PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan kondisi dan potensi daerah,
satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan
pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat jasmani, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi sekolah, perkembangan karakteristik, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Penyusunan kurikulum sangat
diperlukan untuk mengakomodasi semua potensi yang ada di daerah dan untuk
meningkatkan kualitas satuan pendidikan dalam bidang akademis maupun non akademis,
memelihara budaya daerah, mengikuti perkembangan IPTEK yang dilandasi iman dan
taqwa.
Pemberlakuan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah menuntut pelaksanaan otonomi daerah dan wawasan demokrasi dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan pendidikan yang semula bersifat sentralistik
berubah menjadi desentralistik. Desentralisasi pengelolaan pendidikan dengan
diberikannya wewenang kepada satuan pendidikan untuk menyusun kurikulumnya
mengacu pada Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, yaitu Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan nasional dan Pasal 35
mengenai standar nasional pendidikan.
Desentralisasi pengelolaan pendidikan yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dan kondisi daerah harus segera dilaksanakan. Bentuk nyata desentralisasi pengelolaan
pendidikan adalah diberikannya kewenangan kepada satuan pendidikan untuk
mengambil keputusan berkenaan dengan pengelolaan pendidikan, seperti dalam
pengelolaan kurikulum, baik dalam penyusunan maupun pelaksanaannya di satuan
pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Pengembangannya
2
harus berdasarkan satuan pendidikan, potensi daerah, atau karakteristik daerah, sosial
budaya masyarakat setempat dan peserta didik.
Kurikulum disusun dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Penyusunan kurikulum berpedoman pada Keputuasan Menteri
pendidikan kebudayaan riset dan teknologi RI nomor : 56/M/2022 tentang pedoman
penerapan kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran. panduan yang disusun oleh
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ketentuan lain yang menyangkut
kurikulum, yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional serta Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang perubahan
atas peraturan pemerintah nomer 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang sesuai dengan Permendiknas
no 22 dan 23 tahun 2006, meliputi tujuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum,
silabus dan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
Untuk memenuhi amanat Undang-undang tersebut di atas dan guna mencapai tujuan
pendidikan nasional pada umumnya, serta tujuan pendidikan sekolah pada khususnya di
SLB Negeri 1 Bima memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum untuk jenjang
SMALB dengan menerapkan Kurikulum Darurat dan Kurikulum Merdeka. Melalui
kurikulum ini sekolah dapat melaksanakan program pendidikan sesuai dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Untuk itu, dalam pengembangannya
melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi kepada pemangku kepentingan
di lingkungan sekitar sekolah. Satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan
budaya. Kurikulum ini mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai
satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud di
antaranya: religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa
ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan serta tanggung jawab. Nilai-nilai
melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya sekolah.
3
B. Dasar Hukum Penyusunan Kurikulum
Dasar hukum penyusunan Dokumen I Kurikulum SLB Negeri 1 Bima Jenjang SMALB
adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015
tentang perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah.
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
4. Peraturan Pemerintah Nomor 4 tahun 2022 tentang perubahan Peraturan Pemerintah
nomor 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
6. Peraturan Mendikbud Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pedoman Organisasi dan Tata
Kerja Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun
2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahum 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahum 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 157 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Pendidikan Khusus.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang
Penumbuhan Budi Pekerti;
4
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.
16. Permendikbudristek RI Nomor 5 Tahun 2022 tentang standar kompetensi lulusan
pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan jenjang pendidikan
menengah.
17. Permendikbudristek RI Nomor 28 tahun 2021 tentang Organisasi dan tata kerja
Kemendikbudristek
18. Permendikbudristek RI nomor 7 tahun 2022 tentang standar isi pada pendidikan anak
usia dini, jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan menengah.
19. Permendikbudristek RI nomor 16 tahun 2022 tentang standar proses pada paud dan
dikdasmen.
20. Permendikbudristek RI nomor 21 tahun 2022 tentang standar penilaian pendidikan
pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar dan jenjang pendidikan
menengah.
21. Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10/D/KR/2017
tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti-Kompetensi Dasar, dan Pedoman
Implementasi Kurikulum 2013 Pendidikan Khusus.
22. Keputusan Mendikbud Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum
pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus
23. Surat keputusan kepala BSKAP Kemendikbudristek RI nomor : 008/H/KR/2022
tentang Dimensi, elemen, dan sub elemen profil pelajar pancasila pada kurikulum
merdeka
24. Surat keputusan kepala BSKAP Kemendikbudristek nomor : 008/H/KR/2022 tentang
capaian pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, jenjang pendidikan dasar, dan
jenjang pendidikan menengah pada kurikulum merdeka.
25. Panduan pemebelajaran dan asesmen revisi Juni 2022 diterbitkan oleh BSKAP
26. Buku Panduan proyek penguatan profil pelajar pancasila diterbitkan oleh BSKAP
tahun 2022
27. Keputusan Kepala Balitbangbuk Nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Berbentuk Sekolah Menengah Atas
untuk Kondisi Khusus.
5
28. Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat Nomor 7 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan;
29. Kalender Pendidikan Dinas Dikbud Provinsi NTB tahun pelajaran 2022/2023.
30. Kalender Pendidikan SLB Negeri 1 Bima tahun pelajaran 2022/2023.
D. Mekanisme
1. Pengembangan KTSP
a. Acuan Konseptual
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau
satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
cabang Dinas Dikbud Bima dan Kota Bima.
6
Penyusunan kurikulum untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB dan berpedoman pada
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta panduan penyusunan kurikulum
yang disusun oleh BSKAP. Adapun acuan yang dimaksud adalah :
1) Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri
(sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat,
serta tingkat perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual,
dan kinestetik peserta didik.
2) Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan
warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
3) Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan
membuat keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas
bidang keilmuan, berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan
berkolaborasi, menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif,
mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
4) Tuntutan Dunia Kerja.
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup.
Oleh sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
5) Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan sebagai penggerak utama
7
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan Iptek sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan
perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Iptek.
6) Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
7) Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media
pengikat dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan
nasional.
8) Dinamika Perkembangan Global Kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
9) Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada
budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
10) Karakteristik Satuan Pendidikan Kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.
b. Prinsip Pengembangan
Prinsip pengembangan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima meliputi:
8
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang.
Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat
pada peserta didik.
9
c) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat
kelas;
d) penyusunan kalender pendidikan SLB Negeri 1 Bima;
e) penyusunan silabus muatan lokal atau mata pelajaran muatan lokal; dan
f) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
3) Penetapan dilakukan kepala SLB Negeri 1 Bima berdasarkan hasil rapat dewan
pendidik SLB Negeri 1 Bima dengan melibatkan komite sekolah.
4) Pengesahan dilakukan oleh pemerintah daerah melalui Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat atau Kepala
Bidang Pendidikan Khusus sesuai dengan kewenangannya.
2. Pelaksanaan Kurikulum
a. Pengembangan
Pengembangan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima merupakan bagian dari kegiatan
perencanaan satuan pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan
pendidikan dan/atau kelompok satuan pendidikan yang diselenggarakan sebelum
tahun pelajaran baru. Tahap kegiatan pengembangan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima
secara garis besar meliputi:
1) penyusunan draf berdasarkan analisis konteks;
2) review, revisi, dan finalisasi; serta pengesahan oleh pejabat yang berwenang.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan diselenggarakan
oleh tim pengembang kurikulum SLB Negeri 1 Bima, Kantor Cabang Dinas
pendidikan dan Kebudayaan Bima dan Kota Bima, bidang Pendidikan Khusus
Dinas Dikbud Provinsi NTB sesuai dengan kewenangannya berkewajiban
melakukan koordinasi dan supervisi.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima merupakan tanggung jawab bersama
seluruh unsur satuan pendidikan yakni kepala sekolah, komite sekolah,tenaga
pendidik, dan tenaga kependidikan
3. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima meliputi:
a. Kebijakan SLB Negeri 1 Bima
10
Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum merupakan kewenangan dan tanggung
jawab penuh dari satuan pendidikan yakni SLB Negeri 1 Bima. Oleh karena itu
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan Kurikulum diperlukan kebijakan
satuan pendidikan yang ditetapkan dalam rapat satuan pendidikan dengan
melibatkan komite sekolah baik secara langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan Kurrikulum SLB Negeri 1 Bima merupakan proses
perwujudan kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik
merupakan unsur yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang
memadai. Selain itu tenaga kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan SLB Negeri 1 Bima
Pengembangan dan pelaksanaan Kurikulum SLB Negeri 1 Bima memerlukan
dukungan berupa ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang
termasuk sarana satuan pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan
kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada satuan
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana
olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai
unsur penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan Kurikulum SLB Negeri
1 Bima.
1. Tim Pengembang Kurikulum (TPK) SLB Negeri 1 Bima terdiri atas: kepala sekolah,
tenaga pendidik, konselor, dan wakil kepala sekolah bidang akademik/kurikulum
sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan pengembangan Kurikulum, Tim
Pengembang Kurikulum SLB Negeri 1 Bima mengikutsertakan komite sekolah,
pengawas Pembina, narasumber berkompeten, perwakilan guru tiap jenjang dan pihak
lain yang terkait. (SK Tim Pengembang Kurikulum SLB Negeri 1 Bima terlampir).
11
2. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Kantor Cabang
Dinas Dikbud Bima dan Kota Bima sesuai dengan kewenangannya melakukan
koordinasi dan supervisi melalui Pengawas Pembina.
12
12. Kurikulum darurat disiapkan oleh Kemendikbudristek merupakan penyederhanaan
dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut terjadi pengurangan kompetensi
dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan siswa dapat berfokus pada
kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk kelanjutan pembelajaran
ditingkat selanjutnya.
Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksankan sebagai penjabaran
visi yang telah ditetapkan dalam kurung Waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi
penyusunan program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan
berdasarkan masukan dari seluruh warga satuan pendidikan.
4. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan dalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap satuan pendidikan dengan
13
mengacu pada karakteristik dan/atau keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan pendidikan,
satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi.
5. Standar Isi (SI)
Standar isi (SI) adalah lingkup materi minimal dan tingakat kompetensi minimal,
mencapai kompetensi lulusan minimal, pada setiap jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
6. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar kompetensi lulusan (SKL) adalah ukuran kompetensi minimal yang harus
dicapai peserta didik setelah mengikuti suatu proses pembelajaran pada satuan
pendidikan tertentu, meliputi standar kompetensi lulusan satuan pendidikan, standar
kompetensi kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi mata pelajaran.
7. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
(afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
14
RPP adalah rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran dirancang untuk
memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental, fisik, melalui
interaksi antar peserta didik, guru, lingkungan dan sumber belajar lain.
11. Program Pembelajaran Individual (PPI) merupakan rumusan program pemebelajaran
yang disusun dan dikembangkan berdasarkan hasil asesmen terhadap kemampuan
individu anak yang tergambar dalam profil anak.
12. Capaian Pembelajaran (CP) menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013,
adalah kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari fase A
13. Peserta Didik
Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu.
14. Kompetensi
15. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk mencapai standar kompetensi
lulusan serta kemampuan lainnya dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
16. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik, materi pembelajaran, pendidik dan lingkungan.
17. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk menunjang
pencapaian tingkat kompetensi dan atau kemampuan lainnya pada kegiatan tatap
muka. Waktu penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik. Penugasan
terstruktur termasuk kegiatan perbaikan, pengayaan dan percepatan.
18. Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang didesain oleh pendidik untuk
15
menunjang pencapaian tingkat kompetensi mata pelajaran atau lintas mata pelajaran
atau kemampuan lainnya yang waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh peserta
didik.
19. Sistem Paket adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang
sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku
pada satuan pendidikan yang dimaksud.
20. Sistem Kredit Semester (SKS) adalah sistem penyelenggaraan program pendidikan
yang peserta didiknya menentukan sendiri beban belajar dan mata pelajaran-mata
pelajaran yang diikutinya setiap semester pada satuan pendidikan yang dimaksud.
21. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
22. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
23. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
24. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran
16
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
C. Visi
17
D. Misi
4. Pengamalan ajaran agama sebagai sumber kearifan dalam bertindak dan berperilaku
5. Penanaman nilai-nilai karakter peserta didik melalui pembiasaan secara rutin dan
berkesinambungan.
Tujuan satuan pendidikan SLB Negeri 1 Bima adalah membantu peserta didik untuk
dapat:
1. Terlaksananya kegiatan pembelajaran harian yang menyenangkan, aman, dan ramah
bagi peserta didik dan kegiatan program pra-mandiri, sehingga mampu menyesuaikan
diri dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat.
2. Terlaksananya program kegiatan keagamaan seperti peringatan hari-hari besar
keagamaan, shalat dzuhur berjamaah di sekolah, kegiatan Imtaq setiap hari Jumat
pada minggu pertama dan ketiga setiap bulannya, dll.
3. Terlaksananya Program 7 K (Keamanan, Ketertiban, kekeluargaan, Keindahan,
Kebersihan, Kenyamanan, Kerindangan) sehingga sekolah menjadi linkungan belajar
yang kondusif.
4. Terlaksanannya Progam 5 S (senyum, sapa, salam, salim, santun) untuk dapat menjadi
pembiasaan yang mencerminkan nilai luhur budaya bangsa.
5. Tercapainya tingkat kelulusan 100% sama dengan atau diatas rata-rata nilai ujian
nasional bagi siswa yang mengikuti Ujian Sekolah maupun ANBK.
6. Meningkatnya persentase lulusan yang dapat diterima di sekolah pada jenjang
lebih tinggi (Universitas/Perguruan Tinggi).
7. Menjuarai berbagai kompetisi akademik dan non akademik (LKS, KOSN,
FLS2N) tingkat Kabupaten, Provinsi, dan Nasional/Internasional.
8. Terlaksananya pelayanan yang optimal kepada semua pihak yang memerlukan
berdasarkan Sistem Administrasi Sekolah (SAS).
18
9. Dapat melakukan aktiitas harian secara mandiri.
10. Mematuhi aturan sosial yang berlaku di lingkungan masyarakat.
11. Memiliki keterampilan yang memadai sebagai bekal hidup dan penghidupannya
kelak.
12. Sekolah mencapai standar sarana/prasarana sekolah meliputi: semua sarana dan
prasarana, fasilitas, peralatan dan perawatan memenuhi Standar Pelayanan Minimal
(SPM) seperti memiliki jaringan internet, perpustakan sekolah, ruang keterampilan,
ruang artikulasi,kantin, asrama dan lain-lain.
Tujuan-tujuan yang dicanangkan di atas dalam upaya mencapai standar kompetensi
lulusan sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah. Permendikbud tersebut mengamanatkan bahwa peserta didik pada satuan
pendidikan/jenjang SMALB memiliki kualifikasi kemampuan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
F. Profil Sekolah
1. Identitas Sekolah
Nama Sekolah SLB Negeri 1 Bima
Satuan Pendidikan/Jenjang SMALB
Status Negeri
Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN) 50204063
Nomor Statistik Sekolah (NSS) 801230600401
Tahun berdiri 2005
Terakreditasi B
Alamat :
Jalan Lintas Tente Sambori
Desa Runggu
Kecamatan Belo
Kabupaten/Kota Bima
Provinsi NTB
Kode Pos 84173
Telepon / Fax / No. HP / WA 082247829301
19
2. Sumber Daya
a. Keadaan Peserta Didik
Pada Tahun Pelajaran 2022/2023, SLB Negeri 1 Bima pada Jenjang
SMALB memiliki jumlah peserta didik sebanyak 21 orang siswa, dengan rincian
sebagaimana tertuang pada tabel berikut:
Tabel 2.1 Rekapitulasi Jumlah Peserta Didik
Jenjang Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
Peserta Didik
Jumlah
Ketunaan Kelas X Kelas XI Kelas XII Rombel
L P L P L P L P L+P
A - - 1 - - - 1 - 1 1
B - 1 1 1 - - 1 2 3 2
C - 1 - 2 7 - 7 3 10 3
D - - 1 1 1 - 2 1 3 2
E 1 - 1 1 1 - 3 1 4 1
AUTIS - - - - - - - - - -
GANDA - - - - - - - - - -
JUMLAH 1 2 4 5 9 - 14 7 21 9
20
12. Syamsurizal, S.Pd - Guru PJOK
13. Aulia Nur Cahayu, S.Pd. - Guru Kelas
14. M. Najir S. Pd - Guru PABP
15. Lilis Suryani S. Pd - Guru PABP
16. Nur Atiatun Islamiah S.Pd - Guru Seni Musik
17. Anastasia Pramudita, S.Pd. - Guru Kelas
21
BAB III
MUATAN KURIKULUM DAN PENGATURAN BEBAN BELAJAR
A. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum jenjang SMALB terdiri atas muatan nasional dan muatan lokal.
1. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok mata pelajaran A,
kelompok mata pelajaran B, dan kelompok mata pelajaran C (Program Kebutuhan
Khusus), termasuk bimbingan konseling dan ekstrakurikuler wajib, pendidikan
karakter yakni kepramukaan.
a. Struktur Kurikulum Jenjang SMALB
Waktu belajar dilaksanakan pagi s/d siang hari dimulai pukul 07.30- 12.40 Wita
23
a) Hari belajar ditetapkan selama 6 hari, mulai hari Senin sampai Sabtu.
b) Setiap hari Senin dilaksanakan Upacara Bendera.
c) Setiap hari Selasa-Kamis dilaksanakan Apel Pagi
d) Kegiatan Literasi dilaksanakan selama 3 hari, mulai hari Selasa, Rabu, dan
Kamis dengan alokasi waktu 10 menit sebelum pelajaran di mulai.
e) Khusus pada hari Jum’at minggu ke 1 dan ke 3 setiap bulannya dilaksanakan
Kegiatan Imtaq pada jam pelajaran pertama.
f) Hari Sabtu dilaksanakan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), dan
Program Sabtu Budaya dengan kegiatan Senam Gemar Gatra, gotong royong,
kegiatan ekstrakurikuler, rapat koordinasi, pertemuan Dharma wanita dan
Atraksi permainan tradisional.
d. Bimbingan dan Konseling
2. Muatan Lokal
24
1. Beban Belajar Sistem Paket
X 40 46 36
XI 40 48 36
XII 40 48 36
25
1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti jumlah jam per minggu 2 jam pelajaran,
berarti beban tugas rumah sama dengan 1 jam pelajaran.
2) Matematika jumlah jam per minggu 2 jam pelajaran, berarti beban tugas rumah
sama dengan 1 jam pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka, kegiatan praktik yang berlangsung selama 2 jam pelajaran
setara dengan 1 jam pelajaran tatap muka.
2. Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill ).
b. Keunggulan Global
4. Pendidikan Karakter
27
a. Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan
1) Religius
b. Nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri
1) Jujur
2) Bertanggung jawab
3) Bergaya hidup sehat
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Berjiwa wirausaha
8) Berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif
9) Mandiri
10) Ingin tahu
11) Cinta ilmu
c. Nilai karakter dalam hubungannya dengan sesama
1) Sadar akan hak dan kewajiban diri dan orang lain
2) Patuh pada aturan-aturan sosial
3) Menghargai karya dan prestasi orang lain
4) Santun
5) Demokratis
d. Nilai karakter dalam hubungannya dengan lingkungan
1) Peduli sosial dan lingkungan
e. Nilai kebangsaan
1) Nasionalis
2) Menghargai keberagaman
28
Mata Pelajaran Nilai Utama
a. Remedial
29
Kegiatan diberikan kepada peserta didik yang belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal. Oleh karena itu kepada pesert adidik yang bersangkutan
wajib diberikan remedial maksimal sampai dengan 3 kali penilaian.
Pelaksanaan remedial dapat dilakukan melalui beberapa cara berikut :
1) Dari hasil Ulangan Harian, siswa yang belum tuntas dianalisa indikator yang
mana atau soal nomor berapa yang belum tuntas dari suatu KD, kepadanya
diberikan pembelajaran sesuai dengan materi yang belum tuntas dengan cara
dan metode yang berbeda, kemudian dinilai/dites kembali hingga mencapai
ketuntasan. Jika dari hasil tes masih belum memenuhi KKM, kegiatan remedial
bisa dilakukan lagi sampai maksimal 3 (tiga) kali.
2) Kepada siswa yang belum mencapai ketuntasan ditugaskan untuk belajar
kembali KD yang belum tuntas nilai UH-nya, kemudian pada waktu yang telah
ditentukan dites/dinilai kembali hingga mencapai ketuntasan minimal. Jika
dengan cara ke 2 (dua) ini hasil tesnya belum mencapai KKM kegiatan remedial
melalui cara ini bisa dilakukan lagi sampai maksimal 3 (tiga) kali.
3) Jika telah diremedial dengan cara 1 (satu) atau cara 2 (dua) hingga 3 (tiga) kali
juga belum mencapai KKM, penuntasannya bisa dilakukan dengan cara peserta
didik yang bersangkutan diberi tugas tertentu sesuai dengan KD yang belum
tuntas, kemudian dinilai sehingga mencapai ketuntasan
4) Nilai maksimal yang diberikan guru kepada siswa yang mengikuti remedial
sesuai dengan batas KKM.
b. Kegiatan Pengayaan
Peserta didik yang telah mencapai KKM dalam ulangan harian berhak
mendapatkan pengayaan, misalnya melalui kegiatan penugasan membaca buku,
membuat rangkuman atau membuat karangan, namun tidak mempengaruhi atau
menambah nilai Ulangan Harian, karena bagi peserta didik yang mendapatkan
remedial walaupun nilai Ulangan remidialnya mendapatkan nilai tinggi yang
dimasukan kedalam nilai Ulangan Harian hanya sebatas nilai KKM.
30
7. Beban Kerja Sebagai Pendidik
Uraian tentang pengaturan alokasi waktu pembelajaran per jam tatap muka,
jumlah jam pelajaran per minggu, jumlah minggu efektif per semester dan per tahun
pelajaran, jumlah jam pelajaran per semester dan per tahun.
Uraian tentang pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada
mata pelajaran tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur (KMTT).
31
3.3 Ketuntasan Belajar Minimum (KBM)
Tunanetra (A), Tunarungu (B), Tunadaksa (D), Tunalaras (E)
Untuk Jenjang SMALB di SLB Negeri 1 Bima
Semester Ganjil/Genap
No Mata Pelajaran
Kelas X Kelas XI Kelas XII
1. Pendidikan Agama dan BP 75 80 80
Pendidikan Pancasila dan
2. 80
Kewarganegaraan 75 75
3. Bahasa Indonesia 80 80 80
4. Matematika 70 75
70
5. IPS 75 75
75
6. IPA 75 75
70
7. Bahasa Inggris 70 80
70
8. Seni Budaya 75 85
75
9. PJOK 70 75
75
10. Keterampilan Pilihan 80 70 80
11. Progsus 75 75 80
33
3) Peserta didik memperoleh nilai minimal sama dengan Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yang telah ditetapkan dalam Kurikulum pada
penilaian akhir tahun pelajaran berdasarkan nilai semester ganjil dan
genap untuk seluruh mata pelajaran,
4) Peserta didik mengulang di kelas yang sama, apabila tidak menuntaskan
atau memperoleh nilai di bawah Ketuntasan Belajar Minimal (KBM) yang
telah ditetapkan dalam Kurikulum SLB Negeri 1 Bima lebih dari atau sama
dengan tiga mata pelajaran.
5) Penilaian akhir tahun (PAT) pelajaran berdasarkan perolehan nilai pada
semester satu dan dua.
6) Kehadiran siswa di kelas mencapai minimal 90%, dari jumlah hari belajar
efektif dalam satu tahun pelajaran dengan ketentuan:
ketidakhadiran tanpa keterangan ( alpha ) tidak melebihi 10% dari
jumlah hari belajar efektif dalam satu tahun pelajaran
ketidakhadiran karena sakit pada satu tahun pelajaran berdasarkan
surat dari dokter,
ketidakhadiran karena ijin pada satu tahun pelajaran maksimal 8 hari
berdasarkan surat keterangan dari orang tua,
7) Bobot Point Pelanggaran pada satu tahun pelajaran tidak melebihi 75 point,
8) Mengikuti minimal 2 (dua) kegiatan pengembangan diri (wajib dan pilihan)
dengan nilai minimal Baik dan untuk peserta didik kelas X mengikuti
pengembangan diri hanya disarankan 1 (satu) dengan nilai Baik.
9) Nilai rapor diperhitungkan dari nilai Ulangan Harian (UH), nilai ulangan
tengah semester (UTS) dan nilai akhir semester (UAS)
Sebagai acuan dalam pengolahan nilai rapor ditetapkan beberapa
kriteria sebagai berikut :
Nilai Rapor yang diperoleh dari hasil tes tulis/lisan dihitung dengan
rumus Jika PH dilaksanakan lebih dari 4 kali, maka angka pembaginya
tidak selalu dengan angka 6, tetapi bisa 7, 8 dst. sesuai dengan berapa kali
PH/tes tulis dilaksanakan. Khusus pada mata pelajaran tertentu dimana
hasil PTS atau PAS yang dilakukan secara bersama-sama apalagi soalnya
dibuat oleh pengurus MGMP dan hasil nilai sangat kecil maka bobot
nilainya akan diatur kemudian atau melalui konfersi nilai yang ditentukan
34
oleh staf kurikulum atau guru yang bersangkutan sehingga tidak
mempengaruhi ketuntasan nilai PH.
10) Kenaikan kelas dirapatkan dan diputuskan dalam rapat dewan guru.
b. Strategi Penanganan Peserta Didik Yang Tidak Naik Kelas.
1) Kehadiran peserta didik
2) Kondisi penilaian hasil belajar alas semester 1 dan 2,
3) Adanya surat pernyataan dengan materai 6000
4) Unsur kepsek. Wakil, kurikulum, bk dan perwakilan orang tua murid
5) Etika dan sopan santun peserta didik
c. Siswa dinyatakan tidak naik kelas apabila ;
1) Terdapat 3 nilai Mapel yang KBM nya tidak TUNTAS.
2) Peserta didik tidak menyelesaikan seluruh program pembelajaran selama
satu tahun pelajaran;
3) Peserta didik memperoleh penilaian akhir dengan kriteria tidak baik pada
kelompok mata pelajaran nilai agama dan akhlak mulia dan kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
4) Peserta didik memperoleh nilai kurang dari nilai Ketuntasan Belajar
Minimal (KBM) yang telah ditetapkan dalam Kurikulum pada penilaian
akhir tahun pelajaran berdasarkan nilai semester ganjil dan genap untuk
seluruh mata pelajaran,
5) Kehadiran siswa di kelas mencapai kurang dari 90%, dari jumlah hari
belajar efektif dalam satu tahun pelajaran dengan ketentuan:
ketidakhadiran tanpa keterangan ( alpha ) melebihi 10% dari jumlah hari
belajar efektif dalam satu tahun pelajaran
ketidakhadiran karena sakit pada satu tahun Pelajaran tidak ada surat
keterangan dari dokter, dianggap alpha.
ketidakhadirankarena ijin pada satu tahun pelajaran lebih dari 8 hari
dalam satu tahun pelajaran
6) Bobot Point Pelanggaran pada satu tahun pelajaran melebihi 75 point,
2. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan.
1) Lulus dari Ujian Nasional.
35
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Tentang
Prosedur Operasi Standar (POS) Ujian Sekolah untuk SMALB dan
Keputusan Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB serta peraturan lainnya
bilamana ada untuk tahun pelajaran 2022/2023. Kriteria kelulusan berikut
ini berdasarkan pada ketentuan POS dan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTB yang berlaku untuk SMALB
pada tahun pelajaran 2022/2023.
2) Lulus dari Satuan Pendidikan.
a) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
Hal ini berarti peserta didik telah mengikuti program pembelajaran
seluruh mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum yang digunakan,
yaitu kurikulum SMALB Negeri 1 Bima
b) Pemenuhan persyaratan ini dilihat pada kelengkapan laporan hasil
belajar yang tercantum pada rapor yang dimiliki peserta didik mulai
semester 1 sampai semester 12. Ketentuan ini menjadi prasyarat untuk
mengikuti Ujian sekolah dan Ujian Nasional. Penilaian ini dilakukan oleh
satuan pendidikan bersama pendidik.
c) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran:
(1) Kelompok mata pelajaran A
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Bahasa Indonesia
Matematika
Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Sosial
Bahasa Inggris
(2) Kelompok mata pelajaran B
Seni Budaya dan Prakarya
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Keterampilan Pilihan
(3) Kelompok mata pelajaran C
36
Pengembangan Program Kekhususan
d) Penilaian akhir untuk masing-masing kelompok mata pelajaran
dilakukan oleh satuan pendidikan dengan mempertimbangkan hasil
penilaian peserta didik oleh pendidik.
e) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan Budi
Pekerti dilakukan melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan
sikap.
f) Penilaian perkembangan pengetahuan peserta didik, dilakukan melalui
ulangan dan atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik.
3) Lulus Ujian Sekolah.
a) Ujian sekolah mencakup :
(1) Ujian untuk menilai pencapaian Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) terukur pada Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) pada mata pelajaran dalam kelompok A, Kelompok B dan
Kelompok C yang tidak diujikan pada ujian nasional;
(2) Ujian praktik untuk mata pelajaran yang tidak dinilai melalui
Ujian Sekolah/ANBK.
(3) Hasil ujian sekolah digunakan sebagai pertimbangan untuk:
penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan;
pembinaan peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan
serta pengembangan fasilitas dalam upaya peningkatan mutu
pendidikan.
37
f) Ketertiban ketika mengikuti pelajaran di kelas atau di tempat lain;
g) Kriteria lainnya yang dapat dikembangkan oleh masing-masing
satuan pendidikan dan pendidik.
2) Penilaian atau penugasan dilakukan sekolah dengan materi ujian
berdasarkan kurikulum yang digunakan. Hasil penilaian akhir terdiri dari
3 (tiga) aspek ( Pengetahuan, Keterampilan dan sikap) yang masing-masing
harus minimum baik. Baik hasil pengamatan terhadap perkembangan
perilaku hasil ulangan atau penugasan. Mata Pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan, Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui
pengamatan terhadap perubahan perilku dan sikap untuk menilai
perkembangan afeksi peserta didik dan dan kepribadian, serta melalui
ulangan, atau penugasan untuk mengukur aspek mengukur aspek
pengetahuan peserta didik. Pengamatan yang dilakukan untuk menilai
kelompok mata pelajaran. Pendidikan Kewarganegaraan dan kepribadian
dapat menggunakan indkator:
a) menunjukkan kemauan belajar;
b) ulet tidak mudah menyerah;
c) mematuhi aturan sosial;
d) tidak mudah dipengaruhi hal yang negatif;
e) berani bertanya dan menyampaikan pendapat;
f) kerja sama dengan teman dalam hal yang positif;
g) mengikuti kegiatan ekstra kurikuler satuan pendidikan;
h) kriteria lainnya yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.
38
psikomotorik peserta didik. Pengamatan yang dilakukan untuk menilai
kelompok mata pelajaran estetika dapat menggunakan indikator:
a) apresiasi seni;
b) kreasi seni;
c) kriteria lainnya dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan.
d) Hasil penilaian akhir yang merupakan gabungan dari hasil penilaian
dari beberapa observasi ditentukan oleh satuan pendidikan.
G. Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan diri di SLB Negeri 1 Bima disesuaikan dengan minat dan
bakat peserta didik serta dukungan wali murid. Jenis kegiatan pengembangan diri di SLB
Negeri 1 Bima adalah : Olah Raga (atletik, catur tunet, tenis meja, serta olahraga
permainan), Seni Budaya ( Seni musik, Seni baca puisi, dan menyanyi)
H. Kalender Pendidikan
Beberapa aspek yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender pendidikan
sebagai berikut:
1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada
awal tahun pelajaran pada setiatuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan
Juni tahun berikutnya.
40
2. Pengaturan Waktu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah kami mengalokasikan lamanya minggu
efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Waktu pembelajaran
efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri
3. Libur Khusus Sekolah adalah kegiatan yang khusus diadakan dan sudah
direncanakan serta dilaksanakan di sekolah, pada poin ini mungkin tidak sama
dengan sekolah lain yang sejenis pada jenjang yang sama. Misalnya Hari Jadi
Sekolah SLB Negeri 1 Bima tanggal 21 Juli.
4. Pengaturan Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah kami ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten,
dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus. Libur jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun pelajaran digunakan untuk penyiapan kegiatan
dan administrasi akhir dan awal tahun. Hari libur umum/nasional atau penetapan
hari, serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan
Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kab.
41
BAB IV
PENUTUP
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantiasa menuntun dan membimbing kami dalam penyusunan kurikulum ini. Sebuah usaha
yang sangat jauh dari sempurna ini semoga akan membawa manfaat sebanyak-banyaknya
bagi banyak orang khususnya keluarga besar SLB Negeri 1 Bima.
Terimakasih sekali lagi kami sampaikan kepada semua pihak yang telah terlibat
secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan kurikulum ini. Kami menyadari
masih banyak kekurangan sehingga masukan dari semua pihak yang berkepentingan dengan
kurikulum ini akan sangat membantu mengisi kekurangan kami, dan dapat memperbaiki di
kemudian hari.
42
LAMPIRAN – LAMPIRAN
43
Lampiran 1 :
Penanggung Jawab : Kepala SLB Negeri 1 Bima (Fahmi Hatib, S.Pd., M.Pd.)
44
INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP
PENILAIAN
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR
0 1 2 3 4
Cover/halaman judul: berisi judul, logo sekolah dan atau logo Pemprov, tahun
pelajaran, dan alamat sekolah.
1 Logo sekolah dan atau daerah V
2 Judul : Kurikulum …. V
3 Tahun Pelajaran V
4 Alamat sekolah V
Lembar Persetujuan &Pengesahan
1 Rumusan kalimat pengesahan V
2 Tanda tangan kepala sekolah dan stempel sekolah V
3 Tanda tangan komite sekolah dan stempel komite sekolah V
4 Tanda tangan pengawas/pejabat dinas/kepala dinas Dikbud provinsi V
Daftar Isi
1 Kesesuaian halaman V
Pendahuluan
1 Latar Belakang V
2 Landasan/Dasar Hukum V
3 Tujuan V
4 Mekanisme
a. Pengembangan KTSP V
b. Pelaksanaan KTSP V
c. Daya Dukung V
5 Pihak yang Terlibat V
Tujuan Satuan Pendidikan & Profil Sekolah
(Lihat Juknis analisis Standar Pengelolaan dan Permendikbud No. 54 Tahun 2013 tentang SKL)
1 Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka waktu tertentu V
yang mencakup domain sikap, pengetahuan, dan keterampilan
2 Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional; visi dan V
misi daerah setempat, serta relevan dengan kebutuhan masyarakat
3 Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh V
sekolah dan Pemerintah
4 Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan v
termasuk komite sekolah dan diputuskan dalam rapat dewan pendidik yang
45
PENILAIAN
NO KOMPONEN DAN INDIKATOR
0 1 2 3 4
dipimpin oleh kepsek
Muatan Kurikuler & Pengaturan Beban Belajar
1 Muatan Kurikuler (Nasional & Lokal) dilengkapi struktur kurikulum V
2 Pengaturan Beban Belajar V
3 Kriteria Ketuntasan Minimal (berisi tentang KKM per mata pelajaran yang V
ditetapkan oleh sekolah dengan memperhatikan rambu-rambu/ panduan penetapan
KKM)
4 Penilaian Hasil Belajar (lihat Permendikbud tentang Penilaian, model analisis V
hasil belajar, dan model pengembangan penilaian
5 Kenaikan Kelas dan Kelulusan (berisi tentang kriteria kenaikan kelas dan V
kelulusan, serta strategi penanganan peserta didik yang tidak naik atau tidak lulus
yang diberlakukan oleh sekolah)
6 Kalender Pendidikan (berisi tentang hari belajar efektif dan kegiatan-kegiatan yang V
akan dilaksanakan oleh satuan pendidikan)
Perolehan Nilai
Catatan:
1. Nilai maksimal 124
Perolehan Nilai
2. Nilai = xx 100
Nilai Maksimal
3. Dokumen KTSP yang mendapat nilai ≤ 75 perlu direvisi pada bagian yang mendapat nilai kurang
4. Nilai =
46