Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG TATA KELOLA SMK BLUD


Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) adalah sistem yang diterapkan oleh unit
pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang
mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai pengecualian dari
ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum tidak
terpisah dari pemerintah daerah. Berbeda dengan SKPD pada umumnya, pola pengelolaan
keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, seperti
pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
SMKN 1 Plered merupakan salah satu unit kerja dinas pendidikan Privinsi Jawa Barat di
kota Purwakarta dan terletak dijalan raya rawasari kecamatan plered. Dengan ditetapkannya
SMKN 1 Plered menjadi BLUD diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab seluruh
jajaran SMKN 1 Plered dalam menyajikan layanan pendidikan yang menjadi hak masyarakat.
Sementara itu, menteri/pimpinan lembaga induk bertanggungjawab atas kebijakan layanan
yang hendak dihasilkan. Perubahan ini penting dalam rangka proses pembelajaran yang lebih
rasional untuk mempergunakan sumber daya yang dimiliki, mengingat tingkat kebutuhan
dana yang makin tinggi sementara sumber dana yang tersedia tetap terbatas.
Penganggaran berbasis kinerja dapat diterapkan pada instansi pemerintah yang tugas dan
fungsinya memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti SMKN 1 Plered. Dengan
demikian, SMKN 1 Plered dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel
dengan menonjolkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas sebagai bagian dalam
pembaharuan menajemen keuangan sektor publik maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat dengan sebutan Badan Layanan Umum.
Dalam rangka menerapkan pengelolaan keuangan BLUD perlu disusun tata kelola yang
merupakan aturan internal SMK dengan memperhatikan prinsip-prinsip transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas dan independensi.
B. PENGERTIAN TATA KELOLA BLUD
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), tata kelola merupakan tata kelola unit pelaksana
teknis dinas/badan daerah yang akan menerapkan BLUD dan ditetapkan dengan peraturan
kepala daerah. Selanjutnya dalam pasal 39 dan 40 peraturan menteri dalam negeri republik
indonesia nomor 79 tahun 2008 disebutkan bahwa tata kelola memuat antara lain:
1. Kelembagaan yang memuat posisi jabatan, pembagian tugas, fungsi, tanggungjawab,
hubungan kerja dan wewenang.
2. Prosedur kerja yang memuat ketentuan hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi
3. Pengelompokan fungsi yang memuat pembagian fungsi pelayanan dan fungsi pendukung
sesuai dengan prinsip pengendalian internal untuk efektivitas pencapaian
4. Pengelolaan sumber daya manusia yang memuat kebijakan mengenai pengelolaan
sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat

Tata kelola BLUD SMK ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Sebelum ditetapkan
menjadi peraturan kepala daerah, tata kelola BLUD SMK tersebut disusun dan ditanda
tangani oleh pemimpin BLUD untuk maju dalam tahap berikutnya yaitu penilaian

C. TUJUAN PENERAPAN TATA KELOLA BLUD


Tata kelola yang diterapkan pada Badan Layanan Umum Daerah SMK bertujuan untuk:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, dan wewenang dalam organisasi
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan fungsi
dalam organisasi
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan dan
fungsi pendukung pelayanan yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern dalam
rangka efektivitas pencapaian organisasi
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif untuk tujuan organisasi
secara efisien, efektif, dan produktif.
D. RUANG LINGKUP TATA KELOLA
Ruang lingkup tata kelola sekolah meliputi peraturan internal sekolah dalam menerapkan
BLUD. Tata kelola yang dimaksudkan mengatur hubungan antara organ sekolah sebagai UPT
yang mewajibkan BLUD yaitu kepala OPD, pemerintah daerah, dewan pengawas, dan pejabat
pengelola serta pegawai mengikuti tugas, fungsi, pertanggung jawaban, pengajuan,
kewenangan, dan haknya masing-masing. Berikut cakupan terhadap ruang lingkup:
1. Cakupan pelayanan sesuai standar kompetensi kelulusan
2. Cakupan pelayanan pendidikan kejuruan sesuai standar isi
3. Cakupan pelayanan sesuai standar proses
4. Cakupan pelayanan sesuai standar penilaian
5. Cakupan pelayanan sesuai standar pendidik dan tenaga kependidikan
6. Cakupan pelayanan standar sarana dan prasarana
7. Cakupan pelayanan sesuai standar pengelolaan
8. Cakupan pelayanan sesuai standar pembiayaan sekolah
9. Cakupan pelayanan Tefa sesuai bidang keahlian tiap jurusan

