Anda di halaman 1dari 40

OPTIMALISASI KINERJA PEGAWAI DIBADAN KESBANGPOL

KABUPATEN PANGANDARAN

Laporan Penelitian:
Ditunjukan untuk memenuhi syarat dalam menempuh
Laporan Penelitian Ristek dan Praktek

Oleh:
Sandy Cahya Pratama
NPM : 192010044

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK


UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2022
LEMBAR PENGESAHAN

RISTEK
OPTIMALISASI KINERJA PEGAWAI DIBADAN KESBANGPOL KABUPATEN
PANGANDARAN
Oleh:
Sandy Cahya Pratama
NPM : 192010044
Disetujui untuk Diajukan pada
Laporan Penelitian Riset dan Praktek Program Studi Administrasi Publik.
Menyetujui,
Mahasiswa Dosen Pembimbing

Sandy Cahya Pratama Dr. Achdiat,M.Si


NPM: 192010044 NIDN : 0405086201
Mengetahui:
Ketua Program Studi Ketua Laboratorium

Drs.Rudi Martiawan.,M.SI R. Hari Busthomi Arrifin,S.T.,M.S


NIDN : 0405036101 NIDN : 042012700
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya, sehingga laporan ristek ini dapat diselesaikan. Laporan ristek ini
berjudul “ANALISIS MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DIBADAN
KESBANGPOL KABUPATEN PANGANDARAN”
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada dalam pembuatan tugas
ini baik dari segi penyusanan kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
laporan yang sudah peneliti buat ini.
Usulan penelitian ini telah saya buat sebaik mungkin dengan bantuan dari beberapa
pihak, Peneliti hendak menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam kelancaran penyusunan laporan penelitian yang dikerjakan oleh peneliti.
Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada yang terhormat :
1. Kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan ridho-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan penelitian ini.
2. Kepada ayah dan ibu sebagai orangtua penulis yang telah memberikan doa, motivasi
dalam segala hal.
3. Bapak Dr. Ahdiat, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan arahan
dan bimbingannya dalam penyusunan laporan ini.
4. Bapak Drs. Rudi Martiawan, M.Si, selaku Ketua Jurusan Administrasi Publik
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pasundan Bandung.
5. Bapak Rizky Ilhami, S. Sos., M.AP, selaku Sekretaris Program Studi Administrasi
Publik Universitas Pasundan.
6. Bapak Regan Vaughan, S.Ikom., M.AP, selaku Ketua Pelaksana Riset dan Praktek
2020.
7. Kepada sahabat saya Mochamad Azrial dan Reval Hakimu Rajulan yang telah
memberikan support dalam pengerjaan laporan ini.

i
8. Kepada rekan-rekan kelompok 10 terimakasih atas kerjasamanya.
9. Kepada Sarah Siti Nurhalizah, S.M yang selalu ada untuk mensuport dan membatu
penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
10. Kepada kepala badan kesatuan bangsa dan politik dan seluruh jajaran staf serta
pegawai.
Pada kesempatan ini Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita dan
membalas semua kebaikan pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
penyusunan laporan penelitian ini.

BANDUNG, JULI 2022

PENELITIAN

ii
DAFTAR ISI

Table of Contents
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

1.1 KONTEKS PENELITIAN ...................................................................................... 1

1.2 FOKUS PENELITIAN ............................................................................................ 3

1.3 TUJUAN PENELITIAN .......................................................................................... 3

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN .................................................................................. 4

BAB II OBJEK DAN METODE PENELITIAN .................................................................. 6

2.1 KAJIAN PUSTAKA ..................................................................................................... 6

2.1.1 KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU ................................................................ 6

2.1.2 KAJIAN TERDAHULU GRAND THEORI .......................................................... 9

2.1.3 KAJIAN TERHADAP MIDDLE THEORI .......................................................... 13

2.1.4 KAJIAN TERHADAP OPERASIONAL THEORI ............................................... 20

2.2 KERANGKA BERFIKIR ...................................................................................... 22

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ............................................................... 23

3.1 OBJEK PENELITIAN ................................................................................................ 23

3.2 METODE PENELITIAN ........................................................................................... 23

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN ...................................................................................... 24

iii
3.3.1 Wawancara ........................................................................................................... 24

3.3.2 Dokumentasi......................................................................................................... 25

3.3.3 Observasi .............................................................................................................. 25

3.4 INFORMASI .............................................................................................................. 26

3.5 OPERASIONAL PARAMETER ............................................................................... 26

3.6 ANALISIS DATA ...................................................................................................... 27

3.7 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA .................................................................. 29

3.8 JADWAL PENELITIAN ............................................................................................ 30

iv
DAFTAR TABEL

v
DAFTAR GAMBAR

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 KONTEKS PENELITIAN

Organisasi menjadi wadah untuk melaksanakan kerjasama dari aktivitas-aktivitas yang

ada dalam organisasi antara dua orang atau guna mencapai tujuan bersama secara rasional.

Organisai juga perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang saling berhubungan

untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui kewenangan, koordinasi, dan

pengawasan dalam mencapai tujuan. Dalam hal tersebut organisasi tidak luput dari bantuan

seorang pimpinan.

Organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan

visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang

tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah organisasi yang dapat

diakui keberadaannya oleh masyarakat di sekitarnya, karena memberikan kontribusi seperti

pengembangan sumber daya manusia dapat meningkatkan infrastrukrut yang ada untuk

keberlangsungan kehidupan masyarakat.

Dalam kehidupan di dunia ini manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi

derajatnya dan dianugrahi kemampuan untuk berpikir, memilih mana yang baik serta mana

yang buruk dibanding makhluk lainnya. Manusia juga adalah makhluk sosial yang tidak

dapat hidup sendiri. Manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan hidup

berkelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya

1
manusia yang berkualitas dan berjiwa pemimpin yang dapat mempengaruhi orang lain untuk

membawa perubahan dalam suatu kelompok kecil maupun besar.

Kinerja organisasi akan menjadi berkualitas apabila kinerja pegawai atau individualnya

baik. Bila organisasi ingin berkembang dengan pesat, organisasi harus mampu mempunyai

sumber daya manusia yang mampu menghasilkan kinerja pegawai yang baik. Sumber daya

manusia yang efektif akan membuat pegawai semakin loyal terhadap organisasi, semakin

termotivasi untuk bekerja, bekerja dengan rasa senang dan yang lebih penting kepuasan kerja

yang tinggi akan memperbesar kemungkinan tercapainya produktivitas dan kinerja pegawai

yang tinggi pula.

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) Kabupaten Pangandaran

merupakan salah satu lembaga teknis yang berada di lingkungan Pemerintahan Kabupaten

Pangandaran, unsur pendukung tugas Bupati yang dipimpin oleh seorang Kepala yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah,

tugas dan fungsi, Serta tata kinerja pegawai Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Pangandaran maka, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pangandaran memiliki

tugas pokok menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut;

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesatuan bangsa, politik dan perlindungan

masyarakat .

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang kesatuan

bangsa, politik dan perlindungan masyarakat.

2
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesatuan bangsa, politik dan

perlindungan masyarakat.

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Peran penulis disini untuk membantu mengoptimalisasikan kinerja pegawai agar lebih

baik lagi. Pengopimalisasikan kinerja pegawai merupakan salah satu variabel yang

berpengaruh untuk memecahkan masalah kinerja pegawai. Oleh karena itu, penulis tertarik

untuk mengkaji bagaimana “OPTIMALISASI KINERJA PEGAWAI DIBADAN

KESBANGPOL KABUPATEN PANGANDARAN”

1.2 FOKUS PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada

peneliti yaitu sebagai berikut;

1. Seberapa berpengaruh pengoptimalisasi kinerja pegawai pada badan kesatuan bangsa

dan politik Kabupaten Pangandaran?

2. Dimensi apa saja yang menjadi oprasional pengoprasian kinerja pegawai kinerja

pegawai badan kesatuan bangsa dan politik?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang berdasarkan

pertimbangan kontekstual dan konseptual untuk perbaikan bagi lembaga/instansi yang

bersangkutan. Kegunaan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

3
1. Memperoleh data dan mengaplikasikan mengenai pengoptimalisasian terhadap

kinerja pegawai pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pangandaran.

2. Mengumpulkan data dan informasi mengenai oprasional kinerja pegawai melalui

dimensi kerjasama, kemampuan yang efektivitas, kemampuan mendelegasikan waktu, dan

kemampuan mendelegasikan tugas pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten

Pangandaran.

1.4 KEGUNAAN PENELITIAN

Kegunaan penelitian terdiri dari kegunaan teoritis dan kegunaan praktis yang berdasarkan

pertimbangan kontekstual dan konseptual dan kegunaan praktis untuk perbaikan bagi

lembaga/instansi yang bersangkutan. Kegunaan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut;

1. kegunaan teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman serta

memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh dan bagi pengembangan

Ilmu Administrasi Publik umumnya khususnya mengenai optimalisasi kinerja pegawai di

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pangandaran

2. kegunaan praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan untuk pertimbangan

dan sumbangan pemikiran yang bermanfaat mengenai masalah optimalisasi terhadap kinerja

pegawai pada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Pangandaran.

3. kegunaan bagi penulis

4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman dan wawasan pribadi

dalam oengopimalisasian kinerja pegawai dalam suatu organisasi atau instansi lainnya.

5
BAB II

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

2.1 KAJIAN PUSTAKA

2.1.1 KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang digunakan oleh penulis sebagai acuan

untuk mendapatkan bahan perbandingan.

1. Hidayah (2008)

Peneliti melakukan penelitian yang berjudul “Pelaksanaan training dalam meningkatkan

kinerja karyawan.” (Studi kasus pada CV Gama Indonesia Kalpataru malang) dapat

disimpulkan bahwa training yang diterapkan di CV Gama adalah off the job training. Adapun

metode yang diterapkan yaitu experiental learing (belajar dari pengalaman). Karena dengan

belajar dari sebuah pengalaman dijadikan sebagai pengalaman. Dengan terapkan Outbond

Training kinerja karyawan menjadi lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari beberapa dimensi

yaitu kemampuan atau keterampilan karyawan, semangat kerja karyawan, dan kelancaran

pekerjaan karyawan. Variable yang digunakan penelitian tersebut yaitu Traini (X) dan kinerja

(Y).

