Anda di halaman 1dari 50

BAB I

LATAR BELAKANG DAN ANALISIS KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kurikulum merdeka adalah upaya untuk mewujudkan upaya pemulihan
pembelajaran serta perwujudan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya
Pelajar Pancasila. Program Sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka
berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup
kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul
(kepala sekolah dan guru). Program Sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum
Merdeka merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya.
Program Sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum Merdeka akan mengakselerasi
sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih
maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga
seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah pelaksana Implementasi
Kurikulum Merdeka. SDI Wae Buka menerapkan Kurikulum Merdeka pada kelas I
dan kelas IV. Hal ini seusai dengan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum,
Dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan
Teknologi Nomor 044/H/KR/2022 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Tahun Ajaran 2022/2023, Tanggal 12 Juli
2022 yang menyatakan bahwa SDI Wae Buka menerapkan Kurikulum Merdeka
dengan Kategori Mandiri Belajar. Sebagai bentuk persiapan sekolah, para guru
mengikuti pelatihan Sosialisasi Kurikulum Merdeka Tingkat Kecamatan Lamba Leda
Selatan, pada tanggal 17 Juni 2022. Pemateri kegiatan ini adalah Dinas PPO
Kabupaten Manggarai Timur. Pada Tanggal 11 s/d 16 Juni 2022, Guru Kelas I, Guru
Kelas IV dan Kepala Sekolah mengikuti Kegitan Implementasi Kurikulum Merdeka
(IKM) yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak (BGP) NTT. Selain itu, Semua
guru aktif mempelajari materi pada Platform Merdeka Mengajar (PMM). Kegiatan
belajar pada PMM ini dilakukan secara mandiri oleh semua guru SDI Wae Buka.
1.2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Penyusunan kurikulum operasional satuan pendidikan ini mengacu pada
landasan dasar yang mengatur tentang Sekolah pelaksana Implementasi Kurikulum
1
Merdeka. Adapun landasan-landasan penyusunan kurikulum Sekolah pelaksana
Implementasi Kurikulum Merdeka adalah sebagai berikut
1.2.1. Landasan Filosofis
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak
dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi
mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis
serta bertanggungjawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional).
Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 secara tegas menyatakan bahwa setiap
warga negara berhak mendapat pendidikan. Hak atas pendidikan tersebut
tidak hanya berkenaan dengan akses terhadap pendidikan terutama
pendidikan dasar, tetapi juga hak atas mutu pendidikan yang setara. Pasal 5
ayat 1 UU Sisdiknas menyebutkan bahwa setiap warga negara mempunyai
hak sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Jaminan atas akses
dan mutu pendidikan tersebut menjadi tujuan dari penyelenggaraan Sistem
Pendidikan Nasional. Dalam salah satu butir Menimbang pada UU Sisdiknas
disebutkan bahwa Sistem Pendidikan Nasional harus mampu menjamin
pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu, serta relevansi dan
efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Penyelenggaraan pendidikan yang bermutu menjadi
kewajiban pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Pasal 11 ayat 1 UU
Sisdiknas), serta perlu mendapat dukungan peran masyarakat baik
perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi profesi, pengusaha, maupun
organisasi kemasyarakatan (Pasal 54 ayat 1 UU Sisdiknas). Kewajiban
mengenai penyelenggaraan pendidikan yang bermutu diatur secara lebih

2
terperinci ke dalam beberapa regulasi. Pertama, regulasi mengenai tata
kelola pendidikan, yakni UU Sisdiknas yang kemudian diturunkan menjadi
regulasi mengenai standar nasional pendidikan. Kedua, penjaminan mutu
guru diatur melalui UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang
diturunkan dalam PP Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru yang telah diubah
melalui PP Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas PP Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru. Ketiga, peningkatan kompetensi kepala sekolah
dan pengawas sekolah yang diatur melalui Permendikbud Nomor 6 Tahun
2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah dan Permendikbud
Nomor 36 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga
Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah.
Terkait dengan tata kelola pendidikan, UU Sisdiknas menyatakan bahwa
pemerintah perlu menentukan kebijakan nasional dan standar nasional
pendidikan untuk menjamin mutu pendidikan nasional (Pasal 50 ayat 2 UU
Sisdiknas). Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,
pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan. Standar nasional
pendidikan ini digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan
pendidikan. Standar nasional secara khusus diatur di dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
yang telah diubah melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 dan
PP 13 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Mengenai
standardisasi kualifikasi dan kompetensi guru diatur dalam UU Guru dan
Dosen serta PP tentang Guru. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Melalui persyaratan minimal ini, guru profesional diharapkan akan
menghasilkan proses dan hasil pendidikan yang bermutu Kemudian perihal
peran kepala sekolah secara khusus diatur melalui Permendikbud Nomor 6

3
Tahun 2018 tentang Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah. Melalui
Permendikbud Nomor 6 Tahun 2018, kepala sekolah diarahkan untuk fokus
sebagai manajer dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu, tidak lagi
merangkap sebagai guru. Beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk
meningkatkan mutu dengan melaksanakan tugas manajerial, pengembangan
kewirausahaan, dan supervisi kepada guru dan tenaga kependidikan. Begitu
pula peran pengawas sekolah diarahkan untuk mendukung peningkatan
mutu pembelajaran dengan melaksanakan tugas pengawasan,
pembimbingan, dan pelatihan profesional terhadap guru. Pengawas sekolah
juga merencanakan, mengevaluasi, dan melaporkan hasil pelaksanaan
pembinaan, pemantauan, penilaian, dan pembimbingan terhadap guru dan
kepala sekolah di sekolah binaannya (Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018
tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas
Sekolah). Dalam rangka meningkatkan mutu kepala sekolah dan pengawas
sekolah, Kemendikbud telah menerbitkan Permendikbud Nomor 36 Tahun
2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan
Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah. Permendikbud ini
mengganti Permendikbud Nomor 17 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah yang
hanya mengakomodasi peningkatan kompetensi bagi kepala sekolah dan
belum memasukkan pengawas sekolah sebagai bagian penting dari entitas
pendukungpeningkatan mutu pendidikan yang juga perlu ditingkatkan
kapasitasnya. Amanat peraturan perundang-undangan untuk
menyelenggarakan pendidikan yang bermutu bagi semua warga negara
sebagaimana telah dibahas di atas menjadi landasan bagi penyelenggaraan
program Sekolah Penggerak. Upaya peningkatan akses pendidikan yang telah
berjalan baik perlu diperkuat dengan peningkatan mutu pembelajaran secara
berkelanjutan. Peningkatan mutu pembelajaran penting dilakukan agar
kesempatan mengenyam pendidikan dapat mendorong tercapainya tujuan
nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, serta meningkatkan daya
saing Indonesia di kancah global.

4
1.2.2. Landasan Sosiologis dalam Pengembangan Kurikulum

Landasan sosiologis dalam mengembangkan kurikulum dapat dikaji dari dua


sisi yaitu;

a. Kebudayaan dan Kurikulum


Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam
pengembangan kurikulum dengan pertimbangan:
1) Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita,
sikap, pengetahuan, keterampilan, dan lain sebagainya. Semua itu
dapat diperoleh individu melalui interaksi dengan lingkungan
budaya, keluarga, masyarakat sekitar, dan tentu saja sekolah /
lembaga pendidikan. Oleh karena itu sekolah /lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada
para peserta didik dengan salah satu alat yang disebut kurikulum.
2) Kurikulum dalam setiap masyarakat pada dasarnya merupakan
refleksi dari cara orang berpikir, berasa, bercita-cita, atau kebiasaan-
kebiasaan. Karena itu dalam mengembangkan suatu kurikulum
perlu memahami kebudayaan. Kebudayaan adalah pola kelakuan
yang secara umum terdapat dalam satu masyarakat yang meliputi
keseluruhan ide, cita-cita, pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir,
kesenian, dan lain sebagainya.
3) Seluruh nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut
kebudayaan. Oleh karena itu kebudayaan dapat dikatakan sebagai
suatu konsep yang memiliki kompleksitas tinggi. Kebudayaan adalah
hasil dari cipta, rasa dan karsa manusia yang diwujudkan dalam tiga
gejala, yaitu:
a) Ide, konsep, gagasan, nilai, norma, peraturan dan lain-lain.
Wujud kebudayaan ini bersifat abstrak dan adanya dalam alam
pikiran manusia dan warga masyarakat di tempat kebudayaan
itu berada.
b) Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dalam
bermasyarakat. Tindakan ini disebut sistem sosial. Dalam

5
sistem sosial, aktivitas manusia sifatnya konkrit, bisa dilihat
dan diobservasi. Tindakan berpola manusia tentu didasarkan
oleh wujud kebudayaan yang pertama. Artinya sistem sosial
dalam bentuk aktivitas manusia merupakan refleksi dari ide,
konsep, gagasan, nilai dan norma yang telah dimilikinya.
c) Benda hasil karya manusia. Wujud kebudayaan yang ketiga ini
ialah seluruh fisik perbuatan atau hasil karya manusia di
masyarakat. Oleh karena itu wujud kebudayaan yang ketiga ini
adalah produk dari wujud kebudayaan yang pertama dan
kedua. Secara umum pendidikan dan khususnya persekolahan
pada dasarnya bermaksud mendidik anggota masyarakat agar
dapat hidup berintegrasi dengan anggota masyarakat yang lain.
Hal ini membawa implikasi bahwa kurikulum sebagai salah
satu alat mencapai tujuan pendidikan bermuatan kebudayaan
yang bersifat umum pula, seperti: nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, kecakapan dan kegiatan yang bersifat umum
yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Selain
pendidikan yang bermuatan kebudayaan yang bersifat umum
di atas, terdapat pula pendidikan yang bermuatan kebudayaan
khusus, yaitu untuk aspek-aspek kehidupan tertentu dan
berkenaan dengan kelompok yang sifatnya vokasional.
Keadaan seperti itu menuntut kurikulum yang bersifat khusus
pula. Misalnya untuk pendidikan vokasional, biasanya
berkenaan dengan latar belakang pendidikan, status ekonomi,
dan cita-cita tertentu, sehingga mempunyai batas waktu dan
daerah ajar tertentu pula.
b. Masyarakat dan Kurikulum
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan
mereka sendiri kedalam kelompok-kelompok berbeda. Kebudayaan
hendaknya dibedakan dengan istilah masyarakat yang mempunyai arti
suatu kelompok individu yang terorganisir yang berpikir tentang dirinya
sebagai suatu yang berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya.

6
Tiap masyarakat mempunyai kebudayaan sendiri-sendiri, dengan
demikian yang membedakan masyarakat yang satu dengan masyarakat
lainnya adalah kebudayaan. Hal ini mempunyai implikasi bahwa apa
yang menjadi keyakinan pemikiran seseorang, reaksi terhadap
perangsang sangat tergantung kepada kebudayaan dimana ia dibesarkan.
Menurut Daud Yusuf (1982) bahwa sumber nilai yang ada dalam
masyarakat untuk dikembangkan melalui proses pendidikan ada tiga
yaitu: logika, estetika, dan etika. Ilmu pengetahuan dan kebudayaan
adalah nilai-nilai yang bersumber pada logika (pikiran) Sebagai akibat
dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada hakikatnya
adalah hasil kebudayaan manusia, maka kehidupan manusia semakin
luas, semakin meningkat sehingga tuntutan hidup pun semakin tinggi.
Pendidikan harus mengantisipasi tuntutan hidup ini sehingga dapat
mempersiapkan anak didik untuk hidup wajar sesuai dengan kondisi
sosial budaya masyarakat. Dalam konteks inilah kurikulum sebagai
program pendidikan harus dapat menjawab tantangan dan tuntutan
masyarakat. Untuk dapat menjawab tutntutan tersebut bukan hanya
pemenuhan dari segi isi kurikulumnya saja, melainkan juga dari segi
pendekatan dan strategi pelaksanaannya. Oleh karena itu guru, para
pembina dan pelaksana kurikulum dituntut lebih peka mengantisipasi
perkembangan masyarakat, agar apa yang diberikan kepada siswa
relevan dan berguna bagi kehidupan siswa di masyarakat. Teori, prinsip,
hukum, yang terdapat dalam semua ilmu pengetahuan yang ada dalam
kurikulum, penerapannya harus disesuaikan dengan kondisi sosial
budaya di masyarakat setempat, sehingga hasil belajar yang dicapai oleh
siswa lebih bermakna dalam hidupnya. Pengembangan kurikulum
hendaknya memperhatikan kebutuhan dan perkembangan masyarakat.
Tyler (1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner (1984) menyatakan
tuntutan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengembangan
kurikulum.Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi
sosial pendidikan, yaitu:1) Mengajar keterampilan, 2) Mentrasmisikan
budaya, 3) Mendorong adaptasi lingkungan, 4)Membentuk kedisiplinan,

7
5) Mendorong bekerja berkelompok, 6) Meningkatkan perilaku etik, dan
7) Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
1.2.3. Landasan Ilmu Pengatahuan dan Teknologi dalam Pengembangan
Kurikulum

Pendidikan merupakan usaha menyiapkan subjek didik (siswa)


menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin
pesat. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi perannya di
masa akan datang. Teknologi adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan ilmiah
dan ilmu-ilmu lainnya untuk memcahkan masalah-masalah praktis. Ilmu dan
teknologi tidak bisa dipisahkan. Ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang teramat pesat seiring lajunya perkembangan masyarakat. Ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) bukan menjadi monopoli suatu bangsa
atau kelompok tertentu. Pengaruh dari perkembangan IPTEK ini cukup luas,
meliputi segala bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya,
keagamaan, keamanan, pendidikan, dan lain sebagainya. Khususnya dalam
bidang pendidikan, perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan
timbal balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju
memproduksi berbagai macam alat-alat dan bahan yang secara langsung atau
tidak langsung dibutuhkan dalam pendidikan.

Kegiatan pendidikan membutuhkan dukungan dari penggunaan alat-


alat hasil industri seperti televisi, radio, video, komputer dan peralatan
lainnya. Penggunaan alat-alat yang dibutuhkan untuk menunjang
pelaksanaan program pendidikan, apalagi disaat perkembangan produk
teknologi komunikasi yang semakin canggih, tentu saja menuntut
pengetahuan dan keterampilan serta kecakapan yang memadai bagi guru dan
pelaksana program pendidikan lainnya.

Mengingat pendidikan merupakan upaya menyiapkan siswa


menghadapi masa depan dan perubahan masyarakat yang semakin pesat
termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
pengembangan kurikulum haruslah berlandaskan ilmu pengetahuan dan
8
teknologi. Perkembangan IPTEK, secara langsung akan menjadi isi/materi
pendidikan. Sedangkan secara tidak langsung memberikan tugas kepada
pendidikan untuk membekali masyarakat dengan kemampuan pemecahan
masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidkan. Perubahan sosial
budaya, perkembangan IPTEK dalam suatu masyarakat akan mengubah pula
kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat juga dipengaruhi oleh kondisi
dari masyarakat itu sendiri. Masyarakat kota berbeda dari masyarakat desa,
masyarakat tradisional berbeda dari masyarakat modern. Adanya perbedaan
antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya sebagian besar
disebabkan oleh kualitas individu-individu yang menjadi anggota masyarakat
tersebut. Di sisi lain kebutuhan masyarakat pada umumnya juga
berpengaruh terhadap individu-individu sebagai anggota masyarakat. Oleh
karena itu pengembangan kurikulum yang hanya berdasarkan pada
keterampilan dasar saja tidak akan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat
modern yang bersifat teknologis dan mengglobal. Pengembangan kurikulum
juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup
keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat. Lingkungan sosial
budaya merupakan sumber daya yang mencakup kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Berdasarkan uraian di atas, sangatlah penting
memperhatikan faktor kebutuhan masyarakat dalam pengembangan
kurikulum. Salah satu ciri masyarakat adalah selalu berkembang.
Perkembangan masyarakat dipengaruhi oleh falsafah hidup, nilai-nilai, IPTEK
dan kebutuhan yang ada dalam masyarakat. Perkembangan masyarakat
menuntut tersedianya proses pendidikan yang relevan. Untuk terciptanya
proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat maka
diperlukan rancangan berupa kurikulum yang landasan pengembangannya
memperhatikan faktor perkembangan masyarakat.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak


membawa perubahan pada sistem nilai-nilai. Pendidikan pada dasarnya
adalah bersifat normatif, dengan demikian bagaimana agar perubahan nilai-
9
nilai yang diakibatkan oleh perkembanmgan ilmu pengetahuan dan teknologi
bisa menuju pada perubahan yang bersifat positif. Oleh karena itu dalam
mengembangkan kurikulum tidak bisa melepaskan dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, agar kurikulum yang dihasilkan selain memiliki
kekuatan, karena bersumber dari ilmu pengatahuan dan teknologi juga bisa
mengembangkan dan melahirkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi lebih
memajukan perdaban manusia.

1.2.4. Landasan Psikopedagogis

Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan


konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik
beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi
pedagogik transformatif. Konsepsi ini menuntut bahwa kurikulum harus
didudukkan sebagai wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan
perkembangan psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
dengan konteks lingkungan dan jamannya. Agar peserta didik proses
perkembangannya optimal, maka memerlukan berbagai kegiatan dan latihan
yan sesuai dengan keberadaannya dan sesuai dengan kebutuhan
psikologisnya. Kegiatan dan latihan dapat diperoleh melalui proses
pendidikan, namun yang perlu diperhatikan dalam mendidik yaitu setiap
kegiatan dan tugas yang dibebankan kepada peserta didik harus sesuai
dengan tingkat kemampuannya. Jika hal tersebut terabaikan, maka
ketidakberhasilan peserta didik dalam mencapai tugas- tugas di sekolah akan
terjadi. Landasan Psikopedagogis (dalam Kemendikbud, 2013) adalah sebagi
berikut: Relevansi Kesesuaian program pembelajaran dengan tingkat
perkembangan kemampuan peserta didik, tingkat unsur mentalnya (aspek
kesesuaian) dan tingkat kebutuhan peserta didik (aspek kecukupan). Model
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pembelajaran yang dikembangkan berbasis
kompetensi (sikap, keterampilan dan pengetahuan) sehingga dapat
memenuhi aspek kesesuaian dan kecukupan.

10
1.2.5. Landasan Teoritis

Kurikulum dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan


standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan
standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai
kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar
kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar
Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang
atau satuan pendidikan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Standar
Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi Standar Kompetensi Lulusan
Satuan Pendidikan yaitu SKL SD, SMP, SMA, SMK. Standar Kompetensi
Lulusan satuan pendidikan berisikan 3 (tiga) komponen yaitu kemampuan
proses, konten, dan ruang lingkup penerapan komponen proses dan konten.
Komponen proses adalah kemampuan minimal untuk mengkaji dan
memproses konten menjadi kompetensi. Komponen konten adalah dimensi
kemampuan yang menjadi sosok manusia yang dihasilkan dari pendidikan.
Komponen ruang lingkup adalah keluasan lingkungan minimal dimana
kompetensi tersebut digunakan, dan menunjukkan gradasi antara satu
satuan pendidikan dengan satuan pendidikan di atasnya serta jalur satuan
pendidikan khusus (SMK, SDLB, SMPLB, SMALB).

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap,


menggunakan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan suatu
tugas di sekolah, masyarakat, dan lingkungan dimana yang bersangkutan
berinteraksi. Kurikulum dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
seluas-luasnya bagi peserta didik untuk mengembangkan sikap,
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan tersebut. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah hasil
belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang
dinyatakan dalam SKL. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

11
mencapai tujuan pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor
19 tahun 2005). Kurikulum berbasis kompetensi adalah kurikulum yang
dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun penilaian
didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi
Lulusan. Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk
kurikulum satuan pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana
tertulis (dokumen) dan kurikulum sebagai proses (implementasi). Dalam
dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus mengembangkan SKL
menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu,
kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Dalam dimensi rencana tertulis, konten kurikulum tersebut dikemas dalam
berbagai mata pelajaran sebagai unit organisasi konten terkecil. Dalam setiap
mata pelajaran terdapat konten spesifik yaitu pengetahuan dan konten
berbagi dengan mata pelajaran lain yaitu sikap dan keterampilan. Secara
langsung mata pelajaran menjadi sumber bahan ajar yang spesifik dan
berbagi untuk dikembangkan dalam dimensi proses suatu kurikulum.
Kurikulum dalam dimensi proses adalah realisasi ide dan rancangan
kurikulum menjadi suatu proses pembelajaran. Guru adalah tenaga
kependidikan utama yang mengembangkan ide dan rancangan tersebut
menjadi proses pembelajaran. Pemahaman guru tentang kurikulum akan
menentukan rancangan guru (Rencana Program Pembelajaran/RPP) dan
diterjemahkan ke dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Peserta didik
berhubungan langsung dengan apa yang dilakukan guru dalam kegiatan
pembelajaran dan menjadi pengalaman langsung peserta didik. Apa yang
dialami peserta didik akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi
hasil kurikulum. Oleh karena itu proses pembelajaran harus memberikan
kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang
dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan. Kurikulum berbasis
kompetensi adalah “outcomes-based curriculum” dan oleh karena itu
pengembangan kurikulum diarahkan pada pencapaian kompetensi yang

12
dirumuskan dari SKL. Demikian pula penilaian hasil belajar dan hasil
kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi. Keberhasilan kurikulum
diartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam dokumen
kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:

(1) Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam
bentuk Kompetensi Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke
dalam Kompetensi Dasar (KD).
(2) Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas, dan mata pelajaran
(3) Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta
didik untuk suatu mata pelajaran di kelas tertentu.
(4) Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan
psikomotorik, dan pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata
pelajaran ditandai oleh banyaknya KD suatu mata pelajaran. Untuk SD
pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
(5) Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep,
generalisasi, topik atau sesuatu yang berasal dari pendekatan
“disciplinary– based curriculum” atau “content-based curriculum”.
(6) Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip
akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
(7) Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi
pada tingkat yang memuaskan dengan memperhatikan karakteristik
konten kompetensi dimana pengetahuan adalah konten yang bersifat
tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap
adalah kemampuan penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan
dan memerlukan proses pendidikan yang tidak langsung.
(8) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial

13
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan
(Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).

1.2.6. Landasan Yuridis

Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap


kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda
bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang
memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya
dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan
kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan
bangsanya. Secara yuridis, kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang
didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang
pendidikan. Landasan yuridis kurikulum adalah Pancasila dan Undang-
undang Dasar 1945, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.

1.3 ANALISIS KARAKTERISTIK SATUAN PENDIDIKAN


Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya harus
berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat dan peserta didik. Pemberlakuan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah menuntut
pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam penyelenggaraan
pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik berubah
menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan diberikannya
wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya mengacu
pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
14
yaitu Pasal 3 tentang Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional dan Pasal 35 mengenai
Standar Nasional Pendidikan.
Kurikulum Operasional , SD Inpres Wae Buka disusun sebagai pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kurikulum Operasional Sekolah (KOS) ini
dikembangkan dengan mengacu pada Capaian Pembelajaran (CP) yang sudah
disusun secara Nasional kemudian diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran
berdasar Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) yang sudah disusun. Penyusunan
Kurikulum Operasional , SD Inpres Wae Buka ini mengakomodir kebutuhan para
pelajar mengembangkan kemampuan ketrampilan abad 21 yang meliputi integrasi
PPK, literasi, 4C (Creative, Critical thinking, communicative, dan Collaborative), dan
HOTS (Higher Order Thinking Skill).
Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SD Inpres Wae Buka sebagai
satuan pendidikan yang diminati mayoritas penduduk di desa sekitar, dengan
potensi wilayah/letak yang strategis di tengah pedesaan memiliki beberapa
kekuatan/kelebihan diantaranya:
1. Input peserta didik berasal dari keluarga yang peduli terhadap kepentingan
pendidikan;
2. Peserta didik Aktif dalam kegiatan pembelajaran baik intrakurikuler maupun
ektrakurikeler
3. Kompetensi guru yang terus berinovasi
4. 80 % guru berkualifikasi sarjana
5. Lingkungan gedung sekolah cukup memadai untuk melakukan kegiatan
pembelajaran;
6. Media alat peraga yang dimiliki sekolah dapat membatu proses penerapan
pembelajaran
7. Kultur masyarakat Desa Golo Rengket yang beranekaragam suku, budaya dan
kearifan lokal
8. Letak sekolah sangat strategis karena akses yang mudah
9. Merupakan salah satu sekolah rujukan yang terletak di tengah desa dengan
lingkungan yang asri dan rindang;

15
10. Hubungan kerja lintas sektor yang dapat membantu berbagai kegiatan
sekolah, baik pemerintah kabupaten melalui dinas PPO, pemerintah desa,
lembaga agama, dinas kesehatan maupun antar sekolah
11. Pengalokasian angaran sangat efisien dan terasparan.

Selain kekuatan/ kelebihan sebagaimana tersebut di atas, , SD Inpres Wae Buka


juga mempunyai beberapa kelemahan, Peluang, dan ancaman yaitu:

 Kelemahan
1. Kemauan siswa untuk sekolah masih rendah dilihat dari jumlah siswa yang
putus sekolah.
2. Motivasi belajar siswa yang rendah baik aspeh sikap, spiritual, pengetahuan
dan keterampilan.
3. Tenaga pengajar belum memaksimalkan pengalokasian waktu pembelajaran
4. Sebagian besar guru belum memiliki sertifikat pendidik
5. Sarana pendukung layanan proses pembelajaran kurang memadai;
6. Sarana pendukung untuk pengembangan potensi/skill yang terbatas (tidak
memiliki lapangan olahraga yang sesuai SNP);
7. Laboratorium IPA, Bahasa dan TIK tidak ada; namun hal tersebut tidak
mengurangi semangat warga sekolah dalam belajar.
8. Minimnya pemahaman masyarakat untuk menjaga ketertiban lingkungan
sekolah
9. Belum meberikan kontribusi biaya dari orang tua peserta didik dalam
mengembangkan kegiatan-kegiatan dan penataan lingkungan sekolah
 Peluang:

Peserta didik Aktif dalam kegiatan pembelajaran baik intrakurikuler maupun


ektrakurikeler dengan meningkatkan Kompetensi guru yang terus berinovasi.

 Ancaman :

Motivasi belajar siswa yang rendah baik aspeh sikap, spiritual, pengetahuan dan
keterampilan, Tenaga pengajar belum memaksimalkan pengalokasian waktu
pembelajaran.

16
Hal ini dibuktikan dengan prestasi yang pernah diperoleh baik itu akademik
maupun non-akademik. Masyarakat di sekitar SD Inpres Wae Buka sebagian besar
adalah Petani, serta sebagian lain adalah pegawai Pemerintahan, pegawai swasta
dan pedagang. Sebagai sekolah yang berada pada lingkungan pedesaan dan input
peserta didik yang mayoritas dari masyarakat desa, serta kondisi desa yang tidak
begitu luas dengan tidak memiliki sumber daya alam yang luas pula, maka profil
pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi mengkreasi ide dan
keterampilan untuk mewujudkan daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha.
Wisata wirausaha tersebut diantaranya adalah kerajinan anyaman sangkar ayam,
anyaman tikar, kuliner khas masyarakat setempat , dan Taman Baca. Dalam rangka
meningkatkan potensi tersebut, , SD Inpres Wae Buka mengadakan kerjasama
dengan dunia usaha dan Sumber daya alam/lingkungan lain seperti yang ada di
kota.

SD Inpres Wae Buka berlokasi di Desa dimana juga mempunyai budaya daerah
yang menjadi ciri khas yaitu PENDIDIK TERAMPIL YANG MENGHASILKAN
PESERTA DIDIK KREATIF, CERDAS DAN BERKUALITAS. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk menggali potensi pendidik dan peserta didik dalam pembentukan karakter
peserta didik yang mampu bersaing dalam dunia global, dengan motto sekolah “
SERENTAK BERGERAK BELAJAR DUNIA SEKITAR SEBELUM DUNIA
MANGUASAIMU”

Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan peserta didik
agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di era generasi 4.0,
dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang tersirat dalam sila-sila
Pancasila serta mengembangkan cinta budaya daerah dan bangsa, maka , SD Inpres
Wae Buka menyusun Kurikulum Operasional sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan budaya lokal daerah setempat.

Peserta didik , SD Inpres Wae Buka diharapkan mempunyai life skill yang
berguna dan mampu mengaplikasikannya dalam masyarakat dan dunia Pendidikan.
Sehingga harapan dari Pemerintah Desa Golo Rengket untuk mencetak generasi
yang mampu berdaptasi dengan perkembangan zaman akan terwujud. Salah satu
upaya untuk mencapai harapan tersebut dilakukan melalui kreasi budaya literasi
17
pada peserta didik. Sehingga peserta didik mampu menghasilkan salah satu karya
yang mencerminkan profil pelajar Pancasila dan mampu bernalar kritis serta
berkebhinekaan global. Capaian pembelajaran yang diharapkan adalah terciptanya
profil pelajar yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, yang
mandiri, bernalar kritis, kreatif, bergotong royong dan berkebhinekaan global.

Secara yuridis Kurikulum Operasional SD Inpres Wae Buka disusun dengan


mengacu pada peraturan perundangan terkait pendidikan yang berlaku baik itu dari
pusat ataupun dari daerah. Sedangkan secara pedagogis kurikulum Operasional SD
Inpres Wae Buka mengacu pada kemampuan guru sebagai tenaga professional
dalam pembelajaran dan penilaian. Peningkatan profesionalisme guru, dilakukan
dalam bentuk pelatihan bersifat praktik secara berkesinambungan. Hal tersebut
merupakan komitmen untuk menjadi professional dalam layanan pada peserta
didik.

Dengan mengambil salah satu nilai pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu
3N: NITENI (mengamati dengan teliti), NIROKKE (mencoba dengan cara meniru),
NAMBAHI (mengembangkan dari yang sudah ditiru/yang sudah ada), dan dengan
mempertimbangkan tuntutan di era 4.0, maka ditambahlah N yang keempat yaitu
NGGAWE (mencipta/ membuat/ menghasilkan/ menemukan hal baru). 4N tersebut
merupakan ciri khas pembelajaran yang akan dilakukan oleh peserta didik bersama
guru di SD Inpres Wae Buka.

Hal lain dari perspektif pedagogis yang dijadikan pertimbangan adalah Undang-
Undang Guru dan Dosen yang menyebutkan bahwa guru memiliki kesempatan
untuk mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat. Dari landasan pedagogis dalam konteks merdeka belajar, proses
belajar di SD Inpres Wae Buka berorientasi pada peserta didik dan bentuknya
beragam, Pembelajaran sebagai aktivitas tim yang bersifat kolaboratif.

Pembelajaran di SD Inpres Wae Buka yang terintegrasi dengan Profil Pelajar


Pancasila secara umum bertujuan untuk membentuk karakter peserta didik yang
yang bertaqwa kepada Tuhan YME dan berakhak mulia, berkebhinekaan global,
mandiri, bernalar kritis, bergotong royong dan kreatif, inovatif yang mampu

18
mengkreasikan ide/ gagasan berdasarkan kekhasan daerah yang tetap berakar pada
budaya bangsa.

19
BAB II

TUJUAN PENDIDIKAN VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

2.1 TUJUAN PENDIDIKAN


Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggungjawab.
2.2 VISI
“MEWUJUDKAN INSAN BERKARAKTER DAN YANG BERTAQWA KEPADA
TUHAN SERTA TERCAPAINYA PESERTA DIDIK BERPRESTASI BAIK AKADEMIK
MAUPUN NON AKADEMIK, DAN PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU”
2.3 MISI
Berdasarkan visi yang telah dirumuskan, untuk mewujudkannya diperlukan suatu
misi berupa kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan. Adapun Misi yang dirumuskan
berdasar visi adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan insan yang bertaqwa kepada Tuhan, dan berkarakter baik.
2. Mewujudkan generasi unggul yang cerdas dan berprestasi pada aspek sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan dan keterampilan.
3. Mengoptimalkan pengembangan minat dan bakat dari seluruh potensi peserta
didik dalam rangka penguasan iptek dan seni
4. Menciptakan sumber daya manusia yang mandiri, kreatif, inovatif, dan terampil
sesuai dengan perkembangan zaman.
5. Mewujudkan sumber daya manusia yang mencintai budaya lokal dan nasional.
6. Meningkatkan profesionalisme guru / personil melalui berbagai kegiatan di
dalam satuan pendidikan dan antar satuan pendidikan
2.4 TUJUAN PENDIDIKAN SDI WAE BUKA
1. Menghasilkan siswa yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berahlak mulia.
2. Menghasilkan siswa yang berprilaku budi pekerti luhur dan berkarakter.
3. Terbentuknya siswa yang sehat jasmani dan rohani.

20
4. Menghasilkan siswa yang memiliki dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan
keterampilan untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
5. Membentuk siswa yang kreatif, memiliki keterampilan lokal, dan bekerja untuk
dapat mengembangkan diri secara terus menerus.
6. Menghasilkan tenaga pendidik dan kependidikan yang terampil dan
profesional.
7. Tenaga pendidik yang mampu Melaksanakan program dan pembelajaran
HOTs ( Higher Order Thinking Skill atau berpikir dengan analisis tingkat tinggi).
untuk memperkuat bernalar kritis dan kreativitas
8. Setiap ujian semester/ujian kenaikan kelas siswa mencapai atau melampaui
KKM yang ditetapkan.
9. Memperoleh kejuaraan pada setiap jenis lomba.
10. Memperoleh kelulusan 100% pada siswa kelas 6.
11. Menghasilkan siswa yang mengenal dan mencintai kebudayaan, masyarakat
dan bangsa

21
BAB III

PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN

3.1 Muatan Kurikulum

Kurikulum di SD Inpres Wae Buka dikembangkan dengan memperhatikan empat


ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, ketrampilan, dan perilaku dengan
kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam bentuk
pembelajaran berbasis tema dan/atau integrated curriculum pada mata pelajaran
PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial, dan Seni. Sedangkan
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama katolik, Matematika dan PJOK
dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan
dalam waktu 5 hari masuk sekolah.

Pelaksanaan proses pembelajaran di di SD Inpres Wae Buka dilaksanakan dalam


dua macam bentuk kegiatan, yaitu pembelajaran regular dan blok. Pembelajaran
regular adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan dikelas secara rutin
sedangkan sistem blok dilaksanakan sesuai event tertentu.

Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa komponen antara


lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek penguatan Profil Pelajar
Pancasila dan ekstrakurikuler.

3.1.1 Intrakurikuler

Intrakurikuler adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan materi


pembelajaran yang ditempuh peserta didik. Adapun mata pelajaran yang
diselenggarakan di SD Inpres Wae Buka adalah Pendidikan Agama Katolik
sebagai agama mayoritas peserta didik, Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam
Dan Sosial (IPAS), Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK),
sedangan untuk mata pelajran Seni SD Inpres Wae Buka Mengakomodir
Seni Tari, dan Muatan Lokal SD Inpres Wae Buka mengakomodir
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya Daerah (PLSBD), dan Bahasa
Inggris
22
Pembelajaran pada SD Inpres Wae Buka menekankan pada pembelajaran
berbasis literasi dengan mengangkat nilai luhur budaya lokal dan mengacu
pada tema-tema yang sudah ditentukan dalam capaian pembelajaran.
Dalam pembelajaran berbasis literasi ini peserta didik diharapkan mampu
untuk mengkreasikan ide/gagasan untuk memperoleh sebuah karya
dalam bentuk tulisan. Pada akhirnya karya ini akan didokumentasikan
dalam berbagai bentuk contohnya buku, artikel, atau publikasi digital.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran berbasis literasi ini tetap harus
mengimplementasikan model dan syntak pembelajaran yang sudah ada
diantaranya Problem Based Learning, Project Based Learning, Discovery
Learning, Inquiry Based Learning, dan model pembelajaran lain yang
relevan.

Seusai dengan Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, Dan Asesmen


Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi
Nomor 044/H/KR/2022 Tentang Satuan Pendidikan Pelaksana
Implementasi Kurikulum Merdeka Pada Tahun Ajaran 2022/2023,
Tanggal 12 Juli 2022 yang menyatakan bahwa SDI Wae Buka menerapkan
Kurikulum Merdeka dengan Kategori Mandiri Belajar. Penerapan
Kurikulum merdeka dilaksanakan secara bertahap dan diimplementasikan
pada tingkat dan/atau kelas I dan Kelas IV.. Sedangkan pada Kelas II,III,V
dan VI tetap menerapkan Kurikulum 2013. Di mana, kolaborasi dari
penggunaan dua kurikulum di SDI Wae Buka ini, juga menggambarkan
upaya untuk mencapai profil pelajar pancasila. Adapun muatan kurikulum
pada kegiatan intrakurikuler ada pada tabel 3.1

23
Tabel 3.1 Muatan/ Struktur Kurikulum
Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI/bentuk lain yang sederajat kelas I
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35

N Mata Pelajaran Kurikulum Merdeka


o Kegia Projek Total Keg Pr
tan (Minimal Perta Reg oje
Regul 20% dari hun uler k
er total Per Pe
Pertahun Min r
ggu Mi
ng
gu
1. Agama Katolik 108 36 (25%) 144 3 1
2. Pendidikan 144 36(20%) 180 4 1
Pancasila
3. Bahasa Indonesia 216 72(23%) 288 6 2
4. Matematika 144 36(20%) 180 4 1
6. PJOK 108 36(25%) 144 3 1
7. Seni Tari 108 36(25%) 144 3 1
8. PLSBD 72 72 2
9 BAHASA INGGRIS
JUMLAH 900 252 1152 25 7

Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI/bentuk lain yang sederajat Kurikulum


Merdeka untuk kelas IV dan Kurikulum 2013 untuk kelas II, III, V, dan VI
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35

N Mata Kurikulum Kurikulum Merdeka


o Pelajaran 2013
Per Per Kegia Projek Total Keg Pr
min tahu tan (Mini Perta Reg oje
ggu n Regul mal hun uler k
er 20% Per Pe
dari Min r
total ggu Mi
Pertah ng
un gu
1. Agama 4 144 108 36 144 3 1
Katolik (25%)
2. PKn 4 144 144 36 180 4 1
(20%)
3. BINDO 6 216 198 54 252 6 2
(23%)
4. Matek 6 216 170 46 216 5 2

24
(21%)
5. IPAS 170 46 216 5 2
(21%)
6. IPA 3 108
7. IPS 3 108
8. PJOK 4 144 108 36 144 3 1
(25%)
9. SENI 108 36 144 3 1
TARI (25%)
10 SBK 4 144
11 PLSBD 2 72 72 36 108 2 1
(33%)
12 BING 72 72 2
JUMLAH 36 1512 1078 326 1404 33 11

3.1.2 Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Kegiatan proyek penguatan merupakan kegiatan yang dilaksanakan
di luar jam pelajaran kegitan ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam
dan menghayati materi pelajaran yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler didalam kelas. Kegiatan ini dapat dilakukan secara
individual maupun kelompok. Ada beberapa bentuk kegiatan penguatan di
SD Inpres Wae Buka.
Pelaksanaan kegiatan proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila di
SD Inpres Wae Buka dilaksanakan sesuai dengan jadwal proyek dan tema.
Peserta didik harus menyelesaikan 3 tema di tiap semester dengan alokasi
waktu 4 minggu. Tema yang diambil mengacu pada Profil Pelajar Pancasila
dan penentuan pemilihan tema ditentukan oleh guru pengampu. Hal ini
dimaksudkan untuk mempermudah dalam penilaian. Pelaksanaan proyek
tersebut adalah kolaborasi antara beberapa mata pelajaran namun dengan
penilaian yang dan jenis proyek yang berbeda tiap mata pelajaran.
Alur /tahapan pelaksanaan proyek yang tiap mata pelajaran adalah
sebagai berikut:

1. Penentuan tema proyek Profil Pelajar Pancasila tiap mata


pelajaran dilaksanakan pada saat pembelajaran di kelas;

25
2. Tiap kelas menentukan tema yang akan dipilih dengan
didampingi guru mata pelajaran masing-masing kelas;

3. Guru mata pelajaran saling berkoordinasi untuk menentukan


kolaborator yang sesuai;

4. Kelompok mata pelajaran kemudian mendesain proyek yang


sesuai dengan tema yang dipilih;

5. Guru mata pelajaran kemudian merancang kisi-kisi, materi dan


penilaian proyek beserta Lembar Kegiatan Peserta Didik (LKPD).

Kegiatan proyek profil pelajar Pancasila dilaksanakan dengan


mengacu pada model pembelajaran berbasis proyek (PJBL). Langkah
Kegiatan pembelajaran berbasis proyek ini antara lain:

1. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dengan


menentukan pertanyaan mendasar untuk memulai proyek;

2. Mendesain pelaksanaan proyek ;

3. Menyusun jadwal proyek;

4. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek ;

5. Menguji Hasil;

6. Mengevaluasi pengalaman yang sudah diperoleh oleh


peserta didik.

Pelaksanaan kegiatan ini didampingi oleh Guru mata pelajaran,


Pembina dan Guru Kelas dengan tetap melibatkan orang tua baik
secara langsung maupun tidak langsung. Pihak sekolah mengadakan
pemantauan terkait kegiatan proyek tersebut.

Berikut adalah contoh Kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar


Pancasila yang dirancang SD Inpres Wae Buka.

Tabel 3.2 Proyek penguatan profil pelajar pancasila.


26
No Tema Bentuk Sasaran Mapel Waktu
Kegiatan Nilai PPP Terintegrasi
1. Bangunlah Pameran Gotong PKn, PJOK, Des
jiwa dan Karya Royong, Matematika,
raganya Kreatif Seni
2. Perubahan Penanaman Mandiri, Agama, IPAS Sep
Iklim Pohon Kreatif,
Gelobal Gotong
Royong,
Beriman,
dan
bertaqwa
3. Bineka Memfasilitas Berkebinek PPKN, Agama Mar, smt 2
Tunggal i hari besar aan Gelobal
Ika keagamaan,
bakti sosial

3.1.3 Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler ada 2 macam yaitu ekstrakurikuler wajib
dan pilihan. Ekstrakurikuler wajib yaitu kepramukaan dan ekstrakurikuler
pilihan yang dikembangkan dan diselenggarakan sesuai bakat dan minat
peserta didik. Kegiatan ektrakurikuler kepramukaan wajib diikuti seluruh
peserta didik. Kegiatan ini dilaksanakan secara blok, aktualisasi dan
regular. Kegiatan ekstra wajib untuk pendidikan kepramukaan sebagai
suplemen pencapaian profil pelajar Pancasila. Ekstrakuriler wajib
kepramukaan ini wajib diikuti oleh semua peserta didik (kelas IV, V, VI)
dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran tiap minggu.
Sedangkan ekstrakurikuler pilihan diikuti oleh peserta didik kelas IV,
V, dan VI, alokasi waktunya setara dengan 2 jam pelajaran dan
dilaksanakan pada siang/sore hari. Kegiatan ekstrakurikuler bersifat
dinamis sesuai dengan input dan bakat minat peserta didik, sehingga
mampu menggali potensi peserta didik.

27
Tabel 3.3 Kegiatan Ekstrakurikuler

No Tujuan Indikator Sasaran Pihak


. Keberhasilan Terkait
A. Krida
1. Pramuka Mempersiapkan Kelas IV, V, Kwarcab,
peserta didik VI Pelatih
agar memiliki Masyarakat
sikap
kepemimpinan,
kebinekaan
global,
kemandirian,
kreatif, disiplit,
tanggungjawab,
dan semangat
nasionalisme
B. Karya Ilmiah
Menyiapkan Kelas IV, V, Guru, Pelatih
peserta didik VI
untuk selalu
berpikir kritis
dalam
menghadapi
olimpiade, dan
berkompetensi
dengan
berkarakter
berfikir kritis
dan mandiri
C. Latihan Olah Bakat dan Olah Minat
1. Sepak Bola Menyiapkan Kelas IV, V, Dinas PPO,
2. Bola Voley peserta didik VI Pelatih
3. Tenis Meja untuk
4. Sepak mengembangkan
Takraow kemampuan
5. Bulu tangkis dalam bidang
6. Atletik olah raga dan
memperoleh
juara dalam
kejuaraan olah
raga dengan
mengacuh pada
karakter mandiri
maupun gotong
royong

28
7. Cipta/Cerpen/ Menyiapkan Kelas IV, V, Dinas PPO,
puisi/stand up peserta didik VI Pelatih
comedy untuk mampu
dalam bidang
literasi dan
memperoleh
kejuaraan dalam
lomba dengan
mengacu pada
karakter kreatif
7. Paduan Suara/ Menyiapkan dan
Vokal grup melatih peserta
8. Menyanyi solo didik agar dapat
9. Seni tari mengembangkan
10. Seni lukis potensinya
dalam bidang
seni dan
mengapreasikan
sehingga dapat
meraih
kejuaraan
olimpiade/
kejuaraan seni
dengan karakter
kreatif, mandiri
dan gotong
royong
D Keagamaan
1. Paduan suara, Menyiapkan dan Kelas IV, V, DEPAK,
Baca Kitab melatih peserta VI Pelatih
Suci, Kuis didik dalam
kitab suci, mengembangkan
Mazmur potensi dan
2. Misdinar, bakatnya dalam
Membersihkan bidang
Rumah Ibadah keagamaan dan
memproleh
juara pada
lomba dengan
berkarakter
iman, bertaqwa
pada Tuhan, dan
berakhlak mulia

29
3.1.4 Pengaturan Beban Belajar

Kurikulum di SD Inpres Wae Buka dikembangkan dengan memperhatikan


empat ranah yaitu sosial-emosional, intelektual, ketrampilan, dan perilaku
dengan kompetensi spiritual sebagai payungnya, yang dilaksanakan dalam
bentuk pembelajaran berbasis tema atau integrated curriculum pada mata
pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam-Sosial. Sedangkan
untuk mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Seni, Matematika
dan PJOK dilaksanakan dalam bentuk parsial. Pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan dalam waktu 5 hari masuk sekolah.

Muatan kurikulum dalam satuan Pendidikan memuat beberapa


komponen antara lain muatan pembelajaran intrakurikuler, proyek
pengutan Profil Pelajar Pancasila dan ekstrakurikuler.

Pengaturan beban belajar dan muatan pembelajarannya di SD Inpres


Wae Buka diatur sebagai berikut:

Tabel 3.4 Pengaturan beban belajar dan muatan pembelajaran

N0. Muatan Beban Belajar Pengaturan


Pembelajaran
1. Intrakurikuler Wajib Beban belajar ini memuat
semua mata pelajaran yang
bersifat nasional.
Materi pembelajaran setiap
mata pelajaran mengacu pada
capaian pembelajaran
Diatur dalam kegiatan
regular
Tambahan Memuat mata pelajaran
Muatan Lokal (Anyaman
tikar, Anyam Sangkar,
kuliner,) yang sesuai
karakterisrik daerah
Diatur dalam kegiatan
reguler
30
2. Proyek Wajib Muatan pembelajaran
mengacu pada 6 tema
Penguatan Profil
projek Profil Pelajar
Pelajar Pancasila Pancasila.
Diatur dalam kegiatan
(P5)
projek.
3. Ekstrakurikuler Tambahan Memiliki muatan yang
menjadi kebutuhan dan
karakteristik SD Inpres Wae
Buka.
Diatur dalam kegiatan di luar
kegiatan regular dan proyek
PPP
Sedangkan pembagian alokasi waktu per tahun bisa dilihat pada tabel 3.1.
Pengaturan alokasi waktu perminggu sesuai dengan Permendikbud
tentang Prinsip Dasar Kurikulum Operasional Sekolah adalah total 31 jam
pelajaran tatap muka tiap minggu sudah termasuk mata pelajaran muatan
lokal 2 jam pelajaran sesuai dengan Peraturan. Adapun pelaksanaan
proyek Profil Pelajar Pancasila dilaksanakan 20% dari total waktu
pembelajaran yang ada. Tabel Beban Belajar STRUKTUR KURIKULUM SDI
Wae Buka TAHUN AJARAN 2022/2023 termuat dalam lampiran 2
kurikulum operasional sekolah ini.

3.1.5 Program Inklusif


Program Inklusif adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang
memberikan kesempatan kepada semua peserta didik yang memiliki
kelainan dan memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk
mengikuti pendidikan atau pembelajaran dalam lingkungan pendidikan
secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.
SD Inpres Wae Buka belum termasuk sekolah inklusif, namun SD
Inpres Wae Buka berusaha mewadahi keadilan dalam pendidikan dimana
SD Inpres Wae Buka menerima peserta didik dengan berbagai latar
belakang kemampuan diri. Dalam memfasilitasi program tersebut SD
Inpres Wae Buka Ranaka merencanakan program inklusif dengan cara
pembimbingan individu pada peserta didik yang berkebutuhan khusus,
baik akademik maupun non-akademik dengan melibatkan berbagai pihak.
Pihak tersebut diantaranya orang tua dan psikolog. Diharapkan peserta
31
didik yang berkebutuha khusus mampu mengembangkan kemampuan
yang mereka miliki. Evaluasi dari kegiatan ini direncanakan tiap trimester
oleh dewan guru dan pihak-pihak yang berkompeten.
3.1.6 Kriteria Kelulusan
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah diharapkan
memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Dengan semangat teliti, telaten, teladan, tanggon, SD Inpres
Wae Buka sebagai sekolah pencetak sumber daya manusia unggul, perlu
dibuat kriteria kelulusan. SD Inpres Wae Buka mempunyai kriteria
kelulusan bagi peserta didik yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
b. Lulus Ujian Sekolah : Peserta Ujian dinyatakan lulus apabila nilai
minimum setiap mata pelajaran Ujian Sekolah sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) SD Inpres Wae Buka.
c. Lulus Ujian Praktik : Peserta Ujian dinyatakan lulus, apabila memiliki
nilai minimum 70 untuk setiap mata pelajaran yang diujikan.
d. Nilai kepribadian dan akhlak mulia minimum predikat Baik (B).
e. Kehadiran dalam proses pembelajaran minimal 90 % dari jumlah hari
efektif, kecuali ada surat dispensasi atau sejenisnya yang bisa
dipertanggung jawabkan.
f. Mengikuti kegiatan intrakurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler.
g. Ditetapkan dalam rapat pleno dewan guru dan Kepala Sekolah.
3.1.7 Kalender Pendidikan
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program sekolah
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan
pembelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah mengacu kepada standar isi
dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah,
kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari
pemerintah daerah. Kalender Pendidikan adalah pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang

32
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur.
Penetapan Kalender Pendidikan SD Inpres Wae Buka Tahun Ajaran
2022/2023 adalah sebagai berikut:
a. Permulaan tahun ajaran 2022/2023 dimulai bulan Juli 2022 dan
berakhir bulan Juni tahun 2023.
b. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, Menteri Agama dalam hal yang berkait
dengan hari raya keagamaan, Kepala Daereah tingkat Kabupaten
dan Dinas Pendidikan Kabupaten Manggarai Timur
c. Pemerintah Pusat/ Provinsi/ Kabupaten dapat menetapkan hari
libur serentak untuk satuan-satuan pendidikan.
d. Kalender pendidikan SD Inpres Wae Buka disusun berdasarkan
kebutuhan dan kegiatan-kegiatan sekolah dipadukan dengan
kalender pendidikan yang disusun Dinas Pendidikan Kabupaten
Manggarai Timur serta memperhatikan peraturan dan kalender
kegiatan pemerintah daerah Kabupaten Manggarai Timur.
e. Kalender pendidikan setiap tahun berubah mengikuti
peraturan/kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan Kabupaten
Manggarai Timur, maka dari itu kalender pendidikan disajikan
dalam bentuk lampiran, sedangkan di sini hanya dipaparkan
secara umum atau garis besarnya saja.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur, dan kegiatan


lainnya tertera pada Tabel berikut ini.

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

Minggu efektif belajar Minimal 36


1. reguler setiap tahun minggu Digunakan untuk kegiatan

maksimal 40 pembelajaran efektif pada


setiap tahun minggu setiap

(Kelas I-V) satuan pendidikan

2. Minggu efektif semester Minimal 18

33
ganjil tahun terakhir setiap
satuan pendidikan (Kelas
VI) minggu

Minggu efektif semester


genap tahun terakhir setiap
satuan pendidikan (Kelas Minimal 14
3. pendidikan (Kelas VI) minggu

Maksimal 2 Satu minggu setiap


4. Jeda tengah semester minggu semester

Maksimal 2
5. Jeda antar semester minggu Antara semester I dan II

Maksimal 2 Digunakan untuk


6. Libur akhir tahun ajaran minggu penyiapan kegiatan dan
administrasi akhir dan
awal tahun ajaran, serta
PPDB

Maksimal 2 Disesuaikan dengan


7. Hari libur keagamaan minggu peraturan Pemerintah

Maksimal 2 Disesuaikan dengan


8. Hari libur umum/ nasional minggu peraturan Pemerintah

Memberi kesempatan
kepada peserta didik
untuk menampilkan hasil
Maksimum 2 pengembangan diri
9. Kegiatan Akhir Semester minggu (Ekskul).

34
BAB IV

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

4.1 Modul ajar/Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana pembelajaran disusun untuk merencanakan proses pembelajaran
dengan terperinci. Rencana pembelajaran disusun oleh guru sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Rencana pembelajaran disusun
supaya proses pembelajaran lebih tertata sesuai dengan alur pembelajaran yang
sudah direncanakan. Modul ajar atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang disusun sesuai ketentuan, yang mudah dipahami. Modul Ajar disusun secara
rutin untuk memetakan dan merencanakan proses pembelajaran secara rimci.
Modul Ajar merupakan kompas bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang tetap mengusung kegiatan
pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan memotivasi peserta didik
menjadi pembelajar sepanjang hayat. Tujuan dari penyusunan Modul Ajar adalah
sebagai berikut. 1.Pembelajaran menjadi lebih sistematis. 2. Memudahkan analisis
keberhasilan belajar peserta didik. 3. Memudahkan guru dalam penyampaian
materi ajar. 4. Mengatur pola pembelajaran.
Modul Ajar SD Inpres Wae Buka terdiri dari Capaian Pembelajaran, Analisis
Materi, dan Alur Tujuan Pembelajaran yang disusun rutin secara sederhana, aktual
dan mudah dipahami untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dicapai
sehingga melalui Rencananya seorang guru bisa memastikan seluruh proses
pembelajaran bisa efektif dan efisien.
Modul Ajar SD Inpres Wae Buka dibuat dalam bentuk matriks yang memuat
alur tujuan pembelajaran, Materi ajar, Kegiatan pembelajaran, Penilaian dan
Sumber belajar.
1. Alur tujuan pembelajaran disusun untuk menerjemahkan capaian
pembelajaran yang berfungsi mengarahkan guru dalam merencanakan,
mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran secara keseluruhan
sehingga capaian pembelajaran diperoleh secara sistematis, konsisten,
terarah dan terukur.. Alur pembelajaran mengurutkan tujuan-tujuan
pembelajaran sesuai kebutuhan, meskipun beberapa tujuan pembelajaran

35
harus menggunakan tahapan tertentu yang meliputi konten/ materi,
keterampilan dan konsep inti untuk mencapai Capaian Pembelajaran setiap
fase dan menjelaskan kedalaman setiap konten.
2. Materi ajar merupakan materi esensial yang telah disusun pada alur tujuan
pembelajaran.
3. Kegiatan pembelajaran dikemas secara umum sebagai acuan untuk
menyusun Modul Ajar
4. Penilaian merupakan penilaian otentik yang memadukan dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan selama dan setelah proses pembelajaran.
5. Sumber belajar dipilah sesuai kebutuhan peserta didik dan merupakan
sumber belajar yang mudah digunakan, berbasis lingkungan, dan
mendukung pembelajaran yang kontekstial dan menyenangkan.

Modul Ajar SD Inpres Wae Buka disusun dalam bentuk sederhana dengan
keterbacaan yang baik yang memuat tiga poin utama dalam proses pembelajaran,
yaitu tujuan pembelajaran, aktivitas atau kegiatan pembelajaran dan penilaian.
Tujuan pembelajaran merupakan penerjemahan tujuan capaian pembelajaran
yang dapat terukur pencapaian dan keberhasilannya. Kegiatan pembelajaran
disusun dalam langkah-langkah aktivitas peserta didik yang menarik dan
menyiratkan model dan strategi pembelajaran yang kontekstual dan menarik
sesuai diferensiasi karakteristik peserta didik serta mampu mengakomodir minat
bakat peserta didik. Dalam kegiatan pembelajaran pun diintegrasikan
penumbuhan dan penguatan Profil Pelajar Pancasila. Selain itu, dalam kegiatan
pembelajaran disusun prediksi respon peserta didik sehingga menjaga alur
pembelajaran yang tetap terkondisikan dengan baik. Untuk penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran dan pasca pembelajaran yang dirancang untuk
mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran baik dari dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Di akhir bagian Modul Ajar, terdapat kolom
refleksi untuk mengulas kekurangan dan kelebihan proses pembelajaran untuk
perbaikan pembelajaran selanjutnya. Hal ini menunjukkan bagaimana dokumen
Modul Ajar sebagai dokumen yang hidup dan dinamis.

4.2 Asesmen Capaian Pembelajaran

36
Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil belajar oleh
pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan Asesmen hasil belajar
oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh pendidik sebagai proses
pengumpulan informasi dan data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis yang bertujuan untuk:
1. memantau proses pembelajaran,
2. memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,
3. perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan evaluasi hasil
belajar,
4. memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan lebih
memperlihatkan kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen dibuat berdasarkan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi pengayaan hanya diperuntukkan
peserta didik yang telah melampaui capaian pembelajaran dan bersifat optional.
Sedangkan remedial merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga
pembelajaran tetap berkelanjutan. Asesmen hasil belajar peserta didik pada
jenjang pendidikan dasar didasarkan pada prinsip asesmen. Dimana asesmen
dilakukan mempertimbangkan karakteristik peserta didik pada setiap kelas
berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam mencapai semua aspek
kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga jelas kemampuan
yang akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas. Prosedur asesmen,
kriteria dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil asesmen dapat
diakses oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen di SD Inpres Wae Buka
bersifat kontinuitas tidak tersekat per kelas, sehingga hasil asesmen
sebelumnya merupakan referensi untuk asesmen kemudian. Sistem asesmen
yang sistematis dan mengacu pada kriteria harus dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis, prosedur dan hasil akhirnya. Lingkup asesmen hasil belajar oleh
pendidik mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan.
Adapun mekanisme asesmen hasil belajar oleh pendidik meliputi:

37
1) Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
Modul Ajar.
2) Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan
pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian pembelajaran.
3) Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai
sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali
kelas atau guru kelas/guru mata pelajaran.
4) Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk deskripsi.
5) Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan dalam
bentuk deskripsi.
6) Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai.
7) Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Hasil asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil belajar.
Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan ketercapaian pemahaman peserta didik
terhadap tujuan capaian pembelajaran dan penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Analisis untuk pengetahuan juga dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca
penilaian terhadap peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan
pengayaan. Proses evaluasi ini dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan
post tes harian, penilaian harian, penilaian tengah semester dan penilaian akhir
semester serta Asesmen akhir tahun.
Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi kriteria, yaitu
pertama, keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran, kedua, ketuntasan
mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan, ketiga, penilaian
baik pada kompetensi sikap dan keempat peserta didik bisa membaca dan menulis
(literasi dasar).

38
BAB V

PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL

Evaluasi dibutuhkan untuk melihat sejauh mana ketercapaian, kesesuaian tujuan, dan
keselarasan di dalam pelaksanaan pembelajaran dengan kondisi yang berkembang di
SD Inpres Wae Buka menempuh kegiatan yang tertuang dalam tabel berikut:

Bentuk Teknis Waktu SDM Yang Keterangan


Pendampingan Pendampingan Terlibat
dan dan
Pengembangan Pengembangan
Profesional Profesional
Pendampingan Coaching bagi Per tahun Guru Pemula
guru pemula Guru yang
ditunjuk KS
Coaching Menyesuaikan Guru Kelas Dinas Terkait
program- /guru Mapel, sebagai
program KS Penyelenggara
terbaru
Supervisi Kelas Persemester Guru Kelas Sebagai Penilai
/guru Mapel, Kinerja
KS
Pengembangan Pelatihan Pertahun Semua Guru, Rutinitas
Profesi Pengembangan KS
Keprofesian
Pelatihan- menyusuaikan Guru, KS Mandiri, Dinas
pelatihan Terkait

Bntuk Evaluasi Strategi Dalam Waktu SDM Yang Keterangan


Evaluasi Terlibat
Evaluasi Menggunakan Perminggu Guru, Peserta Dari capaian
Pembelajaran jurnal harian, Didik, Orang pembelajaran
dan Evaluasi dan penilaian Tua, BK, angket PD
Kurikulum sikap Lingkungan
Operasional Mengaktifkan Perbulan Guru, PD, KS, Evaluasi
sekolah paguyuban Orang Tua Program dan
tiap kelas Pelaksanaan
Pembelajaran
Assesmen Perbulan (tiap Guru, PD, Capaian dari
Formatif MP) Orang Tua pembelajaran
Angket PD
Assesmen Persemester Guru, PD, Capaian dari
Formatif, (Tiap MP) Orang Tua pembelajaran
Portofolio Angket PD
Assesmen Pertahun Guru, KS, PD, Capaian dari
39
Formatif, Orang Tua, BK, pembelajaran
Portofolio, Komite, Angket PD,
Penilaian Diri Lingkungan Quisioner bagi
sekolah orang tua
Evaluasi Monitoring Setiap selesai Guru, Komite, Pelaksanaan
Program- kegiatan dari kegiatan KS, Pengawas Program digilir
program pelaksanaan, dengan
Sekolah pelaporan, harapan
tindak lanjut adanya
kegiatan pemerataan
peran

40
BAB VI

PENUTUP

Dengan telah selesainya Kurikulum Operasional SD Inpres Wae Buka pada tahun
ajaran 2021/2022 maka salah satu pedoman dan acuan dalam kegiatan belajar
mengajar telah dimiliki oleh SD Inpres Wae Buka. Dengan mengacu pada peraturan
perundangan yang berlaku maka SD Inpres Wae Buka menetapkan penggunaan
dokumen Kurikulum Operasional SD Inpres Wae Buka tahun ajaran 2022/2023.

Besar harapan kami, semoga Kurikulum Operasional SD Inpres Wae Buka ini memenuhi
syarat sehingga rencana pengembangan SD Inpres Wae Buka dapat terlaksana dengan
baik. Penyusun juga sangat mengharapkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya
guru, pegawai, komite sekolah maupun para peserta didik serta masyarakat yang
diwakili oleh orang tua peserta didik. Atas bantuan yang sudah diberikan kepada kami
dari berbagai pihak, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Kurikulum Operasional
SD Inpres Wae Buka mampu menjadi sarana bagi sekolah untuk ikut mencerdaskan
anak bangsa.

41
Lampiran 1
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
SD INPRES WAE BUKA

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF SEMESTER I


TAHUN PELAJARAN 2022/2023
N BULAN HARI KEGIATAN
O
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Jlh Jlh Hari
Hari Efektif
1 Juli 4 4 4 4 5 5 26 17 *1 sd 9 liburan semester
genap
*11-13 :Orientasi Siswa
* 09 Libur Idul Adha
* 30 Thn Baru Hijryah
2 Agustus 5 5 5 4 4 4 27 26 * 17 HUT Kemerdekaan
RI
* 14 Apel pramuka n
kegiatan pramuka
3 September 4 4 4 5 5 4 26 26 * 9 Hr Olahraga
* 19-24 PTS
4 Oktober 5 4 4 4 4 5 26 25 * 1 Kesaktian Pancasila
* 8 Maulud Nabi
Muhamad
* 28 Hari Sumpa Pemuda
5 November 4 5 5 4 4 4 26 26 * 1-4 ANBK
* 10 Hari Pahlawan
6 Desember 4 4 4 5 5 5 27 15 *5s/d 10 Ujian Semester
Ganjil
*12 Pemeriksaan
*13:Analisis
*14 : Remedial
*15-16 : Pengisian Rapor
*17 Pembagian Rapor
*25 Hari Raya Natal
*19-31: Libur Semester
Jumlah 26 26 26 26 27 27 158 135
Keterangan:

1. Jumlah hari efektif semester I = 135


2. Banyaknya hari efektif untuk semester I : 132 : 6 = 22,5 pekan
3. Banyak jam pelajaran efektif untuk mata pelajaran ( mis:Matek :23X 7 Jampel/M=161jampel/M

42
PEMERINTAH KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA
GUGUS TONTANG

ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF SEMESTER 2


TAHUN PELAJARAN 2021/2022
N BULAN HARI KEGIATAN
O
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Jlh Jlh Hari Jlh Hari
Hari Kerja Efektif
1 Januari 5 5 4 4 4 4 26 25 25 * 1 tahun baru
*2hari pertama msk sekolah
* 27 LN
2 Februari 4 4 4 4 4 4 24 23 23 *18 LN
* 20-22 Try Out 1
3 Maret 4 4 5 5 5 4 27 24 24 * 6-11 PTS dan Try Out 2
*21-23 Pembukaan Puasa
* 27-31 PAS Genap Kls 6
4 April 4 4 4 4 4 5 25 14 14 * 5-10 Libur umum
* 11-15 Perkiraan US SD
* 24-29 Libur idhulfitri
5 Mei 5 5 5 4 4 4 27 25 25 *1 Hr Buruh Nasional
* 2 Hr Pendidikan
* 6 Libur Hari Waisak
* 18 L Kenaikan Isa Almasih
6 Juni 4 4 4 5 5 4 26 14 14 *1 LRN Hr Lahir Pancasila
* 5-10 PAS 2
* 17 Pembagian raport
* 19-30 Libur Semester 2
Jumlah 26 26 26 26 26 25 155 125 125
Keterangan:

1. Jumlah hari efektif semester 2 = 125


2. Banyaknya hari efektif untuk semester II : 125 : 6 = 20,83 pekan
3. Banyak jam pelajaran efektif untuk mata pelajaran ( mis:IPA :22 X 7 Jampel= 154 jampel/M)

Wae Buka, 11 Juli 2022


Kepala SDI Wae Buka

Dominikus Rinus, S.Pd


NIP.19850985 200903 1 003

43
Lampiran 2
Tabel Beban Belajar
STRUKTUR KURIKULUM
SD INPRES WAE BUKA
TAHUN AJARAN 2022/2023
NO MATA JULI 2022 AGUSTUS 2022 SEPTEMBER 2022 OKTOBER 2022 NOVEMBER 2022 DESEMBER 2022 SEMESTER GANJIL
PELAJARAN M M M M M M M M M M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 INTRA PROJEK JLH
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1. AGAMA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 20 80
KATOLIK
2. PPKn 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 120 20 140
3. BINDO 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 120 40 160
4. MATEK 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 100 40 140
5. IPAS 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 100 40 140
6. PJOK 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 20 80
7. SENI TARI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 20 80
8. PLSBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 40 20 60
9. BING 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 40 40

Tabel Beban Belajar


STRUKTUR KURIKULUM
SD INPRES WAE BUKA
TAHUN AJARAN 2022/2023
NO MATA JANUARI 2023 FEBRUARI 2023 MARET 2023 APRIL 2023 MEI 2023 JUNI 2023 SEMESTER GENAP
PELAJARAN M M M M M M M M M M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 INTRA PROJEK JLH
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1. AGAMA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 18 72
KATOLIK
2. PPKn 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 18 90
3. BINDO 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 108 36 144
4. MATEK 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 90 36 126
5. IPAS 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 90 36 126
6. PJOK 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 18 72

44
7. SENI TARI 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 54 18 72
8. PLSBD 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 36 18 54
9. BING 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 36 36

Lampiran 3
KALENDER AKADEMIK
SD INPRES WAE BUKA
TAHUN AJARAN 2022/2023
SMT KEGIATAN JULI 2022 AGUSTUS 2022 SEPTEMBER 2022 OKTOBER 2022 NOVEMBER 2022 DESEMBER 2022
M M M M M M M M M M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
MINGGU EFEKTIF
PTS
GASAL PAS
PROJECT PPP
LIBUR AKHIR
TAHUN AJARAN

SMT KEGIATAN JANUARI 2023 FEBRUARI 2023 MARET 2023 APRIL 2023 MEI 2023 JUNI 2023
M M M M M M M M M M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5 M1 M2 M3 M4 M5
1 2 3 4 5 1 2 3 4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
MINGGU EFEKTIF
PTS
GENAP PAS
PROJECT PPP
LIBUR AKHIR
TAHUN AJARAN

45
KALENDER AKADEMIK SD INPRES WAE BUKA TP 2022/2023

HARI JULI 2022 HARI AGUSTUS 2022 HARI SEPTEMBER 2022 HARI OKTOBER 2022

MINGG
MINGGU 3 10 17 24 31 MINGGU 7 14 21 28 U 4 11 18 25 MINGGU 2 9 16 23 30

4 11 19
SENIN 18 25 SENIN 1 8 15 22 29 SENIN 5 12 26 SENIN 3 10 17 24 31

5 20
SELASA 12 19 26 SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 6 13 27 SELASA 4 11 18 25

6 17 21
RABU 13 20 27 RABU 3 10 24 31 RABU 7 14 28 RABU 5 12 19 26

7 22
KAMIS 14 21 28 KAMIS 4 11 18 25 KAMIS 1 8 15 29 KAMIS 6 13 20 27

1 8 23
JUM'AT 15 22 29 JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 9 16 30 JUM'AT 7 14 21 28

2 9 30 24 8
SABTU 16 23 SABTU 6 13 20 27 SABTU 3 10 17 SABTU 1 15 22 29

HARI NOVEMBER 2022 HARI DESEMBER 2022 HARI JANUARI 2023 HARI FEBRUARI 2023

25 MINGG 1
MINGGU 6 13 20 27 MINGGU 4 11 18 U 8 15 22 29 MINGGU 5 12 19 26

5 19
SENIN 7 14 21 28 SENIN 12 26 SENIN 2 9 16 23 30 SENIN 6 13 20 27

46
6 20
SELASA 1 8 15 22 29 SELASA 13 27 SELASA 3 10 17 24 31 SELASA 7 14 21 28

7 14 21
RABU 2 9 16 23 30 RABU 28 RABU 4 11 18 25 RABU 1 8 15 22

8 22 29
KAMIS 3 10 17 24 KAMIS 1 15 KAMIS 5 12 19 26 KAMIS 2 9 16 23

9 16 23 27
JUM'AT 4 11 18 25 JUM'AT 2 30 JUM'AT 6 13 20 JUM'AT 3 10 17 24

17 24 18
SABTU 5 12 19 26 SABTU 3 10 31 SABTU 7 14 21 28 SABTU 4 11 25

HARI MARET 2023 HARI APRIL 2023 HARI MEI 2023 HARI JUNI 2023

12 3 MINGG
MINGGU 5 19 26 MINGGU 2 9 16 23 0 U 7 14 21 28 MINGGU 4 11 18 25

6 27 10 24 1 5 19
SENIN 13 20 SENIN 3 17 SENIN 8 15 22 29 SENIN 12 26

14 28 11 25 6 20 27
SELASA 7 21 SELASA 4 18 SELASA 2 9 16 23 30 SELASA 13

1 8 15 22 29 12 26 21 28
RABU RABU 5 19 RABU 3 10 17 24 31 RABU 7 14

2 16 23 30 13 20 27 18 1 8 22 29
KAMIS 9 KAMIS 6 KAMIS 4 11 25 KAMIS 15

10 17 31 7 14 21 28 9 23 30
JUM'AT 3 24 JUM'AT JUM'AT 5 12 19 26 JUM'AT 2 16

18 1 15 22 29 6 10 17 24
SABTU 4 11 25 SABTU 8 SABTU 13 20 27 SABTU 3

47
HARI JULI 2023 Libur semester / Libur sekolah

MINGGU 2 9 16 23 30 Libur menyambut puasa + Libur sebelum dan sesudah Idul Fitri

SENIN 3 10 17 24 31 Masuk tahun pelajaran 2022/2023

SELASA 4 11 18 25 Penilaian Akhir Semester SD dan SMP

RABU 5 12 19 26 Penilaian tengah semester SD dan SMP

KAMIS 6 13 20 27 Pembagian Laporan Hasil Belajar PAUD, SD, dan SMP

JUM'AT 7 14 21 28 Asesmen Kompetensi Minimum Nasional SMP dan Perkiraan US SD

SABTU 1 8 15 22 29 Penilaian akhir semester genap kelas VI SD dan asesmen kompetensi minimum (teori) SMP

Libur umum nasional / Keagamaan

Keterang
an Asesmen Kompetensi Minimum (praktek SMP)

48
URAIAN KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2022 /2023

NO HARI/TANGGAL KETERANGAN
1 JUM'AT, 1 JULI s/d JUM'AT, 8 JULI 2022 LIBUR SEMESTER GENAP TAPEL 2021/2022
2 SABTU, 9 JULI 2022 HARI RAYA IDUL ADHA 1443 H
3 SENIN, 11 JULI 2022 PERMULAAN TAHUN PELAJARAN 2022/2023
4 SABTU, 30 JULI 2022 TAHUN BARU HIJRIAH 1444 H
5 RABU, 17 AGUSTUS 2022 HUT KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA
SENIN, 19 SEPTEMBER s/d SABTU, 24 SEPTEMBER
6 2022 PENILAIAN TENGAH SEMESTER SD & SMP
7 SABTU, 8 OKTOBER 2022 MAULID NABI MUHAMMAD SAW
8 SENIN, 5 DESEMBER s/d SABTU 10 DESEMBER 2022 PENILAIAN AKHIR SEMESTER SD & SMP
9 SABTU, 17 DESEMBER 2022 PEMBAGIAN LAPORAN HASIL BELAJAR PAUD, SD & SMP
SENIN, 19 DESEMBER 2022 s/d SABTU 31 DESEMBER
10 2022 LIBUR SEMESTER GANJIL TAPEL 2022/2023
11 MINGGU, 1 JANUARI 2023 TAHUN BARU MASEHI
12 JUM'AT 27 JANUARI 2023 TAHUN BARU IMLEK
13 SABTU, 18 FEBRUARI 2023 ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW
14 SENIN, 6 MARET 2023 s/d SABTU, 11 MARET 2023 PENILAIAN TENGAH SEMESTER SD & SMP
15 SENIN, 13 MARET 2023 s/d SABTU, 18 MARET 2023 ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM (PRAKTEK SMP)
16 SELASA, 21 MARET 2023 s/d KAMIS 23 MARET 2023 LIBUR MENYAMBUT PUASA
17 SENIN, 27 MARET 2023 s/d SABTU, 1 APRIL 2023 PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP KELAS VI
18 JUM'AT, 7 APRIL 2023 WAFAT YESUS KRISTUS
19 SENIN, 10 APRIL 2023 s/d SABTU 15 APRIL 2023 ASESMEN KOMPETENSI MINIMUM NASIONAL SD &
PERKIRAAN UJIAN SEKOLAH JENJANG SD
20 KAMIS, 20 APRIL 2023 s/d SABTU, 29 APRIL 2023 LIBUR DAN CUTI BERSAMA HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H
21 SENIN, 1 MEI 2023 HARI BURUH SEDUNIA
22 SABTU, 6 MEI 2023 HARI RAYA WAISAK
23 KAMIS, 18 MEI 2023 KENAIKAN ISA AL MASIH
24 KAMIS, 1 JUNI 2023 HARI LAHIR PANCASILA
25 SENIN, 5 JUNI s/d SABTU 10 JUNI 2023 PENILAIAN AKHIR SEMESTER SD & SMP
26 SABTU, 17 JUNI 2023 PEMBAGIAN LAPORAN HASIL BELAJAR PAUD, SD & SMP
27 SENIN, 19 JUNI 2023 s/d SABTU, 8 JULI 2023 LIBUR SEMESTER GENAP TAPEL 2022/2023
28 SENIN, 10 JULI 2023 PERMULAAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024

49
29 RABU, 19 JULI 2023 TAHUN BARU HIJRIAH 1445 H

50

Anda mungkin juga menyukai