E. DASAR HUKUM TATA KELOLA


1. Landasan filosofi
Pembukaan undang-undang dasar tahun 1945 menyebutkan bahwa tujuan negara republik
indonesia antara lain membentuk suatu pemerintahan negara indonesia yang
mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini diperjelas dalam ketentuan pasal 31 ayat 1 yang
menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Artinya
pendidikan merupakan hak bagi setiap warga negara, untuk mengenyam pendidikan dari
tingkat dasar sampai tingkat tinggi mulai dari usia dini, usia sekolah, remaja dan orang
tua. Peran pemerintah dalam pembiayaan pendidikan dasar dijelaskan pada pasal 31 ayat 2
yang menyebutkan bahwa setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayainya.
Selanjutnya dalam pasal 31 ayat 3 dijelaskan bahwa pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur
dengan undang-undang. Dalam melaksanakan tujuan tersebut harus melibatkan semua
instrumen pemerintah terutama dalam bidang pendidikan seperti kementrian pendidikan
dan kebudayaan (Kemendikbud). Salah satu satuan pendidikan yang berada dibawah
naungan Kemendikbud yakni Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
SMK merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs atau bentuk lain yang sederajat
yang tujuan utamanya adalah menghasilkan lulusan siap kerja pada bidang tertentu.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut maka diperlukan pola tata kelola yang baik
supaya pengelolaan SMK menjadi lebih efisien, mandiri dan produkti. Upaya peningkatan
mutu tata kelola SMK dapat dilakukan dengan penerapan pola tata kelola Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Pola tata kelola BLUD SMK dapat memberikan fleksibilitas
pengelolaan keuangan berdasarkan praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat.
2. Landasan yuridis
Landasan yuridis penerapan pola tata kelola Badan Layanan Umum Daerah pada Sekolah
Menengah Kejuruan adalah sebagai berikut:
1. Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional
2. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan atas
peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan
3. Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan republik indonesia nomor 34 tahun
2018 tentang standar nasional pendidikan sekolah menengah kejuruan
4. Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
5. Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
6. Undang-undang nomor 15 tahun 2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan
pertanggungjawaban keuangan negara
7. Undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan
nasional
8. Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah yang telah diganti
dengan Undang-Undang nomor 23 tahun 2014, kemudian diganti dengan Undang-
Undang nomor 9 tahun 2015
9. Undang-Undang nomor 33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan antara
pemerintah pusat dan pemerintah daerah
10. Peraturan pemerintah nomor 58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah
11. Peraturan pemerintah nomor 8 tahun 2006 tentang laporan keuangan dan kinerja
instansi pemerintah
12. Peraturan pemerintah nomor 74 tahun 2012 tentang revisi peraturan pemerintah nomor
23 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum
13. Peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 tantang revisi peraturan pemerintah nomor
24 tahun 2005 tentang standar akuntansi pemerintah
14. Peraturan pemerintah nomor 65 tahun 2005 tentang pedoman penyusunan dan
penerapan standar pelayanan minimal
15. Peraturan presiden nomor 29 tahun 2014 tentang sistem akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah
16. Peraturan menteri dalam negeri nomor 64 tahun 2013 tentang standar akuntansi
pemerintah berbasis akrual
17. Peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah
18. Peraturan pemerintah republik indonesia nomor 12 tahun 2019 tentang pengelolaan
keuangan daerah

F. PERUBAHAN TATA KELOLA


Satuan kerja BLUD SMKN 1 Plered dapat melakukan perubahan atau penyesuaian pola tata
kelola:
a. Apabila terdapat perubahan, baik perubahan pada status maupun peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan pola tata kelola, maka harus dilakukan penyesuaian fungsi
tanggungjawab dan kewenangan organ BLUD.
b. Apabila perubahan terhadap struktur organisasi, maka perubahan tersebut harus
disampaikan kepada unit instansi yang membawahi BLUD tersebut.

G. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Pengertian Tata Kelola
C. Tujuan Penerapan Tata Kelola
D. Ruang Lingkup Tata Kelola
E. Dasar Hukum Tata Kelola

F. Perubahan Tata Kelola

G. Sistematika Penulisan

BAB 2: TATA KELOLA BLUD SMK

A. Kelembagaan

1. Gambaran Singkat BLUD

2. Struktur Organisasi dan Tata Laksana

B. Prosedur Kerja

C. Pengelompokan yang Logis

D. Pengelolaan SDM

E. Pengelolaan Keuangan

F. Pengelolaan Lingkungan dan Limbah

BAB 3: PENUTUP
BAB II
TATA KELOLA BLUD SMK

A. KELEMBAGAAN
1. GAMBARAN SINGKAT BLUD
Berdasarkan peraturan menteri dalam negeri republik indonesia nomor 79 tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah, BLUD merupakan sistem yang diterapkan oleh
unit pelaksana teknis Dinas/Badan Daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat yang memiliki fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya. Menurut pedoman
penyusunan pola tata kelola BLUD SMK, BLUD merupakan instansi di lingkungan
pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melaksanakan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisien dan produktivitas. Fleksibilitas
dalam hal ini berarti keleluasaan dalam pola pengelolaan keuangan dengan menerapkan
fungsi organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam pemberian
layanan yang bermutu, berkesinambungan dan berdaya saing untuk meningkatkan layanan
kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. BLUD merupakan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan dari pemerintah daerah dan menjadi bagian dari pengelolaan keuangan
daerah. BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien,
ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan dan manfaat sejalan dengan praktik bisnis yang sehat, dalam rangka membantu
pencapaian tujuan pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan kepada kepala daerah. Kepala daerah dalam hal ini
bertanggung jawab atas kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum, sedangkan pejabat
pengelola BLUD bertanggung jawab atas pelaksanaan pemberian layanan umum terutama
pada aspek manfaat yang dihasilkan.
2. STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA LAKSANA

PEMIMPIN BLUD

AEP SAEPUDIN, S.Pd.

PEJABAT PENATAUSAHAAN PEJABAT PELAKSANA TEKNIS


KEUANGAN KEGIATAN

SHINTA RANIAWITRI, S.Psi. APIP PUDIN, S.Pd.

PENANGGUNG JAWAB
BENDAHARA PENERIMAAN
PEMASARAN PRODUK
SHINTA RANIAWITRI, S.Psi. A., SH., S.Pd.Gr
CECEP ZAINAL

BENDAHARA PENGELUARAN PENANGGUNGJAWAB


PENGADAAN BARANG & JASA
SHINTA RANIAWITRI, S.Psi

OPERATOR
PENANGGUNGJAWAB PRODUKSI
FERDIANSYAH FAZAR
BARANG & JASA

PENANGGUNGJAWAB
PENGELOLAAN HASIL PRODUK
PROGRAM KEAHLIAN

SLAMET PRAMONO, S.T.

KETENAGAAN & PENGURUS


BARANG
B. PROSEDUR KERJA
Prosedur kerja dalam tata kelola SMK menggambarkan pola hubungan dan mekanisme kerja
antar posisi jabatan dan fungsi dalam organisasi. Prosedur kerja yang dilaksanakan di SMKN
1 Plered berpedoman pada prosedur kerja serta tata kelola data dalam bentuk Standar
Operasional Prosedur (SOP). SOP yang diberlakukan di SMKN 1 Plered merupakan tata
kelola yang mensinergikan seluruh bagian, tidak serta merta merumuskan SOP untuk setiap
bagian dalam keorganisasian.
Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam Sistem Manjemen Mutu (SMM) di SMKN 1
Plered dapat dipetakan sebagai berikut:
1. SOP perencanaan pengembangan proses pembelajaran
Prosedur ini mencakup perncanaan pengembangan kurikulum di sekolah.
2. SOP pelaksanaan standar proses
Pembelajaran ditujukan untuk melakukan penjaminan mutu penyelenggaraan proses
belajar mengajar disekolah dalam rangka mencapai standar proses pembelajaran yang
ditetapkan oleh pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
65 tahun 2013 dan 103 tahun 2014
3. SOP sumber daya manusia
Prosedur ini bertujuan untuk pedoman yang pasti dan jelas untuk pelaksanaan
pengembangan sumber daya manusia agar dapat meningkatkan profesionalisme,
pengetahuan dan meningkatkan karier
4. SOP penerimaan peserta didik baru (PPDB)
Prosedur ini mencakup semua kegiatan penerimaan peserta didik baru yang diawali dari
perencanaan sampai calon peserta didik diterima sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan oleh sekolah dan pemerintah
5. SOP kesiswaan
Prosedur yang berhubungan dengan kesiswaan meliputi POS identifikasi dan mampu
telusur, POS kepemilikan siswa, POS pendampingan dan perlindungan siswa, dan POS
pengendalian ketudaksesuaian siswa
6. SOP Outsourcing
Prosedur ini menguraikan tata cara pengendalian atas proses pembelajaran yang
pelaksanaannya diserahkan kepada pihak luar sekolah seperti Praktik Kerja Lapangan
(PKL), guru tamu, penguji kompetensi dan guru ekstrakurikuler
7. SOP sarana dan prasarana
Prosedur mutu standar sarana dan prasarana digunakan untuk melakukan penjaminan
mutu terkait pemenuhan sarana dan prasarana sekolah sesuai standar sarana dan prasarana
yang ditetapkan oleh pemerintah dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 34 tahun 2018 tentang standar sarana dan prasarana Sekolah Menengah Kejuruan
8. SOP pengadaan barang
Prosedur pengadaan barang disusun sebagai pedoman untuk proses pengadaan barang dan
jasa agar sesuai dengan peraturan yang berlaku
9. SOP lingkungan kerja
Prosedur ini bertujuan untuk menjelaskan pengelolaan lingkungan kerja agar dapat
memenuhi syarat untuk pembelajaran disekolah.
10. SOP semua program keahlian
Prosedur ini menguraikan tata cara memberikan pelayanan disemua program keahlian
yang ada terhadap pelanggan di SMKN 1 Plered:
a. Tanggung jawab
b. Perencanaan
c. Pelaksanaan pengembangan

Selain melalui SOP, mekanisme kerja pelayanan di SMKN 1 Plered digambarkan juga dalam
alur pelayanan:

1. Alur penerimaan peserta didik baru


2. Alur pelaksanaan proses pembelajaran
3. Alur pengadaan barang
4. Alur pelayanan program keahlian
C. PENGELOMPOKAN YANG LOGIS
Standar nasional pendidikan yang diamanatkan oleh undang-undang no 20 tahun 2003
sangatlah diperlukan. Ia akan menjadi acuan dasar oleh setiap penyelenggara dan satuan
pendidikan yang antara lain meliputi kriteria minimal barbagai aspek yang terkait dengan
penyelenggaraan pendidikan. Acuan dasar tersebut merupakan standar nasional pendidikan
yang dimaksudkan untuk memacu pengelola, penyelenggara dan satuan pendidikan agar dapat
meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang bermutu di SMKN 1
Plered.
Seperti yang tergambar dalam struktur organisasi SMKN 1 Plered, fungsi-fungsi yang dapat
dikelompokan menjadi 2 fungsi yaitu:
a. Fungsi pelayanan
Fungsi pelayanan pendidikan di SMKN 1 Plered meliputi seluruh bagian yang mendukung
pelayanan sekolah kepada masyarakat, termasuk melaksanakan:
1. Pendidikan untuk menghasilkan tamatan yang produktif dan berdaya saing
2. Mengembangkan sekolah sebagai pusat pendidikan dan latihan kejuruan terpadu
3. Mengembangkan pendidikan yang bernuansa industri
4. Memberikan pelayanan barang dan jasa kepada masyarakat
b. Fungsi pendukung
Sebagai fungsi pendukung untuk menunjang fungsi pendidikan dan latihan, SMKN 1
Plered memiliki tata usaha yang pelayanannya meliputi:
1. Urusan sistem informasi manajemen
2. Urusan kepegawaian
3. Urusan kesiswaan
4. Urusan keuangan
5. Urusan perlengkapan
6. Urusan caraka keamanan

