Anda di halaman 1dari 96

SKRIPSI

PENGELOLAAN
AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM
(PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI
BARAT

Oleh:

RUSTAM

Nomor Stambuk: 105610534015

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
SKRIPSI

PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR


MINUM (PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI
BARAT

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Administrasi Negara (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

RUSTAM

Nomor Stambuk: 105610534015

kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

ii
iii
iv
HALAMAN PERNYATAAN ILMIAH

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rustam

Nomor Induk Mahasiswa : 105610534015

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil

plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila

dikemudian hari ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik

berupa pencabutan gelar akademik dan pemberian sanksi lainnya sesuai dengan

aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 28 februari 2020

Yang Menyatakan,

Rustam

v
ABSTRAK

Rustam. 2020. Pengelolaan Air Bersih Di Perusahan Umum Daerah Air


Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat(
dibimbing oleh Andi Rosdianti Razak dan Abdi)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan air bersih di
perusahan umum daerah air minum wae mbeliling dan untuk mengetahui faktor
apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan air bersih di perusahan
umum daerah air minum wae mbeliling kabupaten manggarai barat . Jenis dan tipe
penelitian yang digunakan kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif.
Informan dalam peneltian ini sebanyak lima (5) orang .Teknik Pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, studi
dokumentasi dan media review. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan air bersih di
perusahan umum daerah air minum wae mbeliling dengan
perencanaan,pengorganisasian,pengarahan dan pengawasan masih belum
terlaksana dengan baik. Hal ini dikarenakan beberapa hambatan, hambatan
tersebut anatara lain dalam perencanaan belum tersedianya anggaran yang dapat
memenuhi kebutuhan khususnya pembesaran jaringan perpipaan, masih minimnya
alat untuk mendeteksi kehilangan air seperti leak detector,metal detector,WM
tester, serta sistem DMA (Distric Metered Area) yang baru mencapai 20% itu
dari beberapa cabang.
Kata kunci: Pengelolaan, Air Bersih, dan PERUMDA

vi
KATA PENGANTAR

Alahamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“PENGELOLAAN AIR BERSIH DI PERUSAHAN UMUM DAERAH AIR MINUM

(PERUMDA) WAE MBELILING KABUPATEN MANGGARAI BARAT”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat dalam

memperoleh gelar sarjana Ilmu Administrasi Negara pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akanselesai tampa adanya

bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat Ibu Dr. Rosdianti Razak, M.Si

selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Abdi, M.Pd selaku Pembimbing II. Yang ditengah

kesibukannya selalu senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing dan

mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu, juga sebagai

motivator yang tiada hentinya memberi semangat kepada penulis untuk tetap optimis

dalam mengejar cita-cita. Juga terimakasih penulis ucapkan kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua tercinta (Bapak H. Baco dan Ibu Hj. Ruhani) dan segenap

keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moral

maupun materil.

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

vii
3. Bapak Nasrulhaq,S.Sos., M.AP selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar.

4. Bapak dan Ibu Dosen serta staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang

senantiasa memberikan ilmu dan arahannya untuk senantiasa

menyelesaikan skripsi ini.

5. Teman- teman seperjuangan Sospol terkhusus teman kelas C/D dan teman-

teman kos, yang selalu setia mengingatkan penulis agar senantiasa

semangat dan fokus untuk mencapai gelar sarjana.

6. Bapak Kepala Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat beserta jajarannya yang tiada henti

mendampingi dan membantu memperoleh data penelitian ini.

Demikian kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritikan yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat berarti bagi

pihak yang membutuhkan.

Makassar, 28 februari 2020

R USTAM

viii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL………………………………………………………… . ii

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... iii

HALAMAN PENERIMAAN TIM…………………………………………. . iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................................... v

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori ................................................................. 8

B. Kerangka Berfikir ................................................................................... 34

C. Fokus Penelitian ...................................................................................... 35

D. Deskripsi Fokus ....................................................................................... 35

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitia..................................................................... 36

B. Jenis dan Tipe Penelitian ......................................................................... 36

C. Sumber Data ............................................................................................ 37

D. Informan Penelitian ................................................................................. 38

ix
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ............................................................................... 39

G. Keabsahan Data ....................................................................................... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian.................................................................. . 42

B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 55

C. Pembahasan penelitian……………………………………………….... 58

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 74

B. Saran…………………………………………………………………… 77

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 79

LAMPIRAN

x
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air pada hakikatnya merupakan kebutuhan makhluk hidup yang paling

kursial. Manusia sebagai salah satu makhluk hidup sangat memerlukan air,

Karena air merupakan kebutuhan yang penting dalam hidup manusia. Air bersih

adalah sumber hidup bagi setiap orang dan sumber kebutuhuan yang paling

urgen/penting bagi manusia, maka wajib bagi kita menjaga kelestariannya dan

keberadaannya baik kuantitas maupun kualitas dengan sebaik-baiknya.

Pengelolaan air bersih untuk kebutuhan hidup manusia tidak terlepas dari

untuk mencukupi kebutuhan secara pribadi maupun kelompok. Berdasarkan

Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492/MENKES/IV/2010 yang menjelaskan

bahwa, “air bersih adalah air yang digunkan untuk keperluan sehari-hari yang

kualitasnya memenuhi syarat yang dapat diminum”. Serta Undang-Undang No. 11

Tahun 1974 tentang Pengairan menyatakan bahwa air termasuk kekayaan alam

yang terkandung didalamnya, mempunyai fungsi sosial serta digunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan kegiatan

ekonomi masyarakat seperti pertumbuhan industri baik kecil maupun besar,

Perkembangan teknologi umumnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

maka kebutuhan akan air bersih bagi penduduk juga menjadi semakin

meningkat

1
2

Perkembangan suatu kota diiringi juga dengan peningkatan kebutuhan

terhadap pelayanan air bersih perkotaan, sehingga swasta dan pemerintah atau

masyarakat umumnya diharuskan melakukan penyediaan prasarana air bersih

dengan sebaik-baik mungkin. kebutuhan air bersih tersebut akan meningkat setiap

tahun sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Kabupaten

Manggarai Barat. Semua orang memahami pentingnya air sebagai sumber

kehidupan, tetapi tidak semua orang berfikir dan bertindak secara bijak dalam

melestarikan air.

Kebutuhan air seharusnya diimbangi dengan perilaku manusia dalam

melestarikan air dan pengelolaannya, sehingga air lebih terjaga. Banyaknya

pencemaran lingkungan baik di pedesaan maupun di perkotaan, sehingga kualiatas

air bersih semakin menurun. Jadi banyak masyarakat yang membeli air bersih

untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari yaitu melalui Perusahaan Umum

Daerah Air Minum (PERUMDA) . Penyediaan air yang ditangani oleh Perusahaan

Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) baik di perkotaan mempunyai tujuan

untuk memberikan pelayanan pada masyarakat untuk mendapatkan air bersih yang

bermutu dan berkualitas sehat sehingga dapat memadai keseluruhan keperluan

rumah tangga ataupun industri, kemudian dapat menunjang perkembangan

ekonomi sederajat kesehatan masyarakat.

Menurut Satoto dan Yogi, air merupakan kebutuhan yang tidak bisa

ditunda pemenuhannya. Manusia membutuhkan air, terutama untuk minum.

Begitupun yang dituturkan oleh Asmadi dkk, bahwa kebutuhan air bersih

yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam


3

kehidupan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, masak, menyiram tanaman,

dan lain sebagainya.

Sumber daya air bersih dan air minum untuk keperluan kebutuhan hidup

sehari-hari secara umumnya harus memenuhi standar bermutunya air secara

kuantitas dan kualitas. Selain itu, adanya pengaruh dari perubahan iklim sehingga

terjadi pola cuaca seperti halnya terjadinya perubahan ekstrem antara kekeringan

dan musim hujan. Pencemaran air juga disebabkan adanya bertambahnya jumlah

populasi manusia yang mebutuhkan air sehingga terjadinya kelangkaan air.

Di Indonesia, penataan dan pengelolaan sumber daya air dilakukan oleh

pemerintah sebagai salah satu pelaku ekonomi yang dikenal dengan

Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Bersih yang dikelola oleh Perusahaan

Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) yang bergerak di bidang penyediaan

air bersih/air minum bagi masyarakat dalam rangka percepatan Penyediaan

Air minum dan Target MDG (Millenium Devolepment Goal) 2015.

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) berperan dalam

penyedian air bersih sehingga pengelolanya masuk sampai daerah. Untuk

mencukupi kebutuhan masyarakat atau konsumen air bersih dan selalu

mengutamakan peningkatan pelayanan yang baik dari segi kualitas maupun

produktifitasnya. Tarikan dana dan bengkaknya biaya operasional

pengelolaan air bersih sangat berpengaruh terhadap kegiatan Perusahaan

Umum Dearah air minum (PERUMDA) Wae Mbeliling . Sebagai perusahaan

pengelolaan air bersih milik pemerintah daerah mengalami kesulitan

mendanai suku cadang, perbaikan perlengkapan dan pipa yang sudah bocor,
4

serta tariff listrik yang meningkat. Kondisi tersebut mempengaruhi

pelayanannya kepada masyarakat dan masyarakat akan kesulitan

mendapatkan air bersih.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada Perusahan

Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai

Barat, peneliti menemukan beberapa kendala yang dialami oleh Perusahan

Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Kabupaten Manggarai Barat tersebut.

Saat ini masih menghadapi kendala pengelolaan manajemen,penyediaan air

bersih. Penyediaan air bersih oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling masih kurang efektif sehingga masih banyak

pelanggan yang belum mendapatkan air bersih dalam kebutuhan sehari-hari. Hal

ini juga sering terjadi pipa air yang bocor, sehingga sebagian masyarakat

pengguna air hasil olahan perusahaan ini merasa terhambat mendapatkan air

bersih sebab pipa yang bocor itu umumnya berada di sekitar rumah

masyarakat sehinga penyaluran air kepada pelanggan belum merata, terutama

pelanggan yang jauh dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan booster pump.

Hingga saat ini,11 reservoir yang ada disekitar Kabupaten Manggarai Barat

hanya bisa mendistribusikan atau memasok 40 liter/detik untuk melayani kurang

lebih 5.000 pelanggan air. Kebutuhan air bersih dari para pelanggan PERUMDA

di Wae Mbeliling saat ini rata-rata 18 sampai 20 meter kubik per bulan per

pelanggan. Jumlah pelanggan sambungan rumah tangga yang ada di Kabupaten

Manggarai Barat saat ini sebanyak 4.535 pelanggaan, sebelumnya pemakaian air

bersih setiap pelanggan 10 sampai 15 meter kubik perbulan. Kondisi dilapangan


5

menunjukan adanya kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan air bersih.

Sebagian besar masyarakat mengeluhkan kelangkaan air bersih yang sudah

berlangsung cukup lama. Untuk itu pemerintah daerah perlu proaktif melakukan

segala macam cara misalnya mencari sumber yang ada agar kebutuhan dasar

rumah tangga segera dipenuhi.

Sebagai Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat merupakan perusahaan yang didirikan

untuk mengelola dan menyelenggarakan pelayanan air minum yang memenuhi

persyaratan kesehatan dan untuk menegembangkan perekonomian daerah,

meningkatkaan pendapatan daerah , serta meningkatkan kualitas lingkungan

dengan memberikan pelayanan pengumpulan dan penyaluran air limbah melalui

system perpipaan dalam rangka utnuk mencapai kesejahteraan masyarakat pada

umumnya PERUMDA harus mampu berperan sebagai sarana penyediaan air

bersih bagi penduduk atau masyarakat Kabupaten Manggarai Barat . Jika hal

ini tidak segera diatasi tentunya menyebabkan permasalahan krisis air yang

berkepanjangan yang akan berdamapak pada kesehatan lingkungan di

Kabupaten Manggarai Barat. Oleh karna itu, Melalui pemaparan latar belakang

masalah penelitian yang telah peneliti kemukakan, maka judul penelitian ini

adalah “Pengelolaan Air Bersih di Perusahan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat”.


6

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang dan masalah utama penelitian,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengelolaan air berish di PERUMDA Wae Mbeliling?

2. Apa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan penyediaan air bersih di

PERUMDA Wae Mbeliling?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka yang menjadi tujuan penelitian

ini, adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengelolaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling

2. Untuk menegetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pelaksanaan

pengelolaan air bersih di PERUMDA Wae Mbeliling

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat praktis

a. Sebagai sumber data dan informasi, hasil dari penelitian ini nantinya dapat

dijadikan sumber informasi dan memberikan masukan bagi pemerintah di

Kabupaten Manggarai Barat mengenai manajemen penyediaan air bersih

serta dapat menjadi bahan pertimbangan dan pembelajaran terhadap pihak

Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) untuk meningkatkan

pelayanan penyediaan air bersih.


7

b. Sebagai bahan kajian atau studi banding bagi daerah dan pihak swasta lain

yang ingin membuat kualitas pelayanan terkait manajemen penyediaan air

bersih dan pemberdayaan masyarakat.

2. Manfaat teoritis

a. Sebagai salah satu bahan bacaan atau sumber referensi yang dimiliki oleh

Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Makassar

b. Sebagai salah satu sumber data dan informasi atau bahan referensi dasar

bagi para mahasiswa dan peneliti yang berminat untuk melakukan

penelitian;

c. Sebagai salah satu sumber referensi dalam diskusi, seminar, maupun

pengkajian terkait manajemen penyediaan air bersih.

d. Sebagai salah satu sumber data, informasi, dan referensi tambahan dalam

Ilmu Administrasi Publik.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Konsep dan Teori

1. Teori Pengelolaan

Secara umum pengelolaan sama halnya dengan manajemen yaitu

penggerakan, pengorganisasian dan pengarahan suatu usaha terhadap manusia

sehingga dapat dilakukan secara efektif dan efisien sehingga mencapai suatu

tujuan. aktivitas manajemen dalam sebuah organsasi yang diarahkan untuk

mencapai tujuan organisasi tersebut secara efektif dan efisien. Manajemen adalah

proses kerja sama antara sesorang atau kelompok tertentu terhadap sumber daya

yang lainnya dalam mencapai suatu tujuan organisasi dan sebagai aktivitas dari

manajemen. Kemudian dengan kata lain, aktivitas manajerial hanya ditemukan

dalam wadah sebuah organisasi, baik organisasi bisnis, sekolah dan juga lainnya

(Syarifudin di Astuti: 2014)

Ada pula pengertian lain manajemen mendefinisikan bahwa seni

manajemen meliputi untuk melihat bagian dari totalitas yang terpisah-pisah serta

dengan kemampuan yang dapat menciptakan gambaran atau peristiwa tentang

suatu visi tersebut (Anton & Maya :2014) .

Kemudian ada yang berpendapat bahwa, manajemen adalah tindakan

memikirkan dan mencapai hasil yang diinginkan melalui usaha dari kerja

kelompok yang terdiri bebagai hal seperti tindakan dari mendayagunakan bakat

manusia itu sendiri sehingga sumber daya manusia secara singkat dan dapat

8
9

menyatakan tindakan orang terhadap manajemen merupakan sebagai suatu

tindakan melakukan perencanaan dan pengimplementasian.

Manajemen menurut Lilis Sulastri, mengutip dalam bukunya “Manajamen

Sebuah Pengantar” (Sejarah, Tokoh, Teori dan Praktik :2016) mendefinisikan

bahwa manajemen merupakan seni mengatur sehingga dapat melibatkan suatu

proses, cara dan suatu tindakan tertentu, seperti halnya perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian, pengawasan secara efektif dan efisien dengan

mencapai suatu tujuan bersama. Manajemen adalah proses kerja sama antara

individu dan yang lain untuk mencapai sebuah tujuan bersama. Pendapat diatas,

disimpulkan bahwa manajemen adalah sebuah proses kerja sama antara dua orang

atau lebih dengan tujuan yang sama. Sehingga pengertian manajemen

dikemukakan oleh Martayo, menurutnya manajemen merupakan usaha yang dapat

menentukan, menginterprestasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan

melakukan pelaksanaan dan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan personal atau kepegawaian, pengarahan dan kepemimpinan serta

dengan pengawasan tersebut.

Setiap ahli memberikan pandangan berbeda tentang batasan manajemen,

dikarenakan tidak mudah memberi arti universal yang dapat diterima dan disetujui

semua orang. Dengan demikian dari pemikiran semua ahli tentang definisi

manajemen kebanyakan mengemukakan bahwa manajemen itu adalah proses

tertentu yang bisa menggunakan kemampuan atau keahlian dalam mencapai

sesuatu tujuan yang didalamnya pelaksanaanya yang dapat mengikuti alur

keilmuan secara fisik ilmiah dan dapat pula menciptakan kekhasan atau gaya
10

seorang manajer dalam melakukan mendayahgunakan kemampuan orang lain

tersebut. Istilah manajemen ini sudah popular dalam hidup dan kehidupan

organisasi.

Dalam arti yang sederhana (manajemen) diartikan sebagai mengatur. Suatu

proses mengatur suatu organisasi dalam bentuk untuk mencapai tujuan yang ingin

dicapai dan dipahami sebagai suatu manajemen (Syafaruddin & Nurmawati:

2011).

Sedangkan menurut Ulber Silalahi (2011) mendefinisikan bahwa

manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, pengatur sumber daya,

pengomunikasian, pemimpin, pemotivasian, dan pengendalian pelaksanaan tugas-

tugas dan penggunaan sumber-sumber untuk mencapai tujuan organisasional

secara efektif dan secara efien.

Sementara itu, George R. Terry seperti yang dikutip Syafaruddin (2015)

menjelaskan bahwa manajemen adalah kemampuan mengarahkan dan mencapai

hasil yang diinginkan dengan tujuan dari usaha-usaha manusia dan sumber daya

lainnya.

Tegasnya dalam menjalankan manajemen harus melibatkan alokasi dan

pengawasan uang, sumber daya manusia itu sendiri, dan fisik sehingga dapat

mencapai tujuan yang diterapkan. Sebagai ilmu, manajemen mempunyai suatu

pendekatan sistematik yang selalu digunakan dalam memecahkan suatu masalah.

Pendekatan manajemen bertujuan untuk menganalisis proses, membuat kerangka

konseptual kerja, mengidentifikasi prinsip-prinsip yang mendasar sehingga dapat

membangun teori dalam manajemen dengan melakukan pendekatan. Ole karena


11

itu, manajemen merupakan suatu proses universal yang dimana berkenan dengan

adanya lembaga,berbagai posisi dalamlembaga tersebut, atau sebuah pengalaman

pada lingkungan yang beragam luasnya antara dengan persoalan kehidupan.

Berdasarkan suatu penegasan yang tercantum diatas, maka bisa dikatakan bahwa

manajemen berisikan unsur; struktur organisasi yang teratur,terarah pada tujuan

dan sasaran, dilakukan berdasarkan usaha manusia ,dan mengunakan system dan

prosedur. Manajemen merupakan proses dimana pengaturan tersebut dan

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi berdasarkan kerjasama

anggota dalam mencapai tujuan organisasi. Sehigga manajemen dapat diartikan

sebagai perilaku keanggotaan dalam bentuk suatu organisasi untuk mencapai

tujuannya.

Terdapat tiga fokus untuk mengartikan manajemen yaitu: 1. Manajemen

adalah sesuatu dari kemampuan suatu keahlian yang akan menjadi cikal bakal

manajemen sebagai profesi. Manajemen adalah suatu ilmu yang menekankan pada

perhatian keterampilan dan kemapuan manajerial yang dapat diklarisifikasikan

menjadi sebuah kemampuan/ keterampilan teknikal, manusiawi yang dalam

bentuk konseptual. 2. Manajemen adalah suatu bentuk proses yaitu dengan

melakukan langkah yang sistematis dan terpadu sebagai tujuan aktivitas

manajemen. 3. Manajemen adalah seni yang sebagaimana tercermin dari

banyaknya perbedaan gaya (style) seorang dalam melakukan atau memberdayakan

orang lain sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.

Prinsip suatu manajemen adalah berdasarkan informasi; sehingga banyak

aktivitas manajemen yang dapat membutuhkan data dan informasi secara


12

cepat,lengkap,dan akurat. Suatu aktivitas pengambilan keputusan didukung oleh

informasi yang begitupun untuk melaksanakan kegiatan rutin dan incidental

sehigga diperlukan informasi yang telah di rencanakan sedemkian rupa agar

memudahkan seorang manajer dan pengguna menagakses dan mengelola

informasi. Kehadiran suatu manajemen dalam organisasi adalah sebagai hal yang

untuk melaksanakan pekerjaan agar suatu bentuk tujuan dapat tercapai dengan

efektif dan efisien. Dengan tegas tidak ada bentuk rumusan yang dapat sama dan

berlaku secara umum untuk fungsi manajemen. Dengan demikian, fungsi

manajemen dapat ditelaah dari aktifitas-aktifitas utama yang akan dilakukan para

manajer tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Dilakukannya manajemen sebagai pelaksanaan suatu usaha terencana

secara baik sistematis dan dapat dievaluasi dengan benar, akurat dan lengkap

sehingga mencapai sebuah tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efisien.

Produktivitas merupakan sebuah perbandingan antara hasil yang didapatkan (out

put) dengan jumlah sumber yang dipergunakan (input). Produktivitas bisa

dikatakan secara kuantitas maupun kualitas out put nya berupa jumlah tamatan

dan kuantitas input berupa jumlah banyaknya tenaga kerja dan sumber daya

selebihnya. Kualitas berpengruh pada kualitas suatu ukuran penilaian atau

penghargaan yang diberikan dan dikenakan kepada barang (products) dan jasa

(service) tersebut yang berdasarkan pada timbangan suatu objek atas bobot dan

kinerja tersebut. Efektifitas sebagai ukuran terhadap keberhasilan suatu tujuan

organisasi. Etzioni mengemukakan bahwa keefektifan merupakan hal derajat

sebuah organisasi dalam mencapai tujuan. Sedangakan menurut Sergiovani yaitu


13

kesesuaian hasil yang akan dicapai oleh organisasi dengan mencapai tujuan.

Efektifitas berkaitan dengan institusi pendidikan yang terdiri dari dimensi

manajemen dan kepemimpinan sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan personil

lainnya , siswa, kuirkulum, sarana prasarana, pengeloaan kelas, hubungan sekolah

dan masyarakat, pengelolaan bidang khusus lainnya yang menghasilkan sesuatu

yang nyata dan merujuk kepada hasil yang diperoleh bahkan menunjukan

kedekatan atau kemiripan antara hasil yang nayata dengan sesuatu yang

diharapkan. Efisiensi adalah sesuatu yang berkaitan dengan cara membuat sesuatu

dengan benar. (doing thing right) sementara efektifitas merupakan hal yang

menyangkut tujuan (doing the right thing) atau efektifitas sebagai perbandingan

antara rencana dengan tujuan yang harus dicapai,efesiensi lebih ditekankan

kepada perbandingan antara input sumber daya manusia dengan out put. Sehingga

suatu kegiatan dapat dikatakan efisien bila tujuan tersebut dapat tercapai secara

optimal dengan menggunakan atau pemakaian sumber daya yang minimal.

Efisiensi pendidikan merupakan sebagaimana tujuan itu tercapai dengan memiliki

tingkat efisien waktu, biaya, tenaga dan praarana.

Kesimpulannya adalah dengan mencapai suatu tujuan bersama, kehadiran

suatu manajemen pada sebuah organisasi dan lembaga merupakan sesuatu yang

sangat penting,dikarenakan akan dilakukannya manajemen agar pelaksanaan suatu

usaha kerja dapat terencana secara baik sistematis dan dapat di evaluasi secara

baik,akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif,berkualitas

dan efisiensi.
14

2. Unsur-Unsur Manajemen

Untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncakana dan ditetapkan,

seorang manajer sangat membutuhkan sarana manajemen yang disebut dalam

bentuk unsur manajemen. Menurut pendapat Manullang (2008) mengemukakan

bahwa dikutip dari Mastini tentang unsur manajemen tersebut, terdiri atas

manusia, material, mesin,metode, money dan markets, setiap didalam unsur-unsur

tersebut memiliki penjelelasan dan peranan bagi suatu manajemen agar dapat

mengetahui bahwa bentuk manajemen itu memiliki unsur-unsur yang perlu di

manfaatkan oleh manajemen tersebut.

a) Manusia (Man)

Sarana penting atau sarana utama setiap manajer untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan oleh individu-individu tersendiri atau manusianya. Berbagai

kegaitan-kegiatan yang dapat diperbuat dalam mencapai tujuan seperti yang dapat

ditinjau dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing,

pengarahan, dan pengawasan atau dapat pula kita tinjau dari sudut bidang, seperti

penjualan, produksi, keuangan dan personalia. Man atau manusia ataupun juga

sering diistilahkan dengan sumber daya manusia dalam dunia manajemen

merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan. Manusia yang merancang

tujuan, menetapkan tujuan dan manusia jugalah yang nantinya akan menjalankan

proses dalam mencapai tujuan yang ditetapkan tersebut. Sudah jelas, tanpa adanya

manusia maka tidak akan pernah ada proses kerja karena manusia pada dasarnya

adalah mahluk kerja.


15

b) Material (Material).

Dalam proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan matrial atau

bahan-bahan. Oleh karna itu, material dianggap pula sebagaialat atau sarana

manajemen untuk mencapai tujuan.

c) Mesin (Machine)

Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu mesin

seperti pada masa lalu sebelum Revolusi Industri terjadi. Bahkan, sebaliknya

mesin telah berubah kedudukannya menjadi pembantu manusia.

d) Metode (Method).

Untuk melakukan kegiatan secara guna dan berhasil guna, manusia

dihadapkan kepada berbagai alternatif metode cara menjalankan pekerjaan

tersebut sehingga cara yang dilakukannya dapat menjadi sarana atau alat

manajemen untuk mencapai tujuan.

e) Uang (Money).

Uang sebagai sarana manajemen harus digunakan sedimikian rupa agar

tujuan yang diinginkan tercapai. Kegiatan atau ketidaklancaran proses manajemen

sedikit banyak dipengruhi oleh pengelolaankeuangan.

f) Pasar (Markets).

Bagi badan yang bergerak dibidang industri maka sarana manajemens

penting lainnya seperti pasar-pasar atau market. Untukmengetahui bahwa pasar

bagi hasil produksi.jelas tujuan perusahaan industri tidak mustahil semua itu dapat

diurai sebagian dari masalah utama dalam perusahaan industri adalah minimal

mempertahankan pasar yang sudah ada. Jika mungkin, mencari pasar baru untuk
16

hasil produksinya. Oleh karena itu. market merupakan salah satu sarana

manajemen penting lainnya. baik bagi perusahaan industri maupun bagi semua

badan yang bertujuan untuk mencari laba (Agustina: 2007).

Dari unsur-unsur manajemen di atas dapat dijelasakan, bahwa manusia

adalah unsur dan sarana utama sehingga dapat mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Berbagai pekerjaan yang dilakukan dalam mencapai sebuah tujuan

seperti dari sudut pandang proses, perencanaan, pengorganisasian, staffing,

pengarahan ,dan pengawasan yang hanya didapatkan dan dilakukan oleh

manusia atau sering diistilakan dengan sumber daya manusia itu sendri sehingga

dialam dunia ini manajemen merpakan kergiatan yang sangat penting

keberadaanya dan dapat menentukan.

3. Fungsi-Fungsi Manajemen

Sifat dasar manajemen adalah sangat beragam, karena mencakup banyak

dimensi aktivitas dan lembaga. Manajemen berhubungan dengan semua aktivitas

organisasi dan dilaksanakan pada semua level organisasi. Karena itu manajemen

bukan merupakan sesuatu yang terpisah atau pengurangan fungsi suatu organisasi

tidak hanya memiliki mengelola satu bidang tetapi juga sangat luas sebagai

contoh: bidang produksi, pemasaran, keuangan atau personil. Dalam hal ini

manajemen suatu proses umum terhadap semua fungsi lain yang dilaksanakan

dalam organisasi. Tegasnya manajemen adalah suatu perpaduan aktivitas.

Aktivitas manajemen adalah sesuatu yang mencakup spektrum yang sangat luas

jangkauannya,dikarenakan itu dimulai dari bagaimana cara menetukan arah

sebuah organisasi dimasa akan datang, sampai mengawasi kegiatan untuk


17

mencapai tujuan. Maka dalam rangka menciptakan tujuan sebuah organisasi perlu

secara efektif dan efesien. manajemen harus difungsikan sepenuhnya pada setiap

organisasi (Syarifudin: 2016), adapun fungsi-fungsi manajemen dapat dijelaskan

sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah sesuatu kegiatan yang penting yang perlu dibuat untuk

setiap usaha dalam rangka mencapai suatu tujuan. Sehingga sering kali suatu

pelaksanaan kegiatan akan mengalami pengaruh kesulitan dalam mencapai sebuah

tujuan tanpa adanya suatu perencanaan. Kesulitan yang terjadi dapat berupa

penyimpangan suatu arah dari pada tujuan tersebut, sehingga ada pemborosan

modal yang mengakibatkan gagalnya semua kegaiatan dalam mencapai suatu

tujuan.

1. Pengertian Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dari penentuan secara matang dan cerdas

tentang apa yang akan dikerjakan dimasa yang dating untuk mencapai tujuan.

Menurut Aderson yang dikutip oleh Marno, mengemukakan bahwa perencanaan

merupakan suatu proses mempersiapkan seperangkat keputusan bagi perbuatan

yang datang dimasa yang akan dating. Teori ini mengisyaratkan bahwa bagian

pembuatan keputusan merupakan bagian dari perencanaan, sehingga proses

perencanaan bisa terpikir setelah tujuan dan keputusan diambil.

Perencanaan selalu terkait dengan masa depan, dan masa depan selalu

tidak pasti, banyak faktor yang berubah dengan cepat. Tanpa suatu perencanan,

sekolah ataupun lemaga pendidikan akan merasa kehilangan kesempatan dan tidak
18

dapat menjawab suatu pertanyaaan tentang apa yang harusnya dicapai,dan

bagaimana mencapainya tersebut. Oleh karena itu perencanaan harus dibuat

sehingga semua tindakan terarah dan terfokus pada tujuan yang akan dicapai.

Perencanaan dibuat harus mencakup beberapa sumber antara lain yaitu:

a) Kebijaksanaan puncak pimpinan (policy top management), bahwa suatu

perencanaan sering kali berawal dari bagian-bagian ataupun orang-orang yang

punya kewenangan dan hak untuk membuat dari berbagai kebijakan, sehingga

merekalah pemegang kebijakan.

b) Hasil dari pengawasan, merupakan suatu proses perencanaa yang akan dibuat

atas dasar fakta fakta sehingga data-data dari pada hasil dari pengawasan suatu

kegiatan kerja, namun dengan demikian dirancang sebuah perencanaan untuk

memperbaiki maupun penyesuaian sehingga ada perombakan secara

keseluruhan dari pada suatu perencanaan yang telah dilaksanakan.

c) Kebutuhan dimasa depan merupakan suatu proses dari perencanaan yang

sengaja dibuat untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik dan untuk

mencegah terjadinya hambatan-hambatan dari rintangan-rintangan sehingga

dapat mengatasi persoalan-persoalan yang nantinya akan timbul.

d) Penemuan-penemuan baru, merupakan proses perencanaan yang dibuat

berdasarkan studi faktual ataupun yang akan terus menerus maka akan

menciptakan ide-ide atau pendapat baru terhadap untuk suatu kegiatan kerja.

e) Prakarsa dari dalam, merupakan suatu proses planning yang akan dibuat

berdasarkan akibat inisiatif dan usul-usul dari bawahan dari suatu kegiatan

bekerja sama, sehingga untuk mencapai tujuan.


19

f) Prakarsa dari luar, merupakan proses rencana yang dirancang dari saran-saran

atau kritik-kritik dari orang-orang diluar pada organisasi.

Perencanaan yaitu sesuatu tindakan awal dalam sebuah aktivitas

manajerial kepada setiap organisasi tersebut. Kemudian perencanaan akan

menentukan sebuah perbedaan kinerja suatu organisasi dan organisasi lain

sehinggga dalam pelaksanaannya dapat terencana untuk mencapai tujuan. Mondy

& Premeaux seperti yang dikutip Syafaruddin menjelaskan bahwa perencanaan

merupakan proses menentukan apa yangseharusnya dicapai dan bagaimana

mewujudkannya dalam kenyataan. Berarti sebuah perencanaan akan dipilih

berdasarkan dengan apa yang akan dicapai dengan membuat perencanaan dan tata

cara melakukan suatu rencana untuk mencapai tujuan yang diharapkan manajer di

setiap level manajemen. Pendapat diatas tersebut menyimpulkan bahwa ada tiga

unsur pokok dalam suatu kegiatan perencanaan antara lain : 1) pengumpulan data,

2) analisis fakta dan, 3) penyusunan rencana yang kongkrit. Didalam proses

perencanaan ada tujuan khusus yang hendak dicapai. Tujuan tersebut secara

khususnya dapat dituliskan dan dapat diperoleh dari semua anggota organisasi .

Dan perencanaan mencakup tahun tertentu.

Merencanakan merupakan proses membuat suatu target-target yang perlu

dicapai dan diraih dimasa akan datang. Sehingga dalam organisasi tersebut

sesuatu dapat merencanakan suatu proses yang dimana pemikiran dan mentepakan

secara matang arah, sehingga tujuan dan tindakan dapat mengkaji berbagai

sumber daya seperti metode/teknik yang tepat. Merencanakan pada hakikatnya

proses membuat keputusan dengan arah yang akan dicapai, tindakan yang di
20

ambil, sumber daya yang diolah dan teknik suatu metode yang terpilih itu yang

akan di kerjakan. Rencana untuk mengarahkan tujuan organisasi dapat

menetapkan prosedur yang baik untuk mencapai yang dituju. Prosedur seperti itu

akan dapat berupa sesuatu yang mengatur sumber daya dan penetapan tenik suatu

metode. Menurut Tim Dosen Administrasi Pendidikan, kemunculan suatu

rencana penting bagi sebuah oraganisasi dikarenakan adanya rencana yang

berfungsi untuk:

a. Menjelaskan sesuatu terhadap perencanaan dan merinci tujuan yang akan

dicapai.

b. Memberikan pegangan dan menetapkan kegiatankegiatan yang harus

dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

c. Organisasi membutuhkan standar sumber daya terbaik dan

mendayagunakannya sesuai fungsi pokok yang akan di tetapkan.

d. Menjadi pengarah anggota organisasi dalam mengerjakan aktivitas yang

konsisten terhadap prosedur dan tujuan.

e. Memberikan batas kewenangan dan tanggungjawab bagi seluruh pelaksana.

f. Memonitor dan mengukur sesuatu keberhasilan secara intensif sehingga dapat

menemukan, menentukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

g. Memungkinkan terjadinya sesuatu persesuaian antara kegiatan internal dengan

situasi eksternal.

h. Menghindari terjadinya pemborosan.

Perencanaan dapat menciptakan usaha-usaha koordinatif. Sehingga dapat

memberikan arah yang baik kepada para manajer dan pegawai tentang apa yang
21

akan dilakukan. Bila setiap individu mengetahui keadaan dimana organisasi

berada dan apa yang diharapkan dapat memberikan kontribusi penuh tehadap

sesuatu untuk mencapai satu tujuan, maka akan meningkanyat koordinasi,

kerjasama dan tim kerja. Bila perencanaan kurang diperhatikan dan tidak

dikedepankan, maka sesuatu akan terjadi pada tindakan sembarangan/tidak

menentu dalam sebuah organisasi.

Konsep tentang sistem dalam perencanaan memerlukan pandangan

organisasi sebagai suatu integrasi dari berbagai macam sub sistem pembuatan

keputusan. Perencanaan adalah suatu kegiatan integratif yang berusaha

memaksimalkan keefektifan seluruhnya dari pada suatu organisasi sebagai suatu

sistem sesuai tujuan organisasi. Pada pokok perencanaan merupakan proses suatu

manajemen untuk menentukan dan memutuskan apa yang akan dilakukan dan

bagaimana melakukannya? Menseleksi tujuan dan sehingga membangun

kebijakan, program dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan.

Perencanaan merupakan banyaknya proses pemikiran dan adanya

penentuan secara matang tentang bagian-bagian yang akan dikerjakan dan

diproses dimasa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditentukan. Di dalam perencanaan ini dirumuskan dan ditetapkan seluruh aktivitas

lembaga yang menyangkut apa yangharus dikerjakan, mengapa dikerjakan,

dimana dikerjakan, kapan akan dikerjakan, siapa yang mengerjakan dan

bagaimana hal tersebut dikerjakan.


22

2. Sumber-sumber Perencanaan dibuat berdasarkan hasil dari beberapa sumber

antara lain:

a. Kebijakan puncak pimpinan (policy of management), diakatakan bahwa

perencanaan itu sering kali berasal dari bagian-bagian ataupun orang-orang

yang berhak dan mempunyai kewenangan untuk membuat berbagai sesuatu

kebijakan, dikarenakan merekalah para penguasa kebijakan.

b. Hasil pengawasan, yaitu suatu proses perencanaan yang akan dibuat atas

dasar fakta-fakta ataupun data-data dari hasil pengawasan suatu kegiatan

kerja, sehingga dengan demikian dibuatkan suatu proses perencanaan

perbaikan dan penyesuaian terhadap perombakan secara menyeluruh dari

rencana yang telah dilaksanakan.

c. Kebutuhan masa depan, merupakan suatu proses perencanaan yang sengaja

dibuatkan untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik atau untuk

mencegah terjadinya hambatan-hambatan dan rintangan-rintangan untuk

mengatasi persoalan-persoalan yang akan terjadi.

d. Penemuan-penemuan baru, merupakan suatu proses perencanaan yang akan

dibuat berdasarkan studi faktual maupun yang terus menerus terjadi maka

akan menemukan ide-ide sebagai pendapat baru, ataupun prakarsa baru untuk

suatu kegiatan kerja tertentu.

e. Prakarsa dari dalam, merupakan suatu planning yang dibuat terkait dari

inisiatif atau usul-usul atau saran-saran dari bawahan (pegawai atau anggota)

dari suatu proses kegiatan kerja sama, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
23

f. Prakarsa dari luar, merupakan suatu proses perencanaan yang dibuat akibat

dari saran-saran maupun kritik-kritik dari orang-orang di luar organisasi

maupun dari masyarakat umum.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumber perencanaan

merupakan hasil yang dibuat atas dasar fakta-fakta dan data-data dari hasil

pengawasan suatu proses kegiatan kerja, yang sengaja dilakukan untuk

mempersiapkan masa depan yang lebih baik sehingga dapat mencegah hambatan-

hambatan dari rintangan-rintangan agar terjadi persoalan-persoalan yang akan

timbulkan.

b. Pengorganisasian

Penempatan dari fungsi pengorganisasian dari fungsi suatu perencanaan

sehingga terjadi hal yang logis itu dikarenakan tindakan pengorganisasian yang

menjenbatani suatu kegiatan perencanaan dengan pelaksanaanya. Proes rencana

yang sudah tersusun secara sistematis dan dapat ditetapkan berdasarkan

perhitungan-perhitungan, sehigga tidak dengan sendirinya dari proses pendekatan

organisasi yang pada tujannya hendak dicapainya. Ia membutuhkan aturan-aturan

yang saja hanya menyangkut suatu wadah yang dimana kegiatan-kegiatan dapat

dilaksanakan, namun suatu aturan harus di taati dan pahami oleh setiap orang

dalam organisasi tersebut. Dengan demikian, tanpa suatu pengorganisasian

memungkinkan suatu perencanaan dapai dicapai dengan tujan tertentu,dan juga

tanpa suatu pengorganisasian para pelaku pelaksana tidak berhak memliki

pedoman yang jelas dan tegas dikarenakan terjadinya pemborosan yang akan
24

melukai pelaksanaan suatu rencana yang berakibat adalah suatu kegagalan dalam

mencapai tujuan.

Setelah mendapat kepastian dari suatu tujuan, sumber daya dan

teknik/metode yang akan digunakan dalam mencapai suatu tujuan tersebut,

sehingga manajer melakukan upaya pengorganisasian agar suatu proses rencana

tersebut bisa dikerjakan oleh ahlinya secara sukses.

1. Pengertian Pengorganisasian

Menurut Terry sebagaimana ditulis oleh Ulbert Silalahi mengemukakan

bahwa pembagian dari pekerjaan yang telah direncanakan dapat diselesaikan oleh

anggota kelompok pekerjaan, penentuan hubungan dari suatu pekerjaan diantara

mereka maupun pemberian lingkungan pekerjaan yang seharusnya..

Pengorganisasian adalah suatu fungsi manajemen yang perlu mendapat suatu

perhatian dari kepala sekolah, fungsi tersebut dilakukan untuk mewujudkan

struktur organisasi sekolah,uraian setiap tugas bidang, berwenang dan

bertanggung jawab sehingga lebih jelas, maupun penentuan dari sumber daya

manusia dan materil yang dibutuhkan. Menurut Robbins, mengatakan bahwa

kegiatan yang harus dilakukan dalam pengorganisasian dapat mencakup (1)

menetapkan tugas yang harus dikerjakan; (2) siapa yang akan mengerjakan; (3)

bagaimana tugas itu dikelompokkan; (4) siapa yang akan melapor; (5) di mana

sebuah keputusan itu harus diambil.

Dengan demikian, pengorganisasian merupakan suatu fungsi administrasi

yang dapat disimpulkan sebagai suatu kegiatan menyusun struktur dan


25

membentuk hubungan-hubungan agar dapat diperoleh kesesuaian dalam usaha

mencapai sebuah tujuan bersama. Pengorganisasian yang baik dapat

memungkinkan semua bagian harus bekerja dalam keselarasan, dan akan menjadi

bagian dalam keseluruhan yang tak terpisahkan.

Unsur pemersatu yang pertama adalah tujuan yang hendak dicapai, kedua

adalah yang mempersatukan kewenangan, yaitu hak dan kekuasaan untuk

melakukan sesuatu atas dasar kedudukan yang ditempati seseorang, ketiga adalah

pengetahuan yang dianggap sebagai pemersatu karena ia adalah dasar bagi

pengertian dan kesesuaian paham diantara para anggota organisasi dan menjadi

pedoman bagi sikap dan perbuatan mereka.

Mengorganisasikan merupakan proses mengatur, mengalokasikan dan

mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya disemua anggota

organisasi dalam mencapai sebuah tujuan organisasi. Stoner, mengemukakan

pendapatnya bahwa mengorganisasikan merupakan proses dari mempekerjakan

dua orang atau lebih untuk saling bekerja sama dengan cara terstruktur agar

mencapai sasaran.

Mengorganisasikan berarti; (1) memastikan sumber daya dan kegiatan

yang akan dibutuhkan untuk mencapai suatu tujuan organisasi, (2) merancang dan

mengembangkan kelompok kerja yang berisikan orang yang mampu mengarahkan

organisasi pada tujuan , (3) menugaskan individu atau kelompok orang dalam

suatu pertanggung jawaban atas tugas dan fungsi tertentu, (4) mendelegasikan

wewenang kepada orang-orang sehingga dapat berhubungan dengan kelusan


26

dalam melaksanakan tugas. Dengan rincian tersebut, manajer membuat suatu

struktur formal yang dapat dengan mudah dipahami orang dan menggambarkan

suatu posisi dan fungsi seseorang di dalam pekerjaannya.

Mengorganisasikan sesuatu sangat penting dalam proses manajemen itu

karena membuat posisi orang jelas dalam struktur dan pekerjaannya melalui

pemilihan, pengalokasian dan pendistribusian kerja yang professional, organisasi

dalam mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam mengorganisasikan seorang manajer jelas memerlukan kemampuan

memahami sifat pekerjaan (job specification) dan kualifikasi orang yang harus

mengisi jabatan. Dengan demikian kemampuan menyusun personalia adalah

menjadi bagian pengorganisasian. Secara umum organisasi yang terdapat pada

suatu lembaga pendidikan adalah meliputi kepala, wakil kepala, bendahara,

sekretaris dan bagian-bagian lain sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-

masing.

2. Unsur-unsur Organisasi

Menurut Kontz sebagaimana dikutif oleh Triyo, mengemukakan bahwa

organisasi itu merupakan pembinaan suatu hubungan, wewenang, dan

dimaksudkan untuk mencapai koordinasi yang struktur, baik secara vertikal

maupun secara horizontal diantara posisi-posisi yang sudah diberikan tugas-tugas

khusus yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Unsur-unsur organisasi tersebut

meliputi:

a) Manusia, unsur yang bekerjasama; ada pimpinan dan ada yang dipimpin
27

b) Sasaran, yakni tujuan yang hendak dicapai

c) Tempat, kedudukan dimana manusia memainkan peran, wewenang dan

tugasnya

d) Pekerjaan dan wewenang sesuai dengan tugas dan fungsinya

e) Teknologi, yaitu yang berupa hubungan antara manusia yang satu dengan

yang lainnya sehingga terciptanya sebuah organisasi

f) Lingkungan, yakni adanya lingkungan yang saling mempengaruhi.

3. Prinsip-prinsip Pengorganisasian

Prinsip-prinsip pengorganisasian adalah kepastian-kepastian yang

menjadikan pegangan atau suatu pedoman dalam melakukan tugasnya dalam

pengorganisasian. Hal ini perlu dilakukan perubahan agar kesalahan-kesalahan

dapat diminimalisasi dan juga agar kesalahan yang dilakukan pada masanya tidak

terulang kembali lagi.

Menurut pendapat Siagian yang dikutip oleh Marno, ia menyatakan bahwa

ada lima belas prinsip-prinsip organisasi, yakni; 1) kejelasan tujuan yang ingin

dicapai, 2) pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi, 3) penerimaan tujuan

oleh para anggota organisasi, 4) adanya kesatuan arah, 5) kesatuan perintah, 6)

adanya fungsionalisasi, 7) delenisasi berbagai tugas, 8) keseimbangan antara

wewenang dan tanggungjawab, 9) adanya pembagian tugas, 10) kesederhanaan

struktur, 11) adanya pola dasar organisasi yang relatif permanen, 12) adanya pola

pendelegasian wewenang, 13) rentang pengawasan, 14) jaminan pekerjaan, 15)

keseimbangan antara jasa dan imbalan.


28

Kesimpulannya bahwa organisasi merupakan sarana bagi kerja sama yang

efektif dan efisien. Hubungan suatu proses keorganisasian akan berlangsung

dengan baik jika berdasarkan atas prinsip scalar, prinsip delegasi, prinsip

kemutlakan tanggungjawab, prinsip kesatuan perintah, dan juga prinsip tingkatan

otoritas.

c. Penggerakan

Penggerakan pada umumnya merupakan fungsi suatu manajemen yang

komplek dan ruang lingkupnya yang luas sehingga berhubungan erat dengan

sumber daya manusia. Pada dasarnya penggerakan merupakan suatu fungsi

terpenting dalam manajemen. Pelaksanaan penggerakan sangat penting dilakukan

atas dasar pada alasan bahwa, usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian

bersifat sensitif tapi tidak akan ada out put kongkrit yang dihasilkan tanpa adanya

pengaruh implementasi aktivitas yang diarahkan dan diorganisasikan dalam suatu

usaha yang menimbulkan tindakan. Sehingga ahli banyak yang berpendapat

bahwa penggerakan merupakan fungsi yang terpenting dalam manajemen.

1. Pengertian Penggerakan

Penggerakan atau actuating merupakan hubungan yang erat diantara

aspek-aspek individual yang menimbulkan dari adanya suatu pengaturan terhadap

bawahan untuk dimengerti bahwa itu dari kerja yang efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan perusahaan yang nyata.

Pengertian di atas memberikan kejelasan bahwa penggerakan adalah

kegiatan untuk mengarahkan orang lain agar suka dan dapat bekerja dalam upaya
29

mencapai tujuan. Pada pengertian di atas terdapat penekanan tentang keharusan

cara yang tepat digunakan untuk menggerakan, yaitu dengan cara memotivasi atau

memberi motif-motif bekerja kepada bawahannya agar mau dan senang

melakukan segala aktivitas dalam rangka mencapai tujuan secara efisien dan

efektif. Lebih lanjut Siagian mengemukakan bahwa alasan pentingnya

pelaksanaan fungsi penggerakan dengan cara memotivasi bawahan dalam bekerja

adalah :

a. Motivating secara implisit berarti pemimpin organisasi berada di tengah-

tengah bawahannya dan dengan demikian dapat memberikan bimbingan,

dukungan, intruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.

b. Secara implisit pula, dalam motivating merangkum adanya kegiatan untuk

mengsingkronisasikan tujuan organisasi dengan tujuan-tujuan pribadi dari

para anggota organisasi.

c. Secara eksplisit dalam pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana

operasional organisasi dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan adanya

beberapa perangsang atau insentif. Motivasi sebagai bagian penting dari

fungsi penggerakan, karena motivasi merupakan keinginan yang terjadi pada

seseorang yang merangsang untuk melakukan tindakan-tindakan.

2. Pengawasan

Setiap organisasi agar dapat mencapai tujuan organisasinya memerlukan

manajemen. Di saat memfungsikan manajemen dilakukan proses pengawasan,

atau suatu kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui sebuah pengawasan yang
30

dinamakan sebagai proses manajemen. Perjalanan mengarahkan tujuan dimonitor,

diawasi dan dinilai melenceng atau keluar jalur. Harus diilakukannya upaya

mengembalikan suatu arah semula. Hasil evaluasi dapat dijadikan informasi yang

akan menjamin aktivitas yang menyimpang dan tidak terulang kembali.

Pengawasan adalah unsur suatu manajemen untuk melihat segala kegiatan

yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang digariskan dan disamping itu

merupakan hal yang terpenting dalam menentukan rencana kerja yang akan

datang. Dengan demikian, pengawasan merupakan kegiatan yang harus dilakukan

setiap pelaksana terutama yang memegang jabatan pimpinan. Pimpinan tanpa

pengawasan tidak dapat melihat adanya penyimpangan suatu proses

penyimpangan yang terjadi didalam rencana kerja tersebut.

2. Pengertian pengawasan

Secara etimologis, “controlling” diterjemahkan dengan “pengendalian”.

Geprge R. Terry merumuskan pengawasan (controlling) sebagai suatu usaha

meneliti untuk kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Berorientasi pada objek

pengawasan yang tertuju sebagai alat untuk menyuruh orang-orang dapat bekerja

menuju sasaran yang ingin dicapai.

Pengawasan atau pengendalian adalah perbaikan dari suatu pengukuran

terhadap pelaksanaan kerja bawahan agar perencanaan yang telah dibuat untuk

mencapai sebuah tujuan organisasi dapat terselenggara dengan baik. Uraian

tersebut dapat mengambarkan suatu pengawasan yang dirumuskan sebagai proses

penentuan tentang hal yang akan dicapai, yaitu standar apa yang sedang
31

dilakukan, menilai pelaksanaan, dan bilamana perlu melakukan perbaikan-

perbaikan, sehingga pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

Dari uraian di atas, menurut pendapat Marno dan Triyo, ada beberapa

unsur yang perlu diketahui dalam proses pengawasan ini antara lain:

a. Adanya suatu proses dalam menetapkan pekerjaan yang telah dan akan

dikerjakan.

b. Merupakan alat untuk menyuruh orang bekerja menuju sasaran-sasaran yang

ingin dicapai.

c. Memonitor, menilai, dan mengoreksi pelaksanaan pekerjaan.

d. Menghindarkan dan memperbaiki kesalahan, penyimpangan atau

penyalahgunaan.

e. Mengukur tingkat efektivitas dan efisiensi kerja.

Pengawasan adalah proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya

sesuai dengan aktivitas yang direncanakan. Pengawasan dari proses tersebut dapat

melibatkan beberapa kriteria-kriteria yaitu: (1) menetapkan standar kinerja, (2)

mengukur kinerja, (3) membandingkan unjuk kerja dengan standar yang telah

ditetapkan, (4) mengambil tindakan korektif saat terdeteksi penyimpangan.

Dengan demikian, dapat dilakukan pengawasan melalui tahap-tahap yang telah

ditentukan berdasarkan suatu perencanaan yang telah disusun. Seorang manajer

dapat melakukan fungsi pengawasan dengan baik, jika mengetahui secara jelas

proses pengawasan tersebut secara jelas.


32

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dapat dirumuskan suatu

pegawasan sebagai proses pengarahan tentang sesuatu yang ingin dicapai, yaitu

standar apa yang sedang ingin dilakukan seperti; pelaksanaan, menilai

pelaksanaan, dan bilamana memerlukan perbaikan-perbaikan sehingga

pelaksanaannya sesuai dengan rencana yang ditetapkan.

2. Konsep Penyediaan Air Bersih

Berdasarkan dalam UU Aturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

122 Tahun 2015 Tentang Sistem Penyediaan Air Minum yang menekankan bahwa

penyelenggaraan dilaksanakan untuk menjamin hak rakyat atas air minum, akses

terhadap pelayanan air minum dan terpenuhinya kebutuhan pokok air.

a. Penyeiaan Air Bersih

Penyediaan air (water supply) menurut linsley et al dikutip dari Mukmin

dan Arwin ( 2006) adalah penyediaan air yang mampu menyediakan air minum

(Qtotahle water) dalam jumlah yang cukup untuk kebutuhan pemukiman. Dari

pengertian ini bahwa penyediaan air merupakan upaya memindahkan air dari

sumber air sampai ke tempat yang membutuhkan air baik untuk keperluan rumah

tangga maupun bukan rumah tangga.

Penyediaan air di Indonesia sebagaimana pengertian diatas merupakan

penyediaan air baku (rav water) yaitu air yang dapat digunakan sebagai bahan

baku sebelum pemakaian untuk kepentingan rumah tangga, sarana prasarana

sosial, pengendalian polusi, industri, infrastruktur pemerintah dan swasta,

pertanian dan sebagainya. Penyediaan air baku untuk Pemsahaan Daerah Air
33

Minum secara operasional dapat diperoleh dari sumur, sungai, danau, mata air

maupun sumber air lainnya (Agung, 2009).

Penyediaan sarana air bersih banyak tidak ber fungsi dan sebagian besar

mengalami kegagalan telah dilakukan survai oleh Nyong dan Kanaroglou di kutip

dari Syahrani, dkk (2004) di negara berkembang Nigeria bahwa 25 % proyek air

pedesaan yang dibangun tidak berfungsi dan mengalami kegagalan karena tidak

memperhatikan aspek sosial demografi dan budaya masyarakat setmpat.

b. Pemakaian Air

Mays dan Tung di kutip dari Syahrani dkk (2004) mengelompokkan

pemakaian air (water use) menjadi du4 yaitu penggunaan konsurnsi (consumptive

use) dan penggunaan bukan konsumsi (non contive use). Penggrrn aan konsumsi

meliputi kebutuhan air unhrk pemakai pemukiman kota, pertanian, industri dan

pertambangan. Sedangkan air bukan konsumsi berupa penggunaan air secara

langsung pada badan sungai (instream) untuk penggunaan lainnya seperti tenaga

air (hydropower), transportasi dan rekreasi. Kemudian dijelaskan bahwa

penggunaan air (water nse) adalah jumlah air yang diperlukan untuk mencapai

suatu sasaran, sedangkan kebutuhan air (water demand) adalah pengaturan jumlah

air yang digunakan konsumen persatuan waktu pada tingkat harga air tertentu.

Ghee (l99l) mengelompokkan kebutuhan air suatu pemukiman meliputi air untuk

rumah tangga (damestic), air untuk perdagangan dan industry (comnrercial and

industrial), air untuk penggunaan umum (public use), kehilangan air pada jaringan

pipa dan penggelontoran (loss and waste).


34

B. Kerangka Pikir

Menyadari akan pentingnya air bersih bagi keberlansungan kehidupan

manusia baik di perkotaan maupun di pedesaan, maka menjadi urgen untuk

mengelola air bersih terutama pengelolaan air bersih di Kabupaten Manggarai

Barat. Dimana menurut observasi yang peneliti lakukan, pengelolaan air bersih di

Manggarai Barat masih belum optimal. Masih belum teraturnya waktu penyaluran

air ke masyarakat, tidak lancanya aliran air, banyaknya pipa yang bocor, dan

sebagainya.

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat melalui Perusahaan Daerah

Umum Air Minum sebagai lembaga yang mengurus penyaluran air bersih di

Kabupaten Manggarai Barat belum terlalu serius dalam mengelola air bersih.

Maka melalui penelitian ini, akan peneliti akan mendeskripsikan bagaimana

Pengloaan Air Bersih di Perusahan Umum Daerah Air Minum Wae Mbeliling

Kabupaten Manggarai Barat dengan pendekatan teori dari George R. Terry

(2011).

Pengelolaan Air Bersih di Perushan


Umum Daerah Air Minum Wae
Mbeliling

Faktor Pendukung Faktor Penghambat


Teory George R. Terry
1. SDM Indikator: 1. Terbatasnya kapasitas
pengelolaan air kemampuan masyarakat
bersih 1. Perencanaan pengguna air bersih
2. Pengorganisasian
2. Sarana 2. Rendahnya kapasitas
3. Pengarahan
prasarana 4. Pengawasan perokonomian
3. kelembagaan 3. anggaran

Efektifitas pengelolaan Air Bersih


35

Gambar 2.1 bagan kerangka pikir

C. Fokus Penelitian

Adapun fokus penelitian ini adalah pengelolaan air bersih di PERUMDA

Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat dan faktor penghambatnya.

D. Deskripsi Fokus

1. Pengelolaan yang dimaksud adalah penyediaan air bersih di Kabupaten

Manggarai Barat.

2. Air bersih yang dimaksud adalah air yang dikelola oleh PERUMDA Wae

Mbeliling dan didistribusikan ke pada Masyarakat Manggarai Barat.

3. Perencanaan adalah perencanaan penyediaan air bersih

4. Pengorganisasian adalah pengorganisasian seluruh elemen yang terkait

penyediaan air bersih di Wae Mbeliling

5. Pengarahan adalah pengarahan seluruh unsur yang terkait dengan

penyediaan air bersih.

6. Pengawasan adalah pengewasan terhadap penyediaan air bersih di Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian yang dibutuhkan pada penelitian ini kurang lebih selama

2 (dua) bulan dan dimulai Tanggal 9 september 2019 s/d 9 januari 2020. Lokasi

penelitian berada di kantor Perusahan Daerah Umum Air Minum (PERUMDA)

Wae Mbeliling karena peneliti melihat dengan beberapa pertimbangan: (1)

PERUMDA Wae Mbeliling merupakan perusahan daerah yang bertanggung

jawab di bidang pendistribusian air bersih di wilayah kabupaten Manggarai Barat,

(2) Pada PERUMDA tersebut terdapat masalah yang ingin diteliti yaitu adanya

kekurangan air bersih di Manggarai Barat, (3) Adanya pemberitaan di sosial

media yang memuat bahwa telah terjadi kekurangan air bersih di Manggarai

Barat.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan alasan karena

penelitian ini didasarkan pada data yang dihasilkan dari observasi, wawancara

dengan informan, catatan dilapangan, dan dokumen resmi. Yang menjadi tujuan

penelitian kualitatif adalah menggambarkan realita empiric dibalik fenomena

secara terperinci, mendalam, dan tuntas tentang penyediaan air bersih di

Manggarai Barat.

Adapun tipe penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif dengan dukungan

data kualitatif. Alasan peneliti menggunakan tipe penelitian ini karena peneliti

36
37

berusaha mengungkapkan suatu fakta atau realitas penerapan penyediaan air besih

di Kabupaten Manggarai Barat dengan memberikan gambaran secara objektif

tentang keadaan atau permasalahan yang dihadapi.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini ada 2 (dua), yaitu:

1. Data primer, yang diperoleh secara langsung dari informan yang bersangkutan

dengan cara wawancara untuk mendapatkan jawaban yang berkaitan dengan

penyediaan air bersih di Kabupaten Manggarai Barat.

2. Data Sekunder, yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh

peneliti dari subjek penelitiannya seperti pihak ke dua, ketiga dan seterusnya.

Misalnya data dari sebuah instansi ataupun organisasi yang bersangkutan, atau

perorangan dari pihak yang telah mengumpulkan dan mengalihnya, berupa data

dokumentasi, data wawancara dengan masyarakat, foto-foto, buku dan lain-lain

yang relevan dengan penelitian. Hal ini dapat dilakukan dengan mencari dan

mengumpulkan data melalui informan secara tertulis ataupun gambar-gambar

dan tulisan-tulisan yang berhubungan dengan objek penelitian.

D. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian berjumlah ada dua, yaitu sebagai

informan kunci (key informan) dan informan lainnya dengan tujuan

mengembangkan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya yang berhubungan

dengan masalah penelitian. Informan pada penelitian ini adalah yang mengetahui

permasalahan tentang air bersih .

Adapun informan penelitian ini adalah:


38

Tabel 3.1
Informan Peneltian
NO NAMA INISIAL JABATAN JUMLAH
Direktur
1 Aurelius Hubertus Endo, ST AH 1
PERUMDA
Kasubag
2 Maria B. Novisatri S.Si MN 1
perencanaan
Kasubag
3 Stefanus Tatu ST perawatan 1
meter
Bagian
4 Leo Mardus LN 1
kepegawaian

Kabag
5 Bertus BS 1
Teknik

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan:

(1) Observasi ; (2) wawancara; (3) Studi dokumentasi; dan (4) Media review.

1. Observasi

Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang

terhadap suatu objek pengamatan pada tempat yang sama ataupun berbeda.

Observasi difokuskan pada pengamatan langsung terhadap pelayanan penyediaan

air bersih di Kabupaten Manggarai Barat. Sehingga diperlukan gambaran yang

nyata terhadap sesuatu peristiwa ataupun kejadian untuk menjawab sesuatu

pertanyaan dari penelitian yang akan diteliti.


39

2. Wawancara

Dilakukan guna memperoleh data primer tentang penyediaan air bersih.

Sehingga peneliti melakukan wawancara Teknik pengumpulan data ini

dimaksudkan untuk mendapatkan percakapan atau tanya jawab secara mendalam

dan terbuka dengan informan.

3. Studi dokumentasi

Dilakukan guna mendapatkan data sekunder dengan cara melakukan

kajian terhadap data-data dokumen pribadi dan dokumen resmi, baik visual

maupun berupa tulisan yang berkaitan dengan masalah penelitian berupa

penyediaan air bersih.

4. Media review

Melakukan review terhadap pemberitaan, baik cetak maupun on-line yang

berkaitan dengan kondisi yang terjadi di Manggarai Barat terkait permasalahan

penyediaan air bersih.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20), yaitu: (1) Reduksi

data (data reduction), dengan merangkum, penyajian data dengan bagan dan teks,

kemudian penarikan kesimpulan, fokus terhadap hal-hal yang dianggap penting,

mencari tema dan temukan pola dari data tersebut; (2) Penyajian data (data

display), menyajikan data yang dilakukan dengan bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori yang baik dan sebagainya; dan (3) Penarikan kesimpulan
40

(verification), penarikan kesimpulan terhadap makna-makna yang muncul dari

data.

Data Collection
Collection Data Display
Display
Data
Reduction
Conclusions:
Drawing/Verifying

Gambar 3.1:
Model Analisis Data Interaktif dari Miles dan Huberman (1992: 20)

G. Keabsahan Data

Pengabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan melakukan: (1)

Perpanjangan pengamatan; (2) Peningkatan ketekunan peneliti; dan (3)Triangulasi

1. Perpanjangan pengamatan

Peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan, mewawancara

kembali sumber data,baik yang sudah pernah ditemui ataupun yang baru ditemui.

Hal ini dilakukan guna menguatkan hubungan peneliti dengan narasumber agar

terbangun kondisi yang akrab, terbuka, dan saling memercayai, sehingga dapat

menggali dan mendapatkan informasi yang tepat.

2. Peningkatan ketekunan peneliti

Melakukan pengamatan lebih sistematis dan cermat dan berkesinambungan,

sehingga. Kepastian suatu data dan urutan suatu peristiwa akan mudah dapat

direkam secara baik dan sistematis.


41

3. Triangulasi

Memeriksa keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar

data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Tringulasi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu:

1) Triangulasi sumber, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data

yang telah diperoleh dari beberapa sumber.

2) Triangulasi teknik, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan data

pada sumber yang sama dengan tujuan teknik yang berbeda; dan

3) Tringulasi waktu, dengan menguji kredibilitas data melalui pengecekan

dengan wawancara, observasi, dan teknik lain dengan waktu dan situasi

berbeda.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskrpsi Lokasi Penelitian

Dalam bab ini akan dijabarkan prihal hasil penelitian dan pembahasan dari

data-data yang terkait fokus penelitian sebagai tindak lanjut dari hasil

pengumpulan data. Sebelum menjabarkan atau mendeskripsikan hasil penelitian

dan pembahasan, maka terlebih dahulu peneliti menguraikan tentang gambaran

umum Kabupaten Manggarai Barat dan Perusahan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat sebagai lokasi atau

tempat penelitian.

1. Profil Kabupaten Manggarai Barat

a. Sejarah

Kabupaten Manggarai Barat adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa

Tenggara Timur, Indonesia dan merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Manggarai berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2003. Wilayahnya

meliputi daratan Pulau Flores bagian Barat dan beberapa pulau kecil di

sekitarnya, diantaranya adalah Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau

Papagarang, Pulau Seraya Besar, Pulau Seraya Kecil, Pulau

Bidadari dan Pulau Longos. Luas wilayah dari Kabupaten Manggarai Barat

ialah 9.450 km², terdiri dari wilayah daratan seluas 2.947,50 km² dan wilayah

lautan 7.052,97 km².

42
43

Ide pemekaran wilayah Kabupaten Manggarai Barat ini sudah ada dari

tahun 1950-an. Ide ini dimunculkan pertama kali oleh Bapak Lambertus Kape

salah satu tokoh Manggarai asal Kempo Kecamatan Sano Nggoang yang

pernah menjadi anggota Konstituante di Jakarta. Pada tahun 1963, aspirasi

untuk memekarkan Kabupaten Manggarai dengan membentuk kabupaten baru

yaitu Kabupaten Manggarai Barat mulai diperjuangkan secara formal dengan

lembaga politik yaitu partai Katolik Sub komisariat Manggarai. Kemudian di

Tahun 1982 Manggarai Barat diberikan status sebagai Wilayah Kerja

Pembantu Bupati Manggarai bagian barat dengan Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 821.26-1355 Tanggal 11 Bulan November 1982.

Melalui pengkajian yang matang serta mempertimbangkan potensi serta

luas wilayah dan kebutuhan untuk pendekatan pelayanan terhadap masyarakat

maka lewat Sidang Paripurna DPR RI tanggal 27 Januari 2003 keinginan dan

aspirasi masyarakat Kabupaten Manggarai Barat mencapai puncaknya pada

saat ditetapkan UU Nomor 8 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten

Manggarai Barat, darinya Kabupaten Manggarai Barat telah resmi terbentuk.

Kemudian pada tanggal 1 September 2003, Drs. Fidelis Pranda dipilih dan

dilantik sebagai Pejabat Bupati Kabupaten Manggarai Barat yang bertugas

mengelola pemerintahan serta mempersiapkan pilkada yang definitif.

Kemudian melalui pilkada yang demokratis Bapak Drs. Fidelis Pranda dan

Bapak Drs. Agustinus Ch. Dula kemudian terpilih dan dilantik menjadi Bupati

dan Wakil Bupati Manggarai Barat yang pertama. Dan pada tahun 2010,

diselenggarakan proses pilkada yang kedua dan dari proses ini Bapak Drs.
44

Agustinus Ch. Dula dan Bapak Drs. Maximus Gasa terpilih dan dilantik

menjadi Bupati dan wakil Bupati kedua.

Pada masa awal berdirinya Kabupaten Manggarai Barat terbagi atas 7

kecamatan, yaitu: Kecamatan Komodo, Kecamatan Sano Nggoang,

Kecamatan Bolengg, Kecamatan Lembor, Kecamatan Welak, Kecamatan

Kuwus, Kecamatan Macang Pacar dan pada Tahun 2011 dimekarkan lagi

menjadi 10 kecamatan yakni Kecamatan Lembor Selatan dan Kecamatan

Mbeliling serta Kecamatan Ndoso. Kemudian pada Tahun 2015,

diselenggarakan lagi proses pilkada yang ketiga. Dari pilkada ini Bapak Drs.

Agustinus CH. Dula dengan Ibu Drh. Maria Geong, Ph.D terpilih dan dilantik

sebagai Bupati dan Wakil Bupati ketiga. Kemudian pada Tahun 2017

kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat bertambah 2 dan menjadi 12

kecamatan.

b. Visi dan Misi

Pemerintrahan Kabupaten Manggarai Barat yang dipimpin oleh Drs.

Agustinus CH. Dula dan Drh. Maria Geong, Ph.D sebagai bupati dan wakil

bupati priode 2015-2020 mengusung visi “Menuju Kabupaten Manggarai

Barat yang Ramah, Maju dan Sejahtera” dan misi sebagai berikut:

a) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan pelayanan kesehatan,

pendidikan dan pengembangan keterampilan dan perlindungan sosial.

b) Meningkatkan pembanguan ekonomi yang berdaya saing dan berbasis

agrowisata serta agribisnis dengan pemanfaatkan sumber daya yang


45

tersedia, sumber daya manusia yang berkualitas, wawasan ilmu

pengetahuan serta teknologi yang berbasis lingkungan.

c) Mengembangkan infrastruktur serta konektivitas antara daerah yang

mendukung pertumbuhan sektor real dan pelayanan publick.

d) Meningkatkan kapasitas lembagaan serta aparatur sipil negara dalam

upaya meningkatkan kualitas pelayanan publick.

e) Meningkatkan kesadaran terhadap hukum, politik, dan budaya serta

partisipasi masyrakat dalam pembangunan.

c. Letak dan Luas

Kabupaten Manggarai Barat mempunyai batas-batas yakni: bagian utara

berbatasan dengan lautan Flores. Bagian selatan berbatasan dengan lautan

Sawu. Bagian barat dengan selat Sape. Bagian timur berbatas dengan

Kabupaten Manggarai. Wilayah administratif dari Kabupaten Manggarai Barat

memiliki luas wilayah daratan mencapai 2.947,50 km2, terdiri dari daratan

Flores bagian barat dan pulau besar seperti: Pulau Komodo, Pulau Rinca,

Pulau Papagarang, Pulau Longos dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya.

Wilayah administrasi dari Kabupaten Manggarai Barat itu terdiri dari 12

Kecamatan yakni: Kec. Komodo, Boleng, Sano Ngoang, Mbeliling, Lembor,

Wellak, Lembor Selatan, Kuwus, Ndoso, Macan Pacar dan Kuwus Barat, serta

Pacar.
46

d. Demografi

Berdasarkan data dari Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil tahun

2017, penduduk kabupaten Manggarai Barat sebanyak 256.491 jiwa, yang

tersebar di 10 kecamatan dengan jmlah penduduk terbesar yakni 51.054 jiwa

mendiami kecamatan Komodo. Secara keseluruhan jumlaah penduduk

berjenis kelamin laki-laki berjumlah 128.932 lebih banyak daripada

perempuan dengan jumlah 127.559. Rasio jenis kelamin adalah 101 yang

berarti dalam 100 perempuan itu terdapat 101 laki-laki.

Sedangkan jumlah penduduk menurut agama, jumlah penduduk terbesar

yakni 203.533 jiwa memeluk agama Katolik dan agama Islam sebanyak

51.191 jiwa, agama Kristen sebanyak 1.513 jiwa, agama Hindu sebnyak 228

jiwa, dan agama Budha sebanyak 3 jiwa.

e. Topografi jenis Tanah dan Iklim

Kondisi topografi Kabupaten Manggarai Barat terbilang bervariasi

berdasarkan bentuk relief, kemiringan lereng dan ketinggian dari permukaan

laut. Ketinggian wilayah Kabupaten Manggarai Barat menunjukkan

ketinggian yang bervariasi yakni kelas ketinggian kurang dari 100 mdpl

sebanyak 23 %, 100 – 500 mdpl sebanyak 47 %, 500 – 1000 mdpl sebanyak

25 % dan lebih dari 100 mdpl sebanyak 3 %. Dan lebih dari 75 % ketinggian

diatas 100 mdpl, kemiringan dari lerengnya bervariasi antara 0-2 %, 2-15 %,

15-40 % dan diatas 40 %. Namun secara umum wilayah dari Kabupaten

Manggarai Barat bertopografi berbukit hingga pegunungan.


47

Iklim di Kabupaten Manggarai Barat adalah tropis. Seperti di tempat-

tempat lainnya di Indonesia, Kabupaten Manggarai Barat dikenal 2 musim

yakni kemarau dan musim hujan. Pada bulan Juni hingga bulan September,

arah angin berasal dari Australia dan kurang banyak mengandung uap

sehingga mengakibatkan kemarau. Sebaliknya juga pada bulan Desember

hingga bulan Maret, arus angin berasal dari Samudra Asia dan Pasifik yang

menyebabkan musim hujan. Keadaan ini bergantian setiap setengah tahunnya

setelah melewati masa-masa peralihan di bulan April sampai Mei dan Oktober

hingga Nopember. Walaupun seperti itu, dikarenakan Manggarai Barat dan

NTT berdekatan dengan Australia, angin mengandung air dari Samudra Asia

dan Samudera Pasifik dan di wilayah Manggarai Barat uapnya sudah

berkurang. Inilah yang mengakibatkan waktu hujan di Manggarai Barat

cendrung lebih sedikit dibandingkan wilayah-wilayah yang lebih dekat dengan

Asia. Hal ini yang kemudian membuat Manggarai Barat sebagai wilayah yang

termaksud kering, dimana hanya ada 4 bulan (bulan Januari hingga bulan

Maret dan bulan Desember) yang relatif basah dan ada 8 bulan relatif kering.

Besar curah hujan pertahun rata-rata sekitar 1500 mm/tahun. Curah hujan

paling tinggi terdapat di pegunungan yang berketinggian 1000 mdpl,

sedangkan curah hujan di daerah lainnya relatif rendah. Secara umum

iklimnya adalah tropis kering dengan curah hujan yang tidak rata.
48

f. Potensi sumber daya alam

1) Potensi pengembangan lahan pertanian

Pengembangan lahan pertanian di Kabupaten Manggarai Barat sangat

berpeluang dan memiliki potensi sumber daya alam yang sangat besar dan

sangat berpotensi meningkatkan perekonomian Kabupaten Manggarai

Barat. Menurut data dari dinas Pangan Holtikultural dan perkebunan

Manggarai Barat 2018, hasil tanaman pangan di Kabupaten manggarai

Barat pertahun 2017, yang terdiri dari padi sebanyak 242.151,20 ton, padi

sawah sebanyak 216.932,30 ton, padi ladang sebanyak 25.218,90 ton,

jagung sebanyak 16.374,70 ton, kedelai sebanyak 854,2 ton, kacang tanah

sebanyak 2.237,8 ton, ubi kayu sebanyak 34.422,48 ton dan ubi jalar

sebanyak 15.847,70 ton.

2) Potensi pengembangan lahan Perkebunan

Perkebunan merupakan salah satu sector yang mendukung

perekonomian di Kabupaten Manggarai Barat. Produksi perkebunan per-

tahun 2017 menurut data dari Dinas Pangan Holtikultural dan perkebunan

Manggarai Barat 2018, antara lain: kelapa sebanyak 402.28 ton, kakao

sebanyak 451,69 ton, kopi sebanyak 954,49 ton, cengkeh sebanyak 411,89

ton, panili sebanyak 18,06 ton, jambu mente 376,79 ton, kemiri sebanyak

750,3 ton, pinang sebanyak 95,88, lada sebanyak 6,14 ton dan kapuk

sebanayak 52,25 ton.


49

3) Potensi pengembagan lahan Peternakan

Peternakan merupakan salah satu sector yang mendukung

perekonomian di Kabupaten Manggarai Barat. Sebagaimana data dari

Dinans Peternakan mengatakan bahwa populasi ternak yang paling banyak

di Manggarai Barat adalah ayam dengan jumlah 119.448 ekor pada tahun

2016. Sedangakan jenis ternak yang lainnya seperti: sapi sebanyak 16.249

ekor, kuda sebanyak 437 ekor, kerbau sebanyak 20.026 ekor, babi

sebanyak 41.985 ekor, kambing sebanyak 9.035 ekor, domba -, ayam

kampung sebanyak 119.448 ekor, ayam pedaging sebanyak 139.000 ekor,

dan itik manila sebanyak 901 ekor.

4) Potensi pengembangan lahan Perikanan

Sektor sumberdaya perikanan kabupaten Manggarai Barat sangat

berpotensi. Dimna menurut data dari BPS Manggarai Barat, jumlah perahu

penangkap ikan pada tahun 2015 sebanyak 2.96 unit dengan rincian

sebagai berikut: perahu motor sebanyak 1.099 unit, perahu motortempel

sebnayak 253 unit, dan kapalmotor sebanyak 1.615unit. Sedangkan

jumlah nelayan dan petani ikan tahun 2015 sebanyak 8.544 orang, dan

produksi ikan segar sebanyak 49.872,0 ekor.

5) Potensi pengembangan lahan kehutanan

Kabupaten Manggarai Barat memiliki hutan sebanyak 275.489,60 Ha,

dengan luas kawasan hutan fungsi menurut fungsi hutan di Kabupaten

Manggarai Barat tahun 2015 seluas 275.489,60. Dengan luas hutan


50

produksi terbatas sebnyak 38.039,37 Ha dan luas hutan produksi seluas

19.621,80 Ha.

6) Potensi Sumber Daya Pariwisata

Kabupaten Manggarai Barat sebagai salah satu daerah destinasi pariwisata

Dunia memiliki potensi sumberdaya pariwisata yang dapat meningkatkan

perekonomian Kabupaten Manggarai Barat. Meurut data dari Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan, Kabupaten Manggarai Barat melikiki berbagai jenis

destinasi wisata seperti wisata budaya dengan tarian rangkuk alu dan tari caci.

Wisata alam dengan seperti pulau Tatawa Besar, Loh Buaya, Crytal Rock,

Pulau Sebayur, pulau Padar, pantai Pink, pulau Kalong. Wisata Cagar Budaya

seperti: Compang Nangka, Liang Panas, Kubur Tua, Watu Kina, Benteng

lading,Watu Tiri, Balok dan Papan Warloka, dan lain sebagainya.

2. Profil Perusahan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat.

Perusahaan Umum Daerah Air Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai

Barat didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Manggarai Barat

Nomor 02 Tahun 2019, tentang Perusahaan Umum Daerah Air Minum Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat merupakan dari Unit Pelaksana Teknis

Daerah (UPTD) Pengelolaan Air Bersih Kabupaten Manggarai Barat.

Perumda Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat mulai

beroperasi secara efektif sejak ditetapkannya Direktur Perumda Air Minum

Wae Mbeliling pada tanggal 01 November 2019, sesuai Surat Keputusan


51

Bupati Nomor 191/KEP/HK/2016 tentang Pengangkatan Saudara Aurelius

Hubertus Endo, ST menjadi Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Wae

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat Masa Jabatan 2016-2020. Tujuan dari

Perusahaan Umum Daerah Air Minum Wae mbeliling didirikan adalah untuk

turut serta dalam pembangunan daerah serta untuk meningkatkan pelayanan

pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat di daerah, adapun visi dan misi

sebagai berikut:

a. Visi dan Misi

Visi:

Menjadi Perusahaan Umum Daerah Air Minum yang mampu memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat.

Misi:

1. Menyediakan kebutuhan air minum bersih bagi masyarakat yang

berkualitas dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia.

3. Memberikan pelayanan air minum dengan tarif yang terjangkau.

4. Meningkatkan pendapatan Daerah.

5. Melestarikan sumber air.

b. Tugas Pokok dan Fungsi

Tugas pokok Perusahan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Wae

Mbeliling adalah melaksanakan penyediaan air minum untuk


52

meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang memenuhi kualitas,

kuantitas dan kontiunitas sesuai standar pelayanan yang ditetapkan.

Dalam melaksanakan tugas pokoknya, PERUMDA melakukan fungsi –

fungsi sebagai berikut :

1) Pelaksana pelayanan umum yang meliputi pemberian jasa yang

berkaitan dengan penyediaan air minum;

2) Penyelenggaraaan kemanfaatan umum dalam arti bahwa perusahaan

sebagai penunjang bagi segala usaha dan kegiatan masyarakat; dan

3) Pemupukan pendapatan dalam arti bahwa perusahaan wajib

memperoleh laba guna kelestarian perusahaan dan dalam rangka

menunjang pembangunan ekonomi Daerah.

c. Struktur Organisasi

Sebagaimana pasal 6 ayat (3) Perbup Manggarai Barat No. 38 Tahun 2019,

prihal kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja PERUMDA

Kabupaten Manggarai Barat, struktur organisasi dan tata kerja Perusahan

Umum Daerah Air Minum Wae Mbeliling Manggarai Barat sebagai berikut:

1. Bupati

2. Dewan Pembina

Dewan Pembina kabupaten manggarai Barat ditetapkan berdasarkan surat

keputusam Bupati Manggarai barat Nomor 124/KEP/HK/2017, dengan

susunan sebagai berikut :

ketua : Bupati Manggarai barat


53

wakil : Wakil Bupati Manggarai barat

anggota; Setda Manggarai Barat

3. Dewan Pengawas

Dewan Pengawas Perumda Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten

Manggarai Barat ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati

Manggarai Barat Nomor 125/KEP/HK/2017 tertanggal 3 Mei 2017,

perihal Pengangkatan Dewan Pengawas Perusahan Umum Daerah Air

Minum Wae Mbeliling dengan susunan sebagai berikut :

Tabel 1.1 Dewan Pengawas


Asisten II Bagian perekonomian dan pembangunan
- Ketua :
Setda kabupaten Manggarai Barat

Sekertaris
Kepala Bagian Ekonomi Setda Kabupaten
- merangkap :
Manggarai
anggota

- Anggota : Yohanes jinus, SH

Sumber: Perusahan Umum Daerah Air Minum 2019

4. Direktur

Direktur Perumda Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat

dijabat oleh Drs. Naaman M. Jalesy, MM yang ditetapkan dengan Surat

Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor HK.035/247/XII/2011, tanggal

31 Desember 2011, tentang Pengangkatan Pelaksanaan Tugas (Plt)

Direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae


54

Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat. Plt. Direktur menjabat sampai

dengan tanggal 18 Mei 2014 dan selanjutnya dijabat oleh Andrew Rinaldo

Loak, SE berdasarkan Keputusan Bupati Manggarai Barat Nomor

143/KEP/HK/2014, tanggal 19 Mei 2014 tentang Pengangkatan Direktur

Perusahaan Daerah Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai

Barat Periode Tahun 2014 – 2018.

Namun Direktur ini hanya menjabat kurang lebih satu tahun karena

mengundurkan diri. Atas dasar surat pengunduran diri Direktur tersebut

Bupati Manggarai Barat mengangkat Ir. Alexander S. Sareng Kelang, MT

sebagai Pejabat Sementara melalui Keputusan Bupati Manggarai Barat

Nomor 157/KEP/HK/2015 tanggal 17 Juni 2015 tentang Pengangkatan

Pejabat Sementara Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Wae Mbeliling

Kabupaten Barat, dengan masa jabatan selama 6 (enam) dan kemudian

mengangkat direktur defenitif aurelius hubertus Endo, ST dengan

keputusan nomor 191/KEP/HK/2016 tentang Pengangkatan Saudara

Aurelius Hubertus Endo, ST menjadi Direktur Perusahaan Daerah Air

Minum Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai Barat Masa Jabatan 2016-

2020 .

Direktur dalam melaksanakan tugasnya membawahi :

a. Kepala Bagian Adminitrasi Umum dan Keuangan yang membawahi :

a) Kasubag Keuangan dan Anggaran

b) Kasubag Administrasi Umum dan Personalia


55

c) Kasubag Akuntansi dan Verifikasi

d) Kasubag Gudang dan Perlengkapan

b. Kepala Bagian Teknik yang membawahi :

a) Kepala Sub Bagian Perencanaan dan penyambungan

b) Kepada Sub Bagian perawatan Meter

c) Kepala sub bagian Produksi dan laboratorium

d) Kepala sub bagian Transimisi dan distribusi

c. Kepala Bagian Hubungan Pelanggan

a) Kasubag Baca Meter dan Rekening

b) Kasubag Tagihan dan Tunggakan

c) Kasubag Humas dan penagihan

d. Kepala Unit IKK

B. Hasil Penelitian

1. Pelayanan di Perusahan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Wae Mbeliling

Ada beberapa jenis pelayanan yang diberikan Perusahan Umum

Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling Kabupaten Manggarai

Barat kepada masyarakat umumnya dan dan khususnya pelanggan, adapun

jenis-jenis pelayanan tersebut adalah:

a. Pemasangan sambungan baru

b. Pemasangan kembali

c. Buka kembali

d. Tutup total
56

e. Pindah golongan

f. Pelayanan tanki air

g. Penggantian meter

h. Pembayaran rekening

i. Pemeriksaan air

j. perubahan situasi

k. pelayanan gangguan air

2. jumlah pelanggan

Total jumlah pelanggan Perumda Air Minum Wae Mbeliling Kabupaten

Manggarai Barat per 31 Oktober 2019 adalah sebesar :

a. Labuan bajo : 4.535

b. Lembor : 1578

c. Golowelu : 94

3. Klasifikasi Jenis Golongan

a) Sosial (I):

1) (1A) Sosial Umum terdiri dari : Kran Umum/Kamar Mandi, WC

Umum,TMP/Kuburan.

2) (1B) sosial Khusus terdiri dari: Puskemsmas/Klinik

Pemerintah,Lembaga Sosial,Yatim Piatu, Panti Wreda, Rumah

Sakit,Masjid, Musholla, Gereja, Klenteng Dan Pura.

b) Non niaga terdiri dari:

Rumah Tangga (klasifikasi golongan dari penjelasan berikut ini):

1) (II A1) Golongan Rumah Tangga Rendah


57

2) (II A2) Golongan Rumah Tangga Menengah

3) (II A3) Golongan Rumah Tangga Mampu

Instansi pemerintah, TNI dan POLRI terdiri dari:

1) (II B1) Golongan Tempat Pendidikan, Asrama, Sekolah

2) (II B2) Golongan Instansi

3) (II B3) Golongan Instansi TNI Dan POLRI

4) (II B4) Golongan Khusus AKMIL

c) Niaga (III):

1) Niaga kecil (III A) : Toko Kecil, Rumah Makan, Salon, Usaha

Jasa, Penginapan, Perusahan Swasta, Praktek Dokter,

Laboratorium Swasta, Rumah Sakit, Pasar, Terminal, Gedung

Pertemuan, Percetakan, Notaris dan Bengkel Kecil

2) Niaga Besar (III B): Hotel, Restaurant, Rumah Obat/Apotik, Pasar

Swalayan, Dan Rumah Sakit Swasta

d) industri (IV):

1) Industri kecil (IV A): Indutri Rumah Tangga ,Pengrajin (Sepatu,

Roti, Tempe, Tahu, Krupuk)

2) Industri besar (IV B): pabrik minuman, makanan dan pabrik es.

e) rumah tangga ( II A) dibagi menjadi 3 golongan yaitu:

1) Golongan rumah tangga rendah (II A1)

2) Golongan rumah tangga menengah (II A2)

3) Golongan rumah tangga mampu ( II A3)

Table 1.2
58

Jumlah Pelanggan Perumda Wae Mebliling Kabupaten Manggarai Barat


NO GOLONGAN KODE JUMLAH
1 Sosial Umum 1A 2

2 Sosial Khusus 1B 54

3 Rumah Tangga A 2A 1.553

4 Rumah Tangga B 2B 2.662

5 Niaga Kecil 3A 172

6 Instansi 3C 31
Pemerintah/TNI/POLRI

7 Rumah Mewah 4A 1

8 Niaga Besar 4B 41

9 Industri Besar 4C 1

10 Pelabuhan Laut/Udara 5A 2

11 Hotel Berbintang 5B 8

12 Restaurant Besar 5C 2

13 Rumah Sakit Swasta 5D 1

14 Hotel Berbintang Khusus A 5E 3

15 Hotel Berbintang Khusus B 5F 2

Jumlah 4.535

Sumber : Perusahan Umum Daerah Air Minum 2019

C. Pembahasan Penelitian

a. Perencanaan penyedian air bersih

Perusahan Umum Daerah Air Minum Wae Mbeliling dalam

penyediaan air bersih dilakukan setiap akhir tahun. Perencanaan meliputi

perencanaan SDM, anggaran, metode, mesin, pemasaran, peralatan.


59

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara dengan Ibu MN

Kasubag perencanaan perumda Wae Mbeliling (wawancara pada tanggal

20 november 2019) bahwa:

“Perencanaan itu kita adakan setiap akhir tahun, jadi nanti ketika awal
tahun kita sudah bisa mengajukaan perencanaan. Nanti di dalam
perencanaan itu memuat perencanaan SDM, perencanaan anggaran,
perencanaan cara atau metode, perencanaan penyaluran ke masyarakat
atau pemasaran, ada juga perencanaan alat sekaligus mesinnya”
Pernyataan diperkuat bapak ST Kasubag perwatan meter PERUMDA

Wae Mbeliling (wawancara pada tgl 20 november 2019) yang menyatakan

bahwa:

“Untuk perencanaan akan kita adakan setiap periode ahir tahun terkait
dana, sumber daya manusia, metodenya, peralatan dan mesin-
mesinnya, pemasaraannya atau penyalurannya ke masyarakat. Dan
apa-apa saja yang dibutuhkan khususnya untuk penyediaan air bersih”

1. Perencanaan SDM/Man

Perencanaan SDM dilakukan dengan menempatkan karyawan sesuai

dengan keahliannya. Terdapat 69 jumlah pegawai di PERUMDA Wae

Mbeliling yang di dominasi oleh pegawai tetap terdapat 53 orang dan

pegawai kontrak berjumlah 16 orang.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Ibu MN Kasubag

perencanaan (20 november 2019) bahwa:

“Jumlah pegawai semuanya 69 itu sudah termasuk teknis dan non


teknis. Dari jumlah 69 orang itu mayoritas lulusan SMA, sedangkan
untuk D3 dan S1 masih minim”.
60

Pernyataan tersebut diperkuat oleh Bapak LM selaku bagian kepegawaian

PERUMDA Wae Mbeliling (20 november 2019) bahwa:

“Pegawai di PERUMDA Wae Mbeliling sebagian besar adalah


lulusan SMA, untuk syarat kualifikasi khusus bagi karyawan itu tidak
ada, sehingga Perumda Wae Mbeliling memberikan pelatihan khusus
bagi pegawai yang sudah menerima jabatan tersebut.”

Pernyataan tersebut dilanjutkan lagi oleh Bapak LM selaku bagian

kepegawaian (wawancara 20 november 2019) bahwa:

“Untuk kualifikasi tidak ada,sampai saat ini masih didominasi oleh


lulusan SMA dan sederajat, jadi Perumda Wae Mbeliling memberikan
pelatihan khusus untuk pegawai yang sudah mendapat jabatan”.

2. Perencanaan Anggaran (Money)

Perencanaan anggaran dilakukan dengan menyesuaikan jumlah

kebutuhan dengan jumlah anggaran yang ada. Tetapi masih ada

permasalahan terkait dana khusus pembesaran jaringan perpipaan. Alokasi

dana belum terpenuhi karena jumlah pelanggan lebih tinggi daripada

jaringan perpipaan untuk penyediaan air bersih.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Ibu MS Kasubag

keuangan dan anggaran (wawancara 21 November 2019) bahwa,:

“Sudah sesuai perencanaan awal, tapi ada permasalahan terkait dana


khusus untuk pembesaran jaringan. Pembesaran itu kita gunakan
untuk pemenuhan penyediaan air bersih untuk pelanggan yang belum
terlayani 24 jam.”.
61

Pernyataan tersebut senada dengan Bapak BS Kabag teknik (wawancara

21 November 2019) , bahwa :

“Sudah sesuai, karena kita diperusahan itu selalu menyesuaikan


jumlah kebutuhan yang kita perlukan dengan anggaran yang ada. Tapi
kita masih ada masalah terkait anggaran untuk pembesaran jaringan”.

3. Perencanaan Alat dan Bahan

Perencanaan alat dan bahan Perumda Wae Mbeliling dalam

penyediaan air bersih yaitu dengan membuat rencana alat apa yang

dibutuhkan, kemudian diajukan kepada direksi, setelah direksi mensetujui

untuk diadakan pembelian dan apabila alat atau bahan tersebut segera

dibutuhkan untuk perbaikan jaringan pihak Perumda Wae Mbeliling akan

segera melakukan pekerja tersebut”.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak BS Kabag

Teknik (wawancara 21 november 2019) bahwa,

“Perencanaan alat dan bahan seperti pipa, mesin teknis, serta


asesorisnya dan lainya kita rancang kebutahan apa yang kita perlukan,
kita ajukan ke direksi dan setelah direksi mempersetujui untuk
diadakan pembelian”.

Peralatan Perumda Wae Mbeliling dalam penyediaan air bersih sudah

lengkap sesuai kebutuhan, tetapi masih terdapat kendala yaitu minimnya

alat untuk mendeteksi kehilangan air (kebocoran) seperti Leak Detector,

Metal detector, WM tester, serta sistem jaringan distribusi DMA (Distric

Metered Area) yang baru mencapai 20% dari 3 cabang di wilayah

Kabupaten Manggarai Barat.


62

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak BS selaku

Kabag teknik (wawancara 21 November 2019) bahwa:

“Untuk saat ini peralatan penyediaan air bersih sudah lengkap, tapi
kita masih ada kendala di alat untuk mendeteksi kehilangan air.
Misalnya pada sistem jaringan distribusi DMA masih 20% dari 3
cabang.”

1) Perencanaan Metode (Methods)

Perencanaan metode atau cara kerja Perusahaan Umum Daerah Air

Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling dalam menyediakan air bersih

mempunyai berbagai cara kerja yang tertera 14 metode atau cara kerja

guna untuk memaksimalkan penyediaan air bersih yaitu mulai dari

pengadaan sumber air baku, pembenahan sarana dan prasarana

broncaptering, penghijauan sumber mata air, pembuatan as built drawing,

pemasangan jaringan pipa transmisi distribusi, pembesaran jaringan pipa

transmisi distribusi, penggantian jaringan transmisi distribusi, pembuatan

pengaman jaringan pipa, penyempurnaan sistem jaringan perpipaan,

penggantian meter pelanggan, penggantian jaringan pipa dinas,

pembentukan DMA dan step test, inspeksi jaringan dan sambungan

liar/bekas pelanggan, dan yang terakhir pengadaan alat deteksi kehilangan

air dan sarana penunjang kerja teknik.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak AH Direktur

PERUMDA Wae Mbeliing (23 November 2019) bahwa:


63

“Untuk metode penyediaan air bersih itu pasti ada, itu ada 14 metode
dari pengadaan sumber air baku, pembanahan sarana dan prasarana
broncaptering, sampai alat deteksi kehilangan dan sarana penunjang
kerja teknik”.

4. Perencanaan Pemasaran (Market)

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling

dalam penyaluran air bersih ke masyarakat masih terdapat masalah terkait

air yang belum mengalir 24 jam, air mati, air keruh, bahkan kebocoran

sering terjadi. Pihak Perumda hanya sebatas mengetahui masalah tersebut,

untuk menganalisis serta memperesentasekan hal tersebut belum dilakukan

sampai saat ini.

Seperti hasil wawancara dari Bapak AH Direktur PERUMDA Wae

Mbeliling (23 November 2019)

“Untuk menganalisis dan untuk presentasenya itu belum ada, jadi dari
hubungan langganan cuma mengetahui keluhan apa saja dari
pelanggan setelah itu kita adakan perbaikan”.

Berdasarkan wawancara tersebut terdapat keluhan-keluhan dari

pelanggan terkait penyediaan air bersih. Padahal kapasitas sumber air

bersih di wilayah Kabupaten Managgarai Barat sudah mencukupi

kebutuhan pelanggan, tetapi bukan hal tersebut yang mengakibatkan

pelanggan tidak mendapatkan air 24 jam melainkan disebabkan karena

faktor lain yaitu tidak imbangnya jumlah pelanggan dengan jaringan

distribusi yang ada.


64

Seperti hasil wawancara dengan Bapak BS Kabag Teknik (23 november

2018) bahwa:

“Untuk saat ini kapasitas sudah memenuhi, tapi ada beberapa wilayah
yang belum terlayani 24 jam, disebabkan karena ada beberapa faktor
dari sisi makro itu suplai dinamonya tidak imbang.”

Pelanggan yang tidak terlayani selama 24 jam dikarenakan jaringan

distribusi dengan jumlah pelanggan tidak imbang. Upaya Perumda Wae

Mbeliling dalam menangani hal tersebut yaitu dengan mengadakan

pembesaran jaringan, dan penanganan tersebut membutuhkan waktu

kurang lebih 1 tahun dari direksi.

Seperti hasil wawancara dengan Bapak AH Direktur PERUMDA Wae

Mbeliling ( 23 november 2019) bahwa:

“Biasanya kita adakan pembesaran jaringan, itu membutuhkan waktu


kurang lebih satu tahunan dan dikarenakan perbaikan cukup memakan
waktu yang banyak ”.

Kualitas air minum di Wae Mbeliling juga masih belum seluruhnya

memenuhi standar kualitas air minum, standar kualitas air minum di

Perumda Wae mbeliling sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010.

Kualitas air minum di Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling belum seluruhnya memenuhi standar

kualitas, masih ada satu desa yang sumber airnya belum sesuai standar

kualitas dikarenakan PH terlalu rendah. Hal tersebut sesuai dengan hasil


65

wawancara Bapak AH Direktur PERUMDA Wae Mbeliling (28November

2019) bahwa:

“Secara fisika itu sudah bersih, tapi secara kimia kita harus melakukan
pengecekan setiap saat, dan untuk Wae Mbeliling sendir masih ada
satu desa yang sumber airnya belum sesuai standar kualitas itu karena
PH terlalu rendah. Upaya yang dilakukan Perumda Wae Mbeliling
dalam memenuhi standar kualitas air minum dengan PH yang terlalu
rendah, Perumda Wae Mbeliling dalam mengatasinya dengan cara
aerasi. Pengecekan semple air juga dilakukan di laboratorium
Perumda Wae mbeliling setiap harinya, agar kualitas air minum layak
didistribusikan untuk pelanggan”.

5. Hambatan dalam perencanaan penyediaan air bersih.

Pada anggaran yang digunakan untuk pembesaran jaringan atau

perbaikan jaringan. Pembesaran jaringan ataupun perbaikan di wilayah

yang belum terlayani 24 jam memebutuhkan persetujuan dari direksi

kurang lebih satu tahun. Sehingga wilayah yang belum terlayani 24 jam

hanya menumpang sumber air dari wilayah lain. Kemudian dibagian

teknisi masih minimnya alat atau mesin untuk mendeteksi kehilangan air

seperti Leak Detector,Metal Detecor, WM tester,serta sistem DMA

(Disttric Metered Area)

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara Bapak BS kabaq

Teknik perencanaan (28 november 2019) bahwa :

“Hambatannya di anggaran, misalnya ada pembesaran jaringan atau


perbaikan jaringan perpipaan yang berukuran besar kita harus
menunggu persetujuan dari direksi kurang lebih satu tahunan dan
untuk baagian teknisinya masing minimnya alat atau mesin untuk
66

mendeteksi kehilangan air seperti Leak Detector,Metal Detecor, WM


tester,serta sistem DMA (Disttric Metered Area)”.

6. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan perencanaan

penyediaan air bersih.

Upaya yang dilakukan Perusahaan Umumu Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling dalam mengatasi hambatan perencanaan

penyediaan air bersih seperti pembesaran jaringan yaitu dengan

mengambil sumber air dari wilayah lain, agar wilayah yang masih belum

terlayani 24 jam akan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-

hari. Sedangkan untuk perbaikan jaringan perpipaan pihak Perumda Wae

Mbeliling akan mengevaluasi terlebih dahulu, apabila ada jaringan

perpipaan yang sifatnya darurat, pihak Perumda Wae Mbeliling akan

segera menanganginya.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara Bapak AH Direktur Perumda

Wae Mbeliling ( 28 November 2019) bahwa:

“Kalau untuk pembesaran jaringan, satu-satunya jalan kita lakukan


pengambilan sumber air dari wilayah lain. Sedangkan untuk
menangani atau melakukan perbaikan, kita evaluasi dulu mana yang
sifatnya darurat.

b. Pengorganisasian Penyediaan Air Bersih.

Pengorganisasian Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling dalam menyediakan air bersih tertuang

dalam struktur organisasi. Pernyataan tersebut didukung oleh pendapat


67

dari Kabag Transmini, Kabag Produksi, Kabag Peralatan, dan Seksi

Teknis. Mereka menyatakan pendapat yang sama bahwa terdapat struktur

organisasi penyediaan air bersih. Bagian-bagian yang terdapat pada

struktur organisasi penyediaan air bersih.

berdasarkan hasil wawancara Bapak AH Direktur Wae Mbeliling ( 28

november 2019) bahwa:

“Ada pelaksana tentunya , jadi struktur teratas itu ada Bupati,


dibawahnya ada Dewan Pengawas, kemudian bawahnya Direktur
Utama membawahi Direktur Bidang Administrasi dan Direktur
Bidang Teknik”.

Pembagian kerja dalam struktur organisasi penyediaan air bersih di

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling

tersebut disesuaikan dengan kemampuan para pegawai. Mayoritas para

pegawai Perumda Wae Mbeliling yaitu lulusan SMA, sehingga pihak

PERUMDA Wae Mbeliling akan mengadakan pelatihan untuk para

pegawai yang sudah mendapatkan jabatan tersebut.

Berdasarkan hasil wawancara dari Bapak AH selaku Direktur Perumda

Wae Mbeliling ( 28 November 2019), bahwa:

“Sejauh ini pembagian kerjanya kita sesuaikan dengan kemampuan


pegawai, dan disini mayoritas masih lulusan SMA jadi biasanya
pihak PERUMDA itu memberikan pelatihan khusus untuk para
pegawai yang sudah mendapatkan jabatan itu”.

Pembagian kerja di Perumda Wae Mbeliling sesuai dengan tugas dan

tanggung jawabnya di struktur organisasi sudah dilaksanakan dengan baik,


68

tetapi ada beberapa pegawai yang kadang masih kurang teliti dengan tugas

dan tanggung jawabnya, sehingga menimbulkan masalah yang seharusnya

tidak terjadi. Pernyataan ini sesuai dengan hasil wawancara bapak LM

selaku bagaian kepagawaian (4 Desember 2019) bahwa:

“Tugas dan tanggungjawab pegawai sudah dilaksanakan dengan baik ,


tetapi tidak semua berjalan mulus pastilah ada kekurangan dimana
pegawai kadang tidak teliti, itu juga sering terjadi .”

Hambatan yang terjadi dalam pengorganisasian penyediaan air bersih di

Perumda Wae Mbeliling yaitu komunikasi yang kurang lancar atar

pegawai hal tersebut terjadi karena kesibukan para pegawai.

Pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara Ibu AH Direktur

PERUMDA Wae Mbeliling ( 28 November 2019 ) bahwa:

“Hambatan dalam organisasi itu seperti komunikasi yang lancar


intinya hambatan sesama pegawai, biasanya karena kesibukan masing-
masing jadi koordinasinya itu kurang baik”.

Sosialisasi atau pertemuan rutin merupakan upaya yang dilakukan

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) dalam mengatasi

hambatan pengorganisasian. Kegiatan tersebut dilaksanakan setiap akhir

bulan, yang dihadiri oleh semua pegawai di Perumda Wae Mbeliling.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak LM selaku

bagian kepegawaian (4 desember 2019), bahwa:

“Kita adakan sosialisasi atau pertemuan, untuk semua pegawai


Perumda Wae Mbeliling. Biasanya dilaksanakan akhir bulan, agar
69

kedepannya lebih agresif dalam menjalankan tugasnya masing-


masing”.

c. Pengarahan Penyediaan Air Bersih.

Pengarahan digunakan untuk segala komponen yang berkaitan dengan

manajemen Perumda Wae Mbeliling dalam menyediakan air bersih, agar

dapat melaksanakan fungsi dan tugas sesuai dengan porsi masing-masing,

sehingga tujuan perusahaan agar tercapai. Pengarahan tersebut bisa berupa

komunikasi yang baik yaitu dengan cara melakukan pertemuan rutin untuk

para pegawai. Sedangkan untuk motivasi dilakukan guna untuk

memberikan dorongan kepada semua pegawai agar mereka melaksanakan

tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.

Perumda Wae Mbeliling dalam melakukan pertemuan rutin setiap

harinya hanya dilakukan oleh pegawai bagian teknik. Sedangkan untuk

bagian lainnya pertemuan rutin hanya dilakukan ketika ada hal yang

penting dan harus disampaikan saat itu juga, pertemuan tersebut dilakukan

sebelum pegawai melakukan pekerjaan.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak BS Kabag

Teknik (4 Desember 2019) bahwa:

“Untuk pegawai bagian teknisi itu sering diadakan pertemuan rutin


biasanya setiap pagi jam 8 sebelum ke lapangan, kalau bagian lainnya
biasanya pertemuan rutinnya itu jika ada hal yang penting dan harus
disampaikan dan biasanya dilakukan sebelum bekerja”.

Hambatan dalam proses pengarahan, yakni adanya karyawan yang tidak

serius dalam mengikuti sosialisasi. Karyawan tidak mendengarahkan


70

pengarahan yang diberikan pimpinan, sehingga informasi yang diberikan

tidak diterima dengan baik.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak LM selaku

bagian kepegawaian ( 4 Desember 2019) bahwa:

“Ada beberapa pegawai tidak mendengarkan pengarahan dari direksi,


jadi informasi yang diberikan tidak didengarkan dengan baik. Ada
yang sibuk memegang handphone, bicara dengan lain itu juga ada”.

Upaya yang dilakukan Perusahaan Umum Daerah Air Minum dalam

mengatasi hambatan dalam pengarahan tersebut yakni dengan

mentertibkan pegawai agar lebih menghargai dan mendengarkan

pengarahan dari direksi, supaya pegawai bisa melaksanakan pekerjaan

sesuai dengan tanggungjawab dan tugasnya dengan baik.

Pendapat tersebut sesuai hasil wawancara Bapak LM selaku bagian

kepegawaian ( 4 Desember 2019 ), bahwa

“Sejauh ini kita selalu mentertibkan pegawai agar bisa mendengarkan


arahan dari direksi, jadi kalau mau melaksanakan tugas dan
tangungjawabnya tidak keteteran . Direksi juga memberikan motivasi
untuk semua pegawai sehingga motivasi yang diberikan bisa menjadi
dorongan agar lebih baik dalam tanggung jawabnya”.

d. Pengawasan Penyediaan Air Bersih.

Pengawasan Perumda Wae Mbeliling dalam menyediakan air bersih

dilakukan dengan dua cara yakni pengawasan preventif dan pengawasan

reprentif. Pengawasan preventif dilakukan dengan memberikan petunjuk

kepada para pegawai agar selalu menggunakan alat pelindung diri saat
71

melakukan pekerjaan di lapangan, sedangkan untuk mengetahui kondisi

alat atau pipa yang rusak ataupun kropos dan melihat kebocoran di

wilayah Kabupaten Manggarai Barat dengan melakukan pemantauan

setiap hari melalui inspeksi jaringan.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak BS selaku

Kabag Teknis ( 13 desember 2019) bahwa:

“Kita memberikan petunjuk kepada karyawan teknis untuk selalu


menggunakan alat pelindung diri. Untuk alatnya atau pipa air yang
kropos atau pecah kita ada pengecekan rutin yaitu dengan melakukan
pemantauan, melakukan pemantauan itu kita menggunakan inspeksi
jaringan”.

Kebocoran jaringan perpipaan di wilayah Kabupaten Manggarai Barat

masih terhitung tinggi sekitar 30%, kebocoran tersebut disebabkan karena

beberapa faktor yang memicu kebocoran di wilayah Kabupaten Manggarai

Barat diantaranya faktor alam dan faktor manusia. Sehingga pipa akan

cepat kropos bahkan pecah.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara dengan Bapak BS bagian

Kabag teknis ( 13 desember 2019) bahwa:

“untuk wilayah Manggarai Barat itu sering terjadi kebocoran, kurang


lebih masih 30% kebocoran yang terjadi. Pipa pecah atau kropos itu
bisa disebabkan karena beberapa faktor, bisa karena faktor alam,
faktor manusia juga bisa “.

Tindakan pengawasan represif yang dilakukan Perusahaan Umum Daerah

Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling, terkait kerusakan pada jaringan


72

perpipaan yang dapat menyebabkan kebocoran yaitu dengan cara

melakukan perbaikan pada jaringan perpipaan yang mengalami kerusakan.

Pernyataan tersebut sesuai dari hasil wawancara Bapak BS Kabag teknis

(13 Desember 2019 ) bahwa:

“Tindakan yang kita lakukan seperti misalnya langsung kita perbaiki


kalau ada kerusakan pada jaringan perpipaan, sebab kalau tidak segera
ditangani langsung, pasti akan menghambat pelanggan dan kehilangan
air pasti akan semakin tinggi”

Tindakan pengawasan dalam kegiatan penyediaan air bersih di

Perumda Wae Mbeliling mengalami kesulitan untuk memperkirakan

terjadinya kerusakan pada jarungan perpipaan yang menyebabkan

kebocoran (kehilangan air) tinggi, yang bisa disebabkan karena ada

beberapa faktor yang memicu terjadinya kerusakaan pada jaringan

perpipaan.

Pernyataan tersebut sesuai hasil wawancara Bapak BS Kabag Teknis (13

desember 2019 )bahwa:

“Hambatan itu pasti ada, biasanya itu kita sulit untuk mengetahui
kerusakan, biasanya ada faktor yang menyebabkan adanya kerusakan
entah itu dari manusia sendiri, faktor alam, bahkan faktor kendaraan”

Upaya yang dilakukan Perumda Wae Mbeliling dalam menangani

permasalahan tersebut yaitu pihak Perumda Wae Mbeliling masih belum

bisa mengetahui penyebab terjadinya kerusakan, tetapi Perumada Wae

Mbeliling selalu memantau setiap hari dengan cara inspeksi jaringan untuk
73

mengetahui ada atau tidak kebocoran yang terjadi. Bukan hanya memantau

dengan inspeksi jaringan saja melainkan dari pihak sebagai pengawas

melakukan pengawasan terhadap bidang teknik serta bidang keuangan

setiap 3 bulan sekali.

Pernyataan tersebut sesuai hasil dari Bapak MS Kabag Hublang (13

desember 2019) bahwa:

“ Seperti yang ada tadi bawasannya kita lakukan inspeksi jaringan


dimana kita kan sulit mengetahui penyebabnya, dan kita biasanya juga
melakukan pengawasan rutin 3 bulan sekali yang dilakukan terhadap
teknik maupun keuangannya”.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan perolehan data mengenai Pengelolaan Air Bersih di

Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PERUMDA) Wae Mbeliling yang

telah dianalisis dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengelolaan Air Bersih di PERUMDA Wae Mbeliling meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan:

a. Perencanaan

Perencanaan di Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling sudah dilaksanakan dengan baik, namun

masih terdapat beberapa permasalahan. Permasalahan pada kegiatan

perencanaan yakni kurangnya pegawai dengan pendidikan terakhir

D3/Sarjana, Anggaran yang tersedia belum dapat memenuhi kebutuhan

khususnya upaya pembesaran jaringan perpipaan.

b. Pengorganisasian

Kegiatan pengorganisasian tercemin dari adanya bagan struktur

organisasi di PERUMDA Wae Mbeliling. Struktur bagan organisasi

tersebut menyangkut tugas dan wewenang masing-masing bagian yang

ada. Namun untuk komunikasi antar pegawai masih kurang baik,

dikarenakan tugas dan wewenang yang berbeda-beda sehingga jarang

dilakukan komunikasi.

74
75

c. Pengarahan

Kegiatan pengarahan telah dilaksanakan oleh pihak PERUMDA

Wae Mbeliling. Pengarahan dilakukan melalui sosialisasi dan

pertemuan rutin. Permasalahan yang terjadi yakni pertemuan rutin

hanya dilakukan pada pegawai bagian teknis, sedangkan untuk bagian

non teknis hanya pertemuan rutin hanya dilakukaan ketika ada

permasalahan tertentu.

d. Pengawasan

Kegiatan pengawasan telah dilakukan oleh pihak PERUMDA Wae

Mbeliling melalui dua jeins pengawasan. Pengawasan prefentif dan

represif. Pengawasan prefentif pada manajemen pengelolaan air bersih

dilakukan dengan mengdakan pemantauan berkala dengan inspeksi

jarungan. Sedangkan pengawasan prefentif untuk karyawan dilakukan

dengan memberikan pengarahan atau peringatan untuk selalu

menggunakan alat pelindung diri dalam bekerja. Pengawasan represif

dilakukan dengan upaya perbaikan atas peralatan atau jaringan

perpipaan yang mengalami kerusakan. Dalam kegiatan pengawasan

pihak Wae Mbeliling masih mengalami kendala seperti tingkat

kebocoran yang melebihi standar minimal yakni sebesar 30%

sedangakan standar kebocoran 20%.

2. Hambatan-hambatan PERUMDA Wae Mbeliling dalam menyediakan air

bersih.
76

a. Perencanaan, pemenuhan anggaran pihak PERUMDA harus

menunggu satu tahun untuk realisasi anggaran yang digunakan pada

upaya pembesaran jaringan perpipaan, masih minimnya alat untuk

mendeteksi kehilangan (kebocoran) air.

b. Masih minimnya alat untuk mendeteksi kehilangan air seperti Leak

Detector, metal detector, WM tester,serta sistem DMA (Distric

Metered Area) barumencapai 20% itu dari beberapa cabang. Masih ada

masyarakat yang belum menerima air selama 24 jam dikarenakan

jumlah masyarakat lebih banyak sedangkan jaringan perpipaan belum

dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang kian berkembang.

c. Pihak PERUMDA Wae Mbeliling kesulitan mengontrol faktor yang

mempengaruhi tingginya tingkat kebocoran pada pipa. Faktor tersebut

adalah faktor alam yang disebabkan oleh curah hujan tinggi, faktor

lingkungan yang disebabkan oleh kendaraan berat yang melintas di

atas jaringan perpipaan serta faktor manusia yang kurang teliti dalam

bekerja.

3. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan dalam penyediaan air

bersih.

a. Upaya yang dilakukan pihak PERUMDA Wae Mbeliling yakni dengan

minimnya alat untuk mendeteksi kehilangan air cabang yang belum

mendapatkan alat tersebut yaitu menggunakan inspeksi jaringan yang

dilakukan dimalam hari.


77

b. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi kerusakan yakni dengan

melakukan evaluasi terlebih dahulu untuk mengidentifikasi kerusakan

yang sifatnya darurat

c. Upaya mengatasi hambatan dalam pengawasan pihak PERUMDA Wae

Mbeliling untuk saat ini masih melakukan pemantauan yang dilakukan

dengan adanya inspeksi jaringan karena belum biasa mengetahui

penyebabnya sehingga PERUMDA Wae Mbeliling mengantisipasi

melalui inspeksi jaringan tersebut. Apabila terdapat kebocoran maka

disitu pasti ada pipa yang pecah sehingga, selanjutnya akan diadakan

upaya perbaikan.s

B. Saran

Berdasarkan pemaparan dan berbagai permasalahan yang ada mengenai

Pengelolaan Air Bersih Perusahaan Umum Daerah Air Minum

(PERUMDA) Wae Mbeliling dalam menyediakan air bersih terdapat

beberapa saran yang perlu diperuntukkan bagi pihak pengelola penyediaan

air bersih, yakni sebagai berikut:

a. Hendaknya pihak PERUMDA membuat perencanaan perluasan jaringan

perpipaan, sehingga tahun depan pihak PERUMDA Wae Mbeliling dapat

memeperluas jaringan perpipaan melalui perencanaan anggaran yang telah

dibuat.

b. Hendaknya pihak PERUMDA Wae Mbeliling mengajukan anggaran untuk

pengadaan alat yang digunakan mendeteksi kehilangan (kebocoran) air.


78

c. Pihak PERUMDA Wae Mbeliling hendaknya memberikan jaminan

pendistribusian air bersih selama 24 jam kepada masyarakat dan jaminan

kepada masyarakat yang menerima air dengan kondisi keruh.

d. PERUMDA Wae Mbeliling hendaknya meningkatkan kegiatan

pengawasan terutama pada kerusakan jaringan perpipaan yang disebabkan

karena faktor alam atau faktor lingkungan seperti menyesuaikan kekuatan

pipa dengan memperkirakan curah hujan yang tinggi.

e. Pihak PERUMDA hendaknya lebih menliti manajemen perencanaan,

khususnya pada bangunan instalasi peneglolaan air, dan penggunaan bahan

kimia agar dapat mencapai standar yang ditetapkan.


DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Dian Vitta. (2007). Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Pdam
Kecamatan Banyumanik di Perumnas Banyumanik. Tesis: Program
Pasca Sarjana, Magister Teknik Sipil, Universitas Diponegoro.

Anisa, Prihartini, (2015), Administrasi Pendidikan; Institut Agama Islam Negeri


Imam Bonjol Padang 1436 H/2015 M.

Anton Mulyono Aziz dan Maya Irjayanti, (2014), Manajement. Bandung,


Mardika Group.

Agung, Witjaksono, (2009), Kajian Kemampuan Ekonomi Masyarakat Sebagai


Pertimbangan Penyedian Air Bersih Di Dusun Kebon Tatar Desa Kelayu
Utara Kecamtan Selong Kabupaten Lombok Timur, Nomor 14 Volume
VII Juli 2009 : 45-60.

Arwin dan Yurinia Mukmin, (2006), Kajian Keandalan Air Sungai Cisadane
Memenuhi Laju Permintaan Air Baku PDAM Kota Bogor; Jurnal
Perencanaan Wiayah dan Kota, Vol. 17/No.2, Agustus 2006, hlm. 58-74.

Astuti, Novitri. (2014). Penyediaan Air Bersih oleh Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kota Sangatta Kabupaten Kutai Timur. Vol 3 Nomer 2.
Diambil dari: www.e-journal.an.fisip-unmul.ac.id. (15 Mei 2014).

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Cipta Karya, 2002, Tata Cara
Rancangan Teknik Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan NSPM.
Jakarta.

Gassing, Syarifudding. S (2016), Management Publlic Relations.

https://kupang.tribunnews.com/2018/10/03/krisis-air-bersih-di-labuan-bajo-
pemakaian-pelanggan-18-20m3-bulan

https://m.liputan6.com/tag/pdam-labuan-bajo

Manullang, M. (2008). Dasar-dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press

Mangkudiharjo, S, (1985a), Penyediaan Air Bersih I Dasar-dasar Perencanaan


dan Evaluasi Kebutuhan Air, Institut Teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer 492 Tahun 2010 Tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum.

79
80

Sutrisno, C. Totok, dkk, (1987), Teknologi Penyediaan Air Bersih, Rineka Cipta,
Jakarta
.
Silalahi, Ulber, (2011), Asas-Asas Manajemen”Principles of Management”, Kota
Bandung 2011.

Sulastri, Lilis, (2016), Manajemen Sebuah Pengantar, Kota Bandung.

Sugiyono, (2017). “Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif”: Bandung.


Alfabeta.
Syahrani, dkk (2004), Analisis Peranserta Masyarakat Dalam Mengelola Air
Bersih, Vol. XI, No.2, Juli 2004, hal. 86-95.

Tome, Haris Suparto (2005), Peran Serta Masyarakat Dalam Penyediaan Dan
Pengelolaan Air Bersih Studi Kasus Di BPAM Kelurahan Dambe
Kecamatan Kota Barat Kota Gorontalo, Tesis Magister, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.

Tompunu, R. A. (2001), Partisipasi Kelompok Sosial Dan Perbaikan Lingkungan


Permukiman Masyarakat Pinggiran Kota Manado, Jurnal Analisis,
Tahun II, Nomor 3 Januari 2001, IKIP Negeri Manado.

Warpani, Suwardjoko, (1984), Analisis Kota dan Daerah, ITB Bandung,


Bandung.
LAMPIRAN

Kantor Bupati Manggarai Barat

Kantor PERUMDA Wae Mbeliling


Struktur Organisasi PERUMDA Wae Mbeliling

Tanki penampungan Air PERUMDA Wae Mbeliling


Sistem pelayanan PERUMDA Wae Mbeliling
Wawancara dengan Direktur PERUMDA Wae Mbeliling

Wawancara dengan Kabag Hubungan langganan


Wawancara dengan Kabag Teknik
RIWAYAT HIDUP
RUSTAM. Dilahirkan di Pulau Seraya Besar Kecamatan

Komodo Kabupaten Manggarai Barat Provinsi Nusa

Tenggara Timur pada tanggal 09 Juni 1996, anak ke dua

(2) dari empat (4) bersaudara , yang merupakan buah cinta

dari pasangan Bapak H.Baco dan Ibu Hj.Ruhani. Penulis

menempuh pendidikan pada tahun 2003 di SDI Pulau

Seraya Besar dan tamat pada tahun 2009, kemudian masuk sekolah menengah

pertama di SMP Satap Pulau Seraya Besar dan tamat tahun 2012, dan

melanjutkan kembali pendidikan sekolah menengah atas di MAN Labuan Bajo

dan tamat pada tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan Pendidikan pada

Program Sarjana (S1) Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis telah

berhasil menyelesaikan pekerjaan tugas akhir skripsi ini. Semoga dengan

Penelitian tugas akhir skripsi ini mampu memberikan kontribusi terutama bagi

dunia pendidikan khususnya dalam pengembangan disiplin Ilmu Administrasi

Negara. Akhir kata dari penulis mengucapkan sangat bersyukur dan bangga,

karena telah di beri kesempatan untuk menimba ilmu pengetahuan yang insya

Allah nantinya dapat di amalkan dan memberikan manfaat dikemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai