(Studi Empiris pada Wajib Pajak UMKM yang Terdaftar di Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Tampan Kota Pekanbaru)
PROPOSAL PENELITIAN
Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan berkat, rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada Nabi Muahammad SAW, nabi
akhir zaman, yang telah membimbing umatnya menuju jalan kebenaran. Skripsi ini
disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi di Universitas Muhammadiyah Riau.
1. Ayah dan Bunda serta adik-adikku yang telah memberikan kasih sayang,
perhatian, semangat serta doa yang tiada hentinya. Terima kasih atas segalanya
Ayah dan Bunda.
2. Bapak DR. Mubarak, M.Si selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Riau.
3. Bapak Zul Azmi, SE., M.Si.Ak.CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Riau.
4. Bapak Agustiawan, SE., M.Sc.Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau.
5. Ibu Siti Rodiah, SE., M.Sc., selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau.
6. Ibu Adriyanti Agustina Putri, SE.,M.Ak.,Ak.,CA selaku dosen mata kuliah
Seminar Penelitian
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Penulis
HALAMAN JUDUL................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................viii
DAFTAR RUMUS.................................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................12
D. Sitematika Penulisan.........................................................................................14
A. Landasan Teori.................................................................................................16
1. Teori Persepsi............................................................................................................16
2. Teori Atribusi............................................................................................................18
4. Gender.......................................................................................................................21
5. Pemahaman Perpajakan.............................................................................................22
6. Religiusitas................................................................................................................23
8. Love of Money...........................................................................................................26
C. Pengembangan Hipotesis..................................................................................31
D. Kerangka Pemikiran.........................................................................................36
A. Jenis Penelitian.................................................................................................38
F. Operasionalisasi Variabel.................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................53
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara berkembang yang sangat
membutuhkan dana untuk membiayai pembangunannya. Sumber
penerimaan dari Negara Indonesia terdiri atas tiga, yaitu penerimaan pajak,
penerimaan negara bukan pajak dan penerimaan hibah (Atmoko, 2018).
Dari ketiga penerimaan tersebut, penerimaan pajak merupakan penerimaan
yang terbesar di Indonesia yang digunakan untuk pembiayaan
pembangunan infrastruktur, pembiayaan di bidang kesehatan, pembiayaan
di bidang pendidikan dan lain-lain (Atmoko, 2018).
Untuk membiayai segala kepentingan negara dan untuk
mewujudkan perekonomian nasional yang lebih baik maka disusunlah
APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Seluruh pendapatan
yang diterima oleh negara serta belanja atau pengeluaran pemerintah setiap
tahunnya tercatat didalam APBN. Pendapatan negara yang diperoleh dari
sektor perpajakan merupakan sektor terbesar yang berkontribusi bagi
APBN. Pajak mempunyai peranan penting bagi pembangun sebuah negara.
Seluruh pengeluaran-pengeluaan negara yang digunakan untuk
pembangunan nasioanl serta untuk membiayai insfratuktur umum seperti
jalan, stasiun dan alat-alat transportasi dibiayai oleh pajak.
Tabel 1. 1 Target dan Realisasi Penerimaan Pajak
dalam miliar RUpiah
Tahun 2017 2018 2019
Target 1.283,57 1.424,00 1.577,56
Realisasi 1.151,03 1.315,51 1.332,06
Capaian 89,67% 92,23% 84,44%
Sumber: Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Pajak Tahun 2019
Polda Riau," kata Kepala Seksi Penuntuhan Pidsus Kejati Riau, Lexi
Patarani kepada wartawan, Senin (10/12/2018). "Tersangka tidak
membayarkan pajak penghasilan sebesar 10 persen. Terdapat laporan palsu
soal PPN dan laporan SPT tidak benar," kata Lexi.
Pada kasus lain Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Riau melalui Korwas PPNS
Kepolisian Daerah Riau, menyerahkan tersangka dan barang bukti tindak
pidana perpajakan ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Pekanbaru,
Rabu (26/2/2020). Proses tahap II ini dilaksanakan di Kantor Kejari
Pekanbaru di Jalan Jenderal Sudirman.
Sementara, Syarifuddin Syafri, Plt Kabid Penyuluhan, Pelayanan
dan Humas Kanwil DJP Riau menuturkan, tersangka AF melalui CV
Adhitya Berkat Mandiri (ABM), diduga kuat turut serta melakukan tindak
pidana di bidang perpajakan. Berupa penyampaian surat pemberitahuan
masa pajak pertambahan nilai yang isinya tidak benar atau tidak lengkap,
dan tidak menyetorkan pajak pertambahan nilai yang telah dipotong atau
dipungut dalam kurun waktu Januari 2012 sampai dengan Desember 2013.