2. Lubis (2008)

Melakukan penelitian yang berjudul “ Pengaruh pelatihan dan motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan”, dapat disimpulkan

bahwa: pengaruh pelatihan dan motivasi kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja

6
karyawan PT Perkebunan Nusantara IV (persero) medan yang selama ini mampu

meningkatkan kinerja karyawannya. Disamping itu, motivasi yang diberikan oleh pimpinan

atau perusahaan juga memiliki peran penting untuk meningkatkan semangat kerja dan

komitmen karyawan terhadap perusahaan yang akhirnya juga berhasil meningkatkan kinerja

karyawan, Variabel yang digunakan dalam peneliian tersebut adalah pelatihan (X1), Motivasi

(X2), dan kinerja karyawan (Y).

3. Amalia (2010)

Peneliti ini melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Evaluasi Efektivitas Program

Pelatihan (Studi pada karyawan unit produksi PT. Pertrokimia Grersik)” dapat disimpulkan

sebagai berikut: menurut persepsi karyawan unit produksi PT. Petrokimia Gersik bahwa

penelitian yang telah diselenggarakan adalah sangat efektif. Variable yang digunakan oleh

penulis yaitu Evaluasi (X1), Efektifitas (X2), dan pelatihan karyawan (Y).

Berdasarkan uraian di atas, ringkasan dari penelitian terdahulu tersebut dapat dilihat

dalam table di bawah ini:

7
TABEL 2.1
KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU
No Judul Penelitian Rumusan Metode Hasil dan
Masalah Pembawaan
1 Pelaksanaan Training Untuk Analisis Training yang
dalam meningkatkan mengetahui Deskriptif diterapkan di
kinerja karyawan (Studi metode apa CV Gama
kasusu pada CV Gama yang adalah off the
Indonesia Kalpatura digunakan job training.
Malang) dalam Adapun metode
melakukan yang diterapkan
training dalam yaitu
meningkatkan experiental
kinerja learing (belajar
karyawan pada memulai
CV Gama pengalaman).
Kalpatura
Malang.

Untuk
mengetahui
kinerja
karyawan
kasusunya
melalui
pelaksanaan
training pada
PT Gama
kalpatura
Malang
2 Pengaruh pelatihan dan Untuk Metode Pegaruh
motivasi kerja terhadap mengetahui analisis
pelatihan dan
kinerja karyawan PT. dan regresi linier
Perkebunan Nusantara menganalisis berganda motivasi kerja
IV (persero) Medan. pengaruh
berpengaruh
pelatuhan dan
motivasi kerja signifikan
terhadap
terhadap kinerja
kinerja
karyawan PT. karyawan PT.

8
Perkebunan Perkebunan
Nusantara
Nusantara IV
IV(persero)
Medan (persero)
Medan yang
selama ini
mampu
meningkatkan
kinerja
karyawan.

3 Analisis Evaluasi Untuk Analisis Menurut


efektivitas program memenuhi dan Deskritptif persepsi
pelatihan (Studi pada menganalisi karyawa unit
karyawan unit produksi efektivitas produksi PT.
PT. Petrokimia Gersik). program- Petrokima
program Gersik bahwa
pelatihan pelatihan yang
dengan telah
menggunakan diselenggarakan
teori evaluasi adalah sangat
pelatihan efektif.
Donald L.
Krikpatrik
(1954)

2.1.2 KAJIAN TERDAHULU GRAND THEORI

2.1.2.1 Teori Administrasi

Pada keberadaannya, administrasi senantiasa dikembangkan sebagai pola pikir atau

pedoman dalam melakukan berbagai aktivitas manusia dalam meminimalisir terjadinya

kegagalan dalam melaksanakan suatu kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya.

9
Administrasi merupakan sebuah usaha atau kegiatan yang berkaitan dengan pencapaian

tujuan. Dalam arti sempit, administrasi dikenal sebagai kegiatan yang meliputi pencatatan,

surat menyurat, pembukuan ringan, ketik-mengetik, menyiapkan agenda dan sebagainya

yang bersifat teknis ketatausahaan. Administrasi digambarkan sebagai suatu proses

kerjasama yang dilakukan oleh lebih dari satu orang dalam mencapai suatu tujuan dengan

memanfaatkan berbagai macam sarana dan prasarana tertentu agar lebih efektif dan efisien.

Menurut Ulbert Sillalahi dalam bukunya Studi Tentang Ilmu Administrasi (2016:7)

mengemukakan bahwa:

“Administrasi dalam arti luas yaitu administrasi berhubungan dengan kegiatan

kerja sama yang dilakukan manusia atau sekelompok orang sehingga tercapai tujuan

yang diinginkan”.

