SMK NEGERI 4
2025
SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai penyedia jasa pelayanan bagi masyarakat dituntut
untuk menyelenggarakan proses manajemen berdasarkan praktik-praktikbisnis yang sehat dan
beretika. Pola Tata Kelola merupakan kumpulan aturan bagi proses pengelolaan dan
pengawasan serta pembagian tanggung jawab dan kekuasaan khususnya bagi stakeholder dan
Pejabat Pengelola. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.
Dokumen Tata Kelola BLUD SMK Negeri 4 Yogyakarta diselesaikan setelah melalui
kegiatan koordinasi penyusunan rancangan bersama di lingkungan SMK Negeri 4 Yogyakarta
dan pihak terkait di lingkungan pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam
penyusunan dokumen ini, kami berharap dengan adanya dokumen Tata Kelola SMK Negeri
4 Yogyakarta untuk periode tahun 2020 – 2024 dapat digunakan sebagai penjaminan mutu
layanan pendidikan dan pedoman dalam menyusun program dan kegiatan tahunan dalam
peningkatan pelayanan jasa maupun produk secara efektif, efisien, dan fleksibel.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan
proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, mulai dari persiapan
sampai dengan evaluasi. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan atau proses pembelajaran perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik
karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama untuk menghasilkan keluaran
(output) yang diharapkan.
SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dan
bersentuhan secara langsung dengan masyarakat luas memerlukan peningkatan dalam
pelayanan pengelolaan yang lebih akuntable dan fleksibel, maka dari itu SMK Negeri 4
Yogyakarta menginisiasi untuk mengajukan diri sebagi salah satu Badan Layanan Usaha
Daerah ( BLUD ) di Provinsi Daerah Istimewa Yoyakarta.
SMK Negeri 4 Yogyakarta telah berdiri pada 1 Januari 1976 adalah salah satu sekolah
pariwisata terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menempati 1,8 Ha luas
tanah. SMK Negeri 4 Yogyakarta dalam perjalanan mengalami beberapa perubahan seperti
jumlah kelas, jumlah peserta didik dan sampai saat ini SMK Negeri 4 Yogyakarta memiliki
total 156 guru, 1700 peserta didik dan 7 kompetensi keahlian antara lain :
Usaha Perjalanan Wisata ( 2 kelas )
Perhotelan ( 2 kelas )
Kuliner ( 6 kelas )
Tata Kecantikan Kulit dan Rambut ( 3 Kelas )
Spa dan Beauty Therapy ( 1 Kelas dengan pembelajaran 4 tahun )
Tata Busana ( 3 Kelas )
Desain Fesyen ( 1 Kelas dengan pembelajaran 4 tahun )
Melihat jumlah warga di lingkungan SMK Negeri 4 Yogyakarta yang cukup banyak
diharapkan bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sekitar. BLUD
menjadi jalan keluar untuk mencapai pelayanan yang maksimal tersebut. Maka dari itu SMK
Negeri 4 Yogyakarta dengan tekad yang bulat mengajukan diri sebagai salah satu BLUD di
Provinsi DIY.
Adanya pola tata kelola ini merupakan langkah awal dalam menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan, yang merupakan acuan dalam menjalankan peran masing-masing dan interaksi
antar bagian-bagian BLUD di SMK N 4 Yogyakarta, maupun dengan pemangku kepentingan
lainnya. BLUD akan berhasil diterapkan di SMK N 4 Yogyakarta bukan hanya tergantung
pada tersedianya sarana dan prasarana tetapi juga tergantung pada komitmen pimpinan dan
setiap organisasi di dalamnya.
C. Tujuan Tata Kelola
Tujuan penerapan Pola Tata Kelola BLUD di SMK N 4 Yogyakarta antara lain meliputi:
1. Memaksimalkan nilai BLUD SMK N 4 Yogyakarta dengan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, kredibilitas, pertanggungjawaban, dan keadilan sehingga BLUD
dapat berdaya saing kuat secara nasional dan internasional.