Perbuatan tersangka menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dari
sektor perpajakan dengan nilai Rp 735 juta lebih. Perbuatan tersangka
melanggar ketentuan pasal 39 ayat (1) huruf d jo pasal 39 ayat (1) huruf i
jo pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, sebagaimana telah diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 jo pasal 64 ayat
(1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dengan ancaman pidana penjara
paling lama 6 tahun dan denda paling banyak 6 kali jumlah pajak dalam
faktur pajak.
Selain AF, pada perkara ini sebelumnya penyidik juga sudah
menetapkan Zulkarnain Rangkuti sebagai tersangka. Sebelumnya, Direktur
CV ABM, Zulkarnain Rangkuti melakukan penggelapan pajak sejak 12
Juni 2012 sampai 5 Oktober 2013 silam di perusahaan miliknya yang
bergerak bidang perbaikan kendaraan atau alat berat di Provinsi Riau dan
UMKM. Hal ini disebabkan karena masih kuatnya persepsi negatif dari
wajib pajak itu sendiri. Persepsi negatif ini juga membuat masyarakat
menganggap pajak masih dilihat sebagai beban yang sebisa mungkin harus
dihindari (www.pajak.go.id, Maret 2020).
Diantara banyaknya faktor yang dapat mengembangkan
perekonomian di Indonesia, UMKM merupakan salah satu penggerak
perekonomian nasional yang memiliki peran penting di Indonesia saat ini
(Ceptianingtyas, 2019). Indonesia merupakan negara yang memiliki
jumlah pelaku UMKM yang cukup besar. Menurut data dari laman
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah yang diolah dari
data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2017 jumlah pelaku UMKM
di Indonesia yang terdaftar mencapai 62,92 juta unit atau 99,99% dari total
jumlah pelaku usaha nasional. Selama 5 tahun terakhir, jumlah UMKM
yang ada di Indonesia pun tumbuh dengan cukup pesat. Terdapat 7,7 juta
UMKM baru yang muncul sejak tahun 2012 sampai 2017.
(www.pajak.go.id, Maret 2020). Hal tersebut berbanding terbalik dengan
penerimaan pajak negara, Ditjen Pajak mengatakan dari sekian banyak
pengusaha UMKM hanya sebagian kecil yang taat akan membayar pajak
yaitu berkisar antara 1,5 juta atau hanya 0,2% dari total pengusaha UMKM
yang ada.
Tabel 1. 2 Jumlah UMKM yang Terdaftar di KPP Pratama
Pekanbaru Tampan (Tahun 2014-2019)
Jumlah Rasio
No Tahun Jumlah UMKM
Pelaporan SPT Kepatuhan
1 2014 10.908 2.901 19,16%
2 2015 10.853 2.856 26,13%
3 2016 12.167 3.061 25,16%
4 2017 12.539 3.125 24,92%
5 2018 15.254 5.319 34,87%
6 2019 17.983 8.367 46,53%
Sumber : KPP Pratama Pekanbaru Tampan
dijadikan dalam penelitian ini adalah wajib pajak UMKM yang terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tampan Kota Pekanbaru. Sementara itu,
penelitian sebelumnya menjadikan wajib pajak Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai sampel penelitian.
Alasan memilih wajib pajak UMKM yang terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Tampan Kota Pekanbaru sebagai sampel
penelitian adalah karena pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah merupakan
wajib pajak yang bisa dikatakan dapat memberikan penerimaan pajak yang
besar. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan bagian
dari dunia usaha nasional yang mempunyai kedudukan, potensi dan
peranan yang strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.
Pengembangan UMKM menjadi ujung tombak pertumbuhan ekonomi dan
merupakan tulang punggung ekonomi kerakyatan.
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi wajib pajak terhadap persepsi penggelapan pajak dengan
judul “Pengaruh Gender, Pemahaman Perpajakan, Religiusitas, Status
Sosial Ekonomi Dan Love Of Money Terhadap Persepsi Penggelapan
Pajak (Studi Empiris pada Wajib Pajak UMKM yang Terdaftar di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tampan Kota Pekanbaru)”
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan
untuk menganalisa mengenai :
1) Pengaruh antara gender terhadap persepsi penggelapan pajak
2) Pengaruh antara pemahaman perpajakan terhadap persepsi
penggelapan pajak
3) Pengaruh antara religiusitas terhadap persepsi penggelapan pajak
4) Pengaruh antara status sosial ekonomi terhadap persepsi
penggelapan pajak
5) Pengaruh antara love of money terhadap persepsi penggelapan
pajak
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
1) Mahasiswa Jurusan Akuntansi, penelitian ini bermanfaat
sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan
menambah ilmu pengetahuan.
