Oleh:
MUHAMMAD SYARIFUDDIN
217322054
PENDHULUAN
memungkinkan dunia serba tanpa batas, dimana Era connected society membuat masyarakat
lebih kritis dalam menanggapi berbagai isu yang langsung bisa mereka kemukakan hanya
dengan melalui ibu jari mereka (smartphone). Tuntutan masyarakat yang semakin tinggi
mengharuskan pemerintah untuk cepat merespon segala gejala/fenomena sosial yang terjadi
Pemerintah harus mampu melayani masyarakat dengan sepenuh hati, karena hakekat
tugas dari pemerintah itu sendiri. Pemerintah harus mengubah paradigma lama yang selalu
minta dilayani, menjadi kearah pemerintah yang melayani. Merujuk pendapat Rias Rasyid di
dalam (Ndraha: 2002) bahwa ada 3 (tiga) fungsi pemerintah yaitu, pelayanan (service
lanjuti pemerintah dengan lahirnya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan
public, Undang Undang ini diharapkan dapat memberi kejelasan dan pengaturan mengenai
d. hak, kewajiban, dan larangan bagi seluruh pihak yang terkait dalam
h. sanksi.
Sejalan dengan itu, seiring dengan berjalannya waktu pemerintah telah melakukan
perubahan-perubahan kearah yang lebih baik untuk merubah citra birokrasi Indonesia yang
lebih banyak memberikan kesan negative. Birokrasi Indonesia selalu jadi sebuah opini publik
yang tidak pernah membosankan, hal ini disebabkan karena hingga kini birokrasi di
Indonesia masih problematik dan jauh dari apa yang menjadi harapan. Birokrasi yang tidak
ideal menjadi salah satu masalah di Indonesia. Keluhan terhadap rendahnya kinerja pelayanan
publik dan minimnya kualitas sumberdaya aparatur seperti tidak pernah ada akhirnya, dan
belum dapat ditemukan solusi efektif untuk mengatasinya. Mulai dari praktek tidak terpuji
seperti kolusi, korupsi, dan nepotisme sampai dengan sistem birokrasi yang buruk menjadi
hambatan dalam mewujudkan birokrasi yang pro terhadap kepentingan rakyat banyak, hal ini
Peraturan Presiden Nomor 81 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025
diharapkan dapat mempercepat tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik dan dapat
reformasi birokrasi bermakna sebagai sebuah perubahan besar dalam paradigma dan tata
kelola pemerintahan Indonesia. Selain itu, reformasi birokrasi juga bermakna sebagai sebuah
pertaruhan besar bagi bangsa Indonesia dalam menyongsong tantangan abad ke-21.
Ada beberapa permasalahan utama yang berkaitan dengan birokrasi, yaitu:
a. Organisasi
Organisasi pemerintahan belum tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing).
b. Peraturan perundang-undangan
yang tumpang tindih, inkonsisten, tidak jelas, dan multitafsir. Selain itu, masih
lainnya, baik yang sederajat maupun antara peraturan yang lebih tinggi dengan
masyarakat.
c. SDM Aparatur
Masalah utama SDM aparatur negara adalah alokasi dalam hal kuantitas,
kualitas, dan distribusi PNS menurut teritorial (daerah) tidak seimbang, serta
e. Pelayanan publik
semakin ketat.
Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) birokrat belum sepenuhnya
mendukung birokrasi yang efisien, efektif dan produktif, dan profesional. Selain
itu, birokrat belum benar-benar memiliki pola pikir yang melayani masyarakat,
belum mencapai kinerja yang lebih baik (better performance), dan belum
Sasaran lima tahun ketiga (2020-2024) Pada periode lima tahun ketiga, reformasi
menjadi pemerintahan kelas dunia sebagai kelanjutan dari reformasi birokrasi pada lima
tahun kedua.
