan, sarana listrik, kebersihan,

pemeliharaan kondisi fisik di pasar dan melakukan pengamanan dan

penertiban pasar agar para pedagang merasa aman untuk berjualan.

Selain itu perusahaan juga memperoleh pendapatan bunga dan royalti.

4. Yang menjadi beban PD. Pasar Kotam Medan yaitu Beban pegawai,

Beban administrasi, Beban pembinaan dan tenaga ahli, Beban

pemeliharaan, Beban umum, Beban penyisihan piutang, Beban

penyusutan aktiva tetap, Beban penyusutan nilai asset tetap dan

piutang

5. Standar yang digunakan yaitu Standar Akuntansi Keuangan No. 23


6. Metode yang dilakukan perusahaan berupa metode cash basis untuk

pendapatan harin dan accrual basis untuk pendapatan bulanan dan

beban perusahaan.

7. Untuk pendapatan harian di catat di buku kas umum dan untuk

pendapatan bulanan di catat dalam buku piutang. untuk pencatatan

beban di catat di buku harian beban dan buku kas umum.

8. Rekening penerimaan kontrak di terbitkan setiap tanggal 10 pada

tanggal 20 mulai pengutipan dan paling lambat pembayaran tanggal

30

9. Karena jika melakukan penjurnalan pekerjaan akan semakin lambat

karena mencatat banyaknya akun-akun yang bersangkutan dengan

transaksi. Dengan buku yang sudah disediakan lebih efisien untuk

pencatatan setiap transaksi.

10. Menurut kami, iya sudah karena laporan keuangan yang dilakukan

berjalan dengan lancar dan dapat dipahami pemakainya.


DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.Identitas Pribadi
1. Nama : Alha Ghitasya Siregar
2. NIM : 52.14.4.003
3. Tpt/Tgl.Lahir : P. Siantar, 11 Juni 1996
4. Pekerjaan : Mahasiswi
5. Alamat : Jl. Pasar VI Hutan Percut Sei Tuan

II. Riwayat Pendidikan


1. Tamatan SD Negeri 091258 Bangun Gunung Malela Berijazah 2008
2. Tamatan MTS Swasta Mukhtariyah Besitang Berijazah 2011
3. Tamatan SMK Swasta Harapan Babalan Kab. Langkat Berijazah 2014
4. Tamatan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara 2018

III. Riwayat Organisasi


1. Anggota Departemen Dalam Negri Universal Islamic Economic UIN SU

tahun 2014-2015

2. Staf Departemen Luar Negri Universal Islamic Economi UIN SU tahun

2016-2017

Anda mungkin juga menyukai