2) Masyarakat, sebagai sarana informasi dan menambah
pengetahuan akuntansi, khususnya mengenai pengaruh
gender, pemahaman perpajakan, religiusitas, status
sosial ekonomi dan love of money terhadap persepsi
penggelapan pajak.
3) Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi peneliti
yang akan melaksanakan penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan topik ini.
b. Manfaat Praktis
1) Regulator, dalam hal ini adalah Direktorat Jendral Pajak
(DJP), penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti
empiris mengenai pentingnya pengawasan terhadap
peraturan yang telah dikeluarkan mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi seperti pengaruh gender,
pemahaman perpajakan, religiusitas, status sosial
ekonomi dan love of money terhadap persepsi
penggelapan pajak sehingga dapat meminimalisir etika
penggelapan pajak di Indonesia khususnya wilayah Riau.
D. Sitematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
BAB V : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Persepsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), persepsi
memiliki dua definisi, yaitu: 1) Tanggapan (penerimaan) langsung dari
sesuatu dan 2) Proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui
pancaindranya. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
persepsi adalah proses untuk menanggapi, memahami, dan menafsirkan
suatu kejadian atau peristiwa yang dipengaruhi oleh nilai-nilai yang ada di
dalam individu tersebut.
Philip kottler memberikan definisi persepsi sebagai proses seorang
individu memilih, mengorganisasikan dan menginterpretasikan masukan-
masukan informasi untuk menciptakan gambaran yang memiliki arti.
Persepsi disini tidak hanya tergantung pada hal fisik, tetapi juga
berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu tersebut.
Sedangkan dalam proses memperoleh atau menerima informasi tersebut
adalah juga berasal dari objek lingkungan. Suatu rangsangan dipandang
sebagai kejadian-kejadian yang ada di dalam lingkungan eksternal individu
yang ditangkap dengan menggunakan alat sel syaraf yang selanjutnya akan
terjadi proses pengolahan sensasi. Ketika sejumlah sensasi masuk ke
dalam struktur yang lebih dalam dari sistem susunan syaraf, maka sensasi
inilah yang disebut sebagai persepsi.
Menurut Robbins (2015:103) persepsi adalah sebuah proses
individu mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan sensoris untuk
memberikan pengertian pada lingkungannya. Menurut Lubis (2011:97)
persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau menginterprestasikan
peristiwa, objek, serta manusia. Definisi persepsi yang formal adalah
proses di mana seseorang memilih, berusaha, dan menginterprestasikan
rangsangan ke dalam suatu gambaran yang terpadu dan penuh arti (Lubis,
2. Teori Atribusi
Teori ini pertama kali dikenalakan oleh Fritz Heider yang
menggambarkan suatu proses seseorang yang sedang berusaha untuk
menelaah, menilai serta menyimpulkan penyebab dari suatu kejadian
menurut persepsi individu. Menurut Robbins (1996), teori atribusi yaitu
bila seorang individu mengamati perilaku seseorang, maka mereka
mencoba untuk menentukan apakah perilaku tersebut ditimbulkan secara
internal atau eksternal. Fikriningrum (2012) menyatakan bahwa perilaku
yang disebabkan secara internal adalah perilaku yang dipengaruhi dari
dalam diri individu, sedangkan perilaku yang disebabkan secara eksternal
yaitu perilaku yang dipengaruhi dari luar individu, yang artinya seseorang
akan berperilaku bukan karena keinginannya sendiri, melainkan karena
adanya desakan atau keadaan yang tidak bisa terkontrol oleh seseorang
tersebut.
Menurut Robbins (2015:104) teori atribusi yaitu sebuah percobaan
untuk menentukan apakah perilaku seorang individu disebabkan dari
internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan internal adalah yang
pajak biasanya dipengaruhi oleh berbagai hal, misalnya tarif pajak yang
terlalu tinggi, kurangnya informasi fiskus mengenai hak dan kewajiban
membayar pajak kepada wajib pajak dan lemahnya ketegasan pemerintah
dalam menangani kasus kecurangan dalam pembayaran pajak sehingga
peluang wajib pajak untuk melakukan tindak kecurangan semakin besar.
Sehingga dapat dikatakan penggelapan pajak merupakan tindak pidana
yang melanggar hukum perpajakan karena mengacu pada tindakan yang
tidak benar yang dilakukan oleh wajib pajak mengenai kewajiban dalam
membayar pajak. Wajib pajak akan patuh membayar pajak apabila terdapat
sanksi pajak yang ketat dan berat, sebaliknya apabila sanksi pajak tidak
ketat wajib pajak akan memilih tidak membayar pajak dan kemungkinan
akan melakukan penggelapan pajak (Karlina, 2020).
4. Gender
5. Pemahaman Perpajakan
Pemahaman akan peraturan perpajakan erat kaitannya dengan
pembayaran pajak. Resmi (2009) mengatakan bahwa pengetahuan dan
pemahaman akan peraturan perpajakan adalah proses wajib pajak
memahami tentang perpajakan dan menerapkan pengetahuan itu untuk
membayar pajak. Syarat-syarat untuk melakukan pembayaran pajak adalah
(1) wajib pajak harus me- miliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) dan
(2) wajib pajak harus melaporkan SPT (Surat Pemberi- tahuan) baik masa
maupun tahunan.
Rachmadi (2014) dalam Tumewu & Wahyuni (2018)
mendefinisikan bahwa pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan
perpajakan adalah langkah- langkah ketika wajib pajak memahami tentang
perpajakan dan mengimplementasikan pengetahuan serta pemahaman itu
dalam melakukan pembayaran pajak.
Pengaruh pemahaman perpajakan oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
terhadap persepsi atas perilaku penggelapan pajak dapat dikembangkan
dengan melihat seberapa besar pemahaman ketentuan perpajakan dapat
dipahami oleh wajib pajak, dimengerti dan dipatuhi untuk kemudian
dilaksanakan. Tujuannya agar harapannya kedepan, praktik penggelapan
pajak dapat diminimalisir serendah mungkin dan Wajib Pajak memahami
perilaku tersebut melanggar hukum dan tidak etis untuk dilakukan.
Hardiningsih (2011) mengatakan bahwa wajib pajak yang tidak memahami
peraturan perpajakan secara jelas akan cenderung menjadi wajib pajak
yang tidak patuh. Tetapi faktanya tidak hanya wajib pajak yang melakukan
penggelapan pajak tetapi aparatur pajak itu sendiri, yang kita ketahui
memiliki pengetahuan dan pemahaman perpajakan yang lebih baik dari
wajib pajak. (Rahman, 2013).
6. Religiusitas
dan tidak peduli dengan kepentingan orang lain. Status sosial yang
tinggi akan menghasilkan kecintaan terhadap uang yang tinggi pula,
hal ini dapat membuat seseorang menjadi tamak. Terdapat perbedaan
pendapat terkait hubungan status sosial ekonomi dan perilaku etis.
Status sosial ekonomi tidak akan berdampak terhadap sikap love of
money yang merupakan akar perilaku tidak etis (Pradanti dan Prastiwi,
2014.
8. Love of Money
Tang (1992) mulai memperkenalkan konsep cinta uang (love of
money) pada literatur psikologis. Konsep tersebut mengukur perasaan
subjektif seseorang terhadap uang. Tang et all (2008) menjelaskan love of
money merupakan perilaku seseorang terhadap uang, pengertian seseorang
terhadap uang, keinginan dan aspirasi seseorang terhadap uang. Love of
money juga berarti sebagai level kecintaan seseorang terhadap uang,
bagaimana mereka menggangap uang penting bagi kehidupan mereka.
Sikap terhadap uang dipelajari melalui proses sosialisasi yang didirikan
pada masa kanak-kanak dan dipelihara dalam kehidupan dewasa (Tang et
all, 2005).
Love of money merupakan kecintaan seseorang terhadap uang
dimana setiap tindakan dilakukan berdasarkan pada uang (Tang, 1993).
Seseorang yang memiliki tingkat love of money tinggi cenderung
berdampak dengan menganggap uang sebagai hal yang sangat penting,
uang dapat memberikan kebahagiaan karena uang menjadi motivasi untuk
lebih giat dalam bekerja, merasa dihormati dalam lingkungan sosial, serta
menjadi tolak ukur keberhasilan yang telah dicapai (Tang, 1993). Dengan
tingginya sikap love of money yang berlebih dapat menjadi akar dari suatu
kejahatan (Tang dan Chiu, 2003). Love of money yang dimaksudkan
adalah bagaimana seseorang melakukan segala cara untuk memiliki
banyak uang dengan meminimalkan pengeluaran, begitupun saat
membayar pajak. Wajib pajak yang memiliki sikap love of money yang
tinggi menggunakan berbagai cara untuk meminimalkan pengeluaran
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. 1
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
Nama
N
Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
o
Tahun
1 Dekeny Pengaruh Gender, Variabel Bebas : Hasil penelitian
Agustina Religiusitas Dan Gender, Religiusitas menunjukkan
Nurachmi, Love Of Money dan Love Of Money bahwa Gender
Amir Terhadap Etika berpengaruh
Hidayatulloh Penggelapan Pajak Variabel Terikat : terhadap Etika
, S.E.,M.Sc. Etika Penggelapan Penggelapan
(2020) Pajak. Pajak,
Religiusitas tidak
berpengaruh
terhadap Etika
Penggelapan
Pajak, dan Love
of Money
berpengaruh
terhadap Etika
Penggelapan
Pajak
Nama
N
Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
o
Tahun
Yuniarti Pemahaman Pemahaman bahwa
Hermawan, Perpajakan, Status Perpajakan, Status religiusitas,
dan Tri Sosial Ekonomi Dan Sosial Ekonomi dan pemahaman
Sulistyani Love Of Money Love Of Money perpajakan, status
(2018) Terhadap Persepsi sosial ekonomi
Penggelapan Pajak Variabel Terikat : dan love of money
Persepsi Pengelapan secara simultan
Pajak berpengaruh
terhadap persepsi
penggelapan
pajak, secara
parsial
religiusitas dan
status sosial
ekonomi tidak
berpengaruh
terhadap persepsi
penggelapan
pajak sedangkan
Pemahaman
Perpajakan dan
love of money
berpengaruh
terhadap persepsi
penggelapan
pajak
Nama
N
Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
o
Tahun
6. Lies Meida Love Of Money, Variabel Bebas: Hasil penelitian
Choiriyah, Religiusitas Dan Love Of Money, menunjukkan
Theresia Penggelapan Pajak Religiusitas bahwa love of
Woro (Studi Pada Wajib money tidak
Damayanti Pajak UMKM di Variabel Terikat : berpengaruh
(2020) Kota Salatiga) Penggelapan Pajak terhadap
penggelapan
pajak sedangkan
religiusitas
memoderasi love
of money terhadap
penggelapan
pajak
Nama
N
Peneliti dan Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
o
Tahun
Variabel Moderasi : money
Religiusitas berpengaruh
negatif signifikan
terhadap persepsi
etika penggelapan
pajak, religiusitas
tidak memoderasi
hubungan
machivellian
terhadap persepsi
etika penggelapan
pajak dan
interaksi love of
money yang
dimoderasi oleh
religiusitas
memperkuat
pengaruh
terhadap persepsi
etika penggelapan
pajak
C. Pengembangan Hipotesis
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1
berikut ini:
Variabel Independen
Gender (X1)
Pemahaman Perpajakan (X2
)
Variabel Dependen :
Religiusitas (X3) Persepsi Penggelapan
Pajak (Y)
Status Sosial Ekonomi
(X4)
Love of Money (X5)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk
asosiatif. Penelitian kuantitatif menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka serta data
dianalisis dengan menggunakan prosedur statistik. Sedangkan penelitian
asosiatif bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun juga hubungan
antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2012). Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan kausalitas yang digunakan untuk menjelaskan
pengaruh variable independen, yaitu gender , pemahaman perpajakan,
religiusitas, status sosial ekonomi dan love of money terhadap variabel
independen, yaitu persepsi penggelapan pajak
Keterangan:
N = ukuran populasi
e = presentase kelonggaran ketelitian kesalahan pengambilan sampel yang
masih bisa ditolerir ; e = 0,10
17.983
n=
1+ 17.983 x 0 ,10²
17.983
n=
180,83
4 = Setuju (S)
F. Operasionalisasi Variabel
a. Gender (X1)
c. Religiusitas (X3)
Tabel 3. 1
Operasionalisasi Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Pengukuran Skala
1. Penggelapan Pemahaman Penyebab Likert Interval
Pajak (tax tentang penggelapan
evasion) penggelapan pajak,
(Ardiansyah, pajak Sistem
2017) dan pengelolaan
(Permata keuangan
Bahari, 2016) perpajakan,
Pengetahuan
penggelapan pajak
a. Uji Validitas
b. Uji Reabilitas
a. Uji Normalitas
tentu tidak berdistribusi normal, untuk itu perlu suatu pembuktian. Uji
statistik normalitas yang dapat digunakan diantaranya Chi-Square,
Kolmogorov Smirnov. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
statistik. Pengujian dengan menggunakan uji statistik One Sample
Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Jika nilai probabilitas signifikansi K-S
lebih besar dari 0.05, maka data berdistribusi normal (Ghozali, 2013).
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heterokedastisitas
Keterangan
α = Konstanta
X1 = Gender
X2 = Pemahaman Perpajakan
X3 = Religiusitas
X5 = Love of Money
e = Error (kesalahan)
6. Koefisien Determinasi
Menurut Ghozali (2013) uji koefisien determinasi digunakan untuk
menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi
adalah untuk melihat seberapa besar variabel-variabel independen secara
bersama mampu memberikan penjelasan mengenai variabel independen.
Dimana nilai R2 yang semakin tinggi menjelaskan bahwa variabel
independen semakin baik kemampuannya dalam menjelaskan variabel
dependen pada penelitian. Semakin kecil nilai R2 berarti semakin sedikit
kemampuan variabel-variabel independen untuk menjelaskan variabel
dependen pada penelitian. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai
koefisien determinasi adalah sebagai berikut:
a. Nilai R2 harus berkisar 0 sampai 1
b. Bila R2 = 1 berarti terjadi kecocokan sempurna dari variabel
independen menjelaskan variabel dependen.
Bila R2 = 0 berarti tidak ada hubungan sama sekali antara variabel
independen terhadap variabel dependen.
DAFTAR PUSTAKA
Maghfiroh, Dhinda dan Fajarwati, Diana. (2016). Persepsi Wajib Pajak Mengenai
Pengaruh Keadilan, Sistem Perpajakan Dan Sanksi Perpajakan Terhadap
Penggelapan Pajak (Survey Terhadap Umkm Di Bekasi). JRAK,7 (1), 39-
55
Lau, T. C., Choe, K. L., & Tan, L. P. (2013). The Moderating Effect of Religiosity
in the Relationship between Money Ethics and Tax Smith, T. B.,
McCullough, M. E., & Poll, J. (2003). Evasion. Asian Social Science,
9(11), 213-220.
McGee, Robert W. (2006). Three Views on the Ethics of Tax Evasion. Journal of
Business Ethics 2006,15-35.
Pradanti, Noviani Rindar dan Andri Prastiwi. (2014). Analisis Pengaruh Love Of
Money Terhadap Persepsi Etis Mahasiswa Akuntansi. Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro. 3( 3), 2337-3792.
Siti Resmi. (2009). Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Selemba Empat.
Siregar. Syofian. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS. Jakarta: Kencana.
Sofha, D., & Utomo, D. (2018). Keterkaitan Religiusitas, Gender, LOM Dan
Persepsi Etika Penggelapan Pajak. Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi
Terapan (JIMAT), 9, 43– 61.
Tang, T. et al. (2005). Money Profile: The Love Of Money, Attitudes, And Needs.
Personel review. 34(5), 603-624.
Tang, T.L.P., Chen, Y. J. dan Sutarso, T. (2008). Bad Apples in Bad (Business)
Barells: The Love of Money, Machiavellianism, Risk Tolerance, and
Unethical Behaviour. Management Decision, 46(2), 243-263.
Tang, T., & Chiu, R. (2003). Income, Money Ethics, Pay Satisfaction,
Commitment, And Unethical Behavior: Is The Love Of Money The Root Of
Evil For Hong Kong Employees?. Journal of Business Ethics. 46, 13-30.
Tang, T. L. P., & Luna-Arocas, R. (2004). The Love of Money, Satisfaction, and
The Protestant Work Ethic: Money Profiles Among University Professors
in the USA and Spain. Journal of Business Ethics, 50(4), 329-354.
Tang, T. L. P. (2002) . Is the love of money the root of all evil? Or different
strokes for different . folks: lessons in 12 countries. Paper presented to the
International Conference on Business Ethics in the Knowledge Economy.
Victoria, Agatha Olivia. (2020). Kasus Faktur Pajak Fiktif, Penerimaan Negara
Nyaris Hilang Rp 27 M di https://katadata.co.id (akses 03 Januari 2021).