Anda di halaman 1dari 31

TATA KELOLA

SMK NEGERI 4

YOGYAKARTA TAHUN 2020 –

2025

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA


DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA
BALAI PENDIDIKAN MENENGAH KOTA
YOGYAKARTA SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, berkat lindungan dan
bimbingan-Nya, penyusunan Pola Tata Kelola BLUD SMK Negeri 4 Yogyakarta telah selesai
dilaksanakan. Penyusunan Pola Tata Kelola ini dibuat dalam rangka memenuhi persyaratan
administratif untuk menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) di Propinsi Jawa Tengah.

SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai penyedia jasa pelayanan bagi masyarakat dituntut
untuk menyelenggarakan proses manajemen berdasarkan praktik-praktikbisnis yang sehat dan
beretika. Pola Tata Kelola merupakan kumpulan aturan bagi proses pengelolaan dan
pengawasan serta pembagian tanggung jawab dan kekuasaan khususnya bagi stakeholder dan
Pejabat Pengelola. Hal tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah.

Dokumen Tata Kelola BLUD SMK Negeri 4 Yogyakarta diselesaikan setelah melalui
kegiatan koordinasi penyusunan rancangan bersama di lingkungan SMK Negeri 4 Yogyakarta
dan pihak terkait di lingkungan pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi DI Yogyakarta.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam
penyusunan dokumen ini, kami berharap dengan adanya dokumen Tata Kelola SMK Negeri
4 Yogyakarta untuk periode tahun 2020 – 2024 dapat digunakan sebagai penjaminan mutu
layanan pendidikan dan pedoman dalam menyusun program dan kegiatan tahunan dalam
peningkatan pelayanan jasa maupun produk secara efektif, efisien, dan fleksibel.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu pengajaran yang diselenggarakan disekolah


sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang -Undang tentang Sistem Pendidikan
Nasional mendefinisikan, pendidikan merupakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara (Undang-Undang RI Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 ayat 1, 2003: 1). Sedangkan tujuan pendidikan
nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Agar tujuan pendidikan nasional tersebut dapat terwujud, maka dibutuhkan manajemen
pendidikan yang baik.

Manajemen pendidikan adalah seluruh proses kegiatan bersama dalam bidang


pendidikan dengan mendayagunakan semua sumber daya yang ada yang dikelola untuk
mencapai tujuan pendidikan. Hasil yang diharapkan dari manajemen pendidikan adalah
produktivitas lembaga pendidikan. Produktivitas lembaga pendidikan dapat dilihat dari
efektivitas dan efisiensi. Efektivitas adalah kesepadanan antara masukan yang merata dan
keluaran yang banyak dan bermutu tinggi, sedangkan efisiensi adalah merujuk pada
motivasi belajar yang tinggi, semangat belajar, dan kepercayaan.

Salah satu fungsi penting dari manajemen pendidikan adalah berkaitan dengan
proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan, mulai dari persiapan
sampai dengan evaluasi. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang melakukan
kegiatan atau proses pembelajaran perlu mengelola kegiatan tersebut dengan baik
karena proses belajar mengajar merupakan kegiatan utama untuk menghasilkan keluaran
(output) yang diharapkan.

SMK Negeri 4 Yogyakarta sebagai salah satu lembaga pendidikan formal dan
bersentuhan secara langsung dengan masyarakat luas memerlukan peningkatan dalam
pelayanan pengelolaan yang lebih akuntable dan fleksibel, maka dari itu SMK Negeri 4
Yogyakarta menginisiasi untuk mengajukan diri sebagi salah satu Badan Layanan Usaha
Daerah ( BLUD ) di Provinsi Daerah Istimewa Yoyakarta.
SMK Negeri 4 Yogyakarta telah berdiri pada 1 Januari 1976 adalah salah satu sekolah
pariwisata terbesar di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menempati 1,8 Ha luas
tanah. SMK Negeri 4 Yogyakarta dalam perjalanan mengalami beberapa perubahan seperti
jumlah kelas, jumlah peserta didik dan sampai saat ini SMK Negeri 4 Yogyakarta memiliki
total 156 guru, 1700 peserta didik dan 7 kompetensi keahlian antara lain :
 Usaha Perjalanan Wisata ( 2 kelas )
 Perhotelan ( 2 kelas )
 Kuliner ( 6 kelas )
 Tata Kecantikan Kulit dan Rambut ( 3 Kelas )
 Spa dan Beauty Therapy ( 1 Kelas dengan pembelajaran 4 tahun )
 Tata Busana ( 3 Kelas )
 Desain Fesyen ( 1 Kelas dengan pembelajaran 4 tahun )

Melihat jumlah warga di lingkungan SMK Negeri 4 Yogyakarta yang cukup banyak
diharapkan bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat sekitar. BLUD
menjadi jalan keluar untuk mencapai pelayanan yang maksimal tersebut. Maka dari itu SMK
Negeri 4 Yogyakarta dengan tekad yang bulat mengajukan diri sebagai salah satu BLUD di
Provinsi DIY.

B. Prinsip Tata Kelola


Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 pasal 31 ayat 2, disebutkan
bahwa prinsip-prinsip dasar tata kelola BLUD adalah sebagai berikut:
1. Transparansi
Mengikuti asas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebas arus informasi
agar informasi mengenai BLUD secara langsung dapat diterima oleh pihak-pihak
yang membutuhkan.
2. Kemandirian
Keadaan di mana BLUD dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan
pengaruh/ tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan dan nilai-nilai etika.
3. Akuntabilitas
Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang
dipercayakan kepada BLUD dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara
periodik.
4. Responsibiltas
Kesesusaian pengelolaan BLUD terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
dan prinsip-prinsip organisasi yang sehat.
5. Kewajaran
Keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder BLUD yang timbul
berdasarkan perjanjian maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Adanya pola tata kelola ini merupakan langkah awal dalam menerapkan prinsip-prinsip
pengelolaan, yang merupakan acuan dalam menjalankan peran masing-masing dan interaksi
antar bagian-bagian BLUD di SMK N 4 Yogyakarta, maupun dengan pemangku kepentingan
lainnya. BLUD akan berhasil diterapkan di SMK N 4 Yogyakarta bukan hanya tergantung
pada tersedianya sarana dan prasarana tetapi juga tergantung pada komitmen pimpinan dan
setiap organisasi di dalamnya.
C. Tujuan Tata Kelola
Tujuan penerapan Pola Tata Kelola BLUD di SMK N 4 Yogyakarta antara lain meliputi:
1. Memaksimalkan nilai BLUD SMK N 4 Yogyakarta dengan prinsip keterbukaan,
akuntabilitas, kredibilitas, pertanggungjawaban, dan keadilan sehingga BLUD
dapat berdaya saing kuat secara nasional dan internasional.
2. Mendorong pengelolaan BLUD SMK N 4 Yogyakarta secara profesional, transparan, dan
efisien dengan memberikan gambaran yang jelas pada posisi jabatan, pembagian
tanggung jawab dan wewenang serta mekanisme kerja atar posisi jabatan dan fungsi
dalam organisasi.
3. Memberdayakan fungsi dan meningkatkan kemandirian organ BLUD.
4. Mendorong BLUD SMK N 4 Yogyakarta sehingga pembuatan keputusan dan
kegiatannya berdasarkan nilai-nilai moral dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan tanggung jawab sosial terhadap stakeholder.
5. Meningkatkan kontribusi BLUD dalam upaya membangun bangsa dengan melaksanakan
pengelolaan pelayanan produk dan jasa yang dihasilkan.
6. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia yang
berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk mendukung
tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.

