Anda di halaman 1dari 6

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

DALAM RANGKA PENINGKATAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU


KOTA PASURUAN
(Studi pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan)

Errica Dwi Tanti, Soesilo Zauhar, Siti Rochmah


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: erricadwitanti@yahoo.com

Abstract: Implementation of Bureaucracy for Improvement The Integrated Licencing Service in


Pasuruan City (Study in Departement of Investment and Integrated Licencing Service
Pasuruan City). The movement of goverment paradigm from centralistic to decentralistic which
characterized by local autonomy policy bring new condition in implementation of local
government. This paradigm movement characterizing include the movement of task volume or
assesment of local goverment for acommodating all of affairs that submit later will be contained in
organization structure of local apparatus. Bureaucracy reformation in both central and local
JRYHUQPHQW DUH QHHGV IRU UHDOL]DWLRQ RI ³JRRd 3XEOLF JRYHUQDQFH´ HIIRUW %XUHDXFUDF\
reformation another government departement, trust of society for government will be down when
related with convoluted licene documents. With many problems make Departement of Investment
and Integrated Licencing Service Pasuruan City did the bureaucracy reformation with lauched
The One Gate Licencing Service System that based on Rule of Interior Minister.

Keywords: bureaucracy reformation, public service, one stop service

Abstrak: Pelaksanaan Birokrasi Dalam Rangka Peningkatan Pelayanan Perijinan Terpadu


Kota Pasuruan (Studi pada Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu
Kota Pasuruan). Perubahan paradigma pemerintah dari sentralistis menuji desentralistis yang
ditandai dengan kebijakan otonomi daerah membawa nuansa baru dalam penyelenggaraan
pemerintah daerah. Perubahan paradigma tersebut sekaligus mencirikan perubahan volume atau
beban tugas pemerintah daerah dalam menampung seluruh urusan yang diserahkan nantinya akan
diwadahi dalam struktur organisasi perangkat daerah. Reformasi Birokrasi baik pada tingkat
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah merupakan kebutuhan dalam upaya untuk
PHZXMXGNDQ ³good public governance´ 5HIRUPDVL ELURNUDVL GLQDV SHPHULQWDK ODLQQ\D
kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah menjadi menurun ketika berurusan dengan dokumen
perijinan yang terkesan berbelit-belit. Dengan adanya permasalahan-permasalahan membuat
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan melakukan reformasi
birokrasi dengan mengeluarkan sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang berdasar pada
Peraturan Mentri Dalam Negeri.

Kata Kunci: reformasi birokrasi, pelayanan publik, pelayanan terpadu satu pintu

Pendahuluan pembangunan suatu negara. Sehingga birokrasi


Perubahan paradigma pemerintah dari masih menjadi momok menakutkan bagi
sentralistis menuju desentralistis yang ditandai perkembangan perijinan investasi di Indonesia.
dengan kebijakan otonomi daerah membawa Momok tersebut menciptakan keterikatan antara
nuansa baru dalam penyelenggaraan pemerintah birokrasi dan sistem politik. Sistem politik pun
daerah sebagai upaya memandirikan daerah dan menempatkan birokrasi sebagai kontrol sentral
memberdayakan masyarakat. Perubahan masyarakat.Sentralisasi birokrasi secara kontinu
paradigma tersebut sekaligus mencirikan sulit dipisahkan dari kepentingan politik praktis.
perubahan volume atau beban tugas pemerintah Birokrasi yang seharusnya merupakan institusi
daerah dalam menampung seluruh urusan yang pelaksana kebijakan public kini mengalami
diserahkan nantinya akan diwadahi dalam pergeseran peran menjadi instrumen politik
struktur organisasi perangkat daerah. praktis.
Birokrasi pemerintah memegang peran Sama halnya dengan reformasi birokrasi
utama, bahkan peran tunggal, dalam dinas pemerintah lainnya, kepercayaan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 16


