Skripsi
Oleh:
NADIA
NIM : 207046100484
i
ABSTRAK
Dari hasil penelitian bahwa BMT Uasha Mulya telah menjalankan fatwa
yang dikeluarkan oleh MUI mengenai ketentuan pembiayaan musyarakah,
ketertuan tersebut yaitu ijab qabul, pihak-pihak yang berkontrak harus cakap
hukum, objek akad (modal, kerja, keuntungan, kerugian), serta biaya operasional.
v
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan anugrah
dan karunia yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada jurusan Perbankan Syariah Program Studi
pengikutnya hingga akhir zaman. Ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
kasih kepada :
banyak.
vi
4. Orang tua ayahku H. Marzuqi dan ibuku Hj. Yumani yang selalu
materiil serta kasih sayang yang tak terhingga, dan memberikan semangat
5. Tak lupa nenekku almh. Hj. Maspiah yang semasa hidupnya selalu
ini.
8. Terima kasih kepada keluarga besar BMT Usaha Mulya Pondok Indah
Penulis
vii
DAFTAR ISI
1. Pengertian ................................................................................ 29
2. Landasan Hukum .................................................................... 33
3. Jenis-jenis ................................................................................ 34
4. Manfaat ................................................................................... 36
5. Rukun dan Syarat .................................................................... 37
6. Sebab-Sebab berakhirnya ........................................................ 38
vii
E. BMT (Baitul Mal Wa Tamwil )..................................................... 42
1. Pengertian ................................................................................ 42
2. Sejarah Perkembangan ........................................................... 45
3. Prospek .................................................................................... 48
4. Fungsi dan Tujua ..................................................................... 49
PENDAHULUAN
diketahui, hampir setiap unsur masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari
peminjam. Peran bank saat ini meliputi segala aspek kebutuhan hidup
masyarakat tidak dapat melepaskan diri dari keterlibatannya dari bank. Bank
bentuk simpanan dan menyalurkan pada masyarakat dalam bentuk kredit atau
berdasarkan nash al-quran karena dampak yang timbul dari pengambilan riba
tersebut, begitu juga dengan bunga bank yang di tetapkan oleh bank-bank
konvensional.1
Islam telah dijadikan salah satu pilihan alternatif di Indonesia dan sistem
1
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek,
(Jakarta: Gema Insani Press, 2001), cet. 1 h. 4
1
2
tersebut telah menjadi daya tarik tersendiri di praktisi bank dan kalangan
bisnis. Lahirnya UU No. 10 tahun 1998 tentang perbankan hasil revisi dari
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil (Undang-undang 10. Tahun
Indonesia.
Salah satu fungsi bank syariah adalah penyalur dana (financing), yang
prinsip jual beli, sewa, bagi hasil, dan dengan akad pelengkap.
2
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, (PT. Raja
Grafindo Persada,2006) cet. 3 hal 102
3
islam antara bank dengan pihak lain, untuk menyimpan dana dan pembiayaan
kegiatan usaha atau kegiatan lainnya. Berdasarkan yang ada pada bank
(murabahah), prinsip jual beli barang berdasarkan sewa murni tanpa pilihan
(ijarah), atau adanya pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa oleh
pihak bank dengan pihak lain (ijarah wa iqtina) (UU No. 10 tahun 1998 psl 1
ayat 13).
perbankan konvensional.3
Islam. Sejak krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, BMT telah
3
Mervyn K. Lewis dan Lativah M. Algaoud,Perbankan Syariah: Prinsip,
Praktek, Prospek, (Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2003), cet.1 h. 11
4
karyawannya. 4
perdagangan, konsep baitul mal yang sederhana itu pun berubah, tidak
Penerimaannya juga tidak terbatas pada zakat, infak dan shodaqoh, juga tidak
mungkin lagi dari berbagai bentuk harta yang diperoleh dari peperangan.
dalam menyalurkan dana untuk usaha bisnis kecil dengan mudah dan bersih,
keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat bawah dan bebas
4
http://permodalanbmt.com/bmtcenter
5
http://www.khilafah1924.org/index.php?option=com_content&task=view
&id=69&Itemid=47
5
harus sesuai dengan tuntunan syariah. Tidak boleh mengelolah dana yang
terkait dengan riba, gharar, maisir dan yang lainnya yang tidak sesuai dengan
syariat islam. Maka dalam operasionalnya dana sosial ini akan selalu
ironis jika selama ini dana sosial lembaga-lembaga ini belum dapat di kelola
dengan baik, jika hal ini dapat dilaksanakan maka dampak perekonomian
sektor riil terutama UKM, stabilitas keuangan, dan stabilitas tingkat harga.
yaitu pembiayaan, dengan prinsip bagi hasil, sewa, dan dengan akad
pelengkap.
sektor riil yang mendapatkan kucuran dana segar tersebut pengusaha dapat
6
Bank Indonesia “Ststistik perbankan Syariah”
7
BMT Usaha Mulya yang beralamat di Jl. Sultan Iskandar Muda No.1
Pondok Indah adalah salah satu lembaga alternatif yang menghimpun dana
lembaga keuangan syariah lainnya yaitu funding dan financing salah satu
yang sehat. Prosedur pembiayaan tersebut juga berlaku pada Baitul Mal wa
musyarakah.
1. Pembatasan Masalah
a. Mekanisme adalah cara kerja suatu alat atau sistem, dalam hal ini
tersebut.
c. BMT Usaha Mulya pada Jl. Sultan Iskandar Muda No. 1 Pondok
d. Data yang diteliti pada skripsi ini dibatasi dari tahun 2013-2014.
2. Perumusan Masalah
Mulya?
1. TujuanPenelitian
Usaha Mulya.
10
usaha Mulya.
2. Manfaat Penelitian
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis penelitian
a. Jenis data
11
Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini, jika dilihat dari
sumber data penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data
b. Sumber data
menganalisis data hasil wawancara dan data atau informasi lain dengan
E. Sistematika Penulisan
BAB III Bab ini berisi tentang profil BMT Usaha Mulya yang mencakup
Mulya.
13
MUSYARAKAH
dalam Upaya Menarik Minat Masyarakat.” (studi kasus pada BMT Al-
begitu menyenangkan, hal ini terbukti dari hasil laporan keuangan pada
oleh BMT dan juga tidak adanya tim khusus BMT untuk menawarkan
produk musyarakah.
1
Doddy Efyandana, “Aplikasi Sistem bagi Hasil Pembiayaan
Musyarakah” (study pada BPRS Ciputat Tanggerang) “ Skripsi SI . Perbankan
Syariah , Fakultas Syariah dan Hukum. UIN
14
15
B. Pengertian Pembiayaan
Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berasal dari bahasa latin yaitu dari kata credere yang
“Penyediaan uang atau tagihan dengan pihak lain yang diwajibkan pihak
16
bahasa berarti potongan yaitu istilah yang diberikan untuk suatu yang
yang lain sesuatu yang bernilai kebendaan. Pemberian modal yang dibagi
mendapatkan modal.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
2
“Undang-undang No.10 tahun 1998”, artikel diakses pada 9 November
2009 dari www,goole.co.id
17
istishna
e. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk trasaksi multi
jasa
UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan diberi
Secara bahasa pembiayaan berasal dari kata biaya, yaitu uang yang
dapat juga diartikan sebagai pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak
1. Tujuan Pembiayaan
yakni:
a. Pemilik
3
Undang-Undang Perbankan Syariah, Nomor 21 Tahun 2008. (Jakarta :
Sinar Grafindo, 2002)
18
tersebut.
b. Pegawai
dikelolanya.
c. Masyarakat
e. Bank
2. Jenis-jenis Pembiayaan
1) Pembiayaan Investasi
4
Muhammd, Manajemen Dana Bank Syariah (Yogyakarta: ekosinia,
2005) hal.196-197
19
perusahaan.
1) Pembiayaan produktif
2) Pembiayaan Konsumtif
5
Kasmir, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: PT Raja Grafindo
persada, 2003) cet. Keempat hal. 76
20
3) Pembiayaan Perdagangan
perdagangan tersebut.6
tahun
6
Ibid. hal. 77
21
fungsi tertentu.
memberatkan debitur.
dilakukan.
22
b. Manfaat Debitur
hasil yang terlalu besar, dan debitur juga tidak akan dibebani oleh
7
Muhammad Syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktek,
(Jakarta : Gema Insani Press 2001)
23
meningkatkan pendapatan.
4. Unsur-Unsur Pembiayaan
a. Kreditur
b. Debitur
mendapatkan pinjaman.
c. Kepercayaan
diperjanjikan.
d. Perjanjian
e. Risiko
f. Jangka Waktu
24
g. Balas Jasa
Sebagai imbalan atas balas jasa yang disalurkan oleh kreditur, maka
perjanjian.
a. Prinsip 5C+1S
1) Character
lunas.
2) Capacity
pemerintah.
3) Capital
dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan
25
4) Corateral
5) Condition
b. Syariah
ini menjadi batasan secara umum bahwa transaksi yang dilakukan sah
atau tidak.
4) Riba, secara bahasa riba berat tambahan. Secara istilah riba adalah
takarannya.
pihak-pihak yang terlibat dan diharap agar bisa tercipta hubungan yang
c. Prinsip 7P
1) Personality
menghadapi masalah.
2) Party
karakternya.
3) Purpose
4) Prospect
Yaitu menilai suatu usaha calon debitur dimasa yang akan datang
5) Payment
8
http://www.pendidikan.com
28
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana
6) Profitability
7) Protektion
jaminan barang.9
d. Prinsip 3R
1) Return
Setelah pihak kreditur melihat hasil usaha yang dicapai oleh calon
memenuhi kebutuhan.
2) Repayment
9
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta : Rajawali Pers 2004)
29
C. Pembiayaan Musyarakah
1. Pengertian Musyarakah
suatu akad dua orang atau lebih untuk bekerjasama dan berserikat dalam
keuntungan.11
suatu perjanjian usaha antara dua atau beberapa pemilik modal untuk
ini dapat berupa uang, dan harta benda yang dapat dinilai dengan uang.
10
Ahmad Warson Al- munawwir, Al-munawwir kamus arab Indonesia,
(Yogyakarta : Krapyak press, 1996) cet ke-II, 765
11
Syayid sabiq, Fiqih alsunnah, (Beirut : darul Fikri, 1992) , Juz 3 h. 294
12
Karnaen Perwaatmadja dan Muhammad Syafe‟I Antonio, Apa dan
Bagaimana Bank Islam (Yogyakarta : PT. Dana Bhakti Primayasa. 1999), h. 22
30
Jika modal berbentuk asset harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan
perbedaan antara dua pemodalan Frofit and loss sharing system (PLS)
maka ia dapat mengklaim suatu presentase laba yang lebih besar. Dalam
dengan mudharabah.13
sebuah proyek atau suatu perusahaan. Sebagai patner bagi nasabah , bank
mempunyai hak yang sama dengan sesama mitra usaha yang lain untuk
13
Latifan M Algoud dan Mervyn K Lewis, Perbankan Syariah : Prinsip,
Praktek, prospek, ( Jakarta : Serambi, 2003), h. 68
31
hasil.14
perusahaan pemilik dan atau modal bekerja sama sebagai mitra usaha,
membiayai investasi usaha baru atau yang sudah berjalan. Mitra usaha
pemilik modal berhak ikut serta dalam manajemen perusahaan, tetapi tidak
usaha sesuai kesepakatan dan mereka juga dapat meminta gaji atau upah
untuk tenaga dan keahlian yang mereka curahkan untuk usaha tersebut,
disertakan, atau dapat pula berbeda dari proporsi modal yang mereka
14
Dewan Syariah Nasiaonal MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah,
(Jakarta : BMI, 2000), cet ke-1, h. 53
32
usaha terus berjalan, maka mitra usaha yang ingin mengakhiri perjanjian
dapat menjual sahamnya ke mitra usaha yang lain dengan harga yang
disepakati bersama.15
bank dengan pencari biaya untuk diberikan dalam bentuk proyek usaha,
dan partisipasi ini di jalankan berdasarkan sistem bagi hasil baik dalam
antara kedua belah pihak (Bank dan partner) umumnya pihak bank
15
Arcarya, Akad & Poduk Bank Syariah (Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada, 2007)
16
Karnaen Perwaatdja dan Muhammad Syafi‟i Antoni, Apa dan
Bagaimana Bank Islam, (Yogyakarta :Versia Grafika, 1992) hal. 23
17
M. Amin Aziz, Mengembangkan Bank Islam Di Indonesia, (Jakarta
:Bangkit, 1990)
33
Artinya : “Daud berkata : sesungguhnya dia telah berbuat zalim
kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada
kambingnya dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang
berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain,
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan amal
sedikitlah mereka ini”. Dan Daud mengetahui bahwa kami mengujinya
maka ia meminta ampun kepada tuhannya lalu menyunkur sujud dan
bertaubat.” ( As-Shod ayat 24)18
Dan Qs. Al-Maidah ayat 1 yaitu:
kepada kita Dari abi Hayyam al-Taimi dari orang tuanya Abu Hurairah ra.
18
Q.S. As- Shod ayat 24
19
Q.S. Al- Maidah ayat 1
34
Aku pihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah satu dari
temannya, maka akan keluar diantara mereka berdua”. (HR. Abu Daud,
3. Jenis-jenis Musyarakah
kepemilikan suatu aset oleh dua orang atau lebih. Dalam musyarakah ini,
kepemilikan dua orang atau lebih berbagi ke dalam sebuah aset nyata dan
orang atau lebih setuju bahwa setiap orang dari mereka bersepakat berbagi
keuntungan dan kerugian, musyarakah akad ini terbagi menjadi 5 yaitu :21
a. Syirkah Inan
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih, setiap pihak memberikan
satu porsi, akan tetapi porsi masing-masing pihak baik dalam dana
20
Tengku Muhammad Hasbi Ash Shiddiq, Koleksi Hadist-hadist Hukum,
(Semarang: PT OustakaRizki Putra, 2001), Jilid 7, hal 175
21
Muhammad Syafe‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik
(Jakarta: Gema Insanai Press, 2003) h. 92-93
35
maupun kerja atau bagi hasil tidak harus sama dan sesuai dengan
kesepakatan mereka.
b. Syirkah Wafadhah
Adalah kontrak antara dua orang atau lebih, setiap pihak memberikan
yang diberikan, kerja, tanggung jawab dan beban uang yang dibagi
masing-masing pihak.
c. Syirkah Al-A’mal/Abdan
Syirkah ini di bentuk oleh beberapa orang dengan modal profesi dan
keahlian masing-masing. Profesi dan keahlian ini bisa sama dan bisa
juga berbeda. Misalnya satu tukang cukur dan pihak lainnya tukang
mereka.
d. Syirkah Wujuh
Adalah kotrak kerjasama dua orang atau lebih yang miliki reputasi dan
prestasi baik, serta ahli dalam bisnis. Mereka membeli barang secara
kredit dari suatu perusahaan dan menjual barang tersebut secara tunai.
e. Syirkah Al Mudharabah
36
Adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak shahibul
pengelola.
didasarkan menurut nisbah bagi hasil yang telah disepakati oleh pihak-
pihak yang berakad. Dan bila bisnis rugi maka kerugian akan
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari
tersebut.
d. Bank akan selektif dan berhati-hati prodent mencari usaha yang benar-
e. Prinsip bagi hasil dalam musyarakah ini berbeda dengan prisip bunga
dan syarat dari suatu akad. Para ulama dan praktisi perbankan telah
22
Muhammad Syafe‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori Praktik ( Jakarta
: Gema Insani Press, 2003) h. 93
23
Tim Pengembangan perbankan Syariah. Institut Bankir Indonesia,
Konsep, Implementasi, Operasional Bank Syariah (Jakarta: Djambatab, 2003),
h.181.
38
c. Salah satu orang meninggal dunia, tetapi jika salah satu anggota
musyarakah lebih dari dua yang batal hannya yang meninggal dunia
saja.
d. Orang yang jatuh bangkrut akibat tidak berkuasanya lagi atas harta
24
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, (Jakarta : PT. Radar Jaya Pratama,
2000) h. 175
39
yang berserikat.
terkadang memerlukan dana dari pihak lain, antara lain mulalui pembiayaan
pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu, dimana masing-masing pihak.
kontrak (akad).
25
Syafaatmuhari word press.com
40
b. Setiap mitra harus menyediakan dana dan pekerjaan, dan setiap mitra
disengaja.
a. Modal
1) Modal yang diberikan harus uang tunai, emas, perak, atau yang
aset, harus terlebih dahulu dinilai dengan tunai dan disepakati oleh
para mitra.
meminta jaminan.
b. Kerja
c. Keuntungan
kepadanya.
4) Kerugian
42
d. Biaya Operasional
1. Pengertian BMT
yaitu baitul mal dan baitul tamwil. Apabila diterjemahkan dalam bahasa
indonesia berarti rumah uang dan rumah pembiayaan. Baitul mal lebih
26
Sunarto Dzulkifli, Panduan Praktis Perbankan Syariah, (Jakarta: zikrul
hakin, 2000), h. 154
43
zakat, infaq, shadaqoh yang bersifat sosial oriented. Dan baitul tamwil
ekonomis dan bisnis keuangan. Mulai dari tujuan, asas dan landasan, visi
27
Makhalul „Ilmi, Teori dan Praktek Lembaga Mikro Keuangan Syari’ah,
(Yogyakarta : 411 Press,2002), cet-1, h. 64
28
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil, (Yogakarta :
411 press, 2004), h. 16
44
dan misi BMT, semuanya terlihat sebagai organisasi keuangan orang islam
pada umumnya.
a. Visi BMT
b. Misi BMT
milik bersama masyarakat kecil bawah dan kecil dari lingkung BMT itu
sendiri. Bukan milik seseorang atau orang dari luar masyarakat itu. Ciri
khasnya adalah meliputi etos kerja bertindak proaktif dan menjemput bola
kepada calon anggota dan anggota pengajian rutin secara berkala tentang
29
PINBUK, Pedoman Cara Pembentukan BMT, (Jakarta PT.Bina Usaha
Indonesia), h.2-3
30
Ibid,h. 4-6
45
masyarakat dimana BMT itu berada dengan jalan ini BMT mampu
yang serba kekurangan baik dalam bidang ilmu pengetahuan atau materi,
yang diperoleh belum begitu banyak. Kalaupun ada, harta yang diperoleh
31
M.Dawan Raharjo, Perspektuf deklarasi Makkah, Menuju Ekonomi
Islam, (Bandung: Mizan, 1989) h. 431
46
akhmas).
masing.32
menerimanya. Dalam salah satu pidatonya, yang dicatat oleh ibnu kasir
khalifah dalam baitul maal, umar berkata, “ tidak dihalalkan bagiku dari
harta milik Allah ini melainkan dua potong pakaian musim panas, dan
sepotong pakaian musim dingin serta uang yang cukup untuk kehidupan
Pada masa pemerintahan ali bin abi thalib, kondisi baitul maal
santunan dari baitul maal, seperti disebutkan oleh ibnu kasir, mendapatkan
jatah pakaian hannya bisa menutupi tubuh sampai separuh kakinya, dan
32
Dahlan, Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil (Jakarta : Word press,
1999), h. 12
47
ditindak lanjuti oleh pusat inkubasi bisnis usaha kecil (pinbuk). BMT
pembiayaan kegiatan ekonomi. Baitul mal (bait adalah rumah, mal artinya
ini terdapat 3.200 BMT dengan nilai aset mencapai Rp. 3,2 triliun, Bisnis
tersebut hingga akhir tahun ini diproyeksi mencapai Rp 3,8 triliun. Meski
perdagangan, konsep baitul mal yang sederhana itu pun berubah tidak
tidak terbatas pada zakat, infak, shadaqah, juga tidak mungkin lagi dari
berbagai bentuk harta yang diperoleh dari peperangan. Lagi pula peran
sarana dalam menyalurkan dana untuk bisnis kecil dengan mudah dan
keuangan alternatif yang mudah diakses oleh masyarakat bawah dan bebas
surplus (pihak yang mempunyai dana lebih) dan unit defisit (pihak
33
Dahlan, Perkembangan Baitul Maal Wa Tamwil (Jakarta: Wordpress,
1999), h. 17
50
sunnah.34
34
M. Syafi‟i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktek, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2000) h. 18
BAB III
standar muamalat syari’ah seperti bagi hasil sesuai dengan nisbah yang
disepakati, keuntungan selisih harga jual dan ujra atau upah. Sumber dana
yang di kelola BMT berasal dari modal BMT, dana pihak ketiga dan ZIS
produkrif.
51
52
secara finansial maupun non finansial dengan memadukan fungsi BMT dalam
Visi
Misi
islam.
1
BMT Usaha Mulya, Sejarah Berdirinya BMT Usaha Mulya
Pondok Indah, (Jakarta : BMT Usaha Mulya, 2002) h. 1 profil BMT
53
C. Identitas Lembaga
Nama Lembaga : Koperasi Serba Usaha (Baitul Mal Tamwil usaha Mulya)
SIUP : 0685/1.824.271
NPWP : 02.503.943.9-013.000
TDP : 09.03.2.51.010432
Usaha Mulya telah menjalin kerjasama dengan sejumlah lembaga antara lain :
2
Lembaga Keuangan Mikro Syariah, Profil BMT Usaha Mulya Masjid
Pondok Indah (Jl. Sultan Isakandar Muda No. 1 Pondok Indah Jakarta Selatan
12310).
54
F. Gambaran Layanan
prinsip jual beli serta kerjasama usaha dengan pihak kedua melalui skema
2. Pembiayaan (Landing)
jenis usaha dan perniagaan. Usaha yang dibiayai diantaranya dalam bentuk
pendidikan, dan jasa transportasi. Pada sisi lain BMT Usaha Mulya juga
3
Data dari Riset di BMT Usaha Mulya Pondok Indah Jakarta Selatan
55
1. Simpanan Mudharabah
atau nasabah yang disetorkan akan dikelola oleh BMT, anggota atau
2. Simpanan Pendidikan
5. Simpanan Walimah
6. Simpanan Haji
haji. Insya Allah melalui simpanan haji ini, niat anda beribadah ke tanah
7. Simpanan Berjangka
1. Pembiayaan Murabahah
secara tunai dan sekaligus pada saat jatuh tempo dengan tenggang
lebih. BMT Usaha Mulya mendapat selisih atau marjin dari harga jual.
2. Pembiyaan Ijarah
kesehatan, dan lain-lain. BMT dapat ujrah atau upah dari pemohon
mendapatkan upah atau ujrah dan hasil sewa barang sesuai kesepakatan
nasabah atau pemohon dapat memiliki barang yang disewa bila dapat
3. Pembiayaan Musyarakah
Pembiayaan ini dalam bentuk penyertaan modal antara BMT dan nasabah
4. Pembiayaan Mudharabah
7. Teknologi
1. Pengawas Syariah
2. Pengawas Manajemen
a. M. Ridwan
b. H. Yusuf Sudono
3. Pengurus
b. Sekretaris : Warja, SE
dicatumkan diatas, dapat kita ketahuai bahwa yang memiliki peranan paling
tinggi adalah direktur atau ketua yang dujabat oleh Bpk. H. Ika Achmad
bertugas untuk mengawasi kinerja dan berjalannya usaha BMT Usaha Mulya
4
BMT Usaha Mulya Masjid Pondok Indah. Produk dan Struktur
Organisasi (Jakarta :BMT Usaha Mulya, 2002) Wawancara dngan Bpk Warja
selaku Sekertaris BMT Usaha Mulya pada 6 Juni 2011.
BAB IV
A. Pembiayaan Musyarakah
Musyarakah adalah bentuk kedua dari bagi hasil (profit loss sharing)
yang dipraktekkan dalam sistem Perbankan Syariah maupun BMT. Prinsip ini
sebagai salah satu untuk menyalurkan dananya. Demikian pula dengan BMT
Usaha Mulya yang menerapkan prinsip ini ke dalam salah satu pembiayaan
Mulya dengan nasabah untuk membiayai proyek dimana BMT dan nasabah
pembiayaan musyarakah.
60
61
2. Wawancara
Dalam tahap ini dilakukan pada calon nasabah dengan cara pihak
3. Penyelidikan berkas
diterapkan, jika dirasa belum lengkap maka pemohon akan diminta untuk
melengkapinya.
4. Peninjauan ke lokasi
adalah untuk memastikan objek yang dibiayai benar-benar ada dan sesuai
meliputi sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik
b. Capacity ( kemampuan)
usaha.
c. Capital (modal)
d. Colatteral (jaminan)
e. Condition
akan dilihat dari hasil survey, wawancara, dan lainnya setelah itu maka
akan diadakan rapat oleh komite jika BMT menyatakan hasil survey,
Namun jika hasil survey, wawancara dan yang lainnya tidak bagus maka
6. Keputusan pembiayaan
maka calon nasabah akan dihubungi. Dan penanda tanganan akad, dan
Syarat Modal
dengan nasabah. Negosiasi ini akan timbul kesepakatan antara BMT dan
diperoleh baik nasabah maupun pihak BMT amat tergantung pada nisbah
yang disetujui pada awal akad. Dalam hal ini para ulama fiqh membuat
BMT Usaha Mulya berlandaskan pada teori profit sharing Adapun cara
sebagai berikut :
untuk membiayai usaha jual beli kayu dengan kesepakatan 50% : 50%
1.661.500.
Diketahui :
pada saat jatuh tempo atau setiap bulan sesuai dengan keinginan mudharib
untuk bulan selanjutnya yang harus diserahkan ke BMT usaha Mulya tidak
selalu sama karena keuntungan yang didapatkan dari usaha tersebut tidak
selalu sama.
8. Pembayaran Angsuran
BMT dan nasabah sesuai nisbah (porsi bagi hasil yang disepakati).
pembiayaan berakhir.
67
waktunya apabila:
kontrak.
Akad pembiayaan sah jika ada ijab (penyertaan harta dari pemilik
modal) dan qabul (yang menerima modal). Para ulama bersepakat bahwa
No Tahun Pembiayaan Rp
1 2008 2.480.380.000
2 2009 3.696.415.000
3 2010 3.224.365.000
4 2011 3.977.450.000
5 2012 4.638.800.000
69
753.085.000, dan dari tahun 2011 dengan tahun 2012 pembiayaan BMT
berkembang dari segi nasabahnya. Adanya jenis pembiayaan lain yang ada di
BMT Usaha Mulya seperti murabahah yang lebih dulu ada menyebabkan
masyarakat.
selebaran (brosur) atau ikalan di media cetak atau elektronik. BMT Usaha
ini sudah mencakup wilayah Depok dan Jakarta Selatan. Pemantauan usaha
yang baru, juga menjadi alasan kenapa baru mencakup wilayah Depok dan
Jakarta selatan.
Musyarakah
yang difatwakan tersebut. Ijab qobul yang dilakukan BMT Usaha Mulya
berupa uang tunai atau aset yang senilai dengan uang pada nasabah yang
berkontrak pada BMT tersebut. BMT Usaha Mulya meminta jaminan pada
71
musyarakah. Keuntungan dan kerugian dari suatu usaha yang telah disepakati
pihak nasabah dan BMT Usaha Mulya dibagi dan ditanggung bersama.
Apabila terjadi kerugian pada usaha yang telah disepakati dan dikelola terjadi
nasabah dan apabila tidak bisa melunasi kerugian tersebut maka akan
dan apabila berupa aset, maka beban operasional menjadi tanggung jawab
nasabah.
harus berpartisipasi dalam kerja atau operasional suatu usaha yang dijalankan
MUI/IV/2000.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
musyarakah.
melaksanakan kewajiban.
yang menjadi objek pembiayaan. Dan pihak BMT Usaha Mulya juga
72
73
seorang PNS, Foto kopy akta pendirian, SIUP TDP apabila calon
BMT Usaha Mulya telah menjalankan fatwa yang dikeluarkan oleh MUI
media cetak berupa brosur, Selain itu pemasaran melalui informasi dari
nasabah.
B. Saran
membuat website sendiri untuk BMT Usaha Mulya agar semua informasi
tentang BMT Usaha Mulya ini dapat diakses oleh siapapun jika
2. Perluasan usaha, dalam hal ini mungkin BMT Usaha Mulya membuka
masyarakat.
74
Daftar Pustaka
Arcarya, Akad & Akad Produk Bank Syariah, Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2007
Dahlan, Perkembangan Baitul Maal Wat Tamwil, Jakarta : Word press, 1999
Dewan Syariah Nasiaonal MUI, Himpunan Fatwa Dewan Syariah, Jakarta : BMI,
2000
75
Haroen, Nasrun, Fiqh Muamalat, Jakarta : PT. Radar Jaya Pratama, 2000
Karim, Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, PT. Raja Grafindo
Persada,2006 cet. 3
‘Ilmi, Makhalul, Teori & Praktek lembaga Mikro Keuangan Syariah, Yogyakarta:
411 Press, 2002
Undang-undang No.10 tahun 1998”, artikel diakses pada 9 November 2009 dari
www,goole.co.id
http://www. Khalifah
http://www.pendidikan.com
Lampiran-Lampiran
Persyaratan yang harus dipenuhi yaitu foto copy KTP suami & istri, Foto
sharing.
Pada BMT Usaha Mulya Nasabah yang paling banyak adalah nasabah
pembiayaan murabahah.
media elektronik, dan media cetak, Media cetak yang digunakan berupa
brosur, selai itu pemasaran juga melalui informasi dari para nasabah.
6. Penilaian seperti apa yang dilakukan BMT Usaha Mulya dalam menilai
apakah modal yang diberikan digunakan cecara efektif atau tidak, corateral
ekonomi.
7. Sudah Mencakup wilayah mana saja nsabah pembiayaan pada BMT Usaha
Mulya?
tersebut.