D. Sumber Referensi

Sumber referensi untuk menyusun pola tata kelola BLUD-SKPD antara lain:

a. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan


Badan Layanan Umum.
b. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 Dewan Pengawas pada Badan
Layanan Umum.
c. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Keuangan BLUD.
d. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
PER/02/M.PAN/1/2007 tanggal 25 Januari 2007 tentang Pedoman Organisasi Satuan
Kerja di Lingkungan Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum.
e. Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010 tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil 8.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri.
f. Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Nomor PER- 09/MBU/2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor
Per-01/Mbu/2011 Tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good
Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara
g. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2018 tentang
Badan Layanan Umum Daerah
BAB II

POLA TATA KELOLA


A. Struktur Organisasi
1. Struktur Organisasi
B. Prosedur Kerja
1. Uraian Kerja Kepala Sekolah
a. Tugas Pokok
1) Membuat program kerja organisasi
2) Membuat Pedoman Mutu organisasi
3) Menjabarkan, melaksanakan dan mengembangkan Diklat
4) Meningkatkan kualitas SDM
5) Mengusahakan kebutuhan Sumber Daya
6) Membuat surat keputusan yang dibutuhkan
7) Membuat surat tugas yang dibutuhkan
8) Membuat kebijakan mutu organisasi
9) Melakukan pengawasan dan supervisi tugas guru dan staf
10) Mengelola keuangan sekolah
11) Melakukan penyesuaian kurikulum menurut ketentuan yang berlaku
12) Menerima, memindahkan dan mengeluarkan siswa
13) Mempromosikan guru serta mengusulkan untuk menjadi guru teladan
14) Menentukan / mengusulkan siswa memperoleh bea siswa
15) Mengadakan kerjasama dengan pihak luar, seperti orang tua, pengguna
produk (tamatan), jajaran pemerintah, dll
b. Wewenang
1) Merevisi personal struktur organisasi
2) Membuat DP3 Guru dan pegawai
3) Memberi pembinaan kepada guru dan karyawan
4) Mengesahkan perubahan kebijakan mutu organisasi
5) Melakukan supervisi mengenai KBM, BP/BK, Kokurikuler, Ekstrakurikuler,
Ketatausahaan, dan melakukan kerja sama dengan masyarakat dan DU/DI
6) Memberikan sanksi terhadap guru dan staf yang melanggar tata tertib
7) Memberikan penghargaan terhadap guru dan staf yang berprestasi

2. Uraian Jabatan Ketua Tata Usaha


a. Tugas pokok
1) Melaksanakan ketatausahaan sekolah
2) Menyiapkan penyusunan program kerja tata usaha sekolah sebagai bahan
penyusunan Program Kerja UPT (Unit Pelaksana Teknis)
3) Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan sekolah serta pengurusan
administrasi ketenagaan dan siswa
4) Melaksanakan pengelolaan urusan umum, perlengkapan dan kepegawaian sekolah
5) Mengkoordinasikan dan melaksanakan 7K (kebersihan, Keindahan, kelestarian,
keamanan, kenyamanan, kekeluargaan, dan ketakwaan)
6) Melaksanakan hubungan masyarakat
7) Bersama-sama dengan wakil kepala sekolah menyusun RAPBS sekolah
8) Melaksanakan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh atasan
9) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah Melaksanakan penertiban
penggunaan sarana/prasarana kantor
10) Mengawasi penyusunan laporan periodik dari masing-masing bagian
11) Menyiapkan daftar absen guru dan pegawai
b. Fungsi
1) Mengkoordinasikan kegiatan Administrasi Sekolah
2) Melaksanakan pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha sekolah
3) Mengawasi pelaksanaan tugas staf yang ada di bawah pengawasannya
4) Menerima dan membagikan untuk diselesaikan surat-surat yang telah didisposisi
oleh Kepala Sekolah

3. Uraian Jabatan Wakil Kepala Urusan Kurikulum


a. Tugas PokoK Wakil Kepala Urusan Kurikulum
1) Membuat program kerja urusan kurikulum
2) Menganalisis dan mengembangkan kurikulum sesuai tuntutan perkembangan
teknologi
3) Mensosialisasikan hasil pengembangan kurikulum
4) Menyusun pembagian tugas guru
5) Menyediakan perangkat pengoperasionalan pendukung pendidikan dan pelatihan
6) Menyusun program pelaksanaan ujian (sekolah, nasional, kompetensi)
7) Mengelola pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
8) Mengembangkan perangkat pembelajaran
9) Menyediakan format-format administrasi guru mengajar
10) Menyusun laporan pelaksanaan pengajaran secara berkala
11) Membuat proposal pengembangan program pendidikan dan pelatihan
12) Bersama-samadengan wakil KepalaSekolahlainnyamenyusun RAPBS sekolah
13) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah
14) Membantu guru dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Menyusun kriteria dan persyaratan naik/tidak naik, serta lulus/tidak lulus
c. Fungsi
1) Mengontrol pelaksanaan KBM sehari-hari
2) Melakukan koordinasi dengan bidang keahlian terkait dalam mengembangkan
kurikulum
3) Mengembangkan kurikulum sesuai tuntutan perkembangan teknologi
4) Mengikuti pemantapan/Work shop untuk meningkatkan kompetensi
5) Memberikan masukan/pertimbangan tentang kenaikan tingkat/pelulusan siswa
6) Memberikan masukan/pendapat untuk peningkatan mutu dan peningkatan
pelayanan pendidikan

4. Uraian Jabatan Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan


a. Tugas Pokok
1) Melaksanakan Penerimaan Peserta Didik Baru
2) Membuat program pembinaan kesiswaan/OSIS
3) Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan mengendalikan peserta diklat dalam
rangka menegakkan disiplin dan tata tertib sekolah
4) Mengkoordinir OSIS sekolah dalam pelaksanaan tugas
5) Mengkoordinir/mengerahkan bersama-sama OSIS dalam hal mengisi hari-hari
non efektif
6) Menentukan siswa sebagai duta sekolah untuk kegiatan OSIS dan lainnya
7) Membuat buku agenda kegiatan pembinaan
8) Bersama-samadengan wakil kepala sekolah lainnya menyusun RAPBS sekolah
9) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah
10) Membuat laporan pembinaan kepada Kepala Sekolah
b. Fungsi
1) Menyeleksi calon siswa baru
2) Membagi tugas pembinaan kepada Pengurus OSIS/IPM
3) Mengontrol pelaksanaan Pengurus OSIS
4) Memberikan masukan/pertimbangan tentang kenaikan tingkat/Kelulusan siswa
5) Memberikan masukan/pendapat untuk peningkatan mutu dan peningkatan
pelayanan pendidikan

5. Uraian Jabatan Wakil Kepala Sekolah Urusan Humas


a. Tugas Pokok
1) Membuat program kerja Humas
2) Mensosialisasikan dan mempromosikan program sekolah ke industri dan
masyarakat terkait
3) Mengatur dan menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa
4) Mempromosikan lulusan kepada DU-DI
5) Melaksanakan penelusuran lulusan di masyarakat, dinas dan DU-DI
6) Membuat laporan kerja Humas secara berkala
7) Bersama-sama dengan wakil kepala sekolah lainnya menyusun RAPBS sekolah
8) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah
b. Fungsi
1) Mengusulkan pembukaan Kompetensi Keahlian yang diminati / di butuhkan DU-
DIdan masyarakat
2) Mengikuti pemantapan/Workshop untuk meningkatkan kompetensinya
3) Memberikan masukan/pertimbangan tentang kenaikan tingkat/Kelulusan siswa
4) Memberikan masukan/pendapat untuk peningkatan mutu dan peningkatan
pelayanan pendidikan
5) Memberikan masukan/pertimbangan tentang kenaikan tingkat/Kelulusan siswa
6) Memberikan masukan/pendapat untuk peningkatan mutu dan peningkatan
pelayanan pendidikan

6. Uraian Jabatan Wakil Kepala Sekolahurusan Sarana Dan Prasarana


a. Tugas Pokok
1) Membuat program pemeliharaan/pengadaan Sarana/Prasarana
2) Merencanakan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana
3) Merencanakan anggaran pengadaan sarana belajar siswa
4) Merencanakan anggaran pengadaan sarana mengajar guru
5) Merencanakan kesejahteraan guru dan Karyawan
6) Melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana
7) Melaksanakan pengadaan sarana belajar siswa
8) Menentukan pemasok bahan, alat dan barang
9) Membuat laporan pengadaan/pemeliharaan sarana/prasarana belajar secara berkala
10) Membuat inventaris sarana dan prasarana
11) Bersama-samadengan wakil kepala sekolah lainnya menyusun RAPBS sekolah
12) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah
b. Fungsi
1) Mengatur pendistribusian bahan dan alat pemelajaran
2) Mengusulkan penghapusan sarana dan prasarana pendidikan
3) Mengusulkan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
4) Mengikuti pemantapan/Workshop untuk meningkatkan kompetensinya
5) Memberikan masukan/pertimbangan tentang kenaikan tingkat/Kelulusan siswa
6) Memberikan masukan/pendapat untuk peningkatan mutu dan peningkatan
pelayanan pendidikan

7. Uraian Jabatan Ketua Kompetensi Keahlian


a. Tugas Pokok
1) Menyusun program kerja Kompetensi Keahlian
2) Mengembangkan program pendidikan dan pelatihan
3) Mengembangkan perangkat pembelajaran di Kompetensi Keahlian
4) Mengelola pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Kompetensi Keahlian
5) Mengatur pembagian tugas guru mengajar, memberikan masukan ke waka
kurikulum untuk penyusunan jadwal KBM
6) Mengadakan koordinasi dengan guru BP/BK, dan wali kelas
7) Mengusahakan pengembangan tempat praktek kerja industry
8) Mensosialisasikan kebijakan Kepala Sekolah
9) Mengontrol keterlaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar
10) Menyeleksi tamatan yang diminta atas kebutuhan DU/DI

b. Fungsi
1) Menyelenggarakan rapat koordinasi sebulan sekali
2) Mengadakan koordinasi dengan Guru Akuntansi dalam mendistribusikan siswa
ke industry
3) Menentukan personil dalam struktur organisasi Kompetensi Keahlian
4) Mengusulkan personil uji kompetensi keahlian
5) Mengusulkan kebutuhan bahan dan alat pembelajaran di Kompetensi Keahlian
6) Mengusulkan kegiatan Kunjungan Industri
7) Mengusulkan anggaran kompetensi keahlian
8) Mengusulkan guru tamu
9) Mengusulkan pembelajaran di luar sekolah
10) Memberikan masukan dalam kenaikan tingkat/ kelulusan siswa
C. Pengelompokan Yang Logis
1. Pimpinan BLUD
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), salah satu unsur pengoperasian BLUD
berdasarkan pola tata kelola atau peraturan internal yakni pengelompokan fungsi
yang logis. Pengelompokan fungsi yang logis artinya pembagian yang jelas dan
rasional antara fungsi pelayanan dan fungsi pendukung yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektifitas pencapaian organisasi. Pengelompokan
fungsi ini juga merupakan salah satu fungsi manajemen organisasi. Dimana fungsi
manajemen organisasi terdiri atas perencanaan, pengorganisasian (pengelompokan),
dan pelaksanaan.

Pengelompokan fungsi yang logis dilakukan untuk membagi suatu kegiatan besar
pada organisasi menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengelompokan fungsi yang
logis bertujuan mempermudah manajemen dalam hal pengawasan dan menentukan orang
yang dibutuhkan guna melaksanakan tugas dan fungsi yang terlah dibagi sesuai
kemampuan masing-masing.Pengelompokan fungsi yang logis dapat dilakukan dengan
cara menentukan tugas apa yang ada pada organisasi, siapa yang bertanggungjawab pada
tugas tersebut, kemudian bagaimana tugas-tugas tersebut harus dilaksanakan, dan siapa
yang menjadi penanggung jawab setiap tugas yanganga ada. Selain itu, pengelompokan
fungsi yang logis juga mempermudah pengambilan keputusan, pada tingkatan mana
keputusan harus diambil.

Pengelompokan fungsi yang logis pada Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
terdiri atas fungsi pelayanan dan fungsi pendukung. Fungsi pelayanan merupakan pihak
yang merencanakan dan terlibat langsung atas penyediaan barang dan jasa yang berguna
kepada masyarakat. Sedangkan fungsi pendukung merupakan pihak yang mendukung
(tidak terlibat secara langsung) penyediaan barang dan jasa. Dengan dibedakannya antara
fungsi pelayanan dan pendukung membantu organisasi beroperasi dengan efektif.

Langkah yang dapat dilakukan BLUD untuk pengelompokan fungsi yang logis
diantaranya: (i) menentukan desain struktur organisasi yakni susunan komponen-
komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi, (ii) menentukan job description atau
pembagian pekerjaan tiap-tiap jabatan guna meraih sasara organisasi, (iii) penentuan
wewenang dan tanggung jawab, (iv) penentuan hubungan yang dapat membedakan antara
atasan dan staff, serta (v) pendeskripsian berbagai kegiatan yang dianggap akan lebih
efektif dan efisien sehubungan dengan pengoptimalan sumber daya yang ada untuk
mencapai kesejahteraan masyarakat. Kelima langkah ini dapat digunakan untuk fungsi
pelayanan dan fungsi pendukung.
BLUD SMK N 4 Yogyakarta membagi 2 bagian pengelompokan fungsi yang logis:
1. Fungsi Layanan
a. Manager Mutu
b. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
c. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
d. Wakil Kepala Sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
e. Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas
f. Program Studi Keahlian dan Kompetensi
2. Fungsi Pendukung
a. Komite Sekolah
b. Kepala Sekolah
c. Kasubag Tata Usaha
d. Pejabat Teknis BLUD
e. Pejabat Keuangan
f. Pengawas Internal

2. Pejabat Keuangan BLUD


Pejabat keuangan BLUD terdiri dari 2 orang yang kemudian disebut sebagai bendahara
pemasukan dan bendahara pengeluaran. Bendahara pemasukan akan dijabat oleh Sri
Lestari, SE dan Mtiah sebagai bendahara pengeluaran.

3. Pejabat Teknis BLUD


Pejabat teknis BLUD akan mengikuti alur teaching factory yang ada di setiap kompetensi
keahlian untuk mengelola aset dan rencana pengembangan selanjutnya.

D. Pengelolaan SDM

Pengelolaan SDM didasarkan pada prinsip-prinsip Manajemen SDM (MSDM)


yang meliputi prinsip kemanusiaan, demokrasi, the right man is the right place , equal
pay for equal work , kesatuan arah, kesatuan komando, efisiensi, efetivitas, produktivitas
kerja, disiplin, serta wewenang dan tanggungjawa.

Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 79 Tahun 2018 Pasal 39-40
mengenai pola tata kelola, BLUD beroperasi berdasarkan kelembagaan, prosedur
kerja, pengelompokan fungsi, dan pengelolaan sumber daya manusia. Pengelolaan
sumber daya manusia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 39, memuat kebijakan
mengenai pengelolaan sumber daya manusia yang berorientasi pada peningkatan
pelayanan kepada masyarakat.
BLUD harus diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM. Peningkatan status
BLUD adalah meningkatnya status satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK-
BLUD bertahap menjadi satuan kerja atau unit kerja yang menerapkan PPK- BLUD
penuh. Hal ini disebabkan oleh penyediaan laporan kinerja yang dituntut cepat, tepat, dan
benar. Sehingga diperlukan pelatihan bagi SDM yang ada, namun tidak menutup
kemungkinan dapat juga merekrut tenaga kerja non PNS untuk membantu pelaksanaan
administrasi.

Pengembangan SDM perlu direncanakan dari segi kualitas dan kuantitas, serta
perancangan job spesifikasi. Perencanaan kualitas meliputi tingkat pendidikan, skill,
pengalaman, usia dan lain-lain untuk masing-masing unit kerja dalam struktur organisasi
tersebut. Perencanaan kuantitas dilakukan dengan merancang batas minimal jumlah
karyawan di masing-masing unit kerja. Pengembangan SDM berkaitan dengan
penyusunan jalur karir yang merupakan urut-urutan posisi (jabatan) sesuai dengan
struktur organisasi. Sedangkan pengembangan kemampuan kerja adalah cara-cara untuk
meningkatkan kemampuan karyawan baik secara informal maupun formal.

Kinerja karyawan juga membutuhkan penilaian untuk mengukur dan


mengevaluasi tidak hanya hasil kerja tetapi juga sikap, perilaku, pengetahuan dan
keterampilan/keahlian kerja SDM. Penilaian kerja meupakan alat terkendali agar yang
dikerjakan SDM selaras dengan yang disyaratkan oleh BLUD. Pengelolaan sumber daya
manusia pada pemerintahan untuk memberi pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.
Dengan jumlah sumber daya yang ada pada BLUD, harus mampu memposisikan diri
secara lebih baik untuk kualitas masyarakat yang lebih baik.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) di SMK N 4 Yogyakarta meliputi


kebijakan penerimaan pegawai, penempatan, sistem remunerasi, jenjang karier,
pembinaan termasuk sistem reward dan punishment, mutasi pegawai, dan pemutusan
hubungan kerja.

Pengelolaan SDM di SMK N 4 Yogyakarta mengacu pada PP Nomor 11


Tahun 2017 tentang Manajemen PNS.

1. Penerimaan dan Penempatan Pegawai BLUD

Hal yang perlu diperhatikan dalam penerimaan dan penempatan pegawai pada
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) antara lain :
a. Penerimaan Pegawai BLUD

1) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD dapat berasal dari Pegawai Negeri
Sipil (PNS) atau Non Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) yang profesional dan
memiliki kompetensi di bidangnya sesuai dengan kebutuhan.

2) Pengangkatan dan pemberhentian pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang


berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) disesuaikan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

3) Pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang berasal dari Non Pegawai Negeri
Sipil (PNS) dapat dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak yang
disahkan oleh pejabat yang berwenang yang pengangkatan dan
pemberhentiannya didasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan produktif
dalam rangka peningkatan pelayanan pendidikan kepada masyarakat.

4) Pegawai BLUD terdiri dari tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.


Peningkatan dan pengembangan SDM dalam jumlah yang cukup dan berada
pada rasio yang ideal merupakan salah satu kebijakan manajemen kepegawaian
untuk mewujudkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas secara
maksimal. Jenis dan jumlah tenaga pendidik dan kependidikan disesuaikan
dengan tugas, fungsi serta dihitung berdasakan Analisa Beban Kerja (ABK)
dengan mempertimbangkan jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah
penduduk dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja,
ketersediaan fasilitas pendidikan tingkat pertama lainnya pada wilayah kerja
dan pembagian waktu kerja sehingga operasional SMK N 4 Yogyakarta dapat
berjalan sesuai dengan visi dan misinya. Selain itu pengembangan SDM juga
diarahkan agar memenuhi kualifikasi SDM sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku agar pelayanan pendidikan dapat berjalan
dengan lancar. Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dengan
kebutuhan SMK N 4 Yogyakarta dengan tetap memperhatikan penempatan
pegawai dari Pemerintah Propinsi DI Yogyakarta.
Jenis tenaga Pendidikan paling sedikit terdiri dari Tenaga Pendidik atau Tenaga
Kependidikan. Tenaga Pendidik di SMK N 4 Yogyakarta harus bekerja sesuai
dengan standar profesi, standar pelayanan kependidikan, standar prosedur
operasional, etika profesi dan menghormati hak peserta didik, serta
mengutamakan pendidikan siswa. Setiap tenaga pendidik di SMK N 4
Yogyakarta diwajibkan memiliki Sertifikat Pendidik sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku. Sedangkan tenaga kependidikan harus
dapat bekerja dan mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan,
sistem informasi serta kegiatan operasional lainnya di SMK N 4 Yogyakarta.

5) Ketentuan lainnya mengenai pengelolaan SDM Non PNS diatur lebih lanjut
dengan Peraturan Pemerintah tentang Pengangkatan dan Pemberhentian
Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil mulai dari tata cara dan pola rekruitmen,
formasi, pengadaan, penilaian kinerja, hak dan kewajiban sampai dengan
pemutusan hubungan kerja atau pemberhentian.
6) Pemimpin BLUD merupakan Pejabat Pengguna Anggaran/Barang Daerah pada
SKPD induknya.
7) Pemimpin BLUD berasal dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang merupakan
Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran/Barang Daerah pada SKPD induknya.
Pejabat Teknis dan Pejabat Keuangan BLUD dapat berasal dari Non PNS.
b. Penempatan Pegawai
Penempatan pegawai merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses
perencanaan sumber daya manusia, karena akan medukung efisiensi dan
produktivitas kerja dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Faktor-faktor yang
harus diperhatikan dalam penempatan pegawai diantaranya:

1) Pengetahuan dan wawasan seorang pegawai


Pengetahuan pekerjaan meliputi pemahaman terhadap ruang lingkup pekerjaan,
aturan, proses, hasil kerja dan sebagainya. Pegawaian diharapkan dapat
fleksibel mampu dan mau memberikan kontribusi terhadap inovasi, mampu
mengatasi ketidakpastian, siap untuk belajar sepanjang hidup, memiliki
sensitifitas sosial dan keterampilan komunikasi, mampu bekerja dalam
kelompok bertanggung jawab, menyiapkan diri untuk menghadapi kompetisi
internasional, memiliki pengetahuan di luar wilayah spesifik keahliannya, dan
mengerti bagaimana cara mengkombinasikan berbagai disiplin dan kreatif.

2) Skill atau keterampilan pegawai

Merupakan kecakapan / keahlian tertentu yang dituntut dari seorang pegawai


dalam menyelesaikan pekerjaan yang memiliki “ detil-detil khusus”
3) Pengalaman dari pegawai yang bersangkutan

Tuntutan yang harus dipenuhi pegawai sebagai bekal untuk menduduki jabatan
tertentu dengan asumsi bahwa pekerjaan yang dihadapi memerlukan
pengalaman (kompetensi yang diperoleh melalui pengalaman).

4) Kemampuan Pegawai

Kapasitas (ability)/kesanggupan yang dimiliki pegawai untuk melakukan


berbagai tugas dalam suatu pekerjaan tertentu. Kemampuan (ability) tersusun dari
dua faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan fisik.

5) Kepribadian

Tuntutan terhadap sikap / tingkah laku pegawai yang harus tercermin dalam
perilaku kerja yang didasarkan pada norma-norma positif dalam masyarakat.

6) Minat

Hasrat/gairah pegawai yang menjadi tuntutan jabatan yang berhubungan dengan


kemampuan pegawai dalam menilai sebuah aktifitas, pekerjaan atau objek
berharga atau yang berarti bagi dirinya sendiri dalam menyelasaikan pekerjaan.

2. Sistem Remunerasi

Ketentuan mengenai Remunerasi BLUD diatur dalam Peraturan Menteri Dalam


Negeri Nomor 79 Tahun 2019 bagian ke 3 pasal 23. Pejabat Pengelola dan pegawai
BLUD diberikan remunerasi sesuai dengan tanggungjawab dan tuntutan
profesionalisme kerja yang besarannya ditetapkan oleh Kepala Daerah
Propinsi/Gubernurberdasarkanusulan PimpinanBLUDmelaluiKepala Dinas Pendidikan
Propinsi DI Yogyakarta.

Imbalan kerja yang diberikan meliputi:

a. Gaji yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tetap setiap bulan

b. Tunjangan tetap yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan
di luar gaji setiap bulan

c. Insentif yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan pendapatan di luar
gaji

d. Bonus atas prestasi yaitu imbalan kerja berupa uang yang bersifat tambahan
pendapatan di luar gaji, tunjangan tetap dan insentif, atas prestasi kerja yang dapat
diberikan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun anggaran setelah BLUD memenuhi syarat
tertentu
e. Pesangon yaitu imbalan kerja berupa uang santunan purna jabatan sesuai dengan
kemampuan keuangan

f. Pensiun yaitu imbalan kerja berupa uang

g. Remunerasi

Remunerasi sebagaimana dimaksud diatur dengan peraturan kepala daerah


berdasarkan usulan pemimpin BLUD yang mempertimbangkan prinsip
proporsionalitas, kesetaraan, kepatutan, kewajaran dan kinerja. Pengaturan
pemberian remunerasi juga dapat memperhatikan indeks harga daerah/wilayah.
Untuk mengatur remunerasi BLUD, kepala daerah dapat membentuk tim yang
ditetapkan dengan keputusan kepala daerah dengan keanggotaannya dapat berasal
dari unsur:
a. SKPD yang membidangi kegiatan BLUD

b. SKPD yang membidangi pengelolaan keuangan daerah

c. perguruan tinggi dan

d. lembaga profesi

Pengaturan remunerasi dalam peraturan kepala daerah dihitung berdasarkan indikator


penilaian, meliputi:
a. pengalaman dan masa kerja (basic index)

b. ketrampilan, ilmu pengetahuan dan perilaku (competency index)

c. resiko kerja (risk index)

d. tingkat kegawatdaruratan (emergency index)

e. jabatan yang disandang (position index)

f. hasil/capaian kinerja (performanceindex) .

Selain indikator penilaian, penetapan remunerasi bagi pemimpin BLUD


mempertimbangkan faktor :
a. ukuran dan jumlah aset yang dikelola, tingkat pelayanan serta produktivitas
b. pelayanan sejenis
c. kemampuan pendapatan
d. kinerja operasional berdasarkan indikator keuangan, pelayanan, mutu dan
manfaat bagi masyarakat.
Pejabat Pengelola menerima remunerasi meliputi:

a. bersifat tetap berupa gaji

b. bersifat tambahan berupa tunjangan tetap, insentif, dan bonus atas prestasi

c. pesangon bagi Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja dan profesional


lainnya atau pensiun bagi pegawai negeri sipil

Pegawai menerima remunerasi meliputi:

a. bersifat tetap berupa gaji


b. bersifat tambahan berupa insentif dan bonus atas prestasi
c. pesangon bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dan profesional lainnya
atau pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil

Pemberian gaji, tunjangan dan pensiun bagi pegawai negeri sipil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Remunerasi bagi pejabat keuangan dan
pejabat teknis ditetapkan paling banyak sebesar 90% (sembilan puluh persen) dari
remunerasi pemimpin.

Remunerasi dalam bentuk honorarium diberikan kepada Dewan Pengawas dan


sekretaris Dewan Pengawas sebagai imbalan kerja berupa uang, bersifat tetap dan
diberikan setiap bulan. Honorarium Dewan Pengawas ditetapkan sebagai berikut:

a. honorarium ketua Dewan Pengawas paling banyak sebesar 40% (empat puluh persen)
dari gaji dan tunjangan pemimpin
b. honorarium anggota Dewan Pengawas paling banyak sebesar 36% (tiga puluh
enam persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin
c. honorarium sekretaris Dewan Pengawas paling banyak sebesar 15% (lima belas
persen) dari gaji dan tunjangan pemimpin

Bagi pejabat pengelola dan pegawai yang berstatus sebagai PNS, gaji pokok dan
tunjangan mengikuti peraturan perundang-undangan tentang gaji dan tunjangan PNS
serta dapat diberikan tambahan penghasilan sesuai remunerasi yang ditetapkan oleh
Gubernur. Pembagian Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) pada
SMK N 4 Yogyakarta diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Propinsi Pembagian Jasa Pelayanan Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) pada SMK N 4 Yogyakarta diatur lebih lanjut dalam Surat Keputusan Kepala
Dinas Pendidikan Propinsi DI Yogyakarta.
3. Jenjang Karier
a. Jenjang karier bagi pegawai disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang
berlaku yaitu sesuai dengan jenjang karier jabatan struktural atau jenjang karier
jabatan fungsional.
b. Mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada
pengembangan pengetahuan dan kemampuan SDM. Meningkatkan standar
pendidikan pegawai ke jenjang yang lebih tinggi.
c. Jabatan Aparatur Sipil Negara (ASN) sesuai UU No.5/2014 tentang ASN terdiri tiga
jenis jabatan, yaitu: Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional dan Jabatan Pimpinan
Tinggi. Jabatan Administrasi adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan
tugas berkaitan dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan
keterampilan tertentu. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi
pada instansi pemerintah.
d. Jabatan Administrasi ada tiga macam tingkatan, yaitu untuk tingkat jabatan
tertinggi disebut jabatan administrator, untuk tingkat jabatan menengah
disebut jabatan pengawas dan, untuk jabatan tingkat terbawah disebut jabatan
pelaksana. Pejabat dalam jabatan administrator, bertanggung jawab memimpin
pelaksanaan seluruh kegiatan pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan
pembangunan. Pejabat dalam jabatan pengawas bertanggung jawab mengendalikan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh pejabat pelaksana. Sedangkan pejabat
dalam jabatan pelaksana bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan
publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan. Setiap jabatan tersebut,
ditetapkan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk mampu menangani
beban kerja yang menjadi tanggungjawab instansi atau satuan kerja perangkat
pemerintah.
e. Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan
fungsional keterampilan. Jabatan fungsional keahlian terdapat empat tingkatan, yaitu
jabatan fungsional ahli tertinggi disebut jabatan fungsional ahli utama, Jabatan
fungsional ahli madya, jabatan fungsional ahli muda dan Jabatan fungsional ahli
terendah disebut jabatan fungsional ahli pertama. Sedangkan jabatan fungsional
keterampilan, juga terdiri dari empat tingkatan, yaitu jabatan fungsional
ketrampilan tertinggi disebut jabatan fungsional penyelia, Jabatan fungsional
mahir, jabatan fungsional trampil dan (4) Jabatan fungsional ketrampilan
terendah disebut jabatan fungsional pemula.
f. Pegawai ASN terdiri dari dua jenis, yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS merupakanPegawai ASN yang
diangkat sebagai pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK merupakan Pegawai ASN
yang diangkat sebagai pegawai dengan perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah dan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku. PPPK pengembangan kariernya, sesuai kontrak
kerjanya. Sedangkan PNS sebagai pegawai tetap, pengembangan jenjang kariernya,
dalam UU No.5/2014.
g. Pengembangan Karier PNS dilakukan berdasarkan kualifikasi, kompetensi,
penilaian kinerja, dan kebutuhan Instansi Pemerintah serta dilakukan dengan
mempertimbangkan integritas dan moralitas. Kompetensi tersebut meliputi (a).
Kompetensi teknis yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan, pelatihan
teknis fungsional, dan pengalaman bekerja secara teknis, (b). Kompetensi
manajerial yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan struktural atau
manajemen, dan pengalaman kepemimpinan, dan (c). Kompetensi sosial kultural
yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan dengan masyarakat majemuk dalam hal
agama, suku, dan budaya sehingga memiliki wawasan kebangsaan. Integritas diukur
dari indikator kejujuran, kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundangundangan, kemampuan bekerja sama, dan pengabdian kepada masyarakat,
bangsa dan negara. Moralitas diukur dari penerapan dan pengamalan nilai etika
agama, budaya, dan sosial kemasyarakatan.

4. Pembinaan Pegawai
Pembinaan kepegawaian berupa pemberian rewards (penghargaan) dan punishment
(hukuman atau sanksi) dilakukan oleh Kepala SMK N 4 Yogyakarta selaku Pimpinan
BLUD dan oleh pejabat yang berwenang (Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian
Propinsi DI Yogyakarta) sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
a. SDM yang berasal dari PNS
Disiplin PNS merupakan keharusan dan kesanggupan Pegawai Negeri Sipil untuk
mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku dan atau peraturan kedinasan
yang diterapkan. Berdasarkan PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai
Negeri Sipil, maka apabila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner, PNS
yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan tingkat hukuman
disiplin yang terdiri dari:
1) Jenis hukuman disiplin ringan terdiri dari:
 Teguran lisan
 Teguran tertulis
 Pernyataan tidak puas secara tertulis
2) Jenis hukuman disiplin sedang terdiri dari:
 Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun
 Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun
 Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun
3) Jenis hukuman disiplin berat, terdiri dari :
 Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun
 Pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah
 Pembebasan darijabatan
 Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS
 Pemberhentian tidak dengan hormat sebagai PNS

b. SDM yang berasal dari non PNS


Apabila terdapat pelanggaran disiplin atau tindakan indisipliner dari SDM yang
berasal dari Non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai dengan
kebijakan dari Pemimpin BLUD SMK Negeri 4 Yogyakarta selaku Pimpinan pada
Unit Kerja yang bersangkutan,dengan memperhatikan petunjuk dan bimbingan
dari Kepala Dinas Pendidikan dan Badan Kepegawaian Propinsi DI Yogyakarta.

5. Mutasi Pegawai

Mutasi pegawai ASN/PNS merujuk pada UU ASN No. 5 Tahun 2014 yang
merupakan dasar hukum (basic legal) untuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam menerapkan kebijakan manajemen kepegawaian terutama pada proses mutasi
pegawai ASN. Komitmen tersebut haruslah melekat dalam setiap pegawai ASN yang
disanjungi status sebagai abdi Negara dan masyarakat. Selanjutnya proses mutasi
(pengangkatan dan pemberhentian) dalam jabatan struktural dan fungsional harus
merujuk pada UU ASN, serta peraturan yang masih berlaku lainnya. Dalam UU ASN
menjelaskan bahwa PNS merupakan pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai
tetap oleh pejabat pembina pegawai dan memiliki nomor induk secara nasional.
Kemudian, pada pasal 68 UU ASN yang mengatur tentang manajemen ASN
menegaskan bahwa PNS dapat berpindah antar dan antara jabatan pimpinan tinggi,
jabatan administrasi, dan jabatan fungsional di instansi pusat dan instansi pemerintah
daerah berdasarkan kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja. Dengan demikian,
perlu digaris bawahi, mutasi pegawai ASN baik dalam jabatan struktural maupun non
struktural harus menempatkan pada prinsip dasar the right man in the right place.

Kebijakan mutasi pegawai ASN diciptakan untuk netralitas yang tinggi, dan
berlandaskan pada mer it system (pengangkatan seorang pegawai didasarkan pada
kecakapan yang dimiliki). Mutasi sesuai reformasi birokrasi memiliki tujuan untuk
mengubah struktur, tingkah laku dan keberadaan atau kebiasaan yang telah lama,
terlebih khusus dalam penataan sistem dan manajemen kepegawaian. Tujuan mutasi
adalah:

a. Meningkatkan efektivitasorganisasi.
b. Meningkatkan fleksibilitas dan kompetensi posisikunci.
c. Menghadapi fluktuasi kebutuhankerja.
d. Memperbaiki hubungan antar karyawan.
e. Mengoreksi penempatan yangsalah.
f. Mengurangi rasa jenuh(monoton).
g. Mengaturtenagakerja.
h. Menghukum karyawan.

6. Pemutusan Hubungan Kerja

a. Pemutusan hubungan kerja bagi pejabat pengelola dan pegawai BLUD yang
berstatus PNS adalah dengan mengikuti Peraturan Pemerintah No.53 Tahun 2010
tentang disiplin Pegawai Negeri Sipil serta peraturan kepegawaian dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pemberlakuan pemutusan hubungan kerja bagi
PNS harus melalui proses yang berlaku dengan memberikan hukuman disiplin
sebegai berikut:
1) Hukuman disiplin ringan berupa; teguran lisan, teguran tertulis, pernyataan
tidak puas secara tertulis.
2) Hukuman disiplin sedang berupa; Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1
(satu) tahun, Penundaan kenaikan pangkatselama 1 (satu) tahun dan Penurunan
pangkatpadapangkatyang setingkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
3) Hukuman disiplin berat berupa; penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat
lebih rendah selama 3 (tiga) tahun, pemindahan dalam rangka penurunan jabatan
dalam jabatan setingkat lebih rendah, pembebasan jabatan, pemberhentiandengan
hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai PNS, dan pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai PNS.
a) PNS diberhentikan dengan hormat karena:
 meninggal dunia
 atas permintaan sendiri
 mencapai batas usia pensiun
 perampingan organisasi atau kebijakan pemerintah yang mengakibatkan
pensiun dini
 cakap jasmani dan/atau rohani sehingga tidak dapat menjalankan tugas
dan kewajiban
b) PNS dapat diberhentikan dengan hormat atau tidak diberhentikan dengan
hormat karena dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan
hukuman pidana penjara paling selama 2 (dua) tahun dan pidana yang
dilakukan tidakberencana.
c) PNS diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri karena
melakukan pelanggaran disiplin PNStingkat berat.
d) PNS diberhentikan tidak dengan hormat karena:
 melakukan penyelewengan terhadap Pancasila dan Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan atau tindak pidana kejahatan yang ada hubungannya dengan jabatan
dan/atau pidanaumum
 menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik
 dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dengan pidana
penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan pidana yang dilakukan dengan
berencana.
b. Bagi pejabat pengelola, dewan pengawas dan sekretaris dewan pengawas yang
diberhentikan sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50 %
(lima puluh persen) dari remunerasi/honorarium bulan terakhir sejak tanggal
diberhentikan sampai dengan ditetapkannya keputusan definitif tentang jabatan yang
bersangkutan. Bagi pejabat pengelola yang berstatus PNS yang diberhentikan
sementara dari jabatannya memperoleh penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen)
dari remunerasi bulan terakhir di BLUD sejak tanggal diberhentikan atau sebesar
gaji PNS berdasarkan surat keputusan pangkat terakhir.
c. Bagi Pegawai Non Pegawai Negeri sipil, Kontrak Kerja Individu
Apabila pegawai Non PNS/Kontrak Kerja Individu melakukan tindakan
pelanggaran disiplin akan diberikan teguran lisan dan tertulis atau pemutusan
hubungan kerja secara sepihak tanpa syarat apabila:
1) Tidak hadir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih dalam satu bulan tanpa alasan
yang sah.
2) Bekerja rangkap di instansi lain pada jam kerja yang disepakai
3) Merusak dengan sengaja dan/atau menghilangkan asset baik secara
keseluruhan dan/atau sebagian asset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah
baik oleh diri sendiri maupun bersama-sama
4) Melawan atasan berdasarkan laporan tertulis
5) Melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku
6) Mencemarkan nama baik pimpinan, teman kerja dan atau tempat kerja
7) Menggunakan dan atau memanfaatkan fasilitas untuk kepentingan pribadi baik
didalam maupun diluarjam kerjatanpaizin yangsah
8) Dinyatakanbersalahberdasarkankeputusanpengadilanyangtelah berkekuatan
hukum tetap.

E. Kebijakan Keuangan
Sistem keuangan yang akan dilaksanakan adalah sistem pengelolaan keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) bertahap dimana seluruh pendapatan SMK N
4 Yogyakarta dapat digunakan langsung untuk biaya operasional sekolah, dengan
pengelolaan tersebut sekolah lebih leluasa dalam mengatur keuangan sekolah dan
memanfaatkan sebesar-besarnya potensi yang ada untuk meningkatkan pendapatan.
Transparansi dan akuntabilitas terhadap pengelolaan keuangan selalu diupayakan di
lingkungan SMK N 4 Yogyakarta, dengan mengelola anggaran keuangan sesuai dengan
sistem akuntansi pemerintah. Keberadaan Divisi Audit merupakan salah satu langkah
untuk mewujudkan harapan tersebut. Sementara itu, kegiatan rutin berupa audit terhadap
Laporan Pertanggungjawaban Keuangan unit-unit kerja juga sedang dipersiapkan untuk
segera dilakukan. Sumber-sumber penerimaan SMK N 4 Yogyakarta terdiri dari dua
sumber yaitu dana APBN dan APBD. Dalam perencanaan anggaran, proporsi dana
dialokasikan untuk Pemerataan dan Perluasan Akses (5%), Peningkatan Mutu, Relevansi
dan Daya Saing (40%) dan Penguatan Tata Kelola, Akuntabilitas dan Pencitraan Publik
(55%). Untuk mengevaluasi kinerja keuangan, Kepala sekolah sebagai pemimpin BLUD
membentuk Divisi Audit Internal. Tugas dari divisi ini adalah melakukan audit
secara rutin pada unit-unit di lingkungan SMK N 4 Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya,
kebijakan pengelolaan keuangan mengikuti Permendagri no. 79 Tahun 2019 BAB IV
tentang Struktur Anggaran BLUD. Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:
1. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUDdikelolalangsunguntukmembiayaipengeluaranBLUDsesuai RBA,
kecuali yang berasal dari hibah terikat. Pendapatan BLUD dilaksanakan melalui
Rekening Kas BLUD. Pendapatan BLUD bersumber dari:
a. layanan (berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang diberikan kepada
masyarakat)
b. hibah (dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat yang diperoleh dari
masyarakat atau badan lain, digunakan sesuai dengan tujuan pemberian hibah, sesuai
dengan peruntukannya yang selaras dengan tujuan BLUD sebagaimana tercantum
dalam naskah perjanjian hibah)
c. hasil kerjasama dengan pihak lain (dapat berupa hasil yang diperoleh dari kerjasama
BLUD)
d. APBD (berupa pendapatan yang berasal dari DPA APBD)
e. lain-lain pendapatan BLUD yang sah meliputi:
1) jasa giro
2) pendapatan bunga
3) keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing
4) komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD
5) investasi
6) pengembangan usaha dilakukan melalui pembentukan unit usaha untuk
meningkatkan layanan kepada masyarakat. Unit usaha merupakan bagian
dari BLUD yang bertugas melakukan pengembangan layanan dan
mengoptimalkan sumber pendanaan untuk mendukung kegiatan BLUD.

2. Belanja BLUD
Belanja BLUD terdiri atas belanja operasi dan belanja modal. Belanja operasi mencakup
seluruh belanja BLUD untuk menjalankan tugas dan fungsi meliputi belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, belanja bunga dan belanja lain. Belanja modal mencakup
seluruh belanja BLUD untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi
manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulanuntuk digunakan dalam kegiatan BLUD. Belanja
modal meliputi belanja tanah, belanja peralatan dan mesin, belanja gedung dan
bangunan, belanja jalan, irigasi dan jaringan, dan belanja aset tetap lainnya.

3. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan terdiri atas:

a. Penerimaan pembiayaan
b. Pengeluaran pembiayaan
Pembiayaan merupakan semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun anggaran berikutnya.
Penerimaan pembiayaan meliputi:
 Sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya
 Divestasi
 Penerimaan utang/pinjaman
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
 Investasi
 Pembayaran pokok utang/pinjaman.

B. Kebijakan Pengelolaan Lingkungan & Limbah


Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri
maupun domestik (rumah tangga). Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang
sering kali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila
ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan
Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat
berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu
dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan
oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. Kegiatan pengelolaan limbah
di SMK N 4 Yogyakarta mengacu pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 13 Tahun 2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Reduce, Reuse, dan Recycle Melalui
Bank Sampah, antara lain:
1. Sampah yang ada di sekolah dibedakan menjadi:
a. Limbah Organik (B1): berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, misalnya. serasah
daun,bangkaihewan, kotoranhewan,fesesmanusia,danmayat manusia
b. Limbah Anorganik (B2): berasal dari senyawa-senyawa kimia. misalnya limbah
pabrik, limbah plastik, limbah pertanian, limbah perikanan, dan limbah rumah
sakit.
c. LimbahBeracun(B3):LimbahBahanBerbahayadanBeracun(B3)adalah sisa suatu
usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3. Sedangkan sesuai definisi pada
Undang Undang 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya, baik
secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, merusak lingkungan
hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan
hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Yang termasuk limbah B3 antara lain
adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan
penanganan dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila
memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar,
bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang
bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. Konsep
pemilahan yang dilakukan adalah dengan memilah pembuangan sampah organik,
yaitu sampah yang mudah dan cepat terurai dalam tanah, dan anorganik, yaitu
sampah yang sulit dan membutuhkan waktu lama untuk terurai.

2. Adanya Bank Sampah


Bank sampah berdiri karena banyaknya timbunan sampah yang terus menumpuk dan
akan berakibat buruk bagi kesehatan lingkungan serta menimbulkan berbagai
penyakit. Sampah tersebut lama kelamaan akan menimbulkan banyak masalah,
sehingga memerlukan pengolahan seperti membuat sampah menjadi bahan yang
berguna. Pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah ini diharapkan mampu
membantu pemerintah dalam menangani sampah dan meningkatkan ekomoni
masyarakat. Bank sampah di SMK N 4 Yogyakarta merupakan konsep pengumpulan
sampah kering dan dipilah dengan tujuan melatih seluruh siswa menjaga kebersihan
lingkungan, mengurangi volume sampah dan menjadikan sampah bernilai ekonomis.
Program kerja bank sampah di SMK N Calon BLUD:
a. Sosialisasi bank sampah kepada seluruh siswa
b. Penyediaan fasilitas yang diperlukan
c. Penimbangan sampah
d. Pencatatan data untuk bank sampah
e. Pengepakkandanpemilihansampah
f. Penjualan sampah
g. Pengelolaan air mineral
h. Penyuluhan banksampah
i. Evaluasi dan tindak lanjut

3. Pengolahan sampah dengan prinsip 3R


Konsep 3R yang dilakukan adalah Reuse (Guna ulang) yaitu kegiatan penggunaan
kembali sampah yang masih digunakan baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi
lain, Reduce (Mengurangi) yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan
timbulnya sampah dan Recycle (Mendaur ulang) yaitu mengolah sampah menjadi
produk baru. Di sekolah, aplikasi pengelolaan sampah dapat dimulai dengan penyediaan
fasilitas tong sampah yang berbeda untuk jenis sampah organik, anorganik dan B3.
Seluruh komponen sekolah harus sepakat untuk membuang sampah pada tempatnya
dan bersama-sama mengawasi proses pemilahan saat pembuangan sampah. Fasilitas
tong sampah organik dan anorganik berfungsi sebagai tempat pemilahan awal sampah
yang kemudian dapat diolah kembali menjadi produk baru. Sampah organik dapat
diolah menjadi pupuk kompos alami untuk dimanfaatkan sebagai pupuk taman di
sekolah, sedangkan produk anorganik seperti kertas bekas dapat diolah menjadi kertas
daur ulang yang dapat dimanfaatkan untuk mading (majalah dinding). Bentuk
pemanfaatan kembali sampah inilah yang merupakan aplikasi konsep 3R yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pembelajaran aplikasi ini dapat menunjukkan kepada siswa
mengenai pentingnya menjaga lingkungan dari sampah dan merangsang siswa untuk
belajar kreatif dalam pemanfaatan sampah. Proses kesepakatan bersama juga menjadi
hal penting dalam pengelolaan sampah, karena dapat menarik siswa untuk merasa
dilibatkan dalam kegiatan menjaga lingkungan sekolah. Budaya yang ditanamkan
secara terus menerus dan diwariskan ke generasi-generasi siswa selanjutnya, dapat
menjadi budaya positif bagi sekolah. Lebih lanjut, pengelolaan sampah merupakan
tanggung jawab setiap orang. Namun dengan penanaman nilai positif melalui sekolah,
diharapkan dapat menjadikan siswa sebagai model pembelajaran komunitas mereka di
luar sekolah. Dengan terciptanya hal ini, maka kesadaran dan tanggung jawab
lingkungan oleh masyarakat luas dapat dipahami dengan lebihbaik.
4. Pengolahan Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan
organik yang dapat dipercepat secara artificial oleh populasi berbagai macam mikroba
dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab dan aerobik atau anaerobik
(modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana
bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-
mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos
adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk
lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air
yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan activator pengomposan. Kompos
memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah
dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air
tanah. Aktivitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan
pernambahan kompos. Aktivitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap unsur
hara dari tanah. Aktivitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu tanaman
menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos juga cenderung
lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan pupuk kimia, seperti
menjadikan hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar dan lebih enak.
Kompos memiliki banyak manfaat yang ditinjau dari beberapa aspek:
a. Aspek Ekonomi:
 Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah
 Mengurangi volume/ukuran limbah
 Memiliki nilai jual yang lebih tinggi daripada bahan asalnya
b. Aspek Lingkungan:
 Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempat
pembuangan sampah
 Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan
c. Aspek bagi Tanah/Tanaman:
 Meningkatkan kesuburan tanah
 Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah
 Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah
 Meningkatkan aktivitas mikroba tanah

Anda mungkin juga menyukai