masyarakat terhadap pemerintah menjadi birokrasikan menghasilkan dimana dinas tersebut
menurun ketika berurusan dengan dokumen dapat meningkatkan pelayanan yang baik dari
perijinan yang terkesan berbelit-belit. Padahal output dan input dari dinas tersebut. Maka
dokumen perijinan yang seharusnya bisa Pelayanan berarti melayani, suatu jasa yang
diproses dengan cepat menjadi lambat. Perijinan dibutuhkan oleh masyarakat dalam segala
yang berbelit adalah penyakit lama birokrasi. bidang. Pelayanan merupakan suatu pendekatan
Dari pra-penelitian yang telah dilakukan organisasi total yang menghasilkan kualitas
peneliti, peneliti menemukan beberapa permasa- pelayanan yang diterima pengguna jasa, sebagai
lahan yang terjadi di Badan Penanaman Modal kekuatan penggerak utama dalam pengoprasian
dan Pelayanan Ijin Terpadu Kota Pasuruan bisnis Sedarmayanti (1992, h.243). Sehingga
tersebut. Permasalahan-permasalahan tersebut segala bentuk pelayanan yang dilakukan oleh
diantaranya seperti memberikan pelayanan aparat pemerintah tidak bertentangan dengan
publik terkendala dari segi waktu pengurusan norma dan aturan. Kepentingan aparatur
izin yang relatif lama, karena proses yang pemerintah bersumber padakebutuhan hajat
berbelit dan menyangkut banyak lembaga teknis, hidup masyarakat.Jika dilihat secara seksama,
biaya yang relatif tinggi karena proses yang pelayanan publik di daerah cenderung masih
panjang dan tidak transparan sehingga terbuka ³MDODQ GL WHPSDW´. Seyogyanya praktik pelayanan
peluang untuk terjadinya pungutan liar, tidak dapat dilaksanakan lintas sektoral, seperti:
adanya kejelasan baik biaya maupun waktu ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Namun hal
penyelesaian. Permaasalah pelayanan ini diaki- tersebut terkendala oleh banyaknya masalah di
batkan oleh kurang adanya kesadaran terhadap daerah.
kewajiban yang sebenarnya merupakan tanggung Oleh karena itu dalam melakukan
jawab aparatur negara.Hal ini mengakibatkan pelayanan, suatu birokrasi memerlukan adanya
kinerja yang seenaknya.Padahal masyarakat yang efektivitas dan efesiensi organisasi. Efektivitas
sudah menunggu hasil kerja meski masih banyak Organisasi merupakan merupakan konsep
terdapat keluhan.Keluhan tersebutdiciptakanoleh penting dalam organisasi, karna mampu
tidak adanya kedisiplinan kerja, kerja sistem, memberikan gambaran keberhasilan organisasi
prosedur dan teknis kerja yang tidak berjalan mencapai sasaran Sedarmayanti (2009, h.82).
sesuai harapan. Pengorganisasian tugas pelaya- Dimana efektivitas organisasi harus mampu
nan yang prematur menimbulkan kesengajaan memberikan gambaran hubungan timbal balik
peran dan tumpang tindihnya tugas. Kemampuan yang baik serta harmonis antara organisasi
pegawai yang tidak sesuai dengan tugas dan dengan lingkungan yang lebih luas. Sehingga
fungsi mengakibatkan proses penyelesaian apakah suatu organisasi tersebut mampu
pelayanan menjadi lama. Lamanya proses bertahan dan hidup terus menerus dalam
penyelesaian ini mengakibatkan hasil pekerjaan lingkungannya sehingga kelangsungan hidup
tidak dapat memenuhi standar yang telah organisasi yang bersangkutan bisa menjadi tolok
ditetapkan, tidak tersedianya pelayanan yang ukur terakhir atau ukuran jangka panjang
memadai sehingga pekerjaan dan penyelesaian mengenai efektivitas organisasi. Sedangkan
masalah menjadi lamban danwaktu banyak yang efisiensi organisasi merupakan konsep yang
hilang Moenir (2001, h.41). lebih terbatas, menyangkut proses internal
Dalam rangka mewujudkan pelayanan organisasi Sedarmayanti (2009, h.82). Kriteria
publik yang cepat, mudah, transparan, pasti, dan yang berjangka pendek tersebut terfokus pada
terjangkau, serta dalam rangka memberikan suatu siklus yaitu siklus masukan-proses-
akses yang lebih luas kepada masyarakat Kota keluaran, dan bukan hanya menekankan pada
Pasuruan untuk memperoleh pelayanan publik elemen masuk dan proses saja.
yang baik, maka dibentuklah Pelayanan Terpadu Dari sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Satu Atap (PTSA) Kota Pasuruan. Cara kerja (PTSP) yang di keluarkan oleh Peraturan Menteri
sistem PTSA diantaranya adalah bentuk Dalam Negeri (Pemendagri) telah dijelaskan
pelayanan yang dimana dalam melakukan sebuah serta dikeluarkan oleh Badan Penanaman Modal
kegiatan pelayanan dilakukan dalam satu tempat dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan.
atau satu atap. Kekurangan sistem Pelayanan Besar harapannya, dalam menjalankan tugasnya
Terpadu Satu Atap adalah prosedur sulit untuk sebagai badan penyusun dan pelaksanaan
dapat disederhanakan karena ego sektoral di kebijakan daerah khususnya dibidang pelayanan
banyak SKPD. perijinan daerah, reformasi birokrasi dalam
Berdasarkan adanya kebijakan reformasi rangka peningkatan pelayanan yang diterapkan
birokrasi dalam sistem pelayanan perijinan, maka oleh pemerintah kota pasuruan diharapkan
selain kita dapat melihat kebijakan dari suatu mampu memenuhi harapan dibentuknya badan
badan ataupun dinas yang telah direformasi ini. Sehingga menyederhanakan proses perijinan