untuk menata birokrasi berkelas dunia. Lahirnya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2021 tentang Penyederhanaan Struktur
Pemerintah tersebut berimplikasi luas pada setiap Level Pemerintahan. Pemangkasan level
tersebut diwujudkan dengan menghapuskan level esselonisasi yang berupa jabatan structural,
percepatan pelayanan kepada masyarakat, dari biasanya berada 4 level jenjang jabatan,
dipangkas menjadi 2 level jenjang jabatan. Hal tersebut menyebabkan Seluruh Pemeritah
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2021 Tentang Penyederhanaan Sturktur
Gubernur Riau Nomor 61 Tahun 2021 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas
Dan Fungsi Serta Tata Kerja Sekretariat Daerah Provinsi Riau. Dimana Terdapat 1130
rincian 299 jabatan administrator dan 831 jabatan pengawas dapat dilihat dalam tabel berikut
Tabel
DISEDERHANAKAN DISEDERHANAKAN
Jabatan
2 831 396
Pengawas
dilingkungan Pemerintah Provinsi Riau dengan rincian 299 jabatan administrator dan 831
jabatan pengawas menjadi 682 Jabatan administrasi yang terdiri dari 286 jabatan pengawas
dinamis, tidak gendut struktur namun lemah fungsi, menjadikan organisasi Pemerintah
Daerah yang Right Sizing, serta point yang terpenting pelayanan public dapat berjalan dengan
baik. Penulis mengamati belum ada implikasi secara signifikan pasca dilakukannya
Penyederhanaan birokrasi terhadap kuliatias pelayanan public. Hal ini mungkin karena
penyederhanaan birokrasi hanya memangakas jabatan administrasi secara formal tetapi belum
berubah secara proses. Selain itu ada fenomena baru setelah dilakukaknnya penyederhanaan
birokrasi yaitu motivasi Aparatur menjadi menurun serta ruang lingkup tugas fungsional yang
belum diketahui oleh setiap aparatur menjadi kedala utama dalam meningkatkan pelayanan
public. Oleh karena itu perlu kanjian mendalam terkait dengan penyederhanaan birokraasi
terkait dampak yang diberikan baik bagi Aparatur maupun masyarakat sebagai penerima
layanan.
2. Terdapat beberapa jabatan yang dilantik tidak sesuai dengan rekomendasi yang di
Melalui latar belakang diatas, dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan
pemerintah Provinsi Riau. Hal ini dilakukan atas pertimbangan adanya keterbatasan
Provinsi Riau ?
1.4.1 Tujuan
Sesuai dengan topik masalah dan judul yang telah ditetapkan maka maksud dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penyederhanaan struktur pada pemerintah
Provinsi Riau.
2. Untuk menambah wawasan, dikarekanan isu penyederhanaan menjadi isu strategis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Organiasi
atau “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
diperlukan dalam organisasi ke dalam 5 (lima) unsur yang pada umumnya ada pada
b. The Midle Line, berfungsi menjembatani antara the strategic apex dengan
standarisasi-standarisasi tertentu.
pejabat.
Organisasi adalah bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang melakukan interaksi
dan bekerja sama berdasarkan hubungan kerja serta pembagian kerja dan aktivitas yang
tersusun secara hierarki dalam suatu struktur untuk mencapai serangkaian tujuan. Istilah
organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu organon serta bahasa Latin yaitu organum yang
artinya alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang
untuk berkumpul, bekerja sama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan
terkendali dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya
yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut
Hasibuan (2013), organisasi adalah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan
terkooordinasi dari kelompok orang yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu.
Menurut Siagian (2008), organisasi ialah setiap bentuk persekutuan antara dua orang
atau lebih yang bekerja bersama. serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu
tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang terdapat seorang/ beberapa orang yang
Menurut Gitosudarmo dan Sudita (2010), organisasi adalah suatu sistem yang terdiri
dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh
sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan. Robbins dan Judge (2007), organisasi
adalah suatu unit sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih, dikoordinir secara sadar, dan
berfungsi dalam suatu dasar yang relatif terusmenerus untuk mencapai satu atau serangkaian
tujuan.
berikut:
a. Sistem organisasi Organisasi, merupakan suatu sistem yang terdiri dari subsistem
atau bagian-bagian yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam melakukan
aktivitasnya. Organisasi sebagai suatu sistem adalah sistem terbuka, dimana batas
organisasi adalah lentur dan menganggap bahwa faktor lingkungan sebagai input.
dalam pola tertentu. Urut-urutan pola aktivitas yang dilakukan oleh organisasi
aktivitas yang harus dilakukan selalu meningkat maka mendorong manusia untuk
membentuk organisasi. Jadi dalam setiap organisasi akan terdiri dari sekelompok
orang. Orang-orang yang ada dalam organisasi berinteraksi dan bekerja sama
d. Tujuan organisasi pada dasarnya dibedakan menjadi dua yaitu tujuan yang
sifatnya abstrak dan berdimensi jangka panjang, yang menjadi landasan dan nilai-
nilai yang melandasi organisasi itu didirikan. Tujuan organisasi seperti itu disebut
dengan misi organisasi. Jenis tujuan yang lain disebut dengan tujuan operasional
atau sering disebut juga dengan objektif. Jenis tujuan ini sifatnya lebih
operasional, yang menunjukkan apa yang akan diraih oleh organisasi. Tujuan
operasional atau objektif biasanya merupakan tujuan jangka pendek yang lebih
a. Organisasi Garis, adalah bentuk organisasi yang tertua dan paling sederhana.
Sering juga disebut organisasi militer karena digunakan pada zaman dahulu di
kalangan militer.
pimpinan tidak mempunyai bawahan yang jelas sebab setiap atasan berwenang
c. Organisasi Garis dan Staf Bentuk organisasi ini pada umumnya dianut oleh
organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang-bidang tugas yang
beraneka ragam serta rumit, serta jumlah pegawainya banyak. Pada bentuk
organisasi garis dan staf, terdapat satu atau lebih tenaga staf.
d. Organisasi Staf dan Fungsional Bentuk organisasi staf dan fungsional merupakan
kombinasi dari bentuk organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf.
2.2 Birokrasi
Birokrasi berasal dari kata “bureau” yang berarti meja atau kantor; dan kata “kratia”
(cratein) yang berarti pemerintah. Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
b. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu
sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan
sendiri telah dirancang sedemikian rupa guna mencapai tujuan negara secara
keseluruhan.
b. Pelayanan Birokrasi sesungguhnya diarahkan untuk melayani masyarakat atau
Indonesia merupakan contoh yang bagus untuk hal ini, di mana badan tersebut
fungsi ini, badan birokrasi biasanya dihadapkan antara dua pilihan: Kepentingan
pemerintah berdasarkan situasi factual, oleh sebab itu birokrasi menjadi ujung
Birokrasi pemerintah secara umum berkiblat pada birokrasi Weber. Birokrasi yang
dikembangkan oleh Max Weber dari masa ke masa semakin mendapatkan tantangan
dikenal dengan sebutan birokrasi feodal atau tradisional, yaitu birokrasi yang lebih
versus pelayanan. Keadaan ini tentunya sangat tidak kondusif bagi berlangsungnya
dan manajemen birokrasi. Kultur dan manajemen dalam birokrasi harus mengarah pada
pencapaian sosok birokrasi yang profesional, efisien, efektif, dan responsif dalam
adalah birokrasi yang mampu mengerjakan tugas yang terspesialisasi, yang membutuhkan
anggotanya banyak spesialis yang terlatih pada unsur operating core. Jadi kekuatan
birokrasi professional terletak pada operating core yang terdiri dari spesialis yang
profesional, dan staf pendukung yang melayani operating core adalah juga spesialis yang
berpengalaman di bidangnya.
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini sesuai dengan judul Tesis yakni Penyederhanaan Struktur
Organisai pada Pemerintah Provinsi Riau, maka pendekatan penelitian yang dilakukan
penelitian yang lebih difokuskan untuk mendeskripsikan keadaan sifat atau hakikat nilai
suatu objek atau gejala tertentu. Pendekatan kualitatif ini didefinisikan sebagai prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
Penelitian ini dilaksanakan di Biro Organisasi Sekretariat Daerah Provinsi Riau, hal
ini dikarenakan Biro Organisasi merupakan unit organisasi yang merumuskan dan
karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat
dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara (Hardani et al., 2020).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menghimpun data dan
secara terus menerus sampai datanya jenuh (Hardani et al., 2020). Pada penelitian ini, data
yang diperoleh dari hasil wawancara selanjutnya penulis olah dan sajikan dalam bentuk
kalimat.
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Agustus sampai dengan desember 2022.