Berdasarkan uraian oleh ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi dalam arti luas

adalah sebagai proses kerjasama baik individu maupun kelompok dalam melaksanakan suatu

perencanaan tertentu dengan harapan dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

Namun dalam kenyataannya administrasi memiliki tingkatan tertentu, mulai dari

gambaran administrasi secara luas hingga gambaran administrasi secara sempit, tergantung

sebagaimana kita melihatnya, baik dari fokus kajian dengan memerlukan pemikiran yang

sifatnya keilmuan maupun melihat dari segi fokus kajian dengan memerlukan pemikiran

10
yang sifatnya keilmuan maupun dilihat dari segi lokus sebagai aktivitas atau kegiatan yang

hasilnya dapat memenuhi tuntutan kehidupan manusia.

Adapun juga menurut Ulbert Sillalahi dalam bukunya The Study of Administrative

Sciences (2016:5) mendefinisikan administrasi dalam arti sempit yaitu:

“Administrasi merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara

sistematis dengan maksud untuk menyediakan keterangan serta memudahkan

memperolehnya kembali secara keseluruhan dan dalam hubunganya satu sama lain.”

Menurut uraian ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian administrasi dalam

arti sempit merupakan kegiatan dalam penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara

sistematis dengan tujuan untuk memudahkan dalam menemukan data dan informasi yang

diperlukan pada waktu yang berbeda.

Sedangkan menurut Sondang P. Siagian dalam buku Administrasi Pembangunan (2004:

2) yang mendefinisikan administrasi sebagai:

“Keseluruhan proses pelaksanaan dari keputusan-keputusan yang telah diambil

dan pelaksanaan itu pada umumnya dilakukan oleh dua orang manusia atau lebih

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

Berdasarkan definisi dari ahli diatas dapat disimpulkan bahwa administrasi adalah suatu

kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan yang telah

ditentukan.

11
2.1.2.2 Teori Administrasi Publik

Dengan adanya keberadaan administrasi publik didalam suatu negara merupakan suatu

keharusan bagi setiap negara karena administrasi publik mencakup kumpulan norma-norma

dan aturan-aturan yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Nicholas Henry dalam Beddy (2019: 225), sebagai berikut:

“Administrasi publik merupakan kombinasi yang sangat beragam serta tidak berpola
antara teori dan pelaksanaan. Administrasi publik dimaksudkan untuk lebih
memahami hubungan antara pemerintah dengan masyarakatnya serta meningkatkan
responsibilitas kebijakan negara terhadap berbagai kebutuhan sosial, dan juga
melembagakan praktik-praktik manajerial agar terbiasa lebih efektif dan efisien.”

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa administrasi publik memiliki

pengaruh dalam menghubungkan antara pemerintah dengan masyarakatnya meskipun pada

kenyataannya tidak selalu berpola pada teori dan pelaksanaannya namun dapat meningkatkan

responsibilitas kebijakan negara terhadap kebutuhan sosial agar lebih efektif dan efisien.

2.1.2.3 Fungsi Administrasi

Wiliiam H. Newman, menyebut “The work of Administration” yang dapat dibagi dalam

5 ( lima ) proses yaitu :

1. Perencanaan (Planing)

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Pengumpulan Sumber (Assembling resources)

4. Pengendalian kerja (supervaising)

12
5. Pengawasan (controling)

Berdasarkan pemaparan fungsi administrasi diatas dapat disimpulkan bahwa untuk

menentukan apa yang ingin dilakukan dalam suatu pekerjaan disebut dengan (planning),

mengelompokkan kegiatan yang dilakukan namun saling berhubungan disebut dengan

(organizing), mengumpulkan sebuah informasi sebanyak mungkin dapat disebut dengan

(assembling resources), Menggerakkan dan memberi instruksi agar kegiatan berlangsung

yang disebut dengan (supervising), Tindakan mengusahakan agar hasil pelaksanaan relatif

sesuai dengan yang diharapkan (controlling).

2.1.3 KAJIAN TERHADAP MIDDLE THEORI

2.1.3.1 Pengertian Optimalisasi

Pengertian operational performance bagi Daft( 2010), merupakan sesuatu bidang

manajemen yang secara khusus mengkaji penciptaan barang dan jasa, serta memanfaatkan

alat- alat serta teknik- teknik khusus untuk memecahkan masalah-masalah produksi. Ada

pula menurut (Handoko, 2008), kinerja operasional (operational performance) ialah

penerapan kegiatan- kegiatan manajerial yang dibawakan dalam pemilihan, perancangan,

update, pengoperasian serta pengawasan sistem- sistem produksi. Kinerja operasi ialah suatu

pengukuran dari performa industri terhadap standar ataupun indicator yang efisien, efektif,

dan tanggung jawab sosial seperti halnya: produktivitas, siklus dan kepatuhan terhadap

peraturan serta secara lebih rinci tujuan ini berhubungan dengan :

13
1. Efektivitas dan efisiensi dari kinerja sebuah perusahaan dalam menggunakan asset

dan sumber daya lainnya.

2. Melindungi perusahaan dari kerugian.

3. Memastikan bahwa seluruh karyawan telah bekerja memenuhi sasaran dan tujuan

dengan efisien dan disertai integritas yag tinggi, tanpa biaya yang tidak diinginkan atau

berlebih.

4. Berbagai pihak (pegawai, vendor, maupun pelanggan) memposisikan kepentingan

perusahaan.

