Anda di halaman 1dari 6

IDIK4012 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MODUL 1 & MODUL 2

Kelompok 1
1.Ahmad saifudin 836145643
2.Ahmad Syarif Hidayatullah 836146193
3.Anti Dwi Fitriana 836127717
4.Anton Saputra 836145303
5.Arif Rahmanto 836117669
6.Arina Dzakiyal Mustofa 836126034
7.Asani Aulia 836146233

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ-UT BANDAR LAMPUNG

TAHUN 2019/19.4
IDIK4012 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MODUL 1 LANDASAN FILOSFIS MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Kegiatan Belajar 1
Keterkaitan Fungsi Pendidikan dengan Perkembangan Zaman

A. Fungsi pendidikan
Pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia menghadapi masa depan agar
hidup lebih sejahtera, baik sebagai individu maupun secara kolektif sebagai warga masyarakat,
bangsa maupun antarbangsa. Fungsi pendidikan adalah peradaban, hasil karya manusia yang
semula dimaksudkan untuk mendukung kesejahteraan manusia. Model pendidikan yang sesuai
dengan tuntutan zaman disebut pendidikan yang relevan pada zamannya.
Salah satu tujuan pendidikan adalah menyiapkan individu (dapat memenuhi kebutuhn
individualnya) untuk dapat menyesuaikan diri atau memenuhi tuntutan sesuai wilayah tertentu
yang senantiasa berubah. Manusia yang dapat bertahan dengan berbagai tuntutan disebut
manusia yang adaptif. Pendidikan juga harus mengupayakan relevansi secara vertikan untuk
menjamin peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan oleh peradaban secara
timbal balik.
Salah satu indikator peradaban adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Latar belakang berbagai relevansi yang ingin dituju itulah yang pada gilirannya mempengaruhi
desain atau sistem pendidikan, baik pada aspek manajemen maupun substansi/program
pendidikan (kurikulum).

B. Model Pendidikan Yang Diharapkan


Dalam upaya mengakomodasikan berbagai ragam kepentingan, tingkat dan wilayah
maka sistem pendidikan harus memiliki model yang tepat adalah customized design, yaitu
desain atau sistem dengan kondisi, konteks, dan aspirasi masyarakat. Model yang tepat dalam
pengelolaan pendidikan yang sesuai dengan alur berfikir tersebut adalah manajemen berbasis
sekolah dan pendidikan berbasis masyarakat.
Dengan model tersebut sekolah harus mengembangkan berbagai pilihan program.
Standar pelayanan minimal merupakan suatu keharusan untuk dipenuhi sebelum masalah
pengelolaan sekolah yang efektif dan masalah peningkatan mutu.

Kegiatan Belajar 2
Keterkaitan Pendidikan Nilai dengan MBS

Pendidikan nilai terkait dengan salah satu ranah pendidikan, yaitu ranah efektif.
Pendidikan nilai yang dominan adalah pendidikan kewarganegaraan dan pendidikan agama.
Ada beberapa alasan di terapkannya MBS di Indonesia, yaitu system pemerintahan
Indonesia yang baru mengalami perubahan besar dan masih akan terus berkembang, sistem
pendidikan, kebijakan yang mendukung dan pengalaman Indonesia di masa lalu dan di anggap
sebagai “guru terbaik”.
Keberhasilan MBS di Indonesia cenderung di sebabkan karena kondisi objektif yang
mendukung pada saat yang tepat, antara lain iklim perubahan pemerintahan yang menghendaki
transparasi, demokratisasi dan akutabilitas, desentralisasi dan pemberdayaan potensi
masyarakat.
 Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu bentuk pendidikan dalam rangka
penanaman nilai-nilai dan norma, wawasan kenegaraan, kesadaran hukum, penghargaan dan
persamaan, serta bela negara dalam rangka ketahanan nasional. Secara umum, tujuan dari
Pendidikan Kewarganegaraan antara lain adalah untuk menanamkan rasa kecintaan terhadap
tanah air, memupuk rasa persatuan dan kesatuan, menanamkan kesadaran menjadi warga negara
yang baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, rela berkorban demi negara dan bangsa,
serta mengamalkan Pancasila sebagai ideologi negara.

 Jadi pendidikan mempunyai hubungan yang erat dengan agama dan pendidikan agama
mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan moral atau etika anak didik.

Kegiatan Belajar 3
UU Sisdiknas Sebagai Kebijakan di Dalam Penyelenggara
dan Pengelolaan Pendidikan

Pasal 51 UU No.20/2003 Menyatakan Sebagai berikut

1. Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini , pendidikan dasar,dan pendidikan menengah
dilaksanakan berdasarkan pelayanan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen
berbasisi sekolah/madrasah
2. Pengelolaan satuan pendidikan tinggi dilaksanakan berdasar prinsip otonomi, akuntabilitas,
jaminan mutu, dan evaluasi yang transparan
3. Ketentuan mengenai pengelolaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
(2) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah
Pasal 51 ayat 2 meneyebutkan prinsip-prinsip juga melekat pada MBS dan sudah sibahas dalam
kegiatan belajar sebelumnya. Ayat-ayat dalam UU No. 2/1989 Tentang system pendidikan nasional
yang mengalami perubahan yang mendasar dan terkait langsung dengan MBS yang merupakan prinsip
pengelolaan pendidikan.
Mendiknas sebagai penanggung jawab pelaksanaan system Penyelenggaraan, pendidikan nasional
pada tahun 2001, telah membentuk Komite Reformasi Pendidikan (KRP). Hasil kerja KRP yang sangat
penting adalah rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang telah disahkan
menjadi UU Sisdiknas pada tanggal 11 juni 2003 sebagai pengganti UU No. 2 tahun 1989
Butiran-butiran perubahan penting yang terkandung di dalam Sisdiknas adalah sebagai berikut.
1. Pertimbangan
Bahwa system pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan
pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi mamajemen pendidikan untuk
menghadapi tantanngan sesuai dengan tuntunan perubahan kehidupan local, nasional, dan
global sehingga perlu dilakukan pembaruan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambung.
2. Pendidik dan Pendidikan Nasional
Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara
Sementara pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut.
Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan,
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman
3. Definisi kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu
4. Rumusan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah
Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat
yang peduli pendidikan
5. Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan
Prinsip Penyelenggaraan Pendidikan , pasal 4 ayat 1 menegaskan bahwa pendidikan
diselenggarakan secara demokrasi dan berkeadilan serta tidak diskriminatif, dengan
menjunjung hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa
6. Wajib Belajar
Kewajiban setiap warga Negara berusia tujuh sampai lima belas tahun untuk mengikuti
pendidikan dasar ( Pasal 6 ayat [6]) juga ada kewajiban pemerintah memberikan layanan dan
kemudahan serta menjamin penyelenggara pendidikan yang bermutu ( pasal 11 ayat [1])
7. Standar Nasional
Pada pasal 35 ayat 1 dan 2
Ayat 1
Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi kelulusan, tenaga
pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiyaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala
Ayat 3
Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
pendidik, sarana dan prasarana, pengelolaan dan standar pembiyaan
8. Kurikulum
Pengembangan kurukulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional ( pasal 36 ayat 1)
9. Pendanaan Pendidikan
Pada pasal 48 ayat 1 disebutkan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip
keadilan, efisiensi, transparasi, dan akuntabilitas public.
10. Pengelolaan Pendidikan
Pemerintah melakukan kebijakan nasional dan standar nasional pendidikan untuk menjamin
pendidikan nasional ( pasal 50 ayat 2 )
11. Peran serta masyarakat
Masyarakat berperan dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan meliputi perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan melalui Dewan Pendidikan dan Komite sekolah
MODUL 2 SENTRALISASI VERSUS DESENTRALISASI

Kegiatan Belajar 1
Pengertian Sentralisasi Dan Desentralisasi

A. Latar Belakang Desentralisasi


Ketidak berhasilan pemerintahan Orde Baru mengatasi krisis ekonomi tahun 1997-1998
menimbulkan efek berantai yang berwujud ketidakpuasan masyarakat terhadap hampir semua
kebijakan , tatanan pemerintahan, dan hasil-hasil karya pembangunan yang telah dilakukan
pemerintah Orde Baru dengan susah payah selama lebih kurang 32 tahun.
Puncak dari semua ketidakpuasan tersebut berujung pada jatuhnya Pemerintahan
Presiden Soeharto dan digantikan oleh pemerintahan Presiden B.J. Habibie, yang menandai tiik
awal dimulai reformasi di segala bidang, yang bahkan samapai sekarang belum selesai, malahan
ada yang mengatakan reformasi mati suri.
Desakan untuk menerapkan desentralisasi pemerintahan mencapai titik puncak dengan
diputuskannya Ketetapan MPR No.XV/MPR/1998,antara lain mengamanatkan
penyelenggaraan pemerintah daerah dengan memberikan kewenangan yang lebih luas kepada
daerah secara nyata dan bertanggung jawab

B. Pengertian Sentralisasi dan Desentralisai


Pada umumnya disepakati bahwa sentralisasi merujuk pada sejauh mana pengambilan
keputusan terkonsekuensi pada suatu titik di dalam organisasi, konsentrasi (pemusatan)
pengambilan keputusan yang tinggi (besar) bermakna tingkat sentralisasi yang tinggi,
sebaliknya konsentrasi yang rendah (kurang) menunjukkan tingkat sentralisasi yang rendah pula
atau dapat sisebut desentralisasi.
Konsep sentralisasi dan desentralisasi bersifat relatif tidak mutlak.

Tipe–tipe desentralisasi berdasarkan derajat besar kecilnya tanggung jawab dan


kebebasan dalam pengambilan keputusan yang diberikan oleh pemerintah pusat, sebagai
berikut:
Pertama dekonsentrasi
Kedua delegasi
Ketiga devolusi
Keempat privatisasi

Kegiatan Belajar 2
Kelebihan dan Kekurangan Sentralisasi dan Desentralisasi
A. Kelebihan dan Kelemahan Sentralisasi dan Desentralisasi

Desentralisasi, diakui dapat merespon perubahan yang terjadi sesuai dengan kondisi setempat
(lokal) secara cepat dan lebih tepat.
Disini perlu diberi catatan tambahan bahwa dalam sentralisasi, keputusan yang diambil berlaku
untuk seluruh organisasi (sampai unit-unit terkecil). Oleh karena itu, keputusan lebih bersifat
umum dan berakibat mengabaikan hal-hal spesifik yang terjadi pada unit-unit organisasi
dibawah. Sebaliknya, desentralisasi dianggap mampu merespon masalah-masalah spesifik dan
sesuai kebutuhan setempat secara lebih cepat.

B. Desentralisasi dan Kebijakan Pendidikan


Desentralisasi pemerintahan merupakan salah satu tonggak penting di dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, dari model berpikir (paradigm) lama penyelenggaraanpemerintahan
yang sentralistis kea rah pemberian otonomi yang luas dan nyata kepada daerah (desentralisasi
yang rill atau nyata).
Permasalahan pendidikan dalam kaitannya dengan desentralisasi tidak makin sederhana dengan
keluarnya UU tentang pemerintahan daerah karena di bidang pendidikan sendiri masih ada UU
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang proses pengesahannya sendiri berjalan
cukup a lot dan mendapat respon pro-kontra yang cukup besar.
Dalam hal ini, Mendiknas sebagai bagian dari Pemerintah (ingat bahwa Pemerintah adalah
Presiden bersama para mentrinya) dapat membuat kebijakan teknis kependidikan yang lebih
jelas dan operasional dan memasukkannya ke dalam Propenas ( Program Pembangunan
Nasional), sebagai jabaran dari kewenangan “membuat kebijakan tentang perencanaan nasional
dan pengendalian pembangunan nasional secara makro”.

C. MBS dan Konsep Desentralisasi


Berdasarkan kajian pengalaman MBS yang dipraktikkan dibeberapa Negara, didapati cirri-ciri
desentralisasi yang diberikan oleh penguasa pusat kepada level sekolah dalam bentuk
pemberian wewenang untuk mengambil keputusan.
Oleh karena dasar-dasar pemikiran MBS, secara teoritik sejalan dengan konsep desentralisasi
maka alas an-alasan dan keuntungan desentralisasi sebagian besar menjadi alasan dan
argumentasi akan perlunya MBS.

Anda mungkin juga menyukai