2. Mendorong pengelolaan BLUD SMK N 4 Yogyakarta secara profesional, transparan, dan
efisien dengan memberikan gambaran yang jelas pada posisi jabatan, pembagian
tanggung jawab dan wewenang serta mekanisme kerja atar posisi jabatan dan fungsi
dalam organisasi.
3. Memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ BLUD.
4. Mendorong BLUD SMK N 4 Yogyakarta sehingga pembuatan keputusan dan
kegiatannya berdasarkan nilai-nilai moral dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tanggung jawab sosial terhadap stakeholder.
5. Meningkatkan kontribusi BLUD dalam upaya membangun bangsa dengan melaksanakan
pengelolaan pelayanan produk dan jasa yang dihasilkan.
6. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.
D. Sumber Referensi
Sumber referensi untuk menyusun pola tata kelola BLUD-SKPD antara lain:
b. Fungsi
1) Menyelenggarakan rapat koordinasi sebulan sekali
2) Mengadakan koordinasi dengan Guru Akuntansi dalam mendistribusikan siswa
ke industry
3) Menentukan personil dalam struktur organisasi Kompetensi Keahlian
4) Mengusulkan personil uji kompetensi keahlian
5) Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat pembelajaran di Kompetensi Keahlian
6) Mengusulkan kegiatan Kunjungan Industri
7) Mengusulkan anggaran kompetensi keahlian
8) Mengusulkan guru tamu
9) Mengusulkan pembelajaran di luar sekolah
10) Memberikan masukan dalam kenaikan tingkat/ kelulusan siswa
C. Pengelompokan Yang Logis
1. Pimpinan BLUD
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), salah satu unsur pengoperasian BLUD
berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal yakni pengelompokan fungsi
yang logis. Pengelompokan fungsi yang logis artinya pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Pengelompokan
fungsi ini juga merupakan salah satu fungsi manajemen organisasi. Dimana fungsi
manajemen organisasi terdiri atas perencanaan, pengorganisasian (pengelompokan),
dan pelaksanaan.
Pengelompokan fungsi yang logis dilakukan untuk membagi suatu kegiatan besar
pada organisasi menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengelompokan fungsi yang
logis bertujuan mempermudah manajemen dalam hal pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan guna melaksanakan tugas dan fungsi yang terlah dibagi sesuai
kemampuan masing-masing.Pengelompokan fungsi yang logis dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang ada pada organisasi, siapa yang bertanggungjawab pada
tugas tersebut, kemudian bagaimana tugas-tugas tersebut harus dilaksanakan, dan siapa
yang menjadi penanggung jawab setiap tugas yanganga ada. Selain itu, pengelompokan
fungsi yang logis juga mempermudah pengambilan keputusan, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.
Pengelompokan fungsi yang logis pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
terdiri atas fungsi pelayanan dan fungsi pendukung. Fungsi pelayanan merupakan pihak
yang merencanakan dan terlibat langsung atas penyediaan barang dan jasa yang berguna
kepada masyarakat. Sedangkan fungsi pendukung merupakan pihak yang mendukung
(tidak terlibat secara langsung) penyediaan barang dan jasa. Dengan dibedakannya antara
fungsi pelayanan dan pendukung membantu organisasi beroperasi dengan efektif.
Langkah yang dapat dilakukan BLUD untuk pengelompokan fungsi yang logis
diantaranya: (i) menentukan desain struktur organisasi yakni susunan komponen-
komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi, (ii) menentukan job description atau
pembagian pekerjaan tiap-tiap jabatan guna meraih sasara organisasi, (iii) penentuan
wewenang dan tanggung jawab, (iv) penentuan hubungan yang dapat membedakan antara
atasan dan staff, serta (v) pendeskripsian berbagai kegiatan yang dianggap akan lebih
efektif dan efisien sehubungan dengan pengoptimalan sumber daya yang ada untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelima langkah ini dapat digunakan untuk fungsi
pelayanan dan fungsi pendukung.