Setiap perusahaan mendeskripsikan strategi dan tujuan perusahaan mereka, kemudian

mengidentifikasi kinerja operasinalnya yang harus dipenuhi agar strategi perusahaannya

tercapai. Lalu perusahaan akan menentukan alat apa yang akan digunakan untuk mengukur

kinerja operasinya. Kesimpulannya adalah demi memenuhi dan tercapainya tujuan-tujuan

organisasi, perusahaan melaksanakan fungsi-fungsi berikut:

1. Perencanaan

Keputusan yang menyangkut kreatifitas metode pelaksanaan suatu operasi produktif atau

tidak.

2. Pengorganisasian

Merupakan ketetapan-ketetapan perencanaan dengan jangka waktu yang panjang atau

dasar forecast permintaan dan keputusan scheduling pekerjaan serta pengalokasian pegawai

dalam jangka waktu yang pendek.

14
3. Pengarahan

Ketetapan-ketetapan yang dilakukan dalam sistem produksi berdasarkan tujuan

organisasional, perubahan permintaan dan manajemen.

4. Pengawasan

Prosedur-prosedur yang menyangkut pengambilan tindakan korektif dalam operasi

produksi barang atau penyedia jasa.

2.1.3.2 Teori Kinerja

Sebagaimana dikemukan oleh Mangkunegara (2009) bahwa isitilah kinerja dari kata kata

job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang

dicapai oleh seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang

diberikan padanya. Lebih lanjut Mangkunegara (2009) menyatakan bahwa pada umumnya

kinerja dibedakan menjadi dua, yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi.

Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses (Nurlaila,

2010:71). Menurut pendekatan perilaku dalam manajemen, kinerja adalah kuantitas atau

kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan

pekerjaan (Luthans, 2005:165).

Anwar Prabu Mangkunegara (2009 : 75) mengemukakan bahwa indikator kinerja, yaitu :

15
1. kualitas

Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang seharusnya

dikerjakan.

2. Kuantitas

Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu harinya.

Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai itu masing-masing.

3. pelaksanaan tugas

Pelaksanaan tugas adalah seberapa jauh karyawan mampu melakukan pekerjaannya

dengan akurat atau tidak ada kesalahan.

4. Tanggung jawab

Tanggung jawab terhadap pekerjaan adalah kesadaran akan kewajiban karyawan untuk

melaksanakan pekerjaan yang diberikan perusahaan.

2.1.3.3 Teori Kinerja Pegawai

1. Pengertian kinerja pegawai

Kinerja pegawai menurut Sinambela sebagaimana dikutip oleh Renaldy H. Lukiman dan

JB Widodo Lestarianto didefinisikan sebagai kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu

keahlian tertentu. Kinerja pegawai sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui

seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Untuk itu diperlukan kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama

yang dijadikan sebagai acuan.

16
Menurut Mangkunegara sebagaimana dikutip oleh Farida Fitriani Ismail dan Dedy

Sudarmadi karakteristik orang yang mempunyai kinerja tinggi adalah sebagai berikut:

1) Memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi.

2) Berani mengambil dan menanggung resiko yang dihadapi.

3) Memiliki tujuan yang realistis.

4) Memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisasikan

tujuannya.

5) Memanfaatkan umpan balik (feedback) yang konkrit dalam seluruh kegiatan kerja

yang dilakukannya.

6) Mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa, kinerja adalah suatu hasil yang telah

dicapai seseorang dari sesuatu yang telah dilakukan sesuai dengan tanggung jawabnya dan

dalam batasan waktu tertentu. Dari kinerja ini dapat diketahui kemampuan seseorang, karena

dalam kinerja ini seseorang dituntut untuk melakukan tugasnya dengan baik dan cepat.

- Penilaian Kinerja

Proses penilaian kinerja yang berhasil terletak pada beberapa dasar utama , yaitu sebagai

berikut :

 Timing

Penilaian kinerja harus diatur oleh kalender, bukan jam. Manajer harus melakukan paling

tidak dua kali pertemuan formal dengan pekerja setiap tahun. Sekali diawal pada saat

17
melakukan perencanaan dan diakhir pekerjaan sekali lagi untuk nilai hasil . Diantara dua

periode tersebut manajer harus meng-coah pekerjaannya setiap hari.

 Clarity

Kita tidak dapat menilai seberapa baik melakukan pekerjaan dengan jelas tentang apa

sebenarnya pekerjaan itu. Setiap pekerja mempunyai lima sampai enam tanggung jawab

kunci. Apabila belum jelas diawal tahun, maka perlu duduk bersama untuk merumuskan

untuk memulai menilai seberapa baik pekerja menjalankan tugasnya.

 Cossistency

Proses penilaian yang efektif meningkat langsung dengan mission statement dan nilai-

nilai organisasi . Apa yang tercantum dalam penilaian kinerja harus sama dengan apa yang

terdapat dalam mission statement.

- Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja

A) Menurut Robbins Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja adalah sebagai berikut:

1) Iklim organisasi, dalam suatu organisasi sangatlah penting bagi pimpinan untuk

memahami kondisi organisasi, karena ia harus menyalurkan bawahan sehingga mereka dapat

mencapai tujuan pribadi dan tujuan organisasi. Dengan adanya iklim kerja yang kondusif,

maka hal itu akan mempengaruhi kinerja karyawan.

2) Kepemimpinan, Peranan pemimpin harus mampu dan dapat memainkan peranannya

dalam suatu organisasi, pemimpin harus mampu menggali potensi – potensi yang ada pada

dirinya dan memanfaatkannya di dalam unit organisasi.

18
3) Kualitas pekerjaan, Pekerjaan yang dilakukan dengan kualitas yang tinggi dapat

memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan. Penyelesaian tugas yang terandalkan, tolok

ukur minimal kualitas kinerja pastilah dicapai.

4) Kemampuan kerja, untuk mengatur pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya

termasuk membuat jadwal kerja, umumnya mempengaruhi kinerja seorang karyawan.

5) Inisiatif, merupakan faktor penting dalam usaha untuk meningkatkan kinerja

karyawan. Untuk memiliki inisiatif dibutuhkan pengetahuan serta ketrampilan yang dimiliki

para karyawan dalam usaha untuk meningkatkan hasil yang dicapainya.

6) Motivasi, merupakan subyek yang penting bagi pimpinan, karena menurut definisi

pimpinan harus bekerja dengan dan melalui orang lain. Pimpinan perlu memahami orang -

orang berperilaku tertentu agar dapat mempengarhuinya untuk bekerja sesuai dengan yang

diinginkan perusahaan.

7) Daya tahan/ kehandalan, Apakah karyawan mampu membuat perencanaan dan

jadwal pekerjaannya. Sebab akan mempengaruhi ketepatan waktu hasil pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab seorang karyawan.

8) Kuantitas pekerjaan, Pekerjaan yang dilakukan karyawan harus memiliki kuantitas

kerja tinggi dapat memuaskan yang bersangkutan dan perusahaan. Dengan memiliki

kuantitas kerja sesuai dengan yang ditargetkan, maka hal itu akan dapat mengevaluasi kinerja

karyawan dalam usaha meningkatkan prestasi kerjanya.

19
9) Disiplin kerja, Dalam memperhatikan peranan manusia dalam organisasi, agar dapat

mencapai tujuan yang ditentukan diperlukan adanya kedisiplinan yang tinggi sehingga dapat

mencapai suatu hasil kerja yang optimal atau mencapai hasil yang diinginkan bersama.

B) Menurut Dale Timple yang dikutip oleh Sarita Permata dewi terdapat dua faktor yang

mempengaruhi Kinerja Karyawan yaitu:

1) Faktor internal adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan sifatsifat seseorang

meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat fisik, motivasi, umur, jenis kelamin, pendidikan,

pengalaman kinerja, latar belakang budaya, dan variabel personal lainnya.

2) Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yang

berasal dari lingkungan meliputi kebijakan organisasi, kepemimpinan, tindakantindakan

rekan kerja, pengawasan, sistem upah, dan lingkungan social.

2.1.4 KAJIAN TERHADAP OPERASIONAL THEORI

Definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Salah satu instrumen yang digunakan pada Sistem Pengelolaan Kinerja Kementerian

Keuangan untuk menerjemahkan sasaran strategis organisasi menjadi suatu yang terukur dan

untuk pengukuran kinerja pegawai maupun unit organisasi. Pengelolaan

Kinerja, dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Inisiatif Strategi.

IKU atau Indikator Kinerja Utama merupakan tolok ukur keberhasilan pencapaian

Sasaran Strategis atau kinerja. Penyusunan IKU dilakukan setiap satu tahun sekali atau pada

20
saat pegawai pindah ke tempat tugas yang baru. Setiap IKU nantinya akan dinilai capaiannya

berdasarkan hasil kerja pegawai yang bersangkutan.

KU yang baik memiliki karakteristik dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) menganut

prinsip SMART-C yang merupakan singkatan dari specific, measurable,agreeable, realistic,

time-bounded, dan continuously improped.

 Specific: mampu menyatakan sesuatu secara definitif (tidak normatif), tidak

bermakna ganda,relevan dan khas/unik dalam menilai serta mendorong kinerja suatu

unit/pegawai.

 Measurable: mampu diukur dengan jelas dan jelas cara pengukurannya. Pernyataan

IKU seharusnya menunjukkan satuan pengukurannya.

 Agreeable: disepakati oleh pemilik IKU dan atasannya.

 Realistic: merupakan ukuran yang dapat dicapai dan memiliki target yang

menantang.

 Time-bounded: memiliki batas waktu pencapaian.

 Continously Improved: kualitas dan target disesuaikan dengan perkembangan

strategi organisasi dan selalu disempurnakan.

Suatu IKU dianggap telah memenuhi kriteria SMART-C berdasarkan kesepakatan antara

pengelola kinerja organisasi, pemilik IKU dan atasan langsung pemilik IKU.

Pengelolaan kinerja pegawai merupakan suatu proses strategis dan terpadu yang

menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan kinerja pegawai dalam mencapai

21
sasaran dan tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja harus dikelola secara baik agar

dapat menghasilkan kinerja yang optimal bagi organisasi, mengingat pentingnya pengelolaan

kinerja pegawai sesuai tuntutan capaian kinerja organisasi.

2.2 KERANGKA BERFIKIR

GAMBAR 2.1 KERANGKA BERFIKIR

OPTIMALISASI
Gambar 2.1KINERJA
PEGAWAI DIBADAN KESATUAN
BANGSA DAN POLITIK
KABUPATEN PANGANDARAN

INPUT Process Output


1. Seberapa Handoko (2008) Pengoptimalan kinerja
berpengaruh pegawai badan
pengoptimalisasi  Perencanaan
kesatuan bangsa dan
kinerja pegawai  Pengorganisasian
politik.
pada badan  Pengarahan
kesatuan bangsa
dan politik Pengawasan
Kabupaten
Pangandaran?
2. Dimensi apa saja
yang menjadi
oprasional
pengoprasian
kinerja pegawai
kinerja pegawai
badan kesatuan
bangsa dan politik?

22
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 OBJEK PENELITIAN

Gambaran Umum Badan Kesatuan Bangsa dan Politik kabupaten Pangandaran

Dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa diperlukan ketahanan nasional

dalam bidang ideologi, politik, ekonomi, agama, sosial dan budaya. Upaya untuk menjaga,

memelihara, serta meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa perlu terus dilakukan

termasuk diKabupaten Pangandaran. Institusi pengemban tugas dan kewajiban berat namun

mulia ini dapat saja berubah sesuai dengan ketentuan perundangan dan wacana yang

berkembang, namun tetap harus ada institusi yang dijalankan tugas dan fungsi tersebut.

Berkaitan dengan pentingnya hal di atas Badan Kesatuan Bangsa dan Politik senantiasa

berupaya melakukan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik

sebagai upaya meningkatkan efektifitas pemerintahan daerah, peningkatan kualitas

demokrasi dan untuk menunjang laju pembangunan perdagangan dan jasa di kabupaten

Pangandaran. Program dan kegiatan yang disusun difokuskan kepada pemantapan ideologi

dan kewaspadaan nasional, ketahanan bangsa, politik dalam negeri (pengkajian strategi

daerah).

3.2 METODE PENELITIAN

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu

23
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada

suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah

(Moleong, 2007:6). Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada

sekarang berdasarkan data-data. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada

penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai optimalisai kinerja pada

badan Kesatuan bangsa dan politik dikabupaten pangandaran secara mendalam dan

komprehensif. Selain itu, dengan pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan situasi

dan permasalahan yang dihadapi dalam penelitian Optimalisasi kinerja ini.

3.3 TEKNIK PENGUMPULAN

3.3.1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yang

bertujuan untuk memperoleh informasi terkait dengan fokus penelitian yang akan dikaji

melalui percakapan atau tanya jawab secara langsung dan lisan kepada pihak – pihak yang

dianggap berkompeten dalam memberikan informasi mengenai masalah yang akan diteliti.

Dalam proses pengumpulan data ini peneliti melakukan wawancara secara langsung

dengan tatap muka, mengajukan pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya. Tanya jawab

ini dilakukan terus menerus dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai

24
optimalisasi kinerja dibadan kesatuan bangsa dan politik (KESBANGPOL) Kabupaten

Pangandaran.

3.3.2 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berupa tulisan dan

gambar. Dokumen yang berbentuk tulisan itu berupa catatan harian, peraturan, kebijakan,

dan dokumen yang berbentuk gambar yaitu berupa gambar hidup, foto dan lain-lain.

Sedangkan dokumen yang berbentuk lisan itu berupa rekaman pembicaraan. Dan dari

dokumen ini peneliti mengumpulkan data berupa tulisan yaitu kebijakan serta dokumen-

dokumen lain yang di anggap penting yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang

dilakukan. Selain itu juga mengumpulkan data berupa foto dan rekaman.

3.3.3 Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti

melalui pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Observasi ini biasanya

dilakukan untuk mendapatkan informasi yang relevan karena dilakukan melalui pengamatan

langsung. Pada penelitian ini peneliti mencari sumber data dengan cara melakukan

pengamatan langsung pada tempat atau objek penelitian yang diteliti yang berkaitan dengan

Badan kesatuan bangsa dan politik (KESBANGPOL) Kabupaten Pangandaran.

25
3.4 INFORMASI

Dalam mendapatkan data secara representatif diperlukan informasi secara mendalam,

informasi yang dianggap relevan dari orang yang memahami permasalahan yang akan

diteliti. Untuk menjawab masalah yang akan diteliti, maka membutuhkan informan.

Informan yang peneliti maksud adalah orang yang dianggap paling tahu informasi mengenai

permasalahan yang diperlukan, maka dalam menjawab permasalahan yang diteliti akan

sesuai dengan kondisi yang memang benar terjadi adanya sehingga informasi yang didapat

dianggap relevan.

TABEL 3.1
INFORMAN PEGAWAI KESBANPOL
NO JABATAN NAMA KETERANGAN
1.
2.
3.
4.
5.

3.5 OPERASIONAL PARAMETER

Dalam Operasional ini didalam nya terdapat hal – hal penting dalam penelitian yang

memerlukan penjelasan yang bersifat spesifik, rinci dan tegas. Dalam operasional parameter

ini menggambarkan karakteristik variabel penelitian serta hal – hal yang dianggap penting.

Dalam operasional parameter terdapat keterangan atau informasi yang dapat menjelaskan

batas-batas atau bagian tertentu dari suatu sistem. Berikut operasional parameter dalam

penelitian ini yaitu :

26
TABEL 3.2
OPERASIONAL PARAMETER
VARIABEL DIMENSI TEKNIK INDIKATOR
PENGUMPULAN
DATA
Optimalisasi Perencanaan Wawancara  Metode
kinerja pelaksanaan
karyawan  Keputusan
dibadan Pengorganisasian Wawancara  Permintaan

kesatuan  Jadwal
bangsa dan keputusan
politik  Pengalokasian
Pengarahan Wawancara dan  Ketetapan
Observasi
 Permintaan
pengawasan Dokumentasi  Prosedur

3.6 ANALISIS DATA

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yaitu

dalam mencari datanya diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan data – data yang

diberikan dari dinas. Setelah itu disusun kedalam pola dengan memilih mana yang penting

setelah itu di deskripsikan.

Menurut Miles & Huberman yang dikutip Ramdhan (2019:15) dalam analisis data terdiri

dari tiga tahapan kegiatan yang terjadi secara bersamaan diantaranya:

27
1) Reduksi Data

Reduksi data ini merupakan tahapan yang merangkum data – data yang sudah didapat

dengan cara menggolongkan, mengarahkan, dan membuang yang tidak perlu. Sehingga akan

ada kesimpulan akhir yang nantinya menjadi sebuah data yang memang dianggap penting

untuk dijadikan bahan analisis. Karena data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak

sehingga perlu diteliti kembali dan memfokuskan kepada data yang penting. Dengan begitu

data yang sudah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas sehingga akan

memudahakan peneliti dalam proses pengumpulan data selanjutnya.

2) Penyajian data

Penyajian data ini merupakan kegiatan menyusun informasi yang sudah di dapat yaitu

berdasarkan pada pokok dalam reduksi data. Yang nanti nya akan berlanjut kepada

kesimpulan. Bentuk penyajian data ini berupa catatan lapangan yang berbentuk narasi

singkat, jenis matriks, gambar, jaringan kerja, kaitan kegiatan serta tabel sebagai pendukung

narasinya. Sehingga akan memudahkan peneliti dalam memahami data yang didapat dengan

keadaan apa yang terjadi.

3) Penarikan kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan teknik analisis data yang terakhir dilakukan yaitu

untuk mendapatkan hasil analisis dengan penjabaran yang jelas dan sistematis sesuai dengan

rumusan masalah yang telah dikemukakan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara dan pasti akan mengalami perubahan karena akan menemukan beberapa

28
penemuan – penemuan data yang baru sehingga kesimpulan ini akan menjadi bukti yang

valid dan harus dipertanggung jawabkan secara akademis dan keilmuan.

3.7 PEMERIKSAAN KEABSAHAN DATA

Pemeriksaan keabsahan ini bertujuan untuk memastikan bahwa penelitian yang dilakukan

dapat dipertanggung jawabkan. Dan beberapan teknik dalam pemeriksaan keabsahan data

menurut moleong (2006 : 326-327) dalam Ibnu, Liansyah dah Wildia (2018: 7-8) yaitu :

1) Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan ini merupakan proses dimana peneliti hadir bersama, mengamati,

melihat langsung objek penelitian. Untuk memudahkan dalam mendapatkan data. Setelah

data di dapat peneliti memeriksa kembali keabsahan data – data tersebut.

2) Ketekunan Pengamatan

Pengamatan merupakan teknik utama dalam memiliki peran yang signifikan, melalui

ketekunan pengamatan peneliti bisa memahami keadaan objek dan mempelajari bagaimana

situasi yang terjadi, lalu Mencari apa yang diperhitungkan dan yang tidak dapat sehingga

dapat menafsirkannya menjadi sebuah data penelitian.

3) Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara membandingkan antara

sumber teori maupun teknik penelitian. Menurut Patton (1978) dalam Ibnu, Liansyah dah

Wildia triangulasi teknik/metode dapat dilakukan dengan cara :

 Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

29
 Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi

 Membandingkan apa yang dikatakan orang dalam waktu tertentu (waktu penelitian)

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

 Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan

pandangan orang seperti masyarakat dan pemerintah.

 Membandingkan hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

3.8 JADWAL PENELITIAN

Dalam pelaksanaan penyusunan penelitian ini dilakukan dari bulan Juni 2022 hingga

bulan Oktober 2022 dengan mengambil lokasi di Badan Kesatuan Bangsa dan Politik di

Kabupaten Pangandaran. Dengan perincian jadwal sebagai berikut;

1. Persiapan

2. Penyusunan Proposal

3. Pengumpulan Data Lapangan

4. Analisis Data

5. Penyusunan Data

6. Pengolahan Data

7. Penyusunan Laporan

8. Perbaikan dan Pelaporan Data

30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai