Anda di halaman 1dari 84

1

SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS


JASA KONSTRUKSI PADA PT PEMBANGUNAN
PERUMAHAN (PERSERO) Tbk CABANG VIII
MAKASSAR

MARDAWIAH
10573 03564 12

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
SKRIPSI

ANALISIS PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN ATAS


JASA KONSTRUKSI PADA PT PEMBANGUNAN
PERUMAHAN (PERSERO) Tbk CABANG VIII
MAKASSAR

MARDAWIAH
10573 03564 12

Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana


Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2016
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang menggenggam jantung ini dan

membiarkannya tetap berdetak, mengalirkan nyawa dalam tubuh sehingga satu

demi satu ibadah yang diberikan-Nya dapat peneliti laksanakan. Syukur

Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, serta senantiasa memberikan kesehatan, kemampuan,

dan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan

skripsi ini merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (SE)

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar. Adapun judul skripsi ini adalah “Analisis Pengakuan

Pendapatan Dan Beban Atas Jasa Konstruksi Pada PT Perumahaan

Pembangunan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar”.

Skripsi ini saya dedikasikan sepenuhnya kepada kedua orang tuaku tercinta

Tendeng dan sarannati. Terima kasih bapak dan ibu untuk semua kasih sayang,

doa yang tak pernah putus, pengorbanan, serta dukungan yang sangat besar untuk

ananda. Tak cukup hanya sekedar “terima kasih” untuk membasuh keringat dan

tetesan air mata yang mengalir selama membesarkan ananda. Namun percayalah

dalam setiap hembusan nafas ini adalah doa memohon surga jadi balasan termanis

bagi jasa pahlawanku Bapak dan Ibu tersayang.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak berupa dukungan moril, materil, spiritual, maupun

iv
administrasi. Oleh karena itu, peneliti ingin menyampaikan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu:

1. Rektor universitas Muhammadiyah Makassar,Dr.H.Abdul Rahman

Rahim,SE,.MM Berserta Jajarannya.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,

DR. H. Mahmud Nuhung, M.A beserta jajarannya dan seluruh dosen Fakultas

Ekonomi dan Bisnis yang telah membagikan ilmunya.

3. Bapak Ismail Badollahi,SE,M.Si,AK,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr.H.Ansyarif Khalid,SE.M.Si.AK.CA,selaku Pembimbing I dan

Muchriana muchram,SE.,M.Si.AK.CA selaku Pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada peneliti untuk

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh pegawai akademik dan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UNISMUH Makassar, terima kasih atas kebaikannya.

6. Terimah kasih Kepada pimpinan dan seluruh staf PT Pembangunan

Perumahan (Persero) Tbk Cab. VIII Makassar, yang telah menyambut saya

dengan sangat ramah dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.

7. Kepada sahabat terbaik sekaligus seperjuangan Pernitasari, Asram wahyudi, Sri

Wahyuni dan Murni yang selalu setia hingga akhir terima kasih atas

kebersamaan ini.

8. Seluruh teman seperjuangan di Jurusan Akuntansi terkhusus kelas Ak

1/2012.terima kasih telah menjadi bagian cerita ku di masa kuliah.

v
9. Terima kasi kepada Himpunan Pelajar Mahasiswa Massenrempulu (HPMM)

Cabang Enrekang utara yang tak bisa disebutkan satu persatu yang selama ini

banyak memberi pelajaran dan pengalaman yang bermanfat di luar bangku

kuliah.

10. Seluruh keluarga besar penulis terkhusus Hestiani,Lisdayani ,Indah

Khaerunnisa,dan Ermita Masud terima kasih atas do’a dan bantuanya baik

berupa nasehat ataupun bantuan materil yang diberikan kepada penulis.

Semoga segala kemurahan dan kebaikan hati kalian mendapatkan balasan

yang setimpal dari Allah SWT. Amin.

Sebagai manusia yang penuh kekurangan, peneliti menyadari bahwa skripsi

ini masih jauh dari sempurna baik isi maupun bahasanya walaupun telah

menerima bantuan dari berbagai pihak, karena kesempurnaan hanyalah milik

Allah SWT. Akhir kata saya ucapkan : Tiada gading yang tak retak, jika ada

kekurangan dalam penulisan skripsi ini, saya sebagai penulis memohon maaf yang

sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun akan lebih menyempurnakan

skripsi ini. Semua berakhir dalam harapan semoga skripsi ini bermanfaat bagi

semua pihak. Amin.

Makassar, 21 juni 2016

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

ABSTRAK ...................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 3

D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 5

A. Pendapatan ............................................................................................ 5

1. Pengertian Pendapatan ..................................................................... 5

2. Sumber Dan Penggolongan Pendapatan .......................................... 6

3. Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan......................................... 8

4. Metode Pengakuan Dan Pengukuran Pendapatan Digunakan

pada Perusahaan Konstruksi............................................................ 14

vii
B. Biaya..................................................................................................... 19

1. Pengertian Biaya.............................................................................. 19

2. Penggolongan Biaya ........................................................................ 20

3. Pengakuan Biaya ............................................................................. 23

4. Pengukuran Biaya............................................................................ 23

5. Pengakuan Pendapatan Dan Biaya Kontrak Konstruksi ................. 26

C. Laporan Keuangan ............................................................................... 27

1. Pengertian Laporan Keuangan ........................................................ 27

2. Karateristik Kuantitatif Laporan Keuangan .................................... 28

3. Tujuan Laporan Keuangan .............................................................. 29

D. Kerangka Fikir ..................................................................................... 30

E. Hipotesis .............................................................................................. 32

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 33

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian .............................................................. 33

B. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 33

C. Jenis Dan Sumber Data ........................................................................ 34

D. Metode Analisis Data........................................................................... 34

E. Defenisi Operasional............................................................................ 35

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ........................... 36

A. Sejarah Singkat perusahaan ................................................................. 36

B. Visi Dan Misi Perusahaan.................................................................... 39

viii
C. Struktur Organisasi .............................................................................. 40

BAB V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 42

A. Transaksi Perusahaan........................................................................... 42

B. Pengakuan Biaya.................................................................................. 47

C. Pengakuan Pendapatan......................................................................... 53

D. Manfaat Hasil Analisis......................................................................... 60

BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 61

A. Simpulan .............................................................................................. 61

B. Saran .................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63

LAMPIRAN

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejalan dengan semakin pesatnya dunia usaha dewasa ini,perusahaan

sebagai suatu kesatuan ekonomi yang berdiri sendiri telah meluas sedemikian

rupa, sejalan dengan itu struktur organisasi dan masalah pengololaan usahanya

semakin kompleks. Fungsi keuangan dikelola dengan memperhatikan unsur

kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi.

Badan usaha baik yang bergerak di bidang industri pabrik

(manufacturing), jasa konstruksi, perdagangan dalam aktivitas perusahaannya

tidak lepas dari kegiatan pencatatan tentang semua kejadian atau transaksi

keuangan untuk mengelola kegiatan usahanya. Aktivitas ini selalu terjadi secara

terus menerus dan sistem pencatatannya disesuaikan dengan prosedur yang

berlaku pada masing-masing perusahaan tersebut.

Perusahaan kontraktor merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan serta konsultan teknik yang mampu

mempunyai arti tersendiri sekaligus memegang peranan penting dalam menunjang

pembangunan nasional. Hal ini disebabkan karena kontraktor turut menyediakan

prasarana fisik yang turut menunjang terciptanya pembangunan, antara lain:

sektor pendidikan, sektor perhubungan (transportasi) dan sebagainya.

Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia pengakuan pendapatan pada

perusahaan kontraktor ada dua metode yaitu:(1) Metode persentase penyelesaian

1
2

merupakan pengakuan pendapatan atas suatu proyek didasarkan pada tingkat

kemajuan penyelesaian pekerjaannya (2) Metode kontrak selesai adalah

pendapatan suatu proyek baru dapat diakui apabila kontrak telah selesai

dikerjakan, serta biaya-biaya yang masih harus menjadi beban jumlah tidak

material lagi. Dalam menerima proyek, perusahaan melakukan kontrak terlebih

dahulu dengan pemberi kerja dimana proyek mempunyai jangka waktu yang

bervariasi, sebagian proyek dapat diselesaikan dalam jangka waktu kurang dari

satu tahun periode akuntansi yang pendapatan dan laba kotor diakui dengan

metode kontrak selesai atau sebelum per 31 desember, dan sebagian proyek

lainnya mencapai beberapa periode akuntansi yang pengakuan pendapatan dan

laba kotor diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian atau

sesuai tingkat penyelesaian proyek.

Informasi yang perlu diperhatikan dalam penyusunan laporan keuangan

yaitu pada laporan laba rugi adalah pengakuan pendapatan. Dalam mengakui

pendapatan dan beban di perusahaan kontraktor, perusahaan harus sudah

menggunakan metode yang benar sehingga keuntungan yang diperoleh dilaporkan

secara wajar sesuai dengan nilai sesungguhnya. Untuk itu agar tidak menyesatkan

para pemakai laporan keuangan, maka laporan keuangan tersebut harus disusun

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan khususnya ketepatan pengakuan

pendapatan kontrak dan beban kontrak yang diatur dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34.

Perusahaan PT PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero) Tbk Cabang

VIII Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa
3

konstruksi bangunan. Perusahaan berlokasi di jalan Letjen Hertasning

II/1,Rappocini,Tamalate Makassar.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengangkat judul:“Analisis

Pengakuan Pendapatan dan Beban atas Jasa Konstruksi Pada PT Pembangunan

Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian

kali ini adalah: Apakah system pengakuan pendapatan dan beban atas jasa

konstruksi pada PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII

Makassar sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.34?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah system pengakuan

pendapatan dan beban atas jasa konstruksi pada Pembangunan Perumahan

(Persero) Tbk Cabang VIII Makassar sudah sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan (PSAK) No.34.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan penulisan adalah sebagai berikut:

1. Bagi penulis sendiri,untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis

terutama yang terkait masalah dalam penulisan ini.

2. Bagi akademisi ,sebagai bahan bacaan dan reperensi bagi penulis lainnya yang

tertarik pada bidang ini.

3. Bagi perusahaan,dapat membantu perusahaan dalam memecahkan masalah-

masalah proyek dan cabang yang berkaitan dengan keputusan-keputusan


4

dalam pengambilan keputusan dalam operasi pencapaian phisik proyek untuk

memberikan laporan yang aktual dan sesuai PSAK No.34.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENDAPATAN

1. Pengertian Pendapatan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 (Revisi 2009) pendapatan adalah arus masuk

bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal entitas selama

suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkkan kenaikan entitas, yang

tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan adalah arus masuk

aktiva dan atau penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang,

pemberian jasa, atau kegiatan menghasilkan laba lainnya yang membentuk operasi

utama atau inti perusahaan yang berkelanjutan selama suatu periode (Kieso, et al,

2007: 516).

Menurut Santoso (2010:26) pendapatan merupakan pemasukan atau

peningkatan aktiva suatu perusahaan atau penyelesaian kewajiban perusahaan atau

campuran keduannya selama satu periode tertentu akibat penyerahan atau

pembuatan suatu produk, pelayanan jasa, atau kegiatan lain yang merupakan

kegiatan utama perusahaan yang berkesinambungan.

Menurut Islahuzzaman (2012;314) pendapatan (revenues) adalah arus

masuk atau peningkatan lain atas harta dari suatu kesatuan atau penyelesaian

kewajibannya selama satu periode dari penyerahaan atau produksi

5
6

barang,pemberian jasa atau aktivitas lain yang merupakan operasi pokok atau

utama yang berkelanjutan dari kesatuan tersebut.

Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2007:89) definisi-definisi yang

menganut inflow concept biasanya merupakan definisi yang masih bersifat

tradisional, yaitu menyatakan bahwa revenue adalah inflow assets atau net assets

ke dalam perusahaan sebagai akibat penjualan barang atau jasa. Dalam praktek

tradisional aktiva pada umumnya meningkat atau hutang berkurang pada saat

penjualan atau penyerahan barang atau jasa. Padahal tidak selalu meningkatnya

aktiva atau berkurangnya sejumlah hutang disebabkan oleh pendapatan tetapi bisa

disebabkan oleh alasan-alasan lain, walaupun pendapatan memang merupakan

salah satu alasan mengapa jumlah aktiva bertambah dan sejumlah hutang

berkurang.

2. Sumber dan Penggolongan Pendapatan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa pendapatan

didefinisikan sebagai arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari

aktivitas normal perusahaan. Selama suatu periode bila arus masuk itu

mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi modal. Dalam

PSAK No. 23 pernyataan ini harus ditetapkan dalam akuntansi untuk pendapatan

timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi sebagai berikut.

a. Penjualan barang.

b. Penjualan jasa.

c. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang menghasilkan

bunga, royalti dan deviden.


7

Adapun jenis-jenis Pendapatan menurut Kusnadi (2000;19) adalah

sebagai berikut :

a. Pendapatan Operasi

Pendapatan operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :

1) Penjualan kotor

Penjualan kotor adalah penjualan sebagaimana tercantum dalam

faktur atau jumlah awal pembebanan sebelum dikurangi penjualan return

dan potongan penjualan.

2) Penjualan bersih

Penjualan bersih adalah penjualan yang diperoleh dari penjualan

kotor dikurangi return penjualan ditambah dengan potongan penjualan

lain-lain.

b. Pendapatan non operasi

Pendapatan non operasi dapat diperoleh dari dua sumber yaitu :

1) Pendapatan bunga

Pendapatan bunga adalah pendapatan yang diterima perusahaan

karena telah meminjamkan uangnya kepada pihak lain.

2) Pendapatan sewa

Pendapatan sewa adalah pendapatan yang diterima perusahaan karena

telah menyewakan aktivanya untuk perusahaan lain.


8

3. Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan

Kegiatan operasi perusahaan adalah proses yang terus-menerus mulai dari

pembelian bahan mentah,pengolahan bahan mentah yang diproses dengan

menggunakan tenaga kerja dan peralatan mesin, penjualan produk,penagihan dan

penerimaan uang sebagai akibat dari proses penjualan. Semua kegiatan yang

berlangsung terus menerus tersebut merupakan langkah-langkah untuk

memperoleh pendapatan. Financial Accounting Standart Board (FASB)

memberikan dua criteria pengakuan pendapatan seperti yang disadur Suwardjono

(1989) adalah berikut.

a. Pendapatan baru diakui bila jumlah rupiah pendapatan telah direalisasikan atau

cukup pasti akan segera terrealisasi. Pendapatan dikatakan telah terjadi

transaksi pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan dengan kas

atau klaim untuk menerima kas. Pendapatan dapat dikatakan cukup pasti akan

segera terrealisasi bila barang penukar yang diterima dapat dengan mudah

untuk dikonversi menjadi sejumlah kas atau setara kas yang cukup pasti. Untuk

dapat memenuhi persyaratan mudah dikonversi barang penukar (aktiva) yang

pasti tidak dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran barang dan mudah dijual

belikan tanpa memerlukan biaya yang berarti.

b. Pendapatan dapat diakui bilamana pendapatan tersebut sudah

terhimpun/terbentuk. Untuk memperoleh pendapatan perusahaan harus

melakukan kegiatan memproduksi barang atau jasa yang menjadi sumber

utama pendapatan. Pendapatan dapat dikatakan telah terhimpun bilamana

kegiatan telah menghasilkan pendapatan tersebut telah berjalan dan secara


9

substansional telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak menguasai

manfaat yang terkandung dalam pendapatan.

Menurut Harahap (2011: 96) Pengakuan (recognition) berarti proses

pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur criteria pengakuan yang

sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca dan laba rugi, yaitu

a. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan

mengalir dari atau ke dalam perusahaan.

b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 (Revisi 2010 ) pada kontrak harga tetap,

hasil suatu transaksi yang meliputi kontrak harga tetap, hasil kontrak kontruksi

dapat diestimasi secara andal bila semua hal-hal berikut ini dapat terpenuhi yaitu

a. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal

b. Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang berhubungan dengan kontrak

tersebut akan tertagih dan mengalir ke entitas.

Menururt Theodorus Tuanakotta(2007:135), kalau dilihat dari kegiatan

peristiwa yang mendukung terjadinya pendapatan (revenue), maka secara teoritis

ketepatan waktu pengakuan pendapatan bisa pada bagi saat seperti.

a. Selama berlangsungnya produksi : ini terlihat pada kontrak-kontrak

pembangunan yang bersifat jangka panjang, pada proses peningkatan nilai

secara alamiah (accretion), dan accruals.

b. Pada saat penjualan ini adalah timing dari revenue untuk kebanyakan barang

yang dijual.
10

c. Pada saat diterimanya uang tunai : misalnya, terjadi pada penjualan dengan

cicilan.

d. Sesudah produksi selesai : misalnya, dapat dijumpai dalam produksi logam

mulia dan komoditi-komoditi pertanian.

Gambaran yang jelas tentang hasil usaha suatu perusahaan, maka harus

ditentukan berapa pendapatan yang dicapai perusahaan dengan seksama, oleh

karena itu untuk tujuan pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi, diperlakukan

pembatas yang jelas mengenai kapan suatu pendapatan sudah harus diakui sebagai

pendapatan,karena jika tidak ini akan dapat merugikan beberapa pihak, misalnya

jika suatu perusahan belum mengakui adanya suatu pendapatan atas kontrak-

kontrak jangka panjang sebelum bangunan selesai dibuat, maka hal ini akan dapat

merugikan para pemegang sahamnya jika misalnya para pemegang saham tersebut

ingin menjual sahamnya pada saat itu juga.Sebagai ketentuaan umum, pendapatan

diakui pada saat realisasinya, atau dapat dijabarkan sebagai berikut.

a. Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan, biasanya

merupakan tanggal penyerahan produk kepada langganan.

b. Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada saat jasa

tersebut telah dilakukan dan dapat dibuat fakturnya.

c. Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva/sumber ekonomi perusahaan

oleh pihak lain, seperti pendapatan sewa, bunga, dan royalty diakui sejalan

dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva tersebut.


11

d. Pendapatan dari penjualan aktiva di luar barang dagangan seperti :penjualan

aktiva tetap atau surat berharga, diakui pada tanggal penjualannya.Sebagai

aturan umum pelaporan pendapatan dalam akuntansi meliputi:

1) Bukti Obyektif yang dapat diperiksa.

Transaksi pertukaran antara 2 (dua) pihak merupakan peristiwa ekonomi

yang nyata dan umumnya selalu diikuti dengan bukti yang tertulis, karena

itu harga pertukaran sudah dapat ditentukan dengan pasti.

2) Konvensi.

Produk yang dijual kepada pembeli dan menjadi resiko pembeli yang

bersangkutan, sedang penjual menerima suatu aktiva tertentu atau hak untuk

menagih atau berupa pencairan sejumlah hutang tertentu.

3) Kepastian.

Sejumlah biaya yang berhubungan dengan produk tersebut dan telah dapat

ditentukan dengan mudah. Namun demikian masih ada ketidakpastian,

seperti kemungkinan adanya retur penjualan atau pembelian tidak melunasi

hutangnya, juga biasanya ada garansi setelah penjualan. Untuk mengatasi

hal tersebut, perusahaan biasanya melakukan taksiran mengenai penjualan

retur, potongan-potongan, taksiran-taksiran piutang yang tidak tertagih dan

sebagainya berdasarkan pengalaman tahun yang lalu.

Kemungkinan untuk melakukan penyimpangan dalam pencatatan

pendapatan dari ketentuan umum seperti dikemukakan diatas, antara lain:

a. Pendapatan diakui pada saat pembayaran diterima atau sesudah terjadinya

penjualan.
12

Sebenarnya tidak dibenarkan untuk menunda pengakuan pendapatan,

karena sudah jelas menyimpang dari ketentuan yang ada, yaitu bahwa pendapatan

sudah harus dilaporkan pada saat terjadinya penjualan, tetapi jika keadaan tidak

memungkinkan untuk mengakui pendapatan tersebut sampai pada saat penjualan

terjadi memang dapat dibenarkan, misalnya karena.

1) Tidak adanya dasar yang cukup untuk menentukan kolektibilitas dari piutang,

yang nantinya dapat menyulitkan perkiraan mengenai berapa jumlah nilai

aktiva yang akan dicatat.

2) Apabila diperkirakan masih ada biaya-biaya yang cukup material untuk

diperhitungkan, dan biaya tadi tidak dapat ditaksir jumlahnya secara tepat.

Jadi hanya dalam keadaan yang tidak menentu sajalah cara tersebut di atas

boleh dilakukan, atau karena tidak adanya kepastian mengenai basarnya

pendapatan yang akan diterima.

b. Pengakuan pendapatan pada penjualan konsinyasi.

Konsinyasi merupakan perjanjian di mana pihak yang memiliki barang

menyerahkan sejumlah barang kepada pihak tertentu untuk dijual dengan

memberikan komisi kepada penjualnya. Dalam penjualan konsinyasi

ini,penyerahan barang pada pihak penjual yang menerima titipan, belumlah

merupakan pendapatan, meskipun sudah terjadi perpindahan barang.Pendapatan

baru diakui setelah barang-barang tersebut benar-benar telah oterjual oleh

consignee.
13

c. Pengakuan pendapatan pada saat selesai produksi.

Pengakuan pendapatan pada saat selesai produksi ini dapat dibenarkan jika

nilai dari barang tersebut sudah dapat ditentukan dengan pasti, dan untuk

memasarkan barang tersebut sudah bukan merupakan persoalan lagi,karena

pemasaran barang-barang tersebut dapat dijamin atau juga produk yang sudah

dipastikan terjual karena kontrak penjualan, dan juga mengenai biaya pemasaran

menurut periode-periode sebelumnya. Cara terbaik mengukur pendapatan adalah

dengan menggunakan nilai tukar (exchange value) dari barang atau jasa. Nilai

tukar ini menunjukkan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan

tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.

Menurut Theodorus M. Tuanakotta, (2007 : 155) menyatakan bahwa cara

terbaik untuk mengukur pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar atas

barang dan jasa. Dalam banyak kasus, nilai tukar bisa diekuivalenkan dengan

harga yang telah disepakati dalam transaksi dengan pelanggan. Tetapi harus ada

perhitungan lebih yang dibuat waktu menunggu hingga tagihan

dibayar.Sehubungan dengan pengakuan pendapatan salah satu kriteria bahwa

pendapatan itu dapat diakui adalah measurability, dimana pendapatan itu dapat

ditentukan besarnya dengan wajar agar didalam laporan keuangan itu tidak

tercermin pendapatan yang terlalu tinggi (over stated) dan terlalu rendah (under

stated). Harahap (2011: 96) menyatakan bahwa pengukuran adalah proses

penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan

keuangan dalam neraca atau laporan laba rugi.


14

4. Metode Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Digunakan pada

Perusahaan Konstruksi

Sistem akuntansi perusahaan industri konstruksi merupakan suatu hal yang

menarik karena mempunyai ciri-ciri tersendiri yang membedakannya dengan

perusahaan dagang atau perusahan industri lainnya. Perbedaan ini disebabkan oleh

dua hal pokok, yaitu lokasi serta lamanya dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh

perusahaan industry konstrusi.

Perusahaan industri konstruksi biasanya bekerja atas dasar kontrak,

dimana harga jualnya telah ditentukan lebih dahulu sebelum produksi dimulai,dan

dilaksanakan di tempat proyek serta penyelesaiannya juga berbulan-bulan dan

bahkan lebih dari satu atau dua periode pembukaan. Walaupun perusahaan

industri konstruksi bekerja atas dasar pesanan, namun tidak dapat disamakan

dengan " Job Order Manufacturing " yang produksinya dilakukan di pabrik serta

proses produksi pada umumnya tidak lebih dari satu tahun.

Masalah yang timbul bagi perusahaan industri kontruksi adalah dalam

rangka penyajian laporan keuangan perusahaan pada setiap akhir tahun, yang

meliputi pelaporan pendapatan maupun biaya untuk proyek-proyek yang

tergolong sebagai kontrak pembangunan jangka panjang. Untuk perhitungan hasil

dari suatu kontrak pembangunan, IkatanAkuntansi Indonesia menganut dua

metode yaitu berikut ini.

a. Metode persentase penyelesaian

Pengakuan pendapatan atas suatu proyek didasarkan pada tingkat kemajuan

penyelesaian pekerjaannya, dalam arti bahwa laba atau rugi suatu proyek dapat
15

dihitung walaupun proyeknya belum selesai dikerjakan. Untuk mengukur tingkat

penyelesaian pekerjaan suatu proyek sampai suatu saat tertentu atau pada saat

penyusunan laporan keuangan,biasanya didasarkan pada berikut.

1) Perbandingan antara biaya-biaya yang sudah menjadi beban sampai akhir

masa penetapan hasil yang dimaksud dan taksiran biaya seluruhnya untuk

menyelesaikan kontraknya dengan menggunakan data-data yang paling

baru, atau Pengukuran secara lain atas kemajuan pekerjaan dalam rangka

penyelesaian keseluruhan atas kontrak dengan memperhatikan pekerjaan

yang telah dilakukan. Dengan kata lain, untuk menghitung tingkat

kemajuan penyelesaian suatu proyek harus dilakukan penaksiran.

2) Penaksiran biaya penyelesaian (cost estimation). Persentase penyelesaian

pekerjaan dihitung dengan membandingkan biaya-biaya yang telah

dibebankan sampai dengan saat ini (costs todate), dengan biaya-biaya yang

telah dibebankan tersebut (costs todate) ditambah dengan taksiran biaya

penyelesaian pekerjaan (costs tocomplete). Perhitungan ini dapat

diformulasikan sebagai berikut.

costs to date
––––––––––––––––––––––––––– x 100 % = ... %
costs to date + costs to complete

Ket :

costs to date : biaya yang di bebankan saat ini

costs to complete : Taksiran biaya penyelesaian pekerjaan

Jadi titik tolak dalam perhitungan tersebut adalah taksiran total

biaya untuk menyelesaikan pekerjaan secara keseluruhan. Dari taksiran


16

total biaya tersebut akan dapat ditaksir laba atau rugi proyek secara

keseluruhan serta laba atau rugi untuk tahun berjalan.

3) Penaksiran secara teknis (engineering or architectural estimation). Dengan

cara ini, persentase penyelesaian pekerjaan didasarkan pada taksiran tingkat

kemajuan penyelesaian secara fisik. Pandangan ini lahir karena ada

anggapan bahwa jumlah pengeluaran biaya belum tentu akan

mencerminkan tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan.

Penaksiran kemajuan pelaksanaan pekerjaan berdasarkan perhitungan

tehnis dengan tingkat kecermatan dan ketepatan yang memadai, diperlukan

bantuan orang yang ahli dibidangnya seperti Insinyur atau Arsitek.

Langkah pertama yang ditempuh dalam melakukan penaksiran secara

tehnis ini adalah dengan memisah-misahkan jenis pekerjaan yang harus dilakukan

dalam suatu proyek. Kemudian dihitung atau ditaksir tingkat penyelesaian tiap

jenis pekerjaan, yang biasanya dinyatakan dalam suatu presentasi. Nilai

pendapatan yang diakui sampai dengan saat ini untuk tiap jenis pekerjaan dihitung

dengan cara mengalihkan persentase penyelesaiannya dengan harga borongan tiap

jenis pekerjaannya, sedangkan nilai pendapatan atas kontrak secara keseluruhan

merupakan penjumlahan dari pendapatan untuk tiap jenis pekerjaan.

b. Metode Kontrak Selesai

Pendapatan suatu proyek baru dapat diakui apabila kontrak telah selesai

dikerjakan, serta biaya-biaya yang masih harus menjadi beban jumlah tidak

material lagi. Jadi metode ini menekan ketelitian dan kecermatan dalam

pengakuan pendapatan perusahaan. Masalah yang dihadapi dalam penggunaan


17

metode kontrak selesai adalah pembebanan biaya administrasi dan umum.

Biasanya biaya adminitrasi dan umum dianggap sebagai beban perusahaan pada

periode terjadinya. Akan tetapi dalam hal kontrak pembangunan jangka panjang

pembebanan biaya tidak dapat terjadi pada periode di mana tidak ada kontrak

yang diselesaikan, sehingga tidak ada pendapatan yang diakui perusahaan. Hal ini

dapat diatasi dengan mengalokasikan biaya administrasi dan umum ke dalam

biaya proyek, sehingga terdapat adanya perbandingan biaya dan pendapatan yang

lebih baik.

Perusahaan mengerjakan banyak kontrak dan setiap tahun biasanya ada

proyek yang selesai dikerjakan maka lazimnya biaya administrasi dan umum

tersebut dibebankan sebagai biaya peiode terjadinya dan tidak perlu dialokasikan

sebagai biaya proyek.

Menurut Belkoui (2006:281) ada dua metode pengakuan pendapatan

dalam periode akuntansi, yaitu :

a. Dasar kejadian penting (Critical Event Basis/Cash Basis)

Kriteria ini telah mengarah kepada kejadian penting mengenai pendapatan

pada suatu titik tertentu dalam proses laba, yaitu pada suatu titik tertentu dalam

proses laba, yaitu pada saat harta terjual atau jasa diserahkan. Ini berarti, dengan

penggunaan dasar tunai atau cash basis yang murni (pure basis), pendapatan dari

penjualan barang atau jasa hanya dapat diperhitungkan pada saat tagihan

langganan diterima.

Jurnal :

Pencatatan pada saat pendapatan dan kas diterima.


18

Kas xxxx

Penjualan xxxx

b. Dasar akrual (Accrual Basis)

Menurut dasar akrual pendapatan diakui apabila penjualan barang atau

jasa telah dilakukan pada saat terjadinya tanpa memandang pada saat periode

penerimaan. Dengan demikian metode dasar akrual memperhitungkan pendapatan

pada saat terjadinya penjualan. Sesuatu hal yang sering terjadi bahwa sesuatu

pendapatan telah diterima tetapi kewajiban atas pendapatan tersebut belum

diselesaikan dan dapat juga terjadi hal yang sebaliknya.

Tujuan pencatatan dan pelaporan dalam akuntansi diperlukan adanya

pengakuan yang jelas tentang kapan pendapatan itu terjadi. Dasar akrual untuk

pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa pendapatan harus dilaporkan

selama produksi, maka dalam hal ini apabila keuntungan dapat dihitung secara

sebanding dengan tugas yang dikerjakan atau jasa yang dilaksanakan pada akhir

produksi, maka pendapatan diakui pada barang atau pada pengumpulan hasil

penjualan. Pada saat diakui pendapatan yang ditandai dengan perpindahan

pemilikan dari penjual ke pembeli.

Jurnal :

Piutang xxx

Penjualan xxx
19

B. BIAYA

1. Pengertian Biaya

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat

penting dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan.

Tujuan itu dapat tercapai apabilah biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu

pengorbanan oleh perusahaan yang bersangkutan telah diperhitungkan secara

tepat dalam menentukan apakah suatu pengorbanan merupakan biaya atau tidak,

maka terlebih dahulu harus dipahami tetang pengertian tentang biaya antara lain :

Menurut Simamora (2007 : 16), biaya adalah nilai atau setara kas yang

korbankan untuk barang atau jasa yang diharapkan bermanfaat pada saat ini dan

masa mendatang bagi orrganisasi.

Menurut Muliyadi (2004 : 8), biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis

yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, sedang terjadi atau

kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu.

Menurut Bustami dan Nurlela (2010 : 5) biaya adalah pengorbanan sumber

ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi, atau kemungkinan

akan terjadi untuk mencapai tujuan.

Menurut Widjaja Tunggal (2011 : 1) Biaya berbeda dengan biaya, beban

adalah ukuran arus keluar (out Flow) barang-barang atau jasa, yang di banding

dengan pendapatan (Revenue) untuk menentkan income,atau pengurangan dalam

asset neto sebagai hasil dari penggunaan jasa dalam menghasilkan pendapatan

atau pembebanan pajak oleh unit pemerintah sedang dalam istilah biaya (cost)

digunakan secara khusus, maka harus dimodifikasi dengan deskriptif antara lain :
20

langsun, konversi, tidak langsung tetap, variable, dapat dikontrol, produk period,

gabungan (Joint), perkiraan (estimated), standar, sunk, atau out-of-pocket.

Menurut Carter (2009 : 30 ) Biaya adalah sebagai suatu nilai tukar,

pengeluaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan

manfaat.

Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, biaya meliputi semua biaya

atau pengorbanan yang dapat diukur dalam satuan uang yang dilakukan sebagai

usaha untuk memperoleh satuan tertentu.

2. Penggolongan Biaya

Biaya digolongkan dengan berbagai macam cara. Umumnya

penggolongan biaya ini ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dengan

penggolongan tersebut, karena dalam akuntansi biaya dikenal konsep “ different

costs for diferent purpose”. Menurut Mulyadi (2004 : 14) dalam skripsi Ridwan

(H.12) biaya dapat digolongkan menurut :

a. Objek pengeluaran

Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yaitu menggolongkan biaya

sesuai dengan nama objek pengeluaran. Misalnya nama objek pengeluaran adalah

bahan bakar, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan bahan bakar

disebut “biaya bahan bakar”.

b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan.

Perusahaan manufaktur Mempunyai tiga fungsi pokok yaitu fungsi

produksi, fungsi pemasaran, dan fungsi administrasi dan umum. Oleh karena itu,

biaya dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok:


21

1) Biaya Produksi adalah merupakan biaya-biaya yang terjadi untuk

mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual.

2) Biaya Pemasaran adalah merupakan biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya biaya iklan, biaya

promosi, dan lain-lain.

3) Biaya administrasi dan umum adalah merupakan biaya-biaya untuk

mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contohnya

biaya gaji karyawan bagian akuntansi, keuangan, personalia, dan lain-lain.

c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayai, sesuatu yang dibiayai dapat berupa produk atau departemen, dalam

hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dikelompokan menjadi

dua golongan antara lain :

1) Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadi, yang penyebab

satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu

yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan

terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan

dengan sesuatu yang dibiayai.

2) Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadi tidak hanya

disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam

hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak

langsung atau overhead pabrik. Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan

dengan produk tertentu.


22

d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungannya dengan

perubahan volume kegiatan biaya dapat digolongkan menjadi :

1) Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding

dengan perubahan volume kegiatan. Contoh biaya variabel adalah biaya

bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.

2) Biaya semi variabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan

perubahan volume kegiatan. Biaya semi variabel mengandung unsur biaya

tetap dan unsur biaya variabel.

3) Biaya semifixed adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan

tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

tertentu.

4) Biaya tetap adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisar volume

kegiatan tertentu. Contoh biaya tetap adalah gaji direktur produksi.

e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya, biaya dapat dibagi

menjadi dua yaitu :

1) Pengeluaran modal adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu

periode akuntansi.

2) Pengeluaran pendapatan adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat

dalam periode akuntansi terjadinya pengeluaran tersebut.

3. Pengakuan Biaya

Biaya terjadi apabila barang dan jasa akan digunakan dalam proses

memperoleh pendapatan. Pelaporan biaya dilakukan dengan cara mencatat

kegiatan di dalam perkiraan atau memasukkannya di dalam laporan keuangan


23

pada periode bersangkutan. Pelaporan biaya terjadi bersamaan dengan kegiatan

menggunakan barang atau jasa atau boleh dilakukan setelah kegiatan itu, atau

dalam keadaan yang tidak biasa dan boleh mendahului kegiatan itu kapan biaya

harus dilaporkan, sebagian diterapkan oleh pendekatan laba.Saat biaya harus

dilaporkan, sebagian ditetapkan oleh pendekatan laba yang dianjurkan entah

secara tegas ataupun secara tersirat. Definisi laba sebagai perubahan dalam nilai

umumnya menyarakankan bahwa biaya harus dilaporkan kapan saja terjadi

penurunan nilai atau jika tidak terdapat manfaatatau nilai nyata yang akan

diterima pada masa yang akan datang dari pengguna barang atau jasa.

Konsep laba yang menekankan arus kas menyimpulkan bahwa biaya harus

dilaporkan sedekat mungkin dengan saat pengeluaran kas yang sebenarnya.

Akuntansi akrual yang tradisional agaknya berada diantara kedua estrem ini tetapi

bersandar pada konsep nilai yang menyarakanan bahwa harga masukan (biaya)

harus ditahan sampai pertambahan nilai dilaporkan dengan penggantinya, yaitu

harga ke luar (penjualan). Artinya, biaya harus diakui pada periode di mana

pendapatan yang berkaitan diakui (Eldon S.Hendriksen dkk, 2005 : 179). Harga

berjalan dapat diperoleh untuk menunjukkan harga berlakulikuidasi (penjualan)

atau harga perolehan pengganti (replacement cost).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 34 (Revisi 2010) dalam hal kontrak harga tetap,

hasil kontrak kontruksi dapat diestimasi secaraandal jika kondisi berikut

terpenuhi:
24

a. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian

kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal.

b. Biaya kontrak yang dapat di atribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan

jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat dibandingkan

dengan estimasi sebelumnya.

4. Pengukuran Biaya

Tujuan dari pengukuran biaya adalah untuk mengukur jumlah yang

dibebankan pada periode berjalan dan menunda ke periode yang akan

datang,jumlah yang menggambarkan perubahan barang atau jasa yang akan

dipakai dalam periode mendatang tersebut. Pengukuran biaya yang umum dipakai

adalah sebagai berikut (Eldon S. Hendriksen dkk, 2005 : 180).

a. Harga Perolehan Historis

Alasan utama untuk menggunakan harga perolehan historis adalah

karenabiaya historis diasumsikan dapat diversifikasi karena menggambarkan

pengeluaran tunai perusahaan. Tetapi biaya historis juga dianggap menunjukkan

nilai tukar barang dan jasa pada waktu diperoleh perusahaan.

b. Harga Berlaku (Current prices)

Pengukuran biaya yang digunakan untuk memproduksi barang atau jasa

didasarkan pada harga yang sedang berlaku (current prices), karena pendapatan

juga diukur berdasarkan harga yang sedang berlaku untuk produk. Pengukuran

biaya berdasarkan harga berlaku memiliki keunggulan karena membedakan : (1)

laba yang timbul dari transaksi, (2) keuntungan atau kerugian yang timbul dari

penyimpanan aktiva sebelum dipakai.


25

c. Harga perolehan pengganti (replacement cost)

Harga berjalan dapat diperoleh untuk menunjukkan harga berlaku likuidasi

(penjualan) atau harga perolehan pengganti (replacement cost).Harga berlaku

likuidasi atau ekuivalen kas berlaku mungkin relevan dalam pengukuran biaya

karena menunjukkan biaya oportunitas perusahaan dalam menggunakan aktiva

tertentu. Selanjutnya, pengukuran beban ini tidak memerlukan spekulasi tentang

kemungkinan penggantian pada masa datang. Jika terdapat pasar yang baik di

mana barang dapat diperjualbelikan dengan kerugian kecil, mungkin harga

likuidasi sangat relevan. Di pihak lain, harga perolehan pengganti yang sedang

berlaku menggambarkan peramalan yang lebih baik akan hasil kegiatan

perusahaan pada waktu mendatang jika terlihat kemungkinan kelanjutan masa lalu

ke masa yang akan datang. Salah satu kesulitan dalam menggunakan harga

perolehan pengganti adalah kemungkinan tidak adanya harga berlaku yang

tersedia untuk jenis barang atau jasa yangsama yang diperoleh sebelumnya, atau

mungkin tidak terdapat pengukuran yang dapat diversifikasi atas harga seperti itu.

5. Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak Konstruksi

Standar Akuntansi Keuangan secara khusus mengatur tentang pengakuan

pendapatan dan biaya kontrak dengan menerbitkan sebuah pernyataan PSAK No.

34 tentang Akuntansi Kontrak Konstruksi.Tujuan PSAK No. 34 adalah untuk

menggambarkan perlakuan akuntansi pendapatan dan biaya yang berhubungan

dengan kontrak konstruksi. Oleh karena sifat dari aktivitas yang dilakukan pada

kontrak konstruksi, tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal

saat aktivitas tersebut diselesaikan biasanya jatuh pada periode akuntansi yang
26

berlainan. Oleh karena itu, persoalan utama dalam akuntansi kontrak konstruksi

adalah alokasi pendapatan kontrak dan biaya kontrak pada periode di mana

pekerjaan konstruksi tersebut dilaksanakan.

Pernyataan ini menggunakan kriteria pengakuan yang diatur dalam

Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan untuk menentukan

kapan pendapatan dan biaya suatu kontrak konstruksi diakui sebagai pendapatan

dan beban dalam laporan laba rugi komprehensif. Pedoman ini juga menyediakan

pedoman pelaksanaan penerapan kriteria tersebut. Dalam PSAK No.34 tentang

Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak diuraikan se bagai berikut:“Jika hasil

kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan

biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-

masing sebagai pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian

aktivitas kontrak pada tanggal akhir periode pelaporan. Taksiran rugi pada

kontrak konstruksi tersebut segera diakui sebagai beban kontrak PSAK No.34 (

Revisi 2010)”.Pengakuan pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap

penyelesaian suatu kontrak sering disebut sebagai metode persentase

penyelesaian. Menurut metode ini, pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya

kontrak yang terjadi dalam mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga

pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat di distribusikan menurut

penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Metode ini memberikan informasi

yang berguna mengenai cakupan aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu

periode menurut PSAK No.34 ( Revisi 2010). Untuk mengatasi permasalahan

tersebut, maka perlu dilakukan suatu pengakuan metode pendapatan dan beban
27

kontrak yang tepat yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

No.34.

C. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No. 1 (Revisi 2009),

menyatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari komponen-komponen yang

meliputi : Laporan posisi keuangan pada akhir periode, Laporan laba rugi

komprehensif dan penghasilan komprehensif lain selama periode, Laporan

perubahan ekuitas selama periode, Laporan arus kas selama periode, Catatan atas

laporan keuangan,berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi

penjelasan lainnya, Laporan posisi awal periode komparatif.

Menurut Zaki Baridwan(2011:67), laporan keuangan merupakan ringkasan

dari suatu proses pencatatan,merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.Penyusunan laporan

keuangan dilakukan secara periodik.

Standar Akuntansi Keuangan (2006 : 2) menyebutkan bahwa laporan

keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

memenuhi kebutuhan sejumlah besar pemakai. Beberapa di antara pemakai ini

memerlukan dan berhak untuk memperoleh informasi tambahan di samping yang

tercakup dalam laporan keuangan. Namun demikian, banyak pemakai sangat

tergantung pada laporan keuangan sebagai sumber utama informasi keuangan dan

karena itu laporan keuangan tersebut seharusnya disusun dan disajikan dengan

mempertimbangkan kebutuhan mereka.


28

2. Karakteristik Kualitatatif Laporan Keuangan

Karakteristik kuantitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi

dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Menurut Ikatan Akuntansi

Indonesia (IAI) ada empat karakteristik kualitatif tersebut adalah sebagai berikut

ini:

a. Dapat dipahami.

Kualitas penting informasi yang di tampung dalam laporan keuangan

adalah kemudahannya untuk segera dapat di pahami oleh pengguna.Untuk

maksud ini,pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang

aktivitas ekonomi dan bisnis,akuntansi,serta kemauan untuk mempelajari

informasi dengan ketekunan yang wajar.

b. Relevan.

Manfaat informasi harus releavan untuk memenuhui kebutuhan pengguna

dalam proses pengambilan keputusan.Informasi memiliki kualitas relevan kalau

dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka

mengevaluasi peristiwa masa lalu,masa kini atau masa depan,menengaskan,atau

mengoreksi,hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

c. Keandalan.

Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang

menyesatkan,kesalahan material,dan dapat diandalkan penggunanya,sebagai

penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya di

sajikan atau secara wajar di harapkan dapat disajikan.

d. Dapat diperbandingkan
29

Pengguna harus memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar

periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja

keuangan.Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antara

perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan,kinerja,serta perubahan posisi

keuangan secara relatif.Oleh karena itu,Pengukuran dan penyajian dampak

keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara

konsisten untuk perusahaan tersebut,antar periode perusahaan yang sama dan

untuk perusahaan yang berbeda.

3. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut PSAK No.1 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas

entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam

pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil

pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang

dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 (Revisi 2009),“dalam rangka

mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi

mengenai entitas yang meliput i: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban

termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik

dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut, beserta

informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu

pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan khususnya, dalam

hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.


30

Menurut Dwi Pratiwi Astuti (2009:37),tujuan laporan keuangan adalah

memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja keuangan yang

bermanfaat berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan

keputusan.

D. KERANGKA PIKIR

Berdasarkan uraian di atas beberapa masalah yang sering timbul dalam

penyajian laporan keuangan sehubungan dengan kinerja perusahaan jasa

konstruksi terutama mengenai perilaku biaya antara lain sebagai berikut ini.

Pendapatan beda kurs dimasukkan sebagai peningkatan konstruksi atau

penghasilan lain-lain dan perlukah dilakukan adjustment (penyesuaian) setiap

periode tutup buku. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan secara skematis sebagai

berikut.
31

PT Pembangunan Perumahan
(Persero) Tbk Cabang VIII
Makassar

Sistem pengakuan Sistem pengakuan


pendapatan biaya

PSAK NO.34

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka diatas, yang menjadi pokok bahasan pada penelitian

ini adalah, sistem pengakuan pendapatan dan biaya. Pengakuan pendapatan dan

biaya akan dianalisis dan dibandingkan dengan standar akuntansi secara umum

atau Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.34 apakah sesuai dengan standar

atau masih perlu perbaikan.


32

E. HIPOTESIS

Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis pada penelitian ini adalah:

“Diduga bahwa, system pengakuan pendapatan dan biaya pada PT Pembangunan

Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar belum sesuai dengan Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan No.34”.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

Cabang VIII Makassar.Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang jasa konstruksi dan waktu yang digunakan untuk melakukan

penelitian adalah selama dua bulan mulai bulan april sampai juni 2016.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Penelitian pustaka (library research). Penelitiann ini dilakukan dengan

mengkaji buku-buku dan macam media penulisan lainnya yang ilmiah,

dimaksudkan untuk menambah referensi pendukung tentang teori-teori ilmiah

yang dapat berkaitan dengan topik penelitian dalam rangka penyusunan

laporan.

2. Penelitian lapang (field research). Penelitian ini adalah dengan cara

melakukan bagaimana melakukan studi komparatif atau melakukan

pendekatan-pendekatan pada objek penelitian, diantaranya:

a. Metode observasi, suatu penelitian yang dilaksanakan dengan melakukan

pengamatan secara langsung pada badan (perusahaan) tersebut.

b. Metode wawancara (interview), yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh sejumlah data yang diperlukan dengan cara mewawancarai

33
34

pihak-pihak yang berkompoten dalam badan (perusahaan) tersebut maupun

pihak-pihak terkait lainnya.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penulisan ini antara lain:

1. Jenis data, terdiri dari:

a. Data kualitatif, yaitu data yang berupa keterangan-keterangan dan tidak

diberikan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh melalui wawancara

secara langsung denganstaf personil.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka dan laporan-laporan.

2. Sumber data, terdiri dari:

a. Data Primer, data ini diperoleh melalui hasil wawancara atau observasi

langsung dilapangan.

b. Data Sekunder, data ini diperoleh melalui hasil pengumpulan informasi

dari pihak terkait dalam hal ini badan atau perusahaan terkait.

D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan, adalah:

1. Analisis Deskriptif Kualitatif, yaitu metode yang digunakan untuk

menjelaskan bagaimana pengakuan pendapatan dan biaya, apakah sudah

sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.34.

2. Analisis Deskriptif Komparatif, yaitu metode dengan membandingkan sistem

pengakuan pendapatan dan beban yang diterapkan perusahaan terhadap

pengakuan pendapatan dan beban atas jasa yang sesuai Pernyataan Standar

Keuangan No.34.
35

E. Defenisi Oprasional

Definisi operasional merupakan gambaran dari variabel-variabel yang

menjadi objek penelitian. Dari variabel-variabel tersebut akan menentukan jenis

pengolahan data.

1. Pengakuan pendapatan, merupakan sistem akuntansi yang diterapkan

perusahaan dalam menentukan pendapatan dari hasil transaksi perusahaan.

2. Pengakuan beban, merupakan sistem akuntansi yang diterapkan perusahaan

dalam menentukan jumlah biaya yang digunakan perusahaan dalm periode

akuntansi.

3. Standar Akuntansi Keuangan, merupakan standar umum yang menjadi acuan

perusahaan dalam menilai proses akuntansi pengakuan pendapatan dan biaya

perusahaan.
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Pembangunan Perumahan (Persero), merupakan perusahaan BUMN yang

bergerak dalam bidang jasa konstruksi sejak tahun 1953. Kontraktor nasional pertama

pasca kemerdekaan RI yang aktif dalam industry pembangunan Indonesia dan

memberikan konstruksi yang bermanfaat terhadap modernisasi negeri ini.

Setelah melewati beberapa tahun PT. Pembangunan semakin membutuhkan

keahlian yang lebih luas dalam bidang pembangunan dan Civil Enginering

Construction, pembangunan Real Estate, dan mengacu untuk menjadi salah satu

kontraktor umun yang ternama.

Adapun bidang untuk perusahaan adalah mengenai proyek- proyek yang

meliputi:

a. Building

b. Irigasi, Jembatan jalan

c. PLTU, Lapangan Golf, Sarana rekreasi, dll.

Adapun Wilayah kerjanya tersebar di Indonesia, mulai dari Cabang I sampai dengan

Cabang IX antara lain:

Cabang I : Meliputi Medan dan aceh.

Cabang II : Meliputi Lampung, Jambi, dan Bengkulu.

Cabang III : Meliputi DKI Jakarta, dan sekitarnya.

36
37

Cabang IV : Meliputi Bandung dan sekitarnya.

Cabang V : Semarang dan Yogyakarta.

Cabang VI : Meliputi Nusa tenggara.

Cabang VII : Meliputi Bali.

Cabang VIII : Meliputi Sulawesi, Maluku, dan Irian.

Cabang IX : Meliputi Riau, Batam, dan Kalimantan.

Dalam melaksanakan proyek konstruksi, Perseroan menerapkan metode Value

Engineering ("VE") untuk mendapatkan biaya konstruksi yang lebih efisien dengan

tidak merubah fungsi struktur atau bangunan. Metode VE merupakan salah satu

kekuatan dari perusahaan untuk memenangkan tender atau mendapatkan proyek.

Dengan melaksanakan VE, akan diperoleh biaya proyek yang optimum, tanpa

mengurangi fungsi, mutu, performance dan durability yang disyaratkan. Beberapa

proyek yang berhasil diperoleh dengan menerapkan VE antara lain, Kelapa Gading

Mall Jakarta, Medan Fair Sumatera Utara, JACC Jakarta, RS Boromeus Jawa Barat,

dan Gading Nias Residence Jakarta, jalan tol Kerawang Timur-Kerawang Barat, jalan

tol Kerawang-Dawuan.

Dalam rangka peningkatan kualitas SDM, Perseroan membentuk PP

University dengan membangun learning center yang diresmikan pada tanggal 19

Agustus 2009 dan mempunyai visi menjadi pusat pelatihan dan pengembangan SDM

konstruksi terbaik di Indonesia dan memiliki misi seperti menyediakan sarana serta

materi pelatihan dan pengembangan bagi seluruh karyawan Perseroan, memberikan

kontribusi dalam memajukan kompetensi vendor konstruksi di Indonesia serta


38

menjadi sarana riset manajemen yang dapat memberikan nilai tambah kepada

Perseroan.

Adapun tujuan dari pembangunan dan pelaksanaan PP University ini

adalah untuk pengembangan SDM yang mempunyai kapabilitas tinggi, fit, proper,

professional dan global mindset.Sebagai kontraktor, nilai kontrak yang diperoleh atas

pekerjaan konstruksi merupakan sumber utama pendapatan Perseroan. Pendapatan

atau penjualan Perseroan berasal dari pengerjaan kontrak-kontrak yang berhasil

diperoleh. Pertumbuhan nilai kontrak dalam 5 (lima) tahun terakhir menunjukkan

peningkatan yang positif dan ini mencerminkan keberhasilan kinerja bidang

pemasaran Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan pertumbuhan yang positif.

Hal ini mendorong pertumbuhan perolehan kontrak Perseroan oleh karena bidang

infrastruktur mendapat porsi yang signifikan di dalam anggaran Pemerintah. Per 31

Juli 2009, Perseroan telah berhasil mendapatkan kontrak baru senilai Rp2.343.704

juta.

Pertumbuhan penjualan merupakan faktor utama untuk menciptakan

pertumbuhan laba Perseroan yang diperoleh seiring dengan bertambahnya perolehan

proyek baru, dimana perolehan proyek tersebut berasal dari sector Pemerintah,

BUMN dan swasta. Pertumbuhan penjualan dalam 5 (lima) tahun terakhir

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi

pertumbuhan penjualan adalah penerapan metode-metode baru dalam pengerjaan

konstruksi yangmempercepat proses produksi, peningkatan kualitas SDM serta

pengimplementasian ISO dan K3 dan Lingkungan untuk mendukung mutu pekerjaan.


39

Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan adalah

meningkatnya kepercayaan dari stakeholder kepada Perseroan.

Pada tahun 2008, terdapat beberapa peraturan perundangan yang berdampak

terhadap kinerja Perseroan, yaitu:

 UU No.36 tahun 2008 mengenai pemotongan PPh pasal 23 yang bersifat

pajak progresif diubah menjadi PPh pasal 4 ayat (2) Undang-undang PPh

yang bersifat final sebesar 3% dari bruto.

 PPNo.51 tahun 2008 sebagaimana diubah dengan PPNo.40 tahun

2009mengenai pengalihan Pajak Penghasilan dari usaha jasa konstruksi dari

pajak progresif menjadi bersifat final sebesar 3% dari bruto.

 PP No.71 tahun 2008 mengenai perubahan ketiga atas PP dari pengalihan hak

atas tanah dan/atau bangunan.

 UU No.14 tahun 2008 mengenai keterbukaan informasi publik.


40

B. Visi Dan Misi Perusahaan

1. Visi perusahaan

Untuk menjadi Pemimpin dan industry konstitusi dengan memberikan

keunggulan nilai tambah kepada para pemangku kepentingan.

2. Misi Perusahaan

Menyediakan jasa konstruksi untuk seluruh masyarakat Indonesia yang akan

memberikan nilai tambah kepada semua stakeholder didukung oleh sehat struktur

keuangan, Efisien, inovatif, globalisasi, dan makmur juga memiliki karyawan.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi suatu perusahaan akan berbeda dengan perusahaan yang

lain. Hal ini disebabkan karena karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, sehingga

struktur organisasi setiap perusahaan disusun berdasarkan kondisi dan kebutuhannya.

Struktur organisasi merupakan pedoman dalam menggambarkan fungsi-

fungsi yang ada dalam perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi yang jelas

akan mempertegas kedudukan dan tugas masing-masing bagian yang ada di

dalamnya, sehingga dapat memperlancar pola kerjasama yang baik demi kelancaran

aktivitas perusahaan.

Struktur organisasi ini sangat penting dalam suatu organisasi/perusahaan

agar lebih mudah dan efisien dalam mengerjakan tugas dan fungsinya masing-masing

tanpa harus adanya saling mengharapkan untuk menunggu mengerjakan aktivitas

perusahaan walaupun segala aspek yang ada dalam struktur organisasi saling

berkaitan yang satu dengan yang lain.


41

STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN


Presiden Direktur
Satuan Pengawas Sekertaris
Internal Perusahaan

DIR.SDM & Direktur


Pengembangan Operasi

Dev. DEV.Pengemban
SDM gan Direktur Direktur
Pemasaran Keuangan

DEV. Riset &


Teknologi

Devisi Operasi I Defisi Operasi III


Devisi Operasi II

Cab. I Cab. Cab. III Cab. Cab. V Cab.


IX IV VIII

Cab. II Cab. Luar Negeri Cab. VI

Gambar 4.1 struktur organisasi


BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Transaksi Perusahaan

Gambaran mengenai proses terjadinya laporan keuangan pada PT

Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar adalah sebagai

berikut:

Transaksi Transaksi Transaksi


Kantor Pusat Proyek Kantor Cabang

Proses Konsolidasi
Transaksi Cab,
Proyek dan Pusat

Laporan Keuangan :
- Neraca
- Laba / Rugi

Gambar 5.1 Penggabungan Transaksi Proyek

Jadi laporan keuangan yang dibuat PT. Pembangunan Perumahan

(Persero) Tbk Cabang VIII Makassar adalah sudah melalui proses konsolidasi

(penggabungan) antara transaksi proyek, transaksi kantor cabang dan transaksi

kantor pusat (debet nota kantor pusat).

42
43

1. Transaksi Proyek

Transaksi proyek terdiri dari :

a. Pengakuan progres phisik lapangan (pendapatan konstruksi).

b. Harga pokok jasa konstruksi yang terdiri dari :

1) Biaya upah / tenaga kerja,

2) Biaya subkontraktor,

3) Biaya bahan / material,

4) Biaya alat,

5) Biaya personalia umum,

c. Biaya bunga bank/ pendapatan bunga bank,

d. Pendapatan dan biaya lain-lain proyek,

2. Transaksi kantor cabang

Transaksi kantor cabang yaitu menyangkut semua beban dengan

pengeluaran overhead cabang.

a. Biaya Pemasaran.

b. Biaya Gaji Pegawai.

c. Biaya Administrasi dan Umum.

3. Transaksi Kantor Pusat

Transaksi kantor pusat yaitu menyangkut semua beban yang di debet/

kredit notakan ke Proyek atau ke Kantor Cabang.

Daftar proyek yang aktif (masih dalam tahap penyelesaian) atau proyek

yang belum mencapai phisik 100 % adalah sebagai berikut.


44

Tabel 5.I

Data proyek PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar

2015

(dalam ribuan rupiah)

N. Kontrak Realisasi %
No Nama Proyek Renc. Biaya
.PPN Biaya Phisik

1 Proyek UBS 330.000.000 308.748.000 146.842.180 64,52

2 Hotel Permata 6.727.069 6.054.362 3.348.919 55,85

3 Graha Soho 8.912.473 8.199.475 3.861.366 48,14

4 Trial Embankment 1.292.700 1.163.430 423.634 36,50


100
5 Proyek jembatan 5.930.746 5.308.018 5.396.978

Jumlah 352.862.988 101.488.484 159.873.077


Sumber: PT PP (Persero) Tbk Cab.VIII Makassar.

Dari data diatas tercatat bahwa realisasi biaya kontrak kontruksi tahun

2015 sebesar Rp.. 159,873,077,000,00 terdiri dari beberapa biaya yang dirinci

sebagai berikut :
45

Tabel 5.2

Perincian Realisasi Biaya Kontrak Konstruksi 2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

By. By. By. By. By. By.


No Nama Proyek Jumlah
Upah Bahan Subkon Alat Bunga Umum

1 Proy. UBS 9.381.038 10.411.524 120.096.132 1.175.449 - 5.778.034 146.842.177

2 Hotel Permata 869.379 1.026.444 1.062.947 88.077 301,403 3.348.250

3 Graha Soho 1.000.411 1.191.460 1.225.598 101.554 347,523 3.866.546


Trial
4 Embankment 109.975 129.844 134.461 11.142 620 38,127 424.169

5 Proy.jembatan 1.401.055 1.654.174 1.713.001 141.941 485,728 5.395.899

Jumlah 12.761.858 14.413.446 124.232.139 1.518.163 620 6,950,815 159.877.041


Sumber: PT PP (Persero) Tbk Cab. VIII Makassar

Pencatatan masing-masing alokasi biaya dicatat melalui form/ bukti jurnal

sesuai klasifikasi biaya kontrak konstruksi sebagai berikut

Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya


Upah Bahan subkontrak Alat Adm

BL BPG LPS BLA BTL


U/ / /
DUB TTA TTSP
. B

Gambar 5.2 Dasar bukti pencatatan


46

Keterangan :

BLU : Biaya Langsung Upah.

BPG : Bon Pengeluaran Gudang.

TTAB : Tanda Terima Alat Bantu.

LPS : Laporan Prestasi Subkontraktor.

BLA : Biaya Langsung Alat.

TTSP : Tanda Terima Spare Part.

BTL : Biaya Tak Langsung.

Sedangkan pencatatan pengakuan pendapatan konstruksi dicatat dalam

bukti LPP (Laporan Prestasi Proyek). Uraian tersebut di atas dimaksudkan agar

dalam mengolah data pendapatan dan biaya konstruksi lebih terarah berdasarkan

data yang factual berdasarkan bukti-bukti akuntansi yang ada di cabang maupun

di proyek seperti yang tersebut diatas.

Pengelompokan biaya jasa konstruksi secara umum dibagi dalam 2 (dua)

kelompok yaitu berikut ini.

1. Biaya Langsung

Biaya yang langsung dipengaruhi oleh volume produksi/ pencapaian

progres phisik proyek, termasuk dalam kelompok biaya ini adalah berikut ini.

a. Biaya Upah.

b. Biaya Bahan.

c. Biaya Subkontraktor.

d. Biaya Pemakaian Alat.

e. Biaya Personalia dan Umum.


47

2. Biaya Tidak Langsung

Biaya yang tidak berhubungan/ tidak ada pengaruhnya terhadap kegiatan

pencapaian phisik proyek, termasuk dalam kelompok biaya ini adalah berikut ini.

a. Biaya Bunga Bank.

b. Biaya Penyusutan Alat.

B. Pengakuan Biaya

Mekanisme pencatatan akuntansi terhadap pengakuan biaya kontrak

kontruksi dapat diuraikan sebagai berikut.

1. Biaya Upah

Biaya upah terjadi dari hasil opname pekerjaan mandor/ buruh dan oleh

kepala pelaksana dibuat Laporan Pekerjaan Borongan (LPB), berdasarkan LPB

tersebut manajer administrasi membuat daftar upah borongan (DUB) atau daftar

upah harian (DUH) jika pekerjaan tersebut dihitung secara harian.

Dari hasil penelitian lapangan, transaksi ini oleh pihak akuntansi akan

dicatat/ dijurnal sebagai berikut.

D Biaya Upah ……….. Rp 12.761.858.000,00

K Hutang Upah …… Rp 12.761.858.000,00

Pada saat pembayaran akan dijurnal sebagai berikut.

D Hutang Upah …… Rp 12.761.858.000,00

K Bank Rp 12.761.858.000,00

2. Biaya Bahan

Biaya bahan diakui setelah adanya barang diterima dan digunakan dalam

progres proyek PT. Pembangunan Perumahan yang dituangkan dalam form Bon
48

Penerimaan Gudang (BPG) untuk jenis bahan-bahan utama yang digunakan dalam

proses pencapaian phisik proyek seperti semen, batu-bata, besi beton, pasir, batu

kali dan lain-lain. Sedangkan untuk jenis bahan-bahan pembantu/ penolong

dituangkan/dicatat dalam form TTAB (Tanda Terima Alat Bantu) seperti

geotextile, cangkul, sekop dan alat-alat atau bahan-bahan lain yang tidak

dikategorikan dalam bahan utama. Jadi biaya bahan diakui terhadap bahan yang

memang sudah dipakai dalam kegiatan progres proyek.

Berdasarkan data pada PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

Cabang VIII Makassar per 31 Desember 2015, biaya bahan sebesar Rp

14.413.446.000,00 berasal dari berikut ini.

Saldo awal : Rp 7.678.231.000,00

Penerimaan/pembelian bahan selama 2015 : Rp 10.326.728.000,00


––––––––––––––––– (+)

Jumlah penerimaan/pembelian bahan : Rp 18.004.959.000,00

Saldo akhir bahan : Rp 3.591.513.000,00


–––––––––––––––––– (- )

Jumlah bahan yang dipakai selama 2015 : Rp 14.413.446.000,00


=================

Jurnal Pencatatannya :

Jurnal pencatatan Persediaan awal bahan

D Biaya Bahan Rp 7.678.231.000,00

K Persediaan awal Bahan Rp 7.678.231.000,00

Jurnal pada saat penerimaan/ pembelian Bahan (Material)

D Biaya Bahan Rp 14.413.446.000,00

K Hutang Supplier Rp 14.413.446.000,00


49

Jurnal pada saat pencatatan Saldo akhir

D Persediaan akhir Bahan Rp 3.591.513.000,00

K Biaya Bahan Rp 3.591.513.000,00

Jurnal pada saat pembayaran ke Suplier

D Hutang Suplier Rp 14.413.446.000,00

K Bank Rp 14.413.446.000,00

3. Biaya Subkontraktor.

Biaya Subkontraktor terjadi dari hasil opname pekerjaan subkontraktor

dan oleh manajer proyek dibuat Laporan Prestasi Subkontraktor (LPS). Dengan

dasar bukti LPS tersebut pihak akuntansi akan menjurnal berikut ini.

D Biaya Subkontraktor Rp 124.232.139.000,00

K Hutang Subkontraktor Rp 124.232.139.000,00

Setelah pihak subkontraktor mengajukan berkas tagihan yang dilengkapi

berita acara tagihan subkontraktor, pada saat pembayaran akan dijurnal sebagai

berikut.

D Hutang Subkontraktor Rp 124.232.139.000,00

K Bank Rp 124.232.139.000,00

4. Biaya Alat & Penyusutan Kendaraan

Biaya alat dan penyusutan kendaraan ini terjadi berdasarkan hasil opname

pemakaian alat yang dibuat oleh bagian Ark dan logistik yang dituangkan dalam

form Biaya Langsung Alat (BLA) yang telah ditandatangani oleh manajer proyek

maupun manajer administrasi. Dengan dasar bukti BLA ini pihak akuntansi akan

menjurnal sebagai berikut.


50

D Biaya Alat dan penyusutan Rp 1.518.163.000,00

K Hutang Phk Ke-3 pemeliharaan dan perbaikan Rp 1.518.163.000,00

Pada saat pembayaran akan dijurnal :

D Hutang Phk Ke-3 pemel. dan perbaikan Rp 1.518.163.000,00

K Bank Rp 1.518.163.000,00

5. Biaya Bunga Bank

Timbulnya biaya bunga bank proyek ini adalah merupakan selisih antara

jumlah cash out (pembayaran cash basis) dengan jumlah cash in (termin cair).

Apabila jumlah cash out lebih besar dari pada cash in, maka manajemen

menetapkan tarif 24 % per tahun atau 2 % per bulan terhadap nilai selisih tersebut,

dan tarif ini adalah tarif bank pemberi kredit. Dari data diatas yang dibebani biaya

bunga yaitu proyek Trial Embankment sebesar Rp 620.000,00.

Proyek tersebut terdapat cash flow negatif artinya antara cash in (termin

cair) dengan cash out (pembayaran cash basis) lebih besar cash out-nya, diketahui

data sebagai berikut.

- Cash in (termin cair ) Rp. 321.520.000,00

- Cash out (pembayaran cash basis) Rp. 352.520.000,00


–––––––––––––––––– (-)
Rp. 31.000.000,00
================

= Rp. 31.000.000,00 x 2 % = Rp. 620.000,00

Bagian Akuntansi akan dijurnal sebagai berikut.

D Biaya Bunga Bank Rp 620.000,00

K Hutang Bunga Rp 620.000,00


51

Jurnal pada saat jatuh tempo pembayaran bunga

D Hutang Bunga Rp 620.000,00

K Bank Rp 620.000,00

6. Biaya Overhead Cabang

Biaya overhead cabang adalah semua biaya yang diproses di kantor

cabang dan yang timbul dari semua kegiatan pengelolaan proyek melalui kantor

cabang yang dituangkan dalam form Daftar Biaya Usaha Cabang (DBUC).

Pengelompokan pencatatan biaya overhead cabang ditentukan dari kriteria

kontribusi dan sifat biaya yang dibebankan pada overhead cabang yang telah

diproyeksikan sesuai dengan rencana dan ketentuan manajemen perusahaan.

Rencana atau proyeksi biaya overhead cabang ditetapkan dalam satu tahun

dimana setiap tiga bulan sekali/ triwulanan dievaluasi tingkat besarnya biaya

overhead tersebut. Ditetapkan bahwa besarnya biaya overhead cabang tidak boleh

melebihi 1 % (satu persen) dari total biaya kontrak kontruksi . Jurnal

pencatatannya diklasifikasikan sesuai dengan rekening General Ledger yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan data sampai dengan bulan Desember 2015 jumlah biaya

overhead PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar

adalah sebesar Rp 2.683.740.000,00dengan perincian sebagai berikut.


52

a. Beban Pemasaran

Beban Publikasi Rp

Beban Tender dan Pra tender Rp 74.873.000,00

Beban Pemasaran Lainnya Rp


–––––––––––––––– (+)
Jumlah Beban Pemasaran Rp 74.873.000,00
==============

b. Beban Umum & Administrasi

Beban Pegawai Tetap Rp 815.230.000,00

Beban Pegawai Khusus Rp 934.394.000,00

Beban Pendidikan Rp 40.885.000,00

Beban Perjalanan Dinas Rp 60.773.000,00

Beban Pemeliharaan Penyst. Kendaraan Rp 55.518.000,00

Beban Kantor Rp 648.032.000,00

Beban Asuransi Rp 514.035.000,00


–––––––––––––––– (+)

Jumlah Beban Umum dan Administrasi Rp .2.608.867000,00


==============

Total biaya overhead pabrik cabang sebesar Rp 2.683.740.000,00

Bagian verifikasi kemudian membuat jurnal pada lembar bukti jurnal

untuk mengalokasikan biaya sesuai dengan pos biaya yang telah diproyeksikan

oleh perusahaan.

Jurnal pada saat pembebanan biaya overhead cabang

D Biaya Overhead Cabang Rp 2.683.740.000,00

K Hutang Beban Umum Rp 2.683.740.000,00


53

Jurnal pada saat pembayaran

D Hutang Beban Umum Rp 2.683.740.000,00

K Kas Rp 2.683.740.000,00

C. Pengakuan Pendapatan

Mengacu pada PSAK No. 34 bahwa pengakuan biaya dan pendapatan jasa

konstruksi dinyatakan bahwa bila hasil (outcome) kontrak konstruksi dapat

diestimasi secara andal, pendapatan kontrak dan biaya kontrak yang berhubungan

dengan kontrak konstruksi harus diakui masing-masing sebagai pendapatan dan

beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada tanggal

neraca. Taksiran rugi (expcted loss) pada kontrak kontruksi tersebut harus segera

diakui sebagai beban. Pada prakteknya PT. Pembangunan Perumahan (Persero)

Tbk Cabang VIII Makassar dalam menetapkan pengakuan pendapatan kontrak

jangka panjang adalah mengunakan metode persentase penyelesaian (Percentage

of Completion Method). Dalam metode ini semua biaya yang dikeluarkan untuk

pembangunan dicatat dalam rekening bangunan dalam pelaksanaan. Setiap akhir

periode dilakukan perhitungan laba atau rugi berdasarkan persentase penyelesaian.

Taksiran laba dicatat dengan mendebit pengakuan laba kontrak jangka panjang.

Metode pembukuan (akuntansi) diselenggarakan atas dasar akrual

(accruall basis), yaitu pendapatan dan biaya dibukukan pada saat terjadinya

transaksi yang bersangkutan. Metode pengakuan atas pendapatan jasa konstruksi

adalah berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Untuk menentukan tingkat

persentase penyelesaian pekerjaan proyek di lapangan digunakan metode taksiran


54

engineer dengan menghitung volume pekerjaan yang diselesaikan dan dituangkan

dalam Laporan Prestasi Proyek (LPP) sebagai dasar pencatatan pendapatan jasa

konstruksi.

1. Taksiran Laba

Perhitungan proyeksi/ taksiran laba sesuai dengan methode persentase

penyelesaian adalah sebagai berikut.

Tabel 5.3

Perhitungan taksiran laba tahun 2015

(dalam ribuan rupiah)

Taksiran
N. Kontrak Realisasi Taksiran Biaya
No Nama Proyek Hasil
PPN Biaya Biaya
Total

1 Proyek UBS 330.000.000 146.842.177 80.763.199 227.605.376 102.394.624

Hotel
2 Permata 6.727.069 3.348.919 2.673.000 6.021.919 705.150

3 Graha Soho 8.912.473 3.861.366 4.252.248 8.113.614 798.859

Trial
4 Embankment 1.292.700 423.634 738.778 1.162.412 130.288

Proyek
5 jembatan 5.930.746 5.396.978 - 5.396.978 533.768

Jumlah 352.862.988 159.873.074 88.427.225 248.300.299 336.727.524

Sumber: PT PP (Persero) Tbk Cab.VIII Makassar.

Dari data di atas, dapat diketahui taksiran laba tahun 2015 untuk proyek

yang dikerjakan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII adalah

sebagai berikut.
55

a. Proyek UBS

Rp 146.824.177.000,00
= –––––––––––––––––– x Rp 102.394.624.000,00 =Rp 66.061.047.000,00
Rp 227.605.376.000,00

b. Hotel Permata

Rp 3.348.919.000,00
= –––––––––––––––––– x Rp 705.150.000,00 = Rp 392.149.000,00
Rp 6.021.919.000,00

c. Graha Soho

Rp 3.861.366.000,00
= ––––––––––––––––– x Rp 798.859.000,00 = Rp 380.186.558,00
Rp 8.113.614.000,00

d. Trial Embankment

Rp 423.634.000,00
= ––––––––––––––––– x Rp 130.288.000,00 = Rp 47.482.671,00
Rp 1.162.412.000,00

e. Proyek Jembatan

Rp 5.396.978.000,00
= ––––––––––––––––––– x Rp 533.768.000,00 = Rp 533.768.000,00
Rp 5.396.978.000,00

2. Realisasi Laba

Perhitungan laba realisasi PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

Cabang VIII Makassar berdasarkan fakta dan data dilapangan tahu 2015 sebagai

berikut.
56

Tabel 5.4

Perhitungan Realisasi Laba

(Dalam Ribuan Rupiah)

% Pend.
Nama N. Kontrak Realisasi
No Phisi Laba
Proyek .PPN Kontrak Kontrak
k
Proyek
1 UBS 330.000.000 64,52 212.916.000 146.842.177 66.073.823
Hotel
2 Permata 6.727.069 55,85 3.757.068 3.348.919 408.149
Graha
3 Soho 8.912.473 48,14 4.290.465 3.861.366 429.099
Trial
4 Embank. 1.292.700 36,50 471.836 423.634 48202
Proyek
5 jembatan 5.930.746 100 5.930.746 5.396.978 533.768
Jumlah 352.862.988 227.366.115 159.873.074 67.493.041
Sumber: PT PP (Persero) Tbk Cab. VIII Makassar.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas mengenai pengakuan pendapatan

kontrak kontruksi bagian akuntansi PT. Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk

Cabang VIII Makassar akan menjurnal sebagai berikut.

D Prestasi Konstruksi YAMP Rp 227.366.115.000,00

K Pendapatan Konstruksi Rp 227.366.115.000,00

(YAMP = Yang Akan Menjadi Piutang )

Pada saat penagihan berita acara termin phisik proyek ke pihak pemilik

Proyek, akan dicatat sebagai berikut.

D Piutang Konstruksi Rp 215.997.809.000,00

D Piutang Retensi Konstruksi Rp 11.368.306.000,00

K Karya Yang difakturkan Rp 227.366.115.000,00


57

Piutang retensi sebesar Rp 11.368.306.000,00 adalah merupakan termin

yang dipotong oleh pihak pemilik proyek sebesar 5 % dari setiap termin yang

ditagihkan (5% x Rp Rp 227.366.115.000,00) dan akan dibayarkan oleh pemilik

proyek kepada kontraktor setelah selesai masa pemeliharaan proyek selesai.

Pada saat termin cair akan dijurnal sebagai berikut.

D Bank Rp 215.997.809.000,00

K Piutang Konstruksi Rp 215.997.809.000,00

Setelah proyek selesai masa pemeliharaan sesuai dengan ketentuan

kontrak yang telah disetujui bersama antara kontraktor PT. Pembangunan

Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar dengan pihak pemilik proyek/

pemberi kerja, maka pihak kontraktor berhak mengajukan tagihan retensi sebesar

5 % dari total tagihan termin yang dipotong setiap tagihan termin yang diajukan

ke pihak pemberi kerja. Berita acara tagihan retensi termin akan dijurnal sebagai

berikut.

D Piutang Konstruksi Rp 5.117.995.000,00

K Piutang Retensi Konstruksi Rp 5.117.995.000,00

Pada saat termin retensi cair, akan dijurnal sebagai berikut.

D Bank Rp 11.368.306.000,00

K Piutang Konstruksi Rp 11.368.306.000,00

Setelah semua tagihan dibayar oleh pihak pemberi kerja dan setelah

proyek diserahkan ke pihak pemberi kerja, maka rekening Prestasi Konstruksi

Konstruksi Yang Akan Menjadi Piutang (YAMP) dieliminasi, untuk


58

menggambarkan bahwa catatan termin proyek tersebut sudah lunas dibayar oleh

pihak pemberi kerja. Jurnalnya sebagai berikut.

D Karya Yang difakturkan Rp 102.359.905.000,00

K Prestasi Konstruksi YAMP Rp 227.366.115.000,00

Berdasarkan perhitungan data laba realisasi PT. Pembangunan Perumahan

(Persero) Tbk Cabang VIII Makassar di atas jika dibandingkan dengan teori yaitu

method persentase penyelesaian (Percentage Completion Method) terdapat

perbedaan sebagai berikut.

Tabel 5.5

Perbandingan Perhitungan laba Antara Teori & Praktek

Per 31 Desember 2015

Realisasi Taksiran
No Nama Proyek Selisih
Laba Laba

1 Proyek UBS 66.073.823 66.061.047 12.776

2 Hotel Permata 408.149 392.149 16.000

3 Graha Soho 429.099 380.187 48.912

4 Trial Embankment 48.202 47.483 719

5 Proyek jembatan 533.768 533.768 -

Jumlah 67.493.041 67.414.634 78.407


Sumber: PT PP (Persero) Cab. VIII Makassar.

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan / selisih ,

jika perhitungan laba dibandingkan dengan penerapan teori Methode Prosentase

Penyelesaian yaitu perhitungan laba menurut Realisasi lebih besar daripada laba

menurut teori , jumlah selisih yaitu sebesar Rp 78.407.000,00. Selisih tersebut


59

yang paling mencolok yaitu proyek yang mempunyai nilai kontrak yang lebih

kecil seperti Trial Embankment yaitu sebesar Rp 1.292.700.000,00 sedangkan

proyek yang tidak terdapat perbedaan/ selisih yaitu Proyek Jembatan. Alasan

perbedaan/ selisih antara taksiran laba dengan realisasi laba dapat diuraikan

sebagai berikut.

a. Didalam realisasi/ praktek perhitungan laba tidak dimasukan unsur biaya

perencanaan sedangkan dalam perhitungan taksiran laba memasukan unsur

biaya perencanaan.

b. Dari segi pendapatan taksiran laba dihitung berdasarkan nilai kontrak awal

secara keseluruhan dikurangi biaya realisasi dan biaya perencanaan setelah

dibagi dengan biaya realisasi, sedangkan dalam realisasi/ praktek pengakuan

pendapatan dihitung berdasarkan pencapaian phisik proyek ( % phisik proyek

x Nilai Kontrak ) dikurangi biaya realisasi.

c. Didalam teori persentase penyelesaian disebutkan taksiran laba jadi bukan

merupakan laba realisasi sehingga dalam teori tersebut hanya digunakan

sebagai tolok ukur terhadap laba realisasi.

Berdasarkan data tabel di atas disebutkan bahwa laba menurut taksiran

sebesar Rp 67.414.634.000,00 sedangkan laba realisasi sebesar Rp

67.439.041.000,00 ternyata laba menurut taksiran lebih besar Rp 78.408.000,00

ini menunjukan bahwa internal kontrol terhadap pengeluaran biaya sudah cukup

baik, karena laba yang direncanakan sesuai dengan realisasi.


60

D. Maanfaat Hasil Analisis

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis, manfaat dari hasil

penelitian atas pengakauan pendapatan dan beban jasa konstruksi pada PT

Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar digunakan untuk

menilai prestasi/kinerja perusahaan selama periode pengakuan pendapatan dan

biaya ,ini berarti perstasi atau kinerja perusahaan belum terlalu maksimal. Hal ini

terlihat pada masih adanya selisih (varians) pada realisasi terhadap anggaran

pendapatan dimana anggaran pendapatan lebih besar daripada realisasi

pendapatan. Sedangkan biaya, dimana realisasi biaya lebih besar daripada

anggaran yang direncanakan.


62

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

1. Prosedur pencatatan akuntansi pendapatan dan biaya yang digunakan dalam

pembiayaan proyek menggunakan metode persentase penyelesaian

(Percentage of Completion Method). Dalam metode ini semua biaya yang

dikeluarkan untuk pembangunan dicatat dalam rekening bangunan dalam

pelaksanaan. Setiap akhir periode dilakukan perhitungan laba atau rugi

berdasarkan persentase penyelesaian. Taksiran laba dicatat dengan mendebit

rekening pengakuan laba kontrak jangka panjang.

2. Besarnya laba taksiran sebesar Rp 67.414.634.000.000,00 sedangkan laba

realisasinya sebesar Rp 67.493.041.000,00 ternyata laba menurut realisasi

lebih besar. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa, system pendapatan

dan biaya pada PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII

Makassar telah sesuai dengan sistem pencatatan menurut Prosedur Standar

Akuntansi Keuangan (PSAK). Adanya selisih tersebut mengindikasikan

bahwa internal kontrol terhadap pendapatan dan pengeluaran biaya masih

lemah.

B. SARAN

Setelah ditarik kesimpulan berdasarkan analisis penulis seperti tersebut di

atas, maka penulis mencoba memberikan saran-saran dan semoga saran tersebut

bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan. Adapun saran dari penulis adalah

61
62

Pengakuan prestasi pekerjaan sebaiknya dilakukan sesuai dengan biaya-biaya

yang dikeluarkan berdasarkan yang telah tercatat pada kartu pembebanan. Biaya

proyek dari masing-masing proyek dibandingkan dengan taksiran total biaya

pengerjaan proyek yang sebelumnya telah dibuat oleh perusahaan. Untuk itu pada

akhir periode harus diadakan out off terhadap biaya dan penyesuaian terhadap

harga pokok bahan yang tidak dipakai dan dikembalikan ke gudang diperlukan

sebagai pengurang biaya.


L

N
Data proyek

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII Makassar

2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

N. Kontrak Realisasi %
No Nama Proyek Renc. Biaya
.PPN Biaya Phisik

1 Proyek UBS 330.000.000 308.748.000 146.842.180 64,52

2 Hotel Permata 6.727.069 6.054.362 3.348.919 55,85

3 Graha Soho 8.912.473 8.199.475 3.861.366 48,14

4 Trial Embankment 1.292.700 1.163.430 423.634 36,50


100
5 Proyek jembatan 5.930.746 5.308.018 5.396.978

Jumlah 352.862.988 101.488.484 159.873.077


Perincian Realisasi Biaya Kontrak Konstruksi

2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

By. By. By. By. By. By.


No Nama Proyek Jumlah
Upah Bahan Subkon Alat Bunga Umum

1 Proy. UBS 9.381.038 10.411.524 120.096.132 1.175.449 - 5.778.034 146.842.177

2 Hotel Permata 869.379 1.026.444 1.062.947 88.077 301,403 3.348.250

3 Graha Soho 1.000.411 1.191.460 1.225.598 101.554 347,523 3.866.546


Trial
4 Embankment 109.975 129.844 134.461 11.142 620 38,127 424.169

5 Proy.jembatan 1.401.055 1.654.174 1.713.001 141.941 485,728 5.395.899

Jumlah 12.761.858 14.413.446 124.232.139 1.518.163 620 6,950,815 159.877.041


Perhitungan Taksiran laba

Tahun 2015

(Dalam ribuan rupiah)

N. Kontrak Taksiran Taksiran Biaya


No Nama Proyek Realisasi Biaya Hasil
PPN Biaya Total

1 Proyek UBS 330.000.000 146.842.177 80.763.199 227.605.376 102.394.624

2 Hotel Permata 6.727.069 3.348.919 2.673.000 6.021.919 705.150

3 Graha Soho 8.912.473 3.861.366 4.252.248 8.113.614 798.859

4 Trial Embankment 1.292.700 423.634 738.778 1.162.412 130.288

5 Proyek jembatan 5.930.746 5.396.978 - 5.396.978 533.768

Jumlah 352.862.988 159.873.074 88.427.225 248.300.299 336.727.524


Perhitungan Realisasi Laba

(Dalam Ribuan Rupiah)

% Pend.
No Nama Proyek N. Kontrak .PPN Realisasi Kontrak Laba
Phisik Kontrak

1 Proyek UBS 330.000.000 64,52 212.916.000 146.842.177 66.073.823


Hotel
2 Permata 6.727.069 55,85 3.757.068 3.348.919 408.149

3 Graha Soho 8.912.473 48,14 4.290.465 3.861.366 429.099


Trial
4 Embank. 1.292.700 36,50 471.836 423.634 48202
Proyek
5 jembatan 5.930.746 100 5.930.746 5.396.978 533.768

Jumlah 352.862.988 227.366.115 159.873.074 67.493.041


Perbandingan Perhitungan laba Antara Teori & Praktek

Per 31 Desember 2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

Realisasi Taksiran
No Nama Proyek Selisih
Laba Laba

1 Proyek UBS 66.073.823 66.061.047 12.776

2 Hotel Permata 408.149 392.149 16.000

3 Graha Soho 429.099 380.187 48.912

4 Trial Embankment 48.202 47.483 719

5 Proyek jembatan 533.768 533.768 -

Jumlah 67.493.041 67.414.634 78.407


PT PP (PERSERO) Tbk CABANG VIII MAKASSAR
PERHITUNGAN LABA RUGI S/D BL. DESEMBER 2015

(dlm ribuan rupiah)

PENDAPATAN JASA KONSTRUKSI 227.366.115


HARGA POKOK PENJUALAN :
- Biaya Upah : 12.761.858
- Biaya Bahan : 14.413.446
- Biaya Subkontraktor : 124.232.139
- Biaya Alat : 1.518.163
- Biaya Bunga : 620
- Biaya Umum : 6.950.815
Jumlah Harga Pokok Penjualan 159.877.041-
Laba Kotor 69.489.074
BEBAN USAHA :
- Beban Pemasaran : 74.873
- Beban Adm. & Umum : 2.608.867+
Jumlah Beban Usaha …. 2.683.740
Laba (Rugi) Operasi / Usaha ….. 66.805.334
PENDAPATAN / BEBAN LAIN-LAIN :
- Pendapatan Lain-lain : 94.342
- Beban Lain-lain : 954.108 +
Jumlah Pendapatan / Beban Lain-lain : …. 1.048.432 -
Laba / Rugi Bersih sebelum PPh …… 65.756.902
DAFTAR PUSTAKA

Baridwan, Zaki. 2011. Akuntansi Manajemen.Penerbit: Gramedia Indonesia.


Jakarta

Belkoui, Ahmed Riahi. 2006. Accounting Theory, Edisi Ke Lima Salemba Empat.
Jakarta

Bustami, Bastian Dan Nurlaela, 2010. Akuntansi Biaya.Mitra Wacana :Jakarta

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Edisi Empat salemba Empat :Jakarta

Harahap, Sofyan Syafri. 2011. Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011. Rada
Grafindo Persada. Jakarta.

Hendriksen, Eldon S.Dkk. 2005. Cost Accounting And Control.Trans : Taufiq


Salim. Penerbit: Erlangga. Jakarta

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan


Akuntansi Indonesia, Jakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2010. Standar Akuntansi Keuangan. Ikatan


Akuntansi Indonesia, Jakarta.

Islahuzzana.2012.Istilah-Istilah Akuntansi & Auditing.Penerbir :Bumi Aksara.


Jakarta

Kusnadi. 2000. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate). penerbit


Universitas Brawijaya.Malang.
Mulyadi,2004. Akuntansi Biaya, Penentuan Harga Pokok Dan Pengendalian
Biaya.Penerbit: Bpfe-Ugm. Yogyakarta

Pratiwi Dwi Astuti.2012.Akuntansi Keuangan Dasar 1 (Teori & Kasus) .Penerbit:


Caps. Yogyakarta

Ridwan, Tth. Skripsi. Analisis Pengaruh Biaya Operasional Terhadap


Peningkatan Laba Bersih Pada Pdam Kota Bandung.

Simamora, Henry. 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi I. Penerbit Salemba Empat.


Theodorus M. Tuanakotta. 1984. Teori Akuntansi, Edisi I, Buku I, Jakarta
: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

----------------------, 2007. Pernyataan Standar Akuntansi Keungan.Penerbit:


Salemba Empat.Jakarta

63
64

Santoso,Imam.2010.Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting)


Buku Satu.Refikaaditama.Bandung.

Tuanakotta, Theodorus M.. 2007. Teori Akuntansi.Edisi 4 (Revisi). Penerbit :


Raja Grafindo Persada. Jakarta

Tunggal, Widjaja. 2011. Akuntansi Biaya Dengan Penekanan Managerial


Penerbit : Salemba Empat Prentice Hall. Jakarta
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir............................................................................. 31

Gambar 4.1 Struktur Organisasi...................................................................... 41

Gambar 5.1 Penggabungan Transaksi Proyek ................................................ 42

Gambar 5.2 Dasar bukti pencatatan ................................................................ 45

x
DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Data proyek PT PP (Persero) Tbk Cab. VIII Makassar ................. 44

Tabel 5.2 Perincian Realisasi Biaya Kontrak Konstruksi 2015 ..................... 45

Tabel 5.3 Perhitungan taksiran laba tahun 2015 ............................................ 54

Tabel 5.4 Perhitungan Realisasi Laba............................................................ 56

Tabel 5.5 Perbandingan Perhitungan laba Antara Teori & Praktek............... 58

xi
RIWAYAT HIDUP

Mardawiah lahir di Temban (Enrekang) 17 November

1994. Anak kedua dari empat bersaudara dan merupakan

buah kasih sayang dari pasangan Tendeng dan Sarannati.

Adapun jenjang pendidikan yang penulis lalui yaitu masuk

ke SDN 21 Temban tahun 2000 sampai tahun 2006. Kemudian pada tahun yang

sama penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 4 Enrekang dan tamat pada

tahun 2009. Kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di

SMK PGRI Enrekang dan tamat tahun 2012. Kemudian pada tahun 2012 penulis

berhasil lulus pada Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar program strata 1 (S1). Dan pada tahun 2016, akan

menyelesaikan masa perkuliahan di Universitas Muhammadiyah Makassar

dengan judul skripsi : “Analisis Pengakuan pendapatan dan Beban atas Jasa

Konstruksi Pada PT. Pembanguna Perumahan (Persero) Tbk Cabang VIII

Makassar.

Anda mungkin juga menyukai