BLUD SMK N 4 Yogyakarta membagi 2 bagian pengelompokan fungsi yang logis:
1. Fungsi Layanan
a. Manager Mutu
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
c. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
d. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
e. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
f. Program Studi Keahlian dan Kompetensi
2. Fungsi Pendukung
a. Komite Sekolah
b. Kepala Sekolah
c. Kasubag Tata Usaha
d. Pejabat Teknis BLUD
e. Pejabat Keuangan
f. Pengawas Internal
D. Pengelolaan SDM
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2018 Pasal 39-40
mengenai pola tata kelola, BLUD beroperasi berdasarkan kelembagaan, prosedur
kerja, pengelompokan fungsi, dan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan
sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, memuat kebijakan
mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
BLUD harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Peningkatan status
BLUD adalah meningkatnya status satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK-
BLUD bertahap menjadi satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK- BLUD
penuh. Hal ini disebabkan oleh penyediaan laporan kinerja yang dituntut cepat, tepat, dan
benar. Sehingga diperlukan pelatihan bagi SDM yang ada, namun tidak menutup
kemungkinan dapat juga merekrut tenaga kerja non PNS untuk membantu pelaksanaan
administrasi.
Pengembangan SDM perlu direncanakan dari segi kualitas dan kuantitas, serta
perancangan job spesifikasi. Perencanaan kualitas meliputi tingkat pendidikan, skill,
pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing unit kerja dalam struktur organisasi
tersebut. Perencanaan kuantitas dilakukan dengan merancang batas minimal jumlah
karyawan di masing-masing unit kerja. Pengembangan SDM berkaitan dengan
penyusunan jalur karir yang merupakan urut-urutan posisi (jabatan) sesuai dengan
struktur organisasi. Sedangkan pengembangan kemampuan kerja adalah cara-cara untuk
meningkatkan kemampuan karyawan baik secara informal maupun formal.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dan penempatan pegawai pada
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) antara lain :
a. Penerimaan Pegawai BLUD
1) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) atau Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) yang profesional dan
memiliki kompetensi di bidangnya sesuai dengan kebutuhan.
3) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari Non Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang yang pengangkatan dan
pemberhentiannya didasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.
5) Ketentuan lainnya mengenai pengelolaan SDM Non PNS diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil mulai dari tata cara dan pola rekruitmen,
formasi, pengadaan, penilaian kinerja, hak dan kewajiban sampai dengan
pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian.
6) Pemimpin BLUD merupakan Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah pada
SKPD induknya.
7) Pemimpin BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Daerah pada SKPD induknya.
Pejabat Teknis dan Pejabat Keuangan BLUD dapat berasal dari Non PNS.
b. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses
perencanaan sumber daya manusia, karena akan medukung efisiensi dan
produktivitas kerja dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam penempatan pegawai diantaranya:
Tuntutan yang harus dipenuhi pegawai sebagai bekal untuk menduduki jabatan
tertentu dengan asumsi bahwa pekerjaan yang dihadapi memerlukan
pengalaman (kompetensi yang diperoleh melalui pengalaman).
4) Kemampuan Pegawai
5) Kepribadian
Tuntutan terhadap sikap / tingkah laku pegawai yang harus tercermin dalam
perilaku kerja yang didasarkan pada norma-norma positif dalam masyarakat.
6) Minat
2. Sistem Remunerasi
a. Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan
b. Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan
di luar gaji setiap bulan
c. Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di luar
gaji
d. Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas prestasi kerja yang dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat
tertentu
e. Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan sesuai dengan
kemampuan keuangan
g. Remunerasi
d. lembaga profesi
b. bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas prestasi
Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi pegawai negeri sipil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Remunerasi bagi pejabat keuangan dan
pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari
remunerasi pemimpin.
a. honorarium ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen)
dari gaji dan tunjangan pemimpin
b. honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh
enam persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin
c. honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas
persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin
Bagi pejabat pengelola dan pegawai yang berstatus sebagai PNS, gaji pokok dan
tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan PNS
serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang ditetapkan oleh
Gubernur. Pembagian Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada
SMK N 4 Yogyakarta diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Propinsi Pembagian Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) pada SMK N 4 Yogyakarta diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala
Dinas Pendidikan Propinsi DI Yogyakarta.
3. Jenjang Karier
a. Jenjang karier bagi pegawai disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang
berlaku yaitu sesuai dengan jenjang karier jabatan struktural atau jenjang karier
jabatan fungsional.
b. Mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan pengetahuan dan kemampuan SDM. Meningkatkan standar
pendidikan pegawai ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai UU No.5/2014 tentang ASN terdiri tiga
jenis jabatan, yaitu: Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional dan Jabatan Pimpinan
Tinggi. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi
pada instansi pemerintah.
d. Jabatan Administrasi ada tiga macam tingkatan, yaitu untuk tingkat jabatan
tertinggi disebut jabatan administrator, untuk tingkat jabatan menengah
disebut jabatan pengawas dan, untuk jabatan tingkat terbawah disebut jabatan
pelaksana. Pejabat dalam jabatan administrator, bertanggung jawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Pejabat dalam jabatan pengawas bertanggung jawab mengendalikan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana. Sedangkan pejabat
dalam jabatan pelaksana bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Setiap jabatan tersebut,
ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk mampu menangani
beban kerja yang menjadi tanggungjawab instansi atau satuan kerja perangkat
pemerintah.
e. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan
fungsional keterampilan. Jabatan fungsional keahlian terdapat empat tingkatan, yaitu
jabatan fungsional ahli tertinggi disebut jabatan fungsional ahli utama, Jabatan
fungsional ahli madya, jabatan fungsional ahli muda dan Jabatan fungsional ahli
terendah disebut jabatan fungsional ahli pertama. Sedangkan jabatan fungsional
keterampilan, juga terdiri dari empat tingkatan, yaitu jabatan fungsional
ketrampilan tertinggi disebut jabatan fungsional penyelia, Jabatan fungsional
mahir, jabatan fungsional trampil dan (4) Jabatan fungsional ketrampilan
terendah disebut jabatan fungsional pemula.
f. Pegawai ASN terdiri dari dua jenis, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakanPegawai ASN yang
diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK merupakan Pegawai ASN
yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. PPPK pengembangan kariernya, sesuai kontrak
kerjanya. Sedangkan PNS sebagai pegawai tetap, pengembangan jenjang kariernya,
dalam UU No.5/2014.
g. Pengembangan Karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah serta dilakukan dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas. Kompetensi tersebut meliputi (a).
Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis, (b). Kompetensi
manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau
manajemen, dan pengalaman kepemimpinan, dan (c). Kompetensi sosial kultural
yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Integritas diukur
dari indikator kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundangundangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat,
bangsa dan negara. Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika
agama, budaya, dan sosial kemasyarakatan.
4. Pembinaan Pegawai
Pembinaan kepegawaian berupa pemberian rewards (penghargaan) dan punishment
(hukuman atau sanksi) dilakukan oleh Kepala SMK N 4 Yogyakarta selaku Pimpinan
BLUD dan oleh pejabat yang berwenang (Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian
Propinsi DI Yogyakarta) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. SDM yang berasal dari PNS
Disiplin PNS merupakan keharusan dan kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau peraturan kedinasan
yang diterapkan. Berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, maka apabila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, PNS
yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman
disiplin yang terdiri dari:
1) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pernyataan tidak puas secara tertulis
2) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
3) Jenis hukuman disiplin berat, terdiri dari :
Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
Pembebasan darijabatan
Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS
5. Mutasi Pegawai
Mutasi pegawai ASN/PNS merujuk pada UU ASN No. 5 Tahun 2014 yang
merupakan dasar hukum (basic legal) untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam menerapkan kebijakan manajemen kepegawaian terutama pada proses mutasi
pegawai ASN. Komitmen tersebut haruslah melekat dalam setiap pegawai ASN yang
disanjungi status sebagai abdi Negara dan masyarakat. Selanjutnya proses mutasi
(pengangkatan dan pemberhentian) dalam jabatan struktural dan fungsional harus
merujuk pada UU ASN, serta peraturan yang masih berlaku lainnya. Dalam UU ASN
menjelaskan bahwa PNS merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh pejabat pembina pegawai dan memiliki nomor induk secara nasional.
Kemudian, pada pasal 68 UU ASN yang mengatur tentang manajemen ASN
menegaskan bahwa PNS dapat berpindah antar dan antara jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi, dan jabatan fungsional di instansi pusat dan instansi pemerintah
daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja. Dengan demikian,
perlu digaris bawahi, mutasi pegawai ASN baik dalam jabatan struktural maupun non
struktural harus menempatkan pada prinsip dasar the right man in the right place.
Kebijakan mutasi pegawai ASN diciptakan untuk netralitas yang tinggi, dan
berlandaskan pada mer it system (pengangkatan seorang pegawai didasarkan pada
kecakapan yang dimiliki). Mutasi sesuai reformasi birokrasi memiliki tujuan untuk
mengubah struktur, tingkah laku dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama,
terlebih khusus dalam penataan sistem dan manajemen kepegawaian. Tujuan mutasi
adalah:
a. Meningkatkan efektivitasorganisasi.
b. Meningkatkan fleksibilitas dan kompetensi posisikunci.
c. Menghadapi fluktuasi kebutuhankerja.
d. Memperbaiki hubungan antar karyawan.
e. Mengoreksi penempatan yangsalah.
f. Mengurangi rasa jenuh(monoton).
g. Mengaturtenagakerja.
h. Menghukum karyawan.
a. Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang
berstatus PNS adalah dengan mengikuti Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil serta peraturan kepegawaian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pemberlakuan pemutusan hubungan kerja bagi
PNS harus melalui proses yang berlaku dengan memberikan hukuman disiplin
sebegai berikut:
1) Hukuman disiplin ringan berupa; teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan
tidak puas secara tertulis.
2) Hukuman disiplin sedang berupa; Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun, Penundaan kenaikan pangkatselama 1 (satu) tahun dan Penurunan
pangkatpadapangkatyang setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
3) Hukuman disiplin berat berupa; penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat
lebih rendah selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
dalam jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan jabatan, pemberhentiandengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS.
a) PNS diberhentikan dengan hormat karena:
meninggal dunia
atas permintaan sendiri
mencapai batas usia pensiun
perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini
cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban
b) PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan dengan
hormat karena dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling selama 2 (dua) tahun dan pidana yang
dilakukan tidakberencana.
c) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena
melakukan pelanggaran disiplin PNStingkat berat.
d) PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidanaumum
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.
b. Bagi pejabat pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas yang
diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50 %
(lima puluh persen) dari remunerasi/honorarium bulan terakhir sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan yang
bersangkutan. Bagi pejabat pengelola yang berstatus PNS yang diberhentikan
sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari remunerasi bulan terakhir di BLUD sejak tanggal diberhentikan atau sebesar
gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.
c. Bagi Pegawai Non Pegawai Negeri sipil, Kontrak Kerja Individu
Apabila pegawai Non PNS/Kontrak Kerja Individu melakukan tindakan
pelanggaran disiplin akan diberikan teguran lisan dan tertulis atau pemutusan
hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat apabila:
1) Tidak hadir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih dalam satu bulan tanpa alasan
yang sah.
2) Bekerja rangkap di instansi lain pada jam kerja yang disepakai
3) Merusak dengan sengaja dan/atau menghilangkan asset baik secara
keseluruhan dan/atau sebagian asset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
baik oleh diri sendiri maupun bersama-sama
4) Melawan atasan berdasarkan laporan tertulis
5) Melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku
6) Mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja dan atau tempat kerja
7) Menggunakan dan atau memanfaatkan fasilitas untuk kepentingan pribadi baik
didalam maupun diluarjam kerjatanpaizin yangsah
8) Dinyatakanbersalahberdasarkankeputusanpengadilanyangtelah berkekuatan
hukum tetap.
E. Kebijakan Keuangan
Sistem keuangan yang akan dilaksanakan adalah sistem pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) bertahap dimana seluruh pendapatan SMK N
4 Yogyakarta dapat digunakan langsung untuk biaya operasional sekolah, dengan
pengelolaan tersebut sekolah lebih leluasa dalam mengatur keuangan sekolah dan
memanfaatkan sebesar-besarnya potensi yang ada untuk meningkatkan pendapatan.
Transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan selalu diupayakan di
lingkungan SMK N 4 Yogyakarta, dengan mengelola anggaran keuangan sesuai dengan
sistem akuntansi pemerintah. Keberadaan Divisi Audit merupakan salah satu langkah
untuk mewujudkan harapan tersebut. Sementara itu, kegiatan rutin berupa audit terhadap
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan unit-unit kerja juga sedang dipersiapkan untuk
segera dilakukan. Sumber-sumber penerimaan SMK N 4 Yogyakarta terdiri dari dua
sumber yaitu dana APBN dan APBD. Dalam perencanaan anggaran, proporsi dana
dialokasikan untuk Pemerataan dan Perluasan Akses (5%), Peningkatan Mutu, Relevansi
dan Daya Saing (40%) dan Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik
(55%). Untuk mengevaluasi kinerja keuangan, Kepala sekolah sebagai pemimpin BLUD
membentuk Divisi Audit Internal. Tugas dari divisi ini adalah melakukan audit
secara rutin pada unit-unit di lingkungan SMK N 4 Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya,
kebijakan pengelolaan keuangan mengikuti Permendagri no. 79 Tahun 2019 BAB IV
tentang Struktur Anggaran BLUD. Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:
1. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUDdikelolalangsunguntukmembiayaipengeluaranBLUDsesuai RBA,
kecuali yang berasal dari hibah terikat. Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui
Rekening Kas BLUD. Pendapatan BLUD bersumber dari:
a. layanan (berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat)
b. hibah (dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain, digunakan sesuai dengan tujuan pemberian hibah, sesuai
dengan peruntukannya yang selaras dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum
dalam naskah perjanjian hibah)
c. hasil kerjasama dengan pihak lain (dapat berupa hasil yang diperoleh dari kerjasama
BLUD)
d. APBD (berupa pendapatan yang berasal dari DPA APBD)
e. lain-lain pendapatan BLUD yang sah meliputi:
1) jasa giro
2) pendapatan bunga
3) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
4) komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD
5) investasi
6) pengembangan usaha dilakukan melalui pembentukan unit usaha untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat. Unit usaha merupakan bagian
dari BLUD yang bertugas melakukan pengembangan layanan dan
mengoptimalkan sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan BLUD.
2. Belanja BLUD
Belanja BLUD terdiri atas belanja operasi dan belanja modal. Belanja operasi mencakup
seluruh belanja BLUD untuk menjalankan tugas dan fungsi meliputi belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lain. Belanja modal mencakup
seluruh belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulanuntuk digunakan dalam kegiatan BLUD. Belanja
modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan
bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.
3. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan terdiri atas:
a. Penerimaan pembiayaan
b. Pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan meliputi:
Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
Divestasi
Penerimaan utang/pinjaman
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
Investasi
Pembayaran pokok utang/pinjaman.