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 17


merupakan suatu keharusan dalam rangka Sedarmayanti (2008, h.122).Efektivitas dapat
menjawab tuntutan masyarakat sebagai upaya mendeskripsikan kemampuan bertahan suatu
peningkatan pelayanan yang semakin maju serta organisasi dalam lingkungannya, sehingga
berkembang, untuk mengetahui seefektif dan kelangsungan hidup organisasi yang bersang-
sejauh mana peningkatan pelayanan pemerintah kutan dianggap sebagai ukuran sekaligus
kota Pasuruan dengan aplikasi atau implemen- proyeksi jangka panjang organisasi.
tasinya di lapangannya. Efisiensi organisasi menurut Sedarmayanti
(2009, h.82) merupakan konsep yang lebih
Tinjauan Pustaka terbatas, menyangkut proses internal yang terjadi
A. Reformasi Birokrasi dalam organisasi. Efisiensi menunjukkan
Sedarmayanti (2009, h.71) mengemukakan banyaknya masukan atau sumber yang
bahwa Reformasi Birokrasi merupakan upaya diperlukan organisasi untuk menghasilkan
pemerintah meningkatkan kinerja melalui keluaran. Efisiensi dapat diukur sebagai rasio
berbagai cara dengan tujuan efektifitas, efisiensi, keluaran terhadap masukan. Organisasi yang
dan akuntabilitas. Menurut Sedarmayanti (2009, mampu menghasilkan satuan keluaran dengan
h.74), aspek utama dalam membangun birokrasi menggunakan sumberlebih sedikit dari yang
adalah: (a) Membangun visi birokrasi, (b) digunakan organisasi, disebut organisasi efi-
Membangun manusia birokrasi, (c) Membangun siensi.
sistem birokrasi, dibagi menjadi tiga yaitu: (1)
Pembenahan struktur, (2) Menerapkan strategi D. Good Governance
yang tepat dan (3) Pembenahan budaya Menurut Santosa dalam Rewansyah (2010,
organisasi, dan (d) Membangun lingkungan h.91) sebuah governance dikatakan baik (good
birokrasi. and sound) apabila sumber daya dan masalah-
masalah publik dikelolah secara efektif dan
B. Pelayan Publik efisien dan merupakan respon terhadap
Pelayanan dapat diartikan sebagaibentuk kebutuhan masyarakat. Dari pernyataan di atas
jasa yang dibutuhkan masyarakat dalam segala dapat dilihat bahwa penjelasan good governance
bidang Sedarmayanti (2009, h.243). Pelayanan tersebut cenderung pada perampingan birokrasi
publik menurut Dwiyanto (2005, h.141) sehingga dapat menekan biaya oprasional pada
didefinisikan sebagai serangkaian aktivitas pemerintahan dan para pelanggan pemerintahan.
birokrasi publik guna memenuhi kebutuhan Sementara itu, Keraf dalam Rewansyah (2010,
masyarakat. Kedudukan birokrasi publikdalam h.91) mengartikan good governance sebagai
reformasi birokrasi selalu menjadi sorotan serta keberadaan dan fungsinya beberapa perangkat
menjadi perhatian masyarakat, pengamat refor- kelembagaan publik sedemikian rupa sehingga
masi birokrasi serta kaum intelektual. Sehingga memungkinkan kepentingan masyarakat bisa
praktek administratif barang atau jasa seyog- terjamin dengan baik. Jika dielaborasikan lebih
yanya dapat mempermudah hidup masyarakat. jauh bahwa perangkat kelembagaan itu
Institusi pelayanan publik wajib mempu- mencakup:
nyai standarisasi layanan yang dapat menjamin 1. Adanya birokrasi yang bersih dan efisien;
kualitas layanan publik.Dengan demikian, nilai 2. Adanya legislatif yang aspiratif dan tanggap
dan manfaat pelayanan tersebut dapat dirasakan terhadap kepentingan masyarakat serta men-
secara nyata.Tidak adanya standarisasi pelayanan jadi alat kontrol yang baik dan konstruktif
yang jelas dapat menimbulkan kekecewaan pada bagi birokrasi pemerintah;
masyarakat sehingga pelayanan yang disediakan 3. Adanya sistem penegakan hukum yang dapat
tidak dapat memenuhi harapan.Seyogyanya dipercaya, termasuk didalamnya aparat
standar pelayanan berfungsi sebagai instrumen penegak hukum yang mempunyai integritas
kerja penyedia layanan publik. Standar tersebut yang baik;
dapat mempermudah kinerja instansi penyedia 4. Adanya masyarakat sipil (civil society) yang
layanan publik baik dalam menentukan strategi kuat untuk memperjuangkan kepentingan
maupun prioritas kerja pemerintah sebagai warga masyarakat serta masyarakat mengon-
otoritas pelaksana pelayanan publik. trol lembaga pemerintah;
5. Adanya distribusi kekuasaan yang seimbang
C. Efektivitas Dan Efisiensi Pelayanan Publik dan saling mengontrol secara konstruktif.
Efektivitas merupakan konsep yang sangat Dengan perangkat yang digunakan dalam
berpengaruh dalam suatu organisasi.Efektivitas pelaksanaan kegiatan kepemerintahan yang
adalah gambaran keberhasilan dalam pencapaian dijelaskan tersebut, dapat diartikan seluruh aspek
sasaran organisasi sebagaimana Gitosudarmo dan negara mempunyai peran dalam kegiatan
Mulyono dalam Syarif sebagaimana dikutip oleh

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 18


kepemerintahan dan juga memberikan manfaat ada yang mengacu pada Perwali No. 6 Tahun
dalam menciptakan Good Governance. 2013.Reformasi birokrasi tersebut akan mendo-
rong kinerja pemerintah untuk terus berjalan baik
Metode Penelitian dan maju.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang (b). Reformasi Birokrasi Di Bidang
menggunakan pendekatan deskriptif. Metode Kelembagaan (struktural)
penelitian kualitatif merupakan metode peneitian Membangun sistem reformasi birokrasi yang
yang digunakan untuk meneliti kondisi objek baik diantaranya melakukan pembaharuan serta
alamiah.Pada awalnya metode ini merupakan perubahan yang mendasar terhadap sistem
eksperimen yang menjadikan peneliti sebagai penyelenggaraan pemerintah, salah satu aspek-
instrumen kunci, teknik penyumpulan data nya merupakan aspek kelembagaan (struktural).
menggunakan triangulasi dengan analisis Pembaharuan tersebut dapat dilihat dari satu
induktif yang lebih menekankan makna dari pada reformasi birokrasi kelembagaan (struktural).
generalisasi Sugiyono (2009, h.01).Adapun Pada reformasi birokrasi tersebut memperlihat-
fokus penelitian adalah: (1) pelaksanaan kan bahwa sebuah kelembagaan atau struktur
pelayanan terpadu satu pintu (PTSP) Badan birokrasi merupakan hal fundamental dalam
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan melaksanakan reformasi birokrasi kelembagaan
yang terfokus pada jenis reformasi birokrasi; (struktural).
kelembagaan; sumber daya aparatur dan sumber (c). Reformasi Birokrasi Di Bidang Sumber
daya ketatalaksanaan, (2) efektifitas dan efisiensi Daya Aparatur
pelayanan publik meliputi input; proses dan Reformasi birokrasi tidak terlihat hanya pada
output, (3) faktor pendukung dan penghambat struktural saja akan tetapi juga pada sumber daya
dalam praktik pelayanan terpadu satu pintu aparatur.Reformasi Birokrasi harus mencakup
(PTSP). pembenahan serta perubahan sumber daya
Data berasal dari data primer dan sekunder aparatur.Aspek kuantitas merupakan prasyarat
yang menggunakan teknik pengumpulan doku- agar semua posisi dalam struktur organisasi
mentasi, observasi dan wawancara yang dapat terisi. Lebih jauh, aspek kualitas
ditriangulasi. Peneliti sendiri, pedoman wawan- merupakan syarat agar posisi tersebut dapat terisi
cara dan pendukung lain menjadi intsrumen pegawai yang memiliki kompetensi sesuai
penelitian. Model penelitian mengambil model dengan kualifikasi pekerjaannya.
interaktif dari Miles dan Huberman dengan (d). Reformasi Birokrasi Di Bidang Prosedur
tahapan pengumpulan data, reduksi data, Reformasi Birokrasi dalam bidang prosedur
penyajian data hingga akhir pengambilan merupakan perubahan serta pembenahan yang
kesimpulan Sugiyono (2001, h.245). terdapat pada mekanisme atau prosedural yang
ada. Pembenahan ituterdapat pada reformasi
Pembahasan birokrasi dalam bidang prosedur diantaranya,
1. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Di mekanisme beberapa ijin yang terdapat pada
Bidang Penanaman Modal Dan Pelayanan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan
Perijinan Terpadu Kota Pasuruan. Perijinan Terpadu Kota Pasuruan. Akan tetapi
(a).Jenis Reformasi Birokrasi mekanisme tersebut tidak memperlihatkan
Pengembangan praktikreformasi serta pemba- perubahan yang cukup kentara, karena prosedur
haruannya dapat menciptakan reformasi birokrasi atau mekanisme yang ada tetap pada standar
berjalan dengan baik.Reformasi birokrasiyang yang telah ada sejak lama. Maka tidak ada
masih dirintisdapat dijalankan jika organisasi perampingan atau pembenahan serta pemba-
tersebut melakukanbeberapa pembaharuan haruan pada sistem prosedur yang terdapat pada
sembari melaksanakan peraturan yang telah badan tersebut.Sehingga mekanisme beberapa
ada.Sebab bagaimanapun, praktik reformasi ijin yang terdapat pada Badan Penanaman Modal
birokrasi Badan Penanaman Modal dan dan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan
Pelayanan perijinan merupakan turunan dari tidak mengalami perubahan dan pembenahan
pembenahan serta pembaharuan guna mencip- yang berarti.
takan pelayanan perijinan yang berkualitas.
Keberadaan Badan Penanaman Modal dan 2. Efektifitas Dan Efisiensi Pelayanan
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Di Badan
dapat menjadi pendorong terciptanyaberbagai Penanaman Modal Dan Pelayanan
pembenahan disetiap instansi pemerintah kota. Perijinan Terpadu Kota Pasuruan
Dengan kata lain reformasi birokrasi dibutuh- (a). Input
kan untuk menciptakan sistem pemerintahan Suatu organisasi yang bergerak dibidang
yang baik melalui ketentuan dan strategi yang pelayanan mengharuskan organisasi mampu

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 19


mempraktikkan penyelenggaraan pelayanan yang masyarakat.Fasilitas ini berupa fitur layanan
baik.Ketentuan tersebut merujuk pada rasa yang mempermudah investor mensurvei lokasi
kekecewaan dan keluhan terhadap pelayanan investasi, sehingga dapat meminimalisir
yang ada. Badan Penanaman Modal dan kesalahan.
Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan (b). Faktor Penghambat
harus memiliki kecakapan guna mewujudkan Layanan Badan Penanaman Modal dan
ketersedian pelayanan yang baik. Sehingga Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Pasuruan
mekanisme pelayanan yang ada pada badan terhambat oleh waktu dan kesadaran
tersebut seyogyanya mampu melaksanakan kelembagaan. Pelayanan publik yang terkendala
susunan reformasi birokrasi pelayanan yang ada. waktu pengurusan izin yang relatif lama karena
Sehingga praktik reformasi birokrasi pelayanan proses yang berbelit dengan banyak lembaga
dapat terwujud sesuai harapan. teknis, biaya yang relatif tinggi sebab proses
(b). Proses yang panjang dan tidak transparan.Akibatnya
Alur proses program yang telah dilaksanakan terbuka peluang pungutan liar, ketidakjelasan
oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan biaya dan waktu penyelesaian.Masalah
Perijinan Terpadu Kota Pasuruan terkait pelayanan di atas pun disebabkan oleh kurangnya
pelayanan yang ada, membuat badan tersebut kesadaran aparat pelayanan dalam pemerintahan.
mensosialisasikan penerapan sistem pelayanan Sehingga antara kewajiban dan tanggung jawab
yang ada. Sosialisasi tersebut dilakukan melalui kurang dapat dijiwai oleh badan yang menaungi
berbagai kegiatan yang ada. Mulai dari bidang pelayanan terkait.
pemberitahuan di media masa, brosur, ataupun
pemberitahuan per-SKPD. Sosialisasi tersebut Kesimpulan
merupakan hal yang cukup positif serta sangat Berdasarkan hasil penelitian mengenai
membantu. Hasilnya, sosialisasi tersebut menjadi efektivitas program Pelayanan Terpadu Satu
pengetahuan tersendiri bagi masyarakat yang Pintu (PTSP) di atas, maka dapat disimpulkan:
dapat mempermudah proses perijinan sehingga 1. Mekanisme perijinan yang baru ini
praktik sistem baru ini dapat terlaksana dengan mampu memangkas birokrasi, memini-
cukup baik. malisir tatap muka yang identik dengan
(c). Output korupsi, kolusi, dan nepotisme, mencip-
Output praktik reformasi birokrasi ini dapat takan system birokrasi yang transparan,
dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat Kota serta memudahkan permohonan perijinan
Pasuruan.Output bagi pemerintah adalah sistem yang berpengaruh terhadap perkemba-
terpadu yang singkron dan tunggal antar SKPD ngan dan pertumbuhan ekonomi di Kota
dalam pembuatan keputusan sesuai tugas dan Pasuruan.
fungsi masing-masing, meningkatnya efektifitas 2. Selama pelaksanaan program Pelayan
dan efisiensi kerja, tranparansi penyampaian Terpadu Satu Pintu masih terdapat banyak
informasi dan meningkatnya akuntabilitas kendala. Namun, apabila dibandingkan
pemerintah yang bebas KKN. Akibatnya dengan mekanisme lama yang menyu-
masyarakat dapat lebih hemat biaya dan waktu sahkan pemohon dan menimbulkan citra
sebab pemberitahuan dilakukan by system dan buruk pemerintah di mata masyarakat,
tidak ada lagi pungutan liar di luar ketentuan. program Pelayan Terpadu Satu Pintu
Sehingga pelayanan dapat lebih mudah, dinilai sudah cuku pefektif untuk
transparan, simple, cepat terutama dalam hal meyakinkan masyarakat bahwa proses
investasi modal yang pula dapat meminimalisir perijinan sekarang lebihcepat, mudah, dan
kesalahan. transparan.
3. Program Pelayan Terpadu Satu Pintu
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat dilaksanakan sebagai salah satu upaya
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pemerintah Kota Pasuruan untuk membe-
(a). Faktor Pendukung rikan pelayanan yang baik dan prima di
Faktor pendukung yang terdapat pada badan bidang perijinan. Program ini membawa
Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan manfaat bagi masing-masing stakeholder,
Terpadu Kota Pasuruan meliputi: faktor admi- yaitu:
nsitrasi dan faktor fasilitas kerja. Faktor a. Manfaat bagi Pemerintah, Output
administrasi mendapat sedikit perubahan bagi pemerintah adalah sistem
sehubungan tujuan pelayanan yang ingin terpadu yang singkron dan tunggal
memberikan kemudahan pada masyara- antar SKPD dalam pembuatan
kat.Keberadaan falisitas kerja sebagai sarana dan keputusan sesuai tugas dan fungsi
prasarana yang semakin maju guna melayani masing-masing, meningkatnya efek-

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 20


tifitas dan efisiensi kerja, tranparansi terdapat pada faktor administratif, fasilitas
penyampaian informasi dan mening- kerja, waktu pelayanan dan kesadaran
katnya akuntabilitas pemerintah tujuan kelembagaan.
yang bebas KKN. 5. Usaha meningkatkan pelayanan perizinan
b. masyarakat dapat lebih menghemat melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu
biaya dan waktu, tidak ada lagi (PTSP) Badan Penanaman Modal dan
pungutan liar di luar ketentuan, Pelayanan Perijinan Terpadu Kota
pelayanan lebih mudah, transparan, Pasuruan secara keseluruhan sudah cukup
simple, cepat. Program Pelayanan baik dan dapat memberikan pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP) yang yang terbaik kepada masyarakat.
telah ada saat ini bertujuan untuk
mempermudah masyarakat berinves- Saran
tasi di Kota Pasuruan. Besar harapanadanya penelitian tentang praktik
c. Salah satu fasilitas yang memu- reformasi birokrasi tersebut dapat mendorong
dahkan para investor untuk mela- pelaksanaan pembenahan serta pembaharuan
kukan survey lokasi yang dita- birokrasi pelayanan demi kelancaran sistem
namkan pada program sistem Pela- Pelayanan Terpadu satu Pintu pada Badan
yanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Penanaman Modal dan Pelayananan Perijinan
sehingga Investor dapat memini- Terpadu Kota Pasuruan. Harapan ke depan,
malisir resiko kesalahan dalam Pemerintah dapat mengembangkan segala upaya
perencanaan bisnis. pembaharuan dan perubahan penyelenggaraan
4. Pendukung dan penghambat pelaksanaan pemerintah di Kota Pasuruan.
program Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Daftar Pustaka
Dwiyanto, Agus. 2008. Reformasi Birokrasi Publik: Di Indonesia, Seri Kajian Birokrasi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Moenir, H.A.S. 2001. Managemen Pelayanan Umum Untuk Indonesia. Jakarta: Bina Aksara.
Moenir. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Keputusan Mentri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor KEP/63/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman
Umum Peyelenggaraan Pelayanan Publik (c.12). Jakarta, MENPAN
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 juga dijelaskan tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (c.1) Jakarta, MEDAGRI
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 Tentang Pedoman Penyelnggaraan Pelayanan
Satu Pintu (c.7). Jakarta, Kementerian Dalam Negeri.
Rewansyah, Asmawi. 2010. Reformasi Kebijakan Dalam Rangka Good Governance. Jakarta: CV.
Yusaintanas Prima.
Sedarmatanti. 2009. Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, dan Kepemimpinan Masa
Depan: Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan yang Baik. Bandung: Refika
Aditama.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kulaitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 1, Hal. 16-21 | 21

Anda mungkin juga menyukai