ROBBY LAHUMETEN
ROBBY LAHUMETEN
P2600214012
Kepada
NIM : P2600214012
Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang sepengetahuan saya didalam
naskah tesis ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan/
ditulis/diterbitkan sebelumnya, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah
ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari ternyata didalam naskah tesis ini dapat dibuktikan
terdapat unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut
dan diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU
No. 20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).
ROBBY LAHUMETEN
PRAKATA
Segala puji dan hormat bagi kebesaran dan kemuliaan namaMu yang tak
peneliti dapat menyelesaikan penyususnan tugas akhir tesis ini, Tesis ini
merupakan tugas akhir untuk mencapai gelar Magister Sains pada Program
besarnya kepada Bapak Dr. Abdul Hamid Paddu, SE., MA dan Bapak
Dr. Sanusi Fattah, SE., M.Si selaku pembimbing atas waktu yang telah
penyusunan tesis ini. Penyelesaian tesis ini mendapat dukungan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan
rendah hati peneliti mengucapkan terima kasih yang tak terhingga dan
Pascasarjana, dan Prof. Dr. H. Abdul Rahman Kadir, SE., M.Si., CIPM
2. Ibu Dr. R. A. Damayanti, SE., M.Soc.Sc., Ak, selaku Ketua Program Studi
penyelesaian studi.
3. Bapak Drs. Harryanto, M.Com., Ph.D, MA., Ibu Dr. Indraswati Tri
Abdireviane, SE., MA dan Bapak Dr. Sabir, SE., M.Si., selaku penguji tesis
ilmunya.
penelitian dilakukan pada instansinya dan semua PNS yang telah bersedia
6. Teman-teman mahasiswa MKD angkatan XIX, Pak Munir, Razak, Pak Iwan,
Ibu Widya, Ibu Zainab, Kakak Gina, Fansa, Pak Ardin, Pak Randy, Ibu Amel,
pendidikan.
7. Bapak Mantan Bupati Teluk Wondama, Dr. Drs. Albarth H. Torey, MM yang
8. Kedua orang tua, Bapak Lucky Lahumeten (Almarhum) dan Mama Maria
Nahuway yang telah membesarkan dan mendidik peneliti secara ikhlas serta
memberikan motivasi dan doa yang tiada henti-hentinya. Begitu pula kepada
kedua mertua, Bapak M. Meraudje dan Mama Roos Torey serta saudara-
Kritik dan saran yang sifatnya membangun akan lebih menyempurnakan tesis ini.
Halaman
ix
BAB III KERANGKA KONSEPSUAL DAN HIPOTESIS .......................... 40
3.1. Hubungan Dana Otonomi Khusus, Dana Alokasi Umum,
Pertumbuhan Ekonomi dan Indeks Pembangunan
Manusia ............................................................................ 40
3.2. Pengembangan Hipotesis ................................................. 43
3.2.1. Pengaruh Dana Otonomi Khusus dan Dana Alokasi
Umum terhadap Pertumbuhan Ekonomi ................. 43
3.2.3. Pengaruh Dana Otonomi Khusus dan Dana Alokasi
Umum terhadap Indeks Pembangunan Manusia
melalui Pertumbuhan Ekonomi .............................. 45
BAB IV METODE PENELITIAN .............................................................. 46
4.1. Rancangan Penelitian ....................................................... 46
4.2. Jenis dan Sumer Data ....................................................... 46
4.3. Metode Pengumpulan Data ............................................... 47
4.4. Variabel Penelitian ............................................................ 47
4.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ................. 48
4.6. Teknik Analisa Data ........................................................... 49
4.6.1. Model Persamaan Struktural .................................. 49
BAB V PENYAJIAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ............................. 55
5.1. Gambaran Umum Data Penelitian ..................................... 55
5.2. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................... 55
5.2.1. Dana Otonomi Khusus (DOK) ................................... 56
5.2.2. Dana Alokasi Umum (DAU) ................................... 59
5.2.3. Pertumbuhan Ekonomi (PE) .................................. 61
5.2.4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) .................... 63
5.3. Hasil Analisis Inferensial .................................................... 65
5.3.1. Pengujian Uji Asumsi Model TSLS ......................... 66
5.3.2. Pengujian Hipotesis dalam Model Persamaan
Struktural (TSLS) ................................................... 71
5.4. Pembahasan ...................................................................... 80
5.4.1. Pengaruh Dana Otonomi Khusus dan Dana
Alokasi Umum terhadap Pertumbuhan Ekonomi ....... 80
x
5.4.2. Pengaruh Dana Otonomi Khusus dan Dana
Alokasi Umum terhadap Indeks Pembangunan
Manusia melalui Pertumbuhan Ekonomi ................ 82
BAB VI KESIMPULAN ............................................................................. 85
6.1. Kesimpulan ....................................................................... 85
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
penyesuaian
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari APBN yang
lebih baik kepada masyarakat atau untuk keperluan lain yang tidak penting.
tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi Papua. Lahirnya otonomi
khusus bagi Papua ini di latar belakangi oleh faktor belum berhasilnya
tidak lahir begitu saja dalam kevakuman. Ia lahir melewati suatu proses
sejarah yang panjang dalam konteks dinamika sosial politik dan keamanan
masa depan yang lebih baik, serta membuka ruang untuk perbaikan
sosial maupun ekonomi masyarakat menuju ke arah yang lebih baik dan
penduduk. Dari sekian banyak pilihan, ada tiga pilihan yang dianggap
paling penting, yaitu: panjang umur dan sehat, berpendidikan, dan akses ke
sumber daya yang dapat memenuhi standar hidup yang layak. Pilihan lain
IPM kabupaten kota yang terdapat di Provinsi Papua Barat belum dapat
dikatakan baik menurut data dari BPS Papua Barat, angka ini harus
pertumbuhan ekonomi.
5
Table 1.1 dapat dilihat IPM Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Papua
Barat.
Manokwari 63.04 64.17 65.46 66.20 66.29 67.28 67.86 68.81 69.35 69.91
Sorong Selatan 63.88 65.38 65.77 66.09 54.24 56.01 56.87 57.73 58.24 58.60
Sorong 66.20 67.21 67.82 68.16 57.56 58.56 59.18 60.86 61.23 61.86
Raja Ampat 62.27 62.47 63.57 64.08 57.36 58.37 59.06 60.36 60.86 61.23
bahwa komponen pembentuk IPM terdiri dari angka harapan hidup yang
rata-rata melek huruf, rata-rata lama sekolah, dan pengeluaran riil yang
Seperti pada tabel 1.2 pada tahun 2011-2015 nilainya presentasinya tidak
berimbang.
6
Menurut Lanjouw, dkk. (2001) dalam Ginting, et al (2008) dan Mirza (2012)
hidup penduduk sebagai sumber daya baik dari aspek fisik (kesehatan),
Seiring dengan capaian IPM Propinsi Papua Barat yang masih relatif rendah
besar dan pada akhirnya target capaian IPM yang ditentukan oleh
serius sebab masih rendahnya capaian nilai IPM oleh rendahnya kualitas
serta juga standar hidup yang layak. Untuk meningkatkan kualitas nilai IPM
Gambar 1.1 Perbandingan OTSUS, DAU dan IPM Propinsi Papua Barat
Tahun 2011-2015
Menurut Gambar 1 data BPS Propinsi Papua Barat tentang IPM lima tahun
kualitas hidup yang lebih baik. Sedangkan dari data BAPPEDA Propinsi
Papua Barat tentang Dana Otonomi Khusus (OTSUS) dan Dana Alokasi
ekonomi?
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk
Adapun kegunaan dan manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
akan datang.
10
Kesejahteraan Masyarakat.
Hasanuddin Makassar.
sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN.
penelitian
menghimpun hipotesis
analisis data
rekomendasi.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Litvack and Seddon (1998) di dalam Mauludin (2008) ada tiga
pendekatan komprehensif.
fiskal, prinsip (rules) money should follow function merupakan salah satu
memadai baik yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), maupun
masyarakat.
2002) yaitu:
14
tinggi, jalan raya antar daerah dan rumah sakit daerah, sehingga
(Rahmawati 2010).
17
CF = KbF – KpF
provinsi.
celah fiscal.
yang terdiri dari DAU, DAK, dan DBH yang terdiri dari
kepada masyarakat.
relevan.
yang tersedia.
desentralisasi.
desentralisasi.
23
yang ambivalen.
pelayanan publik.
2006).
2016 Provinsi Papua menerima 47, 9 triliun dan Papua Barat sejak
pusat yang besar kepada daerah Papua dan Papua Barat, tidak
Papua Barat.
ratifikasi anggaran.
dasar yaitu: (i) umur panjang dan hidup sehat, (ii) pengetahuan, (iii) standar
dan rata-rata lama sekolah (RLS). Adapun untuk mengukur dimensi hidup
2006)
Menurut BPS Provinsi Papua Barat (2017) yang dikutip dari isi Human
untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmu pengetahuan, dan untuk
semata.
secara optimal.
mencapainya.
terpisahkan.
a. Produktivitas (Productivity)
b. Pemerataan (equity)
yang adil. Semua hambatan terhadap peluang ekonomi dan politik harus
c. Kesinambungan (Sustainability)
hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan
datang. Semua jenis pemodalan baik itu fisik, manusia, dan lingkungan
d. Pemberdayaan (Empowerment)
pembangunan ekonomi.
secara tepat. Dengan bahasa lain, Boediono (1999) dalam Al- Shodiq
”output perkapita”. Dalam pengertian ini teori tersebut harus mencakup teori
perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang cukup
meningkat.
perekonomian itu sendiri), bukan berasal dari luar dan bersifat sementara.
Atau dengan kata lain bersifat self generating, yang berarti bahwa proses
pertumbuhan ekonomi
dua kekuatan yaitu ”the law of deminishing retun” dan kemajuan teknologi.
Philips, Harry Johson, dan J.E Meade. Pendapat-pendapat dari para ahli
pembangunan ekonomi
kerja.
struktur sosial, nilai sosial dan kegiatan ekonominya. Dalam bukunya ”The
34
Tinggi)
ekonomi lebih ditentukan oleh sistem produksi, bukan berasal dari luar
bagian dari pendapatan apabila modal yang tumbuh bukan hanya modal
bukan sesuatu yang berasal dari luar model atau eksogen tapi
perusahaan lain.
faktor produksi.
Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus
Sumatera Barat. Data yang digunakan dalah data PDRB atas harga
Barat Tahun 2004 sampai Tahun 2006, yang terdiri dari 12 Kabupaten
pengaruh dana perimbangan yang terdiri dari DBH, DAU, DAK terhadap
pembangunan manusia.
40
BAB III
(Simanjuntak, 2001)
Papua yang besarnya setara dengan 2% (dua persen) dari plafon Dana
(Purwandanu)
data produk domestik bruto (PDB) untuk skala nasional dan Produk
Domestik Regional Bruto Untuk daerah (PDRB) pada nilai akhir pasar
melek huruf dan rata-rata lama sekolah; serta dimensi kehidupan yang
ini terangkum dalam satu nilai tunggal, yaitu angka Indeks Pembangunan
sebagai berikut:
43
DANA OTONOMI
KHUSUS (DOT)
DANA ALOKASI
UMUM (DAU)
DAU bersifat hibah umum (Block grant); oleh karena itu pemerintah
ekonomi.
nilai tambah barang dan jasa yang diproduksi dari seluruh kegiatan
BAB IV
METODE PENELITIAN
Data penelitian berupa data panel tentang Dana Alokasi Umum dan Dana
diperoleh data Badan Pusat Statistik. Data – data tersebut diperoleh dari
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang diperoleh, dikumpulkan, dan diolah terlebih dahulu. Jenis dan
Pusat Statistik.
Sumber dan penggunaannya dengan data statistik yang didapat dari data
eksternal yaitu data yang diperoleh dari bps (badan pusat statistik) dan
data kuantitatif yaitu data yang berupa angka angka, dan bersifat obyektif.
Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Otonomi Khusus (DOK) berlaku
endogen.
1. Dana Otonomi Khusus Papua (X1) adalah dana yang direalsiasikan untuk
2. Dana Alokasi Umum (X2) adalah adalah dana yang direalisasikan untuk
digunakan untuk mengukur taraf kualitas hidup manusia yang dilihat dari
persen.
Ekonomi (Y1) dipengaruhi oleh Dana Otsus (X1) dan Dana Alokasi
Y1 f ( X 1 , X 2 ) (5.1.1)
Y2 f (Y1 ) (5.1.2)
sebagai berikut.
di mana:
0 ln 0 1 ln 0
1 11
2 12
v1 1u1 u2
51
Eviews 7.
1. Uji Multikolinearitas.
2. Uji Autokorelasi
(du<d<4-du).
3. Uji Heteroskedastisitas
4. Uji Normalitas
terpenuhi.
55
BAB V
Penelitian ini dilakukan Propinsi Papua Barat di mulai dari bulan Januari–
Maret 2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
melalui internet dimana dari dokumen ini diperoleh data mengenai jumlah
berikut.
56
Rasio)
manusia
Dana Otonomi Khusus berkisar antara 8.37 (Kab. Sorong tahun 2010)
hingga 96.71 (Kab. Raja Ampat tahun 2006) dengan rata-rata 24.73. Dana
Alokasi Umum berkisar pada nilai 38.31 (Kab. Teluk Bintuni tahun 2015)
hingga 141.27 (Daerah Kab. Sorong tahun 2010) dengan rata-rata sebesar
87.07. Pertumbuhan Ekonomi berkisar pada nilai 1.90 (Kab. Raja Ampat
tahun 2015), sampai dengan 19.75 (Teluk Wondama tahun 2007), dengan
Teluk Wondama tahun 2010) sampai dengan 78.36 (Kab. Fak-Fak tahun
Papua Barat dari Tahun 2006 – 2015 ditunjukkan pada table 5.2
57
dengan 2015.
pada setiap daerah dapat dilihat pada gambar 5.1 bahwa pada
daerah Kab. Teluk Bintuni memiliki rata- rata tertinggi kemudian diikuti
62.898.
200000
150000
rata - rata
100000
DOK/tahun
50000
Rata – rata penerimaan tertinggi terjadi pada Tahun 2015 yaitu 197.081
Fak- fak dan penerimaan DAU terendah terjadi pada Tahun 2010
Barat
60
Rata – rata penerimaan DAU dapat dilihat pada gambar 5.3 bahwa
tahun. Rata– rata penerimaan tertinggi terjadi pada Tahun 2014 yaitu
Tabel 5.6.
Barat.
dan Fak – fak dengan nilai 8,85 % ,7,52 %, dan 7, 22%. Sedangkan
Tahun 2006 -2015 terjadi di Tahun 2007 yaitu sebesar 7,57 % dan
Rata – rata IPM tertinggi terjadi di Kota Sorong, Kaimana dan fak –
fak yaitu 74,91%, 70,53% dan 65,83%. Sedangkan rata – rata IPM
dipengaruhi oleh Dana Otsus (X1) dan Dana Alokasi Umum (X2),
sedangkan IPM (Y2) dipengaruhi oleh Dana Otsus (X1) dan Dana Alokasi
Umum (X2) dan Pertumbuhan Ekonomi (Y1). Oleh karenanya model untuk
66
asumsi yang harus dipenuhi sebagai berikut (Ghozali, 2006, hal 91):
< 0,1 atau sama dengan nilai VIF > 10. Hasil pengujian asumsi
67
Variabel
Variabel Dependen VIF Kesimpulan
Independen
Dana Otonomi Non
1.000
Pertumbuhan Khusus (X1) Multikolinieritas
Ekonomi
Dana Alokasi Non
(Y1) 1.000
Umum (X2) Multikolinieritas
Dari tabel di atas terlihat nilai VIF < 10, artinya tidak terjadi
penelitian ini, yaitu Dana Otonomi Khusus (X1) dan Dana Alokasi
saling bebas.
Durbin-
Variabel Variabel
Watson Du 4-du Kesimpulan
Dependen Independen
(d)
Dana Otonomi
Pertumbuhan Khusus (X1) Non
1.623 1.54 2.46
Ekonomi (Y1) Autokorelasi
Dana Alokasi
Umum (X2)
Indeks
Pertumbuhan Non
Pembangunan
Ekonomi (Y1) 1.412 1.52 2.48 Autokorelasi
Manusia (Y2)
Variabel
Variabel Dependen Sig. Kesimpulan
Independen
Kuadrat residual dari Dana Otonomi
regrasi dengan variabel Khusus (X1) 0.555 Homoskeadstisitas
independen
Pertumbuhan Ekonomi Dana Alokasi Non
(Y1) Umum (X2) 0.009 Homoskedastisitas
4. Asumsi Normalitas
Variabel Variabel
Sig. Kesimpulan
Dependen Independen
Dana Otonomi
Khusus (X1) Galat
Pertumbuhan Berdistribusi
Dana Alokasi 0.156
Ekonomi (Y1) normal
Umum (X2)
Indeks Galat
Pertumbuhan
Pembangunan Berdistribusi
Ekonomi (Y1) 0.564
Manusia (Y2) normal
pengaruh yang signifikan terlihat jika nilai sig < 0.05. data yang
Variabel Variabel
Koefisie n T Sig t Ket
Dependen Independen
Ln Dana
Otonomi
0.616 142.231 0.000 Signifikan
Khusus (lnX1)
Pertumbuhan
Ekonomi (Y1) Ln Dana
Alokasi Umum
0.938 114.704 0.000 Signifikan
(lnX2)
ttabel = 1.96
R Square = 0.998
Fhitung = 16986.054
Sig F = 0.000
Ftabel = 3.196
Ln Dana
Otonomi
Ln Indeks 0.183 195.869 0.000 Signifikan
Khusus (lnX1)
Pembangunan
Manusia (lnY2) Ln Dana
Alokasi Umum
0.359 128.033 0.000 Signifikan
(lnX2)
ttabel = 1.96
R Square = 0.998
Fhitung = 19858.008
Sig F = 0.000
Ftabel = 3.196
73
sebagai berikut.
R Square = 0.990
Fhitung = 9287.085
Sig F = 0.000
Ftabel = 3.962
Y1 f ( X 1 , X 2 ) (5.1.1)
Y2 f (Y1 ) (5.1.2)
sebagai berikut.
di mana:
0 ln 0 1 ln 0
1 11
2 12
v1 1u1 u2
Gambar 5.9.
Dana
Otonomi
Khusus (X1)
0.212
0.34 Indeks
Pertumbuhan Pembangunan
4
Ekonomi (Y1)
0.32 Manusia (Y2)
3
Dana
Alokasi
Umum (X2)
76
Pertama, pengujian secara simultan atau identik dengan uji overall model fit
didasarkan pada nilai f-hitung. pengujian overall model fit dilakukan dengan
membandingkan nilai fhitung dengan ftabel dimana jika nilai fhitung lebih
besar dari nilai ftabel atau nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0.05) maka
pengujian pengaruh dana otonomi khusus dan dana alokasi umum terhadap
ftabel (3.196) dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, artinya terdapat
pengaruh secara simultan antara dana otonomi khusus (x1) dan dana alokasi
umum (x2) terhadap pertumbuhan ekonomi (y1) artinya, jika ada perubahan
dari nilai dana otonomi khusus (x1) dan dana alokasi umum (x2) akan
bahwa variabel dana otonomi khusus, dan dana alokasi umum dapat
Pengujian pengaruh dana otonomi khusus dan dana alokasi umum terhadap
t-stat sebesar 142.231 dan signifikansi 0.000. mengingat nilai mutlak t-stat >
1.96 dan signifikansi < 0.05 sehingga pengaruh dana otonomi khusus terdahap
bernilai positif menunjukkan bahwa jika dana otonomi khusus tinggi maka
77
pertumbuhan ekonomi juga tinggi, sebaliknya jika dana otonomi khusus rendah
maka pertumbuhan ekonomi juga rendah. hasil pengujian parsial antara dana
0.938, dengan nilai t-stat sebesar 114.704 dan signifikansi 0.000. mengingat nilai
mutlak t-stat > 1.96 dan signifikansi < 0.05 sehingga pengaruh dana alokasi
alokasi umum bernilai positif menunjukkan bahwa jika dana alokasi umum tinggi
maka pertumbuhan ekonomi juga tinggi, sebaliknya jika dana alokasi umum
rendah maka pertumbuhan ekonomi juga rendah. Sehingga hipotesis yang pertama
(H1) diterima
9287.085 > ftabel (3.962) dan nilai signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, artinya
indeks pembangunan manusia (y2). artinya, jika ada pertumbuhan ekonomi (y1)
variabilitas model sebesar 99.0%, sedangkan 1.0% dijelaskan oleh variabel lain
diperlukan pengujian secara parsial pada setiap variabel menggunakan uji t. hasil
pengujian pengaruh dana otonomi khusus dan dana alokasi umum terhadap
0.183, dengan nilai t-stat sebesar 195.869 dan signifikansi 0.000. mengingat
nilai mutlak t-stat > 1.96 dan signifikansi < 0.05 sehingga pengaruh dana
parameter pada dana otonomi khusus bernilai positif menunjukkan bahwa jika
dana otonomi khusus tinggi maka indeks pembangunan manusia juga tinggi,
manusia juga rendah. hasil pengujian parsial antara dana alokasi umum terhadap
stat sebesar 128.033 dan signifikansi 0.000. mengingat nilai mutlak t-stat > 1.96
dan signifikansi < 0.05 sehingga pengaruh dana alokasi umum terdahap indeks
bernilai positif menunjukkan bahwa jika dana alokasi umum tinggi maka indeks
pembangunan manusia juga tinggi, sebaliknya jika dana alokasi umum rendah
langsung dana alokasi umum dan dana otonomi khusus terhadap indeks
Manusia (Y2) melalui Pertumbuhan Ekonomi (Y1) diperoleh dari hasil kali antara
Hasil pengujian pengaruh tidak langsung variabel Dana Alokasi Umum (X2)
(Y1) diperoleh dari hasil kali antara koefisien pengaruh langsung antara variabel
Dana Alokasi Umum (X2) terhadap Pertumbuhan Ekonomi (Y1) sebesar 0.938
kedua pengaruh langsung adalah signifikan, maka pengaruh tidak langsung juga
5.4. Pembahasan
0,0000 < 0,05 artinya jika proporsi Dana Otonomi Khusus dan
diterima.
114,704 dan signifikan 0,000 karena nilai t-stat > daripada t table
1.96 dan signifikan < 0,05 sehingga pengaruh Dana alokasi umum
sebaliknya.
81
antara daerah yang kaya dan miskin. DAU merupakan salah satu
ekonomi.
Ekonomi
Manusia.
BAB VI
KESIMPULAN
6.1. Kesimpulan
berikut:
perubahan dari nilai Dana Otonomi Khusus dan Dana Alokasi Umum
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Priyo Hari. 2006. Hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi Daerah, Belanja
Pembangunan dan Pendapatan Asli Daerah (Studi pada Kabupaten
dan Kota se Jawa Bali). Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik
Volume 08, No. 01, February 2007. Page 1450 -1465.
Christy, A., dan Adi. (2009). Hubungan Antara Dana Alokasi Umum, Belanja
Modal dan Kualitas Pembangunan Manusia. Konferensi Nasional
UKWMS, Surabaya.
Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program SPSS (Vol. IV).
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Irianni, F., dan Ohei. (2003 ). Analisis Keuangan Daerah Provinsi Papua Dengan
Berlakunya Otonomi Khusus. Universitas Diponegoro, Semarang.
Lanjouw Petter, dkk. “Poverty Education and Health in Indonesia: Who Benefits
From Public Spending”. World Bank Discussion Paper No. 339,
Washington. 2001.
Murni, Elida.2009. Pengaruh PAD, DAU dan DAK Terhadap Kinerja Keuangan Di
Kabupaten/KotaProvinsi Sumatera Barat. UniversitasAndalas. Padang
Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam
Otonomi. Cetakan Pertama. Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta
Widjaja, HAW. 2002. Otonomi Daerah dan Daerah Otonom. PT Raja Grafindo
Persada: Jakarta
B. Pengujian Asumsi
NORMALITAS
96
AUTOKORELASI
MULKOLINIERITAS
HETEROSKEDASTISITAS
97
Koefisien Standard
Pengujian CR p-value
(Beta) Error
Pengaruh X1 terhadap Y1 0.616 (a) 0.004 (b) (1) (2)
Pengaruh Y1 terhadap Y2 0.344 (c) 0.004 (d) (3) (4)
Untuk kolom yang diberi angka dilakukan perhitungan sendiri pada microsoft
excel yaitu:
di mana:
𝐵𝑒𝑡𝑎
CR= dan p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(CR)))
𝑆𝑡𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟
a 0.616
(1) CR 154 (Rumus excel: =kolom_a/kolom_b)
b 0.004
(2) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(154)))=0.000
a 0.344
(3) CR 86
b 0.004
(4) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(86)))=0.000
Koefisien Standard
Pengujian CR p-value
(Beta) Error
Pengaruh X1 terhadap Y2
(5) (6) (7) (8)
melalui Y1
(5)
CR=
(6)
p-value = 2*(1-NORMSDIST(abs(CR)))
0.212
(7) CR 75.085
0.003
(8) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(75.085)))=0.000
Koefisien Standard
Pengujian CR p-value
(Beta) Error
Pengaruh X2 terhadap Y1 0.938 (a) 0.008 (b) (1) (2)
Pengaruh Y1 terhadap Y2 0.344 (c) 0.004 (d) (3) (4)
Untuk kolom yang diberi angka dilakukan perhitungan sendiri pada microsoft
excel yaitu:
di mana:
𝐵𝑒𝑡𝑎
CR=𝑆𝑡𝑛𝑑𝑎𝑟𝑑 𝐸𝑟𝑟𝑜𝑟 dan p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(CR)))
a 0.938
(1) CR 117.25 (Rumus excel: =kolom_a/kolom_b)
b 0.008
(2) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(117.25)))=0.000
a 0.344
(3) CR 86
b 0.004
(4) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(86)))=0.000
99
Koefisien Standard
Pengujian CR p-value
(Beta) Error
Pengaruh X2 terhadap Y2
(5) (6) (7) (8)
melalui Y1
(5)
CR= (6)
p-value = 2*(1-NORMSDIST(abs(CR)))
0.323
(7) CR 69.346
0.005
(8) p-value=2*(1-NORMSDIST(abs(69.346)))=0.000