D. PENGELOLAAN SDM
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan pengambilan kebijakan yang
jelas, terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu organisasi
dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang paling
menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien, efektif dan
ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu sebagai
aset berharga sehingga perlu dikelola dengan baik mulai dari penerimaan, selama aktif bekerja
maupun setelah purna tugas.
Pengelolaan sumber daya manusia BLUD di SMKN 1 Plered meliputi kebijakan penerimaan
pegawai, penempatan, sistem remunerasi, jenjang karir, pembinaan termasuk sistem reward
dan punishmen, mutasi pegawai dan pemutusan hubungan kerja. Pengelolaan SDM pada
SMKN 1 Plered mengacu pada permendagri no 79 tahun 2018 pasal 3-28 tentang sumber
daya manusia dan remunerasi dan mengacu pada PP nomor 17 tahun 2020 tentang manajemen
PNS.
a. Penerimaan/pengadaan pegawai
1. Pejabat pengalola dan pegawai BLUD dapat berasal dari pegawai negeri sipil (PNS)
atau tenaga profesional lainnya yang profesional dan memiliki kompetensi
dibidangnya sesuai dengan kebutuhan
2. Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal
dari pegawai negeri sipil (PNS) disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku
3. Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari tenaga profesional lainnya
dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak yang disahkan oleh pejabat
yang berwenang yang pengangkatan dan pemberhentiannya didasarkan pada prinsip
efisiensi, ekonomis, dan produktif dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan
kepada masyarakat
4. Pegawai BLUD terdiri dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Peningkatan dan
pengembangan SDM dalam jumlah yang cukup dan berada pada rasio yang ideal
merupakan salah satu kebijakan manajemen kepegawaian untuk mewujudkan
pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas secara maksimal
5. Jenis dan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan disesuaikan dengan tugas, fungsi
serta dihitung berdasarkan Analisa Beban Kerja (ABK) dengan mempertimbangkan
jumlah pelayanan yang diselenggarakan. Jumlah penduduk dan penyebarannya,
karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pendidikan pada
wilayah kerja dan pembagian waktu kerja sehingga operasional disekolah dapat
berjalan sesuai dengan visi dan misinya. Selain itu pengembangan SDM juga
diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku agar pelayanan pendidikan kepada masyarakat dapat berjalan
dengan lancar. Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah dengan tetap memperhatikan penempatan pegawai dari pemerintah provinsi di
Jawa Barat.
6. Jenis tenaga pendidik paling sedikit terdiri dari guru produktif, guru normatif, dan
guru adaftif. Tenaga pendidik SMKN 1 Plered harus bekerja sesuai dengan standar
profesi, standar pelayanan pendidikan, standar prosedur operasional, etika profesi dan
menghormati hak peserta didik, serta mengutamakan pelayanan pendidikan untuk
menghasilkan tamatan yang profesional, terampil, berkarakter, dan mempunyai jiwa
wirausaha. Setiap tenaga pendidik yang bekerja di SMKN 1 Plered juga diwajibkan
memiliki akta mengajar sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sedangkan tenaga kependidikan harus dapat bekerja dan mendukung kegiatan
ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi serta kegiatan operasional
lainnya pada sekolah
7. Ketentuan lainnya mengenai pengelolaan SDM tenaga profesional lainnya diatur
berdasarkan analisis kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan setiap tahun ajaran
dengan sistem kontrak kerja selama 1 tahun dimana pada tahun tersebut diperlukan
tenaga kerja bedasarkan analisis kebutuhan tenaga pendidik dan kependidikan
8. Pemimpin BLUD merupakan pejabat pengguna anggaran daerah pada SKPD induknya
9. Pemimpin BLUD unit kerja dapat berasal dari tenaga profesional lainnya, pejabat
keuangan BLUD wajib berasal dari PNS yang merupakan kuasa pengguna anggaran
daerah pada SKPD induknya
b. Persyaratan calon pegawai
Calon pegawai BLUD tidak tetap harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Warga negara republik indonesia
2. Berumur sekurang-kurangnya 18 tahun dan paling tinggi berumur 35 tahun untuk
jenjang pendidikan sekolah lanjutan atas sampai dengan strata 1 atau sederajat, atau
paling tinggi berumur 46 tahun untuk jenjang pendidikan strata 2 atau sederajat
3. Tidak pernah dijatuhi sanksi pidana penjara atau kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak
pidana
4. Tidak pernah diberhentikan tidak dengan hormat sebagai pegawai negeri, pegawai
honorer atau sebagai pegawai swasta
5. Memiliki ijazah sesuai yang dipersyaratkan
6. Surat keterangan catatan kepolisian yang dikeluarkan oleh pihak POLRI pada tingkat
kabupaten
7. Surat keterangan tidak pernah mengkonsumsi narkotika, psikotropika, prekursor dan
zat adiktif lainnya dari dokter pemerintah
8. Pelamar yang dinyatakan lulus tidak terikat dengan status kepegawaian pada instansi
lainnya
9. Persyaratan lainnya yang ditetapkan oleh pemimpin BLUD SMKN 1 Plered sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
c. Pengangkatan calon pegawai
1. Pegawai BLUD tidak tetap berasal dari pegawai tenaga profesional lainnya sesuai
kebutuhan
2. Pegawai BLUD sebagaimana dimaksud point 1 dapat dipekerjakan secara tetap
ataupun berdasarkan kontrak
3. Pengangkatan pegawai BLUD yang berasal dari tenaga profesional lainnya yang tidak
tetap, dilakukan berdasarkan prinsip efisien, ekonomis, dan produktif dalam rangka
peningkatan mutu layanan
4. Pelamar yang dinyatakan lulus dalam pelaksanaan tes wajib melakukan pendaftaran
ulang dengan menyerahkan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan
5. Pelamar yang dinyatakan lulus sebagaimana pada point 4 dapat diangkat menjadi
pegawai BLUD tidak tetap dan wajib mengikuti masa percobaan selama 3 bulan untuk
dilakukan penilaian awal oleh pejabat terkait
6. Jangka waktu kontrak pegawai BLUD tidak tetap berlaku sejak penandatangan
komtrak dan berakhir pada tanggal 31 desember tahun berkenaan.
d. Penempatan pegawai
Penempatan pegawai merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses perencanaan
sumber daya manusia, karena hal tersebut akan mendukung efisiensi dan produktivitas
kerja dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Dalam penempatan pegawai ini perlu
diperhatikan faktor-faktor diantaranya:
- Pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh seorang pegawai pengetahuan
pekerjaan meliputi pemahaman terhadap ruang lingkup pekerjaan, aturan, proses,
hasil kerja dan sebagainya. Pegawai diharapkan dapat fleksibel mampu dan mau
memberikan kontribusi terhadap inovasi, mampu mengatasi ketidakpastian, siap
untuk belajar sepanjang hidup, memiliki sensitivitas sosial dan keterampilan
komunikasi, mampu bekerja dalam kelompok bertanggungjawab, menyiapkan diri
untuk mengahadapi kompetisi internasional, memiliki pengetahuan di luar wilayah
spesifik keahliannya, dan mengerti bagaimana cara mengkombinasikan disiplin dan
kreatif
- Skill atau keterampilan pegawai
- Pengalaman dari pegawai yang bersangkutan
- Kemampuan pegawai
- Kepribadian
- Minat
e. Batas usia dan masa kerja
- Perjanjian kerja untuk pegawai BLUD tenaga profesional kontrak, dibuat dalam
jangka waktu maksimal 1 tahun.
- Perjanjian kerja untuk pegawai tetap BLUD yang berasal dari tenaga profesional
lainnya dibuat sampai dengan maksimal batas usia 56 tahun.
- Pegawai BLUD tenaga profesional tetap yang memiliki keahlian tertentu dan telah
mencapai batas usia 56 tahun dapat dikontrak kembali sesuai kebutuhan.
f. Hak dan kewajiban
a. Hak
1. Gaji yang besarnya berdasarkan tingkat tanggungjawab dan kinerja sesuai dengan
standarisasi harga pengadaan barang/jasa kebutuhan pemerintah daerah provinsi
Jawa Barat
2. Penghasilan lainnya berdasarkan tingkat tanggungjawab dan kinerja sesuai dengan
kemampuan keuangan BLUD SMKN 1 Plered
3. Pegawai BLUD tidak tetap yang dalam pelaksanaan tugas mengharuskan untuk
keluar daerah dapat diberikan biaya perjalanan dinas sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Dilaksanakan secara selektif berkaitan langsung
dengan kepentingan kedinasan, tugas dan tanggungjawab sebagai pegawai BLUD
tidak tetap
4. Cuti pegawai yang terdiri dari cuti tahunan, cuti sakit dan cuti bersalin
5. Santunan kematian
6. Kesejahteraan
7. Jaminan kesehatan
8. Pegawai BLUD tenaga profesional mempunyai kewajiban yang sama dengan
pegawai BLUD PNS sebagaimana peraturan perundang-undangan yang berlaku
9. Hak dan kewajiban pegawai BLUD tenaga profesional diatur lebih lanjut dengan
keputusan pemimpin BLUD
b. Kewajiban
1. Memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional, kompeten, jujur,
transparan dan tidak diskriminatif
2. Netral dari pengaruh partai politik dan organisasi terlarang
3. Setia dan taat kepada pancasila dan undang-undang dasar 1945, negara dan
pemerintah serta menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan negara republik
indonesia
4. Mematuhi peraturan internal yang berlaku di lingkungan BLUD SMK 1 Plered dan
peraturan lainnya sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Menyimpan rahasia jabatan
6. Hak dang kewajiban pegawai BLUD tenaga profesional diatur lebuh lanjut dengan
keputusan pemimpin BLUD
g. Pembinaan
Pembinaan kepegawaian berupa pemberian penghargaan dan sanksi dilakukan oleh kepala
SMKN 1 Plered/pimpinan BLUD dan oleh pejabat yang berwenang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

h. Kebijakan sistem remunerasi


Remunerasi merupakan imbalan kerja yang didapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi kerja, pesangon, dan pensiun. Ketentuan
mengenai remunerasi BLUD diatur dalam peraturan menteri dalam negeri no 79 tahun
2018 tentang badan layanan umum daerah (BAB II tentang sumber daya manusia dan
remunerasi pasal 23 sampai dengan pasal 28). Bagi pejabat pengelola BLUD, dewan
pegawas, sekretaris dewan pengawas, anggota dewan pengawas dan pegawai BLUD dapat
diberikan remunerasi sesuai dengan tingkat tanggungjawab dan tuntutan profesionalisme
kerja yang besarannya ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan pimpinan BLUD
melalui kepala dinas pendidikan.
i. Pemutusan hubungan kerja
a. Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berstatus
PNS adalah dengan mengikuti peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
1. PNS diberhentikan dengan hormat karena:
 meninggal dunia;
 atas permintaan sendiri;
 mencapai batas usia pensiun;
 perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini; atau
 tidak cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban.
2. PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan karena dihukum
penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana dengan hukuman pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan tidak berencana.
3. PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena melakukan
pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
4. PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena :
 melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
 dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidana umum;
 menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik; atau
 dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telahmemiliki kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidanadengan pidana penjara paling
singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan berencana
b. Pemberhentian Pegawai BLUD Tenaga Professional dilaksanakan apabila:
1. Pegawai BLUD Tenaga Professional diberhentikan dengan hormat dari
tugas/jabatanapaila :
 mengundurkan diri;
 mencapai batas usia 56 (lima puluh enam) tahun;
 meninggal dunia;
 melanggar perjanjian kerja;
 Diterima menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan/atau bekerja pada
instansi lainnya;
 masa perjanjian kerja habis;
 tidak masuk kerja selama 46 (empat puluh enam) hari
 kerja secara akumulatif selama 1 (satu) tahun;
 berhalangan tetap karena sakit sehingga tidak dapat melaksanakan tugas
2. Pegawai BLUD Tenaga Propesional diberhentikan tidak dengan hormata apabila:
 melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ideologi Negara, Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 atau terlibat dalam kegiatan yang menentang
Pemerintah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
 dihukum penjara atau kurungan berdasarkan Putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana;
 melanggar pakta integritas yang telah disepakati bersama Pegawai BLUD tidak
tetap;
 tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam hak
dankewajiban Pegawai BLUD;
 dan/atau tidak mentaati peraturan internal yang berlaku di BLUD SMK Negeri
1 Plered
c. penyederhanaan organisasi
Pemberhentian kerja pegawai profesional lainnya di SMKN 1 Plered dilakukan
melalui beberapa tahap antara lain :
1. Tahap pemberian teguran lisan
2. Tahap pemberian teguran tertulis
3. Tahap pemutusan kontrak kerja
4. Bagi pegawai yang tidak melakukan pelanggaran namun kurang kompeten kontrak
tidak akan diperpanjang
5. Bagi pejabat pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas yang
diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50 %
(lima puluh persen) dari remunerasi/honorarium bulan terakhir sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan
yang bersangkutan.
d. Bagi pejabat pengelola yang berstatus PNS yang diberhentikan sementara dari
jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50 (lima puluh persen) dari remunerasi
bulan terakhir di BLUD SMKN 1 Sambilegi sejak tanggal diberhentikan atau sebesar
gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.
E. PENGELOLAAN KEUANGAN
Sesuai dengan karakteristik nya, entitas yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan
Layanan Umum diberikan fleksibilitas pengelolaan keuangan, antara lain pengelolaan
pendapatan dan belanja, pengelolaan kas, pengelolaan utang piutang, dan pengelolaan
investasi. Fleksibilitas pengelolaan keuangan tersebut diperolehnya dengan bentuk tanpa
disetor terlebih dahulu ke kas daerah. Entitas BLUD juga memiliki kewenangan pengelolaan
kas secara mandiri dengan menyimpan maupun melakukan investasi jangka pendek dengan
memanfaatkan kas yang ada. Kedua hal ini mempunyai dampak terhadap transaksi keuangan
dan akuntansi BLUD yang pada akhirnya tercermin pada laporan keuangan BLUD.
Sesuai dengan peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 79 tahun 2018 tentang Badan Layanan
Umum Daerah salah satu persyaratan untuk menerapkan Badan Layanan Umum Daerah
membuat 5 komponen laporan keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh BLUD tersebut
sebagai laporan keuangan awal karena BLUD nantinya akan menjadi entitas pelapor yang
akan membuat 7 komponen laporan keuangan. Kepala pelaksana teknis dinas/badan daerah
yang akan menerapkan BLUD harus membuat laporan keuangan sesuai dengan sistem
akuntansi yang diterapkan pada pemerintah daerah. Hal ini dikarenakan unit pelaksana teknis
dinas/badan daerah bukan merupakan entitas akuntansi maka dalam penyusunan 5 komponen
laporan keuangan dimaksud harus memecah dari laporan keuangan SKPD.
5 komponen keuangan terdiri atas:
1. Laporan realisasi anggaran
2. Neraca
3. Laporan operasional
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Catatan atas laporan keuangan

Dalam hal unit pelaksana teknis dinas/badan baru dibentuk dan akan menerapkan BLUD
maka unit pelaksana teknis dinas/badan baru tersebut tidak menyusun 5 komponen laporan
keuangan tetapi hanya menyusun prognosis/proyeksi keuangan berupa laporan realisasi
anggaran dan laporan operasional sesuai dengan sistem perencanaan dan penganggaran yang
diterapkan oleh pemerintah daerah.

F. PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH


Kepala sekolah yang menerapkan BLUD menetapkan kebijakan pengelolaan sampah dan
limbah, baik limbah kimia, fisik dan biologik. Kebijakan pengelolaan lingkungan dan limbah
yang diselenggarakan di UPTD SMKN 1 Plered yaitu:
1. Pengelolaan limbah di UPTD SMKN 1 Plered, dilakukan dengan pemahaman pisahkan
sampah sesuai dengan jenisnya. Pengelolaan sampah ada 3 cara pemilahan sampah yang
terdiri atas:
 Pemilahan yaitu memisahkan menjadi kelompok sampah organik dan non
organik dan ditempatkan dalam wadah yang berbeda
 Pengolahan dengan konsep 4R yaitu:
1. Replace. Mengganti dengan barang ramah lingkungan, teliti barang yang
kita pakai sehari-hari
2. Reduce. Mengurangi sampah
3. Rause. Manfaatkan botol bekas untuk wadah
4. Recycle. Melakukan daur ulang sendiri memang tidak mudah, karena
kadang dibutuhkan teknologi dan penanganan khusus. Tapi bisa membantu
dengan cara-cara ini:
a. Mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar untuk didaur ulang
b. Mengumpulkan sisa kaleng dan botol gelas untuk didaur ulang
c. Menggunakan berbagai produk kertas maupun barang lainnya hasil
daur ulang

Untuk sampah yang tidak dapat ditangani dalam lingkup sekolah,


dikumpulkan ke tempat penampungan sementara (TPS) yang telah
disediakan untuk selanjutnya diangkut petugas kebersihan ke tempat
pembuangan akhir (TPA)

2. UPTD SMK memiliki tanggung jawab sosial terhadap lingkungan. Hal ini diwujudkan
dalam upaya pencegahan penyakit yang dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang tidak
sehat. Tidak hanya itu UPTD SMK juga memiliki komitmen dalam masalah limbah dan
sampah dengan baik agar tidak mencemari lingkungan.
BAB III
PENUTUP

Tata kelola yang diterapkan pada SMK yang menerapkan BLUD bertujuan untuk:

1. Memaksimalkan nilai SMK dengan cara menerapkan prinsip transparansi, akuntabilitas,


responsibilitas, dan independensi agar SMK memiliki daya saing yang kuat.
2. Mendorong pengelola SMK secara profesional, transparan dan efisien, serta
memberdayakan fungsi dan peningkatan kemandirian organ SMK
3. Mendorong agar organisasi SMK dalam membuat keputusan dan menjalakan kegiatan
senantiasa dilandasi dengan nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran atas adanya tanggung jawab sosial
SMK terhadap stakeholder
4. Meningkatkan kontribusi SMK dalam mendukung kesejahteraan umum masyarakat
melalui pelayanan pendidikan khususnya pendidikan kejuruan.

Untuk dapat terlaksananya aturan dalam tata kelola perlu mendapat dukungan dan partisipasi
seluruh warga SMK serta perhatian dan dukungan pemerintah Provinsi baik bersifat materil,
administratif maupun politis.

Tata kelola SMK ini akan direvisi apabila terjadi perubahan terhadap peraturan perundang-
undangan yang terkait dengan tata kelola SMK sebagaimana disebutkan diatas, serta disesuaikan
dengan fungsi, tanggung jawab dan kewenangan SMK serta perubahan lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai